MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK ANAK KELOMPOK B DI TK ARJUNA DAYU GADINGSARI SANDEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Marlina Wulandari NIM 10111244034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2014
MOTTO
Bismillahirrahmanirrahim... Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, karena Tuhan-mu lah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al ’Alaq 1-5)
PERSEMBAHAN
Dengan ridho Allah SWT, sebagai pengabdian dengan penuh kasih, karya ini penulis persembahkan untuk : 1. Allah SWT, yang senantiasa memberi pencerahan dan kekuatan 2. Orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat 3. Almamaterku tercinta yang menjadi kebanggaan 4. Nusa, bangsa, dan agama
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK ANAK KELOMPOK B DI TK ARJUNA DAYU GADINGSARI SANDEN BANTUL
Oleh Marlina Wulandari NIM 10111244034 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul menggunakan media kartu kata bergambar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna serta guru masih sering menggunakan (LKA) Lembar Kerja Anak, papan tulis, dan spidol sebagai pembelajaran membaca permulaan . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif partisipatif dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Arjuna yang berjumlah 13 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan menggunakan kartu kata bergambar. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, sedangkan teknik analisis data digunakan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil observasi yang meningkat pada setiap siklusnya. Peningkatan dari pra tindakan ke Siklus I sebesar 30,77% dan dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 53,83%. Anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik sebelum tindakan/pra tindakan sebesar 7,69%, pada Siklus I sebesar 38,46%, dan pada Siklus II sebesar 92,31%. Adapun keberhasilan tersebut dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (1) mempersiapkan media dan mengkondisikan anak, (2) memberitahukan tema pembelajaran serta menjelaskan cara bermain/memberi contoh serta membagi anak menjadi 3 kelompok, (3) anak bergiliran untuk bermain dan mengacak kartu dengan posisi terbalik di kantung flannel dan satu per satu anak maju memilih 1 kartu dengan membaliknya, (4) anak bermain serta melakukan sesuai perintah dan contoh guru dalam pembelajaran kemampuan membaca pada indikator 1 sampai 6 sesuai yang direncanakan peneliti, dan (5) mendampingi dan memotivasi anak. Kata kunci: kemampuan membaca permulaan, media kartu kata bergambar
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, wr. wb Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperole gelar sarjana ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini atas dukungan dan bantuan serta kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memudahkan kegiatan akademik. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Koordinator program studi PG-PAUD yang telah memberikan kemudahan, motivasi, dan pengarahan. 4. Bapak Amir Syamsudin, M. Ag. dan Ibu Ika Budi Maryatun, M. Pd. selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. 5. Ibu Sunarti Albariyah, S. Pd. selaku Kepala Sekolah TK Arjuna yang telah memberikan ijin lokasi penelitian, serta Ibu Anis Erlieti, S. Pd. dan Ibu Titik selaku wali kelas kelompok B TK Arjuna yang telah membantu kelangsungan penelitian dari perencanaan sampai refleksi.
6. Segenap keluarga tercinta (ibu, bapak, mas Ambar Affandi, dan adikku Wahyu Setiawan) yang telah memberikan semangat dan doanya. 7. Sahabat-sahabatku (Ari, April, Nurul, Devi, Rian, Susi, Titik, Ratna, Okta, dan mbak Atik) serta teman-temanku yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, motivasi dan semangat satu sama lain serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum, wr. wb
Yogyakarta, Juni 2014 Penulis
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO.......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
vi
ABSTRAK......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR.....................................................................................
viii
DAFTAR ISI....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL...........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................
5
C. Batasan Masalah .............................................................................................
6
D. Rumusan Masalah ..........................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................................
7
G. Definisi Operasional.......................................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTentang Anak Usia Dini ...................................................................... 1. Pengertian Anak Usia Dini...........................................................................
9 9
2. Karakteristik Anak Usia Dini............................................................ .............. 10 B. Kajian Kemampuan Membaca Permulaan..................................................... 11 1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan................................................ 11 2. Tahapan Perkembangan Membaca Permulaan............................................... 12
3. Strategi Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan di TK................ 15 C. Kajian Media Kartu Kata Bergambar.............................................................. 18 1. Pengertian Media............................................................ ................................ 18 2. Manfaat Media............................................................... ................................. 18 3. Pemilihan Media yang Tepat untuk Anak Usia Dini............. ......................... 19 4. Pengertian Kartu Kata Bergambar......................................................... ......... 21 5. Kelebihan dan Kelamahan Media Kartu Kata Bergambar.............................. 22 6. Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar ........... 24 D. Karakteristik Kemampuan Membaca Anak 5-6 Tahun............................. .... 25 D. Kerangka Pikir................................................................................................ 29 E. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 32 C. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................................... 33 D. Rancangan Penelitian ..................................................................................... 33 E. Rencana Tindakan .......................................................................................... 35 F. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 38 G. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 39 H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 39 I. Indikator Keberhasilan .................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.............................................................................................. 42 1. Kondisi Awal Anak Sebelum Tindakan saat Proses Pembelajaran Membaca 42 2. Pelaksanaan Pra Tindakan.............................................................................. 44 3. Pelaksanaan Penelitian Siklus I....................................................................... 47 4. Pelaksanaan Penelitian Siklus II..................................................................... 65 B. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................................... 82 C. Keterbatasan Penelitian................................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan..................................................................................................... 86 B. Saran .............................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 88 LAMPIRAN………………………………………………………………….... 91
DAFTAR TABEL
hal Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar………………………………………. 39 Tabel 2. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak Pra Tindakan…….……………………………………………….…… 44 Tabel 3. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak pada Siklus I………………………………………………………...……… 56 Tabel 4. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak pada Siklus II……………………………………………………………….. 74 Tabel 5. Perbandingan Persentase Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Sebelum Tindakan Kelas, Sesudah Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dan Sesudah Pelaksanaan Tindakan Siklus II pada Kriteria BSB………………………………………………………….. 80 Tabel 6. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Mengucapkan Bunyi Huruf …………………………………………………………. 93 Tabel 7. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Membedakan Huruf……….
93
Tabel 8. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Menyebutkan Benda yang Mempunyai Suara Huruf Awal yang Sama………….... 94 Tabel 9. Rubrik Penilaian tentang Memahami Hubungan Bunyi dan Huruf (Menghubungkan Tulisan dengan Simbol yang Sesuai)........ 94 Tabel 10. Rubrik Penilaian tentang Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal yang Sama…………………………………………....... 95 Tabel 11. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Melafalkan Kata dengan Jelas…………………………………………………………... 96 Tabel 12. Observasi Checlist “Pra Tindakan” ………………………………... 117 Tabel 13. Observasi Checlist “Siklus I”……………………………………….. 117 Tabel 14. Observasi Checlist “Siklus II”……………………………………… 118 Tabel 15. Instrumen Pengumpulan Data pada Saat “Pra Tindakan”…………. 119
Tabel 16. Instrumen Pengumpulan Data pada Saat “Siklus I”………………… 120 Tabel 17. Instrumen Pengumpulan Data pada Saat “Siklus II”……………….. 121 Tabel 18. Perhitungan Pengolahan Data………………………………………. 122
DAFTAR GAMBAR
hal Gambar 1. Skema Kerangka Pikir……………………………………………..
31
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart…….
33
Gambar 3. Anak Memilih dan Membalik Kartu yang Dipilihnya…………….
49
Gambar 4. Guru Menutup Gambar pada Media dan Pembelajaran Membaca Dilakukan di Aula………………………………………………..... 68 Gambar 5. Grafik Perbandingan Skor Total yang Diperoleh Anak pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II…………………………….……
81
Gambar 6. Kartu Kata Bergambar………………………………………..…. 125 Gambar 7. Anak Mengucapkan Bunyi Huruf Pada Kartu yang Anak Pilih… 125 Gambar 8. Anak Membedakan Huruf dengan Menyebutkan Huruf yang Ditunjuk Guru Secara Acak…………………………………..…. 126 Gambar 9. Anak Menyebutkan Nama-nama Benda yang Mempunyai Suara Huruf Awal yang Sama…………………………………………... 126 Gambar 10. Anak Menempelkan dan Menghubungkan Tulisan Sesuai Gambar/Simbolnya untuk Belajar Memahami Hubungan Bunyi dan Huruf……………………………………………………..… 127 Gambar 11. Anak Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal yang Sama dan Melafalkannya dengan Jelas………………………... 127 Gambar 12. Guru menutup Gambar yang Ada di Kartu Kata Pada Pelaksanaan Siklus II…………………………………………. 128
DAFTAR LAMPIRAN
hal Lampiran 1. Rubrik Penelitian………………………………………………… 92 Lampiran 2. Rencana Kegiatan Harian ……………….………………………
97
Lampiran 3. Lembar Observasi Hasil Penelitian...…….……………………… 116 Lampiran 4. Foto Kegiatan Anak ………………….…………………...…….. 124 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian…….………………………………………... 129
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan secara formal sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 “Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Usia TK berkisar 4-6 tahun. Kisaran yang diselenggarakan di Indonesia dikelompokkan ke dalam kelompok A usia 4-5 tahun dan kelompok B usia 5-6 tahun (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Pada usia 5-6 tahun atau berada dalam kelompok B, anak masih mengalami masa keemasan (the golden ages) yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai stimulasi dan pendidikan. Selama ini, pelajaran membaca tidak diperkenankan di tingkat TK kecuali hanya pengenalan huruf-huruf dan angka-angka. Akan tetapi, pada perkembangan terakhir ini dapat menimbulkan sedikit masalah, karena pelajaran di kelas satu sekolah dasar sulit diikuti jika anak-anak lulusan TK belum bisa membaca sehingga guru TK harus mampu memilih strategi dan media pembelajaran yang tepat (Aulia, 2011: 31). Berbagai metode mengajar dipraktikkan oleh pendidik dengan harapan bisa membantu anak didiknya menguasai keterampilan membaca. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mengajarkan anak membaca, karena membaca tidak muncul begitu saja pada diri anak, tetapi harus melalui proses yang panjang
1
dengan adanya stimulasi-stimulasi dan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tahapan anak (Aulia, 2011: 20). Peran guru ataupun orangtua sejak sedini mungkin sangat penting dalam upaya membentuk lingkungan yang mengundang anak untuk melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca permulaan
anak.
Pengembangan kemampuan membaca berhubungan langsung dengan tingkat bimbingan orang dewasa dalam menggunakan bahasa dan menekankan hubungan tulisan dengan abjad, kata, dan pesan (Stephanie Muller, 2006: 8). Persoalan yang terpenting untuk mengajarkan membaca pada anak adalah bagaimana cara mengajarkannya ke anak sehingga anak menganggap kegiatan belajar mereka seperti bermain dan bahkan memang berbentuk sebuah permainan yang menarik. Jadi, kegiatan atau pembelajaran membaca di TK dapat dilaksanakan selama masih dalam batas-batas aturan dan sesuai dengan karakteristik anak, yakni belajar sambil bermain (Aulia, 2011: 21). Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan membaca permulaan pada anak yaitu dengan melakukan pembelajaran sambil bermain menggunakan media pembelajaran yang menarik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul pada anak 5-6 tahun atau TK kelompok B dapat didiskripsikan sebagai berikut: TK Arjuna terletak di dusun Dayu Gadingsari Sanden Bantul yang berada di pinggir persawahan. Di TK tersebut terdapat 2 kelas yang terdiri dari kelompok A dan kelompok B. Halaman sekolah cukup luas serta terdapat aula sehingga anak dapat leluasa untuk bermain. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan
2
penelitian di kelompok B yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 5 anak perempuan karena sebagian anak di kelompok B masih mengalami kesulitan dalam membaca walaupun mereka sudah diajarkan membaca untuk mempersiapkan mereka masuk sekolah dasar. Saat observasi secara langsung dan bertanya pada wali kelas sebelum diadakan penelitian atau tindakan, didapatkan hasil bahwa kemampuan membaca sebagian besar anak yaitu 7 dari 13 anak masih berada pada kriteria Mulai Berkembang (MB). Beberapa anak masih pasif dan mengalami kesulitan dalam mengenal bentuk dan bunyi huruf. Pada anak usia 5-6 tahun seharusnya sudah mampu menyebutkan huruf vocal dan konsonan, menyebutkan suara huruf dan huruf awal yang sama, menulis namanya sendiri, dan sebagainya (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Media
yang
digunakan
guru
saat
proses
pembelajaran
untuk
meningkatkan kemampuan membaca sering menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak) dan media papan tulis serta spidol. Guru menulis di papan tulis dan anak disuruh mengeja satu per satu huruf yang ada di dalam kata tersebut lalu membacanya. Guru menjadi pusat pembelajaran saat pembelajaran seperti ini dan anak duduk manis di kursi masing-masing sehingga anak kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Saat pembelajaran membaca, anak susah untuk berkonsentrasi dan tidak kondusif karena ruang kelas yang letaknya berdekatan dengan kelas A apabila anak kelas A membuat gaduh. Saat guru kelas A menerangkan/ berbicara, hal ini juga terdengar dari kelas B sehingga membuat anak bingung mendengarkan. Kegiatan bermain dalam pembelajaran membaca
3
juga kurang diterapkan sehinggga proses pembelajaran membaca masih terkesan serius sehingga kurang sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu belajar sambil bermain. Media pembelajaran untuk anak TK seharusnya dapat menimbulkan motivasi dan ketertarikan anak sehingga anak belajar seperti bermain serta tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2002: 2). Guru harus berusaha mencari berbagai media yang tepat atau sesuai dengan perkembangan anak agar kemampuan membaca anak dapat meningkat. Sedangkan strategi untuk anak TK yang tepat seharusnya berpusat pada anak, bukan pada guru karena dengan berpusat pada anak akan lebih menimbulkan kebermaknaan dalam memperoleh pengalaman sehingga ilmu yang didapat mampu terserap dengan baik. Melihat keadaan seperti itu, peneliti ingin mencoba memperbaiki kemampuan membaca permulaan anak menggunakan media pembelajaran yang edukatif dan menarik untuk anak yaitu dengan kartu kata bergambar. Media ini sangat menarik karena disertai dengan gambar-gambar yang menarik, mudah dibuat, harganya murah, mudah didapat, serta huruf yang jelas dan tebal sehingga memudahkan anak untuk mempelajarinya. Selain itu, media ini juga mampu menunjukan pokok masalah karena gambar mempunyai sifat konkret. Gambar memiliki kekuatan besar dalam merespon otak anak. Anak akan mudah memahami kata-kata yang dipelajarinya dengan melihat gambar. Dengan menggunakan media ini diharapkan anak kelompok B TK Arjuna dapat belajar membaca dengan metode yang menyenangkan yaitu belajar sambil bermain dan
4
kemampuan membaca mereka meningkat. Media ini terbuat dari karton tebal berbentuk persegi panjang yang bertuliskan kata-kata yang ada di sekitar anak disertai dengan gambar (misalnya gambar alat komunkasi, binatang, buah, alat transportasi, alam, dan benda-benda disekeliling anak). Anak akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
B. Identifikasi Masalah Berdasar latar belakang yang telah diuraikan maka diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Pelajaran di kelas satu sekolah dasar sulit diikuti jika anak lulusan TK belum mampu membaca sehingga guru TK harus mampu memilih strategi dan media yang tepat dalam meningkatkan kemampuan membaca anak. 2. Beberapa anak kelompok B di TK Arjuna Dayu masih kesulitan dalam mengenal bentuk dan bunyi huruf. 3. Media yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan membaca sering menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak) dan menggunakan media papan tulis serta spidol. 4. Kemampuan membaca anak masih kurang atau belum optimal karena pembelajaran masih berpusat pada guru. 5. Kondisi kelas yang tidak kondusif dan anak sulit berkonsentrasi khususnya saat pembelajaran membaca karena letaknya sangat berdekatan dengan TK kelompok A.
