PENINGKATAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN REMI TEMATIK PADA ANAK
Liya Rohmawati Sri Widayati PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Surabaya
Jln. Teratai No. 4 Surabaya (
[email protected]).(
[email protected]) Abstract: This study uses a class action research. The purpose of this study was to determine the familiar emblem increase numbers by playing rummy thematic, research subjects are children in group A kindergarten Al-Amin were 12 children. The results showed an increased ability to recognize the emblem number 63% is based on the observation of the first cycle and cycle II. Keywords: Symbol numbers, Cards Thematic Remi, Early childhood. Abstrak: Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan mengenal lambang bilangan dengan bermain remi tematik, subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Al-Amin berjumlah 12 anak. Hasil penelitian menujukkan adanya peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 63% berdasarkan hasil pengamatan dari siklus I dan siklus II. Kata kunci : Lambang bilangan, Kartu Remi Tematik, Anak usia dini
Pendidikan anak usia dini jalur formal memiliki kurikulum yang dapat menjadi panduan pembelajaran yaitu dalam peraturan menteri pendidikan nasional No 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini yang meliputi lima aspek perkembangan yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,dan sosial-emosional. Konsep bilangan juga mengandung unsur simbol yang berupa lam-bang bilangan untuk mengkonkritkan bila-ngan tersebut yang bersifat abstrak yaitu be-rupa lambang serta konsep bilangan yang ber-guna untuk mengetahui jumlah suatu benda da-lam suatu hitungan. Dalam kurikulum TK yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009, standar kompetensi perkembangan kognitif meliputi pengetahuan umum dan sains, konsep, bentuk, waktu, ukuran dan pola, serta konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf salah satu indikator untuk konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf diantaranya yaitu membuat
urutan bilangan 1-10 dengan benda, menunjukkan lambang bilangan 1-10. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, kurangnya kemampuan mengenal lambang bilangan 1 sampai 10 yang dimiliki anak nampak dari hal-hal sebagai berikut : anak yang kurang mampu mengurutkan lambang bilangan 1-10 dengan benda yang digunakan, anak yang kurang mampu menunjuk lambang bilangan 110 yang diperintah oleh guru. Melihat kenyataan ini di TK Al-Amin pada usia 4-5 tahun di kelompok A, perkembangan kognitif anak masih rendah dalam mengurutkan lambang bilangan 1-10 dengan benda serta menunjukkan lambang bilangan 1-10 dengan tepat, mandiri, dan teliti. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan anak juga dipengaruhi oleh kegiatan belajar mengajar yang monoton. Metode pembelajaran lebih menekankan pada pemberian tugas, guru lebih banyak menjelaskan secara lisan sedangkan anak hanya diberikan lembar kerja dan diminta untuk menyelesaikannya.
1
Rohmawati, peningkatan mengenal Lambang Bilangan Melalui Bermain Remi Tematik pada anak. Pada hakekatnya pembelajaran bagi anak usia dini adalah permainan atau bermain. Permainan tersebut tidak perlu mahal tetapi baik dan aman untuk belajar anak, yaitu dengan menggunakan permainan kartu remi tematik. Media tersebut terdiri dari angka dan gambar yang sesuai tema yang berwarna-warni, sehingga anak mudah tertarik. Atas dasar inilah peneliti melakukan penelitian pada peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui metode bermain kartu remi tematik bagi anak Kelompok A TK Al-Amin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah bermain kartu remi tematik dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK AlAmin Bareng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Al-Amin Bareng melalui kartu remi tematik. Menurut Caufield (dalam Seefeldt dan Wasik, 2006:393) bahwa lambang bilangan merupakan bagian dari tata cara berhitung dan bilangan juga merupakan bagian dari pengalaman anak-anak sehari-hari. Bermain adalah suatu kegiatan yang membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan, dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, suatu dunia yang dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan telaah; suatu dunia anak-anak (Gordon & Brown dalam Moeslichatoen, 2004:32). Sedangkan, menurut Arritia (2011:31) kartu remi merupakan suatu media yang berbentuk gambar yang diperlihatkan kepada anak. Dengan kartu remi anak dapat mengetahui atau mengenal suatu bilangan serta dapat membilang bahkan menulis suatu bilangan berdasarkan gambar yang ditampilkan. Dalam Depdiknas (2006:5). Istilah tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Jadi dapat diartikan bahwa kartu remi tematik adalah sekumpulan kertas yang berbentuk persegi panjang dan terdapat gambar dan simbol lambang
2
