PAKAIAN DI DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tematik)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam
Oleh: SITI MARIATUL KIPTIYAH NIM. 10530071
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
MOTTO
Bukankah Allah ta’ala telah menurunkan pakaian untuk menutup aurat, perhiasan dan pakaian taqwa yang paling baik?. Mengapa masih ada yang suka ‘menelanjangi diri’?. ***
Syukurilah segala nikmat Allah ta’ala. Karena hidup itu indah, Dan akan lebih indah lagi jika kita senantiasa mensyukuri segala nikmat-Nya.
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Para guru tercinta; matahari kehidupan yang tak pernah redup meski mendung mendera. Keluargaku; purnama yang selalu memancar, berevolusi di antara sabit yang selalu hampir tenggelam. Para sahabat; bintang-gemintang yang senantiasa menggemerlapkan malamku kendati tak pernah bisa ku sentuh walau dengan ujung jari. Serta kepada mereka yang telah berjasa besar dalam kehidupanku. Di saat aku menjadi daun yang kering, layu, dan hendak terlepas dari batang kehidupan ini, mereka-lah kuncupkuncup bunga yang selalu memekarkan hatiku. Bahwa, sekalipun aku terjatuh, tersimpuh di atas tanah yang kotor, setidaknya aku pernah merasakan terpaan angin kala bersama sebatang pohon, dan aku juga pernah mencium kembali bumi yang selalu tulus merawat jejak-jejak kaki yang melintasinya. Semoga kebaikan, kebahagiaan dan keberkahan hidup terlimpah untuk kita bersama. Amin.
vi
ABSTRAK
Tulisan ini ingin menjawab tentang apa saja jenis pakaian yang termuat di dalam al-Qur’an, bagaimana al-Qur’an menggambarkan masing-masing jenis pakaian tersebut, hingga pada pengertian pakaian jasmani dan pakaian rohani serta bentuk dari kedua pakaian tersebut. Kemudian, apa saja fungsi pakaian di dalam al-Qur’an, bagaimana syarat-syarat suatu pakaian dapat dikatakan syar’i, dan bagaimana klasifikasi pakaian umum dan khusus dari sejumlah istilah pakaian di dalam al-Qur’an. Dari sejumlah permasalahan yang diangkat, penulis menemukan, bahwa di dalam al-Qur’an terdapat banyak istilah tentang pakaian. Ada kalanya al-Qur’an menyebut istilah liba>s, tsiya>b, sara>bi>l, qami>s}, jala>bi>b, khumur, maupun ri>sy. Istilah-istilah yang disebut di atas ternyata membuat dua pilihan jenis pakaian di dalam al-Qur’an. Dua jenis pakaian tersebut ada yang disebut dengan pakaian jasmani dan ada pula pakaian rohani. Baik pakaian jasmani maupun pakaian rohani, di dalam al-Qur’an memiliki pembahasan yang sangat luas. Beberapa istilah pakaian di dalam al-Qur’an juga memiliki fungsi masingmasing. Yang menarik, pakaian tidak hanya merupakan segala sesuatu yang menutupi seluruh tubuh, melainkan ada pula yang hanya sebagai perhiasan. Hanya saja ada pembedaan mana pakaian yang syar’i dan mana yang tidak syar’i. Hal ini terbukti dengan adanya dua jenis pakaian bagian atas yang satu dipakai sebagai kewajiban dan yang satu dipakai hanya sebagai hiasan. Ada juga pakaian yang hanya sebagian dan tidak menutupi seluruh tubuh yang digunakan dalam situasisituasi tertentu. Istilah pakaian juga ada yang mengarah pada pakaian umum, penutup bagi segala hal termasuk aurat maupun benda. Ada istilah pakaian yang hanya menunjukkan pakaian jasmani manusia. Ada juga istilah khusus yang secara langsung menyebut nama pakaian yang sudah dikenal dan biasa dipakai oleh manusia, hingga istilah yang dapat disebut pakaian hanya karena menempel di badan.
vii
KATA PENGANTAR “Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?”. Sanjung puji alhamdulillah senantiasa tertuju kepada Allah ta’ala, Shalawat dan salam teruntuk sang pujaan hati, Nabi Muhammad s}alla> Alla>h ‘alayh wa-sallam beserta keluarga, para sahabat serta pengikutnya. Sungguh kenikmatan yang luar biasa atas nafas yang Engkau suntikkan dan rasa yang Engkau tanamkan, mata, hati, telinga, tangan, kaki dan segala anggota badan ini dapat mengagumi setiap keindahan yang Engkau hadirkan; di langit, di bumi, hingga di tempat-tempat tersembunyi. Berjuta kesempatan-Mu mengantar penulis menggapai impian. Rasa syukur yang tiada terkira, akhirnya skripsi yang berjudul “Pakaian di dalam al-Qur’an (Kajian Tematik) ini dapat terselesaikan meski masih banyak celah yang terbuka karena berbagai kekurangan. Skripsi ini sekalipun jauh dari standar sempurna, ia merupakan upaya penulis dalam memahami ayat-ayat Allah ta’ala yang sangat luar biasa. Dalam hal ini tentu penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mentransfer bimbingan, dukungan, motivasi, doa dan segalanya yang penulis perlukan secara jasmani dan rohani. Oleh karena itu dengan ikhlas setulus jiwa, penulis suguhkan ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Musa Asy’ari selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta Wakil Rektor I, dan II bersama jajarannya termasuk Bapak/Ibu pengelola Beasiswa Bidikmisi.
viii
2. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. Syaifan Nur, M.A, para Wakil Dekan, dan Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Dr. Phil Sahiron Syamsuddin, M.Ag beserta jajarannya. 3. Bapak Drs. H.M. Yusron, M.A. selaku pembimbing skripsi, yang telah mengarahkan, mengoreksi, dan memberi banyak masukan kepada penulis. Bapak M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag selaku penasehat akademik yang seringkali memberi masukan selama kuliah, Bapak Drs. Muhammad Yusuf, M.Ag selaku dosen sekaligus motivator yang tak henti-hentinya memberi motivasi kepada penulis, serta Bapak/Ibu Dosen Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang selalu memberi tambahan ilmu sekaligus menggodok pola pikir penulis. 4. Para Guru; khususnya Drs. H. Choirul Anam, dan semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Keluarga di rumah; Orang tua dan kakakkakak penulis yang selama ini menyertai hidup penulis. 5. Semua yang mewarnai sejarah hidup saya di Yogyakarta; SHOUFANA, ASSAFFA, JQH Al-Mizan; Divisi Tafsir, PSQH, Lembaga Pers Mahasiswa HUMANIUSH dan ARENA, HMJ IAT, KPMRT (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Ronggolawe Tuban), PMII, KKN KP 11, Kos Putri Gading 11, dan mereka yang belum disebut, terima kasih semuanya. Penyusun
Siti Mariatul Kiptiyah NIM. 10530071
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .........................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang ...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
3
C. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................
4
D. Telaah Pustaka ...............................................................................
4
E. Metode Penelitian ..........................................................................
8
F. Sistematika Pembahasan ................................................................
10
BAB II
TUJUH ISTILAH PAKAIAN DI DALAM AL-QUR’AN .......
12
A. Istilah Umum..................................................................................
12
1. Liba>s ........................................................................................
12
a) Liba>s dalam Arti Pakaian Hakiki ......................................
15
x
b) Liba>s dalam Arti Pakaian Majazi ......................................
44
2. Tsiya>b ......................................................................................
59
a) Tsiya>b dalam Arti Pakaian Hakiki ....................................
64
b) Tsiya>b dalam Arti Pakaian Majazi ....................................
74
3. Sara>bi>l .....................................................................................
81
a) Sara>bi>l dalam Arti Pakaian Hakiki ....................................
83
b) Sara>bi>l dalam Arti Pakaian Majazi ...................................
85
B. Istilah Khusus .................................................................................
87
1. Qami>s} .......................................................................................
87
2. Jala>bi>b ......................................................................................
92
3. Khumur ....................................................................................
101
4. Ris>y ..........................................................................................
107
C. Klasifikasi Istilah Pakaian Umum dan Pakaian Khusus ................
111
BAB III
KONSEP PAKAIAN DI DALAM AL-QUR’AN ......................
114
A. Syarat-Syarat Pakaian ....................................................................
114
1. Syarat Normatif ........................................................................
114
2. Syarat Sosiologis ......................................................................
121
3. Syarat Pakaian Laki-Laki dan Pakaian Perempuan .................
127
B. Fungsi Pakaian ...............................................................................
142
1. Penutup.....................................................................................
143
2. Perhiasan ..................................................................................
143
3. Pakaian Taqwa .........................................................................
146
4. Pelindung .................................................................................
146
xi
5. Pengenal ...................................................................................
147
C. Perkembangan Pakaian ..................................................................
147
BAB IV
PENUTUP ....................................................................................
152
A. Kesimpulan ....................................................................................
152
B. Saran...............................................................................................
157
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
158
LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Library of Congress.
Secara garis besar uraiannya adalah
sebagai berikut. I. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
Alif
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
Ba>’
B
Be
ت
Ta>’
T
Te
ث
Sa>’
Ts
Te Es
ج
Jim
J
Je
ح
H}a’>
H}
Ha (dengan titik di bawah)
خ
Kha>’
Kh
Ka dan Ha
د
Dal
D
De
ذ
Żal
Z|
Zet (dengan titik di atas)
ر
Ra>’
R
Er
ز
xiii
س
Zai
Z
Zet
ش
Si>n
S
Es
ص
Syi>n
Sy
Es dan ye
ض
S{ad>
S}
Es (dengan titik di bawah)
ط
D{ad>
D{
De (dengan titik di bawah)
ظ
T{a>’
T{
Te (dengan titik di bawah)
ع
Z{a>’
Z{
Zet (dengan titik di bawah)
غ
‘Ayn
...‘...
koma terbalik
ف
Gayn
G
Ge
ق
Fa>’
F
Ef
ك
Qa>f
Q
Qi
ل
Ka>f
K
Ka
م
La>m
L
‘El
ن
Mi>m
M
‘Em
Nu>n
N
‘En
Waw
W
We
و ﻩ ء
xiv
ي
Ha’
H
Ha
Hamzah
...‘...
Apostrof
Ya>’
Y
Ye
II. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap ﻣﺘﻌﺪّدة
ditulis
muta’addidah
ﻋﺪّة
ditulis
‘iddah
III. Ta’ marbutah di Akhir Kata 1. Bila dimatikan ditulis h: ﺣﻜﻤﺔ
ditulis
h}ikmah
ﻋﻠﺔ
ditulis
'illah
Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dan lain sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya.
xv
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t: ﻧﻌﻤﺔ اﷲ
ditulis
ni’matullah
زآﺎة اﻟﻔﻄﺮ
ditulis
zaka>t al-fit}ri
ditulis
a
ditulis
fa’ala
ditulis
i
ditulis
fahima
ditulis
u
ditulis
yażhabu
Fath}ah + alif
ditulis
ā
ﺟﺎهﻠﻴّﺔ
ditulis
IV. Vokal Pendek _____ َ
fath}}ah
ﻞ َ َﻓ َﻌ
kasrah
_____ ِ َﻓ ِﻬ َﻢ ___ُ__
d}ammah
ﺐ ُ ﻳَﺬ َه
V. 1
Vokal Panjang
jāhiliyyah ā
2
3
Fathah + alif maqs}u>r
ditulis
tansā
ﺗَﻨﺴﻰ
ditulis
i
Kasrah + ya’ mati
ditulis
karim ū
4
آﺮﻳﻢ
ditulis
D{ammah + wawu mati
ditulis
ﻓﺮوض
ditulis
xvi
furūd}
VI. 1
2
Vokal Rangkap Fath}ah + ya’ mati
ditulis
ai
ﺑﻴﻨﻜﻢ
ditulis
bainakum
Fath}ah + wawu mati
ditulis
au
ditulis
ﻗﻮل
qaul
VII. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof أأﻧﺘﻢ أﻋ ّﺪ ت ﻟﺌﻦ ﺷﻜﺮﺗﻢ
ditulis
a’antum
ditulis
u’iddat
ditulis
la’in syakartum
VIII. Kata Sandang Alif + La>m Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf "al". اﻟﻘﺮان
ditulis
اﻟﻘﻴﺎس
ditulis
al-Qiyās
ditulis
al-Samā’
ditulis
al-Syam
اﻟﺴﻤﺎء اﻟﺸﻤﺲ
xvii
al-Qur’ān
IX.
