ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM), MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN DI KABUPATEN KLATEN. Subroto Rapih IKIP PGRI Madiun Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui 1) pengaruh kompetensi SDM terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 2) Pengaruh modal sosial terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 3) pengaruh modal finansial terhadap kinerja UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 4) Pengaruh kompetensi SDM terhadap modal finansial UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 5) Pengaruh modal sosial terhadap modal finansial UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster area sampling dan didapatkan jumlah sampel penelitian sebesar 160 UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten yang tersebar ke dalam 5 klaster. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket dengan skala linkert. Data yangdidapatkan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dengan cara membagikan langsung angket kepada responden. Teknik analisis data menggunakan teknik Structural Equation (SEM) dengan bantuan software AMOS versi 22. Berdasarkan hasil perhitungan disimpulkan bahwa: (1) variabel kompetensi SDM berpengaruh terhadap variabel kinerja UMKM dengan nilai 3.233 signifikan pada p<0.05. (2) variable modal sosial berpengaruh pada variabel kinerja UMKM dengan nilai 2.070 dan signifikan pada p<0.05. (3) variabel modal finansial berpengaruh terhadap variabel kinerja UMKM dengan nilai perhitungan sebesar 2.478 dan signifikan pada p<0.05. (4) variabel kompetensi SDM berpengaruh pada variabel modal finansial dengan nilai 3.554 dan signifikan pada p<0.05. (5) variabel modal sosial berpengaruh pada variabel variabel modal finansial dengan nilai sebesar 3.388 dan signifikan pada p<0.05. Kata Kunci : Kompetensi SDM, Modal Sosial, Modal finansial, Kinerja UMKM PENDAHULUAN Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan salah saktu sektor yang paling banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Namun sampai saat ini berbagai macam masalah masih di hadapi para pelaku UMKM di Tanah Air. Salah satu masalah utama UMKM Nasional saat ini yaitu masih lemahnya kinerja dari UMKM di dalam negeri. Menurut data dari Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), daya saing UMKM Indonesia masih sangat rendah sekitar 3,5 dari skor 1-10 dibandingkan negara-negara ASEAN. Daya saing UMKM Indonesia masih di bawah negara-negara seperti Filipina, Thailand, dan Malaysia. Hal tersebut harus segera diselesaikan mengingat dinamika pasar dan perekonomian Nasional maupun global akan semakin tinggi. Jika UMKM di Indonesia tidak segera berbenah dan lebih giat berinnovasi, maka hampir bisa dipastikan akan tenggelam di kancah persaingan global. Tantangan UMKM di Indonesia dipastikan akan semakin berat dengan akan diberlakukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2016. Konsekuensi Dengan berlakunya MEA yaitu seluruh Negara ASEAN akan menjadi pasar tunggal baik itu dalam arus barang, jasa, modal dan tenaga kerja tanpa sekat – sekat antar Negara. Selain tantangan dari pasar bebas ASEAN diatas, tantangan global juga datang dari pasar bebas Negara – Negara APEC juga akan segera diberlakukan. Dengan 99
Subroto Rapih : Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...
`
terintegrasinya pasar global, tantangan UMKM di Indonesia dipastikan menjadi semakin berat. Serbuan produk asing di pasar lokal baik di sektor pertanian, kerajinan, garmen, manufaktur dan produk – produk lainya dipastikan membanjiri pasar domestik. UMKM di Indonesia mau tidak mau harus bersaing dengan pesaing – pesaing tingkat regional bahkan global. Masih rendahnya kinerja UMKM dalam negeri salah satunya disebabkan oleh daya saing pelaku UMKM yang masih rendah. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan penggerak utama sebuah unit bisnis. Kemajuan dan keberhasilan sebuah UMKM sangat ditentukan oleh kualitas SDM dari para pelaku UMKM. Kemampuan manajerial, kemampuan kepemimpinan, kemampuan mengelola keuangan sangat berpengaruh terhadap kinerja UMKM secara keseluruhan (Ngugi et al, 2012; Macherinskiene dan Survilaite, 2011; Ardiana et al, 2010). Selain faktor SDM, faktor modal sosial dan modal finasial sangat berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Modal sosial bisa memberikan berbagai manfaat positif terhadap kesuksesan sebuah UMKM. Kemampuan berjejaring, kemampuan berkomunikasi serta kemampuan memberikan kepercayaan sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis di era modern (Stam et al, 2013; Rante, 2010; Muin, 2013). Faktor modal finasial juga tidak kalah penting dalam kelancaran sebuah usaha. Kemapuan finansial, akses terhadap lembaga keuangan, kemampuan mengatur keuangan perusahaan sangat berpengaruh