PENGARUH KONSENTRASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN MANISREJO I KABUPATEN MAGETAN Ibadullah Malawi * AA Tristiar ** Abstract The goal of research to determin the relationship among concentration and critical thinking with learning achievement of grade V for the student SDN Manisrejo 1 Magetan. This research applies descriptive correlasional and expost facto method with quantitative approach. The population of this research consist of 33 student. The result of the analysis show that: (1) there is significant relationship between the concentration with learning achievement by t (2,564), (p) 0,016; (2) there is significant relationship between the critical thinking with learning achievement by t (2,063), (p) 0,048; and (3) there is significant relationship between the concentration and critical thinking with learning achievement by F (10,802), (p) = 0,000. Key words: Concentration, Critical Thinking, Learning Achievement Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Manisrejo 1 Magetan. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dan expost facto dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Manisrejo 1 Magetan yang berjumlah 33 siswa. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel total. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes. Tes digunakan untuk memperoleh data konsentrasi, kemampuan berpikir kritis, dan prestasi belajar IPS. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif, analisis regresi ganda, dan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) siswa kelas V SDN Manisrejo 1 Magetan memiliki prestasi belajar dan konsentrasi yang tinggi yaitu sebesar 42,42% dan memiliki kemampuan berpikir kritis sedang sebesar 36,36%; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara konsentrasi terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN Manisrejo 1 Magetan dengan thitung = 2,564 > ttabel,05;30 = 2,042; (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN Manisrejo 1 Magetan dengan diperoleh thitung = 2,067 > ttabel,05;30 = 2,042; (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar * Ibadullah Malawi adalah Dosen dan Kaprodi PGSD FIP IKIP PGRI MADIUN ** AA Tristiar adalah Mahasiswa Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI MADIUN
118
119
IPS dengan F0 = 10,81 > Ftabel 0,05 (2)(30) = 3,32; (4) sumbangan efektif konsentrasi terhadap prestasi belajar IPS sebesar 23,9%; sumbangan efektif kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar sebesar 17,9%; dan 58,2% merupakan variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini; dan (5) konsentrasi berkonstribusi secara langsung terhadap prestasi belajar sebesar 41,3% dan berpengaruh tidak langsung melalui kemampuan berpikir kritis sebesar 27,1%. Kata kunci: Konsentrasi, Kemampuan Berpikir Kritis, Prestasi Belajar A. PENDAHULUAN Proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala tujuan pembelajaran itu tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran tergantung pada proses pembelajaran yang dijalani oleh siswa. Menurut Asmani (2013: 27) ada dua indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar yaitu daya serap terhadap pelajaran dan perubahan perilaku siswa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya daya serap siswa adalah konsentrasi. Daud menyatakan konsentrasi merupakan pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi (Sahid, 2012: 1-2). Konsentrasi juga merupakan modal utama bagi siswa dalam menerima materi ajar serta menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Secara teoritis jika konsentrasi siswa rendah, maka akan menimbulkan aktivitas yang berkualitas rendah pula serta dapat menimbulkan ketidakseriusan dalam belajar. Ketidakseriusan itulah awal terbentuknya rasa malas dan bosan sehingga berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Asumsi tersebut didukung oleh telaah para ahli pendidikan yang menyatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampun anak untuk melakukan konsentrasi (Surya, 2003: 20). Lebih lanjut Surya menyatakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi siswa yaitu dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar diyakini akan membuat siswa aktif dalam mengkonstruksikan pengetahuannya, sehingga siswa menjadi fokus atau konsentrasi terhadap apa yang dipelajarinya. Dewey menyatakan agar sekolah mengajarkan cara berpikir kritis pada siswanya (Lambertus, 2009: 136). Tujuan berpikir kritis diajarkan kepada siswa antara lain agar siswa dapat belajar memecahkan masalah secara sistematis, inovatif, dan mampu mendesain alternatif solusi yang mendasar. Hal tersebut sesuai dengan tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar sebagaimana seperti yang dikemukakan oleh Sapriya (2009: 194-195) yaitu: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3. Memiliki komitmen dan kesabaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
120