5
6. Prinsip pembelajaran anak usia dini tentang kegiatan belajar sambil bermain kurang diterapkan guru sehingga proses pembelajaran masih terkesan serius saat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca.
C. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka dalam penelitian ini diperlukan sebuah pembatasan masalah. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah beberapa anak kelompok B di TK Arjuna Dayu masih kesulitan dalam mengenal bentuk dan bunyi huruf serta media yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan membaca sering menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak) dan menggunakan media papan tulis serta spidol. Dengan hal ini maka peneliti akan mencoba meningkatkan kemampuan membaca menggunakan kartu kata bergambar untuk anak kelompok B di TK Arjuna.
D. Rumusan Masalah Dari batasan masalah maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul menggunakan media kartu kata bergambar?
6
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar untuk kelompok B di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik Meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak dengan media yang menarik sehingga anak akan merasa enjoy untuk belajar membaca. Dalam kegiatan ini anak menjadi pembelajar yang aktif sehingga anak tidak cepat bosan, belajar seperti bermain dan tujuan pembelajaran yang diberikan dapat tercapai dengan optimal. 2. Bagi Guru Menjadi salah satu alternatif dalam penggunaan media pembelajaran dan dapat menumbuhkan kreativitas guru untuk menciptakan media pembelajaran. Guru dapat membuat sendiri media ini semenarik dan sekreatif mungkin dengan menggunakan bahan yang mudah didapat. Selain itu akan mempermudah guru untuk mengajarkan kemampuan membaca dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan. 3. Bagi Sekolah Dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang relevan untuk TK sehingga dapat meningkatkan kualitas guru dan sekolah.
7
G. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini agar terhindar dari meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas yaitu sebagai berikut : 1. Kemampuan Membaca Permulaan Kemampuan
membaca
permulaan
merupakan
kemampuan
dalam
mengenal bahan bacaan yang diajarkan anak secara terprogram. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf, menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama, dan melafalkan kata dengan jelas. 2. Media Kartu Kata Bergambar Kartu kata bergambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbentuk kartu dari kertas tebal yang memiliki kata-kata dan gambar menarik yang sesuai dengan kata tersebut serta sesuai dengan tema pembelajaran misalnya seri komunikasi, tumbuhan, hewan, transportasi, telekomunikasi, dan sebagainya yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca anak. Media ini dimainkan dengan menggunakan papan flannel yang dihias sedemikian rupa agar tampak menarik.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini adalah individu yang sedang menjalani proses perkembangan
yang
fundamental
bagi
kehidupan
selanjutnya.
Proses
pembelajaran atau pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini sebaiknya memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 6). NAEYC (National Assosiation Education for Young Children) dalam Yuliani Nurani Sujiono (2009: 7) menyatakan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun, merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini menjelaskan bahwa anak usia dini sebenarnya adalah individu yang unik di mana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang dilalui oleh anak tersebut. Sedangkan menurut UndangUndang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Anak Usia Dini adalah anak yang sejak pertama anak dilahirkan/usia lahir sampai usia 6 tahun. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Tetapi, di Indonesia yang
9
dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia lahir sampai enam tahun.
2. Karakteristik Anak Usia Dini Richard D. Kellough (1996) dalam Sofia Hartati (2005: 8-9) menyebutkan bahwa anak usia dini mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda dibanding anak usia 8 tahun ke atas. Karakteristik itu antara lain yaitu egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang besar, makhluk sosial, bersifat unik, kaya dengan fantasi, daya konsentrasi yang pendek, dan masa belajar yang paling potensial. Pada umumnya anak masih bersifat egosentrik, ia melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri tanpa memahami cara berfikir orang lain. Pada fase praoperasional (2-7 tahun) pola berpikir anak bersifat egosentrik dan simbolik. Fase ini merupakan permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam dalam menyusun pikirannya (Martini Jamaris, 2006: 21-22). Rasa ingin tau anak juga tinggi, anak sering bertanya tentang hal yang tidak diketahuinya serta senang berinteraksi dan bermain dengan teman sebayanya. Anak usia dini merupakan usia emas dimana anak mudah menyerap apa yang diberikan sehingga perlu adanya motivasi dan contoh-contoh yang baik. Perhatian anak dalam melakukan kegiatan juga masih pendek, yaitu antara 10 sampai 15 menit dan anak sering cepat jenuh terhadap satu kegiatan yang diberikan (Aulia, 2011: 37).
10
B. Kajian Kemampuan Membaca Permulaan 1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Kemampuan
merupakan
proses
pembelajaran
yang
mendukung
perkembangan anak. Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk berusaha dengan diri sendiri (Mohammad Zain dalam Milman Yusdi, 2010: 10). Sehingga kemampuan adalah kecakapan individu dalam menguasai tugas yang diberikan. Masri Sareb Putra (2008: 4) mengatakan bahwa membaca permulaan menekankan pengkondisian anak untuk masuk dan mengenal bacaan sehingga belum sampai pada pemahaman yang mendalam pada materi bacaan. Membaca permulaan adalah suatu kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Nurbiana Dhieni, 2005: 5.5). Kegiatan membaca untuk anak usia dini masuk dalam lingkup perkembangan bahasa keaksaraan (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Di sini anak akan belajar untuk mengenal simbol-simbol huruf, menyebutkan nama benda yang suara huruf awalnya sama, menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dengan membaca gambar atau menghubungkan tulisan dengan simbol, serta membaca dan menulis namanya sendiri dengan lengkap. Membaca pada tingkat awal atau membaca permulaan dapat diberikan kepada anak di Taman Kanak- kanak. Hal ini tergantung pada kesiapan membaca anak. Tanda-tanda anak yang mempunyai
11
kesiapan membaca menurut Nurbiana Dhieni (2005: 9.3) yaitu dapat memahami bahasa lisan, dapat mengucapkan kata dengan jelas, dapat mengingat kata-kata, dapat mengucapkan bunyi huruf, sudah menunjukan minat membaca, dan dapat membedakan suara atau bunyi dan objek dengan baik. Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan proses mengenal bacaan yang dilakukan secara terprogram yang diperuntukkan untuk anak usia dini. Melihat hal ini, anak TK sudah dapat diajarkan untuk membaca namun harus sesuai dengan perkembangan anak/tanpa paksaan dan dengan cara yang menyenangkan karena persoalan yang terpenting adalah cara yang digunakan untuk mempelajarinya sehingga anak menganggap kegiatan belajar mereka seperti bermain. Sedangkan dalam penelitian ini, membaca yang dimaksud adalah kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf (dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya), menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama, dan melafalkan kata dengan jelas.
2. Tahap Perkembangan Membaca Permulaan Cochrane et al dalam Nurbiana Dhieni (2005: 5.13), perkembangan dasar kemampuan membaca permulaan pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:
12
a. Tahap Fantasi (Magical Stage) Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku berulang kali, dan suka membawa buku kesukaannya. Pada tahap ini orang tua hendaknya memberikan contoh akan arti pentingnya membaca dengan membaca di hadapan anak (memberi teladan), sering membacakan cerita bergambar pada anak, dan sebagainya. b. Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage) Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku. Orang tua perlu memberikan rangsangan dengan membacakan buku pada anak (anak melihat isi buku tersebut). c. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage) Anak menyadari cetakan yang tampak, mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dan sudah mengenal abjad. Orang tua perlu melibatkan anak ketika sedang menceritakan sebuah cerita dengan melakukan tanya jawab pada anak dan berikan kesempatan membaca sesering mungkin. d. Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage) Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, bungkus makanan, pasta gigi, dan lain-lain. Anak mulai mengingat kembali cetakan pada konteksnya.
13
e. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage) Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas. Orang tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak. Tindakan tersebut dimaksudkan dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya. Bantu anak memilih bacaan yang sesuai. Jeann Chall dalam Aulia (2011: 31-32) mengemukakan bahwa belajar membaca mencakup pemerolehan kecakapan yang dibangun pada keterampilan sebelumnya. Untuk mencapai hal ini, ada 5 tahapan perkembangan kemampuan membaca, yaitu: a. Tahap Dasar (0) Pada tahap ini ditandai ketika anak mulai menguasai prasyarat membaca dan membedakan huruf dalam alphabet. Kemudian anak dapat membaca beberapa kata yang sering ditemui seperti di televisi atau media lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa anak sudah dapat membedakan antara pola huruf meskipun belum dapat mengerti kata itu sendiri. b. Tahap 1 Tahap ini terjadi pada tahun pertama sekolah, anak belajar kecakapan merekam fonologi yang digunakan untuk menerjemahkan simbol-simbol ke dalam suara dan kata-kata. c. Tahap 2 Anak sudah belajar membaca dengan fasih dan menguasai hubungan dari huruf ke suara serta dapat membaca sebagian besar kata dan kalimat sederhana.
14
d. Tahap 3 Anak sudah bisa mendapatkan informasi dari materi yang tertulis. Anak akan belajar dari buku yang mereka baca. e. Tahap 4 Pada tahap ini kemampuan membaca anak sudah sangat fasih. Anak menjadi semakin memahami beragam materi bacaan dan menarik kesimpulan dari apa yang ia baca. Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam membelajarkan anak membaca harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. Tahapan anak berbeda-beda walaupun umurnya sama karena hal ini tergantung dari kesiapan anak. Apabila anak belum siap untuk belajar membaca, jangan dipaksakan untuk membaca.
Pendidik ataupun orangtua harus bisa mengenali dimana tahapan
membaca peserta didik atau anaknya.
3. Strategi Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan di TK Strategi pengembangan kemampuan membaca permulaan bagi anak yang baik dan tepat perlu diketahui dan dikembangkan oleh pendidik. Fenomena bahwa banyak SD yang mensyaratkan anak sudah harus bisa membaca, menulis, dan berhitung saat masuk SD sangat memberatkan. Apabila hal ini tidak ditindak lanjuti dengan tepat, TK tidak lagi menjadi tempat bermain dan bersosialisasi melainkan akan beralih fungsi. Anak bisa kehilangan semangat belajar karena menganggap bahwa membaca adalah pelajaran yang sangat sulit dan tidak
15
menyenangkan (Aulia, 2011: 21). Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan strategi yang sesuai dengan karakteristik anak. Bromley dalam Nurbiana Dhieni (2005: 5.22) mengatakan bahwa strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat sesuai minat yang dibutuhkan anak, melibatkan anak dan situasi yang berbeda dalam kelompok kecil, kelompok besar, atau secara individu. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa. Pendekatan ini diberikan dengan menerapkan konsep DAP yang disesuaikan dengan kerakteristik pembelajar di TK yaitu melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca serta melibatkan anak. Selain itu, perlu juga memperhatikan motivasi dan minat anak sehingga memberikan pengaruh positif dalam kegiatan membaca. Strategi ini dilaksanakan dengan memberikan beragam aktivitas yang memperhatikan perkembangan membaca yang dimiliki anak. Motivasi merupakan faktor yang mampu mempengaruhi kemampuan membaca anak. Nurbiana Dhieni (2005: 5.14) mengatakan bahwa motivasi akan meningkatkan kemampuan belajar anak menjadi lebih baik. Motivasi dibedakan menjadi 2 yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Instrinsik bersumber dari anak itu sendiri misalnya keinginan untuk dapat membaca dengan lancar dan benar, sedangkan ekstrinsik bersumber dari luar seperti guru ataupun orang tua. Contoh dari motivasi ini misalnya mendapat pujian dan hadiah dari guru atau orang tua. Saat mengajarkan anak untuk membaca, Aulia (2011: 37) mengatakan bahwa ada pendekatan agar rencana tujuan dalam pembelajaran yang sedang
16
berlangsung dapat terserap dengan baik oleh anak. Pendekatan mengajar membaca tersebut antara lain: a. Gunakan metode yang bervariatif sesuai dengan gaya dan kebutuhan anak mengingat bahwa anak punya kepekaan cara membaca yang berbeda. b. Lakukan aktivitas sambil bermain, bermain sambil belajar, dan tidak formal. Jangan sampai aktivitas ini membebani anak dengan aktivitas yang menegangkan. c. Buat suasana senyaman mungkin dan menyenangkan serta penuh keakraban sehingga anak akan cepat menangkap apa yang diajarkan. Lingkungan kelas dibuat senyaman mungkin serta ciptakan suasana yang tenang. d. Padat, singkat, dan tidak perlu lama-lama. Gunakan waktu kira-kira 10-15 menit karena kemampuan konsentrasi anak tidak lama tapi yang harus dijaga adalah konsisten. e. Peka terhadap reaksi anak pada saat mengajarkan membaca. Pada saat anak tidak mulai konsentrasi atau tidak tertarik lagi maka berhentilah atau berhenti sebelum anak bosan. f. Paham bahwa setiap anak berkembang sesuai iramanya sendiri. Kegiatan membaca yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan minat yang sesuai dengan karateristik anak, akan lebih mudah membimbing untuk kegiatan membaca yang selanjutnya. Melalui media kartu kata bergambar, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran membaca yang tepat dan anak dapat memahami tujuan pembelajaran dengan maksimal.
17
Pengaitan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari atau benda disekitar anak juga dapat mempermudah anak untuk menyerap suatu pembelajaran. Oberlander dalam Harun Rasyid (2009: 127), mengatakan bahwa tingkat kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh seringnya kata-kata diucapkan kepada anak sejak dini secara berulang-ulang. Dengan mendengar kata-kata dan melihat huruf yang diucapkan oleh orang tua atau pendidik, terlebih lagi jika dilihatkan gambar, maka tujuan pembelajaran akan cepat masuk.
C. Kajian Media Kartu Kata Bergambar 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (asource) dengan penerima pesan (a receiver) (Cucu Eliyati, 2005: 104). Media merupakan jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak untuk belajar (Gagne dalam Nurbiana Dhieni, 2008: 10.3). Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media dalam pembelajaran, anak akan mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan guru karena akan timbul motivasi dan pembelajaran akan menjadi lebih menarik.
2. Manfaat Media Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) memaparkan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran antara lain yaitu:
18
a. Pengajaran lebih menarik perhatian anak sehingga menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami anak dan anak dapat menguasai tujuan pengajaran dengan lebih baik. c. Metode mengajar dapat lebih bervariasi karena pengajaran tidak hanya dengan komunikasi secara vebal sehingga anak tidak cepat bosan. d. Anak akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena anak tidak hanya mendengarkan
guru
tetapi
juga
mengamati,
melakukan,
dan
mendemonstrasikan. Sementara itu, Hamalik dan Sadiman dalam Nurbiana Dhieni (2008: 10.4), mengemukakan beberapa peranan atau manfaat media dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalitas saat pembelajaran, mengatasi sikap pasif anak, memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian yang konkret, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, memperdalam pemahaman anak terhadap materi pembelajaran, memberi variasi dalam proses belajar mengajar, dan memperlancar pelaksanaan dan mempermudah tugas mengajar guru. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat bermanfaat untuk mendukung proses pembelajaran baik untuk guru ataupun anak/peserta didik. Guru akan dapat mudah memberikan materi dengan bervariasi dan menarik sehingga anak menjadi aktif dan semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Pemilihan Media yang Tepat untuk AUD Dalam pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, ada beberapa dasar pertimbangan atau kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
19
pembelajaran. Kriteria pemilihan media menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 4-5) antara lain: a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan. Tujuan tersebut berisikan unsur pemahaman, aplikasi, dan analisis yang memungkinkan digunakannya media tersebut. b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerluka bantuan media agar mudah dipahami. c. Kemudahan dalam memperoleh media. Media sebaiknya mudah diperoleh, mudah dibuat oleh guru tanpa biaya mahal, sederhana, dan praktis penggunaannya. d. Keterampilan guru dalam menggunakan media tersebut. Apapun jenis media yang digunakan, guru dapat menggunakannya. Nilai dan
manfaat
yang
diharapkan
bukan
pada
medianya
tetapi
dampak
penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi ke anak. e. Sesuai taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung dapat dipahami anak dengan mudah. Pemilihan media pembelajaran harus diperhatikan agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan. Media pembelajaran harus aman serta mampu meningkatkan aspek perkembangan anak. Guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat sehingga tidak memaksakan pengguaan media
20
sehingga nantinya akan mempersulit guru dan kurang menambah kualitas belajar anak.
