UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MENGHAFAL AL-QURAN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
HANIFAH NIM 125 07 012 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2012
Miftachur Rif’ah, M.Ag. Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion N0.03 Salatiga Tlp. (0298 ) 323706,323444 Kode Pos 50712 NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Sdri. Hanifah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di tempat Assalamu,alaikum Wr. Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya , maka skripsi saudara : Nama : Hanifah NIM : 125 07 012 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MENGHAFAL AL QUR,AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 13 Maret 2012
Miftachur Rif’ah, M.Ag NIP. 197203081998032006
SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MENGHAFAL AL-QURAN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 DISUSUN OLEH HANIFAH NIM : 125 07 012 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26 Maret 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S I Kependidikan Islam Susunan panitia penguji Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M.Ag. Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Penguji I : Mufiq, M.Phil. Penguji II : Jaka Siswanta, M.Pd. Penguji III : Miftachur Rif’ah, M.Ag.
Salatiga, Maret 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 9580827198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Hanifah
NIM
: 125 07 012
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Yang menyatakan
Hanifah
2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ﻭﻋﻠﻤﻪ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﺗﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺧﲑﻛﻢ
Yang paling baik diantara kamu adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku Rofi’I dan Sulastri Suamiku Nur Cholis Anak-anakku tercinta kepada mereka do’a dan restuku, semoga mereka menjadi imam bagi orang- orang yang bertaqwa: `Dian dan Naila Untuk Saudara dan teman-temanku, semoga estafet perjuangan kita tiada pernah terputus
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa Rahmat dan kasih sayang-Nya tercurah kepada kita. Kepada sang Mustafa Nabi Muhammad SAW. dihaturkan solawat dan salam, semoga kita termasuk dalam umatnya. Penuliasan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam di STAIN Salatiga. Adapun skripsi ini berjudul, UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MENGHAFAL AL QUR,AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil, oleh karena itu ucapan terimakasih yang tiada terkira kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga 2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku pembantu ketua bidang akademik 3. Suwardi, M.Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah 4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.pd. selaku kepala PROGDI PGMI 5. Dra. Siti Asdiqoh, M.Pd. selaku pembimbing akademik 6. Miftachur Rif’ah, M.Ag. yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen atas ketulusannya memberikan ilmu serta tauladan khasanah 8. Durotul Qorinah, S.PdI. selaku kepala MI Ma’arif Tuntang yang telah memberikan ijin penelitian demi menyelesaikan tugas skripsi ini 9. Orang tuaku yang doanya senantiasa teriring dalam setiap langkah hidupku 10. Suamiku Nur Cholis, yang dengan sabar mendukung dan membantu dalam menyelesaikan studi. 11. Anak-anaku tercinta yang menjadi motivasi terbesar dalam hidupku: Dian, Naila 12. Teman-teman guru MI Gading Tuntang yang telah memberikan pengertian dan kelonggaran waktu untuk menyelesaikan skripsi ini 13. Topa, Ifa yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini Kepada mereka, penulis hanya mampu merendahkan hati terurai doa kepada Allah Azza
Wajalla. Semoga mereka diberikan yang terbaik dan
senantiasa ditunjukkan ke jalan orang-orang yang selalu diteguhkan hatinya, Amien. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tiada luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun diterima dengan hati yang lapang. Atas perhatianya diucapkan terima kasih Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
ABSTRAK
Hanifah. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Menghafal Al Qur’an Melalui Strategi Peer Lesson Pada Siswa Kelas V Madrasah IbtidaiyahMa’arif Tuntang Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Miftachur Rif’ah, M. Ag. Kata Kunci: Meningkatkan prestasi menghafal melalui strategi Peer Lesson Penggunaan metode ceramah yang menyebabkan pembelajaran kurang menyenangkan, juga siswa diposisikan sebagai subjek pembelajaran yang pasif, akibatnya adalah motivasi dan prestasi menghafal siswa kurang maksimal. Maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tiga kali siklus sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan prestasi menghafal siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Tuntang Tahun pelajaran 2011/2012. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1.) Apakah strategi peer lesson dapat meningkatkan motivasi menghafal Al-Quran? Dan (2.) Apakah strategi peer lesson dapat meningkatkan prestasi menghafal Al-Quran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut menerapkan penelitian tindakan kelas yang meliputi rangkaian siklus dengan analisis deskriptif prosentase. Temuan penelitian ini menunjukkan peningkatan disetiap siklusnya. Dalam hal motivasi menunjukkan peningkatan secara bertahap. Hal ini bisa dilihat pada tingkat rutinitas dan kerjasama siswa, tingkat rutinitas pada siklus I baru mencapai 31 poin (45,6%) pada siklus II meningkat lagi menjadi 50 poin (73,5%) pada siklus III meningkat 62 poin (91,2%), tingkat kerjasama siswa pada siklus I sebesar 33 poin (48,5%) pada siklus II meningkat menjadi 48 poin (70,6%) pada siklus III meningkat lagi sebesar 61 poin ( 89,7%). Dalam hal prestasi menghafal juga mengalami peningkatan secara bertahap. Pada pra siklus ketuntasan mencapai 23,5% siswa. Pada siklus I dicapai prosentase ketuntasan sebesar 41,2% pada sikus II dicapai prosentase ketuntasan belajar sebesar 76,5 % . pada siklus III dicapai ketuntasan belajar sebesar 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi menghafal siswa kelas V MI Ma’arif tuntang tahun pelajaran 2011/2012 dalam hal menghafal AlQur’an. Mengacu pada temuan tersebut maka strategi peer lesson dapat menjadi pilihan strategi untuk membelajarkan materi menghafal Al-Qur’an.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
KATA PANGANTAR .................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian ................................................................
5
E. Manfaat Penelitian .................................................................
6
F. Definisi Operasional ...............................................................
7
G. Metode Penelitian ..................................................................
9
H. Sistematika Penulisan .............................................................
14
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Menghafal Al-Quran ...............................................................
16
B. Pembelajaran Menghafal Al-Quran di MI ................................
32
C. Strategi Peer Lesson ................................................................
37
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tuntang ....................................
40
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................
44
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..............................................
50
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ............................................
54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus .......................................
59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
69
C. Faktor Penghambat dan Pendukung ........................................
71
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
74
B. Saran ......................................................................................
76
C. Kata Penutup ..........................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
: Denah Tempat Duduk Siklus I
Gambar 3.2
: Denah Tempat Duduk Siklus II
Gambar 4.1
: Ketuntasan Siswa Pra Siklus
Gambar 4.2
: Ketuntasan Siswa pada Siklus I
Gambar 4.3
: Ketuntasan Siswa pada Siklus II
Gambar 4.4
: Ketuntasan Siswa pada Siklus III
Gambar 4.5
: Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III
Gambar 4.6
: Rutinitas Siswa dari Siklus I – III
Gambar 4.7
: Kerjasama Siswa dari Siklus I – III
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
: Nilai Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2
: Rutinitas Siswa pada Siklus I
Tabel 4.3
: Kerjasama Siswa pada Siklus I
T abel 4.4
: Nilai Prestasi Menghafal siswa pada Siklus I
Tabel 4.5
: Rutinitas Siswa pada Siklus II
Tabel 4.6
: Kerjasama Siswa pada Slklus II
Tabel 4.7
: Nilai Prestasi Menghafal Siswa pada siklus II
Tabel 4.8
: Rutinitas Siswa pada Siklus III
Tabel 4.9
: Kerjasama Siswa pada Siklus III
Tabel 4.10
: Nilai Prestasi Menghafal Siswa pada Siklus III
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
:
Silabus
Lampiran 2
:
Skenario
Pembelajaran
(Rencana
Pelaksanaan
(Rencana
Pelaksanaan
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran) Siklus I Lampiran 3
:
Skenario
Pembelajaran
Pembelajaran) Siklus II Lampiran 4
:
Skenario Pembelajaran)
Pembelajaran Siklus III
Lampiran 5
:
Lembar Observasi Siklus I
Lampiran 6
:
Lembar Observasi Siklus II
Lampiran 7
:
Lembar Observasi Siklus III
Lampiran 8
:
Nilai Prestasi Menghafal Pra Siklus
Lampiran 9
:
Nilai Prestasi Menghafal Siklus I
Lampiran 10
:
Nilai Prestasi Menghafal Siklus II
Lampiran 11
:
Nilai Prestasi Menghafal Siklus III
Lampiran 12
:
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 13
: Surat
Keterangan
Penelitian
Ibtidaiyah Ma’arif Tuntang
dari
Kepala
Madrasah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan Al-Qur’an merupakan dasar penting yang harus diajarkan orang tua kepada anaknya sejak dini. Hal ini merupakan salah satu pondasi Islam untuk mengembangkan anak sesuai dengan fitrahnya. Selain itu, cahaya-cahaya hikmah dapat merasuk ke dalam hati mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsu dan kegelapan dengan kekeruhan maksiat dan kesesatan. Pendidikan Al-Qur’an pada tahapan awal dilakukan dengan cara membaca, sebagaimana pada arti ayat pertama surat Al-Alaq “bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan” (Al-Alaq: 1). Berkenaan dengan itu, pengajaran membaca Al-Qur’an penting untuk dilakukan sesuai dengan ajaran Rasulullah yang memberi perhatian luar biasa terhadap kegiatan ini sebagaimana sabda Beliau (Ash-Shabuni,2001:6):
(ﺧﯿﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻘﺮان وﻋﻠﻤﮫ ) رواه اﻟﺒﺨﺎري Artinya : “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”. (H. R. Bukhori). Salah
satu
cara
melestarikan
Al-Qur’an
adalah
dengan
mengajarkannya pada anak-anak sejak dini. Hal ini dilakukan dengan memasukkan pendidikan Al-Qur’an pada kurikulum mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di tingkat madrasah ibtidaiyah. Pendidikan ini bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan, dan
menggemari Al-Qur’an dan Hadits serta
menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits untuk mendorong, membina, dan membimbing akhlaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu, pendidikan ini juga memberi bekal untuk menuju tingkat yang lebih tinggi (MTs) (Kurikulum MI 2004: 4). Hal ini merupakan cermin usaha pemeliharaan kitab suci umat Islam yang akan diberi pertolongan oleh Allah sebagaimana telah difirmankan olehNya dalam Surat Al-Hijr ayat 9:
ÇÒÈ tb qÝà Ïÿ»ptm: ¼çms9 $¯RÎ)ur tø.Ïe%!$#$uZø9¨“tR ß` øtwU $¯RÎ) “Sesungguhnya
Kami-lah
yang
menurunkan
Al
Quran,
dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya” (Al Hijr: 9) Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits memang memiliki perbedaan yang signifikan dengan mata pelajaran yang lain, yakni menitikberatkan pada aspek ingatan (hafalan). Mata pelajaran lain pada umumnya lebih menekankan pada pemahaman, jika seseorang telah faham dengan maksud suatu kalimat maka sudah dianggap hafal meskipun ada beberapa kalimat yang terpotong. Berbeda dengan itu, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an sangat membutuhkan kejelian dan kehati-hatian sebab kesalahan dalam menghafal sebuah ayat akan berakibat fatal terhadap makna ayat tersebut.
Sebagai mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada hafalan, pelajaran ini masih menemui banyak kendala terutama dalam hal motivasi menghafal dan prestasi hafalannya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang tepatnya guru dalam menentukan suatu strategi pembelajaran. Penggunaan Strategi pembelajaran yang tepat memiliki andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, ketepatan seorang guru dalam memilih suatu strategi pada mata pelajaran
tertentu
merupakan
langkah
awal
untuk
mencapai
suatu
keberhasilan. Kemampuan yang diharapkan dapat di miliki oleh anak didik akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan strategi yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam suatu tujuan. Guru harus cerdas dan berhatihati dalam melaksanakan tugasnya, mengingat anak pada tingkat madrasah ibtidaiyah sangat berkesan dengan apa yang telah diajarkan oleh gurunya. Siswa memiliki daya ingat yang sangat tajam terhadap pembentukan karakteristik pada perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, seorang guru harus benar-benar memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswasiswanya sehingga dapat membangkitkan motivasi belajarnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi menghafal AlQur’an dapat dilakukan dengan menggunakan strategi peer lesson. Strategi ini di kalangan dunia pesantren identik dengan simak-menyimak karena baik
peer lesson maupun simak-menyimak sama-sama merupakan pembelajaran dari teman sebaya sebagai usaha dalam memperbaiki tingkat hafalannya. Metode simak-menyimak di kalangan dunia pesantren Tahfidzul Qur’an sudah dapat dibuktikan keefektifannya. Namun, strategi ini dalam pembelajaran masih perlu dikaji lagi. Penelitian ini bermaksud mengkaji penerapan strategi peer lesson pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Semarang. Kondisi MI tersebut sudah tergolong bagus, terbukti dengan perolehan nilai 92 pada akreditasi tahun 2011,
namun pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits ini masih banyak
menemui kendala dalam hal menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Berangkat dari uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti bagaimana peranan strategi peer lesson dalam meningkatkan prestasi menghafal siswa dengan mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MENGHAFAL ALQUR’AN MELALUI STRATEGI PEER LESSON PADA SISWA KELAS V MI MAARIF TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang akan diteliti dalam riset ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah strategi peer lesson dapat meningkatkan motivasi menghafal AlQur’an pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Semarang Tahun 2012. 2. Apakah strategi peer lesson dapat meningkatkan prestasi menghafal AlQur’an pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Semarang Tahun 2012.
C. Tujuan Penelitian Konsekuensi dari pokok permasalahan yang telah dipaparkan memunculkan tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui apakah penggunaan stragi peer lesson dapat meningkatkan motivasi menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui apakah penggunaan strategi peer lesson dapat meningkatkan prestasi menghafal Al-Qur’an siswa kelas V MI Maarif Tuntang Tahun 2012.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Menurut Margono (2004;67), “hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya”. Pengertian hipotesis menurut Arikunto (1999;67) adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul”. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan strategi peer lesson dapat meningkatkan motivasi menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Semarang Tahun 2012. 2. Penerapan strategi peer lesson dapat meningkatkan prestasi menghafal AlQur’an pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Semarang Tahun 2012. Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut:
No 1
Indikator Keberhasilan Motivasi menghafal siswa
Sub Indikator Keberhasilan · Siswa rutin dalam mengulangulang hafalannya · Siswa
menampakkan
kerja
sama yang baik sesama teman dalam menghafal 2
Prestasi menghafal siswa
· Siswa hafal dengan tartil · Siswa hafal dengan lancar
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Mendapat teori baru tentang peningkatan prestasi menghafal AlQur’an. b. Meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran menghafal Al-Qur’an dalam rangka menjaga kemurnian Al-Quran 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Meningkatkan prestasi menghafal Al-Qur’an 2) Meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran menghafal AlQuran.
b. Manfaat bagi guru 1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. 2) Menambah pengetahuan guru tentang pembelajaran menghafal AlQur’an dalam rangka menjaga kemurnian Al-Qur’an c. Manfaat bagi sekolah 1) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 2) Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran menghafal Al-Qur’an pada mata pelajaran A l-Quran Hadits.
