INTERNALISASI NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASIMIYAH SOREK SATU KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN
OLEH
RUDI HARTONO NIM. 10711000663
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
INTERNALISASI NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASIMIYAH SOREK SATU KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I )
Oleh
RUDI HARTONO NIM. 10711000663
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
ABSTRAK
RUDI HARTONO (2012): INTERNALISASI NILAI- NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBLAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASIMIYAH SOREK SATU KECAMATAN PENGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses internalisasi nilai-nilai Aqidah Ahklak kedalam diri peserta didik dalam proses pembelajaran oleh guru pendidikan Aqidah Ahklak di madrasah tersebut. Internalisasi bertujuan untuk memberikan penghayatan kepada peserta didik dalam rangka membentuk perilaku yang baik. Dengan demikian kemampuan pendidik dalam menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Ahklak kedalam diri peserta didik dalam proses pembelajaran sangat menentukan dalam membina perilaku siswa. Untuk mengetahui bagaimana upaya pendidik dalam menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Ahklak dalam proses pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah Sorek Satu, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi langsung dan teknik wawancara kepada guru pendidikan Aqidah Ahklak yang berjumlah dua orang. Untuk memperoleh hasil dari penelitian ini, digunakan rumus:
Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data yang terkumpul,maka hasil penelitian ini adalah persentasenya 71,5% dengan Ketogori Sedang.
ABSTRACT
RUDI HARTONO ( 2012 ) : THE INTERNALIZATION OF AQIDAH AKHLAK VALUES IN LEARNING PROCESS IN JUNIOR ISLAMIC HIGH SCHOOL OF AL-QASIMIYAH SOREK SATU PANGKLAN KURAS DISRTICT PELALAWAN REGENCY
This research is conducted in Junior Islamic High School Of AlQasimiyah Sorek Satu Pangkalan Kuras District Pelalawan Regency. This research is aimed at finding out how the process of Internalization of Aqida Akhlak values in Students Self in learning process is, which is done by the teacher of Aqida Akhlak in the School. Internalization has purpose to give guidance to the students in order to form good attitude. Therefore, the ability of the teacher in internalizing Aqida Akhlak values to the students will be very influential in forming students’ attitude. To know how the effort of the teacher in internalizing aqida akhlak values in learning process and the factors which influence it in Islamic High School Of Al-Qasimiyah Sorek Satu is, so that this research is conducted. In collecting data, the writer used direct observation and interview to the two teachers of aqida akhlak. In analyzing data, the writer used formula:
Based on data analysis, so the result of the research is that the percentage is 71,5%. It is categorized in to Middle.
ﻣﻠﺨﺺ
رودي ھﺎرطﺎﻧﻮ ) :(2012اﺳﺘﺒﻄﺎن ﻓﻀﺎﺋﻞ ﻋﻘﯿﺪة اﻷﺧﻼق ﻓﻲ ﻋﻤﻠﯿﺔ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﺜﺎﻧﻮﯾﺔ اﻟﻘﺎﺳﻤﯿﺔ ﺳﻮرﯾﻚ ﺳﺎﺗﻮ ﺑﻤﺮﻛﺰ ﻓﺎﻧﻜﻼﻟﻦ ﻛﻮراس ﻣﻨﻄﻘﺔ ﻓﯿﻼﻻون.
اﻧﻌﻘﺪ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﺜﺎﻧﻮﯾﺔ اﻟﻘﺎﺳﻤﯿﺔ ﺳﻮرﯾﻚ ﺳﺎﺗﻮ ﺑﻤﺮﻛﺰ ﻓﺎﻧﻜﻼﻟﻦ ﻛﻮراس ﻣﻨﻄﻘﺔ ﻓﯿﻼﻻون ﺑﺤﯿﺚ ﻛﺎن ھﺪﻓﮫ ﻟﻤﻌﺮﻓﻰ ﻋﻤﻠﯿﺔ اﺳﺘﺒﻄﺎن ﻓﻀﺎﺋﻞ ﻋﻘﯿﺪة اﻷﺧﻼق ﻋﻠﻰ ﻧﻔﻮس اﻟﻄﻼب ﻓﻲ ﻋﻤﻠﯿﺔ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ اﻟﻤﺪرس ﻟﺪرس ﻋﻘﯿﺪة اﻷﺧﻼق .ﯾﮭﺪف اﻻﺳﺘﺒﻄﺎن ﻟﺘﻘﺪﯾﻢ اﻟﺘﺸﺠﯿﻊ ﻋﻠﻰ اﻟﻄﻼب ﻟﻨﯿﻞ اﻷﺧﻼق اﻟﻜﺮﯾﻤﺔ .وﺑﺬﻟﻚ ،ﺗﻘﺮر ﻗﺪرة اﻟﻄﻼب ﻋﻠﻰ اﺳﺘﺒﻄﺎن ﻓﻀﺎﺋﻞ ﻋﻘﯿﺪة اﻷﺧﻼق إﻟﻰ ﺗﺮﻗﯿﺔ ﻣﻮاﻗﻔﮭﻢ ،و ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﻣﺤﺎوﻟﺔ اﻟﻤﺪرﺳﯿﻦ ﻓﻲ اﺳﺘﺒﻄﺎن ﻓﻀﺎﺋﻞ ﻋﻘﯿﺪة اﻷﺧﻼق ﻓﻲ ﻋﻤﻠﯿﺔ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ و اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﺘﻲ ﺗﺆﺛﺮھﺎ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﺜﺎﻧﻮﯾﺔ اﻟﻘﺎﺳﻤﯿﺔ ﺳﻮرﯾﻚ ﺳﺎﺗﻮ ﺑﻤﺮﻛﺰ ﻓﺎﻧﻜﻼﻟﻦ ﻛﻮراس ﻣﻨﻄﻘﺔ ﻓﯿﻼﻻون ،ﻟﺬﻟﻚ ﻋﻘﺪ اﻟﺒﺎﺣﺚ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺑﺘﻘﻨﯿﺔ ﺟﻤﻊ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت ﻓﮭﻲ اﻟﻤﻼﺣﻈﺔ اﻟﻤﺒﺎﺷﺮة و ﺗﻘﻨﯿﺔ اﻟﻤﻘﺎﺑﻠﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺪرﺳﯿﻦ ﻟﺪرس ﻋﻘﯿﺪة اﻷﺧﻼق ﻧﺤﻮ ﺷﺨﺼﯿﻦ .ﺛﻢ ﻟﻨﯿﻞ ﺣﺼﻮل ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ اﺳﺘﺨﺪم اﻟﺒﺎﺣﺚ اﻟﺼﯿﻐﺔ اﻟﺘﺎﻟﯿﺔ: F X 100% N
P
ﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎم ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ و ﺑﻌﺪ ﺗﺤﻠﯿﻞ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت ﻛﺎﻧﺖ اﻟﺤﺼﻮل اﻟﺪراﺳﯿﺔ ھﻲ أن ﻧﺴﺒﺘﮭﺎ 5،71 ﻓﻲ اﻟﻤﺎﺋﺔ و ھﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺴﺘﻮى ﻣﻘﺒﻮل.
PENGHARGAAN Puji dan syukur kehadirat Allah SWT,. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini sebagai pesyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul Internalisasi Nilai-Nilai Aqidah Akhlak Dalam Proses Pembelajaran Di Madrasah Tsanawiyah Al- Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pengkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. Dalam penyelesaian skripsi ini,
tidak sedikit sumbangan dan jasa yang
penulis terimah dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam memuluskan jalannya penulisan ini dan dalam menyelesaikan masa studi penulis selama di UIN SUSKA ini. Dalam kesempatan ini penulis dengan hati yang tulus ikhlas serta bangga mengucapkan terimah kasih kepada Ibunda tercinta Mariati dan Ayahnda Steven Sagal yang telah bersusah payah demi mencari biaya dan kepada seluruh kelurga yang telah membantu dalam menyelesaikan kuliah penulis selama di UIN SUSKA ini. Selanjutnya Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Nazir Karim, Selaku Rektor UIN SUSKA RIAU 2. Ibu Dr. Helmiati, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA RIAU dan seluruh staf-stafnya 3. Bapak Dr. Amri Darwis, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh staf-stafnya
4. Bapak H. Mudasir, M.Pd, Selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini 5. Bapak Kepala Perpustakaan UIN SUSKA RIAU beserta staf-stafnya yang telah menyediakan fasilitas peminjaman buku 6. Bapak dan Ibu Dosen tenaga pengajar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mencurahkan banyak ilmunya 7. Ibu Drs. Rosdiana Kepala Madrasah Tsanawiyah Al- Qasimiyah Sorek Satu 8. Teristimewah buat adinda Gonang Cellyda yang selalu memberikan motivasi dengan cinta dan kasih sayangnya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini 9. Buat teman-teman satu kos,terutama Icon, S.Pd yang banyak memberikan bantuan dan waktunya 10. Seluruh teman-teman satu jurusan dan satu lokal dengan semangat perjuangannya dan saling member segala informasi Semoga Allah SWT,. membalas segala kebaikan yang diberikan, dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman khususnya bagi penulis sendiri. Pekanbaru, 27 Novenber 2012 Penulis
RUDI HARTONO 10711000663
DAFTAR ISI
Halaman PERSETUJUAN....................................................................................i PENGESAHAN .....................................................................................ii PENGHARGAAN .................................................................................iii ABSTRAK .............................................................................................v DAFTAR ISI..........................................................................................viii DAFTAR TABEL .................................................................................x BAB I PENDAHULUAN......................................................................1 A. B. C. D.
