FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 79 – 83
79
Perencanaan Dana Upacara Adat Masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah Rifka Yulanda Yulianus Umar dan Nanik Linawati Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected] ;
[email protected] Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor diferensiasi individual yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan serta sumber dana berhubungan dengan perencanaan dana upacara adat pada masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa chi-square dan analisa korespondensi. Responden yang dijadikan sampel berjumlah 70 orang dengan kriteria masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah pada usia 41 tahun sampai 70 tahun, dengan latar pendidikan minimal SMP. Berdasarkan hasil penelitian sumber dana dan faktor diferensiasi individual yaitu pendidikan dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap perencanaan dana adat pada masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. Kata kunci — Adat
Diferensiasi Individu, Perencanaan Dana
Abstract — This research aims to find out whether source of funds and the individual differences factors: age, gender, occupation, education and income which are significantly related to traditional ceremony plan of Dayak Ngaju Kaharingan society in Central Borneo. The number of observation were 70 respondents. The criteria selection were Dayaknesse on age 41-70 years old with a minimum Junior High School education background. Technical data analysis used is analysis Chi-Square and Correspondence Analysis. The results of research were source of funds, education and income significantly influenced traditional ceremony plan of Dayak Ngaju Kaharingan society in Central Borneo. Keywords — Individual Differences, Traditional Ceremony Fund 1.
PENDAHULUAN
Bukan hanya perusahaan saja yang mutlak mengelola keuangannya secara baik, keluarga dan individupun harus mahir menangani keuangannya agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur keseimbangannya, merencanakan keuangan pribadi dan keluarga mutlak dilakukan agar perjalanan hidup selanjutnya lebih nyaman (Sembel et al., 2003). Perjalanan kehidupan manusia melalui beberapa fase, yaitu masa kanak- kanak, remaja, dewasa, kemudian berkeluarga, usia lanjut dan akhirnya meninggal dunia. Disadari atau tidak, hidup itu banyak berhubungan dengan perencanaan dan semua fase diatas memiliki tujuan keuangan yang berbeda. Biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup juga semakin meningkat setiap tahunnya. Biaya
tersebut harus direncanakan dan dipersiapkan sejak dini. Pengetahuan yang memadai tentang perencanaan keuangan perlu diketahui oleh setiap orang agar dapat mencapai tujuan tersebut. Masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan yang bermukim di Kalimantan Tengah pun juga membutuhkan perencanaan keuangan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat, maka sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan untuk melaksanakan berbagai macam upacara adat yang tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Tradisi yang terdapat pada masyarakat Dayak Ngaju yang terkait dengan konsep perencanaan keuangan yaitu menempatkan utang pada alternatif terakhir dalam pendanaan, terbiasa menyiapkan tabungan untuk upacara adat dalam bentuk uang yang disimpan di Bank dan di rumah atapun tabungan yang dilakukan dengan cara membeli gong, tempayan, perhiasan emas, dan barangbarang lain yang dibutuhkan dalam upacara. Hewan ternak seperti sapi, babi dan ayam, juga dianggap sebagai salah satu tabungan untuk pelaksanaan upacara. Selain itu ada pula yang dibelikan tanah dan kebun yang akan dijual di kemudian hari untuk memenuhi kekurangan dana (Dey, Suwartiningsih, & Purnomo, 2004). Mas kawin atau dalam bahasa Dayak disebut dengan Palaku dapat berupa harta atau benda yang diberikan oleh calon mempelai laki – laki kepada mempelai perempuan saat prosesi perkawinan sebagai jalan hadat (syarat) untuk mencapai suatu tujuan, yaitu pernikahan yang ideal dalam masyarakat adat Dayak Ngaju. Palaku memegang suatu suatu peranan penting dalam masyarakat adat karena adanya suatu kewajiban dalam hal pemenuhan palaku yang dibebankan pada calon mempelai laki – laki (Susanto, 2010). Palaku ini dapat berupa tanah, kebun, perhiasan, ataupun rumah. Oleh karena itu menabung merupakan salah satu bentuk dari keseriusan masyarakat Suku Dayak Ngaju dalam mempersiapkan upacara perkawinan dan kematian, karena menyadari bahwa kegiatan tersebut membutuhkan banyak dana. Dengan demikian menabung merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan agar dapat menyelenggarakan upacara tersebut. Dengan melihat pelaksanaan upacara Tiwah dan adat perkawinan dalam masyarakat Dayak Ngaju yang kompleks dan sarat budaya inilah maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam bagaimana cara masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah melakukan akumulasi untuk perencanaan dana adat. 2.
