PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PRAKTIKUM SEDERHANA
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pogram Studi Pendidikan Fisika
oleh Siti Nuriyanah 4201410105
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
iv
MOTTO Sesungguhnya ALLAH tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. ArRa’d, 13:11) Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving. (Albert Einstein) Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak Suman dan Ibu Rumanah tercinta, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, do’a dan pengorbanan yang tiada henti 2. Kakakku tersayang Sugito dan adik-adikku Jumain dan Suryadi yang selalu menjadi motivasi terbesarku 3. Bapak /Ibu dosen tercinta 4. Beloved people Budi Prihono; Febriyan; Puji; Keluarga besar SAN (Solidaritas Anak Negeri); Keluarga besar KSR UNNES; Teman-teman Fisika angkatan 2010 dan 2011;
Teman-teman
Terimakasih
atas
di segala
persahabatan sampai saat ini
v
Zezen cinta
Kost. dan
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Praktikum Sederhana”. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari peran serta dosen pembimbing yang sangat bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Suharto Linuwih, M. Si., sebagai Dosen Pembimbing I dan Drs. Sukiswo Supeni Edie, M. Si., sebagai Dosen Pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran dan pengertian telah memberikan pengetahuan, bimbingan, serta arahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini. 1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum., rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr.Wiyanto, M. Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis untuk mewujudkan skripsi ini. 3. Dr. Khumaedi, M. Si., ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
vi
4. Dra. Dwi Yulianti, M. Si., selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi. 5. Semua dosen jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu sebagai bekal penulis nantinya di masyarakat. 6. Reni Afifah, S. Pd., guru pengampu mata pelajaran Fisika SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL atas ilmu, bantuan, dan kerja samanya selama penelitian. 7. Siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 4 SMA PONDOK MODERN SELAMAT yang telah bersedia bekerjasama serta bersemangat dalam pelaksanaan penelitian. 8. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Mahasiswa fisika angkatan 2010 dan 2011 baik prodi pendidikan maupun murni, serta seluruh keluarga besar Jurusan Fisika, terima kasih atas bantuan, kebersamaan, kekeluargaan, dan semangatnya. 10. Teman-teman dan semua pihak yang terus mendukung dan membantu penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya, serta dapat memberi sumbangan pemikiran pada perkembangan pendidikan selanjutnya.
vii
Semarang,
April
2015 Siti Nuriyanah
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PRAKTIKUM SEDERHANA ABSTRAK Nuriyanah, Siti. 2015. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Praktikum Sederhana. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Suharto Linuwih, M. Si. dan Pembimbing Pendamping Drs. Sukiswo Supeni Edie, M. Si. Kata Kunci : Pengembangan, Praktikum Sederhana, Berpikir Kreatif. Pembelajaran dengan praktikum sederhana merupakan pembelajaran yang membuat siswa menjadi terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta melakukan proses perilaku kreatif. Pelaksanaan praktikum selama proses pembelajaran mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui praktikum sederhana. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui praktikum sederhana. Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental design. Instrument penelitian berupa soal pre-test, soal post-test, dan angket berpikir kreatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X MIPA SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL dan diambil dua kelas sebagai sampel yaitu kelas X MIPA I sebagai kelas eksperimen dan X MIPA II sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan praktikum sederhana dan kelas kontrol dengan metode ceramah. Analisis data yang digunakan meliputi analisis instrumen dan analisis akhir berupa uji t dua pihak dan satu pihak, dan uji gain. Hasil penilaian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil uji gain menunjukkan perkembangan positif pada kelas eksperimen yaitu meningkat dengan kategori sedang. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa pada akhir penelitian diperoleh 47 % siswa sangat kreatif dan 53 % siswa kreatif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pembelajaran dengan praktikum sederhana dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Indikator yang mulai berkembang dalam penelitian ini adalah berpikir lancar, berpikir luwes, dan berpikir terperinci. Indikator berpikir orisinil berkembang secara optimal dalam penelitian ini.
viii
The Development of Students’ Creative Thinking Ability Through the Simple Practical Work. ABSTRACT key words: development, simple practical work, creative thinking. The empowerment of practical tools in learning process is a learning which takes advantage of tools in school laboratory in order to conduct practical work. In this learning process, the students will be active during the teaching and learning process. In other words, they would do it creatively. The empowerment of practical work while teaching and learning process can improve students’creative thinking ability. The discussion of the problem in this research is how the development of students’ creative thinking ability through the empowerment of practical tools. The purpose of this research is to know the development of students’ creative thinking ability through such way. The research methodology of this study is true experimental design. The research instruments were in form of pre-test, post-test, and questionnaire about creative thinking. The population of this research was the whole of tenth year MIPA students of SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL. In this population, the writer took two classes as sample. They were X MIPA 1 as experimental group and X MIPA II as control group. Eksperiment class conducted learning process simple practical work and control class conducted learning process speech methode. The result show that the ability of creative thinking in experimental group is better than control group. Meanwhile, the result of gain-test showed that positive development in experimental group is belong to medium category. The result of the development of students’ creative thinking ability in the end of research was gained 47% very creative students and 53% creative students. Based on the result of final analysis, teaching and learning process through the empowerment of practical tools can improve students’ creative thinking ability. The indicator of this research is to develop fast thinking, flexible thinking, and thorough thinking. The indicator of original thinking develop optimumly in this research.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………….
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………...
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………..
iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………..
v
PRAKATA……………………………………………………………..
vi
ABSTRAK……………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...
x
DAFTAR TABEL……………………………………………………...
xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..
xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..
xiv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………...
1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..
5
1.3. Pembatasan Masalah……………………………………………..
5
1.4. Tujuan Penelitian…………………………………………………
5
1.5. Manfaat Penelitian……………………………………………….
5
1.6. Penegasan Istilah…………………………………………………
7
1.7. Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………
8
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Pendidikan……………………………………………… x
10
2.2. Hakikat Perkembangan dan Pembelajaran Konstuktivisme……...
11
2.3. Pentingnya Kreativitas……………………………………………
12
2.4. Berpikir Kreatif…………………………………………………...
13
2.5. Pembelajaran Praktikum sederhana untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa……………................................................
17
2.6. Hukum Archimedes………………………………………………
18
2.7. Kerangka Berpikir………………………………………………..
22
2.8. Hipotesis Penelitian………………………………………………
24
3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian…………………………………………………
25
3.2. Subjek dan Lokasi Penelitian…………………………………….
25
3.3. Variabel dan Indikator Penelitian………………………………..
26
3.4. Prosedur Penelitian………………………………………………
27
3.5. Metode Pengambilan Data………………………………………
28
3.6. Instrument Penelitian…………………………………………….
29
3.7. Analisis Uji Coba Instrumen…………………………………….
30
3.8. Metode Analisis Data……………………………………………
34
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Analisis Tes Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif.. 43 4.1.2. Analisis Angket Respon Siswa…………………………………... 49 4.1.3. Analisis Rata-rata Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa…...
50
4.2. Pembahasan…………………………………………………..……
51
4.2.1.Pembelajaran dengan Praktikum sederhana…………...………….
52
4.2.2.Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Praktikum Sederhana ……….…………………………………….
54
4.2.3.Kendala Penelitian………………………………………………...
60
5. PENUTUP 5.1. Simpulan…………………………………………………………… 62 5.2. Saran……………………………………………………………….
62
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………...
68
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran...…………………………………
32
3.2 Kesukaran Soal Uji Coba…..…………………………………….
33
3.3 Klasifikasi Daya Pembeda……...………………………………..
33
4.1. Hasil Pre-test dan Post-test……………………………………...
43
4.2. Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Post-test..............……………
45
4.3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata hasil Pre-test……………………...
45
4.4. Uji Perbedaan Dua Rata-rata hasil Post-test…………………….
46
4.5. Analisis Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif…………
47
4.6. Hasil Uji Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif…………...
48
4.7. Hasil Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen………………………………………………...
48
4.8. Persentase Hasil Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif…
49
4.9. Hasil Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif………………….
50
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1. Gaya-gaya yang bekerja pada benda tercelup..…………………
19
2.2. Benda terapung………………………………………………….
20
2.3. Benda Melayang…………………………………………………
21
2.4. Benda Tenggelam……………………………………………….
21
2.5. Kerangka Berpikir……………………………………………….
23
3.1. Prosedur Penelitian………………………………………………
28
4.1. Perbandingan Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol......
47
4.2. Persentase Klasikal Kemampuan Berpikir Kreatif....……………
49
4.3. Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas ...................................
51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
halaman
1. Silabus……………………………………………………...
68
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………….
72
3. Lembar Kerja Siswa 1 ……………………………………..
80
4. Lembar Kerja Siswa 2 ……………………………………..
83
5. Lembar Kerja Siswa 3 ……………………………………..
87
6. Daftar Kelompok Praktikum..……………………………....
91
7. Kisi-kisi Soal Uji Coba……….………………………….…
92
8. Soal Uji Coba………………….…………………………...
102
9. Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test..………………………….
105
10. Soal Pre-test dan Post-test………….…………………………..
113
11. Kisi-kisi Angket Uji Coba………….……………………....
117
12. Angket Uji Coba…………………………………………...
118
13. Kisi-kisi Angket Berpikir Kreatif………………………….
120
14. Angket Berpikir Kreatif……………………………………
121
15. Analisis Soal Uji Coba…………………………………….
123
16. Daftar Nama Siswa………………………………………...
125
17. Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen………………..
126
18. Contoh Perhitungan Validitas Instrumen…………………..
127
19. Contoh Perhitungan Daya Beda Soal………………………
128
20. Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Soal………………...
129
21. Daftar Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal……………….
130
22. Uji Homogenitas Populasi………………………………….
131
23. Uji Normalitas pre-test Kelas Eksperimen…………………
133
xiv
24. Uji Normalitas post-test Kelas Eksperimen………………...
134
25. Uji Normalitas pre-test Kelas Kontrol……………………...
135
26. Uji Normalitas post-test-test Kelas Kontrol………………...
136
27. Daftar nilai pre-test……………………………………………….
137
28. Daftar Nilai post-test……………………………………………..
138
29. Analisis Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif…………...
139
30. Rekapitulasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif…………….
140
31. Uji gain Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif……………
141
32. Uji gain Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif…………...
142
33. Uji Kesamaan Dua Varian Nilai pre-test………………………
143
34. Uji Kesamaan Dua Varian Nilai post-test……………………..
144
35. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (uji t dua pihak)………………
145
36. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (uji t pihak kanan)……………
146
37. Analisis Angket Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen………..
147
38. Analisis Angket Berpikir Kreatif Kelas Kontrol…………….
149
39. Foto-foto Penelitian…………………………………………
151
40. Surat Ijin Penelitian…………………………………………
152
41. Sura Keterangan Penelitian………………………………….
153
xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan penting bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Undang – undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan di sekolah memiliki tujuan yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 menargetkan peningkatkan kreativitas peserta didik seoptimal mungkin sehingga mampu berinovasi untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit. Siswa akan mampu berinovasi apabila memiliki pemikiran yang kreatif. Pemikiran kreatif dapat di tunjukkan melalui kemampuan membangun dan menciptakan gagasan – gagasan, menemukan hal – hal baru yang belum pernah ada, merencanakan sesuatu yang baru, dan menampilkanya. Latihan-latihan dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif di sekolah dilakukan melalui kegiatan yang dapat melatih siswa melaksanakan proses berpikir kreatif. Proses pengembangan kemampuan berpikir kreatif dapat diterapkan melalui pemberian
1
2
materi pelajaran di sekolah dengan metode praktikum. Sesuai hasil penelitian dari Lina (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode praktikum sederhana dapat mengembangkan kreativitas siswa. Materi fisika yang diajarkan dengan metode praktikum sangat mendukung siswa untuk melatih kemampuan berfikir kreatif, karena pada saat melaksanakan proses praktikum siswa akan dilatih menyiapkan alat dan bahan praktikum, melakukan hipotesis, menguji hipotesis, mengkomunikasikan hasil, memodifikasi dan menguji kembali hipotesis. Tujuan pembelajaran fisika salah satunya adalah agar siswa memiliki keterampilan untuk mengembangkan keterampilan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan prinsip dan konsep fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif dan kuantitatif. Salah satu keterampilan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari adalah keterampilan berpikir kreatif. Menurut Guilford, sebagaimana dikutip Munandar (2004) menyatakan bahwa kreativitas atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacammacam kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Cara berpikir kreatif dapat membuat anak luwes dan lancar dalam berpikir, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu memunculkan banyak gagasan. Akan tetapi cara berpikir kreatif masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal, sehingga masih perlu banyak perhatian lebih dalam menumbuhkan sikap dan sifat berpikir kreatif. Kreativitas tidak diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses belajar dan berlatih. Menurut Souse (2012), sebagaimana dikutip dalam Widya
3
(2013) dahulu kreativitas dipandang berkah dari alam atau hasil warisan genetis. Penelitian sekarang mengindikasikan bahwa kreativitas merupakan hasil proses kognitif yang dapat dikembangkan didalam banyak diri individu. Kreativitas pada siswa dapat dikembangkan melalui penerapan metode pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Proses pengembangan kreativitas siswa pada sains dapat diajarkan melalui kegiatan praktikum dikelas maupun laboratorium. Menurut Saputra (2012) melakukan praktikum adalah salah satu cara untuk mengasah kemampuan berpikir siswa dalam belajar fisika. Siswa dapat memecahkan masalah sains dengan cara menghubungkan hasil observasi dalam praktikum dengan konstruksi teoritis yang telah dimiliki sehingga dapat membangun struktur konsep dengan baik. Praktikum jarang sekali dilakukan karena keterbatasan wakru, di beberapa sekolah, praktikum hanya dilaksanakan hanya bila ada mahasiswa praktikan yang sedang melaksanakan program penelitian. Alasan guru tidak melaksanakan praktikum adalah karena tidak ada guru bantu (asisten praktikum) dan laboran, serta kerumitan pelaksanaanya yang dilakukan diluar jam belajar. Praktikum hanya dilaksanakan ketika akan diambil untuk nilai ujian praktik. Praktikum dalam pembelajaran fisika sangat diperlukan untuk membantu meumbuhkan kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif siswa. Melalui kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam memahami suatu fenomena. Menurut penelitian di sekolah, pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional yakni menggunakan metode ceramah. Metode ini hanya memberikan peluang kepada siswa untuk melatih pendengaran, menyimpulkan
4
pembicaraan, mencatat hal-hal pokok saja, namun tidak memberikan kesempatan ”belajar sambil berbuat” kepada siswa sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berkembang. Set alat praktikum yang tersedia di laboratorium sangat jarang digunakan dan ada yang tidak pernah digunakan dalam pembelajaran. Alat – alat praktikum sangat berguna dalam pembelajaran fisika, karena materi fisika tidak hanya dapat dipahami dengan dibaca namun harus dipraktikan. Dengan set alat praktikum yang tersedia sebenarnya sangat mendukung untuk melaksanakan kegiatan praktikum sederhana sesuai materi yang diajarkan. Pembelajaran fisika praktikum berarti juga mengajak siswa untuk “belajar sambil berbuat”,
mengembangkan
konsep self concept pada diri siswa. Secara psikologis, siswa menjadi terbuka pada pengalaman-pengalaman baru dan lebih kreatif,
siswa tidak hanya
mendengarkan ceramah atau penjelasan dari guru tetapi bekerja dan berfikir bagaimana menemukan konsep materi fisika melalui praktikum dengan alat yang tersedia. Salah satu hal yang bisa diamati dari kemampuan berpikir kreatif siswa adalah kemampuanya untuk menciptakan sesuatu atau membuat sebuah kreasi. Setelah melaksanakan kegiatan praktikum siswa akan memperoleh pengalaman langsung dari pembelajaran yang diberikan. Melalui pengalaman yang diperoleh diharapkan mampu membuat siswa berkreasi sebagai wujud kreativitas yang dimilikinya. Berdasarkan uraian di atas diperlukan kajian masalah melalui penelitian “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Praktikum Sederhana.”
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan praktikum sederhana?
1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, permasalahan yang dikaji oleh peneliti difokuskan pada: 1.3.1
Pembelajaran dengan praktikum sederhana untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. 1.3.2
Materi pembelajaran difokuskan pada materi fluida statis sub bab hukum
Archimedes.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Mengetahui hasil pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui praktikum sederhana.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Bagi Guru
1.5.1.1
Menambah pengalaman guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah. 1.5.1.2
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan
pengajaran fisika untuk menngkatkan mutu pengajaran 1.5.1.3
Lebih memanfaatkan lingkungan sekolah dan fasilitas sekolah
terutama laboratorium dan alat-alat praktikum dalam pembelajaran fisika. 1.5.2
Bagi Siswa
6
1.5.2.1
Menumbuhkan semangat belajar siswa dengan memberikan
metode belajar yang baru dan bervariasi. 1.5.2.2
Menghilangkan rasa bosan atau jenuh selama pembelajaran
berlangsung. 1.5.2.3
Melatih siswa agar melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik. 1.5.2.4
Membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
1.5.2.5
Melatih siswa untuk menumbuhkan sikap kreatif.
1.5.2.6
Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
1.5.3
Bagi Sekolah
1.5.3.1
Meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran
fisika. 1.5.3.2 1.5.4
Meningkatkan kualitas peserta didik.
Bagi Peneliti
1.5.4.1
Menambah
wawasan
tentang
berbagai
macam
metode
pembelajaran. 1.5.4.2
Menambah wawasan tentang pemberdayaan alat praktikum untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 1.5.4.3
Sebagai pedoman apabila nanti sudah benar-benar menjadi seorang
guru. 1.5.4.4
Sebagai motivasi agar dalam mengajar tidak hanya menilai hasil
kemampuan kognitif tetapi juga memperhatikan keterampilan siswa, serta proses penyerapan materi oleh siswa.
7
1.6
Penegasan Istilah
1.6.1
Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan berarti proses,
cara, atau perbuatan mengembangkan. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses, cara, atau perbuatan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 1.6.2
Kemampuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kemampuan” berasal dari kata “mampu” yang memiliki arti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan “kemampuan” berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. 1.6.3
Berpikir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “berpikir” berasal dari kata
“pikir” yang memiliki arti akal budi, ingatan, dan angan-angan, sedangkan “berpikir” berarti menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, dan menimbang-nimbang di ingatan. 1.6.4
Kreatif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kreatif” berarti memiliki
daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. 1.6.5
Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah kebiasaan dari pikiran yang selalu dilatih untuk memperhatikan
intuisi,
menghidupkan
imajinasi,
mengungkapkan
8
kemungkinan-kemungkinan baru, membuat sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga (Asmani, 2010:141-142). Munandar (2002) menyatakan bahwa berpikir kreatif atau berpikir divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah yang penekananya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Berpikir kreatif atau kreativitas sebagai produk adalah kemauan untuk menghasilkan suatu yang baru. 1.6.6
Praktikum
Menurut KBBI praktikum bisa juga disebut pelajaran praktik atau bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. Praktikum yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah praktikum sederhana menggunakan alat praktikum fluida statis untuk melaksanakan pembelajaran mengenai hokum Archimedes.
1.7 Sistematika Skripsi Skripsi ini terdiri dari tiga bagian utama yang dapat dirinci sebagai berikut. (1) Bagian Awal Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. (2) Bagian Isi Bagian isi terinci menjadi 5 bab, yaitu: Bab I Pendahuluan
9
Berisi latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka Berisi tentang teori kreativitas dan berpikir kreatif, teori pengembangan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Berisi tentang desain penelitian, lokasi dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, alur penelitiaan, dan metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan pre-test dan post-test, analisis deskriptif kemampuan berpikir kreatif, dan analisis deskriptif hasil angket kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pemberdayaan alat praktikum dan kegiatan praktikum. Pembahasan dilakukan dengan meninjau landasan teori. Bab V Penutup Berisi tentang simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saransaran yang perlu disampaikan untuk pembaca atau peneliti selanjutnya. (3) Bagian Akhir Bagian
akhir
berisi
daftar
pustaka
dan
lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Hakikat Pendidikan Menurut paham konvensional, pendidikan dalamarti sempit diartikan
sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti (Anni, 2009:189). Pendidikan diberikan agar anak didik memperoleh bekal dalam aspek moral dan budi pekerti untuk hidup dilingkungan masyarakat. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia, hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, kepada peserta didik. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuanya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena itu membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu, yaitu mengidentifikasi dan membina, serta memupuk yaitu mengembangkan dan meningkatkan bakat tersebut (Munandar, 1999:4).