terhadap sehat atau tidaknya sebuah UMKM (Chittithaworn et al, 2011; Munizu, 2010; Philomina et al, 2012; Inayah et al, 2014). Permasalahan UMKM diatas juga terjadi pada UMKM yang bergerak di bidang garmen. Di indonesia, industri garmen merupakan industri yang cukup menjanjikan. Dari sisi penguasaan pasar, produk garmen Indonesia berada pada peringkat kesembilan dunia sebagai negara penghasil garmen terbesar. Pada akhir 2008 yang lalu saat pertumbuhan ekspor komoditas lain anjlok, ekspor industri garmen Indonesia justru tumbuh positif. Pertumbuhan ekspor industri garmen domestik tercatat naik menjadi sebesar 1,08 persen hingga akhir 2008. Volume ekspor garmen Indonesia saat ini sebesar 2,5-3 persen dari total ekspor garmen dunia. Total nilai sumbangan ekspor garmen mencapai Rp10,4 miliar dengan menyerap sekitar 3 juta tenaga kerja. (Pikiran-Rakyat.Com 06/08/2009). Industri garmen di Kabupaten Klaten juga mengalami permasalahan yang tidak jauh berbeda dengan permasalahan UMKM Nasional. Data dari Disperindagkop dan UMKM kabupaten Klaten menunjukan bahwa beberapa tahun terakhir nilai perdagangan garmen di Kabupaten Klaten terus mengalami penurunan. Selain hal diatas, dari hasil penelusuran yang dilakukan peneliti, selama ini peran pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM masih minim sekali menyentuh solusi yang berkenaan dengan pengembangan SDM dan bahkan belum sama sekali dalam hal Modal Sosial. Pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM selama ini masih belum memadai dan penyuluhan – penyuluhan mengenai pentingnya modal sosial untuk menjadikan para pelaku UMKM semakin berdaya belum dilakukan. Sehingga para pelaku UMKM khususnya bidang garmen di Kabupaten Klaten masih belum sepenuhnya memanfaatkan potensi – potensi yang ada untuk meningkatkan kinerja. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten? 2. Apakah terdapat pengaruhpositif signifikan antara modal sosial terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten? 3. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara modal finansial terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten? 4. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten? 100
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
5. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten? KAJIAN LITERATUR Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja merupakan capain yang diperoleh sebuah seseorang, ataupun perusahaan dalam mencapai suatu tujuan. Kinerja yang maksimal merupakan harapan utama sebuah unit bisnis dalam menjalankan usahanya. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. (Mulyadi, 2007; Bastian, 2006; Armstrong, 2004; Rivai, 2008). Kinerja yang baik, maksimal serta optimal merupakan tujuan semua UMKM. Kinerja yang baik di semua sektor baik keuangan, produksi, distribusi maupun pemasaran merupakan syarat mutlak bagi UMKM untuk bisa terus hidup. Dengan kinerja yang baik pula suatu UMKM diharapkan akan semakin kokoh menjadi tulang punggung perekonomian dan akan semakin berperan penting dalam perekonomian Nasional. Indikator Kinerja UMKM Dalam menukur kinerja sebuah UMKM diperlukan indikator – indikator yang tepat. Gitosudarmo (2001) dan Munizu (2010) mengungkapkan beberapa indikator yang dapat digunakan pedoman dalam mengukur kinerja sebuah unit bisnis, antara lain: 1) Pertumbuhan keuntungan. 2) Pertumbuhan jumlah pelanggan. 3) Pertumbuhan jumlah penjualan. 4) Pertumbuhan jumlah aset. 5) Penambahan tenaga kerja setiap tahun. Sedangkan Zaenal (2012:45) berpendapat bahwa dalam mengukur kinerja suatu UMKM dapat menggunakan beberapa indikator antara lain: 1) Pertumbuhan keuntungan. 2) Pertumbuhan jumlah pelanggan. 3) Pertumbuhan jumlah penjualan. 4) Pertumbuhan jumlah aset. Definisi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) kompetensi SDM mencerminkan kapasitas produktif sumber daya manusia, termasuk didalamnya berbagai keterampilan (literasi, numerasi, kognitif dan analitikal) untuk memproduksi nilai tambah ekonomi. (Son, 2010; Azua dalam Huseini, 1999; Sullivan and Sheffrin, 2003). Khalique et al (2013:78) dalam sebuah teorinya mengemukakan bahwa Kompetensi SDM atau (human capital) sangat dipertimbangkan sebagai urat nadi sebuah organisasi dan human capital merupakan sumber daya yang sangat krusial untuk berinovasi dan mengembangkan organisasi. Indikator Kompetensi SDM Dalam menilai sejauh mana pelaku bisnis telah memiliki modal manusia yang cukup, dapat dilihat dari beberapa indikator terkait dengan modal manusia. Fatoki (2011) dan Ardiana et al (2010) merumuskan beberapa indikator untuk mengetahui kompetensi SDM yang dimiliki oleh pelaku usaha, antara lain: 1) tingkat pendidikan 2) pengalaman dalam dunia bisnis 3) pendidikan terkait dunia bisnis 101
Subroto Rapih : Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...
