PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS III SDN 4 TEGOREJO KENDAL
Skripsi Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar
Oleh Kelik Widayat Dwi NR 1401911011
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video pada Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal” hasil penelitian saya sendiri, bukan buatan orang lain dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain baik sebagian maupun secara keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 24 Juli 2013
Kelik Widayat Dwi NR NIM 1401911011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Kelik Widayat Dwi Nurcahyo Raharjo, NIM 1401911011 berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video pada Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada,
hari
: Rabu
tanggal
: 24 Juli 2013
Semarang, 24 Juli 2013 Dosen pembimbing I
Dosen pembimbing II
Sutji Wardhayani, M. Kes NIP 195202211979032001
Yuyarti, M.Pd NIP 195512121982032001
Diketahui Oleh Ketua Jurusan PGSD,
Hartati, M. Pd NIP 195510051980122001
iii
PENGESAHAN Skripsi atas nama Kelik Widayat Dwi Nurcahyo Raharjo, NIM 1401911011
berjudul
“Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
IPA
melalui
Pendekatan Inkuiri dengan Media Video pada Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal” telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada, hari
: Kamis
tanggal
: 29 Agustus 2013
Panitia Ujian Skripsi
Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd NIP 195108011979031007
Hartati, M.Pd NIP 195510051980122001 Penguji Utama
Umar Samadhy, M. Pd NIP 195604031982031003
Penguji I
Penguji II
Sutji Wardhayani, M. Kes NIP 195202211979032001
Yuyarti, M.Pd NIP 195512121982032001
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN Moto: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS: Al-Baqarah: 45) “Keberhasilan seseorang ditempuh tidak secara instan melainkan setahap demi tahap” (penulis)
Persembahan: Rasa Syukur saya persembahkan kehadirat Allah Swt. Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Keluargaku yang selalu mendukung dalam setiap usahaku.
v
PRAKATA
Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video pada Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal” yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana. Keberhasilan penelitian ini berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan terimakasih dan rasa hormat kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi
2.
Hardjono, M. Pd, Dekan FIP UNNES yang telah memberikan dorongan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi
3.
Hartati, M. Pd, Ketua Jurusan PGSD FIP UNNES yang telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar penyelesaian skripsi
4.
Umar Samadhy, M. Pd, Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
5.
Sutji Wardhayani, M. Kes. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
6.
Yuyarti, M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
7.
GR Heru Kawarti, S. Pd yang telah memberikan izin dan tempat penelitian kepada peneliti
8.
Rekan-rekan guru SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal yang telah memberikan bantuan dan dukungannya selama penelitian. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi peneliti, pembaca maupun dunia
pendidikan pada umumnya.
Semarang, 24 Juli 2013 Peneliti
vi
ABSTRAK Dwi NR, Kelik Widayat. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video pada Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Sutji Wardhayani, M. Kes., Pembimbing II Yuyarti, M.Pd. Permasalahan yang terjadi guru kurang menerapkan pembelajaran yang variatif dan kurang mengembangkan metode. Guru selalu memandang bahwa pembelajaran harus menghafal, selalu membaca buku, dan mengerjakan soal. Akibatnya siswa merasa jenuh, dan kurang antusias ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPA yang meliputi ketrampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan (penerapan pendekatan inkuiri dengan media video), observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus yang masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan dilaksanakan 4 tahap. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal, dengan subjek penelitian ini adalah guru (peneliti) dan 34 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini: (1) Ketrampilan guru pada siklus I diperoleh total skor 13 dengan kategori cukup, dan pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 29 dengan kategori sangat baik. (2) Aktivitas siswa pada siklus I rata-rata perolehan skor aktivitas siswa adalah 22,3 dengan kategori baik, pada siklus II rata-rata perolehan skor aktivitas siswa meningkat menjadi 28,5 dengan kategori sangat baik. (3) Hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 59 % (20 dari 34 siswa) dengan nilai rata-rata kelas adalah 72,27 dan pada siklus II meningkat menjadi 88% (30 dari 34 siswa) dengan nilai rata-rata 84,23. Penggunaan pendekatan inkuiri menggunakan media video pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan ketrampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal. Pendekatan inkuiri menggunakan media video meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga disarankan dapat diterapkan pada pelejaran lain. Kata Kunci : Pendekatan inkuiri, media video, kualitas pembelajaran IPA
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................v PRAKATA ..................................................................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 1.3. Pemecahan Masalah .................................................................................. 6 1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori .............................................................................................. 9 2.1.1. Pengertian Belajar ................................................................................ 9 2.1.2. Pengertian Pembelajaran .................................................................... 12
viii
2.1.3. Kualitas Pembelajaran ........................................................................ 13 2.1.4. Ketrampilan Guru ............................................................................... 17 2.1.5. Aktivitas Belajar ................................................................................. 21 2.1.6. Hasil Belajar ....................................................................................... 24 2.1.7. Hakikat IPA ........................................................................................ 26 2.1.8. Pembelajaran IPA SD ......................................................................... 29 2.1.8.1 Hakikat Pembelajaran IPA SD ......................................................... 29 2.1.8.2 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPA ............................. 31 2.1.8.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD ........................................................... 34 2.1.9. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 34 2.1.10. Pembelajaran Inkuiri ......................................................................... 38 2.1.10.1 Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri .................................................. 39 2.1.11. Media Pembelajaran .......................................................................... 43 2.1.12. Video Pembelajaran .......................................................................... 45 2.2. Kajian Empiris ........................................................................................ 46 2.3. Kerangka Berpikir ................................................................................... 48 2.4. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian .............................................................................. 50 3.1.1 Perencanaan (Planning) ....................................................................... 50 3.1.2 Pelaksanaan Tindakan (Action) ............................................................ 51 3.1.3 Observasi (Observing) ......................................................................... 52 3.1.4 Refleksi (Reflecting) ............................................................................. 52
ix
3.2. Perencanaan Tahapa Penelitian............................................................... 53 3.2.1 Siklus Pertama ...................................................................................... 52 3.2.2 Siklus Kedua ........................................................................................ 57 3.3. Subjek Penelitian .................................................................................... 60 3.4. Tempat Penelitian ................................................................................... 61 3.5. Variabel Penelitian .................................................................................. 61 3.6. Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 61 3.6.1 Sumber Data ......................................................................................... 61 3.6.2 Jenis Data ............................................................................................. 62 3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 63 3.7. Teknik Analisis Data ............................................................................... 65 3.8. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................... 70 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 94 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ................................................................................................106 5.2. Saran ......................................................................................................107 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................108 LAMPIRAN .................................................................................................110
x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget ............................... 21 Tabel 2.2 : Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ............................... 37 Table 2.3 : Sintaks Pendekatan Inkuiri ........................................................... 41 Tabel 3.1 : Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran IPA Kelas III SDN 4 Tegorejo ............................................................................ 66 Tabel 3.2 : Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif .............................................. 68 Tabel 4.1 : Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ................................ 70 Tabel 4.2 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I...................................... 73 Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Nilai Pre Tes ................................................ 76 Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Tertulis Siklus I ................... 78 Tabel 4.5 : Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II .............................. 83 Tabel 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................................... 86 Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Tertulis Siklus II .................. 89 Tabel 4.8 : Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I Dan Siklus II ............... 95 Tabel 4.9 : Peningkatan Aktivitas Siswa Dari Siklus I Dan Siklus II ........... 100 Tabel 4.10 : Peningkatan Hasil Belajar Siklus I Dan Siklus II ....................... 103
xi
DAFTAR SKEMA
Skema 1 : Kerangka Berfikir............................................................................ 48 Skema 2 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 53
xii
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 : Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............................... 71 Diagram 4.2 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I..................................... 74 Diagram 4.3 : Hasil Nilai Pre Tes ....................................................................... 77 Diagram 4.4 : Hasil Evaluasi Tertulis Siklus I.................................................... 79 Diagram 4.5 : Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II.............................. 88 Diagram 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................... 87 Diagram 4.7 : Hasil Evaluasi Tertulis Siklus II .................................................. 90 Diagram 4.8 : Peningkatan Keterampilan Guru pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Siklus I Dan Siklus II ................................... 92 Diagram 4.9 : Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Siklus I dan Siklus II....................... 93 Diagram 4.10 : Rata-Rata Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .......... 93
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrumen .................................................................... 110 Lampiran 2 : Lembar Observasi Aktivitas Guru .............................................. 112 Lampiran 3 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................ 115 Lampiran 4 : Sintak Pembelajaran Inkuiri ....................................................... 117 Lampiran 5 : Silabus ........................................................................................ 118 Lampiran 6 : Jaring Tema ................................................................................ 120 Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 121 Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 133 Lampiran 9 : Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............................ 144 Lampiran 10 : Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ........................... 145 Lampiran 11 : Hasil Obsrvasi Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 146 Lampiran 12 : Hasil Obsrvasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................... 147 Lampiran 12 : Paparan Hasil Pre Tes Belajar Siswa.......................................... 148 Lampiran 10 : Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................... 149 Lampiran 11 : Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................ 150 Lampiran 12 : Data Dokumen Foto ................................................................... 151 Lampiran 13 : SK KKM SDN 4 Tegorejo ......................................................... 156 Lampiran 14 : Surat Keterangan dari SD ........................................................... 158
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal I (2003:4) Pendidikan adalah usaha sadar, terencana untuk mewujudkan suasana belajar dengan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pencapaian tujuan pendidikan hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri yang dimiliknya. Kurikulum yang dipakai dalam pendidikan dasar adalah kurikulum tahun 2006 yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan Pendidikan. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
1
2
prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan teknologi karena memiliki upaya membangkitkan minat, mengembangkan IPTEK, dan pemahaman alam semesta yang mempunyai banyak fakta rahasia. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs dari Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006:147). Berdasarkan penemuan dilapangan ada beberapa kendala dan hambatan dikarenakan kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN 4 Tegorejo guru kurang menerapkan pembelajaran yang variatif dan kurang mengembangkan akltualisasi konsep tanpa diimbangi
3
pengalaman konkrit. Guru selalu memandang bahwa pembelajaran harus menghafal, selalu membaca buku, dan mengerjakan soal. Akibatnya siswa merasa jenuh, kurang antusias, dan merasa senang ketika bel istiahat berbunyi. Dari pengalaman seperti itu siswa merasa bosan hanya dengan pembelajaran seperti itu tiap hari. Sehingga kualitas pembelajaran IPA rendah dan kurang maksimal, ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini didukung dengan data ulangan harian siswa untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas III SDN 4 Tegorejo masih banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM, terdiri dari 38 jumlah siswa kelas III hanya 13 yang mendapat nilai diatas KKM sedangkan 21 lainnya belum tuntas. Melihat permasalahan pembelajaran IPA dikelas III maka perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran IPA dengan menerapkan model inovatif sehingga guru lebih kreatif, siswa konsentrasi, serta hasil belajar meningkat. Oleh karena itu peneliti bersama tim kolaborator berinisiatif menerapkan alternatif tindakan dengan dengan memilih metode pembelajaran inkuiri dengan media video. Dengan pendekatan inkuiri ini siswa diminta menyaksikan tayangan video sehingga dalam pembelajaran siswa tidak merasa bosan, lebih menguasai materi, dan meningkatkan hasil belajar. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan
4
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Gulo dalam Trianto, 2007:135). Pembelajaran menggunakan video merupakan media pengajaran sangat menarik dan paling praktis penyajiannya dengan memanfaatkan komputer atau televisi. Video pembelajaran ini bersifat interaktif-tutorial, yang mampu membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui aspek audio visual saja, tidak multimedia secara penuh (Dina Indriana, 2011:119). Hasil penelitian yang memperkuat untuk melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri : penelitian Nur (2010) tentang “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inquiri pada Siswa Kelas IV SDN 1 Maribaya Karanganyar Purbalingga”. Hasil penelitian ini ditemukan peningkatan kualitas pembelajaran IPA dibuktikan bahwa : (1) Selama proses penelitian keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan, siklus I diperoleh prosentase tingkat keaktifan siswa 42,3% kategori sedang, siklus II diperoleh prosentase 58,1% dengan kategori sedang, siklus III diperoleh prosentase 66,1% dengan kategori tinggi. (2) Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat. Siklus I guru memperoleh skor 27 dengan kategori B, siklus II skor menjadi 31 dengan kategori A, selanjutnya siklus III mengalami peningkatan jumlah skor yang diperoleh yaitu 36 dengan kategori A. (3) siswa merespon dengan 71% siswa mudah memahami pelajaran, 96% siswa merasa senang, 77% siswa berani presentasi, dan 81 % siswa semangat belajar. (4) ketuntasan hasil belajar siswa siklus I nilai rerata kelas sebesar 60 dengan prosentase
5
tuntas 33%, sedangkan siklus II nilai rerata kelas telah meningkat menjadi 68, diperoleh kategori tuntas dengan prosentase 60%. Kemudian sikus III rerata kelas sebesar 71 prosentase ketuntasan 75%. Penelitian Sulistiyowati (2012) “Peningkatan Kualitas Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas V SDN Wonosari 03 Semarang”. Menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan pendekatan inquiri dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dibuktikan hasil penelitian diperoleh : (1) pada tindakan kelas siklus I, keterampilan guru dalam pendekatan inquiri adalah 3,0. Siklus II menjadi 3,5 dan siklus III 3,6 yang berarti keterampilan guru sudah baik. (2) tindakan kelas siklus I aktivitas siswa baru 2,65, siklus II menjadi 2,74 dan siklus II menjadi 60,5% dan siklus III 78,9%. Dalam perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 65,8, siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 72,4 dan siklus III meningkat menjadi 75,5. Selain data kuantitatif tersebut nampak respon siswa dalam pembelajaran IPA yang kurang berakibat rendahnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut akan menjadikan siswa enggan untuk belajar IPA. Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui penlitian tindakan kelas tentang “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video pada siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal”.
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal? Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut : a.
Apakah melalui pendekatan inkuiri dengan media video dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal?
b.
Apakah melalui pendekatan inkuiri dengan media video dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal?
c.
Apakah melalui pendekatan inkuiri dengan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal?
1.3 Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah peneliti merencanakan pemecahan masalah melalui pendekatan inkuiri menggunakan video. Adapun langkah-langkah pendekatan inkuiri menggunakan video yaitu : 1) Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran; 2) Siswa menonton tayangan video yang telah dipersiapkan guru; 3) Siswa diminta membentuk kelompok 4-5 orang;
7
4) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; 5) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah dari pertanyaan yang diajukan; 6) Siswa diberi kesempatan menentukan jawaban sementara yang relevan dengan permasalahan; 7) Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi siswa, dan kelompok lain menanggapi; 8) Siswa menulis kesimpulan dengan bimbingan dari guru.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian : Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal. Sedangkan tujuan khususnya adalah : a.
Pendekatan inkuiri menggunakan media video dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo.
b.
Pendekatan inkuiri menggunakan media video dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo.
c.
Pendekatan inkuiri menggunakan media video dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo.
8
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Secara praktis penelitian ini bermanfaat : a.
Bagi guru Dapat memberikan pengalaman dan wawasan dalam pembelajaran inovatif sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA mengguakan pendekatan inkuiri.
b.
Bagi siswa Dengan penerapan pendekatan inkuiri menggunakan video pembelajaran ini siswa dapat lebih mudah memahami materi, aktif, dan bersemangat mengikuti pembelajaran IPA, serta meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
c.
Bagi sekolah Meningkatkan sumber daya manusia guna menjadi guru yang profesional sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam kehidupannya manusia mengalami proses belajar. Belajar merupakan perubahan perilaku bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman Morgan dalam Suprijono (2010:3). Terdapat tiga unsur utama tentang konsep belajar yaitu: a)
belajar
berkaitan dengan perubahan perilaku, b) perubahan perilaku terjadi karena proses pengalaman, dan c) perubahan perilaku bersifat permanen (Rifa’i dan Catharina, 2010:82). Sedangkan Gagne dalam Dimyati (2006:10) berpendapat belajar merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Artinya (1) belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”. (2) proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan kognitif.
9
10
Menurut ahli pendidikan modern (dalam Aqib, 2002: 42), belajar merupakan bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinya-takan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik (2010: 36), belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan sutau hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan tingkah laku. Menurut pandangan konstruktivisme (Budiningsih, 2008 : 58) belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Dari berbagai beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan yang bersifat permanen. Beberapa ciri-ciri belajar sebagai berikut : (1)
Belajar dilakukan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar.
(2)
Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi, belajar bersifat individual.
(3)
Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu.