10
11
2.2. Hakikat Perkembangan dan Pembelajaran Konstruktivisme. Menurut Yusuf (2009, 15) Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati” (The progressive and continuous change in the organism from birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahanperubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau kematanganya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik yang menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”. Para pakar psikologi perkembangan meyakini bahwa perkembangan terdiri atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur yang paling dasar, yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih tinggi. Diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan menunjukkan kemajuan kemampuan yang ditunjukkan secara berbeda ketika menghadapi objek yang berbeda. Dengan demikian perkembangan merupakan proses kombinasi antara integrasi dan diferensiasi (Anni, 2010:13-14). Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamanya sendiri. Esensi pembelajaran konstruktivisme adalah peserta didik secara individu menemukan dan menstranfer informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi miliknya. Pembelajaran konstruktivisme memandang bahwa
12
peserta didik secara terus menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merivisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Salah satu tujuan penggunaan pembelajaran konstruktivistik adalah peserta didik belajar cara-cara mempelajari sesuatu dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar. Untuk mendorong agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar, maka : (a) lingkungan belajar harus menunjukkan suasana demokratis, (b) kegiatan pembelajaran berlangsung interaktif terpusat pada peserta didik, dan (c) peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya. (Anni, 2010 :225-227)
2.3. Pentingnya Kreativitas Pentingnya kreativitas telah dicantumkan dalam Sistem Pendidikan Nasionlal
No
20
Tahun
2003.
Tujuan
pendidikan
diharapkan
dapat
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, juga mandiri. Salah satu harapan dari Pendidikan Nasional adalah menjadikan peserta didik kreatif sehingga jelas bahwa kreativitas siswa harus dikembangkan dalam proses pendidikan. Munandar (2012) memberikan penjelasan mengenai perlunya memupuk kreativitas dalam diri anak didik, yaitu sebagai berikut. (1) Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967). Kreativitas merupakan manifestasi dariindividu yang berfungsi sepenuhnya;
13
(2) Kreativitas atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guidford, 1967). Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan,dan penalaran (berpikir logis); (3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. (4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia
meningkatkan kualitas
hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan Negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuanpenemuan baru, dan teknologi baru. Untuk mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini. Memperhatikan uraian di atas, kreativitas sangat penting dalam Sistem Pendidikan namun pembelajaran mengenai kreativitas masih jarang diterapkan di sekolah.
2.4. Berpikir Kreatif Menurut Asmani (2010) berpikir kreatif adalah kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan segi kuantitas, ketergantungan, keragaman jawaban, dan menerapkan dalam pemecahan masalah. Supriyadi (1985), sebagaimana dikutip dalam Asmani (2010) mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif, yaitu: (1)
Terbuka terhadap pengalaman baru;
14
(2)
Fleksibel dalam berpikir dan merespons;
(3)
Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan,
(4)
Menghargai fantasi;
(5)
Tertarik pada kegiatan-kegiatan kreatif;
(6)
Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain;
(7)
Mempunyai rasa ingin tahu yang besar;
(8)
Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti;
(9)
Berani mengambil risiko yang diperhitungkan;
(10)
Percaya diri dan mandiri;
(11)
Memiliki tanggung jawab dan komitmen pada tugas;
(12)
Tekun dan tidak mudah bosan;
(13)
Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah;
(14)
Kaya akan inisiatif;
(15)
Peka terhadap situasi lingkungan;
(16)
Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa lalu;
(17)
Memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik;
(18)
Tertarik pada hal-hal abstrak, kompleks, holistik, dan mengandung
teka-teki; (19)
Memiliki gagasan yang orisinil;
(20)
Mempunyai minat yang luas;
(21)
Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan
konstruktif bagi pengembangan diri; (22)
Kritis terhadap pendapat orang lain;
15
(23)
Senang mengajukan pertanyaan yang baik, dan
(24)
Memiliki kesadaran etika (moral) dan estetika yang tinggi.
Berpikir
kreatif
mengggunakan
dasar
proses
berpikir
untuk
mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli, estetis dan konstruktif yang berhubungan dengan pandangan dan konsep serta menekankan aspek berpikir intuitif dan rasional, khususnya dalam menggunakan informasi dan bahkan untuk memunculkan atau menjelaskan dengan perspektif asli pemikir. Menurut Asmani (2010:141-142) berpikir kreatif adalah kebiasaan dari pikiran yang selalu dilatih untuk memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan – kemungkinan baru, dan membangkitkan ide – ide yang tidak terduga. Berdasarkan teori Wallas (1926), sebagaimana dikutip dalam Munandar (2012:39), menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu : (1)
Persiapan, pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya; (2)
Inkubasi,
merupakan
kegiatan
mencari
data
dan
menghimpun
data/informasi tidak dilanjutkan. Tahapinkubasi adalah tahap dimana individu sekan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalah secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalamalam pra-sadar. Sebagaimana nyata dari analisis biografi maupun laporanlaporan tokoh-tokoh seniman dan ilmuan, tahap ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi. Mereka semuamelaporkan bahwa gagasan atau inspirasi yang
16
merupakan titikmula dari suatu penemuan atau kreasi baru berasal dari daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan ketidaksadaran penuh. Iluminasi, merupakan tahap timbulnya “insight” atau “aha - erlebnis”, saat
(3)
timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses – proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. (4)
Verifikasi atau evaluasi adalah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut
harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis). Kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan aspek – aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian (elaborasi) (Munandar, 2012 : 50). Indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar (2012 :192) dalam penelitian ini meliputi: (1)
Berpikir Lancar, meliputi:
a) Menghasilkan banyak gagasan /jawaban yang relevan b) Arus pemikiran lancar (2)
Berpikir Luwes, meliputi :
a) Menghasilkan gagasan-gagasan yang bervariasi b) Mampu mengubah cara atau pendekatan c) Arah pemikiran yang berbeda - beda (3)
Berpikir Orisinil, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain
dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang. (4)
Berpikir Terperinci (elaborasi), meliputi:
17
a) Mengembangkan, menambah, dan memperkaya suatu gagasan. b) Memperinci detail – detail c) Memperluas suatu gagasan
2.5.
Pembelajaran dengan Praktikum Sederhana untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Alat praktikum fisika dalam proses pembelajaran fisika memegang peran
penting, yaitu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran fisika. Menurut R.M Soelarko (1995), sebagaimana dikutip dalam Prasetyani (2013), tiap benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam,dapat disebut alat peraga. Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-konsep yang dipelajari. Alat peraga atau alat praktikum dapat memperjelas bahan pengajaran yang diberikan guru kepada siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi atau persoalan yang diberikan oleh guru. Alat praktikum juga dapat menarik perhatian siswa, menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran fisika. Pemberdayaan alat praktikum jelas sangat
memfasilitasi setiap proses
pembelajaran untuk melaksanakan praktikum fisika. Praktikum merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan atau membuktikan suatu teori, yang meliputi, mengamati, mengukur sehingga diperoleh data yang kemudian dipergunakan untuk menarik kesimpulan. Sedangkan menurut KBBI praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktik.
18
Menurut Arsyad (2000), sebagaimana dikutip dalam Lina (2012) belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi iaharus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Praktikum yang dilaksanakan siswa di laboratorium bukan sekedar kegiatan menggunakan alat , melainkan perbuatan untuk menguji suatu prinsip, menguji kebenaran teori yang telah diberikan dalam pembelajaran dalam rangka menambah pemahaman siswa. Melalui kegiatan praktikum siswa akan melaksanakan tahap-tahap seperti persiapan alat dan bahan praktikum, mencari informasi mengenai praktikum yang akan dilaksanakan maupun informasi tentang alat-alat yang akan digunakan, memberikan jawaban sementara atau hipotesis dari permasalahan yang terkandung dalam materi praktikum, melaksanakan praktikum itu sendiri, mengolah data atau informasi yang diperoleh dari hasil praktikum, dan pada akhirnya siswa akan menyimpulkan hasil praktikum serta memberikan jawaban akhir dari permasalahan yang ada dalam praktikum. Proses yang dialami siswa selama melaksanakan kegiatan praktikum ini sejalan dengan proses siswa menuju perilaku kreatif, sehingga apabila dilakukan secara berulang-ulang dapat melatih kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif siswa.
2.6. Hukum Archimedes Jika benda dicelupkan kedalam zat cair, zat cair memberikan gaya angkat pada benda itu. Gaya ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Fakta
19
ini pertama kali ditemukan oleh Archimedes sehingga dikenal sebagai hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Gaya apung muncul karena selisih antara gaya hidrostatis yang dikerjakan fluida terhadap permukaan bawah dengan permukaan atas benda. Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan hidrostatisnya. Ini menyebabkan tekanan pada bagia bawah benda lebih besar dari pada tekanan pada bagian atasnya.
h
Gambar 2.1 Gaya-gaya yang bekerja pada benda tercelup dalam fluida Perhatikan Gambar 2.1, benda mengalami tekanan dari fluida ke segala arah. Gaya – gaya horizontal yang ada di samping kanan dan kiri benda besarnya sama sehingga saling meniadakan. adalah gaya apung Fa.
Resultan kedua gaya yang bekerja pada benda
20
Fa =
ρfgVbf,
sebab Ah = Vbfadalah volum benda yang tercelup dalam fluida.ρf
adalah massa jenis fluida. 1. Tiga Posisi Benda dalam Fluida a. Terapung
Gambar 2.2 benda terapung Berdasarkan Gambar 2.2 benda dikatakan terapung jika sebagian dari benda tercelup atau berada dibawah permukaan air, sedangkan bagian yang lain berada di atas permukaan air. Pada benda terapung, besarnya gaya Archimedes sama dengan berat benda w = mg. Jadi, Fa = mg
ρfgVbf = ρbgVb ρfVbf = ρbVb Volume benda yang tercelup Vbf selalu lebih kecil dari pada volume benda seluruhnya Vb. Jadi, massa jenis benda ρb yang terapung lebih kecil dari pada massa jenis fluida; ρb < ρf.
21
b. Melayang
Gambar 2.3 benda melayang Pada benda melayang (Gambar 2.3), besarnya gaya Archimedes
sama dengan
berat benda w = mg. Jadi, Fa = mg
ρfgVbf = ρbgVb ρfVbf = ρbVb Volume benda yang tercelup Vbf sama dengan volume benda seluruhnya Vb. Jadi, massa jenis benda ρbyang terapung sama dengan massa jenis fluida; ρb = ρf c. Tenggelam
Gambar 2.4 benda tenggelam Pada saat tenggelam (Gambar 2.4), besar gaya Archimedes Fa lebih kecil dari pada berat benda mg. Dalam hal ini volume benda yang tercelup Vbf sama denga volume benda Vb . Akan tetapi, benda bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal N sehingga berlaku.
22
Fa + N = w N = ρbgVbGaya normal N selalu positif sehingga
ρfgVbf
ρb >ρfJadi, benda akan tenggelam dalam
fluida jika massa jenis benda itu lebih besar daripada massa jenis fluida.
2.7. Kerangka Berpikir Keberhasilan dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru sebagai pengajar, pendidik dan sebagai pencipta lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Khusus untuk belajar fisika diperlukan suasana atau lingkungan yang kondusif dan tidak membosankan agar siswa dapat belajar dengan tenang dan berkonsentrasi dalam memahami konsep – konsep rumit fisika serta mengembangkan keterampilan siswa. Selain itu, diperlukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai agar siswa tidak mudah bosan. Berdasarkan penelitian di sekolah, guru masih menggunakan metode ceramah selama proses pembelajaran. Metode ceramah tidak memberi kesempatan siswa untuk belajar sambil berbuat, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berkembang. Alat praktikum yang tersedia di laboratorium IPA Fisika sangat jarang di gunakan. Guru cenderung malas untuk mempersiapkan praktikum bagi siswa, sehingga pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode ceramah atau diskusi saja. Alat praktikum yang tersedia di sekolah dapat digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan praktikum. Tahapan untuk mengembangkan proses berpikir kreatif siswa dapat dilatih melalui proses kegiatan praktikum.
23
Penelitian ini menggunakan metode praktikummenggunakan alat praktikum sederhana pada materi fluida statis. Pemberdayaan alat praktikum dapat memfasilitasi
siswa
untuk
melaksanakan
praktikum
sehingga
dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif karena selama praktikum siswa akan mencari informasi, merenungkan hipotesis, dan menguji hipotesis itu sehingga bisa dijadikan rekomendasi suatu konsep atau teori. Berdasarkan kerangka berfikir diatas, dengan pembelajaran praktikum sederhana dalam penelitian ini, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Gambar 2.5 menunjukkan alur dari kerangka berpikir dalam penelitian ini. Hasil studi di lapangan. Guru masih menggunakan metode
Fasilitas
praktikum
ceramah dalam pembelajaran.
digunakan dalam pembelajaran
Siswa tidak memperoleh kesempatan untuk belajar sambil berbuat Kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berkembang Perlakuan Siswa
terlibat
aktif
Pembelajaran dengan praktikum sederhana
dalam pembelajaran.
Melaksanakan proses berpikir kreatif
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa
Gambar 2.5 kerangka berpikir
tidak
24
2.8.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berkembang melalui pembelajaran dengan praktikum sederhana. Ha: kemampuan berpikir kreatif siswa berkembang melalui pembelajaran dengan praktikum
sederhana.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (experimental research) dan termasuk true eksperimental design . Rancangan penelitian Kelompok
Pretes
Treatmen
Postes
Kontrol
O1
X1
O2
Experimen
O3
X2
O4
Keterangan: O1
= pretes kelompok kontrol
O2
= postes kelompok kontrol
O3
= pretes kelompok eksperimen
O4
= postes kelompok eksperimen
X1
= menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah)
X2
= dengan pemberdayaan alat praktikum
3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas X SMA PONDOK MODERN
SELAMAT KENDAL dari sekian bayak kelas X diambil satu kelas sepuluh yang
25
26
diberi pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum dan satu kelas yang diberi pembelajaran dengan metode ceramah. Populasi
: Siswa kelas X SMA PONDOK MODERN SELAMAT
Sampel
: - X MIA 4 sebagai kelas kontrol - X MIA 1 sebagai kelas eksperimen
Tempat Penelitian
: SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL
Waktu
: Penelitian ini dimulai pada tanggal 12 januari 2015
sampai dengan tanggal 12 Februari 2015.
3.3 Variabel dan Indikator Penelitian 3.3.1 Variable dalam penelitian Variable bebas : kelas
eksperiment yang diberi pembelajaran dengan
pemberdayaan alat praktikum dan kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode ceramah. Variable terikat : kemampuan berpikir kreatif siswa. 3.3.2 Indikator Penelitian Indikator penilaian dalam penelitian ini diambil dari indikator berpikir kreatif oleh Munandar (2012) yang dikembangkan oleh penulis, meliputi: 1.
Berpikir lancar , meliputi : a. Mengajukan banyak pertanyaan
2.
Memberikan banyak jawaban, gagasan / hipotesis mengenai suatu masalah.
3.
Berpikir luwes (fleksibel), pertanyaan yang bervariasi.
yaitu menghasilkan gagasan, jawaban, atau
27
4.
Berpikir Orisinil, yaitu memberikan jawaban yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang.
5.
Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu dapat memperinci suatu gagasan supaya lebih jelas.
3.4 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 1. Tahap awal a. Menyusun skenario pembelajaran dan menyusun perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kegiatan siswa (LKS). b. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa. c. Menentukan sampel yang menjadi kelompok perlakuan dengan teknik random sampling. d. Memberikan instrumen penelitian berupa tes uraian kepada kelas yang ditentukan. e. Melakukan uji coba instrumen. f. Melaksanakan analisis uji coba instrumen 2. Tahap Pelaksanaan a. Pemberian pre-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol b. Pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum c. Pemberian post-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
28
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Gambar 3.1 menunjukkan prosedur pelaksanaan kegiatan yang ditempuh selama penelitian berlangsung.
3.5 Metode Pengambilan Data Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Interview atau wawancara Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistematik dan sesuai tujuan penelitian. Dengan wawancara peneliti dapat memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam penelitian secara langsung serta memperoleh informasi yang belum
29
tercatat dalam literatur. Hasil wawancara ini sangat membantu proses penelitian yang akan dilaksanakan. 2.
Observasi Observasi adalah penelitian langsung dengan catatan sistematik terhadap
peserta didik. Oservasi ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif. 3. Tes Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan siswa terhadap suatu materi atau masalah. Tes ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan
berpikir kreatif siwa.
3.6
Instrumen Penelitian
1. Tes (pre-test dan post-tes) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pre-test dan post-tes digunakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian dengan pertanyaan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan terbuka digunakan dengan tujuan agar siswa secara bebas mengungkapkan ide-idenya sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.
30
Langkah-langkah penyusunan instrumen tes penelitian: (a) menetapkan tujuan tes; (b) menentukan indikator tes; (c) menyusun kisi-kisi; (d) menulis soal;(e) mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing; (f) menguji coba soal; (g) menganalisis soal; (h) merevisi soal; (i) menulis soal tes. 2. Angket Berpikir Kreatif Angket berpikir kreatif digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum yang berisi pernyataan-pernyataan yang telah disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa. Penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa dalam angket dibagi menjadi empat rentang skor yaitu 1,2,3, dan 4. Kriteria penilaian untuk angket bernilai positif yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3= setuju, dan 4= sangat setuju. Sedangkan untuk angket bernilai negatif penilaianya yaitu 1= sangat setuju, 2= setuju, 3= tidak setuju, dan 4 = sangat tidak setuju.
3.7 Analisis Uji Coba Instrumen 3.7.1 Analisis Instrumen Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian. Hasil tes dianalisis berdasarkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
3.7.1.1
Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas tes digunakan dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut: ∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
31
(Arikunto, 2009 : 72)
Keterangan: rxy
: indeks korelasi variabel X dan Y
X
: skor per item semua jawaban
Y
: skor total semua jawaban
N
: jumlah responden
Setelah didapat nilai rxy kemudian disesuaikan dengan nilai rtabel . Apabila harga rxy > rtabel maka soal dikatakan valid. Berdasarkan analisis tersebut, validitas dilakukan pada soal tes kemampuan berpikir kreatif, dan angket berpikir kreatif. Hasil validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 15. 3.7.1.2
Uji Reliabelitas
Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut : (
)(
∑
)
(Arikunto, 2009: 109) Keterangan : r11
: reliabilitas yang dicari
∑
: jumlah varians skor tiap – tiap item : varians total
Nilai rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai rhitung > rtabel maka soal dikatakan reliabel.
32
Reliabilitas dilakukan pada masing-masing soal tes kemampuan berpikir kreatif dan angket berpikir kreatif. Hasil reliabilitas butir soal uji coba didapatkan, dengan taraf signifikansi 5 % didapatkan rtabel sebesar = 0, 339 dan rhitung = 0, 883. Jadi, soal uji coba dapat dikatakan reliabel. Perhitungan analisis reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 dan contoh analisis reliabilitas pada Lampiran 17. 3.7.1.3
Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauanya. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut :
Hasil pertitungan menggunakan rumus tersebut menggambarkan tingkat kesukaran suatu soal. Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Interval
Kriteria
0,00 ≤ TK ≤ 0,30
Soal Sukar
0,30 < TK ≤ 0, 70
Soal Sedang
0,70 < TK ≤ 1,00
Soal Mudah
(Rusilowati, 2014)
33
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran dan klasifikasi pada Tabel 3.1 butir soal uji coba didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.2 Kesukaran Soal Uji Coba No Soal
Kriteria
3, 5, 8, 10
Soal Mudah
1, 2, 4, 6, 9, 11, 12, 13
Soal Sedang
7, 14
Soal Sukar
Berdasarkan hasil analisis yang tercantum dalam Tabel 3.2, soal uji coba yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test adalah butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 13, dan 14. 3.7.1.4
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2006: 211). Rumus untuk mengetahui daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut:
Hasil
perhitungan
dengan
rumus
tersebut
menggambarkan
tingkat
kemampuan soal dalam membedakan siswa yang sudah memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Menurut Crocker dan Algina (1986) No Soal
Kriteria
0,40 < D ≤ 1,00
Soal diterima
0,30 < D ≤ 0,40
Soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 < D ≤ 0,30
Soal diperbaiki
34
0,00 ≤ D ≤ 0,20
Soal tidak dipakai/dibuang
(Rusilowati, 2014) Berdasarkan kriteria daya pembeda pada Tabel 3.3 diperoleh Sembilan soal uji coba yang diterima dan satu soal diterima dengan perbaikan. Jumlah soal yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test adalah sepuluh butir soal.
3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Analisis Data awal 3.8.1.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kehomogenan populasi sebelum dilakukan treatment karena peneliti menggunakan teknik random sampling, maka syarat homogenitas sampel harus terpenuhi. Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas populasi rumus uji Bartlet sebagai berikut:
(Sudjana, 2005:263) Hasil perhitungan populasi dikatakan homogen jika
hitung <
tabel pada
taraf
signifikansi 5%. 3.8.2 Analisis Data Akhir 3.8.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat kondisi kedua sampel sebagai pertimbangan dalam penentuan statistik untuk menguji hipotesis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:
c = 2
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
(Sudjana, 2005:273)
35
Keterangan : = nilai Chi Kuadrat Oi
= frekuensi hasil pengamatan
k
= banyaknya kelas perhitungan
Ei
= frekuensi yang diharapkan Hasil uji normalitas diterima jika
hitung <
tabel pada
taraf signifikansi 5%.
