Terinspirasi dari Ponpes Al-Qodir Berkembang Modern
UNAIR, Sleman
UNAIR NEWS – Pengabdian masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR) mampu menginspirasi dan menggerakkan prospek kemajuan di bidang pendidikan, diakui dan dirasakan oleh KH Masrur Ahmad MZ, pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Qodir, Dusun Tanjung, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. ”Ini benar-benar luar biasa. Ngomongnya sedikit, tetapi banyak memotivasi santri-santri saya. Nggak tahu kenapa Allah membuka hati saya kok pintunya dari UNAIR. Apa karena orang-orang UNAIR ini dekat dengan Allah? Padahal di Yogyakarta ini kami juga dekat dengan UGM, juga Universitas Islam Negeri (UIN) yang anak-anaknya sering kesini. Tapi nggak tahu, pikiran saya mbukak setelah diampiri (disinggahi) UNAIR pasca-erupsi Merapi itu,” kata KH Masrur Ahmad MZ. Pengakuan itu ia sampaikan ketika menerima tim Pengmas UNAIR 2016 di Ponpesnya, Sabtu (29/10). Sejak pasca-erupsi Merapi tahun 2011, sivitas UNAIR ikut meringankan beban akibat bencana. Setiap menjelang dies natalis UNAIR, Tim Pengmas berkunjung ke sasaran pengmas, yaitu bantuan sapi perah untuk masyarakat Dusun Tanjung Desa Wukirsari, dan ke Ponpes AlQodir di alamat sama. Tim Pengmas 2016 ini dipimpin Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., Sekretaris LP4M UNAIR. Turut hadir juga Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si (mantan Ketua LPPM, kini Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan UNAIR), Prof. Romziah Sidik, drh., Ph.D (mantan Dekan FKH/perintis pengmas Yogya), Drs. Ec. Mashariono, MBA (IKA-UA/perintis), Dra. Widarmami (IKA-UA), Drh. Trilas Sardjito, MS (dosen FKH, pakar ternak
domba), staf LP4M dan UNAIR NEWS. Sebagai orang Nahdlatul Ulama (NU), KH Masrur Ahmad mengaku malas dengan sekolahan yang ikut pemerintah. Ia ingin pondoknya hanya ngaji seperti era Walisanga. Itu dulu. Tetapi begitu kenal dengan visi dan misi UNAIR, ia mengaku terinspirasi. ”Orang UNAIR yang sama-sama seperti ini bisa jadi professor, masak saya tidak. Inilah inspirasi yang luar biasa, membuat kami mudah berjalan menjalani kehidupan dan akhirnya mendapat ridha dari Tuhan YME. Saya yakin masih banyak yang harus dijalani dan dikerjakan UNAIR untuk lebih maju lagi,” kata penulis buku “Islam Hijau, Refleksi Keagaman dan Kebangsaan Nahdlatul Ulama” (2014) ini. Sekarang di Ponpes Al-qodir itu telah berkembang sekolah modern, Madrasah Ibtidaiyah (MI) sudah sampai kelas IV, yang Tsanawiyah (MTs) sudah kelas II, dan yang Aliyah (MA) sudah buka kelas I. Sudah juga mengembangkan perkoperasian dan memiliki produk air kemasan, mengembangkan ternak kambing dan pertanian. KH Masrur Ahmad juga sudah menghasilkan tiga buah buku.