11
Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar. (4)
Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya. Selain ciri-ciri belajar juga dijelaskan mengenai prinsip-prinsip belajar
dalam pembelajaran yaitu : (1) belajar harus bertujuan dan terarah; (2) belajar memerlukan bimbingan; (3) belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian; (4) belajar memerlukan latihan dan ulangan; (5) belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan; (6) belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari (Aqib, 2002: 44-45). Berdasarkan ciri dan prinsip tersebut, proses mengajar bukanlah suatu kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya sehingga dapat menggunakan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru memperhatikan kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal siswa adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal
12
adalah kondisi yang ada di luar diri pibadi siswa, misalnya ruang belajar bersih, sarana dan prasarana belajar memadai. Dari beberapa pengertian di atas belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku melalui pengalaman sebagai bentuk interaksi dengan lingkungan. Dikatakan belajar bila seseorang berubah dari pola pikir maupun tingkah lakunya. 2.1.2 Pengertian Pembelajaran UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas; pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Briggs dalam Rifa’i dan Catharina, 2010:193). Sedangkan menurut Isjoni (2010:14), pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Agar pembelajaran berhasil, komponen-komponen pembelajaran harus saling berkaitan satu sama lain. Komponenkomponen tersebut meliputi tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran (Udin, 2008:1.21). Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori Skinner dalam Dimyati (2006:9) yaitu : (1) mempelajari keadaan kelas; (2) membuat daftar penguat
13
positif; (3) memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya.(4) membuat program pembelajaran. Menurut Piaget dalam Dimyati (2006:14) pembelajaran terdiri dari empat langkah, yaitu (1) menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri; (2) memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut; (3) mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah; (4) menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Dari berbagai konsep di atas belajar dan pembelajaran adalah suatu proses saling berkaitan. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya mengajar siswa yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru perlu memilih teori yang relevan bagi anak asuhnya sesuai dengan kondisi perilaku siswa. 2.1.3 Kualitas Pembelajaran Kualitas adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Daryanto (2010:63) perbaikan kualitas pendidikan diarahkan pada peningkatan kualitas proses pembelajaran, pengadaan buku paket dan buku bacaan atau buku referensi, serta alat-alat pendidikan/ pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan melalui in-servis training guru yang sasarannya adalah meningkatkan penguasaan landasan kependidikan, materi pembelajaran (subject matter), pendekatan dan strategi mengajar, pembuatan dan penggunaan alat pembelajaran, serta evaluasi.
14
Menurut Etzioni (Daryanto.2011:54) dalam mengembangkan kualitas pembelajaran ada 4 pilar yang perlu diperhatikan oleh kalangan pendidik: 1.
Learning to know; learning to know adalah belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan. Artinya guru sebagai fasilitator, berperan aktif sebagai teman sejawat bagi siswa untuk mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun kajian ilmu tertentu.
2.
Learning to do; learning to do adalah belajar menguasai keterampilan, maksudnya sekolah berperan untuk memfasilitasi minat bakat siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam mendukung keberhasilan.
3.
Learning to live together; learning to live together adalah belajar hidup bermasyarakat. Maksudnya peran lembaga pendidikan (sekolah) untuk mempersiapkan siswanya hidup bermasyarakat yang diwujudkan dengan kebiasaan saling menghargai, terbuka, member, menerima di lingkungan sekolah.
4.
Learning to be; learning to be adalah belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal, maksudnya pengembangan bakat, minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipe pribadi anak sesuai lingkungannya. Kemampuan diri yang berkembang di lingkungan sekolah memungkinkan pengembangan diri yang lebih maksimal. Dari empat pilar dapat disimpulakan bahwa kualitas pembelajaran perlu
adanya pengembangan belajar meliputi learning to know, learning to do, learning to Live Together, learning to be untuk meningkatkan berbagai aspek pembelajaran
15
baik siswa, guru, maupun sekolah. Sesuai pendapat (Sukamto,2004:7) Kualitas pembelajaran meliputi : 1.
Perilaku guru (teacher educator’s behavior) dilihat dari kinerja a). membangun sikap positif, b). menguasai disiplin ilmu tentang kedalaman materi, c) mampu menata, memilih materi sesuai kebutuhan siswa, mengausai pengelolaan pembelajaran (kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi hasil), d) mengembangkan kepribadian serta keprofesionalitas untuk mengukur metode secara mandiri.
2.
Perilaku dan dampak belajar mahasiswa calon guru (student teacher’s behavior) dilihat dari kopetensinya : a) memiliki persepsi, sikap positif, b) dapat mengaplikasikan pengetahuan dan sikapnya, c) menerapkan pengetahuan secara bermakna, d) membangun kebiasaan berpikir, bersikap produktif, e) menguasai metodologi bidang ilmu ilmu, materi, kurikulum, f) mamahami karakteristik peserta didik, g) menguasai rancangan, pelaksanaan, penilaian, strategi, teknik pengembangan kepribadian keprofesionalitas sebagai guru dalam pembelajaran.
3.
Iklim pembelajaran (learning climate) mencakup : a) suasana kelas, sekolah yang kondusif bagi pengembangan profesionalitas guru, b) perwujudan nilai, semangat keteladanan dan kreatifitas dosen.
4.
Materi pembelajaran berkualitas : a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, b) keseimbangan materi dengan waktu yang tersedia, c) materi pembelajaran sistematis dan kontekstual, d) mengakomodasi partisipasi aktif siswa secara optimal, d) mandatangkan manfaat yang optimal dari perkembangan ilmu,
16
teknologi dan seni, f) materi memenuhi kriteria filosofi, professional, psikopaedagogis dan praktis. 5.
Kualitas media pembelajaran : a) menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, b) memfasilitasi proses interaksi siswa dan guru, c) media dapat memperkaya pengalaman siswa, d) mengubah suasana belajar dari pasif manjadi aktif melalui berbagai sumber belajar yang ada.
6.
System pembelajaran yang berkualitas : a) menonjolkan keunggulan terhadap berbagai tantangan secara internal maupun eksternal, b) memiliki perencanaan strategi yang matang, c) membangkitkan usaha kreatif, inovatif melalui berbagai pengembangan, d) adanya penjaminan mutu dalam kompetensi pendidikan. Proses pembelajaran akan berlangsung secara baik jika dilaksanakan oleh
guru yang memiliki kualitas kompetensi akademik dan profesional yang tinggi atau memadai. Kualitas dapat dilihat dari seberapa optimal guru mampu memfasilitasi siswa. Sementara itu dari sudut kurikulum dan bahan belajar mampu menyediakan aneka stimuli dan fasilitas belajar secara berdiversifikasi. Dari aspek iklim pembelajaran, kualitas dapat dilihat dari seberapa besar suasana belajar mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna. Dari sisi media belajar digunakan guru untuk meningkatkan intensitas belajar siswa. Dari sudut fasilitas belajar kualitas sapat dilihat dari seberapa konstribusi fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman. Sedangkan dari aspek materi, kualitas dapat dilihat dari kesesuaiannya dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Oleh
17
karena itu, kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistematik dan sinergi guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler (Sukamto, 2010:7). Jadi kualitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dicapai atau efektif tidaknya interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar guna mencapai tujuan pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh perubahan perilaku yang lebih positif. Dalam penelitian ini, kualitas pembelajaran yang ingin ditingkatkan adalah pada proses pembelajarannya. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan hasil belajar dengan menerapkan model inkuiri.
2.1.4 Keterampilan Guru Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keterampilan mengajar dapat tercapai apabila tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan . Menurut Moedjiono & Hasibuan (2010: 58) guru perlu menguasai sedikitnya 8 keterampilan mengajar, yaitu : (1) keterampilan membuka dan menutup; (2) keterampilan mengelola kelas; (3) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan; (4) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; (5)
18
keterampilan menjelaskan; (6) keterampilan mengadakan variasi; (7) keterampilan bertanya; (8) keterampilan memberi penguatan. Adapun delapan keterampilan tersebut meliputi : 1.
Keterampilan membuka dan menutup; Keterampilan membuka meliputi : menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan, menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai, menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan disajikan, dan mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran meliputi merangkum inti pelajaran atau membuat ringkasan dan mengevaluasi.
2.
Keterampilan mengelola kelas; komponen pengelolaan kelas meliputi : penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, dan keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
3.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan; keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: (1) mengembangkan
keterampilan
dalam
pengorganisasian,
dengan
memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas; (2) membim-bing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses
19
awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran; (3) pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik. 4.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; hal-hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah pembentukan kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai, pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.
5.
Keterampilan menjelaskan; penyajian suatu penjelasan harus memperhatikan kejelasan bahasa atau istilah yang mudah dimengerti siswa, penggunaan contoh dan ilustrasi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, pemberian tekanan pada masalah pokok, dan penggunaan balikan yang memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan pemahaman atau keraguan.
6.
Keterampilan mengadakan variasi; mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun , dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi; cara mengajar guru, penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, serta dalam pengorganisasian pesan (deduktif dan induktif).
20
7.
Keterampilan bertanya; keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
8.
Keterampilan memberi penguatan ; penguatan merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan membina perilaku yang produktif. Menurut beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa peranan
guru dalam kegiatan pembelajaran antara lain : (1)
Merancang kegiatan pembelajaran meliputi pembuatan silabus, RPP.
(2)
Melaksanakan kegiatan pembelajaran, meliputi kegiatan membuka pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode pembelajaran, menggunakan alat peraga/media, pengelolaan kelas, bertanya, interaksi belajar mengajar, dan menutup pelajaran
(3)
Melaksanakan balikan/evaluasi. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan
dan sedikitnya 8 keterampilan mengajar. Karena Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan
21
nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran yaitu mengubah tingkah laku yang mencakup 3 domain yaitu domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Hal ini dapat terlihat dalam aktivitas siswa dalam pembelajaran. Adapun indikator keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video sebagai berikut : 1. Guru mempersiapkan pra pembelajaran. 2. Guru melaksanakan kegiatan awal. 3. Guru menayangkan video pembelajaran tentang kenampakan alam. 4. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah. 5. Guru membimbing siswa dalam kelompok belajar. 6. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi. 7. Guru membimbing membuat kesimpulan. 8. Guru mengevaluasi.
2.1.5 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar tidak hanya terjadi di dalam kegiatan intern belajar mengajar, tetapi juga terjadi di luar kegiatan tersebut. Aktivitas belajar siswa bisa diamati ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Menurut Mehl-Mills-Douglass (dalam Hamalik, 2008:172) mengemukakan tentang aktivitas adalah suatu belajar diperoleh melalui berbagai macam aktivitas seperti melihat, mendengar, lisan, menulis, aktivitas fisik dan motorik.
22
Dengan demikian, belajar dapat berhasil apabila melalui berbagai macam aktivitas, baik fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan siswa selama mengikuti pembelajaran. Paul D.Dienrich (dalam Hamalik, 2010: 90) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok : (1)
Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, mengamati video, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.
(2)
Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
(3)
Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
(4)
Kegiatan-kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahn-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
(5)
Kegiatan-kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.
23
(6)
Kegiatan-kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.
(7)
Kegiatan-kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
(8)
Kegiatan-kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang. Dari 8 kegiatan belajar, peneliti memfokuskan pada kegiatan belajar
sesuai dengan pendekatan inkuiri menggunakan media video yaitu
kegiatan
visual, kegiatan lisan, mendengarkan, menulis, mental, dan emosional. Adapun alasannya bahwa segala pengetahuan diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, lisan dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Sehingga hasil belajar lebih bersifat permanen yang mengarah pada 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Guru hanya merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan, sedangkan mengolah dan mencerna adalah siswa itu sendiri. Untuk membangkitkan keaktifan siswa, guru perlu mengajukan pertanyan dan membimbing diskusi peserta didik untuk memberikan tugas memecahkan masalah, menganalisis, mengambil keputusan dengan menyelenggarakan berbagai percobaan untuk menyimpulkan keterangan dan memberikan pendapat. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi tinggi antara guru, siswa ataupun siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari
24
siswa mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan, keterampilan akan mengarah pada peningkatan prestasi dan hasil belajar siswa. Adapun indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video sebagai berikut : 1. Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran 2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. 3. Siswa menonton video pembelajaran tentang kenampakan alam. 4. Siswa melakukan pembagian tugas kelompok. 5. Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi. 6. Siswa menyampaikan hasil diskusi. 7. Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis 8. Siswa membuat kesimpulan.
2.1.6 Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan interaksi belajar dan mengajar. Dari guru, tindakan mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Gagne memaparkan hasil belajar dapat berupa: a) Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik tulisan maupun lisan, b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan melakukan aktivitas kognitif, c) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
25
jasmani, dan d) Sikap adalah kemapuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek. Sedangkan menurut Bloom hasil belajar mencakup tiga kamampuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Suprijono, 2010:3-5). Dari penjelasan Gagne tersebut Bundu (2006:17) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan dicapai siswa dalam mengikuti program belajar-mengajar sesuai tujuan pendidikan yang ditetapkan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sesuai pendapat Benyamin S.Bloom dalam Rifa’i dan Catharina (2010:86) memaparkan ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Ranah afektif meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisiran, pembentukan pola hidup. Sedangkan
ranah psikomotor meliputi apersepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Dari beberapa pendapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku individu meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil interaksi lingkungan setelah mengalami kegiatan belajar. Peneliti membatasi masalah pada ranah kognitif karena dapat diukur melalui evaluasi. Sehingga pada penelitian ini, peneliti akan mengolah data yang berupa nilai dari tes yang diberikan kepada siswa yang akan menentukan tingkat kelulusan belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan nilai mencapai batas minimal KKM yaitu 70.
26
2.1.7 Hakikat IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa alam. Sedangkan menurut Concise Dictionary of Science dalam Srini (1997:2), IPA adalah pengetahuan manusia didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsipprinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa. IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi dialam, membahas tentang gejala-gejala alam yang tersusun secara sistematis didasarkan hasil percobaan dengan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Usman, 2006:2). Sesuai Dawson dalam Bundu (2006:10), mengemukakan IPA adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan. Muslichach (2006:7-21), mendiskripsikan hakekat IPA sebagai produk, proses, sikap ilmiah, dan sebagai teknologi. 1) Produk merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. a) Fakta merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi yang sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh produk berupa fakta adalah gula rasanya manis, katak berkembang biak dengan bertelur.
27
b) Konsep sebagai abstraksi tentang benda atau peristiwa alam. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta. Salah satu contoh produk IPA yang merupakan konsep yaitu gas adalah zat yang betuk dan volumenya dapat berubah-ubah. c) Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip diperoleh lewat roses induksi dari hasil berbagai macam observasi. Salah satu contoh produk IPA yang merupakan prinsip ialah logam bila dipanaskan akan memuai. d) Hukum adalah prinsip yang bersifa spesifik. Hukum bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian. Contoh produk IPA yang merupakan hukum ialah hukum Ohm yang menunjukkan hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus (I) dan tegangan (V). Secara matematis ditulis dalam bentuk persaman sebagai berikut. R = V : I e) Teori adalah generalisasi tentang berbagai prinsip yang dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena alam. Contoh produk IPA yang merupakan teori adalah teori evolusi menjelaskan mengapa dapat muncul species makhluk hidup baru. 2) Proses merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan suatu masalah yang meliputi kegiatan bagaimana mengumpulkan data, menghubungkan fakta-fakta, menginterpretasi data dan menarik kesimpulan. Kegiatan tesebut dikenal dengan istilah metode ilmiah dan untuk melakukannya dibutuhkan berbagai macam keterampilan proses IPA yaitu meliputi keterampilan mengobservasi, mengklarifikasi, mengukur, menggunakan
28
ruang dan waktu, menggunakan bilangan, mengkomunikasikan, memprediksi, menyimpulkan, merancang penelitian dan melakukan eksperimen. 3) Sikap ilmiah; dalam melaksanakan proses IPA agar menghasilkan produk yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya perlu dilandasi sikap yang ilmiah. Beberapa kriteria sikap ilmiah ialah obyektif, teliti, terbuka, kritis dan tidak mudah putus asa. 4) Teknologi; IPA dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Teknologi digunakan manusia untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan. Prinsip-prinsip IPA dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi, sedangkan perkembangan teknologi akan memfasilitasi dan memacu penemuan prinsip-prinsip IPA yang baru. Contoh mikroskop adalah produk teknologi yang merupakan hasil pemanfatan prinsip IPA berupa lensa cembung dan cekung, setelah diciptakan mikroskop maka akan dapat ditemukan fakta dan prinsip baru misalnya sel. Dari penjelasan tersebut nampak secara utuh dan sistematis hakekat IPA adalah suatu kesatuan antara produk, proses, sikap ilmiah, dan teknologi yang saling berkaitan. Tiga komponen pertama yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah merupakan komponen perlu diperhatikan guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari siswa dalam belajar IPA. Komponen keempat menekankan pada perlunya memerankan siswa dalam
pembelajaran yang realistis. Anak diberi
kesempatan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah di dunia nyata dengan menggunakan teknologi.