Hasil uji normalitas yang telah dilakukan pada hasil tes kedua sampel menunjukkan bahwa kedua sampel terdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis bisa menggunakan rumus statistik parametrik. 3.8.2.2 Uji Kesamaan Dua Varian Uji kesamaan dua varian digunakan untuk mengetahui homogenitas varian kedua sampel yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan rumus uji hipotesis. Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua varian adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2007:175) Varian kedua sampel dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel . Hasil uji kesamaan dua varian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa varian kedua sampel adalah homogen. 3.8.2.3
Uji Hipotesis
3.8.2.3.1
Uji Perbedaan Dua Rata-rata (uji t dua pihak)
36
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kedua sampel. Uji ini menggunakan nilai hasil pre-test. Setelah dilakukan uji kesamaan varian nilai pretest kedua sampel diperoleh data bahwa varian kedua sampel adalah homogen σ12 = σ22 dan jumlah responden kedua sampel tidak sama n1 ≠ n2 . Rumusan hipotesisnya adalah : Ho : µ1 = µ2 artinya kondisi awal kedua sampel adalah sama. Ha : µ1 ≠ µ2 artinya kondisi awal kedua sampel tidak sama. Maka digunakan rumus uji t sebagai berikut: ̅ √
̅ (
) (Sugiyono, 2007:138)
Keterangan : ̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok eksperimen ̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok kontrol S1 = simpangan baku kelompok eksperimen S2 = simpangan baku kelompok kontrol S12 = varian kelompok eksperimen S22 = varian kelompok kontrol n1 = jumlah responden kelompok eksperimen n2 = jumlah responden kelompok kontrol 3.8.2.3.2
Uji Perbedaan Dua Rata-rata (uji t pihak kanan)
37
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal akhir sampel. Uji ini menggunakan nilai hasil post-test. Setelah dilakukan uji kesamaan varian nilai post-test kedua sampel diperoleh data bahwa varian kedua sampel adalah homogen σ12 = σ22 dan jumlah responden kedua sampel tidak sama n1 ≠ n2 . Rumusan hipotesisnya adalah : Ho : µ1 ≤ µ2 artinya nilai rata-rata kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas kontrol. Ha : µ1 > µ2 artinya nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Maka digunakan rumus uji t sebagai berikut: ̅ √
̅ (
)
(Sugiyono, 2007:138) Keterangan : ̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok eksperimen ̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok kontrol S1 = simpangan baku kelompok eksperimen S2 = simpangan baku kelompok kontrol S12 = varian kelompok eksperimen S22 = varian kelompok kontrol n1 = jumlah responden kelompok eksperimen
38
n2 = jumlah responden kelompok kontrol 3.8.2.4
Analisis Tes Kemampuan berpikir Kreatif
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa dianalisis dengan rumus:
(Arikunto, 2006:281) Keterangan : n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal yang diharapkan Tingkat ketuntasan siswa kreatif dihitung dengan teknik analisis persentase: ∑ ∑ Keterangan: p = ketuntasan klasikal ∑
= jumlah siswa kreatif secara individual
∑
= jumlah total siswa
3.8.2.5
Analisis Angket Berpikir Kreatif
Hasil angket berpikir kreatif dianalisis dengan rumus: (Arikunto, 2006:281) Keterangan : p = persentase n = jumlah skor yang diperoleh
39
N = jumlah skor maksimal yang diharapkan Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Angket yang dipakai menggunakan skala likert yang berbentuk check-list sehingga siswa hanya perrlu membubuhkan tanda check (√ ) pada kolom sesuai. Angket dalam penelitian ini juga diberi tingkatan-tingkatan skor untuk setiap alternatif jawaban. Skor yang diberikan pada setiap pernyataan pada angket ini dibedakan menjadi 2 yaitu skor untuk pernyataan positif dan skor untuk pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif skornya adalah sebagai berikut: a. skor 4 untuk jawaban sangat setuju b. skor 3 untuk jawaban setuju c. skor 2 untuk jawaban tidak setuju d. skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju Skor untuk pernyataan negatif adalah sebagai berikut: a. skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju b. skor 3 untuk jawaban tidak setuju c. skor 2 untuk jawaban setuju d. skor 1 untuk jawaban sangat setuju Kriteria berpikir kreatif berdasarkan hasil angket dibagi menjadi 4 kriteria sesuai persentase dari hasil tes yang diperoleh. Kriteria tersebut diperoleh berasarkan hasil perhitungan dibawah ini: Mengkonversikan persentase kedalam bentuk kualitatif: a. Menentukan persentase perolehan skor maksimal
40
b. Menentukan persentase perolehan skor minimal
c. Menentukan range persentase skor
d. Menentukan lebar interval
e. Menentukan deskripsi kualitatif untuk setiap interval Berdasarkan perhitungan diatas maka kriteria berpikir kreatif siswa yaitu: 25% ≤ p ≤ 43,75%
= kurang kreatif
43,75% < p ≤ 62,5% = cukup kreatif 62,50% < p ≤ 81,25% = kreatif 81,25% < p ≤ 100% = sangat kreatif 3.8.2.6
Analisis kualitatif keberadaan kemampuan berpikir kreatif
41
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penilaian terhadap perkembangan tersebut dibutuhkan analisis mengenai kondisi awal dan kondisi akhir siswa. Perkembangan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah mengembangkan indikator kemampuan
berpikir kreatif
siswa yang sebelumnya belum ada dalam diri siswa. Kriteria pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa yang telah disetujui oleh ahli ditentukan dengan langkah sebagai berikut : a. Menentukan persentase perolehan skor maksimal
b. Menentukan persentase perolehan skor minimal
c. Menentukan persentase range skor
d. Menentukan persentase lebar interval
e. Menentuan deskripsi kualitatif 0% ≤ p ≤ 25%
= belum nampak
42
25% < p ≤ 50%
= mulai nampak
50% < p ≤ 75%
= mulai berkembang
75% < p ≤ 100%
= berkembang optimal
3.8.2.7
Analisis Peningkatan Kemampuan berpikir Kreatif
Analisis peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan rumus uji gain. Uji gain digunakan untuk mengetahui besar kemampuan berpikir kreatif siswa dan peningkatan yang dialami setiap indikator berpikir kreatif sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Menurut Meltzef (2007) uji gain dapat dihitung dengan cara :
Dengan kriteria menurut Hake (1998),sebagai berikut: g ≥ 0,7
= tinggi
0,7 > g ≥ 0,3
= sedang
g < 0,3
= rendah
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian 4.1.1. Hasil analisis tes pengembangan kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir kreatif siswa di awal pembelajaran dapat di lihat dari hasil pre- test. Kemampuan berpikir kreatif siswa setelah memperoleh pembelajaran dilihat dari hasil post- test. Soal pre- test dan post-test diberikan dengan tipe soal uraian terbuka. Tes uraian dibuat berdasarkan indikator berpikir kreatif yang meliputi berpikir lancar, berpikir luwes (fleksibel), berpikir orisinil, dan berpikir terperinci (elaborasi). Data hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kontrol selengkapnya dimuat pada Lampiran 27 dan 28. Adapun hasil pre-test dan post-test berpikir kreatif siswa kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil pre- test dan post-test Pre- test
Post-test
No.
Komponen
1
Banyak siswa
36
34
36
34
2
Nilai Rata-rata
36,72
33,6
67,36
44,41
3
Nilai tertinggi
60
60
88
70
4
Nilai terendah
13
18
48
33
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
43
44
Berdasarkan Tabel 4.1, hasil kemampuan berpikir kreatif siswa menunjukkan adanya peningkatan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kondisi awal kedua kelas hampir sama dilihat dari rata-rata nilai pre-test, dan kondisi akhir dari kedua kelas mengalami perbedaan. Nilai rata-rata post-test kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. 4.1.1.1. Hasil Uji Coba Instrument Penelitian Melalui penelitian pada kelompok uji coba skala kecil diperoleh hasil dan revisi untuk keterlaksanaan instrument penelitian. Hasil uji coba tes
dianalisis
yang meliputi uji validitas, indeks kesukaran soal, daya beda soal, dan reliabilitas soal. Hasil analisa butir soal diatas selanjutnya digunakan untuk memilih 10 soal dari 14 butir soal yang diuji cobakan instrument evaluasi. Sebanyak 10 soal dipilih dalam kategori tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar digunakan dalam penelitian. Sepuluh soal yang dipilih tersebut sudah mencakup seluruh indikator kemampuan berpikir kreatif yang akan dicapai. 4.1.1.2. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data disajikan pada Tabel 4.2. perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23, 24, 25, dan 26.
45
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Kelompok
Pre-test
Penelitian
c² hitungc² tabel
Post-test Kriteria
Eksperimen
2,09
7,81
berteKontrol
3,55
7.81
Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Kriteria
c² hitungc² tabel 2,90
7,81
5,75
7,81
Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Hasil uji normalitas data nilai pre-test dan post-test menunjukkan bahwa nilai pretest dan post-test pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. 4.1.1.3. Uji Hipotesis (uji t dua pihak) Uji perbedaan rata-rata dua pihak ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kedua sampel sebelum dilaksanakan pembelajaran. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t dua pihak. Berdasarkan nilai rata-rata pre-test (Tabel 4.1), maka diperoleh hasil uji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti ditampilkan dalam Tabel 4.3. Perhitungan uji t selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35. Tabel 4.3 Uji perbedaan dua rata-rata hasil Pre-test Data
Kelas
n
Mean
Pre-
Eksperimen 36 36,72
test
Kontrol
34 33,6
thitung
ttabel
1,32
1,699
Keterangan Kondisi awal kedua sampel adalah sama
4.1.1.4. Uji Hipotesis (uji t pihak kanan) Berdasarkan nilai rata-ratapost-test (Tabel 4.1), Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari kelas kontrol. Agar memperkuat hasil maka dilakukan pengujian untuk membandingkan hasil kemampuan berpikir
46
kreatif manakah yang lebih baih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan perbedaan rata-rata menggunakan uji t satu pihak (pihak kanan). Analisis uji perbedaan rata-rata hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dimuat dalam lampiran. Adapun hasil uji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4. Perhitungan uji t selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 36. Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Post-test Data
kelas
N
Mean thitung ttabel
Eksperimen 36 67,36 Posttest
kontrol
34 44,41
Keterangan Kemampuan berpikir
9,49
1,66
kreatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol
Pada perhitungan uji hipotesis diperoleh thitunglebih besar dati ttabel dengan dk = 68 dan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa hasil akhir kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. 4.1.1.5. Analisis pengembangan kemampuan berpikir kreatif Hasil pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari hasil tes yang disajikan pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 dan semua indikator pada kelas eksperimen mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
47
Tabel 4.5 analisis pengembangan kemampuan berpikir kreatif Pre-test
Indikator
Post-test
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Berpikir lancar
41%
40%
48%
63%
Berpikir luwes
39%
41%
48%
68%
Berpikir orisinil
27%
30%
48%
76%
Elaborasi
22%
31%
29%
64%
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat adanya perbedaan nilai siswa saat pre-test dan post-test pada kelas kontrol maupun eksperimen. Perbedaan tersebut digambarkan dalam Gambar 4.1 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
63% 48%
76%
68% 48%
64% 48% 29%
Posttest Kontrol Posttest Eksperimen
Berpikir lancar Berpikir Luwes Berpikir Orisinil
Elaborasi
Gambar 4.1 Perbandingan hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol 4.1.1.6. Hasil Uji Penigkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (Tabel 4.1) juga perlu dianalisis lebih lanjut. Uji peningkatan rata-rata kemampuan berpikir kreatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis uji peningkatan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa saat sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada
48
Tabel 4.6. Hasil perhitungan uji gain selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. Tabel 4.6 Hasil Uji Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif rata-rata
Objek
gain
kriteria
67.36
0.48
sedang
44.41
0.16
rendah
Penelitian
pre-test
Post-test
Eksperimen
36.72
kontrol
33.6
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan. Peningkatan hasil pada kelas eksperimen dalam kategori sedang dan peningkatan pada kelas kontrol dalam kategori rendah. Nilai
menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. 4.1.1.7. Analisis Deskriptif Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Penerapan pembelajaran dengan praktikum sederhana diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil tes pada kelas yang menerapkan pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum menunjukkan adanya pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen Indikator
Pre-test
Kriteria
Post-test
Kriteria
Berpikir lancar
40%
Mulai nampak
63%
Mulai berkembang
Berpikir luwes
41%
Mulai nampak
68%
Mulai berkembang
Berpikir orisinil
30%
Mulai nampak
76%
Berkembang optimal
Elaborasi
31%
Mulai nampak
64%
Mulai berkembang
49
Data pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa secara klasikal dapat dilihat pada Tabel 4.8. perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. Tabel 4.8 Persentase Hasil Pengembangan Kemampuan Bepikir Kreatif
Kriteria Berpikir Kreatif
Persentase Jumlah Siswa Pre-test
Post-test
Belum Nampak
8,33 %
0%
Mulai Nampak
83,33%
5,56 %
8,33 %
69,44%
0%
25%
Mulai Berkembang Berkembang Optimal
Hasil pada Tabel 4.8 juga dapat diamati melalui Gambar 4.2. 83,33%
90,00% 80,00%
69,44%
70,00% 60,00% 50,00%
pre-test
40,00% 25,00%
30,00% 20,00% 10,00%
8,33% 0%
5,60%
post-test
8,33% 0%
0,00% Belum Nampak Mulai Nampak
Mulai Berkembang
Berkembang Optimal
Gambar 4.2 Persentase Klasikal Kemampuan Berpikir Kreatif 4.1.2. Analisis Angket Respon Siswa 4.1.2.1. Hasil Analisis Deskriptif Analisis deskriptif kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan untuk mengetahui kriteria kemampuan berpikir kreatif serta besarnya presentase siswa saat sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa meliputi beberapa aspek berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinil dan elaborasi. Penilaian beberapa
50
aspek tersebut untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa selama penelitian. Pengamatan kemampuan berpikir siswa menggunakan angket respon siswa yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengacu pada indikator kemampuan berpikir kreatif secara kognitif. Penilaian dilakukan melalui dua tahap yaitu angket awal dan akhir. Hasil analisis deskriptif persentase klasikal kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Penelitian
Eksperimen
Kontrol
Kriteria
Presentase Jumlah Siswa Anket awal
Angket akhir
Sangat Kreatif
0%
47%
Kreatif
11%
53%
Cukup Kreatif
72%
0%
Kurang Kreatif
17%
0%
Sangat Kreatif
0%
26%
Kreatif
6%
56%
Cukup Kreatif
91%
18%
Kurang Kreatif
3%
0%
4.1.3. Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa Hasil angket tangapan siswa menyataan bahwa pembelajaran dengan pemberdayaan alat praktikum dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil angket keterampilan berpikir kreatif siswa disajikan pada Gambar 4.3. Berdasarkan Gambar 4.3 didapatkan hubungan antara rata-rata kelas dan persentase ketuntasan klasikal adalah saling berkaitan. Hasil nilai rata-rata dan
51
ketuntasan klasikal kelas eksperimen mempunyai nilai lebih baik dari pada kelas kontrol. Hasil perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 37 dan 38.
120 100 100 79
80
rata-rata skor 60 40
36,03
32,85
persentase berpikir kreatif
20 0 kelas eksperimen
kelas kontrol
Gambar 4.3 Hasil kemampuan berpikir kreatif
4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil diskusi secara lisan dengan guru fisika SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL dan pengamatan peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas diperoleh bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah. Fasilitas berupa laboratorium dan alat-alat praktikum jarang sekali digunakan sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berkembang. Alat-alat praktikum sangat mendukung siswa dalam melaksanakan kegiatan laboratorium atau praktikum, dalam pelaksanaan kegiatan praktikum siswa dapat belajar sambil berbuat, bekerja sendiri untuk menemukan maupun membuktikan kebenaran teori berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan oleh siswa, dengan tujuan agar kemampuan berpikir kreatif siswa dapat berkembang. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Isti (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran harus diubah kearah yang dapat menciptakan
52
keaktifan siswa dalam pembelajaran, dari cara berpikir siswa yang konvergen dimana terpaku pada satu jawaban di buku menjadi berpikir kreatif yang bersifat divergen yakni penemuan jawaban atau alternatif jawaban yang lebih banyak, serta berusaha menghubungkan lingkungan belajar dengan proses berpikir kreatif siswa. Karena siswa belajar lebih efektif jika menggunakan lingkungan atau peralatan yang ada di sekitarnya, sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu, melakukan pengamatan, membuat kesimpulan, dan mendapatkan pengalaman melalui proses ilmiah. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran dengan praktikum sederhana pada pokok bahasan fluida statis dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran dengan praktikum sederhana, siswa tidak hanya belajar teori melainkan juga melakukan percobaan untuk memperoleh hasil berupa data dan pengetahuan serta dapat mengaitkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk bereksplorasi dengan alat dan bahan selama praktikum fluida statis untuk memecahkan masalah yang diberikan. Melalui kegiatan ini siswa memperoleh pengetahuan, kemampuan dan pengalaman lebih banyak, maka setelah pembelajaran kemampuan berpikir kreatif dapat berkembang. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Fasco (2001) yaitu kreativitas dapat dikembangkan apabila siswa diberikan alat dan bahan untuk mendorong kegiatan eksperimen dan produksi, menyediakan waktu kepada siswa untuk mengolah, berdiskusi, dan melakukan eksperimen. 4.2.1.
Pembelajaran dengan Praktikum Sederhana
53
Alat praktikum merupakan fasilitas yang sangat mendukung untuk melaksanakan kegiatan praktikum sederhana. Kegiatan praktikum sederhana membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Pembelajaran dengan praktikum sederhana dipilih dalam penelitian ini karena melalui kegiatan praktikum siswa akanlebih banyak terlibat aktif dalam pembelajaran, memicu rasa keingintahuan karena menemukan hal baru yang belum pernah ditemui, mendorong siswa untuk bertanya untuk mendapatkan informasi dari kebingungan yang dialami, berusaha memecahkan masalah yang dialami melalui praktikum dan alat praktikum yang telah dirancang kemudian menuliskan apa yang mereka peroleh dari hasil praktikum dan pada akhirnya siswa akan mengetahui hasil atau jawaban dari masalah yang mereka temui di awal melalui kesimpulan yang mereka peroleh. Dalam proses ini guru berperan sebagai fasilitator untuk mengarahkan apabila siswa mengalami kesulitan dan sebagai ahli untuk membantu siswa memverifikasi apakah kesimpulan yang mereka buat sudah tepat atau belum. Dalam kegiatan ini secara tidak disadari siswa telah melaksanakan proses perilaku kreatif dan secara perlahan kemampuan berpikir kreatifnya akan berkembang.Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Widayanto (2009) bahwa semakin tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin tinggi pencapaian pemahaman dan keterampilan proses sains siswa. Dalam penelitian ini keterampilan proses sains yang digunakan adalah proses-proses yang mengacu pada proses berpikir kreatif siswa. Selama pembelajaran siswaakan terjun langsung untuk melaksanakan kegiatan yang belum pernah mereka lakukan serta menggunakan peralatan yang sebelumnya belum pernah mereka lihat dan belum diketahui fungsinya. Bahan
54
yang disediakan dalam praktikum ini juga bervariasi, sehingga siswa harus memikirkan bahan mana yang sesuai dengan paktikum yang dikerjakan. Hal ini secara tidak langsung dapat melatih kreativitas siswa dalam hal kelancaran dan keluwesan berpikir. Siswa juga diberi beberapa pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa pada saat kegiatan praktikum dan diminta memberikan jawaban sementara. Setelah memperoleh informasi yang dirasa cukup tentang alat yang akan digunakan dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, siswa melaksanakan praktikum. Berdasarkan data hasil praktikum yang diperoleh siswa berusaha menyimpulkan hasil praktikum dan memikirkan kembali jawaban dari pertanyaan yang diberikan sebagai hasil pemahaman dari praktikum yang telah dilaksanakan. Sesuai hasil penelitian Asmani (2010:144) yang menyatakan bahwa terjun langsung sebagai peneliti dengan bekal metodologi yang mantap, membuat anak didik masuk dalam ruang laboratorium dengan kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi bahwa mereka mampu memecahkan masalah yang timbul. Melalui pembelajaran dengan praktikum sederhana siswa tidak hanya belajar teori melainkan juga melakukan percobaan untuk memperoleh hasil berupa pengetahuan serta dapat mengaitkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran
melalui
praktikum
sederhana
sangat
membantu
menumbuhkan perilaku kreatif siswa karena selama pelaksanaan praktikum siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merupakan proses perilaku kreatif yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.Proses perilaku kreatif tersebut dilaksanakan oleh siswa selama proses praktikum mulai pada saat mempersiapkan praktikum sampai penarikan kesimpulan.
