SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN MATERI INFLASI TERHADAP TINGKAT EFISIENSI SISWA DALAM PENGGUNAAN UANG DI KELAS X2 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 KOTA PEKANBARU
Oleh
PURNAMASARI SARAGIH NIM. 10816002029
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M
PENGARUH PEMBELAJARAN MATERI INFLASI TERHADAP TINGKAT EFISIENSI SISWA DALAM PENGGUNAAN UANG DI KELAS X2 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 KOTA PEKANBARU Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
PURNAMASARI SARAGIH NIM. 10816002029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1433 H/2012 M
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi Terhadap Tingkat Efisiensi Siswa Dalam Pengunaan Uang di Kelas X2 Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Pekanbaru ”, yang di tulis oleh Purnamasari Saragih NIM. 10816002029 dapat diterima dan disetujui untuk diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Pekanbaru, 02 Dzulhijjah 1433 H 18 Oktober 2012 M
Menyetujui
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Pembimbing
Ansharullah, S.P, M.Ec.
Nurrahmi Hayani, SE, MBA.
i
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi Terhadap Tingkat Efisiensi Siswa Dalam Penggunaan Uang di Kelas X2 Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Kota Pekanbaru”,yang ditulis Purnamasari Saragih. Dengan NIM. 10816002029 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 2 Dzulhijjah 1433 H/18Oktober 2012 M. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi. Pekanbaru,02 Dzulhijjah 1433 H 18 Oktober 2012 M Mengesahkan Sidang Munaqasyah
Ketua
Sekretaris
Drs. Hartono, M.Pd.
Amirah Dinianty, M.Pd. Kons.
Penguji I
Penguji II
Ansharullah, S.P, M.Ec.
Dicki Hartanto, S.Pi,MM. Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Helmiati, M. Ag. NIP. 1970 002221997032001
ii
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penulis yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi terhadap Tingkat Efisiensi Siswa Kelas X2 dalam Penggunaan Uang Di Sma 2 Pekanbaru”. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW juga kepada keluarganya, sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqamah memperjuangkan kebenaran. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dan untuk menyelesaikan study pada Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada jurusan pendidikan Ekonomi. Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi bahasa, kata-kata, pembahasan maupun pemikiran yang penulis sumbangkan. Tapi, penulis sangat bersyukur jika skripsi ini dapat berguna dan dapat dijadikan bahan masukan khususnya bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca umumnya. Penulis sadar bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan dan Do’a serta bimbingan dari semua pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Arifin Saragih dan ibunda Delima Nst yang telah memberikan kasih sayang semenjak dilahirkan hingga saat sekarang ini dan juga yang telah memberikan dukungan baik moril
iii
maupun materil. Disini juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir selaku Rektor UIN SUSKA RIAU. 2. Ibu Dr. Hj. Helmiati, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA RIAU. 3. Bapak Drs. Azwir Salam, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau. 4. Bapak Drs .Hartono, M.Pd selaku Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau. 5. Bapak Prof. Salfen Hasri,M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau. 6. Bapak Ansharullah, SP,M.Ec. selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi. 7. Bapak Dicki Hartanto,S.Pi,MM. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi. Penulis ucapkan terima kasih banyak. 8. Ibu Nurrahmi Hayani, SE,MBA. selaku pembimbing skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih. 9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan umumnya dan Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama penulis duduk dibangku perkuliahan.
iv
10. Buat sahabat-sahabat tercinta teman-teman satu lokal yang telah banyak membantu baik dari segi pemikiran maupun motivasi. Penulis ucapkan terima kasih banyak. Seluruh pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Jazakumullah Khairan Katsiron atas bantuan yang telah kalian berikan. Saran dan kritik yang disifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini ke arah yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.
Pekanbaru,18 Oktober 2012 Penulis,
Purnamasari Saragih NIM. 10816002029
v
ABSTRAK
Purnamasari Saragih (2012) : Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi terhadap Tingkat Efisiensi Siswa dalam Penggunaan Uang di kelas X.2 SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pembelajaran materi inflasi (variabel bebas/independen atau variabel X) dan tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang (variabel dependen/terikat atau variabel Y). Tujuan dalam Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara pembelajaran materi inflasi Terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang di SMA Negeri 2 Pekanbaru. Sedangkan rumusan masalahnya adalah adakah pengaruh yang signifikan antara pembelajaran materi inflasi Terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang di SMA Negeri 2 Pekanbaru. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.2, sedangkan objeknya adalah pembelajaran materi inflasi Terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang di SMA Negeri 2 Pekanbaru. Populasinya adalah 37 orang, karena sedikitnya jumlah populasi, maka penulis tidak mengambil sampel. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil dan analisa data ternyata Ha dapat diterima pada taraf signifikan 5% (0,334) dan 1% (0.430) karena ini dibuktikan dari hasil regresi yang menyatakan nilai r hitung ro (observasi) = 0,431. Analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi siswa kelas X2 dalam penggunaan uang di kelas X2 SMA Negeri 2 Pekanbaru.
vii
ABSTRACT
PurnamasariSaragih (2012): The Effect of Inflation Material learning toward the Efficiency level of students in using money at the tenth year students of state senior high school 2 SMA N 2 Pekanbaru.
This research consisted of two variables were, Inflation Material learning (independent variable or X variable) and efficiency level of students in using money (dependent variable or Y varialbie'). The objective of this research was to find out significant effect of Inflation Material learning toward the efficiency level of students in using money at the tenth year students of state senior high school 2 Pekanbaru. The formulation of this research was whether there significant effect of Inflation Material learning toward the efficiency level of students in using money at the tenth year students of state senior high school 2 Pekanbaru. The subject of this research was all students whereas the object was the effect of Inflation Material learning toward the efficiency level of students in using money at the tenth year students 2 of state senior high school Pekanbaru. The population of this research was 37 students and the writer took all as the sample. The data in this research had been collected by using questionnaire and documentation, and the techniques used in analyzing the data the writer used simple linear regression. Based on the results of data analysis alternative hypothesis was accepted on significant level of 5% (0.344) and 1% (0.430) which could be seen on the results of regression that the score of ro( observation) = 0.431. Based on this analysis the writer concluded that there was significant effect of Inflation Material learning toward the efficiency level of students in using money at the tenth year students of state senior high school 2 Pekanbaru.
viii
ﻓﻮرﻧﺎﻣﺎﺳﺎري ﺳﺎراﻏﯿﮫ ) :(2012ﺗﺎﺛﯿﺮ دراﺳﺔ ﻣﺎدة اﻟﺘﻀﺨﻢ إﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮى ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﻔﺎدة اﻟﻨﻘﻮد ﻟﻄﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺤﺎدي ﻋﺸﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 2ﺑﺎﻛﻨﺒﺎرو.
ﯾﺘﻜﻮن ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻣﻦ ﻣﺘﻐﯿﺮﯾﻦ اﺛﻨﯿﻦ ھﻤﺎ دراﺳﺔ ﻣﺎدة اﻟﺘﻀﺨﻢ )ﻣﺘﻐﺴﺮ ﻣﺴﺘﻘﻞ و ﯾﺴﻤﻰ أﯾﻀﺎ ﻣﺘﻐﯿﺮ (Xو ﻣﺴﺘﻮى ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﺨﺪاك اﻟﻨﻘﻮد )ﻣﺘﻐﯿﺮ ﻏﺴﺮ ﻣﺴﺘﻘﻞ و ﯾﺴﻤﻰ أﯾﻀﺎ ﻣﺘﻐﯿﺮ .(Yﻛﺎن اﻟﮭﺪف ﻓﻲ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﺗﺎﺛﯿﺮ ھﺎم ﺑﯿﻦ دراﺳﺔ ﻣﺎدة اﻟﺘﻀﺨﻢ إﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮى ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﻔﺎدة اﻟﻨﻘﻮد ﻟﻄﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺤﺎدي ﻋﺸﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 2ﺑﺎﻛﻨﺒﺎرو .وﺻﯿﺎﻏﺔ اﻟﻤﺸﻜﻠﺔ ﻓﻲ ھﺬا ا ﻟﺒﺤﺚ ھﻞ ھﻨﺎك ﺗﺎﺛﯿﺮ ھﺎم ﺑﯿﻦ دراﺳﺔ ﻣﺎدة اﻟﺘﻀﺨﻢ إﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮى ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﻔﺎدة اﻟﻨﻘﻮد ﻟﻄﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺤﺎدي ﻋﺸﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 2ﺑﺎﻛﻨﺒﺎرو. اﻟﻤﻮﺿﻮع ﻓﻲ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻃﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺤﺎدي ﻋﺸﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﯿﻨﻤﺎ اﻟﮭﺪف ﻓﻲ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ دراﺳﺔ ﻣﺎدة اﻟﺘﻀﺨﻢ إﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮى ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﻔﺎدة اﻟﻨﻘﻮد ﻟﻄﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺤﺎدي ﻋﺸﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 2ﺑﺎﻛﻨﺒﺎرو .اﻷﻓﺮاد ﻓﻲ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻧﺤﻮ 37ﻃﺎﻟﺒﺎ ﺛﻢ ﻻ ﺗﺄﺧﺬ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ﻋﯿﻨﺔ ﻷن اﻷﻓﺮاد ﻗﻠﯿﻠﺔ .ﺟﻤﻌﺖ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت ﻓﻲ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺑﻮاﺳﻄﺔ اﻻﺳﺘﺒﯿﺎن و اﻟﺘﻮﺛﯿﻖ و ﻓﻲ ﺗﺤﻠﯿﻞ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت اﺳﺘﺨﺪﻣﺖ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ اﻟﻤﻌﺎﻣﻞ اﻟﻤﺴﺘﻘﯿﻢ اﻟﺒﺴﯿﻂ. أﺳﺎﺳﺎ ﻋﻠﻰ ﺣﺼﻮل ﺗﺤﻠﯿﻞ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت ﻓﺈن اﻟﻔﺮﺿﯿﺔ اﻟﺒﺪﯾﻠﺔ ﻣﻘﺒﻮﻟﺔ ﻓﻲ ﻣﺴﺘﻮى اﻟﺪﻻﻟﺔ 5ﻓﻲ اﻟﻤﺎﺋﺔ (0،334)roو 1ﻓﻲ اﻟﻤﺎﺋﺔ ) (0،430ﻣﺎ ﯾﺒﺪو ﻋﻠﻰ ﺣﺼﻮل اﻟﻤﻌﺎﻣﻞ اﻟﻘﺎﺋﻞ أن اﻟﻨﺘﯿﺠﺔ )اﻟﻤﻼﺣﻈﺔ( = .0،431ﺛﻢ اﺳﺘﻨﺒﻄﺖ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ أن ھﻨﺎك ﺗﺄﺛﯿﺮ ھﻨﺎك ﺗﺎﺛﯿﺮ ھﺎم ﺑﯿﻦ دراﺳﺔ ﻣﺎدة اﻟﺘﻀﺨﻢ إﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮى ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﻔﺎدة اﻟﻨﻘﻮد ﻟﻄﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺤﺎدي ﻋﺸﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 2ﺑﺎﻛﻨﺒﺎرو
ix
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN....................................................................................... PENGESAHAN ........................................................................................ PENGHARGAAN .................................................................................... PERSEMBAHAN..................................................................................... ABSTRAK ................................................................................................ DAFTAR ISI............................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
i ii iii vi vii x xii xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ A. Latar Belakang ......................................................................... B. Penegasan Istilah ...................................................................... C. Permasalahan............................................................................ D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................