Huruf Besar Huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). X.
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya. ذوى اﻟﻔﺮوض اهﻞ اﻟﺴﻨﺔ
ditulis
żawi al-furūd}
ditulis
ahl al-sunnah
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Satu hal yang menarik tentang pakaian yang biasa kita pakai adalah bahwa kemunculannya menjadi bagian dari sejarah manusia pertama. Ketika masih di surga, manusia pertama yang bernama Nabi Adam ‘alaih al-sallam dilarang oleh Allah ta’ala mendekati sebatang pohon. Namun, karena terbujuk oleh rayu syetan, Nabi Adam ‘alaih al-sallam memakan buah pohon tersebut bersama Hawa. Hal itulah yang membuat aurat keduanya terlihat. Sehingga, keduanya menutup auratnya dengan daun-daun surga sebelum diturunkan oleh Allah ta’ala ke dunia. Daun-daun surga inilah yang menjadi ide pertama munculnya pakaian untuk menutupi aurat manusia. Peristiwa tersebut telah diabadikan dalam QS. al-A’raf (7): 22 sebagaimana berikut.
É−u‘uρ ⎯ÏΒ $yϑÍκön=tã Èβ$xÅÁøƒs† $s)ÏsÛuρ $yϑåκèE≡u™öθy™ $yϑçλm; ôNy‰t/ nοtyf¤±9$# $s%#sŒ $£ϑn=sù 4 9‘ρáäóÎ/ $yϑßγ9©9y‰sù Aρ߉tã $yϑä3s9 z⎯≈sÜø‹¤±9$# ¨βÎ) !$yϑä3©9 ≅è%r&uρ Íοtyf¤±9$# $yϑä3ù=Ï? ⎯tã $yϑä3pκ÷Ξr& óΟs9r& !$yϑåκ›5u‘ $yϑßγ1yŠ$tΡuρ ( Ïπ¨Ψpgø:$# ∩⊄⊄∪ ×⎦⎫Î7•Β Artinya: Maka syetan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan
2
Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?.1
Pakaian merupakan yang paling dahulu terlihat pada penampilan seseorang. Al-Qur’an sendiri telah menggarisbawahi bahwa pakaian memiliki berbagai fungsi. Selain sebagai penutup aurat dan perhiasan (QS. al-A’raf (7): 26), pakaian juga sebagai pelindung dari sengatan panas dan dingin (QS. alNahl (16): 81). Di samping itu, ia juga berfungsi untuk menunjukkan identitas yang membedakan seseorang atau kelompok dengan orang atau kelompok lainnya (QS. al-Ahzab (33): 59).2 Begitu fungsionalnya pakaian bagi manusia, Allah ta’ala memberi pengetahuan tentang pakaian itu sendiri melalui ayat-ayat-Nya. Bahkan, Allah ta’ala juga telah mendeklarasikan penurunan pakaian untuk manusia dengan berbagai istilah. Di antaranya adalah liba>s, tsiya>b, sara>bi>l, qami>s}, jala>bi>b,
khumur dan ri>sy. Meskipun sama-sama mengarah pada makna pakaian, namun masing-masing istilah memiliki karakteristik sendiri. Melihat sejumlah istilah pakaian di atas, muncul beberapa pertanyaan. Apakah istilah-istilah tersebut sudah menunjukkan jenis-jenis pakaian yang terdapat di dalam al-Qur’an?. Apakah istilah pakaian yang disebutkan oleh ayat-ayat al-Qur’an hanya mengarah pada makna pakaian jasmani?. Adakah makna lain, yaitu makna rohani?. Jika ada, apa saja pakaian jasmani dan pakaian rohani yang terdapat di dalam al-Qur’an?, dan bagaimana gambaran 1
Mohamad Taufiq dalam Qur’a>n in Word Versi 1,3.
2
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, (Bandung: Mizan, 2007), cet.I, hlm. 314.
3
dari pakaian jasmani dan pakaian rohani yang terdapat di dalam al-Qur’an tersebut?. Pertanyaan-pertanyaan di atas tentu hanya dapat dijawab dengan melakukan penelitian terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang terkait dengan istilah pakaian. Karena al-Qur’an bukan kitab tentang pakaian, maka ayat-ayat yang membahas tentang pakaian secara keseluruhan juga tidak berurutan. Sehingga, ayat-ayat tersebut perlu diklasifikasikan hingga membentuk satu konsep tentang pakaian melalui langkah-langkah tafsir tematik
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dalam tulisan ini terdapat dua masalah yang menjadi pokok penelitian, yaitu: 1. Apa saja jenis pakaian yang termuat di dalam al-Qur’an?. Bagaimana alQur’an menggambarkan masing-masing jenis pakaian tersebut?. Apa itu pakaian jasmani?. Apa pula yang dimaksud dengan pakaian rohani?. Apa saja bentuk dari pakaian jasmani dan rohani yang tercantum di dalam alQur’an? 2. Apa saja fungsi pakaian di dalam al-Qur’an?. Bagaimana syarat-syarat suatu pakaian dapat dikatakan syar’i?. Bagaimana klasifikasi pakaian umum dan khusus dari sejumlah istilah pakaian di dalam al-Qur’an?.
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui jenis-jenis pakaian di dalam al-Qur’an sekaligus memperoleh gambaran yang jelas tentang masing-masing jenis pakaian yang dimuat oleh al-Qur’an. 2. Mengetahui fungsi dan syarat pakaian syar’i serta perkembangan istilah pakaian di dalam al-Qur’an. Adapun kegunaan dari penelitian ini, secara teoritis adalah untuk menambah khazanah keilmuan dan sumbangan pemikiran pada jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan umumnya kepada masyarakat yang hendak mengkaji lebih lanjut terkait tema ini. Secara praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian terhadap konsep pakaian sehingga membentuk tafsir tematik tentang konsep pakaian di dalam al-Qur’an.
D. Telaah Pustaka Sebagai kitab suci yang sha>lih li kulli> zama>n wa-maka>n, sejak kemunculannya, al-Qur’an telah banyak dikaji di berbagai wilayah dan kalangan. Tidak terkecuali oleh umat Islam sendiri, tetapi juga orang-orang non-Islam di dunia belahan Timur maupun Barat. Hal inilah yang kemudian menjadikan kajian terhadap al-Qur’an atau tafsir semakin hari semakin
5
berkembang. Metode yang digunakan untuk mengkajinya pun beragam. Ada yang menggunakan metode tahlili, ijmali, muqarran, maupun maudhu’i (tematik). Kajian terhadap pakaian juga banyak. Di antaranya, buku Panduan Berbusana Islami3 karya Syaikh Abdul Wahhab Abdussalam Thawilah. Pada dasarnya, buku tersebut cukup kaya dengan pembahasan tentang pakaian yang bersumber dari hadits-hadits Nabi Muh}ammad s}alla> Alla>h ‘alayh wasallam. Akan tetapi, setiap data yang dimunculkan sangat global dan tidak rinci. Beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang dicantumkan pun tidak terdapat analisis dan penjelasan yang detail. Berbeda dengan buku itu, penelitian ini menitikberatkan pada penggalian konsep pakaian di dalam alQur’an melalui ayat-ayat al-Qur’an. Lalu ayat-ayat tersebut dimunasabahkan dengan ayat sebelum atau sesudahnya untuk mendapat pemahaman yang komprehensif. Penulis juga melakukan interpretasi terhadap istilah-istilah pakaian di dalam al-Qur’an untuk memperoleh gambaran jenis-jenis pakaian yang termaktub di dalam al-Qur’an. Buku Etika Berpakaian bagi Perempuan4 karya Muhammad Walid dan Fitratul Uyun membahas hadits tentang problembatika berpakaian tetapi telanjang bagi perempuan dengan kajian ma’ani al-hadits. Fokus kajian buku ini dengan penelitian penulis jelas berbeda meskipun sama-sama mengambil 3
Syaikh Abdul Wahhab Abdussalam Thawilah, Panduan Berbusana Islami, terj. Saefuddin Zuhri (Jakarta: Almahira, 2007). 4
Muhammad Walid dan Fitratul Uyun, Etika Berpakaian bagi Perempuan, (Malang: UIN Maliki Press, 2012).
6
tema tentang pakaian dan hadis ini digunakan penulis sebagai dalil untuk memperkuat syarat-syarat pakaian. Obyek yang diteliti penulis adalah ayatayat tentang pakaian di dalam al-Qur’an dengan menggunakan metode tematik. Sedangkan kajian yang berkenaan dengan pakaian di dalam al-Qur’an di antaranya adalah buku Anggun Berjilbab5 karya Nina Surtiretna. Buku tersebut membahas sekilas pandangan Islam tentang pakaian, jilba>b, khima>r, tips memilih mode dan usaha memelihara kesehatan melalui pakaian. Meskipun buku ini membahas banyak hal berkenaan pakaian, namun belum sepenuhnya mewakili apa yang dikehendaki penulis sebagaimana dalam penelitian ini. Penelitian ini membahas pakaian dengan sejumlah istilahnya di dalam al-Qur’an dengan metode tematik sekaligus menguraikan jenis-jenis pakaian yang terdapat di dalam al-Qur’an. Buku Islam Sensual; “Membedah Fenomena Jilbab Trendi”6 oleh Mohammad Asmawi, membahas masalah dinamika jilbab dan eksistensinya dalam kehidupan masyarakat. Buku ini juga menguraikan dinamika bentuk dan model busana muslimah pakaian perempuan sekaligus menguak semarak jilbab sensual di dunia kampus. Titik tekan buku ini adalah upaya penulisnya untuk mencari makna dari jilbab sebagai perintah mutlak ataukah sekedar anjuran.7 Berbeda dengan buku tersebut, penelitian ini berupaya menjangkau 5
Nna Surtiretna et.al, Anggun Berjilbab, (Bandung: Al-Bayan, 1999).
6
Mohamad Asmawi, Islam Sensual; “Membedah Fenomena Jilbab Trendi, (Yogyakarta: Darussalam, 2003). 7 Mohammad Asmawi, “Islam Sensual; Membedah Fenomena Jilbab Trendi”, hlm. 78.