55
4.2.2. Pengembangan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Siswa
melalui
Praktikum Sederhana. Penilaian kemampuan berpikir kreatif menggunakan tes dalam bentuk uraian dan angket kemampuan berpikir kreatif siswa. Observasi tentang kemampuan berpikir kreatif siswa terdiri dari 4 indikator menurut (Munandar, 2012), yaitu 1) berpikir lancar, 2) berpikir luwes (fleksibel), 3) berpikir orisinil, dan 4) berpikir terperinci (elaborasi). Penilain kemampuan berpikir kreatif siswa dilaksanakan melalui dua cara , yaitu dengan tes kemampuan berpikir kreatif dan angket berpikir kreatif. Soal tes yang diberikan berupa uraian terbuka yang mencakup seluruh indikator berpikir kreatif dan angket berpikir kreatif berisi pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur indikator berpikir kreatif. Dalam menguji kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan tes uraian dengan jenis pertanyaan terbuka. Hal ini dilakukan karena dengan pertanyaan terbuka mempunyai lebih dari satu penyelesaian dan cara penyelesaian yang benar, menuntut siswa untuk menemukan lebih dari satu jawaban dan cara yang benar untuk menyelesaikanya, siswa akan lebih bebas mengutarakan pendapat yang dimiliki, lebih fleksibel dalam berpikir dan tidak terpaku pada satu sudut pandang, ada tantangan untuk berani mengungkapkan ide-ide yang dimiliki, menulis atau mengarang sesuatu berdasarkan hasil pemikiranya sendiri, menghubungkan pertanyaan dengan konsep
yang mereka ketahui
dan
memutuskan sendiri jawaban yang menurut mereka tepat. Dalam menjawab pertanyaan terbuka ini proses perilaku kreatif diperlukan. Sehingga masalah terbuka merupakan salah satu masalah dalam fisika yang mampu mengakomodasi
56
potensi kreatif siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Nisa (2013) bahwa pembelajaran fisika dengan pendekatan open ended melatih siswa untuk mencari penyelesaian masalah dengan berbagai cara dan memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan banyak gagasan dalam menyelesaikan soal atau masalah. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah masalah terbuka atau masalah open ended. Hasil penilaian tes kemampuan berpikir kreatif dibagi berdasarkan empat kategori yaitu belum nampak, mulai nampak, mulai berkembang, dan berkembang optimal. Penilaian tersebut didasarkan pada rentang nilai yang sudah ditetapkan dan disetujui oleh ahli. Hasil tes menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan dengan praktikum sederhana kemampuan berpikir kreatif secara klasikal belum berkembang atau berada dalam kategori mulai nampak. Setelah dilakukan pembelajaran dengan praktikum sederhana dan dilakukan tes akhir atau post-test, kemampuan berpikir kreatif siswa yang semula hanya berada pada kategori mulai nampak berubah ke keadaan mulai berkembang dan berkembang secara optimal. Indikator berpikir lancar, berpikir luwes, dan elaborasisemula berada pada kategori mulai
nampak berubah menjadi mulai berkembang.
Indikator berpikir orisinil berubah ke keaadaan berkembang secara optimal. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan praktikum sederhana terjadi perkembangan kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Semua indikator berpikir kreatif mengalami perkembangan, dan indikator berpikir orisinil yang berkembang secara optimal. Hasil ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih mendorong siswa untuk berani mengungkapakan ide-ide sesuai pemikiran asli atau pendapat sendiri. Selama
57
proses pembelajaran ini siswa belum terlalu lancar dalam mengutarakan ide-ide yang dimiliki, masih dibutuhkan banyak latihan untuk menilaisuatu permasalahan dari berbagai sudut pandang, dan memberikan rincian atau penjelasan yang lebih detail mengenai suatu masalah. Pada hasil tes terlihat bahwa siswa lebih memberikan jawaban yang maksimal pada soal yang mengandung indikator berpikir orisinil. Hasil ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan praktikum sederhana siswa sudah mampu memunculkan ide-ide berdasarkan pemikiranya sendiri meskipun belum begitu lancar, hal ini dikarenakan siswa baru pertama kalinya
diajak untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan
pemberdayaan alat praktikum berdampak positif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa, membuat siswa aktif dan senang belajar fisika. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Hayat (2011), bahwa pembelajaran praktikum membuat siswa lebih aktif dan senang, serta hasil penelitian dari Saputra (2014), menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan praktikum alat sederhana. Hasil tes uraian secara umum diperoleh rata-rata nilai pre-test sebesar 33,26 pada kelas kontrol, 36,72 pada kelas eksperimen dan rata-rata nilai post-test kelas kontrol sebesar 44,41 dan kelas eksperimen sebesar 67,36. Kelas eksperimen mengalami peningkatan melalui uji gain sebesar 0,48 dengan kategori sedang dan kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 0,16 dengan kategori rendah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kondisi awal kedua sampel adalah sama , ditunjukkan uji perbedaan dua rata-rata uji t dua pihak dengan hasil uji thiting
58
sebesar 1,32, hasil tersebut lebih kecil dari nilai thitung yaitu1,699. Namun setelah diberikan perlakuan yang berbeda kedua sampel menunjukkan hasil post-test yang berbeda. Perbedaan ini diuji dengan analisis uji t satu pihak (uji t pihak kanan), nilai thitung sebesar 9,49 dan ttabel sebesar 1,669. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai
rata-rata
kelas
eksperimen
yang
diberikan
pembelajaran
dengan
pemberdayaan alat praktikum lebih tinggi daripada kelas kontrol yang melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah. Berdasarkan hasil nilai ratarata pre-test dan post-test kedua kelas dan persentase jumlah siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan praktikum sederhana dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa lebih baik daripada metode ceramah.Hal ini sejalan dengan dengan hasil penelitian Hidayati (2012) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode praktikum dapat meningkatkan kreatif kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, dan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil pengamatan dari kegiatan praktikum diketahui bahwa siswa belum terbiasa mempersiapkan sesuatu untuk melaksanakan suatu kegiatan praktikum, berpikir bagaimana cara-cara untuk menguji suatu hipotesis dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan karena sebelumnya langsung diberi informasi oleh guru melalui ceramah di kelas. Sesuai dengan pernyataan dari Ciputra dalam Asmani (2010) bahwa untuk mengubah rongsokan menjadi emas tidak bisa sekali jadi, namun membutuhkan proses yang panjang dan berliku. Observasi pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa juga dilakukan dengan penilaian angket berpikir kreatif siswa.Penilaian angket menunjukkan
59
hasil bahwa setelah melaksanakan pembelajaran dengan praktikum sederhana jumlah siswa kreatif meningkat dari keadaan sebelumnya. Persentase berpikir kreatif siswa klasikal pada kelas kontrol mencapai 79% dengan rata-rata skor 32,85. Persentase berpikir kreatif kelas eksperimen mencapai 100% dengan ratarata skor 36,03.Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa pada kelas eksperimen telah mengalami perkembangan kemampuan berpikir kreatif secara merata. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan praktikum sederhana, sikap kreatif siswa mulai muncul yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa selama proses pembelajaran, siswa aktif bertanya, berani mengungkapkan pendapat atau ide-ide sendiri, mendiskripsikan hasil praktikum di depan kelas meskipun belum lancar dan sempurna. Tumbuhnya perilaku kreatif dalam diri siswa sudah bisa menjadi bekal bagi para siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Hanya tinggal melanjutkan proses pembelajaran dengan praktikum sederhana akan mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil persentase kemampuan berpikir kreatif klasikal menunjukkan bahwa kelas eksperimen memperoleh hasil yan lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen, selama pembelajaran siswa melakukan aktifitas yang memicu munculnya sikap kreatif melalui praktikum, indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yang belum dimiliki siswa kemudian nampak dan mulai berkembang setelah siswa melaksanakan pembelajaran praktikum sederhana. Hal ini dapat terjadi karena selama pembelajaran siswa terlibat langsung dan aktif, siswa membunyai kesempatan untuk berpikir terbuka dan fleksibel. Sehingga hasil akhirnya menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa juga diketahui melalui analisis
60
deskriptif kemampuan berpikir kreatif siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan praktikum sederhana. Sebelum pembelajaran kriteria siswa yang muncul adalah 11% kreatif, 72% cukup kreatif, dan 17% kurang kreatif. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan praktikum sederhana kriteria yang muncul berubah menjadi 47% sangat kreatif dan 53% kreatif. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dari Saputra (2014), bahwa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan praktikum terbukti terjadi perubahan pada kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian lain yang sesuai yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tawil (2012) yang menyatakan bahwa Berpikir kreatif akan mudah diwujudkan dalam lingkungan belajar yang secara langsung memberikan peluang bagi siswa untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa adanya rasa takut atau malu Hasil diatas juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan praktikum sederhana dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan melatih siswa melaksanakan proses perilaku kreatif dan menumbuhkan indikator – indikator berpikir kreatif dalam diri siswa, sesuai dengan proses perilaku kreatif menurut teori Wallas, yaitu (1) persiapan; (2) inkubasi; (3) iluminasi, dan (4) verifikasi. Hasil ini dapat diamati melalui tes kemampuan berpikir kreatif maupun angket berpikir kreatif siswa Percobaan yang dilakukan siswa sebanyak tiga kali selama pembelajaran materi fluida statis khususnya pada pokok bahasan Hukum Archimedes. Dengan dilakukan percobaan secara berulang-ulang siswa akan melakukan proses perilaku kretif secara berulang-ulang pula dan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Thorndike dalam Mulyati (2005) yang menyatakan bahwa pelajaran akan semakin dikuasi
61
bila diulang-ulang (low of exercise). Dengan melakukan pengulangan maka daya mengingat, memahami, serta keterampilan berpikir kreatif akan berkembang. 4.2.3. Kendala-Kendala Penelitian Penelitian dengan praktikum sederhana berlangsung dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir. Pertemuan berjalan dengan lancar, namun ada beberapa kendala yang muncul. Kendala yang pertama adalah siswa belum terbiasa mengenal atau menggunakan alat praktikum yang ada di laboratorium. Kendala yang kedua, masih ada siswa yang bermain-main saat pelaksanaan praktikum
sehingga
mengganggu konsentrasi
melaksanakan praktikum.
teman lain
yang sedang
BAB 5 PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa
terjadi pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menerapkan pembelajaran dengan praktikum sederhana. Hal tersebut dilihat dari hasil tes sebelum dan setelah pembelajaran dengan praktikum sederhana. Indikator yang mulai berkembang dalam penelitian ini adalah berpikir lancar, berpikir luwes, dan berpikir terperinci
(elaborasi). Indikator berpikir orisinil berkembang secara
optimal dalam penelitian ini. Hasil pengembangan kemampuan berpikir kreatif ddalam penelitian ini juga menyebabkan peningkatan persentase siswa kreatif secara klasikal.
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis berkaitan dengan penelitian
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Praktikum Sederhana adalah sebagai berikut: 1. Saat melaksanakan pembelajaran di laboratorium untuk menilai kemampuan berpikir kreatif siswa sebaiknya dibantu guru mata pelajaran untuk membimbing siswa melaksanakan praktikum. 2. Saat penilaian hasil berpikir kreatif siswa dalam menjawab pertanyaan sebaiknnya dibuat rambu-rambu jawaban dengan alternatif jawaban yang rinci untuk memudahkan dalam pedoman penilaian.
62
63
3. Saat melaksanakan kegiatan laboratorium guru sebaiknya ikut aktif dalam menarahkan dan memotivasi siswa sehingga selama proses pembelajaran siswa tetap mandiri namun kondusif.
64
DAFTAR PUSTAKA Anni,C.T., & A. Rifa’i. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang :UNNES PRES. Arfilia. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Kalor Berbasis Inquiry Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis: Pasca Sarjana UNNES. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. …………………….. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Asmani, Jamal Ma’mur. 2014. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta : DIVA Press. Depdiknas. 2003. Undang - Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :Pemerintah Republik Indonesia Fasco, Daniel Jr. 2001. Education and Creativity. Journal of Creative Research, 13(3&4):317-327. Fendi & Purwoko. 2010. Physics 2 for Senior High School Year XI. Jakarta : Yudhistira Haladyna, M.T. 1997. Writing Test Items to Evaluate Higher Order Thinking. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Hayat, Muhammad S., dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Konsep Invertebrata untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal (02): 141152. Hidayati, Nunik. 2012. Penerapan Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMK Diponegoro Banyuputih Batang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Isti, Sofiatun N. D., & Suryanti. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. JPGSD, 01(02):1-14. Kanginan, Marthen. 2004. Fisika Jilid 2B. Jakarta : Erlangga.
65
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Pengembangan Kurikulum 2013. Kim, Kyung Hee. 2006. Can We Trust Creativity Tests?: A review of the Torrance Test of Creative Thinking. Creativity Research Journal. 18(01): 3-14. Kurnianto, Prayudi. 2010. Pengembangan Kemampuan Menyimpulkan dan Mengkomunikasikan Konsep Fisika bagi Siswa Kelas XI SMA N 11 Semarang melalui Praktikum Fisika Sederhana pada Pokok Bahasan Mekanika Fluida. Skripsi. Semarang: universitas negeri semarang. Lina, P. 2012. Efektivitas Metode Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana Pelajaran IPA terhadap Kreativitas Siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi : Universitas Kristen Satya Wacana. Meltzer, D. E. 2002. Relationship between Mathematics Preparation Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diacnostic Pretest Score. American Journal of Physics. 70(12): 1259-1268. Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi. Munandar .2002. Kreativitas dan Keterbakatan: Strategi Mewujdkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ………… .2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. ………… .2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Munthofiah. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Model Guided Discovery dan Pendekatan Scientific untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan Kreatif Siswa SMA Kelas X. Thesis. Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang. Nisa, Khoirun & Wasis. 2013. Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Listrik Dinamis Kelas XI di SMA I Gondang Tulungagung. Jurnal Inovasi Pendidikann Fisika, 02(03): 143-146. Patmawati, Hesti. 2011. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dengan Metode Praktikum. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
66
Pramesty, Rosalina I., & Prabowo. 2013. Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida Statis sebagai Media Pembelajaran Pada Sub Materi Fluida Statisdi Kelas XI IPA SMA Negeri I Mojosari. Skripsi : UNESA. Prasetyarini A., S. D. Fatmaryanti, & R. Wakhid Akhdinirwanto. 2012. Pemanfaatan Alat Peraga IPA untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa SMP Negeri I Bulu Pesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi, 02(01):7-10. Puspasari, Rochmah W.N. 2013. Penerapan Model Pertanyaan Divergen dengan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Rohim, Fathur. 2012. Pembelajaran Fisika dengan Mdel Discovery Inquiry Terbimbing padaPokok Bahasan Kalor untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII MTS Matholi’ul Huda Torso. Skripsi universitas negeri semarang. Rusilowati, A. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian. Semarang: UNNES Press. Saputra,O., Nurjannah, & J. Mansur. 2014. Pengaruh Problem-Based Learning Menggunakan Praktikum Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri 7 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 02(02): 36-42. 2015].
Sudjana.2005. METODA STATISTIKA . Bandung : TARSITO. ………. 2010. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sugiyono.2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suryanti, dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya,15 (12):1-14. Taufikun, H Susanto,& Wiyanto.2005. Pengembangan Keterampilan Proses Sains bagi Mahasiswa Calon Guru melalui Praktikum Fisika Dasar pada Pokok Bahasan Mekanika. Jurnal pendidikan fisika Indonesia,3(3): 167-172.
67
Tawil, M. & K Suryansari. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif.Jornal Pendidikan MIPA 13(1):1-7. Tika. 2013. Implementasi Eksperimen Open Inquiry untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Nilai Karakter Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Universitas negeri semarang. Utami,Puji. dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Surakarta : Putra Nugraha Wenning, CJ. 2005. Assessing inquiry skills as a component of scientific literacy. Journal of physics teacher education, 4(2): 21-24. Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X melalui KIT Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,(5):1-7. Yusuf. Syamsu LN. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1 SILABUS Satuan Pendidikan : SMA Sekolah
: SMA PONDOK MODERN SELAMAT
Kelas /Semester
: X / 2 (dua)
Mata Pelajaran
: Fisika
Kompetensi Inti: KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
68
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melaluipengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi 3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
Fluida statik
Mengamati
Observasi
Hukum Archimedes
Peragaan: - simulasi benda melayang, terapung, dan tenggelam dalam fluida. - Simulasi pengukuran berat benda dalam air menggunakan neraca pegas.
lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Menanya
Portofolio Laporan tertulis kelompok
Mempertanyakan tentang Tes hukum-hukum fluida statik Tes tertulis dan penerapannya bentuk uraian Eksperimen/explore hukum Melaksanakan percobaan Archimedes. untuk menunjukkan : - Gaya apung yang dialami benda tercelup dalam fluida. - Benda melayang, terapung, dan tenggelam.
ALOKASI WAKTU
6 JP
SUMBER BELAJAR
Sumber Marthen Kanginan. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Purwoko. 2010. PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR XI.Bogor : Yudhistira. Alat Gelas ukur Beker glass Wadah air Neraca pegas Beban Neraca tiga
69
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah 4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan
-
-
Syarat – syarat benda melayang, terapung, da tenggelam. Syarat benda terapung sebagian dan atau seluruhnya.
lengan piknometer Bahan Telur Garam
Asosiasi
Air
Sirup
Menerapkan konsep hukum Archimedes melalui percobaan Mengolah data hasil percobaan. Menyusun dan merumuskan kesimpulan
Gula Minyak
Komunikasi
Mengisi lembar kerja siswa selama praktikum. Mengkomunikasikan hasil percobaan dalam presentasi kelompok. Memberikan contoh penerapan sifat-sifat fluida statik dalam kehidupan sehari-
70
hari Mencipta Membuat laporan praktikum yang dilaksanakan.
hasil telah
71
72
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 6 JP
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. KOMPETENSI DASAR 3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari 4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup kedalam air.
73
2. Menerapkan prinsip Archimedes untuk menyelesaikan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. 3. Menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda melayang, terapung, dan tenggelam. 4. Menerapkan prinsip melayang, terapung, dan tenggelam untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. 5. Menganalisis syarat-syarat benda melayang, terapung, dan tenggelam 6. Menjelaskan hubungan massa jenis dengan volume benda yang tercelup ke dalam fluida pada benda yang mengapung. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup kedalam air melalui proses percobaan. 2. Siswa berpikir kreatif untuk menerapkan prinsip Archimedes
untuk
menyelesaikan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. 3. Siswa mampu menentukan massa jenis laruan air garam pada saat benda melayang, terapung, dan tenggelam melalui proses praktikum dengan kreatif. 4. Siswa berpikir kreatif untuk menerapkan prinsip melayang, terapung, dan tenggelam dalam memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. 5. Siswa berpikir kreatif dengan mampu menganalisis syarat-syarat benda melayang, terapung, dan tenggelam melalui proses praktikum. 6. Siswa mampu menjelaskan hubungan massa jenis dengan volume benda yang tercelup ke dalam fluida pada benda yang mengapung melalui proses praktikum. E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Hukum Archimedes Jika benda dicelupkan ke dalam zat cair, zat cair memberikan gaya angkat pada benda itu. Gaya ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Fakta ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes sehingga dikenal sebagai hukum Archimedes yang menyatakan bahwa “ bila sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair, benda tersebut akan mendapat gaya ke atas (gaya Archimedes atau gaya apung) yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan”. Secara matematis, hukum Archimedes dirumuskan sebagai berikut : Fa = ρfluida Vbf g
74
dengan,
Fa
= gaya apung ( gaya Archimedes )
ρfluida = massa jenis fluida Vbf
= volume benda yang tercelup
g
= percepatan gravitasi
2. Penerapan Prinsip Hukum Archimedes Beberapa contoh peralatan yang bekerja berdaarkan hukum Archimedes adalah : a. Kapal Laut b. Kapal selam Bentuk badan kapal selam dirancang agar dapat mengapung, melayang, dan tenggelam dalam air serta dirancang untuk dapat menahan tekanan air di kedalaman laut. Badan kapal selam mempunyai rongga udara yang berfungsi sebagai tempat masuk dan keluarnya air atau udara. Rongga ini terletak di lambung kapal. Rongga tersebut dilengkapi dengan katup pada bagian atas dan bawahnya. c. Jembatan Ponton d. Hidrometer Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Hidrometer dimasukkan ke dalam zat cair yang akan ditentukan massa jenisnya. Karena alat ini mempunyai rongga udara maka alat ini akan mengapung. e. Balon Udara
F. STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Pendekatan : scientific 2. Model : inquiry 3. Metode : praktikum
75
G. SKENARIO PEMBELAJARAN Pertemuan 1 Kegiatan
Rincian Kegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan
Membuka pembelajaran di awali dengan salam, berdo’a, 10 menanya kabar siswa & guru dan mengecek presensi
menit
Menampilkan video tentang benda – benda berat yang dapat mengapung dalam fluida dan benda – benda yang lebih ringan namun tenggelam dalam fluida.
Apersepsi, guru memberikan pertanyaan : o Apakah yang disebut fluida ? o Lebih berat manakah mengangkat beban di udara atau di dalam air?