F. Definisi Operasional Timbulnya salah pengertian dan kesimpangsiuran dalam pembahasan akan penulis hindari dengan memberikan batasan atau penegasan istilah sebagai berikut: 1. Prestasi Prestasi dalam penelitian ini digunakan untuk menilai kemampuan anak, yaitu sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang telah diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (Soetomo, 1993:248). Untuk mengetahui tercapai tidaknya penguasaan
atau
keberhasilan anak terhadap materi yang telah diajarkan, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada
siswa. Adapun indikator keberhasilan itu ditunjukkan adanya daya serap terhadap bahan pengajaran mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok serta perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok ( Djamaroh, 2002: 120). Menurutnya apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal,atau bahkan maksimal maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru, artinya tujuan pembelajaran telah dapat dicapai. Dengan demikian maka prosentase ini dapat dijadikan sebagai standar patokan terhadap Kriteria Ketuntasan Kelas ( KKK).
Indikator prestasi
pada penelitian ini
ditunjukkan dengan ketuntasan siswa sebanyak 75% terhadap KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70. Menurut Djamaroh kategori ini tergolong baik atau minimal. Hal yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menilai tingkat tartil dan kelancaran siswa dalam
menghafal Al-Quran pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Upaya
untuk mencapai
kriteria di atas
hal yang
sangat
penting untuk dilakukan adalah memotivasi siswa dengan baik. Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah
kelakuan
(
Hamalik,2003:
161
).
Menurutnya
cara
menggerakkan motivasi belajar siswa di antaranya adalah dengan memberi nilai, kerja kelompok, dan persaingan. Dalam penelitian ini indikator motivasi ditunjukkan dengan adanya semangat kerjasama siswa pada
kelompoknya dalam menghafal dan tingkat rutinitas menghafal siswa dengan memberi nilai 1 untuk kategori kurang, nilai 2 untuk kategori cukup, nilai 3 untuk kategori baik dan nilai 4 untuk kategori baik sekali.. Motivasi juga berfungsi untuk meningkatkan persaingan dan kekompakan antar kelompoknya. 2. Menghafal Al-Quran Menghafal Al-Qur’an merupakan gabungan dari dua suku kata, yaitu menghafal dan Al-Qur’an. Menurut Alex Sobur (2003:260), menghafal adalah “kemampuan untuk memproduksi tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara tepat dan sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterima”. Menghafal juga dimaknai belajar atau mempelajari sesuatu dan mencoba menyimpannya di ingatan. Al-Qur’an diartikan dengan kalam Allah yang bernilai mukjizat yang diturunkan kepada “Pungkasan” para nabi dan rosul dengan perantaraan malaikat Jibril a.s yang tertulis pada mushaf, diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya terhitung ibadah, diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas (Ash-Shabuni, 2001:3). Jadi, menghafal Al-Qur’an merupakan suatu kemampuan untuk mempelajari dan mencoba menyimpan ayat-ayat Al-Qur’an di ingatan. Titik berat penelitian ini adalah menghafal Al-Qur’an yang merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di madrasah ibtidaiyah. Ruang lingkup yang akan dikaji adalah hafalan surat Al-Alaq pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Semarang Tahun 2012.
Jadi, prestasi menghafal Al-Qur’an dalam penelitian ini adalah ukuran kemampuan siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam menghafalkan surat Al-Alaq.
3. Strategi Peer Lesson Strategi peer lesson merupakan salah satu bentuk pembelajaran dari teman sebaya. Menurut Silbermen (2007:173) peer lesson “adalah sebuah strategi yang mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas”. Strategi peer lesson pada penelitian ini dilakukan dengan menerapkan sebuah strategi menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang dispesifikasikan pada hafalan surat Al-Alaq dengan menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas. Tahap ini merupakan penentuan fokus peristiwa yang perlu perhatian khusus untuk diamati. Selanjutnya peneliti membuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Suhardjono, 2008:75).
Tindakan menunjukkan gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi pada pengertian lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi melalui tindakan di dalam kelas secara bersama (Arikunto, 2008:3). Kunandar (2011;70-75) menerangkan bahwa ciri khusus yang dimiliki Penelitian Tindakan Kelas adalah empat aspek pokok berupa perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Perencanaan merupakan pengembangan rencana tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Tindakan diartikan sebagai tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang dilakukan untuk mendokumentasikan jalannnya kegiatan. Aspek terakhir adalah refleksi, yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. 2. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas V MI Maarif Tuntang kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dispesifikasikan pada hafalan surat Al-Alaq. Kelas ini berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.
3. Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus dengan 4 aspek pada tiap siklusnya. Menurut Kemmis dan MC Taggar (1992) tahaptahap tersebut dapat digambarkan dalam model hubungan antara tahapan dalam siklus sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus III
Pengamatan
?
Pelaksanaan
4.
Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan hasilnya kemudian dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan teknik tes lisan untuk mengetahui tingkat hafalannya, lembar observasi, dokumentasi nilai sebelum penerapan strategi Peer Lesson.
5. Teknik Pengumpulan Data Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini cara mengumpulkan data menggunakan metode: a. Observasi Menurut Suharsimi Arikunto, observasi bisa di lakukan dengan dua cara, yakni: 1) Observasi non-sistematis, yang dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan 2)
Observasi
sistematis,
yang
dilakukan
pengamat
dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. (Ari kunto, 2002: 133). Namun demikian peneliti menggunakan lembar observasi sebagai alat bantu untuk memperoleh data peneltian, aktifitas siswa dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung. b. Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu teknik pengambilan data dengan cara pengambilan keterangan secara tertulis tentang
inventarisasi,
catatan, transkrip nilai, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Hajar,
2000:69). Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk menggali data tentang prestasi menghafal siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits spesifikasi hafalan Al-Qur’an pada surat al-Alaq melalui nilai ulangan harian dan dokumen berkaitan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits. c. Tes Formatif Tes
formatif
ini dilakukan pada setiap
akhir
satuan
pembelajaran yang fungsinya memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki progam satuan pelajaran. Tes ini juga digunakan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa yang mencapai taraf penguasaan sekurang kurangnya 75 % dari tujuan yang direncanakan. (Usman dan Setyawati: 1993:137-138) Tes formatif juga digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa melalui tes lisan yakni siswa melafalkan secara langsung terhadap materi hafalannya. Dengan demikian akan nampak perubahan yang dialami oleh siswa pada setiap siklus. Dan guru dapat mendengarkan tingkat tartil dan kelancarannya. 6. Analisis Data Analisis data menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2002:103) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar. Data yang telah terkumpulkan kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif prosentase. Analisis digunakan untuk menguji lebih dalam
tentang prestasi menghafal pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits spesifikasi menghafal Al-Qur’an surat al-Alaq pada siswa kelas V MI Maarif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 menggunakan strategi Peer Lesson.
H. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut: 1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara lain judul skripsi, nota pembimbing pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Membahas kajian pustaka tentang prestasi menghafal AlQur’an melaui strategi peer lesson. Pembahasannya mencakup: 1) Pengertian Menghafal Al-Quran, 2) Membahas tentang pembelajaran menghafal Al-Qur’an di MI, 3) stategi peer lesson yang menjelaskan langkah-langkah penggunaan strategi peer lesson serta pengertian strategi secara umum
BAB III : Membahas laporan pelaksanaan penelitian. Pada bab ini membahas waktu dan tempat penelitian serta deskripsi pelaksanaan. BAB IV : Berisi tentang analisis hasil penelitian, analisis pelaksanaan persiklus pembelajaran dan analisis prestasi dan motivasi menghafal siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits spesifikasi hafalan surat al-Alaq pada siswa kelas V MI Ma’arif Tuntang
Kecamatan
Tuntang
Kabupaten
Semarang
menggunakan strategiPeer Lesson. BAB V : Penutup
yang
meliputi
kesimpulan
dari
keseluruhan
pembahasan dalam skripsi. Saran-saran dari penulis kaitannya dengan hasil penelitian dan terakhir kata penutup. 3. Bagian akhir skripsi yang berisikan antara lain daftar kepustakaan sebagai rujukan penulis membuat landasan teori pada penelitian ini, dan lampiran berkaitan dengan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Menghafal Al-Qur’an 1. Menghafal a. Pengertian Menghafal merupakan suatu proses “belajar atau mempelajari sesuatu dan mencoba menyimpannya diingatan” (Badudu, 1994:483). Menghafal juga dapat diartikan sebagai “usaha yang dilakukan oleh pikiran agar selalu ingat terhadap materi pelajaran yang diterima” (Alwi, 2002:604). Upaya mencapai kesuksesan dalam kegiatan belajar perlu dilakukan beberapa hal, yang antara lainnya adalah menghafal. Pada kegiatan menghafal memerlukan keterampilan memusatkan perhatian yaitu minat. Kemampuan memusatkan perhatian bukanlah bakat alami yang dapat dilatih karena keterampilan tersebut sangat dipengaruhi daya ingat seseorang terhadap materi yang akan dihafal. Proses mengingat ini memegang peranan penting. Siswa akan mengalami kesulitan menghafal bahan pelajaran bila daya ingatnya sangat rendah. Oleh karena itu, daya ingat yang kuat sangat mendukung ketahanan hafalan seseorang. Proses menghafal bahan pelajaran dalam kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan penguasaan bahan. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak hanya diambil intisarinya (pokok
pikirannya), tetapi juga harus dikuasai dengan cara menghafalnya. Semua rumus, dalil, konsep, dan kaidah tertentu tidak bisa diambil intisarinya, termasuk dalam menghafal ayat-ayat Al-Quran yang harus dikuasai dan dihafal apa adanya (secara harafiah). b. Metode Menghafal Menurut Gie (1988:135), metode menghafal dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1) Menghafal melalui pandangan mata saja. Bahan pelajaran dipandang atau dibaca di dalam hati dengan penuh perhatian sambil mempekerjakan otak untuk mengingat-ingat. 2) Menghafal melalui pendengaran telinga yaitu Bahan pelajaran dibaca dengan suara yang cukup keras untuk dimasukkan ke dalam kepala melalui telinga. 3) Menghafal melalui gerak-gerak tangan, yaitu dengan jalan menulis di atas kertas menggunakan pensil atau menggerak-gerakkan ujung jari di atas meja sambil berpikir untuk menanamkan bahan pelajaran itu. Berdasarkan keterangan di atas, metode yang terbaik untuk menghafal suatu bahan pelajaran tergantung pada bahannya. Dengan memperhitungkan hal tersebut pastilah seseorang dapat menghafal secara efektif dan efisien. Bahan pelajaran berupa definisi atau pokokpokok pikiran yang memerlukan perumusan kata demi kata dengan sangat tepat, sebaiknya dihafal dengan membacanya keras-keras
karena suara yang ditangkap oleh telinga itu akan berkumandang dalam pikiran. Rumus-rumus yang wujudnya ruwet atau apapun yang tidak dinyatakan dengan perkataan, lebih tepat untuk dihafal dengan gerak tangan. c. Cara-Cara Menghafal Kemampuan mengingat tidak ditingkatkan dengan adanya latihan menghafal sebanyak-banyaknya, tetapi lebih tepat dengan mempelajari cara mengingat yang lebih baik. Siswa akan lebih mudah mengingat bahan yang lebih luas. Menurut Djamarah (2002:43), ada beberapa cara yang sangat berguna adalah sebagai berikut : 1) Menguji diri sendiri secara aktif atau mengulang dengan kata-kata sendiri. 2) Mengadakan penggolongan dan menggunakan irama, seperti halnya yang diterapkan di tingkat sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang mengajarkan pelajaran dengan semacam lagu. 3) Memperhatikan arti dan mengadakan asosiasi. Siswa menghubunghubungkan bahan pelajaran yang dihafal dengan bahan lainnya yang berhubungan sebanyak mungkin. 4) Memusatkan perhatian dan jangan terlelap, berniat sungguhsungguh untuk belajar. Masih menurut Djamarah (2002:44-45), beliau menerangkan menghafal dengan cara sebagai berikut:
Dalam menghafal angka-angka dalam jumlah yang cukup banyak sebaiknya dipecah kedalam kelompok-kelompok kecil, sehingga mudah menghafalnya. Untuk menghafal kosa kata tertentu dalam bahasa asing tidak perlu seluruhnya dihafal tetapi cukup mencari keterangan katanya (kata dasar)… untuk memudahkan menghafal pokok permasalahan yang cukup luas adalah dengan cara membuat skemanya… dengan bantuan skema lebih mudah hafal daripada tanpa bantuan skema.
Keterampilan menghafal tidak hanya sekadar hafal suatu bahan. Siswa penting untuk mengerti apa yang dihafal itu. Menghafal tanpa pengertian akan mudah terlupakan. d. Syarat Menghafal yang Baik Siswa ternyata banyak yang tidak dapat menghafal dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan usaha yang memakan terlampau banyak waktu atau usaha itu harus dilakukan dengan jerih payah yang sangat besar, ataupun apa yang telah dihafalnya dengan mudah terlupa lagi. Hal ini terjadi karena mereka tidak memperhatikan beberapa hal tertentu. Menghafal dengan baik menurut Walgito, Witherington, dan Mursell (Ahmadi, 1993:53-56) harus memenuhi beberapa syarat menghafal yang efektif, yaitu tentang: tujuan, pengertian, perhatian dan ingatan. 1) Tujuan; tujuan belajar yaitu tujuan universal, tujuan pokok, tujuan penting, dan tujuan lanjutan lainnya. Apakah tujuan seseorang menghafal? Bisa jadi jawabannya adalah tujuan program pendek untuk maju ujian dan lulus, sedang tujuan program jangka panjang adalah apa yang dipaparkan dalam tujuan belajar tersebut.
2) Pengertian; sebelum aktivitas menghafal dilakukan, usahakan pelajaran harus sudah dimengerti benar-benar. Akhirnya selama menghafal
seseorang
siswa
harus
mencurahkan
perhatian
sepenuhnya terhadap pelajarannya. Pengertian yang mendalam terhadap bahan pelajaran akan menambah semangat dan daya belajarnya sehingga akan menghasilkan hafalan pelajaran yang baik. 3) Perhatian; perhatian adalah konsentrasi (pemusatan) seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. Apabila seseorang sedang memperhatikan sesuatu benda, maka seluruh aktivitas individu akan ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. Seluruh aktivitas seseorang dikonsentrasikan kepada benda tersebut. Perhatian ini merupakan penyelesaian terhadap stimulus yang diterima oleh seseorang. 4) Ingatan; ingatan merupakan suatu kemampuan untuk menerima atau
memasukkan
(learning),
menyimpan
(retention),
dan
mengeluarkan kembali (reproduksi, remembering) terhadap halhal yang telah lampau. e. Hubungan Menghafal, Belajar, Mengingat, dan Lupa Psikologi kuno memandang bahwa belajar dimaknai dengan menghafal. Oleh karena itu, belajar dilakukan hanya dengan menghafal sedangkan hasil belajar ditandai dengan hafalnya seseorang terhadap materi yang dipelajarinya (Munjahid, 2007:18). Pandangan psikologi
kuno tersebut tidaklah salah, hanya saja kurang sempurna, karena sebenarnya menghafal merupakan bagian dari belajar. Namun, antara belajar
dan
menghafal
ada
persamaannya
yaitu
keduanya
menyebabkan perubahan dalam diri seseorang. Aspek perubahan dalam menghafal terbatas pada kemampuan menyimpan dan memproduksikan tanggapan. Lain halnya dengan belajar yang perubahannya tidak hanya dalam hal kemampuan tersebut, tetapi juga meliputi perubahan tingkah laku lainnya seperti pengertian, sikap, dan keterampilan. Belajar akan berhasil dengan lebih baik jika disertai dengan kemampuan menghafal. Menurut Sobur dalam buku Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah, menghafal sangat berhubungan erat dengan mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi tanggapantanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal adalah kemampuan untuk memproduksi tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara tepat dan sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya. Belajar juga berhubungan dengan mengingat, walaupun yang dituju adalah pengertian, tetapi kita tidak boleh mengabaikan ingatan. Hal ini dikarenakan apa yang dimengerti dan apa yang dialami sendiri akan mudah diingat dan akan sulit dilupakan. Penjelasan di atas membuahkan suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara belajar dan ingatan. Bahkan seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu tanpa peran ingatan.
