perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)
SKRIPSI
Oleh : TRI WIJAYANTO K7407148
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)
Oleh : TRI WIJAYANTO K7407148
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Tri Wijayanto. K7407148. PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta). Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2011 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : (1) Untuk menganalisis pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan secara parsial terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. (2) Untuk menganalisis pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan secara simultan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta pada tahun 2011. Pada penelitian ini besarnya jumlah sampel ditentukan sebanyak 80 responden. Try out yang dilakukan terhadap 30 responden di dalam populasi, dengan hasil 32 item soal valid 24 dan reliabel. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) hasil perhitungan data untuk variabel pesan iklan memiliki tingkat signifikansi 0,025, variabel daya tarik iklan memiliki tingkat signifikansi 0,004, variabel frekuensi iklan memiliki tingkat signifikansi 0,009, variabel strategi kreatif iklan memiliki tingkat signifikansi 0,026. Oleh karena probabilitas (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan) berpengaruh secara parsial terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. (2) adanya pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Hal ini tercermin dari hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas (0,000) lebih kecil commit dari 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disimpulkan bahwa variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Tri Wijayanto. K7407148. INFLUENCE OF MESSAGE ADVERTISING, ADVERTISING ATTRACTION, FREQUENCY ADVERTISING, CREATIVE ADVERTISING STRATEGY AND ADVERTISING EFFECTIVENESS OF MOTORCYCLE YAMAHA (Study On Student Guidance and Counseling Kentingan UNS Surakarta). Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Surakarta Sebelas Maret University. July 2011 The purpose of this study was to analyze: (1) To analyze the influence of advertising messages, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising creative strategy partially to the effectiveness of ads Yamaha motorcycle. (2) To analyze the influence of advertising messages, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising creative strategy simultaneously against the effectiveness of ads Yamaha motorcycle. This type of research conducted by the author is a descriptive research with quantitative data collection techniques in the form of questionnaires. The study population was all students in the Yamaha motorcycle users FKIP Kentingan UNS Surakarta in 2011. In this study the large number of samples is determined by 80 respondents. Try outs are conducted on 30 respondents in the population, with 32 items about the results of 24 valid and reliable. The technical analysis of the data used is the technique of multiple linear regression analysis. Based on this research can be concluded that (1) the calculation of data for variable message advertising has a significance level of 0.025, the variable has the appeal of ads 0.004 significance level, the variable frequency having a significance level of 0.009 ads, advertising creative strategy variables have a significance level of 0.026. Therefore the probability (advertising messages, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising creative strategies) is smaller than 0.05, it can be argued that the variable (advertising messages, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising creative strategies) affect partially against Yamaha motorcycle advertising effectiveness. (2) the influence of advertising messages, advertising appeal, the commit tocreative user strategies on the effectiveness frequency of advertising, and advertising
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
of ads Yamaha motorcycle. This is reflected in the results obtained by the F test probability value of 0.000. Because the probability value (0.000) is smaller than 0.05, then Ho is rejected, so it can be concluded that the variable message advertising, advertising appeal, the frequency of advertising, and advertising creative strategies jointly influential on the effectiveness of ads Yamaha motorcycle.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan lain dan hanya kepada Allah kamu berharap. (QS. Al Insyirah : 6-8)
Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. (QS. Al Baqarah : 45) Tak Lelah, Tak Menyerah, Tak Putus Asa, Berdo’a dan Terus Berusaha. InsyaAlloh Keberhasilan dan Impian akan Tercapai (Penulis)
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Bapak ibu tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan pengorbanan yang tiada tara. Kakak-Kakakku (Eko, Dwi, Nur, Asri) tersayang Keponakanku (Auliya dan Zahra) tercinta Teman-teman (Topic, Hery, Suko, Jojo, Sakim, Cahyo, Dhanar, Adhi) Teman-teman PTN 2007 Almamaterku
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pesan Iklan, Daya Tarik Iklan, Strategi Kreatif Iklan,dan Frekuensi Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Sepeda Motor Yamaha (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dapat mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah berkenan memberikan izin penyusunan skripsi ini; 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini; 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi; 4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan pengarahan dan izin atas penyusunan skripsi; 5. Sudarno S.Pd,M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan; 6. Dra. Sri Wahyuni M.M, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan; 7. Dosen-dosen program Pendidikan Ekonomi BKK PTN FKIP UNS yang telah to usermenyusun skripsi ini; membantu dalam pembekalancommit materi untuk
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan ikut berpartisipasi dalam penelitian maupun penyusunan skripsi ini. Harapan penulis, semoga Allah SWT selalu memberikan pertolongan dan anugerah yang terbaik atas jasa yang telah diberikan. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Surakarta, 11 Juli 2011
Penulis
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i PENGAJUAN ................................................................................................ ii PERSETUJUAN ............................................................................................ iii PENGESAHAN .............................................................................................. iv ABSTRAK ...................................................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... ix PERSEMBAHAN .......................................................................................... x KATA PENGANTAR .................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5 C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6 1. Ruang ingkup Penelitian .................................................................... 6 2. Objek Penelitian ................................................................................ 6 3. Subjek Penelitian ............................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ............................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 7 2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8 commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8 A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9 1. Tinjauan tentang periklanan ............................................................. 9 a. Pengertian Periklanan ................................................................... 9 b. Fungsi Periklanan ......................................................................... 10 2. Tinjauan tentang Iklan ...................................................................... 10 a. Iklan .............................................................................................. 10 1) Pesan Iklan ............................................................................... 12 2) Daya Tarik Iklan ...................................................................... 13 3) Frekuensi Iklan ........................................................................ 16 4) Strategi Kreatif Iklan ............................................................... 18 b. Efektivitas Iklan ............................................................................ 20 3. Tinjauan tentang Media Iklan ............................................................ 24 a. Media Cetak .................................................................................. 24 b. Media Siaran ................................................................................. 25 c. Media Internet ............................................................................... 25 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 26 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 27 D. Hipotesis ................................................................................................ 28 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 29 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29 1. Tempat Penelitian .............................................................................. 29 2. Waktu penelitian ............................................................................... 29 B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 29 1. Populasi .............................................................................................. 29 2. Sampel ............................................................................................... 29 commit to user 3. Teknik Sampel ................................................................................... 31
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 31 1. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 32 a. Jenis Data ....................................................................................... 32 b. Sumber Data ................................................................................. 32 2. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 33 a. Pengertian angket atau kuesioner ................................................. 33 b. Macam-macam angket atau kuesioner .......................................... 33 D. Rancangan Penelitian ............................................................................ 37 E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 38 1. Uji Persyaratan Analisis .................................................................... 38 a. Normalitas ..................................................................................... 38 b. Multikoleniaritas ........................................................................... 38 c. Heteroskedastisitas ........................................................................ 39 d. Autokorelasi .................................................................................. 40 e. Linieritas ....................................................................................... 40 2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 41 a. Menghitung Persamaan Garis Regresi Linier ganda ..................... 41 b. Uji t ............................................................................................... 41 c. Uji F .............................................................................................. 42 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 44 A. Deskripsi Data ....................................................................................... 44 B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................. 46 1. Uji Normalitas ................................................................................... 46 2. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 47 3. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 48 4. Uji Autokorelasi ................................................................................ 49 commit to user 5. Uji Linieritas ...................................................................................... 49
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 52 1. Analisis Regresi Ganda ..................................................................... 52 2. Uji t .................................................................................................... 54 3. Uji F ................................................................................................... 55 D. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................... 56 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 60 A. Simpulan ................................................................................................ 60 B. Implikasi ............................................................................................... 61 C. Saran ...................................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65 LAMPIRAN.................................................................................................... 67
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Belanja Iklan Televisi Produsen Sepeda Motor Tahun 2007– 2008 ............ 1 2. Data Penjualan dan Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006 – 2009 ..................................................................................... 2 3. Deskriptif data identitas pengguna Yamaha ................................................ 44 4. Deskripsi data statistik ................................................................................. 45 5. Uji Multikolinearitas .................................................................................... 47 6. Uji Autokorelasi ........................................................................................... 49 7. Uji Linieritas pesan iklan (X1) dengan efektivitas iklan (Y) ....................... 50 8. Uji Linieritas daya tarik iklan (X2) dengan efektivitas iklan (Y) ................. 50 9. Uji Linieritas frekuensi iklan (X3) dengan efektivitas iklan (Y) .................. 51 10. Uji Linieritas strategi kreatif iklan (X4) dengan efektivitas iklan (Y) ......... 51 11. Koefisien Regresi ......................................................................................... 52 12. Coefficients .................................................................................................. 54 13. Anova ........................................................................................................... 55 14. Model Summary ........................................................................................... 56