Latar Belakang.........................................................................1 Penegasan Istilah......................................................................6 Alasan Memilih Judul ..............................................................8 Permasalahan ...........................................................................8 1. Identifikasi Masalah .........................................................8 2. Batasan Masalah...............................................................9 3. Rumusan Masalah ............................................................9 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................10 1. Tujuan Penelitian..............................................................10 2. Manfaat Penelitian............................................................10 BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................11 A. Landasan ...................................................................................11 B. Konsep Operasional ..................................................................23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................25 A. Lokasi Penelitian.......................................................................25 B. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................25 C. Populasi dan Sampel .................................................................25 D. Teknik Pengumpulan Data........................................................26 E. Teknik Analisis Data.................................................................26 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA .................................28 A. Penyajian Data ..........................................................................28 B. Hasil Penelitian .........................................................................35 C. Analisis Data .............................................................................45
BAB V PENUTUP.................................................................................55 A. Kesimpulan ...............................................................................55 B. Saran-Saran ...............................................................................56 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................58 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan di luar sekolah. Maka dari itu peranan guru sangat penting karena dengan belajar pendidikan agama di Madrasah Tsanawiyah siswa dapat bertingkah laku dengan baik agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Dunia modern saat ini, termasuk di Indonesia ditandai oleh gejala kemerosotan akhlak yang benarbenar berada para taraf yang mengkhawatirkan. Oleh sebab itu semua bentuk pendidikan ( pesantren atau umum ) semuanya perlu modernisasi karena pengertian modernisasi berarti menyeimbangkan, memajukan, menggunakan kemudahan oleh teknologi serta memanfaatkan rasionalitas, beorientasi
kekinian dan masa depan. Namun modernisasi harus sejalan dengan AlQuar’an, Sunnah dan Ijtihad.1 Ilmu pengetahuan hendaknya dikembangkan dalam rangka bertaqwa dan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh S. Nasution dalam bukunya “ Asas-Asas Kurukulum “ intergrasi merupakan perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan , keseluruhan. Oleh kerenanya integrasi meniadakan batas-batas antara berbagai-bagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran berbentuk unit atau keseluruhan”.2 Hal ini penting ditegaskan, karena dorongan al-Qur’an untuk mempelajari fenomena alam dan sosial yang mesti diimbangi dengan perintah mengabdi kepada Allah dalam arti yang luas, termasuk
mengembangkan ilmu
pengetahuan. Motivasi ini telah ada sejak dahulu oleh para ilmuwan muslim seperti Al-Farabi, Ibn Rusyd, Ibnu Sina dan lainnya. Sebagaimana firman Allah:
ﻮﻠﯿﻌﻟﻢ اﻟﺬﯿﻦأﻮﺘﻮااﻟﻌﻠﻢاﻨﮫ اﻟﺤﻖ ﻤﻦﺮﺒﻚ ﻔﯿﺆﻤﻨواﺒﮫ ﻔﺘﺧﺒﺖ ﻠﮫ ﴾٥٤ ﴿ اﻠﺤﺞ
ﻘﻠوﺒﮭمיּ واﻦﷲ ﻠﮭﺎد اﻠﺬﯿﻦ أﻣﻨواإﻠﻰ ﺼﺮاﻄﻣﺴﺗﻘﯿم
Artinya: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ( Al- Hajj : 54 )
1 2
Amri Darwis.Kapita Selekta Pendidikan Islam. ( Pekanbaru: Ampujari: 2010 ), h.142 S. Nasution.Asas –Asas Kurikulum.( Jemmars:Bandung.1986 ), h. 162
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar yang berakar pada nilai-nilai Agama, kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Aqidah Akhlak merupakan bagian integral dari sistem pendidikan Nasional. Kegiatan belajar Aqidah Akhlak terhadap perilaku siswa dalam proses pembelajaran adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan dan diterapkan kepada siswa, agar siswa tersebut tidak terpengaruh oleh dunia bebas dan pergaulan bebas. Dengan demikian menginternalisasikan nilai- nilai Aqidah Akhlak sangat penting dan sangat diperlukan untuk membimbing dan membina siswa agar memahami dan mengetahui manfaat belajar Aqidah Ahklak tersebut. Manfaat belajar pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah merupakan bagian tersendiri dari pendidikan. Agama merupakan faktor yang menentukan prilaku / watak dan kepribadian siswa sehingga siswa dapat memotivasi untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (aqidah) dan akhlakul karimah (akhlak) dalam kehidupan sehari-hari, agar peserta didik mempunyai perilaku dengan baik. Peserta didik diharapkan dapat memperhatikan manfaat pendidikan Aqidah Akhlak sebagai kontrol dalam kehidupan sehari-hari seperti sabda Nabi Muhammad SAW: ( ﴿ﺮﻮاهاﻻﺒﺨﺎﺮ
اﻻﺨﻼق
اﻨﻤﺎ ﺒﻌﺜﺖﻻﺘﻤﻢ ﻤﻜﺎﺮﻢ
Artinya :
Sesungguhnya aku di atus (Allah) untuk menyempurnakan
budi pekerti. (HR. Bukhari) Dewasa ini makin terasa perlunya manusia dibentengi dengan nilai-nilai luhur agama, mengingat pengaruhnya yang besar terhadap kehidupan manusia. Keduanya dapat menyeret manusia pada kelalaian, kealpaan dan lupa diri. Kelalaian dan kealpaan ini dapat disebabkan oleh kesibukan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan materi yang tak kunjung puas. Ilmu pengetahuan hendaknya dikembangkan dalam rangka bertaqwa dan beribadah kepada Allah SWT. Karena dengan cara demikian ilmu pengetahuan tidak akan digunakan untuk tujuan-tujuan yang membahayakan dan merugikan manusia serta lainnya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Semua itu merupakan usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang sebagian besar kandungannya menyangkut dimensi-dimensi afektif dan nilai. Di pihak lain, proses pendidikan mulai kurikulum sampai Pendidikan Islam implementasinya di kelas lebih banyak bermuatan kognitif, sehingga terjadi distorsi antara apa yang dicita-citakan oleh tujuan pendidikan dengan apa yang terjadi di kelas. Aqidah Akhlak hendaknya terealisasi dalam pergaulan dan dalam proses pembelajaran peserta didik, sehingga dapat memperbaiki pola pergaulan remaja yang akhir-akhir ini makin memprihatinkan. Maka upaya yang perlu dilakukan adalah dengan menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui upaya internalisasi nilai-nilai pendidikan tersebut dalam proses pembelajaran. Berikut ada beberapa hal indikator keberhasilan pendidikan karakter yang dilakukan oleh pendidik:
1.
