1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
PERKEMBANGAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BILANGAN DAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN MATEMATIKA Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah masih belum berkembangnya kognitif anak usia dini dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Adapun rumusan masalah, bagaimana perkembangan kognitif anak usia dini dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan dengan permainan matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika. Permainan matematika adalah kegiatan pembelajaran matematika yang menyenangkan yang dilakukan dengan bermain. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Elliot. Penelitian ini dilaksanakan 3 siklus dengan masing-masing 3 tindakan. Penelitian yang dilakukan di adakan di kelas B TK Negeri Pembina di kecamatan Cileunyi, sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi guru dan anak, dan catatan lapangan. Data yang didapatkan dianalisis melalui tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis data kualitatif, kuantitatif, dan triangulasi. Hasil penelitian (1) perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika ada peningkatan. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, dan anak mampu mencocokan gambar dengan lambang bilangan tanpa bantuan guru. Perkembangan kognitif anak dapat meningkat karena guru menggunakan strategi menggunakan permainan matematika yang tidak hanya satu, serta media yang di gunakan guru beragam. (2) Aktivitas anak dalam kegiatan permainan matematika, yaitu permainan Puzzle angka, permainan Dadu dan Kartu angka, dan Permainan memancing, ternyata dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak terutama dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada setiap siklusnya, anak semakin aktif dalam menyusun puzzle tanpa bantuan guru, anak semakin aktif dalam meghitung gambar serta mencocokan lambang bilangan, anak semakin aktif melempar dadu dan menyebutkan lambang bilangan yang terdapat di dadu, serta anak aktif dalam memasangkan lambang bilangan dengan gambar. Peningkata tersebut karena guru memberikan banyak ruang kepada anak untuk melakukan kegiatan melalui banyak permainan. Dengan demikian dapat disimpulkan permainan matematika mampu menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Kata kunci : Perkembangan Kognitif, Bilangan dan Lambang Bilangan, Permainan Matematika
1
penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 2
COGNITIVE DEVELOPMENT IN NUMBERS AND SYMBOLS ABOUT NUMBERS GAMES THROUGH MATH Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Teacher Education Department of Early Childhood Education Faculty of Science Education Indonesian University of Education
[email protected]
ABSTRACT The background of this study is still early childhood cognitive development in recognizing numbers and symbols of numbers. The formulation of the problem, how early childhood cognitive development in recognizing numbers and symbols of numbers with mathematical game. The purpose of this study is to improve early childhood cognitive development in recognizing numbers and symbols of numbers through math games. Game math is math learning fun activities performed by playing. The method used in this study is classroom action research model with Elliot. This research was conducted 3 cycles with each of the three acts. Research conducted in held in the kindergarten class B Cileunyi State Trustees in the district, as many as 20 people. The research instrument used is the observation sheet teachers and children, and field notes. The data obtained were analyzed through three data analysis techniques, namely the qualitative data analysis techniques, quantitative and triangulation. The results of the study (1) cognitive development in recognizing numbers and symbols of numbers through mathematical game improvement. Such improvements can be seen from the child is able to mention the epitome of numbers 1-10, children are able to use the symbol numbers to calculate, and the child is able to match the image with the symbol numbers without the help of a teacher. Cognitive development of children may increase as teachers use strategies using mathematical game that not only one, and the media that used a variety of teachers. (2) Activities of children in activities math games, namely game Puzzle of numbers, dice games and card numbers, and game fishing, it can improve the cognitive abilities of children, especially in recognizing numbers and symbols of numbers. Such improvements can be seen in each cycle, children are more active in preparing the puzzle without the help of teachers, children increasingly active in calculates the image as well as matching emblem numbers, children are more active roll the dice and rattled emblem numbers contained in craps, as well as active children in a pair emblem numbers with pictures. Peningkata because teachers provide plenty of space for children to do activities through a lot of games. It can be concluded math games to become one of the alternatives to improve cognitive development in recognizing numbers and symbols of numbers.