7
lebih luas konsep pakaian di dalam al-Qur’an, tidak terkecuali pakaian yang berupa jilbab. Sejumlah karya skripsi terkait penelitian penulis ini adalah “Pakaian Wanita dalam Al-Qur’an (Studi Semantik al-Qur’an atas Liba>s, Tsiya>b,
Sara>bi>l, Khumur dan Jala>bi>b)8 karya Sidik Purnomo. Tulisan tersebut meneliti lima istilah pakaian di dalam al-Qur’an secara semantik. Sementara itu, penelitian yang dilkukan penulis ini menggunakan metode tematik dalam mengkaji tujuh istilah pakaian di dalam al-Qur’an. Selain buku-buku yang ditelaah di atas, buku-buku lain yang membantu penulis di antaranya adalah Hijab menurut al-Qur’an dan alSunnah9 karya Husein Shahab dan Hijab Gaya Hidup Wanita Islam10 karya Murtadha Muthahhari yang memuat tentang permasalahan jilbab dari beberapa aspeknya, Antropologi Jilbab11 yang ditulis oleh Nasaruddin Umar pada sebuah jurnal Ulumul Qur’an, serta buku karya Fadwa el-Guindi yang berjudul Veil: Modesty, Privacy, and Resistance dalam edisi Indonesia dengan judul Jilbab; Antara Kesalehan, Kesopanan, dan Perlawanan12. Selain itu, skripsi Penafsiran Muhammad Syahrur Atas Pakaian Perempuan 8
Sidik Purnomo, “Pakaian Wanita dalam Al-Qur’an” (Studi Semantik al-Qur’an atas Liba>s, Tsiya>b, Sara>bi>l, Khumur dan Jala>bi>b), Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012). 9
Husein Shahab, Hijab Menurut Al-Qur’an dan Al-Sunnah, (Bandung: Mizan, 2004).
10
Murtadha Muthahhari, Hijab Gaya Wanita Islam, (Bandung: Mizan, 2004).
11
Nasaruddin Umar, “Antropologi Jilbab” dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No.5, Vol. VI, 1996, hlm. 36. 12
Fadwa el-Guindi, Jilbab Antara Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan, terj. Mujiburrahman (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005).
8
dalam Al-Qur’an13, Jilbab Menurut Penafsiran Muhammad Ali Al-Sabuni14, dan Etika Berpakaian Perspektif Al-Qur’an dan Al-Kitab.15 Semua buku tersebut oleh peneliti tidak diungkapkan secara mendetail di sini, karena buku-buku tersebut adalah rujukan penulis yang tidak menjelaskan konsep atau pemetaan pakaian. Hanya saja kadang-kadang sejumlah buku tersebut memuat keterangan yang berkaitan dengan penelitian penulis meskipun tidak memberikan penjelasan yang detail mengenai hal itu.
E. Metode Penelitan Sebagai bagian dari penelitian tafsir, penelitian ini bersifat kualitatif sehingga data yang diperlukan adalah data kualitatif berupa ayat-ayat alQur’an. Karena data-data yang dibutuhkan bersumber dari al-Qur’an dan kepustakaan lainnya, maka kajian ini tergolong dalam penelitian kepustakaan (library research). Adapun sumber data (pustaka) dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah al-Qur’an. Sedangkan sumber sekundernya berupa kitab-kitab tafsir seperti Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l a>y al-
Qur’a>n karya Ibn Jari>r al-Thaba>ri>, Ja>mi’ al-Baya>n li Ah}ka>m al-Qur’a>n karya 13
Fazat Azizah, “Penafsiran Muhammad Syahrur atas Pakaian Perempuan dalam AlQur’an”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2006). 14
Nurun Nikmah, “Jilbab Menurut Penafsiran Ali Al-Sabuni”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2008). 15
Arief Saefullah, “Etika Berpakaian Perspektif Al-Qur’an dan Al-Kitab”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010).
9
Syaikh Ima>m al-Qurthu>bi>, Al-Jawa>hir fi Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m karya Shaykh Thantha>wi Jawhari> al-Mis}ri>, Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, kitab Asba>b al-Nuzu>l karya al-Wa>hidi>, Mu’jam Mufrada>t Alfa>z{ al-
Qur’a>n karya al-Ima>m al-Raghib al-As}fih}a>ni, Lisa>n al-‘Arab karya Ibnu Manz}u>r, Mu’jam Mufahras Alfa>z{ al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad Fu>’ad ‘Abd al-Ba>qi>, buku Wawasan Al-Qur’an “Tafsir Maudhu’i Atas Perbagai Persoalan Umat” karya M. Quraish Shihab, dan sebagainya. Berbagai data di atas diolah menggunakan metode deskriptif analitis. Untuk melakukan penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, menentukan tema pembahasan. Penulis mengangkat tema tentang konsep pakaian di dalam al-Qur’an. Kedua, mencari istilah-istilah pakaian di dalam al-Quran. Dalam pencarian tersebut, penulis menemukan tujuh istilah pakaian di dalam al-Qur’an berupa liba>s,
tsiya>b, sara>bi>l, qami>s}, jala>bi>b, khumur, dan ri>sy. Ketiga, mengumpulkan ayat-ayat tentang ketujuh istilah pakaian tersebut. Dalam upaya mengumpulkan ayat-ayat ini, penulis menggunakan kamus khusus untuk menemukan jumlah ayat dari istilah tertentu, yaitu al-
Mu’jam Mufahras li Alfa>z} al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad Fu>’ad ‘Abd al-Ba>qi>. Setelah memperoleh ayat-ayat yang dimaksud, langkah keempat dari penulis adalah membuka kitab al-Mu’jam Mufrada>t li Alfa>z} al-Qur’a>n karya Ima>m al-Raghib al-As}fiha>ni, dan Lisa>n al-‘Arab karya Ibnu Manz}u>r untuk mengetahui setiap makna dari istilah-istilah pakaian di dalam al-Qur’an yang menjadi kajian pokok penelitian ini.
10
Langkah kelima adalah mencari penafsiran dari kitab-kitab tafsir dan
asba>b al-nuzu>l terkait dengan ayat-ayat tersebut. Kemudian, penulis melakukan interpretasi terhadap ayat-ayat tentang pakaian dengan berpijak kepada kitab-kitab tafsir dan asba>b al-nuzu>l yang ada. Oleh karena itu, selanjutnya penulis memetakan konsep pakaian yang digali sebelumnya agar membentuk sebuah gambaran tentang pakaian yang diredaksikan oleh al-Qur’an. Pemetaan tersebut meliputi syarat-syarat pakaian yang meliputi syarat normatif, syarat sosiologis dan syarat pakaian laki-laki dan pakaian perempuan, kemudian penulis juga menampilkan beberapa fungsi pakaian, dan klasifikasi antara pakaian umum dan pakaian khusus. Setelah itu, penulis dapat menemukan jenis-jenis pakaian di dalam alQur’an dan gambaran dari masing-masing jenis tersebut.
F. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini dituangkan dalam empat bab. Dimulai dengan bab satu berisi pendahuluan yang mencakup beberapa hal. Pertama, latar belakang masalah yang memaparkan kerangka berfikir dalam penelitian ini. Kedua, rumusan masalah dihadirkan dengan mempertanyakan tentang jenis-jenis pakaian yang terdapat di dalam al-Qur’an dan gambaran dari masing-masing jenis pakaian tersebut. Ketiga adalah tujuan dan kegunaan penelitian yang terkait mengapa penelitian ini dilakukan. Keempat, telaah pustaka digunakan untuk memaparkan berbagai penelitian yang terkait dengan pakaian menurut al-Qur’an. Selanjutnya, metode penelitian yang
11
dipaparkan sebagai sebuah langkah untuk melakukan penelitian, dan terakhir adalah sistematika pembahasan. Bab dua berisi tentang konsep pakaian di dalam al-Qur’an. Dalam bab ini secara langsung dibahas tujuh istilah pakaian di dalam al-Qur’an yang terdiri dari liba>s, tsiya>b, sara>bi>l, qami>s}, jala>bi>b, khumur, dan ri>sy. Masingmasing istilah tersebut diuraikan baik dalam arti secara hakiki maupun rohani, disertai dengan ayat-ayat al-Qur’an, munasabah ayat, sebab turun dan penafsirannya. Bab tiga dalam tulisan ini berisi tentang pemetaan konsep pakaian di dalam al-Qur’an. Bab ini terdiri dari tiga sub bab, yaitu syarat-syarat pakaian yang meliputi syarat paling utama dan syarat utama serta pakaian laki-laki dan pakaian perempuan, fungsi pakaian yang terdiri dari fungsi penutup, perhiasan, pakaian taqwa, pelindung, dan pengenal, kemudian klasifikasi pakaian umum dan pakaian khusus atas tujuh istilah pakaian di dalam alQur’an. Selanjutnya, bab terakhir atau bab empat adalah penutup yang berisi hasil akhir kesimpulan dan saran atas penelitian ini. Kesimpulan merupakan pokok dari penelitian ini berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang tercantum dalam rumusan masalah pada bab pendahuluan. Sedangkan saran adalah bagian yang memuat tentang rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
152
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian tentang pakaian di dalam al-Qur’an, maka kesimpulannya adalah sebagaimana berikut: 1. Di dalam al-Qur’an terdapat tujuh istilah tentang pakaian, yaitu liba>s,
tsiya>b, sara>bi>l, qami>s}, jala>bi>b, khumur dan ri>sy. 2. Tujuh istilah yang disebut sebagai pakaian di dalam al-Qur’an, terdiri dari dua kategori, yaitu pakaian dalam pengertian hakiki (berkaitan dengan jasmani) dan pakaian dalam pengertian majazi (berkaitan dengan rohani dan psikologi). a. Pakaian dalam pengertian hakiki (berkaitan dengan jasmani) terdiri dari: 1) Pakaian utuh untuk menutupi aurat yaitu jilba>b (QS. al-Ahzab (33): 53) bagi perempuan dan qami>s} (QS. Yusuf (12): 18, 25, 26, 27, 28, dan 93) bagi laki-laki. 2) Sesuatu yang merupakan bagian dari pakaian yaitu khima>r atau kerudung (QS. al-Nuur (24): 31) yang biasa dipakai oleh kaum perempuan untuk menutup kepala hingga dada. 3) Pakaian senjata atau labu>s (QS. al-Anbiya’(21): 80) yaitu baju besi yang secara khusus digunakan dalam peperangan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya dan serangan musuh.
153
4) Perhiasan atau ri>sy (QS. al-A’raf (7): 26) mencakup semua pernak-pernik perhiasan yang menempel di tubuh atau pakaian. Fungsinya adalah untuk memperindah penampilan (dekoratif). b. Pakaian majazi (yang berkaitan dengan rohani) di dalam al-Qur’an meliputi: 1) Pakaian rohani yang mengarah pada makna positif yaitu pakaian taqwa atau liba>s al-taqwa> (QS. Al-A’raf (7): 26). Pakaian taqwa berupa segala macam kebaikan, seperti iman, amal saleh, malu, dan sebagainya yang menyelimutinya untuk mengantarkan seseorang memiliki ketaqwaan kepada Allah ta’ala. 2) Pakaian rohani yang mengarah pada makna negatif yaitu pakaian kelaparan dan ketakutan atau liba>s al-ju>’ wa al-khawf (QS. al-Nahl (16): 112). Pakaian kelaparan dan ketakutan merupakan kondisi suatu kaum yang diibaratkan sebagai pakaian karena sepanjang hari mereka diselimuti dengan kelaparan dan ketakutan akibat mendustakan Rasulullah. 3) Pakaian rohani yang berarti penutup sekaligus penentram yang berhubungan dengan siklus waktu, yaitu malam (QS. al-Furqan (25): 47 dan QS. al-Naba’(78): 10), merupakan keadaan waktu yang diibaratkan sebagai pakaian karena ia menjadi penutup siang hari yang panas dan terik matahari yang menyilaukan, sehingga menentramkan jiwa untuk beristirahat.