`
4) kompetensi mengatur keuangan 5) kompetensi dalam pemasaran 6) kompetensi manajerial secara umum Sedangkan menurut Menurut Subagyo (2010:37) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas SDM antara lain: 1) Tingkat pendidikan. 2) Pengalaman dalam dunia bisnis. 3) Kompetensi mengatur keuangan. 4) Kompetensi dalam pemasaran. 5) Kompetensi manajerial secara umum. Definisi Modal Sosial Coleman (1999) mendefinisikan modal sosial sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, demi mencapai tujuan – tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Putnam dalam Budi (2005) merumuskan bahwa modal sosial (social capital) menunjuk pada ciri-ciri organisasi sosial yang berbentuk jaringan-jaringan horisontal yang di dalamnya berisi norma-norma yang memfasilitasi koordinasi, kerja sama, dan saling mengendalikan yang manfaatnya bisa dirasakan bersama anggota-anggota organisasi. Jika sebuah keterikatan dalam suatu komunitas tertentu sudah terjadi, maka modal sosial juga akan terbentuk sedemikian rupa sehingga dampaknya akan memberikan manfaat yang positif dalam segala bidang. (Bourdieu dalam Winter, 2000; Cohen dan Prusak L, 2001) Jaringan sosial dalam bisnis sangat berperan dalam kesuksesan sebuah unit usaha. Jaringan menggambarkan alat yang digunakan pengusaha untuk mengurangi resiko dan biaya transaksi, juga untuk memperbaiki akses kepada ide bisnis, pengetahuan dan modal (Aldrich & Zimmer, dalam Indarti, 2007; Bontis, 1998). Modal sosial menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah tatanan masyarakat yang akan memberikan suatu daya dari dalam komunitas tersebut untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Modal sosial juga sangat berperan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, karena dengan modal sosial masyarakat akan mampu bekerja sama dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Indikator Modal Sosial Dalam modal sosial, terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai sebuah unit bisnis apakah sudah memanfaatkan modal sosial secara optima. Muin (2013) dan Roxas (2008) mendefinisikan ada beberapa indikator untuk mengetahui sebuah UMKM telah mengoptimalkan potensi dari modal sosial yang ada, antara lain: 1) Kemampuan Membangun Kerjasama. 2) Kemampuan Membangun Kepercayaan. 3) Kemampuan Membangun Reputasi. 4) Partisipasi dalam Masyarakat Lokal. 5) Kerjasama dengan dinas terkait. Muchtar (2009:78) dalam teorinya mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai sejauh mana modal sosial sudah dimanfaatkan oleh perusahaan, antara lain: 1) Kemampuan membangun kerjasama. 2) Kemampuan Membangun kepercayaan. 3) Partisipasi dalam Masyarakat Lokal. Definisi Modal Finansial Kasmir (2010:22) mendifinisikan modal kerja finansial sebagai modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari – hari, terutama yang 102
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
memiliki jangka waktu pendek. Menurut Harahap (2001) dan Mardiasmo (2008) Modal kerja adalah aktiva lancar dikurang utang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar bagi setiap organisasi usaha, sehingga modal memegang peranan penting di dalam menjalankan operasi usaha. Sedangkan menurut Darsono (2006) modal kerja adalah investasi dalam jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets). Riyanto (2001:17) mengemukakan pengertian modal dalam pengertian klasik sebagai produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dari beberapa penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa modal finansial sangatlah penting dalam jalannya roda suatu UMKM. Indikator Modal Finansial Dalam teorinya, Munizu (2010:36) mengemukakan ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur modal finansial sebuah UMKM, antara lain: 1) Prosentase penggunaan modal sendiri. 2) Posentase penggunaan modal pinjaman. 3) Tingkat keuntungan dan akumulasi modal. 4) Membedakan pengeluaran pribadi dengan perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di 5 klaster UMKM bidang garmen yang terdapat di Kabupaten Klaten. 5 klaster tersebut antara lain: a. Sentra konveksi daerah Sidowarno, Wonosari, Klaten b. Sentra konveksi daerah Tempursari, Ngawen, Klaten. c. Sentra konveksi daerah Kalitengah, Wedi, Klaten. d. Sentra konveksi daerah Pakahan, Jogonalan, Klaten e. Sentra konveksi daerah Tambakboyo, Pedan, Klaten. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang diteliti, yaitu variabel eksogen yang terdiri dari Kompetensi SDM dan modal sosial serta variabel endogen yang terdiri dari modal finansial dan kinerja UMKM. Hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Hubungan Antar Variabel Jumlah populasi keseluruhan dalam penelitian ini berjumlah 292 UMKM bidang garmen yang terdapat di Kabupaten Klaten yang terbagi dalam 5 klaster. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik Cluster Sampling Area atau disebut juga dengan teknik sampling daerah bantuan tabel Isaac dan Michael. Teknik ini digunakan jika pembagian sub populasi masih homogen, misalnya berdasarkan wilayah atau letak geografis, dan kemudian dari sub populasi tersebut diambil sampel secara acak. Hasil pengujian sampling mendapatkan sampel sebesar 160 UMKM bidang garmen yang terbagi dalam 5 klaster di Kabupaten Klaten. Dengan perincian sentra Sidiwarno sebanyak 34 UMKM, sentra Tempursari sebanyak 14 103
Subroto Rapih : Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...
`
UMKM, sentra Kalitengah sebanyak 42 UMKM, sentra Pakahan sebanyak 36 UMKM, sentra Tambakboyo sebanyak 34 UMKM. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket yang diisi oleh responden. Sebelum melakukan pengambilan data, sebelumnya angket dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas konstruk dilakukan dengan analisis confirmatory factor analysis (CFA) menggunakan software AMOS versi 22, konstruk dikatakan valid jika memiliki nilai factor loading (Estimate) di atas 0,5 (λ=0,5). Uji reliabilitas data dengan menggunakan indikator construct reliability yang dihitung dengan bantuan software Amos versi 22. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et. al, 2009). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi: uji asumsi kecukupan sampel, uji normalitas dan evaluasi outlier. Langkah – langkah pengujian dengan menggunakan SEM menurut Ferdinand (2005 : 210) adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan model teoritis Langkah pertama dalam pengembangan model adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. 2. Pengembangan diagram alur (path diagram) Pada langkah ini, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram. Dalam penelitian ini, diagram alur SEM ditunjukan sebagai berikut:
Gambar 2 Model Struktural Penelitian Model diatas merupakan model pengembangan diagram alur berdasarkan bangunan teori yang telah dilakukan. Konstruk – konstruk yang dibangun dalam diagram 104
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
3.
4.
5.