1 1 6 6 7
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... A. Konsep Teoretis ....................................................................... 1. Pembelajaran materi inflasi ................................................ a. Pengertian Inflasi.......................................................... b. Jenis-jenis Inflasi ......................................................... c. Mengukur Inflasi .......................................................... d. Penyebab Inflasi ........................................................... e. Dampak Inflasi ............................................................. 2. Efisiensi Siswa dalam Penggunaan Uang........................... a. Pengertian Efisiensi ...................................................... b. Pengertian Uang ........................................................... c. Fungsi Uang.................................................................. d. Sejarah Penggunaan Uang............................................ e. Jenis Uang Beredar....................................................... f. Perilaku Konsumen terhadap Penggunaan Uang ......... g. Perilaku Hemat ............................................................. h. Gemar Menabung ......................................................... B. Penelitian yang Relevan........................................................... C. Konsep Operasional ................................................................. D. Asumsi Dasar danHipotesis .....................................................
9 9 9 9 10 12 13 16 24 24 25 26 27 29 30 34 37 37 38 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... C. Populasi dan Sampel ................................................................ D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... E. Teknik Analisis Data ................................................................
41 41 41 41 42 42
x
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN....................................... A. Deskriptif Lokasi Penelitian..................................................... 1. Sejarah Singkat Sekolah ..................................................... 2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Pekanbaru ............................ 3. Sumber Daya Manusia ....................................................... 4. Sarana dan Prasarana .......................................................... B. Penyajian Data ......................................................................... C. Analisis Data ............................................................................
46 46 46 47 49 52 53 59
BAB V PENUTUP.................................................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran.........................................................................................
69 69 70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel IV.I Tabel IV.2 Tabel IV.3
Urutan Kepala Sekolah ......................................................... Struktur Kepemimpinan SMA N 2 Pekanbaru ............... Hasil Rekapitulasi Siswa-siswi SMA Negeri 2 Pekanbaru.............................................................................. Tabel IV.4 Data Sarana dan Prasarana SMA N 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012 ............................................................... Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi................................................................................ Tabel IV.6 Siswa dapat Membuat Perencanaaan Sebelum Membeli ................................................................................ Tabel IV.7 Siswa Tidak Boros dalam Menggunakan Uang.................... Tabel IV.8 Siswa Berusaha Untuk Sarapan di Rumah ........................... Tabel IV.9 Siswa Semakin Gemar Menabung........................................ Tabel IV.10 Siswa Bersikap Rasional Dalam Membeli............................ Tabel IV.11 Distribusi Frekuensi Relatif Pembelajaran Materi Inflasi Variabel X.................................................................. Tabel IV.12 Rekapitulasi Data Efesiensi Siswa Dalam Penggunaan Uang ................................................................. Tabel IV.13 Correlation ............................................................................ Tabel IV.14 Analisis of Variance Anova .................................................. Tabel IV.15 Coefisien Regresi Linear Coefficients .................................. Tabel IV.16 Coefisien Determinasi Model Summary...............................
xii
46 50 51 53 55 56 56 57 58 58 60 61 63 64 65 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran sebagai interaksi antara guru dengan siswa berguna untuk mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah cara yang dipakai untuk mendorong siswa memahami dan mengaplikasikan apa yang diajarkan termasuk dalam hal yang menyangkut “bagaimana”nya. Artinya, interaksi guru dengan peserta didik haruslah merupakan menu utama proses pembelajaran, sebab interaksi itulah yang memegang peranan penting dalam mentransformasikan materi menjadi kompetensi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa berkeinginan untuk berhasil dalam aktivitas belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar akan menjadi kebanggaan bagi diri siswa, orang tua maupun lingkungan sekitarnya. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah perolehan hasil belajar yang baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran akan tercermin dari hasil belajar yang akan dicapai siswa. Artinya, semakin baik pelaksanaan pembelajaran maka hasil belajar siswa juga akan semakin baik. Sebaliknya, semakin kurang baik pelaksanaan pembelajaran maka hasil belajar siswa juga semakin rendah. Uraian di atas menggambarkan bahwa guru mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa, karena hasil belajar siswa yang baik menunjukan keberhasilan siswa dalam 1
2
melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu juga, keberhasilan siswa dalam belajar akan menjadi kebanggaan bagi diri siswa, orang tua maupun lingkungan sekitarnya. Keberhasilan siswa juga tidak terlepas dari tempat dimana siswa tersebut melakukan proses belajar. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. 1 Berdasarakan uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa hasil kerja guru dapat dilihat pada saat menyampaikan materi pembelajaran. Dalam prakteknya siswa dapat belajar dengan penuh perhatian sehingga kualitas belajar siswa menjadi prioritas utama dalam proses belajar mengajar. Materi yang disampaikan mudah diserap oleh siswa sehingga terjalin interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Sejalan dengan penjelasan tersebut, SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru sebagai salah satu institusi pendidikan tingkat menengah yang ada di Kota Pekanbaru memiliki salah satu misi dalam rangka menciptakan peserta didik yang berkualitas. Oleh sebab itu dalam penerapannya, kegiatan belajar mengajar menjadi salah satu fokus utama yang mendapatkan pengawasan, terutama proses belajar mengajar. Materi yang diberikan oleh guru harus betul-betul diusahakan dapat diserap oleh siswa, sehingga kualitas siswa menjadi lebih baik.
1
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Erlangga,2002. hlm. 12.
3
Salah satu materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa adalah materi tentang inflasi. Materi ini diberikan kepada siswa pada jurusan sosial dengan maksud agar siswa dapat memahami dan mengetahui arti pentingnya inflasi dan dalam prakteknya pada kehidupan sehari-hari siswa dapat juga mengambil makna dari meteri tersebut diantaranya adalah berhemat. Inflasi merupakan (1) adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti bias saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi menunjukkan tendensi yang meningkat, (2) bahwa kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus menerus (sustained), yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya dan (3) bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau beberapa barang saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.2 Dengan adanya penjelasan tersebut, dengan harga-harga yang cenderung meningkat maka siswa diharapkan akan lebih dapat menggunakan uang yang diberikan oleh orang tuanya secara efisien dalam arti berhemat. Efisien merupakan cara dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga dan kegunaannya.3 Efisien lebih ditekankan pada pengendalian biaya (pengeluaran) yang merupakan kontrol (pengawasan) yang dilakukan untuk
2
menilai
prestasi
dengan
cara
membandingkan
pengeluaran
Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori Kebijakan dan Masalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005. hlm.94. 3 Kamisa,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya:Kartika,1997.hlm.34.
4
sesungguhnya dengan pengeluaran standar yang ditetapkan sehingga akan dapat ditentukan efisiensi.4 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efisiensi dalam hal ini lebih ditekankan kepada penghematan dalam bentuk uang oleh siswa.Penghematan ini dilakukan seiring dengan kecenderungan harga-harga barang yang selalu naik yang menyebabkan tingkat konsumsi juga cenderung mengikuti kenaikan harga. Dengan demikian berhemat dalam penggunaan dana merupakan salah satu alternatif kebijakan yang harus diambil oleh siswa dalam rangka meringankan beban orangtuanya. Dapat pula dijelaskan bahwa siswa yang dapat memahami makna daripada inflasi ada kecenderungan memiliki sikap yang efisien dalam penggunaan uang. Berdasarkan hasil pengamatan awal penulis di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 kota Pekanbaru, bahwasanya peneliti menemukan pembelajaran materi inflasi telah dilakukan dengan baik yang ditandai dengan strategi pembelajaran materi inflasi yang dilakukan oleh guru adalah menggunakan RPP yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP dan tujuan pembelajaran materi inflasi. Teknik pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah menggunakan metode ceramah, diskusi, pemecahan masalah, pengamatan, dan presentasi. Materi yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran inflasi secara umum meliputi: 1. Pengertian inflasi 2. Jenis-jenis inflasi
4
Supriyono, Akuntansi Biaya, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2000. hlm.7.