USAI penyuluhan dan pelatihan tentang ternak domba, Pimpinan dan santri Ponpes Al-Qodir berfoto bersama tim Pengmas UNAIR 2016. (Foto: Bambang Bes) ”Saya pikir UNAIR ini lebih besar dalam membentuk saya dari pada Gus Mustofa Bisri. Dulu Gus Mus sudah mbisiki saya; ‘Kowe ki nek muleh, nuliso.’ (kamu kalau pulang, menulislah-Red). Tapi saya tidak nurut. Setiap ketemu selalu bilang begitu. Tetapi begitu ketemu Prof. Romziah dan Prof. Djoko, saya kok berpikir: iki aku kudu melu-melu (ini saya harus ikut-ikut). Inilah yang luar biasa, yang dulunya saya malas bikin sekolah modern karena mesti repot ini-itu, tapi begitu ada inspirasi dari UNAIR, maka luar biasa perubahan di pondok ini, jadi ini berkah UNAIR,” katanya. Menurut Drs. Ec. Mashariono, MBA., penasihat IKA-UA yang juga perintis pengmas ini, awalnya UNAIR menyumbang buku-buku. Kemudian dalam kunjungan setiap tahun selalu “mampir” dan memberi sekadar bantuan, seperti, ternak domba, komputer, laptop dan LCD, pembelajaran tertentu misalnya manajemen perpustakaan, kesehatan remaja, dan tahun 2016 ini “Cara beternak domba” yang disampaikan oleh Drh. Trilas Sardjito, MS, ahli ternak domba FKH UNAIR. Kini domba yang dipelihara di Ponpes itu mencapai 15 ekor, dimana sebelumnya juga sudah banyak yang dimanfaatkan baik untuk keperluan pondok misalnya hajatan dan atau untuk kurban. (*) Penulis: Bambang Bes
Belasan
Universitas
dan
Perusahaan Akan Meriahkan IRIEX 2016 di UNAIR UNAIR NEWS – Technical Meeting (TM) pelaksanaan Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEX) 2016, diikuti hampir seratusan calon pesertanya. TM itu dilaksanakan di ruang sidang LPPA-HKI, Gedung Kahuripan Lt-2 Kantor Manajemen Universitas Airlangga, Rabu (2/11). Pertemuan yang dipimpin Ketua Panitia Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., membahas tatatertib dan aturan berkenaan dengan kegiatan tahunan, yang tahun ini dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-62 UNAIR. Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEX) 2016 yang diselenggarakan UNAIR ini akan dihelat selama tiga hari pada tanggal 10-12 November 2016. Tempatnya di gedung Airlangga Convention Center (ACC) kampus C UNAIR Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Kota Surabaya. TM kemarin juga dihadiri Ketua Panitia Dies Natalis UNAIR ke-62 Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS. Dari 70-an booth (stand) yang disediakan sudah terambil semua. Terdapat 18 perguruan tinggi yang ikut berpartisipasi, enam diantaranya asal luar Jawa Timur yaitu Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Jambi, Universitas Mataram, Universitas Tadulako, dan Universitas Negeri Gorontalo. Perguruan tinggi Jatim yang berpartisipasi adalah Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Negeri Jember, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Dr. Soetomo, Universitas Narotama, UPN “Veteran” Jawa Timur, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Narotama. Sedangkan tuan rumah UNAIR menerjunkan semua fakultas dan beberapa lembaganya untuk ikut memeriahkan gebyar IRIEX 2016 ini.
Dari kalangan non-perguruan tinggi telah terdaftar 16 instansi, antara lain dari perusahaan-perusahaan farmasi, perusahaan kecantikan, perusahaan media, pemerintah daerah, dan UKMK Jawa Timur. Diantara unsur pemda yang ambil bagian antara lain Dinas Pertanian Banyuwangi, Disperindag Sidoarjo, Disperindag Probolinggo, Dinas Peternakan Tingkat I Jatim, serta Pemkab Banyuwangi. ”Universitas Negeri Jember dan Pemkab Banyuwangi bahkan minta disediakan tiga booth (stand) pameran, yang lain rata-rata satu sampai dua booth,” kata seorang panitia. Dijelaskan oleh Prof. Suwarno, peserta pameran diharapkan sudah memasukkan barang tanggal 8 November 2016, dengan seijin pihak penyelenggara. Peserta dilarang membawa barang-barang