29
2.1.8 Pembelajaran IPA SD 2.1.8.1 Hakikat Pembelajaran IPA SD Pembelajaran IPA pada hakekatnya mencakup beberapa aspek antara lain: a) faktual, b) keseimbangan antara proses dan produk, c) aktif melakukan investigsi, d) berfikir deduktif dan induktif, dan e) pengembangan sikap. Dalam pembelajaran IPA siswa perlu dilatih keterampilan proses, yaitu proses bagaimana produk IPA tersebut ditemukan. Oleh karena itu dalam pembelajaran seyogyanya diciptakan agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu sehingga pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam sekitar. Dengan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data yang masih perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang esensial (Muslichach, 2006:22). Agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara optimal, dalam pembelajaran guru perlu memperhatikan karaktristik anak SD. Menurut Piaget dalam Trianto (2007:14-16), memaparkan perkembangan kognitif anak dapat dibedakan sejalan dengan usianya. Terdapat empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu : a) sensori motor (lahir sampai 2 tahun), b) praopersional (2-7 tahun), c) operasi kongkrit (7-11 tahun), dan d) operasi formal (11 tahun sampai dewasa). Umumnya usia anak SD di Indonesia berkisar antara usia 6 sampai 12 tahun. Maka dapat disimpulkan tahap perkembangan kognitif anak SD meliputi tahap akhir praoperasional sampai awal opersionl formal. Menurut Muslichah (2006:38), pada tahap tersebut umumnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu yang kuat, senang bermain, mengatur dirinya sendiri
30
sehingga suka coba-coba, memiliki dorongan kuat untuk berprestasi, belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia bisa kepada temannya. Senada dengan penjelasan tersebut Usman (2006:6-11), memaparkan pada siswa kelas rendah perkembangan kognitifnya sebagian masuk pada periode praoperasional dengan tahap intuitif. Pada masa intuitif anak gemar meniru, mampu menerima khayalan, penilaian terhadap dunia luar masih egosentris dan dapat becerita tentang hal-hal fantasi. Sedangkan dikelas tinggi anak sepenuhnya sudah masuk dalam periode opersional kongkrit. Pada periode tersebut penilaian anak terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari segi dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari segi orang lain dan sudah menunjukkan sikap kritis dan rasional. Berdasarkan karakteristik anak SD menurut Usman (2006:12), model belajar yang cocok adalah belajar melalui pengalaman langsung (Learning by doing), model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biaya yang sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Menurut piaget dalam Usman (2006:12), mengatakan bahwa pengalaman langsung mendorong peranan penting dalam mendorong laju perkembangan kognitif anak. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan obyek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkis dan integratif. Menurut Muslichach (2006:37), peran guru adalah sebagai fasilitator. Guru perlu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana agar siswa dapat
31
mengamati dan memahami obyek. Dengan demikian siswa dapat menemukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya. Dari konsep di atas penulis berasumsi bahwa pembelajaran IPA bagi anak SD sebaiknya menerapkan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung (Learning by doing) kepada siswa karena hal ini akan mengena pada ingatan siswa. Selain dengan pengalaman langsung, penggunaan metode dan media juga sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan metode dan media yang menarik dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa merasa senang. 2.1.8.2 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPA Teori belajar sangat beraneka ragam. Setiap teori mempunyai landasan sebagai dasar perumusan. Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPA diantaranya yaitu teori belajar kognitif dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget dan Robert Gagne. Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh atau mengubah pemahaman dan struktur kognitif. Memperoleh pamahaman berarti menangkap makna suatu obyek atau situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan yang mempengaruhi ide-ide, perasaan, tindakan dan hubungan sosial (Sumiati dan Asra, 2008:47). Senada hal tersebut menurut Winataputra (2008:3.4), teori kognitif memandang belajar merupakan proses internal yang tidak dapat dapat diamati secara langsung. Perilaku belajar seseorang tidak dipengaruhi oleh faktor
32
dari luar (eksternal), melainkan dipengaruhi oleh cara-cara bagaimana terjadi proses informasi di dalam diri seseorang (internal). Adapun perubahan tingkah laku yang tampak merupakan refleksi dari perubahan persepsi diri terhadap sesuatu yang diamati dan dipikirkan. Menurut Piaget, setiap individu mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap
Umur
Ciri Pokok Perkembangan
Sensorimotor
0-2 tahun
Terbentuknya kepermanenan obyek
Praoperasional
2-7 tahun
Penggunaan simbol/bahasa, konsep intuitif, egosentris/sentrasi
Opersi Kongkret
7-11 tahun
Berpikir logis, desentrasi, reversibel
Operasi Formal
11 tahun ke atas
Hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif, logis
(Suprijono, 2010:23) Gagne dalam Winataputra (2008: 3.30), mendefinisikan belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru. Menurut Gagne ada sembilan tahap proses kognitif yang terjadi dalam belajar yaitu a) perhatian, b) pengharapan, c) membangkitkan ingatan, d) persepsi seleksi, e) penyimpanan dalam memori jangka panjang, f) respon, g) umpan balik, h) penilaian, dan i) retensi.
33
Sedangkan menurut teori belajar konstruktivisme, belajar merupakan proses membangun atau membentuk makna, pengetahuan, konsep, dan gagasan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran
yaitu melalui melalui sistem belajar
kooperatif (Ormrod dalam Winataputra, 2008:6.10). Senada dengan hal tersebut Isjoni (2009:46) memaparkan dalam proses pembelajaran siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Siswa akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan baru. Menurut Suprijono (2010:31), pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif. Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan seseorang. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada di luar, tetapi ada dalam diri seseorang yang membentuknya. Tanpa interaksi dengan objek, seseorang tidak dapat mengkonstruksi pengetahuan. Keberhasilan belajar tergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” dari apa yang telah dilakukan, dilihat dan didengar (West dan Pines dalam Sutarno, 2009: 8.8) Resnick dalam Isjoni (2009:50) menyebutkan ada tiga askpek pembelajaran sesuai teori konstruktivisme. Pertama, pembelajaran adalah suatu proses membentuk ilmu dan bukan penyerapan ilmu. Kedua, individu menggunakan pengetahuan yang ada untuk membentuk pengetahuan baru. Ketiga, pembelajaran bergantung kepada situasi tempat.
34
2.1.8.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdikanas, 2008:148), Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a)
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan dalam ciptaan-Nya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e)
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f)
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g)
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
2.1.9 Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
35
kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling bantu (Isjoni, 2010:14). Menurut Slavin dalam Isjoni (2010:22), pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 siswa secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan menurut Anita Lie dalam Isjoni (2010:23), menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Dalam kelompok siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Menurut Trianto (2007:42), pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama. Selama belajar secara kooperatif siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya dengan baik, dan berdiskusi. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar dalam pembalajaran kooperatif yang membe-
36
dakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Lungdren dalam Isjoni (2010:16), unsur-unsur dasar pembelajaran kooperati yakni sebagai berikut : 1)Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2) Siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap anggota dalam kelompoknya. 3) Siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. 4) Siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggot kelompok. 5) Siswa diberi satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap hasil evaluasi kelompok. 6) Siswa berbagi kepemimpinan. 7) Setiap siswa akan diminta pertanggungjawaban secara individu materi yang ditanganidalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif guru harus menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya peserta didik terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Peran guru adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator. Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap sebagai berikut : 1) menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, 2) membantu dan mendorong siswa mengungkapkan pendapat, 3) membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber belajar, 4) membina siswa agar setiap individu merupakan sumber yang bermanfaat bagi lainnya, dan 5) menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok. Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung dalam menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas dengan permasalahan nyata di lapangan dan menyediakan sarana dan prasarana agar suasana belajar tidak monoton. Sebagai director-motivator, guru berperan dalam membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi dan
37
menyemangati siswa untuk berperan aktif dalam kelompoknya. Terakhir sebagai evaluator, guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Penilaian tidak hanya pada hasil, namun lebih ditekankan pada proses pembelajaran (Isjoni, 2010:92-94). Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Untuk itu guru wajib memahami langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2010:5) ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaaran kooperatif Fase
Perilaku Guru
Fase 1 : Menyampaikan tujuan mempersiapkan siswa
dan
Menjelaskan tujuan pembelajaran mempersiapkan siswa siap belajar.
dan
Mempresentasikan informasi kepada siswa baik secara verbal atau tertulis.
Fase 2 : Menyajikan informasi
Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan Mengorganisir siswa ke dalam membantu kelompok melakukan transisi yang tim-tim belajar efisien. Fase 3 :
Fase 4 : Membantu kerja tim dan belajar
Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 5 : Mengevaluasi Fase 6 : Memberikan penghargaan
Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya.
pengakuan
atau
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
38
Dari uraian tentang pembelajaran kooperatif tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok. 2.1.10 Pembelajaran Inkuiri Menurut Sund yang dikutip Suryosubroto (dalam Trianto 2007:135) menyatakan bahwa inquiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiri dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Inquiri sebagai suatu proses umum yang diakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Menurut Gulo dalam Trianto (2007:135) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah (1) aspek sosial di kelas dan susasana terbuka yang mengundang
39
siswa berdiskusi; (2) inkuiri berfokus pada hipotesis; (3) penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi dan fakta). Dalam pembelajaran inkuiri guru mempunyai tugas yaitu sebagai berikut: 1.
Motivator, memberi rangsangan agr siswa aktif dan bergairah berfikir.
2.
Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
3.
Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
4.
Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
5.
Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.
Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7.
Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa. Kegiatan inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung
kedalam proses ilmiah kedalam waktu yang relatif singkat. Inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis data. 2.1.10.1Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Gulo dalam Trianto (2007:137) inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut : 1.
Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
40
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk menyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. 2.
Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, pilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3.
Mengumpulkan data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
4.
Analisis data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukan.
5.
Membuat kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
41
Tahapan pembelajaran yang diguakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukanan Eggen & Kauchak dalam Trianto (2007:141) yaitu sebagai berikut : Tabel 3. Sintaks untuk pendekatan inkuiri : No 1.
2.
Kegiatan
Tingkah Laku Guru
Menyajikan
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah
pertanyaan atau
dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru
masalah
membagi siswa dalam kelompok
Merumuskan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
jawaban sementara
curah pendapat dalam membentuk jawaban sementara. Guru membimbing siswa dalam menentukan jawaban sementara yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan jawaban mana yang menjadi prioritas penyelidikan
3.
Mengumpulkan data
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul
4.
Menganalisis data
Guru menganalisis data dari tiap kelompok untuk diuji kebenarannya
5.
Membuat
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan
kesimpulan
berdasarkan data
Sudjana dalam Trianto (2007:142) menyatakan, ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu : 1.
Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa.
2.
Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.
42
3.
Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan.
4.
Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
5.
Mengaplikasikan kesimpulan Menurut Dimyati (2006:173) model inkuiri merupakan pengajaran yang
mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa, dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan ketrampillan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Menurut penulis pembelajaran inkuiri sangat tepat diterapkan guna mencapai pembelajaran yang aktif, dalam pembelajaran tersebut siswa dituntut untuk aktif untuk mencari solusi pemecahan masalah. Tugas guru dalam pembelajaran inkuiri hanya sebagai fasilitator dan tidak lagi menjadi objek pembelajaran. Adapun langkah-langkah pendekatan inkuiri menggunakan video menurut penulis yaitu : 1) Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran; 2) Siswa menonton tayangan video yang telah dipersiapkan guru; 3) Siswa diminta membentuk kelompok 4-5 orang; 4) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; 5) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah dari pertanyaan yang diajukan;
43
6) Siswa diberi kesempatan menentukan jawaban sementara yang relevan dengan permasalahan; 7) Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi siswa, dan kelompok lain menanggapi; 8) Siswa menulis kesimpulan dengan bimbingan dari guru.
2.1.11 Media Pembelajaran Proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya¸ terdiri atas murid, guru, kepala sekolah, materi pelajaran, berbagai sumber belajar dan media pembelajaran. Beberapa ahli telah merumuskan dan menafsirkan pengertian tentang media. Menurut Arzyad (2010:3) pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media adalah alat saluran komunikasi. Kata Media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima pesan (Indriana, 2011: 13).
44
Leslie J.Bringgs (1979) media pembelajaran adalah alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film, rekaman video dan lain sebagainya. Briggs juga berpendapat bahwa rangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar (dalam Indriana, 2011:13) Menurut Daryanto (2011: 4) segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran Media pengajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses pembelajaran. Dikatakan demikian karena didalam media pengajaran terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik. Sedangkan pesan yang dikirimkan, biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim pesan. Pesan tersebut ada kalanya disampaikan dalam bentuk sandi-sandi atau lambanglambang, seperti kata-kata, bunyi, gambar, dan lain-lain. Melalui saluran seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima oleh penerima pesan melalui indera untuk diolah, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima pesan (Indriana, 2011:15). Dari berbagai pendapat, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat bantu
fisik
menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film, dan
rekaman video untuk merangsang proses belajar.
45
2.1.12 Video Pembelajaran Bahan pembelajaran video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar karena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Dengan kata lain video adalah rangkaian gambar elektronik yang disertai unsur audio yang dituangkan pada pita video, dan dapat dilihat melalui alat pemutar video player dan jika dalam bentuk VCD maka menggunakan VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Jadi yang dimaksud bahan belajar video yaitu bahan pelajaran yang dikemas melalui pita video dan dapat diliht melalui video/VCD player yang dihubungkan kemonitor televisi (Djauhar, 2008:5.16). Kelebihan bahan video pembelajaran antara lain : 1) Merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara; 2) Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak; 3) Dapat digunakan seketika; 4) Dapat digunakan secara berulang; 5) Dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke dalam kelas; 6) Dapat menyajikan obyek secara detail; 7) Tidak memerlukan ruang gelap; 8) Dapat menyajikan obyek yang berbahaya; 9) Dapat diperlambat atau dipercepat; 10) Dapat digunakan untuk klasikal maupun individual.
46
Adapun keterbatasan yang dimilki bahan belajar video antara lain, yaitu : 1) Memerlukan dana yang relatif banyak; 2) Memerlukan keahlian khusus; 3) Sukar untuk direvisi; 4) Memerlukan arus listrik.
2.2 Kajian Empiris Penelitian Nur (2010) yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inquiri pada Siswa Kelas IV SDN 1 Maribaya Karanganyar Purbalingga”. Hasil penelitian ini ditemukan peningkatan kualitas pembelajaran IPA dibuktikan bahwa : (1) Selama proses penelitian keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan, pada siklus I diperoleh prosentase tingkat keaktifan siswa 42,3 % kategori sedang, siklus II diperoleh prosentase 58,1% dengan kategori sedang, siklus III diperoleh prosentase 66,1% dengan kategori tinggi. (2) Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat. Siklus I guru memperoleh skor 27 dengan kategori B, siklus II skor menjadi 31 dengan kategori A, selanjutnya pada siklus III mengalami peningkatan jumlah skor yang diperoleh yaitu 36 dengan kategori A. (3) siswa merespon dengan 71% siswa mudah memahami pelajaran, 96% siswa merasa senang, 77% siswa berani presentasi, dan 81 % siswa semangat belajar. (4) ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rerata kelas sebesar 60 dengan prosentase tuntas 33%, sedangkan pada siklus II nilai rerata kelas telah meningkat
47
menjadi 68, diperoleh kategori tuntas dengan prosentase 60%. Kemudian pada sikus III rerata kelas sebesar 71 prosentase ketuntasan 75%. Penelitian Sulistiyowati (2012) dengan judul “Peningkatan Kualitas Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas V SDN Wonosari 03 Semarang”. Menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan pendekatan inquiri dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dibuktikan hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) pada tindakan kelas siklus I, keterampilan guru dalam pendekatan inquiri adalah 3,0. Pada siklus II menjadi 3,5 dan siklus III 3,6 yang berarti keterampilan guru sudah baik. (2) pada tindakan kelas siklus I aktivitas siswa baru 2,65, pada siklus II menjadi 2,74 dan siklus II menjadi 60,5% dan siklus III 78,9%. Dalam perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 65,8, siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 72,4 dan pada siklus III meningkat menjadi 75,5. Penelitian dari Wahyuningsih (2009) dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Badegan Kabupaten Ponorogo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini terbukti bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar mengalami langsung melalui percobaan. Selain itu penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat perolehan skor yang meningkat dari rata- rata sebelumnya yaitu 45,74 pada siklus I meningkat menjadi 55,77 pada siklus II meningkat menjadi 71,6.
48
Penelitian Dina Rosikawati (2011) dengan judul “Penggunaan media film dan video interaktif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran metamorfosis hewan di kelas IV SDN Sumbermanjingkulon 05 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media film dan video interaktif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan pada siklus I yang mengalami peningkatan ke siklus II sebesar 34,71%. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 27,93%. (http://www.library.um.ac.id) 25-4-2013 pukul 08.46 WIB. Dari berbagai sumber penelitian tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri menggunakan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal.
2.3 Kerangka Berfikir Rendahnya kualitas pembelajaran IPA yang disebabkan siswa belum aktif pembelajaran, dan pembelajaran konvensional masih dilaksanakan sampai saat ini di sekolah-sekolah, guru lebih mendominasi pembelajaran sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang.