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja 2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Menunjukan sikap percaya diri 4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas 5. Menunjukan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 6. Menunjukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 7. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun 9. Menunjukan keterampilan membaca, menyimak, berbicara, menulis dan berbahasa 10. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah3 Namun hal ini belum terlihat sepenuhnya di lembaga Pendidikan Islam, seperti masih adanya gejala-gejala yang terlihat pada peserta didik di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu yaitu: 1. Masih ada dijumpai peserta didik yang keluar masuk saat proses pembelajaran Aqidah Akhlak 2. Sebagian peserta didik sulit memahami tentang materi yang diajarkan oleh pendidik 3. Masih dijumpai peserta didik yang kurang berminat dan bermain-main pada saat proses pembelajaran Aqidah Akhlak 4. Masih banyak peserta didik yang belum mengerti tentang manfaat belajar Aqidah Ahklak 5. Belum maksimalnya pendidik untuk menggugah perasaan atau emosi peserta didik dalam proses pembelajaran 3
Jamal Ma’mur Asmani. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. ( DIVA Press: Jokjakarta. 2011) h. 54-55
6. Hasil pembelajaran lebih banyak bermuatan kognitif 7. Penggunaan metode oleh pendidik masih monoton 8. Pendidik belum maksimal dalam memberikan penghayatan nilai – nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek satu 9. Pendidik belum maksimal dalam memberikan bimbingan terhadap kesulitankesulitan yang dihadapi peserta didik 10. Belum maksimal dalam memahami keadaan dan prilaku peserta didik
Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul; Internalisasi Nilai-Nilai Aqidah Akhlak Dalam Proses Pembelajaran Di Madrasah Tsanawiyah AlQasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan
B. Penegasan Istilah Untuk lebih memudahkan dalam memahami dan untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dalam judul penelitian ini maka perlu adanya penegasan istilah yaitu: 1. Internalisasi adalah penghayatan terhadap norma-norma atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku pergaulan sehari-hari4 2. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Hakikat makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat
4
Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan islam. ( Bumi Aksara: Jakarta. 1991 ), h. 14
kebiasaan aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang dalam menjalani kehidupannya.5 3. Aqidah Akhlak adalah salah satu pendidikan agama islam yang diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap keyakinan dan keimanan yang benar serta menghayati al-asma’ul husna dan menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dala kehidupan sehari-hari.6 4. Proses Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan media.7 Upaya internalisasi adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang sebagian besar kandungannya menyangkut dimensi-dimensi afektif dan nilai. di pihak lain, proses pendidikan mulai kurikulum sampai Pendidikan Islam implementasinya di kelas lebih banyak bermuatan kognitif, sehingga terjadi distorsi antara apa yang dicita-citakan oleh tujuan pendidikan dengan apa yang terjadi di kelas. Aqidah Akhlak hendaknya terealisasi dalam pergaulan dan dalam proses pembelajaran peserta didik, sehingga dapat memperbaiki pola pergaulan remaja yang akhir-akhir ini makin memprihatinkan. Maka upaya yang perlu dilakukan
5
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. ( PT. IMTIMA: Bandung.2007 ), h. 45 6 Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. ( Remaja Rosdakarya: bandung. 2004 ), h 76 7 Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. ( Rajawali Pers: Jakarta. 2011), h. 144
adalah dengan menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui upaya internalisasi nilai-nilai pendidikan tersebut dalam proses pembelajaran.
C. Permasalahan 1. Identifikasi masalah Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah bahwa persoalan pokok dalam kajian ini adalah tentang bagaimana Internalisasi Nilai-Nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah AL-Qasimiyah Sorek Satu, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran pada siswa di MTs Al-qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. 2. Faktor apakah yang menghambat proses internalisasi nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran pada siswa di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. 3. Bagaimanakah pengaruh internalisasi nilai-nilai Aqidah Akhlak terhadap prilaku pergaulan siswa di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. 4. Metode apakah yang diterapkan guru dalam menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu
5. Bagaimanakah keterlibatan siswa dalam upaya menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak di Mts Al- Qasimiyah Sorek Satu 2. Batasan Masalah Untuk lebih terarahnya penelitian, penulis membatasi masalah penelitian ini pada bagaimanakah Internalisasi nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran,serta faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses internalisasi tersebut pada siswa MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.
3. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagimana pendidik menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di MTs Al-Qasimiyah sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan ? b. Faktor apakah yang mempengaruhi proses internalisasi dalam proses pembelajaran di MTs Al-Qasimiyah sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk
mengetahui
bagaimana
upaya
pendidik
dalam
menginternalisasikan nilai- nilai Aqidah Akhlak proses pembelajaran pada peserta didik di MTs Al-Qasimiyah sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dan apa upaya yang dilakukan dalam proses internalisasi nlai-nilai Penddikan Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi instasi atau lembaga pendidikan mengenai pentingnya menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan Aqidah Akhlak dalam setiap kegiatan belajar mengajar. b. Dapat dijadikan bahan referensi dan masukan tentang bagaimana pelaksanaan menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan Aqidah Akhlak dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, maka perlu didukung oleh konsep teori yang ada relevansinya dengan masalah yang dikaji. 1.
Pengertian Internalisasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Internalisasi adalah penghayatan
terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.1 Menurut Zakiah Derajat dalam
bukunya, proses internalisasi adalah
proses kearah pertumbuhan batiniah atau rohaniah siswa. Pertumbuhan itu terjadi ketika siswa menyadari sesuatu “ nilai” yang terkandung dalam pengajaran agama dan kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu “sistem nilai diri” sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, perilaku dan perbuatan moralnya dalam menjalani kehidupan ini.2 Tujuan dari internalisasi ini sejalan dengan tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu: “ Tujuan Pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan 1
Wrigtman. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ( Jakarta : Pustaka Setia. 1995 ), h. 439 Zakiah Derajat,dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. ( Jakarta: Bumi Aksara. 2004 ), h. 202-204 2
yang akan dicapai, oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah ahir dari proses pembelajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu sendiri. Untuk itulah metode dan startegi yang digunakan guru tidak hanya sekedar metode ceramah, akan tetapi menggunakan berbagai metode, seperti diskusi, penugasan, kunjungan ke objek tertentu, dan lain sebagainya.”3 Lebih lanjut lagi, Musen & Rosenzweig dalam Prayitno menampilkan berbagai pokok kajian tentang pengaruh sosial, salah satu diantaranya ialah konformitas. Beberapa tipe dalam konformitas adalah tipe konformitas internalisasi, yaitu pengaruh yang diberikan pendidik kepada peserta didiknya. Konformitas internalisasi diangap sebagai tingkat yang paling tinggi dan dalam yang bersifat pengaruh-mempengaruhi karena didalamnya teraktualisasikan aspek-aspek kedirian manusia yang paling dalam. Proses internalisasi melalui pengaruh ini pada diri peserta didik berlangsung melalui diaktifkannya kekuatan yang ada pada mereka, yaitu kekuatan berfikir, merasakan dan berpengalaman yang semuanya itu terpadu dalam bentuk pertimbanganpertimbangan yang matang terhadap apa yang dilakukan. Proses internalisasi itu akan memperkembangkan diri pribadi peserta didik melalui suasana yang bebas.4 Menginternalisasikan nilai-nilai pelajaran kedalam diri peserta didik, merupakan salah satu cara dalam memberikan pendidikan karakter di sekolah. Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya mnyebutkan,” Pendidikan karakter yang terpadu dalam 3
pembelajaran merupakan pengenalan nilai-nilai,
Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurukulum Berbasis Kompetensi. ( Jakarta: Pranada Media Group. 2005 ), h. 79 4 Prayitno. Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan. ( Jakarta: PT. Gramedia. 2009 ), h. 7178
diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan internalisasi nilainilai kedalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun luar kelas pada semua mata pelajaran”5 Internalisasi berarti menekankan pada aspek sikap atau tingkah laku siswa. Sehingga tercermin hasil belajar agama itu dalam dalam proses pembelajaran dan perilaku sehari-hari. Hasil belajar dalam aspek ini menurut Zakiah Derajat ada beberapa tingkatan yaitu: a.
b. c. d. e.