Keywords:
Cognitive
Development,
Numbers
and
Symbols
Numbers,
Math
Games
3|Antologi UPI
Volume
PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan masa keemasan (golden age) sekaligus masamasa kritis dalam tahap kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa usia dini adalah masa yang tepat melestarikan dasar-dasar pengembanganpengembangan kemampuan bahasa, sosial emosional, seni, kognitif, fisik, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga pengembangan seluruh potensi tersebut harus dimulai sejak dini agar berkembang secara optimal. Dalam pengembangan potensi pada anak hendaknya dimulai sejak dini, hal tersebut juga ditempuh dengan melalui pendidikan prasekolah yaitu TK atau PAUD, yang merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang dapat mempersiapkan proses pembelajaran lebih lanjut atau pendidikan yang lebih tinggi. Seperti menurut UU nomor 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak, “ setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya” (Suyadi,2011, hlm.15). Permendikbud pasal 1 nomor 146 tahun 2014 menyatakan bahwa “PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa (Suyanto, 2005, hlm. 5). Pendidikan Anak Usia Dini merupakan 1 penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016
pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak dikemudian hari dan untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Anak diharapkan dapat berkembang secara optimal mencapai semua bidang pengembangan pembentukan perilaku meliputi nilai-nilai agama dan moral serta sosial. Bidang pengembangan dasar meliputi berbahasa, kognitif, dan fisik. Mengenal karakteristik peserta sejak dini untuk kepentingan proses pembelajaran merupakan hal yang penting. Adanya pemahaman yang jelas tentang karakteristik peserta didik akan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif. Berdasarakan pemahaman yang jelas mengenai karakteristik peserta didik, para guru dapat merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan anak. karakteristik anak yang paling menonjol yaitu anak sangat aktif melakukan berbagai aktivitas yang menggunakan fisiknya, dan hal itu sangat bagus bagi perkembangan otot-ototnya, kemudian anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, hal itu di tunjukan dengan seringnya anak menanyakan tentang sesuatu hal yang ada disekitarnya. Hal tersebut akan meningkatkan perkembangan kognitif anak. Pembelajaran pada kemampuan kognitif merupakan hal yang sangat penting karena pengembangan kemampuan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir teliti untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematikanya, mengelompokkan dan mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti. Oleh sebab itu kemampuan dasar matematika perlu dirangsang dan dikembangkan sejak dini.
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 4 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan pada anak usia 5-6 tahun, masih banyak masalah yang di temukan. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut : anak belum mampu menyebutkan lambang bilangan yang sesuai dari 1-10, anak belum mampu mengenal lambang bilangan, anak belum mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, anak belum mampu mencocokan bilangan dengan lambang bilangan. Hal tersebut disebabkan karena metode dan media yang digunakan untuk membilang angka kurang menarik dan kurang menyenangkan bagi anak. Hal ini menyebabkan anak tidak maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Anak mudah bosan, tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Seharusnya, Guru dapat memberikan alat permainan yang beragam kepada anak. Disamping alat permainan yang beragam, dalam pengenalan konsep bilangan dan lambang bilangan pada anak TK juga membutuhkan media dan metode yang menarik serta menyenangkan bagi anak sehingga anak tertarik dan mudah memahami tentang apa yang disampaikan. Pelajaran matematika harus dijadikan sesuatu yang menyenangkan sebagai bagian dari kehidupan. Salah satu stimulasi yang perlu dilakukan untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak yaitu dengan mengenalkan angkaangka dengan membilang kepada anak usia dini. Untuk mengenalkan angkaangka kepada anak usia dini agar anak merasa senang dan tertarik, maka perlu diterapkan metode yang tepat, yaitu salah satunya dengan metode bermain. Bermain dalam khidupan anak tidak dapat dipisahkan karena bermain bagi anak adalah hidup. Bermain adalah