4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Berdasarkan analisis konseptual tersebut, mengindikasikan bahwa mengembangkan kemampuan berpikir kritis sangat mungkin dimunculkan dalam pembelajaran IPS, mengingat kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari tujuan pembelajaran IPS. Lebih lanjut, Badan Standar Nasional Pendidikan juga menyatakan bahwa kunci utama dalam pembelajaran IPS adalah bagaimana membina kecerdasan sosial siswa yang mampu berpikir kritis, analitis, kreatif, inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang, menganalisa serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya (Darmawan, 2010: 22). Kendati demikian, konsep pembelajaran IPS yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis belum sepenuhnya terealisasi dilapangan sesuai harapan. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta yang ditemukan dilapangan, bawasanya proses pembelajaran yang terjadi selama ini masih menekankan pada proses pentransferan ilmu yang dimiliki oleh guru kepada siswa. Siswa hanya menerima sejumlah konsep yang diberikan oleh guru tanpa ditelaah secara mendalam dan mengkritisinya. Disamping itu, proses pembelajaran IPS juga lebih banyak menekankan pada metode hafalan. Proses pembelajaran yang menekankan pada metode hafalan tersebut justru akan membuat proses berpikir tidak berkembang maksimal karena tingkat nalar yang dicapai hanya pada tingkat ingatan saja. Kondisi ini jelas menyebabkan pembelajaran terasa membosankan dan membuat sebagian besar siswa tidak konsentrasi terhadap materi yang sedang dipelajari. Aktivitas belajar yang rendah inilah yang di nilai berdampak terhadap rendahnya prestasi belajar IPS yang diperoleh oleh siswa. Fenomena rendahnya prestasi belajar siswa dapat ditunjukan dengan perolehan nilai rata-rata mata pelajaran IPS yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 65. Berdasarkan arsip guru mata pelajaran IPS SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan, nilai rata-rata peserta didik pada nilai ulangan harian pada semester II yang nilainya memenuhi KKM sebesar 57,57% dan yang nilainya dibawah KKM sebesar 42,42% dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 30. Berdasarkan latar belakang di atas, memperlihatkan adanya korelasi dan pengaruh yang mengisyaratkan bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh konsentrasi belajar dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar IPS. Penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: (1) ada pengaruh signifikan antara konsentrasi terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan; (2) ada pengaruh signifikan antara kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan, dan (3) ada pengaruh signifikan antara konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional dan ekspost facto dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat dua
121
variabel independen yaitu konsentrasi belajar (X1) dan kemampuan berpikir kritis (X2), dan satu variabel dependen yaitu prestasi belajar IPS (Y). Hubungan ketiga variabel tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 1. X1 rx1y
rx1x2
R
Y
rx2y
X2 Gambar 1 Rancangan Penelitian Korelasi Ganda
Populasi pada penelitian ini sebanyak 33 siswa yang diambil dari jumlah keseluruhan siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel total. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes. Terkait hal tersebut instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes prestasi belajar yang disusun berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Karthwohl dan Anderson meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Item soal tes ini berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 29 butir soal dengan memiliki empat alternatif jawaban; 2. Tes konsentrasi yang disusun berdasarkan teori dari Engkoswara yaitu kemampuan mengingat informasi yang diperoleh dan komprehensif dalam penafsiran informasi. Tes ini berbentuk isian dengan jumlah 15 butir soal; 3. Tes kemamapuan berpikir kritis yang disusun berdasarkan teori taksonomi kognitif dari Ennis yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, menentukan solusi dan kemampuan untuk menyimpulkan. Item soal tes ini berbentuk uraian terbuka dengan jumlah 20 butir soal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis regresi ganda, dan analisis jalur (path analysis). Pengolahan data untuk analisis jalur dalam penelitian ini menggunakan SPSS PASW Statistics 17. Kaidah pengujian signifikasi program SPSS yaitu jika nilai probabilitas 0,05 ≤ sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ sig. maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya signifikan. C. HASIL PENELITIAN Deskripsi variabel prestasi belajar IPS yang terdiri dari jabaran indikator mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta diperoleh: skor maksimal 79,310; skor minimal 41,379; range 37,931; dan kelas interval 10. Skor nilai rata-rata (mean) sebesar 61,338 yang terletak pada interval 61 s.d. 70 dalam kategori tinggi. Hal ini berarti prestasi belajar IPS siswa Kelas V di SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan berkategori tinggi.