Penerimaan, artinya siswa bersungguh-sungguh, memperhatikan, mendengar dan mengikuti pengajaran agama islam ( Aqidah Akhlak ) yang diberikan. Memberi respon atau jawaban, yaitu adanya respon atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Penilaian, yaitu bahwa sesuatu itu mempunyai nilai dan berharga jika itu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan didalam perilaku. Perorganisasian nilai, yaitu memilih nilai-nilai mana atau sikap mana yang perlu dilakukan dan mana yang perlu ditinggalkan. Karakteristik dengan suatu nilai, ini merupakan nilai tertinggi, yaitu mampu menginternalisasikan dalam perilaku sehari-hari sehingga menjadi matang dan menyatu dengan watak pemiliknya.6
Jadi internalisasi nilai-nilai adalah sebuah proses atau cara menanamkan nilai-nilai normatif yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang mendidik sesuai dengan tuntunan Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim yang berakhlak mulia. Kewajiban menginternalisasikan nilai agama (Aqidah Akhlak ) dalam semua jenis pendidikan dan dalam proses pembelajaran sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia baik. 5 6
Jamal Ma’mur Asmani, Op.cit, h. 58-59 Zakiah Derajat, Loc.cit,
Dalam konsep tujuan pendidikan, defenisi yang paling sederhana adalah “ perubahan “ yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau kehidupan masyarakat dan pada alam sekitar tentang kehidupan individu tersebut, atu pada proses pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas yang asasi.7 Di Madrasah Tsanawiyah pendidikan merupakan bagian integral dari pendidikan agama. Memang pendidikan Aqidah Akhlak bukan satu-satunya faktor yang menentukan sekaligus membentuk watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam proses pembelajaran. Pendidikan Aqidah Akhlak memberikan pengajaran tentang tata nilai yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara sesama manusia, mengatur hubungan dengan lingkungan dan mengatur dirinya sendiri. Dengan demikian pelajaran Aqidah Akhlak merupakan pelajaran yang teoritis dan aplikatif. Pelajaran teoritis menanamkan ilmu pengetahuan, sedangkan pelajaran aplikatif membentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan. Jadi, tolak ukur keberhasilan siswa tidak dapat diukur dengan tinggi rendahnya taraf intelektual anak (aspek kognitif), melainkan hendaknya harus dilihat dari
7
Omar Muhammad Bintang.1979 ), h. 398-399
As-Syaibany.Filsafat
Pendidikan
Islam.(
Jakarta:
Bulan
sisi bagaimana karakteristik yang terbentuk melalui pendidikan formalnya (aspek afektif dan psikomotorik). Upaya pengembangan pembelajaran Aqidah Akhlak yang berorientasi pada pendidikan nilai (afektif) perlu mempertimbangkan tiga faktor yang mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),
yang lebih
menekankan pada penggalian karakteristik peserta didik, terutama dalam hal perkembangan nilai yang sekaligus dapat mempengaruhi pilihan strategi (pendekatan
metode
dan
teknik)
yang
dikembangkannya.
Sehingga
pembelajaran Aqidah Akhlak tidak sekedar terkonsentrasi pada persoalan teoritis
dan
kognitif
semata,
akan
tetapi
juga
sekaligus
mampu
menginternalisasikan makna dan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam diri siswa melalui berbagai cara, media dan forum. Selanjutnya makna dan nilai-nilai tersebut dapat menjadi sumber motivasi bagi siswa untuk bergerak, berbuat, berperilaku secara konkrit dalam wilayah kehidupan praktis sehari-hari. Selanjutnya membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan baik dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat dan idiologi. 8 Selanjutnya dalam tujuan pendidikan ada yang disebut dengan aksiologi yaitu mengenai masalah nilai dan kesusilaan.9 Karena itu sekolah dan guru, yang berfungsi sebagai wahana pembinaan, pengajaran dan pendidikan harus mampu mengatasi perilaku siswa dengan menggunakan mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai materi pokoknya dengan 8 9
Uyoh Sadullah.Pengantar Filsafat Pendidikan. ( Bandung: Alfabeta.2007 ), h. 58 Imam Barnadib.Filsafat Pendidikan. ( Yogyakarta.andi Offset. 1986 ), h. 6
menginternalisasikan ke dalam diri siswa makna dan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam interaksi riil agar dapat tercapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta menjauhkan diri siswa dari penyimpangan perilaku yang tidak diharapkan. 2. Nilai-nilai Aqidah Akhlak Nilai – nilai pendidikan perlu tercermin dalam kegiatan belajar mengajar dan dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan nilai-nilai pendidikan itulah manusia dapat menjadi insan yang mulia baik dihadapan sesama manusia dan juga kepada Allah SWT., oleh sebab itu perlu kita ketahui apa itu sebenarnya nilai- nilai Pendidikan Aqidah Akhlak tersebut. Nilai adalah sesuatu yang dianggap berharga dan yang dijadikan kreteria dalam menentukan benar tidaknya atau baik tidaknya tingkah laku manusia yang menjunjung nilai tersebut. Pengenalan dan penentuan pilihan tentang nilai-nilai mana yang akan dijadikan dasar-dasar kehidupan dan tingkah laku manusia merupakan fungsi kegiatan pendidikan dan penganjar.10 Oleh sebab itu sistem nilai tidak dibawa manusia sejak lahir sebagai bakat pembawaan. Atau apabila logika pemikiran dibalik, pada dasarnya kegiatan atau proses mendidik adalah kegiatan menanamkan sistem nilai kepada anak didik. Diskripsi
pendidikan nilai mencangkup keseluruhan demensi pendidikan.
Tujuan adanya pendidikan nilai yang ideal adalah membentuk kepribadian manusia seutuhnya. Tujuan ini diarahkan untuk mencapai manusia seutuhnya yang berimplikasi pada pendidikan nilai sebagai keseluruhan praktik 10
Ali Syaifullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Model. ( Surabaya. Usaha Nasional. 1982 ), h. 34
pendidikan disekolah. Karena itu demensi pendidikan dikembangkan baik kegiatan kurikulum, esktrakurikuler, dan seluruh kegiatan belajar mengajar yang dikatakan sebagai upaya penanaman nilai dalam pendidikan.11 Sedangkan Aqidah Akhlak adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat memahami, meyakini, dan menghayati kebenaran ajaran islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari.12 Berdasarkan pengertian diatas maka nilai Aqidah Akhlak adalah suatu Nilai pendidikan yang berharga dan menentukan yang diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap keyakinan dan keimanan yang benar serta menghayati al-asma’ul husna dan menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dala kehidupan sehari-hari. Didalam sistem Pendidika Aqidah Akhlak disekolah terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan yaitu: a. Fungsi Mata pelajaran Aqidah Ahklak di sekolah berfungsi untuk 1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT., yang telah ditanamkan dilingkungan keluarga
11
,Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI. op. Cit: 53 Nasrun Rusli. Materi Pokok Aqidah Akhlak I. ( Jakarta: Dirjen Pembinaan Agama dan universitas Terbuka. 1996 ), h. 4 12
Islam
2. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan – kesalahan dala keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negatif dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan menghambat perkembangan menuju manusia indonesia seutuhnya. 4. Pengajaran, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan tentang keimanan dan akhlak. b. Tujuan Tujuan dari pendidikan Aqidah Akhlak adalah memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang Aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia, sebagai anggota masyarakat dan sebagai
warga
negara.
Kemampuan-kemampuan
dasar
tersebut
juga
dipersiapkan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya. c. Ruang lingkup 1. Aqidah
: Berisi aspek pelajaran yang menanamkan pemahaman dan
keyakinan terhadap Aqidah Islam sebagaimana yang terdapat dalam rukun Iman 2. Akhlak
: yaitu tentang Akhlak terpuji, Akhlak tercela, kisah teladan
para rasul dan sahabat rasul,adab hubungan manusia dengan Allah, sesama, dan dengan lingkungannya.