LANDASAN TEORI
Menurut Hartopo (2003), perencanaan keuangan merupakan tindakan untuk memegang kendali atau hal-hal
FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 79 – 83 yang menyangkut kebutuhan masyarakat dan penggunaan uang, tujuannya adalah memiliki hidup yang bebas dari masalah keuangan dan bukannya hidup yang dikendalikan atau penuh kekhawatiran akan uang. Menurut Financial Planning Standard Boards (2007), perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Perencanaan Keuangan Menyeluruh (Comprehensive Financial Planning) Perencanaan keuangan menyeluruh mencakup semua kebutuhan keuangan seseorang, termasuk manajemen resiko, investasi, pajak, pensiun, pendidikan anak, dan perencanaan distribusi harta. 2. Perencanaan Keuangan akan Kebutuhan Khusus (Special Need Planning) Perencanaan ini hanya terfokus pada satu kebutuhan, misalnya kebutuhan perencanaan pendidikan anak di perguruan tinggi, perencanaan dana upacara adat, merencanakan membeli rumah, dan sebagainya. Wiyono (2014) mengatakan bahwa melalui perencanaan keuangan, seseorang dapat mengerti bagaimana setiap keputusan yang dibuat berdampak ke area lain dari keseluruhan situasi keuangan. Manfaat perencanaan keuangan sangat besar karena perencanaan keuangan dapat dijadikan alat oleh seseorang untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan keuangan di masa kini dan mendatang. Pelaksanaan upacara Adat Ngaju memerlukan dana yang besar. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan acara adat seperti perlengkapan upacara dan bahan makanan. Dalam tradisi masyarakat adat Dayak banyak mengenal upacara-upacara yang dilakukan sejak dahulu kala. Berbicara tentang upacara-upacara adat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah, maka akan bersentuhan dengan religi atau keyakinan suku Dayak yang pada awalnya di sebut agama helu atau Kaharingan. Pelaksanaan perkawinan menurut adat istiadat Dayak Ngaju membutuhkan biaya yang relatif besar. Biaya ini terkait dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi di setiap tahapan perkawinan. Syaratsyarat tersebut sebagai simbol penyerahan diri dua orang mempelai dari pihak keluarga, pengakuan pihak pria akan hak asasi wanita, dan pembayaran oleh pihak pria sebagai simbol sikap moral yang luhur. Perkawinan menurut Adat Dayak Ngaju akan melalui beberapa tahapan yaitu Hakumbang Auh (lamaran), Misek (Pertunangan), dan Pelaksanaan Kawin Adat. Dari ketiga tahapan perkawinan tersebut yang membutuhkan biaya yang paling besar yaitu pelaksanaan kawin adat (Riwut, 2010). Masyarakat Dayak yang akan menyelenggarakan upacara Tiwah akan mengumpulkan uang bertahun-tahun sebelumnya (Dey et.al. 2012). Karena merupakan upacara besar, tamu undangan yang hadir dapat mencapai 2.000 orang. Dey (2012) mengatakan dalam penelitiannya bahwa kebutuhan dana yang digunakan dalam upacara Tiwah biasanya mencapai minimal Rp. 70.000.000,-. Besarnya biaya dipengaruhi oleh status sosial jenazah dan jumlah jenazah yang ditiwahkan. Oleh sebab itulah untuk menghemat pengeluaran Upacara Tiwah seringkali masyarakat Dayak melakukan upacara Tiwah bersama-sama. Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lainnya. Perbedaan inilah yang disebut dengan diferensiasi individual (Indvidual
80 Differences). Perbedaan disini menyangkut variasi yang terjadi baik pada aspek fisik maupun psikologis. Berikut adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka didapatkan hipotesa sebagai berikut: Hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor diferensiasi individual dan sumber dana dengan perencanaan dana upacara adat pada masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. 3.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini disusun berdasarkan penelitian asosiatif.. Populasi dalam penelitian ini masyarakat suku Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling. Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah: a. Pria atau wanita yang berasal dari suku Dayak Ngaju dan beragama Hindu Kaharingan serta berdomisili di Kalimantan Tengah. b. Sudah pernah menyelenggarakan dan berkontribusi upacara adat perkawinan dan upacara adat kematian. c. Sudah bekerja. d. Memiliki anak laki-laki. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korespondensi dan Chi Square. 4.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berikut disajikan data terkait deskriptif responden dan hasil analisa korespondensi. Tabel 1 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 41-50 tahun 9 12.9% 51-60 tahun 36 51.4% 61-70 tahun 25 35.7% Total
70
100.0%
Tabel 2 Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan SMP SMA Diploma S1 Total
