Pengenalan Hama dan Penyakit Utama pada Kakao
Disampaikan pada kegiatan TOF Sulawesi Tenggara, 16 – 21 Desember 2014 Kerjasama antara ICCRI & CABI
PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO (Phytophthora palmivora) GEJALA PENYAKIT
KERUGIAN AKIBAT PENYAKIT
Hawar daun
Kerugian > 50% Busuk basah warna hitam
Busuk buah menginfeksi semua fase buah
Kanker batang
Hawar daun pada bibit
PENGENDALIAN TERPADU 1.
Sanitasi buah busuk
4. Pembenaman buah busuk
2. Penggunaan klon tahan 5. Penggunaan fungisida
ICCRI 03
ICCRI 04
3. Pemangkasan Fungisida bahan aktif tembaga (kontak) atau mefenoksam (sistemik) dengan dosis 3 ml/l
PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT PEMBULUH KAYU (PPK, Oncobasidium theobromae) GEJALA PENYAKIT
Klorosis pada daun
KERUGIAN AKIBAT PPK
Nekrosis pada daun
Noktah coklat pada bekas duduk daun
Alur berwarna coklat pada xylem
PENGENDALIAN TERPADU Infeksi ringan
Infeksi sedang
Infeksi berat
1.
Pangkasan sanitasi dengan interval 2 – 3 bulan sekali
1.
1.
2.
Pemupukan yang berimbang
Replanting tanaman kakao yang terinfeksi berat dan berumur tua.
2.
3.
Perbaikan pohon penaung
4.
Pembuatan saluran pembuangan air pada lokasi yang sering tergenang air.
Rehabilitasi tanaman kakao dengan sambung samping atau sambung kanopi pada tanaman muda
3.
Aplikasi fungisida golongan triazole
2.
Rehabilitasi tanaman kakao dengan sambung samping atau sambung pucuk menggunakan klon tahan PPK. Sambung samping hanya dapat dilakukan pada tanaman kakao yang batangnya sehat dan tidak terinfeksi kanker batang
PENGENDALIAN TERPADU PENGHISAP BUAH KAKAO, HELOPELTIS SPP. (HEMIPTERA, MIRIDAE) GEJALA SERANGAN
SERANGGA Helopeltis spp.
Bercak hitam pada pentil dan buah dewasa
Malformasi buah
Bercak hitam pada pucuk
Nimfa
Imago
PENGENDALIAN TERPADU
Pemanfaatan semut hitam, Dolichoderus thoraxicus dalam populasi yang berlimpah
Penyemprotan jamur Beauveria bassiana dosis 100 gr spora atau 1,5-2 kg biakan padat
Penyemprotan insektisida nabati ekstrak daun mimba, tembakau, sirsak, wedusan, sereh, paitan,dengan konsentrasi 2,5-5% , dan insektisida kimia konsentrasi formulasi0,05 -0,2%
PENGENDALIAN TERPADU HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO,
Conopomorpha cramerella
GEJALA SERANGAN
Warna buah belang hijau Biji saling lengket
KERUGIAN AKIBAT PBK
a. b. c. d.
Kehilangan hasil akibat PBK antara 59 – 81% Menurunkan mutu biji Meningkatkan kandungan sampah Meningkatkan biaya panen
PENGENDALIAN TERPADU 1. Pemangkasan tajuk < 4m, bertujuan untuk memudahkan panen dan pengendalian PBK
4. Pemanfaatan agens hayati (Semut hitam Dolichoderus thoracicus dan jamur Beauveria bassiana)
5. Penyemprotan insektisida 2. Penyarungan buah muda (panjang < 9 cm)
a.
Menggunakan insektisida pyretroid sintetik (bahan aktif: deltametrin, sihalotrin, fipronil, sipermetrin, bifentrin, esvenvalerat, betasiflutrin
b.
Penyemprotan dilakukan saat tingkat serangan sedang dan berat > 30% atau saat banyak buah pentil di pohon
c.
Sasaran penyemprotan adalah buah muda dan cabang horisontal
d.
Alat knapsack sprayer dengan volume 250 cc/pohon
3. Rehabilitasi menggunakan klon tahan)
ICCRI 07
Sulawesi 03
PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA RASIONAL Tujuan utama Mengurangi ketergantungan terhadap pestisida, terutama yang memiliki daya racun tinggi
Prinsip 5 T pada aplikasi pestisida untuk menghindari residu pestisida 1. Tepat Jenis 2. Tepat Waktu 3. Tepat Dosis / Konsentrasi 4. Tepat Cara 5. Tepat Sasaran
Penggunaan peralatan pelindung diri saat aplikasi pestisida
Tahap – tahap keputusan dalam mengaplikasikan pestisida pada kakao di lapangan: 1. Pemeriksaan kebun secara teratur untuk mengetahui masalah hama dan penyakit 2. Pemeriksaan kebun secara lebih teliti untuk menemukan sumber masalah. 3. Putuskan, apakah permasalahan yang ada adalah serius / penting. 4. Putuskan apakah perlu menggunakan pestisida. 5. Pilih pestisida yang benar. 6. Aplikasi pestisida secara benar dan aman.