122
Deskripsi variabel konsentrasi yang terdiri dari jabaran indikator kemampuan mengingat informasi yang diperoleh dan komprehensif dalam penafsiran informasi diperoleh: skor maksimal 84,444; skor minimal 44,444; range 40,000; dan kelas interval 10. Skor nilai rata-rata (mean) sebesar 65,589 yang terletak pada interval 66 s.d. 76 dalam kategori tinggi. Hal ini berarti konsentrasi siswa Kelas V di SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan berkategori tinggi. Deskripsi variabel kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari jabaran indikator kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, menentukan solusi, dan kemampuan untuk menyimpulkan diperoleh: skor maksimal 74,000; skor minimal 26,667; range 47,33; dan kelas interval 12. Skor nilai rata-rata (mean) sebesar 48,162 yang terletak pada interval 39 s.d. 50 dalam kategori sedang. Hal ini berarti kemampuan berpikir kritis siswa Kelas V di SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan berkategori sedang. Sebelum dilakukan uji analisis data, setidaknya ada empat uji asumsi dari teknik analisis data path analysis yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas. Hasil uji asumsi dari masing-masing variabel ditampilkan pada Tabel 1, 2, 3, dan 4. Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Variabel Lobs Ltabel (DK) Konsentrasi 0,066 0,154 Kemampuan berpikir kritis 0,132 0,154 Prestasi belajar 0,131 0,154
Keputusan Ha diterima Ha diterima Ha diterima
Tabel 2 Ringkasan Uji Homogenitas Variabel Fhitung Ftabel Keputusan X1, X2 dan Y 1,34 1,80 Ha diterima
Kesimpulan Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Kesimpulan Data variabel X1, X2 dan Y berdistribusi homogen
Tabel 3 Ringkasan Uji Linearitas X1 – Y dan X2 – Y Variabel Fhitung Ftabel Keputusan X1 – Y 0,524 2,35 Fhitung < Ftabel X2 – Y 0,109 3,83 Fhitung < Ftabel
Kesimpulan Data berpola linier Data berpola linier
Tabel 4 Ringkasan Uji Multikolinearitas Model 1
(Constant) Konsentrasi Kemampuan berpikir kritis
Unstandardized Coefficients B Std. Error 29.029
7.215
.313 .245
.122 .119
Standardized Coefficients Beta .413 .332
T
Sig.
4.024
.000
2.564 2.063
.016 .048
Collinearity Statistics Tolerance VIF .748 .748
1.338 1.338
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui nilai pada kolom VIF pada variabel konsentrasi dan berpikir kritis adalah 1,338 dan lebih kecil dari 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas (Santoso, 2008: 39). Berdasarkan hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa data memenuhi persyaratan untuk dikenakan path analysis. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian korelasi dan regresi.
123
Berikut ringkasan hasil pengujian korelasi dan regresi dari SPSS PASW Statistics 17 (ditampilkan pada Tabel 5, 6, 7, dan 8). Tabel 5 Correlations
Correlations Prestasi
Pearson Correlation Prestasi
Sig. (1-tailed)
1.000
.580
Konsentrasi
.580
1.000
.502
Kemampuanberpikirkritis
.540
.502
1.000
Prestasi
N
Konsentrasi Kemampuan berpikir kritis .540
.