d. Pendekatan Untuk dapat melaksanakan dan tercapainya tujuan dari nilai aqidah akhlak serta terlahirnya dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari guru perlu mengoptimalkan berbagai cara, diantaranya dapat menggunakan berbagai cara pendekatan dintaranya yaitu: 1. Pendekatan rasa ( Qalbu ) yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan siswa dalam memahami dan meyakini aqidah islam serta memberi informasi agar siswa ikhlas mengamalkan ajaran islam. 2. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio ( akal ) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran islam. 3. Pendekatan Fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan pendidikan agama islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 4. Pendekatan Keteladanan, yaitu menampilkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antar, personal sekolah, perilaku para pendidik, dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan. 5. Selajuntnya juga dapat digunakan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ) 13
3. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran adalah proses mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.14 Pembelajaran (instruction), merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya pada perpaduan antara. keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep
13
Nasrun Rusli, Op.cit, h. 5 Abdul Rachman Shaleh. Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa. ( Raja Grafindo: Jakarta. 2005), h. 156 14
tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen- komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Senada dengan itu Rusman dalam bukunya mendefenisikan, proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan media15. Hartono dalam bukunya juga mengemukan, pembelajaran adalah upaya untuk mengarahkan anak didik kedalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.16 Berdasarkan ketiga konsep tentang pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dan pembelajaran juga adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
15
Rusman. Loc.Cit Hartono, dkk. PAIKEM Pembelajaran Aktif Inivatif Kreatif dan Menyenangkan. ( Zanafa: Pekanbaru. 2008 ), h. 37 16
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen : a. Siswa Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. b. Guru Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. c. Tujuan Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. d. Isi Pelajaran Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. e. Metode Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
f. Media Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam faktor. Adapun faktor –faktor itu, dapat dapat kita bedakan menjadi dua golongan: a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual yaitu kematangan, kecerdasan,latihan dan ulangan, motivasi,dan sifat-sifat pribadi seseorang. b. Faktor yang diluar invidual yang kita sebut faktor sosial yaitu, keadaan kelurga, guru dan cara mengajarnya,media, lingkungan, kesempatan dan motivasi sosial17. Selanjutnya menurut Prayitno didalam bukunya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran itu adalah: a. Lingkungan fisik. Yaitu lingkungan rumah,lingkungan sekolah, dan antara jarak rumah dan sekolah b. Hubungan sosio-emosional. Yaitu peserta didik dengan banyak orang , baik dirumah, di sekolah, maupun di luar keduanya. c. Lingkungan teman sebaya dan tetangga d. Lingkungan kehidupan dinamik masyarakat e. Pengaruh budaya asing18
17
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan.( Bandung: Remaja Roesdakarya Ofeset. 1990 ), h. 102-103 18 Prayitno, Op.cit,h. 362-366
B. Konsep Operasional Konsep operasional ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahamam dalam memahami penelitian ini. Untuk dapat mengetahui bagaimana upaya guru
menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses
pembelajaran di Mts al- Qasimiyah Sorek Satu dapat diketahui dengan indikatior-indikator sebagai berikut: 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca ayat-ayat pendek 2. Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa ketika di dalam kelas 3. Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa diluar kelas19 4. Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran 5. Menyajikan pendidikan Aqidah Akhlak dengan menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.20 6. Guru mengembangkan model pembelajaran efektif ( Efektive Learning )21 7. Guru menngunakan metode yang bervariasi 8. Guru memberikan bimbingan kepada siswa 9. Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang negatif pada perilaku siswa 10. Guru mengadakan penilaian terhadap perilaku siswa. 11. Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah 19
Oemar Malik. Proses Belajar Mengajar. ( Jakarta: Bumi Aksara. 2010 ), hlm. 125 Nasrun Rusli, Loc. cit 21 Abdul ra Rachman Shaleh. Op.Cit h. 159 20
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran itu adalah: 1. Lingkungan fisik. Yaitu lingkungan rumah,lingkungan sekolah, dan antara jarak rumah dan sekolah 2. Hubungan sosio-emosional. Yaitu peserta didik dengan banyak orang , baik dirumah, di sekolah, maupun di luar keduanya. 3. Lingkungan teman sebaya dan tetangga 4. Lingkungan kehidupan dinamik masyarakat 5. Pengaruh budaya asing
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah
guru Pendidikan Aqidah
Akhlak yang
mengajar di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu. Objek penelitian ini adalah pendidik
menginternalisasi
nilai-nilai
Aqidah
Akhlak
dalam
proses
pembelajaran di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.
C. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru pendidikan Aqidah Akhlak yang mengajar di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu yang berjumlah
2 orang. Mengingat populasinya sedikit maka seluruh populasi
dijadikan sampel.
D. Teknik Pengumpulan data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan cara sebagai berikut: 1. Observasi Langsung Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan data primer. 2. Wawancara Wawancara adalah mengajukan sejumlah pertanyaan lisan kepada subjek penelitian secara langsung. Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses internalisasi pada di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.
E. Teknik Analisis Data Sesuai dengan penelitian diskriptif, maka analisis datanya menggunakan diskriptif kuantitatif dengan persentase. Caranya apabila data telah terkumpul lalu dklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kualitatif yang digambarkan dengan kata- kata atau kalimat terpisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif yang berwujud angkaangka dari hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh hasil dari persentase.Untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
P
: Angka Persentase
F
: Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
: Number Of Casas ( Jumlah Frekuensi )
Dengan ukuran persentase, yaitu: 1. Angka 76% - 100% Guru dikategorikan baik menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran 2. Angka 50% - 75% Guru dikategorikan sedang menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran 3. Angka 0% - 49% Guru dikategorikan kurang menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran1
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktik, ( Jakarta: Reineka Cipta, 2006,) h. 239
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data 1. Sejarah Madrasah Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah merupakan sebuah Madrasah yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidkan Islam Al-Qasimiyah. Madrasah ini didirikan pada tanggal 17 Juli tahun 1991. Yayasan pendidikan Islam AlQasimiyah sendiri di Rencanakan pada tahun 1986 oleh salah seorang tokoh masyarakat Pangkalan Kuras yang bernama M. Kasim Ahmad. Pada tahun 1986 tokoh masyarakat Pangkalan Kuras yang bernama M. Kasim Ahmad tersebut ingin mendirikan sebuah lembaga Pendidikan Agama, tapi cita-cita dan keinginan tersebut tidak dapat terlaksana, karena beliau dipanggil oleh Allah yang Maha Kuasa. Masyarakat Pangkalan Kuras yang ikut dalam perencanaan tersebut menyadari pentingnya sarana Pendidikan Agama apalagi zaman sekarang ini teknologi semakin berkembang. Adapun nama lembaga yang akan didirikan itu adalah Yayasan Pendidikan Islam Al-Qasimiyah yang diambil dari nama tokoh masyarakat yang ingin mendirikan lembaga tersebut, dikecamatan Pangkalan Kuras. Dengan tempat belajar dibalai pertemuan Datuk Demang Serail (DDS) kelurahan Sorek Satu, jalan pertamina Kecamatan Pangkalan Kuras, disinilah proses belajar mengajar itu dimulai dengan berlangsung. Pada awal tahun pelajaran 19991/ 1992 mulai diadakan penerimaan siswa baru tingkat MTs dengan jumlah 50 orang siswa. Dan dikepalai oleh Dra.
Hj. Rosdiana sampai sekarang ini ( Kantor Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah, 2011). 2. Visi dan Misi a. Visi Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengaktualisasikan dalam masyarakat b. Misi 1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang optimal 2. Mewujudkan hubungan yang harmonis di lingkungan sekolah 3. Menumbuhkan penghayatan nilai-nilai agama dan budaya 4. Berprestasi dalam bidang olahraga dan seni.
3. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah memiliki struktur organisasi sebagai berikut: a. Kepala sekolah
: Dra. Hj. Rosdiana
b. Wakil Kepsek
: Hj. Agustina Kasim, S.Ag
c. Waka. Kurikulum
: Herlin Noverni
d. Bendahara
: Mesria Utami, A.Ma
e. waka. Kesiswaan
: Edi Putra, S.Pd
f. Tata Usaha
: Tasman, S.Pd
g. Perpustakaan
: Asmita Diniati, S.Pdi
4. Sumber Daya Pendidikan a. Keadaan Guru Pendidikan sebagai lembaga yang menciptakan manusia yang berkualitas dalam mencapai tujuannya dari beberapa unsur. Salah satu unsur yang memegang peranan utama dalam pendidikan adalah guru. Guru bertanggung jawab atas keberhasilan suatu pendidikan. Jumlah guru yang ada di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah ini sebanyak 26 Orang. Pada table berikut ini akan dikemukakan nama-nama guru yang dimaksud:
TABEL IV.I KEADAAN GURU MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASIMIYAH TAHUN AJARAN 2011-2012
NO
Nama
Pendidikan Terakhir
Jabatan Tahun Tugas
1
Dra. Hj. Rosdiana
Kepsek
1991
S1
2
Hj.Agustina Kasim,S.Ag
Wkl.Kepsek
1992
S1
3
Herlin Noverni
WK. Kur
2002
S1
4
Mesria Utami, A.Ma
Bendahara
2003
D2
5
Edi Putra S.Pd
WK. Kes
2004
S1
6
Hairul Mukmin, S.pdi
Guru BD
2003
S1
7
Tri Wira Wibowo, S.Pdi
Guru BD
2007
S1
8
Turiono, S.Pd
Guru BS
2004
S1
9
Jupri, A.Ma
Guru TT
2005
S1
10
Hairul Saleh, ST
Guru BY
2006
S1
11
Helmi Zaharah, A.Ma
Guru BY
2006
D2
12
Welly Sasmita, S.Pd
Guru BY
2007
S1
13
Esi Andriana, S.Pdi
Guru BY
2006
S1
14
Hasyidin Arsyat, S.Ag
Guru BY
2008
S1
15
Yunaita, S.Pdi
Guru BY
2008
S1
16
Syafri Yanti, SH
Guru BY
2006
S1
17
Ratna Juita, S.Pd
Guru BY
2010
S1
18
Edy Putra Harianto, S.Pd
Guru BY
2008
S1
19
Muhammad Iqbal, A.Ma
Guru BY
2010
D2
20
Sri utami Ningsi,ST
Guru BY
2008
SI
21
Hudiyat Mirobby
Guru BY
2009
SLTA
22
ElisNurhikmatul
Guru BY
2010
S1
Aliah,S.Pd 23
Desi Melisa, S.Pdi
Guru BY
2008
S1
24
Riki Kurniado
TU
2008
SLTA
25
Adriani
TU
2010
SLTA
26
Asmita Diniati, S.Pdi
Peg. 2011 S1 Pustaka Sumber: Kantor Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah.
b. Keadaan Siswa Secara kuantitas, keadaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL IV.II KEADAAN SISWA MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASIMIYAH TAHUN AJARAN 2011-2012 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
VII
32
22
54
2
VIII
52
40
92
3
IX
56
58
114
Jumlah
140
120
260
Sumber: Kantor Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah.
5. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah ini, mulai dari kelas VII hingga kelas IX adalah kurikulum KTSP. Adapun mengenai pelajaran yang wajib dipelajari di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bahasa Arab
2.
Al-Qura’an Hadist
3.
SKI
4.
Fiqih
5.
Aqidah Akhlak
6.
Armel
7.
Bahasa Inggris
8.
KTK
9.
Biologi
10. Penjaskes 11. Fisika 12. KTK 13. Ekonomi 14. Sejarah 15. B.Indonesia 16. B.Inggris 17. Geografi 18. Matematika 19. TIK
6. Sarana dan Prasarana Suatu Lembaga pendidikan tidak akan dapat berjalan menurut semestinya, apabila tidak mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Oleh sebab itu, sarana mempunyai peranan penting dalam kelangsungan suatu lembaga pendidikan. Sehingga dengan adanya sarana tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar dengan baik. Disamping adanya guru dan murid juga sebaiknya suatu lembaga pendidikan memiliki sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya tentang sarana dan Prasarana dari Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah ini, dapat dilihat sebagai berikut :
TABEL IV.III SARANA DAN PRASARANA MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASIMIYAH No
Fasilitas
Jumlah
Keterangan
1
Ruang Belajar
9 lokal
Dipakai
2
Ruang Kantor
1 Ruangan
Dipakai
3
Ruang Majlis Guru
1 Ruangan
Dipakai
4
WC/Toilet Guru
2 buah
Dipakai
5
WC/Toilet Siswa
2 buah
Dipakai
6
Meubiler,
345 set
Dipakai
7
murid
30 set
Dipakai
8
Kursi/Meja Guru/Kepala Sekolah
30 set
Dipakai
9
Almari Kepala Sekolah dan Guru
21 unit
Dipakai
10
Komputer
1 buah
Dipakai
Kursi/Meja
Belajar
11
Lapangan Bola Kaki
1 buah
Dipakai
12
Lapangan Volly Ball
1 buah
Dipakai
Lapangan Takraw Sumber: Kantor Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah
B. Hasil Penelitian Pada bab pendahuluan penulis telah menjelaskan bahwa yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mengetahui bagaimana Internalisasi Nilai-Nilai
Aqidah Akhlak
mempengaruhinya
Di
Dalam
Madrasah
Proses Pembelajaran dan faktor yang
Tsanawiyah
Al-Qasimiyah
Sorek
Satu
Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan yang dilakukan oleh guru bidang studi Aqidah Akhlak yang berjumlah dua orang. Disini akan dikemukakan data yang telah diperoleh dari lapangan yang berkaitan dengan bagaimana Internalisasi Nilai-Nilai Aqidah Akhlak Dalam Proses Pembelajaran Di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah Sorek Satu. Data yang akan disajikan adalah dalam bentuk tabel yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Aspek – aspek yang akan diobservasi adalah: 1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca ayat-ayat pendek 2. Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa ketika di dalam kelas 3. Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa diluar kelas 4. Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
5. Menyajikan pendidikan Aqidah Akhlak dengan menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6. Guru mengembangkan model pembelajaran efektif ( Efektive Learning ) 7. Guru menngunakan metode yang pariatif 8. Guru memberikan bimbingan kepada siswa 9. Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang negatif pada perilaku siswa 10. Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa. 11. Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana internalisasi nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya akan dikemukakan dalam bentuk tabel dan hasil wawancara sebagai berikut:
TABEL IV.IV UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : I ( Pertama ) Hari / Tgl : Senen / 14 Mei 2012 Nama Guru :Amrin Manto, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI
YA
TIDAK
Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada √ siwadiluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk
√
menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran 5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √ negatif pada perilaku siswa
√ √
10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
√
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah
Jlh
7
4
Tabel IV.IV diatas adalah hasil observasi pertama yang dilakukan pada hari Senen tanggal 14 Mei 2012 terhadap Bapak Amrin Manto. Hasilnya “Ya” terlaksana sebanyak 7 aspek dengan persentase 63.7%, dan “Tidak” sebanyak 4 aspek dengan persentase 33.3% TABEL IV.V UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : II ( Kedua ) Hari / Tgl : Rabu / 16 Mei 2012 Nama Guru :Amrin Manto, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk √ menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
YA
TIDAK
5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √
√
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
√
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah
Jlh
8
3
Tabel IV.V diatas adalah observasi kedua yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012 dan ada peningkatan. “Ya” sebanyak 8 aspek dengan persentase 72.7% dan “Tidak” berjumlah 3 aspek dengan persentase 27.3%
TABEL IV.VI UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : III ( Ketiga ) Hari / Tgl : Senen / 21 Mei 2012 Nama Guru :Amrin Manto, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai
No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI
YA
TIDAK
Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk √ menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √
√
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
√
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah
Jlh
8
3
Tabel IV.VI adalah observasi ketiga pada hari Senen tanggal 21 Mei 2012 dan sama dengan hasil sebelumnya. “Ya” terlaksana 8 aspek dengan persentase 72.7%, dan “Tidak” sebanyak 3 aspek dengan persentase 27.3%
TABEL IV.VII UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Observasi ke : IV ( Keempat ) Hari / Tgl : Kamis / 23 Mei 2012 Nama Guru :Amrin Manto, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI
YA
TIDAK
Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk √ menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang
√ √
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
√
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah
Jlh
8
3
Tabel IV.VII diatas adalah observasi keempat pada hari Kamis Tanggal 23 Mei 2012 masih sama dengan sebelumnya. “Ya” terlaksana 8 aspek 72.7% dan “Tidak” 3 aspek 27.3%
TABEL IV.VIII UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : I ( Pertama ) Hari / Tgl : Sabtu / 19 Mei 2012 Nama Guru : Esi Adrina, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk √
YA
TIDAK
menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran 5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √
√
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa
√ √
tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah Jlh
7
4
Tabel V.III adalah observasi pertama terhadap Ibu Esi Adrina pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012. Dari tabel diatas dapat dilihat “Ya” terlaksana sebanyak 7 aspek dengan persentase 63.7 %. Sedangkan “Tidak” ada 4 aspek dengan persentase 36.3% TABEL IV.IX UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : II ( Kedua )
Hari / Tgl : Jum’at/ 25 Mei 2012 Nama Guru : Esi Adrina, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI
YA
TIDAK
Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk √ menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √
√
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan
√
mencari kidhoan Allah Jlh
8
3
Tabel IV.IX diatas adalah observasi kedua pada hari Jumat tanggal 25 Mei 2012 trehadap Ibu Esi Adrina. Yang kedua ini ada peningkatan, “Ya” terlaksana 8 aspek dengan persentase 72.7% dan “Tidak” ada 3 aspek dengan persentase 27.3% TABEL IV.X UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : III ( Ketiga ) Hari / Tgl : Sabtu / 26 Mei 2012 Nama Guru : Esi Adrina, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI
YA
TIDAK
Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan √
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif ( √