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 27 2. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ......................... 46 3. Scatterplot Regression Studentised Residual .................................................. 48
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadual Penyusunan Skripsi ......................................................................... 67 2. Definisi Operasional .................................................................................. 68 3. Matrik spesifikasi angket ........................................................................... 70 4. Angket Try Out .......................................................................................... 71 5. Tabel hasil try out Angket .......................................................................... 74 6. Tabel hasil Perhitungan Validitas Try Out ................................................ 75 7. Tabel hasil Perhitungan Reliabilitas Try Out ............................................. 80 8. Angket Penelitian ..................................................................................... 82 9. Tabel hasil Angket ..................................................................................... 85 10. Hasil Uji Persyaratan Analisis dan Hasil Uji Hipotesis ............................. 87 11. Surat permohonan izin penyusunan skripsi kepada dekan ........................ 93 12. Surat permohonan izin penelitian kepada dekan........................................ 94 13. Surat izin penelitian kepada dekan............................................................. 95 14. Surat izin menyusun skripsi ....................................................................... 96
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia periklanan pada saat ini yang semakin pesat dan didukung oleh petumbuhan media cetak maupun media elektronik yang terus meningkat. Perusahaan haruslah selektif dalam membuat iklan yang paling efektif untuk mendukung penjualannya. Dalam beberapa tahun terakhir, belanja iklan terus mengalami peningkatan yang signifikan, termasuk belanja iklan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor. Belanja iklan produsen sepeda motor menempati posisi ketiga terbesar dengan Rp 1,65 triliun setelah industri telekomunikasi Rp 4,3 triliun dan iklan pemerintah dan politik Rp 2,2 triliun. Iklan diperlukan oleh produsen sepeda motor agar dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan. Kenaikan belanja iklan ternyata paralel dengan kenaikan volume penjualan sepeda motor. Pada tahun 2008, penjualan sepeda motor mencapai 6,2 juta unit, naik sekitar 35% dibandingkan tahun 2007 yang berjumlah 4,6 juta unit. Kenaikan anggaran belanja iklan yang dikeluarkan para produsen sepeda motor ini diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk. Para ATPM yakin uang yang dikeluarkan sebagai biaya belanja iklan dalam jumlah besar tersebut akan mendatangkan hasil yang tidak saja bersifat keuangan berupa penerimaan dan keuntungan, tetapi juga dapat mempertahankan kesetiaan konsumen, menarik konsumen baru, dan dalam jangka panjang menjadi kunci sukses memenangkan persaingan bisnis sepeda motor nasional. Tabel 1. Belanja Iklan Media Televisi Produsen Sepeda Motor Tahun 2007 – 2008 Tahun No Merk Motor 2007 2008 1 Honda 107 Miliar 146 Miliar 2 Yamaha 75 Miliar 92 Miliar Sumber : edoibc.blogspot.com yang diolah, 2011 commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 ATPM motor Honda, yakni PT Astra Honda Motor (AHM) menjadi yang paling banyak membelanjakan iklannya di media televisi. Pada tahun 2008, penguasa pangsa pasar sepeda motor di Indonesia itu mengeluarkan uang sebanyak Rp 146 miliar atau naik 36% dibandingkan tahun 2007 senilai Rp 107 miliar. Sedangkan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) hanya membelanjakan Rp 92 miliar (2008), naik 23% dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 75 miliar. Tabel 2. Data Penjualan dan Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006 – 2010 No Merk 2006 2007 2008 2009 2010 2.339.168 2.141.025 2.874.576 2.701.279 3.416.632 1 Honda (52,83%) (45,67%) (46,24%) ( 46,96%) (46,19%) 1.458.561 1.835.251 2.465.546 2.550.992 3.345.680 2 Yamaha (32,94%) (39,14%) (39,67%) (44,35%) (45,23%) 568.041 637.031 793.758 438.129 526.003 3 Suzuki (12,83%) (13,59%) (12,77%) (7,62%) (7,1%) 33.686 38.134 44.690 58.150 87.004 4 Kawasaki (0,76%) (0,81%) (0,72%) (1%) (1,18%) 27.886 36.822 37.294 3.413 21.325 5 Lain-lain (0,06%) (0,78%) (0,60%) (0,06%) (0,29%) Total 4.427.342 4.688.263 6.215.865 5.751.963 Sumber : www.triatmono-wordpress.com yang diolah, 2011
7.396.644
Melihat perbandingan antara besarnya biaya iklan Honda dengan Yamaha, dimana Yamaha hanya membelanjakan iklan di bawah Honda, namun pencapaian prosentase penjualannya Yamaha terus mengalami kenaikan dibandingkan dengan Honda. Efektivitas iklan Yamaha perlu dipertahankan dan harus ditingkatkan melihat total tingkat penjualan sepeda motor di Indonesia pada akhir tahun masih dibawah Honda. Karena penjualan sepeda motor Yamaha masih di bawah penjualan sepeda motor Honda, maka iklan Yamaha harus lebih diefektifkan dengan melihat variabel mana yang paling berpengaruh terhadap efektivitas iklan Yamaha. Jika dilihat dari tabel 1 dan 2, besarnya kenaikan belanja iklan yang dikeluarkan oleh Yamaha berpengaruh positif terhadap hasilnya. Walaupun pada tahun 2009 kebanyakan produsen sepeda motor di Indonesia sempat mengalami penurunan penjualan. Akan tetapi sepeda motor Yamaha mampu meningkatkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 penjualannya di tengah penurunan pembelian sepeda motor nasional. Semenjak tahun 2006 sampai tahun 2010 hasil produk Yamaha selalu mengalami kenaikan penjualan. Hal itu tentu saja berpengaruh pada prosentase pangsa pasar dari Yamaha. Dalam akumulasi penjualan sepeda motor dalam akhir tahun, Yamaha masih belum mampu menjadi market leader perusahaan sepeda motor nasional, yang selama ini disandang oleh perusahaan Honda. Efektivitas iklan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar anggaran iklan akan tetapi pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan juga berpengaruh terhadap efektivitas iklan. Pesan iklan dibuat berdasarkan tingkat keinginan konsumen, keeksklusifan serta kepercayaan konsumen akan pesan iklan Yamaha. Sehingga calon konsumen dapat menilai dan tertarik akan produk yang ditawarkan dari iklan Yamaha tersebut. Pesan iklan Yamaha yakni “Yamaha Semakin di Depan” menunjukkan bahwa Yamaha lebih unggul bila dibandingkan dengan pesaingnya. Masing-masing produk Yamaha juga memiliki pesan iklan tersendiri, seperti; Mio dengan pesannya Yamaha Mio untuk perempuan Indonesia, Yamaha Mio semakin seru, Yamaha Mio untuk ibu Indonesia. Produk Xeon dengan pesan semakin tak tertandingi, Produk Jupiter Z dengan pesannya cepat, lincah, handal, canggih, irit, yang lain jelas semakin ketinggalan. Produk Jupiter MX dengan pesan iklannya yakni yang lain makin jauh ketinggalan, yang lain semakin pasrah. Produk Vega dengan pesan iklannya; sepeda motor bagus, kualitas asli jepang, harga terjangkau, irit, bandel, harga jual kembali tetap tinggi, kualitas semakin menguntungkan. Produk Vixion dengan pesan; stylish, performance, hi tech, yang lain nggak bisa ngikutin. Pesan iklan Yamaha tersebut, bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen akan produk yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen. Daya tarik iklan Yamaha di berbagai produk juga turut mempengaruhi efektivitas iklan Yamaha seperti daya tarik peran pendukung (endorser) yang dibawakan oleh Deddy Mizwar, Dedi Petet, Mario dengan produk Vega. Komeng, pelawak Bajai, Jorge Lorenzo, Valentino Rossi dengan produk Jupiter Z dan MX. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Choky Sitohang dengan produk Xeon. Tessa Kaunang, Bunga Citra Lestari, Almh Ida Kusuma dengan produk Mio. Jingle/musik Yamaha yang dibawakan oleh Ahmad Dhani dan Once, membuat indera pendengaran audiens terasa tertarik untuk mendengarkannya. Serta sisi humor iklan Yamaha dalam menampilkan produknya, seperti peran yang dibawakan oleh Komeng dan grup pelawak Bajai yang mengendarai motor Jupiter mampu meruntuhkan jembatan yang dilaluinya, baju robek setelah mengendarai sepeda motor Yamaha, Bibir komeng yang dower-dower saat mengendarai Yamaha. Begitu juga iklan Vega yang dibawakan Dedi Petet dan Dedy Mizwar, dimana Dedi Petet salah menafsirkan bebek keren, Dedi Petet yang terjatuh dari kursi saat Yamaha Vega lewat di belakangnya. Semua dilakukan, agar penyampaian informasi produk lebih menarik dan memukau perhatian pasar sasarannya. ”Iklan yang dibutuhkan perlu diulangi berkali-kali agar benar-benar menyampaikan pesan merek kepada konsumen juga untuk menetapkan besarkecilnya anggaran periklanan”. (Philip Kotler & Gary Amstrong, 2008:151). Frekuensi iklan Yamaha yang tinggi pada bagian hari dan waktu yang tepat, akan dapat menjangkau khalayak sesuai sasaran dari produk yang diiklankan. Seperti Yamaha yang menjadi sponsor utama program ajang balap motor dunia Moto GP, ini merupakan keputusan yang sesuai bagi Yamaha sebagai produsen motor dunia. Pengulangan iklan juga memiliki keterbatasan, yaitu bisa membuat orang atau khalayak menjadi bosan dan tidak tertarik lagi. “Kalaupun hendak menerapkan pengulangan iklan, yang dipertahankan cukup tema sentralnya, sedangkan penyajiannya harus bervariasi”. (Fandy Tjiptono, 1995:237). Daripada dengan iklan yang sama dua puluh kali, dua versi yang berbeda dapat diulang masing-masing sepuluh kali, ini akan lebih efektif dalam menghindari kejenuhan khalayak terhadap iklan produk yang ditampilkan. Iklan Yamaha terlihat telah melakukan variasi iklan produk yang berbeda misalkan dari Jupiter Z, MX, Mio, Xeon, Vixion dan Bison. Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008) Dalam menciptakan pesan iklan yang efektif adalah merencanakan strategi kreatif iklan yaitu dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 memutuskan pesan umum yang akan dikomunikasikan kepada konsumen. Strategi kreatif iklan juga turut berpengaruh terhadap efektivitas iklan Yamaha, seperti strategi generik iklan Yamaha yang menunjukkan bahwa Yamaha kualitas nomor 1, harga terjangkau, dan Yamaha semakin di depan. Iklan Yamaha juga menunjukkan strategi unique selling proposition yaitu dengan menunjukkan kelebihan forged piston dan diasil sylinder Yamaha yang lebih awet 5 tahun bila dibandingkan dengan produk sepeda motor pesaing yang hanya 2 tahun. Melihat persaingan produsen sepeda motor yang sangat ketat ini, produsen motor Yamaha harus mengefektifkan iklan produknya walaupun dengan anggaran yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan Honda. Produsen Yamaha haruslah memikirkan strategi-strategi yang menarik untuk mengambil pangsa pasar mereka dan menjadikan Yamaha sebagai market leader sepeda motor nasional yang sudah sejak lama disandang oleh Honda. Berdasarkan uraian tersebut, periklanan merupakan hal yang penting bagi pemasaran produk perusahaan, maka menarik untuk dilakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Perkembangan dunia periklanan yang semakin pesat dan didukung oleh pertumbuhan media cetak maupun media elektronik, membuat perusahaan haruslah selektif dalam membuat iklan yang paling efektif untuk mendukung penjualannya. Bagaimanakah perusahaan Yamaha memilih media iklan yang efektif agar mampu menarik pemirsa dan mampu memenangkan persaingan bisnis sepeda motor? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 2. Pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan untuk menspesifikasi masalah pada fokus tertentu sehingga dimungkinkan dapat mengkaji dan meneliti secara lebih mendalam tentang permasalahan tertentu. Pembatasan yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha FKIP UNS Kentingan Surakarta. 2. Objek Penelitian Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah : a. Variabel bebas : Pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan b. Variabel terikat : Efektivitas iklan 3. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah semua mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Kentingan Surakarta.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pesan iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha? 2. Apakah daya tarik iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 3. Apakah frekuensi iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha? 4. Apakah strategi kreatif iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha? 5. Apakah pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan serta strategi kreatif iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel pesan iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. 3. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. 4. Untuk mengetahui pengaruh strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan televisi sepeda motor Yamaha. 5. Untuk mengetahui pengaruh pesan iklan, daya tarik, frekuensi iklan, serta strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pemasaran, khususnya mengenai analisis efektivitas iklan sepeda motor Yamaha menggunakan metode Analisis Regresi Linier Berganda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan informasi tentang variabel pesan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan yang mempengaruhi efektivitas iklan, sehingga nantinya efektivitas iklan perusahaan dapat lebih ditingkatkan.
b. Bagi FKIP, memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai bahan studi lebih lanjut bagi yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan topik ini, serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan. c. Bagi peneliti, menerapkan teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti perkuliahan yang berhubungan dengan masalah pemasaran barang sehingga dapat diharapkan ilmu tersebut dapat diterapkan dengan baik dan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.