.000
.001
Konsentrasi
.000
.
.001
Kemampuanberpikirkritis
.001
.001
.
Prestasi
33
33
33
Konsentrasi
33
33
33
Kemampuanberpikirkritis
33
33
33
Tabel 6 Model Summaryb Change Statistics R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change a 1 .647 .419 .380 6.57344 .419 10.802 2 30 .000 a. Predictors: (Constant), kemampuan berpikir kritis, konsentrasi b. Dependent Variable: prestasi Model
R
Tabel 7 Anovab Model Regression 1
Sum of Squares 933.552
df 2
Mean Square 466.776 43.210
Residual
1296.303
30
Total
2229.855
32
F 10.802
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), kemampuan berpikir kritis, konsentrasi b. Dependent Variable: prestasi
Tabel 8 Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
29.029
7.215
konsentrasi
.313
.122
.413
Kemampuan berpikir kritis
.245
.119
.332
1 (Constant)
Correlations t
Sig.
Collinearity Statistics
ZeroPartial order
Part
Tolerance
VIF
2.564 .016
.580
.424
.357
.748
1.338
2.063 .048
.540
.353
.287
.748
1.338
Beta 4.024 .000
a. Dependent Variable: prestasi belajar
Rangkuman pengujian hipotesis secara keseluruhan dapat diperiksa pada Tabel 7, diperoleh nilai F sebesar 10,802 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000. Karena nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara konsentrasi (X1) dengan kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap prestasi belajar IPS (Y) pada siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan. Rangkuman hasil uji hipotesis secara parsial dapat diperiksa pada Tabel 8. Pada kolom konsentrasi diperoleh nilai t sebesar 2,564 dengan nilai sig. 0,016. Karena nilai sig 0,016 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya signifikan. Hal ini berarti konsentrasi (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar IPS (Y). Sementara, pada kolom kemampuan berpikir
124
kritis diperoleh nilai t sebesar 2,063 dengan nilai sig. sebesar 0,048. Karena nilai sig 0,048 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya signifikan. Jadi, kemampuan berpikir kritis (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar IPS (Y). Berdasarkan hasil besaran koefisien beta pada Tabel 8 kolom Unstandardized Coefficients diperoleh persamaan garis regresi ganda antara variabel konsentrasi (X1) dan kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap prestasi belajar IPS (Y) yaitu = 0,313 X1 + 0,245X2 + 29,029. Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur (X1 terhadap Y; X2 terhadap Y; dan X1 dan X2 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Y = yx1 X1 + yx2 X2 + y Y = 0,580X1 + 0,540X2 + 0,762 Sedangkan model empirik hubungan antarvariabel seperti pada Gambar 2. X1
= 0,762
Yx1 = 0,413 R2 = 0,419
rx1x2 = 0,502
Y
Yx2 = 0,332
X2
Gambar 2 Model Empirik Hubungan Kausal Variabel
Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau koefisien determinan dan faktor residual dapat diperiksa pada Model Summary pada kolom Rsquare diperoleh nilai 0,419 dan pada kolom sig. Fchange diperoleh nilai sebesar 0,000. Hal ini berarti 0,000 < 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terbukti bahwa konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap prestasi belajar IPS. Besarnya pengaruh tidak langsung X1 dengan Y melalui X2 dapat dihitung sebagai berikut: px2x1 . pyx2 = (0,413) . (0,332) = 0,137 (Riduwan dan Kuncoro, 2012: 146). Dengan demikian pengaruh total X2 terhadap Y sebesar 0,137. Adapun hasil penelitian tersebut diringkas melalui Tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9 Ringkasan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Konstribusi Variabel Koefisien jalur X1 X2
X1 dan X2
0,413 0,332 0,762 -
Langsung
Tidak langsung
Total
0,413 0,332 -
0,332 -
0,137 0,332 -
Konstribusi bersama 0,419
125