49
Secara grafis alur pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut: Siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran,. Guru monoton dalam mengajar, pembelajaran kurang variatif, dan kurang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. 65% hasil belajar siswa di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70. Kondisi Awal
Tindakan/PTK
Pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri Membentuk kelompok belajar Membimbing saat mengerjakan tugas Mengevaluasi hasil belajar
Keterampilan guru meningkat Aktivitas siswa meningkat Hasil belajar IPA meningkat Kondisi Akhir
Kualitas pembelajaran IPA meningkat
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah melalui pendekatan inkuiri dengan media video diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar IPA menggunakan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif dan situasional oleh pelaku tindakan yang dilakukan secara sitematis, terencana guna meningkatkan kualitas pembelajaran (Muslich 2010:9). Dengan demikian, tujuan penelitian adalah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPA meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kendal. Arikunto (2009:16), menjelaskan tiap siklus dari tindakan terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Rancangan penelitian pada tiap siklusnya meliputi: 3.1.1 Perencanaan ( planning) Suhardjono (2009:75), tahap perencanaan peneliti menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, oleh siapa dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Arikunto (2009:18) juga menyatakan dalam tahap penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
50
51
Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut : 1) menelaah materi pembelajaran, 2) menyusun rencana pembelajaran (RPP) dengan materi sesuai indikator melalui metode pembelajaran inkuiri,3) mempersiapkan alat peraga dan media pembelajaran, 4) menyiapkan alat evaluasi dengan harapan siswa mengetahui hasil yang dicapai dari hasil pengamatan yang dilakukan secara kelompok maupun individu, 5) menyiapkan lampiran sintaks pembelajaran inkuiri, 6) menyusun lembar pengamatan/angket baik terhadap aktivitas siswa keterampilan guru dalam pelajaran IPA. Setelah rencana disusun secara, barulah pelaksanaan tindakan dilakukan. Pelaksanaan tindakan diarahkan untuk perbaikan pembelajaran. 3.1.2 Pelaksanaan Tindakan (action) Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto, 2009:18). Menurut Supardi (2009:126) selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat atau kolabolator. Dalam tahap pelaksanaan tindakan pada PTK ini, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan tahap perencaan yang telah dibuat. Pelaksanaan PTK yang direncanakan adalah 2 siklus. Bersamaan dengan dilaksanakan tindakan penelitian, juga dilakukan kegiatan untuk mengamati (observasi) proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan.
52
3.1.3 Observasi (observing) Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009:19). Menurut Suhardjono (2009:78), pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format observasi penilaian. Dari pemaparan di atas, peneliti melaksanakan kegiatan observasi secara kolaboratif dengan melibatkan kepala sekolah dan guru sebagai pengamat untuk mengamati tingkah laku, sikap guru dan siswa ketika pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video. Berdasarkan hasil penelitian kemudian dilakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. 3.1.4 Refleksi (reflecting) Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:19). Menurut Suhardjono (2009:80), Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sistesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Muslichah (2010:93) menjelaskan hal yang dikaji diantaranya hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru, dan suasana kelas ketika dilakukan tindakan. Lewat refleksi peneliti dapat memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang dijumpai serta dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Selain itu peneliti juga
53
mengecek ulang apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai melalui pendekatan yang diajukan. Bila terdapat masalah pada proses refleksi atau indikator keberhasilan belum tercapai maka peneliti tetap melanjutkan kesiklus berikutnya, dan seterusnya hingga tujuan pembelajaran tercapai. Adapun penjelasan masing-masing tanggapan pada penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar berikut : Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi Sudah sesuai target
Gambar Desain Model Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk 2009:16)
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian Perencanaan dalam siklus penelitian dilakukan dalam 2 siklus, yaitu : 3.2.1 Siklus Pertama 1) Perencanaan a.
Menyusun RPP dengan metode inkuiri materi kenampakan permukaan bumi.
54
b.
Mempersiapkan alat peraga dan media pembelajaran berupa video.
c.
Menyiapkan alat evaluasi dengan harapan siswa mengetahui hasil yang dicapai dari hasil pengamatan yang dilakukan secara kelompok maupun individu.
d.
Menyiapkan lampiran sintaks pembelajaran inkuiri.
e.
Menyusun lembar pengamatan/angket baik terhadap aktivitas siswa keterampilan guru dalam pelajaran IPA.
2) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I Kegiatan awal : a.
Guru melaksanakan apresiasi.
b.
Guru memberikan motivasi.
c.
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti : a.
Siswa menyimak tayangan video mengenai kenampakan permukaan bumi.
b.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis.
c.
Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi.
d.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan.
55
e.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkahlangkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
f.
Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi.
g.
Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas.
h.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Kegiatan akhir : a.
Tindak lanjut.
b.
Guru menutup pelajaran.
Pertemuan II Kegiatan awal : a.
Guru melaksanakan apresiasi.
b.
Guru memberikan motivasi.
c.
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti : a.
Siswa menyimak tayangan video mengenai jenis-jenis kenampakan permukaan bumi.
b.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis.
56
c.
Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi.
d.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan.
e.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkahlangkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
f.
Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi.
g.
Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas.
h.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Kegiatan akhir : a.
Evaluasi.
b.
Guru menutup pelajaran.
3) Observasi a.
Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi.
b.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi.
57
4) Refleksi a.
Mengkaji pembelajaran siklus I
b.
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I
c.
Membeuat daftar permasalahan pada siklus I
d.
Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II
3.2.2 Siklus Kedua 1) Perencanaan a.
Menyusun RPP dengan pendekatan inkuiri materi hubungan keadaaan awan dan cuaca.
b.
Mempersiapkan alat peraga dan media pembelajaran berupa video.
c.
Menyiapkan alat evaluasi dengan harapan siswa mengetahui hasil yang dicapai dari hasil pengamatan yang dilakukan secara kelompok maupun individu.
d.
Menyiapkan lampiran sintaks pembelajaran inkuiri.
e.
Menyusun lembar pengamatan/angket baik terhadap aktivitas siswa keterampilan guru dalam pelajaran IPA.
2) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I Kegiatan awal : a.
Guru melaksanakan apresiasi.
b.
Guru memberikan motivasi.
c.
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran.
58
Kegiatan Inti : a.
Siswa menyimak tayangan video mengenai keadaan awan
b.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis.
c.
Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi.
d.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan.
e.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkahlangkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
f.
Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi.
g.
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
h.
Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas.
i.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Kegiatan akhir : a.
Tindak lanjut.
b.
Guru menutup pelajaran.
59
Pertemuan II Kegiatan awal : a.
Guru melaksanakan apresiasi.
b.
Guru memberikan motivasi.
c.
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti : a.
Siswa menyimak tayangan video tentang terjadinya hujan
b.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis.
c.
Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi.
d.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan.
e.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkahlangkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
f.
Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi.
g.
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
h.
Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas.
60
i.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Kegiatan akhir : c.
Evaluasi.
d.
Guru menutup pelajaran.
3) Observasi a.
Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPA materi hubungan keadaaan awan dan cuaca.
b.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi hubungan keadaaan awan dan cuaca.
4) Refleksi a.
Mengkaji pembelajaran siklus II
b.
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II
c.
Membeuat daftar permasalahan pada siklus II
d.
Membuat kesimpulan siklus I dan siklus II
Jika hasil belajar siswa sudah melebihi 75% tuntas, maka penelitian tidak dilakukan sampai siklus III.
3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan, jumlah keseluruhan adalah 34 siswa.
61
3.4 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.
3.5 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Keterampilan guru dalam pembelajaran
IPA melalui pendekatan inkuiri
dengan media video di SDN 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. b.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video di SDN 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.
c.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video di SDN 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.
3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data a.
Siswa Siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten
Kendal. Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi dan angket.
62
b. Guru Guru kelas III SDN 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dengan media video dan catatan lapangan dari pengamat/kolabolator. c.
Data Dokumen Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan
tindakan, presensi siswa kelas III, catatan observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru selama melakukan proses kegiatan pembelajaran, catatan lapangan dan foto aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran inkuiri dengan media video pembelajaran. 3.6.2 Jenis Data Dalam pelaksanaan penilitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dikumpulkan yaitu : 1) Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif (Supardi, 2009:131). Dalam penelitian ini, data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar IPA siswa kelas III semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Data kuantitatif prasiklus didapat dari nilai ulangan harian siswa dan data kuantitatif setelah dilukakan tindakan diperoleh dari nilai hasil belajar siswa siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran inkuiri dengan media video.
63
2) Data Kualitatif Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), sikap siswa (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusisas dan dalam belajar (Supardi, 2009:131). Dalam penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa, keterampilan guru, angket dan catatan lapangan dalam pembelajaran inkuiri dengan media video. 3.6.3 Teknik Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)
Teknik Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digu-
nakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II.
64
2)
Teknik Non Tes
a.
Observasi Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan
pemusatan, perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2006:156). Faisal dalam Sugiyono (2010:226) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipatif, observasi secara terangterangan atau tersamar dan observsi tak berstruktur. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi partisipatif dimana selain melakukan pengamatan, peneliti juga ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Data observsi berisi catatan yang menggambarkan aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dengan media video pada tiap siklus dengan menggunakan instrumen observasi yang dilakukan oleh observer (kolabolator). b.
Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar hadir siswa, lembar kerja siswa, daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa dan hasil portofolio. Untuk memberikan gambaran secara konkrit mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika kegiatan belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto dengan bantuan alat kamera.
65
3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif yang dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun rumus presentase tersebut adalah sebagai berikut:
NP =
NK R
x 100%
Keterangan: NP
= Nilai persentase
NK
= Nilai kumulatif
R
= Jumlah responden (Aqib, 2009:40)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kreteria ketuntasan minimal (KKM) belajar yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran IPA Kelas III SDN 4 Tegorejo Kriteria Ketuntasan
Kualifikasi
70
Tuntas
< 70
Tidak Tuntas (KKM IPA kelas III SDN 4 Tegorejo, 2012)
66
b.
Kualitatif Data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan
guru dalam pembelajaran inkuiri menggunakan media video
Data kualitatif
dipaparkan dalam bentuk kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Selama proses pembelajaran inkuiri menggunakan media video tingkat keaktivan siswa dan keterampilan guru diamati dengan menggunakan lembar pengamatan dengan skala pensekoran 1 sampai 4 dengan kategori kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Uno (2009: 137), menjelaskan dalam bentuk contoh instrument untuk mengukur minat peserta didik yang telah berhasil dibuat adalah 10 butir. Jika rentangan yang dipakai adalah 1- 4 maka skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 40. Dengan demikian mediannya adalah (10 + 40)/2 yaitu sebesar 25. Jika dibagi menjadi 4 kategori maka skala 10-16 termasuk tidak berminat, 1724 kurang berminat, 25-32 berminat dan skala 33-40 sangat berminat. Maka dari contoh tersebut untuk menentukan skor dalam 4 kategori, langkah-langkah yang ditempuh yaitu menentukan skor tertinggi dan skor terendah, menentukan median (nilai tengah) dari data skor yang diperoleh dan membagi rentang skor menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang). Untuk membagi rentang skor menjadi 4 kategori perlu dicari panjang kelasnya. Adapun rumus untuk mencari penjang kelas adalah sebagai berikut.
67
Panjang Kelas =
skor tertinggi − skor terendah banyak kelas
(Heryanto dan Hamid, 2008:2.12) Jika intrumen aktivitas siswa terdiri dari 8 indikator dengan banyak kelas 4 maka skor tertinggi adalah 32 dan skor terendah adalah 8. Dengan demikian mediannya (8+32)/2 adalah sebesar 20 dan panjang kelasnya (32-8)/4 adalah 6. Sehingga didapat skala skornya adalah 6-12 termasuk kurang, 13-19 termasuk cukup, 20-26 termasuk baik, dan 27-32 termasuk sangat baik. Begitu juga dengan intrumen keterampilan guru yaitu terdiri dari 8 indikator dengan banyak kelas 4 maka skor tertinggi adalah 32 dan skor terendah adalah 8. Dengan demikian mediannya (8+32)/2 adalah sebesar 20 dan panjang kelasnya (32-8)/4 adalah 6. Sehingga didapat skala skornya adalah 6-12 termasuk kurang, 13-19 termasuk cukup, 20-26 termasuk baik, dan 27-32 termasuk sangat baik. Penyajian data kualitatif dari hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun rumus mencari persentase tersebut adalah sebagai berikut: Persentase =
skor rata −rata indikator yang dilaksankan jumlah indikator yang ada
x 100 %
(Muslich, 2010:54) Hasil perhitungan persentase data kualitatif aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran inkuiri menggunakan media video dikonsultasikan dengan tabel kriteria ketuntasan data kualitatif yang dikelompokkan
68
dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Adapun penyajian persentase kriteria ketuntasan data kualitatif tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif Skala persentase penilaian
Kategori
82% - 100%
Sangat baik
63% - 81%
Baik
44% - 62%
Cukup
25% - 43%
Kurang
3.8 Indikator Keberhasilan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri menggunakan media video dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo dengan indikator sebagai berikut : (1) Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri meng gunakan media video meningkat dengan kriteria minimal baik skor 20-26. (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video meningkat dengan kriteria minimal baik skor 20-26. (3) Hasil belajar siswa meningkat mencapai 75% dari seluruh siswa dengan KKM>70.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai 8 Juni 2013. Hasil penelitian ini didasarkan pada temuan hasil obeservasi aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar disetiap siklusnya. 4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran 1. Keterampilan Guru Hasil observasi keterampilan guru siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
Pert I
Pert II
Skor ratarata siklus 1
Perolehan skor No
Indikator yang diamati
1. 2.
Mempersiapkan pra pembelajaran Melaksanakan kegiatan awal
3 3
3 3
3 3
3.
Menayangkan video pembelajaran
3
3
3
4.
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
2
3
2,5
5.
Membimbing siswa dalam kelompok belajar
2
3
2,5
6.
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
2
2
2
7. 8.
Membimbing membuat kesimpulan Mengevaluasi
2 2
3 3
2,5 2,5 21 Baik
Jumlah skor Kategori
69
70
Hasil Rata-rata Observasi Keterampilan Guru siklus 1 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Grafik 4.1. Hasil Rata-rata Observasi Keterampilan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I
Dari hasil observasi keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan media video menyebutkan jumlah skor siklus I dari pertemuan I dan pertemuan II adalah sebesar 21. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I masuk dalam kategori baik/B. Keterampilan guru mempersiapkan pra pembelajaran diketahui skor ratarata yang diperoleh guru dari pertemuan I dan pertemuan II adalah sebesar 3. Hasil ini masuk dalam kategori baik/B. Artinya, dalam kegiatan mempersiapkan pra pembelajaran, guru telah mempersiapkan alat, sumber, dan media pembelajaran.
71
Untuk keterampilan melaksanakan kegiatan awal skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II yang diperoleh guru sebesar 3. Hasil ini masuk dalam kategori baik/B. Dalam melaksanakan kegiatan awal guru sudah melaksanakan apresiasi berupa pertanyaan “bagaimanakah bentuk permukaan bumi yang kita tinggali? Rata atau tidak? Mengapa?”. Guru juga memberi motifasi dengan menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung. Ketika guru menayangkan video pembelajaran, skor yang rata-rata yang diperoleh sebesar 3. Hasil ini masuk dalam kategori baik/B. Dalam hal ini guru telah menayangkan video dengan alat yang baik menggunakan LCD proyektor dan pengeras suara. Pada keterampilan membimbing siswa mengidentifikasi masalah indikator ini guru memperoleh skor rata-rata 2,5. Data tersebut dalam kategori baik/B. Hasil dari observasi menyebutkan bahwa dalam membimbing siswa mengidentifikasi masalah pada pertemuan I guru hanya membimbing dengan seadanya, tetapi pada pertemuan II guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah secara terarah. Dalam kegiatan membimbing siswa dalam kelompok belajar mendapat skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 2,5. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Guru telah membimbing siswa dalam kelompok belajar secara relevan dengan permasalahan. Pada kegiatan membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi perolehan skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II adalah sebesar 2,0 termasuk dalam kategori cukup/C. Pada kegiatan ini guru hanya satu kelompok saja yang dibimbing ketika menyampaikan diskusi.
72
Membimbing membuat kesimpulan diperoleh skor rata-rata 2,5. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Guru telah melakukan bimbingan kepada siswa dalam membuat kesimpulan secara sederhana. Dalam kegiatan evaluasi diperoleh skor rata-rata 2,5. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Pada kegiatan ini guru melaksanakan evaluasi tetapi tidak langsung dikoreksi. 2.
Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut. Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Perolehan skor
No
Indikator yang dinilai
Pertem uan I
Pertem uan II
Skor ratarata siklus I
1
Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran
2,8
2,8
2,8
2
2,4
2,8
2,6
3
Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Siswa menonton video pembelajaran.
2,6
2,6
2,6
4
Siswa melakukan pembagian tugas kelompok.
3
3
3
5
Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi. Siswa menyampaikan hasil diskusi.
2,8
3
2,9
2,8
3
2,9
Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis, serta memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok lain. Siswa membuat kesimpulan.