5
3. Mengukur inflasi 4. Penyebab inflasi 5. Dampak inflasi 6. Cara mengatasi inflasi Dengan diajarkannya pembelajaran materi inflasi siswa memperoleh pengetahuan seputar inflasi dan diharapkan mampu menggunakan uangnya secara efisien. Namun demikian berdasarkan studi pendahuluan di atas, maka penulis menemukan adanya gejala-gejala sebagai berikut : 1. Siswa lebih suka membawa uang saku dalam jumlah besar setiap harinya. 2. Siswa lebih suka jajan di sekolah. 3. Sebagian besar siswa tidak membawa makanan dari rumah. 4. Masih ada siswa yang tidak melakukan pertimbangan dalam membeli suatu barang. 5. Masih ada siswa yang membelanjakan uangnya untuk pulsa dari pada kebutuhan sekolah. Berdasarkan hal di atas, penulis ingin melihat dan mengetahui serta membuktikan melalui penelitian apakah benar, efisiensi penggunaan uang oleh siswa dipengaruhi oleh materi inflasi yang diberikan di sekolah. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi terhadap Tingkat Efisiensi Siswa Dalam Penggunaan Uang Di Kelas X.2 SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru”
6
B. Penegasan Istilah Untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis perlu membatasi beberapa istilah yang perlu dijelaskan: 1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.5 2. Inflasi adalah Ukuran ekonomi yang memberikan gambaran tentang meningkatnya harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi pada suatu sistem perekonomian.6 3. Efisiensi merupakan ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.7 4. Uang adalah sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang‐barang dan jasa‐jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.8
C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : a. Pembelajaran materi inflasi belum maksimal. b. Upaya untuk meningkatkan efisiensi siswa dalam penggunaan uang. 5
Kamisa,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya:Kartika,1997.hlm. 209. Sugeng, Muhammad, “Efektivitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Mencapai Keseimbangan Nilai Tukar”,Tema, Vol. IV. No. 1.2004. 7 Kamisa, Op.Cit ,hlm.34. 8 Nopirin, “Ekonomi Moneter”, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE ,2000.hlm.27. 6
7
c. Tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang belum maksimal. d. Faktor–faktor penyebab kurangnya efisiensi siswa dalam penggunaan uang. 2. Batasan masalah Mengingat
banyaknya
permasalahan
yang
terdapat
pada
pembeberan di atas, dan karena keterbatasan waktu, tenaga, dana, serta agar lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya berkenaan dengan Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi terhadap Tingkat Efisiensi Siswa Dalam Penggunaan Uang Di Kelas X.2 SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru. 3. Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana kemampuan menguasai materi inflasi siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru? 2. Bagaimana tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru? 3. Bagaimana pengaruh pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui adanya kemampuan menguasai materi inflasi siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru.
8
b. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu : a. Bagi peneliti Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru. b. Bagi Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam mengambil kebijaksanaan yang berhubungan dengan tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang di SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru. c. Bagi guru Sabagai bahan masukan dalam membimbing siswa untuk dapat menggunakan uangnya secara efisien. d. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini,
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoretis 1. Pembelajaran Materi Inflasi a. Pengertian Inflasi Inflasi adalah ukuran ekonomi yang memberikan gambaran tentang meningkatnya harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi pada suatu sistem perekonomian.1 Menurut Herman (2003), inflasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan harga-harga pada umumnya atau turunnya nilai mata uang yang beredar. Inflasi merupakan Suatu keadaan dimana harga cenderung naik secara terus menerus dan berlaku secara umum sehigga mengakibatkan nilai uang turun.2 Inflasi mempengaruhi perekonomian melalui pendapatan dan kekayaan, dan melalui perubahan tingkat dan efisiensi produksi. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya menguntungkan para debitur, pencari dana, dan spekulator pengambil risiko. Inflasi akan merugikan para kreditur, kelompok berpendapatan tetap, dan investor yang tidak berani berisiko.3
1
Sugeng, Muhammad, Ibid. melindamelindo.wordpress.com 3 Samuelson, Paul A. and William D. Nordhaus, Makro Ekonomi, Edisi Keempat belas, Jakarta: Penerbit Erlangga,1994.hlm.18. 2
9
10
Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money).4 Disamping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil.5 Jadi inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya keuntungan suatu perusahan, sehingga menyebabkan efek ekuitas menjadi kurang kompetitif. b. Jenis-jenis Inflasi Inflasi dapat digolongkan menjadi : 1) Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun. 2) Inflasi sedang antara 10%—30% setahun 3) Inflasi berat antara 30%—100% setahun
4
Jogiyanto H.M, Teori Portfolio dan Analisa Investasi, Yogyakarta: BPFE, Edisi 2,2000.
hlm. 59. 5
Tandelilin, Eduardus., Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE,2003. hlm.82.
11
4) Hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%.6 Menurut Bank Indonesia, inflasi dibedakan menjadi dua: 1) Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: a) Interaksi permintaan-penawaran b) Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang c) Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen 2) Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari : a) Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food):Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. b) Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan)
6
Herlan Firmansyah, dkk, Advanced Learning Economics 1, Jakarta: Grafindo media pratama,2010. hlm. 183-184.
12
berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.7 c. Mengukur Inflasi Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya: 1) Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. 2) Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI). 3) Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga ratarata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan, karena perubahan harga bahan baku akan meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi. 4) Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. 5) Indeks harga barang-barang modal 6) Deflator
Produk
Domestik
Bruto
(PDB)
menggambarkan
pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB
7
Ibid., hlm. 184.
13
menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. 7) Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas yang diperdagangkan disuatu daerah.8 d. Penyebab Inflasi Menurut Nopirin inflasi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini: 1) Demand Pull Inflation Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total akan barang dan jasa yang berlebihan. Hal ini biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar, sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat
harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa, akan mengakibatkan bertambahnya
permintaan
terhadap
faktor-faktor
produksi
tersebut. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, atau 8
ibid., hlm. 185-187.
14
kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kemudahan untuk mendapatkan kredit atau kredit yang murah. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.Jadi, inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan total, sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment, dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang berlebihan. 2) Cost Push Inflation Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak mengalami peningkatan secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal, dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti meningkatnya biaya produksi, adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, huruhara, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan
15
produksi tersebut, aksi spekulasi (penimbunan), dan lain-lain, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. Faktor-faktor
terjadinya
cost
push
inflation
dapat
disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri (terutama negara-negara partner dagang), peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), kenaikan biaya produksi, kenaikan harga barang yang disertai menurunnya produksi barang, berkurangnya penawaran agregatif, dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi atau karena kenaikan bahan bakar minyak. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang. 3) Inflasi Campuran Inflasi campuran, terjadi karena kombinasi unsur inflasi tarikan dan inflasi dorongan biaya. 4) Ekspektasi Inflasi Ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi
16
dalam keputusan kegiatan ekonominya.Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang, terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum regional (UMR).9 e. Dampak Inflasi Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi.Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian menjadi lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi, karena harga meningkat dengan cepat. Adapun dampak inflasi menurut Nopirin yaitu: 1) Bagi Masyarakat Berpendapatan Tetap Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh, inflasi sangat merugikan juga akan menyebabkan mereka kewalahan
9
Nopirin, Ekonomi moneter, YOgyakarta: BPFE, 2000.hlm. 28-31.
17
menanggung dan mengimbangi kenaikan harga, sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian,
daya
beli
uangnya
mungkin
hanya
tinggal
setengah.Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi
kebutuhan
mengandalkan
hidupnya.Sebaliknya,
pendapatan
berdasarkan
orang
keuntungan,
yang seperti
misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi.Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. 2) Bagi yang Meminjam Uang dari Bank Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian, karena nilai uang pengembalian lebih rendah, jika dibandingkan pada saat peminjaman. 3) Bagi Produsen Bagi
produsen,
inflasi
dapat
menguntungkan
bila
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya
18
produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipat gandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).10 Menurut Herlan Firmansyah, dampak inflasi ada 5 yaitu: 1) Inflasi dapat mendorong redistribusi pendapatan di antara masyarakat,
yang
ditandai
dengan
tidak
sejahteranya
masyarakat. 2) Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi ekonomi. 3) Inflasi menyebabkan penurunan output dan kesempatan kerja. 4) Menyebabkan lingkungan yang tidak stabil bagi keputusan ekonomim. 5) Terjadinya ketidakseimbangan di pasar modal.11 f. Cara Mengatasi Inflasi Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan
10
Ibid., hlm. 32-33. Herlan Firmansyah, Op.Cit, hlm. 187-188.
11
19
caramengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Menurut buku Ekonomi Kelas X cara mengatasi inflasi, yaitu: 1) Kebijakan Moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantaranya adalah jumlah uang yang beredar terlalu banyak, sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Kebijakan ini adalah kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar, salah satunya adalah dengan cara mengendalikan pemberian kredit oleh Bank Umum kepada masyarakat.
Kebijakan
moneter
dapat
dilakukan
melalui
instrument-instrumen berikut: a) Politik diskonto (Discount Policy = Politik uang ketat): adalah kebijakan Bank Sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan suku bunga, agar masyarakat tertarik untuk menabung atau menyimpan uangnya, dengan harapan jumlah uang yang beredar dan permintaan kredit dapat dikurangi. Kenaikan suku bunga simpanan, pada akhirnya juga dapat mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan
20
oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi. b) Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy): bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar, sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah. Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan bankbank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi c) Politik
Persediaan
Peningkatan
cash
Kas
(Cash
Ratio
Policy)
atau
ratio:
Politik
Bank
Sentral
untuk
mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan uang giral yang boleh dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Dengan menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank, maka jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi
21
berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar. d) Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit e) Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.100. 2) Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut: a) Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah menjaga
penggunaan
anggaran
negara
sesuai
dengan
perencanaan dan tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit. b) Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi
jumlah
konsumsinya
karena
sebagian
pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
22
c) Peningkatan Pinjaman Pemerintah. Meningkatkan pinjaman pemerintah dengan jalan tanpa paksaan atau dengan pinjaman paksa, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama. 3) Kebijakan Non Moneter Kebijakan non moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumlah uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut: a) Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya. Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun. Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras. b) Menekan tingkat upah. Pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikkan, karena kenaikan
yang
relatif
sering
dilakukan
akan
dapat
23
meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. c) Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal. d) Pemerintah
melakukan
distribusi
secara
langsung.
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD. e) Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sanering (pemotongan nilai mata uang). Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Sanering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00. f) Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
24
dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk,
sehingga
impor
barang
cenderung
meningkat.
Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga. 4) Kebijakan Sektor Riil Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut: a)
Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI pernah mencanangkan Microyear.
b)
Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.
c)
Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.12
2. Efisiensi Siswa Dalam Penggunaan Uang a. Pengertian Efisiensi Menurut Kamisa efisiensi merupakan cara dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga dan kegunaannya.13 Efisien lebih ditekankan pada pengendalian biaya (pengeluaran) yang merupakan control (pengawasan) yang dilakukan untuk menilai prestasi dengan cara membandingkan pengeluaran sesungguhnya dengan pengeluaran standar yang ditetapkan sehingga akan dapat ditentukan.
12
Ibid., hlm. 189-190. Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1997, hlm. 147.