154
4) Pakaian
rohani
yang
berarti
penutup,
penentram,
dan
penghangat dalam kehidupan personal yaitu suami istri (QS. alBaqarah (2): 187), maksudnya pasangan yang menjadi pakaian masing-masing
dalam
menutupi
berbagai
kekurangan,
keburukan maupun rahasia dalam rumah tangga. Selain itu, suami istri juga memberi kehangatan baik kehangatan suasana maupun kehangatan jasmani serta penentram lahir batin. 5) Pakaian rohani yang berhubungan dengan siksa neraka yaitu
tsiya>bun minna>r
dan sara>bi>luhum min qathira>n. Tsiya>bun
minna>r atau pakaian dari api neraka (QS. al-Hajj (22): 19), maksudnya adalah api neraka yang menyelimuti tubuh seseorang sebagai azab. Sara>bi>luhum min qat}ira>n atau pakaian dari pelangkin (QS. Ibrahim(14): 50), maksudnya pelangkin yang menyelimuti tubuh sebagai siksa atas perbuatan-perbuatan dosa yang telah dilakukan seseorang ketika di dunia. c. Pakaian majazi (yang berkaitan dengan psikologi) berupa perintah untuk membersihkan hati atau jiwa seseorang, tercantum dalam QS. alMuddatstsir (74): 4 yaitu wa-tsiya>baka fat}ahhir (dan bersihkanlah pakaianmu).
Perintah
membersihkan
pakaian
diartikan
sebagai
membersihkan hati atau jiwa, karena pakaian merupakan sesuatu yang terlihat pada penampilan seseorang. Begitu pula dengan tindakan. Sedangkan baik buruknya tindakan seseorang didasari bersih tidaknya hati atau jiwa seseorang tersebut.
155
3. Syarat-syarat pakaian syar’i: syarat normatif, syarat sosiologis dan syarat pakaian laki-laki dan pakaian perempuan. a. Syarat normatif dari pakaian adalah menutup aurat. Yaitu, pakaian yang dipakai mampu menutup seluruh aurat (QS. al-A’raf (7): 26), tebal dan tidak transparan (HR. Muslim kitab al-Liba>s wa-al-Zi>nah nomor 3971, HR. Abu Dawud kitab al-Liba>s bab fi>-ma> tubdi> al-Mar’ah min Zi>natiha> nomor 3580, HR. Imam Malik kitab al-Ja>mi’ nomor 1420, HR. Ahmad kitab Musnad al-Ans}a>r nomor 20787), longgar dan tidak ketat sehingga tidak memperlihatkan perhiasan tubuhnya (QS. al-Nuur (24): 31). b. Syarat sosiologis pakaian adalah pertama, tidak terlalu mewah dan aneh-aneh hingga menarik perhatian publik, dalam bahasa lain disebut sebagai pakaian ketenaran (HR. Ibn Majah kitab al-Liba>s nomor 3597, HR. Bukhari kitab al-Liba>s nomor 5337). Kedua, tidak berlebihan (HR. al-Nasa>’i kitab al-Zakat nomor 2512). Ketiga, tidak disertai dengan tulisan atau gambar-gambar yang tidak baik terutama ketika dipakai untuk shalat (QS. al-A’raf (7): 31). c. Syarat pakaian laki-laki dan pakaian perempuan di antaranya dilarang saling menyerupai (HR. Bukhari kitab al-Liba>s nomor 5435). Larangan ini meliputi: bahan pakaian, perhiasan, h}ija>b (penutup) dan berhias diri. 4. Pakaian memiliki beberapa fungsi, yaitu: penutup, perhiasan, pakaian taqwa, pelindung, dan pengenal. a. Fungsi penutup, maka pakaian menjadi penutup aurat (QS. al-A’raf (7): 26), penutup tubuh (QS. Hud (11): 5), penutup wajah (QS. Nuh (71): 7).
156
Pakaian juga menjadi penutup segala keburukan, kekurangan, rahasia antara suami istri 9QS. al-Baqarah (2): 187), penutup (penyelimut) diri atas suatu keadaan yaitu kelaparan dan ketakutan karena keingkarannya kepada Allah dan Rasulullah (QS. al-Nahl (6): 112). Di samping itu, pakaian menjadi penutup siang yang panas, terik matahari yang menyilaukan sehingga menambah ketentraman (QS. al-Furqan (25): 47 dan QS. al-Naba’(78): 10). b. Fungsi perhiasan, secara khusus pakaian diturunkan oleh Allah ta’ala sebagai pakaian perhiasan (QS. al-A’raf (7): 26), perhiasan yang berasal dari lautan (QS. al-Nahl (16): 14 dan QS. Fathir (35): 120, pehiasan yang disediakan bagi penghuni surga (QS. al-Kahfi (18): 31 dan QS. Fathir (35): 33). c. Fungsi pakaian taqwa, maksudnya segala kebaikan yang menuju ketaqwaan kepada Allah ta’ala (QS. al-A’raf (7): 26). d. Fungsi pelindung sedikitnya ada dua hal yaitu pelindung dari segala macam keadaan cuaca; panas, hujan dan dingin, angin, kotoran, debu, dan sebagainya. Selain itu, pakaian juga menjadi pelindung dari berbagai bahaya, seperti peperangan dan bisa juga dari bahaya kecelakaan, penyakit, maupun sentuhan benda asing (QS. al-Nahl (16): 81 dan QS. al-Anbiya’(21): 80). e. Fungsi pengenal, bahwa pakaian menjadi alat pengenal (identitas diri), pembeda, sarana pengungkapan diri, serta penghormatan (QS. al-Ahzab (33): 59).
157
5. Perkembangan Pakaian dapat dilihat dari munculnya pakaian-pakaian yang se-ide dengan pakaian yang terdapat di dalam al-Qur’an. Misalnya, labu>s (pakaian besi) yang digunakan untuk perang. Pada masa sekarang pakaian jenis ini juga bisa diartikan sebagai pakaian anti peluru, dan semacamnya yang digunakan ketika peperangan.
B. Saran Penelitian ini adalah bagian dari upaya penulis dalam memahami tema pakaian yang terdapat di dalam al-Qur’an. Penulis menyadari bahwa penelitian tentang pakaian merupakan lahan kajian yang cukup luas, sehingga dalam tulisan ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun isi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun untuk perbaikan tulisan ini. Penulis juga berharap agar peneliti selanjutnya mampu menggali kajian ini lebih dalam lagi. Sebab, tidak ada karya yang sempurna. Sebaik apapun sebuah karya tentu masih mnyimpan celah yang dapat diteliti kembali. Kajian tentang pakaian di dalam al-Qur’an selain dapat diperjelas lagi sisi-sisi kebahasaannya melalui langkah tematik atau semantik, juga dapat dihubungkan dengan fashion yang hadir di masyarakat dan selalu nge-trend. Tidak hanya itu, kajian tentang epistemologi berpakaian menurut al-Qur’an dan kajian tentang perhiasan di dalam al-Qur’an juga dapat disentuh guna memperoleh pemahaman yang detail terhadap tema pakaian di dalam alQur’an. Selebihnya, penulis berkeyakinan bahwa masih banyak hal lain terkait dengan pakaian di dalam al-Qur’an yang dapat diteliti lebih lanjut.
155
DAFTAR PUSTAKA Al-As}fiha>ni>, Al-Raghi>b. Mu’jam Mufrada>t Alfaz} al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmi>yah, 2004. Asmawi, Mohammad. Islam Sensual; Membedah Fenomena Jilbab Trendi. Yogyakarta: Darussalam, 2003. Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Fath} al-Ba>ri>, terj. Amiruddin. Jilid.28. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. Audah, Ali. Konkordansi Qur’an: Panduan Kata dalam Mencari Ayat Qur’an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996. Azizah, Fazat. “Penafsiran Muhammad Syahrur Atas Pakaian Perempuan dalam Al-Qur’an”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Tidak diterbitkan, 2006. Bahreisy, Salim dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir. Jilid V. Surabaya: Bina Ilmu, 1990. Al-Ba>qi>’, Muh}ammad Fu’a>d ‘Abd. Mu’jam mufahraz li Alfaz} al-Qur’a>n, Kairo: Dar al-Kitab, 1945. CD Mawsu’ah Hadits al-Syari>f. Ghafur, Waryono Abdul. Tafsir Sosial; Mendialogkan Teks dengan Konteks. Yogyakarta: Lkis, 2007. El-Gabriel, Theodore dan Rabiha Hannan, Islam dan the Veil: Theorethical and Regional Context. Britain: Fakenham, 2011. El-Guindi, Fadwa. Veil: Modesty, Privacy, and Resistance. Terj. Mujiburohman. Cet.III. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005. Al-Farmawi, Abd. Al-Hayy. Metode Tafsir Mawdhu’i Suatu Pengantar. terj. Suryan A. Jamrah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994. Gunawan, Belinda. Kenali Tekstil. Jakarta: Dian Rakyat, 2012. Hamid, Zahri. Taqwa Penyelamat Umat. Cet.III. Yogyakarta: Lembaga Penerbitan Ilmiyah IAIN Sunan Kalijaga, 1975. Hardiman (ed.), Intarina. Modifikasi Busana Muslim. Cet.II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Kamal bin Sayyid Salim, Abu Malik. Fiqh Sunnah untuk Wanita, terj. Asep Sobari. Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, 2007.
156
Manz}u>r, Ibn. Lisa>n Al-‘Arab. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009. Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi, terj. K. Anshori Umar (dkk). Cet. II. Jilid 25. Semarang: Toha Putra, 1993. Mardani, Ayat-Ayat Tematik Hukum Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. al-Mis}ri>, al-Shaykh Thantha>wi Jawhari>. Al-Jawa>hir fi Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m. Jilid II. Lebanon: Da>r al-Kutub ‘Ilmi>yah, 2004. Muhammad, Fuad dan Fachruddin. Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Islam. Cet II. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1991. Muhammad, Husein. Islam Agama Ramah Perempuan: Pembelaan Kiai Pesantren. Cet. II. Yogyakarta: Lkis, 2007. Muthahhari, Murtadha. Hijab Gaya Hidup Wanita Islam. Bandung: Mizan, 2004. Narbuko, Kholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Nasaruddin Umar (dkk), Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Gender. Yogyakarta: Gama Media, 2002. Al-Naysa>bu>ri>, al-Ima>m al-Wa>h}idi>. Asba>b al-Nuzu>l. Lebanon: Da>r al-Kutub ‘Ilmi>yah, 2011. Nikmah, Nurun. “Jilbab Menurut Penafsiran Muhammad Ali Al-Sabuni”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Tidak diterbitkan, 2008. Purnomo, Sidik. “Pakaian Wanita dalam Al-Qur’an (Studi Semantik Al-Qur’an atas Libas, Siyab, Sarabil, Khumur dan Jalabib)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Tidak diterbitkan, 2012. Al-Qurthubi, Syaikh Imam. Tafsir Al-Qurthubi, terj. Sudi Rosadi (dkk). Jilid 7. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. -------. Tafsir Al-Qurthubi. terj. Sudi Rosadi (dkk). Jilid 9. Jakarta: Pustaka Azzam. 2008. -------. Tafsir Al-Qurthubi. terj. Sudi Rosadi (dkk). Jilid 12. Jakarta: Pustaka Azzam. 2008. -------. Tafsir Al-Qurthubi. terj. Sudi Rosadi (dkk). Jilid 19. Jakarta: Pustaka Azzam. 2002.
157
Saefullah, Arief. “Etika Berpakaian Perspektif Al-Qur’an ddan Al-Kitab”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Tidak diterbitkan, 2010. Shahab, Husain. Jilbab Menurut al-Qur’an dan al-Sunnah. Cet IV. Bandung: Mizan: 1992. Shahrur, Muhammad. Metodologi Fiqh Islam Kontemporer, terj. Sahiron Syamsuddin dan Burhanudin. Cet. VI. Yogyakarta: Elsaq Press, 2010. Shaleh, Qamaruddin. Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat AlQur’an. Bandung: Diponegoro, 1982. Shihab, M. Quraish. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah; Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer. Cet IV. Jakarta: Lentera Hati. 2012. -------. Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur’an. Bandung: Mizan. 2007. -------. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jilid 2. Jakarta: Lentera Hati. 2004. -------. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jilid 6. Jakarta: Lentera Hati. 2004. -------. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jilid 8. Jakarta: Lentera Hati. 2004. -------. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jilid 14. Jakarta: Lentera Hati. 2004. -------. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan. 2007. Surtiretna (et. al), Nina. Anggun Berjilbab. Cet. VII. Bandung: Al-Bayan, 1999. Al-Syayi, Khalid Abdurrahman. Bahaya Mode, terj. Syahroni dan Yasin Muqaddas. Jakarta: Gema Insani Press, 1993. Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari, terj. Ahsan Askan. Jilid 18. Jakarta: Pustaka Azam. 2009. -------. Tafsir Ath-Thabari. jilid 19. terj. Ahsan Askan. Jakarta: Pustaka Azam. 2009. -------. Tafsir Ath-Thabari. jilid 17. terj. Ahsan Askan. Jakarta: Pustaka Azam. 2009.