Ingatan yang kuat akan menyebabkan hafalan kuat, sedangkan hafalan yang kuat akan sangat membantu dalam proses belajar. Pada umumnya proses menghafal berlangsung sejalan dengan proses mengingat yang memerlukan berbagai usaha agar berhasil dengan baik. Usaha tersebut adalah: 1) Bahan yang dihafalkan hendaknya dipahami dulu sebaik-baiknya. 2) Bahan-bahan yang dihafal hendaknya diintegrasikan dengan bahan-bahan yang telah dimiliki, sehingga menjadi satuan yang integral, bukan sebagai bahan yang terlepas satu sama lain. 3) Hal-hal yang sudah dihafalkan hendaknya sering diperiksa, direorganisasi, dan digunakan secara fungsional dalam situasi sehari-hari, misalnya dalam percakapan dan diskusi. 4) Hendaknya menggunakan metode keseluruhan atau metode bagianbagian sesuai dengan bahan yang akan dihafal. 5) Buatlah rangkuman dari apa yang dihafal dengan kata-kata sendiri dalam hubungan yang bermakna, sehingga bahan dapat dikuasai dan dipahami dengan sebaik-baiknya. Pentingnya keterampilan mengingat dalam hafalan dan belajar membuat keterampilan ini harus ditingkatkan. Cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui dapt dilakukan dengan: 1) Rekoleksi; yaitu menimbulkan kembali dalam ingatan suatu peristiwa lengkap dengan detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang dahulu terjadi.
2) Pembaharuan Ingatan; yaitu ingatan yang timbul ketika terdapat sesuatu yang merangsang ingatan itu. 3) Memanggil Kembali Ingatan; yaitu mengingat kembali suatu hal yang sama sekali terlepas dari hal-hal lain pada masa lalu. 4) Rekognisi; yaitu mengingat kembali sesuatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut. 5) Mempelajari kembali, hal ini akan terjadi apabila seseorang mempelajari sesuatu yang dulu pernah kita pelajari. Banyak hal yang akan diingat kembali untuk mempelajari hal yang sama kedua kalinya, sehingga tempo belajar menjadi jauh lebih singkat. Setelah dijelaskan tentang cara-cara mengingat kembali apa yang pernah dipelajari dan diketahui, bukan berarti hal ini tidak bisa dilupaka lagi. Hal ini disebabkan adanya faktor lupa. Ada empat cara menurut Sarwono dalam Pengantar Umum Psikologi (1982) untuk menerangkan proses lupa, yaitu : 1) Apa yang telah kita ingat disimpan dalam bagian tertentu diotak. Jika materi yang diingat tidak pernah digunakan, maka proses metabolisme otak akan menghapus jejak materi itu. Hal ini disebut sebagai peristiwa lupa. Jadi materi akan lenyap sendiri apabila tidak digunakan. 2) Materi adakalanya tidak lenyap begitu saja, tetapi mengalami perubahan-perubahan secara sistematis yang polanya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Penghalusan; materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simetris, lebih halus, dan kurang tajam sehingga bentuk aslinya tidak diingat kembali. b) Penegasan; bagian-bagian yang paling menyolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan sehingga ingatan terhadap bagian-bagian itu dipertegas. Ingatan hanya bagian-bagian yang menyolok, sedangkan bentuk keseluruhan tidak dapat diingat. c) Asimilasi; sebuah bentuk yang mirip botol, misalnya, akan kita ingat sebagai botol, walaupun bentuk itu bukan botol sama sekali. 3) Apabila seseoran mempelajari hal yang baru, adakalanya hal-hal yang sudah pernah diingat tidak dapat diingat lagi. Misalnya seorang anak menghafal kota-kota di Jawa Barat, setelah itu ia mengahafal nama-nama kota-kota di Jawa Tengah. Pada saat ia telah hafal materi kedua, materi pertama sudah lupa lagi. Materi kedua menghambat diingatnya kembali materi pertama. Hambatan ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, terhambat oleh adanya materi lain yang sudah masuk dalam ingatan. Hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
4) Ada kalanya seseorang melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikkan, dan semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja. 2. Menghafal Al-Qur’an a. Pengertian Al-Qur’an Para ulama ushul, ahli kalam, fuqaha, Muhaddisin, dan ahli tata bahasa memberikan definisi yang beragam pada kata Al-Quran, diantaranya adalah (Umar, 2008:65-67): 1) Al-Quran adalah lafadzh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad mulai dari surat Al Fatihah sampai akhir surat An-Naas. 2) Al-Quran adalah kalamullah yang mengandung mukjizat, turun kepada nabi terakhir, dengan perantara Al-Amin Jibril yang tertulis dalam mushaf, disampaikan kepada kita secara mutawatir dan bagi orang yang membacanya dinilai ibadah. 3) Menurut Abdullah, Al-Quran adalah perkataan yang melemahkan (al kalam al muijiz) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui jalan wahyu yang dinukilkan kepada kita dengan periwayatan yang bersifat mutawatir. Dari tiga definisi diatas masih terdapat beberapa definisi yang lain. Definisi ini telah menjadi kesepakatan para ulama mengenai AlQuran yaitu kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada pungkasan para nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril
A.S. yang tertulis mashahif, diriwayatkan kepada manusia dengan mutawatir, membacanya terhitung ibadah, diawali dengan surat AlFatihah dan ditutup dengan Surat An-Naas (Ash-Shabuni, 2001:3). Definisi tersebut telah disepakati oleh para ulama. Allah menurunkan Al-Quran adalah sebagai tata kehidupan umat dan petunjuk bagi makhluk. Ia merupakan tanda kebenaran Rasulullah SAW., di samping merupakan bukti yang jelas atas kenabian dan kerasulannya. Al-Qur’an merupakan hujjah yang akan tetap tegak sampai pada hari kiamat. Nyata benar bahwa ia memang merupakan mukjizat abadi yang menuntun semua bangsa dan umat atas perputaran zaman. b. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Quran merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, baik di hadapan manusia dan terlebih lagi di hadapan Allah SWT. Banyak ayat dan hadits nabi yang menerangkan keutamaankeutamaan Al-Quran dan ilmu-ilmunya, baik yang berhubungan dengan belajar mengajar maupun membaca dan menghafalkannya. Banyak pula ayat yang mengajak kaum mukminin untuk memikirkan dan menggunakan hukum-hukum kitabullah, serta menyuruh diam dan mendengarkan sewaktu ada yang membacanya. Berikut adalah beberapa ayat dan hadits yang menunjukkan keutamaan-keutamaan tersebut:
1) Ayat-ayat Al-Quran
$£J ÏB (#qà)xÿRr&ur no4qn=¢Á 9$#(#qãB$s%r&ur «! $# |= »tGÏ. šc ÇËÒÈ u‘qç7s? ` ©9 Zot»pgÏB šc
qè=÷Gtƒ tûïÏ%©!$# ¨b Î)
qã_ ötƒ ZpuŠÏRŸx tã ur #uŽÅ öN ßg»uZø%y—u‘
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi ( AlFathir : 29)”,
öN ä3 ª=yès9 (#qçFÅÁ Rr&ur ¼çms9 (#qãèÏJ tGó™ $sù ãb #uäöà)ø9$# ˜
Ìè% #sŒÎ)ur
ÇËÉÍÈ tb qçHxq öè? “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-A’raf : 204)
2) Hadits-hadits Hadist-hadits berikut penulis kutip dari Ikhtisar Ulumul Quran Praktis (Ash-Shabuni,2001:6 )yang menerangkan tentang keutamaan-keutamaan membaca Al-Quran:
(ﺧَﯿْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠﱠﻢَ اْﻟﻘُﺮْاَنَ وَﻋَﻠﱠﻤَﮫُ )رواه اﻟﺒﺤﺎرى Artinya : “Yang paling baik di antara kamu adalah orang yang mau belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
َاَﻟﻤَﺎھِﺮُﺑِﺎْﻟﻘُﺮْانِ ﻣَﻊَ اﻟﺴﱠﻔَﺮَتِ اْﻟِﻜَﺮامِ اْﻟﺒَﺮَرَةِ وَاﻟﱠﺪِيْ ﯾَﻘْﺮَاءُ اْﻟﻘُﺮْان (وَﯾَﺘَﻌْﺘَﻊُ ﻓِﯿْﮫِ وَھُﻮَ ﻋَﻠَﯿْﮫِ ﺷَﺎقﱞ ﻟَﮫُ اَﺟْﺮَا نٍ )رواه ﻣﺴﻠﻢ
Artinya : “Orang yang mahir membaca Al-Quran, maka bersama para Nabi dan Syuhada. Adapun yang membacanya dengan gagap (kurang fasih bacaannya karena berat lidahnya dan sulit membetulkannya), namun hatinya sangat terpaut kepadanya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR.Muslim)
ٍ اَ ﺷْﺮَفْ اُﻣﱠﺘِﻲْ ﺣَﻤَﻠَﺔُ اْﻟْﻘُﺮْان: َﻗَﺎلَ رَﺳُﻮْلُ اﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢ ()رواه اﻟﺘﺮﻣﺪى Artinya : “Rasulullah SAW bersabda, yang paling mulia di antara umatku adalah orang-orang yang hafal Al-Quran.” (HR. Tirmidzi)
اِ ﻗْﺮَءُوا اْﻟﻘُﺮْانَ ﻓَﺎِ ﻧﱠﮫُ ﯾَﺄْ ﺗِﻰ ﯾَﻮْم اْﻟﻘِﯿَﺎ ﻣَﺔِ ﺷَﻔِﯿْﻌًﺎ ﻷَ ﺻْﺤَﺎ:ﻗَﺎلَ اَﯾْﻀًﺎ (ﺑِﮫِ )رواه ﻟﺘﺮﻣﺪى Artinya : “Rasulullah SAW bersabda, ‘bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia akan memberikan manfaat pada orang yang membacanya, kelak di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi) c. Peranan Penghafal Al-Quran terhadap Pemeliharaan Kemurnian AlQuran Rasulullah SAW. menganjurkan agar Al-Quran selalu dibaca, dihafal, dan diwajibkan untuk membacanya dalam shalat. Al-Quran
merupakan satu-satunya kitab suci yang kemurniannya dijamin oleh Allah SWT. Al-Qur’an tidak akan mengalami perubahan-perubahan maupun pengurangan sampai hari akhir, tidak ada satu huruf pun yang bergeser atau berubah dari tempatnya dan tidak satu pun yang mungkin dapat disisipkan di dalamnya oleh siapapun. Dalam hal ini, Allah SWT menegaskan dalam firmannya :
uqèd ur 4¾ÏmÏG»yJ Î=s3 Ï9 tA Ïd‰ t6ãB žw 4Zw ô‰ tã ur $]%ô‰ Ϲ y7 În/u‘ àM yJ Î=x. ôM £J s?ur ÇÊÊÎÈ ÞO ŠÎ=yèø9$#ßì ŠÏJ ¡ 9$# “telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui (Al-An’am 115).” Allah SWT telah berfirman dalam hal penjagaan dan pemeliharaan kemurnian Al-Quran:
ÇÒÈ tb qÝà Ïÿ»ptm: ¼çms9 $¯RÎ)ur tø.Ïe%!$#$uZø9¨“tR ß` øtwU $¯RÎ) ”Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami benar–benar memeliharanya.” (QS. AlHijr : 9)
Konsekuensi logis yang dianugerahkan Allah SWT adalah pemberian kemudahan kepada orang-orang yang berminat untuk menghafal
Al-Quran
dan
bersungguh-sungguh
dalam
menghafalkannya. Al-Quran akan tetap eksis hingga akhir zaman dan tidak akan kekurangan para penghafalnya. Semua itu tidak lepas dari kehendak Allah SWT. Begitu pula para penghafal Al-Quran pada hakikatnya merupakan pilihan Allah SWT yang memegang peranan sebagai penjaga dan pemelihara kemurnian Al-Quran. Dengan demikian, penelitian ini merupakan salah satu usaha menanamkan rasa cinta terhadap Al-Quran pada peserta didik yang akhirnya termasuk hamba yang bisa menjaga dan memelihara kemurnian Al-Quran. d. Metode Efektif dan Praktis dalam Menghafal Al-Quran Metode efektif dan praktis dalam menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut: 1) Berniat Ikhlas. Niat merupakan rukun yang pertama dalam segala ibadah. Penghafal Al-Quran sebaiknya mengatur niatnya sebelum memulai menghafalnya, yaitu untuk mencari ridla Allah dan mendekatkan diri kepadanya. 2) Memelihara diri dari hadats. 3) Shalat dan berdoa. Seorang penghafal Quran agar cepat hafal dan hafalannya melekat kuat di dalam dada sebaiknya shalat dan doa khusus bagi penghafal Al-Qur’an (Munjahid, 2007:114). 4) Menggunakan mushaf Al-Quran yang baku. 5) Berkonsultasi.
e. Problematika Menghafal Al-Quran dan Solusinya Menghafal Al-Qur’an sering kali menemui kendala. Berikut ini kendala yang sering terjadi dan solusi untuk mengatasinya (Sugianto, 2004:100-104): 1) Ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi solusinya adalah : a) Tidak meninggalkan hafalan baru terlalu lama, karena hafalan baru mudah hilang. b) Mengulangi hafalan. c) Mendengarkan dari yang lain termasuk kaset. d) Mengerti akan makna. 2) Banyak ayat serupa tapi tidak sama. Cara penyelesaiannya adalah dengan memberi catatan pinggir pada Al-Quran yang dipakai untuk menghafal bahwa ayat tersebut sama dengan ayat berapa surat apa, juz berapa dan hal berapa. 3) Sukar menghafal. Keadaan ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain tingkat intelegensi quesioner (IQ) yang rendah, pikiran kacau, badan kurang sehat, kondisi di sekitar sedang gaduh, dan lain-lain. Persoalan ini dapat diantisipasi sendiri oleh penghafalnya karena dialah yang paling tahu tentang dirinya. 4) Melemahnya semangat menghafal. Hal ini dapat diantisipasi dengan meningkatkan kesabaran dan membuat variasi-variasi dalam menghafal.