4. Pengertian Kartu Kata Bergambar Soeharto dalam Dyah Ayu Setianingrum (2005: 27), mengatakan bahwa kartu merupakan salah satu ide untuk menyampaikan pendapat konsep dalam bentuk tertulis. Sedangkan gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat serta konkret dengan masalah yang digambarkannya (Amir Hamzah Sulaiman, 1985: 27). Kartu kata bergambar termasuk dalam jenis media visual, yaitu penerima pesan (anak) akan menerima informasi melalui indra penglihatannya karena pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbolsimbol komunikasi visual (Nurbiana Dhieni, 2008: 11.13). Penggunaan media gambar dan kartu sangat cocok dengan karakteristik anak usia dini yang masih anak-anak. Aulia (2011: 84) mengatakan bahwa gambar memiliki kekuatan besar dalam merespon otak anak. Melalui media visualisasi (gambar), selain anak menangkap bunyi lafal dari suatu huruf atau nama tertentu, ia juga akan ingat bentuk dari nama-nama tersebut. Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kartu kata bergambar adalah media visual yang digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan yang berupa kertas tebal yang berbentuk persegi panjang yang berisikan kata yang di dalamnya berisi gambar yang sesuai dan kata sesuai dengan gambar tersebut. Media ini juga dibuat dengan jelas disertai gambar yang menarik dan berwarna-warni. Media ini dimainkan dengan menggunakan papan flannel
21
yang terdiri dari kantung-kantung kecil yang nantinya untuk menaruh kartu kata bergambar. Seri gambar atau kata yang tersedia bermacam-macam sesuai dengan tema yang diajarkan.
e
5. Kelebihan dan Kelemahan Media Kartu Kata Bergambar Media Kartu Kata bergambar sangat mempermudah guru dalam proses mengajarkan anak membaca. Banyak kelebihan yang dimiliki media ini sehingga anak juga akan mudah dalam belajar membaca. Kelebihan kartu kata bergambar sebagai media gambar menurut Arif Sadiman (1986: 29) yaitu sebagai berikut: a. Gambar mempunyai sifat yang konkret dan realistis sehingga mampu menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal. b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa dibawa (diperlihatkan). c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Misalnya penampang daun yang tidak mungkin bisa dilihat dengan mata telanjang namun dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar. d. Dapat memperjelas masalah dibidang apa saja dan tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membentuk pemahaman. e. Harganya murah dan mudah untuk didapat serta mudah digunakan karena tanpa peralatan khusus. Sedangkan kelebihan kartu kata bergambar sebagai media gambar menurut Amir Hamzah Suleiman (1988: 29) yaitu sebagai berikut: (1) gambar mudah diperoleh, dibuat sendiri, dan mudah digunakan, (2) penggunaan
22
gambar merupakan hal yang wajar, (3) koleksi gambar dapat diperoleh terus dengan membuatnya sendiri atau mencari di berbagai sumber seperti majalah dan internet, (4) mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran karena terdiri dari berbagai macam, bentuk, dan warna. Kartu gambar dapat tepat dipergunakan untuk mengenalkan konsep membaca permulaan pada anak TK Kelompok B atau anak usia 5-6 tahun dengan gambar sebagai simbolnya. Menurut Piaget anak pada usia ini berada pada masa pra operasional konkret yang artinya anak dapat mengembangkan kemampuankemampuan berbahasa dengan benda-benda yang nyata sebagai simbolnya seperti kartu-kartu bergambar (tulisan). Dengan media ini, anak akan mudah menyerap tujuan pembelajaran tentang membaca dan memudahkan guru dalam proses mengajar. Selain kelebihan-kelebihan di atas, kartu kata bergambar juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai media gambar.
Arif Sadiman (1986: 31),
mengatakan bahwa kelemahan tersebut antara lain: a. Hanya menekankan persepsi indera mata atau hanya bisa untuk dilihat karena media ini berupa gambar dan disertai tulisan. Penggunaan media gambar tidak mampu untuk didengar, dirasa, diraba, dan dibau. b. Terlalu kompleks dan kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c. Ukurannya sangat terbatas bila dilakukan saat proses pembelajaran dalam kelompok besar.
23
6. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu kata bergambar yang dirancang oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk pembelajaran. b. Mengkondisikan anak sebelum pembelajaran dimulai dan membagi anak menjadi 3 kelompok. c. Guru memberitahukan tema pembelajaran serta menjelaskan cara bermain dan memberi contoh. d. Anak bergiliran untuk bermain. e. Mengacak kartu kata bergambar dengan posisi terbalik di kantung papan flannel dan satu per satu anak maju memilih 1 kartu dengan membaliknya. f. Anak mengucapkan satu per satu huruf dari kartu yang dipilihnya lalu dibaca serta menunjuk huruf yang disebutkan bunyinya oleh guru. g. Anak menyebutkan nama-nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama dengan cara membalik salah satu kartu misalnya ia mendapat “korek” sehingga anak harus menyebutkan benda lain yang mempunyai suara huruf awal yang sama “ko” misalnya koran, kopi, kolam, dan sebagainya. h. Anak belajar memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya dengan menempelkan kartu kata dan kartu gambar. i. Anak menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama dengan cara yang sama yaitu memilih 1 kartu dan membaliknya lalu anak menyebutkan
24
kata yang mempunyai huruf awal yang sama. Misalnya anak mendapat kartu “radio” sehingga anak berusaha menyebutkan sebanyak-banyaknya kata yang berawalan huruf “r”, misalnya rambut, roti, rusa, dan sebagainya. j. Anak menyebutkan kata tersebut dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain. k. Guru selalu mendampingi dan memotivasi anak apabila ada yang mengalami kesulitan sehingga guru dapat membantunya. Jangan memaksa anak untuk harus menjawab atau melakukan dengan benar.
D. Karakteristik Membaca Anak 5-6 Tahun Rubin dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi yang dikutip oleh Ratna Arini Dewi (2012: 17), mengatakan pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah dikuasai anak. Anak usia TK sudah mampu mengikuti kegiatankegiatan pengajaran membaca seperti di bawah ini, yaitu: a. Peningkatan Ucapan Pada kegiatan ini difokuskan pada peningkatan kemampuan anak mengucapkan bunyi-bunyi bahasa. Anak yang mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi tertentu perlu dilatih secara terpisah. b. Kesadaran Fonemik (Bunyi) Pada kegiatan ini difokuskan untuk menyadarkan anak bahwa kata dibentuk oleh fonem atau bunyi yang membedakan.
25
c. Hubungan antara Bunyi-huruf Syarat utama untuk dapat membaca adalah mengetahui tentang hubungan bunyi-bunyi. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menghubungkan tulisan dengan simbol atau gambar yang melambangkannya. Anak yang mengalami kesulitan dalam hal hubungan bunyi huruf maka pengajaranya secara terpisah. d. Membedakan Bunyi-bunyi Membedakan bunyi-bunyi merupakan kemampuan yang penting dalam pemerolehan bahasa, khususnya membaca. e. Kemampuan Mengingat Kemampuan mengingat yang dimaksud lebih mengarah pada kemampuan untuk menilai apakah dua bunyi atau lebih itu sama atau berbeda. f. Membedakan huruf Membedakan huruf adalah kemampuan membedakan huruf-huruf (lambang bunyi). Jika anak masih kesulitan membedakan huruf, berarti ia belum siap untuk membaca. g. Orientasi dari Kiri ke Kanan Anak perlu disadarkan bahwa kegiatan membaca dalam bahasa Indonesia menggunakan sistem dari kiri ke kanan. h. Keterampilan Pemahaman Anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya juga mengalami kesulitan dalam membaca, sebab membaca pada dasarnya merupakan kegiatan berpikir.
26
i.
Penguasaan Kosa Kata Pengenalan kata merupakan proses yang melibatkan kemampuan
mengidentifikasi simbol tulisan, mengucapkan dan menghubungkan dengan makna. Carol Seefald & Barbara A. Wasik (2008: 323), anak usia TK terutama usia 5-6 tahun yaitu sudah mahir dengan bahasa dan mempunyai akses ke pengalaman bahasa dan baca tulis. Tiga kemampuan bahasa/membaca pada anak TK yaitu: a. Kesadaran fonemik/bunyi Yaitu tanda untuk memahami bunyi huruf dalam kata. Anak yang memiliki pemahaman fonemik mengerti bahwa kata dibentuk oleh bunyi-bunyi serta mampu menggunakan bunyi-bunyi di dalam kata. b. Pengetahuan tentang huruf Anak
mampu
mengetahui
bunyi
dan
bentuk-bentuk
huruf.
Pengetahuannya ini diperoleh dari pengalaman anak. c. Memahami huruf cetak Garis besar yang dimiliki seorang anak yang telah mengembangkan pemahaman tentang konsep mengenai huruf cetak antara lain mengerti bahwa buku itu untuk dibaca, mengerti bahwa huruf cetak/bukan gambar memiliki pesan, dan membaca dari kiri ke kanan. Tom & Harriet Sobol yang dikutip Nurbiana Dhieni (2005: 5.4 ), anak usia TK sudah memiliki kesiapan membaca sehingga pada usia anak sudah bisa
27
diajarkan untuk membaca. Menurut Nurbiana Dhieni (2005: 5.17), anak TK seharusnya sudah mampu untuk dan sudah dapat diajarkan membaca seperti: a. Mampu memahami bahasa lisan, dalam hal ini anak mampu memahami kalimat sederhana dalam konteks komunikasi dan sesuai perkembangan bahasa anak. b.
Melafalkan kata dengan jelas, anak mampu dengan jelas mengatakan kata dan dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Mengingat kata yang didengar, anak mampu mengulang atau mengingat kata yang telah didengarnya, sehingga apabila ia ditanya kembali anak mampu mengingat dan menjawabnya. d. Mampu melafalkan bunyi huruf, anak mampu melafalkan huruf huruf abjad dengan baik setelah orang tua/ pendidik memberinya contoh. e. Mampu membedakan bunyi dengan baik, kemampuan yang dimaksud yaitu penglihatan dan pendengaran. Anak dapat membedakan bunyi huruf karena anak mengetahui bentuk huruf. Kemampuan membaca yang dimiliki anak usia TK menurut Aulia (2011: 43), yaitu: a. Mampu membedakan ukuran dan bentuk huruf, dalam hal ini anak mampu membedakan bentuk huruf dan memahami bahwa setiap huruf mempunyai bentuk yang berbeda. b. Mampu membedakan bunyi, anak mampu membedakan bunyi dengan cara mendengar dari setiap huruf dan melihat huruf dari segi bentuknya.
28
c. Mampu mengingat apa yang dilihat, anak mengingat bentuk huruf dengan melihat huruf-huruf tersebut. d. Mengingat bunyi, dalam hal ini anak mampu mengingat bunyi dari setiap huruf dengan melihat huruf dan mendengar huruf melalui pengalamannya. Sedangkan dalam Permendiknas No. 58 tahun 2009, kemampuan bahasa anak 5-6 tahun dari segi keaksaraan yaitu: (1) menyebutkan simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal, (2) membuat gambar dan coretan tentang cerita mengenai gambar yang dibuat sendiri, (3) menyebutkan nama-nama benda yang suara huruf awalnya sama, (4) menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama, (5) menghubungkan gambar dengan kata, (6) membaca gambar yang memiliki kata sederhana, (7) menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan yang diungkapkan, (8) menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, (9) membaca buku cerita bergambar sederhana dengan menunjuk beberapa kata yang dikenalinya, (10) mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya, (11) membaca dan menulis nama sendiri dengan lengkap. Peneliti menggunakan acuan dari beberapa pendapat ini untuk menentukan indikator dalam penelitian. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa membaca permulaan adalah kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf (menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya), menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama, dan melafalkan kata dengan jelas. Kemampuan inilah yang akan digunakan peneliti sebagai indikator atau kemampuan yang akan dinilai dalam penelitian.
E. Kerangka Pikir Pembelajaran membaca sebenarnya tidak diperkenankan di tingkat TK kecuali hanya pengenalan huruf-huruf. Akan tetapi, pada perkembangan terakhir
29
ini dapat menimbulkan sedikit masalah, karena pelajaran di kelas satu sekolah dasar sulit diikuti jika anak-anak lulusan TK belum bisa membaca. Sebenarnya, anak-anak yang telah diajarkan membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih maju di sekolah daripada anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini sehingga banyak TK yang mengupayakan pembelajaran membaca. Berbagai metode mengajar dipraktikkan oleh pendidik dengan harapan bisa membantu anak-anak didiknya menguasai keterampilan membaca sebelum masuk Sekolah Dasar. Namun pada kenyataannya strategi dan media yang digunakan guru masih kurang tepat dan kurang bervariasi sehingga anak cepat jenuh, merasa bosan, dan guru lebih berperan aktif saat proses pembelajaran. Anak di TK Ajuna Dayu masih banyak yang belum bisa membaca bahkan masih sulit untuk mengenali bentuk dan bunyi huruf. Strategi yang dilakukan guru masih berpusat pada guru dan pembelajaran masih kurang menarik sehingga anak kurang aktif, kurang tertarik, dan cepat merasa bosan sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal. Melihat hal seperti ini peneliti mencoba menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca anak usia kelompok B di TK Arjuna Dayu dengan menggunakan kartu kata bergambar. Media ini sangat menarik dan guru bisa membuatnya sendiri. Kartu disertai dengan gambar yang berwarna-warni dan tulisan yang jelas sehingga anak akan tertarik dan mudah menyerap tujuan dari pembelajaran. Selain itu, media ini juga mampu menunjukan pokok masalah karena gambar mempunyai sifat yang konkret, harganya murah dan mudah didapat.
30
Saat pembelajaran anak akan berperan aktif dan pembelajaran ini seperti kegiatan bermain sehinggga anak tidak cepat merasa bosan dan tujuan yang ingin dicapai dapat terserap oleh anak dengan optimal. Melihat kegunaan dan keuntungan yang dimiliki oleh media ini pada kegiatan pembelajaran, maka kartu kata bergambar merupakan salah satu media yang tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca anak kelompok B di TK Arjuna Dayu. Anak akan menjadi pembelajar yang aktif dan kemampuan-kemampuan membaca yang diajarkan guru dapat tercapai secara optimal karena anak akan merasa senang dan tertarik sehingga mereka tidak cepat merasa bosan. Apabila divisualisasikankan dalam sebuah skema adalah sebagai berikut: Kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna masih kurang sehingga perlu adanya media yang dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak.