A. Tinjauan Pustaka Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut: 1. Tinjauan Tentang Periklanan a. Pengertian Periklanan Menurut Monle Lee & Carla Johnson (2007:3) “Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produkproduknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, atau kendaraan umum”. Sedangkan menurut Mahmud Machfoedz (2010:22) “Periklanan merupakan sarana komunikasi satu arah dengan khalayak, dan tidak memerlukan perhatian atau respons secara langsung”. Jadi dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan suatu sarana komunikasi komersil dan non personal satu arah dengan khalayak target melalui media yang bersifat massal dan tidak memerlukan perhatian atau respons secara langsung dari khalayak. Periklanan dapat menjangkau khalayak yang berada dalam rentang geografis sangat luas dengan biaya murah untuk setiap publisitas. Periklanan juga memungkinkan bagi penjual untuk menyampaikan pesan berulangkali, dan memungkinkan konsumen untuk membandingkan pesan dari berbagai perusahaan commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 pesaing. Periklanan berskala besar mengatakan sesuatu yang positif tentang ukuran, popularitas, dan keberhasilan produsen. Periklanan sangatlah ekspresif, sarana promosi ini memungkinkan perusahaan
untuk
mendramatisir
produknya
dengan
menggunakan
seni
visualisasi, cetakan, musik pengiring, dan warna yang menarik. Periklanan juga dapat digunakan untuk membangun citra produk dalam jangka panjang dan untuk membangun kesadaran tentang keberadaan suatu produk atau perusahaan. b. Fungsi Periklanan Terdapat beberapa fungsi dari periklanan yang dilakukan perusahaan, antara lain: 1) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi” Periklanan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Periklanan juga memberitahu konsumen tentang produkproduk baru. 2) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif” Periklanan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merekmerek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. 3) Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat” Periklanan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya. 2. Tinjauan Tentang Iklan a. Iklan Menurut Fandy Tjiptono (1995:206) “Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli”. Sedangkan Mahmud Machfoedz (2010:139) mendefinisikan “Iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh commitatau to user sponsor untuk menawarkan ide, barang, jasa”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Jadi dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi tidak langsung yang ditujukan kepada khalayak luas
yang bertujuan
mempengaruhi sikap dan perilaku orang untuk membeli. Setiap iklan harus memiliki tujuan yang didefinisikan secara jelas. Tujuan-tujuan ini tumbuh dari strategi pemasaran secara keseluruhan perusahaan dan tugas promosi yang ditetapkan untuk pengiklanan. “Setiap iklan harus efektif tidak hanya untuk satu pelanggan, tetapi untuk ribuan, atau jutaan pelanggan”. (Cannon et al, 2009:142). Tujuan-tujuan spesifik dari suatu kampanye iklan tersebut adalah: 1) Membantu memposisikan merek atau bauran pemasaran perusahaan dengan menginformasikan dan membujuk pelanggan target atau perantara mengenai manfaat-manfaatnya. 2) Membantu memperkenalkan produk baru kepada pasar target spesifik. 3) Membantu mendapatkan saluran keluar yang diinginkan dan memberi tahu pelanggan dimana dapat membeli sebuah produk. 4) Menyediakan kontak secara terus-menerus dengan pelanggan target, bahkan ketika tidak tersedia tenaga penjualan. 5) Menyiapkan jalan bagi tenaga penjualan dengan mempresentasikan nama perusahaan dan kegunaan dari produknya. 6) Menghasilkan tindakan pembelian dengan segera. 7) Membantu memelihara hubungan dengan pelanggan yang terpuaskan dan mendorong lebih banyak pembelian. Namun secara umum, Terence A. Shimp (2003) mengemukakan tujuan periklanan tersebut untuk memberikan informasi tentang produk yang diiklankan (informing), membujuk pelanggan untuk mecoba produk dan jasa yang diiklankan (persuading), menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen (reminding), memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen (adding value), dan sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran (assisting). Dalam suatu kegiatan periklanan, perusahaan menggunakan jasa berbagai media untuk menyampaikan rencana pesan atau informasi kepada audiens sasaran. commit user Untuk menyampaikan rencana pesan dantoinformasi, perusahaan harus membuat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 khalayak sasaran tertarik akan produk yang diiklankan. Dalam meraih perhatian khalayak
sasaran,
perusahaan
dalam
mengiklankan
produknya
perlu
memperhatikan: 1) Pesan Iklan Pesan sebuah iklan merupakan makna sentral yang merupakan inti dari iklan tersebut. Menurut (Philip Kotler, 1996) secara lugas dapat dikatakan bahwa pesan sebuah iklan merupakan sebuah simpulan dari iklan yang dapat ditangkap konsumen. Sebuah telaah yang melibatkan faktor efektivitas membuktikan bahwa kualitas pesan iklan lebih penting daripada jumlah uang yang dikeluarkan. Tidak berarti bila anggaran yang sangat besar menjamin keberhasilan dalam suatu kegiatan periklanan, iklan dikatakan berhasil jika berkomunikasi dengan baik, mampu
mendapatkan
perhatian,
serta
mampu
mempengaruhi
khalayak
sasarannya. Pesan iklan yang bagus dan menarik sangat penting khususnya dalam lingkungan pemasangan iklan yang mampu mendapatkan perhatian serta mempengaruhi khalayak luas. “Usaha untuk memperoleh dan mempertahankan perhatian, pesan iklan harus direncanakan dengan baik, lebih imajinatif, menghibur, dan bermanfaat bagi konsumen”. (Rizal dan Furinto, 2009:83). Twedt (dalam Kotler, 1996:287), “menganjurkan bahwa pesan-pesan iklan dinilai dari sifatnya yang bisa membangkitkan keinginan, eksklusif, dan masuk akal”. Philip Kotler (1996:504) berpendapat bahwa “Pesan iklan yang ideal yakni pesan iklan yang harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action)”. Pesan iklan dapat berupa angka, huruf, dan kalimat yang mampu menjalankan suatu sistem. Pesan iklan sama seperti pendorong, yaitu suatu kegiatan yang menunjukkan segala kebutuhan dari calon konsumen. Menurut Situmorang (2008), pesan iklan dapat dibuat berdasarkan : a) Tingkat diinginkannya, yakni iklan harus mengatakan suatu hal yang diinginkan atau menarik dari produk tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 b) Keeksklusifannya, yakni pesan harus mengatakan sesuatu yang eksklusif atau yang membedakan dan tidak terdapat pada semua merek di dalam kategori produk yang sama. c) Tingkat dipercayainya, yakni dimana pesan iklan tersebut dapat dipercaya atau dibuktikan. “Dalam merencanakan pesan yang baik, kata-kata iklan yang tepat akan membantu sebuah iklan untuk berkomunikasi secara jelas kepada pasar targetnya”. (Cannon, et al 2009:74). Apa yang harus dikomunikasikan oleh katakata iklan (copy trust) dan ilustrasinya sehingga nantinya pesan yang disampaikan akan mudah dipahami dan menarik pemirsa. 2) Daya Tarik Iklan “Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan itu memiliki kemampuan untuk memukau atau menarik perhatian pasar (audience) sasarannya”. (Makmun Riyanto, 2008). Sedangkan menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2007) Daya tarik periklanan adalah kemampuan iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen dan atau untuk mempengaruhi perasaan-perasaan mereka terhadap produk, jasa, atau gagasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tarik iklan adalah Kemapuan iklan untuk memukau, menarik perhatian dan minat (audience) sasarannya. Tujuan penerapan daya tarik ini adalah untuk menyampaikan informasi agar menarik pemirsanya. Untuk menarik pemirsanya, iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan tema-tema erotis/seksual sering digunakan. Menurut Terence A. Shimp (2003) daya tarik yang sering digunakan dalam iklan : a) Daya tarik peran pendukung (endorser) dalam iklan Para pengiklan dan biro periklanan bersedia membayar harga yang tinggi kepada kaum selebriti tersebut yang disukai dan dihormati oleh khalayak yang menjadi sasaran yang diharapkan akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk yang didukung. Banyak to user eksplisit dari berbagai tokoh iklan mendapat dukungan commit (endorsement)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 popular. Selain dukungan dari para selebriti, produk-produk juga menerima dukungan
eksplisit
dari
para nonselebriti.
Menurut urutan tingkat
kepentingannya, pertimbangannya adalah kredibilitas endorser, kecocokan endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan merek, daya tarik endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya. Peran pendukung dapat efektif untuk suatu produk tertentu jika, ada hubungan yang berarti, atau kecocokan antara selebriti, khalayak, dan produk. b) Daya tarik humor dalam periklanan Penerapan rasa humor sebagai daya tarik iklan merupakan hal yang atraktif karena dapat menarik perhatian dan membangkitkan minat. Pemakaian humor sangat efektif untuk membuat orang memperhatikan iklan dan menciptakan kesadaran merek, lebih dari itu, pemanfaatan rasa humor dapat membawa audiens ke dalam suasana positif. Bila dilakukan dengan benar dan pada keadaan yang tepat, humor dapat merupakan teknik periklanan yang sangat efektif. Terence A. Shimp (2003) menunjukkan bahwa hasil penelitian yang mendalam dari pengaruh humor, menghasilkan beberapa kesimpulan sementara: 1) Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian. 2) Humor menambah kesenangan pada iklan dan merek yang diiklankan. 3) Humor tidak merusak pemahaman tentang produk. 4) Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan. 5) Humor tidak menambah kredibilitas sumber. 6) Sifat produk mempengaruhi penggunaan humor. Khususnya, humor akan lebih berhasil digunakan pada produk yang sudah mapan daripada pada produk baru. Humor juga lebih layak untuk produk-produk yang lebih berorientasi pada perasaan, atau pengalaman, dan pada produk yang tidak sangat membutuhkan keterlibatan konsumen. c) Daya tarik rasa takut Logika yang mendasari penggunaan daya tarik rasa takut adalah untuk commit to user melibatkan khalayak dengan pesan sehingga mendorong diterimanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 argumen-argumen pesan. Pemakaian rasa takut diharapkan akan sangat efektif sebagai cara untuk meningkatkan motivasi. Para perusahaan mencoba memotivasi para pelanggan untuk mengolah informasi dan melakukan tindakan dengan menggunakan daya tarik rasa takut yang menyebutkan konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk yang diiklankan, atau konsekuensi negatif dari perilaku yang tidak baik. d) Rasa bersalah sebagai pemikat Seperti rasa takut, rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi negatif. Daya tarik terhadap rasa bersalah itu kuat karena secara emosional rasa bersalah memotivasi orang dewasa untuk melakukan tindakan bertanggung jawab yang menyebabkan penurunan dalam tingkat rasa bersalah. Para pengiklan dan komunikator pemasaran lainnya menyajikan rasa bersalah dan mencoba untuk membujuk para calon pelanggan dengan menegaskan atau menyimpulkan bahwa rasa bersalah dapat dihapus dengan menggunakan produk yang dipromosikannya. e) Pemakaian unsur seksual di dalam periklanan Daya tarik seksual mempunyai beberapa peran yang potensial. Pertama, materi seksual dalam periklanan bertindak sebagai daya tarik untuk mengambil perhatian yang juga mempertahankan perhatikan tersebut untuk waktu yang lebih lama. Peran potensial kedua adalah untuk “meningkatkan ingatan” terhadap pesan. Peran ketiga yang dijalankan oleh isi seksual dalam periklanan adalah untuk membangkitkan tanggapan emosional seperti perasaan
merangsang
atau
bahkan
nafsu.