5) Tidak istiqomah
f. Kiat-Kiat Memelihara Hafalan Al-Quran Kiat-kiat untuk memelihara hafalan Al-qur’an adalah sebagai berikut (Sugianto, 2004:104-106): 1) Materi yang sudah hafal hendaknya diperdengarkan (disima’) kepada orang lain yang ahli. 2) Untuk memperkokoh hafalan hendaklah dilakukan tadarusan (mudarosah) atau simak menyimak bersama para penghafal lainnya yang menjadikan kita aktif membacanya. 3) Menghafal secara kontinu (istiqomah). 4) Lakukan menghafal pada saat kondisi badan sedang fit (segar). 5) Usahakan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. 6) Mendengarkan hafalan al-Quran dari kaset atau mempelajari terjemah. Hal ini akan membantu melekatkan hafalan. B. Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an di MI Pembelajaran menghafal Al-Qur’an di MI merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Hafalan Al-Qur’an masih dalam taraf ayat-ayat dalam surat-surat pendek di Al-Qur’an.
1. Tujuan Pembelajaran Al-Quran-Hadits di MI Pembelajaran Al-Quran Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan, dan menggemari Al-Quran dan Hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat Al-Quran dan Hadits untuk mendorong, membina dan membimbing akhlaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan Al-Quran dan Hadits (Departemen Agama RI, 2004:4). 2. Fungsi Pembelajaran Al-Quran Hadits di MI Mata pelajaran Al-Quran Hadits pada Madrasah Ibtidaiyah berfungsi sebagai berikut (Departemen Agama RI, 2004:4): a. Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis Al-Quran dan Hadits. b. Mendorong, membimbing, dan membina kemauan dan kegemaran untuk membaca Al-Quran dan Hadits. c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari. d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTs). 3. Ruang lingkup Ruang lingkup pengajaran Al-Quran dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi (Departemen Agama RI, 2004:5): a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Quran. b. Hafalan surat-surat pendek.
c. Pemahaman kandungan surat-surat pendek. d. Hadits-hadits tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah,ciri-ciri orang munafiq dan amal shaleh.. Pada
dasarnya
pembelajaran
menghafal
Al-Quran
di
MI
merupakan suatu target dari kurikulum mata pelajaran Al-Quran hadits yang harus dikuasai oleh para peserta didik yang tingkat kesukarannya sudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik sehingga mereka tidak merasa terlalu terbebani. Karena surat-surat yang dihafalkan sudah sering didengar atau dibaca. Peranan guru di sini adalah sebagai motivator sekaligus mediator dalam memicu semangat peserta didik sehingga mampu membaca, melafalkan, dan menghafalkan target yang telah ditentukan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Standar Kompetensi Mata pelajaran Al-Quran Hadits di MI Standar kompetensi Mata pelajaran Al-Quran dan Hadits berisi sekumpulan kemampuan yang harus di kuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran Al-Quran di MI. kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan dan ibadah kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam standar kompetensi ini merupakan penjabaran dan kemampuan umum yang harus dicapai oleh peserta didik ditingkat MI.
Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi (Departemen Agama RI, 2004:5): a. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya. b. Menyusun kata-kata dengan huruf hijaiyah, baik secara terpisah maupun bersambung. c. Memahami cara melafalkan dan menghafalkan surat-surat tertentu dalam juz amma. d. Memahami arti surat tertentu dalam juz amma. e. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Quran. f. Memahami dan menghafalkan tertentu tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal shalih. 5. Pendekatan pembelajaran Al-Quran dan Hadits di MI Cakupan materi pada setiap aspek di kembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu, meliputi (Departemen Agama RI, 2004:5-6): a. Keimanan yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan. b. Pengamalan
adalah
mengkondisikan
peserta
didik
untuk
mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi kandungan Al-Quran dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari. c. Rasional adalah usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Al-Quran dan Hadits dengan pendekatan yang
memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran. d. Emosional adalah upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati kandungan Al-Quran dan Hadits, sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik. e. Fungsional adalah menyajikan materi Al-Quran dan Hadits yang memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. f. Keteladanan adalah pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai keteladanan, sebagai cermin dari individu yang mengamalkan isi Al-Quran dan Hadits. 6. Penilaian Al-Quran Hadits di MI Penilaian Al-Qur’an dan Hadis di MI meliputi hal-hal di bawah ini (Departemen Agama RI, 2004:6): a. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil belajar peserta didik, terdiri dari : pengetahuan, sikap serta ketrampilan mereka. b. Penilaian
hasil
belajar
Al-Quran
dan
Hadits
adalah
upaya
mengumpulkan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi, meliputi : pengetahuan, ketrampilan sikap yang dilakukan sepenuhnya oleh guru. C. Strategi Peer Lesson 1. Pengertian Peer Lesson (pelajaran teman sebaya) adalah sebuah strategi yang mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh
tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas (Silberman, 2007:173). Strategi ini baik digunakan untuk menggairahkan kemauan siswa dalam mengajarkan materi kepada temannya. Jika selama ini ada pameo yang mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain maka strategi ini akan sangat membantu siswa dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas (Zaini dkk, 2002:60). Strategi ini di kalangan dunia pesantren lebih identik dengan metode simak-menyimak karena baik peer lesson maupun simak-menyimak keduanya merupakan pembelajaran dari teman sebaya sebagai usaha dalam memperbaiki tingkat hafalannya. 2. Langkah-Langkah strategi Peer Lesson Langkah-langkah peer lesson dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut (Zaini, dkk. 2002:60-61): a. Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil . b. Masing-masing kelompok kecil diberi tugas untuk mempelajari topik materi kemudian mengajarkannya kepada kelompok yang lain. c. Minta
setiap
kelompok
untuk
menyiapkan
strategi
untuk
menyampaikan materi kepada teman-teman sekelas. d. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam maupun di luar kelas. e. Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah di berikan.
f. Setelah semua kelompok melaksanakan tugas beri kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa. . 3. Keefektifan Strategi Peer Lesson Karena keidentikannya dengan metode simak-menyimak, maka strategi peer lesson ini juga memiliki nilai keefektifan yang sama dengan metode simak menyimak. Adapun nilai ke-efektifan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Munjahid, 2007: 151-153): a. Menambah konsentrasi dan motivasi dalam menghafal b. Menambah kelancaran hafalan c. Menghindari kesalahan d. Melatih mental e. Melatih diri untuk tartil 4. Strategi Peer Lesson dalam Materi Menghafal Al-Qur’an Strategi peer lesson dilakukan terhadap materi menghafal AlQur’an pada Kompetensi Dasar menghafal surat Al-Alaq secara benar dan fasih. (Silabus Agama MI, 2010/2011). Adapun materinya adalah sebagai berikut:
ù&tø%$# ÇËÈ @, n=tã ô` ÏB z` »|¡ SM} $#t, n=y{ ÇÊÈ t, n=y{ “ Ï%©!$#y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&tø%$# óO s9 $tB z` »|¡ SM} $# zO ¯=tæ ÇÍÈ ÉO n=s)ø9$Î/ zO ¯=tæ “ Ï%©!$# ÇÌÈ ãPtø.F{ $# y7 š/u‘ur ¨b Î) ÇÐÈ #Óo_øótGó™ $#çn#u䧑 b r& ÇÏÈ #ÓxöôÜ uŠs9 z` »|¡ SM} $# ¨b Î) Hx x. ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ
#’©?|¹ #sŒÎ) #´‰ ö7tã ÇÒÈ 4‘ sS ÷Ztƒ “ Ï%©!$# |M ÷ƒuäu‘r& ÇÑÈ #Ótëô_ ”9$# y7 În/u‘ 4’n<Î) ÇÊËÈ #“ uqø)G9$$Î/ ttBr& ÷rr& ÇÊÊÈ #“ y‰ çlù;$# ’n?tã tb %x. b Î) |M ÷ƒuäu‘r& ÇÊÉÈ ûÍ.s! žx x. ÇÊÍÈ 3“ ttƒ ©! $#¨b r'Î/ Ls>÷ètƒ óO s9r& ÇÊÌÈ #’¯
¤‹ x. b Î)|M ÷ƒuäu‘r& ÇÊÏÈ 7py¥ÏÛ %s{ >pt/É‹ »x. 7puŠÏ¹ $tR
ÇÊÎÈ ÏpuŠÏ¹ $¨Z9$$Î/ $Jèxÿó¡ oYs9 ÏmtG^tƒ óO ©9
ô‰ ßÚ ó™ $#ur çm÷èÏÜ è? Ÿw žx x. ÇÊÑÈ spu‹ÏR$t/¨“9$# äí ô‰ uZy™
ÇÊÐÈ ¼çmtƒÏŠ$tR äí ô‰ u‹ù=sù ÇÊÒÈ ) > ÎŽtIø%$#ur
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Maarif Tuntang Kabupaten Semarang 1. Sejarah dan Letak Geografis Lembaga MI Maarif Tuntang didirikan atas dasar kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan agama yang dirasa masih kurang. Dengan fasilitas yang masih serba terbatas para tokoh agama bermaksud menyelenggarakan pendidikan tersebut dengan memanfaatkan rumahrumah mereka sebagai tempat kegiatan pembelajaran. Adapun kegiatannya dinamakan sekolah arab yang masuk pada sore hari. Pada perkembangannya mereka berniat untuk mewakafkan tanah mereka
agar dibangun sebuah gedung demi memperlancar kegiatan
tersebut. Hal yang demikian mendapat respon positif dari kalangan para pemuda setempat. Akhirnya sebuah
gedung yang
Pada tanggal 1 April 1951 dibangunlah
namanya masih tetap sekolah arab yang pada
perkembangannya berubah menjadi MWB (Madrasah Wajib Belajar). Seiring dengan berjalannya waktu tepatnya pada tahun 1975 secara formal lembaga ini bernaung di bawah Departemen Agama Kabupaten Semarang dengan nomor akta pendirian K/2068/III/1975. Kegiatan pembelajarannya sudah dilaksanakan pada pagi hari. Lembaga MI Ma’arif Tuntang berdiri di atas tanah seluas 1.216 m² dengan jumlah gedung yang dimiliki saat ini sebanyak 11 ruangan.
Lembaga ini terletak di tengah-tengah masyarakat pedesaan tepatnya berada di Dusun Gading RT 02/ 02 Desa Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jarak kurang lebih 200 m dari jalan raya Semarang- Solo. Adapun jarak dari Kecamatan sekitar 500 m dan jarak dari Kabupaten sekitar 20.000 m (20 km) sedangkan jarak dari Propinsi sekitar 50.000 m (50 km). Sebagai tempat pendidikan agama menurut pengamatan kami maka letaknya sangat mendukung karena jauh dari keramaian sehingga akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai agama dan sopan santun dengan didukung keadaan lingkungan masyarakat yang agamis pula. 2. Visi Misi dan Tujuan a. Visi Visi Madrasah Ibtidaiyah Maarif Tuntang adalah: tercapai prestasi, beriman, bertaqwa, dan beraklaqul karimah., Indikator visi: 1) Terwujudnya generasi umat yang mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar 2) Terwujudnya generasi umat yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah. 3) Terwujudnya generasi umat yang santun dalam bertutur dan berperilaku.
4) Terwujudnya generasi umat yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik sebagai bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup mandiri. b. Misi 1) Menyelenggarakan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM) dalam rangka mewujudkan prestasi siswa. 2) Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga pendidik sebagai prasyarat keberhasilan pendidikan. 3) Menumbuhkan simpati dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak 4) Menyelenggarakan pendidikan anak guna terwujudnya siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. 5) Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 6) Menanamkan budi pekerti ( akhlaqul karimah) pada siswa demi terwujudnya budaya santun. c. Tujuan 1) Tercapainya prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non akademik. 2) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5 3) Mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa melalui layanan BK dan ekstra kurikuler.
4) Menjadikan siswa kreatif dalam aktivitas keagamaan. 5) Membiasakan perilaku islami baik di sekolah maupun dalam kehidupan. d. Struktur Organisasi MI Maarif Tuntang 1) Struktur organisasi sekolah MI Tuntang
Kepala Sekolah Nara hhhhhhhnnnkh Sumber
Komite Sekolah
Durotul Qorinah S.pdI
`
1976053120000320 01
Guru v Kelas I
Guru Kelas II
Hanifah
Wahyuni Rohimah 1503002296 Guru Kelas III
Guru kelas IV
Novian ratanasari S.pdI
M. Silakhuddin S.pdI
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Ratna Setyawati S.pdI
Siti Mustafsiroh S.pdI
Guru Ke-NU-an
Guru Bhs. Daerah
Guru Bhs. Daerah
Guru Penjas
Durotul Qorinah S.pdI
Fatkul Yaqin
Fatkul Yaqin
Fatkul Yaqin
Bendahara Rutin
Penasehat umun
Sarpras
Penjaga
Siti Mustafsiroh
Hanifah
Fatkul Yaqin
Eko Dwi Istanto
2) Struktur organisasi Komite Siswa / Dewan Sekolah MI Tuntang Masyarakat Sekitar Ketua Komite
Kepala Desa/Lurah Salman Khalimi
Kepala Sekolah Durotul Qorinah S.pdI
H. Ahmad Yazid
197605312000032001
Sekertaris I
Sekertaris II
Bendahara I
Bendahara
Much Zuhri
Nur Rozi
Urip Utami
II
BIDANG-BIDANG
B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 3 kali siklus yang masing-masing dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pada minggu kedua bulan januari 2012 dengan Kompetensi Dasar “ Menghafal surat al-Alaq ayat 1-7 secara benar dan fasih”. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi: a. Merencanakan pelaksanaan strategi peer lesson sebagai pemecah permasalahan di kelas v. b. Menentukan pelaksanaan siklus I yaitu pada tanggal 11 januari 2012. c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada penerapan strategi peer lesson yaitu hafalan surat al-Alaq ayat 1-7. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrument penelitian yaitu:
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang motivasi siswa dalam menghafal. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran . 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi menghafal siswa pada mata pelajaran al-Quran Hadits tentang hafalan surat al-Alaq ayat 1-7. f. Menyiapkan alat pembelajaran. g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas 2. Tindakan a. Pra Pembelajaran 1) Sebelum pelajaran dimulai tempat duduk ditata menjadi tiga dengan bentuk leter U, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar I Denah Tempat Duduk pada Siklus I
Meja Papan
2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. 3) Masing-masing siswa disuruh untuk menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya. b. Kegiatan Awal (10 menit ) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru bersama-sama siswa membaca doa belajar 3) Apersepsi
yaitu
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan matari yang akan dipelajari. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai yaitu menghafal surat al-Alaq ayat 1-7 dengan benar dan fasih. 5) Sebelum menuju ke kegiatan guru memberikan pre test sebagai bahan uji awal pembelajaran. c. Kegiatan Inti ( 50 menit ) 1) Eksplorasi a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara melafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 dengan benar dan fasih b) Guru
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
dengan
menerapkan strategi peer lesson untuk menghafal surat al-Alaq ayat 1-7.