6.
alur diatas dapat dibedakan dalam dua kelompok konstruk yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk – konstruk tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstruk eksogen Yang termasuk konstruk eksogen dalam model ini antara lain: Kompetensi SDM (KS) dan Modal Sosial (MS). 2) Konstruk endogen Dalam model ini, konstruk endogennya adalah Kinerja UMKM (KM) dan Modal Finansial (MF). Konstruk diatas, hubungan antar variabel dibangun berdasarkan teori yang telah dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya, penelitian tersebut antara lain: 1) Ngugi et al (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa Kompetensi SDM berpengaruh terhadap kinerja UMKM. 2) Muin (2013) dalam penelitiannya menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM. 3) Munizu (2010) dalam penelitiannya menunjukan faktor internal yang termasuk didalamnya faktor finansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM di Sulawesi Selatan. 4) Iswati dan Ansori (2007) dalam penelitiannya mengemukanan bahwa terdapat pengaruh antara kompetensi SDM terhadap kondisi finsnsial perusahaan. 5) Kushnirovich (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh antara modal sosial terhadap kinerja finansial UMKM. Konvensi diagram alur dalam persamaan. Setelah pengembangan diagram alur, maka selanjutnya dilakukan konversi spesifikasi model tersebut dalam serangkaian persamaan. Dalam odel diatas, persamaan yang dibangun terdiri dari: 1. KM = β1 KS + β2 MS + β3 MF + Z2 2. MF = β 4 KS + β 5 MS + Z1 Keterangan: KM = Kinerja UMKM MF = Modal Finansial β1 = Koefisien jalur Kompetensi SDM dengan Kinerja UMKM β2 = Koefisien jalur Modal sosial dengan Kinerja UMKM β3 = Koefisien jalur Modal finansial dengan kinerja UMKM β4 = Koefisien jalur Kompetensi SDM dengan Modal finansial β5 = Koefisien jalur Modal sosial dengan Modal finansial Z1 dan Z2 = Error Memilih matriks input dan estimasi model Matriks input data yang digunakan adalah matriks varian/kovarian atau matriks korelasi. Sedangkan teknik estimasi model yang diusulkan adalah maximum likelihood (ML). Uji prasyarat analisis (Uji asumsi model) a. Asumsi Kecukupan Sampel b. Uji Normalitas c. Asumsi Outliers Estimasi model dan Pengujian Hipotesis Langkah selanjutnya setelah model dinyatakan fit, atau diterima secara statistik adalah melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan AMOS 22 dengan menganalisis hubungan diantara variabel-variabel laten. SEM juga dapat mengestimasi nilai-nilai path dari setiap hubungan variabel. Dengan menggunakan analisis SEM maka semua hipotesis dalam studi ini dapat diuji dengan melihat nilai probability yang ditunjukkan oleh output AMOS 22. Pengujian yang dilakukan meliputi: 105
Subroto Rapih : Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...
`
1) Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-fit) Menurut Ferdinand (2006:214) ada beberapa fit index yang digunakan untuk pengujian hipotesis, antara lain: a) Chi Square (Χ2) b) Nilai Incremental Fit Index (IFI) c) Goodness of Fit Indices (GFI) d) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) e) Adjusted Goodness Fit of Index (AGFI) f) Tucker Lewis Index (TLI) g) Normal Fit Index (NFI) h) Normed Chi Square (CMIN/DF) 2) Analisis Koefisien Jalur Analisis koefisien jalur bertujuan untuk melihat signifikansi besaran koefisien path (regression weights estimate) untuk membuktikan hipotesis yang ada. Pada pengujian dua arah (two tailed), hipotesis diterima (Ha diterima dan H0 ditolak) jika dengan tingkat signifikansi 0,05 nilai critical ratio > 1,96 dan dengan tingkat signifikansi 0,01 nilai critical ratio > 2,58. HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis dalam uji normalitas didapatkan data dalam penelitian ini terdistribusi moderat atau normalitas sedang secara multivariate dengan nilai C.R kurtosis 6,709 < 7, disimpulkan bahwa data diatas terdistribusi normal. Penghitungan uji outlier menunjukkan bahwa tidak ada outlier, karena semua observasi memiliki jarak mahalanobis < 81.40033. Uji kesesuaian model didapatkan nilai Chi-Square dengan p>0,05 sehingga mengindikasikan model telah fit. Sedangkan indeks GFI, AGFI, TLI dan CFI sudah memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan model dapat diterima. Berdasarkan analisis uji koefisien jalur dengan menggunakan program AMOS versi 22 diperoleh hasil uji hipotesis yang merupakan uji hubungan kausalitas dari masing-masing variabel penelitian. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa semua jalur yang dianalisis memiliki hubungan yang signifikan, terlihat dari besarnya tingkat signifikansi (p) uji hipotesis yang lebih kecil dari 5%. hasil pengujian statistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Variabel Modal Finansial Modal Finansial Kinerja UMKM Kinerja UMKM Kinerja UMKM
<--<--<--<--<---
Tabel 1 Tabel koefisien jalur Estimate Kompetensi SDM .373 Modal Sosial .322 Kompetensi SDM .246 Modal Sosial .216 Modal Finansial .632
S.E. .082 .070 .013 .101 .247
C.R. 4.334 4.378 4.557 3.599 3.987
P 000 000 .010 .022 .015
Dari hasil diatas, maka dapat diketahui hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Hipotesis I: Berdasarkan hasil perhitungan dimana nilai C.r kompetensi SDM pada Kinerja UMKM sebesar 4.557 signifikan pada p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kompetensi SDM memang mempunyai pengaruh positif signifikan pada kinerja UMKM. 106
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