kegiatan yang sangat penting bagi anak, anak menghabiskan banyak waktunya hanya untuk bermain, apabila kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi maka anak akan berkembang secara optimal. seperti yang vigotsky katakan dalam Suyanto (2005, hlm. 125) “ pada saat bermain pikiran anak terbebas dari situasi kehidupan yang nyata yang menghambat anak berpikir abstrak” . Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengacu pada prinsip pembelajaran yaitu belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. Meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan pada anak usia dini sebaiknya dilakukan dengan bermain. Salah satunya yaitu dengan melalui permainan matematika yang dilakukan harus menarik dan beragam. Selain permainannya yang beragam, medianya juga harus beragam. Meningkatkan perkembangan kognitif anak dengan dengan permainan matematika akan sangat menarik bagi anak sehingga anak tidak akan mudah bosan dan anak akan lebih senang dan gembira serta tidak akan merasa di paksa dalam belajar. Menurut Sriyono (Aprodita, 2013) permainan matematika merupakan kegiatan yang menyebabkan siswa senang dan asyik dalam mempelajari matematika, dengan melakukan permainan matematika ini anak tidak akan sadar bahwa mereka sudah belajar dan mendapatkan pengetahuan baru. Sehingga aspek yang ingin ditingkatkan dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini dalam mengenal bilangan dan
5|Antologi UPI
Volume
lambang bilangan dengan permainan matematika? 2. Bagaimana meningkatkan aktivitas anak pada permainan matematika dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan? Berdasarkan rumusan masalah di atas , maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak usia dini dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika. 2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas anak melalui permainan matematika dalm mengenal bilangan dan lambang bilangan. Kognitif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk menghubungkan suatu peristiwa, kognitif juga berhubungan dengan intelegensi. Sejalan dengan hal itu menurut Sujiono (2007, hlm. 1.3) ”kognitif merupakan suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa”. Kemudian Terman (dalam Sujiono, 2007, hlm. 1.4) mendefinisikan bahwa kognitif adalah suatu proses kemampuan berpikir yang dilakukan secara abstrak. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir. Perkembangan kognitif anak adalah salah satu perkembangan yang sangat penting bagi anak, dengan kemampuan kognitif anak akan dapat memecahkan masalah, selain itu juga dapat mengarahkan perilaku anak. Menurut yusuf (dalam Laelasari, 2012, hlm. 9) kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku anak dan bersifat mendasar serta penting untuk dimiliki agar mampu mengetahui 1 penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016
peristiwa yang sedang terjadi dan mampu untuk menganalisis dan menyelesaikannya. Menurut Permendikbud RI nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini, lingkup perkembangan kognitif dibagi menjadi 3, yaitu belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, dan berfikir simbolik. Perkembangan kognitif yang didalamnya memberikan pembelajaran matematika sederhana bagi anak usia dini termasuk kepada berfikir simbolik. Berfikir simbolik untuk usia 5-6 tahun yaitu antara lain: a. Menyebutkan lambang bilangan satu sampai sepuluh b. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung c. Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan Setiap anak akan mengalami tahap perkembangan yang sama walaupun kecepatan pencapaian perkembangan setiap anak berbeda. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget (dalam Hartinah, 2009, hlm. 113-114) dibedakan menjadi empat tahapan yaitu: a. Sensorimotor b. Praoperasional c. Operasional Konkret d. Operasional Formal Bilangan menurut Adji dan Rostika (2006, hlm. 94) adalah suatu objek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk ke dalam unsur yang tidak dapat di definisikan (underfined term). Bilangan berkaitan dengan nilai yang mewakili banyaknya suatu benda. Sedangkan lambang bilangan merupakan sebuah simbol yang mewakili nilai dari suatu bilangan yang akan memudahkan dalam melakukan operasi bilangan. Suyanto (dalam Lestari, 2014, hlm.17) langkah pengenalan angka pada anak yaitu; anak harus dilatih terlebih dahulu memahami dengan bahasa simbol yang disebut sebagai abstraksi sederhana yang