2) Elaborasi a) Siswa melafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 secara bersama-sama (klasikal)
untuk
membangkitkan semangat
awal dalam
pembelajaran. b) Selanjutnya siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok saling menyimak hafalan anggota kelompoknya secara bergantian hingga semuanya mendapat giliran. c) Apabila anggota yang disimak terdapat kesalahan dalam menghafal maka anggota yang lain harus mengingatkan dan membenarkannya. d) Setelah semua anggota mendapat giliran dalam kelompoknya kemudian
masing-masing
kelompok
maju
untuk
mepresentasikan hafalannya di depan kelas secara bergantian, kelompok yang lain menyimaknya. e) Untuk menambah motivasi maka masing-masing kelompok harus menghafal secara kompak f) Masing-masing individu maju satu persatu untuk menghafal surat al-Alaq ayat 1-7 sebagai bentuk evaluasi terhadap hasil pembelajaran guna menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri atas kinerjanya. 3) Konfirmasi
a) Guru memberikan nilai, pujian, tepuk tangan terhadap keberhasilan peserta didik sebagai umpan balik positif dan penguatan. b) Guru membantu menyelesaikan masalah bagi peserta didik yang manghadapi kesulitan dan memberi kesempatan untuk bertanya. c) Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. d. Kegiatan Penutup (10 menit ) 1) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram 2) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 3) Salam penutup. 3. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi dari rekan sejawat pada saat tindakan berlangsung maka ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaan strategi peer lesson, yaitu: a. Dari penataan tempat duduk yang memanjang menyulitkan siswa untuk berkomunikasi antar anggota kelompoknya. b. Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri ketika presentasi materi c. Ada beberapa siswa yang kurang aktif. d. Suasana nampak gaduh sekali karana siswa masih bingung dengan penerapan strategi yang baru.
e. Waktu pembelajaran melebihi batas yang direncanakan. Waktu bertambah hingga 20 menit. Pada awal perencanaan 70 menit menjadi 90 menit. 4. Refleksi Dari penemuan beberapa hambatan di atas dijadikan bahan refleksi diri untuk perbaikan rencana pada siklus selanjutnya. Refleksi ini meliputi: a. Bagaimana mengubah tempat duduk agar semua anggota kelompok dapat berkomunikasi dengan mudah. b. Bagaimana mengaktifkan seluruh siswa agar benar-benar terlibat dalam penerapan strategi peer lesson, sehingga perhatian siswa terfokus pada pembelajaran. c. Bagaimana cara mengatasi kegaduhan agar suasana kelas bisa terkendali. d. Bagaimana agar waktu tepat sesuai jam pelajaran.
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanan Tahap perencanaan pada siklus II meliputi: a. Membuat instrument penelitian yaitu: 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang motivasi siswa dalam menghafal. Lembar observasi digunakan sebagai
instrument karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi menghafal siswa pada mata pelajaran al-Quran Hadits pokok bahasan hafalan surat alAlaq ayat 8-14. b. Menyiapkan alat pembelajaran c. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan untuk siklus yang kedua yaitu pada hari rabu tanggal 18 januari 2012 . d. Membuat sekenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas dengan format terlampir. Perencanaan tindakan siklus II hampir sama dengan yang dilaksanakan pada siklus satu akan tetapi terdapat rencana yang direvisi yaitu: 1) Mengubah penataan tempat duduk kelompok agar siswa dapat saling berkomunikasi satu sama lain. 2) Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, diberikan motivasi agar semua siswa benar-benar mengikuti pembelajaran. 3) Siswa yang tidak aktif di tempatkan diantara siswa-siswa yang aktif
dengan
harapan
dapat
terpengaruh
oleh
anggota
kelompoknya. 4) Beberapa siswa yang menjadi penyebab kegaduhan dijadikan ketua dalam kelompoknya sehingga merasa malu untuk berbuat gaduh. 5) Presentasi dari guru di tiadakan diganti siswa terbaik dalam kelas untuk memberikan contoh cara melafalkan materi hafalannya ,
sehingga dengan hal tersebut diharapkan semua siswa dapat aktif dan tidak bicara sendiri. 2. Tindakan a. Pra pembelajaran 1) Membagi siswa dalam tiga kelompok 2) Menentukan tempat duduk dengan bentuk melingkar seperti pada gambar di bawah ini. Gambar II Denah Tempat Duduk pada Siklus II
Meja Guru Papan Tulis b. Kegiatan awal (10 menit ) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru bersama-sama siswa membaca doa belajar 3) Guru memotifasi siswa 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai yaitu menghafal surat al-Alaq ayat 8-14 dengan benar dan fasih.
c. Kegiatan Inti ( 50 menit ) 1) Eksplorasi a) Siswa mendengarkan contoh bacaan dari temannya sendiri tentang cara melafalkan surat al-Alaq ayat 8-14 dengan benar dan fasih. b) Siswa yang lain menyimak contoh yang telah dibacakan oleh temannya dengan memperhatikan tulisan yang ada di buku. 2) Elaborasi a) Siswa membaca surat al-Alaq ayat 8-14 secara klasikal untuk membangkitkan semangat awal dalam pembelajaran. b) Siswa memulai kerja kelompoknya dengan dipimpin oleh ketua kelompoknya untuk menghafal surat al-Alaq ayat 8-14 dimulai olah ketuanya terlebih dahulu kemudian di lanjutkan oleh anggota kelompoknya secara bergantian. c) Ketika temannya sedang menghafal maka semua anggota kelompoknya harus menyimak dan mengingatkan apabila terdapat kesalahan. d) Setelah semuanya mendapat giliran maka masing-masing kelompok maju secara bergantian untuk mempresentasikan hafalannya
dengan
kompak,
kelompok
yang
lain
menyimaknya. dengan demikan maka masing- masing siswa akan lebih konsentrasi.
e) Setelah siswa maju secara kelompok selanjutnya siswa maju secara
individu
sebagai
evaluasi
guna
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri atas kinerjanya. 3) Konfirmasi a) Guru memberikan pujian , nilai, dan tepuk tangan terhadap keberhasilan peserta didik sebagai umpan balik positif dan penguatan. b) Guru membantu menyelesaikan masalah bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan dan memberikan kesempatan untuk bertanya. c) Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. d. Kegiatan Penutup (10 menit ) 1) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisten dan terprogram. 2) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 3) Salam penutup. 3. Observasi Dari observasi dilakukan pengumpulan data dengan instrument lembar observasi
dan tes formatif . Berdasarkan hasil pengamatan dan
informasi dari rekan sejawat observasi pada siklus II masih ditemukan hambatan-hambatan yaitu masih ada 2 siswa yang kurang kerja sama
dalam kelompoknya, semangat dan tingkat hafalan siswa masih banyak yang kurang maksimal. 4. Refleksi Dari hasil observasi diadakan refleksi untuk perbaikan rencana pada siklus III. Perbaikan ini bertujuan agar siswa yang belum aktif bekerja sama dengan kelompoknya menjadi aktif dan semua siswa dapat lebih semangat serta mencapai tingkat hafalan yang maksimal.
D. Diskripsi Peleksanaan Siklus III 1. Perencanaan Perencanaan meliputi: a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari rabu tanggal 25 Januari 2012. b. Menyiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi dan tes formatif untuk evaluasi. c. Menyiapkan alat-alat pembelajarn d. Menyusun skenario pembelajaran untuk siklus III. Skenario sama seperti pada siklus II tetapi pada siklus III diadakan revisi rencana pada: 1) Dua siswa yang belum aktif bekerja sama dalam kelompoknya dipilih sebagai ketua kelompok di harapkan dapat aktif dalam pembelajaran.
2) Presentasi kelompok dilaksanakan secara kolaboratif yaitu masingmasing anggota kelompok meneruskan hafalan temannya secara bersambung,dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih berkonsentrasi sehingga dapat mencapai tingkat hafalan yang maksimal. 3) Memberikan hadiah kepada para siswa yang memperoleh nilai 100 sehingga
siswa
lebih
bersemangat
dalam
meningkatkan
hafalannya. 2. Tindakan a. Pra Kegiatan 1) Menata tempat duduk seperti pada siklus II. 2) Membagi siswa menjadi tiga kelompok dengan anggota yang sama seperti pada siklus II tetapi 2 siswa yang belum aktif dijadikan sebagai ketua dalam kelompoknya. b. Kegiatan Awal ( 10 menit ) 1) Guru membuka pelajaran dengan salam 2) Guru bersama-sama siswa membaca doa belajar . 3) Guru memotivasi siswa. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai yaitu menghafal surat al-Alaq ayat 15-19 dengan benar dan fasih. c. Kegiatan Inti ( 50 menit ) 1) Eksplorasi
a) Siswa mendengarkan contoh bacaan dari temannya sendiri tentang cara melafalkan surat al-Alaq ayat 1-19 dengan benar dan fasih. b) Siswa yang lain menyimak contoh yang telah dibacakan oleh temannya dengan memperhatikan tulisan yang ada di buku. 2) Elaborasi a) Siswa membaca surat al-Alaq ayat 15-19 secara klasikal untuk membangkitkan semangat awal dalam pembelajaran. b) Siswa memulai kerja kelompoknya untuk menghafal surat alAlaq ayat 15-19 di mulai oleh ketua kelompoknya terlebih dahulu kemudian dilanjutkan oleh anggota kelompoknya secara bergantian. c) Ketika temannya sedang menghafal maka semua anggota kelompoknya harus menyimak dan mengingatkan apabila terdapat kesalahan. d) Setelah semuanya mendapat giliran, untuk
menambah
semangat siswa maka masing-masing kelompok maju untuk mempresentatifkan hafalannya secara kolaboratif (meneruskan hafalan tamannya secara bersambung ) dengan demikian maka masing-masing siswa akan lebih berkonsentrasi sehingga dicapai nilai yang maksimal. e) Setelah siswa maju secara kolaboratif dan kompak bersama kelompoknya maka selanjutnya siswa maju secara individu
sebagai evaluasi terhadap hafalannya guna menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri atas kinerjanya. 3) Konfirmasi a) Guru memberikan pujian, nilai ,tepuk tangan dan khusus bagi siswa yang mendapat nilai 100 diberikan hadiah sebagai umpan balik positif dan penguatan. b) Memberi
motifasi
kepada
peserta
didik
agar
terus
meningkatkan belajarnya. c) Strategi peer lesson telah selesai. d. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) 1) Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menyampaikan beberapa materi yang belum dikuasai siswa. 2) Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Observasi Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dan hasil pengamatan dari rekan sejawat sebagai berikut:
a. Pengamatan pada guru 1) Guru dapat mengoptimalkan dalam memotivasi siswa 2) Guru sudah mampu dalam menghidupkan suasana kelas sehingga siswa lebih tertarik dengan strategi yang diberikan 3) Guru sudah mampu menguasai siswa selama proses pembelajaran 4) Guru sudah optimal dalam pengelolaan waktu
b. Pengamatan pada siswa 1) Siswa antusias dalam proses pembelajaran 2) Siswa lebih mudah dalam menghafal dan mengingat materi hafalannya 3) Siswa senang dengan strategi pembelajaran yang baru. 4. Refleksi Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu strategi pembelajaran baru untuk mata pelajaran al-Quran Hadits spesifikasi menghafal ayat-ayat al-Quran surat al-Alaq. Pada siklus III semua siswa telah aktif dan partisipatif dalam mengikuti strategi peer lesson yang diterapkan. Motivasi maupun prestasi belajar siswa juga meningkat dari sebelumnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Hasil Penelitian Persiklus 1. Pra Siklus Sebelum diterapkan strategi peer lesson, penyampaian materi menggunakan metode ceramah. Dari dokomentasi sebelum penerapan strategi peer lesson didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum strategi peer lesson dipilih sebagai pemecah masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan strategi peer lesson untuk meningkatkan prestasi hafalan siswa. Sebagai patokan prestasi menghafal adalah nilai ketuntasan Minimum ( KKM ) kelas V MI Maarif Tuntang pada mata pelajaran al-Quran Hadits yaitu 70. Penggunaan strategi dan metode sebelumnya di peroleh dokumentasi nilai prestasi belajar siswa pada materi menghafal surat al-Alaq terlihat pada table 4.1: No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai siswa <39 40 - 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Jumlah _ 8 2 3 3 1 _ 17
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
60
Prosentase 0% 47,1% 11,8% 17,6% 17,6% 5,9% 0% 100%
Data di atas dapat disimpulkan siswa yang telah tuntas dengan KKM 70 sebanyak 4 siswa atau 23,5% dan yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 76,5% dari jumlah siswa di kelas V MI Maarif Tuntang. Nilai rata-rata kelasnya adalah 55,1. Perbandingan siswa yang telah tuntas dan yang belum tuntas seperti terlihat pada gambar 4.1
23.5 Tuntas Belum Tuntas
76.5
Gambar 4.1 Ketuntasan Siswa Pra Siklus 2. Siklus I Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data tentang nilai, rutinitas dan kerja sama siswa dalam mengikuti pembelajaran. Rutinitas dan kerja sama siswa sebagai fokus observasi karena dalam sebuah keberhasilan pembelajaran menghafal dengan penerapan strategi peer lesson tidak terlepas dari dua hal tersebut. Agar siswa cepat hafal dengan baik dan lancar terhadap materi hafalannya maka siswa harus memiliki kemauan rutin atau rutinitas dalam menghafal. Sedangkan kerja sama yang kompak
adalah indikator adanya minat atau semangat siswa dalam pembelajaran. Rutinitas dan kerjasama yang kompak
menunjukkan tingkat motivasi
siswa dalam menghafal. Bila kedua hal tersebut baik maka materi benarbenar dapat dihafal sehingga prestasi menghafal siswa semakin meningkat. Dari observasi diperoleh data rutinitas dan kerja sama sebagai berikut: No 1 2 3 4 Jumlah
Rutinitas Siswa Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Jumlah Siswa 8 4 5 _ 17
Prosentase 47.1% 23,5% 29,4% 0% 100%
Tabel 4.2 Rutinitas menghafal Siswa pada Siklus I
No
Kerjasama Siswa
1 Kurang 2 Cukup 3 Baik 4 Baik Sekali Jumlah
Jumlah Siswa
Prosentase
8 4 3 2 17
47.1% 23.5% 17.6% 11.8% 100%
Tabel 4.3 Kerja Sama Siswa Pada siklus I
Kebanyakan siswa yang mendapat skor 1 adalah siswa yang melamun dan berdiskusi dengan teman lainnya tapi bukan topik materi hafalan. Dan siswa yang mendapat skor 2 untuk siswa yang kadangkadang berdiskusi dengan topik lain dan kadang-kadang juga mengikuti strategi peer lesson pada pembelajaran. Untuk skor 3 jika siswa tersebut
lebih banyak terlibat baik rutinitas maupun kerja samanya dalam peer lesson tetapi masih terjadi diskusi tak terfokus satu atau dua kali kesempatan. Dan skor 4 untuk siswa yang benar-benar rutin dan kerja sama penuh dalam pembelajaran Jadi untuk penerapan strategi peer lesson pada siklus satu masih kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut menurut informasi dari rekan sejawat dan analisa peneliti dikarenakan adanya hal-hal yang mengganggu kerjasama siswa pada pembelajaran. Hambatan tersebut adalah: a. Pada tahap siswa menyimak hafalan temannya, siswa saling adu argument yang tidak terfokus sehingga konsentrasi siswa tidak maksimal. b. Siswa belum benar-benar mengerti tata cara pelaksanaan peer lesson pada pembelajaran. c. Waktu yang melebihi dari batas perencanaan menjadikan siswa gaduh. Hasil observasi ini dijadikan landasan untuk perbaikan rencana pada tahap berikutnya. Dari instrument tes formatif lisan pada hafalan surat al-Alaq ayat 1-7 diperoleh nilai siswa pada siklus I sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
Nilai Siswa < 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100
Jumlah _ _ 8 2 6 _ 1 17
Prosentase 0% 0% 47% 11,8% 35,3% 0% 5,9% 100%
Tabel 4.4 Nilai Prestasi menghafal Siswa pada Siklus I Siswa yang telah tuntas lebih banyak dari pada sebelum penerapan strategi peer lesson .Dan nilai individu siswa juga lebih meningkat, dengan data nilai individual siswa terlampir. Siswa yang tuntas sebanyak 7 anak atau 41,2%. Dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 anak atau 58,8% . Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 62.6, naik 13.6% dari sebelum penerapan strategi peer lesson. Perbandingan siswa yang tuntas dan yang belun tuntas seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
41.2 58.8
Tuntas Belum tuntas
Gambar 4.2 Ketuntasan Siswa pada Siklus I Siswa yang telah tuntas kurang dari separoh jumlah siswa, ini berarti masih jauh dari target ketuntasan yang kita tetapkan yaitu lebih dari atau sama dengan75% dari semua siswa kelas V MI Maarif Tuntang . Namun demikian telah Nampak adanya peningkatan yang cukup baik. 3. Siklus II Pada siklus II diperoleh data dari lembar observasi tentang rutinitas dan kerja sama siswa sebagai berikut:
No 1 2 3 4
Rutinitas Siswa Kurang Cukup Baik Baik Sekali Jumlah
Jumlah Siswa 7 4 6 17
Prosentase 0% 41,2% 23,5% 35,5% 100%
Tabel 4.5 Rutinitas menghafal Siswa pada Siklus II Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat. Sebanyak 41.2% siswa telah cukup rutin menghafalnya. 23,5% siswa rutinitasnya lebih terfokus dan 35,3% rutinitas dalam menghafalnya sangat terfokus. Data kerjasama siswa pada siklus II sebagai berikut:
No 1 2 3 4
Kerjasama Siswa Kurang Cukup Baik Baik Sekali Jumlah
Jumlah Siswa
Prosentase
2 5 4 6 17
11,8% 29,4% 23,5% 35,3% 100%
Tabel 4.6 Kerjasama Siswa pada Siklus II
Tingkat rutinitas dan kerjasama siswa pada siklus II lebih meningkat di banding pada siklus I, menurut informasi dari rekan sejawat dan analisa peneliti hal ini dikarenakan: a. Siswa telah mengetahui tata cara peer lesson pada pembelajaran menghafal.