yang membahayakan, misalnya senjata api, senjata tajam, api, dan alat peledak, atau yang berbau dan bisa mengganggu sekitarnya. Panitia juga berhak mengeluarkan atau menyita barang-barang yang dianggap dapat berbahaya atau mengganggu pihak lain. ”Peserta disediakan konsumsi makan siang, masing-masing stand mendapat jatah sebanyak dua orang. Dan seluruh area dinyatakan bebas dari rokok,” tegas Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR itu. Disela pelaksanaan IRIEX juga akan diselenggarakan kegiatan lain, seperti seminar, hiburan-hiburan, dan lomba. Misalnya Animal Science Paper Competition (Kompetisi Paper Ilmiah Veteriner) Mahasiswa D3 dan S1 PTN-PTS se-Indonesia. Tahun ini temanya “Kontribusi Penelitian Terhadap Inovasi Kesehatan Hewan dan Animal Welfare dalam Menghadapi Free Trade Area of the Asia Pasific (FTA-AP) 2020”. Kemudian ada Pameran Ternak, Ikan, dan pameran herbal hasil inovasi Universitas Airlangga, khususnya ternak silang kambing perah SAFERA, produksi susu pasteurisasi, youghurt. Juga dipamerkan, kambing pedaging “Burcang” (dengan diversifikasi
produk daging). Pameran ikan dan produk herbal diharapkan dari para stakeholder atau binaan UNAIR. (*) Penulis: Bambang Bes
Peringati Dies Natalis, UNAIR Adakan Operasi Katarak Gratis Bagi Pasien Kurang Mampu UNAIR NEWS – Dies Natalis UNAIR ke-62 begitu berwarna. Ragam kegiatan telah dipersiapkan dengan matang. Salah satu di antara kegiatannya adalah operasi katarak gratis untuk 30 pasien kurang mampu. Acara tersebut rencananya akan dilaksanakan Sabtu, 5 November 2016. Operasi katarak gratis merupakan salah satu rangkaian acara bakti sosial dalam Dies Natalis UNAIR. Selain operasi katarak gratis, bakti sosial akan dilengkapi dengan seminar deteksi dini kanker, seminar gigi sehat, dan donor darah. Koordinator operasi katarak gratis, dr. Maitri Anindita, Sp.M mengatakan, selain memperingati Dies Natalis UNAIR, operasi katarak gratis ini juga memberitahukan kepada masyarakat, bahwa Rumah Sakit UNAIR juga melayani operasi katarak. “Kita buka operasi katarak ini baru empat atau lima bulan yang lalu, karena mesinnya seperti mikroskop dan lainnya, baru datang,” ujarnya. “Sebelumnya, bagi pasien yang terindikasi katarak kita arahkan ke dr. Soetomo (Rumah Sakit, Red),” imbuh salah satu dokter spesialis mata RS UNAIR tersebut. dr. Maitri mengatakan, sebenarnya pendaftaran operasi katarak gratis ditutup pada tanggal 21 Oktober. Namun, karena banyak
pendaftar yang terkendala oleh persyaratan, pendaftaran diperpanjang hingga Kamis, (03/11). Dalam hal ini masyarakat bisa mendaftar tanpa syarat, asal memang terindikasi katarak. “Sebenarnya, persyaratan dari sponsor kita itu harus menyertai SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu, Red), tapi banyak yang terkendala dengan itu, karena ngurusnya itu rumit. Jadi akan kita perpanjang sampai besok (Kamis, 03/11, Red). Setelah tanggal 21 itu, kita dapat sponsor, dan tanpa syarat SKTM, yang penting dia terindikasi katarak,” jelas dr. Maitri. Setelah dibebaskan dari syarat, sampai saat ini (Rabu, 02/11) sudah puluhan jumlah pasien yang mendaftar operasi katarak gratis. Namun, pendaftar akan diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa dia adalah penderita katarak. “Tidak semua penurunan tajam penglihatan itu katarak. Maka dari itu, untuk operasi katarak kita ada pemeriksaan awal untuk memastikan. Takutnya, pas hari-H kita lakukan screening, ternyata bukan katarak, kan kasihan juga,” terangnya. Dr. Maitri menjelaskan bahwa seorang pasien menderita katarak karena adanya kekeruhan pada lensa mata, sehingga mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Hal tersebut yang membedakan indikasi katarak, dengan penyebab penurunan tajam penglihatan lainnya. “Semua orang berisiko menderita penuaan,” jelas dr. Maitri.