Langkah-langkahnya: (1) mempersiapkan media dan mengkondisikan anak, (2) memberitahukan tema pembelajaran serta Media menjelaskan cara bermain dan memberi kartu kata contoh serta membagi anak menjadi 3 bergambar kelompok, (3) anak bergiliran untuk bermain dan mengacak kartu dengan posisi terbalik di kantung flannel dan satu per satu anak maju memilih 1 kartu dengan membaliknya, (4) anak bermain serta Kemampuan membaca melakukan sesuai perintah dan contoh guru permulaan dalam pembelajaran kemampuan membaca anak kelompok B di pada indikator 1 sampai 6 sesuai yang TK Arjuna Dayu direncanakan peneliti, (5) mendampingi meningkat secara dan memotivasi anak. optimal.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
F. Hipotesis Pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif partisipatif. Suharsimi Arikunto (2010: 2) mengartikan Penelitian Tindakan Kelas secara partisipatif adalah kegiatan dengan adanya keterlibatan pihak lain di luar peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Hopkins dalam Sarwiji Suwandi (2009: 14) dalam bukunya yang berjudul “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah”, PTK memiliki karakteristik perbaikan proses
pembelajaran
dari
dalam,
usaha
kolaboratif,
dan
bersifat
fleksibel/disesuaikan dengan keadaan. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena meneliti dalam 1 kelas saja yaitu anak kelompok B di TK Arjuna serta adanya masalah dalam kemampuan membaca sehingga berupaya meningkatkan kemampuan membaca dengan memperbaiki proses pembelajaran kelompok B di TK Arjuna dengan menggunakan kartu kata bergambar. Peneliti akan berkolaborasi dengan guru dalam mengadakan penelitian dan merancang tindakan yang dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan maksimal.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Arjuna Dayu yang terletak di dusun Dayu Gadingsari Sanden Bantul. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 bulan Maret
32
2014 sampai April 2014 dalam siklus yang tidak dapat ditentukan. Siklus dihentikan apabila penelitian ini mencapai kriteria keberhasilan.
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Arjuna Dayu yang berjumlah 13 anak yaitu 8 laki-laki dan 5 perempuan. Objek penelitian dalam tindakan ini adalah kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar.
D. Rancangan Penelitian Peneliti ini menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart. Model penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan atau proses pembelajaran yang semakin lama semakin meningkat hasilnya. Model ini dikembangkan dari pemikiran Kurt Lewin yang menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral.
Keterangan: 1. Perencanaan 2. Perlakuan dan pengamatan 3. Refleksi
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 132)
33
Suharsimi Arikunto (2010: 17-19), mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga tahap pada satu siklusnya, apabila dalam tindakan kelas ini ditemukan kekurangan atau masih belum maksimal dan belum tercapainya target yang telah ditentukan, maka diadakan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan pada siklus yang berikutnya. Model ini terdiri dari empatkomponen yang terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Rencana, yaitu langkah yang dilakukan ketika akan memulai tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal. 2. Tindakan dan Observasi. Tindakan yaitu implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumya. Sedangkan observasi yaitu proses mencermati/mengamati jalannya pelaksanaan tindakan. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dengan sebelumnya. 3. Refleksi, yaitu langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah dilakukan. Peneliti dan guru akan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa
34
yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.
E. Rencana Tindakan Rencana tindakan pada penelitian ini direncanakan terdapat 2 siklus namun apabila belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan akan menambah siklus selanjutnya sampai kriteria keberhasilan tersebur tercapai. Setiap siklus terdiri 4 bagian yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi dan refleksi. Bagian-bagian ini terintegrasi satu sama lain. Kegiatan pembelajaran pada Siklus I dapat digunakan sebagai gambaran untuk menuju pada Siklus II sehingga pada Siklus II dapat lebih baik lagi. Rencana tindakan yang dilakukan pada Siklus I yaitu: 1. Tahap Perencanaan Secara terinci, persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengamatan kondisi TK. b. Berkolaborasi dengan guru dalam penyusunan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) sesuai dengan tema dan mempersiapkan media pembelajaran. c. Membuat lembar observasi dan penilaian mengenai peningkatan kemampuan membaca anak menggunakan kartu kata bergambar.
35
2. Tahap Tindakan/Implementasi Tindakan Kelas dan Observasi a. Tahap Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti dan guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam tindakan pembelajaran menggunakan kartu kata bergambar yaitu: (1) mempersiapkan media dan mengkondisikan anak, (2) memberitahukan tema pembelajaran serta menjelaskan cara bermain dan memberi contoh serta membagi anak menjadi 3 kelompok, (3) anak bergiliran untuk bermain dan mengacak kartu dengan posisi terbalik di kantung flannel dan satu per satu anak maju memilih 1 kartu dengan membaliknya, (4) anak bermain serta melakukan sesuai perintah dan contoh guru dalam pembelajaran kemampuan membaca pada indikator 1 sampai 6 sesuai yang direncanakan peneliti, (5) mendampingi dan memotivasi anak. b. Tahap Observasi Pada tahap observasi, peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dan melakukan penilaian menggunakan instrument yang telah disusun sebelumnya. Observasi dilakukan secara langsung selama proses pembelajaran dengan panduan yang telah dibuat. 3. Tahap Refleksi a. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus dan melakukan refleksi untuk merumuskan tindakan-tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
36
b. Menyusun rencana tindakan siklus selanjutnya (Siklus II) untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus pertama dengan memodifikasi pembelajaran sehingga masalah-masalah yang terjadi pada siklus pertama dapat teratasi namun pada intinya hampir sama. Rencana tindakan yang dilakukan pada Siklus II yaitu: 1. Tahap Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada Siklus II memperhatikan refleksi dari Siklus I. Perencanaan yang dilakukan meliputi: a.
Mempersiapkan
Rancangan
Kegiatan
Harian
(RKH)
dan
media
pembelajaran. b. Membuat lembar observasi dan penilaian mengenai peningkatan kemampuan membaca anak menggunakan kartu kata bergambar. 2. Tahap Tindakan dan Observasi Pada tahap tindakan, pelaksanaannya dilakukan hampir sama seperti pada tahap 1 namun dengan memperhatikan refleksi pada tahap 1 untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada tahap 1. Sedangkan pada tahap observasi dilakukan seperti pada tahap sebelumnya. 3. Tahap Refleksi Refleksi yang dilakukan sama seperti pada Siklus I. Refleksi pada siklus ke 2 ini digunakan untuk membandingkan hasil dari Siklus I dengan Siklus II, apakah ada peningkatan kemampuan anak selama pembelajaran atau tidak. Jika belum terdapat peningkatan maka siklus dapat diulang lagi.
37
F. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
data
yang
dibutuhkan
(Suharsimi
Arikunto,
2010:
175).
Pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode observasi. Observasi adalah cara paling efektif yang dilengkapi dengan format atau pedoman pengamatan sebagai instrument. Tidak hanya sekedar mencatat tapi juga mengadakan pertimbangan lalu mengadakan penilaian (Suharsimi Arikunto, 2010: 272). Observasi dilakukan melalui pengamatan/ pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai (Acep Yoni, 2010: 137). Kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dalam metode ini menggunakan seluruh panca indra dan merupakan pengamatan langsung atau bentuk tekhnik cara mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 220). Pengambilan data dalam penelitian ini melihat situasi dan sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi belajar mengajar , tingkah laku, dan interaksi kelompok (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 66). Observasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data mengenai kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan nama-nama benda yang mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya, menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama, dan melafalkan kata dengan jelas. Pengumpulan data dilakukan
38
dengan menggunakan lembar observasi yang didalamnya terdapat indikatorindikator yang harus diamati ketika anak melakukan kegiatan tersebut.
G. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dengan menggunakan checklist. Checklist yaitu salah satu alat observasi yang ditujukan untuk memperoleh data yang ingin diamati oleh peneliti di mana dalam pelaksanaan di lapangan tinggal memberi tanda check atau dicentang. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Membaca Menggunakan Kartu Kata Bergambar Variabel Kemampuan Membaca Permulaan
Indikator Mengucapkan bunyi huruf Membedakan huruf Mengetahui hubungan bunyi dan huruf Menyebutkan benda yang suara huruf awalnya sama Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama Melafalkan kata dengan jelas
Catatan : Rubrik terlampir
H. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif-kuantitatif. Menurut Wina Sanjaya (2009: 106), analisis data adalah proses mengolah dan mengintepretasikan data dengan tujuan mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan
39
proses yang dinyatakan dalam sebuah predikat, sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil dengan menggunakan persentase. Analisis kualitatif dalam penelitian ini dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan dan ukuran kualitas sehingga hasil penilaian berupa bilangan kemudian diubah menjadi sebuah predikat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan predikat BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik) yang kemudian didiskripsikan. Rumus penelitian yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca melalui kartu kata bergambar ini menggunakan rumus dari Ngalim Purwanto (2006: 102) yaitu sebagai berikut: Keterangan: NP R SM 100
: Nilai persen yang diharapkan : Skor mentah yang diperoleh siswa : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan : Bilangan tetap
Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh selanjutnya diinterpretasikan ke dalam 4 kriteria yang diambil dari Acep Yoni (2010: 175-176) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Kriteria interpretasinya adalah sebagai berikut: 1. Kriteria Belum Berkembang (BB) antara 0% – 25% 2. Kriteria Mulai Berkembang (MB) antara 26% - 50% 3. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) antara 51% - 75% 4. Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) antara 76% - 100%
40
I. Kriteria Keberhasilan Keberhasilan dalam penelitian ini akan tercermin dengan adanya peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan membaca permulaan anak. Penelitian dianggap berhasil apabila 76% atau lebih dari anak pada kelompok B di TK Arjuna dapat mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf (menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya), menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama, dan melafalkan kata dengan jelas atau berada dalam kriteria “Berkembang Sangat Baik”.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Anak Sebelum Tindakan saat Proses Pembelajaran Membaca Permulaan Hampir setiap pagi sebelum masuk dalam kegiatan pembelajaran, anak kelompok B di TK Arjuna biasanya melafalkan doa sehari-hari seperti mendoakan kedua orang tua, naik kendaraan, keluar rumah, masuk atau keluar WC, dan sebagainya serta melafalkan surat-surat pendek dalam Al-Quran.
Guru juga
menanyakan hari, tanggal, dan bulan pada hari itu dan bersama-sama menyebutkan satu per satu huruf yang ada pada kata salah satu hari tersebut lalu guru menuliskan di papan tulis. Proses pembelajaran yang ada di TK Arjuna sudah cukup baik. Namun, dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan masih kurang karena berpusat pada guru, kurang menerapkan prinsip pembelajaran untuk anak usia dini yaitu belajar sambil bermain, dan kurang memanfaatkan media karena guru sering menggunakan media papan tulis dan spidol atau mengerjakan di LKA (Lembar Kerja Anak) sehingga guru menjadi pusat pembelajaran dan anak hanya duduk manis di kursi masing-masing. Pada saat kegiatan pembelajaran membaca di papan tulis, guru menuliskan beberapa kata di papan tulis dan anak disuruh untuk mengeja atau membaca per huruf kemudian kata tersebut dibaca. Secara bergantian anak mengeja satu per satu huruf dan membacanya. Terkadang guru menulis di papan tulis untuk dibaca bersama-sama dan setelah itu anak menulis di buku tulis masing-masing. Saat kegiatan ini, masih ada beberapa anak yang tidak
42
memperhatikan, merasa bosan dengan tidur-tiduran dengan menaruh kepala di meja, berlari keluar kelas dan ramai dengan temannya. Pada saat kegiatan pembelajaran membaca permulaan menggunakan media LKA, anak disuruh untuk menghubungkan gambar dengan tulisan atau menuliskan kembali kata atau kalimat yang ada di LKA. Sebelum anak mengerjakan, guru menjelaskan dan memberi contoh namun masih banyak anak yang bingung sehingga sering bertanya pada guru. Beberapa anak bertanya kepada guru secara bersamaan, sehingga suasana kelas menjadi tidak tenang dan gaduh. Ada beberapa anak yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan di depan kelas, ada anak yang berbicara sendiri dengan temannya, mengganggu temannya, dan bahkan ada yang keluar untuk bermain di halaman. Guru selalu berusaha untuk menenangkan kembali suasana di dalam kelas serta memotivasi dan membantu apabila ada anak yang masih kesulitan dalam mengerjakan LKA maupun membaca dengan media papan tulis. Selama pembelajaran membaca menggunakan media papan tulis dan LKA, masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam hal mengenali huruf, membaca kata, menyebutkan benda yang awalan suara atau hurufnya sama, dan sering tidak selesai dalam mengerjakan di LKA. Sebelum penelitian tindakan kelas diadakan di TK Arjuna, peneliti melakukan pra tindakan penelitian untuk memperoleh data awal. Data yang diperoleh dari pra tindakan digunakan untuk mengukur kemampuan membaca anak pada kelompok B. Peneliti akan meningkatkan kemampuan membaca anak pada kelompok B menggunakan kartu kata bergambar. Pra tindakan dilakukan
43
sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah penelitian tindakan dilakukan serta untuk melihat adanya keberhasilan.
2. Pelaksanaan Pra Tindakan Pelaksanaan pra tindakan dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data observasi. Adapun indikator yang dinilai pada pra tindakan ialah mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf (menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai), menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama, dan melafalkan kata dengan jelas. Rekapitulasi hasil dari pra tindakan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak Pra Tindakan No 1.
2.
3.
4.