b. Siswa yang membuat kegaduhan dijadikan ketua dalam kelompoknya sehingga membuat suasana tenang dan fokus dalam bekerja sama. c. Siswa yang tidak aktif ditempatkan diantara siswa yang aktif sehingga meningkatkan rutinitas menghafal siswa. Dari instrument tes hafalan didapatkan data nilai sebagai berikut: No
Nilai Siswa
1 2 3 4 5 6 7
<39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Jumlah
Prosentase
_ _ _ 4 4 7 2 17
0% 0% 0% 23,5% 23,5% 41,2% 11,8% 100%
Tabel 4.7 Nilai Prestasi menghafal Siswa pada siklus II
Nilai individual siswa meningkat dari siklus I. Tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 50, dan hanya 4 atau 23,5 % yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelasnya adalah 78,2 berarti ada kenaikan 24,9% dari siklus I. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap empat siswa yang belum tuntas, dua diantaranya bukanlah siswa yang memiliki intelegensi rendah akan tetapi memiliki sifat cuek, kurang tanggung jawab dan kurang taat dalam peraturan.. Sedangkan dua di antaranya memiliki intelegensi sedang dan rendah. Hal ini terbukti bahwa indikator nilai pada semua mata pelajaran
menunjukkan
demikian.
Namun
demikian
siswa
yang
intelegensinya rendah justru memiliki semangat yang tinggi dalam
menghafalnya. Hal ini dapat peneliti simpulkan karena berdasarkan hasil observasi rutinitas siswa menunjukkan baik dan kerjasama yang cukup. Untuk mempermudah membandingkan siswa yang tuntas dan yang belum tuntas disajikan gambar 4.3:
23.5 Tuntas Belum Tuntas 76.5
Gambar 4.3 Ketuntasan Siswa pada Siklus II 4. Siklus III Pada pelaksanaan siklus III didapat data sebagai berikut: No 1 2 3 4
Rutinitas Siswa Kurang Cukup Baik BaikSekali Jumlah
Jumlah Siswa
Prosentase
_ _ 6 11 17
0% 0% 35,3% 64,7% 100%
Tabel 4.8 Rutinitas Siswa pada Siklus III Kerja sama siswa dalam penerapan sraregi peer lesson pada siklus III seperti pada Table 4.9 di bawah ini: No 1 2 3 4
Kerja sama Siswa Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Jumlah Siswa
Prosentase
_ 1 5 11
0% 5,9% 29,4% 64,7%
Jumlah
17
100%
Tabel 4.9 Kerja sama Siswa pada Siklus III Rutinitas dan kerjasama siswa dalam menghafal pada siklus III sudah menunjukkan arah yang baik.Terlihat pada tabel rutinitas siswa tidak ada siswa yang mendapat skor 1dan 2. Rata-rata siswa mendapat skor 3 dan 4, akan tetapi pada aspek kerja sama siswa pada siklus III masih ditemukan skor 2. Hal ini dikarenakan karakter dari individu siswa tersebut memang pendiam dan suka menyendiri sehingga kerja sama dengan teman agak kurang namun demikian rutinitasnya dalam menghafal cukup baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan strategi peer lesson dapat meningkatkan rutinitas dan kerja sama yang baik siswa dalam pembelajaran menghafal mata pelajaran al-Quran Hadits spesifikasi hafalan surat al-Alaq.Dari hasil analisis, hal tersebut dikarenakan: a. Pada pelaksanaan siklusIII siswa telah memahami tata cara peer lesson. b. Pada siklus III disediakan hadiah oleh guru sehingga menambah motivasi semangat siswa untuk meraih nilai terbaik. c. Ketua dipilih dari siswa yang belum aktif sehingga menjadikan pengalaman berharga bagi diri siswa yang bersangkutan dan memaksakan dirinya harus aktif dalam pembelajaran. d. Presentasi siswa dibuat berkolaborasi sehingga menambah konsentrasi siswa dalam menghafal.
Nilai yang diperoleh siswa pada siklus III disajikan pada tabel berikut ini:
No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Siswa < 38 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Jumlah _ _ _ _ 2 6 9 17
Prosentase 0% 0% 0% 0% 11,85 35,3% 53,9% 100%
Tabel 4.10 Nilai Prestasi menghafal Siswa pada Siklus III Nilai yang diperoleh siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus II. Pada siklus III semua siswa memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Jadi semuanya tuntas tidak ada yang terkecuali . Semua kekurangan dan kelemahan siswa dapat ditemukan dan diatasi. Masing-masing siswa memiliki kekurangan dan kelebihan yang saling melengkapi. Hal ini sesuai dengan target peneliti yaitu lebih dari atau sama dengan 75 % siswa tuntas dalam pembelajaran. Rata-rata kelas pada siklus III mengalami peningkatan sabesar 15% dari siklus II. Pada siklus III diperoleh rata-rata kelas sebesar 90. Siswa yang mendapat nilai pada interval 90 – 100 juga meningkat ada 9 siswa . Berikut disajikan gambar 4.4 tentang ketuntasan siswa pada siklus III:
0
Tuntas Tidak Tuntas 100
Gambar 4.4 Ketuntasan Siswa pada Siklus III B. Pembahasan Hasil Penelitian Dari paparan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus III diatas diperoleh data nilai prestasi belajar siswa secara keseluruhan pada gambar 4.7. 120 100 80 Pra Siklus 60
Siklus I Siklus II
40
Siklus III
20 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4.5 Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III Dari hasil nilai ketuntasan diatas dapat di jelaskan pada pra siklus 23,5% siswa yang tuntas. Pada siklus I meningkat menjadi 41,2 % siwa
yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 76,5% dari kelas. Dan pada siklus III ketuntasan mencapai 100 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dari pra siklus sampai pada siklus III mengalami peningkatan bertahap dilihat dari nilai individual siswa maupun nilai ratarata kelasnya. Dilihat dari rutinitas dan kerja sama siswa dalam mengikuti pembelajaran menghafal dengan strategi peer lesson
juga mengalami
peningkatan seperti dijelaskan pada gambar 4.5 dan 4.6. 9 8 7 6 5
Siklus I
4
Siklus II
3
Siklus III
2 1 0 Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
Gambar 4.5 Rutinitas menghafal Siswa dari Siklus I – III
12 10 8 Siklus I
6
Siklus II Siklus III
4 2 0 Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
Gambar 4.6 Kerja sama Siswa dari Siklus I - III
Prestasi menghafal siswa tidak hanya dipengaruhi dan ditentukan oleh penggunaan suatu metode atau strategi saja akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor bakat, minat, tingkat intelegensi, karakteristik belajar anak dan juga ketepatan strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Sebagai contoh ditemukannya siswa yang kurang aktif bekerjasama dalam kelompoknya akan tetapi siswa tersebut tetap mendapat nilai diatas KKM yang telah ditetapkan. Ini berarti siswa tersebut memiliki karakter belajar tersendiri. C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dalam pelaksanaan strategi peer lesson terdapat faktor penghambat dan faktor pendukung.
1. Faktor pendukung dan penghambat pada siklus I a. Faktor Pendukung 1) Materi yang telah dimiliki siswa memudahkan siswa untuk belajar, jadi siswa tidak perlu mencatat. 2) Strategi pembelajaran yang baru memberikan semangat kepada beberapa siswa. b. Faktor Penghambat 1) Dari penataan tempat duduk yang memanjang menyulitkan siswa untuk berkomunikasi dalam kelompoknya. 2) Aturan yang kurang dimengerti siswa menyebabkan kegaduhan diantara beberapa siswa dan waktunya melebihi batas yang telah ditentukan. 2. Faktor pendukung dan penghambat pada siklus II a. Faktor Pendukung 1) Materi yang telah dimiliki oleh siswa memudahkan siswa untuk belajar, jadi siswa tidak perlu mencatat. 2) Motifasi yang diberikan sebelum pembelajaran memberikan semangat kepada seluruh siswa. 3) Siswa yang tidak aktif ditempatkan diantara siswa yang aktif , sehingga kelompok.
dapat
membangun
komunikasi antar
anggota
4) Penyampaian
materi
hafalan
oleh
siswa
pada
awal
pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar semua siswa. b. Faktor Penghambat Pribadi beberapa siswa yang cenderung pendiam, sehingga siswa tersebut kurang rutin dan kurang kerjasama dalam kelompoknya. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat pada siklua III a. Faktor Pendukung 1) Materi yang telah dimiliki oleh siswa memudahkan siswa untuk belajar, jadi siswa tidak perlu mencatat. 2) Siswa telah paham aturan main pada strategi peer lesson. 3) Ketua dipilih siswa yang belum rutin dalam menghafal sehingga semua siswa dapat rutin menghafal. 4) Presentasi
kelompok
secara
kolaboratif
meningkatkan
konsentrasi menghafal semua siswa. b. Faktor Penghambat Pada pelaksanaan siklus III masih terdapat satu siswa yang kurang memilikisemangat kerjasama dalam kelompoknya namun demikian siswa tersebut dapat tuntas dikarenakan mamiliki karakter
belajar
tersendiri,
hal
inilah
yang
menyebabkan
penggunaan strategi peer lesson mampu menuntaskan semua siswa dalam pembelajaran menghafal mata pelajaran al-Quran Hadits
spesifikasi hafalan al-Quran surat al-Alaq. Namun demikian karakter belajar siswa yang seperti ini tetap menjadi faktor penghambat semangat bagi siswa yang lain.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Upaya meningkatkan prestasi menghafal Al-Qur’an melalui strategi peer lesson pada siswa kelas V MI Ma’arif Tuntang Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah sebagai berikut: 1. Dari data hasil observasi yang diperoleh dari Siklus I Sampai Siklus III motivasi menghafal siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya peningkatan secara bertahab pada tiap-tiap siklusnya baik pada aspek rutinitas maupun kerjasama siswa dalam menghafal. a. Tingkat rutinitas siswa pada siklus I baru mencapai 31 poin ( 45,6 %) dari skor maksimal 68 poin. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 50 poin (73,5%), jadi ada peningkatan 19 poin dari siklus I (61,3%) pada siklus III meningkat sampai 62 poin (91,2 %) ada kenaikan 12 poin (24 %) dari siklus II. Jadi dari siklus I sampai dengan siklus III ada kenaikan skor sebesar 31 poin ( 100%). b. Tingkat kerjasama siswa pada siklus I sebesar 33 poin (48,5%) dari skor maksimal 68 poin. Pada siklus II meningkat menjadi 48 poin (70,6%) jadi ada kenaikan sebesar 15 poin (45,4%) pada siklus III skor yg dicapai sebesar 61 poin (89,7%) naik 13 poin (27,1%) dari
siklus II, jika dihitung dari siklus I sampai dengan siklus III ada kenaikan skor sebesar 28 poin (84,8%). 2. Prestasi menghafal siswa kelas V MI Maarif Tuntang
Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dengan menggunakan strategi peer lesson pada mata pelajaran Al-Quran Hadits spesifikasi menghafal Al-Quran surat alAlaq dari simpulan data yang didapat yaitu: a. Pada pra siklus ketuntasan mencapai 23,5% siswa. b. Pada siklus I dicapai prosentase ketuntasan sebesar 41,2% meningkat 17,7% dari pra siklus. c. Pada siklus II dicapai prosentase ketuntasan belajar sebesar 76,5% ada kenaikan lagi sebesar 35,3% dari siklus I. d. Pada siklus III dicapai ketuntasan belajar sebesar 100% meningkat 23,5 dari siklus II. Jadi dari pra siklus sampai dengan siklus III ada kenaikan tingkat sebesar 76,5%. Prosentase didapat dari nilai siswa yang telah memenuhi Ketuntasan Kriteria Minimum ( KKM ) yaitu 70 untuk mata pelajaran Al-Quran Hadits. Nilai ketuntasan prestasi menghafal siswa sebagai indikator tingkat pencapaian prestasi menghafal siswa. Nilai individual siswa juga semakin meningkat. Prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah dikerjakan atau yang sudah diusahakan. Prestasi pembelajaran menghafal adalah
tingkat kemampuan siswa yang dimiliki setelah pembelajaran menghafal. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar yang menjadi tujuannya adalah memberikan hasil atau prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. B. Saran Untuk dapat meningkatkan prestasi menghafal pada siswa, maka yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: c. Guru Selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan metode dan strategi yang digunakan, sehingga penggunaan straregi yang inovatif membuat siswa tidak merasa bosan. d. Lembaga Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan sebaiknya meningkatkan
pembinaan
kepada
guru-guru,
diharapkan
dari
pembinaan tersebut semakin baik pelayanan yang diberikan guru kepada siswa. C. Kata Penutup Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah sudi membimbing dan menunjukkan jalan kebenaran bagi penulis. Sehingga penulisan skripsi ini dapat tersusun sebagaimana mestinya. Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekurangan
maupun kesalahan. Maka saran dan kritik yang membangun siap diterima penulis dengan tangan terbuka. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 1993, Cara Belajar Yang Mandiri dan Sukses, Solo: C.V. Aneka. Alwi, Hasan, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi, 1999, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi IV, Jakarta: Rineka Cipta ……., Suhardjono dan Supardi, 2008 , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara. Ash Shabuni, Muhammmmad Ali, 2001 At- Tibyan fi ulumil Quran, terj. Muhamad Qodirun Nur , Jakarta: Pustaka Amani. Badudu J.S., Zain Sutan Mohammmmad,1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Depag RI, 2004, Al-Quran dan Terjemahnya Jakarta: tt Depag RI, 2004, Kurikulum Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: tt. Djamarah, Syaiful Bahri, 2002, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Asdi Maha Satya. ……., 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Asdi Maha Satya. Gie, The Liang, 1988, Cara Belajar Yang Efesien , Yogyakarta: Pustat Kemajuan Studi (Center For Study Progress ). Hajar, Ibnu, 2000, Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: Gramedia, Pustaka Jaya, Hamalik, Oemar, 2003, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara Kunandar, 2011, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada Margono, S, 2004, Metodologi Peneltian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Moleong, Lexy J. 2002 ,Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosydakarya,. Munjahid, 2007, Strategi Menghafal Al- Quran 10 Bulan Khatam ( Kiat-Kiat Sukses Menghafal Al-Quran ), Yogyakarta: Idea Press.