2) Hipotesis II: Berdasarkan hasil perhitungan dimana nilai C.r modal sosial pada Kinerja UMKM sebesar 3.599 signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis II diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa modal sosial mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja UMKM. 3) Hipotesisi III: Berdasarkan hasil perhitungan dimana nilai C.r modal finansial pada kinerja UMKM sebesar 4.334 signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis III diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa modal finansial mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja UMKM. 4) Hipotesis IV: Berdasarkan hasil perhitungan statistik dimana nilai C.r kompetensi SDM pada modal finansial sebesar 3.554 signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis IV diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap modal finansial suatu UMKM. 5) Hipotesis V: Berdasarkan hasil perhitungan dimana nilai C.r modal sosial pada modal finansial sebesar 3.378 signifikan pada p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis V diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa modal sosial mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap modal finansial. PEMBAHASAN Setelah menilai model secara keseluruhan dan menguji hubungan kausalitas seperti yang dihipotesiskan, tahap selanjutnya adalah pembahasan hasil penelitian. Penelitian ini memiliki 5 hipotesis yang dijawab dengan diuraikan hasil hipotesis sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja UMKM. Artinya semakin baik kompetensi SDM yang dimiliki oleh seorang pengusaha maka kan berdampak pada meningkatnya kemapuan dalam mengalola suatu perusahaan, termasuk didalamnya kemapuan menejerial, kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Kemajuan sektor UMKM di Negara – Negara maju tidak lepas dari kompetensi SDM yang baik pula. Pengembangan sektor SDM di Indonesia mutlak diperlukan karena unsur inilah yang merupakan kunci untuk memajukan sektor UMKM di Tanah air. Dengan memiliki kompetensi SDM yang cukup maka para pelaku usaha akan bisa terus berkembang dan berinovasi sehingga dunia usaha di Indonesia khususnya bidang UMKM akan semakin berkembangan dan berkualitas. 2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja UMKM. Modal sosial merupakan salah satu kunci untuk mencapai kemajuan dalam suatu usaha. Seorang pengusaha sulit untuk bisa berkembang jika kurang berjejaring dengan pengusaha – pengusaha lainya. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik seorang wirausahawan berjejaring dengan berbagai kalangan, maka akan semakin membuka wawasan dan yang paling utama akan membuka peluang yang semakin lebar terhadap pemasaran produk dari UMKM tersebut. Hasil penelitian ini juga semakin menunjukan bahwa warisan buidaya leluhur kita yang dinamakan gotong royong yang syarat dengan kebersamaan untuk membangun hal yang positif sangat berguna dalam mendukung perkembangan sektor UMKM di Indonesia. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat $ juga disebutkan bahwa perekonomian Indonesia diselenggarakan atas dasar demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, hal tersebut menunjukan bahwa prinsip kebersaman merupakan amanat undang – undang dan wajib dilakukan karena hal tersebut sangat bermanfaat terutama dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berasaskan gotong royong. Dengan penguatan modal sosial akan menambah komepetensi diri, membuka wawasan seluas – luasnya, memperkokoh kerjasama antar pengusaha, 107
Subroto Rapih : Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...
`
meningkatkan daya tawar (bargaining posisition) pelaku UMKM dan dampaknya akan memberikan peningkatan tingkat kinerja suatu UMKM. 3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal finansial berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Modal finansial dalam hal ini baik berupa kemapuan mengelola keuangan maupun akses pinjaman terhadap lembaga keuangan. Dalam hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa, semakin baik aspek keuangan yang ada dalam suatu UMKM, maka akan semakin baik pula kinerja dari UMKM tersebut. Aspek keuangan merupakan hal yang wajib diperhitungkan dalam menjalan bisnis. Dalam beberpa teori tentang modal juga menunjukan bahwa modal finansial merupakan modal pokok yang harus dipenuhi. Modal finansial dapat berupa modal sendiri ataupun modal pinjaman dari pihak lain. Dalam perekonomian modern, akses pinjaman keuangan terhadap lembaga – lembaga resmi keuangan mutlak diperlukan dan masalah yang sering terjadi adalah masih banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan akses pinjaman ke lembaga keuangan sehingga akan menghambat dalam pengembangan usaha yang dijalankan. Dalam kasus seperti ini pemerintah perlu turun tangan dengan memberikan pelatihan – pelatihan terhadap para pelaku UMKM agar mereka dapat menjadi pengusaha yang bankable sehingga pengembangan usaha dapat berjalan dengan baik. 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi SDM berpengaruh terhadap modal finansial perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa, dengan kompetensi SDM yang baik, maka pengetahuan dan kemapuan mengenai hal yang berkaitan dengan aspek keuangan akan semakin baik kemapuan dalam mengelola keuangan yang ada dalam perusahaan juga semakin baik sehingga akan meningkatkan kemapuan finansial suatu UMKM. banyak pengusaha – pengusaha kecil yang kesulitan mengembangkan usaha mereka karena minimnya kemapuan untuk mengakses lembaga – lembaga keuangan untuk menambah modal finansial mereka. Mereka kurang dipercaya untuk mendapatkan pinjaman dikarenakan beberapa alasan, pertama masih minimnya pengetahuan dan tatacara dalam memahami syarat untuk mengajukan pinjaman ke lambaga keuangan, kedua tidak memenuhinya syarat dari pengusaha tersebut untuk mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan. Kedua alasan tersebut jika dilihat akan berasal dari kurangnya kompetensi dari para pengusaha tentang seluk beluk pengajuan pinjaman ke lembaga keuangan. 5. Hasil penelitian menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh terhadap modal finansial. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik seorang wirausahawan berjejaring dengan berbagai kalangan, maka akan semakin baik pula kemampuan dia untuk mengelola keuangan dan terlebih semakin membuka peluang untuk mendapatkan akses pendanaan dari berbagai lembaga keuangan. Banyak pengusaha kecil yang tidak bisa mendapatkan pinjaman ke lembaga keuangan dikarenakan minimnya informasi. Dengan menjalin kerjasama dengan pengusaha – pengusaha lain, maka informasi akan berjalan dengan lancar. Selain itu dengan modal sosial yang kuat, pengusaha dapat membentuk koperasi yang dapat memenuhi kebutuhan akan modal finansial para anggotanya secara mandiri dan berasaskan kekeluargaan. Penguatan modal finansial sangat penting dilakukan terlebih dalam budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia yang mempunyai warisan budaya yang sangat tak ternilai harganya yaitu gotong royong. KESIMPULAN 1. Hasil perhitungan statistik antara kompetensi SDM dan Modal Finansial mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten.