Pencapaian Persentase Kemampuan Membaca Permulaan Anak yang memperoleh 0% - 25% dalam kemampuan membaca permulaan Anak yang memperoleh 26% - 50% dalam kemampuan membaca permulaan
Jumlah Anak
Anak yang memperoleh 51% - 75% dalam kemampuan membaca permulaan Anak yang memperoleh 76% - 100% dalam kemampuan membaca permulaan Jumlah
Keterangan :
1
Persentase Jumlah Anak 7,69%
7
53,85%
BSH
4
30,77%
MB
1
7,69%
BB
13
100%
BB : Belum Berkembang ( 0% - 25%) MB : Mulai Berkembang ( 26% - 50% ) BSH : Berkembang Sesuai Harapan ( 51% - 75% ) BSB : Berkembang Sangat Baik ( 76% - 100% )
44
Kriteria BB
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di TK Arjuna saat pra tindakan atau sebelum dilakukan tindakan kelas yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase 76%-100% dalam kemampuan membaca permulaan hanya 1 anak atau berada pada persentase 7,69% (BB) sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa anak yang bingung mengenali beberapa huruf abjad karena bentuknya hampir sama dan anak kurang mengetahui beberapa huruf seperti b, d, n, m, k, h, j, dan y. Biasanya anak membaca huruf-huruf tersebut setelah guru menuliskan beberapa kata dan anak mengeja satu per satu huruf tersebut secara bergantian di tempat duduk masingmasing. Hal ini biasanya membuat beberapa anak menjadi jenuh karena anak hanya duduk manis sambil menunggu gilirannya dan saat gilirannya anak tidak bisa konsentrasi dengan baik. Pada saat kegiatan membedakan huruf dengan cara guru menunjuk huruf kemudian anak menyebutkan huruf tersebut dengan menggunakan media papan tulis dan spidol, anak
cepat merasa jenuh dan kurang bersemangat. Hal ini
disebabkan karena anak hanya diam di kursi masing-masing. Anak yang duduk di bagian belakang merasa bingung karena saat menulis di papan tulis guru kurang jelas dalam menuliskan dan terkadang papan tulis terkena pantulan sinar matahari sehingga membuat tulisan tidak jelas dan kurang bisa dibaca anak. Anak hanya belajar dengan cara yang abstrak tanpa media dari guru. Misalnya guru menyebutkan satu benda “su-rat”, dan anak-anak mencoba mencari
45
benda yang berawalan “su”. Anak hanya membayangkan surat dan huruf “su” sehingga anak kurang tertarik. Sebagian anak merasa sangat kesulitan menyebutkan benda-benda tersebut. Anak juga mengerjakan dari lembar kerja anak atau guru membuat sendiri dengan kertas dengan cara ditulis dan digambar sendiri sehingga terkadang gambar kurang jelas. Beberapa anak juga masih bingung
dalam
membaca/memahami
kata
sehingga
sulit
untuk
menghubungkannya sehingga harus dibantu guru dengan membacakan kata tersebut. Ada juga anak yang mencontoh temannya dalam mengerjakan. Beberapa anak juga masih malu-malu dan tidak jelas dalam membaca sehingga sulit dipahami pendengar, kurang bisa mengucapkan huruf “r”, dan membacanya terlalu pelan dan lirih. Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna persentasi yang dicapai pada kondisi awal sebelum tindakan saat pembelajaran membaca dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan atau masih kurang dari indikator pencapaian yang diharapkan. Berdasarkan masalah-masalah yang ada pada anak kelompok B di TK Arjuna, maka peneliti dan guru berusaha mencari solusi dan melalukukan perbaikan saat kegiatan pembelajaran membaca. Hal ini dilakukan supaya kemampuan bahasa anak khususnya dalam membaca dapat meningkat. Peneliti ingin meningkatkan kemampuan membaca menggunakan kartu kata bergambar dengan harapan kemampuan membaca anak pada kelompok B di TK Arjuna dapat
46
meningkat dan kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih menyenangkan dan berkesan serta mengalami perubahan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Pelaksanan Penelitian Siklus I Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari rencana pelaksanaan yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti dan guru. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. a. Perencanaan Peneliti dan guru telah menyusun rencana pelaksanaan tindakan pada Siklus I dengan memberikan tindakan membaca menggunakan kartu kata bergambar. Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Senin, 24 Maret 2014, pertemuan kedua pada hari
Rabu, 26 Maret 2014, dan pertemuan ketiga pada hari
Selasa 1 April 2014. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru menentukan tema, sub tema pembelajaran, merencanakan pembelajaran yang tertuang pada RKH, menentukan indikator keberhasilan, menyusun panduan pelaksanaan pembelajaran dan monitoring penelitian tindakan kelas
bagi
guru
kelas/kolaborator,
mempersiapkan fasilitas dan sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran membaca, mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu huruf bergambar, serta mempersiapkan kamera untuk mengambil foto atau gambar anak maupun guru saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai dokumentasi untuk mendukung penelitian, menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi
47
untuk mencatat proses kegiatan membaca permulaan dan untuk mengetahui kemampuan membaca anak saat proses pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 1) Pelaksanaan Tindakan a) Siklus I Pertemuan ke I Pada Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 24 Maret 2014. Tema pembelajaran pada hari itu yaitu alat komunikasi (macam-macam alat komunikasi). Kegiatan pertama pada hari Senin sebelum masuk pada proses pembelajaran diawali dengan upacara bendera dan setelah itu anak masuk ke kelas. Sebelum duduk di kursi masing-masing, anak berlari dan melompati karet yang telah disiapkan guru dan peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan motorik kasar anak. Anak dipersilahkan minum, lalu anak dan guru berdo’a bersama-sama, salam, membaca surat-surat pendek, absensi, dan menanyakan hari. Guru melakukan apersepsi serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. Pada kegiatan inti, anak dibagi menjadi 3 kelompok dan guru menjelaskan terlebih dahulu kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. Guru mengajak anak untuk bernyanyi lagu “a b c d” dan tepuk “Semangat” agar anak lebih siap untuk belajar. Kemudian guru memperlihatkan media yang akan digunakan yaitu kartu kata bergambar kepada anak. Anak bersama-sama diminta untuk menyebutkan satu per satu nama gambar yang ada di kartu tersebut serta guru menanyakan huruf yang ada pada kartu. Guru memasukkan kartu pada kantung papan flannel dalam posisi terbalik lalu anak disuruh memilih salah satu.
48
Kemudian guru meminta anak mengucapkan bunyi huruf yang ada pada kartu tersebut. Anak juga dilatih membedakan huruf dengan guru bertanya sambil menunjuk huruf lalu anak menyebutkan bunyi huruf yang ditunjuk guru atau guru yang menyebutkan bunyi huruf dan anak yang menunjuk hurufnya pada kartu tersebut.
Gambar 3. Anak Memilih dan Membalik Kartu yang Dipilihnya Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
menarik
perhatian
anak
dengan
menggunakan kartu kata bergambar agar anak paham tentang cara bermain. Setelah anak bersama-sama mengucapkan bunyi dan membedakan huruf, anak secara bergantian satu per satu maju ke depan dalam 1 kelompok. Kelompok yang lain melakukan kegiatan yang berbeda sesuai kegiatan hari itu. Anak yang lain dikondisikan agar tetap tenang. Anak merasa tertarik untuk bermain sehingga mereka dapat dikondisikan dengan baik. Anak yang lain cukup tenang karena ingin segera dipanggil namun masih ada beberapa yang ramai. Anak yang maju awal adalah anak yang kurang dalam kemampuan membaca dan masih kesulitan atau lama dalam mengerjakan sesuatu. Tugas anak ialah memilih dan mengambil
49
salah satu kartu yang terbalik lalu membaca gambar, mengucapkan semua huruf yang ada pada kartu tersebut dan anak membedakan huruf dengan cara menunjuk huruf yang disebutkan guru secara acak. Anak yang sudah maju kemudian menunggu teman 1 kelompoknya sampai selesai dan mengerjakan tugas lainnya sehingga 1 kelompok berputar ke kegiatan lain. Pada saat melakukan pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar, guru dan peneliti mengamati serta mencatat perkembangan anak khususnya dalam kemampuan mengucapkan bunyi dan membedakan huruf. Guru memotivasi dan membimbing anak yang masih kesulitan dalam kegiatan ini. Kegiatan inti lainnya pada hari itu yaitu menghubungkan jumlah gambar yang ada dengan lambang bilangan yang sesuai dan melukis gambar televisi menggunakan cotton bud lalu dilanjutkan istirahat. Sebelum istirahat, anak cuci tangan secara bergantian, membaca doa sebelum makan, makan bersama-sama dikelas, berdoa setelah makan, dan
kemudian
bermain. Pada kegiatan akhir atau setelah istirahat, anak masuk kelas dan anak bersama-sama melakukan tepuk ”Televisi”. Setelah itu guru melakukan tanya jawab kepada anak tentang benda-benda yang termasuk alat komunikasi dan dilanjutkan dengan mereview bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu. Guru menanyakan tentang perasaan anak apakah senang atau tidak dalam mengikuti kegiatan pada hari itu. Setelah itu, anak bernyanyi sebelum berdoa, guru dan siswa berdoa bersama, pesan-pesan guru, salam, dan penutup. Anak yang pulang pertama adalah anak yang berangkatnya paling awal. Hal ini
50
membuat anak bersemangat untuk datang pagi-pagi sehingga pulangnya lebih cepat. b) Siklus I Pertemuan ke 2 Penelitian tindakan Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2014. Tema pembelajaran pada hari tersebut yaitu alat komunikasi dengan sub tema macam-macam alat komunikasi. Pada hari Rabu kegiatan awal sebelum masuk pada proses pembelajaran diawali dengan berbaris sambil mengekspresikan diri gerak dan lagu “Ayo Konco”. Anak-anak bernyanyi sambil bergerak mengikuti irama lagu. Dilanjutkan masuk ke kelas, berdoa bersama, salam, absensi, dan menanyakan hari. Guru melakukan apersepsi tentang macam-macam alat komunikasi serta menyebutkan perbedaan radio dan TV serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari itu. Pada kegiatan inti, anak dibagi menjadi 3 kelompok dan guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Guru mengajak anak bernyanyi lagu “a b c d” dalam versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Guru memperlihatkan kartu kata bergambar kepada anak yang telah diletakkan di kantung papan flannel secara terbalik. Guru mengambil satu dan mencoba bersama anak-anak untuk menyebutkan suara huruf awal yang sama pada kartu tersebut. Anak terlebih dahulu menyebutkan huruf serta suara huruf awal yang ada pada kartu tersebut. Anak maju secara bergiliran dan anak yang lain menunggu dengan tenang karena sebelumnya sudah dikondisikan untuk tetap tenang. Apabila dalam 1 kelompok sudah selesai maka berganti ke kegiatan lainnya sehingga kegiatan berputar. Kegiatan inti pada hari itu yaitu menghubungkan tulisan/ kata sesuai dengan
51
gambarnya yang sudah dijelaskan guru di lembar yang telah disediakan dan melukis bebas gambar alat komunikasi dengan teknik finger painting dan dilanjutkan istirahat. Sebelum istirahat anak cuci tangan bergantian terlebih dahulu, membaca doa sebelum makan, makan bersama, berdoa setelah makan, kemudian bermain. Pada kegiatan akhir, guru bersama anak melakukan tepuk “Macam-macam Alat Komunikasi” dan melakukan review bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu dengan cara berdiskusi dan melakukan tanya jawab. Guru menanyakan tentang perasaan anak apakah senang atau tidak dalam mengikuti kegiatan pada hari itu dan dilanjutkan dengan bernyanyi sebelum berdoa, guru dan anak berdoa bersama, pesan-pesan guru, salam, dan penutup. Anak yang pertama pulang adalah anak yang berangkat paling awal. c) Siklus I Pertemuan ke 3 Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan ketiga dilakukan pada hari Selasa tanggal 1 April 2014. Tema pembelajaran pada hari tersebut yaitu alat komunikasi dengan sub tema macam-macam alat komunikasi. Kegiatan awal pada hari Selasa dimulai dengan baris berbaris sambil bernyanyi dan bergerak sesuai irama lagu, masuk kelas, bernyanyi sebelum berdoa, berdoa bersama, salam, absensi, menanyakan hari, tanya jawab untuk membedakan perilaku yang baik dan buruk saat menghidupkan radio atau televisi dan apersepsi sub tema hari ini. Sebelum ke inti, guru mengajak anak untuk bernyanyi “Jangan Menonton TV saat Magrib” sambil tepuk tangan serta melakukan tepuk “Semangat”. Hal ini bertujuan agar anak merasa senang dan siap untuk mengikuti pembelajaran.
52
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Guru menunjukan media yang digunakan yaitu kartu kata bergambar beserta papan flannelnya. Guru memberikan contoh cara bermain dengan mengambil salah satu kartu lalu membaca huruf awalnya kemudian anak bersama-sama menyebutkan dan setelah itu juga bersama-sama menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama dari kartu yang dipilih. Anak satu per satu maju ke depan sesuai kelompoknya. Anak juga harus melafalkan kata yang diucapkan dengan jelas sehingga dapat dimengerti guru serta pengucapan huruf yang dibaca anak juga jelas. Pada saat kegiatan ini, anak kurang dapat berkonsentrasi karena kelas di kelompok A ramai dan membuat anak bingung saat berfikir untuk menyebutkan benda yang berawalan huruf sama dan ada beberapa anak yang berlari untuk melihat di kelas kelompok A. Ada juga anak yang masih malu-malu dan lirih dalam mengucapkan kata. Seperti biasa, kelompok yang lain mengerjakan kegiatan inti lainnya. Tugas lain anak yaitu mengambil kepingan puzzle dengan gambar keluarga menonton televisi, kertas, dan lem lalu disusun menjadi gambar utuh sesuai yang dicontohkan guru. Kegiatan inti lainnya yaitu membuat kolase kentongan dengan biji padi yang berwarna-warni dan dilanjutkan dengan istirahat. Sebelum istirahat anak cuci tangan bergantian terlebih dahulu, membaca doa sebelum makan, makan bersama, berdoa setelah makan, kemudian bermain. Pada kegiatan akhir, guru mengajak anak untuk membuat perencanaan sehabis pulang sekolah misalnya setelah pulang sekolah langsung pulang, ganti pakaian, cuci tangan, makan, membantu orang tua, dan sebagainya. Setelah itu,
53
guru mereview bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu. Guru menanyakan tentang perasaan anak apakah senang atau tidak dalam mengikuti kegiatan pada hari ini dan dilanjutkan dengan bernyanyi sebelum berdoa, berdoa bersama, pesan-pesan guru, salam, dan penutup. Anak dipanggil satu per satu sesuai dengan siapa yang berangkat paling awal. Anak yang berangkat terakhir artinya pulang terakhir. 2) Observasi Selama pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar berlangsung, peneliti dan guru mengamati proses kegiatan tersebut. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan proses pembelajaran terdiri dari keterlibatan serta ketertarikan anak dalam kegiatan yang telah dirancang, dan mengamati perkembangan anak khususnya dalam perkembangan kemampuan membaca. Selama pengamatan dalam proses pembelajaran Siklus I yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014, Rabu tanggal 26 Maret 2014 dan Selasa tanggal 1 April 2014 berjalan baik dan lancar walaupun masih ada beberapa kendala. Hari pertama anak-anak antusias dan sangat senang, karena pembelajaran membaca permulaan menggunakan kartu kata bergambar disertai dengan papan flanel merupakan kegiatan baru. Kartu ini yang mempunyai gambar bervariasi, berwarna-warni, dan disertai dengan papan flannel yang menarik sehingga dapat menarik perhatian anak sebab biasanya anak hanya menggunakan LKA dan media papan tulis serta spidol dalam pembelajaran membaca.
54
Pada saat pembelajaran mengucapkan bunyi dan membedakan huruf, anak-anak sangat bersemangat dan antusias. Semua anak mau maju dan berusaha mengucapkan huruf pada kartu yang dipilih dan mau membedakan huruf dengan baik meskipun ada beberapa anak yang harus dibimbing dan diberi motivasi oleh guru dalam kegiatan tersebut. Pada saat kegiatan menyebutkan nama-nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama, anak juga bersemangat untuk segera maju dan menunggu gilirannya. Tetapi, ada beberapa anak yang berbicara sendiri dengan temannya, mengganggu teman sehingga harus ditegur guru beberapa kali dan akhirnya bisa tenang. Saat pembelajaran memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan sesuai simbolnya, masih ada anak yang mencontoh temannya karena masih merasa bingung karena masih kesulitan membaca. Sedangkan pada saat pembelajaran menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama dan melafalkan kata yang diucapkan dengan jelas, anak juga sangat antusias walaupun masih ada beberapa anak yang malumalu dan melafalkan kata dengan lirih, terlalu cepat dan tidak jelas. Pada saat pembelajaran membaca seperti diatas, anak kelompok B sering terganggu karena lokasi yang sangat dekat dengan kelas kelompok A yaitu hanya dibatasi oleh triplek sehingga membuat anak B terganggu dan kurang dapat berkonsentrasi saat kelas A membuat gaduh. Berikut data kemampuan membaca menggunakan kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna pada siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
55
Tabel 3. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak pada Siklus I No 1.
2.
3.
4.