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 6 dikenal pula dengan istilah abstraksi empiris. Bermain bagi anak usia dini sangat penting karena sebagian waktu anak dihabiskan dengan bermain. Kebutuhan bermain anak harus terpenuhi secara optimal agar anak tumbuh dan berkembang dengan optimal pula. Bermain terjadi secara alami dan alamiah. Anak dapat bermain dengan apapun yang ada di sekelilingnya. Bermain adalah hidup bagi anak sehingga bermain tidak bisa dipisahkan dengan anak-anak. Menurut Gestwick (dalam Abidin, 2009, hlm. 39) dengan bermain anak akan merasa senang sehingga menghasilkan emosi yang positif dan akan memiliki jiwa yang tangguh baik dalam menyelesaikan masalah ataupun dalam menciptakan masalah untuk mencapai kedewasaan. Menurut Rachmawati (2008, hlm.7) permainan atau games, merupakan suatu aktivitas bermain yang dirancang khusus dengan tujuan tertentu, dalam hal ini dirancang untuk pembelajaran matematika. Belajar matematika melalui sebuah permainan sangat digemari anak dan dapat memberikan manfaat yang lebih banyak. Selain anak memahami konsep matematika , anak juga akan belajar berimajinasi, berkreasi, berkomunikasi, berstrategi, memahami situasi, berempati dan mengemati orang lain, mendapatkan tantangan, mengatasi masalah, dan mendapatkan keberhasilan. Permainan matematika itu sendiri adalah permainan yang didalamnya mengandung pembelajaran matematika. Tanpa disadari dengan melakukan permainan ini anak sudah belajar matematika. Anak akan melakukan pembelajaran matematika dengan senang hati dan tanpa adanya paksaan. Menurut Sujiono (2007, hlm. 11.4) “Pemainan matematika di TK adalah kegiatan belajar
tentang konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat alamiah”. Dari sekian banyaknya permainan matematika, Permainan matematika yang digunakan pada penelitian ini adalah permainan puzzle angka, permainan dadu dan kartu angka, dan permainan memancing. Wahyuni, Yolanita (Zakaria. R. Dkk, hlm. 4) mengemukakan bahwa:“Kata puzzle berarti kesukaran atau teka-teki. Media puzzle adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dengan cara menyambungkan bagian satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu gambar”. Puzzle termasuk salah satu alat permainan edukatif berupa gabungan dari beberapa potongan gambar yang dapat membantu mengembangkan kreativitas berpikir anak. Media tersebut hanya mengandalkan unsur-unsur visual semata dan tidak diikuti unsur lain seperti audio maupun gerak. Sejalan dengan pendapat Wahyuni, Rokhmat (Srianis. K Dkk, 2014, hlm. 5) menyatakan Puzzle adalah permainan kontruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan kotakkotak, atau gambar bangun-bangun tertentu sehingga akhirnya membentuk sebuah pola tertentu. permainan kartu angka merupakan suatu permainan yang menggunakan media kartu angka dan gambar. Anak diharapkan mampu menyebutkan dengan benar angka yang terdapat dalam kartu, dan mampu memasangkan angka ke dalam gambar. Dibawah ini terdapat macam-macam permainan kartu angka menurut Sugianto. P. R. Dkk (hlm. 4) diantaranya : (1) Memasangkan/menghubungkan Kartu Angka dengan Gambar Dalam permainan ini pertama guru menyediakan kartu angka dari 1-9, dan
7|Antologi UPI
Volume
juga menyediakan kartu yang didalamnya terdapat gambar apa saja dari 1-9 kemudian kedua kartu tersebut ditempel di papan planel secara acak. Lalu satu persatu anak diperintahkan untuk memasangkan/menghubungkan kartu angka yang sesuai dengan jumlah gambar di papan planel tersebut. (2) Menempelkan Kartu Angka Pada Benda Dalam permainan ini guru menyediakan kartu angka dari 1-9, dan menyediakan berbagai macam benda. Anak diperintahkan untuk menghitung benda tersebut, setelah selesai menghitung anak berlomba memilih kartu angka yang sesuai dengan benda. (3) Mencari kartu angka yang sama Dalam permainan ini guru menyediakan kartu angka dari 1-9 masing-masing 4 buah, kemudian guru meminta anak berlomba untuk mengumpulkan kartu. Permainan memancing angka adalah permainan yang menghubungkan antara anak dan angka dalam kehidupan sehari-hari Kayvan. U (Ulum. I, 2014). Sejalan dengan pendapat di atas, Sujiono. N. Y. Dkk (2007, hlm. 11.35) menjelaskan bahwa perminan memancing angka merupakan permainan yang bertujuan untuk memasangkan jumlah dengan lambang bilangan. Menurut Asadjie (Ulum. I, 2014) dijelaskan tentang kelebihan dari permainan memancing angka, dintaranya adalah anak dilatih untuk mengenal angka dengan cara yang menyenangkan, anak dilatih untuk berkonsentrasi penuh agar kail dapat mengenai ikan dan angka dengan tepat, anak diarahkan untuk mengenal warna yang ada pada ikan dan angka, serta anak dilatih untuk sabar dalam melaksanakan permainan.
1
penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016
Implementasi dari permainan matematika dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif mengenal bilangan dan lambang bilangan. Sesuai yang disampaikan oleh Sujiono Dkk (2007, hlm. 11.16) Perkembangan kognitif berhubungan dengan pemecahan masalah, dan pemecahan masalah menggunakan konsep matematika terjadi setiap hari. Dengan permainan matematika ini anak akan belajar memecahkan masalah tanpa adanya paksaan dan dilakukan dengan gembira, sehingga anak akan terbiasa untuk menjalankan kehidupannya. Perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan permainan matematika.