katarak,
karena
proses
Rencananya, operasi katarak gratis akan dilakukan hanya dalam sehari di kamar operasi lantai 7 RS UNAIR. “Kalau lancar, operasi katarak untuk satu pasien biasanya cuma butuh maksimal satu jam, paling setengah jam,” jelas dr. Maitri. Dr. Maitri mengungkapkan, untuk saat ini, timnya masih akan menggunakan operasi secara manual. Karena timnya masih belum memiliki Alat Phaco (alat operasi tanpa jahitan, -red). “Saat ini, kita akan operasi secara manual, karena masih belum punya
Phaco. Kalau sudah punya, pasien yang menderita katarak setengah matang pun bisa kita tangani,” ungkapnya. Operasi katarak gratis ini diharapkan bisa membantu masyarakat yang tidak memiliki BPJS dan menderita kebutaan, sehingga dapat meningkatkan tajam penglihatannya. “Kalau sudah demikian, otomatis kualitas hidupnya juga meningkat, dia tidak tergantung dengan orang lain, bisa mengerjakan sesuatu dengan mandiri,” harap dr. Maitri. “Selain itu, operasi katarak gratis ini sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas, bahwa kita juga mampu menangani operasi katarak, dan kita gak kalah sama RS Swasta lain. Sekalian mereka juga biar tahu bahwa di sini adalah rumah BPJS,” pungkasnya. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan
62 Tahun UNAIR Dibanjiri Sholawat
Bakal
UNAIR NEWS – Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62 kali ini bakal dimeriahkan dengan beragam kegiatan. Selain kegiatan yang bernuansa akademik dan budaya, kegiatan yang bernuansa religi juga akan mewarnai Dies Natalis kampus yang berdiri pada tanggal 10 November 1954 ini. Setelah kegiatan Khataman Al-quran pada tanggal 3 – 4 November, Tabligh Akbar yang dikemas dengan tajuk “UNAIR Bersholawat” digelar dipelataran Masjid Ulul Azmi Kampus C UNAIR, Sabtu malam (5/10).
Acara yang menghadirkan Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf dan tim Ahbabul Mustafa tersebut diprediksi akan dihadiri lebih dari 15.000 orang. Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Religi (UKMSR) UNAIR Sandi Machmudin menjelaskan, antusias masyarakat penggemar sholawat yang dipandu oleh Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf (Syekhermania, -red) memang sangat tinggi. “Untuk jumlah peserta, kami memang tidak menargetkan, tapi biasanya jamaah dan masyarakat yang hadir memang bisa mencapai angka puluhan ribu,” jelasnya. Untuk mengantisipasi jumlah peserta yang membeludak, Sandi mengatakan bahwa pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan berbagai UKM di UNAIR, seperti berbagai UKM bela diri, UKMKSR, UKM Menwa, dan UKM Wanala. “Kami melibatkan teman-teman UKM lain, ya tujuannya untuk membantu proses keberlangsungan acara,” imbuhnya. UNAIR Bersholawat merupakan acara kerja sama dari pihak Direktorat Kemahasiswaan dan UKMSR UNAIR. Rencananya, acara tersebut akan dimulai selepas Salat Isya hingga mendekati tengah malam. Staf Kemahasiswaan UNAIR Afri Andiarto, S.M., menambahkan, rencananya, acara tersebut bakal di hadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, M. Nuh dan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir. “Insya Allah acara akan dimulai habis Isya hingga pukul sebelasan malam. Insya Allah juga akan datang Pak Nuh dan Menristek Dikti,” terang Afri. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila
Pengmas UNAIR Tumbuhkan Sumber Baru Ekonomi Rakyat Korban Merapi dan Obyek Pendidikan UNAIR NEWS – Keberlanjutan (sustainbility) pengabdian masyarakat sivitas Universitas Airlangga untuk masyarakat korban erupsi Gunung Merapi, yang dilakukan sejak tahun 2011 di Dusun Tanjung, Kelurahan Wukirsari, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DIY, berhasil menumbuhkan sumber ekonomi baru masyarakat dan obyek pembelajaran di dunia pendidikan. Demikian pengakuan Siti Asiyah (50), perempuan satu-satunya di Dusun Tanjung yang pasca-erupsi 2011 itu memberanikan diri menerima bantuan kandang (shelter) dan bimbingan ternak sapi perah yang ditawarkan sivitas UNAIR, yaitu LPPM UNAIR bersama IKA-UNAIR. Hal itu diterangkan ketika menerima Tim Pengmas UNAIR yang melakukan kunjungan “tahunan” setiap menjelang Dies Natalis UNAIR di obyek pengmas di Cangkringan. Selain disini juga meninjau Ponpes Al-Qodir. Tim Pengmas ini dipimpin Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., Sekretaris Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) UNAIR, diikuti Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si (mantan Ketua LPPM, kini Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan UNAIR), Prof. Romziah Sidik, drh., Ph.D (mantan Dekan FKH/perintis pengmas Yogya), Drs. Ec. Mashariono, MBA (IKAUA/perintis), Dra. Widarmami (IKA-UA), Drh. Trilas Sardjito, MS (dosen FKH/pakar ternak domba) dan staf LP4M. Sikap menolak bantuan warga dusun itu bisa dimaklumi, sebab
disana belum pernah ada warga beternak sapi perah, alasannya lebih ribet/sulit. Tetapi lima tahun kemudian, saat ini, belasan warga Dusun Tanjung, mengikuti jejak Siti Asiyah, menjadi produsen susu sapi. Otomatis juga menjadi anggota Koperasi Sarana Makmur yang menampung susu sapi hasil ternaknya. Dari sisi pendidikan, sukses bangunan sumber ekonomi baru bagi warga dengan ternak sapi perah sebagai budaya baru ini, menjadi obyek penelitian dan pendidikan klinik (Co-Ass) bagi mahasiswa. Disebutkan Siti misalnya mahasiswa FKH UGM, termasuk dua kali mahasiswa asal Malaysia (beda orang) yang melakukan Co-Ass. Mahasiswa UGM yang lain meneliti air kencing dan kotoran sapi untuk pupuk cair organik. Kemudian mahasiswa Universitas Islam Indonesia, KKN mahasiswa Universitas Sanata Darma, dan PKL mahasiswa Kebidanan Jakarta yang meneliti kolostrom susu sapi sebagai bahan perawatan kecantikan.
DIANTARA 14 ekor sapi perah yang dikelola Siti Asiyah dan keluarganya. Bermula dari dua ekor saja. (Foto: Bambang Bes) ”Ada lagi mahasiswa Sospol UGM untuk karya ilmiah tentang
ternak sapi perah dan lingkungan, malah kami juga disyuting video, diminta bergerak,” tambah Siti Asiyah. Termasuk disini tempat terbentuknya Posyanduwan (Pos Pelayanan Terpadu Hewan) yang melakukan pertemuan tiap empat bulan diikuti para peternak sapi perah disana. Dikisahkan Siti, seminggu sebelum shelter diresmikan (2011), dua ekor sapi jenis FH (Friesian Holstein) dari UNAIR datang. Sementara diurus tetangganya, Ngudiono. Tetapi setelah berhari-hari menawarkan kepada penduduk, tak satu pun mau menerima bantuan itu. akhirnya dengan agak terpaksa Siti dan adiknya, Moh Soleh, menerima bantuan itu. “Kami sampai berpikir ’Mungkinkah ini rejeki dan petunjuk Allah yang harus kami terima?’ Jadi atas pertimbangan adik saya itu, akhirnya suatu hari menjelang Magrib kami baru berani memutuskan menerima bantuan itu,” kisah isteri Nur Rochmat ini. Dari bermula dua ekor tadi, sekarang berkembang menjadi 14 ekor. Sekarang setiap hari, dari dua ekor sapi perah bisa setor (menjual) 15 liter susu sapi segar ke koperasi. Hasil penjualan susu sebagai biaya operasional beternak dan ekonomi keluarga. Bahkan atas pembinaan dari FKH UNAIR, penduduk sudah diajarkan pula bagaimana membuat yogurt, penganekaragaman produk susu sapi. Manfaat lain, warga dusun bebas mengambil kotoran sapi tersebut pertaniannya. (*) Penulis: Bambang bes