13
25
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efisiensi dalam hal ini lebih ditekankan kepada penghematan dalam bentuk uang
oleh
siswa.Penghematan
kecenderungan
harga-harga
ini
barang
dilakukan yang
seiring
selalu
dengan
naik
yang
menyebabkan tingkat konsumsi juga cenderung mengikuti kenaikan harga. Dengan demikian berhemat dalam penggunaan dana merupakan salah satu alternatif kebijakan yang harus diambil oleh siswa dalam rangka meringankan beban orangtuanya. Dapat pula dijelaskan bahwa siswa
yang
dapat
memahami
makna
daripada
inflasi
ada
kecenderungan memiliki sikap yang efisien dalam penggunaan uang. b. Pengertian Uang Uangdalam kamus bahasa indonesia didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum dan sah.14 Sedangkan menurut Pigau seorang pakar ekonomi menyatakan uang adalah alat tukar.15 Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang‐barang dan jasa‐jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. 14
Kamisa, Op.Cit.,hlm.558. Slamet Sukamto, dkk, Ekonomi Kelas X, Jakarta: Yudhistira,2007. hlm. 189.
15
26
Berdasarkan beberapa
pendapat
di
atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa uang adalah alat tukar yang berlaku secara umum yang dapat dipakai oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan pertukaran barang dan jasa. c. Fungsi Uang Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan
barang, juga untuk menghidarkan
perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedalan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asliuang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. 1) Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan
uang sebagai
alat
tukar.
Kesulitan‐kesulitan
pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang. 2) Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa
yang
diperjualbelikan,
menunjukkan
besarnya
kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga).
27
Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran. 3) Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. 16 d. Sejarah Penggunaan Uang Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan‐bahan yang sederhana, mencari buah‐buahan diperolehnya
untuk itulah
konsumsi yang
sendiri;
singkatnya,
dimanfaatkan
untuk
apa
yang
memenuhi
kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk
memenuhui
seluruh
kebutuhannya.
Untuk
memperoleh
barang‐barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain
16
Ibid,hlm.200.
28
yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter', yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan‐kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk
mengatasinya,
mulailah
timbul
pikiran‐pikiran
untuk
menggunakan benda‐benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda‐benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda‐benda
yang diterima oleh umum
(generaly accpeted),
benda‐benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda‐benda yang merupakan kebutuhan primer sehari‐hari; misalnya garam
yang oleh orang
Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak)
29
sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas.17 Mula‐mula uang kertas yang beredar merupakan bukti‐bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu‐waktu dapat ditukarkan
penuh
dengan
jaminannya.
Pada
perkembangan
selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas‐bukti' tersebut sebagai alat tukar.18 e. Jenis Uang Beredar 1) Uang beredar dalam artian sempit, yang diberi simbol dengan M1 Sebagai kewajiban otoritas moneter terhadap sektor swasta domestic yang terdiri dari uang kartal dan uang giral . 2) Uang beredar dalam artian luas, yang diberi simbol dengan M2 Sebagai kewajiban otoritas moneter terhadap sektor swasta domestic yang terdiri dari uang kartal, uang giral, uang kuasi, dengan kata lain M2 adalah M1 ditambah dengan uang kuasi.19
17
Nopirin, 2000, Op. Cit. Hlm.16. Sawir, Agnes, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.hlm. 18. 19 Slamet Sukamto, dkk, Op.Cit.,hlm.190-191. 18
30
f. Perilaku Konsumen Terhadap Penggunaan Uang Perilaku konsumen adalah ”kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan dan persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.20 Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa jika dikaitkan dengan penggunaan uang maka perilaku siswa dalam penggunaan uang merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan uang, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan
individu
dalam
menilai,
mendapatkan,
dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor lingkungan ekstern dan lingkungan intern, kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Faktor lingkungan ekstern Faktor lingkungan ekstern meliputi : a. Kebudayaan Sebagaimana dikutip oleh Basu Swastha dan Hani Handoko dalam bukunya "Manajemen Pemasaran" Stanton mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut Kebudayaan 20
Basu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Yogyakarta: BPEE,2000. hlm.10.
31
adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.21 Kebudayaan ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap konsumen dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen. b. Kelas sosial Menurut kelas sosial masyarakat di kelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu : (1) Golongan atas Golongan ini terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya, pengusaha menengah. (2) Golongan menengah Yang termasuk dalam golongan ini adalah karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah. (3) Golongan rendah Yang termasuk dalam kelas ini antara lain buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak dan pedagang kecil.22 c. Kelompok sosial dan kelompok referensi Pengertian kelompok tersebut yaitu :
21
Basu Swastha dan Hani Handoko, Op.Cit. hlm 59. Leon.G Schiffiman dan Leslie lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Jakarta: Indeks, 2007.hlm. 332. 22
32
(1) Kelompok social Menurut Soerjono Soekanto didefinisikan sebagai berikut: Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan diantara mereka.23Kelompok ini meliputi keluarga, teman, tetangga. (2) Kelompok Referensi Kelompok referensi merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Kelompok ini meliputi organisasi profesi, kelompok pengajian, kelompok kerja dan lain-lain. d. Keluarga Keluarga keluarga
baru,
merupakan setiap
individu
anggota
yang
dalam
membentuk
keluarga
dapat
mempengaruhi suatu pengambilan keputusan. 2) Faktor lingkungan intern Faktor lingkungan intern meliputi a) Motivasi Motivasi merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
23
Basu Swastha dan Hani Handoko, Op.Cit. hlm 66.
33
b) Pengamatan Pengamatan merupakan suatu proses dengan mana konsumen (manusia) menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya. c) Belajar Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. d) Kepribadian Kepribadian merupakan organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. e) Sikap Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis pada pelaku.24 Menurut Ritonga dkk, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penggunaan uang yaitu: 1) Pendapatan 2) Harga barang dan jasa 3) Kebiasaan konsumen
24
Leon.G Schiffiman dan leslie lazar kanuk, Op.Cit., hlm. 71-252.
34
4) Adat istiadat 5) Mode barang 6) Barang subtitusi 7) Selera konsumen25 g. Perilaku Hemat Hemat adalah tidak berlebihan dalam berbuat (hidup secara sederhana).26Sementara itu, Sadono Sukirno mendefenisikan sikap berhemat sebagai suatu kegiatan dalam tindakan ekonomi yang selalu menghindari pemborosan dengan membeli kebutuhan yang benar– benar dibutuhkan.27 Hemat bukan hidup pelit, kikir dan miskin. Hemat adalah cara hidup pintar yang memandang jauh ke depan. Tidak berlebihan dan tidak boros, bisa membedakan mana keperluan dan mana keinginan. Perilaku hemat dapat dilihat berdasarkan beberapa kebiasaan. Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa sikap berhemat adalah suatu kegiatan pemenuhan kebutuhan secara berhati-hati dengan menghindari pemborosan. 1) Cara Berhemat Salah satu cara agar kita memiliki sikap hemat adalah dengan membuat skala prioritas kebutuhan. Skala prioritas kebutuhan adalah urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan
25
Ritongo, dkk, Ekonomi SMA, Jakarta: Erlangga,2004. hlm.116-117. Abdul Rosyid, Akidah Ahlak Madarasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: PT. Karya Toha. 2009. hlm. 45. 27 Sadono Sukirno,Op Cit,. hlm. 22. 26
35
tingkat kepentingan kebutuhan.28 Tujuan menyusun skala prioritas kebutuhan adalah untuk menghindari pengeluaran yang tidak terprogram serta menghemat dana yang ada sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan.29
Adapun
hal-hal
yang
perlu
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan skala priorotas adalah : a) Tingkat urgensinya yaitu menentukan pilihan mana yang harusdidahulukan perlu mempertimbangkan seberapa jauh tingkat kepentingan hal yang kita butuhkan tersebut. b) Kesempatan yang dimiliki yaitu suatu kebutuhan yang hanya dibutuhkan pada saat itu saja dan perlu didahulukan. c) Pertimbangan masa depan yaitu memilih sesuatu yang lebih berguna secara fungsional untuk masa yang akan datang. d) Kemampuan diri yaitu menentukan pilihan berdasarkan kemampuan diri, baik kemampuan materi maupun kemampuan nonmateri.30 Menurut Ritonga cara berhemat dapat dilakukan dengan: a) Membuat perencanaan sebelum membeli b) Melakukan pembelian yang tepat c) Membuat keputusan setelah membeli.31
28
Sutarto,dkk. IPS untuk SMP /MTs Kelas VII, Jakarta: CV. Kharisma Mandiri.2008. hlm.
183 29
Slameto, dkk. IPS untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII, Bandung: Acarya Media Utama, 2007.hlm. 94. 30 Sri Sudarmi, waluyo, Galeri Pengetahuan sosial Terpadu untuk SMP/MTs kelas VII.Jakarta: CV. Graha Nugraha,2008. hlm. 161.
36
2) Manfaat Berhemat Hemat memiliki banyak manfaat. Diantara manfaat hemat tersebut adalah : a) Dapat mengatur kebutuhan dengan baik b) Merasa senang dikemudian hari c) Jauh dari sifat sombong, sebab dengan hemat kita tidak d) membanggakan apa yang kita miliki.32 Sementara itu, Darsono mengatakan manfaat hemat ada tiga yaitu : a) Orang yang memiliki sifat hemat, baik dalam pandangan Allah dan Manusia. b) Dengan berhemat berarti manusia telah mensyukuri nikmat Allah c) Sifat berhemat menjauhkan manusia terjerumus ke dalam kehidupan yang sesat karena keduniaan.33 Berdasarkan manfaat berhemat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan sikap berhemat siswa akan memperoleh manfaat seperti akan merasa sengan bahagia dimasa depannya, dapat mengatur kebutuhannya dengan baik dan juga terhindar dari sikap sombong.
31
Ritonga, dkk, Op.Cit.,hlm. 119-120. Abdul Rosyid. Loc Cit. 33 Ibrahim dan Darsono, Membangun Akidah Ahlak untuk Kelas VIII,Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009. hlm. 53. 32
37
h. Gemar Menabung Menabung merupakan bagian dari investasi yang paling sederhana, karenanya ada baiknya kita memperkenalkan kebiasaan menabung kepada anak sejak dini sebagai awal pembelajaran mereka tentang investasi. Tujuan pertama adalah membiasakan anak dengan penyisihan sebagian uang untuk masa depannya. Selain itu menabung juga dapat memberikan kepada anak suatu cara untuk meraih tujuannya. Misalnya, bila sang anak menginginkan sepeda, dengan menabung dia dapat mengumpulkan uang untuk membeli sepeda.
B. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan tentang pengaruh pembelajaran tindakan ekonomi terhadap sikap berhemat siswa antara lain : 1. Pristian Maryani pada tahun 2011 dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Skala Prioritas Kebutuhan Terhadap Pengelolaan Uang Saku Siswa Kelas VIII SMP Negeri 39 Siak Kecamatan Tualang Perawang Kabupaten Siak oleh”, dengan hasil penelitiannya yang menunjukan berpengaruh signifikan sebesar 82%. 2. Fitri pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Materi Pelajaran Prinsip Ekonomi Konsumen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Perilaku Membeli Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru”,
dengan
hasil
penelitiannya
berpengaruh signifikan sebesar 80%.
yang
menunjukan
38
3. Siti Aisyah pada tahun 2011 dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Materi Konsumsi dan Investasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi terhadap Kemampuan Siswa dalam Perencanaan Keuangan Pribadi Di Kelas X SMA N 2 Siak Hulu” dengan hasil penelitiannya yang menunjukan berpengaruh sebesar 31,3%.
C. Konsep Operasional Konsep operasional merupakan konsep yang dibuat untuk menjabarkan dan memberikan batasan-batasan terhadap konsep teoretis agar tidak terjadi kesalahpahaman dan sekaligus untuk memudahkan dalam penelitian. Kajian ini berkenaan dengan Bagaimana pengaruh pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru.Pembelajaran materi inflasi (variabel X) merupakan materi yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan harga-harga pada umumnya atau turunnya nilai mata uang yang beredar.Indikator-indikator pemahaman materi inflasi (varabel X) adalah nilai siswa pada materi inflasi Mata Pelajaran Ekonomi yang dibuat dalam bentuk tes. Batas minimal prestasi belajar dilihat dari huruf-huruf atau angkaangka sebagai berikut:34
34
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: PT Persada,2005. hlm. 159-
160.
39
UKURAN HASIL BELAJAR Angka Huruf Prediket 8-10, 90-100, 3,5-4,0 A Baik sekali 7-9, 70-80, 2,8-3,4 B Baik 5-6, 50-60, 1,6-2,5 C Cukup 3-4, 30-40, 1,0-1,5 D Kurang 1-2, 00-20, 0,0-0,9 E Gagal
Efisiensi dalam penggunaan uang (variabel Y) merupakan ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Dengan kata lain mempergunakan uang dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan Indikator-indikator efisiensi dalam penggunaan uang adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat membuat perencanaan sebelum membeli 2. Siswa tidak boros dalam menggunakan uang. 3. Siswa berusaha untuk sarapan dirumah 4. Siswa semakin gemar menabung 5. Siswa bersikap rasional dalam membeli
D. Asumsi Dasar dan Hipotesis 1. Asumsi Dasar a. Pembelajaran materi inflasi dapat mempengaruhi efisiensi siswa dalam penggunaan uang. b. Persepsi siswa terhadap pemahaman materi inflasi berbeda-beda. c. Ada kecenderungan Pembelajaran materi inflasi dapat mempengaruhi efisiensi siswa dalam penggunaan uang.
40
2. Hipotesis Ha
: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara inflasi terhadap tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru.
Ho
: Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara inflasi terhadap tingkat efisiensi dalam penggunaan uang siswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan WaktuPenelitian Penelitianinidilakukandi SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru yang beralamat
di
jalan
Nusa
Indah
no.
4
LabuhBaruPekanbaruProvinsiRiau.Penelitianinidilaksanakandaritanggal
22
April sampaidengan 22 Juni 2012.
B. SubjekdanObjekPenelitian Adapun Negeri
yang 2
menjadisubjekpenelitianiniyaituseluruhsiswa Kota
Pekanbaru.Sedangkan
SMA yang
menjadiobjeknyayaitumateriinflasidanpengaruhnyaterhadaptingkatefisiensidal ampenggunaanuangsiswa SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru.
C. PopulasidanSampel Populasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelas
X2
di
SMA
Negeri 2 Kota Pekanbaru yang berjumlah 37 orang. Karenajumlahpopulasi yang relatifkecilmakaseluruhpopulasidijadikansampeldalampenelitian.Pengambilan sampelsecaramenyeluruhdaripopulasi yang adadisebutpenelitianpopulasi.1.
1
Arikunto, Suharsimi, 2007, Metode Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 33.
41
42
D. JenisdanTeknikPengumpulan Data Jenis data yang digunakandalampenelitianinimeliputi: 1. Data
primer
yaitu
data
yang
diperolehataudikumpulkanlangsungdariresponden di lapangan. 2. Data sekunderyaitu data yang diperolehdariataudikumpulkandarisumbersumber yang telahadaberupalaporan-laporanarsipataudokumen-dokumen yang berkenaandengansekolah. Teknik yang penulisgunakandalampengumpulan data meliputi: 1. Angket: Daftarpertanyaanatauisian yang berhubungandengan data yang dibutuhkanuntukdijawabataudiisiolehresponden, dengan model skalalikert yang disusunsebagaiberikut: Sangatsetuju (SS) diberiskor 4 Setuju (SS) diberiskor 3 KurangSetuju (KS) diberiskor 2 TidakSetuju (TS) diberiskor 1.2 2. Dokumentasi:
Arsipataudokumen-dokumen
yang
berkenaandengansekolahdannamasiswa.
E. TeknikAnalisisDat Langkah-langkahdalammenganalisis data: 1. TeknikPengolahan Data
2
Riduwan, SkalaPengukuranVariabel-variabelPenelitian,Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.
13.
43
Data
yang
diperolehpenulisdalampenelitianiniakan
olahdengananalisisRegresi
Linear
di
Sederhana,
sedangkanpengolahandatanyaadalahdenganmengunakanbantuan program SPSS versi 16.00.3 2. TeknikAnalisa Data a. Sebelumanalisishipotesis, terlebihdahuludilakukananalisisdeskriptifterhadapvariabelpembelajara nmateriinflasi
yang
didapatdarihasiltespembelajaranmateriinflasikemudianpenelitimempers entasekandenganberpedomanpadakriteriasebagaiberikut: 1) SangatBaik
= di atas M + 1,5 SD
2) Baik
= M + 0,5 SD s/d M + 1 SD
3) CukupBaik
= M – 0,5 SD s/d M + 0,5 SD
4) Kurangbaik
= M – 1,5 SD s/d M – 0,5 SD
5) TidakBaik
= di bawah M – 1,5 SD 4
Dalammenganalisis
data
variabelefisiensisiswadalampenggunaanuang yang diperolehdariangket, penulismenggunakanteknikanalisisdeskriptifkuantitatif, denganrumus: P=
F x 100% N
Keterangan : P = Angkapersentase F = Frekuensi yang dicari 3
Hartono, SPSS 16.00 Analisis Data StatistikPenelitian, Yogyakarta: PustakaPelajar,2008. hlm. 93. 4 AnasSudijono,PengantarStatistikPendidikan, Jakarta: Rajawali ,2009. hlm. 175
44
N = Number
of
case
(jumlahfrekuensi/banyaknyaindividu).5 Kemudianpenulismempersentasekandenganmemberikriteriasebagai berikut: a) 81%-100% dikategorikansangatbaik/sangattinggi b) 61%-80% dikategorikanbaik/tinggi c) 41%-60% dikategorikancukupbaik/sedang d) 21%-40% dikategorikankurangbaik/rendah e) 0%-20% dikategorikantidakbaik/sangatrendah.6 Berdasarkankriteria/kategori
di
atas,
penulismenyesuaikandenganalternatifjawabanpadaangketdalampenelitiani nihanya 4 alternatifjawaban, makadalampenelitianinipenulismengambil 4 kriteria/kategori.Adapun 4 kriteria/kategoritersebutadalahsebagaiberikut: a. 81%-100% dikategorikansangatbaik/sangattinggi b. 61%-80% dikategorikanbaik/tinggi c. 41%-60% dikategorikancukupbaik/sedang d. Kurangdari 40% dikategorikankurangbaik/rendah Sebulummasukpadarumusregresi
linear
sederhadamakadilakukanujikelayakanlinearitasdenganketentuan: Jikaprobabilitas> 0.05 Ho diterima Jikaprobabilitas< 0.05 Ho ditolak Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pembelajaran materi inflasi terhadap efisiensi siswa dalam penggunaan uang maka data
5
AnasSudijono, Ibid.,hlm. 43. Riduwan, SkalaPengukuranVariabel-variabelPenelitian, Bandung: Alfabeta,2007. hlm.
6
15.
45
yang akan dianalisa dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisa regresi linear sederhana dengan metode kuadrat terkecil7. Ŷ = a + bx Keterangan : Ŷ = variabel independent (variabelterikat/dipengaruhi) X = variabel independent (variabelbebas/ mempengaruhi) a
= konstanta
b
= KoefisienRegresi Koefesienregresi
a
dan
b
untukregresi
linear
dapatdihitungdenganrumus :
Y X X X X 2
a
n
b
XY
2
2
N XY ( X )( Y ) N X 2 X
2
Keterangan : N
= Sampel
XY
= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X
= Jumlah seluruh skor X
Y
= Jumlah seluruh skor Y Regresi
Linier
Sederhana
telah
diketahui,
maka
langkah
selanjutnya yaitu mencari koefisien determinasi (R2) yang juga diperoleh dari program SPSS 16.00, yang merupakan suatu ukuran yang 7
Hartono, Op.Cit., hal.160.
46
menunjukkan besarnya sumbangan dari variabel X yang mempunyai pengaruh terhadap naik turunnya variabel Y.