108
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
2. Hasil perhitungan statistik antara Modal Sosial dan Kinerja UMKM mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 3. Hasil perhitungan statistik antara Modal Finansial dan Kinerja UMKM mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara modal finansial terhadap kinerja pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 4. Hasil perhitungan statistik antara Kompetensi SDM dan Modal Finansial mendapatkan hasil terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi SDM terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. 5. Hasil perhitungan statistik antara Modal Sosial dan Modal Finansial mendapatkan terdapat pengaruh positif signifikan antara modal sosial terhadap modal finansial pada UMKM bidang garmen di Kabupaten Klaten. DAFTAR PUSTAKA Ardiana. I.D.K.R, I.A. Brahmayanti, Subaedi. “Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya”. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1, Maret 2010: 42-55. Chittithaworn, Chuthamas et al. 2011. Factors Affecting Business Success of Small & Medium Enterprises (SMEs) in Thailand. Asian Social Science Vol. 7, No. 5; May 2011. Ferdinand, Augusty. 2005. Structural Equation Modeling. Semarang: BP Undip Kushnirovich. N.A. 2010. Social Capital and Its Influence On the Financing and Profitability of Small-Scale Enterprises (Israel Experience). Економічний вісник Донбасу № 2 (20), 2010. УДК 37.04.5. Macherinskiene, Irene and Simona Survilaite. “Intellectual Capital as The Main Factor of Companies Value Added”. Intelektinė Ekonomika Intellectual Economics 2011, Vol. 5, No. 4(12), p. 560–574, ISSN 1822-8038. Muin, Sri Adrianti. 2013. “Kajian Kemampuan Usaha Dan Modal Sosial Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Usaha Kecil Sektor Industri Di Sulawesi Selatan”. ASSETS Volume 3 Nomor 1 Tahun 2013. Munizu, Musran. “Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan”. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1, Maret 2010: 33-41. Ngugi, John Karanja, R.W. Gakure, Were M. Susan, Patrick Karanja Ngugi, Kibiru Charles Robinson. “The Influence of Intellectual Capital on the Growth of Small and Medium Enterprises in Kenya”. Journal of Business Management and Corporate Affairs, Volume 1, Issue 1, pp 11-19; September 2012. Philomina, Quansah. 2012. ” Influence of Micro Finance and Small Loan Centre (MASLOC) on the Development of Small Scale Enterprises in the Wa Municipality”. European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 Online Vol 4, No.1, 2012. Rante, Yohanes. 2010. “Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Provinsi Papua”. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 2, September 2010: 133-141. Stam, Wouter. Souren Arzlanian. Tom Elfring. 2013. “Social capital of entrepreneurs and small firm performance: A meta-analysis of contextual and methodological moderators”. Journal of Business Venturing. JBV-05655; No of Pages 22.
109
Mohamad Rifai: Upaya Pengentasan Kemiskinan yang Turun Temurun ...