sebagai
pupuk
organik
untuk
Menkop dan UKM RI Apresiasi Pekan Ekonomi Kreatif dan Festival Budaya UNAIR UNAIR NEWS – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Indonesia, Drs. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengapresiasi kegiatan pekan ekonomi kreatif dan festival budaya yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke-62. Apresiasi tersebut ia sampaikan ketika membuka acara tersebut, di Grand City Mall Surabaya, Selasa (1/11) siang. Menurut Menkop UKM Puspayoga, jarang dijumpai pameran produk kebudayaan yang dilangsungkan di tempat umum serupa mall. Pameran ini menghadirkan 20 produk UKM, yang diantaranya terdapat pameran wayang, keris, dan batik. Ketiganya merupakan produk kebudayaan Indonesia yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. ”Kita apresiasi apa yang diselenggarakan oleh UNAIR ini, pameran budaya berupa keris, batik, dan wayang di mall ini sebagai sebuah gaya baru. Saya mengapresiasai kerjasama antara mall dengan UNAIR, kalau bisa ditindaklajuti terus,” ujar Menteri. Menkop UKM mengatakan, selama ini dirinya jarang diundang untuk menghadiri acara festival budaya yang diselenggarakan di mall seperti ini. Sebab di mall itu pameran-pamerannya identik dengan barang mewah dan produk yang branded. Yang pasti, lanjutnya, kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mengembangkan produk kebudayaan yang dimiliki Indonesia, dimana kreatifitas membutuhkan modal dasar berupa ide. Generasi pegiat budaya mesti bisa menampilkan produk kebudayaan yang dikolaborasikan teknologi dan pengetahuan tertentu. Sehingga ada unsur kreatifitas yang membuatnya tetap
diminati di zaman yang serba modern ini. “Saya apresiasi apa yang disampaikan Pak Rektor. (Produk kebudayaan -red) ini harus kita beri sentuhan kreatifitas. Sebab kalau ada kreatifitas, tentunya modal akan mengikuiti, dan marketingnya akan gampang,” tambahnya.
REKTOR UNAIR Prof. M Nasih (kanan) dan Menkop UKM melihat karya batik peserta Pekan Ekonomi Kreatif dan Festival Budaya, di Grand City mall, Selasa (1/11). (Foto: Binti Quryatul Masruroh) Sementara itu Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, MT., SE., Ak mengatakan, pekan ekonomi kreatif dan festival budaya ini memang berbeda dengan tahun lalu. Pameran produk UKM dan produk kebudayaan diselenggarakan diluar UNAIR dengan produkproduk pilihan. UNAIR sedang mencoba untuk berkreasi. Selain itu, dies natalis UNAIR ke-62 ini juga disemarakkan dengan penyelenggaraan lomba penulisan naskah dengan lakon “Prabu Airlangga”. “Kami sedang mengadakan lomba. Dalam waktu dekat ini kita
tentukan pemenang lombanya. Naskah pemenangnya tentang kisah Airlangga itu akan kita patenkan dan kita sosialisasikan,” ujarnya. Lomba penulisan lakon Airlangga itu diikuti oleh belasan pegiat seni dan budaya, diantaranya para dalang yang banyak berkecimpung dalam dunia pertunjukan seni, seniman teater, dan sastrawan. (*) Penulis: Binti Quryatul Masruroh Editor : Bambang Bes