158
Taimiyah, Syaikh Ibnu dkk. Jilbab dan Cadar dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, terj. Abu Said al-Anshori. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994. Taufiq, Mohamad dalam Qur’a>n in Word Versi 1,3. Thawilah, Syaikh Abdul Wahhab Abdussalam. Panduan Berbusana Islami, terj. Saefuddin Zuhri. Jakarta: Almahira, 2007. Yanggo, Huzaemah Tahido. Fikih Perempuan Kontemporer. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Walid, Muhammad dan Fitratul Uyun. Etika Berpakaian bagi Perempuan. Malang: UIN Maliki Press, 2012.
LAMPIRAN A. Ayat-Ayat tentang Pakaian ¾ Ayat tentang Liba>s
Surah Ayat dan Terjemah QS.AlöΝä3©9 Ó¨$t6Ï9 £⎯èδ 4 öΝä3Í←!$|¡ÎΣ 4’n<Î) ß]sù§9$# ÏΘ$uŠÅ_Á9$# s's#ø‹s9 öΝà6s9 ¨≅Ïmé& Baqarah (2): 187 šχθçΡ$tFøƒrB óΟçGΨä. öΝà6¯Ρr& ª!$# zΝÎ=tæ 3 £⎯ßγ©9 Ó¨$t6Ï9 öΝçFΡr&uρ £⎯èδρçų≈t/ z⎯≈t↔ø9$$sù ( öΝä3Ψtã $xtãuρ öΝä3ø‹n=tæ z>$tGsù öΝà6|¡àΡr& ãΝä3s9 t⎦¨⎫t7oKtƒ 4©®Lym (#θç/uõ°$#uρ (#θè=ä.uρ 4 öΝä3s9 ª!$# |=tFŸ2 $tΒ (#θäótFö/$#uρ (#θ‘ϑÏ?r& ¢ΟèO ( Ìôfxø9$# z⎯ÏΒ ÏŠuθó™F{$# ÅÝø‹sƒø:$# z⎯ÏΒ âÙu‹ö/F{$# äÝø‹sƒø:$# ’Îû tβθàÅ3≈tã óΟçFΡr&uρ ∅èδρçų≈t7è? Ÿωuρ 4 È≅øŠ©9$# ’n<Î) tΠ$u‹Å_Á9$# ª!$# Ú⎥Îi⎫t6ムy7Ï9≡x‹x. 3 $yδθç/tø)s? Ÿξsù «!$# ߊρ߉ãn y7ù=Ï? 3 ωÉf≈|¡yϑø9$# ∩⊇∇∠∪ šχθà)−Gtƒ óΟßγ¯=yès9 Ĩ$¨Ψ=Ï9 ⎯ϵÏG≈tƒ#u™ Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu. Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertakwa.”
QS. Al-A’raf (7): 26
( $W±„Í‘uρ öΝä3Ï?≡u™öθy™ “Í‘≡uθム$U™$t7Ï9 ö/ä3ø‹n=tæ $uΖø9t“Ρr& ô‰s% tΠyŠ#u™ û©Í_t6≈tƒ óΟßγ¯=yès9 «!$# ÏM≈tƒ#u™ ô⎯ÏΒ šÏ9≡sŒ 4 ×öyz y7Ï9≡sŒ 3“uθø)−G9$# â¨$t7Ï9uρ ∩⊄∉∪ tβρã©.¤‹tƒ Artinya: “Wahai anak cucu Adam!. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu, serta pakaian takwa itulah yang paling baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudahmudahan mereka selalu ingat.”
QS. Al-A’raf (7): 27
z⎯ÏiΒ Νä3÷ƒuθt/r& ylt÷zr& !$yϑx. ß⎯≈sÜø‹¤±9$# ãΝà6¨Ψt⊥ÏFøtƒ Ÿω tΠyŠ#u™ û©Í_t6≈tƒ öΝä31ttƒ …絯ΡÎ) 3 !$yϑÍκÌE≡u™öθy™ $yϑßγtƒÎãÏ9 $yϑåκy$t7Ï9 $yϑåκ÷]tã äíÍ”∴tƒ Ïπ¨Ζyfø9$# u™!$u‹Ï9÷ρr& t⎦⎫ÏÜ≈uŠ¤±9$# $uΖù=yèy_ $¯ΡÎ) 3 öΝåκtΞ÷ρts? Ÿω ß]ø‹ym ô⎯ÏΒ …çµè=‹Î6s%uρ uθèδ ∩⊄∠∪ tβθãΖÏΒ÷σムŸω t⎦⎪Ï%©#Ï9 Artinya: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orangorang yang tidak beriman.”
QS. Al-Nahl (16): 14
$wƒÌsÛ $Vϑóss9 çµ÷ΖÏΒ (#θè=à2ù'tGÏ9 tóst7ø9$# t¤‚y™ ”Ï%©!$# uθèδuρ ϵŠÏù tÅz#uθtΒ šù=àø9$# ”ts?uρ $yγtΡθÝ¡t6ù=s? ZπuŠù=Ïm çµ÷ΨÏΒ (#θã_Ì÷‚tGó¡n@uρ ∩⊇⊆∪ šχρãä3ô±s? öΝà6¯=yès9uρ ⎯Ï&Î#ôÒsù ∅ÏΒ (#θäótFö7tFÏ9uρ Artinya: “Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” QS. Al-Nahl (16): 112
$yγè%ø—Í‘ $yγ‹Ï?ù'tƒ Zπ¨ΖÍ≥yϑôÜ•Β ZπoΨÏΒ#u™ ôMtΡ$Ÿ2 Zπtƒös% WξsWtΒ ª!$# z>uŸÑuρ }¨$t6Ï9 ª!$# $yγs%≡sŒr'sù «!$# ÉΟãè÷Ρr'Î/ ôNtxx6sù 5β%s3tΒ Èe≅ä. ⎯ÏiΒ #Y‰xîu‘ ∩⊇⊇⊄∪ šχθãèuΖóÁtƒ (#θçΡ$Ÿ2 $yϑÎ/ Å∃öθy‚ø9$#uρ Æíθàfø9$# Artinya: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”
QS. Al-Kahfi (18): 31
$pκÏù tβöθ¯=ptä† ã≈pκ÷ΞF{$# ãΝÍκÉJøtrB ⎯ÏΒ “ÌøgrB 5βô‰tã àM≈¨Ζy_ öΝçλm; y7Íׯ≈s9'ρé& <¨ß‰Ζß™ ⎯ÏiΒ #ZôØäz $¹/$u‹ÏO tβθÝ¡t6ù=tƒuρ 5=yδsŒ ⎯ÏΒ u‘Íρ$y™r& ô⎯ÏΒ ôMoΨÝ¡ymuρ Ü>#uθ¨W9$# zΝ÷èÏΡ 4 Å7Í←!#u‘F{$# ’n?tã $pκÏù t⎦⎫Ï↔Å3−G•Β 5−uö9tGó™Î)uρ ∩⊂⊇∪ $Z)xs?öãΒ Artinya: “Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.”
QS. AlAnbiya’(21): 80
ö≅yγsù ( öΝä3Å™ù't/ .⎯ÏiΒ Νä3oΨÅÁósçGÏ9 öΝà6©9 <¨θç7s9 sπyè÷Ψ|¹ çµ≈oΨ÷Κ¯=tæuρ ∩∇⊃∪ tβρãÅ3≈x© öΝçFΡr& Artinya: “Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
QS. Al-Hajj (22): 23
;M≈¨Ζy_ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# ã≅Åzô‰ãƒ ©!$# χÎ) 5=yδsŒ ⎯ÏΒ u‘Íρ$y™r& ô⎯ÏΒ $yγŠÏù šχöθ¯=ptä† ã≈yγ÷ΡF{$# $yγÏFøtrB ⎯ÏΒ “ÌøgrB ∩⊄⊂∪ ÖƒÌym $yγŠÏù öΝßγß™$t7Ï9uρ ( #Zσä9÷σä9uρ Artinya: “Sesungguhnya Allah memasukkan orangorang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.”
QS. AlFurqan (25): 47
u‘$pκ¨]9$# Ÿ≅yèy_uρ $Y?$t7ß™ tΠöθ¨Ζ9$#uρ $U™$t7Ï9 Ÿ≅øŠ©9$# ãΝä3s9 Ÿ≅yèy_ “Ï%©!$# uθèδuρ ∩⊆∠∪ #Y‘θà±èΣ Artinya: “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.”
QS. Fathir (35): 12
#x‹≈yδuρ …çµç/#uŸ° ÔÍ←!$y™ ÔN#tèù Ò>õ‹tã #x‹≈yδ Èβ#tóst7ø9$# “ÈθtGó¡o„ $tΒuρ tβθã_Ì÷‚tFó¡n@uρ $wƒÌsÛ $Vϑóss9 tβθè=à2ù's? 9e≅ä. ⎯ÏΒuρ ( Ól%y`é& ìxù=ÏΒ ⎯Ï&Î#ôÒsù ⎯ÏΒ (#θäótGö;tGÏ9 tÅz#uθtΒ ÏµŠÏù y7ù=àø9$# “ts?uρ ( $yγtΡθÝ¡t6ù=s? ZπuŠù=Ïm ∩⊇⊄∪ šχρãà6ô±n@ öΝä3¯=yès9uρ Artinya: “Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.”
QS. Fathir (35): 33
5=yδsŒ ⎯ÏΒ u‘Íρ$y™r& ô⎯ÏΒ $pκÏù tβöθ¯=ptä† $pκtΞθè=äzô‰tƒ 5βô‰tã àM≈¨Ζy_ ∩⊂⊂∪ ÖƒÌym $pκÏù öΝåκÞ$t7Ï9uρ ( #Zσä9÷σä9uρ Artinya: “(Bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk
ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.” QS. AlDukhan (44): 53
QS. AlNaba’(78): 10
∩∈⊂∪ š⎥⎫Î=Î7≈s)tG•Β 5−uö9tGó™Î)uρ <¨ß‰Ζß™ ⎯ÏΒ tβθÝ¡t6ù=tƒ Artinya: “Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan”. ∩⊇⊃∪ $U™$t7Ï9 Ÿ≅ø‹©9$# $uΖù=yèy_uρ Artinya: “Dan pakaian.”
Kami
jadikan
malam
sebagai
¾ Ayat tentang Tsiya>b QS. Hud (11): 5
t⎦⎫Ïm Ÿωr& 4 çµ÷ΖÏΒ (#θà÷‚tFó¡u‹Ï9 óΟèδu‘ρ߉߹ tβθãΖø[tƒ öΝåκ¨ΞÎ) Iωr& 7ΟŠÎ=tæ …çµ¯ΡÎ) 4 tβθãΨÎ=÷èム$tΒuρ šχρ•Å£ãƒ $tΒ ãΝn=÷ètƒ óΟßγt/$uŠÏO tβθà±øótGó¡o„ ∩∈∪ Í‘ρ߉Á9$# ÏN#x‹Î/ Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri dari padanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati.”