`
: AnalisisUPAYA Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...YANG TURUN TEMURUN PENGENTASAN KEMISKINAN (KATUTAN BALUNG KERE) Mohamad Rifai IKIP PGRI Madiun ABSTRAK
Penelitian ini akan menggali macam-macam usaha yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat guna meningkatkan penghasilan dalam berkreasi (kerja) yang diantaranya memakai triangulasi ternak daging unggulan dari 4 jenis daging konsumsi : 1. Ikan Lele 2. Ikan Patin 3. Ayam Kampung 4. Itik. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif selama dua tahun dengan mengurai rumusan teoritik menjadi model operasional panduan peningkatan ekonomi kerakyatan. Sehingga metode penelitian ini disebut dengan metode research and development yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektivitas produk. Produk dalam konteks penelitian ini adalah model ekonomi mandiri. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya model usaha peningkatan ekonomi kerakyatan guna memutus mata rantai kemiskinan, serta mewujudkan kehidupan yang makmur selalu dalam taraf lebih maju dan berkualitas guna memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta kebutuhan spiritual dalam rangka menumbuhkan taraf kesejahteraan dunia dan akhirat pada masyarakat di Desa Gejagan, Kabupaten Nganjuk. Kata Kunci: Kemiskinan, Mata Rantai dan Solusi. PENDAHULUAN Islam adalah suatu sistem hidup di dunia yang wajib ditaati oleh semua manusia baik yang berupa perintah maupun larangan. Sistem yang diperintahkan Islam pasti bermanfaat bagi manusia begitu juga sistem yang dilarang pasti tidak bermanfaat bagi manusia. Jika sistem Islam ditawarkan untuk dilaksanakan ada sebagian manusia yang menolak dengan alasan tidak bermanfaat bagi manusia atau mereka mengatakan bukan itu solusinya. Mereka bersikap demikian karena mereka belum punya ilmu, dan pengalaman. Diantara sistem hidup yang ditawarkan Islam adalah usaha ekonomi mandiri, antaranya : Penggemukan Ikan Lele konsumsi, Ikan Patin, Itik, Ayam Kampung yang semuanya hidup di tengah-tengah masyarakat yang mudah untuk dijangkau oleh siapa pun yang mempunyai keinginan merubah dirinya dari orang yang tidak punya penghasilan tambahan menjadi orang yang punya profesi pengusaha. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti usaha penggemukan ikan tawar jenis Ikan Lele, Ikan Patin, Itik, dan Ayam Kampung di Desa Payaman Kec. Nganjuk Kab. Nganjuk. KAJIAN PUSTAKA Usaha bersama adalah suatu mutualisme dan asas kekeluargaan adalah brotherhood. Ini berarti bahwa paham filsafat dasar kita adalah kolektivisme/komunitaranisme, bukan individualism. (mutualisme and brotherhood dalam konteks moralitas agama disebut sebagai ukhuwah). Demikian itulah sebabnya sesuai paham kolektivitas/komunitaranisme (yang berdasar mutualisme dan brotherhood), maka kepentingan masyarakat ditempatkan sebagai utama, sebagai mana disebutkan dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 “…dalam demokrasi ekonomi kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang..” dengan kata lain kemakmuran masyarakat dan kedudukan rakyat ditempatkan dalam posisi 110
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
substansia. Inilah ciri sosialistik pasal 33 UUD 1945. Disinilah doktrin demokrasi ekonomi pasal 33 UUD 1945, yang dicemooh oleh lingkungan ekonomi Universitas Indonesia karena tidak didapati di literature barat, makin menjadikannya khas Indonesia boleh dibilang inilah keindonesiaan, suatu representasi social-ekonomi Indonesia yang harus ditegakkan. Dari demokrasi ekonomi Indonesia yang menjadi sukma pasal 33 UUD 1945, maka system ekonomi Indonesia oleh Hatta disebut sebagai sosialisme religious. Untuk menjamin posisi rakyat yang substansial dan kemakmuran rakyat yang diutamakan itu, maka disusunlah (ayat 2) pasal 33 UUD 1945: “…cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara…” kalau tidak demikian (sesuai penjelasan), maka “…tampuk produksi jatuh ke tangan orangorang yang berkuasa dan rakyat yang ditindasinya…”. Selanjutnya ditegaskan dalam penjelasan, bahwa “…hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ada di tangan orang-seorang…”. Dalam posisi rakyat yang substansial itu, pengutamaan kepentingan masyarakat, memperoleh pengukuh-an (assertion dan reconfirmation)-nya pada (ayat 3) UUD 1945: ”…Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat…” artinya apapun yang dilakukan sesuai dengan (ayat 1) dan (ayat 2) pasal 33 UUD 1945 harus berujung pada tercapainya “sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Itulah sebabnya dengan sangat tepat pasal 33 UUD 1945 berada pada BAB XIV UUD 1945 yang diberi judul KESEJAHTERAAN SOSIAL (dalam artian societal-welfare, bukan sekedar social welfare). AYAT 4 PASAL 33 UUD 2002. Dalam kaitan dengan (ayat 1) (ayat 2) pasal 33 UUD 1945, maka draft awal ayat 4 pasal 33 UUD 2002 merupakan suatu penyelewangan yang akan dapat melumpuhkan (disempowering) paham “kebersamaan dan asas kekeluargaan”, atau minimal mendistorsi pasal 33 UUD 1945 dengan paham individualisme dan liberalisme ekonomi, itulah pula sebabnya maka judul BAB XIV UUD 1945 yang semula berjudul KESEJAHTERAAN SOSIAL pada UUD 2002 diubah menjadi PEREKONOMIAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL, yang terkesan kuat-kepentingan ekonomi lebih diutamakan dari pada kepentingan kesejahteraan. Dengan judul BAB XIV 2002 yang demikian itu maka kesejahteraan social turun pangkat, ditempatkan sebagai derivate dari perekonomian. Artinya posisi rakyat dan kemakmuran rakyat yang substansial telah diredual pengutamaan kepentingan rakyat yang memberi ciri sosialisme Indonesia pada pasal 33 UUD 1945 menjadi tersubordinasi dan terdistorsi. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan research and development (R & D). Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektivitas produk tersebut (Sugiyono, 2006 : 407). Produk dalam konteks penelitian ini adalah model operasional ekonomi kerakyatan di masyarakat kelas bawah guna mengatasi, mengurangi kemiskinan yang turun temurun dari nenek moyang.
111
Mohamad Rifai: Upaya Pengentasan Kemiskinan yang Turun Temurun ...