Sobur, Alex, 2003, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Sarwono,Sarlito Wirawan, 1982, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang Usman, Moh. Uzer dan Setiawati Lilis, 1993, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belejar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP ), Bandung: Remaja Rosydakarya Umar, Nasruddin, Ulumul Quran ( Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi AlQuran ), Al-Ghozali Center, Ciputat Jakarta, 2008. Zaini Hisyam, Munte Bermawy dan Aryani Sekar Ayu, 2002 Strategi Pembelajaran Aktif di perguruan tinggi Cet.1, Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
Lampiran 2 SKENARIO PEMBELAJARAN ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) SIKLUS I
Mata Pelajaran
:
Al-Quran Hadits
Nama Sekolah
:
MI Maarif Tuntang
Kelas/Semester
:
V / II
Alokasi Waktu
:
2 X I Jam Pelajaran (2x 35 menit / 70
menit) Hari, Tanggal
:
Rabu, 11 Januari 2012
A. Standar Kompetensi Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih B. Kompetensi Dasar Menghafal surat al-Alaq secara benar dan fasih C. Indikator 1. Melafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 dengan tartil 2. Menghafal surat al-Alaq ayat 1-7 dengan lancer D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 dengan tartil 2. Siswa dapat hafal surat al-Alaq ayat 1-7 dengan lancar
Mengacu dari tujuan pembelajaran di atas maka karakter siswa yang di harapkan adalah: · Disiplin ( D iscipline ) · Tekun ( Diligence ) · Tanggung Jawab (Rsponsibility ) · Ketelitian (Catefulnes ) · Kerjasama ( Cooperation ) · Toleransi ( Tolerance ) · Percaya diri ( Confidence ) · Keberanian (Bravery ) E. Materi Pembelajaran Surat al-Alaq ayat 1-7
ù&tø%$# ÇËÈ @, n=tã ô` ÏB z` »|¡ SM} $#t, n=y{ ÇÊÈ t, n=y{ “ Ï%©!$#y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&tø%$# óO s9 $tB z` »|¡ SM} $# zO ¯=tæ ÇÍÈ ÉO n=s)ø9$Î/ zO ¯=tæ “ Ï%©!$# ÇÌÈ ãPtø.F{ $# y7 š/u‘ur ÇÐÈ #Óo_øótGó™ $#çn#u䧑 b r& ÇÏÈ #ÓxöôÜ uŠs9 z` »|¡ SM} $#¨b Î)Hx x. ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ F. Metode Pembelajaran Ceramah, strategi peer lesson, dan tanya jawab G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pra Kegiatan a. Sebelum pembelajaran dimulai menata tempat duduk menjadi tiga bagian dengan bentuk leter U.
b. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok c. Masing-masing siswa disuruh menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya d. Sebelum menuju kegiatan guru memberika pre test sebagai bahan uji awal pembelajaran 2. Kegiatan Awal ( 10 menit ) e. Guru mengucapkan salam f. Guru bersama-sama siswa membaca doa belajar g. Apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari 3. Kegiatan Inti ( 50 menit ) a. Eksplorasi 1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik materi yang akan dipelajari; siswa mendengarkan
penjelasandari
guru
tentang
cara
melafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 2) Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media, dan sumber belajar lain; Guru menggunakan pendekatan pembelajaran dengan menerapkan strategi peer lesson untuk menghafal surt al-Alaq ayat 1-7
b. Elaborasi 1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; peserta didik membaca surat al-Alaq ayat 1-7 secara klasikal untuk membangkitkan semangat awal dalam pembelajaran. 2) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara
lisan
maupun
tertulis;
masing-masing
kelompok diberi tugas untuk mengajar kepada anggota kelompoknya dengan cara menyimak hafalan temannya pada surat al-Alaq ayat 1-7 secara bergantian hingga semua mendapat giliran. 3) Menfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hafalannya secara kompak untuk berkompetisi dengan kelompok yang lain. 4) Menfasilitasi peserta didik melakukan kegiata yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserat didik; secara individu peserta didik maju untuk melafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 sebagai evaluasi guna
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri atas kinerjanya. c. Konfirmasi 1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan,
tulisan
maupun
isyarat
terhadap
keberhasilan peserta didik; guru memberikan pujian, nilai dan tepuk tangan tehadap keberhasilan peserta didik sebagai umpan balik positf dan penguatan. 2) Membantu menyelesaikan masalah bagai peserta didik yang
menghadapi
kesulitan;
guru
memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk menanyakan kesulitannya dalam menghafal. 3) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 4. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) a. Melakukan
refleksi
terhadap
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan secarakonsisten dan terprogram. b. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. c. Salam penutup. H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat 2. Sumber Belajar
: Papan tulis :
a. Buku cinta al-Quran Hadits untuk kelas V MI, Pengarang Choirul Fata,
Penerbit
Tiga
Serangkai,
Halaman 51-53, 2008 b. Maestro ( Buku Referefnsi Agama ) kelas V MI, CV Hasan Pratama, Halaman 4. I. Penilaian Tekn
: Tes Lisan
Bentuk Instrumen
: Hafalan
J. Instrumen Hafalkan surat al-Alaq ayat 1-7 dengan fasih dan benar ! K. Kunci Jawaban Lafal surat al-Alaq ayat 1-7
ù&tø%$# ÇËÈ @, n=tã ô` ÏB z` »|¡ SM} $#t, n=y{ ÇÊÈ t, n=y{ “ Ï%©!$#y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&tø%$# óO s9 $tB z` »|¡ SM} $# zO ¯=tæ ÇÍÈ ÉO n=s)ø9$Î/ zO ¯=tæ “ Ï%©!$# ÇÌÈ ãPtø.F{ $# y7 š/u‘ur ÇÐÈ #Óo_øótGó™ $#çn#u䧑 b r& ÇÏÈ #ÓxöôÜ uŠs9 z` »|¡ SM} $#¨b Î)Hx x. ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ
L. Skor Jumlah skor perolehan 2
Format penskoran: L/P
Aspek yang dinilai
No Nama Siswa Tartil
Kelancaran
Rata rata
Kete rangan
Jumlah Rata-rata kelas
Rekan Sejawat
Tuntang, 11 Januari 2012 Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 3 SKENARIO PEMBELAJRAN ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) SIKLUS II Nama Sekolah
:
MI Maarif Tuntang
Mata Pelajaran
:
Al-Quran Hadits
Kelas / Semester
:
Alokasi Waktu
V / II :
2 X 1 Jam Pelajaran ( 2 x 35 menit /
70menit ) Hari , Tanggal
:
Rabu, 18 Januari 2011
A. Standar Kompetensi Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih B. Kompetensi Dasar Menghafal surat al- Alaq secara benar dan fasih C. Indikator 1. Melafalkan surat al-Alaq ayat 8-14 dengan tartil 2. Menghafalkan surat surat al-Alaq ayat 8-14 dengan lancar D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melafalkan surat al-Alaq ayat 8-14 dengan tartil 2. Siswa hafal surat al-Alaq ayat 8-14 dengan lancer 3. mengacu dari tujuan pembelajaran di atas maka karakter siswa yang diharapkan adalah:
· Disiplin ( Discipline ) ·
Tekun ( diligence )
· Tanggung Jawab ( Responsibility ) · Ketelitian ( Carefulness ) · Kerjasama (Cooperation ) · Toleransi ( Tolerance ) · Percaya diri ( Confidence ) · Keberanian ( Bravery ) E. Materi Pembelajaran Surat al-Alaq ayat 8-14
#sŒÎ) #´‰ ö7tã
ÇÒÈ 4‘ sS ÷Ztƒ “ Ï%©!$# |M ÷ƒuäu‘r& ÇÑÈ #Ótëô_ ”9$# y7 În/u‘ 4’n<Î) ¨b Î)
ÇÊËÈ #“ uqø)G9$$Î/ ttBr&÷rr& ÇÊÊÈ #“ y‰ çlù;$#’n?tã tb %x. b Î)|M ÷ƒuäu‘r& ÇÊÉÈ #’©?|¹ ÇÊÍÈ 3“ ttƒ ©! $#¨b r'Î/ Ls>÷ètƒ óO s9r& ÇÊÌÈ #’¯ ¤‹ x. b Î)|M ÷ƒuäu‘r&
F. Metode Pembelajaran Ceramah, strategi peer lesson, dan Tanya jawab G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pra Kegiatan a. Menata melingkar
tempat
duduk
dengan
bentuk
perkelompok
b. Siswa
dibagi
menjadi
tiga
kelompok
dengan
ketua
diambilkan dari siswa yang masih gaduh pada siklus I c. Masing-masing siswa disuruh untuk menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya 2. Kegiatan Awal ( 10 menit ) a. Guru mengucapkan salam pembuka b. Guru bersama-sama siswa membaca doa belajar c. Guru memotivasi siswa d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Pembelajaran yang akan dicapai yaitu menghafal surat alAlq ayat 8-14 dengan benar dan fasih. 3. Kegiatan Inti ( 50 menit ) a. Eksplorasi 1) Melibatkan peserta didik mencari infomasi yang luas dan dalam tentang topik / materi yang akan diajarkan; siswa mendengarkan contoh bacaan dari temannya tentang cara melafalkan surat al-Alaq ayat 8-14 dengan benar dan fasih. 2) Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media, dan sumber belajar lain; guru menyuruh siswa untuk membuka materi pada buku paket dengan menyimak contoh bacaan dari temannya.
b. Elaborasi 1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; peserta didik membaca surat al-Alaq ayat 8-14 secara klasikal untuk membangkitkan semangat awal dalam pembelajaran. 2) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, dikusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; siswa memulai kerja kelompoknya untuk menghafal surat al-Alaq ayat 8-14 dengan cara menyimak hafalan anggota kelompoknya secara bergantian. 3) Menfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif; masing-masing kelompok maju bersamasama
dengan
kompak
untuk
mempresentasikan
hafalannya kelompok yang lain menyimaknya. 4) Menfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan
prestasi
belajarnya;
untuk
menambah semangat dalam menghafal masing-masing kelompok berkompetisi dengan kelompok yang lain. Menfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkembangkan kebanggaan dan rasa percaya diri; secara individu peserta didik maju melafalkan
hafalannya yaitu surat al-Alaq ayat 8-14 sebagai evaluasi guna menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri
atas kinerjanya. c. Konfirmasi 1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, dan isyarat terhadap keberhasilan peserta didik; guru memberikan pujian, nilai, dan tepuk tangan
terhadapkeberhasilan peserta
didik sebagai
umpan balik positif dan penguatan. 2) Membantu menyelesaikan masalah bagi peserta didik yang
menghadapi
kesulitan;
guru
memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang masih dianggap sulit. 3) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 4. Kegiatan Penutup a. Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram b. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. c. Salam penutup.
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat
: Papan tulis
2. Sumber Belajar : a. Buku cinta al-Quran Hadits untuk keles V MI, Pengarang Choirul Fata, Penerbit Tiga Serangkai, Halaman 51-53. b. Maestro ( Buku Referensi Agama ) kelas V MI, CV. Hasan Pratama, Halaman 4. I. Penilaian Teknik
: Tes Lisan
Bentuk Instrumen :
Hafalan
J. Instrumen Hafalkan surat al-Alaq ayat 8-14 dengan fasih dan benar K. Kunci jawaban Lafadz surat al-Alaq ayat 8-14
#sŒÎ) #´‰ ö7tã
ÇÒÈ 4‘ sS ÷Ztƒ “ Ï%©!$# |M ÷ƒuäu‘r& ÇÑÈ #Ótëô_ ”9$# y7 În/u‘ 4’n<Î) ¨b Î)
ÇÊËÈ #“ uqø)G9$$Î/ ttBr&÷rr& ÇÊÊÈ #“ y‰ çlù;$#’n?tã tb %x. b Î)|M ÷ƒuäu‘r& ÇÊÉÈ #’©?|¹ ÇÊÍÈ 3“ ttƒ ©! $#¨b r'Î/ Ls>÷ètƒ óO s9r& ÇÊÌÈ #’¯ ¤‹ x. b Î)|M ÷ƒuäu‘r&
L. Skor Jumlah skor perolehan 2
Format penskoran: L/P
Aspek yang dinilai
No Nama Siswa Tartil
RataKelancaran rata
Kete rangan
Jumlah Rata-rata kelas
Rekan Sejawat Ratna Setyawati, S.PdI
Tuntang, 18 Januari 2012 Guru Peneliti Hanifah
Lampiran 4 SKENARIO PEMBELAJARAN ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ) SIKLUS III
Mata Pelajaran
:
Al-Quran Hadits
Nama Sekolah
:
MI Maarif Tuntang
Kelas/Semester
:
V/ II
Alokasi Waktu
:
2 x 1 Jam Pelajaran ( 2x 35 menit/70
menit ) Hari, Tanggal
:
Rabu, 25 Januari 2012
A. Standar Kompetensi Menghafa surat-surat pendek secara benar dan fasih B. Kompetensi Dasar Menghafal surat al-Alaq secara benar dan fasih C. Indikator 1. Melafalkan surat al-Alaq ayat 15 – 19 dengan tartil 2. Menghafal surat al-Alaq ayat 15- 19 dengan lancar D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melafalkan surat al-Alaq ayat 15 – 19 dengan tartil 2. Siswa dapat hafal surat al-Alaq ayat 15 – 19 dengan lancar
Mengacu dari tujuan pembelajaran di atas maka karakter siswa yang diharapkan adalah: · Disiplin ( Discipline ) · Tekun ( Diligence ) · Tanggung jawab ( Responsibility ) · Ketelitian ( Carefulness ) · Kerjasama ( Cooperation ) · Toleransi ( Tolerance ) · Percaya diri ( Confidence ) · Keberanian ( Bravery ) E. Materi Pembelajaran Surat al-Alaq ayat 15 – 19
7py¥ÏÛ %s{ >pt/É‹ »x. 7puŠÏ¹ $tR ÇÊÎÈ ÏpuŠÏ¹ $¨Z9$Î/ $Jèxÿó¡ oYs9 ÏmtG^tƒ óO ©9 ûÍ.s! žx x. çm÷èÏÜ è? Ÿw žx x. ÇÊÑÈ spu‹ÏR$t/¨“9$# äí ô‰ uZy™
ÇÊÐÈ ¼çmtƒÏŠ$tR äí ô‰ u‹ù=sù ÇÊÏÈ ÇÊÒÈ ) > ÎŽtIø%$#ur ô‰ ßÚ ó™ $#ur
F. Metode Pembelajaran Ceramah, strategi peer lesson, dan tanya jawab G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pra Kegiatan a) Menyetting tempat duduk dengan bentuk perkelompok melingkar
b) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dengan anggota kelompok tetap seperti pada Siklus II tetapi ketuanya dipilih siswa
yang
kurang
aktif
kelompoknya.Masing-masing
bekerjasama siswa
disuruh
dalam untuk
menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya. 2. Kegiatan Awal ( 10 menit ) a) Guru mengucapkan salam b) Guru bersama-sama siswa membaca doa belajar c) Menyampaikan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. 3. Kegiatan Inti ( 50 menit ) a. Eksplorasi 1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan di pelajari; siswa mendengarkan contoh bacaan dari temannya tentang cara melafalkan surat al-Alaq ayat 15 – 19 dengan benar dan fasih. 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media, dan sumber belajar lain; guru menyuruh siswa untuk membuka materi pada buku paket dengan menyimak contoh bacaan dari temannya.