QS. Al-Kahfi (18): 31
$pκÏù tβöθ¯=ptä† ã≈pκ÷ΞF{$# ãΝÍκÉJøtrB ⎯ÏΒ “ÌøgrB 5βô‰tã àM≈¨Ζy_ öΝçλm; y7Íׯ≈s9'ρé& <¨ß‰Ζß™ ⎯ÏiΒ #ZôØäz $¹/$u‹ÏO tβθÝ¡t6ù=tƒuρ 5=yδsŒ ⎯ÏΒ u‘Íρ$y™r& ô⎯ÏΒ ôMoΨÝ¡ymuρ Ü>#uθ¨W9$# zΝ÷èÏΡ 4 Å7Í←!#u‘F{$# ’n?tã $pκÏù t⎦⎫Ï↔Å3−G•Β 5−uö9tGó™Î)uρ ∩⊂⊇∪ $Z)xs?öãΒ Artinya: “Mereka itulah (orang-orang yang) bagi
mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” QS. Al-Hajj (22): 19
(#ρãxŸ2 t⎦⎪Ï%©!$$sù ( öΝÍκÍh5u‘ ’Îû (#θßϑ|ÁtG÷z$# Èβ$yϑóÁyz Èβ#x‹≈yδ ãΝ‹Ïϑptø:$# ãΝÍκÅρâ™â‘ É−öθsù ⎯ÏΒ =|Áム9‘$¯Ρ ⎯ÏiΒ Ò>$uŠÏO öΝçλm; ôMyèÏeÜè% ∩⊇®∪ Artinya: “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.”
QS. Al-Nuur (24): 58
óΟä3ãΖ≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ t⎦⎪Ï%©!$# ãΝä3ΡÉ‹ø↔tGó¡uŠÏ9 (#θãΖtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ Íο4θn=|¹ È≅ö7s% ⎯ÏiΒ 4 ;N≡§tΒ y]≈n=rO óΟä3ΖÏΒ zΝè=çtø:$# (#θäóè=ö7tƒ óΟs9 t⎦⎪Ï%©!$#uρ Íο4θn=|¹ ω÷èt/ .⎯ÏΒuρ ÍοuÎγ©à9$# z⎯ÏiΒ Νä3t/$u‹ÏO tβθãèŸÒs? t⎦⎫Ïnuρ Ìôfxø9$# 7y$uΖã_ öΝÎγøŠn=tæ Ÿωuρ ö/ä3ø‹n=tæ š[ø‹s9 4 öΝä3©9 ;N≡u‘öθtã ß]≈n=rO 4 Ï™!$t±Ïèø9$# y7Ï9≡x‹x. 4 <Ù÷èt/ 4’n?tã öΝà6àÒ÷èt/ /ä3ø‹n=tæ šχθèù≡§θsÛ 4 £⎯èδy‰÷èt/ ∩∈∇∪ ÒΟŠÅ3ym íΟŠÎ=tæ ª!$#uρ 3 ÏM≈tƒFψ$# ãΝä3s9 ª!$# ß⎦Îi⎫t7ムArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari). Yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-
ayat bagi kamu. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS. Al-Nuur (24): 60
∅ÎγøŠn=tæ }§øŠn=sù %[n%s3ÏΡ tβθã_ötƒ Ÿω ©ÉL≈©9$# Ï™!$|¡ÏiΨ9$# z⎯ÏΒ ß‰Ïã≡uθs)ø9$#uρ βr&uρ ( 7πuΖƒÌ“Î/ ¤M≈y_Îhy9tFãΒ uöxî ∅ßγt/$uŠÏO š∅÷èŸÒtƒ βr& îy$oΨã_ ∩∉⊃∪ ÒΟŠÎ=tæ ìì‹Ïϑy™ ª!$#uρ 3 ∅ßγ©9 ×öyz š∅øÏ÷ètFó¡o„ Artinya: “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), Tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan Berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana.
QS. Nuh (71): 7
öΝÍκÍΞ#sŒ#u™ þ’Îû ÷ΛàιyèÎ6≈|¹r& (#þθè=yèy_ óΟßγs9 tÏøótGÏ9 öΝßγè?öθtãyŠ $yϑ¯=à2 ’ÎoΤÎ)uρ ∩∠∪ #Y‘$t6õ3ÏGó™$# (#ρçy9õ3tFó™$#uρ (#ρ•|Àr&uρ öΝåκu5$uŠÏO (#öθt±øótGó™$#uρ Artinya: “Dan Sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.”
QS. AlMudatsir (74): 4
Artinya: “Dan pakaianmu bersihkanlah”.
QS. Al-Insan (76): 21
7πÒÏù ⎯ÏΒ u‘Íρ$y™r& (#þθ=ãmuρ ( ×−uö9tGó™Î)uρ ×ôØäz C¨ß‰Ζß™ Ü>$u‹ÏO öΝåκuÎ=≈tã
∩⊆∪ öÎdγsÜsù y7t/$u‹ÏOuρ
∩⊄⊇∪ #·‘θßγsÛ $\/#tx© öΝåκ›5u‘ öΝßγ9s)y™uρ Artinya: “Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang suci.”
¾ Ayat tentang Sara>bi>l QS. Ibrahim (14): 50
∩∈⊃∪ â‘$¨Ψ9$# ãΝßγyδθã_ãρ 4©y´øós?uρ 5β#tÏÜs% ⎯ÏiΒ Οßγè=‹Î/#ty™ Artinya: “Pakaian mereka adalah dari pelangkin dan muka mereka ditutup oleh api neraka.”
QS. Al-Nahl (16): 81
ÉΑ$t6Éfø9$# z⎯ÏiΒ /ä3s9 Ÿ≅yèy_uρ Wξ≈n=Ïß šYn=y{ $£ϑÏiΒ /ä3s9 Ÿ≅yèy_ ª!$#uρ Οä3ŠÉ)s? Ÿ≅‹Î/≡ty™uρ §ysø9$# ãΝà6‹É)s? Ÿ≅‹Î/≡u| öΝä3s9 Ÿ≅yèy_uρ $YΨ≈oΨò2r& šχθßϑÎ=ó¡è@ öΝä3ª=yès9 öΝà6ø‹n=tæ …çµtGyϑ÷èÏΡ ΟÏFムy7Ï9≡x‹x. 4 öΝà6y™ù't/ ∩∇⊇∪ Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan. Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gununggunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
¾ Ayat tentang Qami>s} QS. Yusuf (12): 18
öΝä3s9 ôMs9§θy™ ö≅t/ tΑ$s% 4 5>É‹x. 5Θy‰Î/ ⎯ϵÅÁŠÏϑs% 4’n?tã ρâ™!%y`uρ tβθàÅÁs? $tΒ 4’n?tã ãβ$yètGó¡ßϑø9$# ª!$#uρ ( ×≅ŠÏΗsd ×ö9|Ásù ( #\øΒr& öΝä3Ý¡àΡr& ∩⊇∇∪ Artinya: “Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku[746]). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."
QS. Yusuf (12): 25
#t$s! $yδy‰Íh‹y™ $uŠxø9r&uρ 9ç/ߊ ⎯ÏΒ …çµ|ÁŠÏϑs% ôN£‰s%uρ z>$t7ø9$# $s)t6tGó™$#uρ z⎯yfó¡ç„ βr& HωÎ) #¹™þθß™ y7Ï=÷δr'Î/ yŠ#u‘r& ô⎯tΒ â™!#t“y_ $tΒ ôMs9$s% 4 É>$t7ø9$#
∩⊄∈∪ ÒΟŠÏ9r& ëU#x‹tã ÷ρr& Artinya: “Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan Kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" QS. Yusuf (12): 26
βÎ) !$yγÎ=÷δr& ô⎯ÏiΒ Ó‰Ïδ$x© y‰Îγx©uρ 4 ©Å¤ø¯Ρ ⎯tã ©Í_ø?yŠuρ≡u‘ }‘Ïδ tΑ$s% t⎦⎫Î/É‹≈s3ø9$# z⎯ÏΒ uθèδuρ ôMs%y‰|Ásù 9≅ç6è% ⎯ÏΒ £‰è% …çµÝÁŠÏϑs% šχ%x. ∩⊄∉∪ Artinya: “Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, Maka wanita itu benar dan Yusuf Termasuk orangorang yang dusta.”
QS. Yusuf (12): 27
t⎦⎫Ï%ω≈¢Á9$# z⎯ÏΒ uθèδuρ ôMt/x‹s3sù 9ç/ߊ ⎯ÏΒ £‰è% …çµÝÁŠÏϑs% tβ%x. βÎ)uρ ∩⊄∠∪ Artinya: “Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, Maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf Termasuk orang-orang yang benar."
QS. Yusuf (12): 28
¨βÎ) ( £⎯ä.ωø‹Ÿ2 ⎯ÏΒ …絯ΡÎ) tΑ$s% 9ç/ߊ ⎯ÏΒ £‰è% …çµ|ÁŠÏϑs% #u™u‘ $£ϑn=sù ∩⊄∇∪ ×Λ⎧Ïàtã £⎯ä.y‰ø‹x. Artinya: “Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, Sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar."
QS. Yusuf (12): 93
#ZÅÁt/ ÏNù'tƒ ’Î1r& ϵô_uρ 4’n?tã çνθà)ø9r'sù #x‹≈yδ ©Å‹Ïϑs)Î/ (#θç7yδøŒ$#
∩®⊂∪ š⎥⎫Ïèyϑô_r& öΝà6Î=÷δr'Î/ †ÎΤθè?ù&uρ Artinya: “Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah Dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku". ¾ Ayat tentang Jala>bi>b, Khumur, dan Ri>sy QS. AlAhzab (33): 59
š⎥⎫ÏΡô‰ãƒ t⎦⎫ÏΖÏΒ÷σßϑø9$# Ï™!$|¡ÎΣuρ y7Ï?$uΖt/uρ y7Å_≡uρø—X{ ≅è% ©É<¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ 3 t⎦ø⎪sŒ÷σムŸξsù z⎯øùt÷èムβr& #’oΤ÷Šr& y7Ï9≡sŒ 4 £⎯ÎγÎ6Î6≈n=y_ ⎯ÏΒ £⎯Íκön=tã ∩∈®∪ $VϑŠÏm§‘ #Y‘θàxî ª!$# šχ%x.uρ Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS. Al-Nuur (24): 31
£⎯ßγy_ρãèù z⎯ôàxøts†uρ £⎯ÏδÌ≈|Áö/r& ô⎯ÏΒ z⎯ôÒàÒøótƒ ÏM≈uΖÏΒ÷σßϑù=Ïj9 ≅è%uρ £⎯ÏδÌßϑ胿2 t⎦ø⌠ÎôØu‹ø9uρ ( $yγ÷ΨÏΒ tyγsß $tΒ ωÎ) £⎯ßγtFt⊥ƒÎ— š⎥⎪ωö7ムŸωuρ ÷ρr& ∅ÎγÏFs9θãèç7Ï9 ωÎ) £⎯ßγtFt⊥ƒÎ— š⎥⎪ωö7ムŸωuρ ( £⎯ÍκÍ5θãŠã_ 4’n?tã Ï™!$oΨö/r& ÷ρr& ∅ÎγÍ←!$oΨö/r& ÷ρr& ∅ÎγÏGs9θãèç/ Ï™!$t/#u™ ÷ρr& ∅ÎγÍ←!$t/#u™ £⎯ÎγÏ?≡uθyzr& û©Í_t/ ÷ρr& ∅ÎγÏΡ≡uθ÷zÎ) û©Í_t/ ÷ρr& £⎯ÎγÏΡ≡uθ÷zÎ) ÷ρr& ∅ÎγÏGs9θãèç/ ’Í<'ρé& Îöxî š⎥⎫ÏèÎ7≈−F9$# Íρr& £⎯ßγãΖ≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒ ÷ρr& £⎯ÎγÍ←!$|¡ÎΣ ÷ρr& 4’n?tã (#ρãyγôàtƒ óΟs9 š⎥⎪Ï%©!$# È≅øÏeÜ9$# Íρr& ÉΑ%y`Ìh9$# z⎯ÏΒ Ïπt/ö‘M}$# ⎯ÏΒ t⎦⎫Ïøƒä† $tΒ zΝn=÷èã‹Ï9 £⎯ÎγÎ=ã_ö‘r'Î/ t⎦ø⌠ÎôØo„ Ÿωuρ ( Ï™!$|¡ÏiΨ9$# ÏN≡u‘öθtã ÷/ä3ª=yès9 šχθãΖÏΒ÷σßϑø9$# tµ•ƒr& $·èŠÏΗsd «!$# ’n<Î) (#þθç/θè?uρ 4 £⎯ÎγÏFt⊥ƒÎ— ∩⊂⊇∪ šχθßsÎ=øè?