Reaksi-reaksi
ini
dapat
meningkatkan pengaruh persuasif iklan. Iklan yang berisi daya tarik seksual akan efektif bila dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, dan mennciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang diiklankan. f)
Daya tarik musik iklan Musik telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir sejak suara direkam pertama kali. Jingle, musik latar, nada-nada popular, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 pesan penjualan, menentukan tekanan emosional untuk iklan, dan mempengaruhi suasana hati para pendengar. Pada dasarnya konsumen pasti ingin membeli produk yang berkualitas. Akan tetapi jika kualitas antara beberapa produk sangat seimbang, mungkin akhirnya iklan suatu produklah yang dijadikan dasar oleh seorang konsumen untuk membeli produk yang diminati (Situmorang,2008). Maka dalam hal ini, daya tarik iklanlah yang akan mempengaruhi persepsi konsumen sehingga iklan tersebut dapat efektif 3) Frekuensi Iklan Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (2008) Frekuensi iklan adalah ukuran jumlah waktu rata-rata orang di pasar sasaran terpapar iklan. Sedangkan menurut Terence A. Shimp (2003) Frekuensi iklan adalah jumlah waktu dalam suatu periode dimana para anggota audiens sasaran diekspos kepada sarana media (melihat, membaca, atau mendengar) yang termasuk dalam jadwal media tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi iklan adalah jumlah waktu rata-rata dalam suatu periode dimana audiens sasaran dihadapkan pada sarana media yang telah dijadwalkan sebelumnya. Iklan yang semakin luas cakupan medianya dan semakin tinggi frekuensi tayangnya memungkinkan penonton semakin sering menerima informasi iklan dan merasakan iklan tersebut). Efek yang menunjang dari pengulangan sudah sangat diperkuat. Temuan penelitian standar adalah pembelajaran pesan akan bertumbuh dengan tambahan pemaparan, walaupun dengan kecepatan yang berkurang yaitu tiap pemaparan yang berikutnya menambah lebih sedikit dibandingkan yang sebelumnya Engel et al (dalam Mochammad Edris,2008). Pengiklan juga harus memutuskan cara penjadwalan iklan selama periode waktu tertentu, dengan tujuan untuk membangun kesadaran yang berlanjut ke periode iklan berikutnya. Frekuensi iklan yang tinggi jika tidak didukung dengan waktu penayangan yang tepat akan terasa sia-sia karena iklan tidak akan menjangkau segmen pasar yang tepat. Menurut Terence A. Shimp (2003:530), “ketiga day part utama adalah; to user waktu utama (prime time), siangcommit hari (day time), dan waktu tambahan (fringe
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 time) yang masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan tersendiri”. Periode waktu utama adalah antara pukul 19.00 dan 23.00 dikenal sebagai prime time. Program yang terbaik dan termahal ditayangkan selama perode ini. Penonton paling banyak ada selama prime time ini, dan jaringan-jaringan TV akan mengenakan harga tertinggi untuk periklanan di prime time. Periode yang dimulai dengan tayangan berita di pagi hari berlangsung sampai jam 16.30 dikenal sebagai siang hari (day time). Day time diawali dengan program-program berita untuk orang dewasa, kemudian dilanjutkan dengan program-program khusus yang didesain untuk anak-anak. Program di sore hari dengan tekanan khusus pada opera sabun, talk show, dan berita keuangan ditujukan pada orang-orang yang bekerja di rumah dan pensiunan. Masa sebelum dan sesudah waktu utama disebut sebagai fringe time. Awal fringe time dimulai pada sore hari dan khususnya ditujukan pada anak-anak tetapi menjadi lebih berorientasi kepada orang dewasa bilamana waktu utama mendekat. Waktu tambahan di larut malam ditujukan untuk para dewasa muda. Biaya periklanan, karakteristik khalayak, dan kesesuaian pemrograman sangat bervariasi pada jam-jam tertentu di suatu hari dan hari-hari tertentu di suatu minggu. Waktu-waktu dalam sehari ini disebut sebagai bagian hari (day part). Teori
advertising
media
menyebutkan,
penayangan
iklan
akan
memberikan hasil efektif apabila disampaikan pada tingkat frekuensi efektif, kemudian menerpa audiens dalam jumlah efektif, serta seharusnya dipasang pada masa pembelian (Sihombing, 2010). Suatu iklan baru akan efektif jika dilihat ratarata tiga kali. Jika hanya satu atau dua kali dianggap belum memberi dampak signifikan karena tingkat perhatian audiens masih rendah atau belum terbentuk. Akan tetapi jelas bahwa “pengulangan pesan memiliki keterbatasan, yaitu bisa membuat orang menjadi bosan dan tidak tertarik lagi”. (Fandy Tjiptono, 1995:237). Solusi sederhana untuk mengatasi masalah kejemuan tersebut adalah dengan pemakaian iklan yang berbeda dalam strategi pelaksanaan, tetapi membawa pesan dasar yang sama. Daripada memperlihatkan iklan yang sama 20 kali, dua versi yang berbeda dapat diulang masing-masing 10 kali. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 4) Strategi Kreatif Iklan Iklan yang efektif biasanya kreatif. Yakni, bisa membedakan dirinya dari iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja; iklan yang tidak biasa dan berbeda. Iklan yang sama dengan sebagian iklan yang lain tidak akan mampu menarik perhatian konsumen. Maka untuk mendapatkan perhatian konsumen pengiklan harus merencanakan strategi periklanan yang kreatif. Menurut Terence A. Shimp (2003:420) “Strategi periklanan (advertising strategy) adalah apa yang dikatakan pengiklan tentang merek yang diiklankan. Sedangkan menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2007) strategi kreatif adalah Sebuah strategi yang berfokus pada apa yang akan dikatakan atau dikomunikasikan dalam kampanye periklanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi kreatif iklan adalah strategi pengiklan dalam mengkomunikasikan merek atau produk yang diiklankan. Strategi ini adalah formulasi suatu pesan periklanan yang mengkomunikasikan keuntungan utama dari merek atau bagaimana merek tersebut mampu memecahkan masalah konsumen. Ada beberapa pendekatan untuk mengerjakan strategi kreatif ini (M. Suyanto, 2003) antara lain: a) Strategi Generik Pendekatan ini berorientasi pada keunggulan biaya keseluruhan dan diferensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga yang lebih rendah dari pesaing. Diferensiasi menonjolkan perbedaan yang mencolok antara merek suatu perusahaan dengan merek pesaing tanpa superioritas. Diferensiasi terdiri dari: (1) Diferensiasi Produk Diferensiasi produk terdiri dari bentuk, pernak-pernik, kualitas, keandalan, kemudahan memperbaiki gaya dan rancangan. (2) Diferensiasi Pelayanan Diferensiasi pelayanan meliputi kemudahan pemesanan instalasi pelatihan pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, dan pelayanan lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 (3) Diferensiasi personal Diferensiasi
personal
adalah
diferensiasi
yang
ditunjukkan
oleh
keunggulan personal. (4) Diferensiasi Saluran Diferensiasi
saluran
adalah
diferensiasi
yang
ditunjukkan
lewat
keunggulan rancangan distribusi, cakupan, keahlian, dan kinerja. (5) Diferensiasi Citra Diferensiasi citra merupakan diferensiasi yang ditangkap oleh konsumen berupa citra merek. b) Strategi Premtive Strategi premtive serupa dengan strategi generik, tetapi strategi ini lebih menonjolkan superioritas. Strategi premtive sering digunakan oleh perusahaan yang mempunyai produk sedikit. Strategi premtive merupakan strategi yang cerdik karena menonjolkan superioritas dan merupakan pernyataan yang unik. Meskipun demikian, perusahaan haruslah menghindari dalam melebih-lebihkan manfaat produk dengan mengatakan sesuatu yang mengada-ada, karena jika hal tersebut tidak benar maka akan merugikan perusahaan itu sendiri. c) Strategi Unique Selling Proposition Strategi unique selling proposition merupakan strategi yang berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau dijadikan alasan bagi konsumen untuk menggunakan suatu produk karena produk dibedakan oleh karakter yang spesifik. d) Strategi Brand Image Sebuah merek atau produk dapat diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu (melalui periklanan). Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis dari sebuah produk (selain keuntungan fiskal yang mungkin ada). Biasanya strategi ini berorientasi pada simbol kehidupan. e) Strategi Inherent Drama In the Brand Strategi inherent drama in the brand atau strategi karakteristik produk commit tomembeli user adalah strategi yang membuat konsumen produk dengan mendasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 landasan manfaat yang diperoleh konsumen dengan menekankan elemen dramatik yang diekspresikan pada manfaat tersebut. f) Strategi Positioning Strategi positioning merupakan dasar dari strategi pemasaran, yang menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dihati konsumen. Perusahaan berupaya untuk membangun atau menduduki relung mental dalam hubungan dengan pesaing yang teridentifikasi. Strategi positioning merupakan strategi terbaik untuk menyerang suatu pemimpin pasar; memerlukan komitmen jangka panjang secara relatif bagi upaya-upaya periklanan yang agresif serta memahami konsumen. (Terence A. Shimp, 2003) g) Strategi Resonansi Strategi resonansi ini tidak berfokus pada citra merek, tetapi lebih terfokus pada situasi atau kondisi yang ditemukan yang menguatkan pengalaman hidup konsumen. Strategi ini berupaya untuk menimbulkan pengalaman yang tersimpan dalam benak prospek untuk menciptakan produk dengan makna yang relevan atau signifikan. Dari tujuh bentuk strategi kreatif yang telah dibahas, alternatif-alternatif strategi tersebut, menyajikan panduan yang bermanfaat untuk memahami perbedaan pendekatan yang tersedia bagi para pengiklan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan dari strategi kreatif. Iklan memadukan alternatif-alternatif strategi kreatif untuk menarik perhatian pemirsanya. b. Efektivitas Iklan Perusahaan serta biro iklan berusaha untuk menciptakan iklan yang efektif, untuk menarik, mengingatkan serta membujuk konsumen akan produk perusahaan. Iklan disebut efektif bila ia mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Terence A. Shimp (2003:415) mendefinisikan “efektivitas dari sisi “keluaran” (output), atau dalam pengertian tentang apa yang telah dicapai, sedangkan efektivitas dari sisi “masukan” (input), atau dalam pengertian komposisi dari iklan itu sendiri”. Menurut Fredy Rangkuty (1997:136) “Efektifitas iklan adalah pengukuran iklan dalam arti tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran tentang apa yang telah dicapai dari sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Tanpa dilakukannya pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak. Menurut Cannon, et al (2009:147) efektivitas bergantung pada sebaik apa medium tersebut sesuai dengan sebuah strategi pemasaran yaitu, pada tujuan promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk pengiklanan, serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar. Efektivitas iklan juga dapat diukur dengan menggunakan Epic model (Yudi Farola Bram, 2005). Epic Model mencakup empat dimensi kritis yaitu empati (empathy), persuasi (persuasion), dampak (impact) dan komunikasi (communications). 1) Dimensi Empati Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain Menurut J. Paul Peter dan Jerry C Olson (dalam Y. F. Bram, 2005) Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya. 2)
Dimensi Persuasi
Menurut (Y. F. Bram, 2005), “Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan satu komunikasi promosi”. Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu commitkarakter to user suatu merek, sehingga pemasang iklan untuk peningkatan atau penguatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. 3) Dimensi Impact Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowledge) yang berbedabeda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. 4) Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan iklan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menetukan informasi apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding atau penyandian tujuan
iklan
tersebut
dalam
bentuk
simbol-simbol
yang paling tepat
(menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, iklan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke dealer atau melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar commit user menciptakan komunikasi promosi untukto meng-enkoding suatu makna. Tahap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap. Terence A. Shimp (2003:415) menyatakan “iklan disebut efektif bila mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan”. Pada taraf minimum, iklan yang efektif memiliki beberapa pertimbangan berikut : a) Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi. b) Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut. Oleh karena itu iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan, keinginan, serta apa yang dinilai oleh konsumen. c) Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen. d) Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. Para pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen. e) Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. f) Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan humor yang tak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tetapi melupakan pesannya. Iklan yang efektif biasanya kreatif, yakni bisa membedakan dirinya dari iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja. Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu bersaing dengan iklan kompetitif dan tidak akan menarik perhatian konsumen. Secara keseluruhan, iklan yang efektif, kreatif, harus menghasilkan dampak yang kuat terhadap konsumen. Dengan kata lain, iklan harus membuat suatu kesan dibenak konsumen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Perusahaan
berusaha
untuk
memilih
media
dan
sarana
yang