Kegiatan inti
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri 75 dari 4 – 5 siswa
menit
Membagikan LKS kepada masing – masing kelompok Meminta siswa memahami permasalahan dan petunjuk praktikum dalam LKS dan menanyakan apabila ada yang belum di mengerti. Memberikan informasi kepada siswa mengenai cara penggunaan alat –alat praktikum yang di gunakan. Membimbing
siswa
melakukan
percobaan
hukum
Archimedes tentang Gaya Apung FA. Membinmbing siswa berdiskusi sesuai hasil percobaan. Membimbing siswa menentukan besar gaya apung benda yang terclup ke dalam air. Menjelaskan dan menetapkan hasil diskusi tentang besar gaya apung benda yang tercelup kedalam air. Guru bersama – sama siswa menyusun kesimpulan dari hasil praktikum dan keseluruha pembelajaran. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari
76
Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gaya apung untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang aktif. Penutup
Meminta
kepada
masing-masing
kelompok
untuk 5 menit.
membuat laporan hasil praktikum. Memberi motivasi kepada siswa untuk belajar Menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 Kegiatan
Rincian Kegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan
Membuka pembelajaran di awali dengan salam, berdo’a, 10 menanya kabar siswa & guru dan mengecek presensi.
menit
Menunjukkan kepada siswa dua wadah yang berisi telur yang dapat mengapung, melayang, dan tenggelam dalam fluida.
Meminta siswa kepada siswa untuk mengamati peristiwa tersebut.
Apersepsi, guru memberikan pertanyaan : o Bagaimanakah cara untuk membuat telur segar melayang atau mengapung dalam zat cair?
Kegiatan inti
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri 75 dari 4 – 5 siswa
menit
Membagikan LKS kepada masing – masing kelompok Meminta siswa memahami permasalahan dan petunjuk praktikum dalam LKS dan menanyakan apabila ada yang belum di mengerti. Memberikan informasi kepada siswa mengenai cara penggunaan alat –alat praktikum yang di gunakan. Membimbing
siswa
melakukan
percobaan
benda
77
melayang, terapung, dan tenggelam. Membinmbing siswa berdiskusi sesuai hasil percobaan. Guru bersama – sama siswa menyusun kesimpulan dari hasil praktikum dan keseluruha pembelajaran. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gaya apung untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari Memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang aktif. Penutup
Memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk 5 menit. membuat laporan praktikum yang telah dilaksanakan. Member motivasi kepada siswa untuk belajar Menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan 3 Kegiatan
Rincian Kegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan
Membuka pembelajaran di awali dengan salam, berdo’a, 10 menit
menanya kabar siswa & guru dan mengecek presensi
Menunjukkan
kepada
siswa
beberapa
benda
yang
mengapung dalam fluida dengan volume yang tercelup berbeda pada setiap benda.
Meminta siswa mengamati peristiwa tersebut.
Apersepsi, guru memberikan pertanyaan : o Ketika kamu memasukkan es batu ke dalam air, berapa bagian es yang muncul dipermukaan?
Kegiatan inti
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri 75 dari 4 – 5 siswa Membagikan LKS kepada masing – masing kelompok Meminta siswa memahami permasalahan dan petunjuk
menit
78
praktikum dalam LKS dan menanyakan apabila ada yang belum di mengerti. Memberikan informasi kepada siswa mengenai cara penggunaan alat –alat praktikum yang di gunakan. Membimbing siswa melakukan percobaan mengenai posisi benda terapung. Membimbing siswa berdiskusi sesuai hasil percobaan. Guru bersama – sama siswa menyusun kesimpulan dari hasil praktikum dan keseluruha pembelajaran. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gaya apung untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari Memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang aktif. Memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk 5 menit.
Penutup
membuat laporan praktikum. Member motivasi kepada siswa untuk belajar Menutup pelajaran dengan salam.
H. SUMBER BELAJAR 1. Alat : i. Neraca 3 lengan
v. Wadah
ii. Neraca pegas
vi. Pengaduk
iii. Gelas ukur
vii. piknometer
iv. Beker glass
2. Bahan i. Air
v. Minyak
ii. Telur
vi. Gula
iii. Garam
vii. Balok
iv. Sirup
viii. Beban
79
3. Media i. Lembar Kerja Siswa 4. Sumber Belajar Marthen Kanginan. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Purwoko. 2010. PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR XI.Bogor : Yudhistira. I. PENILAIAN 1. Mekanisme dan prosedur Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses (belajar mengajar dan evaluasi) dilakukan melalui observasi bebarapa kegiatan yaitu praktikum, kerja kelompok, dan kinerja presentasi. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis. 2. Aspek dan Instrumen penilaian Aspek yang dinilai adalah kemampuan berpikir kreatif. Instrument yang dipakai adalah soal tes uraian.
Lampiran 3
80
LEMBAR KERJA SISWA 1 (Gaya Apung) Kelompok
:
Kelas
:
Anggota Kelompok
: 1. ……………………………… 2. ……………………………… 3. ……………………………… 4. ……………………………… 5. ………………………………
A. INDIKATOR a. Menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup kedalam air. b. Menerapkan prinsip Archimedes untuk menyelesaikan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. B. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Siswa dapat menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup kedalam air. b. Siswa berpikir kreatif untuk menerapkan prinsip Archimedes dalam menyelesaikan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. C. MASALAH a. Saat kamu mengangkat sebuah batu besar, kamu merasakan batu tersebut sangat berat. Berbeda ketika kamu mengangkat batu tersebut di dalam kolam batu tersebut terasa lebih ringan. Mengapa demikian? Apakah berat batu tersebut berkurang ketika di dalam air? D. HIPOTESIS Rumuskan beberapa hipotesis untuk menjawab permasalahan diatas dan dapat diuji menggunakan alat dan bahan di bawah ini. Jawab : ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
E. ALAT DAN BAHAN
81
a. Neraca pegas b. Gelas ukur c. Wadah berisi air d. Beban e. Benang f. Tali g. air F. Prosedur percobaan a. Timbanglah sebuah beban dengan neraca pegas di udara. Amati dan catat skala yang ditunjukkan pada neraca pegas. b. Celupkan beban yang masih tergantung di neraca pegas ini ke dalam air, tampunglah air yang tumpah dalam gelas ukur. Amati dan catatlah skala pada neraca pegas, catat juga volume air yang tumpah ke dalam gelas ukur. c. Ulangi langkah a – b dengan beban yang berbeda. d. Masukkan hasil pengukuran ke dalam table dan hitung gaya apung yang di alami masing – masing beban.
No.
Berat beban di
Berat beban
udara
dalam air
(Wu)
(Wa)
Gaya
Volume
Gaya
Apung
air yang
Apung
Fa = Wu -
tumpah
Fa = ρa gVa
Wa (1) 1. 2. 3. 4. 5.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
82
G. PERMASALAHAN a. Bagaimanakah berat beban ketika di timbang di udara dengan ketika di timbang di dalam air? (berpikir lancar) b. Apa yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi? (berpikir lancar) c. Bandingkan nilai gaya apung Fa pada kolom (4) dan kolom (6). Jelaska pendapat kalian tentang nilai gaya apung pada kedua kolom. (elaborasi) d. Pada saat musim hujan, banyak terjadi bencana banjir yang mengakibatkan jembatan penghubung antar desa rusak, sehingga mobilitas warga terganggu. Untuk mengatasi masalah tersebut warga desa bergotong – royong membuat jembatan alternative penghubung desa yang disebut jembatan pontoon. Coba kalian jelaskan prinsip kerja jembatan tersebut berdasarkan prinsip Archimedes!(berpikir orisinil) Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………….. H. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………
Lampiran 4
83
LEMBAR KERJA SISWA II (melayang, terapung, tenggelam) Kelompok
:
Kelas
:
Anggota Kelompok
: 1. ……………………………… 2. ……………………………… 3. ……………………………… 4. ……………………………… 5. ………………………………
A. INDIKATOR a. Menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda melayang, terapung, dan tenggelam. b. Menerapkan prinsip melayang, terapung, dan tenggelam untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. c. Menganalisis syarat-syarat benda melayang, terapung, dan tenggelam B. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Siswa mampu menentukan massa jenis laruan air garam pada saat benda melayang, terapung, dan tenggelam dengan kreatif. b. Siswa berpikir kreatif untukmenerapkan prinsip melayang, terapung, dan tenggelam untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. c. Siswa berpikir kreatif untuk menganalisis syarat-syarat benda melayang, terapung, dan tenggelam. C. MASALAH a. Dengan memasukkan telur ke dalam air, kalian bisa membedakan antara telur yang segar dan telur yang busuk. Mengapa demikian ? b. Apa yang terjadi jika telur dimasukkan kedalam larutan garam atau larutan lain?jelaskan! D. HIPOTESIS Rumuskan beberapa hipotesis untuk menjawab permasalahan diatas dan dapat diuji menggunakan alat dan bahan di bawah ini. Jawab :
84
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
E. ALAT DAN BAHAN a. Neraca (timbangan) b. Piknometer c. Gelas ukur d. Telur e. Garam f. Sirup g. Gula h. Air F. Prosedur percobaan a. Menghitung massa jenis telur 1.Timbanglah sebuah telur dengan neraca (timbangan), catat hasilnya! 2.Masukkan telur tersebut kedalam wadah berisi air,catatlah pertambahan volume air yang terjadi (volume air yang di pindahkan = volume telur) 3.Hitunglah massa jenis telur dengan rumus b. Menghitung massa jenis larutan 1. Timbanglah piknometer kosong menggunakan neraca (timbangan). 2. Masukkan air (atau larutan lain yang ingin di ukur massa jenisnya) ke dalam piknometer sampai penuh. 3. Timbang kembali piknometer beserta isinya. 4. Hitunglah massa larutan dengan cara mengurangi massa piknometer berisi larutan dengan massa piknometer kosong. 5. Hitunglah massa jenis larutan dengan rumus c. Percobaan benda melayang terapung dan tenggelam 1. Masukkan telur yang telah di hitung massa jenisnya ke dalam wadah berisi air, tunggu sampai air kembali tenang dan telur benar – benar diam serta tenggelam di dasar wadah.
85
2. Hitunglah massa jenis air sesuai dengan langkah – langkah pada poin b. (ρair = ……..kg/m3 ) 3. Bandingkan massa jenis telur dengan massa jenis air. (ρtelur ……………………ρair ) 4. Masukkan salah satu bahan yang tersedia kedalam wadah yang berisi air dan telur sebelumnya, aduk – aduk perlahan sampai membentuk larutan. 5. Tunggulah sampai air benar – benar tenang dan telur melayang di dalam larutan garam. 6. Hitunglah massa jenis larutan garam sesuai langkah – langkah pada poin b. (ρgaram = ……..kg/m3 ) 7. Bandingkan massa jenis telur dengan massa jenis larutan garam saat telur melayang. (ρtelur ……………………ρgaram) 8. Tambahkan kembali bahan ke dalam larutan sebelumnya, aduk sampai membentuk larutan. 9. Tunggulah sampai air benar – benar tenang dan telur mengapung di permukaan air. 10. Hitunglah massa jenis larutan garam sesuai langkah – langkah pada poin b. (ρgaram = ……..kg/m3 ) 11. Bandingkan massa jenis telur dengan massa jenis larutan garam saat telur terapung. (ρtelur ……………………ρgaram)
G. PERMASALAHAN a. Mengapa telur bisa tenggelam dalam air ? (berpikir lancar) Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… b. Mengapa kalian harus menambahkan menambahkan bahan lain ke dalam air untuk membuat telur melayang dan terapung ? (berpikir luwes) Jawab: …………………………………………………………………………………
86
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… c. Bisakah mengganti bahan yang tersedia dengan bahan lain dalam percobaan ini ? jelaskan! (berpikir luwes) ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… d. Jelaskan syarat suatu benda dapat melayang, tenggelam, dan terapung di dalam fluida ! (elaborasi) ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… e. Jika ada dua buah telur, satu diantara telur itu busuk. Bagaimana cara kalian membedakan kedua telur tersebut? Mengapa kalian melakukan hal tersebut? (berpikir orisinil) ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
H. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA III
87
(hubungan massa jenis denga volume benda terapung) Kelompok
:
Kelas
:
Anggota Kelompok
: 1. ……………………………… 2. ……………………………… 3. ……………………………… 4. ……………………………… 5. ………………………………
A. INDIKATOR a. Menentukan hubungan massa jenis fluida dengan massa jenis benda yang mengapung. b. Menjelaskan hubungan massa jenis benda dengan banyaknya volume benda yang tercelup ke dalam fluida pada benda yang mengapung. B. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Siswa mampu menentukan hubungan massa jenis fluida dengan massa jenis benda yang mengapung. b. Siswa mampu menjelaskan hubungan massa jenis benda dengan banyaknya volume benda yang tercelup ke dalam fluida pada benda yang mengapung. C. MASALAH a. Amatilah gambar di bawah ini. Jelaskan hal – hal yang menyebabkan perbedaan posisi benda pada masing – masing gambar!
Gambar a
D. HIPOTESIS
Gambar b
Gambar c
88
Rumuskan suatu hipotesis untuk menjawab permasalahan diatas dan dapat diuji menggunakan alat dan bahan di bawah ini. Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
E. ALAT DAN BAHAN a. Neraca (timbangan) b. Piknometer c. Gelas ukur d. Telur e. Garam f. Air F. Prosedur percobaan a. Menghitung massa jenis telur 4.Timbanglah sebutir telur dengan neraca (timbangan), catat hasilnya! 5.Masukkan telur tersebut kedalam wadah berisi air,catatlah pertambahan volume air yang terjadi (volume air yang di pindahkan = volume telur) 6.Hitunglah massa jenis telur dengan rumus b. Menghitung massa jenis larutan 6. Timbanglah piknometer kosong menggunakan neraca (timbangan). 7. Masukkan air (atau larutan lain yang ingin di ukur massa jenisnya) ke dalam piknometer sampai batas volume yang tertera. 8. Timbang kembali piknometer beserta isinya. 9. Hitunglah massa larutan dengan cara mengurangi massa piknometer berisi larutan dengan massa piknometer kosong. 10.
Hitunglah massa jenis larutan dengan rumus
c. Percobaan benda terapung 12. Masukkan telur yang telah dihitung massa jenisnya ke dalam wadah berisi air.
89
13. Masukkan garam (secukupnya) kedalam wadah yang berisi air dan telur sebelumnya, aduk – aduk perlahan sampai garam benar – benar larut (hati – hati jangan ssampai telur pecah). 14. Tunggulah sampai air benar – benar tenang dan telur berada pada posisi seperti gambar a. 15. Hitunglah massa jenis larutan garam sesuai langkah – langkah pada poin b. (ρgaram = ……..kg/m3 ) 16. Bandingkan massa jenis telur dengan massa jenis larutan garam tersebut. (ρtelur ……………………ρgaram) 17. Tambahkan kembali garam ke dalam larutan sebelumnya, aduk sampai garam benar – benar larut (hati – hati jangan ssampai telur pecah). 18. Tunggulah sampai air benar – benar tenang dan telur berada pada posisi seperti gambar b. 19. Hitunglah massa jenis larutan garam sesuai langkah – langkah pada poin b. (ρgaram = ……..kg/m3 ) 20. Bandingkan massa jenis telur dengan massa jenis larutan tersebut. (ρtelur ……………………ρgaram) 21. Tambahkan kembali garam ke dalam larutan sebelumnya, aduk sampai garam benar – benar larut (hati – hati jangan ssampai telur pecah). 22. Tunggulah sampai air benar – benar tenang dan telur berada pada posisi seperti gambar c. 23. Hitunglah massa jenis larutan garam sesuai langkah – langkah pada poin b. (ρgaram = ……..kg/m3 ) 24. Bandingkan massa jenis telur dengan massa jenis larutan tersebut. (ρtelur ……………………ρgaram)
G. PERMASALAHAN a. Berdasarkan data praktikum yang kalian peroleh, jelaskan hal – hal yang menyebabkan telur berada pada posisi seperti gambar a, b, c, dan d. (elaborasi) Jawab: …………………………………………………………………………………
90
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………….......... H. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………
Lampiran 6 DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM
91
Kelompok 1 Anggota :
Rizka Nisa Wijayanti Septi Ayuningtyas
Anesia Sukowati
Inas Kanina
Trazevega Bagus A.R
Rana Salsabila
Krisna Wiacih
Mega Setyaningrum
Dian Julistyanisa
Yustika Dian Izzati
Izka Izzul
Kelompok 5
Adninda Kelompok 2 Anggota :
Anggota : Setiana Rahayu Safira Qurotul'ain
Mutiara R.A
Inez Dwi Mustika
Charisma N.H
Farichatun Nisa
Assyifauz Z
Amelia Febriyanti
Siti Faridatul B
Wafi Maulana Dhiaul Haq
Bayu Sahendro Ega Brilian Tahta Legawa Kelompok 3 Anggota : Sofiyatun Khasanah Amalia Zakiyah Dianty Alfiatun Ni'mah Aymell Elizavia Afrizal Dwi Ananto Siti Aulia R Kelompok 4 Anggota :
Lampiran 7 KISI – KISI TES UJI COBA KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF Indikator -
Siswa
No. dapat 1.
Soal
Kemungkinan jawaban
Buatlah pertanyaan yang berkaitan
1. Mengapa
lebih
Penilaian mudah 4 : dapat memberikan 3
mengajukan
dengan gaya apung pada benda tercelup
mengangkat beban di air dari atau lebih aspek jawaban.
banyak
dalam fluida!
pada di udara?
pertanyaan (berpikir lancar)
2. Berat
3 : dapat memberikan 2
manakah
mengangkat aspek jawaban. beban di air dan di udara? 2 : hanya memberikan 1 3. Apa yang menyebabkan berat aspek jawaban. benda di air dan udara berbeda? 4. Bagaimana mengukur perbedaan 1 : jawaban salah tapi berat benda di air dan di udara?
berusaha menjawab 0 : tidak memberikan jawaban.
92
-
Siswa
dapat 2.
Buatlah dugaan sementara sebagai
memberikan
jawaban yang sesuai dengan
banyak gagasan/
pertanyaan- pertanyaan yang kalian
hipotesis
buat pada soal nomor 1!
mengenai
suatu
1. Mungkin karena di air beban 4 : dapat memberikan 3 terasa lebih ringan.
atau lebih aspek jawaban.
2. Lebih berat ketika mengangkat 3 : dapat memberikan 2 beban di udara. aspek jawaban. 3. Karena ketika di air ada gaya
masalah (berpikir
apung
yang
lancar)
benda,sehingga ringan.
bekerja
pada
benda
lebih
2 : hanya memberikan 1 aspek jawaban. 1 : jawaban salah tapi
4. Mengitung selisih berat benda di berusaha menjawab udara dan di air
0 : tidak memberikan jawaban.
93
- Menghasilkan
3.
Ketika kamu harus memindahkan
1. Membuat bambu-bambu tersebut 4 : dapat memberikan 3
gagasan,
banyak potongan bambu melewati
menjadi
jawaban,
sebuah sungai yang tenang dan tidak
menggunakanya
pertanyaan yang
terlalu dalam. Cara apa saja yang akan
menyeberang sungai.
bervariasi.
kamu lakukan?
(berpikir luwes)
2. Mengikat tersebut
perahu
dan atau lebih aspek jawaban. untuk 3 : dapat memberikan 2
bambu dan
rakit
aspek jawaban. –
bambu
dimasukkan
ke
sungai sambil di dorong sampi ke seberang sungai.
2 : hanya memberikan 1 aspek jawaban. 1 : jawaban salah tapi
3. Menunggu ada perahu nelayan berusaha menjawab yang melintas.
0 : tidak memberikan
4. Meminta bantuan orang lain jawaban. yang ada di sana.
94
- Memberikan yang 4.
Mengapa kapal yang terbuat dari besi
Karena badan kapal laut memiliki
4 : jawaban yang tepat
lain (baru) yang
yang berat bisa terapung, namun uang
rongga udara yang menyebabkan
dengan kata- katanya
jarang
logam tenggelam?
volume air laut yang di pindahkan
sendiri
kebanyakan
oleh kapal tersebut cukup besar
3 : jawaban kurang tepat
orang.
untuk menahan bobot kapal sehingga
dengan kata – katanya
orisinil)
diberikan
(berpikir
kapal mengapung di permukaan air.
sendiri.
Sedangkan, uang logam tenggelam karena berat air yang dipindahkan tidak mampu mengimbangi berat uang logam itu sendiri.
2 : jawaban tepat dengan ungkapan yang umum. 1 : memberikan jawaban tapi salah 0 : tidak memberikan jawaban
95
Untuk soal no 5-8, bacalah ilustrasi berikut!
Dina melakukan sebuah eksperimen yaitu memasukkan telur A ke dalam gelas A yang berisi suatu zat cair. Setelah diamati, ternyata telur tersebut terapung. Kemudian dina mengambil telur B dan memasukkan ke dalam gelas B yang berisi zat cair juga. Setelah diamati, telur tersebut di dasar zat cair atau tenggelam.
96
-
Memberikan
Apa pendapat anda tentang kedua
Kemungkinan salah satu contoh
4 : jawaban yang tepat
fenomena tersebut?
jawaban soal tersebut yaitu:
dengan kata- katanya
Dari kondisi kedua fenomena
sendiri
diberikan
tersebut, terdapat suatu perbedaan
3 : jawaban kurang tepat
kebanyakan
yaitu telur tersebut ada yang terapung
dengan ungkapnya sendiri.
ada yang tenggelam. Hal ini dapat di
2 : jawaban tepat dengan
sebabkan dari jenis telurnya ataupun
ungkapan yang umum.
yang lain (baru) yang
orang. orisinil)
jarang
(berpikir
5.
dari zat cairnya. 1 : memberikan jawaban tapi salah 0 : tidak memberikan jawaban
97
-
Menghasilkan
6.
gagasan,
Apa yang menyebabkan kondisi gelas
Kemungkinan – kemungkinan yang
4 : dapat memberikan 3
A dan gelas B berbeda?
menyebabkan kondisi gelas A dan B
atau lebih aspek jawaban.
berbeda yaitu:
3 : dapat memberikan 2
jawaban, pertanyaan yang
-
bervariasi.