2,2
3,2
2,7
2
3,6
2,8
20,6
24
22,3
6 7
8
Jumlah Skor
73
Hasil Rata-rata Observasi Aktifitas Siswa Siklus I 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4
Grafik 4.2. Hasil Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yang tertera pada tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video diperoleh skor rata-rata dari pertemuan I dan pertemuan II pada siklus I adalah 22,3. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Namun ada beberapa aktivitas siswa yang kurang maksimal dikarenakan siswa belum pernah terlibat dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menggu-nakan media video. Siswa harus belajar aktif dan mandiri dengan berdiskusi memahami materi pembelajaran. Indikator aktivitas siswa yang pertama adalah kesiapan siswa dalam proses pembelajaran diketahui skor rata-rata dari dua pertemuan adalah 2,8. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa
74
sebagian besar siswa telah membawa alat belajar lengkap dan hanya beberapa siswa saja yang kurang mempersiapkan. Aktivitas siswa selanjutnya adalah Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Pada indikator ini diketahui skor ratarata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 2,6. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Dari data hasil observasi aktivitas siswa pada indikator ini disimpulkan masih ada sebagian kecil siswa menyimak penjelasan tentang tujuan dan motivasi dari guru namun sambil bergurau, namun sebagian besar siswa menyimak penjelasan materi dari guru dengan tenang. Hasil obsevasi pada indikator siswa menonton video pembelajaran dari pengamatan yang dilakukan skor rata-rata yang didapat pada pertemuan I dan pertemuan II adalah 2,6. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Karena ada beberapa anak yang menonton video sambil bercerita dengan teman. Dalam indikator siswa melakukan pembagian tugas kelompok ada beberpa siswa yang memlilih sendiri kelompok yang diinginkan sehingga kelompok yang terbentuk tidak heterogen. Skor rata-rata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 3. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Indikator siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi mendapat skor rata- rata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 2,9 karena dari beberapa sedikit kelompok yang dikerjakan secara individual. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Dari indikator siswa menyampaikan hasil diskusi mendapat skor rata-rata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 2,9 karena hanya beberapa perwakilan
75
kelompok yang menyampaikan hasil diskusinya ke depa kelas. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Aktivitas siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis mendapat nilai skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 2,7. Hasil ini masuk dalam kategori baik/B. Berdasarkan hasil observasi diketahui sebagian besar siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis dengan bantuan teman. 3.
Hasil Belajar Paparan hasil evaluasi tertulis pre tes yang dilakukan sebelum tindakan
sebagai nilai awal siklus diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3. Paparan Hasil Evaluasi Tertulis Pre Tes No
Frekuensi Siswa 0
Frekuensi Relatif 0%
Kategori
1
Rentang Nilai 90 – 100
2
80 – 89
1
3%
Tuntas
3
70 – 79
4
12%
Tuntas
4
60 – 69
8
24%
Belum tuntas
5
50 – 59
10
29%
Belum tuntas
6
40 – 49
7
21%
Belum tuntas
7
30 – 39
4
12%
Belum tuntas
34
100%
Jumlah
Tuntas
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 30. Terdapat 15% yaitu 5 dari 34 siswa tuntas belajar dan 85% yaitu 29 siswa dari 34 siswa belum tuntas belajar. Kriteria Ketuntasan Minimum
76
(KKM) yang ditetapkan adalah sebesar 70. Perolehan rata-rata nilai pre tes siswa adalah sebesar 53,80. Data nilai pre tes tersebut juga dapat dijabarkan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut.
Persentase ketuntasan
tuntas tidak tuntas
Grafik 4.3. Prosentase ketuntasan nilai pre tes
Berdasarkan hasil evaluasi tertulis pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video pada akhir siklus I diperoleh data sebagai berikut:
77
Tabel 4.4. Paparan Hasil Evaluasi Tertulis Siklus I
No
Rentang Nilai 90 – 100
Frekuensi Siswa 3
Frekuensi Relatif 9%
1 2
80 – 89
6
18%
Tuntas
3
70 – 79
11
32%
Tuntas
4
60 – 69
7
21%
Belum tuntas
5
50 – 59
4
12%
Belum tuntas
6
40 – 49
3
9%
Belum tuntas
7
30 - 39
0
0%
Belum tuntas
17
34
100%
Jumlah
Kriteria Tuntas
Pada tabel menunjukkan bahwa hasil belajar IPA diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 40, rata-rata hasil belajar adalah 72,27. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 58%, (20 dari 34 siswa) dengan KKM ≥ 70, sedangkan 42% (14 dari 34 siswa) dalam kualifikasi belum tuntas. Data hasil belajar pada siklus I dapat dijabarkan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
78
Persentase ketuntasan
tuntas tidak tuntas
Grafik 4.4. Hasil Evaluasi Tertulis Akhir Siklus I
2.
Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus I diperoleh data berupa catatan
lapangan, hasil observasi aktivitas siswa, hasil observasi keterampilan guru dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa dari tes tertulis pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video perlu dianalisis untuk bahan pertimbangan memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Adapun refleksinya adalah sebagai berikut: Keterampilan guru dalam menjelaskan materi kenampakan permukaan bumi, guru telah menggunakan media video tetapi dalam materi video tersebut agak melebar karena materi video tersebut didownload dan tidak membuat sendiri. Keterampilan guru dalam mengorganisasikan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan karena guru masih kurang jelas dalam memberikan arahan
79
tentang tugas kelompok dan sedikit memberikan kesempatan siswa untuk membagi tugas keseluruh anggota. Keterampilan guru dalam membimbing kelompok bekerja dan belajar, guru telah membimbing kelompok baik secara individual ataupun kelompok. Guru belum sepenuhnya memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi sehingga kegiatan ini didominasi siswa yang berkemampuan baik. Aktivitas siswa dalam menyimak penjelasan guru tentang tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran perlu ditingkatkan karena siswa masih kurang antusias dan interaktif dalam kegiatan menyimak. Selain itu masih ada beberapa siswa bergurau sehingga mengganggu lainnya sehingga kurang memahami penjelasan guru mengenai tujuaan pembelajaran. Pada aktivitas siswa dalam menyimak materi dari guru perlu ditingkatkan. Hal ini karena masih ada sebagian kecil siswa menyimak penjelasan materi dari guru sambil bergurau sehingga sekelompok siswa tersebut mengganggu siswa lainnya. Siswa juga masih kurang antusias menyimak materi yang disampaikan guru. Pada indikator melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi perlu mendapatkan bimbingan dari guru, sebab sebagian siswa belum bekerjasama dan berdiskusi dengan anggota kelompok. Siswa masih tergantung pada teman dalam menyelesaikan tugas kelompok dan belum percaya diri menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi. Aktivitas siswa melaporkan hasil kerja kelompok perlu ditingkatkan karena masih terdapat siswa dalam menyiapkan laporan hasil akhir disajikannya
80
tidak lengkap, dan tidak menarik. Siswa terlihat terburu-buru menyelesaikan pembuatan laporan hasil kerja agar bisa menjadi kelompok yang tercepat, namun siswa melupakan kelengkapan dan kebenaran data yang disajikan. Keberanian siswa melaporkan hasil kerja kelompok perlu ditingkatkan karena siswa yang melaporkan hasil kerja kelompok adalah siswa yang memiliki kemampuan akademik baik. Siswa yang memiliki percaya diri yang rendah lebih memilih untuk mendukung temannya dari belakang. Aktivitas siswa dalam mengerjakan evaluasi tertulis perlu ditingkatkan karena masih sebagian besar siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis dengan bantuan teman. Padahal seharusnya siswa mengerjakan secara individu agar hasil belajar siswa yang diperoleh secara obyektif. Hasil belajar siswa pada siklus I Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 58%, (20 dari 34 siswa) dengan KKM ≥ 70, sedangkan 42% (14 dari 34 siswa) dalam kualifikasi belum tuntas belajar. Sangat jelas terlihat sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 100. Adapun rerata kelas yaitu 72,27. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang direncanakan yaitu 75% siswa tuntas belajar dengan memenuhi KKM ≥ 70. Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video perlu diperbaiki dengan melanjutkan ke siklus II karena indikator keberhasilan belum terpenuhi secara menyeluruh dan masih banyak kelemahan pada setiap variabel.
81
3.
Revisi Sesuai dengan kekurangan yang masih ada, maka perlu diadakan revisi.
Hal yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah: 1.
Keterampilan guru dalam proses pembelajaran Guru masih kurang dalam memotivasi siswa dalam menggunakan media
yang tersedia, karena masih ada sebagian siswa tidak mau menggunakan media tersebut dalam pembelajaran. Dalam membimbing guru kurang mengajak siswa berpartisipasi aktif menyelesaikan tugas kelompok secara bekerjasama dan berdiskusi. dalam menyampaikan penjelasan tentang tugas kelompok guru harus lebih menarik dan selekstif menggunakan bahasa lisan agar siswa mampu memahami apa yang disampaikan. 2.
Aktivitas siswa Siswa diberi penjelasan bagaimana merencanakan tugas dalam kelompok
sehingga tidak ada siswa yang mendominasi maupun tidak terlibat dalam kerja kelompok. Siswa harus diberi motivasi agar lebih berani menyampaikan pendapat, bekerjasama dan berdiskusi dalam kegiatan kelompok. Siswa diberi pengarahan agar antusias dalam kegiatan menyimak materi dari guru. dan mengerjakan soal evaluasi tertulis secara individu. 4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1.
Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
1.
Keterampilan Guru Hasil observasi keterampilan guru siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5. di
bawah ini.
82
Tabel 4.5. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II
Pertem uan I
Pertem uan II
Skor rata-rata siklus 1
Perolehan skor No
Indikator yang diamati
1.
Mempersiapkan pra pembelajaran
4
4
4
2.
Melaksanakan kegiatan awal
3
4
3,5
3.
Menayangkan video pembelajaran
4
4
4
4.
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
3
4
3,5
5.
Membimbing siswa dalam kelompok belajar
3
3
3
6.
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
3
4
3,5
7.
Membimbing membuat kesimpulan
3
4
3,5
8.
Mengevaluasi
4
4
4
Jumlah skor Kategori
29 Sangat Baik
83
Hasil Rata-rata Observasi Ketrampilan Guru Siklus 2 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Grafik 4.5. Hasil Rata-rata Observasi Keterampilan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Dari hasil observasi keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri dengan media video tentang materi terjadinya hujan menyebutkan jumlah skor
siklus I dari pertemuan I dan
pertemuan II adalah sebesar 29. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I masuk dalam kategori sangat baik/A. Keterampilan guru mempersiapkan pra pembelajaran diketahui skor ratarata yang diperoleh guru dari pertemuan I dan pertemuan II adalah sebesar 4. Hasil ini masuk dalam kategori sangat baik/A. Artinya, dalam kegiatan
84
mempersiapkan pra pembelajaran, guru telah mempersiapkan alat, sumber, dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa. Untuk keterampilan melaksanakan kegiatan awal skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II yang diperoleh guru sebesar 3,5. Hasil ini masuk dalam kategori sangat baik/A. Dalam melaksanakan kegiatan awal guru sudah melaksanakan apresiasi berupa pertanyaan “mengapa bisa terjadi hujan?”. Guru juga memberi motifasi dengan menyanyikan lagu tik-tik-tik bunyi hujan. Ketika guru menayangkan video pembelajaran, skor yang rata-rata yang diperoleh sebesar 4. Hasil ini masuk dalam kategori sangat baik/A. Dalam hal ini guru telah menayangkan video dengan alat yang baik menggunakan LCD proyektor serta pengeras suara dan isi video sangat menarik. Pada keterampilan membimbing siswa mengidentifikasi masalah indikator ini guru memperoleh skor rata-rata 3,5. Data tersebut dalam kategori sangat baik/A. Hasil dari observasi menyebutkan bahwa pada pertemuan I dan II guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah secara terarah. Dalam kegiatan membimbing siswa dalam kelompok belajar mendapat skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 3. Hasil ini termasuk dalam kategori baik/B. Guru telah membimbing siswa dalam kelompok belajar secara relevan dengan permasalahan. Pada kegiatan membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi perolehan skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II adalah sebesar 3,5 termasuk dalam kategori sangat baik/A. Pada kegiatan ini guru telah membimbing semua kelompok ketika menyampaikan diskusi.
85
Membimbing membuat kesimpulan diperoleh skor rata-rata 3,5. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Guru telah melakukan bimbingan kepada siswa dalam membuat kesimpulan secara tepat dan mudah dipahami. Dalam kegiatan evaluasi diperoleh skor rata-rata 4. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Pada kegiatan ini guru melaksanakan evaluasi sesuai dengan materi dan langsung dikoreksi bersama-sama. 2.
Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6. di
bawah ini. Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Perolehan skor Pertemuan I
Pertemuan II
Skor rata-rata siklus I
Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Siswa menonton video pembelajaran.
3,4
3,6
3,5
3,8
3,2
3,5
3,8
3,8
3,8
4
Siswa melakukan pembagian tugas kelompok.
3,4
3,4
3,4
5
Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi. Siswa menyampaikan hasil diskusi.
3,8
3,6
3,7
3,8
3,2
3,5
Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis, serta memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok lain. Siswa membuat kesimpulan.
3,4
3,8
3,6
3,4
3,6
3,5
28,6
28,2
28,5
No 1 2
3
6 7
8
Indikator yang dinilai
Jumlah Skor
86
Hasil Rata-rata Observasi Aktifitas Siswa Siklus 2 3,8 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2
Grafik 4.6. Hasil Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II yang tertera pada tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video diperoleh skor rata-rata dari pertemuan I dan pertemuan II pada siklus II adalah 28,5. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Aktivitas siswa sangat maksimal dikarenakan siswa terlibat dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menggunakan media video. Siswa belajar aktif dan mandiri dengan berdiskusi memahami materi pembelajaran. Indikator aktivitas siswa yang pertama adalah kesiapan siswa dalam proses pembelajaran diketahui skor rata-rata dari dua pertemuan adalah 3,5. Hasil
87
ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa sebagian besar siswa telah membawa alat belajar lengkap. Aktivitas siswa selanjutnya adalah Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Pada indikator ini diketahui skor ratarata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,5. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Dari data hasil observasi aktivitas siswa pada indikator ini disimpulkan sebagian besar siswa menyimak penjelasan materi dari guru dengan tenang. Hasil obsevasi pada indikator siswa menonton video pembelajaran dari pengamatan yang dilakukan skor rata-rata yang didapat pada pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,8. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Karena hampir semua anak yang menonton video dengan tenang. Dalam indikator siswa melakukan pembagian tugas kelompok semua siswa dibentuk kelompok oleh guru sehingga kelompok yang terbentuk heterogen. Skor rata-rata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,4. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Indikator siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi mendapat skor rata- rata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,7 karena dari semua kelompok mengerjakan secara bersama-sama. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Dari indikator siswa menyampaikan hasil diskusi mendapat skor rata-rata dari pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,5 karena semua perwakilan kelompok
88
menyampaikan hasil diskusinya ke depa kelas. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik/A. Aktivitas siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis mendapat nilai skor rata-rata pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 3,5. Hasil ini masuk dalam kategori sangat baik/B. Berdasarkan hasil observasi diketahui sebagian besar siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis dengan percaya diri tanpa bantuan teman.
3.
Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan
inkuiri menggunakan media video pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Tertulis Siklus II
1
Rentang Nilai 90 – 100
Frekuensi Nilai 9
Frekuensi Relatif 26%
2
80 – 89
11
32%
Tuntas
3
70 – 79
10
29%
Tuntas
4
60 – 69
4
12%
Belum tuntas
5
50 – 59
0
0%
Belum tuntas
6
40 – 49
0
0%
Belum tuntas
7
30 - 39
0
0%
Belum tuntas
34
100%
No
Jumlah
Kategori Tuntas
Pada tabel hasil belajar individual pada evaluasi akhir siklus II di atas diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 60, rata-rata hasil
89
belajar adalah 84,23. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 88% (30 dari 34 siswa) dengan KKM ≥ 70, sedangkan 12% (4 dari 34 siswa) dalam kualifikasi belum tuntas. Data hasil belajar pada siklus II dapat dijabarkan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut.
Persentase ketuntasan
tuntas tidak tuntas
Grafik 4.7. Hasil Evaluasi Tertulis Akhir Siklus II
2.
Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus II diperoleh data berupa catatan
lapangan hasil hasil observasi keterampilan guru dalam proses pembelajaran, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dari tes tertulis pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video perlu dianalisis untuk bahan pertimbangan memperbaiki pembelajaran pada siklus II.
90
Adapun refleksinya adalah sebagai berikut: 1.
Ketarampilan guru meningkat, pada siklus II terlihat guru telah memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran berupa magnet batang yang telah disediakan disetiap kelompok. Media tersebut membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari. Guru telah memberikan arahan tentang tugas kelompok dengan jelas. Guru juga membimbing kelompok berdiskusi membagi tugas secara rata kesetiap anggota. Selain itu guru telah berhasil mengajak siswa berpartisipasi aktif untuk berdiskusi dalam kegiatan kelompok.
2.
Aktivitas siswa meningkat, nampak dari hasil observasi siswa telah antusias dalam kegiatan pembelajaran. Dalam menyelesaikan tugas kelompok siswa telah bekerjasama dan berdiskusi dengan anggota kelompok. Siswa juga telah berani menyampaikan pendapat dan berperan aktif dalam kelompok. Kegiatan kelompok tidak hanya didominasi siswa yang berkemampuan baik saja, namun seluruh siswa telah memberikan sumbangsih dalam menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama. Selain itu siswa telah mengerjakan soal evaluasi secara individu.
3.
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh data 88% yaitu 30 dari 34 siswa tuntas belajar dan 12% yaitu 4 dari 30 siswa belum tuntas belajar. Sangat jelas terlihat sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100. Adapun rata kelas hasil belajar yaitu 84,23. Hasil tersebut sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75% siswa tuntas belajar dengan memenuhi KKM ≥ 70.