bilangan 1-10 sesuai keperluan untuk permainan, dimana gambar dari kartu tersebut menggunakan tema. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Nur Sopiah (2014), tentang meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 melalui bermain kartu pada anak usia dini kelompok A di TK Kusuma Bangsa Plandaan Jombang memiliki relevensi dengan penelitian ini. Peneliti tersebut itu bahwa melalui bermain kartu dalam pengenalan lambang bilangan pada anak usia dini lebih meningkat. Kesamaan dari penelitian ini adalah penerapan bermain kartu yang digunakan dalam pengenalan lambang bilangan pada anak usia dini dan menggunakan jenis dan pendekatan penelitian yang sama yaitupenelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki atau merubah proses pembelajaran yang berupa tindakan atau kegiatan sehingga hasil belajar siswa meningkat. Memang ada perbedaan metode yang digunakan dengan penelitian yang dipaparkan di atas, tetapi walau berbeda, obyek dan fokus permasalahan berbeda penelitian terdahulu dapat dijadikan acuan dan dapat memberi arahan dalam penelitian ini. METODE Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2010:130) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan alasan supaya tidak meninggalkan lembaga tempat mengajar. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dilaksanakan dalam empat tahapan yang dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto,2010:137). Lokasi penelitian ini bertempat di TK AlAmin Banjarsari Bareng, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Al-Amin yang berjumlah 12 anak tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 4 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Dipilih di TK Al-Amin dikarenakan berdasarkan hasil observasi di kelas banyak anak yang be-
Rohmawati, peningkatan mengenal Lambang Bilangan Melalui Bermain Remi Tematik pada anak. lum bisa meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangannya. Teknik pengumpulan data penelitian ini berupa dokumentasi dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah aktivitas guru, aktivitas anak, dan instrumen kemampuan mengenal lambang bilangan. Berikut prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Observasi dilakukan selama kegiatan berlangsung. Pada penelitian ini, observasi pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan berdasarkan lembar observasi. Penelitian ini dibantu dengan teman sejawat. Catatan observasi ini berisi hasil pengamatan yang diperoleh peneliti selama pemberian tindakan berlangsung. Dalam penelitian ini, untuk mengukur kemampuan mengenal lambang bilangan melalui kegiatan bermain kartu remi tematik, pada saat bermain kartu remi tematik anak mampu mengurutkan lambang bilangan 1-10 dengan benda secara tepat, teliti dan mandiri serta mampu menunjuk lambang bilangan 1-10 secara tepat dan mandiri. Dalam penelitian yang dilaksanakan, selain data berupa catatan tertulis juga dilakukan pendokumentasian berupa foto. Foto ini dapat dijadikan sebagai bukti otentik bahwa pembelajaran benar-benar berlangsung. Tehnik Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Tehnik analisis data berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari observasi, perencanaan, tindakan, pelaksanan tindakan, sampai refleksi terhadap tindakan. Beberapa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas anak serta hasil kemampuan mengenal lambang bilangan terhadap kegiatan bermain kartu remi tematik. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jikalau hasil dari siklus I mencapai ≥ 75% dari jumlah anak (12 anak) memperoleh bintang tiga dari segi kemampuan mengenal lambang bilangan anak. Jika nilai rata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan, anak belum tercapai pada siklus I maka penelitian ini berlanjut pada siklus ke II. Namun jika indikator keberhasilan telah mencapai rata-rata 75% pada sklus I maka tetap dilanjutkan ke sik-
3
lus ke II hal ini dilakukan sebagai upaya pemantapan data pada siklus I. HASIL Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus di setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan. Hasil pengamatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak pada siklus I belum berhasil, karena belum memenuhi target yang ditentukan yaitu ≥ 75 % dari jumlah anak mendapat bintang 3. Hal ini dilihat dari kemampuan mengenal lambang bilangan pada siklus I pertemuan I memperoleh presentase anak yang mampu 16,7 % dan anak yang belum mampu 83,3%. Aktivitas guru pada siklus I pertemuan I memperoleh presentase 25%, untuk aktivitas anak memperoleh presentase 25%. Pada siklus I Pertemuan II kemampuan mengenal lambang bilangan pada memperoleh presentase anak yang mampu 16,7 % dan anak yang belum mampu 83,3%. Aktivitas guru pada siklus I pertemuan II memperoleh presentase 50%, untuk aktivitas anak memperoleh presentase 41,7%. Pada siklus I pertemuan III kemampuan mengenal lambang bilangan memperoleh presentase anak yang mampu 25% dan anak yang belum mampu 75%. Aktivitas guru pada siklus I pertemuan III memperoleh presentase 66,7%, untuk aktivitas anak memperoleh presentase 66,7%. Sehingga dapat dirata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan anak melalui metode bermain kartu remi tematik pada siklus I memperoleh presentase anak yang mampu 20% dan anak yang belum mampu 80%. Aktivitas guru mendapat 47,2% aktivitas anak 44,5%. Pelaksanaan pembelajaran kemampuan mengenal lambang bilangan melalui metode bermain kartu remi tematik belum optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Hasil pengamatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak pada siklus II pertemuan I memperoleh presentase anak yang mampu 75% dan anak yang belum mampu 25%. Aktivitas guru pada siklus II pertemuan I memperoleh presentase 66,7%, untuk aktivitas anak memperoleh presentase 66,7%. Pada sik-