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √
√
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
√
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah
Jlh
9
2
Tabel IV.X adalah observasi ketiga pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012, dan kembali terjadi peningkatan. “Ya” sebanyak
9 aspek atau 81.8% , dan
“Tidak” ada 2 aspek atau 18.2%
TABEL IV.XI UPAYA GURU DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Observasi ke : IV ( Keempat ) Hari / Tgl : Sabtu / 26 Mei 2012 Nama Guru : Esi Adrina, S.Pd.I Petunjuk: Berilah Tanda ( √ ) Jika Guru melakukan hal yang sesuai No 1
AKTIVITAS YANG DIAMATI Guru membuka pelajaran dengan berdoa atau membaca √ ayat-ayat pendek
2
Guru menunjukan keteladanan yang baik kepada siwa √ ketika di dalam kelas
YA
TIDAK
3
Guru menunjukkan kepribadian yang baik kepada siwa √ diluar kelas
4
Guru menggunakan pendekatan qalbu ( hati ) untuk √ menggugah perasaan atau emosi siswa dalam proses pembelajaran
5
Menyajikan
pendidikan
Aqidah
Akhlak
dengan
√
menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari –hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. 6
Guru mengembangkan model pembelajaran efektif (
√
Efektive Learning ) 7
Guru menngunakan metode yang pariatif
√
8
Guru memberikan bimbingan kepada siswa
9
Guru melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang √
√
negatif pada perilaku siswa 10
Guru mengadakan penialaian terhadap perilaku siswa
√
11
Guru memberikan pemahaman kepada siswa, bahwa √ tujuan belajar adalah memperbaiki tingkah laku dan mencari kidhoan Allah
Jlh
8
3
Pada tabel IV.XI diatas merupakan observasi keempat pada hari sabtu tanggal 26 Mei 2012. “Ya” terlaksana sebanyak 8 aspek atau 72.7% dan ‘Tidak” 3 aspek atau 27.3%
C. Analisis Data
Berdasrkan data-data yang telah terkumpul diatas, maka untuk mencari persentase digunakan rumus sebagai berikut:
Untuk memperoreh gambaran bagaimana hasil internalisasi nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu. Setelah dipersentasekan maka digunakan 3 kategori sebagai berikut:
1.Angka 76% - 100% Guru dikategorikan baik menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran 2.Angka 50% - 75% Guru dikategorikan sedang menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran 3.Angka 0% - 49% Guru dikategorikan kurang menginternalisasikan nilainilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran1
Berikut adalah tabel rekapitulasi hasil observasi dan hasil wanwancara tentang internalisasi nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek satu:
1
h. 239
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktik, ( Jakarta: Reineka Cipta, 2006,)
1. Rekapitulasi Hasil Observasi Tentang Internalisasi Nilai-nilai Aqidah Akhlah Dalam Proses Pembelajaran
TABEL IV.XII REKAPITULASI HASIL OBSERVASI TENTANG INTERNALISASI NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN OLEH BAPAK AMRIN MANTO, S.Pd.I No
Observasi I YA
TDK
Observasi II
Observasi III
Observasi IV
Jumlah
YA
YA
YA
YA
TDK
TDK
TDK
TDK
1
√
√
√
√
4
0
2
√
√
√
√
4
0
3
√
√
√
√
4
0
√
√
√
3
1
4
√
5
√
√
√
√
0
4
6
√
√
√
√
0
4
7
√
√
√
√
1
3
√
4
0
3
1
8
√
√
√
9
√
√
√
√
10
√
√
√
√
4
0
11
√
√
√
√
4
0
jlh
7
31
13
4
8
3
8
3
8
3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persentase dari hasil penelitian atau observasi terhadap Bapak Amrin Manto yaitu: F= 31, N=13
TABEL IV.XIII REKAPITULASI HASIL OBSERVASI TENTANG INTERNALISASI NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN OLEH IBU ESI ADRINA S.Pd.I No
Observasi I YA
TDK
Observasi II
Observasi III
Observasi IV
Jumlah
YA
YA
YA
YA
TDK
TDK
TDK
TDK
1
√
√
√
√
4
0
2
√
√
√
√
4
0
3
√
√
√
√
4
0
4
√
√
√
3
1
√
5
√
√
√
√
1
3
6
√
√
√
√
1
3
7
√
√
√
√
0
4
8
√
√
√
√
4
0
9
√
√
√
√
4
0
10
√
√
√
√
4
0
√
√
√
√
3
1
4
8
32
12
11 jlh
7
3
9
2
8
3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persentase dari hasil penelitian atau observasi terhadap Ibu Esi Adrina yaitu: F= 32, N=12
TABEL IV.XIV REKAPITULASI HASIL OBSERVASI TENTANG INTERNALISASI NILAI-NILAI AQIDAH AKHLAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN OLEH RESPONDEN I DAN II No 1
Responden I
Responden II
Jumlah
Persen
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
4
0
4
0
8
0
100
0
2
4
0
4
0
8
0
100
0
3
4
0
4
0
8
0
100
0
4
3
1
3
1
6
2
75
25
5
0
4
1
3
1
7
12.5
87.5
6
0
4
1
3
1
7
12.5
87.5
7
1
3
0
4
1
7
12.5
87.5
8
4
0
4
0
8
0
100
0
9
3
1
4
0
7
1
12.5
87.5
10
4
0
4
0
8
0
100
0
11
4
0
3
1
7
1
12.5
87.5
Jlh
31
13
32
12
63
25
71,5
28,5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bagaimana proses meinternalisasikan nilai-nilai Aqidah Ahklak dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru –guru pendidikan Aqidah Akhlak di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu. P =
100% = 71.5.%
Dengan demikian proses Internalisasi yang dilakukan oleh guru-guru di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu termasuk Kategori Sedang. 1. Hasil wawancara tentang faktor yang mempengaruhi proses internalisasi nilai-nilai aqidah akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu
1.
Nara Sumber
: Amrin Manto, S.Pd.I
Hari/ tgl
: Kamis / 23 Mei 2012
Bagaimana cara Bapak memasukan nilai-nilai pendidikan Aqidah Akhlak kedalam diri peserta didik dalam proses pembelajaran ? “ Saya berusaha menciptakan suasana kelas yang tenang, semua siswa tidak boleh bebicara pada saat saya menerangkan. Setelah itu saya sampaikan materi pelajaran Aqidah Akhlak itu dengan mudah dipahami dan menyuruh siswa agar dapat mengamalkannya”.
2.
Faktor apa yang mempengaruhi dalam menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Akhlak tersebut dalam proses pembelajaran ? “Faktor kesadaran siswa itu sendiri. Ada siswa yang terlihat kurang semangat dalam belajar, gelisah didalam kelas. Selanjutnya adalah faktor ketika siswa berada diluar sekolah juga ikut mempengaruhi, seperti kemajuan teknologi membuat siswa malas belajar seperti banyak menonton Televisi, main Hp dan pengaruh Warnet dan sebagainya”.
3.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi peserta didik tersebut, faktor apa yang paling beasar mempengaruhi peserta didik saat ini ?
“Kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung. Ada siswa yang main HP saat belajar, tontonan di Televisi yang tidak mendidik dan banyak bermain diwarnet”. 4.
Apa yang bapak lakukan untuk mengatasi masalah tersebut ? “ Saya berusaha menasehati dan melarang siswa membawa HP kesekolah dan jangan terlalu sering main kewarnet kalau tidak ada tugas sekolah”.
5.
Apa upaya yang bapak
lakukan ketika melihat peserta didik
bermasalah dalam belajar ? “ Menanyakan penyebab mengapa siswa demikian dan menasehatinya”. 6.
Apa yang bapak lakukan untuk mencegah prilaku negatif pada peserta didik ? “ Mengawasi perilaku siswa tersebut, terutama di ruang belajar dan kalau ada siswa yang berperilaku kurang baik saya berikan sanksi atau hukuman”.
7.
Bagaimana cara bapak memberikan contoh yang baik kepada peserta didik ? “ Kita sebagai guru memang harus memberi contoh yang baik, dengan menjaga ucapan, cara berpakaian, baik di sekolah maupun luar sekolah”.
8.
Bagaimana upaya bapak kedepannya dalam membina perilaku peserta didik disekolah ? “ Harapan saya dalam membina siswa ini harus menjadi tanggung jawab bersama. Semua guru, orang tua di rumah, dan masyarakat. Semuanya harus ikut memberikan pengawasan dan tidak menjadi tanggung jawab guru bidang stidy di sekolah saja”.
Hasil
Wawancara
tentang
faktor
yang
mempengaruhi
proses
internalisasi nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu
Nara Sumber : Esi Adrina, S.Pd.I Hari/ tgl
1.
:Sabtu / 26 Mei 2012
Bagaimana cara Ibu memasukan nilai-nilai pendidikan Aqidah Akhlak kedalam diri peserta didik dalam proses pembelajaran ? “ Saya selalu berusaha menyadarkan siswa bahwa mengamalkan ajaran agama itu sangat penting supaya kita selamat hidup di dinian dan akhirat. Oleh sebab itu perilaku siswa juga mempengaruhi dalam penilaian saya, sehingga siswa tidak saja menguasai materi tapi juga terlihat pada perilakunya”
2.
