PENERAPAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS IV SDN 01 PEKALONGAN KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Hafizhah Lukitasari 1401410314
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR, S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini nama
:
Hafizhah Lukitasari
NIM
:
1401410314
Jurusan
:
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi :
Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga
menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 4 Desember 2014 Peneliti
Hafizhah Lukitasari NIM 1401410314
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skrispsi oleh Hafizhah Lukitasari NIM 1401410314, berjudul “Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga” telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari
:
Kamis
tanggal
:
4 Desember 2014
Semarang, 25 November 2014 Mengetahui, Ketua Jurusan PGSD
Dosen Pembimbing
Dra. Hartati, M. Pd. NIP. 195510051980122001
Drs. Purnomo, M.Pd. NIP. 196703141992031005
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skrispsi oleh Hafizhah Lukitasari NIM 1401410314, berjudul “Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga” telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari
: Kamis
tanggal
: 4 Desember 2014 Panitia Ujian Skripsi Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd.
Drs. Moch Ichsan, M.Pd
NIP. 195108011979031007
NIP. 195006121984031001
Pembimbing Utama
Drs. Purnomo, M.Pd. NIP. 196703141992031005 Penguji I
Penguji II
Dra. Sri Hartati, M.Pd
Nursiwi Nugraheni, S.Si, M.Pd.
NIP. 195412311983012001
NIP. 198505222009122007
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto “Everyman dies but not everyman really lifes”-Anonim Setiap orang (pasti) mati, tapi tidak semua orang benar-benar hidup. Maka, “Khairunnas ‘anfa uhum linnas” –Nabi Muhammad Saw. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Persembahan Skripsi ini saya persembahkan kepada Bapak, Ibu, dan Adik-adik saya Keluarga besar saya dan “Calon keluarga” saya serta UNNES sebagai almamater resmi dan Kwartir Daerah Jawa Tengah sebagai “almamater” pemerkaya ilmu.
v
PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada 1.
Kedua orang tua yang selalu mendukung, mengingatkan, dan memberikan masukan serta saran kongkret selama penyusunan skripsi.
2.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh pendidikan Strata 1 di Universitas Negeri Semarang.
3.
Drs. Harjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
4.
Drs. Hartati, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan untuk kelancaran penyelesaian skripsi.
5.
Drs. Purnomo, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan arahan serta motivasi kepada penelitia dalam menyusun skripsi.
6.
Dra. Sri Hartati, M.Pd, Dosen Penguji I yang telah menguji dan memberikan arahan serta motivasi kepada peneliti dalam menyusun skripsi.
7.
Nursiwi Nurgraheni, S.Si., M.Pd., Dosen Penguji II yang telah menguji dan memberikan arahan serta motivasi kepada peneliti dalam menyusun skripsi.
8.
Tuti Suprapti, S.Pd., Kepala SD Negeri 01 Pekalongan yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.
vi
9.
Marsudi, Guru Kelas IV SDN 01 Pekalongan yang menjadi kolaborator dalam melakukan penelitian.
10. Seluruh guru dan karyawan serta siswa SDN 01 Pekalongan yan gtelah bekerjasama dengan baik selama penelitian. 11. Kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak dapat disebutkan peneliti satu per satu. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik.
Semarang,
Januari 2015
Peneliti
Hafizhah Lukitasari NIM. 1401410314
vii
ABSTRAK Lukitasari, Hafizhah. 2015. Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Purnomo, M.Pd. HALAMAN 474 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, ditemukan permasalahan pembelajaran bahwa guru belum menerapkan strategi belajar yang inovatif dengan menstimulus siswa pada pembelajaran berbasis proyek, siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena belum diterapkan media pembelajaran yang memancing ide dan kreatifitas siswa, serta hasil belajar siswa rendah dengan ketuntasan klasikal sebesar 28%. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan penerapan project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 3 siklus dengan 1 pertemuan di setiap siklusnya. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik analisa data menggunakan teknik analisa data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru pada setiap siklus meningkat dengan skor pada siklus I sebesar 22 dengan kriteria “baik”, siklus II sebesar 26 dengan kriteria “baik”, dan siklus III sebesar 30 dengan kriteria “sangat baik”. Aktivitas siswa juga meningkat pada setiap siklus dengan skor pada siklus I sebesar 12,8 dengan kriteria “cukup”, siklus II sebesar 15,6 dengan kriteria “cukup, dan siklus III sebesar 15,6 dengan kriteria “baik”. Hasil belajar pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial meningkat di setiap siklus dengan perolehan skor berurutan pada siklus I sebesar 5,1 dan 5,5 dengan kriteria “cukup”, siklus II sebesar 5,9 dan 5,8 dengan kriteria “cukup”, dan siklus III sebesar 7,4 dan 6,2 dengan kriteria “baik”. Peningkatan hasil belajar ranah pengetahuan ditunjukan dengan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 58,33%, meningkat pada siklus II sebesar 72,22%, dan meningkat pada siklus III sebesar 88,89%. Peningkatan hasil belajar ranah keterampilan ditunjukkan dengan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 63,89%, meningkat pada siklus II sebesar 77,78%, dan meningkat pada siklus III sebesar 86,11%. Simpulan dari penelitian ini bahwa penerapan project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah dapat mengembangkan keterampilan mengajar meliputi model, metode, dan media lainnya yang digunakan dengan muatan pelajaran apapun. Kata kunci
: kualitas pembelajaran; project based learning
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERNYATAAN ............................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v PRAKATA ...................................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ......................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2
Perumusan dan Pemecahan Masalah .................................................. 14
1.2.1
Perumusan Masalah ............................................................................ 14
1.2.2
Pemecahan Masalah............................................................................ 15
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................ 17
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................................. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 20 2.1
Kajian Teori ........................................................................................ 20
2.1.1
Hakikat Belajar ................................................................................... 20
2.1.2
Hakikat Pembelajaran ........................................................................ 21
2.1.3
Kualitas Pembelajaran......................................................................... 23
2.1.3.1 Keterampilan Guru.............................................................................. 25 2.1.3.2 Aktivitas Siswa ................................................................................... 38 2.1.3.3 Hasil Belajar ....................................................................................... 41 2.1.4
Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 .................................................. 53
2.1.4.1 Kurikulum 2013.................................................................................. 53 2.1.4.2 Pembelajaran Tema dalam Kurikulum 2013 ...................................... 54 ix
2.1.4.3 Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 ..................................... 57 2.1.4.4 Penilaian Autentik .............................................................................. 62 2.1.4.5 Pembelajaran Project Based Learning dalam Kurikulum 2013 ......... 65 2.1.4.6 Tema Indahnya Kebersamaan dalam Kurikulum 2013 ...................... 67 2.1.4.7 Pembelajaran IPA dalam Kurikulum 2013 ........................................ 70 2.1.5
Project Based Learning ...................................................................... 74
2.1.5.1 Konsep Project Based Learning ......................................................... 74 2.1.5.2 Karakteristik Project Based Learning ................................................ 77 2.1.5.3 Kelebihan Project Based Learning..................................................... 79 2.1.5.4 Langkah-langkah Project Based Learning ......................................... 81 2.1.6
Media Mind Map................................................................................. 84
2.1.7
Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map 87
2.1.7.1 Pengertian Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map.... 87 2.1.7.2 Langkah-langkah Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map .......................................................................................... 89 2.1.7.3 Kelebihan Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map ... 93 2.1.7.4 Prinsip Reaksi Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map 94 2.1.7.5 Sistem Pendukung Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map ........................................................................................... 95 2.1.7.6 Dampak Pengiring Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map ........................................................................................... 96 2.1.8
Teori yang Mendukung ...................................................................... 96
2.2
Kajian Empiris .................................................................................... 99
2.3
Kerangka Berpikir .............................................................................. 102
2.4
Hipotesis Tindakan ............................................................................ 105
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 106 3.1
Subjek Penelitian ................................................................................ 106
3.2
Variabel Penelitian.............................................................................. 106
3.3
Tempat Penelitian ............................................................................... 108
3.4
Prosedur Penelitian ............................................................................. 108
3.4.1
Tahap Perencanaan (Planning)........................................................... 109
x
3.4.2
Tahap Pelaksanaan (Atuating) ............................................................ 110
3.4.3
Tahap Observasi (Observing) ............................................................. 110
3.4.4
Tahap Refleksi (Reflecting) ................................................................ 110
3.5
Siklus Penelitian ................................................................................. 111
3.5.1
Siklus I ................................................................................................ 111
3.5.1.1 Perencanaan Siklus I ........................................................................ 111 3.5.1.2 Pelaksanaan Siklus I ......................................................................... 112 3.5.1.3 Pengamatan Siklus I ......................................................................... 114 3.5.1.4 Refleksi Siklus I ............................................................................... 114 3.5.2
Siklus II .............................................................................................. 116
3.5.2.1 Perencanaan Siklus II ......................................................................... 116 3.5.2.2 Pelaksanaan Siklus II ......................................................................... 116 3.5.2.3 Pengamatan Siklus II ......................................................................... 118 3.5.2.4 Refleksi Siklus II ............................................................................... 118 3.5.3
Siklus III.............................................................................................. 119
3.5.3.1 Perencanaan Siklus III ........................................................................ 122 3.5.3.2 Pengamatan Siklus III ......................................................................... 123 3.5.3.3 Pengamatan Siklus III ......................................................................... 123 3.5.3.4 Refleksi Siklus III ............................................................................... 123 3.6
Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................................. 124
3.6.1
Sumber Data ....................................................................................... 124
3.6.2
Jenis Data ........................................................................................... 125
3.6.2.1 Data Kuantitatif ................................................................................. 125 3.6.2.2 Data Kualitatif ................................................................................... 125 3.6.3
Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 126
3.6.3.1 Teknik Tes ......................................................................................... 126 3.6.3.2 Teknik Non Tes .................................................................................. 127 3.6.4
Validitas Pengumpulan Data .............................................................. 128
3.7
Teknik Analisa Data ........................................................................... 129
3.7.1
Teknik Analisa Data Kuantitatif ........................................................ 129
3.7.2
Teknik Analisa Data Kualitatif .......................................................... 133
xi
3.8
Indikator Keberhasilan ....................................................................... 137
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 139 4.1
Hasil Penelitian ................................................................................... 139
4.1.1
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................. 139
4.1.1.1 Perencanaan ........................................................................................ 139 4.1.1.2 Pelaksanaan......................................................................................... 140 4.1.1.3 Observasi ............................................................................................ 150 4.1.1.4 Refleksi .............................................................................................. 171 4.1.2
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................ 173
4.1.2.1 Perencanaan ........................................................................................ 173 4.1.2.2 Pelaksanaan......................................................................................... 174 4.1.2.3 Observasi ............................................................................................ 186 4.1.2.4 Refleksi .............................................................................................. 207 4.1.3
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III .............................. 209
4.1.3.1 Perencanaan ........................................................................................ 209 4.1.3.2 Pelaksanaan......................................................................................... 209 4.1.3.3 Observasi ............................................................................................ 219 4.1.3.4 Refleksi .............................................................................................. 240 4.2
Pembahasan ........................................................................................ 241
4.2.1
Pemaknaan Temuan Penelitian .......................................................... 241
4.2.1.1 Pemaknaan Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, II, III ....... 242 4.2.1.2 Pemaknaan Hasil Observasi Keterampilan Siswa Siklus I, II, III ...... 258 4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa Muatan Pelajaran IPA Siklus I, II, III ............... 270 4.2.3
Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. 289
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 294 5.1
Simpulan ............................................................................................. 294
5.2
Saran ................................................................................................... 296
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 298 LAMPIRAN ..................................................................................................... 303
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Langkah Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map ......................................................................... 16
Tabel 2.1
Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ............ 51
Tabel 2.2
Kualifikasi Kemampuan Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A .......... 52
Tabel 2.3
Pemetaan Kompetensi Dasar setiap muatan pelajaran pada tema “Indahnya Kebersamaan”............................................................. 68
Tabel 2.4
Langkah Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map ......................................................................... 90
Tabel 3.1
Uraian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ......................... 112
Tabel 3.2
Uraian pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ........................ 116
Tabel 3.3
Uraian pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ...................... 120
Tabel 3.4
Konversi Nilai Akhir .................................................................. 132
Tabel 3.5
Kriteria Ketuntasan Minimal Ranah Sikap ................................. 133
Tabel 3.6
Kriteria Ketuntasan Minimal Ranah Pengetahuan ..................... 133
Tabel 3.7
Kriteria Ketuntasan Minimal Ranah Keterampilan .................... 133
Tabel 3.8
Kriteria Penilaian Tingkat Keberhasilan .................................... 135
Tabel 3.9
Kriteria Penilaian Keterampilan Guru ........................................ 136
Tabel 3.10
Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ............................................. 136
Tabel 3.11
Kriteria Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial .............................. 137
Tabel 4.1
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I .............................. 150
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................... 163
Tabel 4.3
Hasil Belajar Ranah Sikap Spiritual pada Muatan Pelajaran IPA Siklus I ........................................................................................ 164
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Sosial pada Muatan Pelajaran IPA .............................................................................................. 166
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Pengetahuan pada Muatan Pelajaran IPA ......................................................... 169
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Keterampilan
xiii
pada Muatan Pelajaran IPA ......................................................... 170 Tabel 4.7
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ............................ 185
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.................................... 192
Tabel 4.9
Hasil Belajar Ranah Sikap Spiritual pada Muatan Pelajaran IPA Siklus II ....................................................................................... 199
Tabel 4.10
Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Sosial pada Muatan Pelajaran IPA Siklus II ............................................................................... 202
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Pengetahuan pada Muatan Pelajaran IPA pada Siklus II .................................. 204
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Keterampilan pada Muatan Pelajaran IPA pada Siklus II ................................. 206
Tabel 4.13
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ............................ 219
Tabel 4.14
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ................................. 225
Tabel 4.15
Hasil Belajar Ranah Sikap Spiritual pada Muatan Pelajaran IPA Siklus III ..................................................................................... 232
Tabel 4.16
Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Sosial pada Muatan Pelajaran IPA Siklus III .............................................................................. 235
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Pengetahuan pada Muatan Pelajaran IPA pada Siklus III ................................ 237
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Keterampilan pada Muatan Pelajaran IPA pada Siklus III ................................ 239
Tabel 4.19
Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, II, III ........... 242
Tabel 4.20
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, III ................ 258
Tabel 4.21
Data Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Spiritual dan Sosial Muatan Pelajaran IPA pada siklus I, II, III ................................. 270
Tabel 4.22
Hasil Belajar Siswa Ranah Pengetahuan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I, II, III ..................................................................... 278
Tabel 4.23
Hasil Belajar Siswa Ranah Keterampilan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I, II, III ..................................................................... 284
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM Gambar 2.1
Taksonomi Hasil Belajar pada ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.............................................................................. 42
Gambar 2.2
Krathwohl’s Taxonomy of Affective Learning............................. 43
Gambar 2.3
Langkah-langkah project based learning diadaptasi dari Keser&Karagoa (dalam Depdiknas, 2013:41) .......................... 82
Gambar 2.4
Kerangka Berpikir....................................................................... 104
Gambar 3.1
Tahapan PTK menurut Lewin (dalam Kusumah, 2010:20)........ 110
Diagram 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru pada Siklus I ................... 156 Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................. 157 Diagram 4.3 Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Spiritual pada Muatan Pelajaran IPA ............................................................................ 166 Diagram 4.4 Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Sosial pada Muatan Pelajaran IPA ........................................................................................... 168 Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Ranah Pengetahuan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I ...................................................... 170 Diagram 4.6 Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Ranah Keterampilan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I ...................................................... 171 Diagram 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru pada Siklus II .................. 191 Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II................................. 198 Diagram 4.9 Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Spiritual pada Muatan Pelajaran IPA Siklus II ............................................................. 201 Diagram 4.10 Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Sosial pada Muatan Pelajaran IPApada Siklus II ..................................................................... 204 Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Ranah Pengetahuan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus II...................................................... 205 Diagram 4.12 Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Ranah Keterampilan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus II...................................................... 206 Diagram 4.13 Hasil Observasi Keterampilan Guru pada Siklus III.................. 224
xv
Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III................................. 231 Diagram 4.15 Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Spiritual pada Muatan Pelajaran IPA Siklus III............................................................. 234 Diagram 4.16 Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Sosial pada Muatan Pelajaran IPApada Siklus III ..................................................................... 237 Diagram 4.17 Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Ranah Pengetahuan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus II I.................................................... 238 Diagram 4.18 Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa Ranah Keterampilan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus III .................................................... 239 Diagram 4.19 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, II, III ................ 243 Diagram 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, III ...................... 259 Diagram 4.21 Hasil Belajar Ranah Sikap Spiritual Muatan Pelajaran IPA ..... 271 Diagram 4.22 Hasil Belajar Ranah Sikap Sosial Muatan Pelajaran IPA ......... 29 Diagram 4.23 Hasil Belajar Siswa Ranah Pengetahuan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I, II, III .................................................................. 279 Diagram 4.24 Ketuntasan Klasikal Ranah Pengetahuan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I, II, III .................................................................. 279 Diagram 4.25 Hasil Belajar Siswa Ranah Keterampilan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I, II, III .................................................................. 284 Diagram 4.26 Ketuntasan Klasikal Ranah Keterampilan Muatan Pelajaran IPA pada Siklus I, II, III .................................................................. 285
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................... 303
Lampiran 2
Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru ................... 307
Lampiran 3
Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa ........................ 309
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Keterampilan Guru .................................. 318
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ....................................... 321
Lampiran 6
Lembar Catatan Lapangan ........................................................ 324
Lampiran 7
Jaring Tema Pembelajaran Siklus I .......................................... 325
Lampiran 8
Silabus Siklus I.......................................................................... 326
Lampiran 9
RPP beserta perangkat pembelajaran Siklus I ........................... 329
Lampiran 10 Jaring Tema Pembelajaran Siklus II ......................................... 356 Lampiran 11 Silabus Siklus II......................................................................... 357 Lampiran 12 RPP beserta perangkat pembelajaran Siklus II.......................... 361 Lampiran 13 Jaring Tema Pembelajaran Siklus III ........................................ 405 Lampiran 14 Silabus Siklus III ....................................................................... 406 Lampiran 15 RPP beserta perangkat pembelajaran Siklus III ........................ 409 Lampiran 16 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............................ 440 Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ........... 441 Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Sikap Siklus I ................. 442 Lampiran 19 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Pengetahuan Siklus I ...... 444 Lampiran 20 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Keterampilan Siklus I .... 445 Lampiran 21 Lembar Catatan Lapangan Siklus I ......................................... 447 Lampiran 22 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II .......................... 448 Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........... 450 Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Sikap Siklus II ............... 451 Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Pengetahuan Siklus II .... 454 Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Keterampilan Siklus II ... 455 Lampiran 27 Lembar Catatan Lapangan Siklus II ......................................... 426 Lampiran 28 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ....................... 439 Lampiran 29 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ......... 460 xvii
Lampiran 30 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Sikap Siklus III ............... 461 Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Pengetahuan Siklus III .... 462 Lampiran 32 Rekapitulasi Hasil Observasi Ranah Keterampilan Siklus III .. 464 Lampiran 33 Lembar Catatan Lapangan Siklus III ........................................ 465 Lampiran 34 Surat-surat Penelitan ................................................................. 470 Lampiran 35 Foto-foto Penelitian .................................................................. 472
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan dalam Bab 1 pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik seara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa proses pembelajaran sepenuhnya diarahka pada pengembangan ketiga ranah (sikap, pengetahuan, keterampilan) secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa sipisahkan dengan ranah lainnya sehingga melahirkan kualitas peserta didik yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penjelasan tersebut sejalan dengan penjelasan dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi, kemampuan baik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup, bermasyarakat, dan bernegara.
1
2
Beberapa penjelasan di atas mendasari bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan seyogyanya diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Proses pembelajaran yang memberdayakan semua potensi peserta didik dan diarahkan pada pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas peserta didik dengan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik. Selanjutnya, dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Keburayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa pelaksanaan kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dilakukan melalui pendekatan tematik terpadu/tematik integratif dari kelas I-VI. Pembelajaran tematik terpadu yang dimaksud di sini adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Permedikbud,2013:132). Sedangkan menurut Hajar (2013:21-25), tema adalah gagasan pokok yang menjadi inti pembicaraan atau pembahasan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan tema dalam pembelajaran membantu peserta didik dalam menguasai berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran, menumbuhkan kreativitas, dan semangat belajar serta menciptakan pembelajaran yang utuh/holistik. Sependapat dengan hal tersebut, menurut Depdiknas (dalam Trianto,2010:91) karakteristik pembelajaran tematik di antaranya adalah berpusat pada siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Artinya, pembelajaran tematik menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental,
3
intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan minat
dan kemampuan siswa termasuk gaya
belajarnya sehingga siswa termotivasi untuk terus menerus belajar dalam permbelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Sejalan dengan konsep pembelajaran tematik di atas, dalam pembelajaran konstruktivisme juga menekankan bahwa belajar haruslah menyenangkan bagi anak dan memungkinkan anak berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya (Hamdani, 2011:100). Trianto menjelaskan bahwa guru dapat memberikan kemudahan untuk proses belajar siswa, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan seara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (2012:28). Dengan demikian, paradigma pembelajaran bukan lagi dalam rangka pemindahan pengetahuan dari guru ke siswa namun siswa sendiri yang membangun pengetahuan itu sehingga peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai tutor, fasilitator, mentor sekaligus mediator dan motivator siswa. Dengan adanya proses belajar yang berdasarkan pada penerapan tematik terpadu/integratif dan penerapan teori belajar konstruktivisme, memungkinkan hasil belajar yang optimal juga dapat ditinjau dengan menerapkan penilaian yang menyeluruh. Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik sebagai langkah dalam melakukan asessmen terhadap hasil belajar siswa. Kunandar (2013:35) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang ada di
4
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Penilaian autentik akan mengukur dan memperhatiakn keseimbangan penilaian kompetensi baik sikap, pengetahuan, keterampilan seara menyeluruh berdasarkan proses dan hasil yang disesuaikan dengan perkembangan karakter siswa. Selain menekankan pada penerapan penilaian autentik, pembelajaran kurikulum 2013 juga menekankan pada dimensi paedagogik modern
dalam
pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) (Mendikbud,2013:194). Dijelaskan oleh Hosnan (2014:13-14) bahwa pendekatan saintifik menggamit beberapa ranah pencapaian hasil belajar yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui pengeuasaan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Lebih lanjut dijelaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A tahun 2013 bahwa beberapa pendekatan dan model pembelajaran yang mendukung pelaksanaan kurikulum 2013
selain
pendekatan
saintifik
dan
model
tematik
terpadu
adalah
discovery/inquiry learning, problem based learning, dan project based learning. Dari beberapa uraian di atas mengenai pembelajaran tematik terpadu, teori belajar konstruktivisme, penilaian autentik, dan pendekatan saintifik, dapat diperoleh kesimpulan bahwa seyogyanya guru bertindakn sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dengan menerapkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan sesuai dengan kemampuan/gaya belajar siswa melalui berbagai
strategi/metode
pembelajaran
dengan
memperhatikan
sekaligus
mengembangkan materi maupun media pembelajaran. Sehingga siswa dapat
5
membangun pengetahuannya sendiri dan terlibbat aktif dalam pembelajaran baik secara fisik, intelektual, dan emosional serta hasil belajar yang optimal dapat terwujud baik pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun, pada kenyataannya pembelajaran yang dilakukan saat ini masih menekankan pada penguasaan kemampuan berpikir tingkat rendah, utamanya dalam pembelajaran sains dan matematika. Berdasarkan hasil Trends in Mathematics and Science Study (Martin et all, 2012:114-120) untuk kemampuan sains pada tahun 2011, skor siswa Indonesia berada di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara. Sebagian besar siswa Indonesia hanya memiliki pengetahuan ilmiah yang hanya dapat diterapkan pada beberapa situasi yang sederhana. Siswa Indonesia belum memiliki pengetahuan ilmiah yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Nurrohman (2006:2) juga menyatakan bahwa kebanyakan sekolah saat ini menerjemahkan pendidikan IPA sebagai sekedar transfer of knowledge yang dimiliki guru kepada peserta didik dengan hapalan-hapalan teori maupun rumus-rumus, sekedar untuk menjawab soal ujian tetapi seringkali tidak sanggup untuk menerjemahkannya ke dalam realitas yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan perlu menekankan pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi agar siswa mampu mengembangkan potensinya secara utuh. Hasil belajar tersebut merupakan akibat dari proses pembelajaran yang tidak optimal dengan tidak didukung kualitas pembelajaran yang kurang efektif. Berdasarkan hasil refleksi melalui hasil penilaian diri, observasi, wawancara, catatan lapangan, dan data dokumen yang dilakukan peneliti bersama kolaborator
6
menemukan permasalahan yang sama secara spesifik pada pembelajaran kelas IV SDN 01 Pekalongan. Permasalahan yang ditemukan di antaranya adalah pembelajaran belum mengembangkan kemampuan siswa secara menyeluruh mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya berpusat pada peserta didik masih didominasi oleh peran guru sebagai transformator pengetahuan. Guru belum mengembangkan strategi dan metode pembelajaran yang menstimulus siswa untuk menentukan, merancang, dan menyelesaikan proyek untuk menghasilkan sebuah karya atau produk. Selama pelaksanaan pembelajaran, guru belum sepenuhnya berperan sebagai mediator, fasilitator, dan motivator terlihat dari upaya guru dalam menyediakan media yang inovatif dan interkatif bagi siswa belum dilakukan. Selain beberapa permasalahan di atas, dalam aktivitas siswa juga ditemui beberapa kekurangan di antaranya siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut didasarkan pada kegiatan pembelajaran yang belum mempersilakan siswa untuk mengajukan ide atau gagasannya sendiri mengenai suatu tema atau topik yang akan mereka pelajari. Belum ada pembelajaran penugasan proyek yang menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran. Siswa belum terlatih untuk mengeluarkan pendapat karena guru belum membiasakan membentuk kelompok belajar, siswa kurang antusias menjawab pertanyaan dari guru, siswa malu untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti dan dipahami, dan siswa masih jarang
7
yang
melakukan
aktivitas
membaca,
dan
kemampuan
siswa
untuk
mengembangkan gagasan-gagasan masih rendah. Selain beberapa permasalahan di atas, peneliti juga mendapati temuan bahwa suasana pembelajaran kurang menyenangkan dan membuat siswa kurang antusias dalam melakukan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran belum menarik minat siswa dan memancing ide siswa untuk melakukan hal-hal yang bermakna/hal baru selama pembelajaran. Siswa belum mampun mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang sedang mereka rencanakan. Kemampuan siswa untuk mempresentasikan kata-kata, ideide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok(materi utama) juga masih kurang, terbukti dengan sulitnya mengarahkan siswa untuk menyimpulkan suatu pembelajaran yang telah dipelajari. Masalah tersebut di atas menjadi penyebab masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan. Dari 32 siswa, sebanyak 72% siswa memiliki nilai kurang dari KKM, sedangkan baru sebanyak 28% siswa yang memiliki nilai di atas KKM. Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan masih belum mampu mengembangkan potensi siswa secara utuh/holistik dan belum memberikan kesempatan siswa untuk mengalami pembelajaran yang bermakna dengan penggunaan media yang mengoptimalkan kemampuan siswa. Meninjau kenyataan tersebut, untuk menyelesaikan masalah, peneliti bersama tim kolaborator menetapkan alternatif dengan menerapkan suatu pendekatan berbasis proyek
8
berbantuan media berupa peta pikiran/mind map agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Peneliti akan menerapkan model projet based learning berbantuan media mind map pada pembelajaran kelas IV SDN 01 Pekalongan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013 serta paham konstruktivisme, penerapan pendekatan saintifik dan tematik terpadu, serta didukung temuan empiris yang dilakukan peneliti dan kolaborator, peningkatan kualitas pembelajaran perlu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar baik pada ranah afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Penerapan suatu model dan media pembelajaran yang efektif perlu diterapkan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan yang bermakna serta dapat mengembangkan potensinya secara utuh. Melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan sehingga keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dapat meningkat. Alternatif pemecahan masalah tersebut diperkuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentan Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menjelaskan bahwa untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok
maka
sangat
disarankan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Strategi pembelajaran menggunakan project based learning
9
memperkenankan peserta didik untuk
bekerja secara mandiri
maupun
berkelompok dalam mengkonstruksikan produk outentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pada project based learning, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk suatu proyek. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya dengan berkeja secara nyata yang menghasilkan produk riil (Mendikbud, 2013:39). Selanjutnya dijelaskan bahwa project based learning dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik untuk lebih kolaboratif daripada bekerja sendiri-sendiri. Sejalan dengan beberapa pendapat di atas, Purworini (2006:19) bahwa project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan kreativitas dan karya siswa, lebih menyenangkan, dan bermanfaat serta lebih bermakna. Adapun berdasarkan Keser dan Karagoca (dalam Mendikbud, 2012:230) dijelaskan langkah-langkah penerapan project based learning yang terdiri dari: (1) Penentuan Proyek; (2) Perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek; (3) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek; (4) Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru; (5) Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek; dan (6) Evaluasi proyek dan hasil proyek. Menurut Moursund (dalam Wena, 2011:147), beberapa keuntungan dari project based learning antara lain sebagai berikut: (1) Increased Motivation; (2) Increased Problem-Solving Ability; (3) Improved Library Research Skill; (4) Increased Collaboration; dan (5) Increased Resourced-Management Skill.
10
Penerapan project based learning terbukti dapat meningkatkan prestasi bealjar dan keaktifan siswa. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulistyarsi (2012:44) yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Membuat Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cermo 01 Kare Madiun. Dari penelitian yang telah dilaksanakan diketahui adanya peningkatan prestasi belajar dan keaktifan siswa. Prestasi belajar siswa tuntas meningkat 37%. Aktivitas siswa tergolong aktif meningkat 25%. Aktivitas guru meningkat 22,91%. Keaktifan siswa membuat alat peraga IPA yaitu aspek membuat bagian alat peraga sesuai desain meningkat 54%, aspek keterampilan merangkai bagian alat peraga dengan benar dan sesuai meningkat 55%. Selain dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa, project based learning juga digunakan Susilowati, dkk (2013:84-89) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai posttest menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol (thitung > ttabel). Selain itu, rata-rata nilai akhir siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol yakni pada kelas eksperimen sebesar 83 dan ketuntasan belajarnya mencapai 100% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata nilai akhirnya sebesar 76 dan ketuntasan belajarnya hanya 89.7% . Hasil uji N-Gain juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan antara sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dengan sesudah diberikan perlakuan (posttest) yakni kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek rata-rata
11
peningkatannya sebesar 0.71 pada kriteria tinggi sedangkan pada kelas kontrol hanya 0.5 dan pada kriteria sedang. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan project based learning dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Selain melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuannya sendiri dan menghasilkan proyek riil, pembelajaran juga harus dilakukan dengan melibatkan siswa secara langsung dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran project based learning perlu didukung oleh penggunaan media pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan melibatkan siswa merancang sendiri pembelajarannya. Salah satu media pembelajaran aktif yang dapat digunakan adalah mind map atau peta pikiran. Mind map dapat digunakan untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta (Huda, 2013:307), karena mind map dapat mengupayakan seorang peserta didik mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Selain itu untuk mengatasi masalah dimana siswa mudah lupa untuk mengingat suatu konsep-konsep dalam sub-sub materi, permasalahan ini juga dapat diatasi dengan dengan menerapkan mind map agar siswa dapat dengan mudah mengingat konsep-konsep, kata kunci-kata kunci dalam sub-sub bab materi. Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. Selain itu mind map juga
12
merupakan alat organisasional informasi yang bekerja sesuai dengan mekanisme kerja otak sehingga dapat memasukkan dan mengeluarkan informasi dari dalam otak dengan mudah (Swadarma, 2013:3). Sejalan dengan itu, mind map menurut Windura (2013:259) adalah sebuah universal learning and thingking tool, suatu sistem belajar dan berpikir yang universal. Apapun yang harus menggunakan otak untuk belajar dan berpikir bisa menggunakan mind map, atau wajib menggunakannya jika ingin memperoleh manfaat terbesar dari kehebatan otaknya. Silberman
(2013:156)
juga
menjelaskan
bahwa
pemetaan
pikiran
merupakan cara kreatif bagi murid perseorangan untuk memancing ide, mencatat hal-hal yang dipelajari, atau merencanakan proyek baru. Mind map dipilih sebagai alternatif
solusi
karena
metode
ini
dapat
membantu
siswa
dalam
mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam menulis. Langkah-langkah penggunaan mind map sebagai media menurut Dananjaya (2010:74-75) adalah sebagai berikut: (1) siswa diberi teks bacaan; (2) pilih pusat atau topik, ditulis di tengah lingkaran; (3) tangkap cabang dan ranting isi bahasan, masukkan ke dalam peta pikiran; (4) beri waktu untuk masing-masing siswa membaca dan membuat peta pikiran; (5) presentasikan di depan kelas. Penerapan mind map sebagai media dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut didukung oleh
13
penelitian yang dilakukan oleh Nurroeni (2013:58-59) yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Mind Mapping terhadap Aktivitas dan hasil belajar IPA pada materi Peristiwa Alam pada siswa kelas V SDN Debong Kidul Kota Tegal. Hasil analisis uji independent sample t-tes diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,383. Artinya nilai signifikansi ˃ 0,05 sehingga H0 diterima. Selain itu juga diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelompok kontrol sebesar 61,25 dan pada kelompok eksperimen sebesar 73,04. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan mind mapping lebih baik daripada aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model konvensional. Selain itu penelitian menggunakan mind map juga dilakukan Widianti (2013:68) dengan judul Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Hasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sidapurna Tegal. Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dengan menggunakan independent samples t test, diperoleh nilai thitung>ttabel (2,557 > 2,024), sehingga H0 ditolak. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji hipotesis kedua dengan menggunakan one sample t test, diperoleh nilai thitung > ttabel (3,952 > 2,080), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model mind mapping lebih tinggi dan efektif daripada yang menggunakan model konvensional. Berdasarkan beberapa temuan empiris di atas, penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map dalam pembelajaran kelas IV diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa. Selain itu, penerapan
14
pembelajaran project based learning berbantuan media mind map diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya secara utuh dan mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Peneliti akan mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian berjudul Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
1.2 PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1.2.1
PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan hasil analisis latar belakang permasalahan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan penerapan project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru melalui penerapan model project based learning berbantuan media mind map pada kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga?
2.
Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas siswa melalui penerapan model project based learning berbantuan media mind map pada kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga?
15
3.
Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model project based learning berbantuan media mind map pada kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga?
1.2.2
PEMECAHAN MASALAH Perbaikan pembelajaran akan dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang
ada melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map. Pembelajaran ini mengkombinasikan tahapan project based learning menurut Keser dan Karagoca (dalam Depdiknas,2013:41) dan tahapan penggunaan media mind map menurut Dananjaya (2010:72). Langkah-langkah perbaikan pembelajaran melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map adalah sebagai berikut. 1.
Kegiatan pendahuluan
2.
Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map.
3.
Pembentukan kelompok.
4.
Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat.
5.
Penentuan proyek sesuai dengan pembelajaran.
6.
Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map.
7.
Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru.
8.
Penyusunan laporan dan mempresentasikan hasil proyek.
9.
Evaluasi proses dan hasil proyek.
10.
Menutup pembelajaran.
16
Tabel 1.1 Langkah Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map Langkah pembelajaran Kegiatan siswa Kegiatan guru pembelajaran project based pembelajaran project project based learning learning based learning berbantuan berbantuan media mind map berbantuan media media mind map mind map 1. Kegiatan 1. Guru mengkondisikan kelas 1. Siswa mempersiapkan Pendahuluan (salam, doa, presensi) diri untuk mengikuti Guru melakukan apersepsi pembelajaran Guru memberikan motivasi dan Siswa merekonstruksi menyampaikan tujuan kembali pengetahuan pembelajaran. yang telah mereka Guru memberikan arahan peroleh sebelumnya. mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. (Keterampilan Membuka Pelajaran) 2. Penjelasan 2. Guru menjelaskan mengenai cara2. Siswa menemukan mengenai cara membaca dan menggunakan informasi mengenai membaca dan mind map (Keterampilan bagaimana cara menggunakan Menjelaskan) menggunakan mind map mind map. (Observing) 3. Pembentukan 3. Guru mengarahkan siswa untuk 3. Siswa membentuk kelompok membentuk kelompok yang kana kelompok kecil yang menjadi tim dalam pelaksanaan terdiri dari 4 sampai proyek. (Keterampilan dengan 5 orang. Mengelola Kelas) 4. Eksplorasi 4. Guru menggunakan mind map 4. Siswa mengeksplorasi dengan mind map untuk membuat siswa memahami materi dengan sebagai pengantar materi yang sedang dipelajari menggunakan bantuan menuju proyek dan untuk mencapai proyek yang media mind map. yang akan akan dikerjakan. (Keterampilan mereka buat. Mengadakan Variasi) 5. Penentuan 5. Guru memberikan 5. Siswa menentukan Proyek pertanyaan/permasalahan kepada proyek berdasarkan siswa untuk diselesaikan dengan pertanyaan/permasalahan pelaksanaan proyek. yang diberikan guru. (Keterampilan Bertanya) (Ascociating)
17
6. Perancangan 6. Guru mengarahkan siswa untuk 6. Siswa merancang langkah-langkah merancang langkah-langkah langkah-langkah penyelesaian penyelesaian proyek berdasarkan penyelesaian proyek proyek Mind Map. (Keterampilan berdasarkan mind map. berdasarkan mind Membimbing Diskusi Kelompok map. Kecil). 7. Penyelesaikan 7. Guru memfasilitasi dan 7. Siswa menyelesaikan proyek difasilitasi memonitoring pelaksanaan proyek dengan fasilitasi dan dimonitoring proyek. (Keterampilan Mengajar dan monitoring guru. oleh guru. Kelompok dan Perseorangan) (Experimentery) 8. Penyusunan 8. Guru memberikan apresiasi, 8. Siswa menyampaikan laporan dan penguatan, dan umpan balik atas laporan dan mempresentasika hasil pekerjaan siswa. mempersentasikan hasil n hasil proyek. (Keterampilan Memberikan proyek serta saling Penguatan). menanggapi hasil proyek kelompok temannya. (Networking) 9. Evaluasi proses 9. Guru mengevaluasi proses 9. Siswa menanyakan materi dan hasil proyek. belajar siswa dan memberikan yang belum jelas atau soal evaluasi di akhir belum dapat dipahami. pembelajaran. (Questioning) 10. Menutup 10. Guru menutup pembelajaran pembelajaran. (Keterampilan Menutup Pembelajaran)
1.3 TUJUAN PENELITIAN Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Secara khusus tujuan penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1.
Meningkatkan keterampilan guru melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
18
2.
Meningkatkan aktivitas siswa melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
3.
Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1
Manfaat Teoritis Penelitian
ini
bermanfaat
bagi
perkembangan
pendidikan
dengan
menerapkan model pembelajaran yang variatif dan inovatif pada jenjang pendidikan dasar. Selain itu juga memberikan gambaran tentang penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. 1.4.2
Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Guru Penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas, memberikan pertanyaan,dan memberikan variasi serta meningkatkan kreativitas guru SD dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
19
1.4.2.2 Bagi Siswa Penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map diharapkan dapat memberikan ruang lebih bagi aktivitas siswa selama pembelajaran tematik, menumbuhkan motivasi siswa melalui belajar sambil bermain, mengoptimalkan seluruh aktivitas tubuh dan pikiran untuk menghasilkan kegiatan yang bermakna dalam pembelajaran, serta menguji kemampuan untuk bekerjasama dan mengambil keputusan. 1.4.2.3 Bagi Lembaga Penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map diharapkan dapat memberikan ide kreatif bagi para guru agar menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan bermakna, sehingga dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan di SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1
Hakikat Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak. Bell Glender (dalam Winataputra, 2007:9) memberikan definisi belajar yang cukup komprehensif yakni belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Sejalan dengan pengertian tersebut, Suyono (2012:9) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Sedangkan menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya, pengertian belajar melalui pandangan yang lebih luas disampaikan Hamalik (2012:27) dengan penjelasan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behaviour through experiencing). Hamalik
20
21
menekankan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada siswa, Gagne (dalam Winataputra, 2007:1.9-1.11) mengemukakan delapan jenis belajar yakni (1) Belajar Isyarat (Signal Learning); (2) Belajar Stimulus-Respon (StimulusResponse Learning); (3) Belajar Rangkaian (Chaining Learning); (4) Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation Learning); (5) Belajar Membedakan (Discriminatioan Learning); (6) Belajar Konsep (Concept Learning); Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning); dan (7) Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning). Sedangkan menurut paham konstruktivisme, belajar adalah proses merefleksikan pengalaman, membangun, dan mengkonstruksi pemahaman sehingga terbentuk konsep pengetahuan (Suyono,2011: 105). Dari beberapa uraian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang lebih baik dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. 2.1.2
Hakikat Pembelajaran Pada mulanya, “pembelajaran” berangkat dari paradigma “pengajaran” yang
berarti teacher-centered atau proses belajar berpusat pada guru. Sedangkan, dalam konteks “pembelajaran” sekarang ini lebih ditekankan pada student-centered atau yang berarti proses belajar berpusat pada siswa. Sejalan dengan pengertian
22
tersebut, Dananjaya (2010: 19) dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu konsep pendidikan yang lahir dari perubahan paradigma lama yaitu pengajaran, sehingga dominasi guru harus diubah menjadi siswa aktif mengembangkan potensi dirinya dalam suasana belajar yang menyenangkan, interaktif, inspiratif, menantang, bebas berprakarsa dan kreatif. Selanjutnya, Danajaya (2010:27-28) juga merumuskan konsep dasar pembelajaran yang berpusat pada siswa yakni (1) pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya; (2) pengalaman aktivitas siswa harus bersumber/relevan dengan realitas sosial. Pengalaman praktik berupa kegiatan berkomunikasi, bekerjasama, mengambil keputusan dan memecahkan masalah; (3) di dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas berprakarsa, kreatif, dan mandiri; dan (4) pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan Winataputra (2007:1.18) menguraikan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses intraksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
23
pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai kemampuan yang diharapkan dan meningkatkan proses belajar siswa. Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Dalam pembelajaran project based learning berbantuan media mind map, proses pembelajaran menekankan pada keterampilan siswa melaksanakan proyek berdasarkan ide dan kreativitas mereka serta kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan berbagai sumber termasuk lingkungan di sekitarnya. 2.1.3
Kualitas Pembelajaran Kualitas dapat dimaknai sebagai keefektifan atau efektivitas. Etzioni (1964)
menyatakan bahwa efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Sedangkan, Bramley (1966) menyatakan bahwa belajar merupakan komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola perilaku individu untuk mewujudkan tugas atau pekerjaan tertentu (dalam Hamdani, 2011:194). Menurut Depdiknas (2004:6) kualitas pembelajaran berkaitan dengan penataan komponen masukan instrumental sedemikian rupa, sehingga secara sinergis mampu menghasilkan proses, hasil, dan dampak belajar yang optimal. Komponen masukan instrumental meliputi pendidik, kurikulum dan bahan ajar, iklim pembelajaran, media belajar, fasilitas belajar, dan materi ajar. Kualitas pembelajaran
merupakan
tingkat
keberhasilan
dalam
mencapai
tujuan
24
pembelajaran yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara utuh sehingga mereka mampu mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Kualitas pembelajaran secara operasional diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler (Depdiknas, 2004:7). Sedangkan, secara sistemik, pembelajaran melibatkan komponen masukan (input), proses (process), dan luaran (output). Komponen input antara lain pendidik, kurikulum, bahan ajar, iklim pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan prasarana belajar, serta materi ajar. Komponen output adalah hasil belajar. Berdasarkan hal di atas, maka kualitas masukan dan proses berpengaruh terhadap hasil/luaran dari proses pembelajaran itu sendiri. Peningkatan kualitas pembelajaran perlu dilakukan sebagai tolak ukur perkembangan pendidikan dilihat dari pelaksanaan proses pembelajaran dan komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Depdiknas (2004:7) menyatakan beberapa indikator kualitas pembelajaran, yaitu perilaku pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Menurut Mulyasa (2005:161), untuk meningkatkan kualitas pembelajaran diperlukan beberapa usaha, yaitu dengan mengembangkan kecerdasan emosi (emotional quotient), mengembangkan kreativitas (creativity quotient) dalam pembelajaran, mendisiplinkan siswa dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan
25
masyarakat dalam pembelajaran. Usaha-usaha tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Mengembangkan kecerdasan emosi; (2) Mengembangkan kreativitas (creativity quotient) dalam pembelajaran; (3) Mendisiplinkan siswa dengan kasih sayang; (4) Membangkitkan nafsu belajar; dan (5) Mendayagunakan sumber belajar. 2.1.3.1
Keterampilan Guru
Pembelajaran tidak hanya menekankan pada penyampaian materi pelajaran saja, tetapi juga penciptaan lingkungan belajar yang kondusif untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menguasi berbagai keterampilan mengajar agar mampu melaksanakan pembelajaran yang optimal bagi siswa. Keterampilan mengajar merupakan bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional (Rusman, 2012:80). Lebih lanjut Sanjaya (2011:33) menyatakan bahwa keterampilan dasar mengajar diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Keterampilan guru yang dimaksudkan di sini adalah keterampilan dasar mengajar (teaching skills), merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang yang brehubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang
guru
sebagai
modal
awal
untukmelaksanakan
tugas-tugas
26
pembelajarannya
secara
terencana
dan
profesional
(Rusman,
2012:80).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru, agar dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Turney (dalam Mulyasa, 2005:69) mengemukakan tentang delapan keterampilan
mengajar
yang perlu
dimiliki
guru
dalam
pembelajaran.