Telur A dan B memiliki aspek jawaban. massa berbeda
(berpikir luwes)
-
-
-
2 : hanya memberikan 1
Telur A
dan B memiliki aspek jawaban. volume berbeda 1 : jawaban salah tapi Zat cair dalam gelas A dan B berusaha menjawab berbeda Salah satu telur ada yang 0 : tidak memberikan jawaban.
busuk -
Dari jawaban anda no. 6,
Yang menjadi factor benda
4 : dapat memberikan 3 atau
memberikan
bagaimanakah kaitanya dengan konsep
cenderung terapung yaitu:
lebih aspek jawaban.
banyak gagasan/
fisika sehingga dapat menguatkan
hipotesis
jawaban tersebut?
Siswa
mengenai
dapat 7.
suatu
-
Volume
benda
berbeda
3 : dapat memberikan 2 aspek jawaban.
dengan volume zat cair -
Massa jenis benda lebih kecil
masalah (berpikir
dari pada massa jenis zat cair
lancar)
dalam gelas
2 : hanya memberikan 1 aspek jawaban. 1 : jawaban salah tapi berusaha menjawab 0 : tidak memberikan jawaban.
98
-
Memberikan
Menurut anda, bahan apa saja yang
Salah satu cara untuk melakukan
4 : jawaban yang tepat
yang lain (baru)
dapat digunakan untuk melakukan
eksperimen tersebut yaitu sebagai
dengan kata- katanya
yang
eksperimen tersebut? Buatlah daftar
berikut:
sendiri
diberikan
alat dan bahan serta tuliskan cara kerja
Alat dan bahan:
3 : jawaban kurang tepat
kebanyakan
dari eksperimen tersebut!
orang. orisinil)
jarang
(berpikir
8.
-
2 buah telur
dengan ungkapnya sendiri.
-
2 buah gelas
2 : jawaban tepat dengan
-
Air
ungkapan yang umum.
-
Garam
1 : memberikan jawaban
Cara kerja: -
-
tapi salah
Masing- masing gelas diisi 0 : tidak memberikan larutan garam dan air jawaban Telur dimasukkan pada masing- masing gelas
-
Mengamati apa yang terjadi pada setiap telur di masingmasing gelas
99
Apa yang kamu lakukan untuk
Kemungkinan – kemungkinan
4 : dapat memberikan 3
gagasan, jawaban,
membuat sebuah paku besi mengapung
jawaban yang di berikan, yaitu :
atau lebih aspek jawaban.
dan pertanyaan yang
di permukaan fluida?
- menghasilkan
9.
-
Memasukkan paku tersebut 3 : dapat memberikan 2
bervariasi. (berpikir
yang massa jenisnya lebih aspek jawaban.
luwes)
besar dari massa jenis paku. -
-
Meletakkan
atas aspek jawaban. perahu yang terapung dalam 1 : jawaban salah tapi air berusaha menjawab Mengaitkan paku dengan pemberat yang di letakkan di 0 : tidak memberikan luar
wadah
paku
2 : hanya memberikan 1
di
sampai
paku jawaban.
terapung
100
-
Dapat
10.
Rincian dari gambar yaitu :
memperinci
-
4 : dapat menjawab 3 aspek
Pada gelas 1 telur tenggelam jawaban atau lebih.
suatu gagasan
dalam air, karena massa jenis 3 : dapat menjawab 2 aspek
supaya
telur lebih besar dari massa jawaban
lebih
jelas
jenis air. (ρb >ρf )
(elaborasi)
2 : hanya menjawab 1
-
Pada gelas 2 ( tengah) , telur aspek jawaban melayang dalam larutan garm, 1: jawaban salah tapi karena massa jenis telur sama berusaha menjawab dengan massa jenis larutan 0 : tidak memberikan garam. (ρb = ρf )
-
Pada
Coba kalian terangkan mengenai gambar di atas dengan jelas !
gelas
3,
telur jawaban
mengapung di permukaan air garam karena massa jenis telur lebih kecil dari massa jenis larutan garam. (ρb <ρf )
101
- Memberikan yang
11.
Seseorang bisa membedakan telur yang
Benar,
4 : jawaban yang tepat
lain (baru) yang
baik dengan telur yang busuk dengan
Telur yang segar masssa jenis rata –
dengan kata- katanya sendiri
jarang diberikan
cara memasukkanya ke dalam air.
ratanya lebih besar dari massa jenis
3 : jawaban kurang tepat dengan
kebanyakan
Berdasarkan pernyataan di atas.
air. Sedangkan telur yang busuk
orang. (berpikir
Jelaskan pendapat alas an kalian
memiliki kandungan udara lebih
orisinil)
menurut penerapan hukum Archimedes!
banyak dalam cangkangnya, sehingga massa jenis rata – ratanya lebih kecil
ungkapnya sendiri. 2 : jawaban tepat dengan ungkapan yang umum. 1 : memberikan jawaban tapi salah
dari pada massa jenis air. 0 : tidak memberikan jawaban
102
- Memberikan yang 12.
Suatu saat kamu sedang bermain
Kemungkinan jawaban yang bisa di
4 : jawaban yang tepat
lain (baru) yang
dengan adikmu, kamu mengatakan
berikan, yaitu :
dengan kata- katanya
jarang
kepada adikmu bahwa telur segar bisa
diberikan
kebanyakan orang. orisinil)
(berpikir
sendiri
melayang dan mengapung dalam zat cair. Namun, adikmu tidak percaya, karena biasanya ia melihat telur tenggelam di dalam air. Ketika kamu ingin membuktikanya ternyata tidak ditemukan garam di dapur rumah mu dan keadaan hujan lebat sehingga tidak memungkinkan kamu membeli garam di luar. Dengan kondisi seperti ini, apa yang kamu lakukan untuk membuat adikmu percaya dengan pernyataan
Telur segar dapat terapung atau
3 : jawaban kurang tepat
melayang dalam zat cair yang
dengan ungkapnya sendiri.
memiliki massa jenis lebih besar atau 2 : jawaban tepat dengan sama dengan massa jenis telur. Cara
ungkapan yang umum.
yang biasa dilakukan adalah dengan
1 : memberikan jawaban
membuat larutan garam. Ketika kita
tapi salah
tidak menemukan garam, maka kita bisa menggunakan bahan lain untuk membuat larutan seperti campuran air
0 : tidak memberikan jawaban
dengan gula.
yang kamu berikan mengenai telur tersebut?
103
-
Dapat memperinci 13. suatu
-
gagasan
Berdasarkanr hukum Archimedes, 4 : dapat menjawab 3 aspek ketiga benda dalam setiap wadah jawaban atau lebih
supaya lebih jelas
mempunyai masssa jenis yang 3 : dapat menjawab 2 aspek lebih kecil daripada massa jenis jawaban
(elaborasi)
zat dalam wadah. -
Volume
benda
yang
tercelup
dalam zat cair pada setiap wadah
2 : hanya menjawab 1 aspek jawaban
tidak sama. Perbedaan tersebut 1: jawaban salah tapi bisa disebabkan karena massa berusaha menjawab Berikan penjelasan secara detail
jenis fluida sama namun massa 0 : tidak memberikan jenis masing-masing benda jawaban
mengenai peristiwa yang terlihat pada
berbeda.
gambar di atas!
-
Perbedaan
banyaknya
volume
benda yang tercelup ke dalam fluida
disebabkan
oleh
perbandingan massa jenis benda.
104
- Memberikan yang 14. lain (baru) yang jarang
diberikan
Sebuah wadah penuh terisi air. Sepotong besi 2 cm3 dimasukkan ke dalam wadah sehingga sebagian air
kebanyakan
tumpah. Berapa massa air yang
orang.
tumpah?
orisinil)
(berpikir
Diketahui : 3
3
Vbesi = 2 cm = 0,000002 m g = 9,8 m/s2 ρair = 1000 kg/m3
Ditanyakan : berapa berat air yang tumpah ?
4 : jawaban yang benar dan lengkap langkah penyelesaianya. 3 : jawaban benar tapi tidak lengkap langkah penyelesaianya. 2 : jawaban kurang benar dan lengkap langkah penyelesaianya.
Jawab : Berat air : w = m.g Gaya Apung : FA = ρ g V
1 : memberikan jawaban tapi salah 0 : tidak memberikan jawaban
m.g = ρ g V m=ρV m = 1000. 0,000002 m = 0,002 kg = 2 gram
105
102 Lampiran 8 Soal Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL
Mata Pelajaran / Materi
: Fisika / Fluida Statis
Hari / Tanggal
: Rabu, 14 Januari 2015
Waktu
: 60 menit
Petunjuk Mengerjakan 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, kelas, dan nomer absen pada lembar jawaban yang tersedia! 2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap! 3. Tulislah semua kemungkinan ide / jawaban yang menurut anda benar! SELAMAT MENGERJAKAN …!!!
1. Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan gaya apung pada benda tercelup dalam fluida! 2. Buatlah dugaan sementara sebagai jawaban yang sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan yang kalian buat pada soal nomor 1! 3. Ketika kamu harus memindahkan banyak potongan bambu melewati sebuah sungai yang tenang dan tidak terlalu dalam. Cara apa saja yang akan kamu lakukan? 4. Mengapa kapal yang terbuat dari besi yang berat bisa terapung, namun uang logam tenggelam? Untuk soal no 5-8, bacalah ilustrasi berikut!
103 Dina melakukan sebuah eksperimen yaitu memasukkan telur A ke dalam gelas A yang berisi suatu zat cair. Setelah diamati, ternyata telur tersebut terapung.Kemudian dina mengambil telur B dan memasukkan ke dalam gelas B yang berisi zat cair juga. Setelah diamati, telur tersebut di dasar zat cair atau tenggelam. 5. Apa pendapat anda tentang kedua fenomena tersebut? 6. Apa yang menyebabkan kondisi gelas A dan gelas B berbeda? 7. Dari jawaban anda no. 6, bagaimanakah kaitanya dengan konsep fisika sehingga dapat menguatkan jawaban tersebut? 8. Menurut anda, bahan apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan eksperimen tersebut? Buatlah daftar alat dan bahan serta tuliskan cara kerja dari eksperimen tersebut! 9. Apa yang kamu lakukan untuk membuat sebuah paku besi mengapung di permukaan fluida? 10. Perhatikan gambar di bawah ini !
Coba kalian terangkan mengenai gambar di atas dengan jelas ! 11. Seseorang bisa membedakan telur yang baik dengan telur yang busuk dengan cara memasukkanya ke dalam air. Berdasarkan pernyataan di atas. Jelaskan pendapat alas an kalian menurut penerapan hukum Archimedes! 12. Suatu saat kamu sedang bermain dengan adikmu, kamu mengatakan kepada adikmu bahwa telur segar bisa melayang dan mengapung dalam zat cair. Namun, adikmu tidak percaya, karena biasanya ia melihat telur tenggelam di dalam air. Ketika kamu ingin membuktikanya ternyata tidak ditemukan garam di dapur rumah mu dan keadaan hujan lebat sehingga tidak memungkinkan kamu membeli garam di luar. Dengan kondisi seperti ini, apa yang kamu lakukan untuk membuat adikmu percaya dengan pernyataan yang kamu berikan mengenai telur tersebut?
104 13. Berikan penjelasan secara detail mengenai peristiwa yang terlihat pada gambar di bawah!
14. Sebuah wadah penuh terisi air. Sepotong besi 2 cm3 dimasukkan ke dalam wadah sehingga sebagian air tumpah. Berapa massa air yang tumpah?
Lampiran 9 KISI – KISI SOAL PRE-TEST KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF Indicator
No
Soal
Kemungkinan jawaban
Buatlah pertanyaan yang berkaitan
5. Mengapa
Penilaian
. -
Siswa
dapat 1.
lebih
mudah 4 : dapat memberikan 3
mengajukan
dengan gaya apung pada benda tercelup
mengangkat beban di air dari atau lebih aspek jawaban.
banyak
dalam fluida!
pada di udara?
pertanyaan (berpikir lancar)
3 : dapat memberikan 2 mengangkat aspek jawaban. beban di air dan di udara? 2 : hanya memberikan 1 7. Apa yang menyebabkan berat aspek jawaban. benda di air dan udara berbeda? 6. Berat
manakah
8. Bagaimana mengukur perbedaan 1 : jawaban salah tapi berusaha menjawab berat benda di air dan di udara? 0 : tidak memberikan jawaban.
105
-
Siswa
dapat 2.
Buatlah dugaan sementara sebagai
memberikan
jawaban yang sesuai dengan
banyak gagasan/
pertanyaan- pertanyaan yang kalian
hipotesis
buat pada soal nomor 1!
mengenai
suatu
5. Mungkin karena di air beban 4 : dapat memberikan 3 terasa lebih ringan.
atau lebih aspek jawaban.
6. Lebih berat ketika mengangkat 3 : dapat memberikan 2 beban di udara. aspek jawaban. 7. Karena ketika di air ada gaya
masalah (berpikir
apung
yang
lancar)
benda,sehingga ringan.
bekerja
pada
benda
lebih
2 : hanya memberikan 1 aspek jawaban. 1 : jawaban salah tapi
8. Mengitung selisih berat benda di berusaha menjawab udara dan di air
0 : tidak memberikan jawaban.
106
- Menghasilkan
3.
Ketika kamu harus memindahkan
6. Membuat bambu-bambu tersebut 4 : dapat memberikan 3
gagasan,
banyak potongan bambu melewati
menjadi
jawaban,
sebuah sungai yang tenang dan tidak
menggunakanya
pertanyaan yang
terlalu dalam. Cara apa saja yang akan
menyeberang sungai.
bervariasi.
kamu lakukan?
(berpikir luwes)
7. Mengikat tersebut
perahu
dan atau lebih aspek jawaban. untuk 3 : dapat memberikan 2
bambu dan
rakit
aspek jawaban. –
bambu
dimasukkan
ke
sungai sambil di dorong sampi ke seberang sungai.
2 : hanya memberikan 1 aspek jawaban. 1 : jawaban salah tapi
8. Menunggu ada perahu nelayan berusaha menjawab yang melintas.
0 : tidak memberikan
9. Meminta bantuan orang lain jawaban. yang ada di sana.
107
- Memberikan yang 4.
Mengapa kapal yang terbuat dari besi
Karena badan kapal laut memiliki
4 : jawaban yang tepat
lain (baru) yang
yang berat bisa terapung, namun uang
rongga udara yang menyebabkan
dengan kata- katanya
jarang
logam tenggelam?
volume air laut yang di pindahkan
sendiri
kebanyakan
oleh kapal tersebut cukup besar
3 : jawaban kurang tepat
orang.
untuk menahan bobot kapal sehingga
dengan kata – katanya
orisinil)
diberikan
(berpikir
kapal mengapung di permukaan air.
sendiri.
Sedangkan, uang logam tenggelam karena berat air yang dipindahkan tidak mampu mengimbangi berat uang logam itu sendiri.
2 : jawaban tepat dengan ungkapan yang umum. 1 : memberikan jawaban tapi salah 0 : tidak memberikan jawaban
108
Untuk soal no 5-, bacalah ilustrasi berikut!
Dina melakukan sebuah eksperimen yaitu memasukkan telur A ke dalam gelas A yang berisi suatu zat cair. Setelah diamati, ternyata telur tersebut terapung. Kemudian dina mengambil telur B dan memasukkan ke dalam gelas B yang berisi zat cair juga. Setelah diamati, telur tersebut di dasar zat cair atau tenggelam.
109
-
10. Kemungkinan-kemungkinan apa yang
Kemungkinan – kemungkinan yang
4 : dapat memberikan 3
gagasan,
menyebabkan kondisi gelas A dan
menyebabkan kondisi gelas A dan B
atau lebih aspek jawaban.
jawaban,
gelas B berbeda?
berbeda yaitu:
3 : dapat memberikan 2
Menghasilkan
pertanyaan yang
-
bervariasi. (berpikir luwes)
Telur A dan B memiliki aspek jawaban. massa berbeda
-
-
-
2 : hanya memberikan 1
Telur A
dan B memiliki aspek jawaban. volume berbeda 1 : jawaban salah tapi Zat cair dalam gelas A dan B berusaha menjawab berbeda Salah satu telur ada yang 0 : tidak memberikan busuk
jawaban.
110
-
Siswa
Dari jawaban anda no. 5,
Yang menjadi factor benda
4 : dapat memberikan 3
memberikan
bagaimanakah kaitanya dengan konsep
cenderung terapung yaitu:
atau lebih aspek jawaban.
banyak gagasan/
fisika sehingga dapat menguatkan
hipotesis
jawaban tersebut?
mengenai
dapat 6.
suatu
masalah (berpikir lancar)
-
Volume
benda
berbeda 3 : dapat memberikan 2
dengan volume zat cair -
aspek jawaban.
Massa jenis benda lebih kecil 2 : hanya memberikan 1 dari pada massa jenis zat cair aspek jawaban. dalam gelas 1 : jawaban salah tapi berusaha menjawab 0 : tidak memberikan jawaban.
111
Apa yang kamu lakukan untuk
Kemungkinan – kemungkinan
4 : dapat memberikan 3
gagasan, jawaban,
membuat sebuah paku besi mengapung
jawaban yang di berikan, yaitu :
atau lebih aspek jawaban.
dan pertanyaan yang
di permukaan fluida?
- menghasilkan
7.
-
Memasukkan paku tersebut 3 : dapat memberikan 2
bervariasi. (berpikir
yang massa jenisnya lebih aspek jawaban.
luwes)
besar dari massa jenis paku. -
-
Meletakkan
atas aspek jawaban. perahu yang terapung dalam 1 : jawaban salah tapi air berusaha menjawab Mengaitkan paku dengan pemberat yang di letakkan di 0 : tidak memberikan luar
wadah
paku
2 : hanya memberikan 1
di
sampai
paku jawaban.
terapung
112
-
Dapat
8.
Rincian dari gambar yaitu :
memperinci
-
4 : dapat menjawab 3 aspek
Pada gelas 1 telur tenggelam jawaban atau lebih.
suatu gagasan
dalam air, karena massa jenis 3 : dapat menjawab 2 aspek
supaya
telur lebih besar dari massa jawaban
lebih
jelas
jenis air. (ρb >ρf )
(elaborasi)
2 : hanya menjawab 1
-
Pada gelas 2 ( tengah) , telur aspek jawaban melayang dalam larutan garm, 1: jawaban salah tapi karena massa jenis telur sama berusaha menjawab dengan massa jenis larutan 0 : tidak memberikan garam. (ρb = ρf )
-
Pada
Coba kalian terangkan mengenai gambar di atas dengan jelas !
gelas
3,
telur jawaban
mengapung di permukaan air garam karena massa jenis telur lebih kecil dari massa jenis larutan garam. (ρb <ρf )
113
-
Dapat memperinci 9. suatu
-
gagasan
Berdasarkanr Archimedes,
supaya lebih jelas
hukum 4 : dapat menjawab 3 aspek ketiga
benda jawaban atau lebih
dalam setiap wadah mempunyai 3 : dapat menjawab 2 aspek masssa jenis yang lebih kecil jawaban
(elaborasi)
daripada massa jenis zat dalam Berikan penjelasan secara detail mengenai peristiwa yang terlihat
2 : hanya menjawab 1
wadah. -
pada gambar di atas!
Volume benda yang tercelup
aspek jawaban
dalam zat cair pada setiap 1: jawaban salah tapi wadah tidak sama. Perbedaan berusaha menjawab tersebut bisa disebabkan karena 0 : tidak memberikan massa jenis fluida sama namun jawaban massa
jenis
masing-masing
benda berbeda. -
Perbedaan banyaknya volume benda yang tercelup ke dalam fluida
disebabkan
oleh
perbandingan massa jenis benda dengan massa jenis zat cair.
114
- Memberikan yang 10.
Sebuah wadah penuh terisi air.
Diketahui :
4 : jawaban yang benar dan
lain (baru) yang
Sepotong besi 2 cm3 dimasukkan ke
Vbesi = 2 cm3 = 0,000002 m3
lengkap langkah
jarang
dalam wadah sehingga sebagian air
diberikan
kebanyakan orang. orisinil)
(berpikir
tumpah. Berapa massa air yang tumpah?
g = 9,8 m/s2 ρair = 1000 kg/m3 Ditanyakan : berapa berat air yang tumpah ?
penyelesaianya. 3 : jawaban benar tapi tidak lengkap langkah penyelesaianya. 2 : jawaban kurang benar
Jawab :
dan lengkap langkah
Berat air : w = m.g
penyelesaianya.