METODE Penelitian dilaksanakan di kelas B TK Negeri Pembina di kecamatan Cileunyi, Dengan jumlah anak 23 orang, yaitu anak laki-laki 9 orang dan anak perempuan 14 orang. Masing-masing anak berada pada rentang usia antara 5-6 tahun. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Wardhani dan Wihardit (2010, hlm.1.4) mengatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuik memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”. Sedangkan menurut Arikunto ( 2012, hlm.3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 8 Desain yang dipilih pada penelitian tindakan kelas ini adalah desain menurut Elliot. Dimana desain tersebut menggunakan tiga siklus dengan masingmasing tiga tindakan. Alasan memilih desain ini karena ,masalah yang di temukan cukup rumit sehingga tidak akan bisa selesai hanya dengan satu kali tindakan. Istrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu lembar observasi perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan, lembar observasi aktivitas anak, lembar observasi guru, catatan lapangan, dan dokumentasi berupa foto. Indikator yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan yaitu kualitatif , kuantitatif dan triangulasi.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN Siklus 1 Pada tindakan siklus 1, indikator yang ingin dicapai yaitu anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan. Permainan matematika yang digunakan yaitu permainan puzzle angka, Setiap kepingan puzzle terdapat lambang bilangan yang harus anak susun dan sebutkan serta anak pasangkan gambar dengan lambang bilangan dengan cara menghitung gambar yang terdapat pada kepingan puzzle. Pada tindakan pertama gambar bintang, tindakan kedua gambar dengan warna-warna pelangi, dan tindakan tiga gambar globe.
Pada siklus pertama, perkembangan kognitif mengenal bilangan dan lambang 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
bintang 1 bintang 2 bintang 3 bintang 4
menyeb utkan lamban g bilanga n 15% 41.66% 36.66% 6.66%
menggu memasa nakan ngkan lamban lamban g g bilanga bilanga n n 21.66% 23.33% 38.33% 36.66% 40% 40% 0% 0%
bilangan pada saat melakukan permainan matematika Puzzle angka sudah ada peningkatan dalam setiap indikatornya. Berikut hasil perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan pada permainan matematika bermain Puzzle angka pada siklus 1 dapat dilihat dari gambar grafik 4.13 berikut ini. Gambar 4.13 Grafik Perkembangan Kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika (Puzzle Angka) siklus 1 pada grafik di atas perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan di setiap indikatornya yaitu anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan mengalami peningkatan yang berbeda-beda. Anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10 mendapat bintang satu 15%, mendapat bintang dua 41,66%, mendapat bintang
9|Antologi UPI
Volume
tiga 36,66, mendapat bintang empat 6,66%.selanjutnya anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung yang mendapat bintang satu 21,66%, mendapat bintang dua 38,33%, mendapat bintang tiga 40%, dan yang mendapat bintang empat 0%. Yang terakhir anak mampu memasangkan gambar denganlambang bilangan yang mendapat bintang satu 23,33%, mendapat bintang dua 36,66%, mendapat bintang tiga 40%, dan yang mendapat bintang empat 0%. Dari ketiga indikator perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan mengalami peningkatan yang berbedabeda, dimana pada indikator anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10 anak sudah mampu mendapatkan bintang 4 yaitu 6,66%, kemudian pada indikator anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, anak baru mencapai bintang tiga yaitu 40%, selanjutnya pada indikator anak mampu memasangkan gambar dan lambang bilangan, bintang tiga yang paling tinggi yaitu 40%. Pada siklus pertama perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika (Puzzle angka), siklus pertama pada salah satu indikatoryaitu anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak sudah mampu mencapai bintang empat walaupun masih 6,6%, hal tersebut membuktikan bahwa dengan permainan matematika (Puzzle angka) perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan dapat meningkat. Hal tersebut seperti yang di nyatakan oleh Sujiono Dkk (2007, hlm. 6.15) bahwa dengan permainan menyelesaikan Puzzleakan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah dalam menggunakan angka dan logika. Kemudian hal tersebut juga menunjukan bahwa anak telah dulu mampu menyebutkan lambang bilangan. 1 penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016