Pencapaian Persentase Kemampuan Membaca Permulaan Anak Anak yang memperoleh 0% - 25% dalam kemampuan membaca permulaan Anak yang memperoleh 26% - 50% dalam kemampuan membaca permulaan
Jumlah Anak
Anak yang memperoleh 51% - 75% dalam kemampuan membaca permulaan Anak yang memperoleh 76% - 100% dalam kemampuan membaca permulaan Jumlah
Keterangan :
Kriteria
0
Persentase Jumlah Anak 0%
3
23,08%
BB
5
38,46%
MB
5
38,46%
MB
13
BB
100%
BB : Belum Berkembang ( 0% - 25%) MB : Mulai Berkembang ( 26% - 50% ) BSH : Berkembang Sesuai Harapan ( 51% - 75% ) BSB : Berkembang Sangat Baik ( 76% - 100% )
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di TK Arjuna setelah dilakukan tindakan pada siklus I yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase 76%-100% dalam kemampuan membaca permulaan naik menjadi 5 anak atau dengan persentase 38,46% (Mulai Berkembang). Persentase yang dicapai tersebut sudah cukup baik dikarenakan ada peningkatan dari sebelum diadakan tindakan. Namun dalam siklus I ini masih ada beberapa anak yang masih bingung dan masih ada kesulitan dalam mengenali beberapa huruf, masih tidak fokus saat guru menunjuk huruf dan anak kurang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan. Masih ada beberapa anak yang malu-malu dan masih sulit untuk menyebutkan sehingga harus dibantu guru atau guru memberi acuan terlebih
56
dahulu . Ada beberapa anak yang masih bingung dan mencontoh temannya dalam mengerjakan dan masih kesulitan membaca. Ada juga anak yang suaranya sangat lirih dan kesulitan mengucapkan beberapa huruf. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam membaca menggunakan kartu kata bergambar belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Peneliti dan guru kelas harus mengadakan evaluasi pada penelitian tindakan Siklus I tersebut. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca menggunakan kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna apabila dilihat dari persentase pra tindakan dan pelaksaanan Siklus I mengalami peningkatan. Tetapi, belum mencapai indikator keberhasilan yang telah direncanakan peneliti. Oleh sebab itu, perlu dilanjutkan dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya agar dapat mencapai
ketuntasan belajar yang diharapkan dan direncanakan oleh
peneliti. Peneliti akan menguraikan tentang bagaimana peningkatan dari pra tindakan ke Siklus I tersebut dapat terjadi. Berikut adalah uraian bagaimana peningkatannya : Pada saat indikator “Mengucapkan Bunyi Huruf” pada pra tindakan, hanya ada 1 anak yaitu Yus yang sudah mampu menyebutkan semua huruf dengan baik dan benar. Sedangkan Rai, And, Dit, Iyo, dan Mut mereka belum sepenuhnya mampu/ sebagian besar mampu menyebutkan huruf sehingga masih ada beberapa huruf yang kurang tepat. Untuk Mil, Yog, Pan, Ame, dan Zah hanya mampu menyebutkan sebagian kecil huruf saja. Mereka juga masih kesulitan terhadap
57
beberapa huruf yang hampir sama seperti “b, d; s, z; n, m” dan huruf abjad yang berada diurutan akhir seperti “v, w, x, y, z”. Sedangkan Sha dan Azi masih sangat mengalami kesulitan (kurang dari 25%) sehingga dikatakan belum berkembang. Setelah dilakukan tindakan siklus I menggunakan kartu kata bergambar, Rai, And, Iyo, dan Pan berada di kriteria BSB sehingga menjadi 5 anak yang sebelumnya hanya ada 1 anak. Sha dan Azi pun sudah mulai mampu mengenali beberapa huruf sehingga mereka naik pada kriteria MB sehingga tidak ada lagi anak yang berada pada kriteria BB. Semua anak mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan Siklus I. Peningkatan pada indikator menyebutkan bunyi huruf ini dikarenakan guru menggunakan kartu kata bergambar sebagai media. Anak lebih tertarik dan antusias karena sebelumnya guru hanya memakai media papan tulis dan spidol. Sebelum dilakukan penilaian dan anak maju satu per satu, guru bersama anak menyebutkan huruf yang ada pada kartu tersebut dan kegiatan dibuat semenarik mungkin. Anak memilih satu kartu dalam posisi terbalik pada papan flannel yang menarik. Pada saat indikator “Membedakan Huruf” pada pra tindakan, ada 1 anak yang berada pada kriteria BSB yaitu Yus. Ia mampu membedakan huruf dengan baik dan sudah mampu dengan hafal semua huruf pada abjad sehingga mudah ketika membedakan huruf. Sedangkan And masih mengalami beberapa kendala dalam membedakan huruf dan masih sering lupa namun sebagian besar huruf pada abjad sudah ia kenal dan paham sehingga berada di kriteria BSH. Untuk Rai, Mil, Dit, Iyo, Yog, Mut, Pan, dan Ame mereka masih sering lupa ketika membedakan huruf dan guru menunjuk huruf lalu anak menyebutkan. Mereka hanya mampu
58
menjawab sebagian kecil atau sekitar 25% saja. Sedangkan untuk Sha, Azi, dan Zah, merekan masih sangat mengalami kesulitan karena masih sulit untuk mengenali huruf dan bunyinya sehingga pada indikator ini mereka berada pada kriteria BB. Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I, anak yang berada pada kriteria BSB menjadi 5 anak yang sebelumnya hanya ada 1. Rai, And, Iyo, dan Pand naik menjadi BSB. Pada siklus ini, anak yang berada pada kriteria BB sudah tidak ada lagi. Azi, Sha, dan Zah naik menjadi MB. Mereka sekarang sudah bisa membedakan beberapa huruf sekitar 25%. Peningkatan ini terjadi karena guru menggunakan media kartu kata bergambar untuk mengembangkan kemampuan membedakan huruf anak. Sebelum anak maju satu per satu, guru menjelaskan dengan sangat jelas cara bermain dan guru bersama anak membedakan huruf bersama dengan memilih satu kartu pada papan flannel. Anak sangat antusias karena media yang digunakan belum pernah mereka gunakan. Anak dapat terkondisikan walaupun masih ada beberapa anak yang membuat kekacauan. Pada indikator “Menyebutkan Benda yang Mempunyai Suara Huruf Awal yang Sama” pada pra tindakan, hanya ada 1 anak yang berada pada kriteria BSB, yaitu Yus. Ia mampu menyebutkan lebih dari 3 saat guru menyuruh unuk menyebutkan benda lain yang memiliki suara huruf awal yang sama. Ia sudah paham betul tentang suara huruf awal yang sama. Untuk Raid an Iyo sudah mampu menjawab 3 benda. Mereka juga sudah paham namun masih berfikir panjang untuk menyebutkan benda tersebut. And, Dit, Sha, Yog, Mut, Pan, dan Ame hanya mampu menyebutkan sedikit/2 benda. Mereka masih mengalami kesulitan untuk mengenali apa itu suara huruf awal sehingga terkadang guru harus
59
memberikan acuan/ bantuan terlebih dahulu. Sedangkan untuk Mil, Azi, dan Zah, mereka masih mengalami kesulitan dan belum mengerti apa itu suara huruf awal sehingga belum mampu untuk menyebutkan benda lainnya. Guru harus memberikan bantuan juga. Setelah dilakukan tindakan Siklus I, anak yang berada pada kriteria BSB sudah ada 4 anak yang sebelumnya hanya 1 anak. Rai, Iyo, dan Pan meningkat berada pada kriteria BSB. Mil dan Zah naik menjadi BSH dan Azi naik menjadi MB sehingga tidak ada lagi anak yang berada pada kriteria BB. Peningkatan pada indikator ini terjadi karena guru menggunakan kartu kata bergambar sebagai media. Anak dijelaskan terlebih dahulu dan guru memberikan contoh. Anak maju mengambil kartu lalu mencoba mengeja huruf dan menentukan suku awal/ suara huruf awalnya dan anak mencoba menyebutkan benda lain yang mempunyai suara huruf awal yang sama. Suasana dibuat menjadi nyaman dan tidak menegangkan. Guru memberikan semangat pada anak. Pada indikator “Memahami Hubungan Bunyi dan Huruf” pada pra tindakan, hanya ada 1 anak yang berada pada kriteria BSB yaitu Yus. Ia sudah mampu membaca kata sehingga mampu menghubungkan tulisan dengan gambar. Untuk And, ia sudah sudah mulai mampu untuk mengeja dan membaca namun masih ada sedikit kesalahan dalam menghubungkan tulisan dan gambar. Sedangkan Rai, Mil, Iyo, Sha, Mut, Pan, dan Ame, mereka mulai mampu memahami hubungan bunyi dan huruf sehingga mereka sedikit lebih mengerti untuk menghubungkannya (sekitar 50%). Untuk Dit, Yog, Azi, dan Zah, mereka masih sangat mengalami kesulitan karena belum mampu memahami hubungan bunyi dan huruf sehingga masih berada pada kriteria BB. Mereka hanya asal
60
menghubungkan dan terkadang hanya mencontoh jawaban temannya. Setelah dilakukan Siklus I, And berada pada kriteria BSB sehingga setelah dilakukan tindakan Siklus I yang berada pada kriteria BSB menjadi 2 anak. Untuk Dit naik menjadi BSH, Yogi dan Zaha naik menjadi MB, sedangkan Azis masih tetap berada pada kriteria BB. Peningkatan ini terjadi karena guru menggunakan kartu kata bergambar untuk menjelaskan sehingga anak tertarik dan setelah itu anak diberi 1 per 1 lembar kerja yang nantinya dihubungkan anak. Saat anak mengerjakan, guru berkeliling dan memberi semangat ke anak dan memberikan bantuan apabila ada anak yang merasa kesulitan. Pada indikator “ Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal Sama” pada pra tindakan, hanya ada 1 anak yang berada pada kriteria BSB yaitu Yus. Ia mampu menyebutkan lebih dari 3 benda atau kata yang mempunyai huruf awal yang sama. Ia sudah bisa membaca kata dan memahami apa itu huruf awal. Pada inidikator ini tidak ada nak yang berada pada kriteria BSH. Untuk Rai, And, Iyo, dan Mut, mereka masih mengalami kesulitan sehingga hanya mampu menyebutkan 2 benda saja. Sedangkan untuk Mila, Dita, Sha, Yog, Azi, dan Zah masih berada pada kriteria BB. Mereka masih mengalami kesulitan dan belum mengerti sehingga belum mampu menyebutkan benda lainnya. Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I, Raid dan Iyo meningkat berada pada kriteria BSB. Sehingga yang berada pada kriteria BSB menjadi 3 anak. Pada kriteria BB berkurang menjadi menjadi 2 anak yang sebelumnya 8 anak. Azi dan Zah masih berada pada kriteria BB karena anak tidak mendengarkan guru. Peningkatan ini terjadi karena guru menggunakan kartu kata bergambar sebagai media. Biasanya
61
guru hanya berbicara atau tanpa media, misalnya “coba sebutkan benda/ kata yang berawalan huruf “s”. dan anak hanya secara abstrak menebak. Guru juga membuat kegitan ini menarik dengan anak bebas memilih 1 kartu dan mencoba untuk membaca/ mengeja dan menyebutkan huruf pertama. Pada indikator “Melafalkan Kata dengan Jelas” pada pra tindakan, hanya ada 1 anak yang berada pada kriteria BSB, yaitu Yus. Ia mampu dengan jelas dan keras melafalkan kata sehingga dapat dipahami pendengar dan tidak malu-malu. Rai dan Ame sudah mampu dengan jelas namun terkadang masih ada beberapa yang kurang jelas dalam pengucapan huruf. Untuk And, Dit, Iyo, Sha, Yog, dan Mut masih malu dan ragu sehingga kurang jelas namun masih bisa dipahami. Sedangkan Mil, Azis, Pan, dan Zah masih berada pada kriteria BB mereka sangat malu/ dengan suara lirih dan terkadang tidak mau. Setelah dilakukan tindakan Siklus I, yang berada pada kriteria BSB bertambah menjadi 2 anak yang sebelumnya hanya 1 anak. Untuk Azi dan Zah masih berada pada kriteria BB walaupun sudah ada sedikit peningkatan tapi belum dapat dikatakan di MB. Sedangkan Mut dan Pan naik menjadi MB. Sebagian besar anak sudah mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi karena guru menggunakan kartu kata bergambar. Guru selalu memberikan motivasi secara verbal agar anak mau mengucapkan dengan jelas dan tidak malu-malu sehingga dapat dipahami pendengar. Kegiatan pada indikator ini dilakukan ketika anak menyebutkan benda/kata lain yang mempunyai huruf awal yang sama dengan kartu yang dipilihnya.
62
c. Refleksi Data yang diperoleh melalui pengamatan digunakan sebagai pedoman peneliti dan guru untuk melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul sehingga dapat mencari solusi terhadap masalah tersebut. Pencarian solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak menggunakan kartu kata bergambar dan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Beberapa kendala yang perlu dicari solusi dan perlu adanya peningkatan pada siklus berikutnya yaitu: 1) Media yang digunakan dalam pembelajaran membaca terutama pada penulisan huruf kurang besar sehingga beberapa anak masih mengalami kesulitan dan kurang jelas. 2) Saat proses pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar, beberapa anak masih sulit untuk dikondisikan sehingga anak masih berbicara dengan temannya, suka mengganggu teman, dan jalan-jalan di kelas. Selain itu, anak sulit berkonsentrasi dengan suara yang bising dikarenakan ruang kelas B sangat berdekatan dengan ruang kelas kelompok A sehingga ruang kelas menjadi tidak kondusif dan nyaman. 3) Saat proses pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar, masih kurang adanya motivasi guru ke anak saat anak mengerjakan/menebak dan dengan hasil yang dilakukan oleh anak sehingga masih banyak anak yang malu-malu saat maju di depan kelas untuk
63
menggunakan kartu kata bergambar dan kurang bersemangat dalam menebak atau membaca. Peneliti dan guru berdiskusi untuk
mencari
solusi
agar
kegiatan
pembelajaran pada siklus berikutnya dapat berjalan lancar dan dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak menggunakan media kartu kata bergambar. Solusi dari beberapa kendala tersebut yaitu: 1) Penulisan huruf pada media yang digunakan yaitu kartu kata bergambar dibuat lebih besar untuk memudahkan anak membaca. Peneliti membuat ukuran huruf yang ada pada media tersebut lebih besar sehingga lebih jelas. 2) Guru dan peneliti merencanakan kegiatan menggunakan kartu kata bergambar dengan cara penggunaan kartu kata bergambar dibuat lebih menantang lagi dengan guru mencoba menutup gambar terlebih dahulu agar anak mengeja dan tidak hanya membaca gambar agar anak semakin antusias dan terjadi peningkatan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya. Selain itu, kegiatan membaca menggunakan kartu kata bergambar didukung pelaksanaannya dilakukan di aula sehingga anak menjadi nyaman, tidak bosan dan konsentrasi anak tidak terganggu karena suara bising dari ruang kelas kelompok A. 3) Saat belajar menggunakan media kartu kata bergambar, guru dan peneliti memberikan perhatian dan memotivasi anak agar lebih percaya diri dengan memberikan reward berupa bintang dari kertas yang berwarna kuning yang ditempel di papan bintang/papan prestasi anak jika anak mampu mengerjakan dengan baik serta tidak membuat gaduh atau mengganggu teman.
64
Berdasarkan hasil refleksi ini, maka peneliti merencanakan kembali tindakan pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar untuk Siklus II karena belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan. Peneliti akan mengoptimalkan pada peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar sampai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sehingga nantinya dengan menggunakan media ini pada Siklus II mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak setelah dilakukan refleksi. Peneliti menghipotesis bahwa pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar yang dibuat lebih besar tulisannya, pelaksanaannya lebih menantang dengan menutup gambar, dan pemberian motivasi serta reward dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Arjuna.