Gaya Apung :
1 : memberikan jawaban
FA = ρ g V m.g = ρ g V
tapi salah 0 : tidak memberikan jawaban
m=ρV m = 1000. 0,000002 m = 0,002 kg = 2 gram
115
113
Lampiran 10 Soal pre-test Kemampuan Berpikir Kreatif
Mata Pelajaran / Materi
: Fisika / Fluida Statis
Kelas/semester
: X/Genap
Waktu
: 60 menit
Petunjuk Mengerjakan 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, kelas, dan nomer absen pada lembar jawaban yang tersedia! 2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap! 3. Tulislah semua kemungkinan ide / jawaban yang menurut anda benar! SELAMAT MENGERJAKAN …!!!
1. Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan gaya apung pada benda tercelup dalam fluida! 2. Buatlah dugaan sementara sebagai jawaban yang sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan yang kalian buat pada soal nomor 1! 3. Ketika kamu harus memindahkan banyak potongan bambu melewati sebuah sungai yang tenang dan tidak terlalu dalam. Cara apa saja yang akan kamu lakukan? 4. Mengapa kapal yang terbuat dari besi yang berat bisa terapung, namun uang logam tenggelam? Untuk soal no 5-8, bacalah ilustrasi berikut! Dina melakukan sebuah eksperimen yaitu memasukkan telur A ke dalam gelas A yang berisi suatu zat cair. Setelah diamati, ternyata telur tersebut terapung.Kemudian dina mengambil telur B dan memasukkan ke dalam gelas B yang berisi zat cair juga. Setelah diamati, telur tersebut di dasar zat cair atau tenggelam.
114
5. Kemungkinan-kemungkinan apa yang menyebabkan kondisi gelas A dan gelas B berbeda?
6. Dari jawaban anda no. 6, bagaimanakah kaitanya dengan konsep fisika sehingga dapat menguatkan jawaban tersebut? 7. Apa yang kamu lakukan untuk membuat sebuah paku besi mengapung di permukaan fluida? 8. Perhatikan gambar di bawah ini ! Coba kalian terangkan mengenai gambar di samping dengan jelas !
9. Berikan penjelasan kalian mengenai gambar di bawah ini!
Berikan penjelasan secara detail mengenai peristiwa yang terlihat pada gambar di atas! 10. Sebuah wadah penuh terisi air. Sepotong besi 2 cm3 dimasukkan ke dalam wadah sehingga sebagian air tumpah. Berapa massa air yang tumpah?
115
Soal post - test Kemampuan Berpikir Kreatif
Mata Pelajaran / Materi
: Fisika / Fluida Statis
Kelas/semester
: X/Genap
Waktu
: 60 menit
Petunjuk Mengerjakan 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, kelas, dan nomer absen pada lembar jawaban yang tersedia! 2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap! 3. Tulislah semua kemungkinan ide / jawaban yang menurut anda benar! SELAMAT MENGERJAKAN …!!!
1. Buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan gaya apung pada benda tercelup dalam fluida! 2. Buatlah dugaan sementara sebagai jawaban yang sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan yang kalian buat pada soal nomor 1! 3. Ketika kamu harus memindahkan banyak potongan bambu melewati sebuah sungai yang tenang dan tidak terlalu dalam. Cara apa saja yang akan kamu lakukan? 4. Mengapa kapal yang terbuat dari besi yang berat bisa terapung, namun uang logam tenggelam? Untuk soal no 5-8, bacalah ilustrasi berikut! Dina melakukan sebuah eksperimen yaitu memasukkan telur A ke dalam gelas A yang berisi suatu zat cair. Setelah diamati, ternyata telur tersebut terapung.Kemudian dina mengambil telur B dan memasukkan ke dalam gelas B yang berisi zat cair juga. Setelah diamati, telur tersebut di dasar zat cair atau tenggelam.
116
5. Kemungkinan-kemungkinan apa yang menyebabkan kondisi gelas A dan gelas B berbeda? 6. Dari jawaban anda no. 6, bagaimanakah kaitanya dengan konsep fisika sehingga dapat menguatkan jawaban tersebut? 7. Apa yang kamu lakukan untuk membuat sebuah paku besi mengapung di permukaan fluida? 8. Perhatikan gambar di bawah ini ! Coba kalian terangkan mengenai gambar di samping dengan jelas !
9. Berikan penjelasan kalian mengenai gambar di bawah ini!
Berikan penjelasan secara detail mengenai peristiwa yang terlihat pada gambar di atas! 10. Sebuah wadah penuh terisi air. Sepotong besi 2 cm3 dimasukkan ke dalam wadah sehingga sebagian air tumpah. Berapa massa air yang tumpah?
117
Lampiran 11 KISI-KISI ANGKET UJI COBA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA No.
Indicator
Keterangan
Nomor
Jumlah
1
Berpikir Lancar
Mengajukan banyak pertanyaan, atau memberikan banyak jawaban mengenai suatu permasalahan.
1, 2, 12, 13, 15, 16.
6
2
Berpikir luwes (fleksibel)
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
3, 4, 6, 14.
4
3
Berpikir Orisinil
Memberikan jawaban yang lain (baru) yang jarang diberikan kebanyakan orang.
8, 9, 11, 17.
4
4
Berpikir terperinci (elaborasi)
Dapat memperinci suatu gagasan suatu lebih jelas.
5,7,10
3
118
Lampiran 12 Angket Uji Coba Nama
:
Kelas
:
Petunjuk pengisian 1. Nyatakan jawaban yang sesuai denga kenyataanmu dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia SS = Sangat setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No. 1.
Pertanyaan Saya biasanya mengajukan banyak pertanyaan karena saya merasa penasaran dengan materi yang disampaikan oleh guru.
2.
Saya biasanya memberikan sejumlah jawaban dari sebuah pertanyaan karena saya merasa jawaban-jawaban itu sama benarnya.
3.
Saya biasanya memberikan banyak pendapat untuk menyelesaikan suatu masalah.
4.
Saya biasanya mengajukan banyak cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
5.
Saya biasanya berusaha mengembangkan gagasan – gagasan orang lain dengan bahasa saya sendiri karena saya akan lebih mudah memahaminya.
6.
Saya biasanya mengutarakan pendapat yang berbeda dari yang lainya.
7.
Saya biasanya memikirkan banyak cara untuk menyelesaikan masalah.
8.
Saya biasanya menyelesaikan masalah dengan cara saya sendiri
9.
Saya biasanya memikirkan cara baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan
SS
S
TS
STS
119
10.
Saya biasanya mengemukakan pendapat beserta alasanya.
11.
Saya malas untuk memikirkan cara – cara baru dalam menyelesaikan suatu masalah karena menurut saya memakai cara lama sudah cukup.
12.
Saya biasanya hanya menggunakan satu cara untuk menyelesaikan sebuah permasalahan karena cara lain hasilnya sama saja.
13.
Saya malas mengajukan pertanyaan di kelas karena teman-teman juga tidak ada yang bertanya.
14.
Saya biasanya hanya mengemukakan satu jawaban dari sebuah pertanyaan karena saya merasa jawaba lain sama saja.
15.
Saya malas memberikan pendapat untuk menyelesaikan permasalahan karena teman-teman di kelas sering tidak memperhatikan.
16.
Saya malas memberikan pendapat apabila sudah ada teman yang mengutarakan pendapatnya.
17.
Saya lebih senang memakai cara lama dari pada memikirkan cara baru untuk menyelesaikan masalah karena hasilnya pasti sama saja.
120
Lampiran 13 KISI-KISI ANGKET KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA No.
Indicator
Keterangan
Nomor
jumlah
1
Berpikir Lancar
Mengajukan banyak pertanyaan, atau memberikan banyak jawaban mengenai suatu permasalahan.
1, 2, 10,11
4
2
Berpikir luwes (fleksibel)
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
4, 5, 9
3
3
Berpikir Orisinil
Memberikan jawaban yang lain (baru) yang jarang diberikan kebanyakan orang.
6, 8
2
4
Berpikir terperinci (elaborasi)
Dapat memperinci suatu gagasan suatu lebih jelas.
3, 7
2
121
Lampiran 14 Angket Kemampuan Berpikir Kreatif Nama
:
Kelas
:
Petunjuk pengisian 2. Nyatakan jawaban yang sesuai denga kenyataanmu dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia SS = Sangat setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No. 3.
Pertanyaan Saya biasanya mengajukan banyak pertanyaan karena saya merasa penasaran dengan materi yang disampaikan oleh guru.
4.
Saya biasanya memberikan sejumlah jawaban dari sebuah pertanyaan karena saya merasa jawaban-jawaban itu sama benarnya.
3.
Saya biasanya berusaha mengembangkan gagasan – gagasan orang lain dengan bahasa saya sendiri karena saya akan lebih mudah memahaminya.
4.
Saya biasanya mengutarakan pendapat yang berbeda dari yang lainya.
5.
Saya biasanya memikirkan banyak cara untuk menyelesaikan masalah.
6.
Saya biasanya memikirkan cara baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan
7.
Saya biasanya mengemukakan pendapat beserta alasanya.
8.
Saya malas untuk memikirkan cara – cara baru dalam menyelesaikan suatu masalah karena menurut saya memakai cara lama sudah cukup.
9.
Saya biasanya hanya menggunakan satu cara untuk menyelesaikan sebuah permasalahan karena cara lain hasilnya sama saja.
SS
S
TS
STS
122
10.
Saya malas mengajukan pertanyaan di kelas karena teman-teman juga tidak ada yang bertanya.
11.
Saya malas memberikan pendapat untuk menyelesaikan permasalahan karena teman-teman di kelas sering tidak memperhatikan.
lampiran 15
123
ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA no.
nomor butir soal
nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Y
Y^2
1 VAR00001 2 VAR00002
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
3
3
3
49
2401
4
4
3
3
4
3
2
3
3
4
3
3
4
3
46
2116
3 VAR00003 4 VAR00004
4
4
4
4
3
3
1
2
4
4
3
3
4
2
45
2025
3
3
3
3
3
4
1
3
3
4
4
4
3
2
43
1849
5 VAR00005 6 VAR00006
4
4
4
3
3
4
2
3
3
4
2
2
3
2
43
1849
3
3
4
4
2
3
2
3
4
3
3
3
4
1
42
1764
7 VAR00007 8 VAR00008
3
1
2
4
3
3
1
4
2
4
4
4
4
2
41
1681
2
2
3
4
4
3
2
4
2
3
4
3
3
1
40
1600
9 VAR00009 10 VAR00010
3
3
3
3
4
3
1
4
4
4
3
2
3
1
41
1681
2
4
3
3
4
3
2
4
2
3
3
2
4
1
40
1600
11 VAR00011 12 VAR00012
4
4
4
3
4
2
1
4
2
4
3
4
1
2
42
1764
3
3
3
4
3
4
1
4
4
4
1
3
4
1
42
1764
13 VAR00013 14 VAR00014
2
2
4
4
4
3
3
2
2
3
4
3
2
2
40
1600
2
2
3
3
4
4
3
4
1
4
3
4
2
1
40
1600
15 VAR00015 16 VAR00016
4
3
4
4
4
3
2
4
2
4
4
1
3
1
43
1849
3
3
2
2
4
3
3
4
3
4
3
3
3
2
42
1764
17 VAR00017 18 VAR00018
2
2
4
3
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
44
1936
2
2
3
4
4
4
2
4
3
3
2
4
3
2
42
1764
19 VAR00019 20 VAR00020
2
3
4
2
4
3
2
3
3
4
3
4
4
1
42
1764
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
4
4
2
49
2401
21 VAR00021 22 VAR00022
2
4
2
3
4
4
1
4
2
3
2
4
3
2
40
1600
3
3
3
4
3
3
0
4
2
4
4
4
3
2
42
1764
23 VAR00023 24 VAR00024
4
3
4
3
3
3
1
4
2
3
4
3
3
1
41
1681
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
3
0
33
1089
25 VAR00025 26 VAR00026
2
1
2
2
3
1
0
3
2
2
2
2
2
0
24
576
2
2
1
2
2
2
0
3
1
1
1
1
2
0
20
400
27 VAR00027 28 VAR00028
1
2
0
2
1
2
0
4
2
2
4
1
1
0
22
484
1
1
2
2
3
2
0
2
0
1
1
2
3
0
20
400
124
29 VAR00029 30 VAR00030
1
1
1
3
1
3
0
3
1
3
2
3
2
0
24
576
2
2
2
1
3
1
0
3
1
3
1
2
1
0
22
484
31 VAR00031 32 VAR00032
1
1
2
1
3
2
0
1
1
1
2
1
1
0
17
289
2
2
3
1
3
2
0
3
0
3
1
2
1
0
23
529
33 VAR00033 34 VAR00034
1
1
1
0
4
3
0
4
1
2
0
2
1
0
20
400
1
1
2
1
3
1
0
2
1
2
1
3
1
0
19
361
JUMLAH
86
87
96
95
111
94
40
112
77
108
91
95
92
39
1223
47405
SKOR MAK. ITEM
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
RATA-RATA
2.53
2.56
2.82
2.79
3.26
2.76
1.18
3.29
2.26
3.18
2.68
2.79
2.71
1.15
DAYA PEMBEDA
0.40
0.41
0.43
0.46
0.24
0.31
0.42
0.18
0.45
0.42
0.42
0.32
0.43
0.41
KRITERIA
baik
baik
baik
baik
cukup
cukup
baik
jelek
baik
baik
baik
cukup
baik
baik
TINGKAT KESUKARAN
0.632
0.640
0.706
0.699
0.816
0.691
0.294
0.824
0.566
0.794
0.669
0.699
0.676
0.287
KRITERIA
sedang 0.772
sedang 0.784
mudah 0.48
sedang 0.626
sukar 0.728
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
KRITERIA
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
s
1.05
1.08
1.09
1.12
0.83
0.89
1.00
0.84
1.19
0.97
1.20
1.01
1.09
0.96
1.11
1.16
1.18
1.26
0.69
0.79
1.00
0.70
1.41
0.94
1.44
1.02
1.18
0.92
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
r xy Validitas r tabel
mudah sedang 0.759 0.801
∑
mudah sedang mudah sedang sedang sedang 0.372 0.778 0.859 0.683 0.611 0.747
14.79
∑
103.4233512
r11
0.882995117
r tabel kriteria KRITERIA SOAL
sukar 0.869
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
karena r11 > r tabel, maka instrumen reliabel dipakai dipakai dipakai dipakai
tidak
dipakai dipakai tidak dipakai dipakai tidak
tidak dipakai dipakai
125
125
Lampiran 16 DAFTAR NAMA SISWA Kelas X MIPA 1 (Eksperimen) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kelas X MIPA 4 (Kontrol)
Nama Siswa
Kode
Adninda Rimawati Afrizal Dwi Ananto Akbar Pambudi Alissa Megatari S Amalia Zakiyah Amelia Febriyanti Anesia Sukowati Assyifauz Zahro Aymell Elizavia Bashirul Khorim Bayu Aji Prakoso Bayu Sahendro Dian Julistyanisa' Dianty Alfiatun Ni'mah Ega Brilian Tahta Legawa Farichatun Nisa Inas Kanina Inez Dwi Mustika Izam Bakhtiar Reza Karisma Nur Hidayah Krisna Wiaclih Mega Setyaningrum Muhammad Afraula Bima S. Muhammad Iska Izzul M. Mutiara Rihadatul Ais Rakai Muhammad . Rana Salsabila Rizka Nisa Wijayanti Safira Qurotul'ain Savira Puspitajayanti Septi Ayuningtyas Setiana Rahayu Siti Aulia Rochmah Sofiyatun Khasanah Trazevega Bagus Andirahman Wafi Maulana Dhiaul Haq Yustika Dian Izzati Siti Faridatul Bahiyyah
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36 E-37 E-38
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Siswa
Kode
Alimni Mayang Fauni Anggun Kusuma Dewi Anisa Afriani Aulia Zahro Mutsiritu Nurubay Berliana Okta Mega Bondan Mas Lukman Hakim Dewinda Wardani Dhea Putri Miradikna Diemas Chabib Akmal Mahrus Faiz Aiza Formana Firdian Adi Prasada Fitriana Ghalib Adi Ramadhan Hana Salsabila Yufi Ifa Zuhriyah Aliffiana Ita Roena Kemala Ainun Luthfiana Lina Khoirunnisa Lukman Fahmi Hidayat Luluk Karimah Melfa Kanita Moch. Tihdar Dwi Permadi Mochamad Nahar Agung P. Muhammad Dohan Pratama Muhammad Puguh Kurniawan Mustika Sekar Dewi Nabila Azzahra Nabila Yuliani Nada Setya Rahma Ashilah Noval Oktamuza Retno Anggraeni Rifki Hadi Saputro Rizki Mulyaningsih Sally Avia Safanah Aulya Nugroho Valenia Dhea Nuzuliya Ananda Zhelyta Dyaz Anggraeni
A-01 A-02 A-03 A-04 A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 A-33 A-34 A-35 A-36 A-37
126
Lampiran 17
Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen {
Rumus :
∑
}
Keteranga : r11 = reliabilitas yang dicari ∑
= jumlah varian skor tiap-tiap item = varians total
Kriteria : Jika r11 > rtabel, maka butir soal bersifat reliable rtabel = 0,339 Perhitungan : Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada tabel analis data. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh : n
= 34
∑
= 14,79 = 103,423 {
= 0,883 Karena r11 > rtabel, maka instrument bersifat reliable.
}
127
Lampiran 18
Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus :
√
Keterangan : = koefisien yang akan dicari X = nilai yang akan dicari Y = jumlah skor total N = jumlah reponden Berikut ini contoh perhitungan validitas butir soal nomor 1. Pada butir soal lainya dapat dihitung dengan rumus yang sama, dan menghasilkan data yang terdapat pada table analisis data. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
nama VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017
X 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 3 2
X2 16 16 16 9 16 9 9 4 9 4 16 9 4 4 16 9 4
Y 49 47 45 43 43 41 41 40 39 40 42 42 38 38 42 37 40
XY 196 188 180 129 172 123 123 80 117 80 168 126 76 76 168 111 80
Y2 2401 2209 2025 1849 1849 1681 1681 1600 1521 1600 1764 1764 1444 1444 1764 1369 1600
No. 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
nama VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034
√
√
√
Pada α= 5% dengan n = 34 diperoleh r table = 0.339 Karena
> r table, maka soal no. 1 valid
X 2 2 4 2 3 4 3 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 85
X2 4 4 16 4 9 16 9 4 4 1 1 1 4 1 4 1 1 245
Y 39 37 47 37 40 39 32 26 25 25 21 26 23 19 26 22 20 1210
XY 78 74 188 74 120 156 96 52 50 25 21 26 46 19 52 22 20 3257
Y2 1521 1369 2209 1369 1600 1521 1024 676 625 625 441 676 529 361 676 484 400 45570
128
Lampiran 19
Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal Rumus : DP = Kriteria daya pembeda soal : 0,40 ≤ D ≤ 1,00 soal diterima 0,30 < D ≤ 0,40 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20 < D ≤ 0,30 soal diperbaiki 0,00 ≤ D ≤ 0,20 soal tidak dipakai/dibuang Perhitungan : Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hassil seperti pada tabel analisis data. Mean kelompok atas
:3
Mean kelompok bawah : 1,4 Skor maksimum soal
:4
DP = (3 - 1,4)/4 DP = 0,40 Sesuai kriteria daya pembeda soal, maka soal bias diterima.
129
Lampiran 20
Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Soal
Rumus : TK = Mean = Keterangan : TK
= indeks kesukaran soal
Mean
= skor rata-rata peserta didik pada satu nomor butir soal
Skor maksimum
= skor tertinggi yang telah dietapka pada pedoman penskoran.
Kriteria indeks kesukaran soal dijabarkan dalam skala dibawah ini : 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 : sukar 0,30 < TK ≤ 0,70 : sedang 0,70 < TK ≤1,00 : mudah
Perhitungan : Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hassil seperti pada tabel analisis data. Mean
= 2,53
Skor maksimum
=4 TK = 2,53/4 = 0,632
Sesuai kriteria indeks kesukaran soal, maka soal dikategorikan sedang.