berkaitan dengan pernyataan Coopley (sulistiati, 2014, hlm. 28) terdapat kemampuan dalam bilangan dan operasi bilangan, meliputi: a. Counting (Berhitung) Counting (berhitung) merupakan kemampuan untuk menyebutkan angka secara urut dari satu, dua, tiga dan seterusnya sampai anak mengingatnya. b. One-to-One Correspondence (Koresponden Satu-satu) One-to-one correspondence (koresponden satu-satu) merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk menghubungkan satu benda dengan benda lain. Misalnya anak dapat mencari pasangan gambar yang tepat seperti gambar ikan dengan gambar kucing, gambar sikat gigi dengan pasta gigi dan lain sebagainya. c. Quantity (Kuantitas) Quantity (kuantitas) merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengetahui jumlah benda yang ada dihadapannya dengan cara menghitung secara urut benda tersebut. d. Recognizing and Writing (Mengenal dan Menulis Angka) Recognizing and writing (mengenal dan menulis angka) merupakan kemampuan yang dimiliki anak untuk mengetahui angka 1-10 atau lebih dan mengingat dari masingmasing simbol tersebut. Pada mulanya untuk mengenal angka anak diperkenalkan dahulu dengan simbol untuk angka yang kemudian dihubungkan untuk diperkenalkan dahulu dengan symbol untuk angka yang kemudian dihubungkan untuk menulis angka. Siklus 2 Pada siklus 2, indikator yang ingin dicapai yaitu anak mampu menyebutkan
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 10 lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan. Permainan matematika yang digunakan yaitu permainan dadu dan kartu angka. Anak harus mampu menyebutkan lambang bilangan yang terdapat pada dadu, kemudian anak menghitung gambar yang terdapat pada kartu gambar selanjutnya memasangkan antara kartu gambar dengan kartu angka. Pada siklus ke dua perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
bintang 1
menye mengg memas butkan unakan angkan lamban lamban lamban g g g bilanga bilanga bilanga n n n 3%
0.00%
0.00%
bintang 2 18.33%
20.00%
20.00%
bintang 3 45.00%
53%
53%
bintang 4 31.66%
26.66%
26.66%
dan lambang bilangan terlihat adanya peningkatan dari siklus pertama pada setiap indikator. Adapun data hasil perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika (dadu dan Kartu angka) pada siklus 2 dapat dilihat dari gambar grafik 4.14 berikut ini. Gambar 4.14 Grafik Perkembangan Kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan
matematika (Dadu dan Kartu angka) siklus 2 Pada Grafik diatas perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan di setiap indikatornya yaitu, anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan mengalami peningkatan yang berbeda-beda. Perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan pada indikator pertama yaitu anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, mendapat bintang satu 3%, mendapat bintang dua 18,33%, mendapat bintang tiga 45%, dan mendapat bintang empat 31,66. Selanjutnya indikator yang kedua anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung mendapat bintang satu 0%, mendapat bintang dua 20%, mendapat bintang tiga 53%, dan yang mendapat bintang empat 26,66%. Indikator yang terakhir yaitu anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan, mendapat bintang satu 0%, mendapat bintang dua 20%, mendapatbintang tiga 53%, dan yang mendapat bintang empat 26,66%. Dari ketiga indikator perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan tersebut mempunyai peningkatan yangberbeda-beda, dimana pada indikator anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-10 terjadi peningkatan darisiklus sebelumnya, anak yang mendapat bintang empat mencapai 31,66%, lalu pada indikator anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung pun juga mengalami peningkatan, tidak ada anak yang mendapat bintang satu dan sudah
11 | A n t o l o g i U P I
Volume
mencapai bintang empat sebanyak 26,66%, dan kemudian indikator yang terakhir pun sama, tidak ada anak yang mendapat bintang satu dan anak sudah mampu mendapat bintang empat sebanyak 26,66%. Siklus kedua mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu terlihat dari adanya peningkatan pada ketiga indikator. Setelah anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, pada siklus dua ini anak sudah mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan . Terbukti dari anak sudah mampu mendapatkan bintang empat pada setiap indikator. Hal tersebut membuktikan bahwa permainan matematika (dadu dan kaartu angka) dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Seperti menurut Sriningsih (2009, hlm. 34) menyatakan bahwa dengan melakukan permainan dadu dan kartu angka dapat menghubungkan kejelasan antara simbol dengan konsep bilangan. Pernyataan tersebut sejalan dengan piaget, Lorton (Sriningsih, 2009, hlm. 34) mengemukakan tiga tahapan pemahaman anak terhadap konsep matematika. Yaitu, 1). pemahaman konsep (intuitive concept level), 2). Masa transisi (Connecting Level), dan 3) tingkat lambang bilangan (symbolic level). Siklus 3 Pada siklus 2, indikator yang ingin dicapai yaitu anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan. Permainan matematika yang digunakan yaitu permainan memancing angka. Anak di berikan kesempatan untuk mengambil angka 1-10 kemudian menyebutkan lambang bilangannya, setelah itu anak memasangkan hasil 1 penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016
pancingannya ke wadah yang berisi gambar. Pada siklus ke tiga perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus siklus sebelumnya. Adapun 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% menyebut kan lambang bilangan bintang 1
mengguna kan lambang bilangan
memasang kan lambang bilangan
0%
0.00%
0.00%
bintang 2
0.00%
0.00%
0.00%
bintang 3
16.66%
28%
28%
bintang 4
83.33%
72%
72%
data hasil perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika (permainan memancing) pada siklus 3 dapat dilihat dari gambar grafik 4.15 berikut ini.