320 Stan Siap Ramaikan Pasar Rakyat UNAIR NEWS – Gelaran Pasar Rakyat siap meramaikan perayaan Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62. Bagaimana tidak, saat ini terhitung telah ada 320 stan yang siap berjualan dan melayani kebutuhan pengunjung yang hadir pada Sabtu dan Minggu tanggal 5-6 November 2016 di area Kampus C UNAIR. Koordinator Pasar Rakyat Dr. Abdul Samik, M.Si., drh, mengatakan, stan bazar Pasar Rakyat diisi oleh berbagai kalangan, baik dari kalangan sivitas akademika UNAIR maupun non UNAIR. Dari pihak internal UNAIR, ada berbagai pihak fakultas yang menawarkan produk unggulan. Beberapa di antaranya Dharmawanita, Gerakan Peduli Ibu Hamil dan Anak Sehat (Geliat), dan Pusat Layanan Kesehatan (PLK). Dari pihak non-UNAIR, ada stan dari Pemerintah Kota Surabaya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Perum Badan Usaha Logistik (Bulog). “Ada juga stan bazar dari umum yang berjualan pakaian dan
sembako,” tutur Samik. Produk barang dan jasa yang mereka tawarkan pun beragam, mulai dari pakaian, makanan dan minuman, bahan-bahan pokok, hingga pelayanan kesehatan. Dari stan Geliat, misalnya, mereka akan mengadakan pemeriksaan kesehatan untuk ibu dan anak. Dari pihak PLK, mereka akan mengadakan cek kesehatan secara gratis. Rencananya, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, dijadwalkan akan membuka acara pada Sabtu pukul 08.00. Sedangkan pada hari Minggu, stan Pasar Rakyat sudah dibuka sejak pukul 06.00 bebarengan dengan acara senam pagi. Acara Pasar Rakyat sendiri akan ditutup pada pukul 21.00. “Sebagai salah satu cara untuk menarik pengunjung, panitia akan membagikan ikan-ikan peliharaan UNAIR secara gratis kepada pembeli yang beruntung di Pasar Rakyat,” ujar Samik. Selain bazar, Pasar Rakyat juga diramaikan dengan acara lomba mewarnai yang diperuntukkan bagi 500 anak TK (taman kanakkanak). Selain itu, pihak panitia juga menyediakan stan untuk foto keluarga. Pasar Rakyat sendiri merupakan bagian dari acara Airlangga Fiesta pada perayaan Dies Natalis UNAIR ke-62. Dalam Airlangga Fiesta sendiri ada berbagai acara seperti Pasar Rakyat, Bakti Sosial, Panen Raya, Seminar Indonesia Sehat, Pelatihan Penanganan Bencana Kebakaran, dan Simposium Adventure and Remote Medicine. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor : Dilan Salsabila
Ajak Guru Mental
Sadar
Kesehatan
UNAIR NEWS – Dalam rangka memperingati dies natalies Universitas Airlangga ke-62, Fakultas Psikologi (FPsi) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di SMPN 1 Kalipuro, Banyuwangi. Pengmas dilaksanakan pada Sabtu (29/10) dengan sasaran guru dan siswa. Pengmas ini diikuti oleh sembilan orang dari tiga departemen di FPsi, yakni Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial (PKS), Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental (PKKM), dan Psikologi Pendidikan dan Pengembangan (PPP). Pengabdian masyarakat dilangsungkan dalam bentuk seminar dan pendekatan sesuai disiplin ilmu masing-masing. Wakil Dekan II FPsi Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog turut hadir pada pengmas ini. “Kami memberangkatkan sembilan orang dari tiga departemen untuk acara pengmas ini, dengan melalui pendekatan berbeda sesuai disiplin ilmu masing-masing terhadap guru dan siswa,” ujar Ilham. Dalam kegiatan tersebut, Departemen PKS dan PPP memberikan seminar bertajuk “Memberikan Relasi Positif antara Guru, Orang Tua, dan Anak”. Sedangkan Departemen PKKM memberikan seminar “Pemberdayaan Keluarga & Komunitas dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Anak”. Ilham menambahkan, kedua seminar disegmentasikan bagi guru yang memiliki peran besar di sekolah untuk siswa. Dalam seminar tersebut dijelaskan pentingnya peran guru sebagai pendamping utama siswa di sekolah. Selain itu, dalam seminar juga dijelaskan kiat-kiat membangun relasi positif dari anak ke orang tua, anak ke guru, juga antara orang tua dan guru. Relasi antar ketiganya penting,
supaya peran sekolah kepribadian anak.