Keterampilan mengajar tersebut adalah sebagai berikut: 2.1.3.1.1
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction Skills)
Keterampilan
membuka
pelajaran
merupakan
upaya
guru
dalam
memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya (dalam Murni dkk., 2012:50). Dalam membuka pelajaran, guru berusaha untuk memberi arahan kepada siswa mengenai pelajaran yang akan dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membuka pelajaran menurut Supriyadi (2011:123) adalah (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3) memberi acuan/struktur pelajaran, (4) mengaitkan topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, dan (5) menanggapi situasi kelas. Menurut Kauchak & Eggen (1998:124-126), pada kegiatan awal pembelajaran, guru menyampaikan kepada siswa tentang informasi yang telah dipelajari sebelumnya (introductory review) dan mengenalkan kepada siswa mengenai topik yang akan dipelajari serta menarik perhatian siswa (introductory focus). Dalam menarik perhatian siswa, guru dapat memanfaatkan benda-benda
27
yang dapat dilihat, didengar, bahkan dirasakan oleh siswa. Hal ini memiliki kontribusi penting dalam upaya meningkatkan motivasi siswa. Supriyadi (2011:136-140) menjelaskan bahwa keterampilan menutup pelajaran
adalah
kegiatan
guru
untuk
mengakhiri
pelajaran
dengan
mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang telah dipelajari. Cara-cara yang dapat dilakukan guru saat menutup pelajaran antara lain (1) meninjau kembali, (2) mengevaluasi, dan (3) memberi dorongan psikologi/sosial. Suatu pembelajaran yang efektif diakhiri dengan kegiatan meninjau kembali (review) dan penilaian (assessment). Guru mendorong siswa untuk membuat ringkasan atau simpulan secara bersama-sama dan melakukan penilaian kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari (dalam Kauchak & Eggen, 1998:134). Kegiatan menutup pelajaran penting untuk dilakukan karena secara naluriah struktur informasi yang didapat selama pembelajaran akan menjadi pengalaman belajar yang digunakan untuk pembelajaran berikutnya. 2.1.3.1.2
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan merupakan suatu keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru.Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai sesuatu bahan pelajaran (dalam Murni dkk., 2012:72). Melalui penjelasan, siswa dapat memahami hubungan sebab akibat, memahami prosedur, memahami prinsip, atau membuat analogi.
28
Menurut Supriyadi (2011:142-143), bila ditinjau dari segi isi, terdapat beberapa makna menjelaskan,
yaitu
(1)
menyampaikan informasi,
(2)
menerangkan, (3) menjelaskan, (4) memberi motivasi, dan (5) mengajukan pendapat pribadi. Perbedaan makna dalam menjelaskan ini tergantung dari tujuan dan prinsip penggunaan penjelasan itu sendiri. Tujuan penggunaan penjelasan dalam proses belajar-mengajar diantaranya adalah (1) untuk membimbing pikiran siswa dalam memahami konsep, prinsip, dalil, atau hukum-hukum yang menjadi bahan pelajaran; (2) untuk memperkuat struktur kognitif siswa yang berhubungan dengan bahan pelajaran; (3) membantu siswa dalam memecahkan masalah; (4) memudahkan siswa dalam mengasimilasi dan mengakomodasi konsep; dan (5) mengkomunikasikan ide dan gagasan (pesan) kepada siswa. Murni dkk. (2012:77) mengemukakan beberapa prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran, yaitu (1) dilakukan di awal, di tengah, atau di akhir pembelajaran; (2) penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai; (3) penjelasan dapat diberikan apabila ada pertanyaan atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan; dan (4) penjelasan harus sesuai dengan latar belakang kemampuan siswa. Dengan dioptimalkannya keterampilan menjelaskan yang dimiliki guru tersebut, project based learning berbantuan media mind map dapat berlangsung optimal dikarenakan guru dapat mengantarkan siswa menuju tujuan pembuatan proyek dengan menjelaskan prosedur pelaksanaan proyek melalui peta pikiran.
29
2.1.3.1.3
Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Menurut Murni dkk. (2012:91), keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Kauchak & Eggen (1998:172) mengemukakan bahwa salah satu cara paling efektif bagi guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa adalah dengan bertanya. Guru dapat menggunakan pertanyaan untuk menilai pemahaman siswa secara langsung, meningkatkan motivasi untuk belajar, dan membimbing siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri. Menurut Kauchak & Eggen (1998:155-162), terdapat lima strategi dalam bertanya yang dapat digunakan oleh guru, yaitu: 1)
Frekuensi bertanya (questioning frequency) Frekuensi bertanya mengacu pada jumlah pertanyaan yang diberikan oleh
guru pada periode waktu tertentu. Jumlah pertanyaan yang banyak dapat meningkatkan
keterlibatan
siswa
dan
merupakan
salah
satu
indikator
pembelajaran yang terorganisasi dengan baik dan pembelajaran aktif. 2)
Persebaran yang adil (equitable distribution) Persebaran pertanyaan yang adil dan merata menggambarkan suatu pola
interaksi dimana seluruh siswa di dalam kelas mendapat perlakuan yang sama sebisa mungkin. Pertanyaan yang diajukan seharusnya kepada seluruh murid sehingga seluruh murid didorong untuk menentukan jawabannya. Hanya dalam keadaan tertentu, misalnya untuk menarik perhatian seorang siswa, pertanyaan dapat langsung ditujukan kepada seorang siswa (Murni dkk., 2012:102).
30
3)
Menuntun (prompting) Dalam kegiatan bertanya, apabila seorang siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, guru dapat memberikan pertanyaan lain yang jawabannya dapat digunakan untuk menuntun siswa dalam menjawab pertanyaan awal (original question). Hal ini dapat menciptakan suatu dukungan positif dalam kelas dan membantu siswa untuk menjawab suatu pertanyaan dengan spesifik. 4)
Pengulangan (repetition for emphasis) Pengulangan pertanyaan dimaksudkan untuk memfokuskan siswa dan
memberikan penekanan pada konsep-konsep yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilihat pada respon siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru. Apabila respon siswa cepat dan benar, maka dapat dikatakan siswa telah fokus dan memahami konsep yang diajarkan. 5)
Selang waktu (wait time) Selang waktu didefinisikan sebagai jeda setelah pertanyaan diberikan atau
jeda antara siswa memberikan jawaban dengan interupsi atau pemberian respon dari guru. Hal ini dapat berdampak positif pada respon siswa dan guru dalam pembelajaran dan mengurangi kesalahan dalam memberikan respon. Selain kelima keterampilan bertanya di atas, Samion,dkk (2009:49) juga menguraikan mengenai keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan suatu usaha untuk membuat siswa berfikir pada tingkat kognitif yang lebih tinggi (Samion, 2009:49). Adapun komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut adalah sebagai berikut:
31
1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Penggunaan pelacak Jika jawaban yang diberikan siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Dengan beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan di antaranya: a)
Klasifikasi, yaitu siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.
b)
Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) dengan tujuan dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.
c)
Meminta kesempatan pandangan, yaitu guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.
d)
Meminta kesempatan jawaban, yaitu guru meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.
32
e)
Meminta jawaban yang lebih relevan, yaitu guru meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa yang menjawab kurang tepat.
f)
Meminta contoh, yaitu guru meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakan oleh siswa.
g)
Meminta jawaban yang lebih kompleks, yaitu guru meminta siswa untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih kompleks.
3) Peningkatan terjadinya interaksi Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkan kembali kepada siswa lainnya. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan disampaikan dengan strategi yang tepat akan memberikan dampak positif bagi siswa. Dalam project based learning berbantuan media mind map keterampilan bertanya yang dimiliki guru dalam membimbing siswa membuat proyek dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, diantaranya adalah (1) meningkatkan keterlibatan/partisipasi siswa dalam pembelajaran; (2) menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung; (3) memusatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran; dan (4) menumbuhkembangkan kemampuan berpikir dan cara belajar siswa dalam menyelesaikan masalah.
33
2.1.3.1.4
Keterampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement Skills)
Menurut Murni dkk. (2012:108), penguatan adalah respon positif yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajarnya, dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Siswa akan mengulangi perilaku yang diharapkan guru apabila penguatan positif diberikan saat perilaku tersebut dilakukan (dalam Dunn, 2002:1). Penguatan negatif mengacu pada situasi dimana perilaku negatif berhenti atau mencegah perilaku tersebut terjadi lagi. Menurut Burns (dalam Dunn, 2002:1), hukuman (punishment) dapat menciptakan suasana yang didesain untuk menghilangkan suatu perilaku tertentu dalam pembelajaran. Secara umum, terdapat dua jenis penguatan dalam pembelajaran, yaitu penguatan verbal dan penguatan non-verbal (dalam Murni dkk., 2012:117-118). Penguatan verbal adalah bentuk respon atau apresiasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara lisan dengan memberikan kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Penguatan non-verbal adalah bentuk penguatan selain menggunakan lisan, misalnya berupa gerak mimik dan badan, dengan kegiatan menyenangkan, serta dengan menggunakan simbol dan benda. Dalam project based learning berbantuan media mind map keterampilan memberikan penguatan yang dimiliki guru dalam membimbing siswa membuat proyek dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip antara lain; (1) kehangatan, (2)antusiasme, (3) kebermaknaan, (4) menghindari respons yang negatif, (5) diberikan dengan segera, dan (6) diberikan secara variatif.
34
2.1.3.1.5
Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Skills)
Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran bertujuan untuk (1) menarik perhatian siswa terhadap materi pembelajaran; (2) menjaga kestabilan proses pembelajaran; (3) membangkitkan motivasi belajar; (4) mengurangi kejenuhan dalam pembelajaran; dan (5) memberi kemungkinan layanan pembelajaran individual. Keterampilan variasi mengajar (dalam Murni dkk., 2012:122-127) antara lain: 1)
Variasi gaya mengajar Variasi gaya mengajar mencakup beberapa komponen, yaitu (1) variasi
suara guru; (2) variasi mimik dan gestural; (3) perubahan posisi; (4) kesenyapan (diam sejenak); (5) pemusatan perhatian; dan (6) kontak pandang. 2)
Variasi media pengajaran Variasi media dalam pembelajaran dimaksudkan sebagai penggunaan media
secara bervariasi antara berbagai jenis media belajar yang ada. Penggunaan media pembelajaran mempertimbangkan karakteristik siswa dan tujuan belajar yang ingin dicapai. 3)
Variasi interaksi belajar mengajar Variasi interaksi belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan berbagai
strategi dan metode pembelajaran. Penggunaan variasi pola interaksi harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam project based learning berbantuan media mind map, guru melakukan variasi gaya mengajar dengan memberikan penugasan kepada siswa berupa proyek, menggunakan media mind map sebagai pengantar siswa merencanakan
35
proyek, dan membimbing serta memonitor pelaksanaan proyek siswa sesuai indikator yang ingin dicapai. 2.1.3.1.6
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi adalah strategi pembelajaran interaktif yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan afektif, dan kemampuan komunikasi interpersonal (dalam Kauchak & Eggen, 1998:260). Dalam berdiskusi, komunikasi antara guru-siswa dan siswa-siswa adalah hal yang utama. Selama diskusi berlangsung, guru harus mendengarkan secara cermat respon dari setiap siswa, menghindari berkomentar saat siswa sedang berinteraksi, dan memusatkan kembali perhatian siswa saat kegiatan diskusi mulai menyimpang dari alur yang direncanakan. Peran guru dalam membimbing sebuah diskusi antara lain: 1)
Memusatkan
perhatian
dan
kegiatan
siswa
dalam
diskusi
tanpa
mendominasi kegiatan diskusi. 2)
Terampil dalam memberikan pertanyaan yang menuntut penggunaan berbagai sudut pandang, keterkaitan, dan analisis dibandingkan pertanyaan dengan jawaban yang sempit dan tunggal.
3)
Mengawasi dan menengahi jalannya diskusi apabila terjadi dominasi individu dan penyimpangan dari konteks pada diskusi yang sedang berlangsung. Dalam Project based learning berbantuan media Mind map, keterampilan
ini sangat dibutuhkan untuk membimbing dan memonitoring pelaksanaan proyek yang dilakukan oleh siswa serta pemaparan hasil proyek tersebut.
36
2.1.3.1.7
Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari segala pemikiran guru, rencana, dan tindakan untuk mewujudkan lingkungan yang tertib dan mendorong siswa untuk dapat belajar dengan baik (dalam Kauchak & Eggen, 1998:332). Tujuan pengelolaan kelas adalah (1) membentuk lingkungan belajar yang baik dan sebagai refleksi bagi guru terhadap usaha mereka dalam memberikan kontribusi bagi siswa untuk belajar; dan (2)
membangun kemampuan siswa untuk mengelola dan
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri. Pengelolaan kelas dikatakan berhasil apabila siswa memiliki kepercayaan diri dan disiplin yang tinggi, berani untuk menjawab pertanyaan, dan mampu bekerja secara kolaboratif dengan siswa lain (dalam Cullingford, 1995:125). Menurut Kauchak & Eggen (1998:337), hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengelola kelas adalah (1) karakteristik siswa, (2) lingkungan fisik di kelas, dan (3) peraturan atau tata tertib di kelas. Tindakan yang akan dilakukan guru dalam mengelola kelas harus berpedoman pada karakter dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan lingkungan fisik dan sosial siswa serta peraturan atau tata tertib di kelas yang mengatur perilaku siswa. 2.1.3.1.8
Keterampilan Mengajar Kelompok dan Perseorangan
Menurut Kauchak & Eggen (1998:195), suatu kerja kelompok (groupwork) mengandung makna dimana siswa bekerja bersama-sama dalam suatu kelompok kecil sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam tugas yang diberikan oleh guru. Tujuan dari kerja kelompok adalah untuk menyediakan kesempatan bagi siswa agar setiap siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
37
Keuntungan dari kerja kelompok adalah adanya kesempatan untuk menimbulkan kolaborasi dan kemampuan sosial siswa untuk mencapai tujuan kognitif dari pembelajaran. Suatu kelompok idealnya terdiri dari empat sampai lima orang siswa. Kelompok yang beranggotakan tiga orang dapat memunculkan adanya anggota yang terisolasi dari kelompok. Sedangkan kelompok yang beranggotakan lebih dari lima kurang dianjurkan dalam pembelajaran karena dapat menimbulkan kesulitan dalam mengatur tugas masing-masing anggota (dalam Cullingford, 1995:85). Pembelajaran perseorangan melibatkan setiap siswa sebagai individu yang secara mandiri belajar dalam proses pembelajaran. Guru memantau setiap pekerjaan siswa dan melakukan penilaian secara otentik (proses dan hasil). Dalam mengajar perorangan, guru harus memahami karakteristik setiap siswa dan mengetahui kebutuhan siswa selama pembelajaran. Dalam kerja kelompok, siswa dituntut untuk belajar secara kolaboratif dan memanfaatkan
kesempatan
berdiskusi
dalam
kelompok
supaya
dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik (dalam Cullingford, 1995:85). Peran guru selama siswa bekerja dalam kelompok antara lain memantau jalannya kerja kelompok dan menandai kontribusi setiap siswa dalam kelompok serta memastikan bahwa siswa memahami topik yang dibahas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, yang dimaksud keterampilan guru adalah keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran kelas IV dengan model project based learning berbantuan media mind map yang
38
meliputi indikator sebagai berikut: 1) melaksanakan kegiatan pendahuluan; (2) melakukan eksplorasi atau pengenalan dengan bantuan media mind map; (3) menyampaikan materi dan mengklarifikasi konsep yang belum jelas; (4) membimbing siswa merencanakan proyek menggunakan media mind map; (5) memfasilitasi dan memonitor siswa dalam penyelesaian proyek; (6) memberikan penguatan; (7) mengkonfirmasi hasil proyek siswa; dan (8) melakukan kegiatan penutup. 2.1.3.2
Aktivitas Siswa
Menurut Ratini (2011:63), aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas ini mencakup kegiatan bertanya, menanggapi atau menjawab pertanyaan, diskusi, latihan soal, dan memperhatikan. Aktivitas setiap siswa memiliki kekhasan dan sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran terdapat aktivitas siswa yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar masing-masing siswa untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hamalik (2001:171) mengemukakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Bagi siswa, kebebasan dan kesempatan untuk beraktivitas sesuai dengan kemauan siswa merupakan hal yang menyenangkan dan memicu terciptanya pengalaman belajar yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mereka. Sebagai guru, kita perlu berperan secara aktif mendorong siswa untuk belajar melalui aktivitas mereka dan mengadakan suasana belajar yang mendukung siswa untuk belajar (dalam Kauchak & Eggen, 1998:11).
39
Adapun beberapa aktivitas siswa dalam pembelajaran menurut Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101), adalah: a.
visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain;
b.
oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi;
c.
listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato;
d.
writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin;
e.
drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram;
f.
motor activities, yang termasuk di dalamnya adalah melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak;
g.
mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; serta
h.
emotional activities, misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa
merupakan hal penting dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif jika tidak melibatkan aktivitas siswa dalam menemukan pengetahuaannya sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran perlu melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuannnya sendiri.
40
Rohani (dalam Arisandi, 2013:3) menjelaskan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah kegiatan-kegiatan yang menggunakan fisik atau anggota badan seseorang, misalnya membuat miniatur, mencatat, berbicara, dan mengerjakan sesuatu. Aktivitas fisik ini dipengaruhi pula oleh aktivitas psikis yang dilakukan seseorang, misalnya berpikir dan mempertimbangkan suatu hal. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menekankan pada partisipasi aktif siswa merupakan salah satu cara untuk mewujudkan belajar aktif. Menurut Natawijaya (dalam Arisandi, 2013:3), belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara ranahkognitif, afektif dan psikomotor. Guru sebagai fasilitator berkewajiban untuk menyediakan fasilitas belajar dan menciptakan suasana belajar kondusif agar siswa lebih termotivasi untuk belajar dan membangun pengetahuannya. Kegiatan belajar siswa berpedoman pada tujuan belajar yang mencakup perkembangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.Adapun aktivitas siswa yang diamati dalam pelaksanaan pembelajaran kelas IV dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map adalah: 1) visual activities; 2) oral activities; 3) listening activities; 4) writing activities; 5) drawing activities; 6) motor activities; 7) mental activities; serta 8) emotional activities. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah segala aktivitas belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran di kelas IV dengan model
41
project based learning berbantuan media mind map, indikator aktivitas siswa meliputi: (1) kesiapan siswa mengikuti pembelajaran; (2) merekonstruksi pengetahuan yang telah mereka peroleh sebelumnya; (3) siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang; (4) siswa mengeksplorasi materi dengan menggunakan bantuan media mind map; (5) siswa menentukan proyek berdasarkan pertanyaan/permasalahan yang diberikan guru; (6) siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek; (7) siswa menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan monitoring guru; (8) siswa menyampaikan laporan dan mempresentasikan hasil proyek; (9) siswa menanyakan materi yang belum jelas atau belum dapat dipahami. 2.1.3.3
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku melalui proses belajar dan akan berlangsung secara berkesinambungan dan dinamis. Selain itu, perubahan tingkah laku ini bersifat menyeluruh pada ranahsikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto,2010:2-5). Pengertian tersebut sependapat dengan Rifa’i (2010:85) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Burton (dalam Hamalik, 2001:31) menyebutkan bahwa hasil-hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Perbedaan hasil belajar antarsiswa dipengaruhi oleh perbedaan individual di kalangan siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, pembelajaran dalam kurikulum 2013 mengarahkan sasaran pembelajaran pada
42
pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik sesuai dengan yang ditetapkan kurikulum, serta dikembangkan secara bersamaan dan berkesinambungan dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti tercantum dalam diagram berikut ini.
Gambar 2.1 Taksonomi Hasil Belajar pada ranah afektif, kognitif, psikomotor Sumber: Permendikbud Nomor 81A tentang Implemetasi Kurikulum 2013
2.1.3.3.1
Ranah Sikap/Afektif
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, ranah sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Adapun kualifikasi kemampuan sikap yang harus dimiliki siswa SD adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Sedangkan Allen & Freudman (2010:1) menjelaskan bahwa ranah afektif berasal dari kehidupan emosional siswa dan mencerminkan kepercayaan siswa, sikap, kesan, keinginan,
43
perasaan, nilai, aturan, dan minat. Pembelajaran afektif melibatkan perubahan pada perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang membentuk pemikiran dan tingkah laku siswa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gagne (dalam Kraiger dkk., 1993:318) menjelaskan bahwa sikap merupakan salah satu hasil dari pembelajaran. Sikap, termasuk motivasi dan afektif, didefinisikan sebagai kondisi internal yang dapat memengaruhi perilaku personal seseorang. Oleh karena itu, hasil belajar afektif mencakup sikap dan motivasi (Kraiger, 1993:319). Brown dkk. (dalam Allen & Freudman, 2010:2) menyebutkan beberapa karakteristik afektif, yaitu motivasi, inisiatif, empati, kejujuran, komitmen, optimis, peduli, dan percaya diri. Terdapat lima kategori afektif menurut Krathwohl (dalam Allen & Friedman, 2010:4) sebagai berikut:
Gambar 2.2 Krathwohl’s Taxonomy of Affective Learning
1) Receiving atau penerimaan, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lainnya. Dalam kategori ini termasuk kesadaran, untuk menerima stimulus, keinginan untuk melakukan kontrol dan seleksi terhadap rangsangan dari luar. Contoh kata
44
kerja operasionalnya adalah bertanya, memilih, mengidentifikasi, menentukan, dan menunjukkan. 2) Responding atau tanggapan, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketetapan reaksi, kedalaman perasaan, kepuasan merespon, tanggung jawab dalam memberikan respon terhadap stimulus dari luar yang datang pada dirinya. Contoh kata kerja operasionalnya adalah menjawab, membantu, mendiskusikan, menunjukkan, dan mempresentasikan. 3) Valuing atau penilaian, berkenaan dengan nilai atau kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima. Dalam hal ini termasuk kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. Contoh kata kerja operasionalnya adalah membedakan, menjelaskan, memulai, membenarkan, dan mengusulkan. 4) Organizing atau organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh kata kerja operasionalnya adalah mengatur, mengkombinasikan, membandingkan, menggabungkan, dan mengorganisasi. 5) Characterizing by a value atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasionalnya adalah menampilkan kepercayaan diri, menjaga diri, dan bekerjasama.
45
Menurut Kunandar (2013:100), ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Dalam kurikulum 2013, ranah afektif (sikap) dibagi menjadi dua, yaitu sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual dimasukkan dalam kompetensi inti 1 (KI 1) dan sikap sosial dimasukkan dalam kompetensi inti 2 (KI 2). Dijelaskan lebih lanjut oleh Kunandar (2013:104), dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap baik sikap spiritual (KI 1) maupun sikap sosial (KI 2) tidak diajarkan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Artinya kompetensi sikap spiritual dan sosial meskipun memiliki Kompetensi Dasar (KD), tetapi tidak dijabarkan dalam materi atau konsep yang harus disampaikan atau diajarkan kepada peserta didik melalui PBM yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Namun meskipun kompetensi sikap spiritual dan sosial harus terimplementasikan dalam PBM melalui pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam keseharian melalui dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa Kompetensi Inti (KI) sikap spiritual dalam kurikulum 2013 kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Sedangkan Kompetensi Inti (KI) sikap sosial dalam kurikulum 2013 kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah
46
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. Ada beberapa teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial menurut Kunandar (2013:121-164) di antaranya; (1) observasi/pengamatan; (2) penilaian diri; (3) penilaiain antar peserta didik atau penialian antarteman; (4) jurnal; dan (5) wawancara. Adapun indikator ranah sikap pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan”
melalui penerapan project Based Learning berbantuan media
mind map yakni untuk ranah sikap spiritual adalah (1) berdoa ketika akan memulai
dan
mengakhiri
pembelajaran,
(2)
bersyukur
selama
proses
pembelajaran, dan (3) memiliki sikap toleransi, sedangkan untuk ranah sikap sosial adalah (1) memiliki rasa ingin tahu, (2) melakukan kerjasama, dan (3) memiliki rasa peduli. 2.1.3.3.2
Ranah Pengetahuan/Kognitif
Krathwohl (2002:215) mengemukakan tentang enam kategori taksonomi proses kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom. Dalam taksonomi ini diketahui bahwa kategori proses kognitif dari yang rendah ke yang tinggi dimulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Mayer (2002:228-232) menjelaskan masing-masing kategori sebagai berikut:
47
1) Mengingat (remember) atau C1 Mengingat diartikan sebagai menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori ini mencakup dua proses kognitif yang lebih spesifik, yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). 2) Memahami (understand) atau C2 Proses memahami terjadi apabila siswa mampu mengaitkan pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang akan mereka peroleh. Secara spesifik, pengetahuan baru akan diintegrasikan dengan skema dan kerangka pikir yang sudah ada. 3) Menerapkan (apply) atau C3 Menerapkan adalah menggunakan prosedur untuk mengerjakan tugas atau menyelesaikan masalah dan berkaitan dengan pengetahuan prosedural. 4) Menganalisis (analyze) atau C4 Menganalisis artinya menguraikan suatu objek menjadi unsur-unsur penyusunnya dan menentukan keterkaitan antar unsur serta keterkaitan secara keseluruhan. 5) Mengevaluasi (evaluate) atau C5 Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat suatu penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, keefektifan, efisiensi, dan konsistensi. Kategori ini meliputi mengecek (checking) dan mengkritik (critiquing). 6) Menciptakan (create) atau C6 Menciptakan artinya menggabungkan beberapa elemen untuk membentuk suatu kesatuan fungsional, yakni mengorganisasikan kembali elemen-elemen ke bentuk
48
atau pola yang baru. Kategori ini mencakup membuat (generating), merencanakan (planning), memproduksi (producing). Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam ranahpengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, evaluasi, dan mencipta (Kunandar, 2013:165). Kompetensi pengetahuan dalam kurikulum 2013 masuk dalam kompetensi inti 3 dan memiliki kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Adapun indikator ranah pengetahuan pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map adalah: (1) menjelaskan sumber bunyi dalam bentuk tulisan; (2) membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar; (3) menceritakan pengalamannya menjaga keharmonisan hubungan dengan teman sebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila; (4) menceritakan pengamalan mengamalkan
nilai-nilai
Pancasila
dalam
kehidupan
sehari-hari;
(5)
mempraktikkan langkah-langkah yang terdapat pada teks percobaan perambatan bunyi; (6) menyajikan langkah percobaan dalam bentuk laporan; (7) menjelaskan perambatan sumber bunyi; (8) membandingkan hasil percobaan perambatan bunyi melalui benda padat, cair, dan gas; (9) mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan penggunaan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku; (10) mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase; (11) menulis laporan berdasarkan hasil percobaan dengan melengkapi tabel; (12) melaporkan hasil percobaan mengenai bunyi di depan kelas; (13) membuat proyek tentang indra
49
pendengar; (14) merancang pengubinan menggunakan bangun segi banyak; (15) menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi pengubinan; (16) mengkritisi bentuk pola pengubinan yang disusun oleh teman sebaya; (17) merancang hasil seni kreatif tentang pengubinan; dan (18) mengidentifikasi gambar alam benda dan kolase. 2.1.3.3.3
Ranah Keterampilan/Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu (Kunandar, 2013:249). Keterampilan merupakan tingkat keahlian seseorang dalam melaksanakan suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Ranahketerampilan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, ranah psikomotorik dimasukkan dalam kompetensi inti 4 (KI 4). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidiakn Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa ranahketerampilan diperoleh siswa melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan menciptakan. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki siswa SD seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
50
Menurut Kauchak & Eggen (1998:74-75), ranah psikomotorik berkaitan dengan perkembangan kemampuan koordinasi dan fisik. Terdapat enam kategori dalam taksonomi ranah psikomotorik, yakni: 1) Gerakan refleks, yaitu gerakan diluar kontrol kesadaran seseorang. 2) Gerakan dasar, yaitu gerakan yang dipelajari di usia-usia awal yang membentuk dasar pertumbuhan selanjutnya. 3) Kemampuan perseptual, yakni koordinasi gerakan-gerakan otot dengan kondisi luar melalui umpan balik dari indra. 4) Kemampuan fisik, yakni perkembangan kekuatan, daya tahan tubuh, dan fleksibilitas. 5) Gerakan terampil, adalah kemampuan fisik yang kompleks. 6) Komunikasi nondiskursif, adalah kegunaan tubuh untuk mengekspresikan perasaan atau ide-ide. Guru dapat menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian berupa: (1) kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu menggunakan tes praktik (unjuk kerja) dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan (observasi), (2) proyek dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (3) penilaian portofolio dan penilaian produk engan menggunakan instrumen lembar penilaian produk. Intrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. (Kunandar, 2013:263). Adapun indikator ranah keterampilan pada pembelajaran kelas IV Tema “Indahnya Kebersamaan”
dengan menerapkan pembelajaran project based
51
learning berbantuan media mind map adalah (1) mengidentifikasi benda yang dapat menghasilkan bunyi, (2) membuat ansambel musik sederhana, (3) mengidentifikasi media perambatan bunyi, (4) merancang seni kolase rumah adat impian, (5) menggabungkan puzzle indra pendengaran, dan (6) membentuk pola pengubinan bentuk bangun datar. Berdasarkan uraian hasil belajar ranah sika/afektif, pengetahuan/kognitif, dan keterampilan/psikomotorik di atas dapat didefinisikan hasil belajar dalam pembelajaran kelas IV melalui penerapan model project based learning berbantuan media mind map adalah dampak dari proses belajar yang dilakukan seseorang sehingga diperoleh suatu kemampuan tertentu yang mencakup aspek afektif, psikomotorik, dan kognitif. Setiap ranah, baik ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan diperoleh melalui tingkatan aktivitas yang berbeda-beda. Pemerolehan ketiga kompetensi tersebut dapat dilakukan melalui tingkatan aktivitas yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan Sikap Pengetahuan Keterampilan Menerima Mengingat Mengamati Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Mencipta Mencipta Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Adapun kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan SD/MI/SDLB/Paket A dapat dilihat pada tabel berikut: (1) menerapkan permainan tradisional; (2) melakukan wawancara; (3) melakukan percobaan; (4) melakukan
52
koneksi/menghubungkan; (4) bermain peran; (5) berlatih keterampilan dasar senam irama; (6) memecahkan masalah; (7) mengolah informasi dan berkomunikasi; (8) bereksplorasi dengan lagu; (9) melakukan kerja ilmiah. Tabel 2.2 Kualifikasi Kemampuan Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A SD/MI/SDLB/Paket A Dimensi Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan Sikap bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam Pengetahuan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang Keterampilan produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Dengan demikian, diketahui bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik sikap, keterampilan, maupun pengetahuan siswa setelah mengikuti pembelajaran yang mencakup tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan ketiga ranah tersebut, baik dalam proses belajar mengajar dan evaluasi. Dalam penelitian ini, indikator hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang ingin dicapai adalah melaksanakan proyek yang berkaitan dengan Tema “Indahnya Kebersamaan” .
53
2.1.4
Pembelajaran pada Kurikulum 2013
2.1.4.1
Kurikulum 2013
Mendikbud(2013:85) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” dan teori “kurikulum berbasis kompetensi”. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan bahwa adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketrampilan, dan bertindak. Selanjutnya, dijelaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah bahwa Kurikulum 2013 ditujukan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kemudian dalam penerapannya, struktur kurikulum SD (Mulyasa, 2013: 169) diuraikan sebagai berikut : (1) tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan), (2) mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas, (3) bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain, (4) semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik), (5) bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu dengan
54
lain, (6) konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya, (7) tematik integratif untuk kelas I-VI. 2.1.4.2
Pembelajaran Tema pada Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 khususnya di SD merupakan kurikulum tematik yang mana dapat diartikan sebagai kurikulum yang memuat konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan tema mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada para peserta didik (Hajar,2013:21). Hal tersebut diperkuat dengan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 menyatakan bahwa pembelajaran dalam kurikulum 2013 khususnya di SD ialah pembelajaran tematik integratif/terpadu yang diberlakukan untuk kelas I-VI dan konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi baik konsep dasar/ materi/ pengetahuan, sikap, keterampilan dari berbagai mata pelajaran dan ke dalam tema. Dewey (dalam Trianto,2010:81) menambahkan bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. Joni (dalam Trianto, 2010:81) juga menambahkan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
55
Sementara itu, dijelaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah bahwa pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran dalam pembelajaran tematik terpadu yaitu intra-dipliner, inter-disipliner, multidipliner, tran-disipliner. Integrasi intra-disipliner dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap, keterampilan, pengetahuan dalam satu kesatuan yang
utuh.
Integrasi
inter-displiner
dilakukan
dengan
menggabungkan
kompetensi-kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lain, sehingga memperkuat, menghindari tumpang tindih, menjaga kesaelarasan pembelajar. Integrasi multi-dipliner dilakukan tanpa menggabungkan kompetensi dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki kompetensi dasarnya sendiri. Integrasi trans-disipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan
permasalahan yang
dijumpai sehinggga pembelajaran lebih konstektual. Adapun ruang lingkup mata pelajaran di SD yang diintegrasikan kompetensinya dalam tema-tema tertentu ialah Pendidikan Kewarga-negaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan. Pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013 juga diperkaya dengan penempatan mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas I,II,III sebagai penghela mata pelajaran. Penguatan peran mapel Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui integrasi inter-disipiner. Sedangkan untuk kelas IV,V,VI, kompetensi
56
dasar mapel IPA dan IPS masing-masing berdiri sendiri sehingga diintegrasikan dengan integrasi multi disipliner. Keuntungan pembelajaran tematik terpadu antara lain (1) adanya pemahaman terhadap materi pelajaran secara mendalam, nyata, dan berkesan serta memudahkan siswa untuk fokus terhadap materi dalam tema, (2) memotivasi belajar siswa karena mendapatkan pengalaman nyata dan menyenangkan, (3) tidak memerlukan penambahan waktu untuk belajar, guru tidak perlu mengulang kembali materi yang tumpang tindih sehingga efiensi dan efektivitas pembelajaran tercapai. Karakteristik pembelajaran tematik terpadu antara lain, berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, sesuai minat dan kebutuhan siswa, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Depdiknas dalam Trianto,2009:91). Penjadwalan pelajaran dalam pembelajaran tematik terintegrasi di sekolah dasar pada kurikulum 2013 ini menggunakan tema-tema bukan nama mata pelajaran. Oleh karena itu, dalam jadwal pelajaran tidak tertulis nama-nama mata pelajaran.Tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran selama satu semester telah disepakati oleh sekolah atau instansi yang berwenang dan bersangkutan. Pembelajaran tematik terintergrasi di kelas IV sesuai dengan kurikulum 2013 terdapat 9 tema terdiri dari 4 tema di semester 1 dan 5 tema di semester 2. Setiap 1 tema terdapat 3 subtema dan setiap 1 subtema terdapat 6 pembelajaran yang dialokasikan untuk 6 hari sehingga 1 pembelajaran dialokasikan untuk 1 hari.
57
2.1.4.3
Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
Semua mata pelajaran atau tema pada kurikulum 2013 di SD diajarkan dengan pendekatan yang sama yakni pendekatan saintifik. Hal ini sepaham dengan pernyatan Mendikbud dalam pidato peringatan hari Guru Nasional 2012 bahwa kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis sains (Muzamiroh, 2013:116). Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui metode sains mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi
mengamati,
menanya,
mencoba,
mengolah/menalar,
menyajikan/mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum yang menyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan
informasi/eksperimen,
mengasosiasi/mengolah
informasi, dan mengkomunikasi-kan/ menyajikan. Menurut Kemendikbud (2013:194), ada beberapa langkah pembelajaran yang perlu dilakukan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik, yaitu:
58
2.1.4.3.1
Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat objek secara nyata, sehingga siswa akan merasa senang dan tertantang dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan mengamati bertujuan untuk menarik rasa ingin tahu siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat bermakna bagi siswa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, proses mengamati dapat dilakukan melalui
kegiatan
membaca,
mendengar,
menyimak,
dan
melihat
baik
menggunakan alat maupun tanpa alat. Melalui kegiatan mengamati diharapkan akan melatih kesungguhan dan ketelitian siswa, serta mengembangkan sikap ingin mencari informasi. Dalam Kemendikbud (2013:195) dijelaskan bahwa kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut: 1) menentukan objek apa yang akan diobservasi; 2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi; 3) menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder; 4) menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi; 5) menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer; serta 6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi. 2.1.4.3.2
Menanya
Menanya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh tanggapan secara verbal. Pada pelaksanaan pembelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan
59
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan dari apa yang diamati. Kegiatan bertanya perlu dilakukan guru untuk memandu dan membimbing siswa dalam mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Kegiatan bertanya dapat memunculkan rasa ingin tahu dan ketertarikan siswa tentang sesuatu hal. Selain itu, ada beberapa kompetensi lain yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bertanya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, ada beberapa kompetensi siswa yang dapat dikembangkan melalui kegiaan bertanya yaitu: 1) kreativitas siswa; 2) rasa ingin tahu siswa; serta 3) kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Agar kegiatan bertanya dapat dilakukan dengan baik guru perlu mengajukan pertanyaan yang baik. Adapun kriteria pertanyaan yang baik adalah: 1) singkat dan jelas; 2) menginspirasi jawaban; 3) memiliki fokus; 4) bersifat probing atau divergen, dan 5) bersifat validatif atau penguatan. 2.1.4.3.3
Menalar
Penalaran merupakan proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktafakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan menalar dilakukan dengan mengasosiasikan beragam peristiwa yang kemudian dimasukkan ke dalam memori. Pengalaman-pengalaman yang masuk memori akan berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang telah tersedia.
60
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, kegiatan belajar yang dapat dilakukan pada proses menalar meliputi mengolah informasi yang sudah dikumpulkan sampai pada mengolah informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber. Setelah melakukan kegiatan menalar diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, dan kerja keras, mampu menerapkan prosedur serta mampu berpikir induktif maupun deduktif dalam menarik kesimpulan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum juga dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan menalar, yaitu: 1) menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan kurikulum; 2) tidak banyak menerapkan metode ceramah; 3) bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis; 4) kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati; 5) setiap kesalahan harus segera dikoreksi dan diperbaiki; 6) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan; 7) evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata dan otentik; serta 8) guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. 2.1.4.3.4
Mencoba
Kegiatan mencoba atau melakukan percobaan dilakukan agar peserta didik memeperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik. Kegiatan mencoba dapat dilakukan melalui eksperimen atau mengumpulkan informasi. Berdasarkan
61
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum kegiatan belajar yang dapat diterapkan pada pelaksanaan tahap mencoba adalah 1) melakukan eksperimen; 2) membaca sumber lain selain buku teks; 3) mengamati objek/kejadian/aktivitas; serta 4) wawancara dengan nara sumber. Adapun kompetensi yang diharapkan setelah melakukan kegiatan mencoba adalah 1) peserta didik memiliki sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, 2) memiliki kemampuan berkomunikasi, 3) mampu menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, serta 4) mampu mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Ada tiga tahap yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan mencoba berdasarkan Kemendikbud (2013:206-207). Tahap pertama yaitu tahap persiapan, meliputi: 1) menentuan tujuan pembelajaran, 2) mempersiapkan alat atau bahan; 3) mempersiapkan tempat eksperimen 4) memertimbangkan resiko yang mungkin timbul, serta 5) memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahap-tahap pelaksanaan. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, dimana pada kegiatan ini guru perlu membimbing dan mengamati proses percobaan serta membantu siswa dalam mengatasi dan memecahkan masalahmasalah yang menghambat. Tahap ketiga adalah tindak lanjut, yaitu: 1) meminta peserta didik mengumpulkan hasil eksperimen; 2) memeriksa laporan peserta didik; 3) memberikan umpan balik atas hasil percobaan peserta didik; 4) mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan bersama peserta didik; serta 5) memeriksa dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan.
62
2.1.4.3.5
Membentuk jejaring
Membentuk jejaring atau networking merupakan kegiatan siswa untuk membentuk jejaring di dalam kelas. Pada kegiatan membentuk jejaring siswa menyampaikan hasil pengamatan ataupun percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum kegiatan belajar yang dilakukan pada tahap networking adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Setelah melakukan kegiatan networking diharapkan siswa mampu mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, memiliki kemampuan berpikir sistematis, mampu mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, langkah pembelajaran yang perlu dilakukan guru berdasarkan penjelasan di atas adalah: (1) mengamati (observing); (2) menanya (questioning); (3) menalar (associating); (4) mencoba (experimenting); serta (5) membentuk jejaring (networking). 2.1.4.4
Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Di dalamnya dijelaskan bahwa standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
63
dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang dapat menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan telah dikuasai dan dicapai oleh peserta didik. Sependapat dengan hal tersebut, Kunandar (2013:35) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupu hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan kompetensi yang ada dalam kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Sementara itu, penilaian autentik dalam Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari input, proses, dan output pembelajaran. Adapun ciri-ciri penilaian autentik menurut Kunandar (2013:38) adalah (a) mengukur semua aspek pembelajaran baik proses dan hasil atau produk, (b) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, (c) menggunakan berbagai cara dan sumber atau teknik penilaian, (d) tes hanyalah salah satu alat pengumpul data penilaian, (e) tugas yang diberikaan mencerminkan bagian-bagian kehidupan nyata peserta didik, (f) menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian atau mengukur penguasaan kompetensi secara objektif.