Pemeriksaan kebun secara rutin untuk mengetahui masalah hama penyakit
Manfaat aplikasi pestisida secara rasional • Menurunkan jumlah penggunaan pestisida • Menghemat uang • Meningkatkan hasil kebun • Melindungi kesehatan petani • Mengurangi dampak negatif pestisida terhadap lingkungan Contoh pengendalian penyakit busuk buah kakao menggunakan pestisida secara tepat sasaran (sasaran pada buah)
PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA RASIONAL Kelas pestisida
Tingkat bahaya
Keterangan tindakan
Kelas I
Sangat berbahaya
JANGAN DIGUNAKAN!! (Misal Thionex & Endosulfan)
Kelas II
Bahaya sedang
Harus sangat hati – hati apabila menggunakan
Kelas III
Kurang berbahaya
Hati – hati apabila menggunakan
Kelas IV
Bahaya rendah
Hati – hati apabila menggunakan
*Kakao yang telah disemprot dengan pestisida kelas 1 atau beberapa kelas 2, tidak dapat diekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. DAFTAR PESTISIDA YANG TERDAFTAR DAN DIIZINKAN UNTUK KAKAO DI INDONESIA Jenis tanaman, Organisme sasaran
Nama formulasi pestisida terdaftar tahun 2012
Penyakit busuk buah Phytophthora palmivora
Amcozeb 80 WP
Cuprocide 77 WP
Kuproxat 345 SC
Amistartop 325 SC
Curxanil 8/64 WP
Medula 64/8 WP
Antilla 80 WP
Dithane M-45 40 WP
Nordox 56 WP
Benotop 50 WP
Folirfos 400 SL
Nordox 86 WP
Copcide 77 WP
Golex 250 EC
Petrostar 70 WP
Cozeb 80 WP
Kocide opti 46 WG
Revus Opti 440 SC
Ridomil Gold MZ 4/64 WG
Scorpio 250 EC
Trivia 73 WP
Amistartop 325 SC
Rabbat 250 SC
Bayfidan 250 EC
Heksa 50 SC
Recor Plus 300 EC
Folicur 430 SC
Mandazim 74/6 WP
Scorpio 250 EC
Nativo 75 WG
Sultricob 93 WP
Zetop 80 WP
Bayleton 250 EC
Penyakit pembuluh kayu Oncobasidium theobromae
Penyakit jamur akar putih Rigidoporus lignosus
Bayfidan 250 EC
Jamur upas, Upasia salmonicolor
Belvo 80 WG
Ulat kilan Hyposidra talaca
Alika 247 ZC
Rudal 25 EC
Stopper 50 EC
Atabron 50 EC
Sherpa 50 EC
Tetrin 36 EC
Matador 25 EC
Sidador 30 EC
Semut api, Solenopsis geminata
Penalty 50 SC
Kutu putih, Planococcus sp.
Alika 247 ZC
DAFTAR PESTISIDA YANG TERDAFTAR DAN DIIZINKAN UNTUK KAKAO DI INDONESIA
Jenis tanaman, Organisme sasaran Penggerek buah kakao Conopomorpha cramerella
Gulma alang - alang Imperata cylindica
Gulma golongan teki
Nama formulasi pestisida terdaftar tahun 2012 Alika 247 ZC
Cypermax 100 EC
Matarin 50 EC
Batindo +1 WP
Dasatrin 110 EC
Meteor 25 EC
Bento 50 EC
Exocet 50 EC
Nurelle D 500/50 EC
Bestox 50 EC
Fero-Pbk
Pelle 50 EC
Bio Kaosida SP
Fyfanon 440 EW
Penalty 50 SC
Brantas 25 EC
Halona 200/50 EC
Polydor 25 EC
Brasso 250 EC
Kabrux 160/10 EC
Prevathon 50 SC
Buldok 25 EC
Klensect 200 EC
Raydent 200 EC
Capture 50 EC
Kocide opti 46 WG
Raydock 28 EC
Chlormite 400 EC
Labrador 25 EC
Regent 50 EC
Crowen 113 EC
Matador 25 EC
Rudal 25 EC
Cucakrowo 25 EC
Matador 25 CS
Salvador 25 EC
Santador 25 EC
Sidador 30 EC
Starban 585 EC
Stopper 25 EC
Talstar 25 EC
Tamigon 25 EC
Tikam 50 EC
Tombak 189 EC
Basta 150 SL
Toupan IQ 220 SL
Round Up 486 SL
Touchdown 620 SL
Basmilang 480 SL
Gramaxone 276 SL
Tanistar 160 SL
Bernout 120/120 SL
Kombat 360 SL
Goal 240 EC
Gempur 480 SL
Polaris 240 SL
Roundup 480 SL
Supremo 480 SL