Gambar 4.15 Grafik Perkembangan Kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika (permainan memancing) siklus 3 Pada Grafik diatas perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan di setiap indikatornya yaitu, anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan mengalami peningkatan. Perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 12 (permainan memancing), pada indikator anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang mendapat bintang satu 0%, mendapat bintang dua 0%, mendapat bintang tiga 16,66%, dan yang mendapat bintang empat 83,33%. Selanjutnya pada indikator anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung yang mendapat bintang satu 0%, mendapat bintang dua 0%, mendapat bintang tiga 28%, dan yang mendapat bintang empat 72%.yang terakhir indikator anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan yang mendapat bintang satu 0%, mendapat bintang dua 0%, mendapat bintang tiga 28%, dan mendapat bintang empat 72%. Dari ketiga indikator tersebut perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika (permainan memancing) mengalami peningkatan yang signifikan. Pada indikator anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10 yang mampu mendapat bintang empat mencapai 83,33%, pada indikator anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung yang mendapat bintang tiga mencapai 72%, begitu pula dengan indikator anak mampu memasangkan gambar dengan lambang bilangan yang mendapat bintang empat mencapai 72%. Adapun hasil akumulasi dari seluruh tindakan pada setiap siklusnya persentasi perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalaui permainan matematika dapat dilihat pada gambar grafik 4.16 di bawah ini. 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
siklus 1
siklus 2
siklus 3
Gambar 4.16 Grafik Rekapitulasi Perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika Aktivitas anak dalam permainan matematika merupakan semua kegiatan yang mencakup, respon, sikap, maupun tindakan anak selama mengikuti permainan. Hal tersebut sesuai dengan yang yang dinyatakan oleh Damanik (2013) “Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan”. Segala aktivitas yang dilakukan anak dalam permainan matematika ini merupakan salah satu upaya meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Permainan matematika yaitu, Puzzleangka, dadu dan kartu angka, dan permainan memancing, semuanya dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah bermain secara bertahap agar pelaksanaan permainan dapat terkondisikan dengan baik. Dimulai dari tahap pra bermain, tahap bermain dan tahap penutup. Dengan tahapan tersebut
13 | A n t o l o g i U P I
Volume
peneliti dapat mengkondisikan pelaksanaan dengan baik. Tahapantahapan tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Latif, Dkk (Raswati, 2015, hlm. 109) bahwa “bermain terdiri dari 3 langkah utama, antara lain tahap pra bermain, tahap bermain, dan tahap penutup”. Tahap pra bermain merupakan segala persiapan yang dilakukan sebelum bermain dimulai, seperti menyiapkan media, menyampaikan peraturan dan sebagainya. Kemudian tahap bermain yaitu tahap pelaksanaan permainan, dan tahap penutup yaitu tahap pada saat menutup permainan, seperti mengevaluasi permainan yang telah dilakukan atau pemberian hadiah sebagai apresiasi. Aktivitas anak pada ke tiga permainan matematika yaitu Puzzleangka, dadu dan kartu nagka, dan permainan memancing, dari mulai siklus satu sampai pada siklus ketiga mengalami perubahan yang menunjukan anak semakin aktif, respon dan mengerti dalam melakukan permainan. Pada Siklus ke 1, aktivitas anak dalam permainan matematika (Puzzle angka) masih belum menunjukan aktivitas yang optimal sesuai harapan. Namun anak sudah mampu merespon pernyataan guru dengan antusias ketika anak-anak tau pada siklus satu akan melakukan permainan Puzzle angka, dikarenakan anak selalu senang dan gembira ketika bermain. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Gestwick (Abidin, 2009, hlm. 39) “dengan bermain anak akan merasa senang sehingga menghasilkan emosi yang positif dan akan memiliki jiwa yang tangguh baik dalam menyelesaikan masalah ataupun dalam menciptakan masalah untuk mencapai kedewasaan.” Pada siklus ke 1 anak selalu merespon dengan baik terutama tentang permainan yang akan di mainkan yaitu Puzzle angka, namun anak masih belum faham terhadap aturan main serta tujuan yang ingin di kembangkan kepada anak, 1 penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016
dan anak juga masih malu-malu pada saat melakukan permainan. Pada siklus 2 anak di kenalkan dengan permainan baru yaitu dadu dan kartu angka, respon anak lebih meningkat di bandingkan sebelumnya. selain itu, anak juga sudah mulai faham tentang permainan walaupun permainan baru karena acuan indikator perkembangan kognitifnya sama sehingga anak sudah mulai memahaminya. Pada siklus ke 2 ini anak semakin bersemangat untuk mengikuti permainan di bandingkan dengan siklus sebelumnya. Permainan pada siklus dua dilakukan secara klasikal namun tahapan permainan dari awal samapai akhir dilakukan secara individu oleh masing-masing anakk sehingga aktivitas yang anak tunjukan dapat telihat secara objektif dan peningkatannya pun dapat dengan mudah terkontrol. Walaupun peneliti menjadi kesulitan untuk membimbing sehingga pengkondisian permainan kurang optimal. Selanjutnya siklus ke 3 permainan yang digunakan yaitu permainan memancing. Pada siklus ke 3 aktivitas anak meningkat dengan signifikan . itu terlihat dari nagaimana anakmerespon maupun antusias untuk melakukan permainan serta mampu mengikuti semua langkah-langkah permainan dari awal sampai akhir dengan baik. Pada siklus ke tiga ini melibatkan motorik kasar anak sehingga anak lebih semangat untuk melakukan permainan. Permainan dilakukan secara klasikal namun permainan di selesaikan dari tahap pertama sampai akhir oleh masingmasing anak. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka dapat di ambil beberapa simpulan sebagai berikut :
Ripa Nurhikmayah¹, Komariah² Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan Melalui Permainan Matematika| 14 1.