4. Pelaksanaan Penelitian Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada Siklus I peneliti dan guru berdiskusi untuk menyusun perencanaan pelaksanaan tindakan pada Siklus II. Perencanaan meliputi merencanakan program pembelajaran yang dituangkan dalam RKH, mempersiapkan fasilitas dan sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran, mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat segala aktivitas selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung yang berisi daftar isian yang mencakup kegiatan anak dalam membaca
permulaan
menggunakan
media
65
kartu
kata
bergambar
dan
mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan proses kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk mendukung dalam penelitian dan memperoleh data. Rencana tindakan yang akan dilakukan pada Siklus II untuk perbaikan yaitu menggunakan media kartu kata bergambar yang telah diperbaiki, penggunaannya dibuat lebih menantang lagi dengan guru mencoba menutup gambar terlebih dahulu agar anak mengeja dan tidak hanya membaca gambar, pelaksanaan kegiatan membaca permulaan menggunakan kartu kata bergambar didukung di ruang aula agar anak nyaman, tidak bosan dan konsentrasi anak tidak terganggu karena suara dari ruang kelas kelompok A, dan memberikan reward yang ditempel di papan bintang/papan prestasi anak jika anak mampu mengerjakan dengan baik serta tidak membuat gaduh atau mengganggu teman. Pada Siklus II peneliti dan guru berusaha dengan maksimal untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dari siklus I. Peneliti dan guru berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih nyaman dan menyenangkan. Tema kegiatan pembelajaran pada Siklus ke II yaitu alat komunikasi. Pada tindakan penelitian siklus ke II ini terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu pada hari Jumat tanggal 4 April 2014, Senin tanggal 7 April 2014, dan pada hari Selasa tanggal 8 April 2014. Pada penelitian tindakan siklus II peneliti dan guru lebih meningkatkan kegiatan dengan menutup gambar terlebih dahulu sehingga anak tidak membaca gambar dan lebih tertantang. Sebelum melakukan kegiatan dengan menggunakan karu kata begambar ini guru berusaha membuat anak menjadi semangat dan nyaman dengan melakukan berbagai gerakan atau senam otak terlebih dahulu dan memberikan reward bagi anak yang mampu melakukan
66
dengan baik dan tidak mengganggu teman atau membuat gaduh di kelas. Kegiatan membaca menggunakan kartu kata bergambar juga dilakukan di aula sehingga anak lebih dapat berkonsentrasi. b. Pelaksanaan dan Observasi 1) Pelaksanaan a) Siklus II Pertemuan ke I Pada tindakan penelitian Siklus II pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 April 2014, tema pembelajarannya yaitu alat komunikasi dengan sub tema macam-macam alat komunikasi. Kegiatan pertama pada hari Jumat, diawali dengan berbaris sebelum masuk sambil gerak lagu, berjalan sambil berjinjit lalu masuk kelas,berdoa sebelum belajar, salam, absensi, menanyakan hari, membaca surat-surat pendek dan dilanjutkan dengan apersepsi tentang sub tema hari ini. Guru mengajak anak untuk bernyanyi sambil berdiri sambil bergerak sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan serta dapat menyalurkan kelebihan energi yang dimiliki oleh anak. Guru mengajak anak untuk kembali duduk di kursi masing-masing serta mempersilahkan bagi yang ingin minum dan anak disuruh untuk menuju aula. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang pertama yaitu anak disuruh untuk maju ke depan mengambil satu kartu. Guru menutupi gambar yang ada pada kartu tersebut dan anak menyebutkan satu per satu huruf dan mencoba membacanya. Guru juga bertanya pada anak tentang huruf yang bertujuan dapat membedakan huruf. Guru menunjuk huruf secara acak dan anak menyebutkannya. Setelah anak mencoba membaca pada
67
kartu tersebut, guru membuka gambarnya. Hal ini bertujuan apakah jawaban anak benar atau tidak. Apabila anak menjawab kurang tepat, guru membantu dan memotivasi anak.
Gambar 4. Guru Menutup Gambar pada Media dan Pembelajaran Membaca Dilakukan di Aula Pada kegiatan ini, sebagian besar anak sudah dapat mengucapkan bunyi dan membedakan huruf pada kartu kata bergambar sebab anak sudah mulai terbiasa dan guru selalu memberi motivasi. Anak sudah mulai mampu membaca tanpa melihat gambar yang ada di kartu. Kegiatan inti lainnya yaitu membuat HP dari kepingan geometri dan memberi nomer 1 sampai 9 pada segiempat yang diibaratkan sebagai tombol HP. Anak meniru hasil HP yang sudah dibuat guru dan peneliti sebelumnya. Anak sangat antusias saat menempelkan kepingan geometri dan memberi angka sehingga membentuk seperti HP. Anak mencoba memainkan HP tersebut dengan mengobrol dengan teman-temannya. Sebelum istirahat anak cuci tangan bergantian terlebih dahulu,
membaca doa sebelum makan, makan bersama,
berdoa setelah makan, dan bermain.
68
Pada kegiatan akhir setelah masuk kelas, guru mengajak anak untuk bernyanyi dan setelah itu bermain ular berbisik atau kalimat berantai. Anak dibagi menjadi 3 kelompok. Setelah guru membisiki anak pertama atau berbisik sebanyak 2 kali dan membisiki temannya sampai yang paling belakang, guru melanjutkan dengan mereview bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu. Guru menanyakan tentang perasaan anak apakah senang atau tidak dalam mengikuti kegiatan pada hari itu. Peneliti dan guru memberi penghargaan kepada anak yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran pada hari itu dengan baik berupa bintang dari kertas yang ditempel di papan bintang sesuai nama anak dan tidak memberikan reward bagi anak yang masih bermain sendiri, masih mengganggu teman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada hari itu. Hal ini diharapkan agar anak keesokan harinya lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah itu guru mengajak anak untuk bernyanyi sebelum berdoa, guru dan anak berdoa bersama, pesan-pesan guru, salam, dan penutup. Satu per satu anak keluar kelas sesuai dengan urutan yang datang paling awal. b) Siklus II Pertemuan II Pada tindakan penelitian Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 April 2014, tema pembelajarannya yaitu alat komunikasi dengan sub tema fungsi alat komunikasi. Kegiatan pertama pada hari Selasa diawali dengan berbaris sebelum masuk, memantulkan bola kasti dan menangkapnya lalu masuk kelas secara bergantian atau antri. Anak duduk di kursi masing-masing dan dilanjutkan dengan berdoa bersama, salam, absensi, menanyakan hari, membaca
69
doa sehari-hari, dan dilanjutkan dengan apersepsi mengenai fungsi alat komunikasi. Anak dan guru
kemudian bernyanyi bersama lagu “Telepon
Berdering”. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan memberi contoh. Guru memanggil satu per satu anak dalam kelompok untuk maju dan anak lain mengerjakan tugas lain dan menunggu giliran. Anak menunjuk satu kartu dan guru yang mengambilnya. Anak disuruh untuk mencoba membaca dan menyebutkan suara awal pada kartu tersebut dengan ditunjuk guru dan guru menutup gambar pada kartu tersebut. Anak mencoba menyebutkan benda yang mempunyai suara awal yang sama. Apabila ada anak yang merasa sangat kesulitan, guru memotivasi dan dibantu. Tugas lain dalam kegiatan inti yaitu menghubungkan
kata
dengan
gambar
yang
sesuai
atau
simbol
yang
melambangkannya. Anak mengambil beberapa kartu bergambar alat-alat komunikasi dan kartu kata lalu ditempelkan pada kertas. Anak menempelkan kartu kata terlebih dahulu lalu di sebelahnya ditempeli dengan gambar/simbol yang melambangkannya dan setelah itu dihubungkan dengan memberi tanda berbentuk lingkaran-lingkaran. Kegiatan inti yang selanjutnya ialah bermain peran menelpon teman dengan menggunakan telepon dari gelas air mineral dan tali yang dibuat seperti telepon kaleng. Anak bermain peran di aula setelah semua anak selesai melakukan tugas 1 dan mengerjakan tugas ke 2. Anak secara berpasang-pasangan bermain telepon-teleponan. Anak merasa sangat senang dan riang. Setelah kegiatan inti selesai dilanjutkan dengan istirahat. Sebelum istirahat, anak cuci tangan
70
bergantian terlebih dahulu,
membaca doa sebelum makan, makan bersama,
berdoa setelah makan, dan bermain. Pada kegiatan akhir setelah istirahat, guru mengajak anak untuk bernyanyi dan tepuk “Semangat” setelah itu guru melakukan tanya jawab ke anak mana yang benar dan mana yang salah ketika mendengarkan radio dan menonton TV setelah guru bercerita. Setelah itu, guru mereview bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu. Guru menanyakan tentang perasaan anak apakah senang atau tidak dalam mengikuti kegiatan pada hari itu. Peneliti dan guru memberi penghargaan kepada anak yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran pada hari itu dengan baik berupa bintang yang ditempel di papan bintang dan tidak memberikan kepada anak yang masih mengganggu teman. Diharapkan agar anak keesokan harinya lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru dan anak bernyanyi sebelum berdoa, guru dan anak berdoa bersama, pesan-pesan guru, salam, dan penutup. Seperti biasanya, anak yang pertama keluar adalah anak yang berangkatnya paling awal. c) Siklus II Pertemuan III Pada tindakan penelitian Siklus II pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 April 2014, Tema pembelajarannya yaitu alat komunikasi dengan sub tema fungsi alat komunikasi. Kegiatan pertama pada hari Selasa, diawali dengan berbaris sebelum masuk, masuk kelas, berdoa bersama, salam, absensi, menanyakan tanggal, hari, dan bulan yang bersama-sama menyebutkan hurufnya dan guru menulisnya di papan tulis. Kemudian guru melakukan apersepsi sesuai dengan sub tema pada hari itu dengan melakukan
71
tanya jawab. Agar anak lebih semangat saat masuk ke kegiatan inti, guru dan anak bersama-sama melakukan gerakan sederhana “Ayam Bebek Entok”, hal ini melatih daya ingat anak serta anak lebih menjadi bersemangat. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. Pada kegiatan inti, anak mendengarkan saat guru memberikan penjelasan. Guru memberikan contoh/cara bermain. Anak satu per satu maju menunjuk kartu yang masih dalam posisi terbalik dan guru mengambinya sambil menutupi gambar yang ada pada kartu tersebut. Anak mencoba membaca dan menyebutkan huruf awal yang ada pada kata tersebut. Lalu guru membuka gambar tersebut. Anak mencoba menyebutkan sebanyak-banyaknya benda/kata yang mempunyai huruf awal yang sama pada kartu yang dipilih. Pada saat anak menyebutkan, anak harus melafalkannya dengan jelas sehingga dapat dimengerti guru. Dalam pelafalan huruf yang diucapkan juga harus jelas dan benar. Kegiatan inti lainnya yaitu mencetak gambar bedug dengan pelepah pisang. Anak sangat antusias saat mengerjakan tugas ini. Anak bebas memberi warna sesuai keinginannya. Setelah kegiatan inti selesai dilanjutkan dengan istirahat. Sebelum istirahat anak cuci tangan bergantian terlebih dahulu, membaca do’a sebelum makan, makan bersama-sama, membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, berdoa setelah makan, kemudian bermain. Pada kegiatan akhir setelah anak masuk setelah istirahat, guru mengajak anak bernyanyi sambil tepuk tangan dan guru meminta anak untuk menjawab pertanyaan dilontarkan oleh guru tentang pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, dan sebagainya setelah itu guru melakukan review bersama anak tentang
72
kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu. Guru menanyakan tentang perasaan anak apakah senang atau tidak dalam mengikuti kegiatan pada hari itu. Peneliti dan guru memberi penghargaan kepada anak yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran pada hari itu dengan baik berupa bintang dan tidak memberikan bintang pada anak yang masih mengganggu teman atau ramai sendiri. Setelah itu guru dan anak bernyanyi sebelum berdoa, guru dan siswa berdoa bersama, pesanpesan guru, salam, dan penutup. Seperti biasa, anak yang pulang dulu adalah anak yang berangkat paling awal. 2) Observasi Pada penelitian tindakan Siklus II selama proses pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar, guru dan peneliti mengamati jalannya kegiatan, mencatatat tindakan yang telah dilakukan baik tindakan yang sesuai dengan perencanaan dan tindakan yang mengalami perubahan atau tidak sesuai dengan perencanaan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pendampingan kegiatan pembelajaran. Selama proses pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar dari siklus awal sampai siklus akhir berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana. Anak yang dulunya ramai dan sering mengganggu teman mulai antusias dan memperhatikan guru. Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dikatakan bahwa ada peningkatan yang signifikan tentang kemampuan membaca permulaan anak dan anak merasa antusias, senang, dan dapat bekerjasama. Hal itu terlihat saat proses pembelajaran pada Siklus II anak menjadi lebih bersemangat, tidak malu lagi untuk maju ke depan, lebih keras saat membaca/mengucapkan huruf, anak yang
73
dulunya sering membuat onar dan mengganggu teman menjadi antusias dan mau memperhatikan. Anak menjadi lebih senang karena pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar yang menarik dengan papan flannel sehingga anak dapat aktif dan tidak hanya menggunakan LKA maupun media papan tulis. Pada penelitian tindakan Siklus II, suasana kelas menjadi lebih kondusif dan anak menjadi lebih tenang, dan jarang ditemui anak yang ramai atau mengganggu teman ketika pembelajaran berlangsung, dan bahkan anak yang sering mengganggu teman pada penelitian tindakan Siklus II menjadi anak yang antusias dalam mengikuti kegiatan. Berikut data kemampuan membaca anak menggunakan kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna pada penelitian tindakan Siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak pada Siklus II No 1.
2.
3.
4.
Pencapaian Persentase Kemampuan Membaca Permulaan Anak yang memperoleh 0% - 25% dalam kemampuan membaca permulaan Anak yang memperoleh 26% - 50% dalam kemampuan membaca permulaan
Jumlah Anak
Persentase Jumlah Anak
Kriteria
0
0%
BB
0
0%
BB
Anak yang memperoleh 51% - 75% dalam kemampuan membaca permulaan Anak yang memperoleh 76% - 100% dalam kemampuan membaca permulaan Jumlah
1
7,69%
BB
12
92,31%
BSH
13
100%
Keterangan :
BB : Belum Berkembang ( 0% - 25%) MB : Mulai Berkembang ( 26% - 50% ) BSH : Berkembang Sesuai Harapan ( 51% - 75% ) BSB : Berkembang Sangat Baik ( 76% - 100% )
74
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B di TK Arjuna setelah dilakukan siklus II yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase 76%-100% dalam kemampuan membaca permulaan naik menjadi 12 anak atau dengan persentase 92,31% (Berkembang Sangat Baik). Persentase yang dicapai tersebut sudah sangat baik dikarenakan terjadi peningkatan dari sebelum diadakan tindakan ke Siklus I dan sudah mencapai kriteria keberhasilan. Sebagian anak sudah fasih dan hafal dalam mengucapkan bunyi huruf dan anak sudah mampu membaca tanpa melihat gambar. Dalam kemampuan membedakan huruf, anak sudah mampu membedakan huruf dengan baik saat guru menunjuk huruf secara acak pada kartu dan anak menyebutkan bunyi huruf tersebut. Anak juga sudah mulai paham menyebutkan benda dengan benda yang mempunyai huruf awal sama sehingga dapat menyebutkan beberapa benda yang mempunyai huruf awal yang sama. Banyak anak yang mampu menyebutkan lebih dari 3. Sedangkan pada indikator memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbolnya nak juga sudah mulai paham apa yang akan dikerjakan dan mulai dapat membaca kartu kata sehingga anak dapat menempelkan dan menghubungkan kata dengan gambar yang sesuai. Anak juga lebih percaya diri sehingga tidak mencontoh pekerjaan teman. Saat menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama dan melafalkan kata dengan jelas. Anak sudah paham sehingga dapat menyebutkan dengan baik. Sebagian besar anak sudah mampu menyebutkan lebih dari 3. Sedangkan pada indikator melafalkan kata dengan jelas, anak sudah tidak malu-
75
malu lagi sehingga anak dapat melafalkan kata dengan jelas dan mulai jelas dalam pelafalan hurufnya. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar pada penelitian tindakan Siklus II dapat dikatakan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sehingga kartu kata bergambar mampu meningkatkan kemampuan membaca di kelompok B TK Arjuna. Data ini mununjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna apabila dilihat dari persentase pra tindakan, pelaksaanan tindakan Siklus I dan pelaksanaan tindakan Siklus II mengalami peningkatan dan sudah mencapai ketuntasan indikator keberhasilan yang telah direncanakan peneliti. Persentase yang dicapai sudah melebihi dari indikator keberhasilan yaitu 76%/lebih anak berada pada kriteria BSB. Peneliti akan menguraikan tentang bagaimana peningkatan dari Siklus I ke Siklus II tersebut dapat terjadi pada tiap indikatornya. Berikut adalah uraian bagaimana peningkatannya: Pada indikator “Mengucapkan Bunyi Huruf“ pada Siklus I, 5 anak sudah berada pada kritria BSB, yaitu Yus, Rai, And, Iyo, dan Pan. Mereka sudah mampu mengucapkan semua bunyi dengan tepat. Untuk Mil, Dit, Yog, Mut, Ame, dan Zah mereka berada pada kriteria BSH. Mereka sudah mampu menyebutkan sebagian besar huruf dengan tepat. Sedangkan Sha dan Azi berada pada MB, mereka sudah mampu menyebutkan beberapa huruf saja. Setelah dilakukan Siklus
76
II, ada 12 anak yang berada pada BSB sedangkan Azi juga meningkat berada pada kriteria BSH. Peningkatan ini terjadi karena pada Siklus II guru memperbarui kartu dengan tulisan dibuat lebih besar. Saat kegiatan berlangsung, guru menutup gambar pada kartu tersebut dan setelah anak mampu mengeja dan membaca lalu dibuka. Guru juga memberikan reward berupa bintang jika anak mampu dengan baik mengerjakan perintah dari guru. Anak semakin antusias dan berusaha menjawab dengan benar. Ruangan juga dipindah di aula sehingga tidak bising dan anak dapat berkonsentrasi dengan baik. Pada indikator “Membedakan Huruf” pada Siklus I, ada 5 anak yang berada pada kriteria BSB, yaitu Yus, Rai, And, Iyo, dan Pan. Mereka sudah mahir dalam membedakan huruf saat guru bertanya. Mil, Yog, dan Mut berada pada kriteria BSH. Mereka masih ada sedikit kesalahan dalam membedakan huruf. Sedangkan Dit, Sha, Azi, Ame, dan Zah berada di kriteria MB. Mereka baru mampu membedakan huruf 25% dari yang diperintah guru, mereka juga sulit untuk mengenali beberapa huruf sehingga mempersulit untuk membedakan huruf. Setelah dilakukan tindakan Siklus II, Azi dan Zah naik menjadi BSH sedangakan yang lain berada pada kriteria BSB. Sha naik pesat karena sebelumnya masih tidak bersemangat menjadi semangat dan berusaha. Peningkatan ini terjadi karena kartu dibuat lebih besar sehingga anak semakin jelas, anak belajar di aula, guru memberikan reward, dan kegiatan dari awal sampai akhir dibuat lebih menarik lagi dengan bernyanyi atau tepuk yang dibuat guru dan peneliti. Dalam kegiatan ini guru mencoba menutup gambar pada kartu tersebut sehingga anak tidak membaca gambar.