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Pekanbaru SMA Negeri 2 Pekanbaru didirikan pada tanggal 1 Agustus 1965 dengan Jumlah siswa awal 360 orang, dan pada tahun 1968 untuk pertama kalinya SMAN 2 Pekanbaru melepaskan siswanya mengikuti Ujian Nasional sebanyak 360 orang dan Lulus Ujian Nasional 360 orang. Pada tahun 1968 telah melaksanakan sendiri Ujian Nasional. Personil Kepala Sekolah sampai dengan Sekarang: TABELIV.1 URUTAN KEPALA SEKOLAH NAMA
PERIODE TUGAS
Abdillah Bahauddin
1965 - 1975
Drs. Hasan Masri
1975 - 1981
Achmad Satim
1981 - 1987
Drs. H. Basri
1987 - 1998
Dra. Hj. Siti Nursiah
1998 - 2000
Drs. H. Akmal Js, MA
2000 - 2000
Drs. Ali Anwar
2000 - 2003
Drs. H. Majnis, MM
2003 -2007
Drs. H. Basri
2007 - 2009
Drs. Yuhasri, MM
2009 – Sekarang
46
47
2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Pekanbaru Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era informasi; dan berubahnya moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi sekolah berikut kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMAN 2 Pekanbaru memiliki citra: Visi SMA N 2 Pekanbaru
“Unggul dalam prestasi, handal dalam IPTEK, anggun dalam moral, berdasarkan iman dan taqwa”. Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis dengan indikator pencapaian sebagai berikut : a. Unggul dalam pengamalan ajaran agama Islam. b. Unggul dalam nilai Ujian Nasional c. Unggul dalam SNMPTN d. Mampu menciptakan/mencari lapangan pekerjaan jika tidak kuliah e. Unggul dalain pelaksanaan disiplin f. Unggul dalam bahasa Inggris. g. Warga sekolah sejahtera.
48
Indikator pencapaian langkah-langkah di etas, direfleksikan dalam kegiatan-kegiatan kinerja sekolah dengan mendorong dan mengarahkan perilaku Warga sekolah dengan rasa sadar menjadikan indikator pencapaian tersebut sebagai semangat yang menjadi ciri khas komunitas sekolah sehingga visi sekolah dengan jangka waktu tertentu dapat dicapai. Untuk memantapkan pencapaian Visi sekolah tersebut di atas, maka disusun langkahlangkah stategis yang dijabarkan dalam Misi sekolah yaitu : Misi SMA N 2 Pekanbaru a. Mengembangkan potensi dasar sumber daya siswa untuk dapat membangun dirinya sebagai insan yang unggul. b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. c. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. d. Melaksanakan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah. e. Membina wawasan wiyatamandala dengan dasar imtaq dan iptek yang seimbang. Upaya yang dilakukan untuk mencapai misi tersebut ditetapkan beberapa garis kebijakan yang lebih operasional antara lain : a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme guru-guru.
49
b. Melaksanakan KBM yang efektif sehingga potensi siswa dapat berkembang secara optimal. c. Pengamalan nilai-nilai ke-Agamaan dalam kehidupan warga sekolah. d. Menata administrasi, meningkatkan disiplin guru, karyawan dan siswa. e. Memberikan bimbingan khusus terhadap mata pclajaran agama dan mata pelajaran yang menjadi Ujian Nasional. f. Memaksimalkan penggunaan laboratorium (Lab. IPA, Bahasa, dan Komputer) g. Meningkatkan kerjasama dengan instansi pemerintah dan dunia usaha h. Mengoptimalkan
peran
wali
kelas
dan
Guru
BP
dalam
pembimbingan terhadap siswa sehingga siswa menemukan bakat dan kemampuan dirinya untuk berkembang. i. Melengkapi
dan
memaksimalkan
penggunaan
sarana/media
pembelajaran. 3. Sumber Daya Manusia a. Pimpinan Pimpinan pada suatu lembaga pendidikan dasar dan menengah disebut dengan kepala sekolah dan waka dibeberapa bidang tertentu. Kepala Sekolah mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih
50
operasional tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan SMA N 2 Pekanbaru memiliki struktur kepemimpinan : TABEL IV. 2 STRUKTUR KEPEMIMPINAN SMA N 2 PEKANBARU NO NAMA JABATAN 1 Drs. H. Yuhasri, MM Kepala Sekolah 2 Drs. H. Muharmy Waka Kurikulum 3 Drs. Maramis Jamin Waka Humas 4 Dra. Hj. Marlis Waka Sarana Prasarana 5 Drs. Kasim Waka Kesiswaan
b. Tenaga Pengajar Tenaga pengajar dalam suatu sekolah yang lebih akrabnya dikenal dengan Guru. Seorang guru dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya proses pembelajaran disekolah dan madrasah memilki peran yang amat penting. Perilaku guru dalam proses pendidikan dan belajar, akan memberikan pengaruh dan corak yang kuat bagi pembinaan perilaku dan kepribadian anak didiknya. Oleh karena itu, perilaku guru hendaknya dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengaruh baik kepada para anak didiknya. Nama-nama guru dapat dilihat di lampiran. c. Siswa Siswa merupakan salah satu komponen bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan di sekolah. Antara guru dan siswa, keduanya
51
merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Guru sebagai pendidik / pengajar sedangkan siswa sebagai anak didik. Jumlah siswa menurut data statistik tahun ajaran 2011/2012: TABEL IV.3 HASIL REKAPITULASI SISWA-SISWI SMA NEGERI 2 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2011-2012 NO 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
KELAS X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 TOTAL
LAKI-LAKI 23 21 20 21 23 19 127
PEREMPUAN 25 25 27 26 24 28 155
JUMLAH 48 46 47 47 47 47 282
XI. IPA 1 XI. IPA 2 XI. IPA 3 XI. IPA 4 TOTAL XI. IPS 1 XI. IPS 2 XI. IPS 3 TOTAL TOTAL
20 14 14 14 62 19 27 23 69 131
20 24 24 27 95 24 12 17 53 148
40 38 38 41 157 43 39 40 122 279
XII. IPA 1 XII. IPA 2 XII. IPA 3 XII. IPA 4 TOTAL XII. IPS 1 XII. IPS 2 XII. IPS 3 TOTAL TOTAL
14 15 21 14 64 28 15 27 70 134
34 33 27 34 128 21 33 21 75 203
48 48 48 48 192 49 48 48 145 337
392
506
898
TOTAL KESELURUHANNYA
52
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa/i SMA N 2 Pekanbaru pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 898 siswa/i yang terdiri dari: a. Kelas X berjumlah 282 siswa/i b. Kelas XI (IPA dan IPS) berjumlah 279 siswa/i c. Kelas XII (IPA dan IPS) berjumlah 337 siswa/i 4. Sarana dan Prasarana Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikaan, sehingga termasuk dalam kompenen-komponen yang harus dipenuhi
dalam
melaksanakan
proses
pendidikan.
Tanpa
sarana
pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa menggagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang mesti dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkaapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar-mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi dan serta media pengajran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah. Sarana dan prasarana yang ada di SMA N 2 Pekanbaru adalah sebagai berikut:
53
TABEL IV.4 DATA SARANA DAN PRASARANA SMA N 2 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SARANA DAN JUMLAH KETERANGAN PRASARANA Ruang Kepala Sekolah 1 Kondisi baik Ruang Tata Usaha 1 Kondisi baik Ruang Mejlis Guru 2 Kondisi baik Ruang Kelas 21 1 sedang perbaikan Ruang Labor IPA 1 Kondisi baik Ruang Labor Bahasa 1 Kurang baik Ruang Labor Komputer 1 Kondisi baik Ruang Labor Agama 1 Kondisi baik Ruang Koperasi Memadai Kondisi baik Ruang Perpustakaan 1 Kondisi baik Ruang BK 1 Kondisi baik Mesjid 1 Kondisi baik Ruang OSIS 1 Kondisi baik Lapangan Olahraga 2 Kondisi baik Lapangan Upacara 1 Kondisi baik Ruang UKS 1 Kondisi baik Ruang Sispala 1 Kondisi baik Ruang Pramuka 1 Kondisi baik WC Tata Usaha (TU) 1 Kondisi baik WC Mejlis Guru 1 Kondisi baik WC Siswa 4 1 Kurang baik Kantin 5 Kondisi baik
B. Penyajian Data Penyajian data dalam bab IV ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi siswa kelas X.2 dalam penggunaan uang. Pada pembahasan ini penulis akan mencantumkan data-data primer yang diperoleh melalui hasil tes dan angket. Hasil tes digunakan untuk memperoleh data tentang pembelajaran materi inflasi, sedangkan angket digunakan untuk memperoleh data tentang
54
efisiensi siswa dalam penggunaan uang dengan menyebarkan angket kepada 37 orang siswa. 1. Hasil Tes Pembelajaran Materi Inflasi (Variabel X) Pengukuran Hasil pembelajaran materi inflasi pada siswa kelas X.2 semester 2 diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa. Adapun hasil tes tersebut sebagai berikut : 87
90
80
70
70
100
86
98
78
80
75
80
90
72
86
80
72
76
86
79
87
80
75
78
88
73
78
90
80
70
75
80
80
88
77
76
70
a. Urutan data dari yang terkecil sampai yang terbesar 70
70
70
70
72
72
73
75
75
75
76
76
77
78
78
78
79
80
80
80
80
80
80
80
80
86
86
86
87
87
88
88
90
90
90
98
100 b. R
= Data tertinggi – data terendah
R
= 100 – 70
R
= 30
1) Panjang Kelas
= 30 / (1 + 3,3 log N) = 30 / (1 + 3,3 log 37)
55
= 4.85 dibulatkan =5 2) Banyak Kelas P
= Rentang/panjang kelas = 30/5 =6
TABEL IV. 5 DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI No Kelas Interval F Frek Rel (%) Skor 1 70-74 7 18.91% 2 75-79 10 27.02% 3 80-84 8 21.62% 4 85-89 7 18.91% 5 90-94 10 27.02% 6 95-100 2 5.40% N=37 100% Sumber : Data Olahan Hasil tes pembelajaran materi inflasi yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa total nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Dengan melihat rentangan nilai tertinggi dan terendah menunjukkan bahwa hasil tes pembelajaran materi inflasi siswa masih beragam. 2. Data Tentang Efisiensi Siswa dalam Penggunaan Uang Efisiensi penggunaan uang adalah merupakan ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Dengan kata lain mempergunakan uang dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan. Data tentang efisiensi siswa dalam menggunakan uang diperoleh dari angket dengan jumlah 15 pertanyaan yang terdiri dari 5 indikator yang dikembangkan masing-
56
masing 3 pertanyaan. Untuk lebih jelasnya data-data hasil angket dari setiap indikator tersebut akan dikemukakan dalam bentuk tabel sebagai berikut : TABEL 1V.6 SISWA DAPAT MEMBUAT PERENCANAAN SEBELUM MEMBELI No Item
Alternatif SS S F % F % 1 5 13.51% 13 35.13% 2 4 10.81% 17 45.94% 3 9 24.32% 10 27.02% Jmlh 18 16.21% 40 36.03% Sumber : Data Olahan Angket
Jawaban KS F % 13 35.13% 14 37.83% 17 45.94% 44 39.63%
Total F 6 2 1 9
TS % 16.21% 5.40% 2.70% 8.11%
F 37 37 37 111
% 100% 100% 100% 100%
Data di atas dapat diketahui bahwa indikator siswa dapat membuat perencanaan sebelum membeli, untuk item nomor 1, 2, dan 3 frekuensi yang memilih jawaban “sangat setuju” sebanyak 18 dengan persentase 16.21%,
frekuensi memilih “setuju” sebanyak 40 dengan persentase
36.03%, frekuensi memilih “Kurang setuju” sebanyak 44 dengan persentase 39.63%, dan frekuensi yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 9 dengan persentase 8.11%. TABEL 1V. 7 SISWA TIDAK BOROS DALAM MENGGUNAKAN UANG No Alternatif Jawaban Total Item SS S KS TS F % F % F % F % F % 4 3 8.10% 16 43.24% 18 48.64% 0 37 100% 5 12 32.42% 14 37.83% 11 29.72% 0 37 100% 6 14 37.83% 4 10.81% 19 51.35% 0 37 100% Jmlh 29 26.12% 34 30.63% 48 43.24 0 111 100% Sumber : Data Olahan Angket
57
Data di atas dapat diketahui bahwa indikator siswa tidak boros dalam menggunakan uang, untuk item nomor 4, 5, dan 6 frekuensi yang memilih jawaban “sangat setuju” sebanyak 29 dengan persentase 26,12 %, frekuensi memilih “setuju” sebanyak 34 dengan persentase 30.63%, frekuensi memilih “Kurang setuju” sebanyak 48 dengan persentase 43.24%, dan frekuensi yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 0 dengan persentase 0%. TABEL 1V. 8 SISWA BERUSAHA UNTUK SARAPAN DI RUMAH No Alternatif Jawaban Total Item SS S KS TS F % F % F % F % F % 7 6 16.21% 9 24.32% 17 45.94% 5 13.51% 37 100% 8 4 10.81% 11 29.72% 11 29.72% 11 29.72% 37 100% 9 3 8.10% 7 18.91% 18 48.64% 9 24.32% 37 100% Jmlh 13 11.71% 27 24.32% 46 41.44% 25 22.52% 111 100% Sumber : Data Olahan Angket Data di atas dapat diketahui bahwa indikator siswa berusaha untuk sarapan di rumah, untuk item nomor 7, 8, dan 9 frekuensi yang memilih jawaban “sangat setuju” sebanyak 13 dengan persentase 11.71 %, frekuensi memilih “setuju”, sebanyak 27 dengan persentase 24.32%, frekuensi memilih “Kurang setuju” sebanyak 46 dengan persentase 41.44%, dan frekuensi yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 25 dengan persentase 22.52%.