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau puteraputera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” QS. Al-A’raf (7): 26
( $W±„Í‘uρ öΝä3Ï?≡u™öθy™ “Í‘≡uθム$U™$t7Ï9 ö/ä3ø‹n=tæ $uΖø9t“Ρr& ô‰s% tΠyŠ#u™ û©Í_t6≈tƒ óΟßγ¯=yès9 «!$# ÏM≈tƒ#u™ ô⎯ÏΒ šÏ9≡sŒ 4 ×öyz y7Ï9≡sŒ 3“uθø)−G9$# â¨$t7Ï9uρ ∩⊄∉∪ tβρã©.¤‹tƒ Artinya: “Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
B. Hadits-Hadits tentang Pakaian Tidak hanya di dalam al-Qur’an, pembahasan tentang pakaian juga muncul dalam hadits-hadits Nabi Muhammad salla Allah ‘alayh wasallam. Pada pembahasan di atas, beberapa hadits tentang pakaian telah
dibahas. Sementara itu, untuk sedikit melengkapi, penulis tampilkan sejumlah hadits di bawah ini yang membicarakan tentang jenis-jenis pakaian. Di antaranya adalah hadits tentang pakaian sarung, celana, sandal, dan sepatu serta pakaian-pakaian lainnya. ل َ ﻋ ْﻨ ُﻬﻤَﺎ ﻗَﺎ َ ﻲ اﻟﱠﻠ ُﻪ َﺿ ِ س َر ٍ ﻋﺒﱠﺎ َ ﻦ ِ ﻦ ا ْﺏ ْﻋ َ ﻦ َز ْﻳ ٍﺪ ِ ﻦ ﺟَﺎ ِﺏ ِﺮ ْﺏ ْﻋ َ ﻦ دِﻳﻨَﺎ ٍر ُ ﻋ ْﻤﺮُو ْﺏ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َ ﺷ ْﻌ َﺒ ُﺔ ُ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ ﺁ َد ُم َ ﺠ ْﺪ ِ ﻦ َﻟ ْﻢ َﻳ ْ ﻞ َو َﻡ َ ﺴﺮَاوِﻳ ﺲ اﻟ ﱠ ْ ﺠ ْﺪ ا ْﻟِﺈزَا َر َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻠ َﺒ ِ ﻦ َﻟ ْﻢ َﻳ ْ ل َﻡ َ ت َﻓﻘَﺎ ٍ ﺳﱠﻠ َﻢ ِﺏ َﻌ َﺮﻓَﺎ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﱠﻠ ُﻪ َ ﻲ ﻄ َﺒﻨَﺎ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱡ َﺧ َ ﻦ ِ ﺨ ﱠﻔ ْﻴ ُ ﺲ ا ْﻟ ْ ﻦ َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻠ َﺒ ِ اﻟ ﱠﻨ ْﻌَﻠ ْﻴ Artinya: “Telah diriwayatkan A>dam telah diriwayatkan Syu’bah telah
diriwayatkan ‘Amru> bin Dina>r dari Ja>bir bin Zayd dari Ibn ‘Abbas rad}iya Alla>h ‘anhuma> ia berkata dari Nabi s}alla> Alla>h ‘alayh wa-sallam beliau bersabda, “Barang siapa tidak mendapatkan sarung hendaklah memakai celana, dan barang siapa tidak mendapatkan sepasang sandal hendaklah memakai sepasang sepatu.” (HR. Bukha>ri nomor 1712 kitab al-H}ajj) Setelah ditakhrij, hadits tersebut terdapat pula pada S}ah}i>h} Muslim nomor 2015 dalam kitab al-H}ajj. Dalam hadits yang lain disebutkan: ل اﻟﱠﻠ ِﻪ ﻡَﺎ َ ل ﻳَﺎ َرﺳُﻮ َ ﻞ َﻓﻘَﺎ ٌﺟ ُ ل ﻗَﺎ َم َر َ ﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟﱠﻠ ِﻪ ﻗَﺎ َ ﻦ ْﻋ َ ﻦ ﻥَﺎ ِﻓ ٍﻊ ْﻋ َ ﺟ َﻮ ْﻳ ِﺮ َﻳ ُﺔ ُ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َ ﻞ َ ﺳﻤَﺎﻋِﻴ ْ ﻦ ِإ ُ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ ﻡُﻮﺳَﻰ ْﺏ َ ن ْ ف ِإﻟﱠﺎ َأ َ ﺨﻔَﺎ ِ ﺲ وَا ْﻟ َ ﻞ وَا ْﻟ َﻌﻤَﺎ ِﺋ َﻢ وَا ْﻟ َﺒﺮَا ِﻥ َ ﺴﺮَاوِﻳ ﺺ وَاﻟ ﱠ َ ل ﻟَﺎ َﺗ ْﻠ َﺒﺴُﻮا ا ْﻟ َﻘﻤِﻴ َ ﺣ َﺮ ْﻡﻨَﺎ ﻗَﺎ ْ ﺲ ِإذَا َأ َ ن َﻥ ْﻠ َﺒ ْ َﺗ ْﺄ ُﻡ ُﺮﻥَﺎ َأ ن ٌ ﻋ َﻔﺮَا ْ ب َﻡﺴﱠ ُﻪ َز ِ ﻦ اﻟ ﱢﺜﻴَﺎ ْ ﺷ ْﻴﺌًﺎ ِﻡ َ ﻦ َوﻟَﺎ َﺗ ْﻠ َﺒﺴُﻮا ِ ﻦ ا ْﻟ َﻜ ْﻌ َﺒ ْﻴ ْ ﻞ ِﻡ َ ﺳ َﻔ ْ ﻦ َأ ِ ﺨ ﱠﻔ ْﻴ ُ ﺲ ا ْﻟ ْ ن َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻠ َﺒ ِ ﺲ َﻟ ُﻪ َﻥ ْﻌﻠَﺎ َ ﻞ َﻟ ْﻴ ٌﺟ ُ ن َر َ َﻳﻜُﻮ س ٌ َوﻟَﺎ َو ْر Artinya: “Telah diriwayatkan Mu>sa> bin Isma>’i>l telah diriwayatkan Juwayri>yah dari Na>fi’ dari ‘Abd Alla>h dia berkata,”Seorang laki-laki berdiri dan berkata, “Wahai Rasul Allah, apa yang engkau perintahkan kepada kami untuk kami pakai jika kami ihram?. Beliau bersabda, “Janganlah kamu memakai gamis, celana, sorban, burnus, dan sepatu. Kecuali seorang laki-laki yang tidak memiliki sepasang sandal maka hendaklah memakai sepasang sepatu yang lebih rendah dari kedua mata kaki. Jangan pula kalian memakai pakaian yang diolesi za’faran dan wars.” (HR.Bukha>ri) Mengenai pakaian jenis sorban juga terdapat dalam hadits berikut ini.
ل اﻟﱠﻠ ِﻪ َ ن َرﺳُﻮ ﻦ ﺟَﺎ ِﺏ ٍﺮ َأ ﱠ ْﻋ َ ﻦ َأﺏِﻲ اﻟ ﱡﺰ َﺏ ْﻴ ِﺮ ْﻋ َ ﻲ ﻋﻤﱠﺎ ٍر اﻟ ﱡﺪ ْه ِﻨ ﱢ َ ﻦ ْﻋ َ ﻚ ٌ ﺷﺮِﻳ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َ ﻲ ﻋﱡ ِ ﺨﺰَا ُ ﺳَﻠ َﻤ َﺔ ا ْﻟ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َأﺏُﻮ َ ﺳ ْﻮدَا ُء َ ﻋﻤَﺎ َﻡ ٌﺔ ِ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َ ﺢ َﻡ ﱠﻜ َﺔ َو ِ ﻞ َﻳ ْﻮ َم ا ْﻟ َﻔ ْﺘ َﺧ َ ﺳﱠﻠ َﻢ َد َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠ ُﻪ َ
Abu> Salamah al-Khaza>’i> telah diriwayatkan Syari>k dari ‘Amma>r al-Dahni>y dari Abi> Zubayr dari Ja>bir bahwa Rasulullah s}alla> Alla>h ‘alayh wa-sallam masuk kota Makkah pada Artinya: “Telah diriwayatkan oleh
hari pembebasan kota Makkah dengan mengenakan sorban hitam.”1 Melalui proses takhrij, hadits di atas terdapat pula pada S}ah}i>h} Muslim kitab al-Hajj nomor 2418 dan 2419, Sunan al-Tirmiz}i> kitab al-
Liba>s an Rasu>l Alla>h nomor 1657. Sunan al-Nasa>’i kitab manasik al-Hajj nomor 2820. Sunan al-Nasa>’i kitab al-Zi>nah nomor 5249 dan 5250. Sunan Abi> Da>wud kitab al-Liba>s nomor 3554. Sunan Ibn Majah kitab al-Jiha>d nomor 2812. Sunan al-Da>rimi> kitab al-Mana>sik nomor 1858. Ada pula pakaian jenis ketopong besi (Mighfar) yang biasa dipakai sewaktu perang. Haditsnya berbunyi berikut ini: ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠ ُﻪ َ ﻲ ن اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱠ ﻋ ْﻨ ُﻪ َأ ﱠ َ ﻲ اﻟﱠﻠ ُﻪ َﺿ ِ ﺲ َر ٍ ﻦ َأ َﻥ ْﻋ َ ي ﻦ اﻟ ﱡﺰ ْه ِﺮ ﱢ ْﻋ َ ﻚ ٌ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ ﻡَﺎِﻟ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َأﺏُﻮ ا ْﻟ َﻮﻟِﻴ ِﺪ َ ﺳ ِﻪ ا ْﻟ ِﻤ ْﻐ َﻔ ُﺮ ِ ﻋﻠَﻰ َر ْأ َ ﺢ َو ِ ﻞ َﻡ ﱠﻜ َﺔ ﻋَﺎ َم ا ْﻟ َﻔ ْﺘ َﺧ َ َد Artinya: “Telah diriwayatka oleh Abu> al-Wali>d telah diriwayatkan oleh
Ma>lik dari al-Zuhri>y dari Anas rad}iya Alla>h ‘anhu bahwa Nabi s}alla> Alla>h ‘alayh wa-sallam masuk ke kota Makkah pada tahun pembebasan dengan memakai ketopong besi di atas kepalanya.”2 Melalui proses takhrij, hadits di atas terdapat pada S}ah}i>h} Muslim kitab al-H}ajj nomor 2417, Sunan al-Tirmiz}i> kitab al-Jiha>d an Rasu>l Alla>h 1
Hadits Riwayat Ah}mad dalam Musnad Ah}mad kitab Ba>qi> Musnad al-Muksari>n nomor 14624 dalam CD Mawsu’ah Hadits al-Syarif. 2
Hadits Riwayat Bukha>ri> dalam S}ah}i>h} al-Bukha>ri> kitab al-Liba>s bab al-Mighfar nomor 5361dalam CD Mawsu’ah Hadits al-Syari>f.