91
Adapun data observasi keterampilan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa sesudah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Skor rata-rata siklus 1 Skor rata-rata siklus 2
Grafik 4.8. Keterampilan Guru dalam Proses Pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video Siklus I dan II Dengan melihat grafik diatas dapat diketahui bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh skor 13 dengan kategori cukup dan pada siklus II meningkat dengan perolehan 29 dengan kategori sangat baik.
92
4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Skor rata-rata siklus I Skor rata-rata siklus I
Grafik 4.9. Peningkatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran IPA melalui Pendekatan inkuiri menggunakan media video Siklus I dan II Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa sebesar 22,3 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi 28,5 dengan kategori sangat baik/A.
100 NILAI RATA-RATA PRE TES
80 60
NILAI TERTINGGI
40 20
NILAI TERENDAH
0 PRE TES
SIKLUS I
SIKLUS II
Grafik 4.10. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ketika pre tes nilai rata-rata siswa sebesar 53,80 dengan
93
ketuntasan klasikal 15% (5 siswa yang tuntas mencapai KKM ≥ 70), sedangkan pada siklus I nilai rata-rata naik menjadi 72,27 dengan ketuntasan klasikal 59% (20 dari 34 siswa) dan pada siklus II rata-rata nilai naik menjadi 84,23 dengan ketuntasan klasikal 88% (30 dari 34 siswa). Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video pada siklus II sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yaitu aktivitas siswa meningkat sekurang-kurangnya baik, aktivitas guru meningkat sekurangkurangnya baik, dan 88% siswa mengalami ketuntasan belajar dengan mencapai KKM ≥ 70. 3.
Revisi Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran IPA melalui
pendekatan inkuiri menggunakan media video sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan akan tetapi perbaikan pembelajaran harus tetap ditindaklanjuti untuk meningkatkan pembelajaran IPA yang berkelanjutan. 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian Pembahasan didasarkan pada hasil observasi dan hasil belajar serta refleksi pada setiap siklusnya dengan menerapkan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video. 1.
Hasil Observasi Keterampilan Guru Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk-bentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus yang harus
94
dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara terencana dan professional (Rusman, 2011:80). Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video menunjukkan bahwa rerata skor seluruh indikator pada siklus I adalah sebesar 13 dengan kategori cukup/C. Sedangkan pada siklus II rerata skor seluruh indikator keterampilan guru adalah sebesar 29 dengan kategori sangat baik/A. Peningkatan hasil observasi keterampilan dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.8. Peningkatan Keterampilan Guru dari Siklus I dan Siklus II No.
Indikator yang diamati
Siklus I
Siklus II
PI
PII
SR
PI
PII
SR
1.
Mempersiapkan pra pembelajaran
3
3
3
4
4
4
2.
Melaksanakan kegiatan awal
3
3
3
3
4
3,5
3.
Menayangkan video pembelajaran
3
3
3
4
4
4
4.
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
2
3
2,5
3
4
3,5
5.
Membimbing siswa dalam kelompok belajar
2
3
2,5
3
3
3
6.
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
2
2
2
3
4
3,5
7.
Membimbing membuat kesimpulan
2
3
2,5
3
4
3,5
8.
Mengevaluasi
2
3
2,5
4
4
4
Jumlah skor Kategori
24,5
26,5
Cukup
Sangat baik
95
Keterangan : PI
: pertemuan pertama
SR
: skor rata-rata
PII
: pertemuan kedua
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh pada siklus I dan II memaparkan saat membuka pelajaran guru telah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari, melakukan apersepsi dan menarik perhatian siswa dengan menggunakan media berupa tayangan video tentang kenampakan alam sehingga skor yang diperoleh guru pada siklus I dan siklus II adalah 4. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Uzer Usman (2005: 92) bahwa keterampilan guru dalam membuka pelajaran meliputi memotivasi dan menarik perhatian siswa, memberikan acuan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Menurut Rusman (2011:86-88) penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut yaitu, kejelasan, penggunaan contoh, penggunaan tekanan, dan penggunaan balikan. Penggunaan contoh berupa penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan kejelasan materi yang disampaikan. Pada penelitian ini diperoleh hasil yakni pada siklus I guru telah menayangkan media pembelajaran tentang kenampakan alam tetapi belum menjelaskan materi dengan jelas dan runtut. Kemudian pada siklus II diperbaiki dengan menyiapkan media pembelajaran dan disertai penjelasan dari guru dengan runtut. Karena perbaikan yang telah dilakukan pada siklus II mengakibatkan meningkatnya perolehan skor dari skor 3 pada siklus I menjadi skor 4 pada siklus II.
96
Keterampilan guru dalam membimbing siswa dalam kelompok belajar pada siklus I guru memperoleh skor rata-rata 2,5 dan pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 3. Hal ini dikarenakan pada siklus II guru telah membagi siswa menjadi tujuh kelompok setiap kelompok beranggotakan empat atau lima siswa yang heterogen dari tingkat akedemik, jenis kelamin, etnis, dan sosial. Guru telah memberikan arahan tentang tugas kelompok dengan jelas.
Guru juga
membimbing kelompok berdiskusi membagi tugas secara rata kesetiap anggota. Hasil penilitian sesuai dengan pendapat Slavin (2010) bahwa dalam pembelajaran model inkuiri, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran dari kemampuan akedemik yang berbeda, campuran jenis kelamin, ras, etnis, dan kelompok sosial. Pendapat serupa
juga
dikemukakan
oleh
Rusman
(2011:215-216)
yakni
dalam
pengorganisasian kelompok siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa yang memprioritaskan heterogenitas kelas dalam prestasi akademik, gender, dan ras. Uzer Usman (2005:94) menjelaskan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam membimbing siswa menyampaikan diskusi adalah memusatkan perhatian
siswa,
memperjelas
masalah,
menganalisis
pandangan
siswa,
meningkatkan kontribusi siswa, memberikan kesempatan partisipasi, dan menutup diskusi. Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan memaparkan bahwa keterampilan guru dalam membimbing siswa menyampaikan diskusi pada siklus I diperoleh skor 2 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 3,5. Guru telah membimbing siswa secara individu dan kelompok dalam proses pembelajaran,
97
dan memberikan kesempatan kepada siswa agar berperan aktif dalam kegiatan kelompok. Guru juga telah memberikan penjelasan tentang kegiatan kelompok yang akan dilakukan dengan jelas dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa dan penggunaan media pembelajaran. Selain itu guru juga telah memotivasi siswa agar tidak takut mengumukakan pendapat, bertanya, ataupun memberikan saran terhadap hasil kerja kelompok lain. Dalam mengevaluasi hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi tertulis, guru memperoleh skor 2,5 pada siklus I dan meningkat menjadi 4 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah memberikan kesempatan siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain, mengevaluasi kinerja kelompok, dan melaksanakan evaluasi tertulis (kuis) secara individu. Penelitian ini sesuai pendapat Rusman (2011:216) bahwa dalam kegiatan evaluasi hasil belajar dilakukan melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan penilaian terhadap prasentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Menurut Isjoni (2010:94), dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai evaluator. Evaluasi tidak hanya pada hasil, namun lebih ditekankan pada proses pembelajaran. Sesuai dengan data di atas terlihat jelas bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan. Skor rata-rata pada siklus II adalah 29 meningkat dari siklus I. Hasil ini masuk dalam kategori sangat baik/A. Dalam pembelajaran guru telah memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui kegiatan belajar dan bekerja dalam kelompok. Siswa diajak berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok guna menyelesaikan tugas sesuai lembar kerja lewat belajar sambil
98
berbuat (learning by doing). Menurut Isjoni (2010:92-94) peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai fasilitator, mediator, director, motivator, dan evaluator. Menurut Rusman (2011:215-216), pembelajaran inkuiri menuntut guru mampu mengorganisasikan siswa dalam kelompok heterogen, menyampaikan materi, memotivasi dan membimbing siswa selama kegiatan kelompok, memberikan kuis atau evaluasi, memberikan penghargaan atas prestasi tim.
2.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah salah
satu keaktifan atau kegiatan. Sedangkan definisi belajar menurut Oemar Hamalik (2006:26) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aktivitas yang dimaksud di sini penekannya adalah pada siswa. Adanya siswa dalam pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Dalam belajar hendaknya diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja mandiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri (Sardiman, 2007:95-97). Ada delapan bentuk aktivitas siswa dalam belajar yaitu visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing acti-vities, motor activities, mental activities, dan emotional activities (Oemar Hamalik, 2006:172). Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II diperoleh data bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
99
Tabel 4.9. Peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II No.
Indikator yang diamati
1 2
3 4
5
6 7
8
Siklus I
Siklus II
PI
PII
SR
PI
PII
SR
Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Siswa menonton video pembelajaran. Siswa melakukan pembagian tugas kelompok.
2,8
2,8
2,8
3,4
3,6
3,5
2,4
2,8
2,6
3,8
3,2
3,5
2,6
2,6
2,6
3,8
3,8
3,8
3
3
3
3,4
3,4
3,4
Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi. Siswa menyampaikan hasil diskusi. Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis, serta memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok lain. Siswa membuat kesimpulan.
2,8
3
2,9
3,8
3,6
3,7
2,8
3
2,9
3,8
3,2
3,5
2,2
3,2
2,7
3,4
3,8
3,6
2
3,6
2,8
3,4
3,6
3,5
Jumlah skor
22,3
28,5
Kategori
Baik
Sangat baik
Keterangan : PI
: pertemuan pertama
SR
: skor rata-rata
PII
: pertemuan kedua
Pada siklus I menunjukkan bahwa rerata skor seluruh indikator hasil observasi aktivitas siswa adalah sebesar 22,3 dengan kategori baik/B. Sedangkan pada siklus II rerata skor seluruh indikator aktivitas siswa adalah 28,5 dengan
100
kategori sangat baik/A. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video dapat meningkatkan aktivitas siswa. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Isjoni (2010:74), bahwa pendekatan inkuiri merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasia materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Peningkatan sangat terlihat jelas pada aktivitas siswa dalam menyimak penjelasan guru tentang tujuan. Pada siklus I skor yang diperoleh siswa adalah 2,6. Hal ini berarti siswa dalam menyimak penjelasan guru tentang tujuan dilakukan dengan tenang tapi siswa masih ada yang bergurau. Pada siklus II terjadi perbaikan yakni keseluruhan siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan, dengan tenang dan antusias sehingga skor yang diperoleh siswa adalah 3,5. Pada indikator menonton tayangan video, hasil observasi pada siklus I adalah 2,6 hasil ini termasuk dalam kategori cukup/C. Karena ada sebagian siswa menonton sambil bergurau, sebagian besar siswa lainnya menyimak penjelasan materi dari guru dengan tenang. Pada siklus II siswa menonton dengan antusias. Hasil observasi menyebutkan bahwa aktivitas siswa dalam pengumpulan data dengan berdiskusi terjadi peningkatan skor dari 2,9 pada siklus I menjadi 3,7 dengan kategori sangat baik/A pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah bekerjasama dalam diskusi dan kerja sama antara anggota kelompok. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Isjoni (2010:74) bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
101
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Nur Asma (2006:12) menyatakan pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah dengan temannya. Perolehan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II saat melaporkan hasil diskusi mengalami peningkatan menjadi 3,5 dari skor 2,9 pada siklus I. Hasil observasi pada siklus I memaparkan hasil kerja kelompok dengan benar dan jelas, namun hanya 1 kelompok yang memaparkan dengan benar, jelas, dan menarik. Siswa yang melaporkan hasil kerja kelompok didominasi oleh siswa yang berkemampuan akademik baik. Sedangkan pada siklus II setiap kelompok sudah melakukan pemerataan tugas dalam penyajian laporan hasil akhir. Kegiatan tidak didominasi oleh satu siswa saja. Siswa juga mampu menjawab tanggapan dari guru ataupun anggota kelompok lain dengan benar. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Nur Asma (2006:51-53), bahwa kegiatan presentasi hasil kerja kelompok dilakukan untuk memeriksa hasil kegiatan kelompok yang dilakukan di depan oleh wakil setiap kelompok. Pada kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain. Indikator aktivitas siswa yang terakhir mengerjakan soal evaluasi tertulis. Skor rata-rata pada siklus II adalah sebesar 3,6 meningkat dari siklus I dengan skor 2,7 dan termasuk dalam kategori sangat baik/A. Hasil observasi pada siklus I menyebutkan sebagaian besar siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis dengan bantuan teman, 29% siswa mengerjakan soal tertulis secara individu. Peningkatan
102
terjadi pada siklus II yaitu sebagian besar siswa telah mengerjakan soal evaluasi tertulis secara individu, hanya sebagian kecil siswa masih mengerjakan soal evaluasi dengan bantuan teman. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Nur Asma (2006:51-53) yaitu pada kegiatan evaluasi tertutis setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang telah diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. 3.
Hasil Belajar Siswa Hasil siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri
menggunakan media video dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No
Sebaran Data
Siklus I
Siklus II
Perubahan
1
Nilai terendah
45
60
15
2
Nilai tertinggi
100
100
-
3
Rata-rata nilai kelas
72,27
84,23
11.96
4
Banyak siswa yang tuntas
20
30
10
5
Banyak siswa yang belum tuntas
14
4
12
Pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 59% (20 dari 34 siswa) dengan nilai rata-rata kelas adalah 72,27 dan pada siklus II meningkat menjadi 88% (30 dari 34 siswa) dengan nilai rata-rata 84,23. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah ≥ 70. Sebaran nilai pada siklus I dengan nilai terendah 45
103
dan nilai tertinggi 100, sedangkan siklus II sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 29%. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rusman (2011:209) yakni model pembelajaran kooperatif dikembangkan guna mencapai hasil belajar kompetensi akademik. Model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Siswa pada kelompok bawah maupun atas bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas akademik, siswa kelompok atas menjadi tutor begi siswa kelompok bawah.
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa, keterampilan guru dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa yang keseluruhnya mengalami peningkatan. Adapun implikasi hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Dalam pembelajaran inkuiri siswa belajar dan bekerja dalam kelompok yang heterogen menyelesaikan tugas dengan saling bantu, berdiskusi dengan teman kelompok, dan mendorong satu sama lain agar kelompoknya menjadi yang terbaik. Siswa juga dinilai secara individu dengan pemberian kuis untuk mengukur keberhasilan siswa belajar dalam kelompoknya. Pendekatan inkuiri menggunakan media video dapat melatih siswa untuk saling
104
bekerja sama, berani mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain. 2.
Dalam pembelajaran terjadi interaksi kesegala arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Saat guru menjelaskan materi dan memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilakukan, siswa menyimak dengan seksama. Ketika siswa bekerja dalam kelompoknya, siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, bekerjasama agar tugas dapat diselesaikan dengan hasil yang terbaik. Ketika siswa mengalami kesulitan atau sesuatu yang kurang dipahami, siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Guru memantau jalannya kegiatan kelompok, membimbing
siswa
yang
mengalami
kesulitan,
menjawab
setiap
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan siswa secara adil, dan menanggapi setiap pernyataan siswa sehingga hubungan guru dan siswa menjadi lebih dekat. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru sebagai teacher centered semakin berkurang. Dengan demikian guru hanya berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, director dan evaluator agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Diakhir kegiatan, guru menghitung skor perkembangan individu. 3.
Hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai acuan bagi sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan berbagai pembelajaran inovatif khususnya pendekatan inkuiri dengan media video. Selain itu, sekolah juga dapat merekomendasikan hasil penelitian ini sebagai reverensi dalam menyusun laporan penelitian berikutnya.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan judul” Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video Pada Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal “ dinyatakan berhasil. Terbukti dengan terpenuhinya indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu: 5.1.1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal meningkat, yang ditunjukkan pada siklus I diperoleh total skor 13 dengan kategori cukup, dan pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 29 dengan kategori sangat baik. 5.1.2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal meningkat, yang ditunjukkan adanya peningkatan pada hasil observasi Pada siklus I ratarata perolehan skor aktivitas siswa adalah 22,3 dengan kategori baik, pada siklus II rata-rata perolehan skor aktivitas siswa meningkat menjadi 28,5 dengan kategori sangat baik. 5.1.3. Hasil belajar IPA melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas Kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal meningkat, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan presentasi ketuntansan belajar pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 59 % (20 dari 34 siswa) dengan nilai rata-rata kelas
105
106
5.1.4. adalah 72,27 dan pada siklus II meningkat menjadi 88% (30 dari 34 siswa) dengan nilai rata-rata 84,23. Sebaran nilai pada siklus I dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 100, sedangkan siklus II sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100.