Berdasarkan Tabel 9 hasil temuan penelitian secara objektif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Besarnya konstribusi konsentrasi (X1) yang secara langsaung mempengaruhi prestasi belajar (Y) adalah 0,4132 x 100% = 17,06%; 2) Besarnya konstribusi kemampuan berpikir kritis (X2) yang secara langsaung mempengaruhi prestasi belajar (Y) adalah 0,3322 x 100% = 11,02%; 3) Besarnya konstribusi konsentasi (X1) dan kemampuan berpikir kritis (X2) berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi prestasi belajar (Y) adalah 0,4192 x 100% = 17,57%. Variabel residu sebesar 0,7622 x 100% = 58,1% yang merupakan pengaruh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini misalnya: gaya belajar, motivasi, intelektual, kecerdasan, dan emosional; 4) Konsentrasi (X1) memiliki kontribusi positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar (Y) melalui kemampuan berpikir kritis (X2) dimana besarnya konstribusinya sebesar 0,137. Indeks determinasi merupakan pengungkapan urutan variabel yang memiliki konstribusi besar terhadap variabel prestasi belajar IPS. Hasil indeks determinasi variabel eksogen terhadap variabel endogen berdasarkan pengolahan data ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10 Indeks Determinasi Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen Variabel Beta Ryxi Determinasi (efektif) Pengaruh simultan X1 0,413 0,580 0,239 X2 0,332 0,540 0,179 X1, X2 dan Y 0,419
Berdasasarkan Tabel 10 dapat dipaparkan bahwa indeks determinasi (sumbangan efektif) konsentrasi (X1) terhadap prestasi belajar IPS (Y) sebesar 0,239 . 100% = 23,9% . Indeks determinasi kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 0,179 . 100% = 17,9%. Sisanya merupakan variabel residu ( 2 . 100% = (0,762)2 . 100% = 58,1% merupakan konstribusi variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitin ini. Perhitungan indeks determinasi variabel penelitian ini diilustrasikan pada Gambar 3.
konsentasi (X1)
23,90% 58.1%
18%
Kemampuan Berpikir Kritis (X2) Variabel lain
Gambar 3 Diagram Persentase Sumbangan Efektif Variabel Penelitian
126
D. PEMBAHASAN 1. Hubungan Konsentrasi (X1) dengan Prestasi Belajar (Y) Temuan penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang diukur oleh prestasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Besarnya konstribusi konsentrasi (X1) yang secara langsaung mempengaruhi prestasi belajar (Y) sebesar 17, 06%. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa harus diupayakan dengan meningkatkan konsentrasi belajar siswa selama dalam proses pembelajaran. Hal ini mengingat tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh konsentrasi seperti yang diungkapkan oleh Surya (2003: 20) bahwa berdasarkan penelaahan para ahli pendidikan rendahnya kualitas prestasi belajar siswa sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampuan anak didik untuk dapat melakukan konsentrasi belajar. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2012: 2) yang mengatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara konsentrasi terhadap prestasi belajar siswa dengan nilai t sebesar 4,156 dan nilai sig. t 0,007 lebih kecil dari α (0,05). Temuan penelitian tersebut juga didukung oleh pernyataan Tu’u (2004: 80) menyatakan bahwa perhatian atau konsentrasi yang tinggi pada pelajaran memberikan dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa. Bertolak dari hasil temuan tersebut, mengindikasikan bahwa siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi maka berdampak pada peningkatan prestasi belajarnya begitu pula sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Petersen (2004: 110) bahwa kesulitan anak untuk melakukan konsentrasi merupakan sumber penyebab timbulnya frustasi dan ketidakmampuan untuk berprestasi walaupun sebenarnya mereka merupakan anak yang cerdas dan berbakat. Berdasarkan hasil temuan yang konsisten, dapat peneliti ansumsikan bahwa dengan meningkatkan konsentrasi siswa dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam merespon dan menginterprestasikan pelajaran yang sedang dipelajari sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. 2.
