Sri Mulyani jadi Menteri Keuangan Rabu, 27 Juli 2016 11:52 WIB | 1.995 Views http://www.antaranews.com/berita/575269/sri-mulyani-jadi-menteri-keuangan?utm_source=related_news&utm_medium=related&utm_campaign=news
Pewarta: Ahmad Wijaya
Sri Mulyani (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menunjuk Sri Mulyani sebagai menteri keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro, sedangkan Luhut Binsar Panjaitan bergeser menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli. "Saya berusaha maksimal agar kabinet kerja bisa bekerja lebih cepat, dalam tim yang solid dan saling mendukung," kata Presiden Joko Widodo saat mengumumkan perubahan menteri di Kabiner Kerja itu di teras belakang Istana Merdeka Jakarta, Rabu. Berikut daftar lengkap reshuffle menteri yang diumumkan Presiden Joko Widodo yang saat mengumumkan antara lain didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, 1. Menko Kemaritiman: Luhut Binsar Panjaitan 2. Menteri PPN/Ka Bappenas: Bambang Brodjonegoro 3. Menteri ATR / Ka BPN: Sofyan Djalil 4. Kepala BKPM: Thomas Trikasih Lembong 5. Menko Polhukam: Wiranto 6. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati 7. Menteri Desa dan PDTT: Eko Putro Sandjojo 1
8. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi 9. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Muhadjir Effendy 10. Menteri Perdagangan: Enggartiasto Lukita 11. Menteri Perindustrian: Airlangga Hartarto 12. Menteri ESDM: Archandra Tahar 13. Men PANRB: Asman Abnur Editor: Fitri Supratiwi
Pramono Anung nyatakan politisi terpilih menteri merupakan profesional Rabu, 27 Juli 2016 13:40 WIB | 148 Views http://www.antaranews.com/berita/575288/pramono-anung-nyatakan-politisi-terpilih-menteri-merupakan-profesional
Pewarta: Bayu Prasetyo
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung. Presiden Jokowi kembali merombak Kabinet Kerja, kali ini untuk ketiga kalinya. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan, sejumlah politisi yang dipilih Presiden Joko Widodo menempati posisi menteri dalam Kabinet Kerja jilid III merupakan tokoh yang profesional di bidangnya. 12 posisi dirombak; ada yang diganti dan ada yang digeser. "Jenderal TNI dr Wiranto SH. Beliau dipercayakan sebagai menkopolhukam. Kita tahu Pak Wiranto teruji dan berpengalaman menyelesaikan berbagai hal dalam penugasan ketika periode yang sangat penting," kata Anung, ditemui di kompleks Istana Negara, 2
Jakarta, Rabu. Wiranto adalah ketua umum DPP Partai Hanura, pendukung Jokowi. Menurut Anung, Wiranto yang juga pernah ada di posisi itu pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid memiliki peran penting saat transisi politik dari zaman Orde Baru ke Reformasi. Wiranto juga pernah berpasangan dengan Jusuf Kalla dalam pertarungan menuju "RI 1" pada Pemilu 2009. Wiranto juga ada titik fokus reformasi pada 1998 dalam posisinya sebagai menteri pertahanan/panglima ABRI (kini TNI). Bersama Fraksi Golkar, Fraksi ABRI di DPR/MPR saat itu memiliki posisi strategis dan menentukan dalam melengserkan Soeharto; padahal keduanya pendukung setia Soeharto selama puluhan tahun. Anung juga mengenalkan Enggartiasto Lukito, tokoh yang pernah menjabat anggota DPR, yang dipilih Jokowi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan posisi Thomas Lembong. Lukito pernah menjadi bendahara DPP Partai Golkar pada masa Orde Baru dan juga ketua umum DPP REI (Real Estate Indonesia). Lukito ini bernaung di bawah Partai Demokrat yang dipimpin taipan media massa, Surya Paloh, juga partai politik pendukung Jokowi. Yang lain adalah Airlangga Hartarto, yang ada di posisi menteri perindustrian menggantikan Saleh Husin. Politisi dari Partai Golkar ini pernah menjabat sebagai ketua Komisi VI DPR pada 2009-2014 yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, investasi, dan BUMN. "Kami meyakini karena Pak Airlangga ini salah satu insiator dalam UU Perindustrian. Sehingga pasti memahami penugasan," kata Anung. Terakhir, politisi profesional dari Partai Amanat Nasional, Asman Abnur, juga diminta Jokowi menjabat sebagai menteri pendayagunaan anaratur Negara dan reformasi birokrasi menggantikan Yuddy Chrisnandi. "Tentunya dalam pundak Pak Asman ini diharapkan maka reformasi birokrasi bisa berjalan lebih baik dan tugas ini tentunya nanti banyak berkoordinasi dengan kami dan mudah-mudahan bisa membawa perubahan bagi Kementerian PAN-RB," kata Anung.
Editor: Ade Marboen 3
Kadin yakin Sri Mulyani sukseskan amnesti pajak Rabu, 27 Juli 2016 13:19 WIB | 875 Views http://www.antaranews.com/berita/575285/kadin-yakin-sri-mulyani-sukseskan-amnesti-pajak
Pewarta: Aditya Ramadhan
Sri Mulyani Indrawati (ANTARA)
Mudah-mudahan keberhasilan dari tax amnesty ini benar-benar bisa terwujud. Karena tax amnesty yang ditarget oleh pemerintah kan cukup agresif... Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani meyakini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bisa mensukseskan program kebijakan amnesti pajak atau tax amnesty. "Dengan adanya Menteri Keuangan baru, Bu Sri Mulyani yang kita semua sangat mengapresiasi, kebijakan ini (amnesti pajak) mudah-mudahan akan menjadi lebih baik," kata Rosan seusai menghadiri acara diskusi INDEF di Universitas Trilogi, Jakarta, Rabu. Dengan kembalinya Sri Mulyani ke pemerintahan Indonesia, dia berharap target pemerintah dalam mencapai penerimaan pajak dan dana repatriasi bisa terwujud kendati dinilainya cukup tinggi. "Mudah-mudahan keberhasilan dari tax amnesty ini benar-benar bisa terwujud. Karena tax amnesty yang ditarget oleh pemerintah kan cukup agresif ya, jadi itu akan menjadi tantangan tersendiri juga," ujar dia. Rosan menyambut baik kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan melihat kinerja dan prestasinya di bidang perekonomian.
4
Sri Mulyani Indrawati ditunjuk sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro dalam perombakan Kabinet Kerja yang kedua. Sementara Bambang digeser posisinya menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas. Sri Mulyani sebelumnya adalah Managing Director and Chief Operating Officer Bank Dunia selama enam tahun sejak 2010. Sebelum menjadi direktur Bank Dunia, Sri Mulyani juga pernah menjabat Menteri Keuangan pada pemerintahan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono periode 2005-2010. Editor: Fitri Supratiwi
5