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti memberikan saran sebagai berikut: 5.2.1. Guru dapat menerapkan pendekatan inkuiri menggunakan media video dalam pembelajaran IPA agar pembelajaran yang dilakukan dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 5.2.2. Sebaiknya guru melaksanakan refleksi tentang kelemahan dalam pembelajaran yang dilaksanakan untuk segera dicari pemecahannya demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 5.2.3. Untuk sekolah sebaiknya menyediakan media dan peraga yang dapat dimanfaatkan siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Selain itu sekolah sebaiknya memberikan kesempatan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran guna peningkatan mutu lulusan dan perbaikan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
--------- . 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: CV. Duta Nasindo Aqip, Zaenal. 2002. Profesional Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cindekia Arsyad, Asyar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, Asri, C. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Hamalik,Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik,Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: CV. Diva Press Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moedjiono, & Hasibuan. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nur, Kitri. 2010. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri pada Siswa Kelas IV SDN 1 Maribaya Karanganyar Purbalingga. Semarang: PGSD Unnes
107
108
Permendiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistiyowati, Diyah. 2009. Peningkatan Kualitas Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas V SDN Wonosari 03 Semarang. Semarang: PGSD Unnes Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suprijono. Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Usman, Uzer Moh. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Winataputra, Udin, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
109
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS III SDN 4 TEGOREJO PEGANDON KENDAL
VARIABEL Aktifitas guru dalam pembelajaran IPA melalui
SINTAK 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah 2. Merumuskan jawaban sementara
pendekatan
3. Mengumpulkan data
inkuiri
4. Menganalisis data
menggunakan
5. Membuat kesimpulan
media video
INDIKATOR 1. Mempersiapkan pra pembelajaran 2. Melaksanakan kegiatan awal 3. Menayangkan video pembelajaran 4. Membimbing siswa mengidentifikasi masalah 5. Membimbing siswa dalam kelompok belajar 6. Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi. 7. Membimbing membuat kesimpulan 8. Mengevaluasi
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah 2. Merumuskan jawaban sementara
1. Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran 2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar.
pendekatan
3. Mengumpulkan data
3. Siswa menonton video pembelajaran.
inkuiri
4. Menganalisis data
4. Siswa melakukan pembagian tugas
menggunakan
5. Membuat kesimpulan
media video
kelompok. 5. Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi. 6. Siswa menyampaikan hasil diskusi. 7. Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis 8. Siswa membuat kesimpulan.
110
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video
Nilai siswa diatas KKM yaitu 70
111
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO Nama Guru : Kelik Widayat Dwi NR Nama SD : SDN 4 Tegorejo Kelas : III Tema : Lingkungan Alam Hari/Tanggal : Mei 2013 Siklus : Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan. Tingkat Kemampuan No Indikator yang diamati 1 2 3 4 1 Mempersiapkan pra pembelajaran 2
Melaksanakan kegiatan awal
3
Menayangkan video pembelajaran
4
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
5
Membimbing siswa dalam kelompok belajar
6
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
7
Membimbing membuat kesimpulan
8
Mengevaluasi Jumlah Skor Skor tertinggi : 32 Skor terendah: 8 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 8+32 40 Median = = 2 = 2 = 20 2 Panjang kelas =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ 4
=
32−8 4
=
24 4
=6
Skala penskoran
Kategori
27 – 32
Sangat baik
20 – 26
Baik
13 – 19
Cukup
Tegorejo, ………………….
6 – 12
Kurang
Observer………………………….
Jumlah skor : ………. Kategori : ………….
Skor
112
LEMBAR KISI-KISI DISKRIPTOR AKTIFITAS GURU
Indikator yang diamati
Tingkat Kemampuan 1
2
3
3
Mempersiapkan pra pembelajaran
Tidak mempersiapkan
Mempersiapkan alat dan sumber belajar
Mempersiapkan alat, sumber, dan media belajar
Mempersiapkan alat, sumber, dan media belajar serta memeriksa kesiapan siswa
Melaksanakan kegiatan awal
Tidak Melaksanakan
Melaksanakan apersepsi
Melaksanakan apersepsi dan memberi motifasi
Melaksanakan apersepsi, memberi motifasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran
Menayangkan video pembelajaran
Tidak menayangkan video
Menayangkan video
Menayangkan video dengan alat yang baik
Menayangkan video dengan alat yang baik dan isi video menarik
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
Tidak membimbing siswa
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dengan terarah
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah dengan terarah serta mudah dipahami
Membimbing siswa dalam kelompok belajar
Tidak membantu membimbing dalam kelompok belajar
Membantu membimbing dalam kelompok belajar
Membantu membimbing dalam kelompok belajar yang relevan dengan permasalahan
Membantu membimbing dalam kelompok belajar yang relevan dengan permasalahan secara terarah
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
Tidak membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi hanya satu kelompok
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi hanya beberapa kelompok
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi pada seluruh kelompok
113
Membimbing membuat kesimpulan
Tidak membimbing membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tepat dengan materi
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tepat dengan materi dan mudah dipahami siswa
Mengevaluasi
Tidak memberikan latihan soal
Memberikan latihan soal tetapi tidak sesuai
Memberikan latihan soal yang sesuai tetapi tidak langsung dikoreksi
Memberikan latihan soal yang sesuai dan langsung dikoreksi bersama
114
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO Nama Siswa No Absen Kelas Hari/Tanggal Siklus
: : : : :
III Mei 2013
Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan. Tingkat Kemampuan No Indikator yang diamati 1 2 3 4 1 Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran
3
Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Siswa menonton video pembelajaran.
4
Siswa melakukan pembagian tugas kelompok.
5
Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi. Siswa menyampaikan hasil diskusi.
2
6 7 8
Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis, serta memberikan tanggapan terhadap hasil kelompok lain. Siswa membuat kesimpulan. Jumlah Skor Skor tertinggi : 32 Skor terendah : 8 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 8+32 40 Median = = 2 = 2 = 20 2 Panjang kelas =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ 4
=
32−8 4
=
24 4
=6
Jumlah skor : ………. Kategori : ………….
Skala penskoran
Kategori
27 – 32
Sangat baik
20 – 26
Baik
13 – 19
Cukup
Observer
6 – 12
Kurang
………………………….
Tegorejo, ………………….
Skor
115
LEMBAR KISI-KISI DISKRIPTOR AKTIFITAS SISWA
Indikator yang diamati Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran
Tingkat Kemampuan 1 Tidak siap
2
3
4
Alat belajar yang dibawa kurang
Membawa alat belajar lengkap
Alat belajar lengkap dan penuh semangat
Siswa menyimak Tidak merespon penjelasan guru tentang tujuan dan motivasi dalam belajar. Siswa menonton video Tidak pembelajaran. menyimak
Merespon
Memperhatikan dan merespon
Memperhatikan, merespon, dan tertarik
Menyimak sambil bercanda
Menyimak tayangan dengan baik
Menyimak tayangan dengan baik dan cermat
Siswa melakukan pembagian tugas kelompok.
Tidak berkelompok
Berkelompok tetapi ada siswa yang sulit untuk ikut membentuk kelompok
Membentuk kelompok dengan pilihan siswa sendiri
Membentuk kelompok dengan bimbingan dari guru agar heterogen
Siswa melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi.
Tidak melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi.
Melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi tetapi tidak relevan dengan permasalahan
Melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi tetapi sedikit relevan dengan permasalahan
Melaksanakan pengumpulan data dengan berdiskusi yang relevan dengan permasalahan dan dibimbing oleh guru
Siswa menyampaikan hasil diskusi.
Tidak menyampaikan hasil diskusi.
Menyampaikan hasil diskusi tetapi tidak serius
Menyampaikan hasil diskusi dengan baik
Menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan dibimbing oleh guru
Siswa mengerjakan soal evaluasi tertulis
Tidak mengerjakan
Ada soal yang tidak dikerjakan
Mengerjakan seluruh soal
Mengerjakan seluruh soal dengan sungguhsungguh
Siswa membuat kesimpulan.
Tidak membuat kesimpulan
Membuat kesimpulan tetapi tidak relevan dengan permasalahan
Membuat kesimpulan relevan dengan permasalahan
Membuat kesimpulan relevan sesuai permasalahan dengan bimbingan dari guru
116
SINTAK TAHAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI
TAHAPAN Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Fase 2 : Menyajikan informasi
Fase 3 : Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar
SISWA
GURU
Siswa menyimak penjelasan
Menjelaskan tujuan
dari guru tentang tujuan
pembelajaran dan
pembelajaran yang akan
mempersiapkan siswa siap
dilaksanakan
belajar.
Siswa menyimak penjelasan
Mempresentasikan informasi
materi dari guru dengan
kepada siswa baik secara verbal
seksama.
atau tertulis.
Siswa bergabung dalam
Memberikan penjelasan kepada
kelompok heterogen
siswa tentang tata cara
Siswa membagi tugas kelompok pembentukan tim belajar dan secara menyeluruh.
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase 4 : Membantu kerja tim dan belajar
Fase 5 : Mengevaluasi
Siswa belajar secara kelompok
Membantu tim-tim belajar
dan menyelesaikan tugas secara
selama siswa mengerjakan
diskusi.
tugasnya.
Siswa mengerjakan soal lembar
Menguji pengetahuan siswa
kerja siswa secara kelompok.
mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
117
SILABUS Nama Sekolah Kelas/Semester Tema Standar Kompetensi IPA 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Bahasa Indonesia 8. Mengungkapkan pikiran,
: SDN 4 Tegorejo : III/2 : Lingkungan
Kompetensi Dasar
6.1Mendeskripsik an kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar.
8.2Menulis puisi berdasarkan
Mataeri
Indikator
Lingkungan - Menyebutkan alam kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar. - Menjelaskan bentuk-bentuk kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar.
- Menulis puisi berdasarkan
Kegiatan Pembelajaran
a. Siswa menyimak tayangan video mengenai kenampakan permukaan bumi. b. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis. c. Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi. d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
Waktu
4x35 menit 2 x pert
Penila ian
Sumber
Lisan Priyono, dan Titik tertulis Sayekti, 2008. IPA untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas .
Karakter yang diharapkan Teliti, cermat, tekun, dan tanggung jawab
118
perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi.
SBK 9.Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
gambar dengan pilihan kata menarik.
9.1Mengekspresik an diri melalui gambar imajinatif mengenai alam sekitar.
gambar dengan tema lingkungan. e.
- Menggambar lukisan imajinatif mengenai alam sekitar.
f.
g. h.
i.
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
119
JARING TEMA
IPA SK : 6/KD : 6.1 Indikator : - Menyebutkan kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar. - Menjelaskan bentuk-bentuk kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar.
LINGKUNGAN
BAHASA INDONESIA SK : 8/KD : 8.2 Indikator : - Menulis puisi berdasarkan gambar dengan tema lingkungan
SBK SK : 9/KD : 9.1 Indikator : - Menggambar lukisan imajinatif tentang alam sekitar
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
I.
Sekolah
: SDN 4 Tegorejo
Kelas/Semester
: III/2
Tema
: Lingkungan Alam
Hari/Tanggal
:
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi IPA 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Bahasa Indonesia 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi. SBK 9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
II.
Kompetensi Dasar IPA 6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Bahasa Indonesia 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata menarik. SBK 9.1 Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai alam sekitar.
III.
Indikator IPA -
Menyebutkan kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar.
121
-
Menjelaskan bentuk-bentuk kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar.
Bahasa Indonesia -
Menulis puisi berdasarkan gambar dengan tema lingkungan.
SBK -
IV.
Menggambar lukisan imajinatif mengenai alam sekitar.
Tujuan Pembelajaran -
Melalui tayangan video siswa dapat menyebutkan kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar dengan tepat.
-
Melalui
penjelasan
guru, siswa dapat
menjelaskan jenis-jenis
kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar dengan benar. -
Melalui tayangan video siswa dapat menulis puisi berdasarkan materi dengan benar.
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengggambar lukisan imajinatif mengenai alam sekitar dengan tepat.
Karakter yang diharapkan : Teliti, cermat, tekun, dan tanggung jawab
V.
Model Pembelajaran Pendekatan Inkuiri
VI. Metode dan Sumber Belajar 1. Metode a.
Ceramah
b. Tanya jawab c.
Penugasan
d. Diskusi 2. Sumber Belajar a.
Standar Isi
b.
BSE mata pelajaran yang bersangkutan
c.
Internet
122
VII.
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I a. Pra kegiatan (5 menit) 1. Salam 2. Berdo’a 3. Absensi 4. Pengkondisian kelas
b. Pendahuluan (10 menit) 1. Apersepsi : Bagaimana bentuk permukaan bumi yang kita tinggali? Rata/tidak rata?mengapa? 2. Memberi motivasi : menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung. 3. Menyampaikan informasi tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan inti (45 menit) 1. Siswa menyimak tayangan video mengenai kenampakan permukaan bumi. (eksplorasi) 2. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis. (eksplorasi) 3. Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi. (elaborasi) 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan. (elaborasi) 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. (elaborasi)
123
6. Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi. (elaborasi) 7. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. (konfirmasi) 8. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas. (konfirmasi) d. Kegiatan akhir (10 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru menutup pelajaran.
Pertemuan II a. Pra kegiatan (5 menit) 1. Salam 2. Berdo’a 3. Absensi 4. Pengkondisian kelas b. Pendahuluan (10 menit) 1. Apersepsi : Apa macam-macam kenampakan bumi yang dapat kita lihat? 2. Memberi motivasi : dengan bertepuk “suka hati”. 3. Menyampaikan informasi tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan inti (45 menit) 1. Siswa menyimak tayangan video mengenai jenis-jenis kenampakan permukaan bumi. (eksplorasi) 2. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis. (eksplorasi) 3. Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi. (elaborasi) 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam
124
menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan. (elaborasi) 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. (elaborasi) 6. Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi. (elaborasi) 7. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. (konfirmasi) 8. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas. (konfirmasi) d. Kegiatan akhir (10 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru menutup pelajaran.
XIII. Sumber Belajar a. KTSP 2006 b. Silabus kelas III c. BSE : Priyono, Titik Sayekti, 2008. IPA untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
IX.
Evaluasi a. Prosedur penilaian Awal (dalam apersepsi), proses (dalam KBM) dan akhir (evaluasi tertulis) b. Macam-macam penilaian Penilaian kognitif Jenis
: lisan dan tertulis
Bentuk
: pilihan ganda dan uraian
125
Penilaian afektif Bentuk
: lembar pengamatan siswa
Tegorejo, Mei 2013 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru kelas III
GR HERU KAWARTI,S.Pd
KELIK WIDAYAT
NIP 196007071979112004
126
Materi Ajar Kenampakan Lingkungan Alam Bagian permukaan bumi yang berupa daratan, ada yang datar dan ada yang tidak datar. Hal itu ditunjukkan dengan adanya gunung, bukit, lembah, danau, dan sungai. 1. Gunung dan Pegunungan Gunung terdapat di seluruh dunia, bahkan ada pula yang berada di bawah laut. Gunung adalah tanah yang menjulang tinggi ke atas dan umumnya berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Pegunungan adalah kumpulan beberapa gunung yang berdiri saling berdekatan.
2. Bukit dan Perbukitan Bukit juga merupakan tanah yang menjulang tinggi ke atas, tetapi lebih rendah daripada gunung. Beberapa bukit dapat membentuk deretan yang disebut perbukitan
3. Lembah Lembah merupakan tanah rendah yang luas di kaki gunung. Lembah dibatasi oleh dinding-dinding lereng gunung
127
4. Danau Danau adalah suatu kumpulan air yang berada di dalam cekungan. Cekungan tersebut biasanya berbentuk seperti mangkuk dan dikelilingi oleh daratan. Karena dikelilingi oleh daratan, maka air danau tidak berhubungan langsung dengan air laut.
5. Sungai Sungai merupakan tempat air mengalir buatan alam. Aliran air ini terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi. Umumnya, air sungai mengalir menuju ke laut, danau, atau sungai lainnya. Bagian sungai yang dekat sumber air disebut hulu sungai, sedangkan bagian yang dekat dengan laut disebut muara sungai. Berdasarkan asal airnya, sungai dibedakan menjadi tiga, yaitu: a.
sungai hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan dan mata air;
b.
sungai gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair;
c.
sungai campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan dan salju yang mencair.
Puisi merupakan bentuk karya sastra. Puisi merupakan rangkaian kata yang indah. Rangkaian kata tersebut disusun menjadi bait. Satu bait terdiri dari 2 baris, 3 baris, 4 baris, atau 5 baris. Biasanya bahasa puisi singkat, tetapi bermakna. Contoh lukisan imajinatif “gunung”
128
LEMBAR KERJA KELOMPOK NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1.
.......................................................
4.
.......................................................
2.
.......................................................
5.
.......................................................
3.
.......................................................
6.
.......................................................
Bentang Alam Pegunungan Cara Kerja 1) Buat suatu kelompok dengan teman-temanmu! 2) Pelajari gambar di bawah ini dengan saksama!
KEGIATAN 1 3) Tulis nama-nama bagian yang telah dinomori 1 – 5 berikut! 1. ....................... .......... 2. ....................... ......... 3. ....................... .......... 4. ....................... .......... 5. ....................... ..........
4) Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu dengan benar! a) Apakah yang disebut dengan daratan? ................................................................................ b) Samakah daratan dengan dataran? .......................................................................................
129
c) Sebutkan dua macam dataran! ............................................................................................. d) Sebutkan perbedaan gunung dengan bukit! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ..................................................................... e) Kalau suatu saat kamu bepergian dari dataran rendah kedataran tinggi, coba sebutkan nama-nama bagian dari permukaan daratan yang mungkin kamu lalui atau kamu lihat! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ......................................................................
130
SOAL TES PERTEMUAN I
NAMA
:
NO ABS
:
A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, atau d! 1.
2.