130
Lampiran 21 DAFTAR NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA PONDOK MODERN SELAMATTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Kelas X MIPA 1 (Eksperimen) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kelas X MIPA 4 (Kontrol)
Nama Siswa
Kode
Nilai
Adninda Rimawati Afrizal Dwi Ananto Akbar Pambudi Alissa Megatari S Amalia Zakiyah Amelia Febriyanti Anesia Sukowati Assyifauz Zahro Aymell Elizavia Bashirul Khorim Bayu Aji Prakoso Bayu Sahendro Dian Julistyanisa' Dianty Alfiatun Ni'mah Ega Brilian Tahta Legawa Farichatun Nisa Inas Kanina Inez Dwi Mustika Izam Bakhtiar Reza Karisma Nur Hidayah Krisna Wiaclih Mega Setyaningrum Muhammad Afraula Bima S. Muhammad Iska Izzul M. Mutiara Rihadatul Ais Rakai Muhammad . Rana Salsabila Rizka Nisa Wijayanti Safira Qurotul'ain Savira Puspitajayanti Septi Ayuningtyas Setiana Rahayu Siti Aulia Rochmah Sofiyatun Khasanah Trazevega Bagus Andirahman Wafi Maulana Dhiaul Haq Yustika Dian Izzati Siti Faridatul Bahiyyah
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36 E-37 E-38
95 86 86 80 92 82 80 95 81 88 81 79 77 75 84 80 77 81 79 92 87 76 79 84 89 89 90 96 77 76 78 88 67 90 77 81 90 83
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Siswa
Kode
Nilai
Alimni Mayang Fauni Anggun Kusuma Dewi Anisa Afriani Aulia Zahro Mutsiritu Nurubay Berliana Okta Mega Bondan Mas Lukman Hakim Dewinda Wardani Dhea Putri Miradikna Diemas Chabib Akmal Mahrus Faiz Aiza Formana Firdian Adi Prasada Fitriana Ghalib Adi Ramadhan Hana Salsabila Yufi Ifa Zuhriyah Aliffiana Ita Roena Kemala Ainun Luthfiana Lina Khoirunnisa Lukman Fahmi Hidayat Luluk Karimah Melfa Kanita Moch. Tihdar Dwi Permadi Mochamad Nahar Agung P. Muhammad Dohan Pratama Muhammad Puguh Kurniawan Mustika Sekar Dewi Nabila Azzahra Nabila Yuliani Nada Setya Rahma Ashilah Noval Oktamuza Retno Anggraeni Rifki Hadi Saputro Rizki Mulyaningsih Sally Avia Safanah Aulya Nugroho Valenia Dhea Nuzuliya Ananda Zhelyta Dyaz Anggraeni
A-01 A-02 A-03 A-04 A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 A-33 A-34 A-35 A-36 A-37
71 73 72 80 94 87 85 83 75 87 84 66 73 94 85 75 85 78 61 72 71 73 79 71 77 96 87 88 95 80 90 94 90 83 90 74 79
131
Lampiran 22 Uji Homogenitas Populasi Hipotesis Ho : σ12 = σ22 = σ32 = σ42 Ha : σ12 ≠ σ22 ≠ σ32 ≠ σ42 Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan ∑ Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2 < χ2tabel Pengujian Hipotesis Kelas
ni
dk = ni -1
Si2
dk . Si2
log Si2
dk . log Si2
X IPA 1
38
37
43.20
1598.40
1.64
60.51
X IPA 2
36
35
56.22
1967.70
1.75
61.25
X IPA 3
36
35
100.94
3532.90
2.00
70.14
X IPA 4
37
36
69.19
2490.84
1.84
66.24
147
143
269.55
9589.84
7.23
258.14
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah S2 =
∑ ∑
Menentukan harga χ2 B=
∑ ∑
Untuk α = 5%, dk = k-1= 4-1 = 3; diperoleh χ2tabel = 7,815
132
6,999
7,815
Karena χ2 berada pada daerah penerimaan Ho , maka populasi tersebut homogen.
133
lampiran 23 Uji Normalitas Nilai pretest Kelas eksperiment Hipotesis H0 :
Data terdistribusi normal
Ha
Data tidak terdistribusi normal
:
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
c2 =
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan H0 diterima jika c2 < c2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak Kelas
= = = =
60 13 47 6
Panjang kelas Rata-rata (x) Standar deviasi (s) Jumlah siswa (n)
Batas Kelas
Kelas Interval
Z untuk Peluang Luas tiap batas kelas untuk z kelas interval
= = = =
8 36.72 9.98 36
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
(Oi-Ei)² Ei
13
-
20
12.5
-2.427
0.492
0.044
1.600
2
0.160
0.100
21
-
28
20.5
-1.625
0.448
0.153
5.509
6
0.242
0.044
29
-
36
28.5
-0.824
0.295
0.286
10.301
12
2.887
0.280
37
-
44
36.5
-0.022
0.009
0.291
10.475
9
2.175
0.208
45
-
52
44.5
0.780
0.282
0.161
5.793
4
3.213
0.555
53
-
60
52.5
1.581
0.443
0.048
1.740
3
1.588
0.913
60.5
2.383
0.491 0.984
35.417
36
10.265
2.099
Jumlah
Untuk a = 5%, dk = 3 diperoleh c² tabel = 7,81
2.099 7.81 c² berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal.
134
Lampiran 24 Uji Normalitas Nilai posttest Kelas eksperiment Hipotesis H0 :
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha
Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
:
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
c = 2
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan H0 diterima jika c2 < c2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak Kelas
= = = =
88 48 40 6
Panjang kelas Rata-rata (x) Standar deviasi (s) Jumlah siswa (n)
Batas Kelas
Kelas Interval
Z untuk Peluang Luas tiap batas kelas untuk z kelas interval
= = = =
7 67.36 10.86 36
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
(Oi-Ei)² Ei
48
-
54
47.5
-1.829
0.466
0.084
3.040
3
0.002
0.001
55
-
61
54.5
-1.184
0.382
0.177
6.356
9
6.989
1.100
62
-
68
61.5
-0.540
0.205
0.247
8.894
8
0.800
0.090
69
-
75
68.5
0.105
0.042
0.231
8.332
7
1.773
0.213
76
-
82
75.5
0.750
0.273
0.145
5.224
5
0.050
0.010
83
-
89
82.5
1.394
0.418
0.061
2.192
4
3.267
1.490
89.5
2.039
0.479 0.946
34.039
36
12.881
2.903
Jumlah
Untuk a = 5%, dk = 3 diperoleh c² tabel = 7,81
2.903 7.81 c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal.
135
Lampiran 25 Uji Normalitas Nilai pretest Kelas Kontrol Hipotesis H0 :
Data terdistribusi normal
Ha
Data tidak terdistribusi normal
:
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
c = 2
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan H0 diterima jika c2 < c2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 60 Nilai minimal = 18 Rentang = 42 Banyak Kelas = 6
Panjang kelas Rata-rata (x) Standar deviasi (s) Jumlah siswa (n)
Batas Kelas
Kelas Interval
Z untuk Peluang Luas tiap batas kelas untuk z kelas interval
= = = =
8 33.60 9.81 34
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
(Oi-Ei)² Ei
18
-
25
17.5
-1.641
0.450
0.154
5.240
7
3.098
0.591
26
-
33
25.5
-0.826
0.296
0.291
9.909
11
1.190
0.120
34
-
41
33.5
-0.010
0.004
0.294
9.987
9
0.975
0.098
42
-
49
41.5
0.805
0.290
0.158
5.365
5
0.133
0.025
50
-
57
49.5
1.621
0.447
0.045
1.534
1
0.285
0.186
58
-
65
57.5
2.436
0.493
0.007
0.233
1
0.589
2.529
65.5
3.252
0.499 0.949
32.268
34
6.270
3.549
Jumlah
Untuk a = 5%, dk = 3 diperoleh c² tabel = 7,81
3.549 7.81 c² berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal.
136
137
Lampiran 27 DAFTAR NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN KODE POIN NILAI E-001 16 40 E-002 12 30 E-003 10 25 E-004 18 45 E-005 11 28 E-006 17 43 E-007 17 43 E-008 14 35 E-009 14 35 E-010 12 30 E-011 14 35 E-012 13 33 E-013 13 33 E-014 20 50 E-015 16 40 E-016 11 28 E-017 8 20 E-018 11 28 E-019 21 53 E-020 13 33 E-021 5 13 E-022 16 40 E-023 16 40 E-024 13 33 E-025 20 50 E-026 23 58 E-027 13 33 E-028 24 60 E-029 14 35 E-030 19 48 E-031 11 28 E-032 13 33 E-033 15 38 E-034 11 28 E-035 15 38 E-036 16 40 Jumlah 1322 n1 36 Rata-rata 36.72 Nilai tertinggi 60 Nilai terendah 13 s2 99.69 s 9.98
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KELAS KONTROL KODE POIN A-001 12 A-002 11 A-003 13 A-004 14 A-005 13 A-006 10 A-007 18 A-008 15 A-009 13 A-010 8 A-011 14 A-012 13 A-013 24 A-014 14 A-015 16 A-016 7 A-017 18 A-018 7 A-019 8 A-020 15 A-021 11 A-022 7 A-023 8 A-024 14 A-025 13 A-026 14 A-027 19 A-028 20 A-029 15 A-030 13 A-031 13 A-032 17 A-033 17 A-034 13
Jumlah n1 Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah s2 s
NILAI 30 28 33 35 33 25 45 38 33 20 35 33 60 35 40 18 45 18 20 38 28 18 20 35 33 35 48 50 38 33 33 43 43 33
1143 34 33.60 60 18 96.28 9.81
138
Lampiran 28 DAFTAR NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN KODE POIN NILAI E-001 28 70 E-002 22 55 E-003 19 48 E-004 33 83 E-005 22 55 E-006 33 83 E-007 30 75 E-008 19 48 E-009 30 75 E-010 24 60 E-011 21 53 E-012 26 65 E-013 28 70 E-014 25 63 E-015 32 80 E-016 25 63 E-017 24 60 E-018 25 63 E-019 32 80 E-020 31 78 E-021 25 63 E-022 30 75 E-023 25 63 E-024 29 73 E-025 23 58 E-026 34 85 E-027 25 63 E-028 35 88 E-029 30 75 E-030 23 58 E-031 23 58 E-032 24 60 E-033 31 78 E-034 22 55 E-035 27 68 E-036 31 78 Jumlah 2415 n1 36 Rata-rata 67.36 Nilai tertinggi 88 Nilai terendah 48 s2 117.84 s 10.86
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KELAS KONTROL KODE POIN A-001 33 A-002 53 A-003 48 A-004 40 A-005 33 A-006 45 A-007 48 A-008 38 A-009 33 A-010 33 A-011 38 A-012 38 A-013 60 A-014 70 A-015 50 A-016 45 A-017 45 A-018 35 A-019 38 A-020 50 A-021 50 A-022 45 A-023 35 A-024 50 A-025 35 A-026 50 A-027 48 A-028 55 A-029 40 A-030 43 A-031 48 A-032 43 A-033 43 A-034 60
Jumlah n1 Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah s2 s
NILAI 33 53 48 40 33 45 48 38 33 33 38 38 60 70 50 45 45 35 38 50 50 45 35 50 35 50 48 55 40 43 48 43 43 60
1510 34 44.41 70 33 78.43 8.86
139
Lampiran 29 HASIL ANALISIS TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KODE E-001 E-002 E-003 E-004 E-005 E-006 E-007 E-008 E-009 E-010 E-011 E-012 E-013 E-014 E-015 E-016 E-017 E-018 E-019 E-020 E-021 E-022 E-023 E-024 E-025 E-026 E-027 E-028 E-029 E-030 E-031 E-032 E-033 E-034 E-035 E-036
n1 Belum nampak Mulai nampak Mulai berkembang Berkembang optimal
PRE-TEST NILAI 40 30 25 45 28 43 43 35 35 30 35 33 33 50 40 28 20 28 53 33 13 40 40 33 50 58 33 60 35 48 28 33 38 28 38 40 36 3 30 3 0
KRITERIA Mulai nampak Mulai nampak Belum nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Belum nampak Mulai nampak Mulai berkembang Mulai nampak Belum nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai berkembang Mulai nampak Mulai berkembang Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak Mulai nampak 8,33 % 83,33% 8,33 % 0%
POST-TES NILAI KRITERIA 70 Mulai berkembang 55 Mulai berkembang 48 Mulai nampak 83 Berkembang optimal 55 Mulai berkembang 83 Berkembang optimal 75 Mulai berkembang 48 Mulai nampak 75 Mulai berkembang 60 Mulai berkembang 53 Mulai berkembang 65 Mulai berkembang 70 Mulai berkembang 63 Mulai berkembang 80 Berkembang optimal 63 Mulai berkembang 60 Mulai berkembang 63 Mulai berkembang 80 Berkembang optimal 78 Berkembang optimal 63 Mulai berkembang 75 Mulai berkembang 63 Mulai berkembang 73 Mulai berkembang 58 Mulai berkembang 85 Berkembang optimal 63 Mulai berkembang 88 Berkembang optimal 75 Mulai berkembang 58 Mulai berkembang 58 Mulai berkembang 60 Mulai berkembang 78 Berkembang optimal 55 Mulai berkembang 68 Mulai berkembang 78 Berkembang optimal n2 34 Belum nampak 0 0% Mulai nampak 2 5,56 % Mulai berkembang 25 69,44% Berkembang optimal 9 25% NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
140
Lampiran 30 REKAPITULASI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
No.
Indikator
1. Berpikir Lancar 2. Berpikir luwes (fleksibel) 3. Berpikir Orisinil 4. Berpikir Terperinci (elaborasi) Prosentase rata-rata Peningkatan Uji Gain
KELAS EKSPERIMEN PRE-TEST POST-TEST 40% 63% 41% 68% 30% 76% 31% 64% 35,5% 67,75 % 0,5
KELAS KONTROL PRE-TEST POST-TEST 41% 48% 39% 48% 27% 48% 22% 29% 32,25% 43,25 % 0,16
141
Lampiran 31 Uji Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Rata-rata Pre-test Post-test
Kelas Eksperimen 35,5 % 67,75 %
Kriteria uji
: g > 0,7 (tinggi) : 0,3 < g < 0,7 (sedang) : g < 0,3 (rendah)
Kelas Eksperimen 〈 〉
〈
〉 〈
〉
〈
〉
〈 〉 〈 〉 Kelas Kontrol 〈 〉 〈 〉 〈 〉
〈
〉 〈
〉
〈
〉
Kelas Kontrol 32,25 % 43,25 %
142
Lampiran 32 Uji Gain Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Rata-rata Pre-test Post-test
Kelas Eksperimen 36,72 67,36
Kriteria uji
: g > 0,7 (tinggi) : 0,3 < g < 0,7 (sedang) : g < 0,3 (rendah)
Kelas Eksperimen 〈 〉
〈
〉 〈
〉
〈
〉
〈 〉 〈 〉 Kelas Kontrol 〈 〉 〈 〉 〈 〉
〈
〉 〈
〉
〈
〉
Kelas Kontrol 33,6 44,41
143
Lampiran 33 Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol Hipotesis Ho
: σ12 = σ22
Ha
: σ12 ≠ σ22
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
Ho diterima apabila Fdata ≤ Ftabel Data yang diperoleh : Sumber Variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
1.322
1.142
n
36
34
Rata-rata
36,72
33,6
Varians (S2)
96,60
96,24
Standar Deviasi (S)
9,98
9,81
Berdasaskan rumus diatas diperoleh : F=
= 1,00
Pada α = 5% dk pembilang = n – 1 = 36-1 = 35 dk penyebut = n – 1 = 34-1 = 33 Ftabel = 1,76 Nilai Fhitung < Ftabel , Ho diterima, maka varians data yang akan dianalisis homogen.
144
Lampiran 34 Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol Hipotesis Ho
: σ12 = σ22
Ha
: σ12 ≠ σ22
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
Ho diterima apabila Fdata ≤ Ftabel Data yang diperoleh : Sumber Variasi Jumlah n Rata-rata Varians (S2) Standar Deviasi (S)
Kelompok Eksperimen 2425 36 67,36 117,94 10,86
Kelompok Kontrol 1510 34 44,41 78, 49 8,86
Berdasaskan rumus diatas diperoleh : F= F = 1,23 Pada α = 5% dk pembilang = n – 1 = 36-1 = 35 dk penyebut = n – 1 = 34-1 = 33 Ftabel = 1,76 Nilai Fhitung < Ftabel , Ho diterima, maka varians data yang akan dianalisis homogen.
145
Lampiran 35 Uji Perbedaan Dua Rata-rata (uji t dua pihak) Pre-test antara Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hipotesis : Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠µ2 Uji Hipotesis : ̅ √
̅ (
)
Dari data diperoleh : Sumber Variasi Jumlah n Rata-rata Varians (S2) Standar Deviasi (S)
Kelompok Eksperimen 1.322 36 36,72 96,60 9,98
Kelompok Kontrol 1.142 34 33,6 96,24 9,81
Berdasarkan rumus diatas diperoleh, √
(
)
Pada α = 5% dengan dk =36+34-2 = 68 diperoleh ttabel = 1,699 Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi awal kedua kelas adalah sama.
146
Lampiran 36 Uji Perbedaan Dua Rata-rata (uji t pihak kanan) Post-test antara Kelas Eksperimen dan Kontrol Hipotesis : Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 >µ2 Uji Hipotesis : ̅ √
̅ (
)
Dari data diperoleh : Sumber Variasi Jumlah n Rata-rata Varians (S2) Standar Deviasi (S)
Kelompok Eksperimen 2425 36 67,36 117,94 10,86
Kelompok Kontrol 1510 34 44,41 78, 49 8,86
Berdasarkan rumus diatas diperoleh, √
(
)
Pada α = 5% dengan dk =36+34-2 = 68 diperoleh ttabel = 1,669 Karena t berada pada daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Lampiran 37 Analisis Angket Berpikir kreatif Kelas Eksperimen No.
Kode
Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Skor Total
Prosentase
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
E-001 E-002 E-003 E-004 E-005 E-006 E-007 E-008 E-009 E-010 E-011 E-012 E-013 E-014 E-015
3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3
3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4
4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3
3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3
3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 3 3 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4
3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4
34 37 39 31 36 40 38 37 32 39 41 40 34 35 35
77% 84% 89% 70% 82% 91% 86% 84% 73% 89% 93% 91% 77% 80% 80%
Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
E-016 E-017 E-018 E-019 E-020 E-021 E-022 E-023 E-024 E-025 E-026
3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4
3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4
3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3
3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
33 34 39 34 34 35 41 35 33 38 41
75% 77% 89% 77% 77% 80% 93% 80% 75% 86% 93%
Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif
147
27 28 29 30 31
E-027 E-028 E-029 E-030 E-031
3 4 3 3 4
3 4 3 3 3
3 4 4 4 3
3 3 3 3 3
3 3 4 3 3
3 3 4 3 3
3 4 3 3 3
3 4 4 4 3
3 4 3 3 3
3 4 3 3 3
3 4 3 3 3
33 41 37 35 34
75% 93% 84% 80% 77%
Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif
32
E-032
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
35
80%
Kreatif
33 34 35 36
E-033 E-034 E-035 E-036 jumlah
3 4 3 3 118
3 4 3 3 116
3 4 3 3 120
3 3 3 4 120
32 38 31 36 1297 17 19
73% 86% 70% 82% 2948%
Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Sangat Kreatif
3 3 2 4 123
3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 112 126 117 118 114 113 JUMLAH SISWA SANGAT KREATIF JUMLAH SISWA KREATIF
47% 53%
persentase kreatif (klasikal)
100%
Rata-rata skor kelas
36,03
148
Lampiran 38 Analisis Angket Berpikir kreatif Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kode A-001 A-002 A-003 A-004 A-005 A-006 A-007 A-008 A-009 A-010 A-011 A-012 A-013 A-014 A-015 A-016 A-017 A-018 A-019 A-020 A-021 A-022 A-023 A-024 A-025 A-026
Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3
3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 2
4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3
4 4 0 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 2 2 4 4 3
4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 2 4 4 2 2 4 3 4 3
4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 3 3 4 3
4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3
3 0 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3
3 0 4 2 2 1 3 3 2 2 2 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
4 3 4 3 3 4 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 2 4 4 3
4 3 3 3 3 4 3 3 2 1 1 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 3
Skor Total
Prosentase
Kriteria
41 27 37 32 30 35 32 38 30 26 26 38 35 34 34 43 34 26 38 36 35 29 31 38 40 32
93% 61% 84% 73% 68% 80% 73% 86% 68% 59% 59% 86% 80% 77% 77% 98% 77% 59% 86% 82% 80% 66% 70% 86% 91% 73%
Sangat Kreatif Cukup Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Cukup Kreatif Cukup Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Cukup Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Sangat Kreatif Sangat Kreatif Kreatif
149
27 28 29 30 31 32 33 34
A-027 A-028 A-029 A-030 A-031 A-032 A-033 A-034 Jumlah
3 3 3 3 3 2 3 3 111
3 2 2 2 4 4 4 3 97
3 3 3 3 3 2 3 3 111
3 2 3 2 2 3 2 3 102
3 3 3 3 2 4 2 3 105
3 2 4 2 2 3 2 3 102
3 4 3 4 2 2 2 3 105
3 3 3 3 2 3 2 3 98
JUMLAH SISWA SANGAT KREATIF JUMLAH SISWA KREATIF JUMLAH SISWA CUKUP KREATIF Persentase Kreatif (klasikal) Rata- rata skor kelas
3 3 2 1 2 2 2 3 87
3 3 3 3 2 4 2 3 101
3 2 3 3 1 4 1 3 98
33 30 32 29 25 33 25 33 1117
75% 68% 73% 66% 57% 75% 57% 75% 2539%
9 19 6
Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Cukup Kreatif Kreatif Cukup Kreatif Kreatif 26% 56% 18%
79% 32,85
150
151
Foto-foto penelitian
Foto siswa saat mengerjakan pre-test
foto siswa saat praktikum I
Foto siswa saat diskusi
foto hasil praktikum II
Foto benda pada praktikum III
foto siswa saat post-test