Rohmawati, peningkatan mengenal Lambang Bilangan Melalui Bermain Remi Tematik pada anak. lus II Pertemuan II kemampuan mengenal lambang bilangan pada memperoleh presentase anak yang mampu 87,5% dan anak yang belum mampu 12,5%. Aktivitas guru pada siklus II pertemuan II memperoleh presentase 91,7%, untuk aktivitas anak memperoleh presentase 83,3%. Pada siklus II pertemuan III kemampuan mengenal lambang bilangan memperoleh presentase anak yang mampu 91,7% dan anak yang belum mampu 8,3%. Aktivitas guru pada siklus II pertemuan III memperoleh pre-sentase 91,7%, untuk aktivitas anak me-mperoleh presentase 91,7%. Sehingga dapat dirata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan anak melalui metode bermain kartu remi tematik pada siklus II memperoleh presentase anak yang mampu 83% dan anak yang belum mampu 17%. Aktivitas guru mendapat 83,4% aktivitas anak 80,6%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan pada siklus I mendapat presentase sebesar 20% dan pada siklus II mendapat 83% jadi mengalami peningkatan sebesar 63%. . PEMBAHASAN Pada siklus I kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak belum memenuhi target yaitu ≥ 75% dari jumlah anak yaitu 9 anak dari 12 anak mendapat bintang 3 dan bintang 4. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan mengenal lambang bilangan anak yang belum bisa mencapai 80%, aktivitas guru pada siklus I mencapai 47%, dan aktivitas anak 44%. Sehingga penggunaan metode bermain kartu rermi tematik belum optimal. Kegagalan pembelajaran pada siklus I dikarenakan guru kurang jelas dalam menjelaskan materi mengenal lambang bilangan 1-10 dan kurang berurutan dalam memberikan contoh cara bermain kartu remi tematik dan anak-anak banyak yang belum terbiasa melakukan permainan tersebut, karena selama ini ana-anak hanya dengan buku LKA dan media atau alat peraga kurang menarik perhatian anak. Pada siklus II peneliti berusaha memperbaiki semua kekurangan pada proses pembelajaran mengenal lambang bilangan ini deng-
4
an cara memperbaiki cara penyampaiannya dan mengganti gambar pada kartu remi sesuai tema setiap pertemuan sehingga hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan sehingga anak-anak menyukai kegiatan bermain dengan kartu remi tematik. Keberhasilan proses pembelajaran pada siklus II ini menunjukkan bahwa siklus ini sudah boleh dihentikan karena sudah memenuhi target keberhasilan yaitu ≥75% dari jumlah anak, hal ini dapat dilihat dari kemampuan mengenal lambang bilangan anak mengalami peningkatan 83% pada indikator mengurutkan lambang bilangan 1-10 dengan benda dan menunjuk lambang bilangan 1-10. Hal ini juga didukung dengan peningkatan pada aktivitas guru mencapai 83% dan aktivitas anak mencapai 81%. Melalui metode bermain kartu remi tematik dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada anak hal ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk guru dan pengenalan tema pada anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Caufield (Seefeldt dan Wasik, 2006:393) bahwa lambang bilangan merupakan bagian dari tata cara berhitung dan bilangan juga merupakan bagian dari pengalaman anak-anak sehari-hari. Anak dapat di katakan mengenal lambang bilangan jika anak dapat membilang/menyebut bilangan, anak juga dapat menunjukan lambang bilangan serta anak dapat mengurutkan lambang bilangan dengan benda. Sedangkan, menurut Triharso (2013:5) mengatakan bahwa dunia anak adalah bermain. Oleh karena itu jika bermain dan belajar di pisahkan, itu sama artinya dengan memisahkan anak-anak dari dunia mereka, dan merasa terasing dari lingkungan hidupnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa melalui metode bermain kartu remi tematik dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan dengan indikator mengurutkan lambang bilangan 1-10 dengan benda dan menunjukkan lambang bilangan 1-10. Se-
Rohmawati, peningkatan mengenal Lambang Bilangan Melalui Bermain Remi Tematik pada anak. hingga peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui metode bermain kartu remi tematik di Kelompok A TK Al-Amin dapat dikatakan berhasil. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak melalui metode bermain kartu remi tematik di Kelompok A TK Al-Amin dikemukakan beberapa saran sebagai berikut Guru adalah orang kedua yang dekat dengan anak disarankan untuk mempelajari dan memahami karakteristik anak serta memahami tema pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak sehingga anak dapat menerima proses pembelajaran dengan baik. Dalam kegiatan proses belajar mengajar diusahakan menggunakan variasi metode pembelajaran supaya anak tidak mudah jenuh dan termotivasi dalam belajar dan segala hal. .
5
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT rineka Cipta. Arrita. 2011. Media Manipulatif. Jakarta PT. PrehilIndo. http://www.academia.edu/7558854/2013
Kementrian Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas. Seefeeld, Carol dan Wasik.A.Barbara. 2008. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI menyingkapi Anak Usia Tiga, Empat, dan lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: PT Indeks. Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogyakarta: Diva Press Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: C.V Andi