Hubungan Kemampuan berpikir kritis (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) Temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis berpengaruh dan berkonstribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar IPS. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil temuan Darmawan (2010: 27) berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentasi ditemukan bahwa ada peningkatan prestasi belajar setelah adanya tindakan dalam pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis siswa. Temuan penelitian ini didukung oleh penelitian Saputra (2013: 430) tentang hubungan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar fisika yang menunjukkan bahwa thitung > ttabel (7,181 > 2,030) dan signifikan (0,000 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar. Karena nilai thitung bernilai positif maka kemampuan berpikir kritis berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar, artinya apabila siswa memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi maka hasil belajarnya juga tinggi begitupun sebaliknya. Adanya temuan yang secara konsisten memperlihatkan korelasi dan pengaruh yang signifikan mengisyaratkan bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor kemampuan berpikir kritis. Keterkaitan antara berpikir kritis dengan aspek kognitif (dalam hal ini terkait prestasi belajar), diperkuat oleh pendapat Diane
127
Halpern yang menyatakan bahwa: critical thinking is the use of those cognitive skill or strategies that increase the probability of a desirable outcome (Moore, 2007: 13). Berpikir kritis adalah penggunaan keterampilan kognitif atau pengembangan strategi yang meningkatkan kemungkinan hasil yang diinginkan. Keterampilan kognitif sebagaimana yang dimaksud oleh Halpern merujuk pada pendapat Krathwhol dan Anderson. Krathwhol dan Anderson mendaftar enam tingkatan kognitif yaitu mulai dari mengingat hingga yang paling kompleks menuju pada memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dimana aspek aplikasi, analisis, dan evaluasi termasuk indikator keterampilan berpikir kritis. Dengan demikian menunjukkan terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan aspek kognitif sebagai indikator dari prestasi belajar. Berdasarkan hasil temuan yang konsisten, dapat peneliti ansumsikan bahwa dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar dapat mengoptimalkan kemampuan kognitif terutama kemampuan dalam mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi. Seiring dengan meningkatnya kemampuan kognitif siswa maka secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 3.
Pengaruh Konsentrasi (X1) dan Kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y) Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini didapat kesimpulan yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar IPS. Hasil ini sesuai dengan pendapat Surya (2009: 13) yang menyatakan bahwa optimal tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari kemampuan anak untuk melakukan konsentrasi dan salah satu cara untuk meningkatkan konsentrasi siswa yaitu dengan mengembangkan sikap kritis siswa dalam belajar. Pernyataan dari Surya tersebut mengindikasikan bahwa konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar sehingga berpengaruh pada prestasi belajarnya. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh hasil temuan Sumardi (2004: 7-9) yang menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi sebesar 64,50% setelah adanya perbaikan pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, menyimpulkan, bertanya, mengeluarkan ide, dan menjawab pertanyaan sendiri. Dimana kegiatan dari pembelajaran tersebut termasuk dalam konsep pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian apabila konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis siswa terus dilatih dan dibiasakan dapat diestimasikan prestasi belajar siswa juga akan mengalami peningkatan. Bertolak dari hasil penelitian tersebut, dapat peneliti ansumsikan bahwa siswa yang memiliki konsentrasi belajar yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka dapat dipastikan siswa tersebut akan mempunyai rasa ingin tahu yang besar untuk memahami segala permasalahan yang ada. Dengan demikian, siswa cenderung rajin mencari informasi secara luas dan mendalam yang pada akhirnya mendorong untuk berpikir secara kritis untuk menghadapi tugas-tugas yang diberikan. Dampaknya siswa akan dengan mudah menyerap, memahami dan mengolah segala informasi dalam pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
128