58
TABEL 1V. 9 SISWA SEMAKIN GEMAR MENABUNG No Alternatif Jawaban Item SS S KS TS F % F % F % F % 10 7 18.91% 17 45.94% 13 35.13% 0 11 15 40.54% 6 16.21% 12 32.42% 4 10.81% 12 7 18.91% 9 24.32% 19 51.35% 2 5.40% Jmlh 29 26.12% 32 28.82% 44 39.63% 6 5.40% Sumber : Data Olahan Angket
Total F 37 37 37 111
% 100% 100% 100% 100%
Data di atas dapat diketahui bahwa indikator siswa semakin gemar menabung, untuk item nomor 10, 11, dan 12 frekuensi yang memilih jawaban “sangat setuju” sebanyak 29 dengan persentase 26,12 %, frekuensi memilih “setuju” sebanyak 32 dengan persentase 28.82%, frekuensi memilih “Kurang setuju” sebanyak 44 dengan persentase 39.63%, dan frekuensi yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 6 dengan persentase 5.40%. TABEL 1V. 10 SISWA BERSIKAP RASIONAL DALAM MEMBELI No Alternatif Jawaban Total Item SS S KS TS F % F % F % F % F % 13 3 8.10% 11 29.72% 18 48.64% 5 13.51% 37 100% 14 4 10.81% 14 37.83% 9 24.32% 10 27.02% 37 100% 15 11 29.72% 7 18.91% 18 48.64% 1 2.70% 37 100% Jmlh 18 16.21% 32 28.82% 45 40.54% 16 14.41% 111 100% Sumber : Data Olahan Angket Data di atas dapat diketahui
bahwa indikator siswa bersikap
rasional dalam membeli, untuk item nomor 13, 14, dan 15 frekuensi yang memilih jawaban “sangat setuju” sebanyak 18 dengan persentase 16.21 %, frekuensi memilih “setuju” sebanyak 32 dengan persentase 28.82%, frekuensi memilih “Kurang setuju” sebanyak 45 dengan persentase 40.54%, dan frekuensi yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 16 dengan persentase 14.41%.
59
C. Analisis Data Sebelum melihat pengaruh pembelajaran materi inflasi terhadap efisiensi siswa dalam menggunakan uang, terlebih dahulu dicari hasil datadata di atas yang diperoleh dengan bantuan SPSS versi 16.0, maka selanjutnya dapat ditentukan outputnya sebagai berikut: 1. Pembelajaran Materi Inflasi TABEL IV.11 DESCRIPTIVE STATISTICS
N X
37
Valid N (listwise)
Minimum
Maximu m
70
100
Mean 80.5405
Std. Deviation 7.55202
37
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel X skor terendah 70, skor tertinggi 100, Mean (M) 80.54 dan Standard Deviasinya (SD) 7.55. Skor-skor ini dapat digunakan untuk menentukan rentang skor kategori gambaran tentang Hasil tes pembelajaran materi inflasi siswa dengan berpedoman pada kurva normal standar deviasi sebagai berikut: Sangat Baik
= di atas M + 1,5 SD
Baik
= M + 0,5 SD s/d M + 1 SD
Cukup Baik
= M – 0,5 SD s/d M + 0,5 SD
Kurang baik
= M – 1,5 SD s/d M – 0,5 SD
60
Tidak Baik
= di bawah M – 1,5 SD. 1
Skornya adalah : Sangat Baik
= di atas 91.86
Baik
= 84.32 s/d 88.09
Cukup Baik
= 76.76 s/d 84.31
Kurang Baik
= 69.215 s/d 76.75
Tidak Baik
= di bawah 69.20
TABEL IV. 12 DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF PEMBELAJARAN MATERI INFLASI (VARIABEL X) No. Kategori Skor F Persentase 1 Sangat baik 88.08 - di atas 91.86 5 13.51% 2 Baik 84.32 - 88.09 7 18.92% 3 Cukup baik 76.76 - 84.31 13 35.15% 4 Kurang baik 69.21 - 76.75 12 32.43% 5 Tidak baik 0 - 69.20 0 0% Jumlah 37 100% Sumber: Data Olahan Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat gambaran tentang pembelajaran materi inflasi yang secara umum tergolongsangat baik yakni sebanyak 5 orang atau sebesar 13.51%, pada kategori baik sebanyak7orang atau sebesar 18.92%, pada kategori cukup baik sebanyak 13 orang atau sebesar 35.15%, pada kategori kurang baik sebanyak 12 orang atau sebesar 32.43%, pada kategori tidak baik sebanyak 0 orang atau sebesar 0%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Hasil pembelajaran materi inflasi siswa kelas X.2 di SMA N 2 Pekanbaru dapat
1
Anas Sudijono, Op. Cit., hlm. 175.
61
dikategorikan “Cukup Baik”. Hal ini ditunjukkan dengan presentase terbesar 35.15% yang angkanya berada di atas rata-rata. 2. Tingkat Efisiensi Siswa dalam Penggunaan Uang Hasil angket yang telah dijabarkan di atas kemudian direkapitulasi agar memperoleh gambaran yang lebih jelas. Adapun hasil rekapitulasi angket tentang efisiensi siswa dalam penggunaan uang dapat dilihat di bawah ini. TABEL IV. 13 REKAPITULASI DATA EFISIENSI SISWA DALAM PENGGUNAAN UANG (VARIABEL Y) No Alternatif Jawaban Item SS S CS F % F % F % 1 5 13.51% 13 35.13% 13 35.13% 2 4 10.81% 17 45.94% 14 37.83% 3 9 24.32% 10 27.02% 17 45.94% 4 3 8.10% 16 43.24% 18 48.64% 5 12 32.42% 14 37.83% 11 29.72% 6 14 37.83% 4 10.81% 19 51.35% 7 6 16.21% 9 24.32% 17 45.94% 8 4 10.81% 11 29.72% 11 29.72% 9 3 8.10% 7 18.91% 18 48.64% 10 7 18.91% 17 45.94% 13 35.13% 11 15 40.54% 6 16.21% 12 32.42% 12 7 18.91% 9 24.32% 19 51.35% 13 3 8.10% 11 29.72% 18 48.64% 14 4 10.81% 14 37.83% 9 24.32% 15 11 29.72% 7 18.91% 18 48.64% Jmlah 107 165 227 Sumber: Data Olahan
TS F 6 2 1 0 0 0 5 11 9 0 4 2 5 10 1 56
% 16.21% 5.40% 2.70% 13.51% 29.72% 24.32% 10.81% 5.40% 13.51% 27.02% 2.70%
Berdasarkan tabel di atas, bahwa tingkat efisiensi siswa kelas X.2 dalam penggunaan uang, dapat dilihat dari hasil persentase sebagai berikut:
62
1. 81% - 100% dikategorikan sangat baik 2. 61% - 80% dikategorikan baik 3. 41% - 60% dikategorikan cukup baik 4. Kurang dari 40% dikategorikan kurang baik Untuk dapat mengetahui gambaran tingkat efisiensi siswa kelas X.2 dalam penggunaan uang, maka tiap frekuensi alternative jawaban dikalikan dengan skor nilai masing-masing jawaban. Adapun hasil yang diperoleh adalah: SS altenartif jawaban Sangat Setuju diberi skor
4 x 107 = 428
S alternatif jawaban Setuju diberi skor
3 x 165 = 495
KS alternatif jawaban Kurang Setuju diberi skor 2 x 227 = 454 TS alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor
1 x 56 = 56 F
= 1433
Sedangkan N = 107+165+227+56 = 555 x 4 = 2220 Setelah F dan N diketahui, maka dicari angka persentasenya dengan rumus sebagai berikut: P =
=
F x 100% N 1433 x 100% 2220
= 64.54 %
63
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan tingkat efisiensi siswa kelas X.2 dalam penggunaan uang yang dilihat dari 5 indikator adalah64.54% dengan kategori “Baik” 3. Analisis Pengaruh Pembelajaran Materi Inflasi terhadap Tingkat Efisiensi Siswa dalam Penggunaan Uang a. Uji Korelasi Hipotesis yang diuji adalah: Ho : Korelasi yang diteliti tidak menunjukkan arah korelasi yang signifikan. Ha : Korelasi yang diteliti menunjukkan arah korelasi yang signifikan. Dasar pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0.05 Ho diterima Jika probabilitas < 0.05 Ho ditolak Melalui bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL IV. 14 CORRELATIONS Variabel Y
Variabel X
Pearson Correlation Variabel Y
1.000
.429
Variabel X
.429
1.000
Variabel Y Variabel X
.