64
Sedangkan karakteristik penilaian autentik menurut Kunandar (2014) adalah sebagai berikut: 1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif) maupaun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester (sumatif). 2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. Artinya, penilaian autentik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menkankan aspek keterampilan (skill) dan kinerja (performance), bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan dan ingatan). 3. Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik harus secara berkesinambungan (terus menerus) dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. 4. Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik secara komperhensif. Penilaian autentik mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ada beberapa teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial menurut Kunandar (2013:121-164) di antaranya; (1) observasi/pengamatan; (2) penilaian diri; (3) penilaian antar peserta didik atau penialian antarteman; (4)
65
jurnal; dan (5) wawancara. Sedangkan untuk kompetensi pengetahuan, penilaian dapat dilakukan dengan teknik (1) tes tertulis, (2) tes lisan, dan (3) penugasan/proyek. Kunandar juga menjelaskan untuk penilaian kompetensi keterampilan dapat menggunakan teknik (1) penilaian kerja/unjuk kerja; (2) penilaian proyek; (3) penilaian portofolio, (4) penilaian produk, dan (5) penilaian kombinasi atau gabungan antara penilaian kinerja atau proses dengan penilaian produk (hasil). Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 2.1.4.5
Pembelajaran Project Based Learning dalam Kurikulum 2013
Kleil, et al (dalam Depdiknas, 2013:38) mendefinisikan project based learning sebagai “the instructional strategy of empowering learners to pursue content knowlegde on theri own adn demonstrate their new understandings trough a variety of presentation modes”. Definisi yang lebih lengkap terhadap project based learning dapat ditemukan dalam pendapat Barrel, Baron, dan Grant yang memberikan pengertian project based learning sebagai “using authentic, realworld project based on highly motivating and engangin question, task, or problem to teach students academic content in the context of working cooperatively to solve the problem”. (dalam Depdiknas 2013:38) Mengacu pada beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa project based
learning
merupakan
strategi
pembelajaran
yang
menggunakan
66
proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membaut, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Strategi ini memperkenankan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstruksikan produk otentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, project based learning merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. Project based learning dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui investigasi dalam perancangan produk. Project based learning merupakan strategi pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar konstekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan project based learning memberi kesempatan peserta didik berpikir kritis dan mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk menghasilkan produk nyata berupa barang atau jasa. Pada project based learning, peserta didik terlibat aktif dalam memecahkan masalah yang ditugaskan oleh guru dalam bentuk suatu proyek. Peserta didik aktif mengelola pembelajarannya dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. Project based learning dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan
67
mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif daripada bekerja sendiri-sendiri. Di samping itu project based learning juga dapat dilakukan secara mandiri melalui bekerja mengkonstruk pembelajarannya melalui pengetahuan serta keterampilan baru, dan mewujudkannya dalam produk nyata (Depdiknas, 2013:40). Wasis Kamdi (dalam Sutirman, 2013:43) berpendapat bahwa project based learning dianggap cocok sebagai suatu model untuk pendidikan yang merespon isu-isu peningkatan kualitas pendidikan kejuruan dan perubahan-perubahan besar yang terjadi di dunia kerja. Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru, model project based learning menekankan
kegiatan
belajar
yang
relatif
berdurasi
panjang,
holistik-
interdisipliner, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Dengan demikian, project based learning merupakan model pembelajaran yang sangat ideal untuk diterapkan pada pembelajaran Kurikulum 2013. Project based learning sangat memperhatikan proses kerja yang sistematis untuk menghasilkan karya yang nyata dan bermanfaat. 2.1.4.6
Pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan”
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Tema “Indahnya Kebersamaan”
merupakan salah satu tema
pembelajaran dari empat tema pembelajaran yang ada di kelas IV semester 1. Dalam Tema “Indahnya Kebersamaan” terdapat 4 subtema yakni sub tema 1
68
“Keberagaman
Budaya
Bangsaku”,
Subtema
2
“Kebersamaan
dalam
Keberagaman”, subtema 3 “Bersyukur atas Keberagaman” dan Subtema 4 “Bangga pada Budayaku” serta memiliki 6 pembelajaran pada setiap subtema. Kompetensi Inti pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” : 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya; 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,dan tetangganya; 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan
menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain; 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Sementara itu, Kompetensi dasar pada setiap sub tema ialah Tabel 2.3 Pemetaan Kompetensi Dasar setiap muatan pelajaran pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Kompetensi Dasar Sub tema 2 Sub tema 1 Sub tema 3 Muatan Pelajaran Kebersamaan Keberagaman Bersyukur atas dalam Budaya Bangsaku Keberagaman Keberagaman 1.1, 1.2, 2.1, 2.4, 1.2, 2.4, 3.4, 3.6, PPKn 3.1, 3.3, 3.4, 4.1, 1.2, 2.4, 3.4, 4.3 4.3 4.3, 4.4 1.1, 1.2, 2.2, 2.4, 1.1, 1.2, 2.2, 2.3, 1.1, 1.2, 2.1, 2.5, 3.1, Bahasa Indonesia 3.1, 3.2, 3.4, 4.1, 2.4, 2.5, 3.2, 3.3, 3.5, 4.1, 4.5 4.2, 4.4 3.5, 4.2, 4.3 Matematika 2.2, 2.6, 3.6, 4.16 2.1, 2.2, 3.3, 3.5, 2.1, 2.4, 3.2, 4.1
69
4.2, 4.14 IPA IPS SBdP PJOK
1.1, 2.1, 2.2, 3.5, 1.1, 2.1, 3.5, 4.4 4.4 1.3, 2.3, 2.5, 4.5, 1.3, 2.3, 3.3, 4.5 3.5, 4.5 1.1, 2.1, 3.2, 3.3, 1.1, 2.1, 2.2, 3.5, 3.4, 4.2, 4.5, 4.10 4.3 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 3.2, 4.1 3.2, 4.1, 4.5
1.1, 2.1, 2.2, 3.5, 4.4 1.1, 1.3, 2.3, 2.1, 3.2, 3.5, 4.2, 4.5 1.1, 2.1, 2.2, 2.3, 3.3, 3.5, 4.5, 4.7, 4.17 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 3.2, 4.2
Sesuai dengan Kemendikbud (2013:1-57) dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan pembelajaran pada Subtema
“Keberagaman Budaya Bangsaku”
Pembelajaran 4 dan Pembelajaran 5 serta Subtema “Kebersamaan dalam Keberagaman” Pembelajaran 3. Pada Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 4, siswa melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) mengenal alat musik tradisional; 2) bereksplorasi tentang sumber bunyi; 3) berkreasi dengan bunyi; dan 4) bercerita tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi yang dikembangkan adalah kompetensi; 1) sikap, yang meliputi toleransi, percaya diri dan rasa ingin tahu; 2) keterampilan, yang meliputi mencari informasi, kerja ilmiah, dan menulis, dan 3) pengetahuan, yang meliputi musik tradisional, sumber bunyi, dan nilai-nilai Pancasila. Pada Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 5, siswa melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) bereksplorasi tentang media perambatan bunyi; 2) menulis laporan; dan 3) berkreasi dengan rumah adat impian. Kompetensi yang dikembangkan adalah kompetensi; 1) sikap, yang meliputi rasa ingin tahu, teliti, dan kerjasama; 2) keterampilan, yang meliputi kerja ilmiah, mengukur besar sudut, dan menulis, dan 3) pengetahuan, yang meliputi media perambatan bunyi, teks instruksi, dan menulis.
70
Pada Subtema “Kebersamaan dalam Keberagaman” Pembelajaran 3, siswa melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) melakukan percobaan; 2) merancang peta pikiran; dan 3) merancang pengubinan. Kompetensi yang dikembangkan adalah kompetensi; 1) sikap, yang meliputi peduli dan kreatif; 2) keterampilan, yang meliputi mencari eksperimen dan merancang, dan 3) pengetahuan, yang meliputi indra pendengaran dan pengubinan. Pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran pada setiap pembelajaran yakni Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Penelitian ini menfokuskan pada hasil belajar muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2.1.4.7
Pembelajaran IPA pada Kurikulum 2013
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau nature science atau science adalah ilmu pengetahuan tentang alam dan peristiwa yang terjadi di alam. Darmojo menyatakan IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (dalam Samatowa, 2011:2). Nash menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara IPA mengamati alam bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya (dalam Djojosoediro, 2010:18). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep,
71
prinsip dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah berupa pengamatan, eksperimen, kesimpulan,dan sebagainya Djojosoediro
(2010:19-20)
menambahkan
bahwa
IPA
mempunyai
karakteristik sebagai berikut: 1.
IPA mempunyai mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
2.
IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum. Secara sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan, berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku pada seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten (Powler dalam Samatowa, 2011:3).
3.
IPA merupakan pengetahuan teoritis artinya teori IPA diperoleh dengan cara yang khusus yaitu dengan melakukan pengamatan, eksperimentasi, simpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya saling mengkait antara cara yang satu dnegan cara yang lain.
4.
IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan, artinya konsep-konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.
5.
IPA meliputi empat unsur yaitu produk, proses, sikap, dan aplikasi.
72
Keempat unsur IPA dijelaskan sebagai berikut : 1.
IPA sebagai produk adalah sekumpulan hasil kegiatan baik kegiatan nyata (empirik) dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh peneliti. Pudyo (dalam Djojosoediro, 2010:36) menyebutkan bentuk-bentuk produk IPA berupa istilah, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Istilah adalah sebutan, simbol atau nama dari benda-benda dan gejala alam, orang, tempat. Fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar-benar ada atau peristiwaperistiwa yang benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep merupakan hubungan fakta-fatak yang memang berhubungan. Prinsip diartikan sebagai generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan prosedur diartikan sebagai langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu proses, atau suatu kerja (Djojosoediro, 2012:30-34).
2.
IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berfikir dan bertindak untuk menghadapi atau merespon masalah-masalah yang ada di lingkungan. IPA sebagai proses juga menyangkut cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) dan dikenal sebagai proses ilmiah. Keterampilan dalam proses ilmiah adalah keterampilan melakukan observasi, keterampilan mengajukan hipotesis, keterampilan menginterpretasi data, keterampilan merencanakan percobaan, keterampilan melakukan investigasi, keterampilan menarik kesimpulan dan keterampilan mengkomunikasikan hasil (Samatowa, 2011:101).
3.
IPA sebagai sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap
73
ilmiah secara langsung akan berpengaruh pada budi pekerti seseorang sehingga dapat dikatakan bahwa sikap ilmiah merupakan cerminan seseorang yang berbudi pekerti. Oleh karena itu, sikap ilmiah perlu dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan karakteristik muatan pelajaran. Lebih lanjut, Samatowa (2011: 97) menyatakan bahwa sikap siswa terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam mempelajari
mata
pelajaran
tersebut.
Sikap
ilmiah
yang
perlu
dikembangkan menurut Kharmani (dalam Samatowa, 2011:97) adalah sikap ingin tahu (curiosity), sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti (respect for evidence), sikap luwes terhadap gagasan baru (flexibility), sikap merenung secara kritis (critical reflection), dan sikap peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan(sensitivity to living things and environment). 4.
IPA sebagai aplikasi artinya IPA baik secara sikap, metode atau kerja ilmiah, dan konsepnya dapat diterapkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dari IPA sebagai aplikasi ialah teknologi, sebab pengetahuan dasar atau dasar dari sebuah teknologi adalah IPA (Samatowa (2011:4). Dalam pembelajaran kelas IV Tema “Indahnya Kebersamaan”
melalui
penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map, hasil belajar mata pelajaran IPA pada ranah pengetahuan dan keterampilan dijadikan sebagai fokus penelitian untuk kemudian dianalisis peningkatannya. Kegiatan pembelajaran yang akan dinilai antara lain; (1) mengamati benda yang dapat menjadi sumber bunyi dan membuat proyek ansambel musik sederhana; (2)
74
melakukan percobaan perambatan bunyi dan menulis laporan percobaan; dan (3) merangkai puzzle indra pendengaran dan menguraikan bagian-bagian serta fungsi telinga. 2.1.5
Project Based Learning
2.1.5.1
Konsep Project Based Learning
Menurut Thomas dkk, project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (dalam Wena, 2011:144). Cord juga menjelaskan bahwa project based learning merupakan model pembelajaran inovatif yang memfokuskan pada belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks (dalam Sutirman, 2013:43). Selanjutnya dijelaskan bahwa kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjsa secara mandiri. Clegg (dalam Wena, 2011:144) juga menjelaskan bahwa melalui kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat). Sedangkan menurut Buck Institute for Education (dalam Sutirman, 2013:145), project based learning adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk.” Richmond dan Striley berpendapat bahwa kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-based learning,
75
dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (dalam Wena, 2011:144). Sementara itu Intel Coorporation (dalam Depdiknas, 2013:38) memberikan definisi terhadap Project Based Learning sebagai an instructional model that involves students in investigations of compelling problems that culminate in authentic products”. Senada dengan pendapat di atas, Guarasa at. All (dalam Sutirman, 2013:43) menyebutkan bahwa project based learning adalah strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif dan memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan dapat meningkatkan motivasi mereka. Selanjutnya, Hosnan (2014:319) juga menjelaskan bahwa project based learning
atau
pembelajaran
model
pembelajaran
berbasis
proyek
merupakan
model
yang menggunakan poryek/kegiatan sebagai media. Guru
menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interprtasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan
baru
berdasarkan
pengalamannya
dalam
beraktivitas secara nyata. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa project based learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh siswa mendorong berbagai kemampuan tidak hanya pengetahuan atau masalah teknis, tetapi juga
76
keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang tidak lengkap atau tidak tepat; menentukan tujuan sendiri; dan kerjasama kelompok. Dalam project based learning, siswa dituntut untuk merumuskan tujuan pembelajaran sendiri secara khusus. Proyek apa yang ingin dibuat harus didasarkan pada minat dan kemampuan siswa baik secara pribadi maupun kelompok. Siswa juga dituntut untuk mengatur sendiri kegiatan belajarnya dengan membagi beban kerja di antara mereka dan mengintegrasikan tugas-tugas yang berbeda yang dikembangkan oleh masing-masing siswa (Sutirman, 2013:43). Sebagai suatu model pembelajaran, menurut Thomas (dalam Wena, 2011:145) project based learning memiliki beberapa prinsip yaitu: a. Sentralitas (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran di kelas. b. Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external motivation yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk menumbuhkan kemandirian dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran.
77
c. Prinsip investigasi konstrukstiv (constructive investigation) merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery¸dan pembentukan model. Disamping itu, dalam kegiatan project based learning ini harus tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan. d. Prinsip otonomi (autonomy) dalam project based learning dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. e. Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah. Project based learning harus dapat memberikan perasaan realistik kepada siswa termasuk dalam memilih topik tugas dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya. Mengacu kepada prinsip-prinsip tersebut di atas, maka pembelajaran dengan menerapkan project based learning akan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri dan masa depan siswa. Siswa yang terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek akan menjadi pribadi yang ulet, kritis, mandiri, dan produktif. 2.1.5.2
Karakteristik Project Based Learning
Buck of Institute sebagaimana dikutip oleh Wena (dalam Sutirman, 2013:44) memberikan karakteristik project based learning yaitu: (1) Siswa membaut keputusan dan membuat
kerangka kerja;
(2) Terdapat
masalah
yang
78
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya; (3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil; (4) Siswa bertanggung jawab mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan; (5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinu; (6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan; (7) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya; (8) Atmosfir kelas memberi toleransi kesalahan dan perubahan. Sutirman (2013:44) menjelaskan lebih rinci bahwa project based learning memiliki karakteristik yang meliputi aspek isi, kegiatan, kondisi, dan hasil. Dalam project based learning, aspek isi pembelajaran memiliki karakteristik: (1) masalah disajikan dalam bentuk keutuhan yang kompleks; (2) siswa menemukan hubungan antar ide secara interdisipliner; (3) siswa berjuang mengatasi ambiguitas dan (4) menjawab pertanyaan yang nyata dan menarik perhatian siswa. Aspek kegiatan memiliki karakteristik: (1) siswa melakukan investigasi selama periode tertentu; (2) siswa diharapkan pada suatu kesulitan, pencarian sumber dan pemecahan masalah; (3) siswa membuat hubungan antar ide dan memperoleh keterampilan baru; (4) siswa menggunakan perlengkapan alat sesungguhnya; (5) siswa menerima feedback tentang gagasannya dari orang lain. Aspek kondisi mencakup karakteristik: (1) siswa berperan sebagai masyarakat pencari dan melakukan latihan kerjanya dalam konteks sosial; (2) siswa mempraktikkan perilaku manajemen waktu dalam melaksanakan tugas secara individu maupun kelompok; (3) siswa mengarahkan kerjanya sendiri dan melakukan kontrol belajarnya dan (4) siswa melakukan simulasi kerja profesional. Yang terakhir adalah aspek hasil. Karakterisitik aspek hasil meliputi: (1) siswa menghasilkan produk intelektual yang kompleks sebagai hasil belajarnya; (2)
79
siswa terlibat dalam melakukan penilaian diri; (3) siswa bertanggung jawab terhadap pilihannya dalam mendemonstrasikan kompetensi mereka; dan (4) siswa memperagakan kompetensi nyata mereka. Berdasarkan beberapa karakteristik di atas, project based learning menjadi model pembelajaran yang dapat membangun kemandirian dan kreativitas siswa. Selain itu, melalui project based learning siswa dilatih untuk terbiasa bertanggung jawab mewujudkan apa yang telah direncanakan sesuai dengan minat dan kemampuannya. 2.1.5.3
Kelebihan Project Based Learning
Project based learning memberikan beberapa manfaat di antaranya: (1) memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran; (2) meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah; (3) membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa; (4) mengembangkan dan meningkatkan keterampilan
peserta
didik
dalam
mengelola
sumber/bahan/alat
untuk
menyelesaikan tugas; dan (4) meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada project based learning yang bersifat kelompok (Depdiknas, 2013:40). Pengalaman yang dilakukan Intel Corporation melalui Intel Teach Program (dalam Sutirman, 2013:45) menunjukkan penerapan project based learning membawa keuntungan terutama bagi siswa, yaitu: 1.
Meningkatkan frekuensi kehadiran, menumbuhkan kemandirian, dan sikap positif terhadap belajar;
80
2.
Memberikan keuntungan akademik yang sama atau lebih baik daripada yang dihasilkan oleh model lain, dimana siswa yang terlibat dalam proyek memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka sendiri;
3.
Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan
keterampilan yang kompleks, seperti berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah, bekerja sama, dan berkomunikasi; 4.
Memperluas akses belajar siswa sehingga menjadi strategi untuk melibatkan siswa dengan beragam budaya. Berdasarkan pengalaman dan pendapat mengenai penerapan project based
learning, maka dapat diidentifikasi beberapa kelebihan dari project based learning jika dilihat dari perspektif siswa, yaitu (1) meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
analisis dan sintesis tentang suatu konsep; (2)
membiasakan siswa untuk melakukan proses belajar dan bekerja secara sistematis; (3) melatih siswa untuk melakukan proses berfikir secara kritis dalam rangka memecahkan suatu masalah yang nyata; (4) menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan bekerja; (5) menumbuhkan produktivitas siswa. Selain itu, menurut Moursund (dalam Wena, 2011:147), beberapa keuntungan dari project based learning antara lain sebagai berikut: (1) Increased Motivation. Project based learning dapat meningkatkan motivasi siswa, terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang project based learning yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran
81
sangat berkurang; (2) Increased Problem-Solving Ability. Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar project based learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks; (3) Improved Library Research Skill, karena project based learning mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh infomrasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat; (4) Increased Collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi; dan (5) Increased Resourced-Management Skill. Project based learning yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 2.1.5.4
Langkah-langkah Project Based Learning
Dalam project based learning, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan project based learning ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik. Secara umum, langkahlangkah project based learning dapat dijelaskan sebagai berikut:
82
1. Penentuan proyek.
2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek.
3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek.
6. Evaluasi proses dan hasil proyek
5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek.
4. Penyelesaian proyek dengan difasilitasi dan dimonitor oleh guru.
Gambar 2.3 Langkah-langkah project based learning diadaptasi dari Keser & Karagoa (dalam Depdiknas, 2013:41)
Berdasarkan bagan tersebut, Hosnan (2014:325) menjabarkan kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah project based learning adalah sebagai berikut: 2.1.5.4.1
Penentuan proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya, baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru. 2.1.5.4.2
Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian
tugas
proyek,
perencanaan
sumber/bahan/alat
yang
dapat
mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerjasama antaranggota kelompok.
83
2.1.5.4.3
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Melalui pendampingan guru, peserta didik dapat melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap. 2.1.5.4.4
Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, di antaranya adalah dengan (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interview, (e) merekan, (f) berkarya seni, (g) mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru bertanggug jawab memonitor akticitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek, mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekan aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek. 2.1.5.4.5
Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran. 2.1.5.4.6
Evaluasi proses dan hasil proyek
Guru dan peserta didik pada akhir pross pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas
84
proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini, juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan. 2.1.6
Media Mind Map Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru
(komunikator),
bahan
pembelajaran,
media
pembelajaran,
peserta
didik
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2010:6). Selanjutnya Daryanto menjelaskan bahwa media digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran (2010:4). Media memiliki manfaat yang spesifik pada peningkatan pembelajaran yang dialami peserta didik. Salah satu manfaat media adalah memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Windura (2013:189-130) menjelaskan bahwa untuk efektifitas pembelajaran, mind map dapat digunakan guru sebaga alat bantu mengajar. Mind map merupakan cara kreatif murid perseorangan untuk memancing ide, mencatat hal-hal yang dipelajari, atau merencanakan proyek baru. Meminta murid untuk membuat peta pikiran akan membantu mereka mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang sedang mereka rencanakan (Silberman, 2013:156-157).
85
Sebelumnya, banyak orang—khususnya guru dan siswa—yang berpikir bahwa mind map hanyak cocok untuk subjek pelajaran sosial atau pelajaran yang banyak hafalannya saja, misalnya: Sejarah, Geografi, PKn, dan sejenisnya. Hal itu tentu tidka benar, sebab mind map adalah sebuah universal learning and thinking tool¸suatu sistem belajar dan berpikir yang universal. Apapun yang harus menggunakan otak untuk belajar dan berpikir bisa menggunakan mind map, atau wajib menggunakannya jika ingin memperoleh manfaat terbesar dari kehebatan otaknya (Windura, 2013:159). Salah satu fungsi utama mind map dalam belajar adalah untuk membantu anak lebih memahami materi pelajarannya. Karena “memahami” adalah hal utama yang ingin didapat dari kegiatan belajar, maka mind map juga sangat efektif dipakai untuk memahami materi pelajaran yang sifatnya bukan hafalan juga, seperti IPA, Matematika, dsb. Secara sistematis, Windura (2013:12) mendefinisikan mind map sebagai ke dalam beberapa pernyataan, yakni: (1) sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak; (2) sistem belajar dan berpikir yang menggunakna otak sesuai dengan cara kerja alaminya; (3) sistem belajar dan berpikir yang mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi; (4) sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan apa yang terjadi secara internal di dalam otak kita saat belajar dan berpikir; (5) sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak saat belajar dan berpikir.
86
Klasifikasi media pembelajaran ada bermacam-macam. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Daryanto, 2010:19) media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi. Dalam pengelompokkan ini, mind map termasuk ke dalam media presentasi grafis dimana guru dapat menggunakan mind map sebagai alat bantu dalam mempresentasikan pengajaran baik dalam persiapan maupun perencanana pembelajaran. Mind map adalah berbentuk visual alias gambar, sehingga mudah untuk dilihat, dibanyangkan, ditelusuri, dibagikan kepada orang lain, dipresentasikan dan didiskusikan bersama, dan sebagainya (Windura, 2013:16). Media disediakan oleh guru agar murid melakukan aktivitas interaktif yang menyenangkan dan menanta potensi siswa serta membebaskan tumbuhnya prakarsa dan kreativitas murid menjadi manusia yang memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengenalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan (Dananjaya, 2012:35-36). Mind map memberikan banyak manfaat bagi anak dan siswa dalam belajar, berpikir maupun merencanakan kegiatannya sehari-hari. Anak dan siswa dapat menggunakan mind map untuk mencatat, meringkas, mengarang, berpikir analitis, berpikir kreatif, merencanakan (jadwal, waktu, kegiatan, dll), mengurai artikel bacaan, mengurai soal matematika atau sains, dsb (Windura, 2013:14). Selanjutnya Windura juga menguraikan untuk kepentingan mengajar, mind map mempunyai beberapa manfaat penting antara lain: (1) Merancang kurikulum
87
pengajaran yang komperhensif; (2) Menyatukan materi pengajaran dari berbagai sumber; (3) Meringkas materi pengajaran; (4) Mengembangkan ide materi mengajar; (5) Mempersiapkan presentasi mengajar; (6) Presentasi mengajar; (7) Manajemen waktu dalam mengajar; (8) Membuat catatan mengajar di papan tulis atau whiteboard; (9) Merancang soal-soal ujian; (10) Evaluasi kualitas mengajar; (11) Evaluasi hasil ujian; (12) Penugasan siswa; dan (13) Penelitian, dsb. (2013:14). Langkah-langkah penggunaan mind map sebagai media menurut Dananjaya (2010:74) adalah sebagai berikut: (1) siswa diberi teks bacaan; (2) pilih pusat atau topik, ditulis di tengah lingkaran; (3) tangkap cabang dan ranting isi bahasan, masukkan ke dalam peta pikiran; (4) beri waktu untuk masing-masing siswa membaca dan membuat peta pikiran; (5) presentasikan di depan kelas. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind map dapat menjadi alat bantu/media dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa dengan mengoptimalkan fungsi otak sehingga siswa dapat lebih memahami dan mengembangkan pembelajaran yang mereka terima. 2.1.7
Pembelajaran Project Based Learning berbantuan Media Mind Map
2.1.7.1
Pengertian Project Based Learning berbantuan Media Mind Map
Project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas, dkk, dalamWena, 2011:144). Project based learning merupakan model pembelajaran inovatif yang memfokuskan pada belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks (CORD dalam Sutirman, 2013).
88
Selanjutnya dijelaskan bahwa kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjsa secara mandiri. Clegg (dalam Wena, 2011:144) juga menjelaskan bahwa melalui kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat). Sedangkan menurut Buck Institute for Education (2003, dalam Wena 2011:145), project based learning adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk.” Richmond dan Striley berpendapat bahwa kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-based learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (dalam Wena, 2011:144). Sementara itu Intel Coorporation (dalam Depdiknas, 2013:8) memberikan definisi terhadap Project Based Learning sebagai an instructional model that involves students in investigations of compelling problems that culminate in authentic products”. Senada dengan pendapat di atas, Guarasa at. All (dalam Sutirman, 2013:43) menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif dan memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan dapat meningkatkan motivasi mereka.
89
Untuk memaksimalkan penerapan model project based learning, peneliti menggunakan media mind map sebagai alternatif terbaik mengenai kondisi dan iklim pembelajaran di kelas sasaran. Secara sistematis Windura (2013:25-26) mendefinisikan mind map sebagai ke dalam beberapa pernyataan, yakni: (1) sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak; (2) sistem belajar dan berpikir yang menggunakna otak sesuai dengan cara kerja alaminya; (3) sistem belajar dan berpikir yang mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi; (4) sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan apa yang terjadi secara internal di dalam otak kita saat belajar dan berpikir; (5) sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak saat belajar dan berpikir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa project based learning berbantuan media mind map merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata dengan menggunakan mind map sebagai media yang merupakan cara kreatif murid untuk memancing ide, mencatat hal-hal yang dipelajari, atau merencanakan proyek baru. 2.1.7.2 Langkah-langkah Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map Mengkombinasikan tahapan pendekatan project based learning menurut Keser dan Karagoca (dalam Depdiknas,2013:41) dan tahapan penggunaan media mind map (Dananjaya, 2010:72), maka diperoleh langkah-langkah pembelajaran menggunakan model project based learning berbantuan media mind map sebagai berikut:
90
1. Kegiatan pendahuluan 2. Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map. 3. Pembentukan kelompok. 4. Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat. 5. Penentuan proyek sesuai dengan pembelajaran. 6. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map. 7. Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru. 8. Penyusunan laporan dan mempresentasikan hasil proyek. 9. Evaluasi proses dan hasil proyek. 10. Menutup pembelajaran. Tabel 2.4 Langkah Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map Langkah pembelajaran Kegiatan guru pembelajaran Kegiatan siswa pembelajaran project based project based learning project based learning learning berbantuan media mind map berbantuan media mind map berbantuan media mind map 1. Kegiatan 1. Guru mengkondisikan kelas 1. Siswa mempersiapkan diri Pendahuluan (salam, doa, presensi). untuk mengikuti Guru melakukan apersepsi pembelajaran. Siswa Guru memberikan motivasi merekonstruksi kembali dan menyampaikan tujuan pengetahuan yang telah pembelajaran. mereka peroleh sebelumnya. Guru memberikan arahan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. (Keterampilan Membuka Pelajaran)
91
2. Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map. 3. Pembentukan kelompok
2. Guru menjelaskan mengenai 2. Siswa menemukan informasi cara membaca dan mengenai bagaimana cara menggunakan mind map menggunakan mind map (Keterampilan Menjelaskan) (Observing)
3. Guru mengarahkan siswa 3. Siswa membentuk kelompok untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 yang kana menjadi tim dalam sampai dengan 5 orang. pelaksanaan proyek. (Keterampilan Mengelola Kelas) 4. Eksplorasi 4. Guru menggunakan mind map4. Siswa mengeksplorasi materi dengan mind map untuk membuat siswa dengan menggunakan sebagai pengantar memahami materi yang bantuan media mind map. menuju proyek sedang dipelajari dan untuk yang akan mencapai proyek yang akan mereka buat. dikerjakan. (Keterampilan Mengadakan Variasi) 5. Penentuan 5. Guru memberikan 5. Siswa menentukan proyek Proyek pertanyaan/permasalahan berdasarkan kepada siswa untuk pertanyaan/permasalahan diselesaikan dengan yang diberikan guru. pelaksanaan proyek. (Ascociating) (Keterampilan Menanya) 6. Perancangan 6. Guru mengarahkan siswa 6. Siswa merancang langkahlangkah-langkah untuk merancang langkahlangkah penyelesaian proyek penyelesaian langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map. proyek berdasarkan Mind Map. berdasarkan mind (Keterampilan Membimbing map. Diskusi Kelompok Kecil). 7. Penyelesaikan 7. Guru memfasilitasi dan 7. Siswa menyelesaikan proyek proyek difasilitasi memonitoring pelaksanaan dengan fasilitasi dan dan dimonitoring proyek. (Keterampilan monitoring guru. oleh guru. Mengajar Perseorangan dan (Experimentery) Kelompok) 8. Penyusunan 8. Guru memberikan apresiasi, 8. Siswa menyampaikan laporan dan penguatan, dan umpan balik laporan dan mempresentasika atas hasil pekerjaan siswa. mempersentasikan hasil n hasil proyek. (Keterampilan Memberikan proyek serta saling Penguatan). menanggapi hasil proyek
92
kelompok temannya. (Networking) 9. Evaluasi proses 9. Guru mengevaluasi proses 9. Siswa menanyakan materi dan hasil proyek. belajar siswa dan memberikan yang belum jelas atau belum soal evaluasi di akhir dapat dipahami. pembelajaran. (Questioning) 10. Menutup 10. Guru menutup pembelajaran. pembelajaran (Keterampilan Menutup Pembelajaran) Berdasarkan Depdiknas (2004:8) Perilaku guru dalam tabel 2.4 mengajak guru untuk (1) menyediakan dan memberkan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menyediakan berbagai jenis mdia, sumber belajar dan komunikasi yang baik agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi pengetahuan, (2) menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara kondusif dengan keterampilan mengelola pembelajaran yang dimiliki guru, (3) mengatur strategi pembelajaran yang efektif agar dapat membuat siswa mengerti dan memahami setiap informasi/ materi yang disampaikan, (4) membimbing siswa baik individu atupun kelompok sesuai dengan kebutuhan dan karateristik siswa, (5) memotivasi siswa agar dapat meningkatkan aktivitas dan minat siswa serta suasana/iklim dalam pembelajaran, (6) mengevaluasi pembelajaran agar tujuan yang ditetapkan tercapai. Dengan demikian, peilaku guru tersebut memungkinkan guru agar berperan sebagai fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, evaluator. Sementara itu, perilaku siswa dalam tabel 2.4 mengajak siswa untuk (1) mengikuti pembelajaran secara aktif baik dalam pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok, (2) mengembangkan seluruh potensi baik sikap, pengetahuan dan keterampilan serta gaya belajar siswa melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran
93
yang disediakan dan dilakukan, (3) menciptakan pengetahuannya sendiri melalui proses, mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Dengan demikian, pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-center) dapat tercipta dengan baik sesuai yang direncanakan. 2.1.7.3
Kelebihan Project Based Learning berbantuan Media Mind Map
Menurut kajian teoritis maupun empiris, penerapan model project based learning berbantuan media mind map memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan model project based learning berbantuan media mind map adalah sebagai: (1) Increased Motivation. Project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan motivasi siswa; (2) Increased Problem-Solving Ability. Lingkungan belajar project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks; (3) Improved Library Research Skill, karena project based learning berbantuan media mind map mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi baik yang bersumber dari media mind map maupun dari berbagai sumber lain, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat; (4) Increased Collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi; dan (5) Increased Resourced-Management Skill. Project based learning berbantuan media mind map yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
94
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas seperti mencatat, meringkas, mengarang, berpikir analitis, berpikir kreatif, merencanakan (jadwal, waktu, kegiatan, dll), mengurai artikel bacaan, mengurai soal cerita matematika/sains, dan sebagainya. 2.1.7.4
Prinsip Reaksi Project Based Learning berbantuan Media Mind Map
Prinsip reaksi berkaitan dengan pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar seperti bagaimana cara guru memperhatikan dan mempelakukan siswa, serta merespon stimulus yang berasal dari siswa seperti pertanyaan, jawaban, tanggapan, atau aktivitas lainnya. Prinsip reaksi yang terjadi dalam pembelajaran dengan project based learning berbantuan media mind map adalah pola interaksi multiarah. Pola interaksi multiarah tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antar guru dengan siswa, tetapi juga bisa melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan yang lain. Dengan pola interaksi multiarah ini mengajak guru agar dapat menciptakan kondisi yang memudahkan siswa untuk melakukan perubahan dalam potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan mengelola segala potensi dan sarana yang ada agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Siswa yang terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek akan menjadi pribadi yang ulet, kritis, mandiri, dan produktif. Karena media mind map dapat menunjang kemampuan pribadi siswa untuk mengoptimalkan diri berpikir secara mandiri dengan memaksimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri. Selain itu pola interaksi ini, menuntut siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran baik dalam berdiskusi dan bermain, terbiasa dengan
95
pembelajaran berbasis proyek yang membutuhkan aktivitas fisik dan inteletual, mengajak siswa untuk bekerjasama dalam elompok, teliti, bertanggungjawab. 2.1.7.5
Sistem Pendukung Project Based Learning berbantuan Media Mind Map
Sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas misalnya media dan alat peraga. Project based learning berbantuan media mind map tidak menuntut media dan sumber belajar yang serba canggih dan mahal. Guru bisa memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar yang telah tersedia di sekolah atau yang ada di lingkungan sekolah. Masyarakat di sekitar, fenomena alam sekitar, benda-benda, koran, majalah bekas, biji-bijian, pohon dan berbagai hal lainnya dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar (Supriadi, 2011:47). Sistem pendukung project based learning berbantuan media ind map diantaranya : a. Sarana prasarana Sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan model project based learning adalah perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat proyek, meja karya (meja yang tempat meletakkan hasil proyek siswa), dan sarana presentasi (LCD Proyektor, OHP, white board dsb. b. Media belajar Media belajar dalam pelaksanaan model project based learning berbantuan media mind map adalah segala media yang mendukung terlaksananya pembelajaran sesuai KI dan KD pada buku siswa dan mind map itu sendiri. Ada dua jenis mind map yang digunakan pada penelitian ini yakni digital mind map
96
dan manual mind map. Digital mind map menggunakan aplikasi software iMindMap sedangkan manual mind map dibuat menggunakan media kertas, bolpoin warna, spidol, dsb. c. Sumber belajar Sumber belajar dalam pelaksanaan model project based learning berbantuan media mind map adalah buku siswa, materi yang disediakan oleh guru, mind map yang didesain sebagai pengantar proyek, dan lingkungan belajar siswa. d. Materi belajar Materi belajar dalam pelaksanaan model project based learning berbantuan media mind map adalah materi kelas IV Tema 1 “Indahnya Kebersamaan”, Subtema 2 dan Subtema 3. 2.1.7.6
Dampak Pengiring dan Dampak Operasional Penerapan Pembelajaran Project Based Learning berbantuan Media Mind Map
Dampak Pengiring dan dampak interaksional sesuai dengan pendapat Thomas (dalam Wena, 2011:144) adalah siswa yang terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek akan menjadi pribadi yang ulet, kritis, mandiri, dan produktif. Sejalan dengan pendapat Windura (2013:18-23), anak yang terbiasa menggunakan mind map akan memiliki kemampuan melatih otak kanan dan otak kiri secara bersamaan sehingga kemampuan berpikir mereka terlatih dan pemahaman terhadap semua materi pelajaran dapat meningkat. Dengan kata lain, siswa dapat lebih terampil, aktif, serta kreatif dalam menyusun serta mengelola materinya sendiri.
97
2.1.8
Teori yang Mendukung Beberapa teori belajar yang melandasi project based learning diantaranya
adalah teori belajar konstruktivisme Piaget, teori belajar bermakna Ausubel, teori belajar Vigotsky, dan teori belajar Bruner. Menurut Piaget (dalam Supinah, 2010:19), anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia di sekitarnya. Rasa ingin tahu itu memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Pada semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidiki dan membangun teoriteori yang menjelaskan lingkungan itu. Empat tingkat perkembangan kognitif menurut Piaget (dalam Woolfolk, 2004:66) adalah sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Dalam teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain (Sardiman, 2012:37). Jadi, belajar merupakan proses membentuk pengetahuan dan membangun atau mengkonstruksi makna yang berasal dari pengalamanpengalaman belajar yang diperoleh individu di setiap tahap perkembangan kognitifnya. Menurut Ausubel (dalam Rusman, 2011:244), belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Kebermaknaan timbul dari proses belajar yang berkaitan dengan struktur kognitif siswa serta melalui pengalaman siswa, bukan melalui menghafal. Ausubel (dalam Woolfolk,
98
2004:314) menyatakan bahwa manusia dalam sebagian besar disiplin memperoleh pengetahuan melalui pembelajaran resepsi bukan melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide direpresentasikan kepada mereka, bukan diperoleh oleh mereka. Tujuan pengajaran ialah untuk membantu siswa memahami arti informasi sehingga mereka dapat mengkombinasikan materi baru secara bijak dengan apa yang sudah mereka ketahui. Vigotsky (dalam Widjajanti, 2011:4) menyatakan bahwa interaksi sosial dengan orang lain akan memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Sedangkan, teori belajar penemuan Bruner (dalam Rusman, 2011:244) menyatakan bahwa siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Model belajar Bruner didasarkan pada asumsi bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, dimana orang mengkonstruksikan pengetahuannya dengan cara menghubungkan informasi yang tersimpan yang telah diperoleh sebelumnya (dalam Winataputra, 2007:3.17). Ketiga teori tersebut merupakan teori-teori yang mendasari penerapan project based learning berbantuan media mind map. Teori konstruktivisme dapat dimaknai sebagai dasar suatu pembelajaran dengan dominasi siswa aktif dalam membangun pengetahuan sendiri. Sehingga dalam pembelajaran yang berbasis konstruktivisme, peran guru adalah sebagai motivator yang memberikan dorongan pada siswa untuk belajar, fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran, dan mediator yang memberikan konfirmasi dan aktif bertanya untuk mengeksplorasi pengetahuan siswa. Teori kognitif Piaget dapat dimaknai
99
bahwa usia siswa sekolah dasar memiliki kemampuan memecahkan masalah dan berpikir logis, selain itu, kognitif siswa sebagian besar bergantung pada seberapa jauh siswa aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Teori belajar bermakna David Ausubel dapat dimaknai bahwa belajar akan dikatakan bermakna apabila mampu membantu siswa memahami arti informasi, mengkombinasikan materi baru secara bijak dengan apa yang sudah mereka ketahui. Selanjutnya, berdasarkan teori-teori belajar yang mendasari project based learning, dapat disimpulkan bahwa dalam project based learning, siswa difasilitasi untuk mengkonstruksi konsep-konsep pengetahuan mereka sendiri melalui penemuan ide atau solusi atas permasalahan yang mereka hadapi, baik secara individu maupun kerjasama dalam kelompok melalui proyek yang mereka buat, sehingga diharapkan kebermaknaan dalam belajar dapat tercapai melalui pengalaman-pengalaman belajar yang mereka peroleh selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
2.2 KAJIAN EMPIRIS Penerapan project based learning terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulistyarsi (2012:44) yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Membuat Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cermo 01 Kare Madiun. Dari penelitian yang telah dilaksanakan diketahui adanya peningkatan prestasi belajar
100
dan keaktifan siswa. Prestasi belajar siswa tuntas meningkat 37%. Aktivitas siswa tergolong aktif meningkat 25%. Aktivitas guru meningkat 22,91%. Keaktifan siswa membuat alat peraga IPA yaitu aspek membuat bagian alat peraga sesuai desain meningkat 54%, aspek keterampilan merangkai bagian alat peraga dengan benar dan sesuai meningkat 55%. Project based learning juga digunakan oleh Rosalina, dkk (2014:2-4) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Penerapan Konsep Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SDN 1 Doplang Tahun Pelajaran 2013/2014. Peningkatan tersebut terbukti dengan ketuntasan klasikal pada hasil tes kemampuan penerapan konsep sifat-sifat cahaya prasiklus hanya sebesar 16% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 52,66. Pada siklus I naik menjadi 64% dengan rata-rata kelas sebesar 69,62 dan pada siklus II naik mejadi 80% dengan nilai ratarata kelas sebesar 74,74. Hal tersebut membuktikan bahwa project based learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, penerapan mind map sebagai media dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurroeni (2013:58-59) yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Mind Mapping terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA pada materi Peristiwa Alam pada siswa kelas V SDN Debong Kidul Kota Tegal. Hasil analisis uji independent sample t test diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,383. Artinya nilai signifikansi ˃ 0,05 sehingga H0 diterima. Selain itu juga diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa
pada kelompok kontrol
sebesar 61,25 dan pada kelompok eksperimen sebesar 73,04. Dengan demikian,
101
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan mind mapping lebih baik daripada aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model konvensional. Penelitian menggunakan mind map juga dilakukan Widianti (2013:68) dengan judul Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Hasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sidapurna Tegal. Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dengan menggunakan
independent
samples
t
test,
diperoleh
nilai
thitung>ttabel
(2,557>2,024), sehingga H0 ditolak. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji hipotesis kedua dengan menggunakan one sample t test, diperoleh nilai thitung > ttabel (3,952>2,080), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model mind mapping lebih tinggi dan efektif daripada yang menggunakan model konvensional. Berdasarkan kajian empiris di atas, diketahui bahwa penerapan project based learning berbantuan media mind map dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Kajian empiris tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
102
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Kondisi Awal
1. Pembelajaran belum bersifat holistik dan student centered (masih terpusat pada guru). 2. Guru baru berperan sebagai transformator dan mediator. 3. Belum mengembangkan model/strategi pembelajaran yang melibatkan siswa membuat proyek (produk/karya). 4. Siswa belum pernah terlibat eksperimen/percobaan yang menghasilkan produk nyata secara langsung. 5. Siswa sulit mengingat dan memahami sub-sub materi pembelajaran 6. Siswa belum bisa mengembangkan ide dan gagasan. 7. Hasil belajar rendah.
Penerapan project based learning berbantuan media mind map.
Pelaksanaan
Kondisi Akhir
1. Pembelajaran bersifat holistik dan student centered (terpusat pada siswa) 2. Guru berperan sebagai mediator, fasilitator dan motivator. 3. Adanya pengembangan model/strategi pembelajaran yang melibatkan siswa membuat proyek (produk/karya). 4. Siswa terlatih/terlibat melakukan eksperimen/percobaan yang menghasilkan produk nyata secara langsung. 5. Antusiasme siswa dalam pembelajaran meningkat. 6. Media pembelajarand dikembangkan sesuai kebutuhan. 7. Hasil belajar meningkat.
1. Keterampilan guru meningkat. 2. Aktivitas siswa meningkat. 3. Hasil belajar siswa meningkat.
Kualitas Pembelajaran Meningkat Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Penerapan Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map pada Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan
103
Penjelasan dari bagan kerangka berpikir sebagai berikut : Kondisi awal pembelajaran menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran kelas IV perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kualitas pembelajaran, seperti keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang disampaikan belum bersifat holistik/utuh mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, guru juga masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran belum menganut prinsip student centered. Peran guru baru sebagai transformator dan mediator serta belum pula mengembangkan model/strategi pembelajaran yang melibatkan siswa membuat proyek baik yang menghasilkan produk nyata atau sebuah karya. Implikasinya, siswa belum pernah terlibat eksperimen/percobaan yang menghasilkan produk nyata secara langsung. Implikasi lain adalah bahwa kurangnya antusiasme dalam pembelajaran, ditunjukkan dengan siswa yang jarang sekali menanggapi dan menjawab atau mengajukan pertanyaan kepada guru. Selain itu, media pembelajaran belum sepenuhnya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada. Temuan tersebut juga dikuatkan dengan masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan dengan persentase ketuntasan 28%. Mengkaji kondisi awal di atas, Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan kemampuan kreativitas dan komunikasi. Kompetensi yang diharapkan dari seorang lulusan SD/MI dirumuskan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret (Mendikbud, 2013:110). Dijelaskan pula oleh Dananjaya (2010:28) bahwa
104
pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Pengalaman aktivitas siswa harus bersumber/relevan dengan realitas sosial yang berupa pengalaman praktik seperti berkomunikasi, bekerjasama, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. Di dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas berprakarsa, kreatif, dan mandiri. Guru perlu berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dimana siswa termotivasi untuk belajar dan mengeksplorasi kemampuan mereka dengan bantuan berbagai sumber belajar yang ada. Peran media pembelajaran salah satunya adalah sebagai sumber belajar bagi siswa dan membantu guru dalam menyampaikan informasi atau materi pembelajaran kepada siswa. Pemilihan media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Pada akhirnya, keberhasilan pembelajaran dapat dilihat salah satunya dari hasil belajar siswa, yang mencakup hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan analisis teoritis, tinjauan beberapa penelitian relevan, dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini secara umum diajukan suatu hipotesis yaitu melalui project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
105
Secara khusus, hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan keterampilan guru kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
2.
Melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
3.
Melalui penerapan pembelajaran project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 36 orang, terdiri dari 19 anak laki-laki dan 17 anak perempuan.
3.2 VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini meliputi : 3.2.1 Variabel tindakan: Model Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map Project based learning berbantuan media mind map merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata berbantuan media mind map yang merupakan alat bantu/media dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa dengan mengoptimalkan fungsi otak sehingga siswa dapat lebih memahami dan mengembangkan pembelajaran yang mereka terima. 3.2.2 Variabel Masalah 3.2.2.1 Keterampilan Guru Keterampilan guru adalah keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran kelas IV dengan model project based learning
106
107
berbantuan media mind map yang meliputi indikator sebagai berikut: 1) melaksanakan kegiatan pendahuluan; (2) melakukan eksplorasi atau pengenalan dengan bantuan media mind map; (3) menyampaikan materi dan mengklarifikasi konsep yang belum jelas; (4) membimbing siswa merencanakan proyek menggunakan media mind map; (5) memfasilitasi dan memonitor siswa dalam penyelesaian proyek; (6) memberikan penguatan; (7) mengkonfirmasi hasil proyek siswa; dan (8) melakukan kegiatan penutup. 3.2.2.2 Aktivitas siswa Aktivitas siswa adalah segala aktivitas belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran di kelas IV dengan model project based learning berbantuan media mind map, indikator aktivitas siswa meliputi: (1) kesiapan siswa mengikuti pembelajaran; (2) merekonstruksi pengetahuan yang telah mereka peroleh sebelumnya; (3) siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang; (4) siswa mengeksplorasi materi dengan menggunakan bantuan media mind map; (5) siswa menentukan proyek berdasarkan pertanyaan/permasalahan yang diberikan guru; (6) siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek; (7) siswa menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan monitoring guru; (8) siswa menyampaikan laporan dan mempresentasikan hasil proyek; (9) siswa menanyakan materi yang belum jelas atau belum dapat dipahami. 3.2.2.3 Hasil belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik sikap (spiritual dan sosial), keterampilan, maupun pengetahuan siswa setelah mengikuti pembelajaran
108
kelas IV SDN 01 Pekalongan pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Subtema 2 dan Subtema 3 muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3.3 TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 01 Pekalongan yang beralamat di Jalan Raya Desa Pekalongan KM1, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga.
3.4 PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Menurut Kusumah (2010:9), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Tahap-tahap penelitian tindakan menurut model Kurt Lewin (dalam Kusumah, 2010:20) terdiri empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tindakan (Acting) Perencanaan (Planning)
Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting)
Gambar 3.1 Tahapan PTK menurut Lewin (dalam Kusumah, 2010:20)
109
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan kolaborator untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran kelas IV. Berikut merupakan penjelasan tahap-tahap penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini. 3.4.1 Perencanaan (Planning) Perencanaan meliputi seluruh aspek-aspek yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan rancangan setiap siklus penelitian. Menurut Suhardjono (dalam Arikunto, 2009:75) pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas IV pada Tema “Indahnya Kebersamaan” . 2) Menentukan indikator, tujuan, dan materi pembelajaran sesuai KI dan KD yang digunakan. 3) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator dan materi pembelajaran serta skenario pembelajaran kelas IV melalui project based learning berbantuan media mind map. 4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan. 5) Menyiapkan Lembar Kerja dan instrumen evaluasi berupa tes tertulis. 6) Menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa. 7) Menyiapkan lembar catatan lapangan.
110
3.4.2 Pelaksanaan (Actuating) Menurut Kusumah (2010:39) pelaksanaan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam tahap ini, rancangan penelitian diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map dalam pembelajaran kelas IV Tema “Indahnya Kebersamaan” . Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari satu pertemuan. 3.4.3 Pengamatan (Observing) Pada tahap ini pengamat (observer) melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Menurut Suhardjono (dalam Arikunto, 2009:78), pengumpulan data ini menggunakan format observasi yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, dan kualitas media pembelajaran. 3.4.4 Refleksi (Reflecting) Tahap ini digunakan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Hopkins (dalam Arikunto, 2009:80) mengemukakan bahwa refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
111
masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Setelah dilakukan analisis, selanjutnya ditentukan tindak lanjut yang sesuai dan efektif untuk memperbaiki kekurangan pada siklus yang telah berlangsung. Berdasarkan refleksi ini suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan (Kusumah, 2010:40).
3.5 SIKLUS PENELITIAN 3.5.1
Siklus I
3.5.1.1 Perencanaan Siklus I 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 4 disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 2) Menyiapkan dan menyediakan media pembelajaran mind map dan penugasan proyek sesuai dengan materi pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 4. 3) Menyiapkan Lembar Evaluasi (Kognitif), Lembar Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (Afektif), Lembar Kerja Peserta Didik (Psikomotorik) sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran. 4) Menyiapkan Lembar Observasi Keterampilan Guru, Lembar Observasi Aktivitas Siswa, dan Lembar Catatan Lapangan.
112
3.5.1.2 Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan siklus 1 diuraikan dalam tabel 3.1 di bawah ini sebagai berikut. Tabel 3.1 Uraian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I No. Kegiatan Langkah-langkah A. Kegiatan 1. Melakukan Pendahulu pendahuluan an
a. b. c. d.
e.
f. g. B.
Kegiatan Inti
2. Penjelasan h. mengenai cara membaca dan menggunakan mind map i.
j.
3. Pembentukan Kelompok
k.
4. Eksplorasi
l.
Uraian Pembelajaran Guru mempersiapkan materi, media, dan sumber pembelajaran. Guru melakukan pengondisan kelas. Guru melakukan salam, do’a, presensi Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan melakukan tepuk Zemangat. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan rebana dan seruling. Kemudian guru bertanya; “Anak-anak, tahukah kalian apa benda yang baru saja Ibu mainkan? Tahukah kalian, setiap kali ibu memainkan alat musik maka akan tercipta apa?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menyanpaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. Guru menjelaskan mengenai Alat Musik Tradisional menggunakan mind map Alat Musik dan Cara Membunyikannya. Berdasarkan penjelasan guru, siswa diminta menyebutkan alat musik lain yang diketahuinya. Guru menyediakan alat musik tradisional berupa rebbana dan seruling. Siswa diminta untuk mencoba memainkan alat musik tersebut. Siswa membentuk kelompok dengan komposisi 3 sampai dengan 4 orang per kelompok. Siswa bereksplorasi dengan berbagai
113
dengan mind sumber bunyi dari benda-benda map sebagai sekitar. Hasil eksplorasi dituliskan pengantar pada tabel pada buku siswa. menuju proyek m. Guru menyiapkan benda-benda yang yang akan dibunyikan dengan cara ditiup mereka buat (peluit), digesek (sisir), dipetik (karet), ditekan (mainan anak-anak) dan sebagainya. n. Siswa melakukan eksplorasi dengan benda yang mereka dapatkan. o. Siswa mengamati tabel dan mengambil kesimpulan yang sesuai harapan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini: p. Apakah semua benda itu dapat berbunyi? q. Dengan cara apakah benda itu dapat berbunyi? a. Apa yang kalian rasakan pada kulit kalian saat kalian membuat benda itu berbunyi? r. Apa yang kalian simpulkan dari kegiatan ini? 5. Penentuan s. Guru mengelompokkan siswa proyek sesuai berdasarkan cara membunyikan dengan benda. pembelajaran t. Guru menyiapkan benda-benda dari peralatan dapur atau lainnya. u. Proyek siswa adalah membuat Ansambel Musik Harmoni dengan memilih lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” atau “Hari Kemerdekaan” 6. Perancangan v. Siswa bersama dengan guru langkah-langkah merancang langkah-langkah penyelesaian penyelesaian proyek berdasarkan proyek mind map berdasarkan mind map 7. Setiap kelompok w. Siswa menyelesaikan proyek dengan
114
C.
Kegiatan Penutup
menyelesaikan difasilitasi dan monitoring guru. proyek x. Guru membimbing siswa bermain alat difasilitasi dan musik dengan alat-alat yang ada. Guru dimonitoring mengajak siswa menyanyikan lagu oleh guru dengan iringan musik buatan. y. Siswa dikenalkan dengan konsep harmoni dalam bermusik. z. Siswa mendiskusikan makna harmoni dalam kehidupan sehari-hari. aa. Siswa mendiskusikan manfaat mengaplikasikan sikap harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air (persatuan dalam keberagaman). 8. Penyusunan bb. Siswa menceritakan sikap laporan dan harmoni dengan makna yang mempresentasik terkandung dalam Sila Pancasila no.2 an hasil proyek cc. Siswa menampilkan hasil ansambel dari masing-masing kelompok. 9. Evaluasi proses dd. Guru melakukan evaluasi proses dan hasil proyek dan hasil proyek 10. Menutup ee. Guru bersama-sama dengan siswa pembelajaran melakukan refleksi, menguraikan manfaat pembelajaran yang telah dialami. ff. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. gg. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. hh. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3.5.1.3 Pengamatan Siklus I 1) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru 2) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa 3) Melakukan pengamatan terhadap penilaian sikap dan keterampilan siswa
115
3.5.1.4 Refleksi Siklus I 1) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus I melalui hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil belajar siswa. 2) Membuat daftar permasalahan/kekurangan dan kelebihan pada siklus I ditinjau dari aspek keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. a)
Permasalahan yang muncul selama pelaksanaan tindakan pada siklus I yakni keterampilan guru dalam memberikan penguatan, memotivasi dan bertanya kurang, aktivitas siswa dalam mengeksplorasi mind map dan melakukan kerja proyek belum sesuai yang diharapkan, situasi kelas yang kurang kondusif, hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, baik pada ranah sikap, pengetahuan, keterampilan.
b)
Keberhasilan ditunjukkan dengan guru melaksanakan pembelajaran dengan runtut dan baik, memberikan apersepsi yang dilakukan dengan tepat, materi pembelajaran
tersampaikan
dengan
baik,
siswa
memperhatikan
penyampaian materi, siswa antusias dalam mempelajarai mind map dan melengkapinya sesuai dengan arahan guru, kegiatan penutup terlaksana dengan cukup baik. 3) Merencanakan tindakan perbaikan/tindak lanjut dari siklus I. a.
Guru
meningkatkan
frekuensi
bertanya
kepada
siswa
dengan
memperhatikan persebaran yang adil antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. b.
Guru memberikan pertanyaan yang menuntun (prompting) agar dapat menstimulus siswa untuk bertanya aktif.
116
c.
Guru meningkatkan keterampilan membimbing diskusi kelompok dengan memusatkan perhatian dan kegiatan siswa dalam diskusi tanpa mendominasi kegiatan diskusi. Guru meningkatkan keterampilan memberikan penguatan dengan “Tepuk
d.
Salut” yang melibatkan seluruh siswa untuk mengapresiasi satu sama lain. e.
Guru meningkatkan keterampilan melakukan variasi dengan siswa membuat variasi interaksi belajar mengajar dimana sebisa mungkin pembelajaran melibatkan kemampuan personal siswa baik untuk menunjang hasil belajar individu maupun kelompok (dalam proyek).
3.5.2
Siklus II
3.5.2.1 Perencanaan Siklus II 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 5 disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 2. Menyiapkan dan menyediakan media pembelajaran mind map dan penugasan proyek sesuai dengan materi pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 5. 3. Menyiapkan Lembar Evaluasi (Kognitif), Lembar Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (Afektif), Lembar Kerja Peserta Didik (Psikomotorik). 4. Menyiapkan Lembar Observasi Keterampilan Guru, Lembar Observasi Aktivitas Siswa, dan Lembar Catatan Lapangan. 3.5.2.2 Pelaksanaan Siklus II
117
Pelaksanaan siklus II diuraikan dalam tabel 3.2 di bawah ini sebagai berikut. Tabel 3.2 Uraian pelaksanaan pembelajaran pada siklus II No. A.
Kegiatan Kegiatan Pendahulu an
Langkah-langkah 1. Melakukan Pendahuluan
B.
Kegiatan Inti
2. Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map 3. Pembentukan kelompok 4. Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat
5. Penentuan proyek sesuai dengan pembelajaran
Uraian Pembelajaran a. Guru mempersiapkan materi, media, dan sumber pembelajaran. b. Guru melakukan pengondisan kelas. c. Guru melakukan salam, do’a, presensi d. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan melakukan tepuk Zemangat. e. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan “telepon kaleng” dengan salah satu siswa dan memberikan pesan berantai. Guru bertanya; “Bagaimana bunyi dapat terdengar dari kaleng yang satu ke kaleng yang lain?” f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. g. Guru menyanpaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. h. Guru memaparkan mind map mengenai perambatan bunyi. i. Siswa melengkapi mind map mengenai perambatan bunyi j. Siswa membentuk kelompok dengan komposisi 3 sampai dengan 4 orang per kelompok. k. Siswa secara bergantian melakukan percobaan 1, 2, dan 3 yang ada dalam buku siswa. l. Siswa mengisi tabel dengan menjawab pertanyaan. m. Siswa membuat laporan percobaan dari salah satu percobaan yang mereka lakukan. n. Siswa berkreasi membuat rumah adat impiannya dengan memperhatikan sudut yang dibentuk dan menggunakan teknik kolase menggunakan ijuk atau lidi. o. Siswa menceritakan ciri khas rumah adat
118
C.
Kegiatan Penutup
6. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek 7. Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru 8. Penyusunan laporan dan mempresentasikan hasil proyek 9. Evaluasi proses dan hasil proyek 10. Menutup pembelajaran
impiannya dan alasan mengapa memilih jenis sudut tertentu. p. Guru bersama-sama dengan siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map mengenai Sudut-Sudut Bangun Datar. q. Guru menjelaskan kriteria penilaian terlebih dahulu r. Siswa menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan monitoring guru. s. Siswa menampilkan hasil proyek masingmasing.
t. Guru melakukan evaluasi proses dan hasil proyek. u. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi, menguraikan manfaat pembelajaran yang telah dialami. v. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. w. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. x. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3.5.2.3 Pengamatan Siklus II 1) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru 2) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa 3) Melakukan pengamatan terhadap penilaian sikap dan keterampilan siswa 3.5.2.4 Refleksi Siklus II 1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus II melalui hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil belajar siswa.
119
2. Membuat daftar permasalahan/kekurangan dan kelebihan pada siklus II ditinjau dari aspek keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. a)
Permasalahan yang muncul selama pelaksanaan tindakan pada siklus II yakni keterampilan guru dalam memberikan memotivasi masih perlu ditingkatkan, situasi kelas yang kurang kondusif, hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, baik pada ranah sikap, pengetahuan, keterampilan.
b)
Keberhasilan ditunjukkan dengan guru melaksanakan pembelajaran dengan runtut dan baik, memberikan apersepsi yang dilakukan dengan tepat, materi pembelajaran
tersampaikan
dengan
baik,
siswa
memperhatikan
penyampaian materi, siswa antusias dalam mempelajarai mind map dan melengkapinya sesuai dengan arahan guru, kegiatan penutup terlaksana dengan cukup baik, serta guru juga sudah memberikan penguatan yang baik dan meningkatkan intensitas bertanya/berinteraksi dengan siswa. 3. Merencanakan tindakan perbaikan/tindak lanjut dari siklus II. 1) Guru meningkatkan keterampilan membimbing diskusi kelompok dengan memusatkan perhatian dan kegiatan siswa dalam diskusi tanpa mendominasi kegiatan diskusi serta mengawasi dan menengahi jalannya diskusi apabila terjadi dominasi individu dan penyimpangan dari konteks pada diskusi yang sedang berlangsung. 2) Meningkatkan motivasi siswa dengan menambah frekuensi penguatan melalui “Tepuk Gembira” setiap akan memulai kegiatan yang baru dan “Tepuk Salut” setiap siswa selesai melaksanakan sebuah tugas/proyek.
120
3) Guru meningkatkan keterampilan melakukan variasi dengan siswa membuat variasi interaksi belajar mengajar dimana sebisa mungkin pembelajaran melibatkan kemampuan personal siswa baik untuk menunjang hasil belajar individu maupun kelompok (dalam proyek). Pada siklus selanjutknya guru harus membuat proyek yang melibatkan skill individu siswa dan skill kelompok sekaligus. 3.5.3
Siklus III
3.5.3.1 Perencanaan Siklus III 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pada Tema
“Indahnya
Keberagaman”
Kebersamaan”
Pembelajaran
3
Subtema disesuaikan
“Kebersamaan dengan
dalam
langkah-langkah
pembelajaran yang menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 2) Menyiapkan dan menyediakan media pembelajaran mind map dan penugasan proyek sesuai dengan materi pada Tema “Indahnya Kebersamaan” Subtema “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 5. 3) Menyiapkan Lembar Evaluasi (Kognitif), Lembar Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (Afektif), Lembar Kerja Peserta Didik (Psikomotorik). 4) Menyiapkan Lembar Observasi Keterampilan Guru, Lembar Observasi Aktivitas Siswa, dan Lembar Catatan Lapangan. 3.5.3.2 Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan siklus III diuraikan dalam tabel 3.3 di bawah ini sebagai berikut.
121
Tabel 3.3 Uraian pelaksanaan pembelajaran pada siklus III No. A.
Kegiatan Kegiatan Pendahulu
Langkah-langkah 1. Melakukan
Uraian Pembelajaran a. Guru mempersiapkan materi, media,
Pendahuluan
an
dan sumber pembelajaran. b. Guru melakukan pengondisan kelas. c. Guru melakukan salam, do’a, presensi d. Guru
memberikan
motivasi
belajar
kepada siswa dengan melakukan tepuk Zemangat. e. Guru
melakukan
apersepsi
dengan
melakukan permainan “Tepuk Kanan atau Tepuk Kiri” f.
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. g. Guru menyanpaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. B.
Kegiatan
h. Siswa
Inti
melakukan
percobaan
untuk
mengetahui tempat bunyi berada. i.
Secara
berpasangan,
seorang siswa
mengenakan penutup mata dan siswa di sampingnya memegang toples berisi kelereng,
kemudian
menggoyangkannya. mengenakan
penutup
Siswa
yang
mata
harus
menebak dari arah mana bunyi berasal. j.
Siswa
bersama
dengan
guru
menganalisis bersama hasil percobaan yang telah dilakukan. 2. Penjelasan
k. Siswa memperhatikan mind map yang
mengenai cara
dipaparkan
membaca dan
mengenai Indra Pendengaran.
menggunakan mind map
l.
guru
di
depan
kelas
Siswa mengamati cara membaca dan menggunakna
mind
map
untuk
122
melakukan kerja proyek. 3. Pembentukan
m. Siswa membentuk kelompok dengan
kelompok
komposisi 3 sampai dengan 4 orang per kelompok.
4. Eksplorasi
n. Masing-masing kelompok bekerjasama
dengan mind map
untuk melengkapi mind map tentang
sebagai pengantar
indra pendengar dan mempresentasikan
menuju proyek
hasilnya di depan kelas.
yang akan
o. Masing-masing
mereka buat
kelompok
saling
mengkritisi hasil presentasi kelompok lainnya, memberikan pertanyaan, atau masukan.
5. Penentuan proyek
p. Masing-masing kelompok mengerjakan
sesuai dengan
Proyek 1: Puzzle Bagian-bagian telinga
pembelajaran 6. Perancangan
q. Siswa dan guru merancang langkah-
langkah-langkah
langkah penyelesaian proyek.
penyelesaian proyek 7. Setiap kelompok
r.
menyelesaikan
Siswa menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan monitoring guru.
proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru 8. Penyusunan
s. Seluruh kelompok melaporkan dan
laporan dan
mempresentasikan hasil proyek.
mempresentasika n hasil proyek Proyek 2 t.
Siswa mengamati gambar ukiran tradisional yang disediakan guru.
u. Siswa
menganalisis
pengubinan.
gambar
apakah
membentuk
pola
123
v. Setiap kelompok menentukan proyek 2 yakni merancang pengubinan. w. Setiap kelompok menyelesaikan proyek 2 dengan difasilitasi dan monitoring guru. x. Hasil dari proyek 2 dipaparkan di depan kelas. 9. Evaluasi proses
y. Guru melakukan evaluasi hasil proyek.
dan hasil proyek C.
Kegiatan Penutup
10. Menutup pembelajaran
z. Guru
bersama-sama
melakukan manfaat
dengan
refleksi, pembelajaran
siswa
menguraikan yang
telah
dialami. aa. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. bb. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. cc. Guru
menginformasikan
rencana
kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3.5.3.3 Pengamatan Siklus III 1) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru 2) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa 3) Melakukan pengamatan terhadap penilaian sikap dan keterampilan siswa
3.5.3.4 Refleksi Siklus III 1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus III melalui hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil belajar siswa. Adapun keberhasilan yang muncul pada siklus II adalah keterampilan guru meningkat baik dalam memberikan penguatan, mengkondisikan kelas, mendorong siswa untuk bertanya, membimbing siswa dalam berdiskusi, memberikan variasi (media dan
124
proyek). Siswa akif dalam berdiskusi, menyelesaikan proyek. Kondisi kelas nyaman dan kondusif. Hasil belajar meningkat mencapai target yang direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan tindakan terhadap variabel masalah yakni keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan sehingga penelitian dihentikan pada siklus III. 2. Memberikan tindakan perbaikan pembelajaran yang berkelanjutan guna menjaga kualitas pembelajaran dengan memperhatikan pengondisian kelas, pemberian motivasi dan penguatan kepada siswa, variasi permainan dan cara menyampaikan materi, aktivitas siswa saat berdiskusi kelompok.
3.6 DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 3.6.1
Sumber Data
3.6.1.1
Siswa
Pada penelitian ini, jumlah siswa yang akan diteliti sebanyak 36 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Sumber data dari siswa diambil dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.1.2
Guru
Pada penelitian ini, sumber data dari guru diambil dari hasil observasi terhadap pelaksanaan keterampilan guru pada pembelajaran Tema “Indahnya
125
Kebersamaan” dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.1.3
Data dokumen
Data dokumen pada penelitian ini didapat dari data hasil belajar siswa sebelumnya serta foto dan video pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.1.4
Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan peristiwa-peristiwa yang diperoleh dari catatan guru dan hasil pengamatan observer pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.2
Jenis Data
3.6.2.1
Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan. Data kuantitatif dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, phie chart, pictogram, dan sejenisnya (Sugiyono,2010:341). Sedangkan menurut Santoso (2003:14), data kuantitatif adalah hasil observasi (pengamatan) atas sesuatu hal yang bisa dinyatakan dengan angka (numerik). Data kuantitatif diperoleh dari data hasil belajar siswa atau evaluasi. Dengan kata lain, pada penelitian ini data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) dalam pelaksanaan pembelajaran Tema “Indahnya
126
Kebersamaan” dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.2.2
Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antisias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya (Supardi, 2008:131). Santoso (2003:15) menyatakan bahwa data kualitatif adalah hasil pengamatan yang outputnya hanya bisa dimasukkan dalam suatu kategori. Pada penelitian ini data kualitatif didapat dari hasil observasi terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa pada aspek sikap dan pengetahuan saat pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.3
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes
(observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi). 3.6.3.1
Teknik Tes
Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maskud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Kusumah, 2012:78). Sejalan dengan hal tersebut Arikunto (2006:53) menjelaskan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan
127
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Teknik tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktek atau tes kinerja yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar aspek kognitif (Ekawati & Sumaryanta, 2011:9). Menurut Purwanto (2009:23-25), tes hasil belajar hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar sesuai tujuan pembelajaran dan digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru. Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan (kognitif). Jenis tes yang akan dilaksanakan adalah tes tertulis. Teknik tes dilakukan setiap akhir proses pembelajaran. 3.6.3.2
Teknik Non Tes
Pengumpulan data melalui teknik non tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. 3.6.3.2.1 Observasi Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2009:149). Sedangkan Sugiyono (2010:203) menyatakan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Pada penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pada ranah sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) selama
128
proses pembelajaran dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map. 3.6.3.2.2 Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan deskripsi atau catatan rekaman tentang peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam situasi wajar atau alamiah (Supratiknya, 2012:47). Menurut Kusumah (2012:62), guru secara sistematis membuat catatan tentang situasi kelas, baik selama maupun segera setelah pelajaran usai, mengenai hal-hal penting yang terjadi di kelas. Catatan lapangan dapat digunakan guru untuk menganalisis proses pembelajaran didalam kelas yang melibatkan guru dan siswa serta kondisi/situasi kelas. 3.6.3.2.3 Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:232). Lebih lanjut Sugiyono (2010:329) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Pada penelitian ini, dokumentasi yang digunakan berupa foto dan video selama pelaksanaan penerapan project
129
based learning berbantuan media mind map pada pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” . 3.6.4
Validitas Pengumpulan Data
3.6.4.1 Tes Data tes yang diperoleh diuji validitasnya melalui validitas isi. Sugiyono (2010:182) menyatakan bahwa pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Kisi-kisi pembuatan soal digunakan dalam pengujian validitas pada data tes, sehingga cakupan ranah pengetahuan yang akan diukur sesuai dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. 3.6.4.2 Non Tes Dalam menguji validitas alat pengumpul data non tes, digunakan practical validity. Widihastrini (2012) menjabarkan tentang practical validity yaitu sepanjang anggota kelompok action research memutuskan bahwa instrumen layak untuk digunakan kemudian instrumen dinyatakan valid dan reliable. Maka dalam penelitian ini, sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, diajukan terlebih dahulu kepada expert atau yang lebih ahli yaitu dosen pembimbing.
3.7 TEKNIK ANALISA DATA Teknik analisa data yang digunakan adalah: 3.7.1 Teknik Analisa Data Kuantitatif Data ini berupa hasil belajar yang mengukur kompetensi belajar siswa ranah pengetahuan dan keterampilan. Jika penilaian menggunakan skor tertinggi
130
(maksimal) 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa. Menurut Poerwanti (2008:6.15) skala 100 berangkat dari persentase yang menggantikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu perangkat tes dengan batas minimal angka 0 – 100 persen (%). Adapun langkah PAP sebagai berikut: 3.7.1.1 Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus: N=
× 100 (skala 0-100)
Keterangan: N = Nilai B = Skor yang diperoleh St = Skor maksimal (Poerwanti, 2008:6.15) 3.6.1.2 Menentukan batas minimal nilai ketuntasan Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran (Poerwanti, 2008:6.16). Penentuan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Adapun untuk menentukan kriteria ketuntasan hasil belajar adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Nilai Ketuntasan Sikap Nilai Ketuntasan Sikap Modus Predikat 4,00 Sangat Baik (SB) 3,00 Baik (B) 2,00 Cukup (C) 1,00 Kurang (K)
(Permendikbud, 2014:11)
131
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan modus predikat Baik (B). Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel 3.5 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Modus Predikat 3,85 – 4,00 A 3,51 – 3,84 A3,18 – 3,50 B+ 2,85 – 3,17 B 2,51 – 2,84 B2,18 – 2,50 C+ 1,85 – 2,17 C 1,51 – 1,84 C1,18 – 1,50 D+ 1,00 – 1,17 D
(Permendibud, 2014:12) Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor 3,01; untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 3,01. Skala nilai pada Kurikulum 2013 menggunakan skala 1-4. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai dalam skala 1-4, yaitu: a.
Mengkonversi langsung dari skor Rumus: nilai =
b.
Mengkonversi dari skala 0-100
×4
132
Rumus: nilai =
×4
3.7.1.2 Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut. Presentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: p=
× 100%
Keterangan: p = presentase ketuntasan belajar klasikal siswa (Aqib, 2011:41) Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A tentang Impelementasi Kurikulum (2013:55) disebutkan bahwa remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% siswa memberoleh nilai kurang dari 3,01. Menurut Djamarah juga (2010:108) apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan minimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan baru. Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini peneliti menentukan batas ketuntasan klasikal sebesar 75%.
133
Tabel 3.6 Nilai Ketuntasan Klasikal Kriteria Ketuntasan Klasikal ≥ 75% < 75%
Kualifikasi Tuntas Tidak Tuntas
Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Individual Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan Kriteria Ketuntasan Individual Kompetensi Sikap ≥B
Kualifikasi Tuntas Tidak Tuntas
Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Individual Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan Kriteria Ketuntasan Klasikal Pengetahuan Keterampilan ≥ 3.01 ≥ 3.01 < 3.01 < 3.01
Kualifikasi Tuntas Tidak Tuntas
3.7.2 Teknik Analisa Data Kualitatif Data kualitatif pada penelitian ini didapatkan dari hasil observasi terhadap keterampilan guru, aktivitas ssiwa, serta hasil belajar pada ranah sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Selain itu, data kualitatif juga didapatkan dari hasil catatan lapangan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan project based learning berbantuan media mind map pada pembelajaran kelas IV Tema “Indahnya Kebersamaan” . Analisis data kualitatif dilakukan dengan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2010:335).
134
Adapun data kualitatif dalam penelitian ini berupa data hasil observasi keterapilan guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar pada ranah sikap dan keterampilan diorganisasikan ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang sesuai dengan skor yang telah ditetapkan. Menurut Poerwanti (2008:6.9) dalam mengolah data kualitatif dapat dilakukan langkah sebagai berikut: a.
Menentukan skor maksimal (m),
b.
Menentukan skor minimal (k),
c.
Menentukan median,
Median = d.
; Median = Kuartil ke-2 (K2)
Membagi rentang skor menjadi 4 kategori (sangat baik, baik,
cukup, dan kurang). Karena terdapat empat kategori yang digunakan, maka digunakan kuartil data kualitatif tersebut untuk menentukan interval setiap kategori. Rumus untuk menentukan letak kuartil: Ki = (Sukestiyarno, 2009:23) Keterangan: Ki = kuartil ke-i n = banyaknya data Untuk membagi banyak data menjadi 4 sama banyak digunakan rumus kuartil. Menurut Herryanto (2007:5.3) nilai-nilai kuartil dapat membagi 4 sama banyak terhadap banyak data. Dengan demikian, akan terdapat kuartil pertama (K1), kuartil kedua (K2), dan kuartil ketiga (K3)
135
n1
, n2 k1
, n3 k2
, n4 k3
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa, banyak data yang terletak di bawah K1 = n1. Banyak data yang terletak di antara K1 dan K2 = n2. Banyak data yang yang terletak diantara K2 dan K3 = n3, sedangkan banyak data yang terletak di atas K3 = n4, dimana n1 = n2 = n3 = n4. Adapun untuk menentukan kuartil dapat digunakan rumus: Ki = (n+1) Herryanto (2007:5.3) Ki = nilai kuartil (i = 1,2,3) n = banyak data Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa kriteria data skor yang diperoleh dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Tingkat Keberhasilan Skala Penilaian K3 < skor < m K2 < skor < K3 K1 < skor < K2 k < skor < K1
Kategori Sangat Baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
3.7.2.1 Kriteria Penilaian Keterampilan Guru Dalam instrumen observasi keterampilan guru terdapat 9 indikator dengan rentang nilai 1 sampai 4 untuk setiap indikator, maka: Skor maksimal (m) Skor minimal (k) Banyaknya data (n)
= 36 =0 = (m - k) + 1 = (36 – 0) + 1 = 37
136
Sehingga, dapat ditentukan kuartil ke-1 sampai kuartil ke-3 sebagai berikut: K1 =
K2 =
=
=
= 9,5 nilai K1 = data ke-9,5 = 8,5
K3
= =
= 19 nilai K2 = data ke-19 = 18
= 28,5 nilai K3 = data ke-28,5 = 27,5
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Keterampilan Guru Skala Penilaian 27,5 ≤ skor ≤ 36 18 ≤ skor < 27,5 8,5 ≤ skor < 18 0 ≤ skor < 8,5
Kategori Sangat Baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
3.7.2.2 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Dalam instrumen observasi aktivitas siswa terdapat 9 indikator dengan rentang nilai 1 sampai 4 untuk setiap indikator, maka: Skor maksimal (m) Skor minimal (k) Banyaknya data (n)
= 36 =0 = (m - k) + 1 = (36 – 0) + 1 = 37 Sehingga, dapat ditentukan kuartil ke-1 sampai kuartil ke-3 sebagai berikut:
K1 =
K2 =
=
=
= 9,5 nilai K1 = data ke-9,5 = 8,5
K3
= =
= 19 nilai K2 = data ke-19 = 18
= 28,5 nilai K3 = data ke-28,5 = 27,5
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Skala Penilaian 27,5 ≤ skor ≤ 36 18 ≤ skor < 27,5 8,5 ≤ skor < 18 0 ≤ skor < 8,5
Kategori Sangat Baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
137
3.7.2.3 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Spiritual dan Sikap Sosial Dalam instrumen observasi aktivitas siswa terdapat 3 indikator dengan rentang nilai 1 sampai 4 untuk setiap indikator, maka: Skor maksimal (m) Skor minimal (k) Banyaknya data (n)
= 12 =0 = (m - k) + 1 = (12 – 0) + 1
= 13
Sehingga, dapat ditentukan kuartil ke-1 sampai kuartil ke-3 sebagai berikut: K1 =
K2 =
=
=
= 3,5 nilai K1 = data ke-3,5 = 2,5
=7 nilai K2 = data ke-7 =6
K3
= =
= 10,5 nilai K3 = data ke-10,5 = 9,5
Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Ranah Sikap Spiritual dan Sosial Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5
Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN Indikator keberhasilan untuk mengukur peningkatan kualitas pembelajaran kelas IV siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga melalui project based learning berbantuan media mind map adalah: 1. Keterampilan guru kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga dalam mengelola pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan”
menggunakan penerapan project based learning berbantuan
media mind map meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (B)
138
2. Aktivitas siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga dalam pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” menggunakan penerapan project based learning berbantuan media mind map meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (B) 3. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari
Kabupaten Purbalingga dalam pembelajaran Tema “Indahnya Kebersamaan” menggunakan penerapan project based learning berbantuan media mind map meningkat dengan ketuntasan belajar individual pada ranah keterampilan dan pengetahuan sebesar ≥75% serta pada ranah sikap spiritual dan sosial sekurang-kurangnya baik (B).
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa muatan pelajaran IPA, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tema “Indahnya Kebersamaan” pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan. Adapun simpulan tersebut dirinci sebagai berikut: 1) Peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran tema “Indahnya Kebersamaan” melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan yang ditunjukkan dengan skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 22 dengan kriteria “baik” dan meningkat pada siklus II yang memperoleh skor rata-rata 26 dengan kriteria “baik” dan kembali meningkat pada siklus III yang memperoleh skor rata-rata 30 dengan kriteria “sangat baik”. 2) Peningkatan
aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran
tema
“Indahnya
Kebersamaan” melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan yang ditunjukkan dengan skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 12,8 dengan kriteria “cukup” dan meningkat pada siklus II yang memperoleh skor rata-rata 15,6 dengan
294
295
kriteria “cukup” dan kembali meningkat pada siklus III yang memperoleh skor rata-rata 20,3 dengan kriteria “baik”. 3) Peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada muatan pelajaran IPA dalam pembelajaran tema “Indahnya Kebersamaan” melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map pada siswa kelas IV SDN 01 Pekalongan yang ditunjukkan pada setiap ranah. Ranah sikap spiritual dan sosial mengalami peningkatan dengan skor rata-rata siklus I yakni 5,1 dengan kriteria “cukup” dan 5,5 dengan kriteria “cukup” kemudian meningkat menjadi 5,9 dengan kriteria “cukup” dan 5,8 dengan kriteria “cukup” pada siklus II serta kembali meningkat pada siklus III menjadi 7,4 dengan kriteria “baik” dan 6,2 dengan kriteria “baik”. Selain itu, ketuntasan belajar klasikal ranah pengetahuan dan keterampilan mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I, hasil belajar ranah pengetahuan sebesar 58,33% sedangkan pada ranah keterampilan sebesar 63,89% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,22% pada ranah pengetahuan dan 77,78% pada ranah keterampilan serta kembali meningkat menjadi 88,89% pada ranah pengetahuan dan 86,11% pada ranah keterampilan pada siklus III. Hasil belajar siswa kelas IV sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA untuk ranah sikap mengalami peningkatan sekurang-kurangnya baik (B) dan sebanyak ≥ 75% mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 75 pada ranah pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian hipotesis dari penelitian ini yaitu melalui penerapan project based learning berbantuan media mind map, maka keterampilan guru,
296
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa baik pada ranah sikap spiritual dan sosial, ranah pengetahuan, maupun ranah keterampilan kelas IV SDN 01 Pekalongan dapat meningkat, terbukti benar.
5.2 SARAN 5.2.1 Teoritis 1) Penerapan project based learning berbantuan media mind map dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui kegiatan belajar yang menyenangkan.. 2) Penerapan project based learning berbantuan media mind map dapat mengembangkan penilaian yang menyeluruh pada setiap ranah sikap, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang ditetapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang relevan dan bervariasi. 5.2.2 Praktis 5.2.2.1 Bagi Guru 1) Pengembangan materi dalam pembelajaran yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran perlu dilakukan agar pengetahuan yang diterima siswa lebih menyeluruh. 2) Penyampaian materi dengan jelas dan pemanfaatan berbagai metode dan media yang lebih variatif, efektif dan efisien sesuai dengan karakteristik siswa
297
perlu diterapkan agar siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diajarkan dengan baik. 3) Pengadaan variasi dalam memberikan penguatan, motivasi dan cara mengajar perlu ditingkatkan agar siswa lebih fokus dan antusias untuk mengikuti pembelajaran. 4) Pengadaan variasi lingkungan belajar atau penataan ruang kelas perlu diterapkan agar ruangan kelas lebih hidup, selain itu memberikan ruang gerak yang cukup dan memudahkan guru dalam mengawasi jalannya diskusi dan pembelajaran. 5) Perlu persiapan yang lebih matang untuk menerapkan project based learning berbantuan media mind map bukan. Siswa perlu dibiasakan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelompok sehingga kemampuan mereka
dalam
berdiskusi,
berbagi
tugas,
dan
menyelesaikan
proyek/percobaan dapat terasah dengan baik. 5.2.2.2 Bagi Sekolah 1) Sekolah sebaiknya memfasilitasi guru dan siswa dengan sumber belajar yang konkret dan sarana prasarana yang memadai agar memudahkan melakukan proses pembelajaran pada kurikulum 2013. 5.2.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya 1)
Model project based learning berbantuan media mind map terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga model pembelajaran dan media tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.
2)
Media mind map juga dapat dikombinasikan dengan permainan/game di dalamnya sehingga dapat lebih menarik lagi
DAFTAR PUSTAKA Allen, Karen dan Bruce D Friedman. 2010. Affective Learning: A Taxonomy for Teaching School Work Values. Journal of Social Work Values and Ethich. 7(2):1-10 Anderson, Lorin .W, dkk. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asessmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dananjaya, Utomo. 2012. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Gava Media. ________. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Yrama Widya. Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta. Djojosoediro, Wasih. 2010. Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD, Unit 1. Diunduh di www.tpardede.wikispaces.com (5 Mei 2014). Ekawati, Estina dan Sumaryana. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Jogjakarta: DIVA Press. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hariati, Tri. 2014. Pembelajaran Aktif Hanya Dilakukan Oleh Guru Efektif. Diunduh di lpmp-jateng.net (5 Mei 2014). Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Huda,
Miftakhul. 2013. Model-model Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Kauchack, Donald P. Dan paul D. Eggen. 1998. Learning Teaching. Massauchusetts: Allyn Bacon.
298
299
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Dikbud dan PMP Kraiger, Kurt, dkk. 1993. Application Of Cognitive, Skill-based, and Affective Theories of Learning Outcomes to New Methods of Training Evaluation. Journal of Applied Psychology. Vol. 78 No.2. Hlm.311-328. Krathwohl, David R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory Into Practice. Vol. 41 No. 4 Hlm. 212-218. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik: Suatu Pendekatan Praktis Disertai Contoh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurinasih, Imas, dkk. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Kata Pena. Kusumah, Wijaya, dkk. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Jakarta Barat: PT Indeks. Mayer, Richard E. 2002. Rote Versus Meaningful Learning. Journal What Works? Research Into Practice. Vol. 41. No.4. Hlm. 227-232. Martin, O. Michael, et all. 2012. TIMSS 2011 International Result in Science. United States: TIMSS & PIRLS International Study Center. Mulyasa, H E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Katapena. Murni, Wahid, dkk. 2012. Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. Muzamiroh, Mida L. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata Pena. Nurroeni, Chusnul. 2013. Keefektifan Penggunaan Model Mind Mapping terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal PGSD FIP UNNES. Vol. 1, No. 1.Hlm 58-60. ISSN:2252-9047 Nurrohman, Sabar.2006. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA sebagai upaya peningkatan life skills peserta didik. Majalan Ilmiah Pembelajaran. No. 1 Vol. 2 (Mei 2006). ISSN 02167999 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
300
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Poerwanti, Endang. 2008. Asessmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas. Purworini, S.E. 2006. Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind Studi Kasus. Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 1, No. 4. Hlm 17-19. ISSN:1858-327x Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan. 2013. Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ratini. 2011. Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Aktivitas Hasil Belajar BIOLOGI pada Siswa Muhammadiyah 1 Metro Tahun Pelajaran 2010/2011. Bioedukasi. Vol.2 No.1. Hlm 22-24. ISSN:20864701. Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Rosalina, Septarini, dkk. 2014. Penggunaan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Penerapan Konsep Sifat-sifat Cahaya. Jurnal PGSD FKIP UNS. Vol.2, No.1. Hlm. 2-4. ISSN:2354-6441 Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sardiman AM. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
301
Silberman, Mell. 2013. Pembelajaran Aktif: 101 Strategi untuk Mengajar Secara Aktif. Jakarta Barat: PT Indeks. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Memengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Subana, dkk. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta cv. Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukestiyarno dan Wardono. 2009. Statistika. Semarang. UNNES Press. Sulistyarsi, Ani. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Membuat Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cemro 01 Kare Madiun. Jurnal Prodi PGSD Unimed(online). Vol. 2, No. 1. Hlm 42-52. ISSN: 2088-5350 Supinah dan Titik Sutanti. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika Supriadi. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu. Susilowati, Indah, dkk. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Unnes Jurnal of Biology Education. Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suyono, dkk. 2012. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. ______. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
302
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B, dkk. 2012. Asessmen Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara. Widianti, Sri. 2014. Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Hasil Belajar IPS. Jurnal PGSD FIP UNNES. Vol. 3 No. 2. Hlm 68-69. ISSN: 22529047 Winataputra, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Windura, Sutanto. 2013. 1st Mind Map. Jakarta: Gramedia.
303
Lampiran 1 No
Variabel
1.
Keterampilan guru dalam pembelajaran project based learning berbantuan media mind map
1. 2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Sumber Indikator Data Guru melakukan pendahuluan (Keterampilan 1. Data Membuka dan Menutup Pembelajaran) 2. Catatan Guru menjelaskan mengenai cara membaca dan Lapangan menggunakan mind map (Keterampilan Menjelaskan) Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang akan menjadi tim dalam pelaksanaan proyek (Keterampilan Mengelola Kelas) Guru menggunakan mind map untuk membuat siswa memahami materi yang sedang dipelajari dan untuk mencapai proyek yang akan dikerjakan (Keterampilan Melakukan Variasi) Guru memberikan pertanyaan/permasalahan kepada siswa untuk diselesaikan dengan pelaksanaan proyek (Keterampilan Menanya) Guru mengarahkan siswa untuk merancang langkahlangkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map (Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil) Guru memfasilitasi dan memonitoring pelaksanaan proyek (Keterampilan Mengajar Perseorangan dan Kelompok) Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan umpan balik atas hasil pekerjaan siswa (Keterampilan Memberikan Penguatan) Guru menutup pembelajaran (Keterampilan Membuka
Pengumpulan Data Teknik Instrumen 1. Observasi 1. Lembar 2. Catatan Observasi Lapangan 2. Catatan 3. Dokumentasi Lapangan 3. Foto
304
2.
3.
dan Menutup Pembelajaran) 1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran 1. Siswa 2. Merekonstruksi pengetahuan yang telah mereka 2. Catatan peroleh sebelumnya Lapangan 3. Siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 45 orang 4. Siswa mengeksplorasi materi dengan menggunakan bantuan media mind map 5. Siswa menentukan proyek berdasarkan pertanyaan/permasalahan yang diberikan guru 6. Siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek 7. Siswa menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan monitoring guru 8. Siswa menyampaikan laporan dan mempresentasikan hasil proyek 9. Siswa menanyakan materi yang belum jelas atau belum dapat dipahami Hasil belajar Ranah Sikap 1. Siswa siswa dalam a. Spiritual pembelajaran 1. Berdoa project based 2. Perilaku Syukur/ Bersyukur learning 3. Toleransi berbantuan b. Sosial media mind 1. Rasa Ingin Tahu map 2. Kerjasama 3. Peduli Aktivitas siswa dalam pembelajaran project based learning berbantuan media mind map
1. Observasi 2. Catatan Lapangan 3. Dokumentasi
1. Lembar Observasi 2. Catatan Lapangan 3. Foto
1. Observasi 1. Lembar 2. Dokumentasi Penilaian Sikap 2. Foto
305
1. Siswa Ranah Pengetahuan 1. Menjelaskan sumber bunyi dalam bentuk tulisan; 2. Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar; 3. Menceritakan pengalamannya menjaga keharmonisan hubungan dengan teman sebagai pengamalan nilainilai Pancasila; 4. Menceritakan pengamalan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; 5. Menyajikan langkah percobaan dalam bentuk laporan; 6. Menjelaskan perambatan sumber bunyi; 7. Membandingkan hasil percobaan perambatan bunyi melalui benda padat, cair, dan gas; 8. Mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan penggunaan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku; 9. Menulis laporan berdasarkan hasil percobaan dengan melengkapi tabel; 10. Melaporkan hasil percobaan mengenai bunyi di depan kelas; 11. Merancang pengubinan menggunakan bangun segi banyak; 12. Mengkritisi bentuk pola pengubinan yang disusun oleh teman sebaya; dan 13. Mengidentifikasi gambar alam benda dan kolase. Ranah Keterampilan 1. Siswa 1. Mempraktikkan langkah-langkah yang terdapat pada
1. Tes Tertulis
1. Soal Evaluasi
1. Observasi 2. Dokumentasi
1. Rubrik Penilaian
306
teks percobaan perambatan bunyi; 2. Merancang hasil seni kreatif tentang pengubinan; 3. Membuat proyek tentang indra pendengar; 4. Mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase; 5. Menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi pengubinan;
Unjuk Kerja/Prod uk 2. Foto
307
Lampiran 2 PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU Perilaku Langkah-langkah Pembelajaran Keterampilan Project Based Indikator Keterampilan Guru Guru Guru Learning dalam Project Based Learning (Depdiknas, (Mulyasa, 2005) berbantuan media berbantuan media Mind Map 2004) Mind Map Membangun A. Keterampilan 1. Kegiatan Guru mengkondisikan kelas persepsi dan bertanya Pendahuluan (salam, do’a, presensi). sikap positif Guru melakukan apersepsi. siswa. B. Keterampilan Guru memberikan motivasi dan memberi menyampaikan tujuan penguatan pembealajaran. Guru memberikan arahan C. Keterampilan mengenai pembelajaran yang mengadakan akan dilaksanakan. variasi (Keterampilan Membuka Pelajaran) D. Keterampilan Menguasai 2. Penjelasan Guru menjelaskan mengenai cara menjelaskan disiplin ilmu mengenai cara membaca dan menggunakan membaca dan E. Keterampilan mind map. menggunakan membuka (Keterampilan Menjelaskan) mind map. dan menutup Memahami 3. Pembentukan Guru mengarahkan siswa untuk pelajaran keunikan setiap kelompok. membentuk kelompok yang akan siswa menjadi tim dalam pelaksanaan F. Keterampilan proyek. (Keterampilan membimbing Mengelola Kelas) diskusi kelompok Menguasai 4. Eksplorasi Guru menggunakan mind map kecil pengelolaan dengan mind untuk membuat siswa pembealjaran map sebagai memahami materi yang sedang G. Keterampilan yang mendidik pengantar dipelajari dan untuk mencapai mengelola berorientasi pada menuju proyek proyek yang akan dikerjakan. kelas siswa yang akan (Keterampilan Mengadakan mereka buat. Variasi) H. Keterampilan 5. Penentuan mengajar proyek sesuai Guru memberikan kelompok dengan pertanyaan/permasalahan kepada kecil dan pembelajaran. siswa untuk diselesaikan dengan perseorangan 6. Perancangan pelaksanaan proyek. langkah-langkah (Keterampilan Menanya) penyelesaian proyek Guru mengarahkan siswa untuk berdasarkan merancang langkah-langkah mind map. penyelesaian proyek berdasarkan
308
7. Penyelesaikan proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru.
Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan
8. Penyusunan laporan dan mempresentasik an hasil proyek. 9. Evaluasi proses dan hasil proyek. 10. Menutup pembelajaran
Mind Map. (Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil). Guru memfasilitasi dan memonitoring pelaksanaan proyek. (Keterampilan Mengajar Perseorangan dan Kelompok) Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan umpan balik atas hasil pekerjaan siswa. (Keterampilan Memberikan Penguatan). Guru menutup pembelajaran (Keterampilan Menutup Pembelajaran)
309
Lampiran 3 PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA Indikator Aktivitas Langkah-langkah Perilaku Siswa Siswa dalam Project Aktivitas Siswa Project Based Learning (Depdiknas, Based Learning (Hamalik, 2001) berbantuan media Mind 2004) berbantuan media Map Mind Map Memiliki 1. Aktivitas 1. Kegiatan Siswa mempersiapkan persepsi dan visual Pendahuluan diri untuk mengikuti sikap positif pembelajaran. terhadap belajar 2. Aktivitas lisan 3. Aktivitas mendengarkan 4. Aktivitas Mau dan mampu menulis mendapatkan dan mengintegrasikan 5. Aktivitas pengetahuan dan menggambar keterampilan serta membangun 6. Aktivitas sikapnya metrik Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengtahuan dan keterampilan serta memantapkan sikapnya
7. Aktivitas mental 8. Aktivitas emosional
2.
3.
4.
5.
6.
Mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap, dan bekerja produktif
7.
8.
Siswa merekonstruksi kembali pengetahuan yang telah mereka peroleh sebelumnya. Penjelasan mengenai Siswa menemukan cara membaca dan informasi mengenai menggunakan mind bagaimana cara map. menggunakan mind map. (Observing) Pembentukan Siswa membentuk kelompok. kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Eksplorasi dengan Siswa mengeksplorasi mind map sebagai materi dengan pengantar menuju menggunakan bantuan proyek yang akan media mind map. mereka buat. Siswa menentukan Penentuan proyek proyek berdasarkan sesuai dengan pertanyaan/permasalahan pembelajaran. yang diberikan guru. Perancangan (Ascociating) langkah-langkah Siswa merancang penyelesaian proyek langkah-langkah berdasarkan mind penyelesaian proyek map. berdasarkan mind map. Penyelesaikan proyek Siswa menyelesaikan difasilitasi dan proyek dengan fasilitasi dimonitoring oleh dan monitoring guru. guru. (Experimentery) Penyusunan laporan Siswa menyampaikan dan laporan dan mempresentasikan mempersentasikan hasil hasil proyek. proyek serta saling
310
9. Evaluasi proses dan hasil proyek. 10. Menutup pembelajaran
menanggapi hasil proyek kelompok temannya. (Networking) Siswa menanyakan materi yang belum jelas atau belum dapat dipahami. (Questioning)
311
Lampiran 4 LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU Penerapan Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map pada Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Siklus ... Nama Guru Nama Sekolah Kelas/Semester Hari, tanggal
: : : :
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 2. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor. Skor 2 jika nampak 2 deskriptor. Skor 3 jika nampak 3 deskriptor. Skor 4 jika nampak 4 deskriptor. 3. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan.
No. Indikator 1 Guru melakukan kegiatan pendahuluan
a b c d
2
Guru menjelaskan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map
a
Deskriptor Mengkondisikan siswa (salam, doa, presensi) Melakukan kegiatan apersepsi Memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran Memberikan arahan /acuan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan Menjelaskan cara membaca dan menggunakan mind map.
b Membimbing siswa melengkapi mind map. c Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
3
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang akan menjadi tim dalam pelaksanaan proyek
d Memberikan penguatan verbal/non verbal. a Guru menggunakan metode tertentu untuk membentuk kelompok b Kelompok yang dibentuk adalah kelompok heterogen c Kondisi kelas tetap kondusif saat
Check (√) Skor
312
4
5
Guru menggunakan mind map untuk membuat siswa memahami materi yang sedang dipelajari dan untuk mencapai proyek yang akan dikerjakan
pembentukan kelompok d Siswa segera menata diri bergabung dengan kelompoknya masing-masing a Guru menyediakan mind map sesuai dengan materi pembelajaran b Guru membimbing siswa mengeksplorasi sumber belajar dari mind map c Guru menghubungkan materi dalam mind map menuju proyek yang akan dikerjakan siswa d Guru menyediakan media pembelajaran dengan lengkap dan baik
Guru memberikan a Pertanyaan mengandung permasalahan pertanyaan/permasalahan yang harus dipecahkan dengan proyek kepada siswa untuk b Pertanyaan sesuai dengan materi diselesaikan dengan pembelajaran pelaksanaan proyek c Pertanyaan disampaikan dengan jelas dan bahasa yang tepat d Permasalan yang muncul dibahas terlebih dahulu
6
Guru mengarahkan siswa untuk merancang langkah-langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map.
7
Guru memfasilitasi dan memonitoring pelaksanaan proyek
8
Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan umpan balik atas hasil pekerjaan siswa
a Guru memberikan gambaran langkah penyelesaian proyek b Guru menjelaskan tujuan pembuatan proyek c Guru menanyai kesulitan masingmasing kelompok d Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk berinteraksi a Guru memberikan masukan dan arahan pada siswa b Guru memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan c Guru mengawasi penyelesaian proyek siswa d Guru melakukan tanya jawab dengan siswa a Guru memberikan apresiasi terhadap hasil proyek siswa b Guru menkonfirmasi hasil proyek siswa c Guru mempersilakan siswa mempresentasikan hasil proyeknya
313
9
d Guru memberikan penghargaan/reward kepada tim dengan hasil proyek terbaik a Guru bersama siswa melakukan refleksi
Guru menutup pembelajaran
b Guru bersama siswa membuat kesimpulan pembelajaran c Guru memberikan tes evaluasi d Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya Skor maksimal (m) Skor minimal (k) Banyaknya data (n)
= 36 = 0 = (m–k)+1 = ( 36 – 0 ) + 1 = 37 Sehingga dapat ditentukan kuartil ke-1 sampai kuartil ke-3 sebagai berikut: K1 = K2 = K3 = = = 9,5 nilai K1 = data ke-9,5 = 8,5
= = 19 nilai K2 = data ke-19 = 18
= ) = 28,5 nilai K3 = data ke-28,5 = 27,5
Kriteria Penilaian Keterampilan Guru Skala Penilaian Kriteria 27,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat Baik (A) 18 ≤ skor < 27,5 Baik (B) 8,5 ≤ skor < 18 Cukup (C) 0 ≤ skor < 8,5 Kurang (D) Jumlah Skor
=
...............................
Kriteria
=
...............................
Purbalingga, .................................... 2014 Observer
..................................................................
314
Lampiran 5 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Penerapan Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map pada Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Siklus ... Nama Siswa : Nama Sekolah : Kelas/Semester : Hari, tanggal : Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 2. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor. Skor 2 jika nampak 2 deskriptor. Skor 3 jika nampak 3 deskriptor. Skor 4 jika nampak 4 deskriptor. 3. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan.
No. Indikator 1 Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran
a b c d
Deskriptor Siswa menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis Siswa duduk dengan tenang Perhatian siswa terfokus kepada guru Siswa melakukan apersepsi dengan antusias Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengamati mind map Siswa dapat mengartikan mind map Siswa bertanya apabila menemukan kesulitan memahami
2
Siswa menemukan informasi mengenai bagaimana cara menggunakan mind map
a b c d
3
Siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
a Siswa tertib membentuk kelompok b Komposisi kelompok heterogen c Siswa segera menempatkan diri sesuai kelompok masing-masing
4
Siswa mengeksplorasi materi dengan
d Mengikuti arahan guru dengan baik a Siswa menggali informasi dan materi dari mind map
Check (√) Skor
315
menggunakan bantuan media mind map
b Siswa antusias membaca mind map masing-masing kelompok c Siswa menyelesaikan tugas mengenai mind map d Terdapat pembagian tugas yang baik dalam kelompok
5
6
Siswa menentukan a Siswa menanggapi proyek berdasarkan pertanyaan/permasalahan yang pertanyaan/permasalahan disampaikan guru yang diberikan guru b Siswa berdiskusi mengenai persiapan proyek dengan kelompok masingmasing c Siswa memilih proyek sendiri d Siswa menyiapkan alat dan bahan pembuatan proyek Siswa merancang a Siswa merancang langkah-langkah langkah-langkah sendiri dalam kelompoknya penyelesaian proyek b Diskusi berjalan dengan kondusif
7
Siswa menyelesaikan proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
8
Siswa menyampaikan laporan dan mempresentasikan haisl proyek
9
Siswa menanyakan materi yang belum jelas atau belum dapat dipahami
c Masing-masing siswa memiliki andil dalam perencanaan d Siswa aktif bertanya apabila menemukan masalah a Siswa membagi tugas kelompoknya untuk menyelesaikan proyek b Alat dan bahan disiapkan dengan baik c Proses penyelesaian proyek tepat waktu d Siswa aktif bertanya apabila menemui kesulitan a Laporan disampaikan dengan jelas dan baik b Laporan sesuai dengan tujuan pembuatan proyek c Proyek sesuai dengan target pembuatan d Siswa menanggapi hasil proyek kelompok yang lain a Pertanyaan disampaikan dengan jelas b Pertanyaan menggunakan bahasa yang santun dan baik c Pertanyaan sesuai dengan materi pembelajaran d Siswa mencatat materi pembelajaran di buku catatan
316
Skor maksimal (m) Skor minimal (k) Banyaknya data (n)
= 36 = 0 = (m–k)+1 = ( 36 – 0 ) + 1 = 37 Sehingga dapat ditentukan kuartil ke-1 sampai kuartil ke-3 sebagai berikut: K1 = K2 = K3 = = = 9,5 nilai K1 = data ke-9,5 = 8,5
= = 19 nilai K2 = data ke-19 = 18
= = 28,5 nilai K3 = data ke-28,5 = 27,5
Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Skala Penilaian Kriteria 27,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat Baik (A) 18 ≤ skor < 27,5 Baik (B) 8,5 ≤ skor < 18 Cukup (C) 0 ≤ skor < 8,5 Kurang (D) Jumlah Skor
=
...............................
Kriteria
=
...............................
Purbalingga, .................................... 2014 Observer
..................................................................
317
Lampiran 6 CATATAN LAPANGAN Penerapan Project Based Learning Berbantuan Media Mind Map pada Siswa Kelas IV SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Siklus ...
Hari,tanggal
:
Pukul
:
Catatlah kegiatan dan keadaan selama pembelajaran berlangsung! .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Purbalingga,
Agustus 2014
Observer
(............................................)
318
Lampiran 7 JARING TEMA SIKLUS I Pendidikan Kewarganegaraan: 1.1 Menghargai kebhineka-tunggalikaan dan keberagaman agama, suku bangsa, pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, masakan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. 1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. 2.1 Mewujudkan perilaku disiplin, tanggung jawab, percaya diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan memberi maaf sebagaimana dicontohkan tokoh penting yang berperan dalam perjuangan menentang penjajah hingga kemerdekaan Republik Indonesia sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila. 2.4 Menunjukkan perilaku bersatu sebagai wujud keyakinan bahwa tempat tinggal dan lingkungannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.1 Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh. 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh.
Pembelajaran 4 Tema Indahnya Kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku
Ilmu Pengetahuan Alam: 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5. Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4. Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi.
Ilmu Pengetahuan Sosial 1.3 Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. 3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi. 4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam sosial budaya , dan ekonomi.
319
Lampiran 8 SILABUS SIKLUS I Tema
: Indahnya Kebersamaan
Subtema
: Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran
:4
Satuan Pendidikan
: SDN 01 Pekalongan
Kelas/Semester
: IV/1
Kompetensi Inti
:
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Menghargai pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar IPA 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam
Indikator 1. Menjelaskan sumber bunyi dalam bentuk
Materi Pelajaran Sumber bunyi
Proses Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan 1. Melakukan
Penilaian
a. Tes Evaluasi
Alokasi Waktu 6 x 35 menit.
Sumber dan Media Belajar Sumber: 1. Buku Siswa.
320
dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5. Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4. Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi. PPKn 1.1 Menghargai kebhineka-tunggalikaan dan keberagaman agama, suku bangsa, pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, masakan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. 1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. 2.1 Mewujudkan perilaku disiplin, tanggung jawab, percaya diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan memberi maaf sebagaimana dicontohkan tokoh penting yang berperan dalam
tulisan. 2. Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
1. Menceritakan pengalaman mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai Pancasila
kegiatan pendahuluan. Kegiatan Inti 2. Menjelaskan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map tentang Macam-macam Alat Musik. 3. Pembentukan kelompok (3-4 orang per kelompok) 4. Bereksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat. 5. Melakukan Proyek: Ansambel Musi Sederhana. 6. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek.
b. Observasi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial. c. Penilaian Unjuk Kerja IPA d. Penilaia n Proyek IPA e. Penilaian Produk IPA. f. Penilaiain Produk “Cerita Pengalam an Nilainilai Pancasi (IPS, PPKn).
2. Buku Guru. 3. Buku Teks Pelajara n. Media: 1. Mind Map. 2. Gambar alat musik tradision al. 3. Karet, sisir, permain an anakanak, peluit, dsb.
321
perjuangan menentang penjajah hingga kemerdekaan Republik Indonesia sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila. 2.4 Menunjukkan perilaku bersatu sebagai wujud keyakinan bahwa tempat tinggal dan lingkungannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.1 Memahami makna dan keterkaitan simbolsimbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh. 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. IPS 1.3 Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. 3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi. 4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam sosial budaya , dan ekonomi.
7. Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan monitoring guru. 8. Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek. 9. Evaluasi proyek dan hasil proyek. Kegiatan Penutup 10. Menutup pembelajaran 1. Menceritakan Musik pengalamann Tradision ya menjaga al keharmonisan hubungan dengan teman sebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila.
322
Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Satuan Pendidikan
: SD Negeri 01 Pekalongan
Kelas/Semester
: IV/1
Tema/Subtema
: Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman Budaya Bangsaku
Pertemuan ke
: 4
Alokasi Waktu
: 6 × 35 menit
B.
KOMPETENSI INTI
1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3.
Menghargai pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar: 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
323
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5
Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran.
4.4
Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi. Indikator:
1.
Menjelaskan sumber bunyi dalam bentuk tulisan.
2.
Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi Dasar: 1.3
Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
2.3
Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya.
3.5
Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi.
4.5
Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam sosial budaya , dan ekonomi.
Indikator: 1.
Menceritakan pengalamannya menjaga keharmonisan hubungan dengan teman sebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kompetensi Dasar: 1.1
Menghargai kebhineka-tunggalikaan dan keberagaman agama, suku bangsa, pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, masakan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
1.2
Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
324
2.1
Mewujudkan perilaku disiplin, tanggung jawab, percaya diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan memberi maaf sebagaimana dicontohkan tokoh penting yang berperan dalam perjuangan menentang penjajah hingga kemerdekaan Republik Indonesia sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila.
2.4
Menunjukkan perilaku bersatu sebagai wujud keyakinan bahwa tempat tinggal dan lingkungannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.1
Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh.
4.1
Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh.
Indikator: 1.
Menceritakan pengalaman mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
D.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Setelah membaca teks dan bereksplorasi dengan benda-benda sekitar, siswa dapat menjelaskan sumber bunyi dalam bentuk tulisan.
2.
Setelah
bereksplorasi
dengan
benda-benda
sekitar,
siswa
dapat
membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar. 3.
Setelah berdiskusi, siswa dapat menceritakan pengalamannya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
E.
MATERI PEMBELAJARAN
1. 2. 3.
IPA IPS PPKn
F.
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
: Sumber bunyi : Alat musik tradisional : Pengamalan sila Pancasila.
Pendekatan Model Metode
: Scientific Approach : Project Based Learning berbantuan media Mind Map : Diskusi, eksperimen, kerja proyek, dan observasi
325
G.
MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media Pembelajaran
: mind map mengenai alat musik tradisional, gambar-gambar alat musik tradisional, alat-alat musik tradisional (seruling, rebana)
Alat dan bahan
: peluit, sisir, karet, permainan anak, alat-alat dapur, dan berbagai benda yang menghasilkan bunyi.
Sumber Pembelajaran: Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Indonesia.2013.Indahnya
Kebersamaan: Buku Guru SD/MI Kelas IV/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Indahnya Kebersamaan: Buku
Siswa
SD/MI
Kelas
IV/Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud. Samatowa, Usman.2011.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.Jakarta Barat:PT Indeks. Windura,
Sutanto.2013.1st
Mind
Map
untuk
Siswa,
Guru,
dan
Orangtua.Jakarta:Gramedia.
H. No. A.
KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkahlangkah Kegiatan 11. Melakuka Pendahulu n pendahuluan an (20 menit) Kegiatan
Uraian Pembelajaran ii. Guru mempersiapkan materi, media, dan sumber pembelajaran. jj. Guru melakukan pengondisan kelas. kk. Guru melakukan salam, do’a, presensi ll. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan melakukan tepuk “Gembira”. Tepuk Gembira Prok 3x Gem, Prok 3x Bi, Prok 3x Ra, Gembira... Kelas Empat Asyik Kelas
326
Empat Asyik Kelas Empat Asyik
B.
Kegiatan Inti (180 menit)
12. Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map
13. Pembentu kan Kelompok 14. Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat
mm. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan rebana dan seruling. Kemudian guru bertanya; “Anak-anak, tahukah kalian apa benda yang baru saja Ibu mainkan? Tahukah kalian, setiap kali ibu memainkan alat musik maka akan tercipta apa?” nn. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. oo. Guru menyanpaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. pp. Guru menjelaskan mengenai Alat Musik Tradisional menggunakan mind map Alat Musik dan Cara Membunyikannya. qq. Berdasarkan penjelasan guru, siswa diminta menyebutkan alat musik lain yang diketahuinya. rr. Guru menyediakan alat musik tradisional berupa rebbana dan seruling. Siswa diminta untuk mencoba memainkan alat musik tersebut. ss. Siswa membentuk kelompok dengan komposisi 3 sampai dengan 4 orang per kelompok. tt. Siswa bereksplorasi dengan berbagai sumber bunyi dari benda-benda sekitar. Hasil eksplorasi dituliskan pada tabel pada buku siswa. uu. Guru menyiapkan benda-benda yang dibunyikan dengan cara ditiup (peluit), digesek (sisir), dipetik (karet), ditekan (mainan anak-anak) dan sebagainya.
vv.
Siswa
melakukan
eksplorasi
327
dengan benda yang mereka dapatkan. ww. Siswa mengamati tabel dan mengambil kesimpulan yang sesuai harapan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini: xx. Apakah semua benda itu dapat berbunyi? yy. Dengan cara apakah benda itu dapat berbunyi? b. Apa yang kalian rasakan pada kulit kalian saat kalian membuat benda itu berbunyi? zz. Apa yang kalian simpulkan dari kegiatan ini? 15. Penentuan aaa. Guru mengelompokkan siswa proyek sesuai berdasarkan cara membunyikan benda. dengan bbb. Guru menyiapkan benda-benda pembelajaran dari peralatan dapur atau lainnya. ccc. Proyek siswa adalah membuat Ansambel Musik Harmoni dengan memilih lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” atau “Hari Kemerdekaan” 16. Perancang ddd. Siswa bersama dengan guru an langkahmerancang langkah-langkah langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind penyelesaian map proyek berdasarkan mind map 17. Setiap eee. Siswa menyelesaikan proyek dengan kelompok difasilitasi dan monitoring guru. menyelesaikan fff. Guru membimbing siswa bermain alat proyek musik dengan alat-alat yang ada. difasilitasi dan Guru mengajak siswa menyanyikan dimonitoring lagu dengan iringan musik buatan. oleh guru ggg. Siswa dikenalkan dengan konsep harmoni dalam bermusik. hhh. Siswa mendiskusikan makna harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
328
C.
iii. Siswa mendiskusikan manfaat mengaplikasikan sikap harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air (persatuan dalam keberagaman). 18. Penyusuna jjj. Siswa menceritakan sikap harmoni n laporan dan dengan makna yang terkandung mempresentasik dalam Sila Pancasila no.2 an hasil proyek kkk. Siswa menampilkan hasil ansambel dari masing-masing kelompok. 19. Evaluasi lll. Guru melakukan evaluasi proses dan proses dan hasil hasil proyek proyek Kegiatan 20. Menutup mmm. Guru bersama-sama dengan siswa Penutup pembelajaran melakukan refleksi, menguraikan (10 menit) manfaat pembelajaran yang telah dialami. nnn. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. ooo. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. ppp. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
I.
PENILAIAN
1.
Teknik Penilaian
a.
Tes Tertulis (Soal Evaluasi) IPA, PPKn, dan IPS.
b.
Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
c.
Penilaian Unjuk Kerja “Eksplorasi Benda yang Menghasilkan Bunyi” (IPA).
d.
Penilaian Proyek “Ansambel Musik Sederhana” (IPA).
e.
Penilaian Produk “Ansambel Musik Sederhana” (IPA).
f.
Penilaian Produk “Cerita Pengalaman Nilai-nilai Pancasila” (IPS, PPKn).
2.
Bentuk Instrumen
a. Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik. b. Lembar Pengamatan/Observasi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
329
c. Rating Scale Unjuk Kerja “Eksplorasi Benda yang Menghasilkan Bunyi (IPA). d. Check List Penilaian Proyek “Ansambel Musik Sederhana” (IPA). e. Rating Scale Penilaian Produk “Ansambel Musik Sederhana” (IPA). f. Check List Penilaian Produk “Cerita Pengalaman Nilai-nilai Pancasila” (IPS, PPKn). Purbalingga, 9 Agustus 2014 Guru Kelas IV/Kolaborator
Peneliti
MARSUDI NIP. 196512281992021003
HAFIZHAH LUKITASARI NIM. 1401410314
Mengetahui, Kepala SD Negeri 01 Pekalongan
TUTI SUPRAPTI, S.Pd NIP. 196804301994032005
330
MATERI 1. Ilmu Pengetahuan Sosial Materi
: Jenis-jenis Alat Musik
Selain kaya akan budaya,tarian, dan makanan khas daerah, Indonesia juga kaya akan jenis alat musik. Berikut ini adalah contoh-contoh alat musik yang dimiliki oleh berbagai suku di Indonesia. Cara memainkannya berbeda-beda. Kecapi berasal dari Jawa Barat, dimainkan dengan cara dipetik. Angklung juga berasal dari Jawa Barat dimainkan dengan cara digetarkan. Saluarng berasal dari Sumatra Barat dimainkan dengan cara ditiup. Gendang berasal dari Jawa Barat dan tifa berasal dari Papua dimainkan dengan cara dipukul. Berdasarkan cara memainkannya, alat musik dibagi ke dalam beberapa macam di bawah ini: a. Alat musik tiup, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Contoh: recorder, flute, horn, tuba, seruling, harmonika, trompet, pianika, saksofon, klarinet, dan lain-lain. b. Alat musik gesek, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara digesek. Contoh: cello, biola, rebab, kontra bas, dan lain-lain. c. Alat musik petik, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Contoh: gitas, bass, mandolin, sasando, ukulele, harpa, siter, banjo, dll. d. Alat musik pukul, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik pukul ada dua macam
Alat musik pukul bernada Contoh: kulintang, perangkat gamelan, calung, arumba, bellira, vibraphone, xylophone, glockenspiel, dan lain-lain.
Alat musik pukul tak bernada Contoh: gendang, ketipung, rebana, gong, tamborin, symbal, triangel, tympani, kastanyet, pauken, drum, set, dan lain-lain.
e. Alat musik tekan, yaitu alat musik yang cara memainkannya adalah dengan ditekan. Contoh: piano, organ, keyboard, dan lain-lain.
331
2. Pendidikan Kewarganegaraan Materi : Sila Pancasila 1. Pengertian Pancasila Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa. Suatu bangsa tidak akan berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak akan dapat mengetahui dengan jelas, kearah mana tujuan yang akan dicapai tanpa Pandangan Hidup. Dengan dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi berbagai permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar. Kalau kita umpamakan membangun rumah tanpa dasar yang kuat rumah tersebut akan cepat roboh. 2. Fungsi Pancasila. Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok Pancasila sebagai Dasar Negara ada fungsi yang lainnya yaitu:
332
o Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam). o Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama denganlahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa. o Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia). o Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila. o
Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila.
Harmoni dalam musik adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik itu enak didengarkan selaras. Di sini dipelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersama-sama dan akord-akord musik yang terjaid dengan sesuangguhnya ataupun tersirat.
333
Bangsa Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa. Sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, dikembangkan menjadi rasa kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia meliputi cinta bangsa, cinta tanah air, persatuan bangsa, penghargaan terhadap kemajemukan, kesetaraan dan multikulturalisme, dan gotong royong. 3. Ilmu Pengetahuan Alam Materi : Sumber Bunyi a. Definisi Bunyi Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bunyi suara kereta api yang sedang melintas, suara kicauan burung,dan suara orang mendengkur sangat jelas berbeda. Bunyisangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari.Saat kita bersuara pun, itu akan menghasilkan bunyi. Bunyi merupakan hasil dari getaran suatu benda yang merambat dalam bentuk gelombang. Oleh karena itu, bunyi sering disebut sebagai gelombang bunyi. Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar.
334
b. Sifat-sifat Bunyi Sifat-sifat bunyi ada tiga, yaitu sebagai berikut: 1.
Termasuk gelombang longitudinal (gelombang yang arah rambatnya sejajardenganarah getarnya).
2.
Perambatannya membutuhkan medium.
3.
Dapat dipantulkan.
c. Sumber Bunyi Setiap benda yang bergetar pasti akan menghasilkan bunyi. Benda-benda itu dinamakan sumber bunyi. Yang dimaksud dengan sumber bunyi adalah benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi. Contoh sumber bunyi adalah garpu tala, alat-alat musik seperti gamelan, suling, dan trompet, serta bendabenda lain seperti drum dan bedug yang dipukul. Syarat terdengarnya bunyi yaitu: 1. Ada sumber bunyi yang bergetar 2. Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang-gelombang bunyi, dari sumber bunyi ke telinga. 3. Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz) 4. Indra pendengar dalam keadaan baik.
335
GAMBAR-GAMBAR ALAT MUSIK TRADISIONAL
336
337
338
339
MEDIA PEMBELAJARAN Mind Map Mengenai Alat Musik dan Cara Membunyikannya
340
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (1) Eksplorasi Benda yang Menghasilkan Sumber Bunyi Kompetensi Dasar
: 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
: Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Tujuan
1. ............................................... 2. ............................................... 3. ............................................... 4. ............................................... 5. ............................................... : Mengetahui sumber bunyi yang dihasilkan dari benda bergetar
Alat dan bahan
: Karet, sisir, permainan anak-anak, peluit, dsb.
Langkah kerja
:
Nama Siswa
:
1. Amati benda-benda yang ada di sekitarmu! 2. Ambillah 5 benda yang kalian anggap sebagai sumber bunyi (contoh: karet, sisir, permainan anak, peluit, dsb) 3. Pastikan bahwa benda yang kamu temukan berbeda cara membunyikannya. 4. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!
Nama Benda
Cara Menghasilkan Bunyi
Menurutmu, bagaimana bunyi bisa dihasilkan oleh benda-benda tadi:
341
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (2) Proyek “Ansambel Musik Harmoni” Kompetensi Dasar
: 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
1. Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Nama Siswa
Tujuan
1. ............................................... 2. ............................................... 3. ............................................... 4. ............................................... 5. ............................................... 6. ............................................... : Menciptakan ansambel musik harmoni menggunakan alat-alat :
sederhana. Alat dan bahan
: Botol, sendok, ember, tutup panci, dsb.
1. Bunyikanlah alat yang kalian kumpulkan untuk mengiringi lagu. 2. Nyanyikanlah lagu dan iringi dengan musik agar tercipta harmoni. 3. Diskusikan pertanyaan di bawah ini dengan teman sekelompok kalian. Apakah bunyi yang dihasilkan dari benda-benda itu sudah harmonis atau enak didengar? Mengapa? Langkah kerja
:
Bagaimana caramu dan anggota kelompokmu dapat menghasilkan bunyi yang harmonis atau enak didengar dengan menggunakan alat yang beragam itu?
Apa yang kalian lakukan dalam kelompok sehingga alat-alat yang kalian mainkan menghasilkan bunyi yang harmonis atau enak didengar?
342
Apa yang dapat kamu simpulkan tentang makna harmonis?
Apakah arti harmonis dalam kehidupan?
Apa yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari?
343
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (3) Cerita Tentang Pengamalan Pancasila Kompetensi : 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu Dasar kesatuan yang utuh. (PPKn) 4.2 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam sosial budaya, dan ekonomi Indikator : 1. Menceritakan pengalaman mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menceritakan pengalamanntya menjaga keharmonisan hubungan dengan temans ebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila Nama : ...................................................................................................
Tulislah pengalamanmu menjaga hubungan yang baik dengan teman di sekolah sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai Pancasila! Sila kePengalamanmu
1
2
3
4
5
344
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL Nama Siswa
:
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 2. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor Skor 2 jika nampak 2 deskriptor Skor 3 jika nampak 3 deskriptor Skor 4 jika nampak 4 deskriptor 3. Hal-hal yang tidak dampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan. No. Indikator 1 Berdoa
2
3
Bersyukur
Toleransi
A B C D A B C D A B C D
Check (√) Skor
Deskriptor Kesiapan untuk berdoa Melakukan dengan semangat Melakukan dengan sikap yang baik Melakukan dengan tenang dan tidak bersenda gurau Bersyukur terhadap diri sendiri (menjaga diri) Bersyukur terhadap alam dan lingkungan (menjaga lingkungan) Menerima hasil diskusi Menerima dengan ikhlas hasil pembagian kelompok Peduli terhadap teman Membantu teman dalam belajar Menghargai teman saat berbicara dalam diskusi/presentasi Tidak mengejek/mengganggu teman selama pembelajaran Jumlah Skor
Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5 Jumlah Skor = Kriteria =
Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
345
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL Nama Siswa
:
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 2. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor Skor 2 jika nampak 2 deskriptor Skor 3 jika nampak 3 deskriptor Skor 4 jika nampak 4 deskriptor 3. Hal-hal yang tidak dampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan. No. Indikator 1 Rasa Ingin Tahu
2
Kerjasama
3
Peduli
A B C D A B C D A B C D
Check (√) Skor
Deskriptor Bertanya dengan semangat Aktif menanggapi guru Belajar dengan melibatkan kemampuan berbicara Mencari tahu dari berbagai sumber belajar Melibatkan teman selama penyelesaian masalah Membantu satu sama lain Berinteraksi dengan teman Memberikan kesempatan teman untuk berbicara dalam kelompok Peduli terhadap diri sendiri (menjaga kebersihan diri) Peduli terhadap lingkungan (menjaga kebersihan lingkungan) Peduli terhadap teman Peduli dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Jumlah Skor
Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5 Jumlah Skor = Kriteria =
Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
346
RATING SCALE UNJUK KERJA “Eksplorasi Benda yang Menghasilkan Bunyi” Kompetensi Dasar
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Nama Siswa
:
...
Kelas
:
...
Penilaian Unjuk Kerja No.
Aspek yang Dinilai
1.
Merencanakan percobaan
2.
Menyiapkan alat-alat
Sangat Baik (4)
Hasil Penilaian Baik Cukup (3) (2)
percobaan 3.
Melakukan pengamatan dan eksplorasi sumber bunyi
4.
Melakukan analisa data
5.
Menarik kesimpulan hasil percobaan
6.
Kerjasama dalam kelompok
7.
Penulisan laporan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
8.
Penyelesaian percobaan Skor Perolehan Skor Maksimal
32
Kurang (1)
347
Rubrik Penskoran No.
Aspek yang Dinilai
1.
Merencanakan percobaan
2.
Menyiapkan alat-alat percobaan
3.
Melakukan pengamatan dan eksplorasi sumber bunyi Melakukan analisa data
4.
5.
Menarik kesimpulan hasil percobaan
6.
Kerjasama dalam kelompok
7.
Penulisan laporan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
8.
Penyelesaian percobaan
Sangat Baik (A) Perencanaan percobaan dilakukan secara mandiri Keseluruhan persiapan alat percobaan dilakukan dengan tepat Pengamatan sangat cermat dan bebas dari interpretasi Analisa dilakukan secara mandiri
Penarikan kesimpulan dilakukan secara mandiri Kerjasama dalam kelompok sangat kompak Sangat menguasi isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan Merapikan kembali alat-alat percobaan dengan mandiri
Hasil Penilaian Baik (B) Cukup (C) Perencanaan Perencanaan percobaan percobaan sebagian kecil sebagian besar dibantu guru dibantu guru Sebagian besar Sebagian kecil persiapan alat persiapan alat percobaan percobaan dilakukan dengan dilakukan dengan tepat tepat Pengamatan Pengamatan cermat dan bebas cukup cermat dan dari interpretasi terdapat interpretasi Analisa dilakukan Analisa dengan sedikit dilakukan dengan bantuan guru banyak bantuan guru Penarikan Penarikan kesimpulan kesimpulan dilakukan dengan dilakukan dengan sedikit bantuan banyak bantuan guru guru Kerjasama dalam Kerjasama dalam kelompok kelompok cukup kompak kompak Menguasai isi Cukup menguasai hasil percobaan isi hasil sesuai dengan percobaan sesuai tujuan percobaan dengan tujuan dengan baik percobaan Merapikan Merapikan kembali alat-alat kembali alat-alat percobaan dengan percobaan sedikit bantuan dengan banyak guru bantuan guru
Kurang (K) Perencanaan percobaan keseluruhan dibantu guru Persiapan alat percobaan dilakukan dengan kurang tepat Pengamatan kurang cermat dan terdapat interpretasi Kurang dapat melakukan analisa
Kurang mampu menarik kesimpulan dengan tepat Kerjasama dalam kelompok kurang komapk Kurang menguasai isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan Kurang inisiatif untuk merapikan alat-alat percobaan
348
CHECK LIST PENILAIAN PROYEK “Ansambel Musik Sederhana”
Kompetensi Dasar
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Nama Siswa
:
...
Kelas
:
...
No
Aspek
1.
Penentuan Proyek: a. Pemilihan lagu yang akan dimainkan b. Persiapan alat-alat musik c. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek Penyelesaian Proyek a. Kerjasama dan kekompakan b. Harmoni musik c. Penggunaan alat musik d. Pengembangan/inovasi Presentasi Hasil Proyek a. Penampilan (performance) b. Penguasaan materi Skor Perolehan Skor Maksimal
2.
3.
SB
Kriteria B C
40
K
349
RATING SCALE PENILAIAN PRODUK “Ansambel Musik Sederhana” Kompetensi Dasar :
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
Membandingkan bunyi yang dihasilkan oleh benda yang
:
bergetar. Nama Siswa
:
...
Kelas
:
...
Rating Scale Penilaian Produk Hasil Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Kesesuaian hasil ansambel musik
2.
Penampilan
3.
Harmonisasi benda sebagai sumber bunyi
4.
Penulisan laporan dan refleksi dalam Lembar Kerja Peserta Didik Skor Perolehan Skor Maksimal
16
Rubrik Penskoran Aspek yang No. Sangat Baik (4) Dinilai Kesesuaian Hasil ansambel 1. hasil ansambel musik
2.
Penampilan
sesuai judul penugasan dengan inovasi Penampilan sangat kompak dan dipersiapkan dengan sangat baik
Hasil Penilaian Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Hasil ansambel sesuai dengan judul penugasan
Hasil ansambel cukup sesuai dengan judul penugasan Penampilan cukup kompak dan dipersiapkan dengan cukup baik
Hasil ansambel kurang sesuai dengan judul penugasan Penampilan kurang kompak dan kurang dipersiapkan dengan baik
Penampilan kompak dan dipersiapkan dengan baik
350
3.
Harmonisasi benda sebagai sumber bunyi
4.
Penulisan laporan dan refleksi dalam Lembar Kerja Peserta Didik
Harmonisasi sumber bunyi optimal dengan adanya insiatif Refleksi dan penulisan laporan sangat tepat dan sesuai dengan tujuan proyek
Harmonisasi sumber bunyi optimal dengan
Harmonisasi sumber bunyi cukup baik
Harmonisasi sumber bunyi kurang baik
Refleksi dan penulisan laporan tepat dan sesuai dengan tujuan proyek
Refleksi dan penulisan laporancukup tepat dan sesuai dengan tujuan proyek
Refleksi dan penulisan laporan kurang tepat dan sesuai dengan tujuan proyek
351
Kompetensi : Dasar
Indikator
:
Nama
:
Kelas
:
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1.
CHECK LIST PENILAIAN “Cerita Pengalaman Nilai-nilai Pancasila” 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh. (PPKn) 4.2 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam sosial budaya, dan ekonomi 2. Menceritakan pengalaman mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menceritakan pengalamanntya menjaga keharmonisan hubungan dengan temans ebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila ........................ ........................
Aspek Kesesuaian isi dengan judul Struktur teks Pilihan kata Keterpaduan kalimat Penulisan kosa kata Ketepatan tata bahasa Kerapian tulisan Pemahaman mengenai nilai Pancasila Skor Perolehan Skor Maksimal
SB
Kriteria B C
32
K
352
KISI-KISI SOAL EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan
: SDN 01 Pekalongan
Kelas / Semester
: IV / 2
Tema / Subtema
: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran ke-
: 4 (Empat)
Fokus Muatan Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar
:
Ilmu Pengetahuan Alam 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran Pendidikan Kewarganegaraan 3.1 Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam memahami Pancasila secara utuh Ilmu Pengetahuan Sosial 3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Ilmu Pengetahuan Alam 1. Menceritakan pengalaman 2. Menjelaskan sumber bunyi dalam tentang benda-benda yang bentuk tulisan menghasilkan bunyi dan cara 3. Membandingkan bunyi yang dihasilkan membunyikannya.
Materi Pokok Sumber Bunyi
C2
Bentuk Soal Uraian
Butir Soal 1
C3
Uraian
2
Jenjang
353
oleh benda yang bergetar
Pendidikan Kewarganegaraan 1. Menceritakan pengalaman mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Menceritakan pengalamannya menjaga keharmonisan hubungan dengan teman sebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila
2. Menguraikan bagaiamana bunyi dapat terdengar 3. Membenarkan/menyalahkan benda-benda yang dapat menjadi sumber bunyi. 1. Mengaitkan sila Pancasila dengan kehidupan sehari-hari 1. Mengkritisi hasil proyek Ansambel Musik Sederhana yang telah dilakukan
Pengamalan nilainilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Alat Musik Tradisional
C5
BenarSalah
3
C4
Uraian
4
C5
Uraian
5
354
LEMBAR SOAL EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan
: SD Negeri 01 Pekalongan
Kelas/Semester
: IV / 2
Tema/Subtema
: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran ke-
: 4 (empat)
Alokasi Waktu
: 20 menit
Nama Siswa
:
Jawablah soal di bawah ini dengan benar! 1. Ceritakan pengalamanmu mengenai benda-benda yang menghasilkan bunyi dan cara membunyikannya! 2. Uraikan bagaimana bunyi dapat terdengar! 3. Berilah tanda (×) pada huruf B jika pernyataan benar, atau pada huruf S jika pernyataan salah. a. B – S Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar b. B – S Kecapi dibunyikan dengan cara dipetik c. B – S Besi dapat menjadi sumber bunyi apabila digesek d. B – S Bunyi dapat didengar telinga melalui medium e. B – S Setiap benda yang menghasilkan bunyi disebut medium bunyi 4. Ceritakan pengalamanmu dalam kehidupan sehari-hari dan jelaskan sila Pancasila apa yang kamu amalkan dalam pengalamanmu? 5. Kamu telah membuat Ansambel Musik Sederhana bersama kelompokmu. Uraikan langkah-langkah yang kamu lakukan dan alat musik apa saja yang kelompokmu gunakan?
355
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri 01 Pekalongan Kelas/Semester : IV / 2 Tema/Subtema/Pembelajaran ke- : Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/4 1. Ceritakan pengalamanmu mengenai benda-benda yang menghasilkan bunyi dan cara membunyikannya! Berkaitan dengan pengalaman sehari-hari 0-4 Menyebutkan nama alat musik dan cara membunyikannya 0-4 Menceritakan dengan bahasa yang baik dan benar 0-2 2. Uraikan bagaimana bunyi dapat terdengar! Menguraikan sumber bunyi 0-2 Menguraikan bunyi yang bergetar dan indra pendengaran 0-3 3. Berilah tanda (×) pada huruf B jika pernyataan benar, atau pada huruf S jika pernyataan salah. a. B – S Bunyi dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar b. B – S Kecapi dibunyikan dengan cara ditekan c. B – S Besi dapat menjadi sumber bunyi apabila digesek d. B – S Bunyi dapat didengar telinga melalui medium e. B – S Setiap benda yang menghasilkan bunyi disebut medium bunyi 4. Ceritakan pengalamanmu dalam kehidupan sehari-hari dan jelaskan sila Pancasila apa yang kamu amalkan dalam pengalamanmu? Menguraikan pengalaman 0-3 Mengaitkan dengan sila Pancasila 0-2 5. Kamu telah membuat Ansambel Musik Sederhana bersama kelompokmu. Uraikan langkah-langkah yang kamu lakukan dan alat musik apa saja yang kelompokmu gunakan? Menguraikan langkah-langkah yang dilakukan 0-4 Menyebutkan alat-alat musik yang digunakan 0-2 Pedoman Penskoran Nomor Bentuk Skor Domain Soal Soal 1 Uraian 10 Pemahaman 2 Uraian 5 Penerapan 3 Benar-Salah 5 Evaluasi 4 Uraian 5 Analisis 5 Uraian 5 Evaluasi Total Skor Maksimal Pemberian Nilai Nilai Siswa =
Bobot Domain 1 2 2 2 2
Bobot × Skor 10 10 10 10 10 50
356
Lampiran 10 JARING TEMA SIKLUS II Matematika Bahasa Indonesia 2.1. Menunjukkan perilaku patuh, 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha tertib, dan mengikuti prosedur Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui dalam melakukan operasi sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan hitung campuran. sarana belajar untuk memperoleh ilmu 2.2. Menunjukkan perilaku cermat pengetahuan. dan teliti dalam melakukan 2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab tabulasi pengukuran panjang daun-daun atau benda-benda terhadap penggunaan alat teknologi modern lain menggunakan pembulatan dan tradisional, proses pembuatannya melalui (dinyatakan dalam cm pemanfaatan bahasa Indonesia. terdekat). 3.2 Menguraikan teks instruksi tentang 3.6 Mengenal sudut siku-siku melalui pemeliharaan pancaindera serta penggunaan pengamatan dan alat teknologi modern dan tradisional dengan membandingkannya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa sudut yang berbeda. 4.16 Merepresentasikan sudut lancip Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan dan sudut tumpul dalam bangun memilah kosakata baku. datar. 4.1 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilahPembelajaran kosakata 4 baku. Tema Indahnya Kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku
Ilmu Pengetahuan Alam: 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5. Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4. Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi.
Seni Budaya dan Prakarya 1.1. Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan kreatif masingmasing daerah sebagai anugerah Tuhan. 2.1. Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni. 2.2. Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni. 3.2 Mengenal gambar alam benda, dan kolase 4.2 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan.
357
Lampiran 11 SILABUS SIKLUS II Tema
: Indahnya Kebersamaan
Subtema
: Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran
:5
Satuan Pendidikan
: SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga
Kelas/Semester
: IV/1
Kompetensi Inti
:
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Menghargai pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar
Indikator
Bahasa Indonesia 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui
1. Mempraktikkan langkah-langkah yang terdapat pada teks percobaan
Materi Pelajaran Menulis teks laporan
Proses Pembelajaran
Penilaian
Daftar Periksa, Kegiatan Pendahuluan 1) Melakukan pendahulua Kegiatan Inti 2) Penjelasan mengenai cara
Alokasi Waktu 6 x 35 menit
Sumber dan Media Belajar Sumber: 1. Buku Siswa. 2. Buku
358
sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap penggunaan alat teknologi modern dan tradisional, proses pembuatannya melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan teks instruksi tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.1 Menerangkan dan mempraktikkan teks arahan/petunjuk tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Ilmu Pengetahuan Alam 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
perambatan bunyi. 2. Menyajikan langkah percobaan dalam bentuk laporan.
1. Menjelaskan perambatan sumber bunyi.
Perambatan Bunyi
membaca dan menggunakan mind map. - Guru memaparkan mind map mengenai perambatan bunyi. - Siswa melengkapi mind map mengenai perambatan bunyi. (Observing) 3) Pembentukan kelompok. 4) Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat. (Asscociating) 5) Penentuan proyek sesuai dengan pembelajaran. - Siswa berkreasi membuat rumah adat. (Experimentery) 6) Perancangan langkahlangkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map mengenai SudutSudut Bangun Datar. 7) Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru. 8) Penyusunan laporan dan mempresentasikan hasil
Guru. 3. Buku Teks Pelajara n. Media: 1. Mind map mengen ai peramba tan bunyi. 2. Mind map mengen ai sudut bangun datar. 3. Percoba an 1: selang plastik panjang 2 meter/le bih. 4. Percoba an 2: gelas
359
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi. Matematika 2.1. Menunjukkan perilaku patuh, tertib, dan mengikuti prosedur dalam melakukan operasi hitung campuran. 2.2. Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam melakukan tabulasi
2. Membandingkan hasil percobaan perambatan bunyi melalui benda padat, cair, dan gas.
1. Mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan penggunaan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku.
proyek. 9) Evaluasi proses dan hasil proyek. Kegiatan Penutup 10) Menutup Pembelajaran
Sudut Bangun Datar
plastik, benang kasur, paku. 5. Percoba an 3: ember besar, air, batu koral, corong kecil
360
pengukuran panjang daundaun atau benda-benda lain menggunakan pembulatan (dinyatakan dalam cm terdekat). 3.6 Mengenal sudut siku-siku melalui pengamatan dan membandingkannya dengan sudut yang berbeda. 4.16 Merepresentasikan sudut lancip dan sudut tumpul dalam bangun datar. 1. Mendesain gambar Seni Budaya dan Prakarya 1.1. Mengagumi ciri khas rumah adat impian keindahan karya seni dan dengan teknik kolase. kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan. 2.1. Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni. 2.2. Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni. 3.2 Mengenal gambar alam benda, dan kolase 4.2 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan.
Mendesain dengan kolase
361
Lampiran 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SD Negeri 01 Pekalongan
Kelas/Semester
: IV/1
Tema/Subtema
: Indahnya Kebersamaan/ Keberagaman Budaya Bangsaku
Pertemuan ke
: 5
Alokasi Waktu
: 6 × 35 menit
A.
KOMPETENSI INTI
1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3.
Menghargai pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: 1.1
Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
2.2
Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap penggunaan alat teknologi
modern
dan
tradisional,
pemanfaatan bahasa Indonesia.
proses
pembuatannya
melalui
362
3.2
Menguraikan teks instruksi tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1
Menerangkan
dan
mempraktikkan
teks
arahan/petunjuk
tentang
pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Indikator: 1. Mempraktikkan langkah-langkah yang terdapat pada teks percobaan perambatan bunyi. 2.
Menyajikan langkah percobaan dalam bentuk laporan.
Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar: 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5
Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran.
4.4
Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi.
Indikator: 1.
Menjelaskan perambatan sumber bunyi.
2.
Membandingkan hasil percobaan perambatan bunyi melalui benda padat, cair, dan gas.
363
Matematika Kompetensi Dasar: 2.1. Menunjukkan perilaku patuh, tertib, dan mengikuti prosedur dalam melakukan operasi hitung campuran. 2.2. Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam melakukan tabulasi pengukuran panjang daun-daun atau benda-benda lain menggunakan pembulatan (dinyatakan dalam cm terdekat). 3.6
Mengenal sudut siku-siku melalui pengamatan dan membandingkannya dengan sudut yang berbeda.
4.16 Merepresentasikan sudut lancip dan sudut tumpul dalam bangun datar. Indikator: 1.
Mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan penggunaan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku.
Seni Budaya dan Prakarya Kompetensi Dasar: 1.1
Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan.
2.1
Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni.
2.2
Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni.
3.2
Mengenal gambar alam benda, dan kolase
4.2
Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan.
Indikator: 4.
Mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase.
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Setelah melakukan percobaan, siswa dapat menjelaskan perambatan sumber bunyi dengan benar.
2.
Setelah membaca instruksi, siswa mampu mempraktikkan langkah-langkah percobaan dengan benar.
364
3.
Setelah membaca teks laporan dan melakukan percobaan, siswa mampu menyajikan laporan percobaan dengan benar.
4.
Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase.
5.
Setelah bereksplorasi dengan sudut, siswa mampu mendesain rumah adat impian dengan memerhatikan penggunaan sudut lancip, tumpul, dan sikusiku.
D.
MATERI PEMBELAJARAN
1.
Menulis
: Teks Laporan Percobaan
2.
Bunyi
: Perambatan Bunyi
3.
Bentuk Geometri
: Sudut Bandung Datar
4.
Seni Kreatif
: Kolase Rumah Adat Impian
E.
F.
PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE Pendekatan
: Scientific Approach
Model
: Project Based Learning
Metode
: Kerja proyek, eksperimen, observasi, diskusi kelompok.
MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media
:
Mind map, gambar rumah-rumah adat impian dalam bentuk cetak, dan kertas kolase. Alat dan Bahan : Lem, cat atau pensil warna, lidi, benang, kasur, selang plastik, gelas plastik, paku, corong, botol plastik, ember besar, air, bat koral, dan jam tangan. Sumber Pembelajaran : Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Indonesia.2013.Indahnya
Kebersamaan: Buku Guru SD/MI Kelas IV/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud.
365
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Indahnya Kebersamaan: Buku
Siswa
SD/MI
Kelas
IV/Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud. Samatowa, Usman.2011.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.Jakarta Barat:PT Indeks. Windura,
Sutanto.2013.1st
Mind
Map
untuk
Siswa,
Guru,
dan
Orangtua.Jakarta:Gramedia. G.
No. A.
B.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkahlangkah Kegiatan 11. Melakuk Pendahulu an an (20 Pendahuluan menit) Kegiatan
Kegiatan Inti (180 menit)
Uraian Pembelajaran
y. Guru mempersiapkan materi, media, dan sumber pembelajaran. z. Guru melakukan pengondisan kelas. aa. Guru melakukan salam, do’a, presensi bb. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan melakukan tepuk “Gembira” Tepuk Gembira Prok 3x Gem, Prok 3x Bi, Prok 3x Ra, Gembira... Kelas Empat Asyik Kelas Empat Asyik Kelas Empat Asyik cc. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan “telepon kaleng” dengan salah satu siswa dan memberikan pesan berantai. Guru bertanya; “Bagaimana bunyi dapat terdengar dari kaleng yang satu ke kaleng yang lain?” dd. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. ee. Guru menyanpaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. 12. Penjelasa ff. Guru memaparkan mind map mengenai n mengenai perambatan bunyi. cara membaca gg. Siswa melengkapi mind map mengenai dan perambatan bunyi menggunakan mind map 13. Pembent hh. Siswa membentuk kelompok dengan
366
ukan komposisi 3 sampai dengan 4 orang per kelompok kelompok. 14. Eksplora ii. Siswa secara bergantian melakukan si dengan percobaan 1, 2, dan 3 yang ada dalam buku mind map siswa. sebagai jj. Siswa mengisi tabel dengan menjawab pengantar pertanyaan. menuju proyek yang akan mereka buat
kk. Siswa membuat laporan percobaan dari salah satu percobaan yang mereka lakukan.
367
15. Penentua n proyek sesuai dengan pembelajaran
C.
Kegiatan Penutup (10 menit)
16. Perancan gan langkahlangkah penyelesaian proyek 17. Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru 18. Penyusu nan laporan dan mempresentasi kan hasil proyek 19. Evaluasi proses dan hasil proyek 20. Menutup pembelajaran
ll. Siswa berkreasi membuat rumah adat impiannya dengan memperhatikan sudut yang dibentuk dan menggunakan teknik kolase menggunakan ijuk atau lidi. mm. Siswa menceritakan ciri khas rumah adat impiannya dan alasan mengapa memilih jenis sudut tertentu. nn. Guru bersama-sama dengan siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map mengenai Sudut-Sudut Bangun Datar. oo. Guru menjelaskan kriteria penilaian terlebih dahulu pp. Siswa menyelesaikan proyek dengan difasilitasi dan monitoring guru.
qq. Siswa menampilkan hasil proyek masingmasing.
rr. Guru melakukan evaluasi proses dan hasil proyek. ss. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi, menguraikan manfaat pembelajaran yang telah dialami. tt. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. uu. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. vv. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
368
H.
PENILAIAN
3.
Teknik Penilaian g.
Tes Tertulis (Soal Evaluasi) IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Keterampilan.
h.
Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
i.
Penilaian Unjuk Kerja “Percobaan Perambatan Bunyi” (IPA dan Bahasa Indonesia).
j.
Penilaian Proyek “Membuat Kolase Rumah Adat” (Matematika dan SBdP).
k.
Penilaian Produk “Percobaan Perambatan Bunyi” (IPA dan Bahasa Indonesia).
l.
Penilaian Produk “Membuat Kolase Rumah Adat” (Matematika dan SdBP).
4.
Bentuk Instrumen a.
Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik.
b.
Lembar Pengamatan/Observasi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
c.
Rating Scale Penilaian Unjuk Kerja “Percobaan Perambatan Bunyi”.
d.
Rating Scale Penilaian Proyek “Membuat Kolase Rumah Adat”.
e.
Rating Scale Penilaian Produk “Percobaan Perambatan Bunyi”.
m.
Rating Scale Penilaian Produk “Membuat Kolase Rumah Adat”. Purbalingga, 11 Agustus 2014 Guru Kelas IV/Kolaborator
MARSUDI NIP. 196512281992021003
Peneliti
HAFIZHAH LUKITASARI NIM. 1401410314 Mengetahui, Kepala SD Negeri 01 Pekalongan
TUTI SUPRAPTI, S.Pd NIP. 196804301994032005
369
MATERI 1. Bahasa Indonesia Materi
: Teks Petunjuk (Laporan Percobaan)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan teks petunjuk, panduan, atau instruksi. Kamu tentu pernah melihat teks petunjuk, misalnya petunjuk memakai obat maupun petunjuk menggunakan sesuatu, melakukan sesuatu, atau membuat sesuatu. Teks petunjuk memberikan panduan dengan baik atau memeberikan arahan yang jelas. Oleh karena itu, bahasa dalam teks petunjuk harus jelas, sistematis/ tersusun, komunikatif/ mudah dipahami, tidak boleh banyak menimbulkan penafsiran/ ambigu, dan menggunakan bahasa yang lugas dan efektif. Jenis-jenis Teks Petunjuk: -
Petunjuk menggunakan obat. Biasanya, di kemasan sebuah obat, ada kegunaan obat, komposisi obat,
larangan, dan petunjuk pemakaian, dan cara penyimpanan. Hal-hal yang berkaitan dengan petunjuk produk juga terdapat pada kemasan yang lain. Penulisan petunjuk bertujuan agar konsumen tidak mengalami kesulitan atau keliru dalam menggunakan sebuah produk. -
Petunjuk membuat sesuatu Petunjuk membuat sesuatu biasanya terdapat di kemasan makanan, misalnya cara membuat mi instans, membuat kopi, membuat kue kering, dan semacamnya.
-
Petunjuk melakukan sesuatu Petunjuk melakukan sesuatu biasanya ada di majalah, yang sering juga disebut dengan tips.
-
Petunjuk arah atau denah Petunjuk arah atau denah biasanya terdapat di lampiran acara atau undangan pernikahan/sunatan/dan sebagainya. Teks laporan percobaan adalah salah satu teks yang memuat petunjuk.
Petunjuk yang terdapat pada teks laporan percobaan adalah petunjuk dalam melakukan suatu percobaan dengan benar dan runtut. Sistematika teks laporan percobaan adalah sebagai berikut: a. Nama Percobaan b. Tujuan Percobaan
370
c. Alat-alat d. Langkah kerja e. Hasil percobaan (dalam bentuk tabel, grafik, atau uraian) f.
Kesimpulan
2. Ilmu Pengetahuan Alam Materi
: Perambatan Bunyi
Bunyi dapat merambat dari sumber bunyi ke tempat lain melalui media. Media tersebut adalah benda gas, cair, dan padat. a. Bunyi merambat melalui benda gas Contoh benda gas adalah udara. Jika hujan turun biasanya disertai petir dan kemudian terdengar suara guntur. Suara guntur ini terdengar karena adanya udara. Suara guntur merambat melalui udara sampai telinga kita.
b. Bunyi merambat melalui benda cair Jika kamu memukul kaleng di dalam air. Maka kamu akan mendengar bunyi kaleng tersebut karena bunyi kaleng tersebut merambat melalui air.
c. Bunyi merambat melalui benda padat Tempelkan telingamu pada tiang/tembok. Minta
temanmu
tiang/tembok
untuk
tersebut.
mengetok
Kamu
akan
mendengar bunyi ketokan temanmu. Hal ini karena bunyi merambat melalui benda padat.
371
3. Matematika Materi
: Sudut Bangun Datar
a. Jenis-Jenis Sudut Dua sinar garis yang memiliki titik pangkal yang sama akan membentuk suatu sudut. Titik pangkal yagn sama itu disebut titik sudut, sedangkan dua sinar garis disebut kaki sudut. 1) Sudut lancip Suatu sudut disebut sudut lancip jika ukuran sudutnya antara 0 dan 90 derajat (0°<sudut lancip<90°)
2) Sudut siku-siku Suatu sudut disebut sudut siku-siku jika ukurannya adalah 90 derajat.
3) Sudut tumpul Suatu sudut disebut sudut tumpul jika ukuran sudutnya antara 90 dan 180 derajat (90°<sudut tumpul<180°).
4) Sudut Refleks Sudut refleks adalah sudut yang memiliki ukuran antara 180° dan 360°.
372
5) Sudut Perigon Suatu perigon atau satu putaran adalah sudut yang memiliki ukuran tepat 360°.
4. Seni Budaya dan Prakarya Materi
: Kolase
Seni lukis kolase adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan-potongan kecil berbagai macam benda seperti potongan kertas, kain, kaca logam atau kain yang direkatkan pada suatu permukaan sehingga membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu. Memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai (sampah) mendukung gerakan daur ulang, kertas koran bekas, plastik, dedaunan, apabila diaplikasikan ke medium datar maupun tiga dimensi dapat menghasilkan karya seni yang unik dan menarik. Contoh-contoh kolase:
Kolase Keramik
Kolase Kain
373
Kolase Kertas
Kolase Karet
Kolase Kertas Bekas
Kolase Sedotan
374
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (1)
Percobaan Perambatan Bunyi (IPA) Kompetensi Dasar
: 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
: Menjelaskan perambatan sumber bunyi
Nama Siswa
:
Tujuan Alat dan bahan
6. ............................................... 7. ............................................... 8. ............................................... 9. ............................................... 10. ............................................... : Mengetahui bahwa bunyi dapat dirambatkan melalui media : Selang plastik, ember, air, batu koral, corong, gelas bekas, benang kasur
Percobaan 1 Langkah kerja: 1. Pegang salah satu ujung selang dan minta temanmu memegang ujung lainnya 2. Dekatkan ujung selang ke telinga 3. Minta temanmu berbicara
Sumber: Buku Siswa Tema “Indahnya Kebersamaan”
melalui ujung selang yang ia pegang 4. Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya kepada temanmu untuk diperiksa Percobaan 2 Langkah kerja: 1. Isi ember dengan air hingga penuh 2. Masukkan corong ke dalam ember hingga bagian bawahnya terendam 3. Usahakan corong tidak menempel pada ember 4. Minta bantuan temanmu mengetuk salah satu sisi ember dengan menggunakan batu secara perlahan
Sumber: Buku Siswa Tema “Indahnya Kebersamaan”
5. Sementara itu dekatkan telingamu pada bagian atas corong 6. Dengarkan dan catat hasilnya
375
Percobaan 3 Langkah kerja: 1. Buatlah satu lubang kecil dengan ujung paku di tengah dasar gelas plastik 2. Potonglah benang kasur sepanjang 2 sampai 3 meter
Sumber: Buku Siswa Tema “Indahnya Kebersamaan”
3. Masukkan benang ke dalam gelas plastik melalui lubang kecil 4. Buatlah simpul agar tidak lepas 5. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik 6. Sekarang coba lepaskan benang dari gelas plastik 7. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik tanpa benang 8. Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya kepada temanmu untuk diperiksa
Buatlah laporan berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan!
376
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (2) Proyek Laporan Percobaan Perambatan Bunyi (IPA dan Bahasa Indonesia) Kompetensi Dasar
Indikator Nama Siswa
: Ilmu Pengetahuan Alam 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi Bahasa Indonesia 3.2 Menguraikan teks instruksi tentang pemeliharaan pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku : 1. Menjelaskan perambatan sumber bunyi 2. Menyajikan langkah percobaan dalam bentuk laporan 1. ............................................... : 2. ............................................... 3. ............................................... 4. ............................................... 5. ...............................................
Petunjuk: 1. Buatlah laporan percobaan mengenai Perambatan Bunyi yang telah kalian lakukan dengan format sebagai berikut: Nama Kelompok : (1) (2) dst (Judul Percobaan) a. Tujuan Percobaan: ............................................................................... b. Alat dan Bahan : ............................................................................... c. Langkah kerja: ............................................................................... 1. ............................................................................... 2. ............................................................................... 3. ..............................................................................., dst d. Hasil Percobaan ............................................................................... ............................................................................... ............................................................................... e. Kesimpulan ............................................................................... ............................................................................... 2. Gunakan kosakata baku dan sesuai dengan EYD 3. Perhatikan penggunaan huruf besar dan kecil 4. Tulislah laporan dengan tulisan yang rapi
377
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (3) Membuat Kolase Rumah Adat Impian (SBdP dan Matematika) Kompetensi Dasar
Indikator
Nama Siswa
: Seni Budaya dan Prakarya 4.2 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan Matematika 4.4 Merepresentasikan sudut lancip dan sudut tumpul dalam bangun datar : 1. Mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan penggunaan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut sikusiku 2. Mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase : .......................................................
Petunjuk: 1. 2. 3. 4. 5.
Amatilah gambar macam-macam rumah adat yang disediakan oleh guru Pilihlah salah satu rumah adat impian kalian Gambarlah rumah adat tersebut di atas kertas Guntinglah kertas warna-warni Tempelkan kertas warna-warni menjadi kolase kertas sehingga membentuk rumah adat yang kamu impikan
378
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL Nama Siswa
:
Petunjuk: 4. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 5. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor Skor 2 jika nampak 2 deskriptor Skor 3 jika nampak 3 deskriptor Skor 4 jika nampak 4 deskriptor 6. Hal-hal yang tidak dampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan. No. Indikator 1 Berdoa
2
3
Bersyukur
Toleransi
A B C D A B C D A B C D
Check (√) Skor
Deskriptor Kesiapan untuk berdoa Melakukan dengan semangat Melakukan dengan sikap yang baik Melakukan dengan tenang dan tidak bersenda gurau Bersyukur terhadap diri sendiri (menjaga diri) Bersyukur terhadap alam dan lingkungan (menjaga lingkungan) Menerima hasil diskusi Menerima dengan ikhlas hasil pembagian kelompok Peduli terhadap teman Membantu teman dalam belajar Menghargai teman saat berbicara dalam diskusi/presentasi Tidak mengejek/mengganggu teman selama pembelajaran Jumlah Skor
Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5 Jumlah Skor = Kriteria =
Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
379
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL Nama Siswa
:
Petunjuk: 4. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 5. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor Skor 2 jika nampak 2 deskriptor Skor 3 jika nampak 3 deskriptor Skor 4 jika nampak 4 deskriptor 6. Hal-hal yang tidak dampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan. No. Indikator 1 Rasa Ingin Tahu
2
Kerjasama
3
Peduli
A B C D A B C D A B C D
Check (√) Skor
Deskriptor Bertanya dengan semangat Aktif menanggapi guru Belajar dengan melibatkan kemampuan berbicara Mencari tahu dari berbagai sumber belajar Melibatkan teman selama penyelesaian masalah Membantu satu sama lain Berinteraksi dengan teman Memberikan kesempatan teman untuk berbicara dalam kelompok Peduli terhadap diri sendiri (menjaga kebersihan diri) Peduli terhadap lingkungan (menjaga kebersihan lingkungan) Peduli terhadap teman Peduli dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Jumlah Skor
Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5 Jumlah Skor = Kriteria =
Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
380
RATING SCALE PENILAIAN UNJUK KERJA “Percobaan Perambatan Bunyi” (IPA dan Bahasa Indonesia) Kompetensi Dasar
: 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
: Menjelaskan perambatan sumber bunyi
Nama
:
Kelas
:
Penilaian Unjuk Kerja No.
Aspek yang Dinilai
1.
Merencanakan percobaan
2.
Menyiapkan alat-alat percobaan
3.
Melakukan pengamatan dan
Sangat Baik (4)
Hasil Penilaian Baik Cukup (3) (2)
Kurang (1)
eksplorasi perambatan bunyi 4.
Melakukan analisa data
5.
Menarik kesimpulan hasil percobaan
6.
Kerjasama dalam kelompok
7.
Penulisan laporan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Penyelesaian percobaan
8.
Skor Perolehan Skor Maksimal
32
Rubrik Penskoran No. 1.
2.
Aspek yang Dinilai Merencanakan percobaan
Menyiapkan alat-alat percobaan
Sangat Baik (4) Perencanaan percobaan dilakukan secara mandiri Keseluruhan persiapan alat percobaan dilakukan dengan tepat
Hasil Penilaian Baik (3) Cukup (2) Perencanaan Perencanaan percobaan percobaan sebagian kecil sebagian besar dibantu guru dibantu guru Sebagian besar Sebagian kecil persiapan alat persiapan alat percobaan percobaan dilakukan dilakukan dengan tepat dengan tepat
Kurang (1) Perencanaan percobaan keseluruhan dibantu guru Persiapan alat percobaan dilakukan dengan kurang tepat
381
3.
Melakukan pengamatan dan eksplorasi perambatan bunyi Melakukan analisa data
Pengamatan sangat cermat dan bebas dari interpretasi
Pengamatan cermat dan bebas dari interpretasi
Pengamatan cukup cermat dan terdapat interpretasi
Pengamatan kurang cermat dan terdapat interpretasi
Analisa dilakukan secara mandiri
Menarik kesimpulan hasil percobaan
Penarikan kesimpulan dilakukan secara mandiri
6.
Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok sangat kompak
7.
Penulisan laporan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Sangat menguasi isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan
Menguasai isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan dengan baik
8.
Penyelesaian percobaan
Merapikan kembali alat-alat percobaan dengan mandiri
Merapikan kembali alat-alat percobaan dengan sedikit bantuan guru
Analisa dilakukan dengan banyak bantuan guru Penarikan kesimpulan dilakukan dengan banyak bantuan guru Kerjasama dalam kelompok cukup kompak Cukup menguasai isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan Merapikan kembali alatalat percobaan dengan banyak bantuan guru
Kurang dapat melakukan analisa
5.
Analisa dilakukan dengan sedikit bantuan guru Penarikan kesimpulan dilakukan dengan sedikit bantuan guru Kerjasama dalam kelompok kompak
4.
Kurang mampu menarik kesimpulan dengan tepat Kerjasama dalam kelompok kurang komapk Kurang menguasai isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan Kurang inisiatif untuk merapikan alat-alat percobaan
382
RATING SCALE PENILAIAN PROYEK “Membuat Kolase Rumah Adat” (Matematika dan SBdP)
Nama
: Seni Budaya dan Prakarya 4.2 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan Matematika 4.4 Merepresentasikan sudut lancip dan sudut tumpul dalam bangun datar : 3. Mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan penggunaan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut sikusiku 4. Mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase :
Kelas
:
Kompetensi Dasar
Indikator
Penilaian Proyek Hasil Penilaian No.
Aspek yang Dinilai Baik (4)
1.
Teknik menggambar bentuk
2.
Teknik pengeleman
3.
Teknik kolase
4.
Ketepatan Waktu Pengerjaan
Cukup (3)
Kurang (2)
Perlu Berlatih Lagi (1)
Skor Perolehan Skor Maksimal
16
Rubrik Penskoran No. 1.
2.
Aspek yang Dinilai
Sangat Baik (4) Teknik Semua bagian rumah digambar menggambar dengan teknik bentuk menggambar sudut yang benar Teknik Seluruh media kerja sudah pengeleman menggunakan
Hasil Penilaian Baik (3) Sebagian besar rumah digambar dengan teknik menggambar sudut yang benar Sebagian besar media kerja sudah
Cukup (3) Setengah bagian rumah digambar dengan teknik menggambar sudut yang benar Setengah bagian media kerja sudah
Kurang (1) Hanya sebagaian kecil rumah digambar dengan teknik menggambar sudut yang benar Sebagian kecil media kerja sudah menggunakan lem
383
lem sesuai kebutuhan 3.
Teknik kolase
4.
Ketepatan Waktu Pengerjaan
Menempelkan material tepat/sesuai garis bidang gambar Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
menggunakan lem sesuai kebutuhan Sebagian kecil material belum ditempelkan tepat/sesuai garis bidang gambar Sebagian besar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
menggunakan lem sesuai kebutuhan Setengah material belum ditempelkan tepat/sesuai garis bidang gambar Setengah pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sesuai kebutuhan
Sebagian besar belum ditempelkan tepat/sesuai garis bidang gambar Sebagian kecil pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
384
RATING SCALE PENILAIAN PRODUK “Laporan Percobaan Perambatan Bunyi” (IPA dan Bahasa Indonesia) Kompetensi Dasar
: 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
: Menjelaskan perambatan sumber bunyi
Nama
:
Kelas
:
Penilaian Unjuk Kerja Hasil Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
1.
Kesesuaian laporan
2.
Strutkur teks
3.
Pilihan kata
4.
Keterpaduan kalimat
5.
Ketepatan tata bahasa
6.
Kerapian tulisan
7.
Pemahaman terhadap materi
8.
Ketepatan hasil percobaan
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Skor Perolehan Skor Maksimal
32
Rubrik Penskoran No.
Aspek yang Dinilai
Hasil Penilaian
1.
Kesesuaian laporan
Sangat Baik (4) Seluruh isi laporan sesuai dengan tujuan percobaan
2.
Strutkur teks/ Prosedur penulisan laporan
Seluruh struktur teks laporan tepat sesuai dengan tata cara penulisan
Baik (3) Sebagian besar isi laporan sesuai dengan tujuan percobaan Sebagian besar struktur teks laporan tepat sesuai dengan tata cara
Cukup (2) Setengah isi laporan sesuai dengan tujuan percobaan Setengah bagian struktur teks laporan tepat sesuai dengan tata cara
Kurang (1) Sebagian kecil isi laporan sesuai dengan tujuan percobaan Sebagian kecil struktur teks laporan tepat sesuai dengan tata cara
385
laporan
3.
4.
penulisan laporan Pilihan kata Seluruh pilihan Sebagian besar kata tepat untuk pilihan kata mendeskripsikan tepat untuk percobaan mendeskripsikan percobaan Sebagian besar Keterpaduan Seluruh isi laporan isi laporan kalimat memiliki memiliki keterpaduan keterpaduan kalimat yang kalimat yang tepat tepat
5.
Ketepatan tata bahasa
6.
Kerapian tulisan
7.
Pemahaman terhadap materi
8.
Ketepatan hasil percobaan/ Kesimpulan
penulisan laporan Setengah bagian pilihan kata tepat untuk mendeskripsikan percobaan Setengah bagian isi laporan memiliki keterpaduan kalimat yang tepat
Seluruh isi laporan menggunakan tata bahasa yang tepat Seluruh bagian laporan ditulis dengan rapi
Sebagian besar isi laporan menggunakan tata bahasa yang tepat Sebagian besar bagian laporan ditulis dengan rapi
Setengah bagian isi laporan menggunakan tata bahasa yang tepat Setengah bagian Seluruh bagian laporan ditulis dengan rapi
Isi laporan mencerminkan pemahaman yang sangat baik terhadap materi Hasil percobaan disimpulkan dengan sangat tepat
Isi laporan mencerminkan pemahaman yang baik terhadap materi Hasil percobaan disimpulkan dengan cukup tepat
Isi laporan mencerminkan pemahaman yang cukup baik terhadap materi Hasil percobaan disimpulkan dengan kurang tepat
penulisan laporan Sebagian kecil pilihan kata tepat untuk mendeskripsikan percobaan Hanya sedikit bagian isi laporan memiliki keterpaduan kalimat yang tepat Hanya sebagian kecil isi laporan menggunakan tata bahasa yang tepat Hanya sebagian kecil Seluruh bagian laporan ditulis dengan rapi Pemahaman materi masih kurang baik
Kesimpulan dituliskan namun belum sesuai dengan tujuan percobaan
386
RATING SCALE PENILAIAN PRODUK “Kolase Rumah Adat” (Matematika dan SBdP)
Nama
: Seni Budaya dan Prakarya 4.2 Membuat karya seni kolase dengan berbagai bahan Matematika 4.4 Merepresentasikan sudut lancip dan sudut tumpul dalam bangun datar 1. Mendesain rumah adat impian dengan memperhatikan : penggunaan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku 2. Mendesain gambar rumah adat impian dengan teknik kolase :
Kelas
:
Kompetensi Dasar
Indikator
Penilaian Produk Hasil Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
1.
Sudut
2.
Pewarnaan
3.
Kreativitas
4.
Keindahan/ Kerapian
5.
Hasil akhir
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Skor Perolehan Skor Maksimal
20
Rubrik Penskoran No. 1.
Aspek yang Dinilai Sudut
Hasil Penilaian Sangat Baik (4) Dalam menggambar rumah adat mengaplikasikan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dengan benar
Baik (3) Dalam menggambar rumah adat hanya mengaplikasikan dua sudut dengan benar
Cukup (2) Dalam menggambar rumah adat hanya mengaplikasikan satu sudut dengan benar
Kurang (1) Dalam menggambar rumah adat diak menggunakan sudut
387
2.
Pewarnaan
Gambar yang dihasilkan tidak kotor dan pewarnaan tidak melampaui garis
Gambar yang dihasilkan sedikit kotor dan pewarnaan tidak melampaui batas
3.
Kreativitas
Siswa terlihat dari seluruh muatan karya (warna, bentuk, sudut)
Siswa terlihat dari sebagian besar muatan karya (warna, bentuk, sudut)
4.
Keindahan/ Rumah adat yang dihasilkan Kerapian
5.
Hasil akhir
Rumah adat yang dihasilkan sangat indah indah namun dan rapi kurang rapi/rapi namun kurang indah Hasil akhir Hasil akhir sangat bersih bersih meskipun dan tidak ada ada sedikit noda noda(lem/pensil) tapi tidak terlalu terlihat (lem/pensil)
Gambar yang dihasilkan tidak kotor tetapi pewarnaan melampaui garis
Gambar yang dihasilkan kotor dan pewarnaan melampaui garis Siswa terlihat Siswa kurang dari setengah terlihat dari bagian muatan seluruh karya (warna, muatan karya bentuk, sudut) (warna, bentuk, sudut) Rumah adat Rumah adat yang dihasilkan yang cukup dihasilkan rapi/cukup indah kurang rapi dan kurang indah Hasil akhir Hasil akhir cukup bersih kurang bersih meskipun ada dan bernoda noda (lem/pensil) (lem/pensil)
388
KISI-KISI SOAL EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan
: SDN 01 Pekalongan
Kelas / Semester
: IV / 2
Tema / Subtema
: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran ke-
: 5(Lima)
Fokus Muatan Pelajaran
: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Seni Budaya dan Prakarya
Kompetensi Dasar
:
Bahasa Indonesia 3.2
Menguraikan teks instruksi tentang pemeliharaan pancaindra serta penggunaan alat teknologi modern dan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan dengan memilih dan memilah kosakata baku
Matematika 3.6
Mengenal sudut siku-siku melalui pengamatan dan membandingkan dengan sudut yang berbeda
Ilmu Pengetahuan Alam 3.5
Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran
Seni Budaya dan Prakarya 3.2
Mengenal gambar alam benda dan kolase Indikator Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Indikator Soal 1. Mengoreksi tata bahasa dan
Materi Pokok
Jenjang
Teks Laporan
C6
Bentuk Soal Isian
Butir Soal 1
389
1. Menyajikan langkah percobaan dalam bentuk laporan
penulisan teks laporan mengenai percobaan perambatan bunyi Matematika 1. Mengidentifikasi sudut yang Sudut-sudut Bangun 1. Mendesain rumah adat impian dengan terdapat pada desain rumah Datar memperhatikan penggunaan sudut adat lancip, sudut tumpul, dan sudut sikusiku Ilmu Pengetahuan Alam 1. Menjelaskan perambatan bunyi Perambatan bunyi 1. Menjelaskan perambatan sumber melalui media bunyi 2. Mengklasifikasikan macammacam contoh perambatan bunyi berdasarkan media perambatannya 3. Melengkapi mind map mengenai perambatan bunyi
C1
Jawaban Singkat
2
C2
Uraian
3
C4
Menjodoh kan
4
C3
Isian
5
390
LEMBAR EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tema/Subtema
: SD Negeri 01 Pekalongan : IV / 2 : Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran ke: 5 (Lima) Alokasi Waktu : 20 menit Nama Siswa : Jawalah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Salinlah contoh laporan di bawah ini dengan memperhatikan kosakata baku dan penulisan huruf besar dan huruf kecil serta tanda baca! percobaan perambatan bunyi a. tujuan membuktikan bahwa bunyi merambat melalui benda cair b. alat dan bahan ember air corong batu koral c. langkah kerja isi ember dengan air hingga penuh masukkan corong ke dalam ember hingga bagian bawahnya terendam usahakan corong tidak menempel pada ember minta bantuan temanmu mengetuk salah satu sisi ember dengan menggunakan batu secara perlahan sementara itu dekatkan telingamu pada bagian atas corong dengarkan dan catat hasilnya d. hasil percobaan ketika telinga didekatkan dengan ujung corong dan salah seorang siswa mengetuk salah satu sisi ember dengan perlahan suara dapat didengar karena dirambatkan melalui air yang berada di dalam ember e. kesimpulan bunyi merambat melalui media cair 2. Klasifikasikan apakah sudut di gambar merupakan sudut lancip, sudut tumpul, atau sudut siku-siku! a. ......................
a
b d c
e
b.
......................
c.
......................
d.
......................
e.
......................
391
3. Jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai media perambatan bunyi? 4. Di bawah ini terdapat beberapa kejadian perambatan bunyi di kehidupan kita sehari-hari. a. Mendengarkan petir ketika hujan b. Mendengarkan teman sebangku berbicara c. Mendengarkan melalui telepon kaleng d. Mendengarkan detak jantung menggunakan stetoskop e. Mendengarkan suara orang di daratan ketika kita sedang berenang Klasifikasikan kejadian tersebut berdasarkan media perambatan bunyi di dalam tabel! Media Padat Media Cair Media Gas/Udara
5. Di bawah ini adalah pangkal mind map mengenai perambatan bunyi yang belum lengkap dan perlu disempurnakan. Lanjutkanlah mind map tersebut sesuai dengan kreasi kalian!
392
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tema/Subtema
: SD Negeri 01 Pekalongan : IV / 2 : Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran ke: 5 (Lima) 1. Salinlah contoh laporan di bawah ini dengan memperhatikan kosakata baku dan penulisan huruf besar dan huruf kecil serta tanda baca! a. b. c.
d.
e.
Percobaan Perambatan Bunyi Tujuan Membuktikan bahwa bunyi merambat melalui benda cair. Alat dan Bahan Ember, air, corong, batu koral Langkah Kerja 1. Isi ember dengan air hingga penuh. 2. Masukkan corong ke dalam ember hingga bagian bawahnya terendam. 3. Usahakan corong tidak menempel pada ember. 4. Minta bantuan temanmu mengetuk salah satu sisi ember dengan menggunakan batu secara perlahan. 5. Sementara itu dekatkan telingamu pada bagian atas corong. 6. Dengarkan dan catat hasilnya. Hasil Percobaan Ketika telinga didekatkan dengan ujung corong dan salah seorang siswa mengetuk salah satu sisi ember dengan perlahan suara dapat didengar karena dirambatkan melalui air yang berada di dalam ember. Kesimpulan Bunyi merambat melalui media cair .
7. Klasifikasikan apakah sudut di gambar merupakan sudut lancip, sudut tumpul, atau sudut siku-siku! a. Sudut Tumpul
a
b d c
e
b.
Sudut Siku-siku
c.
Sudut Siku-siku
d.
Sudut Lancip
e.
Sudut Siku-siku
8. Jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai media perambatan bunyi? Bunyi dapat merambat dari satu tempat ke tempat yang lain melalui media. Media perambatan bunyi tersebut adalah benda gas, cair, dan padat.
393
9. Di bawah ini terdapat beberapa kejadian perambatan bunyi di kehidupan kita sehari-hari. Klasifikasikan kejadian tersebut berdasarkan media perambatan bunyi di dalam tabel! Media Padat Media Cair Media Gas/Udara Mendengarkan melalui Mendengarkan suara Mendengarkan petir telepon kaleng orang di daratan ketika ketika hujan kita sedang berenang Mendengarkan detak Mendengarkan teman jantung menggunakan sebangku berbicara stetoskop 10. Di bawah ini adalah pangkal mind map mengenai perambatan bunyi yang belum lengkap dan perlu disempurnakan. Lanjutkanlah mind map tersebut sesuai dengan kreasi kalian! Contoh jawaban
Mencantumkan cabang macam media perambatan Mencantumkan contoh perambatan bunyi Pedoman Penskoran Nomor Bentuk Soal Skor Domain Soal 1 Isian 5 Kreasi 2 Isian 10 Pengetahuan 3 Uraian 5 Pemahaman 4 Menjodohkan 5 Sintesis 5 Isian 5 Penerapan Total Skor Maksimal Pemberian Nilai Nilai Siswa =
0-2 0-3
Bobot Domain 3 0,5 1 2 2
Bobot × Skor 15 5 5 10 10 45
394
GAMBAR-GAMBAR RUMAH ADAT
395
396
397
398
Lampiran 13 JARING TEMA SIKLUS III
Ilmu Pengetahuan Alam 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku, ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 2.2 Menghargai kerja individu kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok. 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi.
Pembelajaran 3 Tema Indahnya Kebersamaan Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman
Matematika 1.1 Menunjukkan perilaku patuh, tertib dan mengikuti prosedur alam melakukan operasi hitung campuran. 1.2 Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam melakukan tabulasi pengukuran panjang daun-daun atau benda-benda lain menggunakan pembulatan (dinyatakan dalam cm terdekat) 3.5 Menemukan bangun segibanyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan 4.2 Melakukan pengubinan menggunakan segibanyak beraturan tertentu
Seni Budaya dan Prakarya 1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan 2.1 Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni 2.2 Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni 3.5 Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya kreatif 4.3 Menggambar model benda kesukaan berdasarkan pengamatan langsung
399
Lampiran 14 SILABUS SIKLUS III Tema
: Indahnya Kebersamaan
Subtema
: Kebersamaan dalam Keberagaman
Pembelajaran
:3
Satuan Pendidikan
: SDN 01 Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga
Kelas/Semester
: IV/1
Kompetensi Inti
:
5. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 7. Menghargai pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar
IPA 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan
Indikator 1. Menulis laporan berdasarkan
Materi Pelajaran 1. Indra Pengendaran 2. Pengubinan
Proses Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan 11. Melakukan kegiatan pendahuluan.
Penilaian
Alokasi Waktu 6 x 35 menit.
Sumber dan Media Belajar Sumber: 4. Buku Siswa.
400
dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5. Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4. Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi.
hasil percobaan Bangun Datar dengan 3. Seni melengkapi pengubinan tabel. 2. Melaporkan hasil percobaan mengenai bunyi. 3. Membuat proyek tentang indra pendengar.
MATEMATIKA 2.1. Menunjukkan perilaku patuh, tertib, dan mengikuti prosedur dalam melakukan operasi hitung campuran. 2.2. Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam melakukan tabulasi pengukuran panjang daun-daun atau benda-benda lain
1. Merancang pengubinan menggunakan bangun segi banyak. 2. Menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi
Kegiatan Inti - Melakukan percobaan tentang bunyi 12. Menjelaskan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map. 13. Pembentukan kelompok (34 orang per kelompok) 14. Bereksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat. 15. Melakukan Proyek 1 mengenai Puzzle Telinga. Melakukan Proyek 2 mengenai Merancang Pengubinan. 16. Perancangan langkahlangkah penyelesaian proyek. 17. Setiap kelompok menyelesaikan proyek difasilitasi dan monitoring guru. 18. Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek. 19. Evaluasi proyek dan hasil proyek. Kegiatan Penutup 20. Menutup pembelajaran
5. Buku Guru. 6. Buku Teks Pelajaran. Media: 4. Mind Map. 5. Puzzle Telinga. 6. Bentukbentuk geometri dasar. 7. Gambar ukiran tradisional . 8. Gambar Indra Pendengar .
401
menggunakan pembulatan (dinyatakan dalam cm terdekat). 3.5. Menemukan bangun segibanyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan. 4.2. Melakukan pengubinan menggunakan segibanyak beraturan tertentu. SBdP 3.4. Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan kreatif masingmasing daerah sebagai anugerah Tuhan. 4.1. Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni. 4.2. Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni. 3.2. Mengenal gambar alam benda dan kolase. 4.3. Menggambar model benda kesukaan berdasarkan pengamatan langsung.
pengubinan.
1. Merancang seni kreatif tentang pengubinan. 2. Mengidentifik asi gambar alam benda dan kolase.
402
Lampiran 15 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SD Negeri 01 Pekalongan
Kelas/Semester
: IV/1
Tema/Subtema
: Indahnya Kebersamaan/ Kebersamaan dalam Keberagaman
Pertemuan ke
: 3
Alokasi Waktu
: 6 × 35 menit
J.
KOMPETENSI INTI
5.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
7.
Menghargai pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
8.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
K.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar: 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
403
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.5. Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 4.4. Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi. Indikator: 1.
Menulis laporan berdasarkan hasil percobaan dengan melengkapi tabel.
2.
Melaporkan hasil percobaan mengenai bunyi.
3.
Membuat proyek tentang indra pendengar.
Matematika Kompetensi Dasar: 2.1. Menunjukkan perilaku patuh, tertib, dan mengikuti prosedur dalam melakukan operasi hitung campuran. 2.2. Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam melakukan tabulasi pengukuran panjang daun-daun atau benda-benda lain menggunakan pembulatan (dinyatakan dalam cm terdekat). 3.5. Menemukan bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan. 4.2. Melakukan pengubinan menggunakan segibanyak beraturan tertentu. Indikator: 1.
Merancang pengubinan menggunakan bangun segi banyak.
2.
Menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi pengubinan.
SBdP Kompetensi Dasar: 4.3. Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan. 2.1. Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni. 2.2. Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni.
404
3.2. Mengenal gambar alam benda dan kolase. 4.3. Menggambar model benda kesukaan berdasarkan pengamatan langsung. Indikator: 1.
Merancang hasil seni kreatif tentang pengubinan.
2.
Mengidentifikasi gambar alam benda dan kolase.
L.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Setelah
melakukan
percobaan,
siswa
mampu
menuliskan
laporan
berdasarkan hasil percobaan dengan melengkapi tabel secara rinci. 2.
Setelah membaca teks dan diskusi kelas, siswa mampu membuat peta pikiran tentang indra pendengar dengan benar.
3.
Setelah mengamati gambar dan berdiskusi, siswa mampu merancang pengubinan dengan teknik yang benar.
4.
Melalui Mind Map mengenai indra pendengaran, siswa dapat merancang puzzle pengubinan mengenai uraian indra pengendaran menggunakan bangun segi banyak dengan tepat.
5.
Melalui kerja proyek, siswa dapat menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi pengubinan dengan benar.
6.
Berdasarkan instruksi, siswa mampu merancang seni kreatif tentang pengubinan dengan teknik yang benar.
M.
MATERI PEMBELAJARAN
5.
Bunyi
: Indra Pendengaran
6.
Bentuk Geometri
: Pengubinan Bangun Datar
7.
Seni Kreatif
: Rancangan Pengubinan
N.
PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE Pendekatan Model Metode
O.
: Scientific Approach : Project Based Learning : Kerja proyek, eksperimen, observasi, diskusi kelompok.
MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN Media
:
405
Mind map, puzzle telinga, gambar-gambar geometri dasar, gambar ukiran tradisional, dan gambar indra pendengaran. Alat dan Bahan : Stoples, kacang kering, kertas A3, kertas lipat berwarna, lem, gunting. Sumber : 1. Buku Siswa. 2. Buku Guru. 3. Buku Teks Pelajaran.
P.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. A.
Kegiatan Kegiatan Pendahulu an
B.
Kegiatan Inti
Langkah-langkah 11. Melakukan Pendahuluan
Uraian Pembelajaran dd. Guru mempersiapkan materi, media, dan sumber pembelajaran. ee. Guru melakukan pengondisan kelas. ff. Guru melakukan salam, do’a, presensi gg. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan melakukan tepuk “Gembira”. Tepuk Gembira Prok 3x Gem, Prok 3x Bi, Prok 3x Ra, Gembira... Kelas Empat Asyik Kelas Empat Asyik Kelas Empat Asyik hh. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan permainan “Tepuk Kanan atau Tepuk Kiri” ii. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. jj. Guru menyanpaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan. kk. Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui tempat bunyi berada. ll. Secara berpasangan, seorang siswa mengenakan penutup mata dan siswa di sampingnya memegang toples berisi kelereng, kemudian menggoyangkannya. Siswa yang mengenakan penutup mata harus menebak dari arah mana bunyi berasal. mm. Siswa bersama dengan guru menganalisis bersama hasil percobaan
406
12. Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map
nn.
13. Pembentukan kelompok
pp.
14. Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek yang akan mereka buat
qq.
oo.
rr.
15. Penentuan proyek sesuai dengan pembelajaran
ss.
yang telah dilakukan. Siswa memperhatikan mind map yang dipaparkan guru di depan kelas mengenai Indra Pendengaran. Siswa mengamati cara membaca dan menggunakna mind map untuk melakukan kerja proyek. Siswa membentuk kelompok dengan komposisi 3 sampai dengan 4 orang per kelompok. Masing-masing kelompok bekerjasama untuk melengkapi mind map tentang indra pendengar dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Masing-masing kelompok saling mengkritisi hasil presentasi kelompok lainnya, memberikan pertanyaan, atau masukan. Masing-masing kelompok mengerjakan Proyek 1: Puzzle Bagianbagian telinga
16. Perancangan tt. Siswa dan guru merancang langkahlangkah-langkah langkah penyelesaian proyek. penyelesaian proyek 17. Setiap kelompok uu. Siswa menyelesaikan proyek dengan menyelesaikan difasilitasi dan monitoring guru. proyek difasilitasi dan dimonitoring oleh guru 18. Penyusunan vv. Seluruh kelompok melaporkan dan laporan dan mempresentasikan hasil proyek. mempresentasikan hasil proyek Proyek 2 ww. Siswa mengamati gambar ukiran tradisional yang disediakan guru. xx. Siswa menganalisis gambar apakah membentuk pola pengubinan. yy. Setiap kelompok menentukan proyek 2 yakni merancang pengubinan.
407
zz. Setiap kelompok menyelesaikan proyek 2 dengan difasilitasi dan monitoring guru. aaa. Hasil dari proyek 2 dipaparkan di depan kelas. 19. Evaluasi proses bbb. Guru melakukan evaluasi hasil dan hasil proyek proyek. 20. Menutup ccc. Guru bersama-sama dengan siswa pembelajaran melakukan refleksi, menguraikan manfaat pembelajaran yang telah dialami. ddd. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. eee. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. fff. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
C.
Kegiatan Penutup
Q.
PENILAIAN
5.
Teknik Penilaian n.
Tes Tertulis (Soal Evaluasi) IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya.
o.
Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
p.
Penilaian Unjuk Kerja “Percobaan Indra Pendengaran” (IPA)
q.
Penilaian Proyek “Puzzle Indra Pendengaran” (IPA)
r.
Penilaian Produk “Puzzle Indra Pendengaran” (IPA)
s.
Penilaian Produk “Merancang Pengubinan” (Matematika dan Seni Budaya dan Prakarya)
6.
Bentuk Instrumen f.
Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik.
g.
Lembar Pengamatan/Observasi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
h.
Rating Scale Penilaian Unjuk Kerja “Percobaan Indra Pendengaran”.
i.
Rating Scale Penilaian Proyek “Puzzle Indra Pendengaran”
j.
Rating Scale Penilaian Produk “Puzzle Indra Pendengaran”
k.
Rating Scale Penilaian Produk “Merancang Pengubinan”
408
Purbalingga, 15 Agustus 2014 Guru Kelas IV/Kolaborator
Peneliti
MARSUDI NIP. 196512281992021003
HAFIZHAH LUKITASARI NIM. 1401410314
Mengetahui, Kepala SD Negeri 01 Pekalongan
TUTI SUPRAPTI, S.Pd NIP. 196804301994032005
409
MATERI
1.
Matematika Materi : Pengubinan Bangun Datar a. Contoh pengubinan dalam kehidupan sehari-hari: Puzzle
Sarang Lebah
Dinding
Lantai
b. Contoh pengubinan yang terdiri dari beberapa bangun datar
c. Berbagai contoh bentuk pengubinan menggunakan berbagai bentuk geometri:
410
2.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi : Indra Pendengaran (Telinga) Telinga merupakan indra untuk mendengar. Setiap hari kita mendengarkan
bermacam-macam suara tetapi tidak semua suara dapat kita dengar. Telinga kita hanya mampu mendengarkan suara yang berfrekuensi antara 20 – 20.000 getaran per detik (Hertz/Hz)
411
a.
Bagian-bagian Telinga dan Fungsinya Daun
telinga
terdiri
atas
tulang rawan yang dapat ditekuk. Daun
telinga
berfungsi
untuk
menangkap suara dari luar. Suara yang telah ditangkap kemudian diteruskan lewat lubang telinga menuju gendang telinga. Gnedang telinga kemudian bergetar sesuai dengan
jumlah
getaran
yang
diterima daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri atas tulang martil, tualng landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang itu disebut tulang-tulang pendengaran. Telinga bagian tengah berfungsi menerima suara yang ditangkap oleh telinga bagian luar. Pada bagian ini terdapat saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut. Fungsi saluran eustachius adalah untuk menyeimbangkan tekanan udara antara telinga luar dengan telinga tengah. Teling bagian dalam terdiri atas tingkap jorong, bundar, tiga saluran setengah lingkaran, serta rumah siput (koklea). Pada rumah siput terdapat ujungujung saraf pendengaran dan alat keseimbangan tubuh. b.
Cara Kerja Telinga Bagaimana prosesnya sehingga kita dapat mendengar? Suara yang berasal dari luar masuk ke telinga melalui udara. Suara tersebut
ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya gendang telinga bergetar. Getaran ini lalu diteruskna oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian dalam, tepatnya di ujung saraf. Oleh saraf, getaran tesebut disampaikan ke otak agar diolah sehingga kita dapat mendengar. Selain sebagai indra pendengar, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Bunyi atau suara yang sangat keras dapat memecahkan gendang telinga. Mengapa demikian? Karena gendang telinga hanyalah selaput tipis yang mudah pecah dan robek.
412
c.
Kelainan pada Telinga Telinga merupakan salah satu organ penting.
Sebagai organ tubuh yang lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserang penyakit. Misalnya tuli dan congkek. -
Tuli
Tuli adalah ketidak mampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau suara. Tuli dapat disebabkan oleh
adanya
kerusakan
pada
gendang
telinga,
tersumbatmnya ruang telniga, atau rusaknya saraf pendengaran. Pada orang yang telah berusia lanjut, ketulian biasanya disebabkan oleh kakunya gendang telinga dan kurang baiknya hubungan antartulang pendengaran. -
Congkek
Congkek adalah penyakit yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri. d.
Memelihara Kesehatan Telinga Agar telinga kita selalu sehat, maka kita
harus selalu membersihkan telinga dengan teratur.
Membersihkannya
dapat
dilakukan
dengan menggunakan benda yang lunak seperti kapas
pembersih.
Jangan
sekali-kali
membersihkan telinga dengan benda yang keras dan tajam karena dapat merobek gendang telinga.
7.
Seni Budaya dan Prakarya Materi : Kolase Seni lukis kolase adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi
kegiatan menempel potongan-potongan kecil berbagai macam benda seperti
413
potongan kertas, kain, kaca logam atau kain yang direkatkan pada suatu permukaan sehingga membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu. Memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai (sampah) mendukung gerakan daur ulang, kertas koran bekas, plastik, dedaunan, apabila diaplikasikan ke medium datar maupun tiga dimensi dapat menghasilkan karya seni yang unik dan menarik. Contoh-contoh kolase:
Kolase Keramik
Kolase Kain
Kolase Kertas
Kolase Karet
Kolase Kertas Bekas
Kolase Sedotan
414
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (1) Percobaan Indra Pendengaran
Kompetensi Dasar
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
Menuliskan laporan berdasarkan hasil percobaan dengan melengkapi tabel
Nama Siswa
:
Tujuan
:
Mengetahui tempat bunyi berasal
Alat dan bahan
:
Toples, kacang kering, penutup mata
Langkah kerja
:
1. Duduklah di kursi dan tutuplah matamu dengan kain. 2. Mintalah temanmu untuk mengocok toples di berbagai tempat di sekitar kepalamu. 3. Tunjukkan tempat yang kamu anggap sebagai asal bunyi. Berapa kalikah kamu menebak dengan tepat?
Buatlah laporan percobaanmu! Mintalah temanmu mengisi kolom arah suara dan hasil tebakanmu di bawah ini! Kocokan ke-
Hasil tebakan Arah (Kanan/kiri/depan/belakang)
1 2 3 4 5 6 7 8
(Benar/Salah)
415
9 10
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai hasil percobaanmu! 1. Berapa kali tebakanmu benar? Jawab: 2. Berapa kali tebakanmu salah? Jawab: 3. Apakah kamu dapat mengetahui tempat bunyi berasal? Jawab: 4. Apa indra yang kita gunakan untuk mengetahui tempat bunyi berasal? Jawab: 5. Apakah kita masih bisa menebak tempat bunyi berasal apabila telinga kita tutup? Jawab: Tuliskan kesimpulanmu di bawah ini:
416
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (2) Proyek Puzzle Indra Pendengaran (IPA) Kompetensi Dasar Indikator
: :
Nama Siswa
:
Tujuan
:
Alat dan bahan Petunjuk
: :
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi Membuat proyek mengenai indra pendengaran 1. 2. 3. 4. 5.
.................................... .................................... .................................... .................................... ....................................
Menyusun puzzle mengenai bagian-bagian telinga dan cara kerja telinga+kelainan pada telinga Puzzle dan alat tulis 1. Susunlah potongan gambar menjadi puzzle yang membentuk bagian-bagian telinga 2. Tuliskan fungsi bagian-bagian telinga di samping puzzle yang telah kalian susun 3. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat
Pertanyaan: 1. Telinga kita terdiri atas bagian apa saja? Jawab: 2. Sebutkan bagian-bagian telinga yang ada pada bagian luar! Jawab: 3. Sebutkan bagian-bagian telinga yang ada pada bagian tengah! Jawab: 4. Sebutkan bagian-bagian telinga yang ada pada bagian dalam! Jawab: 5. Sebutkan fungsi-fungsi dari bagian-bagian telinga di bawah ini: Koklea Saluran estachius
417
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (3) Proyek Merancang Pengubinan (Matematika dan SBdP) Kompetensi Dasar
:
Indikator
:
Matematika 4.2. Melakukan pengubinan menggunakan segibanyak beraturan tertentu. SBdP 4.3. Menggambar model benda kesukaan berdasarkan pengamatan langsung. 1. Menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi pengubinan. 2. Merancang hasil seni kreatif tentang pengubinan.
Nama Siswa
:
Tujuan Alat dan bahan
: :
Petunjuk
:
1. .................................... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. .................................... Merancang bentuk pengubinan menggunakan bentuk geometri Kertas warna-warni, gunting, pensil, penggaris, lem, kertas strimin 1. Gambarlah pola pengubinan yang kalian inginkan di atas kertas strimin dengan pensil. 2. Dalam pola pengubinanmu minimal harus terdapat 3 (tiga) bentuk geometri (bentuk geometri yang dapat kamu pakai: lingkaran, persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajar genjang, segitiga, dsb) 3. Guntinglah kertas berwarna sesuai seleramu membentuk pola pengubinan yang telah kamu buat sebelumnya. 4. Tempelkan kertas berwarna sesuai pola pengubinanmu. 5. Lakukan dengan cermat dan rapi. 6. Selamat mengerjakan!
418
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL Nama Siswa
:
Petunjuk: 7. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 8. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor Skor 2 jika nampak 2 deskriptor Skor 3 jika nampak 3 deskriptor Skor 4 jika nampak 4 deskriptor 9. Hal-hal yang tidak dampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan. No. Indikator 1 Berdoa
2
3
Bersyukur
Toleransi
A B C D A B C D A B C D
Deskriptor Kesiapan untuk berdoa Melakukan dengan semangat Melakukan dengan sikap yang baik Melakukan dengan tenang dan tidak bersenda gurau Bersyukur terhadap diri sendiri (menjaga diri) Bersyukur terhadap alam dan lingkungan (menjaga lingkungan) Menerima hasil diskusi Menerima dengan ikhlas hasil pembagian kelompok Peduli terhadap teman Membantu teman dalam belajar Menghargai teman saat berbicara dalam diskusi/presentasi Tidak mengejek/mengganggu teman selama pembelajaran Jumlah Skor
Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5
Jumlah Skor Kriteria
Check (√) Skor
= =
Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
419
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL Nama Siswa
:
Petunjuk: 7. Berilah tanda check (√) pada setiap deskriptor yang tampak. 8. Skor untuk setiap indikator ditentukan sebagai berikut: Skor 1 jika nampak 1 deskriptor Skor 2 jika nampak 2 deskriptor Skor 3 jika nampak 3 deskriptor Skor 4 jika nampak 4 deskriptor 9. Hal-hal yang tidak dampak pada deskriptor ditulis dalam catatan lapangan. No. Indikator 1 Rasa Ingin Tahu
2
Kerjasama
3
Peduli
A B C D A B C D A B C D
Deskriptor Bertanya dengan semangat Aktif menanggapi guru Belajar dengan melibatkan kemampuan berbicara Mencari tahu dari berbagai sumber belajar Melibatkan teman selama penyelesaian masalah Membantu satu sama lain Berinteraksi dengan teman Memberikan kesempatan teman untuk berbicara dalam kelompok Peduli terhadap diri sendiri (menjaga kebersihan diri) Peduli terhadap lingkungan (menjaga kebersihan lingkungan) Peduli terhadap teman Peduli dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Jumlah Skor
Skala Penilaian 9,5 ≤ skor ≤ 12 6 ≤ skor < 9,5 2,5≤ skor < 6 0 ≤ skor < 2,5
Jumlah Skor Kriteria
Check (√) Skor
= =
Kriteria Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
420
RATING SCALE PENILAIAN UNJUK KERJA “Percobaan Perambatan Bunyi” (IPA dan Bahasa Indonesia) Kompetensi Dasar
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
Menuliskan laporan berdasarkan hasil percobaan dengan melengkapi tabel
Nama
:
Kelas
:
Penilaian Unjuk Kerja No.
Aspek yang Dinilai
1.
Merencanakan percobaan
2.
Menyiapkan alat-alat percobaan
3.
Melakukan percobaan indra pendengaran
4.
Melakukan analisa data
5.
Menarik kesimpulan hasil percobaan
6.
Kerjasama dalam kelompok
7.
Penulisan laporan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Penyelesaian percobaan
8.
Sangat Baik (4)
Hasil Penilaian Baik Kurang (3) (2)
Skor Perolehan Skor Maksimal
32
Cukup (1)
421
Rubrik Penskoran No. 1.
Aspek yang Dinilai Merencanakan percobaan
Sangat Baik (4) Perencanaan percobaan dilakukan secara mandiri Keseluruhan persiapan alat percobaan dilakukan dengan tepat Pengamatan sangat cermat dan bebas dari interpretasi Analisa dilakukan secara mandiri
2.
Menyiapkan alat-alat percobaan
3.
Melakukan pengamatan dan percobaan
4.
Melakukan analisa data
5.
Menarik kesimpulan hasil percobaan
Penarikan kesimpulan dilakukan secara mandiri
6.
Kerjasama dalam kelompok Penulisan laporan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Penyelesaian percobaan
Kerjasama dalam kelompok sangat kompak Sangat menguasi isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan Merapikan kembali alat-alat percobaan dengan mandiri
7.
8.
Hasil Penilaian Baik (3) Cukup (2) Perencanaan Perencanaan percobaan percobaan sebagian kecil sebagian besar dibantu guru dibantu guru Sebagian besar Sebagian kecil persiapan alat persiapan alat percobaan percobaan dilakukan dengan dilakukan dengan tepat tepat Pengamatan Pengamatan cukup cermat dan bebas cermat dan dari interpretasi terdapat interpretasi Analisa dilakukan Analisa dilakukan dengan sedikit dengan banyak bantuan guru bantuan guru Penarikan Penarikan kesimpulan kesimpulan dilakukan dengan dilakukan dengan sedikit bantuan banyak bantuan guru guru Kerjasama dalam Kerjasama dalam kelompok kompak kelompok cukup kompak Menguasai isi Cukup menguasai hasil percobaan isi hasil percobaan sesuai dengan sesuai dengan tujuan percobaan tujuan percobaan dengan baik Merapikan Merapikan kembali alat-alat kembali alat-alat percobaan dengan percobaan dengan sedikit bantuan banyak bantuan guru guru
Kurang (1) Perencanaan percobaan keseluruhan dibantu guru Persiapan alat percobaan dilakukan dengan kurang tepat Pengamatan kurang cermat dan terdapat interpretasi Kurang dapat melakukan analisa Kurang mampu menarik kesimpulan dengan tepat Kerjasama dalam kelompok kurang komapk Kurang menguasai isi hasil percobaan sesuai dengan tujuan percobaan Kurang inisiatif untuk merapikan alat-alat percobaan
422
RATING SCALE PENILAIAN PROYEK “Menyusun Puzzle Indra Pendengaran” (IPA) Kompetensi Dasar Indikator Nama
: : :
Kelas
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi Membuat proyek mengenai indra pendengaran
Penilaian Proyek Hasil Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
1.
Kesiapan alat dan bahan
2.
Penyusunan puzzle
3.
Kerjasama kelompok
4.
Penyelesaian proyek
5.
Anstusiasme/ Semangat
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Skor Perolehan Skor Maksimal
20
Rubrik Penskoran No.
Hasil Penilaian
Aspek yang
1.
Kesiapan alat dan bahan
2.
Penyusunan puzzle
Seluruh bagian puzzle diselesaikan secara mandiri
Baik (3) Sebagian besar alat dan bahan disiapkan sendiri dengan sedikit bantuan guru Sebagian besar puzzle diselesaikan secara mandiri
3.
Kerjasama kelompok
Kerjasama kelompok sangat baik, pembagian
Kerjasama kelompok baik, pembagian tugas rata
Dinilai
Sangat Baik (4) Seluruh alat dan bahan disiapkan sendiri tanpa bantuan guru
Cukup (2) Setengah macam alat dan bahan disiapkan, sisanya dibantu oleh guru
Kurang (1) Alat dan bahan disiapkan oleh guru
Setengah bagian puzzle diselesaikan secara mandiri, sisanya dibantu oleh guru Kerjasama kelompok cukup baik, ada beberapa
Sebagian besar penyusunan puzzle dibantu oleh guru
Kerjasama kelompok kurang baik, ada siswa yang kurang
423
tugas rata dan optimal 4.
5.
Penyelesaian proyek
Seluruh alat dan bahan serta hasil proyek dirapikan/ ditata kembali dengan inisiatif sendiri Antusiasme/ Sangat Semangat antusias/ menyelesaikan bersemangat proyek dalam menyelesaikan proyek
dominasi pembagian tugas Alat dan bahan serta hasil proyek dirapikan/ ditata kembali dengan instruksi dari guru
Alat dan bahan serta hasil proyek dirapikan/ ditata kembali dengan bantuan guru
Terlihat antusias/ bersemangat dalam menyelesaikan proyek
Cukup antusias/ bersemangat dalam menyelesaikan proyek
kooperatif dalam menyelesaikan proyek Alat dan bahan serta hasil proyek belum dirapikan/ ditata kembali saat waktu pengerjaan telah habis
Kurang antusias/ bersemangat dalam menyelesaikan proyek
424
RATING SCALE PENILAIAN PRODUK “Puzzle Indra Pendengaran” (IPA) Kompetensi Dasar
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
Membuat proyek mengenai indra pendengaran
Nama
:
Kelas
:
Penilaian Produk Hasil Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
1.
Ketepatan penyusunan
2.
Ketepatan jawaban/uraian
3.
Waktu yang diperoleh
4.
Keindahan/ Kerapian
5.
Hasil akhir
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Kurang (1)
Skor Perolehan Skor Maksimal
20
Rubrik Penskoran No.
Hasil Penilaian
Aspek yang Dinilai
Sangat Baik (4) Seluruh bagian puzzle disusun dengan tepat
1.
Ketepatan penyusunan
2.
Ketepatan Seluruh jawaban/uraian jawaban/uraian tentang indra pendengaran dijelaskan dengan benar
3.
Waktu yang diperoleh
Penyelesaian proyek lebih cepat dari estimasi waktu
Baik (3) Sebagian besar bagian puzzle disusun dengan tepat Sebagian besar jawaban/uraian tentang indra pendengaran dijelaskan dengan benar Penyelesaian proyek tepat sesuai estimasi waktu
Cukup (2) Setengah bagian puzzle disusun dengan tepat Setengah bagian jawaban/uraian tentang indra pendengaran dijelaskan dengan benar Penyelesaian proyek cukup tepat sesuai estimasi waktu
Kurang (1) Sebagian kecil puzzle disusun dengan tepat Sebagian kecil jawaban/uraian tentang indra pendengaran dijelaskan dengan benar Proyek belum seluruhnya selesai sampai batas waktu
425
4.
Kerapian
5.
Hasil akhir
Puzzle yang disusun sangat rapi Puzzle diselesaikan dengan lengkap dan sangat baik
Puzzle yang disusun cukup rapi Puzzle diselesaikan dengan lengkap dan baik
Puzzle yang disusun kurang rapi Puzzle diselesaikan dengan lengkap dan cukup baik
pengerjaan Puzzle yang disusun kurang lengkap Puzzle diselesaikan dengan kurang lengkap
426
RATING SCALE PENILAIAN PRODUK “Kolase Rumah Adat” (Matematika dan SBdP) Kompetensi Dasar
:
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi
Indikator
:
Membuat proyek mengenai indra pendengaran
Nama
:
Kelas
:
Penilaian Produk Hasil Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
1.
Teknik menggambar bentuk
2.
Bangun datar
3.
Teknik Pengeleman
4.
Teknik Kolase
5.
Pewarnaan
6.
Ketepatan Waktu Bekerja Skor Perolehan
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Skor Maksimal
Cukup (2)
Kurang (1)
24
Rubrik Penskoran No. 1.
2.
Hasil Penilaian
Aspek yang
Kurang (1) Hanya Teknik sebagaian kecil menggambar rumah bentuk digambar dengan teknik menggambar bangun datar yang benar Dalam Dalam Dalam Bangun datar Dalam merancang merancang merancang merancang pengubinan pengubinan pengubinan pengubinan mengaplikasikan hanya hanya tidak 3 bentuk bangun mengaplikasikan mengaplikasikan menggunakan datar dua bentuk satu bentuk bangun datar bangun datar bangun datar dengan benar dengan benar Dinilai
Sangat Baik (4) Semua bagian rumah digambar dengan teknik menggambar bangun datar yang benar
Baik (3) Sebagian besar rumah digambar dengan teknik menggambar bangun datar yang benar
Cukup (2) Setengah bagian rumah digambar dengan teknik menggambar bangun datar yang benar
427
3.
Teknik Pengeleman
Seluruh media kerja sudah menggunakan lem sesuai kebutuhan
4.
Teknik Kolase
Menempelkan material tepat/sesuai garis bidang gambar
5.
Pewarnaan
Gambar yang dihasilkan tidak kotor dan pewarnaan tidak melampaui garis
6.
Ketepatan Waktu Bekerja
Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Nilai =
Sebagian besar media kerja sudah menggunakan lem sesuai kebutuhan Sebagian kecil material belum ditempelkan tepat/sesuai garis bidang gambar Gambar yang dihasilkan sedikit kotor dan pewarnaan tidak melampaui batas
Setengah bagian media kerja sudah menggunakan lem sesuai kebutuhan Setengah material belum ditempelkan tepat/sesuai garis bidang gambar Gambar yang dihasilkan tidak kotor tetapi pewarnaan melampaui garis
Sebagian besar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Setengah pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Sebagian kecil media kerja sudah menggunakan lem sesuai kebutuhan Sebagian besar belum ditempelkan tepat/sesuai garis bidang gambar Gambar yang dihasilkan kotor dan pewarnaan melampaui garis Sebagian kecil pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
428
KISI-KISI SOAL EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan
: SDN 01 Pekalongan
Kelas / Semester
: IV / 2
Tema / Subtema
: Indahnya Kebersamaan/Kebersamaan dalam Keberagaman
Pembelajaran ke-
: 3 (Tiga)
Fokus Muatan Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya
Kompetensi Dasar
:
Ilmu Pengetahuan Alam 3.5. Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. Matematika 3.5. Menemukan bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan. SBdP 3.3. Mengenal gambar alam benda dan kolase. Indikator Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Membuat proyek tentang indra pendengar.
-
Matematika 2. Menata bentuk bangun segi banyak dalam berbagai variasi pengubinan.
Indikator Soal Mengidentifikasi bagian-bagian telinga dan fungsinya Menguraikan cara kerja telinga Menyebutkan cara merawat telinga
Materi Pokok Indra Pendengaran
Menganalisis bentuk geometri pada pola pengubinan Mengkategorikan penerapan
Pengubinan Bangun Datar
Jenjang C2
Bentuk Soal Butir Soal Menjodohkan 1
C4 C1
Uraian Uraian
2 3
C4
Jawaban singkat
4
C2
429
pengubinan Seni Budaya dan Prakarya 2. Mengidentifikasi gambar benda dan kolase.
alam
Mengidentifikasi pengubinan
bentuk-bentuk
Rancangan Pengubinan
C2
Benar-Salah
5
Benar-Salah
5
430
LEMBAR EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tema/Subtema
: SD Negeri 01 Pekalongan : IV / 2 : Indahnya Kebersamaan/Kerbersamaan dalam Keberagaman Pembelajaran ke: 3 (Tiga) Alokasi Waktu : 20 menit Nama Siswa : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jodohkan dengan menggunakan tanda panah, nama bagian telinga di kolom A dengan fungsi yang paling tepat di kolom B! Kolom A a. Daun telinga b. Gendang telinga c. Telinga bagian tengah d. Saluran eustachius e. Rumah siput
Kolom B 1. Menyeimbangkan tekanan udara antara telinga luar dengan telinga tengah 2. Tempat ujung-ujung saraf dan alat keseimbangan tubuh 3. Menerima suara yang ditangkap oleh telinga bagian luar 4. Bergetar sesuai dengan jumlah getaran yang diterima oleh gendang telinga 5. Menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut
2. Uraikan cara kerja telinga dalam menerima rangsangan suara! 3. a. Sebutkan 2 (dua) kelainan pada telinga! b. Jelaskan bagaimana cara kita memelihara kesehatan telinga! 4. Sebutkan bangun datar apa saja yang kalian temukan dari gambar di samping dan hitung Gambar untuk soal nomor 4 banyaknya! 5. Berilah tanda silang ( ) pada huruf B jika pernyataan benar atau pada huruf S jika pernyataan salah! B–S Puzzle adalah bentuk pengubinan B–S Buku tulis merupakan bentuk pengubinan B–S Gelas kaca bukan merupakan bentuk pengubinan B–S Sarang lebah bukan merupakan bentuk pengubinan B–S Lantai keramik merupakan bentuk pengubinan
431
KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI PESERTA DIDIK Nama Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tema/Subtema Pembelajaran ke-
: SD Negeri 01 Pekalongan : IV / 2 : Indahnya Kebersamaan/ Kerbersamaan dalam Keberagaman : 3 (Tiga)
1. Jodohkan dengan menggunakan tanda panah, nama bagian telinga di kolom A dengan fungsi yang paling tepat di kolom B! Kolom A a. Daun telinga
1.
b. Gendang telinga
2.
c. Telinga bagian tengah
3. 4.
d. Saluran eustachius 5. e. Rumah siput
Kolom B Menyeimbangkan tekanan udara antara telinga luar dengan telinga tengah Tempat ujung-ujung saraf dan alat keseimbangan tubuh Menerima suara yang ditangkap oleh telinga bagian luar Bergetar sesuai dengan jumlah getaran yang diterima oleh gendang telinga Menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut
2. Uraikan cara kerja telinga dalam menerima rangsangan suara! Jawaban: Suara yang berasal dari luar masuk ke telinga melalui udara. Suara tersebut ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya gendang telinga bergetar. Getaran ini lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian dalam, tepatnya di ujung saraf. Oleh saraf, getaran tesebut disampaikan ke otak agar diolah sehingga kita dapat mendengar. 3. a. Sebutkan 2 (dua) kelainan pada telinga! Jawaban: tuli dan congkek b. Jelaskan bagaimana cara kita memelihara kesehatan telinga! Jawaban: Telinga harus rajin dibersihkan dengan kapas pembersih. Jangan membersihkan telinga dengan benda yang tajam dan keras. 4. Sebutkan bangun datar apa saja yang kalian temukan dari pola pengubinan di samping dan hitung banyaknya! Jawaban: 7 buah segi enam, 30 buah segi empat, 25 buah segitiga
432
5. Berilah tanda silang ( ) pada huruf B jika pernyataan benar atau pada huruf S jika pernyataan salah! B–S Puzzle adalah bentuk pengubinan B–S Buku tulis merupakan bentuk pengubinan B–S Gelas kaca bukan merupakan bentuk pengubinan B–S Sarang lebah bukan merupakan bentuk pengubinan B–S Lantai keramik merupakan bentuk pengubinan Pedoman Penskoran Nomor Soal 1 2 3 4 5
Bentuk Soal
Skor
Domain
Menjodohkan Uraian Uraian Jawaban Singkat Benar-Salah
5 5 10 5
Pemahaman Analisis Pengetahuan Pemahaman
Pemberian Nilai Nilai Siswa =
5 Pemahaman Total Skor Maksimal
Bobot Domain 1 2 0,5 1 1
Bobot × Skor 5 10 5 5 5 30
433
Lampiran 16
HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS I No.
Indikator Keterampilan Guru
Skor
1
Guru melakukan kegiatan pendahuluan
4
2
Guru menjelaskan mengenai cara membaca dan menggunakan
3
mind map 3
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang
2
akan menjadi tim dalam pelaksanaan proyek 4
Guru menggunakan mind map untuk membuat siswa memahami materi yang sedang dipelajari dan untuk mencapai proyek yang
2
akan dikerjakan 5
Guru memberikan pertanyaan/permasalahan kepada siswa untuk
2
diselesaikan dengan pelaksanaan proyek 6
Guru mengarahkan siswa untuk merancang langkah-langkah
2
penyelesaian proyek berdasarkan mind map. 7
Guru memfasilitasi dan memonitoring pelaksanaan proyek
8
Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan umpan balik atas
2 2
hasil pekerjaan siswa 9
Guru menutup pembelajaran
3
Jumlah
22
Kategori
Baik
Purbalingga, 9 Agustus 2014 Observer/Kolaborator
MARSUDI NIP. 196512281992021003
434
Lampiran 17 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AD AN DZ JA NE NU RA RZ SL SP
1
Skor yang diperoleh pada Indikator Ke2 3 4 5 6 7 8
9
1
1
2
1
1
1
2
2
0
(b)
(a)
(a,c)
(c)
(d)
(a)
(b,a)
(b,c)
2
2
2
1
2
1
2
2
1
(b,c)
(a,b)
(a,c)
(c)
(d,c)
(b)
(b,a)
(b,c)
(a)
2
2
2
2
2
1
2
2
2
(b,c)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a)
(b,a)
(b,c)
(a,c)
2
2
2
1
2
1
2
2
1
(b,c)
(a,b)
(a,c)
(c)
(d,c)
(a)
(b,a)
(b,c)
(a)
1
1
1
1
1
0
2
2
0
(b)
(a)
(a)
(c)
(d)
(b,a)
(b,c)
2
2
2
1
2
1
2
2
2
(b,c)
(a,b)
(a,c)
(c)
(d,b)
(a)
(b,a)
(b,c)
(a,b)
1
1
0
0
1
1
1
2
0
(b)
(a)
(d)
(b)
(b)
(b,c)
1
1
2
1
2
1
2
2
(b)
(a)
(a,c)
(c)
(d,c)
(a)
(b,a)
(b,c)
2
2
2
1
1
1
2
2
1
(b,c)
(a,b)
(a,c)
(c)
(d)
(a)
(b,a)
(b,c)
(a)
1
1
2
1
2
1
2
2
0
(b)
(a)
(a,c)
(c)
(d,b)
(a)
(b,a)
(b,c)
15
17
10
16
9
19
20
7
1,5
1,7
1
1,6
0,9
1,9
2
0,7
Jumlah 15 Rata-rata 1,5 Keterangan: -
a menunjukkan deskriptor pertama yang nampak
-
b menunjukkan deskriptor kedua yang nampak
-
c menunjukkan deskriptor ketiga yang nampak
-
d menunjukkan deskriptor keempat yang nampak Semarang,
0
Jumlah Kategori 11
Cukup
15
Cukup
17
Cukup
15
Cukup
9
Cukup
16
Cukup
7
Kurang
12
Cukup
14
Cukup
12
Cukup
128 12,8
Cukup
Agustus 2014
Observer I
Observer II
Febi Sulistyorini
Yugo Maulana
435
Lampiran 18 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH SIKAP SIKLUS I a. Sikap Spiritual No. Nama 1
AD
2
AN
3
DZ
4
JA
5
NE
6
NU
7
RA
8
RZ
9
SL
10
SP
Jumlah Rata-rata
Skor yang diperoleh pada Indikator KeBerdoa Bersyukur Toleransi 2 1 1 (a,b) (a) (d) 2 2 2 (b,c) (a,b) (d,c) 3 2 2 (a,b,c) (a,b) (d,b) 3 2 2 (a,b,c) (a,b) (d,c) 1 1 1 (b) (a) (d) 3 2 2 (a,b,c) (a,b) (d,b) 1 1 1 (b) (a) (d) 1 1 2 (b) (a) (d,c) 2 2 1 (b,c) (a,b) (d) 2 1 2 (a,b) (a) (d,b) 20 15 16 2 1,5 1,6
Jumlah
Kategori
4
Cukup
6
Baik
7
Baik
7
Baik
3
Cukup
7
Baik
3
Cukup
4
Cukup
5
Cukup
5
Cukup
51 5,1
Cukup
Jumlah
Kategori
5
Cukup
6
Baik
b. Sikap Sosial No. Nama 1
AD
2
AN
Skor yang diperoleh pada Indikator KeRasa Ingin Tahu Kerjasama Peduli 1 2 2 (d) (b,a) (b,c) 2 2 2 (d,c) (b,a) (b,c)
436
3
DZ
4
JA
5
NE
6
NU
7
RA
8
RZ
9
SL
10
SP
Jumlah Rata-rata
2 (d,b) 2 (d,c) 1 (d) 2 (d,b) 1 (d) 2 (d,c) 1 (d) 2 (d,b) 16 1,6
2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a) 1 (b) 2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a) 19 1,9
2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 20 2
Keterangan: -
a menunjukkan deskriptor pertama yang nampak
-
b menunjukkan deskriptor kedua yang nampak
-
c menunjukkan deskriptor ketiga yang nampak
-
d menunjukkan deskriptor keempat yang nampak
6
Baik
6
Baik
5
Cukup
6
Baik
4
Cukup
6
Baik
5
Cukup
6
Baik
55 5,5
Cukup
437
LAMPIRAN 19 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH PENGETAHUAN SIKLUS I
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama AD AH AL AN AR CI DZ FE IM JA LU MA NE NI NL NU PA PU
Nilai 76,67 76,67 73,33 80,00 66,67 80,00 86,67 83,33 46,67 66,67 46,67 76,67 83,33 76,67 63,33 76,67 76,67 63,33
Keterangan TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS
No. Nama 19 RA 20 RI 21 RO 22 RZ 23 SA 24 SF 25 SL 26 SV 27 SE 28 SP 29 SO 30 SU 31 TR 32 TI 33 TA 34 UM 35 VI 36 YA
Nilai 53,33 80,00 76,67 66,67 56,67 76,67 50,00 76,67 80,00 76,67 56,67 70,00 66,67 76,67 53,33 76,67 80,00 76,67
Keterangan TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
438
LAMPIRAN 20 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH KETERAMPILAN SIKLUS I
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Siswa AD AH AL AN AR CI DZ FE IM JA LU MA NE NI NL NU PA PU RA RI RO RZ SA SF SL SV SE SP SO SU TR TI
1 3,38 3,75 2,88 3,38 3,13 3,25 3,75 3,50 2,63 3,38 3,00 3,25 3,63 3,50 3,00 3,25 3,75 3,50 2,63 3,25 3,75 3,38 3,13 3,75 3,38 2,88 2,75 3,38 3,50 3,25 2,88 3,63
Nilai 2 3,00 2,80 2,60 3,10 2,80 2,90 3,40 3,00 2,50 3,00 2,70 3,00 3,30 3,10 2,70 3,00 3,20 2,70 2,40 3,00 3,40 3,10 2,70 3,20 2,90 2,80 2,40 2,90 3,00 2,90 2,60 3,30
3 3,00 3,25 2,50 2,75 2,50 2,75 3,50 2,75 1,75 2,75 2,25 3,00 3,25 3,00 2,50 2,75 3,50 2,75 2,00 2,75 3,75 3,00 2,50 3,50 2,75 2,25 1,75 3,00 2,75 2,75 2,50 3,25
Nilai Rata-rata 3,13 3,27 2,66 3,08 2,81 2,97 3,55 3,08 2,29 3,04 2,65 3,08 3,39 3,20 2,73 3,00 3,48 2,98 2,34 3,00 3,63 3,16 2,78 3,48 3,01 2,64 2,30 3,09 3,08 2,97 2,66 3,39
Keterangan TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS
439
33 34 35 36
TA UM VI YA
Keterangan: a. Penilaian 1
3,50 3,38 3,63 3,25
2,90 2,90 3,20 3,10
2,75 3,00 3,50 3,00
3,05 3,09 3,44 3,12
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
: Penilaian Unjuk Kerja “Eksplorasi Benda yang Menghasilkan
Bunyi”. b. Penilaian 2
: Penilaian Proyek “Ansambel Musik Sederhana”.
c. Penilaian 3
: Penilaian Produk “Ansambel Musik Sederhana”.
440
LAMPIRAN 21 CATATAN LAPANGAN SIKLUS I Hari,tanggal
:
Sabtu, 9 Agustus 2014
Pukul
:
07.00 s.d. 11.30 Wib
Pembelajaran dimulai pukul 07.15 Wib. Guru mempersiapkan pembelajaran dengan mengkondisikan siswa agar duduk tenang, dan rapi serta mengecek seluruh perlengkapan siswa yang akan digunakan selama pembelajaran. Kemudian guru memberikan salam dan memandu doa. Beberapa siswa terlihat masih belum sepenuhnya tenang saat pelaksanaan doa. Guru memperkenalkan siswa Tepuk Gembira, untuk mengawali pembelajaran. Siswa menirukan instruksi guru dan melakukan Tepuk Gembira untuk menambah semangat. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan rebana dan seruling. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai alat yang sedang dimainkan. Guru menuntun siswa untuk menyimpulkan bahwa setiap kali kita memainkan alat musik makan akan tercipta suara/bunyi. Guru menyampaikan bahwa bunyi selalu ada di sekitar kita. Saat kita berbicara, mulut kita mengeluarkan bunyi. Saat kita bertepuk tangan, tangan kita mengeluarkan bunyi. Saat kita memainkan rebana dan seruling, alat musik tersebut juga mengeluarkan bunyi tertentu. Dilanjutkan dengan penyampaian cakupan materi dan tujuan pembelajaran. Guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Pembelajaran yang akan dipelajari siswa adalah bunyi, alat musik tradisional, dan pengamalan sila Pancasila. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan menuntun siswa memahami mind map mengenai macam-macam alat musik dan cara menggunakannya. Guru menyampaikan ada berbagai macam alat musik dan cara penggunaannya selain rebana dan seruling. Guru membuat mind map di papan tulis sambil melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai macam-macam alat musik dan cara penggunaannya. Siswa menanggapi interaksi guru dalam tanya jawab mengenai alat musik. Namun beberapa siswa terlihat masih bermain sendiri dan belum terlalu fokus pada penjelasan guru di depan. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai sumber bunyi menggunakan alat musik yang dapat menciptakan gemuruh. Siswa mengamati demonstrasi sederhana dari guru mengenai bagaimana bunyi bisa terjadi. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa bunyi tercipta karena ada getaran dan segala macam benda yang dapat menimbulkan bunyi adalah sumber bunyi.
441
Siswa membentuk kelompok dengan komposisi 5 sampai 6 orang per kelompok untuk mengeksplorasi mind map. Guru membagikan masing-masing kelompok berupa peluit, sisir, karet, dan sendok. Guru membimbing siswa mengeksplorasi alat-alat musik sederhana yang mereka peroleh dan mencoba memadukannya menjadi harmoni musik. Siswa diarahkan untuk membuat ansambel musik sederhana sebagai proyek hari ini. Guru mencontohkan permainan drumband sebagai kelompok musik yang terdiri dari berbagai macam alat musik dan cara penggunaannya. Masing-masing kelompok dibebaskan menentukan lagu yang akan mereka bawakan sesuai dengan pilihan “Satu Nusa Satu Bangsa” atau “Dari Sabang Sampai Merauke”. Guru membimbing siswa merancang langkah-langkah membuat ansambel. Masing-masing kelompok membagi tugas membunyikan alat musik sederhana. Ada siswa yang berinisiatif mengguakan iringan musik dari ketukan meja, tempat pensil, dan penggaris serta iringan lain yang mereka tambahkan sendiri agar ansambel masing-masing kelompok semakin meriah. Ada juga siswa yang bertanya apakah dia boleh meminjam alat musik yang digunakan guru saat demonstrasi di awal pembelajaran yakni seruling dan rebana. Guru mempersilahkan meskipun beberapa siswa sempat berebut ingin meminjam rebana. Ada beberapa siswa yang mengalami hambatan dalam membunyikan alat musik sederhana, salah satunya adalah karet. Karena karet kurang dapat menimbulkan suara yang terdengar/suara karet yang dipetik kalah dengan suara alat musik lainnya. Guru memberikan alternatif agar siswa mencari alat musik lainnya yang dapat dijangkau. Sembari mengerjakan proyek, siswa mengerjakan lembar kerja peserta didik mengenai sikap harmoni dalam Pancasila. Selanjutnya masing-masing kelompok maju ke depan menunjukkan hasil latihan singkat mereka mengenai ansambel musik. Beberapa kelompok masih terlihat kurang percaya diri dan malu-malu, sisanya masih kurang kompak dan belum memaksimalkan alat musik yang mereka gunakan meskipun sudah bernyanyi dengan semangat. Guru melakukan evaluasi proses dan hasil proyek melalui lembar pengamatan dan rubrik kinerja siswa. Seluruh siswa mengumpulkan laporan masing-masing kelompok. Guru menyampaikan kepada seluruh siswa untuk dapat bersikap lebih berani di depan umum, percaya diri, dan jangan ragu-ragu terutama dalam proses pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa menyimpulkan apa yang sudah mereka pelajari. Guru memberikan umpan balik kepada seluruh siswa yang sudah menampilkan ansambel dengan Tepuk Salut. Guru melakukan tes evaluasi dan menutup pembelajaran pada pukul 11.45 Wib.
442
Analisis catatan lapangan: 1. Selama pembelajaran guru cukup dapat mengendalikan siswa dengan beberapa intermezzo berupa tepuk untuk memberikan motivasi maupun mengkondisikan siswa sehingga siswa dapat kembali tenang meskipun sebelumnya gaduh. 2. Waktu pembelajaran lebih lama dari yang diperkirakan. Mundur ±15 menit 3. Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan proyek sudah cukup baik, meskipun beberapa kelompok masih harus diarahkan guru dalam pembagian tugas. 4. Sikap siswa selama pembelajaran baik
dalam penyampaian materi,
perencanaan maupun pelaksanana proyek cukup baik, hal tersebut nampak pada aktivitas dan antusias siswa selama pembelajaran meskipun hasil dari proyek masih kurang memuaskan karena waktu latihan yang terbatas. 5. Pelaksanaan proyek masih perlu dievaluasi.
443
Lampiran 22 HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS II No.
Indikator Keterampilan Guru
Skor
1
Guru melakukan kegiatan pendahuluan
2
Guru menjelaskan mengenai cara membaca dan menggunakan
4 3
mind map 3
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang 2
akan menjadi tim dalam pelaksanaan proyek 4
Guru menggunakan mind map untuk membuat siswa memahami materi yang sedang dipelajari dan untuk mencapai proyek yang
2
akan dikerjakan 5
Guru memberikan pertanyaan/permasalahan kepada siswa untuk 3
diselesaikan dengan pelaksanaan proyek 6
Guru mengarahkan siswa untuk merancang langkah-langkah 3
penyelesaian proyek berdasarkan mind map. 7
Guru memfasilitasi dan memonitoring pelaksanaan proyek
8
Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan umpan balik atas
3 3
hasil pekerjaan siswa 9
Guru menutup pembelajaran
3
Jumlah
26 Baik
Kategori
Purbalingga, 11 Agustus 2014 Observer/Kolaborator
MARSUDI NIP. 196512281992021003
444
Lampiran 23 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II No. Nama 1
AD
Skor yang diperoleh pada Indikator Ke2 3 4 5 6 7 8
1
9
Jumlah Kategori
2
1
2
2
1
2
2
2
1
(b,c)
(a)
(a,c)
(c,a)
(d)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(d)
3
2
3
2
2
2
2
2
2
(b,c,a)
(a,b)
(a,c,d)
(c,a)
(d,c)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
3
3
2
2
2
2
2
3
3
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c,a)
(a,c,d)
3
2
2
1
2
2
2
2
1
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c)
(d,c)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(d)
2
2
1
1
1
1
2
2
1
(b,c)
(a)
(a)
(c)
(d)
(a)
(b,a)
(b,c)
(d)
3
2
2
2
2
2
2
3
2
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c,a)
(a,b)
2
1
1
1
2
1
1
2
1
(b,c)
(a)
(a)
(c)
(d,b)
(a,b)
(b)
(b,c)
(d)
2
1
2
1
2
2
2
2
1
(b,c)
(a)
(a,c)
(c)
(d,c)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(d)
3
2
3
2
1
1
2
2
1
(b,c,a)
(a,b)
(a,c,d)
(c,a)
(d)
(a)
(b,a)
(b,c)
(d)
2
1
2
1
2
2
2
2
1
(b,c)
(a)
(a,c)
(c)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(d)
25 Jumlah Rata-rata 2,5 Keterangan:
17
20
15
17
17
19
22
14
166
1,7
2,0
1,5
1,7
1,7
1,9
2,2
1,4
16,6
2 3 4 5 6 7 8 9 10
AN DZ JA NE NU RA RZ SL SP
-
a menunjukkan deskriptor pertama yang nampak
-
b menunjukkan deskriptor kedua yang nampak
-
c menunjukkan deskriptor ketiga yang nampak
-
d menunjukkan deskriptor keempat yang nampak Semarang,
15
Cukup
20
Baik
22
Baik
17
Cukup
13
Cukup
20
Baik
12
Cukup
15
Cukup
17
Cukup
15
Cukup
Agustus 2014
Observer I
Observer II
Febi Sulistyorini
Yugo Maulana
Cukup
445
Lampiran 24 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH SIKAP SIKLUS II c. Sikap Spiritual No. Nama 1
AD
2
AN
3
DZ
4
JA
5
NE
6
NU
7
RA
8
RZ
9
SL
10
SP
Jumlah Rata-rata
Skor yang diperoleh pada Indikator KeBerdoa Bersyukur Toleransi 2 1 1 (b,c) (a) (d) 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,c) 3 3 2 (b,c,a) (a,b,c) (d,b) 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,c) 2 2 1 (b,c) (a,b) (d) 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,b) 2 1 2 (b,c) (a) (d,b) 2 1 2 (b,c) (a) (d,c) 3 2 1 (b,c,a) (a,b) (d) 2 1 2 (b,c) (a) (d,b) 25 2,5
17 1,7
17 1,7
Jumlah
Kategori
4
Cukup Baik
7
Baik
8
Baik
7
Baik
5
Cukup Baik
7
Baik
5 5
Cukup Baik Cukup Baik
6
Baik
5
Cukup Baik
59 5,9
Cukup Baik
Jumlah
Kategori
5
Cukup Baik
6
Baik
7
Baik
d. Sikap Sosial No. Nama 1
AD
2
AN
3
DZ
Skor yang diperoleh pada Indikator KeRasa Ingin Tahu Kerjasama Peduli 1 2 2 (d) (b,a) (b,c) 2 2 2 (d,c) (b,a) (b,c) 2 2 3
446
4
JA
5
NE
6
NU
7
RA
8
RZ
9
SL
10
SP
Jumlah Rata-rata
(d,b) 2 (d,c) 1 (d) 2 (d,b) 2 (d,b) 2 (d,c) 1 (d) 2 (d,b)
(b,a) 2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a) 1 (b) 2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a)
(b,c,a) 2 (b,c) 2 (b,c) 3 (b,c,a) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c)
17 1,7
19 1,9
22 2,2
Keterangan: -
a menunjukkan deskriptor pertama yang nampak
-
b menunjukkan deskriptor kedua yang nampak
-
c menunjukkan deskriptor ketiga yang nampak
-
d menunjukkan deskriptor keempat yang nampak
6
Baik
5
Cukup Baik
7
Baik
5
Cukup Baik
6
Baik
5
Cukup Baik
6
Baik
58 5,8
Cukup Baik
447
Lampiran 25 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH PENGETAHUAN SIKLUS II
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama AD AH AL AN AR CI DZ FE IM JA LU MA NE NI NL NU PA PU
Nilai 76,00 84,00 68,00 80,00 64,00 76,00 88,00 76,00 60,00 80,00 76,00 80,00 84,00 80,00 72,00 80,00 84,00 68,00
Keterangan TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS
No. Nama 19 RA 20 RI 21 RO 22 RZ 23 SA 24 SF 25 SL 26 SV 27 SE 28 SP 29 SO 30 SU 31 TR 32 TI 33 TA 34 UM 35 VI 36 YA
Nilai 60,00 76,00 84,00 76,00 72,00 80,00 72,00 76,00 88,00 80,00 60,00 76,00 76,00 84,00 68,00 76,00 84,00 80,00
Keterangan TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
448
Lampiran 26 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH KETERAMPILAN SIKLUS II
No.
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
AD AH AL AN AR CI DZ FE IM JA LU MA NE NI NL NU PA PU RA RI RO RZ SA SF SL SV SE SP SO SU TR
Nilai Psikomotorik 1 2 3,38 3,17 3,63 3,50 3,13 2,67 3,38 3,17 3,13 3,00 3,38 3,33 3,75 3,67 3,50 3,33 2,88 2,33 3,38 3,33 3,13 2,83 3,50 3,33 3,63 3,67 3,50 3,33 3,00 3,00 3,38 3,33 3,63 3,67 3,13 2,83 2,88 2,50 3,50 3,17 3,63 3,50 3,50 3,17 3,25 2,83 3,75 3,50 3,38 3,33 3,00 2,67 2,75 2,33 3,38 3,17 3,25 3,00 3,25 2,83 3,13 2,83
Nilai Rata-rata
Keterangan
3,27 3,56 2,90 3,27 3,06 3,35 3,71 3,42 2,60 3,35 2,98 3,42 3,65 3,42 3,00 3,35 3,65 2,98 2,69 3,33 3,56 3,33 3,04 3,63 3,35 2,83 2,54 3,27 3,13 3,04 2,98
TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS
449
32 33 34 35 36
TI TA UM VI YA
3,63 3,50 3,38 3,63 3,50
3,50 2,67 3,17 3,67 3,33
3,56 3,08 3,27 3,65 3,42
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
Keterangan: a. Penilaian 1 : Penilaian Proyek “Ansambel Musik Sederhana”. Penilaian Unjuk Kerja “Percobaan Perambatan Bunyi”. b. Penilaian 2 : Penilaian Produk “Percobaan Perambatan Bunyi”.
450
LAMPIRAN 27 CATATAN LAPANGAN SIKLUS II Hari,tanggal
:
Senin, 11 Agustus 2014
Pukul
:
07.30 s.d. 12.00 Wib
Pembelajaran dimulai pukul ±07.30 Wib setelah siswa melaksanakan Upacara Bendera. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran, mengucapkan salam, mengecek presensi siswa dan mengkondisikan siswa untuk duduk rapi serta mempersiapkan perlengkapan yang akan mereka gunakan selama pembelajaran berlangsung. Guru mengajak siswa melakukan Tepuk Gembira. Dilanjutkan dengan melakukan apersepsi dengan memainkan telepon kaleng sambil melakukan tanya jawab dengan siswa. Beberapa siswa terlihat tertarik dengan demonstrasi yang diperlihatkan guru karena mereka semua sudah pernah bermain telepon kaleng. Salah seorang siswa bahkan maju dan menawarkan diri untuk melakukan demonstrasi. Guru menjelaskan mengenai perambatan bunyi yang terjadi pada telepon kaleng melalui benang yang menghubungkan kaleng yang satu dengan kaleng lainnya. Siswa memperhatikan guru sambil sesekali menanggapi tanya jawab yang disampaikan guru. Guru menyampaikan kegiatan hari ini yakni percobaan mengenai perambatan sumber bunyi, membuat teks laporan, dan membuat kolase rumah adat impian dengan memperhatikan sudut-sudut bangun datar. Guru menjelaskan mind map mengenai perambatan bunyi yang dapat terjadi melalui benda cair, benda padat, dan benda gas/udara. Selanjutnya siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Siswa mengeksplorasi mind map mengenai sumber bunyi. Guru melakukan tanya jawab dengan beberapa siswa sambil berkeliling dari satu meja ke meja lainnya. Mind map mengenai perambatan bunyi harus dilengkapi oleh masing-masing siswa dengan contoh yang mereka dapatkan sendiri di dunia nyata.Beberapa siswa mempraktekkan perambatan bunyi melalui benda padat dicontohkan dengan mendengarkan suara dari balik tembok. Siswa menemukan beberapa contoh perambatan bunyi. Guru menyiapkan perlengkapan untuk melakukan percobaan yakni selang plastik, ember berisi air, batu koral, telepon kaleng, dan corong. Percobaan dilakukan di luar kelas. Siswa dibariskan terlebih dahulu untuk diberi pengarahan mengenai proyek yang akan mereka kerjakan.Siswa akan melakukan 3 percobaan. Pertama, percobaan menggunakan selang plastik untuk membuktikan bahwa bunyi merambat melalui udara. Kedua, percobaan menggunakan ember berisi air penuh, corong, dan batu koral untuk membuktikan bahwa bunyi merambat melalui zat cair. Ketiga,
451
perobaan menggunakan telepon kaleng untuk membuktikan bahwa bunyi merambat melalui benda padat. Guru menunjukkan masing-masing peralatan untuk setiap percobaan. Semua siswa menyimak kegunaan dari masing-masing peralatan yang akan mereka gunakan untuk melakukan percobaan. Percobaan 1 yakni percobaan menggunakan selang plasti dengan panjang 2 meter. Guru menjelaskan bahwa siswa harus memegang salah satu ujung selang dan meminta teman yang lain memegang ujung selang lainnya. Siswa harus mendekatkan ujung selang ke telinga dan meminta teman yang lain berbicara melalui ujung selang yang ia pegang. Kemudian mereka diharuskan menyebutkan kalimat yang kemudian dicatat oleh pendengar dari ujung selang lainnya. Guru menjelaskan percobaan 2 yang menggunakan ember berisi air, batu, dan corong. Seorang siswa menempelkan telinga di ujung atas corong dan ujung corong dicelupkan ke air. Siswa lainnya bertugas mengetuk sisi luar ember dengan batu koral. Kemudian guru mengarahkan kepada siswa untuk menulus apa yang mereka dapatkan setelah melakukan percobaan tersebut. Kemudian guru menjelaskan percobaan 3 dengan menggunakan telepon kaleng. Siswa berpasangan melakukan percakapan dengan telepon kaleng. Mereka boleh mencobanya dengan benang dan tanpa benang agar dapat memperoleh perbedaan mendasar mengenai media perambatan benda padat. Kelompok 1 dan 2 melakukan percobaan 1, kelompok 3 dan 4 melakukan percobaan 2, dan kelompok 5 dan 6 melakukan percobaan 3. Setelah setiap kelompok selesai melakukan percobaan, guru akan membimbing siswa untuk bergiliran melakukan semua percobaan. Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk menanyakan apa yang dapat mereka simpulkan dari setiap percobaan yang dilakukan. Siswa terlihat antusias melakukan semua percobaan. Bahkan ada beberapa yang berebut ingin melakukan percobaan. Setelah selesai semua percobaan, siswa kembali ke kelas. Di kelas, sudah terdapat bahan-bahan untuk membuat kolase Rumah Adat Impian. Ada gambargambar Rumah Adat dari berbagai provinsi. Masing-masing siswa memilih rumah adat impian mereka untuk dibuat sketsa. Dalam membuat sketsa, guru menyediakan mind map mengenai sudut-sudut bangun datar agar siswa dapat membedakan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku dalam sketsa rumah adat yang mereka buat. Setelah selesai melakukan seluruh rangkaian proyek, siswa secara berkelompok menyusun laporan dan menyampaikan proyek masing-masing. Guru memberikan penguatan dengan Tepuk Salut. Setelah laporan dan hasil proyek kolase rumah adat dikumpulkan, Guru melakukan evaluasi proyek. Guru menawarkan kepada siswa barangkali ada yang mau memberikan masukan mengenai proses pelaksanaan proyek, namun tidak ada satupun siswa yang mau mengajukan tanggapan. Guru melakukan evaluasi proses dan hasil proyek melalui lembar pengamatan dan rubrik kinerja siswa. Seluruh siswa mengumpulkan laporan masing-masing kelompok. Guru menyampaikan kepada seluruh siswa untuk dapat bersikap lebih berani di depan umum, percaya diri, dan jangan ragu-ragu terutama dalam proses pembelajaran serta harus saling membantu dan menghargai sesama teman.
452
Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran. Guru melakukan evaluasi kemudian menutup pembelajaran. Analisis catatan lapangan: 1. Kondisi/ suasana kelas cukup kondusif. Meskipun pelaksanaan proyek dilakukan di luar kelas, namun siswa antusias mengikuti semua percobaan dengan baik. 2. Selama pembelajaran guru cukup dapat mengendalikan siswa dengan beberapa intermezzo berupa tepuk untuk memberikan motivasi maupun mengkondisikan siswa sehingga siswa dapat kembali tenang meskipun sebelumnya gaduh. 3. Waktu pembelajaran masih lebih dari yang diperkirakan. Mundur ±30 menit karena siswa terlalu asyik melakukan proyek rumah adat. 4. Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan proyek semakin baik, siswa mencoba semua percobaan tanpa terkecuali. 5. Sikap siswa selama pembelajaran baik
dalam penyampaian materi,
perencanaan maupun pelaksanaan proyek cukup baik, hal tersebut nampak pada aktivitas dan antusias siswa selama pembelajaran dan hasil proyek sudah memuaskan. 6. Proyek dapat terlaksana dengan baik dan siswa dapat melaksanakan proyek sesuai dengan langkah yang disampaikan.
453
Lampiran 28 HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU SIKLUS III No.
Indikator Keterampilan Guru
Skor
1
Guru melakukan kegiatan pendahuluan
2
Guru menjelaskan mengenai cara membaca dan menggunakan
4 3
mind map 3
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang 3
akan menjadi tim dalam pelaksanaan proyek 4
Guru menggunakan mind map untuk membuat siswa memahami materi yang sedang dipelajari dan untuk mencapai proyek yang
3
akan dikerjakan 5
Guru memberikan pertanyaan/permasalahan kepada siswa untuk 3
diselesaikan dengan pelaksanaan proyek 6
Guru mengarahkan siswa untuk merancang langkah-langkah 4
penyelesaian proyek berdasarkan mind map. 7
Guru memfasilitasi dan memonitoring pelaksanaan proyek
8
Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan umpan balik atas
3 4
hasil pekerjaan siswa 9
Guru menutup pembelajaran
3
Jumlah
30
Kategori
Baik Purbalingga, 15 Agustus 2014 Observer/Kolaborator
MARSUDI NIP. 196512281992021003
454
Lampiran 29 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS III 1
Skor yang diperoleh pada Indikator Ke2 3 4 5 6 7 8
9
3
2
2
2
2
2
2
2
2
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
4
2
3
3
2
2
2
2
2
(a,b,c,d)
(a,b)
(a,c,d)
(c,a,b)
(d,c)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
4
3
2
4
4
2
3
3
3
(a,b,c,d)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a,b)
(b,a,c)
(b,c,a)
(a,c,d)
4
2
2
2
2
2
2
2
2
(a,b,c,d)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,c)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
3
2
2
2
1
1
2
2
2
(b,c,a)
(a)
(a,c)
(c,a)
(d)
(a)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
4
2
2
2
2
2
2
3
2
(a,b,c,d)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c,a)
(a,b)
3
2
2
2
2
1
2
2
1
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a)
(b,a)
(b,c)
(d)
3
2
2
2
2
2
2
2
2
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,c)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
4
2
3
3
2
2
2
2
2
(a,b,c,d)
(a,b)
(a,c,d))
(c,a,b)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
3
2
2
2
2
2
2
2
2
(b,c,a)
(a,b)
(a,c)
(c,a)
(d,b)
(a,b)
(b,a)
(b,c)
(a,d)
35
21
22
24
20
18
21
22
20
203
3,5
2,1
2,2
2,4
2,1
1,8
2,1
2,2
2,0
20,3
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AD AN DZ JA NE NU RA RZ SL SP
Jumlah Rata-rata
Jumlah Kategori
Keterangan: -
a menunjukkan deskriptor pertama yang nampak
-
b menunjukkan deskriptor kedua yang nampak
-
c menunjukkan deskriptor ketiga yang nampak
-
d menunjukkan deskriptor keempat yang nampak Semarang, 15 Agustus 2014 Observer I
Observer II
Febi Sulistyorini
Yugo Maulana
19
Baik
22
Baik
28
Sangat Baik
20
Baik
17
Cukup
21
Baik
17
Cukup
19
Baik
22
Baik
19
Baik Baik
455
Lampiran 30 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH SIKAP SIKLUS III e. Sikap Spiritual No. Nama 1
AD
2
AN
3
DZ
4
JA
5
NE
6
NU
7
RA
8
RZ
9
SL
10
SP
Jumlah Rata-rata
Skor yang diperoleh pada Indikator KeBerdoa Bersyukur Toleransi 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,b) 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,c) 4 3 3 (a,b,c,d) (a,b,c) (d,b,c) 4 2 2 (a,b,c,d) (a,b) (d,c) 2 2 1 (b,c) (a,b) (d) 4 2 2 (a,b,c,d) (a,b) (d,b) 3 2 2 (a,b,c) (a,b) (d,b) 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,c) 4 2 2 (b,c,a,d) (a,b) (d,b) 3 2 2 (b,c,a) (a,b) (d,b) 33 3,3
21 2,1
20 2,0
Jumlah
Kategori
7
Baik
7
Baik
10
Sangat Baik
8
Baik
5
Cukup Baik
8
Baik
7
Baik
7
Baik
8
Baik
7
Baik
74 7,4
Baik
Jumlah
Kategori
6
Baik
6
Baik
9
Sangat
f. Sikap Sosial No. Nama 1
AD
2
AN
3
DZ
Skor yang diperoleh pada Indikator KeRasa Ingin Tahu Kerjasama Peduli 2 2 2 (d,b) (b,a) (b,c) 2 2 2 (d,c) (b,a) (b,c) 3 3 3
456
4
JA
5
NE
6
NU
7
RA
8
RZ
9
SL
10
SP
Jumlah Rata-rata
(d,b,c) 2 (d,c) 1 (d) 2 (d,b) 2 (d,b) 2 (d,c) 2 (d,b) 2 (d,b)
(b,a,c) 2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a) 1 (b) 2 (b,a) 2 (b,a) 2 (b,a)
(b,c,a) 2 (b,c) 2 (b,c) 3 (b,c,a) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c) 2 (b,c)
20 2,0
20 2,0
22 2,2
Keterangan: -
a menunjukkan deskriptor pertama yang nampak
-
b menunjukkan deskriptor kedua yang nampak
-
c menunjukkan deskriptor ketiga yang nampak
-
d menunjukkan deskriptor keempat yang nampak
Baik 6
Baik
5
Cukup Baik
7
Baik
5
Cukup Baik
6
Baik
6
Baik
6
Baik
62 6,2
Baik
457
Lampiran 31 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH PENGETAHUAN SIKLUS III
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama AD AH AL AN AR CI DZ FE IM JA LU MA NE NI NL NU PA PU
Nilai 85,00 90,00 75,00 80,00 75,00 80,00 95,00 85,00 60,00 80,00 75,00 80,00 95,00 80,00 75,00 80,00 90,00 75,00
Keterangan TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
No. Nama 19 RA 20 RI 21 RO 22 RZ 23 SA 24 SF 25 SL 26 SV 27 SE 28 SP 29 SO 30 SU 31 TR 32 TI 33 TA 34 UM 35 VI 36 YA
Nilai 65,00 85,00 85,00 85,00 75,00 85,00 70,00 80,00 85,00 80,00 65,00 80,00 80,00 90,00 75,00 85,00 95,00 80,00
Keterangan TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
458
Lampiran 32 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA MUATAN PELAJARAN IPA RANAH KETERAMPILAN SIKLUS III
No.
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
AD AH AL AN AR CI DZ FE IM JA LU MA NE NI NL NU PA PU RA RI RO RZ SA SF SL SV SE SP SO SU TR TI
Nilai Psikomotorik 1 2 3 3,63 3,50 3,60 3,75 3,83 3,80 3,25 3,00 3,00 3,25 3,50 3,60 3,13 2,83 3,20 3,38 3,50 3,60 3,88 3,83 3,80 3,38 3,50 3,60 2,88 2,50 2,80 3,38 3,33 3,40 3,00 3,00 3,20 3,25 3,17 3,40 3,88 3,83 3,80 3,63 3,33 3,60 3,00 3,00 3,40 3,50 3,50 3,60 3,88 3,67 3,80 3,00 2,67 3,00 2,75 2,50 2,80 3,50 3,33 3,40 3,75 3,67 3,80 3,50 3,17 3,40 3,00 2,67 3,20 3,75 3,83 3,80 3,50 3,50 3,40 3,25 3,00 3,00 2,88 2,50 2,60 3,50 3,33 3,60 3,63 3,33 3,40 3,50 3,50 3,60 3,00 3,00 3,00 3,75 3,83 3,80
Nilai Rata-rata 3,58 3,79 3,08 3,45 3,05 3,49 3,84 3,49 2,73 3,37 3,07 3,27 3,84 3,52 3,13 3,53 3,78 2,89 2,68 3,41 3,74 3,36 2,96 3,79 3,47 3,08 2,66 3,48 3,45 3,53 3,00 3,79
Keterangan TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
459
33 34 35 36
TA UM VI YA
3,50 3,38 3,75 3,25
3,17 3,17 3,67 3,33
3,40 3,40 3,80 3,60
3,36 3,31 3,74 3,39
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
Keterangan: a.
Penilaian 1 : Penilaian Unjuk Kerja “Percobaan Indra Pendengaran” (IPA)
b.
Penilaian 2 : Penilaian Proyek “Puzzle Indra Pendengaran” (IPA)
c.
Penilaian 3 : Penilaian Produk “Puzzle Indra Pendengaran” (IPA)
460
LAMPIRAN 33 CATATAN LAPANGAN SIKLUS II Hari,tanggal
:
Jumat, 15 Agustus 2014
Pukul
:
07.15 s.d. 11.00 Wib
Pembelajaran dimulai pukul ±07.15 Wib setelah guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan di atas meja. Guru memberikan salam yang dijawab siswa dengan penuh semangat. Guru memandu berdoa. Siswa sudah menunjukkan sikap berdoa yang baik dan tenang. Guru mengawali pembelajaran dengan Tepuk Gembira untuk memotivasi siswa. Apersepsi disampaikan guru dengan melakukan percobaan sederhana berjudul “Tepuk Kanan dan Tepuk Kiri”. Percobaan dimulai dalam skala besar dengan melibatkan seluruh siswa di dalam kelas. Seluruh siswa di barisan tengah bertugas menutup mata. Siswa di barisan kanan dan kiri bertugas melakukan tepuk. Siswa di barisan tengah akan menebak, sumber suara tepukan dari barisan kanan atau barisan kiri. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan mengenai bagian tubuh yang digunakan untuk mendengar. Guru menyampaikan bahwa kegiatan pembelajaran hari dan proyek yang akan dilakukan hari ini, di antaranya adalah menyusun puzzle telinga dan membuat pola pengubinan. Kemudian siswa meneruskan percobaan mengenai Indra Pendengar dengan menggunakan tutup mata dan kelereng dalam kaleng dalam skala kecil di masingmasing kelompok, dipandu oleh guru. Guru membagikan mind map mengenai Indra Pendengaran dan menuliskannya kembali bersama-sama dengan siswa di papan tulis. Guru menjelaskan sambil melakukan tanya jawab mengenai bagianbagian telinga, cara kerja telinga, dan kelainan pada telinga bersama-sama dengan siswa. Siswa aktif menanggapi dan menjawab pertanyaan guru. Siswa membentuk kelompok dengan komposisi 3 sampai dengan 4 orang. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk melengkapi mind map mengenai indra pendengar terutama fungsi dari masing-masing bagian telinga dan memaparkannya di depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dengan menyebutkan fungsi-fungsi dari bagian telinga. Masing-masing kelompok mengerjakan Proyek 1 dengan pilihan proyek Puzzle. Setelah selesai dengan Proyek Puzzle Bagian Telinga dan Bagan Cara Kerja Telinga, siswa kemudian harus menyelesaikan proyek selanjutnya yakni membuat Puzzle yang terdiri dari Rancangan Pengubinan sesuai dengan kreasi mereka masing-masing.
461
Guru mendemonstrasikan cara kerja Proyek 1 bersama-sama dengan siswa. Selain itu, untuk Proyek 2 mengenai Perancangan Pengubinan, mendapatkan kertas warna-warni dan kertas strimin sebagai dasar sketsa rancangan pengubinan. Siswa harus membuat rancangan pengubinan yang terdiri dari setidaknya 3 macam bangun datar. Setiap kelompok merancang langkah-langkah penyelesaian proyek dan mendapatkan alat dan bahan berupa kertas A3, lem, gunting, dan kertas lipat berwarna. Masing-masing kelompok mengerjakan setiap proyek dengan kondusif, meskipun masih ada beberapa siswa yang perlengkapan alat tulisnya kurang lengkap sehingga perlu meminjam temannya. Selama penyelesaian proyek, guru berkeliling untuk menanyai kesulitan siswa dalam pengerjaan. Secara keseluruhan siswa tidak menemui kesulitan yang berarti dalam pembuatan puzzle dan rancangan pengubinan. Setelah selesai melaksanakan proyek Puzzle, masing-masing kelompok maju ke depan dan memaparkan serta membandingkan hasilnya dengan kelompok yang lain. Guru mengevaluasi hasil proyek siswa. Secara keseluruhan, siswa sudah berperan sesuai dengan bagiannya masingmasing selama pengerjaan proyek. Selanjutnya guru menawarkan kepada siswa apabila ada pertanyaan atau materi yang belum jelas. Beberapa siswa bertanya mengenai materi indra pendengaran. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi dan menguraikan manfaat pembelajaran yang telah dialami dengan menanyakan kepada siswa, “apa yang telah anak-anak pelajari hari ini? Siswa antusias menjawab pertanyaan guru tersebut.Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. Kemudian guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tes evaluasi tertulis. menutup pembelajaran dengan berdoa. Analisis catatan lapangan: 1. Kondisi/ suasana kelas cukup kondusif. 2. Selama pembelajaran guru dapat mengendalikan siswa dengan beberapa intermezzo berupa tepuk untuk memberikan motivasi maupun mengkondisikan siswa sehingga siswa dapat kembali tenang meskipun sebelumnya gaduh. 3. Waktu pembelajaran masih lebih dari yang diperkirakan. Mundur ±30 menit karena siswa terlalu asyik melakukan proyek rumah adat. 4. Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan proyek meningkat menjadi lebih baik. 5. Siswa antusias melakukan tanya jawab dengan guru.
462
6. Sikap siswa juga semakin baik, dalam menyampaikan pertanyaan maupun tanggapan mengenai materi pembelajaran. 7. Proyek dapat terlaksana dengan baik sesuai tujuan pembelajaran. 8. Pembagian tugas siswa dalam pelaksanaan proyek juga sudah terlihat.
463
Lampiran 34 SURAT-SURAT PENELITIAN
464
465
Lampiran 35 FOTO-FOTO PENELITIAN 1. Kegiatan Pendahuluan
2. Penjelasan mengenai cara membaca dan menggunakan mind map
3. Pembentukan kelompok
4. Eksplorasi dengan mind map sebagai pengantar menuju proyek
466
5. Penentuan proyek
6. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek berdasarkan mind map
7. Penyelesaian proyek difasilitasi dan dimonitoring guru
8. Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek
467
9. Evaluasi proses dan hasil proyek
10. Menutup pembelajaran