Frekuensi 26 36 3 5 70
Persentase 37.1% 51.4% 4.3% 7.1% 100.0%
FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 79 – 83
81 Pemberian dalam bentuk kerbau/ babi/sapi/ uang, terkandung harapan kelak keluarga pemberi dapat menerima dalam jumlah yang sama Pemberian dalam bentuk hewan/ uang selayaknya bersifat sukarela tanpa adanya harapan untuk mengembalikan dalam jumlah yang sama kepada keluarga pemberi
Tabel 3 Deskriptif Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Frekuensi Persentase Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 8 11.4% Rp. 3.000.001– Rp. 5.000.000 39 55.7% Rp. 5.000.001– Rp. 10.000.000 23 32.9% Total 70 100.0%
cronbach’s alpha
Sig
T T d d
T Td d
Sig
Tabel 7 Analisa Korespondensi Tiwah dan Diferensiasi Individual
pekerjaan
T d T d T d T d
T d T d T d T d
T d T d T d T d
pendapatan
Jenis kelamin
Hasil pendidikan
Pernyataan Terkait Upacara Adat Tiwah Upacara Adat Butuh Dana Besar Dana Upacara Memberatkan Melakukan Pinjaman Sesuatu terjadi jika tidak melakukan upacara adat Harapan untuk balas budi Hendaknya bersifat sukarela
T Td d
usia
Tabel 4 Hasil Uji Validitas Pernyataan Terkait r hitung r tabel Upacara Adat Kawin Upacara Adat Butuh 0,846 0,2352 Dana Besar Dana Upacara 0,799 0,2352 Memberatkan Melakukan 0,511 0,2352 Pinjaman Sesuatu terjadi jika 0,511 0,2352 tidak melakukan upacara adat Harapan untuk balas 0,632 0,2352 budi Hendaknya bersifat 0,846 0,2352 sukarela
T T d d
Si g Td
Sig
Td
Td
Td
Td
T d
T T Td d d
Sig
T d
T T Td d d
Sig
Valid Valid
0,846
0,2352
Valid
0,799
0,2352
Valid
0,511
0,2352
Valid
Pernyataan terkait upacara adat tiwah Upacara adat memerlukan dana yang besar Dana Upacara Adat memberatkan saya Saya akan meminjam uang, jika dana untuk upacara adat tidak mencukupi Jika saya tidak mengadakan upacara adat, sesuatu yang buruk akan terjadi pada saya dan keluarga Pemberian dalam bentuk kerbau/ babi/sapi/ uang, terkandung harapan kelak keluarga pemberi dapat menerima dalam jumlah yang sama Pemberian dalam bentuk hewan/ uang selayaknya bersifat sukarela tanpa adanya harapan untuk mengembalikan dalam jumlah yang sama kepada keluarga pemberi
0,511
0,2352
Valid
Tabel 8 Analisa Korespondensi Upacara Adat dan Sumber Dana
0,632
0,2352
Valid
0,846
0,2352
Valid
r hitung
r tabel
Valid Valid
Valid Valid
Hasil
Cara Dana
Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas N of items
.613
14
pekerjaan
pendidikan
pendapatan
Saya akan meminjam uang, jika dana untuk upacara adat tidak mencukupi Jika saya tidak mengadakan upacara adat, sesuatu yang buruk akan terjadi pada saya dan keluarga
usia Pernyataan terkait upacara adat perkawinan Upacara adat memerlukan dana yang besar Dana Upacara Adat memberatkan saya
Jenis kelamin
Tabel 6 Analisa Korespondensi Perkawinan dan Diferensiasi Individual
T d T d T d T d
T d T d T d T d
T d T d T d T d
Sig
Sig
Td
Sig
Td
Td
Td
Td
Menyiapkan
Sig
Signifikansi Upacara Adat Tiwah
Signifikansi Upacara Adat Perkawinan
Sig
Sig
Dari hasil penelitian yang dilakukan, pendidikan dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap besarnya dana adat yang digunakan dalam upacara adat perkawinan dan upacara adat Tiwah. Pendapatan juga berpengaruh signifikan terhadap pemenuhan dana upacara adat. Bagi masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah semakin rendah tingkat pendidikan maka pemenuhan dana upacara adat akan semakin terasa memberatkan, hal ini disebabkan banyaknya kebutuhan-kebutuhan selain upacara adat yang harus dipenuhi. Sumber dana juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perencanaan dana adat. Hal ini terkait dengan bagaimana cara masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah dalam memilih bentuk investasi agar dapat melaksanakan upacara adat tersebut. Tabungan menjadi sumber dana utama bagi masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan dalam perencanaan dana adat karena sifat tabungan yang praktis dan dapat dicairkan kapan pun dengan cepat.
FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 79 – 83 Pekerjaan, jenis kelamin dan umur tidak berpengaruh signifikan terhadap pemenuhan dana upacara adat baik upacara adat perkawinan maupun upacara adat Tiwah. Hal ini disebabkan upacara adat tersebut mutlak harus dilakukan oleh setiap masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. Masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan percaya bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi jika tidak melaksanakan upacara adat tersebut, itulah mengapa pekerjaan, jenis kelamin dan umur tidak berpengaruh signifikan terhadap upacara adat.