.004
.004
.
37 Variabel Y Variabel X 37 Sumber: Data Hasil Analisis dengan SPSS Versi 16.0
37
Sig. (1-tailed) N
37
Dari hasil perhitungan, uji korelasi variabel X dengan variabel Y diperoleh besarnya tingkat probabilitas 0,004, karena probabilitas
64
0,004< 0,05 maka korelasi yang diteliti menunjukkan arah yang positif dan signifikan (Ho ditolak, Ha diterima). Dengan kata lain semakin tinggi variabel X, maka semakin tinggi pula variabel Y nya. b. Uji Linieritas Hipotesis yang diuji adalah: Ho : distribusi data yang diteliti tidak mengikuti bentuk yang linier Ha : distribusi data yang diteliti mengikuti bentuk yang linier Dasar pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0.05 Ho diterima Jika probabilitas < 0.05 Ho ditolak Melalui bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL IV. 15 ANALISIS OF VARIANCE (ANOVA) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
Mean Square
Df
509.251
1
509.251
2261.722
35
64.621
F
Sig.
7.881 .008a
Total 2770.973 36 a. Predictors: (Constant), materi_pembelajaran_inflasi b. Dependent Variable: efisiensi_siswa_dlm_penggunaan_uang Sumber: Data Hasil Analisis dengan SPSS Versi 16.0 Tabel di atas menjelaskan nilai Fhitung sebesar 7,881 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas ( 0,000 ) jauh lebih kecil dari 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau α = 5%), maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi efisiensi dalam penggunaan uang di kelas X2. Hipotesis yang digunakan adalah:
65
Ha = ada pengaruh yang linear antara pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang. H0 = tidak ada pengaruh yang linear antar pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh tingkat probabilitas 0,000, karena probabilitas 0,000< 0,05 maka distribusi data yang diteliti mengikuti bentuk linier (Ho ditolak, Ha diterima). Yang artinya ada pengaruh yang linier antara pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang di kelas X2 Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Kota Pekanbaru. c. Menyusun Persamaan Regresi Untuk lebih jelasnya perhitungan koefisien regresi dengan program komputer SPSS for Windows versi 16.0 dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL IV. 16 COEFISIEN REGRESI LINEAR COEFFICIENTS Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1(Constant)
B 17.138
Std. Error
Beta
7.349
T 4.010
materi_pembelajar .177 .429 2.807 .498 an_inflasi a. Dependent Variable: efisiensi_siswa_dlm_penggunaan_uang Sumber: Data Hasil Analisis dengan SPSS Versi 16.0
Sig. .002 .008
66
Tabel di atas kolam B pada constant (a) adalah 17.138 sedangkan variabel X (b) adalah 0.498 sehingga persamaan regresinya sebagai berikut: Ŷ = a + bX Ŷ = 17.138+ 0,498X Dari hasil perhitungan yang diperoleh b = 0,498 bertanda positif, ini berarti: 1) Apabila variabel X (pembelajaran materi inflasi) tetap, maka besarnya variabel Y (efisiensi siswa dalam penggunaan uang) yaitu 17.138. 2) Apabila variabel X (pembelajaran materi inflasi) dinaikkan 1 satuan, maka besar variabel Y (efisiensi siswa dalam penggunaan uang) akan naik sebesar 0,498. 3) Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (pembelajaran materi inflasi). Besarnya nilai t dapat dijadikan petunjuk untuk pengetahui variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Dari tabel di atas dapat diketahui besarnya nilai t tabel = 2,807 sedangkan besarnya signifikan 0,000 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak yang berarti ada pengaruh variabel pembelajaran materi inflasi terhadap tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uang.
67
d. Pengujian Hipotesis dan Menentukan Koefisien Determinasi Untuk lebih jelasnya perhitungan koefisien determinasi dengan program komputer SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL IV. 17 COEFISIEN DETERMINASI MODEL SUMMARY Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .431 .186 .160 8.03870 b. Predictors: (Constant), materi_pembelajaran_inflasi c. Dependent Variable: efisiensi_siswa_dlm_penggunaan_uang Sumber: Data Hasil Analisis dengan SPSS Versi 16.0 Besarnya koefisien korelasi variabel X Terhadap variabel Y adalah 0.501 Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui : df = N - nr df = 37 - 2 df = 35 rt (tabel) pada taraf signifikan 5% = 0, 334 rt (tabel) pada taraf signifikan 1% = 0,430 1) ro (observasi) = 0,431 bila besar dibandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 5% (0,431 > 0,334) Ini berarti Ha diterima, Ho ditolak. 2) ro (observasi) = 0,431 bila besar dibandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 1% (0,431 > 0,430) Ini berarti Ha diterima, Ho ditolak. Koefisien Determinasi (R Square) adalah 0,186. Kontribusi variabel X Terhadap Variabel Y adalah sebesar 0,186 X 100% = 18.6% selebihnya ditentukan atau dipengaruhi oleh variabel lain.
68
e. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas X.2 di SMA Negeri 2 Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa variabel X memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 18.6% terhadap variabel Y. Sedangkan 81,4% (100%-18,6%) dipengaruhi oleh faktor-faktor selain pembelajaran materi inflasi yang ada di sekolah.Dengan kata lain semakin tinggi pembelajaran materi inflasi semakin tinggi pula tingkat efisiensi siswa dalam penggunaan uangnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa antara pembelajaran materi inflasi (X) terhadap efisiensi siswa dalam penggunaan uang (Y) dengan hasil analisis regresi linear sederhana yaitu Y = 17.138+ 0,498X, yang artinya bahwa setiap kali variabel X bertambah 1, maka rata-rata variabel Y bartambah 0,498 dan bila variabel X tetap, maka variabel Y sebesar 17.138. Multiple R dan koefisien determinasi (R2) antara variabel X terhadap variabel Y dengan besar multiple R yaitu 43.1% (0,431 X 100%). Hal ini berarti efisiensi siswa dalam penggunaan uang dapat dipengaruhi oleh pembelajaran materi inflasi. Kemudian besar koefisien determinasi adalah 0,186 yang berarti bahwa variabel bebas (pembelajaran materi inflasi) terhadap perubahan variabel terikat (efisiensi siswa dalam penggunaan uang) adalah 18,6% sedangkan 81.4% (100%-18.6%) dipengaruhi oleh faktorfaktor selain pembelajaran materi inflasi yang ada di sekolah. Uji r menyimpulkan bahwa dalam nilai variabel pembelajaran materi inflasi dapat menjelaskan nilai variabel efisiensi siswa dalam penggunaan uang dapat dilihat dari nilai ro (observasi) = 0,431 bila besar dibandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 5% (0,431 > 0,334) Ini berarti Ha diterima, Ho ditolak. Untuk ro (observasi) = 0,431 bila besar dibandingkan rt (tabel) pada 69
70
taraf signifikan 1% (0,431 > 0,430) Ini berarti Ha diterima, Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran materi inflasi terhadap efisiensi siswa kelas X.2 dalam penggunaan uang di SMA N 2 Pekanbaru.
B. Saran Setelah memperhatikan hasil penelitian di atas, maka penulis inginmemberikan saran-saran untuk dapat dipertimbangkan kepada yang bersangkutan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepada guru agar lebih menggunakan sumber belajar tambahan terutama pada materi inflasi. 2. Kepada siswa agar dapat menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan tidak boros. 3. Kepada pihak sekolah agar merencanakan kegiatan gemar menabung dilingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Metode Penelitian,Jakarta: Rineka Cipta,2010. Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidkan,Jakarta: Rajawali.2009. Abdul Rosyid, Akidah Ahlak Madarasah Ibtidaiyah Kelas 2, Jakarta: PT. Karya Toha,2009. Basu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Yogyakarta: BPEE,2000. Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Erlangga.2002. Hartono,SPSS 16.00 Analisis Data Statistik Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008. Herlan Firmansyah,Dkk,Advanced Learning Economics 1,Jakarta: Grafindo Media Pratama,2010. Ibrahim dan Darsono, Membangun Akidah Ahlak untuk Kelas VIII.,Jakarta. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009. Kamisa,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika,1997. Jogiyanto H.M, Teori Portfolio dan Analisa Investasi, Yogyakarta: BPFE Edisi 2,2000. Leon.G Schiffiman dan Leslie lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Jakarta: Indeks,2007. Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori Kebijakan dan Masalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005. Nopirin, “Ekonomi Moneter”, Edisi Pertama, Yogyakarta:BPFE,2000. Ritongo,Dkk, Ekonomi SMA,Jakarta: Erlangga,2004. Riduwan, Pengantar Statistika, Bandung: Alfabeta,2007. ________, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitia., Bandung: Alfabeta. Sri Sudarmi, waluyo, Galeri Pengetahuan sosial Terpadu untuk SMP/MTs kelas VII, Jakarta: CV. Graha Nugraha,2008. Supriyono, Akuntansi Biaya, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2000.
Slamet Sukamto, dkk, Ekonomi Kelas X, Jakarta: Yudhistira,2007. Sugeng, Muhammad, “Efektivitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Mencapai Keseimbangan Nilai Tukar”,Tema, Vol. IV. No. 1,2004. Slameto, dkk, IPS untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII. Bandung: Acarya Media Utama, 2007. Sawir, Agnes, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2001. Samuelson, Paul A. and William D. Nordhaus, Makro Ekonomi, Edisi Keempat belas,Jakarta: Penerbit Erlangga,1994. Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE,2003. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: PT Persada,2005.