2.
Perkembangan kognitif anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan melalui permainan matematika mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari anak mampu menyebutkan lambang bilangan tanpa bantuan guru, anak mampu menggunakan lambang bilangan untuk menghitung tanpa bantuan guru, dan anak mampu mencocokan gambar dengan lambang bilangan tanpa bantuan guru. Perkembangan kognitif anak dapat meningkat karena guru menggunakan strategi menggunakan permainan matematika yang tidak hanya satu, serta media yang di gunakan guru beragam, sehingga dapat membuat anak senang dan menarik untuk mengikuti pembelajaran matematika di Anak Usia Dini , dengan begitu secara tidak sadar anak sudah meningkatkan kemampuannya dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Aktivitas anak dalam kegiatan permainan matematika, yaitu permainan Puzzle angka, permainan Dadu dan Kartu angka, dan Permainan memancing, ternyata dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak terutama dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada setiap siklusnya. Pada kegiatan permainan puzzle anak semakin aktif dalam menyusun puzzle tanpa bantuan guru, anak semakin aktif dalam meghitung gambar serta mencocokan lambang bilangan. Kemudian pada kegiatan permainan dadu dan kartu angka anak semakin aktif melempar dadu dan menyebutkan lambang bilangan yangterdapat di dadu, serta anak aktif dalam memasangkan lambang
bilangan dengan gambar.kegiatan yang terakhir yaitu permainan memancing, anak sangat aktif dalam mengambil lambang bilangan serta menyebutkannya, dan juga aktif dalam memasukan lambang bilangan sesuai gambar yang dihitungnya. Aktivitas anak dalam permainan matematika dapat meningkat karena guru memberikan banyak ruang kepada anak untuk melakukan kegiatan melalui banyak permainan, serta menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk melakukan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA Abidin. Y (2009). Bermain. Bandung : Rizki Press Adji. N dan Rostika (2006). D. R. Konsep Dasar Matematika. Bandung : UPI PRESS Hartinah. S (2009). Pengembangan Peserta Didik. Bandung : PT Refika Aditama Laelasari, I.N (2012). Penggunaan Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Kemampuan Membilang Anak TK. Bandung : Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Lestari.P.R (2014). Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Penggunaan Media Kartu Angka Dan Kartu Bergambar Pada Anak Kelompok A2 Tk Masyithoh Ngasem Sewon
15 | A n t o l o g i U P I
Volume
Bantul Yogyakarta. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Anak Usia Dini. Permendukbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidin Anak Usia Dini. Rachmawati. Y (2008). Bahan Ajar Diklat Tenaga Pendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar. Bandung: Direktorat PTK PNF Ditjen Sriningsih.N (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas Sujiono,Y.N dkk (2007). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka Suyadi (2011). Manajemen Yogyakarta : Pustaka Pelajar
PAUD.
Suyanto. S(2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas Ulum.
I (2014). Peningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Melalui Permainan Memancing Angka Pada Anak Kelompok A Di Ra Masyithoh Kalisoka Triwidadi Pajangan Bantul. Skripsi Universitas Negeri Yogykarta, Yogyakarta
Zakaria. R. dkk. Pengaruh Media Games Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Siklus Batuan. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. 1 penulis penanggungjawab ²penulis penanggungjawab
Edisi No.
Juni 2016