`
Terdapat tiga model R & D yaitu model prosedural, model konseptual, dan model :teoritik. Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Model pengembangan dalam penelitian ini ...adalah model prosedural. Prosedur atau langkah penelitian dan pengembangan merujuk pada siklus R & D dari Borg dan Gall (1979 : 626) sebagaimana tampak pada bagan 1 sebagai berikut. 1 Research and Information collecting
2
3
Planning
Develop preliminary form of product
Tahun I
5 6
4 Main Product Revision
Main field testing
7 Operational product revision
Preliminary field testing
8
9
Operasional field testing
Final product revision
Tahun II
10 Dissemination and Implemantation
Data Penelitian Data dan sumber diperoleh dari warga Desa Gejagan merupakan salah satu warga masyarakat yang ada di Kecamatan Loceret, Warga Desa Gejagan dengan jumlah penduduk 2.282 jiwa yang terdiri dari 946 KK yang penghuninya terdiri dari 56% Perempuan dan 46% Laki-laki. Yang mayoritas penduduk masyarakat Desanya 60% bekerja di sektor pertanian, 37% wiraswasta, 3% PNS. 40% dari 60% sektor pertanian itu, yang 40% bekerja sebagai buruh tani (buruh kerja di lahan pertanian), disamping punya usaha tambahan yang berupa ternak sapi, ayam, entok, lele, kambing, kelinci, dan lain-lain. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, interview, angket, serta dokumentasi sebagai pelengkap. 112
ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.4 No.2, Oktober 2015
`
HASIL PENELITIAN Dalam penyajian data penulis lakukan bersama-sama, yakni setiap data yang penulis sajikan langsung dianalisis. Karena cara ini penulis pandang lebih praktis dan lebih sesuai dengan kadar permasalahan yang diteliti dalam menggali data penulis menggunakan metode observasi, interview, angket, serta dokumentasi sebagai pelengkap. Berikut daftar nama-nama responden: Tabel 1. Daftar Nama yang Menjadi Sampel Penelitian (Responden) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama Warga Jamari Broto Ibnu A. Rifai Jatmiko Jaswadi Darianto Aries S. Sururuddin Mustajab Madaris Gamiati Didik T. Juwariah P. Mungin Hindun Mukson
Peternak Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok Entok
Jangka Waktu 4 tahun 6 tahun 6 tahun 8 tahun 8 tahun 10 tahun 6 tahun 3 tahun 8 tahun 10 tahun 12 tahun 14 tahun 6 tahun 5 tahun 20 tahun 8 tahun 6 tahun
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Warga Jumari Broto guru Ibnu A. Rifai S Jatmiko Jaswadi Darianto
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Aris S. Sururuddin Mustajab Madaris Gemiati Didik T. Juwariah P. Mungin Hindun Mukson
No.
1. 2. 3. 4. 5.
Nama Warga Jumari Broto guru Ibnu A. Rifai S Jatmiko
Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung
Jangka Waktu 5 -8 tahun 8 tahun 7 tahun 4 tahun 8 tahun
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Jaswadi Darianto Aris S. Sururuddin Mustajab Madaris Gemiati Didik T. Juwariah P. Mungin Hindun Mukson
Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Kampung
6 tahun 10 tahun 12 tahun 12 tahun 10 tahun 12 tahun 14 tahun 7 tahun 6 tahun 18 tahun 7 tahun 12 tahun
No.
Peternak
Lele Lele Lele Lele Lele Lele Lele
Jangka Waktu 5 - 8 tahun 8 tahun 7 tahun 4 tahun 8 tahun 6 tahun 10 tahun
Lele Lele Lele Lele Lele Lele Lele Lele Lele Lele
12 tahun 12 tahun 10 tahun 12 tahun 14 tahun 7 tahun 6 tahun 18 tahun 7 tahun 12 tahun
Peternak
1. 2. 3. 4. 5.
Nama Warga Jumari Broto guru Ibnu A. Rifai S Jatmiko
Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin
Jangka Waktu 5 - 8 tahun 8 tahun 7 tahun 4 tahun 8 tahun
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Jaswadi Darianto Aris S. Sururuddin Mustajab Madaris Gemiati Didik Tewel Juwariah P. Mungin
Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin Ikan Patin
6 tahun 10 tahun 12 tahun 12 tahun 10 tahun 12 tahun 14 tahun 7 tahun 6 tahun 18 tahun
No.
Peternak
113
Mohamad Rifai: Upaya Pengentasan Kemiskinan yang Turun Temurun ...
`
: Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ... KESIMPULAN Target khusus penelitian ini adalah ditemukannya model usaha peningkatan ekonomi kerakyatan guna memutus mata rantai kemiskinan, serta mewujudkan kehidupan yang makmur selalu dalam taraf lebih maju dan berkualitas guna memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta kebutuhan spiritual dalam rangka menumbuhkan taraf kesejahteraan dunia dan akhirat pada masyarakat di Desa Gejagan, Kabupaten Nganjuk. Dengan meneliti permasalahan dengan menggali data menggunakan metode observasi, interview, angket, serta dokumentasi sebagai pelengkap untuk menemukan jawaban atas apa yang menjadi permasalahan. Dengan keadaan perekonomian masyarakat Gejagan meningkat, dengan adanya program tersebut diatas, maka secara otomatis berdampak pada aspek semangat untuk membiayai pendidikan anak-anak dari warga masyarakat yang sukses dalam program tersebut di atas. Dengan kemandirian masyarakat dalam hal perekonomian akan menciptakan masyarakat yang relative mandiri tanpa adanya ketergantungan yang berlebihan dari kelompok – kelompok masyarakat lain. DAFTAR PUSTAKA Bambang Suharno, dan Khairul Amri. 1998. Beternak Itik Secara Intensif. Yogyakarta: Penebar Swadaya. Milles, Mattew B & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Redaksi Trubus. 1999. Beternak Itik CV. Yogyakarta: Penebar Swadaya. Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361. Siti Muhayati, Moh. Rifai. 2014. Ekonomi Islam (PAI). Penerbit Gamma: Madiun. Zubaedi M, Ag. 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
114