Asumsi peneliti tersebut juga dibuktikan dengan melalui hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa konsentrasi melalui kemampuan berpikir kritis berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar IPS. Kendati demikian, ada hal yang perlu digaris bawahi bahwa konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis bukanlah faktor permanen yang menentukan prestasi belajar. Hal ini karena konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis bukan berasal dari faktor pembawaan tetapi berasal dari kebiasaan, latihan dan kesadaran siswa itu sendiri. E. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dihasilkan beberapa temuan penelitian sebagai berikut: 1. Konsentrasi (X1) yang diukur oleh prestasi belajar (Y) memiliki konstribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Besarnya konstribusi konsentrasi yang secara langsaung mempengaruhi prestasi belajar (Y) sebesar 17,06%. Berdasarkan temuan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh konsentrasi terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan dapat diterima; 2. Kemampuan berpikir kritis (X2) yang diukur oleh prestasi belajar (Y) memiliki konstribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Besarnya konstribusi kemampuan berpikir kritis yang secara langsung mempengaruhi prestasi belajar (Y) sebesar 11,02%. Berdasarkan temuan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh kemampuan berpikir kritis dengan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan dapat diterima; 3. Secara simultan konsentrasi (X1) dan kemampuan berpikir kritis (X2) berkonstribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 17,57%. Variabel residunya sebesar 58,1% yang merupakan pengaruh dari faktorfaktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini mempengaruhi misalnya: gaya belajar, motivasi, intelektual, kecerdasan emosional dan lain-lain. Berdasarkan temuan ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis dengan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SDN Manisrejo 1 Kabupaten Magetan dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian maka disampaikan beberapa saran kepada berbagai pihak yang berkepentingan terkait hasil penelitian ini. Saran tersebut sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan di sekolah sebagai pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan langkah-langkah strategis sebagai upaya untuk memerbaiki supervisi pendidikan. 2. Bagi Guru Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan guru dapat menumbuhkan kebiasaan siswa untuk berpikir kritis sebagai upaya untuk memaksimalkan konsentrasi belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
129
merangsang kemampuan berpikir kritis siswa yaitu pada saat pembelajaran berlangsung siswa diberikan pertanyaan yang bersifat analisis. 3. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain diharapkan dapat memperhatikan hasil penelitian ini untuk dikembangkan lebih lanjut dengan fokus penelitian, subyek, teknik penelitian yang berbeda, dan serta diharapkan dapat mengembangkan instrumen penelitian sehingga dapat meningkatkan akurasi data riset.
130
DAFTAR RUJUKAN Anderson, L. W., dan Krathwohl, D. R (Eds). 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Terjemahan oleh Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Asmani, J. M. 2013. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press. Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(2), (Online), (http://www.jurnal.upi.edu, diakses 20 Februari 2013). Kartiko, D. M. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Konsentrasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 2 Lumajang, (Online), (http://karyailmiah.um.ac.id, diakses 5 Mei 2013). Lambertus. 2009. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD. Forum Kependidikan, 28(2). (Online), (http://forumkependidikan.unsri.ac.id, diakses 4 Maret 2013). Moore, T. D. 2007. Critical Thinking and Intelligence Analysis. Washington: National Defense Intelligence College. Onions, P. 2009. Thinking Critically An Introduction, (http://patrickonions.org, diakses 20 Februari 2013).
(Online),
Petersen, L. 2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar. Terjemahan oleh Ismail Isdito. Jakarta: Grasindo. Priyanto, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riduwan dan Kuncoro, E. A. 2012. Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta. Sahid. 2012. Teori Konsentrasi Belajar, (Online), (http://www.konsistensi.com, diakses 20 Februari 2013). Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: Rosdakarya. Saputra, J. 2013. Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar pada Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Tesis tidak diterbitkan. Lampung: FKIP Universitas Lampung.
131
Sumardi. 2004. Usaha Meningkatkan Konsentrasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Keterampilan Guru Mengelola Kelas pada Siswa MTs. Jurnal MIPA, 14(1). (Online), (http://eprint.ums.ac.id, diakses 6 Mei 2013). Surya, H. 2003. Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Surya, H. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tu’u, T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.