b. Elaborasi 1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; peserta didik membaca surat al-Alaq ayat 15 – 19 Secara klasikal untuk membangkitkan semangat awal dalam pembelajaran. 2) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk Memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; masing-masing kelompok diberi tugas untuk mengajar kepada anggota kelompoknya dengan cara menyimak hafalan temannya pada surat al-Alaq ayat 15 – 19 secara bergantian hingga semua mendapat giliran. 3) Menfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif ; Masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hafalannya pada suratalAlaq ayar 15- 19 hafalan demikian
secara kolaboratif ( menerusksn
teman-nya maka
secara
bersambung).
masing-masing
siswa
Dengan
akan
lebih
berkonsentrasi dan maksimal hafalannya. 4) Menfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi masing
kelompok
belajarnya; masing-
mempresentasikan
hafalannya
dengan
kompak untuk berkompetisi dengan kelompok
yang lain. 5) Menfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebangga-an dan rasa
percaya diri
peserta didik; masing-masing peserta didik maju secara individu untuk melafalkan surat al-Alaq ayat 15 -19 sebagai evaluasi guna me-numbuhkankebanggaan dan rasa percaya diri atas kinerjanya. c. Konfirmasi 1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; guru memberikan pujian nilai, tepuk tangan,dan khusus bagi siswa yang mendapat nilai 100 diberikan hadiah sebagai umpan balik positif dan penguatan. 2) Memberi motivasi kepada peserta didik agar terus meningkatkan belajarnya. 3) Strategi peer lesson telah selesai. 4. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) a. Guru
menyimpulkan
pembelajaran
hari
ini
dengan
menyampaikan beberapa materi yang belum dikuasai siswa secara maksimal. b. Guru menutup pembalajaran dengan salam.
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat
: Papan tulis
2. Sumber Belajar : a. Buku cinta al-Quran Hadits untuk kelas V MI, Pengarang Choirul Fata, Penerbit Tiga Serangkai, Halaman 51 – 53. b. Maestro ( Buku Referensi Agama ) kelas V MI, CV. Hasan Pratama, Halaman 4. I. Penilaian Teknik
: Tes Lisan
Bentuk Instrumen : Hafalan J. Instrumen Hafalkan surat al-Alaq ayat 15 – 19 dengan fasih dan benar K. Kunci Jawaban Lafadz surat al-Alaq ayat 15 – 19
7py¥ÏÛ %s{ >pt/É‹ »x. 7puŠÏ¹ $tR ÇÊÎÈ ÏpuŠÏ¹ $¨Z9$Î/ $Jèxÿó¡ oYs9 ÏmtG^tƒ óO ©9 ûÍ.s! žx x. çm÷èÏÜ è? Ÿw žx x. ÇÊÑÈ spu‹ÏR$t/¨“9$# äí ô‰ uZy™
ÇÊÐÈ ¼çmtƒÏŠ$tR äí ô‰ u‹ù=sù ÇÊÏÈ ÇÊÒÈ ) > ÎŽtIø%$#ur ô‰ ßÚ ó™ $#ur
L. Skor Jumlah skor perolehan 2
Format penskoran: L/P
Aspek yang dinilai
No Nama Siswa Tartil
Kelancara n
Ratarata
Kete ranga n
Jumlah Rata-rata kelas
Rekan Sejawat
Tuntang, 25 Januari 2012 Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 5 SIKLUS I LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Kelas / Mata Pelajaran : Al-Quran Hadits Semester
: V / II
Kompetensi Dasar
: Menghafal surat al-Alaq secara benar dan
fasih Hari, Tanggal No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anang Jazuli Asiyatun Khofifah Anita Sari Diah Ayu Lestari Fista Salsabila Himas antin Tawakal Lathifatul Aulia M.Sulton AL-Habib M.Nadhif Nashih Nur Rani Rahmawati Tarisa Wulandari Zuhad Zumama Ja’far Abdullah Muh. Sholihin Mahfirotun Nadhiroh Taufiqur Rahman Nisaul Lutfi Mahmudah Jumlah Skor *Diisi dengan penskoran, meliputi : 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = baik sekali
: Rabu, 11 Januari 2012 L/P L P P P P P P L L P P L L L P L P
Aspek yang dinilai * Rutinitas Kerjasama 1 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 3 4 1 1 31 33
Rekan Sejawat
Tuntang, 11 Januari 2012 Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 6 SIKLUS II LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA Mata Pelajaran : Al-Quran Hadits Kelas /Semester : V/ II Kompetensi Dasar : Menghafal surat al-Alaq secara benar dan fasi Hari/ Tanggal : Rabu, 18 Januari 2012 No
NamaSiswa
1 Anang Jazuli 2 Asiyatun Khofifah 3 Anita Sari 4 Diah Ayu Lestari 5 Fista Salsabila 6 Himas Antin Tawakal 7 Lathifatul Aulia 8 M.Sulton Al-Habib 9 M.Nadhif Nashih 10 Nur Rani Rahmawati 11 Tarisa Wulandari 12 Zuhad Zumama 13 Ja’far Abdullah 14 Muh. Solihin 15 Mahfirotun Nadhiron 15 Taufiqur Rahman 17 Nisaul Lutfi Mahmudah Jumlah Skor *Diisi dengan penskoran meliputi: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = baik sekali
L/P L P P P P P P L L P P L L L P L p
Aspek Penilaian* Rutinitas Kerjasama 2 3 2 2 4 4 2 1 3 2 3 3 4 4 2 4 2 3 3 2 4 4 2 1 2 2 4 3 4 4 4 4 3 2 50 48
Rekan Sejawat
Tuntang, 18 Januari 2012 Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 7 SIKLUS III LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA Mata Pelajaran Kelas/ Semester Kompetensi Dasar benar Hari, Tanggal
No
: Al-Quran Hadits : V/ II : Menghafal surat al-Alaq secara fasih dan : Rabu, 25 Januari 2012
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anang Jazuli Asiyatun Khofifah Anita Sari Diah Ayu Lestari Fista Salsabila Himas Antin Tawakal Lathifatul Aulia M.Sulton Al-Habib M.Nadhif Nashih Nur Rani Rahmawati Tarisa Wulandari Zuhad Zumama Ja’far Abdullah Muh. Solihin Mahfirotun Nadhiroh Taufiqur Rahman Nisaul Lutfi Mahmudah Jumlah Skor *Diisi dengan pensekoran meliputi: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = baik sekali
L/P L P P P P P P L L P P L L L P L P
Aspek Penilaian* Rutinitas Kerjasama 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 62 61
Rekan Sejawat
Tuntang, 25 Januari 2012 Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 8 NILAI PRESTASI MENGHAFAL SEBELUM PENERAPAN STRATEGI PEER LESSON
Mata Pelajaran
: Al-Quran Hadits
Kelas/ Semeste
: V / II
Komprtensi Dasar : Menghafal surat al-ALaq secara fasih dan benar Hari, Tanggal N
: Rabu, 4 januari 2012
Rata Keterangan L/P Aspek Penilaian Tartil Kelanca o Anang Jazuli -rata 1 L 40 40 40 Belum Tuntas 2 Asiyatun Khofifah P 40 45 42,5 Belum Tuntas 3 Anita Sari P 60 70 65 Belum Tuntas 4 Diah Ayu Lestari P 40 40 40 Belum Tuntas 5 Fista Salsabila P 40 40 40 Belum Tuntas 6 Himas Antin Tawakal P 50 60 55 Belum Tuntas 7 Lathifatul Aulia P 80 90 85 Tuntas 8 M.Sulton Al-Habib L 60 65 62,5 Belum Tuntas 9 M.Nadhif Nashih L 40 50 45 Belum Tuntas 10 Nur Rani Rahmawati P 50 60 55 Belum Tuntas 11 Tarisa Wulandari P 70 75 72,5 Tuntas 12 Zuhad Zumama L 40 40 40 Belum Tuntas 13 Ja’far Abdullah L 40 40 40 Belum Tuntas 14 M.Solihin L 70 75 72,5 Tuntas 15 Mahfirotun Nadhiroh P 75 75 75 Tuntas 16 Taufiqur Rahman L 60 70 65 Belum Tuntas 17 Nisaul Lutfi P 40 45 42,5 Belum Tuntas Jumlah 937, 895 980 Rata-rata 55,1 52,6 57,6 Tuntang, 4 Januari 2012 Rekan Sejawat Guru Peneliti Nama Siswa
Ratna Setyawati, S.PdI Lampiran 9
Hanifah
NILAI PRESTASI MENGHAFAL PADA SIKLUS I Mata Pelajaran
: Al-Quran Hadits
Kelas/ Semester
: V / II
Kompetensi Dasar
: Menghafal surar al-Alaq secara fasih dan
benar Hari, Tanggal
: Rabu, 11 Januari 2012
N
Nama Siswa
L/P
1o 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anang Jazuli Asiyatun Khofifah Anita Sari Diah Ayu Lestari Fista Salsabila Himas Antin Tawakal Lathifatul Aulia M.Sulton Al-Habib M.Nadhif Nashih Nur Rani Rahmawati Tarisa Wulandari Zuhad Zumama Ja’far Abdullah Muh. Solihin Mahfirotun Nadhiroh Taufiqur Rohman Nisaul Lutfi Jumlah Rata-rata kelas
L P P P P P P L L P P L L L P L P
Aspek Penilaian Tartil Kelancar 40 60 50 60 70 80 50 50 40 60 50 70 80 100 70 80 40 60 50 70 70 80 40 60 50 50 70 80 70 80 70 80 40 60 950 1180 55,9 69.4
Ratarata 50 55 75 50 50 60 90 75 50 60 75 50 50 75 75 75 50 1065 62,6
Keterangan Belum Belum Tuntas Belum Belum Belum Tuntas Tuntas Belum Belum Tuntas Belum Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum
Tuntang, 11 Januari 2012 Rekan Sejawat
Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 10 NILAI PRESTASI MENGHAFAL PADA SIKLUS II Mata Pelajaran
: Al-Quran Hadits
Kelas/ Semester
: V / II
Kompetensi Dasar Hari, Tanggal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
: Menghafal surat al-Alaq secara fasih dan benar : Rabu, 18 Januari 2012
Nama Siswa Anang Jazuli Asiyatun Khofifah Anita Sari Diah Ayu Lestari Fista Salsabila Himas Antin Tawakal Lathifatul Aulia M.Sulton Al-Habib M.Nadhif Nashih Nur Rani Rahmawati Tarisa Wulandari Zuhad Zumama Ja’far Abdullah M.Solihin Mahfirotun Nadhiroh M.Taufiqur Rahman Nisaul Lutfi Mahmudah Jumlah Rata-rata kelas
L/P L P P P P P P L L P P L L L P L P
Aspek Penilaian Tartil Kelancara 60 70 70 80 70 90 60 70 60 80 85 85 90 100 80 90 70 80 80 90 90 90 60 70 75 75 85 85 80 90 80 90 60 70 1255 1405 73,8 82,6
Rata rata 65 75 80 65 70 85 95 85 75 85 90 65 75 85 85 85 65 1330 78.2
Tuntang, 18 Januari 2012 Rekan Sejawat
Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
Lampiran 11
Keterangan Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum
NILAI PRESTASI MENGHAFAL PADA SIKLUS III Mata Pelajaran
: Al-Quran Hadits
Kelas/ Semester
: V / II
Kompetensi Dasar : Menghafal surat al-Alaq secara fasih dan benar Hari, Tanggal N0
: Rabu, 25 Januari 2012
Nama Siswa
1 Anang Jazuli 2 Asiyatun Khofifah 3 Anita Sari 4 Diah Ayu Lestari 5 Fista Salsabila 6 Himas Antin Tawakal 7 Lathifatul Aulia 8 M.Sulton Al-Habib 9 M.Nadhif Nashih 10 Nur Rani Rahmawati 11 Tarisa Wulandari 12 Zuhad Zumama 13 Ja’far Abdullah 14 M.Solihin 15 Mahfirotun Nadhiroh 16 Taufiqur Rahman 17 Nisaul Lutfi Jumlah Rata-rata kelas
L/P L P P P P P P L L P P L L L P L P
Aspek Penilaian Tartil Kelancara n 70 80 70 90 100 100 70 80 80 90 100 100 100 100 100 100 75 85 100 100 100 100 75 85 85 85 85 85 100 100 90 100 90 90 1490 1570 87.6 92.4
Ratarata 75 80 100 75 85 100 100 100 80 100 100 80 85 85 100 95 90 1530 90
Kete rangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Tuntang, 25 Januari 2012 Rekan Sejawat
Guru Peneliti
Ratna Setyawati, S.PdI
Hanifah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Hanifah
Tempat , Tanggal lahir
: Pati, 17 Nopember 1973
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Rofi’i
Nama Ibu
: Sulastri
Alamat
: Grogol, RT 01 RW 07 Blotongan Kec.
Sidorejo Kota Salatiga Pendidikan
: -
MI Tarbiatul Banin Pekalongan Winong Pati Lulus Tahun 1985
-
MTS
Tarbiyatul
Banin
Pekalongan
Winong Pati Lulus Tahun 1988 -
MA Darul Ma’la Pekalongan Winong Pati Lulus Tahun 1991
-
Program
Sertifikasi
Diploma
II
Guru
Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga Lulus Tahun 2000 Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya
Salatiga, 29 Februari 2012 Penulis Hanifah NIM. 125 07 012