karakteristiknya cocok dengan merek yang diiklankan secara efektif untuk mencapai khalayak sasarannya dan menyampaikan pesan yang dimaksud. “Media periklanan merupakan metode komunikasi umum yang membawa pesan periklanan, yaitu, televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya”. (Terence A. Shimp, 2003:504). Perusahaan berusaha untuk memilih media dan sarana yang karakteristiknya cocok dengan merek yang diiklankan untuk mencapai khalayak sasarannya dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Dalam suatu kegiatan periklanan, perusahaan menggunakan jasa berbagai media untuk menyampaikan rencana pesan atau informasi kepada audiens sasaran. Sebelum perusahaan menentukan mana media yang digunakan dalam periklanan, perusahaan haruslah merencanakan terlebih dahulu media yang digunakan. Monle Lee & Carla Johnson (2007:225) berpendapat bahwa “Perencanaan media adalah suatu proses pengarahan pesan periklanan ke khalayak sasaran pada waktu dan tempat yang tepat serta menggunakan saluran yang tepat”. Tujuan di dalam perencanaan media adalah untuk memilih apakah menggunakan media televisi, radio, majalah, surat kabar, atau media lainnya. Sedangkan dalam pemilihan media perlu memperhatikan faktor-faktor seperti produk yang diiklankan, sistem distribusi produknya, editorial, kemampuan teknis media, strategi periklanan saingan, sasaran yang dapat dicapai, karakteristik media, serta biaya yang harus dikeluarkan. 3. Tinjauan Tentang Media Iklan Sebagai satu elemen dalam strategi media, media adalah saluran-saluran komunikasi yang menyampaikan pesan-pesan pengiklan ke khalayaknya. Organisasi-organisasi media menjual ruang (dalam media cetak) dan waktu (dalam media siaran). Media periklanan yang sering digunakan adalah televisi, koran, majalah, radio, reklame luar ruang dan tempat transit, serta tanggapan langsung, meskipun internet mulai menjadi pesaing. a. Media Cetak Setiap iklan cetak (baik koran maupun majalah) menyajikan hasil dari commit to user proses yang sangat kompleks: reproduksi visual, spesifikasi penempatan jenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 huruf secara tepat, serta pemeriksaan, penyetujuan, penggandaan, dan pengiriman material-material cetak ke koran dan majalah tepat waktu untuk memenuhi tenggat waktu mereka. Proses produksi ini memerlukan perencanaan yang baik dan mereka terlibat harus memahami tata letak dan desain, tipografi, serta desktop publishing (publikasi bahan cetakan menggunakan komputer). b. Media Siaran Produksi media siaran (baik iklan televisi maupun radio) sungguh adalah sebuah dunia yang berbeda dari produksi media cetak. Tentu saja produksi cetak dan siaran sama-sama memerlukan bakat keterampilan. Meski demikian, proses produksinya sangatlah berbeda. Tim produksi televisi atau radio memerlukan pelatihan khusus dan keterampila-keterampilan teknis. Tim periklanan, dari account executive hingga copywriter, harus memahami proses produksi siaran serta bagaimana televisi dan radio mengkomunikasikan pesan-pesan periklanan. Mereka juga harus menguasai terminologi penyiaran. c. Media Internet Periklanan internet berbeda dari periklanan siaran dan cetak dalam kemampuannya untuk menjangkau satu khalayak yang didefinisikan secara sempit, memungkinkan interaksi langsung diantara konsumen dan pengiklan, dan menghubungkan konsumen ke informasi produk atau perusahaan lain. Periklanan internet menyerupai periklanan cetak dan siaran dalam hal tujuannya-untuk memasarkan barang, jasa, dan citra melalui pesan-pesan persuasif. Sifat internet (uang memungkinkan pembaruan berkala) menjadikannya sebuah media periklanan dengan kelas tersendiri. Produk, harga, dan pesan promosi dapat diubah ssering mungkin mengikuti keadaan. Produksi periklanan di Internet mengikuti proses yang sama sebagaimana periklanan siaran dan cetak, konsep periklanan dihasilkan oleh penelitian, perencanaan, dan kolaborasi kreatif. Telah dikatakan bahwa periklanan interaktif adalah satu bagian kreatifitas, satu bagian teknologi, dan satu bagian bisnis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 B. Hasil Penelitian Yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Wahyu Arfianto (2010) melakukan penelitian dengan variabel bebas kualitas pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan variabel terikatnya adalah efektivitas iklan dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan. 2. Yudi Farola Bram (2005) melakukan penelitian pengukuran efektivitas iklan menggunakan EPIC model dengan teknik analisis regresi linier, menyimpulkan bahwa model EPIC (Emphaty, Persuasion, Impact, Communication) efektif untuk pengukuran efektivitas iklan.
C. Kerangka Berpikir Hubungan antar konsep dalam penelitian ini menghubungkan pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan yang mempengaruhi efektivitas iklan Yamaha. Variabel dependen efektivitas iklan dipengaruhi oleh variabel independen, yaitu pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan. Apabila pesan iklan yang diciptakan oleh produsen sepeda motor Yamaha itu mencerminkan keinginan konsumen, produk yang eksklusif dari yang lain, serta dapat dipercaya oleh konsumen, maka konsumen bukan tidak mungkin akan lebih tertarik untuk melihat dan membeli produk sepeda motor Yamaha yang ditawarkan. Sama halnya dengan daya tarik iklan yang diciptakan oleh iklan Yamaha, melalui peran pendukung (endorser), Jingle/musik, dan sisi humor, Yamaha mencoba menyampaikan informasi agar menarik pemirsanya. Begitu pula frekuensi iklan Yamaha, iklan Yamaha akan memberikan hasil efektif apabila disampaikan pada tingkat frekuensi efektif, kemudian menerpa audiens dalam jumlah efektif, serta seharusnya dipasang pada masa pembelian, karena dengan seringnya iklan tersebut tayang di media, maka akan lebih banyak masyarakat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 yang mengetahui dan melihat iklan tersebut. Sehingga iklan Yamaha akan lebih efektif dalam mendapatkan perhatian pemirsa. Alternatif strategi kreatif iklan Yamaha, dipilih melalui pendekatan strategi generik; dengan diferensiasi produk dan diferensiasi citra untuk menarik perhatian konsumen. Ditambah pula strategi unique selling proposition iklan Yamaha menyampaikan keunggulan mesin Yamaha bila dibandingkan dengan produk sepeda motor yang lain. Yamaha dengan iklannya, ingin menunjukkan bahwa Yamaha memang semakin di depan. Diharapkan dengan menyampaikan alternatif strategi iklan Yamaha tersebut, Yamaha mampu meningkatkan efektivitas iklannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat kerangka berpikir seperti pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Pengaruh Pesan Iklan, Daya Tarik Iklan, Frekuensi Iklan dan Strategi Kreatif Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Pesan Iklan (X1) H1 Daya Tarik Iklan (X2)
H2
Efektivitas Iklan (Y)
H3 Frekuensi Iklan (X3) H4 Strategi Kreatif iklan (X4)
Pesan Iklan, Daya tarik, Frekuensi iklan, dan Strategi Kreatif Iklan
H5
Sumber : konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 D. Hipotesis Menurut Riduwan (2003:163) “Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya”. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan terhadap efektivitas iklan Yamaha. H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan Yamaha. H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel frekuensi iklan terhadap efektivitas iklan Yamaha. H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan Yamaha. H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan secara simultan terhadap efektivitas iklan Yamaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di FKIP UNS Kentingan Surakarta. Pertimbangan bahwa lokasi ini memungkinkan penulis untuk memperoleh data, informasi, serta keterangan yang diperlukan dari responden yang sesuai dengan judul skripsi penulis. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang penulis gunakan adalah sejak bulan Januari 2011 sampai selesainya skripsi ini (lihat lampiran 1 halaman 67). Kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan penelitian.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Riduwan (2003:8) “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Sedangkan menurut Komarudin dalam (Mardalis, 2004:53) yang dimaksud “Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel”. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi sumber pengambilan sampel dalam masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlah populasinya secara pasti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta. 2. Sampel Menurut Moh. Nazir (2005:271) menjelaskan bahwa ” Sampel adalah bagian dari populasi”. Sedangkan Riduwan (2003:10) memberi pengertian bahwa “Sampel commit29to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Menentukan besarnya sampel adalah salah satu masalah penyelidikan yang pelik, karena sulit merumuskan keriteria bagi sifat representatif dan kewajaran yang ditentukan sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting sebagai syarat sampel sebab data atau kesimpulan diperoleh dari sampel yang terbatas itu dipakai sebagai dasar untuk meramalkan sesuatu didalam populasi dan merupakan kesimpulan penelitian. Menurut Joseph F. Hair (1998:166) penentuan besarnya sampel untuk populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti untuk penelitian dengan analisis regresi berganda berikut ini : In addition to its role in determining statistical power, sample also affects the generalizability of results by the ratio of observations to independent variables. A general rule is that the ratio should never fall below 5 to 1, meaning that there should be five observations for each independent variable in the variate. As this ratio fall below 5 to 1, the researcher encounters the risk of “overfitting” the variate to the sample, making results too specific to the sample and thus lacking generalizability. Although the minimum ratio is 5 to 1, desired level is between 15 to 20 observations for each independent variable. When this level is reached, the result should be generalized if the sample is representative. However, if a stepwise procedure is employed, the recommended level increases to 50 to 1. In cases for which the available sample does not meet these criteria, the researcher should be certain to validate the generalizability of the results. Berdasarkan kutipan di atas penentuan besarnya sampel dapat dilakukan dengan cara mengalikan jumlah variabel bebas dengan tingkatan perkalian 15 sampai 20. Atas dasar inilah maka jumlah sampel yang akan digunakan sebesar :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 sampel. 3. Teknik Sampel Teknik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling. Menurut Sugiyono (2008:120) “Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Menurut Sugiyono (2008) Non Probability Sampling meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, jenuh, purposive, dan snowball. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik aksidental. Menurut Nasution (2004) Sampel aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan bertemu dengan penulis dapat dijadikan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Pelaksanaan sampel aksidental dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006:222) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen”. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 1. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Sebelum menginjak pada bagaimana penulis memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, penulis harus menentukan jenis data terlebih dahulu. Dalam setiap penelitian, jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada tujuan penelitiannya. Menurut Dwi Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata, kalimat, gambar atau bagan dan sejenisnya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data kuantitatif. b. Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) mengatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Penelitian tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang sudah ditentukan. Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2008:193) mengatakan bahwa “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Sumber primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari mahasiswa pengguna Yamaha selaku responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket, untuk memperoleh data mengenai efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Sumber sekunder penelitian ini diperoleh melalui internet dalam mendapatkan data yang berkaitan dengan iklan dan penjualan sepeda motor Yamaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 2. Metode Pengumpulan Data a. Pengertian angket atau kuesioner Menurut Sugiyono (2008:199) mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Sedangkan menurut Riduwan (2003:23) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawabnya. Menurut Riduwan (2003:53) “Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian dafar pertanyaan”. Dengan melakukan kuesioner didapatkan informasi dengan tingkat keandalan dan tingkat keabsahan yang tinggi, karena jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dilakukan sendiri oleh responden tanpa bantuan dari pihak peneliti. b. Macam-macam angket atau kuesioner Kuesioner atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung dari sudut pandangnya, menurut Suharsimi Arikunto (2006) angket dibedakan atas: 1) Dipandang dari cara menjawab a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang responden. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 3) Dipandang dari bentuknya a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup. b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka. c) Check list () yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai. d) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Sedangkan skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2008:132) mengatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2008) jawaban setiap instrumen yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut: 1.