Faktor apa yang mempengaruhi dalam menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Akhlak tersebut dalam proses pembelajaran ? “ Ada dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri seperti, kemauan siswa, kesadaran siswa dalam belajar, kegelisahan, dan perhatian. Sedangkan faktor kedua adalah faktor dari luar seperti, perhatian orang tua, lingkungan masyarakat, pergaulan dengan teman sebaya, dan tontonan di Televisi atau diwarnet”.
3.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi peserta didik tersebut, faktor apa yang paling beasar mempengaruhi peserta didik saat ini ?
“ Faktor lingkungan pergaulan siswa ketika diluar sekolah. Karena pergaulan dewasa ini sangat memperihatinkan”. 4.
Apa yang ibu lakukan untuk mengatasi masalah tersebut ? “ Memberikan pendidikan Ahklak sebaik-baiknya kepada siswa dan meningkatkan kesadarannya dalam belajar. Sehingga apabila siswa sudah dibekali denga dasar yang kuat siswa tidak mudah lagi terpengaruh oleh lingkungannya”.
5.
Apa upaya yang Ibu lakukan ketika melihat peserta didik bermasalah dalam belajar ? “Melakukan pendekatan dan memberikan perhatian lebih kepadanya”.
6.
Apa yang Ibu lakukan untuk mencegah prilaku negatif pada peserta didik ? “Memberikan pengawasan selama dikelas dan menegurnya bila melihat perilaku yang tidak baik”.
7.
Bagaimana cara
ibu memberikan contoh yang baik kepada peserta
didik ? “Menjaga sikap kita dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Karena setiap perilaku kita sebagai guru juga mempengaruhi perilaku siswa ”. 8.
Bagaimana upaya ibu kedepannya dalam membina perilaku peserta didik disekolah ? “Setelah saya membina siswa disekolah diharapkan juga dukungan dan peran orang tuanya dirumah dalam membina dan mengawasi siswa”.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap dua orang guru pendidikan Aqidah Ahklak di Mts Al-qasimiyah Sorek Satu tersebut, bahwa faktor yang mempengaruhi menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Ahklak dalam proses pembelajaran di Mts Al-qasimiyah Sorek satu secara umum ada 2 Faktor yaitu: 1. Faktor dari dalam indivindu itu sendiri, yaitu kemauan siswa, kesadaran siswa dalam belajar, kegelisahan, dan perhatian. Harapannya dalam membina siswa ini harus menjadi tanggung jawab bersama. Semua guru, orang tua di rumah, dan masyarakat. Semuanya harus ikut memberikan dorongan dan pengawasan semua ini tidak menjadi tanggung jawab guru bidang study di sekolah saja.2 Setiap peserta didik mempunyai potensi, dan dengan potensi yang dimiliki itu seharusnya pendidik dapat mengembangkan, mengarahkan, mendidik serta membina peserta didik agar menjadi manusia yang berguna, berakhlakul karimah, dan beriman kepada Allah dengan menjalankan syariatnya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia dan akhirat. 2. Faktor dari luar individu, yaitu perhatian orang tua, lingkungan masyarakat, pergaulan dengan teman sebaya, dan tontonan di Televisi atau diwarnet. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan Ahklak sebaikbaiknya kepada siswa dan meningkatkan kesadarannya dalam belajar. Sehingga apabila siswa sudah dibekali denga dasar yang kuat siswa tidak mudah lagi terpengaruh oleh lingkungannya Dalam hal ini peran pendidik dan orang tua sangat dihrapkan untuk membentuk kepribadian peserta didik, hendaknya
2
Amrin Manto. Wawancara. Kamis 23 Mei 2012
pendidikan yang diberikan dan upaya menumbuhkan kesadaran dalam menjalankan agama harus sejalan antara pendidik di sekolah dengan orang tua dirumah. Dengan demikian peserta didik akan sadar betapa pentingnya kesadaran dalam menjalankan agama sehingga dapat menambah pengetahuan dan keyakinan yang kokoh terhadap apa yang telah dipelajarinya sehingga peserta didik tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya.3
3
Esi Adrina. Wawancara. Sabtu 26 Mei 2012
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua orang guru penedidikan Aqidah Aqidah Akhlak di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu dalam menginternalisasikan Nilai-Nilai Aqidah Akhlak Dalam Proses Pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Madrasah Tsanawiyah AlQasimiyah Sorek Satu Kecamatan
Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan
adalah sebagai berikut: 1. Internalisasi Nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran oleh guru di Mts Al-Qasimiyah Sorek Satu
persentasenya adalah
71.5%.
termasuk Kategori Sedang. Hal ini menunjukan bahwa upaya guru-guru pendidikan Aqidah Ahklak dalam menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Ahklak belum maksimal dan perlu ditingkatkan dimasa yang akan datang. Untuk mengetahui persentase dari kedua ini, dapat dilihat berdasarkan tabel IV.XIV. 2. Adapun faktor yang dominan mempengaruhi dalam menginternalisasikan nilai-nilai Aqidah Ahklak tersebut kepada peserta didik adalah faktor ekstrn, yaitu faktor yang berada diluar peserta didik itu sendiri seperti, pengaruh kamajuan
teknologi, banyak
mengakses internet, tontonan
televisi yang tidak mendidik, linkungan kelurga dan teman sebaya. Faktor ini merupakan tantangan yang berat apabila peserta didik tidak mempunyai dasar yang kuat dalam pemahaman agamanya. Oleh sebab itu antara
lingkungan masyarakat, kelurga dan sekolah harus sejalan dalam memberikan pendidikan dan pengawasan terhadap peserta didik.
B. Saran-saran Setelah melihat hasil penelitian ini, penulis merasa perlu memberikan saran demi perbaikan kualitas pendidikkan dimasa yang akan datang yaitu sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas pengajaran Pendidikan
Agama
islam,
meperbaiki
sarana
dan
prasarana
sekolah,
meningkatkan profesionalisme guru, karena guru sangat menentukan tingkat keberhasilan peserta didiknya. 2. Diharapkan kepada pendidik agar lebih meningkatkan pembinaan-pembinaan dan contoh yang baik dalam membina peserta didik, dan memperhatikan berbagai bentuk pengaruh negatif terhadap diri peserta didik dan dapat melakukan perbaikan dan pencegahan. 3. Diharapkan kepada peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan, memahami, serta dapat mengamalkan apa yang telah dipelajari mulai dari lingkungan kelas sampai ditengah-tengah kehidupan masyarakat. 4. Diharapkan kepada orang tua peserta didik untuk aktif memberikan pemahaman agama kepada anaknya dirumah, memperhatikan tingkah laku anak, dan memotivasi anak agar selalu rajin belajar. Sehingga apa yang disampaikan guru disekoalah sejalan dengan apa yang yang disampaikan orang tua dirumah.
5. Kepada seluruh komponen masyarakat untuk ikut dalam upaya mendidik generasi muda dengan meciptakan lingkungan yang sehat, mencegah masuknya berbagai
pengaruh
negatif
ditengah-tengah
masyarakat
pengawasan terhadap generasi muda yang ada dilingkungannya.
dan
melakukan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amri Darwis. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Pekanbaru: Ampujari. 2010 Abdul Rachman Shaleh. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta: Raja Grafindo. 2005 Ali Syaifullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Model. Surabaya. Usaha Nasional. 1982. Hartono, dkk. PAIKEM Pembelajaran Menyenangkan. Zanafa: Pekanbaru. 2008.
Aktif
Inivatif
Kreatif
dan
Imam Barnadib. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. 1986 Jamal Ma’mur Asmani. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. ( DIVA Press: Jokjakarta. 2011) Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2004 Nasrun Rusli. Materi Pokok Aqidah Akhlak I. Jakarta: Dirjen Pembinaan Agama Islam dan universitas Terbuka. 1996. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan.( Bandung: Remaja Roesdakarya Ofeset. 1990 )
Oemar Malik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2010 Omar Muhammad As-Syaibany. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1979 Prayitno. Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan. ( Jakarta: PT. Gramedia. 2009 ) Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers: Jakarta. 2011 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktik, Jakarta: Reineka Cipta, 2006 S. Nasution. Asas –Asas Kurikulum. Bandung: Jemmars. 1986 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. PT. IMTIMA: Bandung.2007 Uyoh Sadullah. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2007
Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurukulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pranada Media Group. 2005. Wrightman. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pustaka Setia: Jakarta. 1995 Zakiah Derajat,dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2004 Zuhairini, dkk. Filsafat P