nomor 1616, Sunan al-Nasa>’i kitab Mana>sik al-H}ajj nomor 2818 dan 2819, Sunan Abi> Da>wud kitab al-Jiha>d nomor 2310, Sunan Ibn Majah kitab al-Jiha>d nomor 2795. Selain itu juga terdapat dalam Musnad Ah}mad kitab Ba>qi> Musnad al-Muksari>n nomor 11625, 12220, 12387, 12464, 12466, 12933, 13030, Muwaththa’ Ma>lik kitab al-H}ajj nomor 842, Sunan al-Da>rimi> kitab al-Mana>sik nomor 1857. Selain jenis-jenis pakaian yang disebut di atas, ada pula pakaian yang bernama Burdah, Hibarah, dan Syamlah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: ﻲ َﺿ ِ ﺳ ْﻌ ٍﺪ َر َ ﻦ َ ﻞ ْﺏ َ ﺳ ْﻬ َ ﺖ ُ ﺳ ِﻤ ْﻌ َ ل َ ﻦ َأﺏِﻲ ﺣَﺎ ِز ٍم ﻗَﺎ ْﻋ َ ﻦ ِ ﺣ َﻤ ْ ﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟ ﱠﺮ َ ﻦ ُ ب ْﺏ ُ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َﻳ ْﻌﻘُﻮ َ ﻦ ُﺏ َﻜ ْﻴ ٍﺮ ُ ﺤﻴَﻰ ْﺏ ْ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َﻳ َ ﺷ َﻴ ِﺘﻬَﺎ ِ ج ﻓِﻲ ﺣَﺎ ٌ ﻲ اﻟﺸﱠ ْﻤَﻠ ُﺔ َﻡ ْﻨﺴُﻮ َ ﻞ َﻟ ُﻪ َﻥ َﻌ ْﻢ ِه َ ن ﻡَﺎ ا ْﻟ ُﺒ ْﺮ َد ُة َﻓﻘِﻴ َ ل َأ َﺗ ْﺪرُو َ ت ا ْﻡ َﺮَأ ٌة ِﺏ ُﺒ ْﺮ َد ٍة ﻗَﺎ ْ ل ﺟَﺎ َء َ ﻋ ْﻨ ُﻪ ﻗَﺎ َ اﻟﱠﻠ ُﻪ َ ﻲ ﺧ َﺬهَﺎ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱡ َ ﺖ َه ِﺬ ِﻩ ِﺏ َﻴﺪِي َأ ْآﺴُﻮ َآﻬَﺎ َﻓَﺄ ُ ﺠ ْﺴ َ ل اﻟﱠﻠ ِﻪ ِإﻥﱢﻲ َﻥ َ ﺖ ﻳَﺎ َرﺳُﻮ ْ ﻗَﺎَﻟ ﺤﺘَﺎﺟًﺎ ِإَﻟ ْﻴﻬَﺎ ْ ﺳﱠﻠ َﻢ ُﻡ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﱠﻠ ُﻪ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﱠﻠ ُﻪ َ ﻲ ﺲ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱡ َ ﺠَﻠ َ ل َﻥ َﻌ ْﻢ َﻓ َ ﺴﻨِﻴﻬَﺎ َﻓﻘَﺎ ُ ل اﻟﱠﻠ ِﻪ ا ْآ َ ﻦ ا ْﻟ َﻘ ْﻮ ِم ﻳَﺎ َرﺳُﻮ ْ ﻞ ِﻡ ٌﺟ ُ ل َر َ ج ِإَﻟ ْﻴﻨَﺎ َوِإ ﱠﻥﻬَﺎ ِإزَا ُر ُﻩ َﻓﻘَﺎ َ ﺨ َﺮ َ َﻓ ﺳَﺄ ْﻟ َﺘﻬَﺎ ِإﻳﱠﺎ ُﻩ َﻟ َﻘ ْﺪ َ ﺖ َ ﺴ ْﻨ َﺣ ْ ل َﻟ ُﻪ ا ْﻟ َﻘ ْﻮ ُم ﻡَﺎ َأ َ ﻞ ِﺏﻬَﺎ ِإَﻟ ْﻴ ِﻪ َﻓﻘَﺎ َﺳ َ ﻄﻮَاهَﺎ ُﺛﻢﱠ َأ ْر َ ﺟ َﻊ َﻓ َ ﺲ ُﺛﻢﱠ َر ِ ﺠِﻠ ْ ﺳﱠﻠ َﻢ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻤ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﺖ َآ َﻔ َﻨ ُﻪ ْ ﻞ َﻓﻜَﺎ َﻥ ٌ ﺳ ْﻬ َ ل َ ت ﻗَﺎ ُ ن َآ َﻔﻨِﻲ َﻳ ْﻮ َم َأﻡُﻮ َ ﺳَﺄ ْﻟ ُﺘ ُﻪ ِإﻟﱠﺎ ِﻟ َﺘﻜُﻮ َ ﻞ وَاﻟﱠﻠ ِﻪ ﻡَﺎ ُﺟ ُ ل اﻟﺮﱠ َ ﺖ َأﻥﱠ ُﻪ ﻟَﺎ َﻳ ُﺮدﱡ ﺳَﺎ ِﺋﻠًﺎ َﻓﻘَﺎ َ ﻋِﻠ ْﻤ َ Artinya:”Telah diriwayatkan Yah}ya> bin Bukayr telah diriayatkan Ya’qu>b
bin ‘Abd al-Rahman dari Abi> H}a>zim ia berkata, “Saya mendengar Sahl bin Sa’d rad}iya Alla>h ‘anhu berkata, “Seorang wanita datang membawa burdah. Kata Sahl, “Tahukah kamu apa itu burdah?. Jawabnya, “Tahu. yaitu Syamlah yang memakai tenunan di pinggirnya. Kemudian wanita itu berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah s}alla Alla>h ‘alayh wasallam, saya tenun ini dengan tangan saya sendiri untuk saya serahkan sebagai pakaian anda. Maka, karena membutuhkan pakaian itu, Rasulullah mengambilnya dan beliau pun keluar kepada kami dengan memakai pakaian tersebut sebagai sarungnya. Seorang laki-laki di antara orang-orang itu menyentuh dengan tangannya, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, berikanlah ini untuk pakaian saya.” Kata Rasulullah, “Baiklah.” Lalu beliau duduk dalam majelis itu selama dikehendaki Allah, kemudian beliau kembali. Lalu dilipatnya kain itu kemudian dikirimkan
kepada laki-laki tadi. Maka orang-orang berkata kepadanya,”Alangkah pintarnya kamu. Kamu tahu bahwa beliau tidak akan menolak permintaan orang.” Maka jawab laki-laki itu, “Demi Allah. Saya takkan memintanya kecuali agar ia menjadi kin kafan saya di kala saya meninggal nanti. Kata Sahl, “Maka kain itu benar-benar mejadi kain kafannya.”3 Setelah ditakhrij, hadits ini terdapat pada Sunan al-Nasa>’i kitab al-
Zi>nah nomor 5226, Sunan Ibn Majah kitab al-Liba>s nomor 3545 dan Musnad Ah}mad kitab Ba>qi> Musnad al-Ans}a>r nomor 21759. Sementara itu, terdapat pula hadits yang khusus membahas tenttang tentang h}ibarah sebagaimana berikut ini. ﻲ اﻟﱠﻠ ُﻪ َﺿ ِ ﻚ َر ٍ ﻦ ﻡَﺎِﻟ ِ ﺲ ْﺏ ِ ﻦ َأ َﻥ ْﻋ َ ﻦ َﻗﺘَﺎ َد َة ْﻋ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨِﻲ َأﺏِﻲ َ ل َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ ُﻡﻌَﺎ ٌذ ﻗَﺎ َ ﺳ َﻮ ِد ْ ﻦ َأﺏِﻲ ا ْﻟَﺄ ُ ﻋ ْﺒ ُﺪ اﻟﱠﻠ ِﻪ ْﺏ َ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨِﻲ َ ﺤ َﺒ َﺮ َة ِ ﺴﻬَﺎ ا ْﻟ َ ن َﻳ ْﻠ َﺒ ْ ﺳﱠﻠ َﻢ َأ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﱠﻠ ُﻪ َ ﻲ ب ِإﻟَﻰ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ ِ ﺐ اﻟ ﱢﺜﻴَﺎ ﺣ ﱡ َ ن َأ َ ل آَﺎ َ ﻋ ْﻨ ُﻪ ﻗَﺎ َ Artinya: “ Telah diriwayatkan kepadaku ‘Abd Alla>h bin Abi> al-Aswad
telah diriwayatkan oleh Mu’a>z} ia berkata telah diriwayatkan kepadaku Ayahku dari Qata>dah dari Anas bin Ma>lik rad}iya Alla>h ‘anhu berkata,”Pakaian yang lebih disukai Nabi s}alla> Alla>h ‘alayh wa-sallam untuk dipakai adalah h}ibarah.”4 Setelah ditakhrij terdapat pada S}ah}i>h} Muslim kitab al-Liba>s wa-al-
Zi>nah nomor 3877 dan 3878, Sunan al-Tirmiz}i> kitab al-Libas an Rasu>l Alla>h nomor 1709, Sunan al-Nasa>’i kitab al-Zinah nomor 5220, Sunan Abi> Da>wud kitab al-Liba>s nomor 3538, Musnad Ah}mad kitab Ba>qi>
Musnad al-Muksari>n nomor 11507, 11929, 12438, 13134, dan 13594.
3
Hadits Riwayat Bukha>ri> dalam S}ah}i>h} Bukha>ri> kitab al-Buyu>’ nomor 1951 dalam CD Mawsu’ah Hadits al-Sya>rif. 4
Hadits Riwayat Buka>ri> dalam S}ah}i>h} Bukha>ri> kitab al-Liba>s nomor 5366 dalam CD Mawsu’ah Hadits al-Sya>rif.
Beberapa jenis pakaian di atas adalah hanya bersifat pelengkap wawasan semata. Bahwa, di dalam hadits-hadits Nabi Muhammad salla Allah ‘alahi al-sallam banyak sekali yang memuat tentang persoalan pakaian. Jika semua digali dan dituangkan di sini, maka akan memerlukan berlembar-lembar
kertas
untuk
menuliskannya.
Hal
ini
selain
membutuhkan waktu yang lama, penelitian ini juga akan terkesan melebar dan sangat luas. Oleh sebab itu, pembahasan mengenai hadits-hadits tentang pakaian tidak lain hanya dimuat sedikit sekali sebagai penguat dalil al-Qur’an dan bahkan penambah informasi saja.
CURRICULUM VITAE
Nama
: Siti Mariatul Kiptiyah
Tempat, Tanggal Lahir
: Tuban, 08 Nopember 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Asal
: Jln. Blora No. 919 Ds.Wotsogo Rt.006/Rw.008 Kec. Jatirogo Kab. Tuban, Jawa Timur
Email/Facebook
:
[email protected] /Mariatul Qibtiya
Nama Orang Tua Nama Ayah
: Sujati
Nama Ibu
: Siti Khalimah
Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Ayah
: Petani
Pekerjaan Ibu
:-
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Wotsogo III Jatirogo Tuban Jawa Timur
MTs
: MTs. Salafiyah Asy-Syafi’iyah Jatirogo Tuban Jawa Timur
MA
: MA. Salafiyah Asy-Syafi’iyah Jatirogo Tuban Jawa Timur
UIN Sunan Kalijaga : Sekarang (2010-2014)