Tempat yang paling tinggi jika diukur dari permukaan laut adalah .... a. dataran
c. gunung
b. pantai
d. bukit
Pegunungan tinggi adalah pegunungan yang mempunyai ketinggian sekitar ....
3.
4.
5.
a. kurang dari 200 m
c. 500 – 1.500 m
b. 200 – 500 m
d. lebih dari 1.500 m
Bagian sungai yang dekat dengan laut disebut .... a. pantai
c. hulu
b. muara
d. danau
Laut yang luas disebut juga .... a. selat
c. samudra
b. teluk
d. tanjung
Sungai yang memeroleh air dari salju yang mencair disebut .... a. sungai gletser
c. bengawan
b. sungai hujan
d. sungai campuran
B. Isilah titik-titik dari soal berikut! 1.
Perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi disebut ....
2.
Lembah adalah ....
3.
Bagian sungai yang dekat sumber air disebut ....
4.
Bentuk permukaan bumi ada yang tinggi dan ada yang rendah. Hal itu menunjukkan bahwa permukaan bumi memiliki penampakan yang ....
5.
Kelompok beberapa gunung disebut ....
131
KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA 1.
c. gunung
2.
d. lebih dari 1.500 m
3.
b. muara
4.
c. samudra
5.
a. sungai gletser
ESAY 1.
Relief
2.
Tanah luas di kaki gunung
3.
Hulu
4.
Tidak rata
5.
Pegunungan
Penskoran Pilihan ganda
: jawaban benar skor 1, salah 0
Esay
: jawaban benar skor 2, salah 0
Nilai = skor yang diperoleh skor maksimal
x 100
132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SILKUS II
I.
Sekolah
: SDN 4 Tegorejo
Kelas/Semester
: III/2
Tema
: Lingkungan Alam
Hari/Tanggal
:
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi IPA 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Bahasa Indonesia 7. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi. SBK 9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
II.
Kompetensi Dasar IPA 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca. Bahasa Indonesia 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata menarik. SBK 9.1 Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai alam sekitar.
III.
Indikator IPA -
Menjelaskan pengertian awan.
-
Menyebutkan jenis-jenis awan.
133
-
Menjelaskan pengertian cuaca.
-
Menyebutkan macam-macam cuaca.
-
Menjelaskan bentuk-bentuk kenampakan permukaan bumi dilingkungan sekitar.
Bahasa Indonesia -
Mengarang puisi berdasarkan gambar dengan tema lingkungan.
-
Membaca puisi dengan ekspresi dan penghayatan.
SBK
IV.
-
Menggambar lukisan imajinatif mengenai alam sekitar.
-
Mengetahui makna gambar imajinatif.
Tujuan Pembelajaran -
Melalui penjelasan materi dari guru siswa dapat menyebutkan macammacam awan dengan benar.
-
Melalui penjelasan materi dari guru siswa dapat menjelaskan pengertian cuaca dan iklim dengan benar.
-
Melalui tayangan video siswa dapat membedakan antara cuaca dan iklim dengan tepat.
-
Melalui media gambar/tayangan, siswa dapat menjelaskan terjadinya hujan dengan benar.
-
Dengan mendengarkan contoh dari guru siswa dapat membaca puisi dengan benar.
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan lukisan imajinatif mengenai alam sekitar dengan tepat.
Karakter yang diharapkan : Teliti, cermat, tekun, dan tanggung jawab
V.
Model Pembelajaran Pendekatan Inkuiri
VI. Metode dan Sumber Belajar
134
1. Metode a.
Ceramah
b. Tanya jawab c.
Penugasan
d. Diskusi 2. Sumber Belajar a. Standar Isi b. BSE mata pelajaran yang bersangkutan c. Internet VII. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I a. Pra kegiatan (5 menit) 1. Salam 2. Berdo’a 3. Absensi 4. Pengkondisian kelas b. Pendahuluan (10 menit) 1. Apersepsi : Ayo coba lihat, apa ya yang berterbangan dilangit yang seperti kapas itu? Dari mana ya asalnya? 2. Memberi motivasi : menyanyikan lagu pelagi-pelangi 3. Menyampaikan informasi tujuan pembelajaran c. Kegiatan inti (45 menit) 1. Siswa menyimak tayangan video mengenai keadaan awan. (eksplorasi) 2. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis. (eksplorasi) 3. Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi. (elaborasi) 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
135
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan. (elaborasi) 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. (elaborasi) 6. Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi. (elaborasi) 7. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. (konfirmasi) 8. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas. (konfirmasi) d. Kegiatan akhir (10 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru menutup pelajaran.
Pertemuan II a. Pra kegiatan (5 menit) 1. Salam 2. Berdo’a 3. Absensi 4. Pengkondisian kelas b. Pendahuluan (10 menit) 1. Apersepsi : Guru menanyakan mengapa bisa terjadi hujan? 2. Memberi motivasi : menyanyikan lagu tik-tik-tik bunyi hujan 3. Menyampaikan informasi tujuan pembelajaran c. Kegiatan inti (45 menit) 1. Siswa menyimak tayangan video tentang terjadinya hujan. (eksplorasi) 2. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan ditulisan di papan tulis. (eksplorasi)
136
3. Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok 4-5 anak untuk berdiskusi. (elaborasi) 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam menentukan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi penyelidikan. (elaborasi) 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. (elaborasi) 6. Siswa diberi kesempatan dalam setiap kelompoknya untuk menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengolahan data yang terkumpul, dan kelompok lain menanggapi. (elaborasi) 7. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. (konfirmasi) 8. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas. (konfirmasi) d. Kegiatan akhir (10 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru menutup pelajaran.
XIII. Sumber Belajar a. KTSP 2006 b. Silabus kelas III c. BSE : Priyono, Titik Sayekti, 2008. IPA untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. IX.
Evaluasi a. Prosedur penilaian Awal (dalam apersepsi), proses (dalam KBM) dan akhir (evaluasi tertulis) b. Macam-macam penilaian Penilaian kognitif
137
Jenis
: lisan dan tertulis
Bentuk
: pilihan ganda dan uraian
Penilaian afektif Bentuk
: lembar pengamatan siswa
Tegorejo, Mei 2013 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru kelas III
GR HERU KAWARTI,S.Pd
KELIK WIDAYAT
NIP 196007071979112004
138
Materi ajar A. Cuaca Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dalam waktu tertentu. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut meteorologi. Cuaca berbeda dengan iklim. Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi. Cuaca bisa panas atau dingin, basah atau kering, berangin atau tidak berangin. Cuaca disebabkan oleh perubahan udara di sekeliling bumi saat udara memanas atau mendingin. Bagaimana proses terjadinya awan dan hujan?
Awan berasal dari uap air yang naik ke langit. Uap air terjadi karena adanya pemanasan matahari terhadap air di bumi, seperti air kolam, air danau, air laut, dan air sungai. Makin naik ke atas, suhu uap air makin turun sehingga air menjadi makin dingin. Akibatnya, terjadilah titik-titik air. Titik-titik air ini kemudian saling menyatu dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. B. Kondisi Cuaca Setiap hari, keadaan langit tidak selalu sama. Suatu saat, langit terlihat biru bersih tanpa awan, namun pada saat yang lain terlihat berawan. Ada beberapa macam kondisi cuaca yaitu : 1.
Cuaca cerah
2.
Cuaca berawan
3.
Cuaca panas
4.
Cuaca dingin
5.
Cuaca berangin
6.
Cuaca hujan
139
Puisi bertema lingkungan LINGKUNGAN DI SEKOLAH KU Lingkungan sekolah ku… kau begitu bersih kau begitu sejuk dan buat ku selalu bahagia Lingkungan sekolah ku… kau yang buat ku semangat dan buat ku sadar akan hidup ini Ketika ku berangkat sekolah begitu banyak kebahagiaan dengan hati yang penuh kegembiraan
140
LEMBAR KERJA KELOMPOK NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1.
.......................................................
4.
.......................................................
2.
.......................................................
5.
.......................................................
3.
.......................................................
6.
.......................................................
Cara Kerja 1) Buat suatu kelompok dengan teman-temanmu! 2) Isilah tabel berikut ini dengan saksama! Simbol-Simbol Kondisi Cuaca Isilah kondisi cuaca yang tepat dari simbol-simbol berikut! No 1
2
3
4
5
6
Simbol
Nama Cuaca
Ciri-ciri
141
SOAL TES PERTEMUAN II
NAMA
:
NO ABS
:
A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c, atau d! 1.
2.
Ilmu yang mempelajari cuaca disebut .... a. ekologi
c. meteorologi
b. hidrologi
d. klimatologi
Terjadinya angin dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan oleh adanya perbedaan ....
3.
4.
a. kelembapan udara
c. tempat yang luas
b. tekanan udara
d. pemandangan alam
Berikut adalah tanda-tanda hujan akan turun, kecuali .... a. angin bertiup kencang
c. suhu dingin
b. cuaca cerah
d. awan tebal
Bila kita berada di daerah bercuaca dingin, maka sebaiknya kita menggunakan pakaian yang ....
5.
a. tebal
c. berwarna gelap
b. tipis
d. berwarna putih
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut .... a. dinamometer
c. barometer
b. anemometer
d. manometer
B. Isilah titik-titik dari soal berikut! 1.
Ilmu yang mempelajari iklim disebut ....
2.
Langit dalam keadaan terang, matahari memancarkan sinarnya, tetapi tidak terlalu panas adalah gambaran cuaca ....
3.
Awan adalah ....
4.
Awan dapat berpindah tempat karena pengaruh ....
5.
Cuaca mendung ditandai dengan awan yang berwarna ....
142
KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA 1.
c. meteorologi
2.
b. tekanan udara
3.
b. cuaca cerah
4.
a. tebal
5.
b. anemometer
ESAY 1.
Klimatologi
2.
Berawan
3.
Kumpulan dari uap air yang naik ke langit
4.
Angin
5.
Gelap
Penskoran Pilihan ganda
: jawaban benar skor 1, salah 0
Esay
: jawaban benar skor 2, salah 0
Nilai = skor yang diperoleh skor maksimal
x 100
143
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO
Nama Guru Nama SD Kelas Tema Hari/Tanggal Siklus
: : : : : :
Kelik Widayat Dwi NR SDN 4 Tegorejo III Kenampakan Lingkungan Alam Mei 2013 1
No
Indikator yang diamati
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mempersiapkan pra pembelajaran Melaksanakan kegiatan awal Menayangkan video pembelajaran Membimbing siswa mengidentifikasi masalah Membimbing siswa dalam kelompok belajar Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi Membimbing membuat kesimpulan Mengevaluasi
Perolehan skor Pert I Pert II 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3
13 Cukup
Jumlah Kategori
Skor tertinggi : 32 Skor terendah: 8 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 8+32 40 Median = = = = 20 2 2 2 Panjang kelas =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ 4
Skala penskoran
Kategori
27 – 32
Sangat baik
20 – 26
Baik
13 – 19 6 – 12
=
32−8 4
=
24 4
=6
Jumlah skor : 13 Kategori : cukup Tegorejo, Selasa 28 Mei 2013
Cukup
Skor ratarata siklus 1 3 3 3 2,5 2,5 2 2,5 2,5
Observer Kurang Siti Sayanah,S.Pd NIP 19690721 199803 2 003
144
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO Nama Guru Nama SD Kelas Tema Hari/Tanggal Siklus
: : : : : :
Kelik Widayat Dwi NR SDN 4 Tegorejo III Kenampakan Lingkungan Alam Mei 2013 2
No
Indikator yang diamati
Perolehan skor Pert I Pert II 4 4
Skor ratarata siklus 1 4
1.
Mempersiapkan pra pembelajaran
2.
Melaksanakan kegiatan awal
3
4
3,5
3.
Menayangkan video pembelajaran
4
4
4
4.
Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
3
4
3,5
5.
Membimbing siswa dalam kelompok belajar
3
3
3
6.
Membimbing siswa dalam menyampaikan diskusi
3
4
3,5
7.
Membimbing membuat kesimpulan
3
4
3,5
8.
Mengevaluasi
4
4
4 29 Sangat baik
Jumlah Kategori
Skor tertinggi : 32 Skor terendah: 8 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 8+32 40 Median = = 2 = 2 = 20 2 Panjang kelas =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ 4
Skala penskoran
Kategori
27 – 32
Sangat baik
20 – 26
Baik
13 – 19
Cukup
6 – 12
Kurang
=
32−8 4
=
24 4
=6
Jumlah skor : 29 Kategori : sangat baik Tegorejo, Selasa 4 Juni 2013 Observer
Siti Sayanah,S.Pd NIP 19690721 199803 2 003
145
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 NO 1 2 3 4 5
3 3 2 3 2 3 2,6
SKOR PENILAIAN INDIKATOR 4 5 6 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2,8 2,8
SKOR PENILAIAN INDIKATOR 4 5 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3
NAMA SISWA AAA BBB CCC DDD EEE RATA-RATA
1 3 2 3 3 3 2,8
2 3 2 2 2 3 2,4
JUMLAH 7 2 2 2 2 3 2,2
8 2 2 2 2 2 2
22 19 20 20 22 20,6
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN 2 NO
NAMA SISWA
RATA-RATA
1 3 2 3 3 3 2,8
2 3 2 3 3 3 2,8
3 3 2 3 3 2 2,6
RATA-RATA SKOR SIKLUS 1
2,8
2,6
2,6
1 2 3 4 5
AAA BBB CCC DDD EEE
3
2,9
JUMLAH 6 3 3 3 4 2 3
7 3 3 2 4 4 3,2
8 4 3 3 4 4 3,6
25 21 22 28 24 24
2,9
2,7
2,8
22,3
146
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN 1 NO 1 2 3 4 5
3 4 3 4 4 4 3,8
SKOR PENILAIAN INDIKATOR 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3,4 3,8
SKOR PENILAIAN INDIKATOR 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3,4 3,6
NAMA SISWA AAA BBB CCC DDD EEE RATA-RATA
1 3 3 3 4 4 3,4
2 3 4 4 4 4 3,8
JUMLAH 6 3 4 4 4 4 3,8
7 3 4 3 4 3 3,4
8 3 3 4 4 3 3,4
26 29 29 31 29 28,8
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN 2 NO 1 2 3 4 5
NAMA SISWA AAA BBB CCC DDD EEE RATA-RATA
RATA-RATA SKOR SIKLUS 2
1 4 3 4 3 4 3,6
2 3 4 3 3 3 3,2
3 4 4 3 4 4 3,8
3,5
3,5
3,8
3,4
3,7
JUMLAH 6 3 3 4 4 2 3,2
7 4 3 4 4 4 3,8
8 4 3 3 4 4 3,6
29 27 28 30 27 28,2
3,5
3,6
3,5
28,5
147
DAFTAR NILAI SISWA KELAS III TEMA : KENAMPAKAN ALAM SEKITAR TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KKM : 70 NO
NAMA
L/P
PRE TES
SIKLUS I
SIKLUS II
1
AAA
L
45
65
85
2
BBB
L
45
45
65
3
CCC
L
50
65
85
4
DDD
L
55
65
85
5
EEE
L
55
65
75
6
FFF
L
35
45
80
7
GGG
L
45
55
60
8
HHH
P
85
100
100
9
III
L
67
65
80
10
JJJ
P
65
85
100
11
KKK
L
67
65
75
12
LLL
P
68
85
95
13
MMM
P
69
85
100
14
NNN
P
78
80
100
15
OOO
P
45
55
75
16
PPP
L
64
75
95
17
QQQ
L
55
65
75
18
RRR
P
67
70
85
19
TTT
P
46
75
75
20
UUU
P
55
75
75
21
VVV
L
75
90
100
22
WWW
P
66
75
85
23
XXX
L
55
70
95
24
YYY
P
35
45
60
148
25
ZZZ
L
70
100
100
26
ABC
P
70
80
95
27
DEF
L
55
75
85
28
GHI
P
45
75
75
29
JKL
P
55
80
95
30
MNO
P
55
75
85
31
PQR
P
55
75
75
32
STU
P
45
75
75
33 34
VWX YZZ
P L
35 35
55 55
75 65
149
FOTO – FOTO PENELITIAN
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru menayangkan video tentang kenampakan alam
151
3. Siswa memperhatikan materi dalam video
4. Siswa membentuk kelompok
152
5. Siswa sedang mengidentifikasi masalah
6. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS
153
7. Perwakilan kelompok sedang menyampaikan hasil diskusi
8. Kelompok lain sedang menanggapi
154
9. Observer sedang menilai aktifitas guru
10. Siswa mengerjakan soal evaluasi
155
PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TEGOREJO Alamat : Jln. KH Mukhsin Tegolayang Desa Tegorejo Kec Pegandon SURAT BUKTI PENGAMBILAN DATA Nomor : 094/65/SD
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD Negeri 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal menerangkan bahwa : Nama
: KELIK WIDAYAT DWI NR
NIM
: 1401911011
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas
: Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi
: Peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal
Waktu Penelitian : 27 Mei 2013 – 8 Juni 2013 yang bersangkutan benar-benar telah melakukan penelitian di SD Negeri 4 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Demikian surat keterangan ini dibuat sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pada Tanggal
: Tegorejo : 2 Januari2013
Kepala Sekolah,
GR HERU KAWARTI, S.Pd. NIP 19600707 197911 2 004
156