Sangat setuju
2.
Setuju
3.
Ragu-ragu
4.
Tidak setuju
5.
Sangat tidak setuju Dalam penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan
karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2006:214) yang menyatakan bahwa Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di posisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah “Tidak Setuju”. Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai empat alternatif jawaban. Pengukuran pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan digunakan model skala likert dengan operasional pengukurannya sebagai berikut: 1) Untuk mengukur variabel bebas SS
: Sangat Setuju
bobot 4, sangat mempengaruhi pemirsa
S
: Setuju
bobot 3, mempengaruhi pemirsa
TS
: Tidak Setuju
bobot 2, tidak mempengaruhi pemirsa
STS
: Sangat Tidak Setuju bobot 1, sangat tidak mempengaruhi pemirsa
2) Untuk mengukur variabel terikat SS
: Sangat Setuju
bobot 4
S
: Setuju
bobot 3
TS
: Tidak Setuju
bobot 2
STS
: Sangat Tidak setuju bobot 1 Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) mengatakan bahwa “Instrumen
yang baik harus memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan reliabel”. Untuk lebih jelasnya akan peneliti jabarkan sebagai berikut: 1) Validitas Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:144) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instumen” Untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:
∑ √*
∑
(∑ ) (∑ ) (∑ ) + *
∑
(∑ ) +
Keterangan: rxy
= Koefisien korelasi suatu butir
N
= Cacah objek
X
= Skor butir
Y
= Skor total
∑
= Jumlah skor dalam distribusi X
∑
= Jumlah skor dalam distribusi Y
∑
= Jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑
= Jumlah kuadrat masing-masing skor Y (Suharsimi Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation)
adalah positif dan lebih besar dari 0,361. (Duwi Priyatno:2009) 2) Reliabilitas Suharsimi Arikunto (2006:154) menyatakan “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Angket dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
[
(
)
][
∑
]
Keterangan: r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan
∑
= Jumlah varian butir = Varian total (Suharsimi Arikunto, 2006).
Menurut Dwi Priyatno (2008:26) “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6”.
D. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan secara parsial terhadap efektivitas iklan Yamaha. Untuk mengetahui pengaruh pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan secara simultan terhadap efektivitas iklan Yamaha, maka rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda. Maka rancangan penelitian disusun sebagai berikut: Atribut dalam penelitian ini adalah atribut X, yaitu pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan dan atribut Y yaitu efektivitas iklan pada produk sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta. Efektivitas iklan Yamaha yang dimaksud adalah pengukuran iklan dalam arti tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya di FKIP UNS Kentingan Surakarta dengan mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha (yang menjadi sampel). Sedangkan implementasi efektivitas iklan Yamaha dilihat dari : Pesan Iklan (X1), Daya Tarik Iklan (X2), Frekuensi Iklan (X3), Strategi Kreatif Iklan (X4)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Untuk mengetahui pengaruh variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan terhadap efektivitas iklan Yamaha baik secara parsial maupun secara simultan dilakukan dengan teknik analisis regresi linear berganda.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik karena data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Suharsimi Arikunto (2006:295) menyatakan ”Regresi berganda (multiple regression) adalah suatu peluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”. Sehingga regresi ganda merupakan analisis tentang hubungan antara satu dependen variabel dengan dua atau lebih independen variabel. 1. Uji Persyaratan Analisis a.
Normalitas Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan dianalisis
berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk setiap variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Menurut Singgih Santoso (2001) menetapkan dasar pengambilan keputusan yang digunakan sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Multikolinearitas Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Cara mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Hair et al dalam
Duwi
Priyatno
(2009)
variabel
dikatakan
mempunyai
masalah
multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. c.
Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Damodar Gujarati (2003) mengatakan bahwa salah satu cara untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan pengujian rank korelasi dari Spearman dengan formula sebagai berikut:
[
∑ (
)
]
Keterangan: di
= Perbedaan dalam rank yang ditetapkan untuk dua karakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena ke i
N
= Banyaknya individual atau fenomena yang di rank
Setelah nilai rs diketahui langkah selanjutnya adalah dengan uji t sebagai berikut: √
√ Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai t > t kritis maka terdapat masalah heteroskedastisitas. 2) Jika nilai t < t kritis maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut: 1) Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas. d. Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan DW (Durbin Watson) dengan rumus sebagai berikut:
∑(
) ∑
Keterangan: d
= Nilai Durbin – Watson
∑
= Jumlah kuadrat sisa (Damodar Gujarati, 2003). Menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: 1) Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2) Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
e.
Linearitas Menurut Dwi Priyatno (2008) Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan linier bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05. 2. Uji Hipotesis a. Menghitung Pesamaan Garis Regresi Linier Ganda Analisis Regresi Linear Berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi untuk empat prediktor adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 (Sugiyono, 2008) Ketrangan :
Y
= Efektivitas iklan.
X1
= Pesan iklan.
X2
= Daya tarik iklan.
X3
= Frekuensi iklan.
X4
= Strategi kreatif iklan
a
= Bilangan konstanta
b 1,2,3,4
= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
b. Uji t Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Adapun langkah-langkah dari uji t adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, strategi kreatif iklan) terhadap variabel dependen (efektivitas iklan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan) terhadap variabel dependen (efektivitas iklan). 2) Tingkat signifikasi (
) = 5%
3) Rumus uji t =
Keterangan: = Koefisien regresi = Standar error koefisien regresi 4) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak apabila t
hitung
t tabel atau probabilitas nilai t
hitung
t tabel atau probabilitas nilai t
atau signifikan 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t atau signifikansi 0,05. c. Uji F Dwi Priyatno (2008: 82) mengatakan: Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05. Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis Ha : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel independen (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan) terhadap variabel dependen (efektivitas iklan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel independen (pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan) terhadap variabel dependen (efektivitas iklan). 2) Tingkat signifikasi (
)=5%
3) Rumus uji F
⁄( )⁄(
(
) )
Keterangan: R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah observasi
k
= Jumlah variabel
4) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung F tabel atau probabilitas nilai F atau signifikan 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung Ft abel atau probabilitas nilai F atau signifikansi 0,05. 5) Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas secara bersama-sama. Menggunakan Adjusted R Square karena dalam regresi ini menggunakan lebih dari dua variabel bebas. Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pesan Iklan, Daya Tarik Iklan, Frekuensi Iklan, dan Strategi Kreatif Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Sepeda Motor Yamaha (Studi Pada Mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta)” ini menggunakan empat variabel bebas dan satu variabel terikat. Empat variabel bebas tersebut yaitu pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan. Satu variabel terikatnya adalah efektivitas Iklan. Berdasarkan data induk penelitian penyebaran angket kepada mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Deskriptif Data Identitas Pengguna Yamaha No 1 2 3 4
Jenis Kendaraan
Jumlah
Vega 13 Jupiter 43 Mio 22 Vixion 2 Jumlah 80 Sumber: data primer pengguna
Jenis kelamin Laki-laki 3 22 3 2 31
Perempuan 10 21 19 0 49
Deskriptif data di atas menunjukkan identitas responden/pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS dengan jumlah responden sebanyak 80 responden. Identitas tersebut dengan ketentuan: jenis kelamin dan jenis kendaraan. Berdasarkan deskriptif data tersebut, dapat diketahui jenis kelamin pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS adalah laki-laki sebanyak 31 orang, dan perempuan sebanyak 49 orang. Berdasarkan hasil kuesioner yang terkumpul, penulis saat itu menjumpai mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta yakni sebesar 80 orang. Jenis kendaraan dari pengguna sepeda motor Yamaha adalah Vega sebanyak 13 unit, Jupiter mendominasi sepeda motor Yamaha di FKIP UNS dengan jumlah 43 unit, Mio sebanyak 22 unit dan commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Vixion dengan jumlah hanya 2 unit. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa pengguna sepeda motor Yamaha di FKIP UNS Kentingan Surakarta didominasi oleh perempuan sebanyak 49 orang, jenis kendaraan yang mendominasi adalah Jupiter 43 unit. Deskriptif data dengan variabel pesan iklan (X1), variabel daya tarik iklan (X2), variabel frekuensi iklan (X3), variabel strategi kreatif iklan (X4), dan variabel efektivitas iklan (Y), diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4. Deskripsi Data Statistik Statistics Daya Tarik Pesan Iklan N
Valid
Iklan
Frekuensi Iklan
Strategi Kreatif
Efektivitas
Iklan
Iklan
80
80
80
80
80
0
0
0
0
0
Mean
2,8000
2,9500
2,9250
2,8300
2,8271
Median
2,8000
3,0000
3,0000
2,8000
2,8333
2,60
2,75
3,00
2,80
2,83
0,43979
0,40644
0,56451
0,46671
0,40863
Minimum
1,80
2,00
1,25
1,40
1,50
Maximum
4,00
4,00
4,00
3,80
3,83
Missing
Mode Std. Deviation
Sumber: data primer yang diolah (2011) Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 80 pengguna dari seluruh populasi. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui skor variabel pesan iklan diperoleh skor minimum 1,8; skor maksimum 4; mean 2,8; median 2,8; modus 2,6; dan standar deviasi 0,43979. Variabel daya tarik iklan diperoleh skor minimum 2, skor maksimum 4, mean 2,95; median 3; modus 2,75; dan standar deviasi 0,40644. Variabel frekuensi iklan diperoleh skor minimum 1,25; skor maksimum 4, mean 2,295; median 3; modus 3; dan standar deviasi 0,56451. Variabel strategi kreatif iklan diperoleh skor minimum 1,4; skor maksimum 3,8; mean 2,83; median 2,8; modus 2,8; dan standar deviasi 0,46671. Variabelcommit efektivitas iklan diperoleh nilai minimum 1,6; to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 nilai maksimum 3,83; mean 2,8271; median 2,8333; modus 2,83; dan standar deviasi 0,40863.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Menurut Singgih Santoso (2001) ketentuannya adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: data primer yang diolah (2011) Gambar 2. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 2.
Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Cara mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Hair et al dalam Duwi Priyatno (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. Tabel 5. Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Pesan Iklan
0,501
1,998
Daya Tarik Iklan
0,576
1,737
Frekuensi Iklan
0,305
3,280
Strategi Kreatif Iklan
0,325
3,075
a. Dependent Variable: Efektivitas Iklan
Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan uji multikolinieritas di atas diperoleh hasil sebagai berikut, diketahui koefisien VIF untuk pesan iklan adalah 1,998 dan nilai tolerance sebesar 0,501. Koefisien VIF untuk daya tarik iklan adalah 1,737 dan nilai tolerance adalah 0,576. Koefisien VIF untuk frekuensi iklan adalah 3,28 dan nilai tolerance adalah 0,305. Koefisien VIF untuk strategi kreatif iklan adalah 3,075 dan nilai tolerance adalah 0,325. Karena nilai VIF masing-masing variabel tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance masing-masing variabel tidak lebih kecil dari 0,1 maka model regresi bebas dari masalah multikolinearitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 3.
Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut: 1) Jika
titik-titiknya
membentuk
pola
tertentu
yang
teratur
maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
Sumber: data primer yang diolah (2011) Gambar 3. Scatterplot Regression Studentised Residual Berdasarkan gambar di atas, terlihat titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 4. Uji
autokorelasi
Uji Autokorelasi
digunakan
untuk
mendeteksi
apakah
variabel
pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut: Tabel 6. Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
Durbin-Watson
1
1,807
a. Predictors: (Constant), Strategi Kreatif Iklan, Daya Tarik Iklan, Pesan Iklan, Frekuensi Iklan b. Dependent Variable: Efektivitas Iklan
Sumber: data primer yang diolah (2011) Menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: 1) Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2) Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka D-W sebesar 1,807. Nilai D-W terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,807< 2), dengan demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi. 5. Uji Linearitas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Dua variabel dikatakan linier bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05. Hasil uji linieritas variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 a.
Pesan Iklan (X1) dengan Efektivitas Iklan (Y) Tabel 7. Pesan Iklan (X1) dengan Efektivitas Iklan (Y) ANOVA Table Sig.
Efektivitas Iklan *
Between (Combined)
Pesan Iklan
Groups
0,000
Linearity
0,000
Deviation from
0,826
Linearity
Sumber: data primer yang diolah (2011) Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linerity) sebesar 0,000. Karena signifikansi (linearity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara pesan iklan (X1) dengan efektivitas iklan (Y) adalah linier. b. Daya Tarik Iklan (X2) dengan Efektivitas Iklan (Y) Tabel 8. Daya Tarik Iklan (X2) dengan Efektivitas Iklan (Y) ANOVA Table Sig. Efektivitas
Between (Combined)
Iklan * Daya
Groups
0,000
Linearity
0,000
Deviation from
0,501
Tarik Iklan Linearity
Sumber: data primer yang diolah (2011) Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linearity) sebesar 0,000. Karena signifikansi (linearity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara daya tarik iklan (X2) dengan efektivitas iklan (Y) adalah linier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 c.
Frekuensi iklan (X3) dengan Efektivitas Iklan (Y) Tabel 9. frekuensi iklan (X3) dengan efektivitas iklan (Y) ANOVA Table Sig.
Efektivitas Iklan *
Between
Frekuensi Iklan
Groups
(Combined)
0,000
Linearity
0,000
Deviation from
0,531
Linearity
Sumber: data primer yang diolah (2011) Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linearity) sebesar 0,000. Karena signifikansi (linearity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara frekuensi iklan (X3) dengan efektivitas iklan (Y) adalah linier. d. Strategi Kreatif iklan (X4) dengan Efektivitas Iklan (Y) Tabel 10. Strategi Kreatif Iklan (X4) dengan Efektivitas Iklan (Y) ANOVA Table Sig. Efektivitas Iklan *
Between (Combined)
Strategi Kreatif
Groups
0,000
Linearity
0,000
Deviation from
0,811
Iklan Linearity
Sumber: data primer yang diolah (2011) Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linearity) sebesar 0,000. Karena signifikansi (linearity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara strategi kreatif iklan (X4) dengan efektivitas iklan (Y) adalah linier
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis. 1. Analisis Regresi Ganda Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut: Tabel 11. Koefisien Regresi Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Sig.
(Constant)
0,277
0,214
0,199
Pesan Iklan
0,191
0,084
0,025
Daya Tarik Iklan
0,248
0,084
0,004
Frekuensi Iklan
0,225
0,083
0,009
Strategi Kreatif Iklan
0,221
0,098
0,026
a. Dependent Variable: Efektivitas Iklan
Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y= 0,277 + 0,191 X1 + 0,248 X2 + 0,225 X3 + 0,221 X4 Keterangan : Y
: Efektivitas iklan
X1 : Pesan iklan X2 : Daya Tarik iklan X3 : Frekuensi iklan X4 : Strategi Kreatif iklan Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai commit to user berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 a. Konstanta / intersep sebesar 0,277 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 sama dengan nol maka nilai Y adalah 0,277. b. Koefisien regresi variable pesan iklan (X1) sebesar 0,191 artinya pesan iklan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas iklan. Sedangkan koefisien 0,191 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel pesan iklan dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan sebesar 0,191 unit. c. Koefisien regresi variabel daya tarik iklan (X2) sebesar 0,248 artinya daya tarik iklan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas iklan. Sedangkan koefisien 0,248 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel daya tarik iklan dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan sebesar 0,248 unit. Variabel daya tarik iklan memiliki nilai koefisien terbesar dibanding dengan variabel bebas lainnya, sehingga variabel daya tarik iklan (X2) memiliki pengaruh paling besar terhadap efektivitas iklan (Y). d. Koefisien regresi variabel frekuensi iklan (X3) sebesar 0,225 artinya frekuensi iklan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas iklan. Sedangkan koefisien 0,225 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel frekuensi iklan dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan sebesar 0,225 unit. e. Koefisien regresi variabel strategi kreatif iklan (X4) sebesar 0,221 artinya strategi kreatif iklan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel efektivitas iklan. Sedangkan koefisien 0,221 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel strategi kreatif iklan dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan sebesar 0,221unit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 2. Uji t Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. a.
Hipotesis Ho: tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 c. Nilai Probabilitas Tabel 12. Coefficients Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
0,277
0,214
Pesan Iklan
0,191
0,084
Daya Tarik Iklan
0,248
Frekuensi Iklan Strategi Kreatif Iklan
Beta
t
Sig.
1,295
0,199
0,205
2,280
0,025
0,084
0,247
2,944
0,004
0,225
0,083
0,311
2,695
0,009
0,221
0,098
0,253
2,266
0,026
a. Dependent Variable: Efektivitas Iklan
Sumber: data primer yang diolah (2011) 1) Nilai probabilitas pesan iklan (X1) adalah 0,025. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel pesan iklan (X1) terhadap variabel efektivitas iklan (Y). 2) Nilai probabilitas daya tarik iklan (X2) adalah 0,004. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel daya tarik iklan (X2) terhadap variabel efektivitas iklan (Y). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 3) Nilai probabilitas frekuensi iklan (X3) adalah 0,009. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel frekuensi iklan (X3) terhadap variabel efektivitas iklan (Y). 4) Nilai probabilitas strategi kreatif iklan (X4) adalah 0,026. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel strategi kreatif iklan (X4) terhadap variabel efektivitas iklan (Y). 3. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. a.
Hipotesis Ho:tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan secara bersama-sama terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha di FKIP UNS. Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif Iklan secara bersama-sama terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha di FKIP UNS.
b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 c.
Nilai Probabilitas Tabel 13. ANOVA b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
9,186
4
2,296
Residual
4,005
75
0,053
13,191
79
Total
F 43,001
Sig. 0,000
a. Predictors: (Constant), Strategi Kreatif Iklan, Daya Tarik Iklan, Pesan Iklan, Frekuensi Iklan b. Dependent Variable: Efektivitas Iklan
commit to user Sumber: data primer yang diolah (2011)
a
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom Sig. adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara pesan iklan (X1), daya tarik iklan (X2), frekuensi iklan (X3), strategi kreatif iklan (X4) terhadap efektivitas iklan (Y) d. Koefisien Determinasi Tabel 14. Model Summary b
Model Summary Model 1
R 0,834
R Square a
0,696
Adjusted R Square 0,680
a. Predictors: (Constant), Strategi Kreatif Iklan, Daya Tarik Iklan, Pesan Iklan, Frekuensi Iklan b. Dependent Variable: Efektivitas Iklan
Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan hasil perhitungan pada model summary diperoleh angka Adjusted Rsquare adalah sebesar 0,68. Hal ini berarti 68% efektivitas iklan sepeda motor Yamaha dapat dijelaskan oleh keempat variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100% - 68% = 32%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data dalam penelitian ini, maka diperoleh identitas responden dan hasil pengolahan data melalui SPSS. Identitas responden meliputi: jenis kelamin dan jenis kendaraan. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 80 orang yang terdiri dari 31 laki-laki dan 49 perempuan. Jenis kendaraan yang paling banyak dari responden adalah Jupiter dengan jumlah 43 unit. Sedangkan hasil pengolahan data membuktikan bahwa seluruh variabel yang ada di dalam efektivitas iklan yang terdiri atas: pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan, dan strategi kreatif iklan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha di FKIP UNS. Berikut menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel bebas iklan terhadap variabel terikat sepeda motor Yamaha di FKIP UNS yaitu pesan iklan berpengaruh sebesar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 0,191, daya tarik iklan sebesar 0,248, dan frekuensi iklan berpengaruh sebesar 0,225 dan strategi kreatif iklan berpengaruh sebesar 0,221 Hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga disimpulkan terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan strategi kreatif iklan secara simultan terhadap efektivitas iklan. Hasil uji t diperoleh nilai probabilitas untuk keempat variabel adalah; pesan iklan sebesar 0,025, daya tarik iklan sebesar 0,004, frekuensi iklan sebesar 0,009 dan strategi kreatif iklan sebesar 0,026 karena nilai probabilitas keempat variabel lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan strategi kreatif iklan secara parsial terhadap efektivitas iklan. Pesan iklan memberikan pengaruh sebesar 0,191 terhadap efektivitas iklan. Peningkatan pesan iklan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan. Sebaliknya menurunnya pesan iklan akan menyebabkan penurunan efektivitas iklan. Pesan iklan yang baik dapat ditingkatkan dengan penambahan pesan iklan yang diinginkan masyarakat seperti; menayangkan iklan sepeda motor yang irit akan bahan bakar dan harga motor yang terjangkau. Pesan iklan dapat juga ditingkatkan dengan penambahan pesan iklan yang berbeda dengan pesaing seperti; menampilkan performa mesin motor Yamaha yang teruji kuat dan tangguh. Serta penambahan pesan iklan dengan memberikan kepercayaan kepada konsumen dengan iklan sepeda motor Yamaha yang cepat, model motor yang menarik, hal tersebut akan mampu meningkatkan efektivitas iklan. Oleh karena itu, Kualitas pesan