lebih
optimal
dalam
pengembangan
“Harapan dari dilangsungkannya seminar ini, setiap elemen masyarakat lebih aware mengenai kesehatan mental pribadi masing-masing, dan juga para guru lebih mengerti bagaimana pendampingan siswa dengan relasi yang positif,” tandas Ilham. Afif Kurniawan, M.Psi., psikolog sekaligus salah seorang pengajar dari Departmen PKKM mengatakan, Departemen PKKM berusaha menciptakan awareness guru dan orang tua terhadap kekerasan pada anak. Sekaligus, langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan bila ada indikasi adanya kekerasan terhadap anak. “Kita memilih sasaran SMP karena dari segi psikologis anakanak di usia ini lebih rentan terhadap kekerasan dan juga tindakan menyimpang lainnya yang disebabkan darimanapun. Di sana, kita juga menjelaskan kepada guru yang hadir untuk berani melapor jika ada indikasi kekerasan terhadap anak dan berhak mendapatkan perlindungan,” ujar Afif. Dalam pengmas tersebut, Departemen PKS mengajak siswa-siswi SMPN 1 Kalipuro untuk lebih mengerti mengenai kesehatan mental, seperti yang telah digaungkan FPsi UNAIR dua tahun belakangan ini. Siswa diberikan penjelasan mengenai tipe-tipe edukasi kesehatan mental dan juga masalah-masalah yang ada pada remaja. Bukan itu saja, siswa juga diberi penjelasan bagaimana melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap masalah tersebut. (*) Penulis : Faridah Hariani Editor : Binti Q. Masruroh
Khataman Quran Ramaikan Dies Natalis UNAIR UNAIR NEWS – Semarak perayaan Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62 mulai terasa. Tercatat di awal bulan November ini, berbagai kegiatan terus bergantian mengiringi puncak dies yang akan jatuh pada tanggal 10 November 2016 nanti. Salah satu rangkaian kegiatan yang akan meramaikan dies tahun ini yakni Khataman Al quran. Rencananya, khataman Al Quran dengan hafalan ini akan diikuti oleh mahasiswa UNAIR penghafal quran. Ditemui di tempat kerja, Afri Andiarto, S.M., selaku penanggung jawab acara menuturkan bahwa kegiatan yang baru pertama kali digelar dalam serangkaian acara Dies Natalis UNAIR tersebut, dimaksudkan untuk mewujudkan bukti dari semboyan Excellence with Morality. “Di antara kegiatan Dies Natalis tahun ini, sengaja diadakan kegiatan yang bernuansa religi. Kenapa demikian? Karena kita ingin mewujudkan semboyan UNAIR dan ingin menunjukkan bahwa buktinya ada,” jelas Afri yang juga merupakan staf Direktorat Kemahasiswaan UNAIR. Rencananya, kegiatan Azmi Kampus C UNAIR selepas Salat Ashar, Prof. Dr. Moh. Nasih,
yang akan dilangsungkan di Masjid Ulul ini, akan dimulai pada Kamis, (3/10) dan dibuka langsung oleh Rektor UNAIR SE., MT., Ak., CMA.
Di hari pertama, mekanisme khatamannya akan dibaca tiap juz hingga pukul 22.00 WIB, kemudian akan dilanjutkan kembali di hari kedua, (4/10). Kegiatan tersebut juga akan ditutup dengan doa bersama yang dipandu oleh KH. M. Ihya’ Ulumiddin, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Haromain, Pujon, Malang. “Meski yang khataman dari mahasiswa penghafal Quran, mahasiswa dan umum boleh ikut untuk menyimaknya,” terang Afri.
Dimulainya kegiatan khataman Dies Natalis ini, Afri menjelaskan bahwa acara tersebut menjadi langkah dari terbentuknya UKM Hifdzil Quran (HQ). Ia juga berharap, dengan acara tersebut iklim akademisi yang ada di UNAIR semakin sejuk. “Selain menjadi perintis untuk terbentuknya UKM HQ, semoga kegiatan yang baru pertama ini menjadi langkah awal mewujudkan Excellence with Morality, dan membawa kesejukan di kampus kita,” pungkasnya.(*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila