PEMBACAAN SERTIFIKAT KALIBRASI TIMBANGAN ANALITIK
Peralatan yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi dan spesifikasi yang disyaratkan oleh metode pengujian. Peralatan pengujian (sebelum digunakan) harus dikalibrasi atau dicek agar peralatan pengujian tersebut memenuhi spesifikasi metode/standar yang digunakan. (SNI ISO/IEC 17025:2008 klausul 5.5.2) Sertifikat kalibrasi diperoleh setelah peralatan uji dikalibrasi. Sertifikat kalibrasi merupakan dokumen penting untuk mengetahui apakah peralatan pengujian masih sesuai dengan spesifikasi metode pengujiannya. Informasi yang mencantumkan pada sertifikat kalibrasi minimal terdapat nilai koreksi dan nilai ketidakpastian pengukuran. Salah satu peralatan laboratorium penguji benih yang harus dikalibrasi adalah timbangan analitik. Berikut adalah cara penggunaan kalibrasi timbangan analitik pada saat analis menimbang contoh benih
Gambar 1. Sertifikat kalibrasi timbangan analitik
Penjelasan dari Gambar 1 adalah sebagai berikut : 1. Repeatability test (Gambar 1. Poin a) yaitu Kemampuan daya ulang timbangan dalam mengukur massa anak timbangan yang diletakkan diatas nampan timbangan. Besar massa anak timbangan yang diberikan hanya yang memiliki nilai konvensional setengah dan penuh dari kapasitas yang dimiliki timbangan. Apabila kapasitas timbangan analitikal sebesar 210g maka nominal massa yang digunakan untuk repeatability test adalah 200g untuk kapasitas penuh dan 100g untuk setengah kapasitas. Nilai yang ditunjukkan dalam repeatability test tidak digunakan dalam penimbangan sample/bahan tetapi nilai ini digunakan untuk melihat performa timbangan;
2. Nilai koreksi (Departure from nominal value) Nilai koreksi digunakan oleh analis dalam menimbang sample, sebagai contoh apabila analis ingin mendapatkan berat massa sample yang tertimbang sebesar 20g maka analis harus mengetahui nilai aktual untuk berat massa 20g.
Berdasarkan sertifikat kalibrasi, nilai koreksi titik ukur 20g adalah -0.00127 gram dan nilai aktual terkoreksi adalah 19.99873g (lihat pembacaan sertifikat 2.1.2). Berdasarkan data tersebut maka nilai aktual terkoreksi untuk titik ukur 20g adalah 19.99873g bukan 20.0000g sehingga analis harus menambahkan berat massa sebesar 0.00127g dalam menimbang agar mendapatkan berat massa sebesar 20.0000g. Adapun tampilan pada display timbangan pada saat menimbang harus 20.00127 gram. 20 g 0.00127 g 20.00127 g
3. Menentukan posisi untuk meletakan sample saat menimbang (Off-Center Loading) Informasi ini diperoleh dengan melihat nilai off-center loading, dari kelima posisi yang dikalibrasi dapat dilihat bahwa nilai yang lebih akurat adalah pada posisi depan nampan, yaitu 100.0024g, dan tengah nampan, yaitu 100.0025g, berdasarkan informasi tersebut
diharapkan bahwa analis akan meletakan
sample/bahan pada posisi depan atau tengah (Gambar 1 point c).
4. Menimbang sample/contoh untuk nominal yang tak terkalibrasi Analis terkadang hanya mendapatkan sertifikat kalibrasi dan terkadang juga nilai atau titik ukur yang terdapat pada sertifikat hasil kalibrasi ada nilai ukur/nominal yang tidak terkalibrasi, padahal nilai tersebut disyaratkan oleh metode pengujian.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh analis agar mendapatkan nilai atau titik ukur yang diinginkan adalah: o Menggunakan nilai Limit of Performance /LoP (Gambar 1. poin e) nilai ini digunakan apabila analis melakukan penimbangan dengan berat massa lebih besar dari berat massa yang dikalibrasi. Sebagai contoh apabila analis ingin menimbang sample dengan massa sebesar
210g
(padahal nilai maksimal massa yang terkalibrasi adalah 200gram), maka nilai yang digunakan adalah 210g + LOP.
210 g 0.0069 g 210 g 0.0069 g 210 .0069 g 210 g 0.0069 g 209 .9931 g
Nilai ukur aktual untuk titik ukur 210g adalah antara 209.9931g ~ 210.0069g Perlu diingat bahwa ekstrapolasi tidak dibenarkan untuk mencari nilai ukur diluar nilai ukur yang terkalibrasi. o Menggunakan metode interpolasi, metode ini digunakan apabila analis ingin menimbang sample dengan berat massa diantara nilai ukur/nominal yang terkalibrasi. Sebagai contoh analis ingin menimbang sample dengan berat massa 30gram. Titik ukur 30gram tidak terkalibrasi dan titik ukur tersebut berada diantara titik ukur 20gram dan 40gram.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis adalah mencari nilai koreksi untuk titik ukur 30gram dan langkah kedua adalah mencari nilai aktualnya. Adapun untuk mendapatkan nilai koreksi dari titik ukur 30g adalah menggunakan metode interpolasi.
Berikut ini adalah rumus interpolasi:
x x1 y y1 x2 x1 y2 y1 untuk mencari nilai koreksi titik ukur 30gram gunakan tabel dibawah ini yang dicuplik dari sertifikat kalibrasi timbangan analitik pada Gambar 2,
Dari tabel diatas diperoleh bahwa: x1= 20g; x2= 40g; y1= -0.00127g; dan y2= -0.00133g, untuk nominal 30g sebagai x dan nilai koreksi yang dicari adalah y. nilai y adalah 30 g 20 g y (0.00127 g ) 40 g 20 g 0.00133 g (0.00127 g )
y 0.00130 g
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai koreksi untuk titik ukur 30gram adalah -0.00130g dan nilai aktual terkoreksi adalah 29.99870g. 30 g 0.00130 g 29.99870 g
Berdasarkan data tersebut maka nilai aktual terkoreksi untuk titik ukur 30g
adalah
29.99870g
bukan
30.0000g
sehingga
analis
harus
menambahkan berat massa sebesar 0.00130g dalam menimbang agar mendapatkan berat massa sebesar 30.0000g. Adapun tampilan pada display timbangan pada saat menimbang harus 30.00130 gram. 30 g 0.00130 g 30.00130 g
Gambar 2. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Analitik Timbangan analitik adalah timbangan yang memiliki ketelitian yang tinggi yaitu 0.0001gram oleh sebab itu dalam mengkalibrasi timbangan tersebut harus menggunakan standar weight set (anak timbangan) yang memiliki kelas excellent. Berdasarkan metode kalibrasi OIML R111 tahun 2004, timbangan analitikal harus dikalibrasi minimal menggunakan weight set kelas E2.
Disusun oleh : Vine Egistiani Suherman, Amiyarsi Mustika Yukti, Nandy Mardiansyah dan Nugraheni –(PBT Balai Besar PPMB-TPH) Nara sumber : Heru Ismoko, S.Si, M.SE (Balai Besar Pengujian Mutu Barang Jakarta)