iklan dengan tingkat keinginan, eksklusifannya, serta tingkat kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap efektivitas iklan. Daya tarik iklan memberikan pengaruh terbesar dari semua variabel bebasnya yakni sebesar 0,248 terhadap efektivitas iklan. Peningkatan daya tarik iklan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan. Sebaliknya menurunnya daya tarik iklan akan menyebabkan penurunan efektivitas iklan. Dalam meningkatkan daya tarik iklan, Yamaha telah berani mendatangkan bintang Moto GP sebagai commit userditingkatkan dengan memberikan endorser iklannya. Daya tarik iklan juga todapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 sentuhan musik atau jingle dari penyanyi atau band serta penampilan humor yang disukai masyarakat. Oleh karena itu, daya tarik pendukung, musik atau jingle serta humor berpengaruh terhadap efektivitas iklan motor Yamaha. Frekuensi iklan memberikan pengaruh sebesar 0,225 terhadap efektivitas iklan. Peningkatan frekuensi iklan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan. Sebaliknya menurunnya frekuensi iklan akan menyebabkan penurunan efektivitas iklan. Frekuensi iklan Yamaha dengan intensitas kemunculan yang tinggi akan mampu menerpa audiens yang dituju Yamaha. Jumlah audiens atau pemirsa harus diperhatikan dalam waktu penayangan iklan Yamaha. Jumlah audiens atau pemirsa paling banyak ada di waktu utama. Untuk itu, dalam meningkatkan efektivitas iklan Yamaha, salah satu waktu penayangan iklan yang paling tepat untuk yang melihat iklan Yamaha yakni waktu utama (prime time) dan juga didukung pada masa pembelian konsumen. Oleh karena itu, intensitas muncul, pemirsa (audiens) dan masa pembelian berpengaruh tehadap efektivitas iklan motor Yamaha. Strategi kreatif iklan memberikan pengaruh sebesar 0,221 terhadap efektivitas iklan. Strategi kreatif iklan akan menyebabkan kenaikan efektivitas iklan. Sebaliknya menurunnya strategi kreatif iklan akan menyebabkan penurunan efektivitas iklan. Yamaha telah memadukan strategi generik dengan strategi Unique Selling Proposition yang mampu meningkatkan efektivitas iklan Yamaha. Oleh karena itu, Pemilihan alternatif strategi kreatif iklan yang tepat berpengaruh terhadap efektivitas iklan. Keempat variabel diatas secara parsial menunjukkan pesan iklan = 0,191; daya tarik iklan = 0,248; frekuensi iklan = 0,225 dan strategi kreatif iklan = 0,221. Nilai
koefisien
regresi
masing-masing
variabel
tersebut
menunjukkan
pengaruhnya terhadap efektivitas iklan. Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh terbesar dalam mempengaruhi efektivitas iklan (Y) adalah variabel daya tarik iklan sebesar 0,248. Variabel faktor-faktor efektivitas iklan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan sepeda motor Yamaha di FKIP UNS baik secara simultan commit penelitian to user Wahyu Arfianto (2010) yang maupun parsial. Hal ini sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 menyatakan bahwa variabel pesan iklan, daya tarik iklan serta frekuensi iklan berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas iklan. Dalam penelitian Wahyu Arfianto, pesan iklan menunjukkan pengaruhnya sebesar 0,372, daya tarik iklan berpengaruh sebesar 0,357, dan frekuensi iklan berpengaruh sebesar 0,265. Sedangkan penelitian ini menunjukkan pesan iklan berpengaruh sebesar 0,191, daya tarik iklan berpengaruh sebesar 0,248, frekuensi iklan berpengaruh sebesar 0,225 dan strategi kreatif iklan berpengaruh sebesar 0,221. Oleh karena itu, dalam penelitian Wahyu Arfianto dengan penelitian ini sama-sama menyatakan bahwa variabel faktor-faktor efektivitas iklan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan. Berdasarkan hasil dari kedua penelitian tersebut, maka dapat diketahui bahwa variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan sangat menentukan efektivitas iklan. Semakin baik variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan strategi kreatif iklan yang diterapkan maka akan semakin tinggi efektivitas iklan. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan strategi kreatif iklan maka semakin meningkatkan efektivitas iklan. Semakin tinggi efektivitas iklan Yamaha, maka akan semakin besar peluang Yamaha untuk meningkatkan penjualan produk perusahaan. Hal inilah yang diharapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengiklankan produknya. Oleh karena itu, diharapkan manajemen pemasaran perusahaan khususnya perusahaan sepeda motor Yamaha lebih mengoptimalkan variabel pesan iklan, daya tarik iklan, frekuensi iklan dan strategi kreatif iklan, dengan melakukan evaluasi serta perbaikan untuk meningkatkan efektivitas iklan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap efektivitas iklan adalah variabel daya tarik iklan dengan koefisien sebesar 0,248. Selanjutnya variabel kedua adalah frekuensi iklan dengan koefisien variabel sebesar 0,225. Kemudian yang ketiga adalah variabel strategi kreatif iklan dengan koefisien variabel sebesar 0,221. Variabel yang memberikan pengaruh terkecil terhadap efektivitas iklan adalah variabel pesan iklan, yakni dengan koefisien sebesar 0,191
2.
Efektivitas iklan dipengaruhi variabel pesan iklan dengan diperoleh koefisien variabel sebesar 0,191 yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,025. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa responden menilai pesan yang disampaikan dalam iklan Yamaha baik, walaupun memiliki pengaruh yang paling kecil terhadap efektivitas iklan. Hal ini menunjukkan bahwa pesan iklan merupakan salah satu variabel yang menentukan efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Dengan kata lain, pesan iklan yang semakin baik akan semakin besar efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.
3.
Efektivitas iklan dipengaruhi variabel daya tarik iklan dengan diperoleh koefisien variabel sebesar 0,248 yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,004. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa responden menilai iklan Yamaha mempunyai daya tarik yang tinggi dengan endorser yang menarik dan cocok untuk menjadi ikon produk, jingle yang menarik dengan lagu ciptaan band ternama, serta humor yang disukai masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik iklan merupakan salah satu variabel yang menentukan efektivitas iklan commit60to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 sepeda motor Yamaha sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi daya tarik iklan maka akan semakin besar efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. 4.
Efektivitas iklan dipengaruhi variabel frekuensi iklan dengan diperoleh koefisien variabel sebesar 0,225 yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,009. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa responden menilai frekuensi iklan Yamaha cukup tinggi dengan seringnya iklan muncul yang menerpa audiens dalam jumlah banyak serta ditayangkan pada masa pembelian di beberapa media. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi iklan merupakan salah satu variabel yang menentukan efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Dengan kata lain, semakin tinggi frekuensi iklan akan semakin besar efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.
5.
Efektivitas iklan dipengaruhi variabel strategi kreatif iklan dengan diperoleh koefisien variabel sebesar 0,221 yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,026. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa responden menilai strategi kreatif iklan Yamaha cukup tepat dalam menggunakan alternatif strateginya. Hal ini menunjukkan bahwa strategi kreatif iklan merupakan salah satu variabel yang menentukan efektivitas iklan sepeda motor Yamaha. Dengan kata lain, semakin tepat strategi kreatif iklan maka semakin besar efektivitas iklan sepeda motor Yamaha.
6.
Secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa keempat variabel independen yaitu pesan iklan (X1), daya tarik iklan (X2), frekuensi iklan (X3), strategi kreatif iklan (X4) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 0,000 terhadap variabel dependen yaitu efektivitas iklan (Y).
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas dan diterimanya hipotesis yang penulis ajukan, maka implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Adanya pengaruh variabel pesan iklan (X1), daya tarik iklan (X2), frekuensi iklan (X3), dan strategi kreatif iklan (X4) terhadap efektivitas iklan Yamaha pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta. Hasil penelitian dapat menjadi masukan, bahan pertimbangan, serta referensi dalam mengambil kebijakankebijakan dalam pemecahan efektivitas iklan sepeda motor oleh pihak produsen Yamaha. 2.
Bagi Pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen dan pemasaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan penguat teori bahwa variabel pesan iklan (X1), daya tarik iklan (X2), frekuensi iklan (X3), dan strategi kreatif iklan (X4) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap efektivitas iklan Yamaha pada mahasiswa FKIP UNS Kentingan Surakarta.
3.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait tentang periklanan.
C. Saran Dari pembahasan yang telah diuraikan, beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak Yamaha adalah: 1.
Berdasarkan hasil yang telah diteliti, pesan iklan Yamaha memberikan pengaruh yang paling kecil terhadap efektivitas iklan Yamaha. Untuk itu, Produsen Yamaha dalam mengiklankan produknya harus menciptakan iklan yang lebih efektif. Variabel pesan dari iklan dapat menggunakan pesan-pesan yang membujuk pemirsa untuk memilih Yamaha sebagai merek yang selalu melekat di benak pemirsa. Yamaha dapat menampilkan pesan tentang keunggulan produknya yang terkenal cepat, tangguh serta model yang dapat menjadi trend di masa sekarang. Yamaha juga harus berusaha menambah pesan-pesan iklannya untuk mampu menggantikan posisi Honda yang selama ini menjadi market leader sepeda motor di Indonesia. Produk Honda yang terkenal dengan sepeda motor yang irit dan teknologi produk sepeda motor yang telah menggunakan teknologi injeksi. Yamaha pun sebaiknya manambah pesan iklan yang lebih dari produsen sepeda motor pesaing. Seperti menampilkan keunggulan semua produk sepeda motor yang tidak boros bahan bakar, penggunaan teknologi injeksi, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 performa mesin yang teruji kuat dan tangguh, dan kemudahan dalam penggantian suku cadang. 2.
Dalam meningkatkan daya tarik iklan Yamaha dapat dilakukan dengan menggandeng public figure yang mempunyai kredibilitas sebagai endorser produknya. Seperti halnya selama ini Yamaha telah berani mendatangkan bintang Moto GP sebagai endorser iklannya, Yamaha juga harus tetap mempertahankan hal tersebut dengan menampilkan endorser yang berbasis juara pembalap sepeda motor dunia. Daya tarik iklan juga dapat ditingkatkan dengan memberikan humor serta sentuhan musik atau jingle dari penyanyi yang banyak disukai masyarakat, khususnya jingle yang disukai kaum muda sesuai dengan segmen yang dibidik oleh Yamaha.
3.
Frekuensi iklan dengan penayangan di berbagai stasiun televisi yang berbeda merupakan pengulangan yang efektif agar pesan iklan dapat tersampaikan dengan baik. Iklan Yamaha dapat dibuat dalam beberapa versi agar tidak terjadi kejenuhan. Waktu yang paling banyak menyedot pemirsa adalah saat prime time, yaitu pada pukul 19.00-23.00. Yamaha sebaiknya memanfaatkan waktu penayangan iklan produknya di waktu tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menayangkan iklan produknya pada saat commercial break atau juga dengan menjadi sponsor utama dalam acara-acara televisi favorit pemirsa, seperti acara talkshow, kuis, ataupun acara olah raga kompetisi sepak bola atau balap motor yang banyak digemari masyarakat.
4.
Selain itu, untuk mendapatkan perhatian konsumen, Yamaha harus lebih memikirkan alternatif strategi kreatif iklan yang akan ditampilkan pada media iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif strategi kreatif iklan Yamaha yakni strategi generik dengan strategi unique selling proposition mempunyai pengaruh yang kecil bila dibandingkan dengan dua variabel lain. Untuk itu, produsen Yamaha harus lebih memadukan strategi-strategi kreatif yang telah ada dengan alternatif strategi-strategi kreatif iklan yang baru. Yamaha commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 dapat memadukan strategi kreatif iklannya seperti strategi inherent drama in the brand, strategi resonansi dan strategi generik.
commit to user