82 Financial Planning Standards Board,. (2007). Fundamental of Financial Planning. Jakarta: CFP. Financial Planning Standards Board. (2007). investment planning. Jakarta: CFP. Garry, R. (1953). Individual Differences in Ability to Fake Vocational Interest. Journal of Applied Psychology. Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Undip . Gitman, L. J., & Joehnk, M. D. (2008). Fundamentals of Investing.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan : a. Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap perencanaan dana upacara adat perkawinan dan kematian masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. b. Pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perencanaan dana upacara adat perkawinan dan kematian masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. c. Usia, jenis kelamin dan pekerjaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perencanaan dan sumber dana upacara adat perkawinan dan kematian masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. d. Sumber dana memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perencanaan dana upacara adat perkawinan dan kematian masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan di Kalimantan Tengah. Saran : Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat meneliti upacara-upacara adat yang diselenggarakan oleh suku-suku yang ada di Indonesia sehingga dapat diketahui keragaman pembiayaan upacara adat, sehingga diharapkan dapat memperkaya hasil analisa.
DAFTAR PUSTAKA Adler H. Manurung, L. T. (2009). Succesfull Financial Planner : A Complete Guide. Jakarta: Grasindo. Akbar, A. (2007). Cara Kaya dengan Investasi. Jakarta: Rabka Publisher. Bodie, Z.; A., Kane; A.J., Marcus. (2003). Investment Sixth Edition. New York: McGraw Hill Higher Education. Connolly, J. (2005). Building An Income Plan Requires The Right Financial Tools. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.(1997).Tiwah dan Perlengkapannya. Palangkaraya. Dey, N. H., Suwartiningsih, H., & Purnomo, D. (2004). ASPEK BUDAYA, SOSIAL DAN EKONOMI DARI TIWAH (Upacara Masyarakat Dayak Tomun Lamandau). Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah. (2008). Adat Istiadat Dayak Ngaju. Palangkaraya.
Pearson. Hartopo, H. (2003). Save or Sorry! Menabung atau Menyesal! Jakarta: Elex Media Kompetindo. Hira, T. (2006). A workplace and gender-related perspective on financial. International Accounting Standard (2001, February). IAS Plus 41. Dipetik
March
27,
2011,
dari
Deloitte.:
http://www.iasplus.com/en/standards/ias/ias41 Imam Indrianto., R. I. (1998). Aplikasi Analisis Tabulasi Silang dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal PWK. Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Ekonomi Bisnis. Jakarta: Erlangga. Sunlife (2013). Cost of Dying. Limited, E. (2011). Funeral Planning Basics. Enodara. Madura, J. (2013). Personal Finance (5th Edition) (The Personal Series in Finance). Prentice Hall. Nugroho, A. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian SPSS. Yogyakarta: Andi. Parada. (2014, September). Tokoh Adat Kaharingan. (Rifka, Pewawancara) Pemerintah Kabupaten Lamandau. (2014). Portal Informasi Pemerintah Kabupaten Lamandau. Dipetik 12 2, 2014, dari PemKab Lamandau: http://lamandaukab.go.id/portal/lamandaukab/page/19/nil ai-seni-dan-budaya.htm Pongtuluran, C. M. (2014). Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan di Kota Surabaya. Ranying, L. (2014, September). Bagaimana Kebudayaan Dayak dari Sudut Kaharingan. (R. Yulanda, Pewawancara) Santoso, S. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elek Media Kompetindo. Sekaran, U. (2009). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat. Sembel, R (2003). Smart Saving and Borrowing for Ordinary Family. Jakarta: Elex Media Komputindo. Senduk, S. (2004). Mencari Pendapatan Tambahan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 79 – 83 Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi ke empat ed.). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. Simamora, B. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Stanley B. Block., G. A. (2006). Investment Planning for Financial Professionals. McGraw Hill. Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian (Cetakan Ketujuh). Bandung: CV. Alfabeta. Susanto, G. (2010). Konsep Pemberian Palaku (Mahar) dalam Adat Perkawinan di Desa Pangkalan Dewa Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah (Perspektif Hukum Islam). Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius. Tjilik Riwut, N. R. (2010). Maneser Panatau Tatu Hiang ( Menyelami Kekayaan Leluhur). Palangkaraya. Umar, H. (2002). Metode Riset Komunikasi Organisasi : Sebuah Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wilkolaski, S. (2005). How to Start A Wedding Planning Business. Garnet Press, Self Published Marketing Group. Wiyono. (2014). Universitas Muhammadiyah Malang. Dipetik Maret 2015, dari Universitas Muhammadiyah Malang Website:dp2m.umm.ac.id/files/file/Perencanaan Keuangan Keluarga(1).
83