77
Pada indikator “Menyebutkan benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama” pada Siklus I, Yus, Rai, Iyo, dan Pan berada pada kriteria BSB. Mereka sudah mampu menyebutkan benda lebih dari 3. And, Mil, Dit, Yog, Mut, dan Ame berada pada BSH karena mereka baru bisa menyebutkan 3 benda saja. Sedangkan Sha, Azi, dan Zah berada pada MB karena baru menyebutkan 2 benda. Setelah dilakukan tindakan Siklus II, Azi (MB) dan Zah (BSH) masih tetap dan yang lainnya berada di kriteria BSB. Peningkatan ini terjadi karena guru lebih memberikan semangat lagi, kegiatan dibuat lebih menarik dengan membuat lingkaran dan bernyanyi sambil berputar-putar sebelum melakukan kegiatan ini. Pada indikator “ Memahami hubungan bunyi dengan huruf” pada Siklus I, ada 2 anak yang sudah pada kriteria BSB yaitu Yus dan And. Mereka sudah mampu membaca kata sehingga dengan mudah mampu menghubungkannya. Rai, Mil, Dit, Iyo, Mut, dan Pan berada pada kriteria BSH. Mereka juga sudah mulai mampu membaca namun masih ada yang salah dalam menghubungkan. Sha, Yog, dan Zah pada indikator ini berada pada kriteria MB. Mereka masih banyak yang salah, sedangkan Azi masih berada pada BB karena hanya asal dan belum tepat semua. Setelah dilakukan tindakan Siklus II, tidak ada lagi anak yang berada pada kriteria MB dan BB. Sha dan Azi naik di kriteria BSH karena sudah mulai mampu mengerjakan sebagian besar/sedikit kesalahan. Peningkatan ini terjadi karena pembelajaran dilakukan di aula sehingga anak lebih bisa berkonsentrasi, kegiatan dibuat berbeda dari siklus I yaitu anak yang menyusun sendiri potongan kartu kata dan kartu gambar lalu ditempel sesuai dengan tulisan dan gambar lalu dihubungkan dengan memberi lingkaran-lingkaran kecil.
78
Pada indikator “Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal Sama” pada Siklus I, ada 3 anak yang berada pada kriteria BSB yaitu Yus, Rai, dan Iyo. Mereka mampu menyebutkan lebih dari 3 benda/kata. And, Mut, dan Pan berada pada kriteria BSH karena mampu menyebutkan 3 benda. Untuk Mil, Dit, Sha, dan Yog berada pada kriteria MB karena baru mampu menyebutkan 2 benda. Azi dan Zah masih berada pada BB karena mereka masih malu dan belum bisa memahami apa itu huruf awal sehingga harus dibantu guru. Setelah dilakukan tindakan Siklus II, 9 anak berada di kriteria BSB (kecuali Mil, Azi, Ame, dan Zah). Mil, Azi, Ame, dan Zah berada pada kriteria BSH, mereka sudah mampu menyebutkan 3 benda.
Peningkatan ini terjadi karena guru lebih memotivasi anak dengan
memberikan reward bintang bagi anak yang mampu menyebutkan dengan baik dan tidak mengganggu teman, anak lebih bisa berkonsentrasi karena berada di aula, anak menjadi lebih paham apa itu huruf awal karena guru lebih jelas dalam memberikan penjelasan sebelum kegiatan, dan
perbendaharaan kata anak
semakin meningat karena kartu kata bergambar. Pada indikator “Melafalkan Kata dengan Jelas” pada Siklus I, ada 2 anak yang berada pada kriteria BSB yaitu Yus, dan Yog. Mereka sudah mampu melafalkan kata dengan jelas dan lantang sehingga bisa dipahami. Rai, And, Iyo, Mut, dan Ame berada pada kriteria BSH karena masih ada yang kurang jelas dalan pengucapan huruf pada kata yang dilafalkan. Mil, Dit, Sha, dan Pan berada pada MB karena masih kurang jelas dan malu, sedangkan Azi dan Zah masih berada pada BB karena hanya lirih dan tidak jelas. Setelah dilakukan tindakan Siklus II, Azi dan Zah naik berada di kriteria BSH karena mereka sudah mulai
79
berani melafalkan kata dengan suara keras dan jelas walaupun masih sedikit yang kurang tepat pada pelafalan huruf pada kata tersebut dan yang lainnya berada pada BSB. Peningkatan ini terjadi karena guru lebih memotivasi anak dengan memberikan reward baik verbal dan bintang, menggunakan kartu kata bergambar, anak lebih dapat berkonsentrasi karena di aula. d. Refleksi Siklus II Pelaksanaan refleksi pada penelitian tindakan Siklus II dilakukan peneliti dan guru dengan melihat perbandingan persentase jumlah anak yang berada di kriteria BSB atau pencapaian persentase 76%-100% antara data pra tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada Siklus I dan II.
Peningkatan kemampuan
membaca menggunakan kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna pada Siklus II dapat diketahui dengan cara membandingkan perolehan persentase sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada Siklus I dan II. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut: Tabel 5. Perbandingan Persentase Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Pra Tindakan/Sebelum Tindakan, Sesudah Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dan Sesudah Pelaksanaan Tindakan Siklus II pada Kriteria BSB No
Tindakan
Persentase/Kriteria
Peningkatan
7,69% (BB)
-
1.
Pra Tindakan
2.
Siklus I
38,46% (MB)
30,77%
3.
Siklus II
92,31% (BSB)
53,85%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan dari data yang diperoleh sebelum tindakan ke sesudah pelaksanaan tindakan pada Siklus I
80
serta peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Peningkatan sebelum tindakan ke Siklus I sebesar 30,77 % dan siklus I ke siklus II peningkatannya sebesar 53,85 %.
100 80 60
7,69 % 38,46 %
40
92,31 % 20 0 Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Grafik Rekapitulasi Hasil Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan membaca anak mengalami peningkatan dari pra tindakan ke Siklus I sampai dengan Siklus II. Peningkatan dari pra tindakan ke Siklus I sebesar 30,77% dan dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 53,85%. Hanya ada 1 anak (Azi) yang belum mencapai kriteria keberhasilan setelah dilakukan Siklus II. Hal ini disebabkan belum adanya ketertarikan atau kesiapan membaca, bukan karena faktor umur. Usia anak ini sudah mencapai 6 tahunan atau sudah cukup umur. Anak lebih sering mengganggu teman dan keluar kelas sehingga tidak memperhatikan guru dan masih sulit untuk berkonsentrasi. Berdasarkan
analisis
yang
dilakukan
oleh
peneliti,
peningkatan
kemampuan membaca permulaan ini dipengaruhi oleh pembelajaran membaca menggunakan media kartu kata bergambar. Sebab, dengan bermain kartu kata bergambar
pembelajaran
membaca
81
permulaan
menjadi
lebih
mudah,
menyenangkan dan lebih menarik perhatian anak. Berdasarkan hasil refleksi, maka peneliti dan guru menghentikan tindakan pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar pada anak kelompok B di TK Arjuna, sebab sudah mencapai indikator yang telah direncanakan oleh peneliti.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah anak kelompok B di TK Arjuna mendapatkan tindakan pada saat pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar selama 2 siklus, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan membaca anak. Setelah dilaksanakan Siklus II, keberhasilan yang direncanakan peneliti dapat tercapai dengan hasil yang cukup baik. Adapun hasil pembahasannya adalah sebagai berikut: 1) Pada Siklus II, sebagian besar anak sudah mencapai kriteria keberhasilan dalam kemampuan membaca permulaan. Hanya ada 1 anak yang belum mencapai kriteria keberhasilan dikarenakan belum memiliki ketertarikan atau kesiapan untuk membaca sehingga tidak memperhatikan guru dan sering melamun sendiri walaupun anak ini sudah cukup umur. Anak lebih sering mengganggu teman dan keluar kelas sehingga tidak memperhatikan guru dan masih sulit untuk berkonsentrasi. Hasil ini sesuai dengan teori dari Crawley dan Mountain dalam Farida Rahim (2007: 2) yang mengatakan bahwa membaca pada tingkat awal dapat diberikan di TK namun hal ini tergantung dari kesiapan anak. Berapapun usia anak TK sudah mampu untuk membaca asalkan anak sudah mempunyai
82
kesiapan untuk membaca sehingga saat guru mengajarkan anak akan lebih mudah untuk menerima apa yang diajarkan oleh guru. 2) Anak tidak mengalami kesulitan lagi dan mudah untuk membaca dengan jelas karena tulisan pada media diperbesar, sesuai dengan dunia anak karena kartu memiliki gambar yang menarik dan berwarna-warni. Selain anak lebih jelas saat membaca huruf yang ada pada kartu tersebut, anak juga menjadi lebih aktif serta dapat memberi variasi dalam proses belajar mengajar guru karena sebelumnya hanya menggunakan media papan tulis dan LKA serta kegiatan pembelajaran membaca lebih efektif. Hasil ini sesuai dengan pendapat Hamalik dan Sadiman dalam Nurbiana Dhieni (2008: 10.4) dan dari Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2005: 2) yang mengatakan bahwa dengan menggunakan media dapat mengatasi sikap pasif anak sehingga anak tidak hanya mendengarkan guru tetapi juga mengamati dan melakukan serta media mampu memberikan variasi dalam pembelajaran. Media yang digunakan seharusnya sesuai dengan kebutuhan anak. Media kartu ini sebaiknya dibuat dengan besar sehingga memudahkan anak untuk belajar. Namun dalam hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Arif Sadiman (1986: 31) tentang kekurangan kartu kata sebagai media gambar yang mengatakan bahwa gambar kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. Saat media ini digunakan di kelompok B TK Arjuna, media kartu kata ini sangat efektif bagi guru ataupun anak. Guru dapat lebih mudah untuk mengajarkan anak membaca dan anak lebih tertarik dan mudah menangkap apa yang diajarkan guru sehingga dengan media ini mampu meningkatkan kemampuan membaca anak.
83
3) Pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar sudah dibuat lebih menantang dengan menutup gambar sambil bermain-main, sehingga anak menjadi lebih bersemangat, lebih antusias dan menimbulkan kepenasaran anak. Suasana kelas juga menjadi lebih kondusif, nyaman sehingga hampir semua anak menjadi lebih fokus ketika proses pembelajaran membaca menggunakan kartu kata bergambar di aula. Hasil ini sesuai dengan pendapat Bromley dalam Nurbiana Dhieni (2005: 5.22) yang mengatakan bahwa strategi yang digunakan harus sesuai dengan minat anak dan pendekatan diberikan dengan menerapkan prinsip DAP yaitu belajar sambil bermain. Hal ini juga sependapat dengan Aulia (2011: 37) yang mengatakan bahwa pembelajaran sebaiknya dilakukan sambil bermain sehingga tidak membebani anak dan buat anak senyaman mungkin. Dengan ruangan yang nyaman dan tenang, anak dapat lebih berkonsentrasi dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan ruang yang selalu tidak kondusif dapat mengurangi kenyamanan dan konsentrasi anak. 4) Dengan menggunakan media kartu kata bergambar dan guru memberikan reward berupa bintang, anak menjadi lebih bersemangat saat belajar membaca. Anak lebih kondusif saat menunggu gilirannya dan sudah lebih percaya diri saat maju dan melafalkan kata atau membaca dengan suara keras. Anak yang sebelumnya sering mengganggu teman sekarang mau memperhatikan dan antusias dengan tugas yang diberikan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Bromley dalam Nurbiana Dhieni (2005: 5.22) yang mengatakan bahwa dalam suatu pembelajaran harus memperhatikan motivasi. Motivasi ekstrinsik ini sangat penting bagi anak agar ia lebih percaya diri dan terus berusaha agar mampu melakukan dengan baik.
84
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih terdapat keterbatasan ataupun kekurangan yaitu media kartu kata bergambar yang digunakan dalam penelitian dibuat sendiri oleh peneliti sehingga masih ada kekurangan.
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menarik kesimpulan yaitu pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata bergambar mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul. Peningkatan tersebut dapat dilihat dan dibuktikan dari adanya peningkatan persentase dari sebelum tindakan, setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan setelah dilakukan tindakan pada Siklus II. Peningkatan dari pra tindakan ke Siklus I sebesar 30,77% dan dari Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan sebesar 53,85%. Anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik sebelum tindakan/pra tindakan sebesar 7,69%, pada Siklus I sebesar 38,46%, dan pada Siklus II sebesar 92,31%. Adapun keberhasilan tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1)
mempersiapkan
media
dan
mengkondisikan
anak,
(2)
memberitahukan tema pembelajaran serta menjelaskan cara bermain dan memberi contoh serta membagi anak dalam 3 kelompok, (3) anak bergiliran untuk bermain dan mengacak kartu dengan posisi terbalik di kantung flannel dan satu per satu anak maju memilih 1 kartu dengan membaliknya, (4) anak bermain serta melakukan sesuai perintah dan contoh guru dalam pembelajaran kemampuan membaca pada indikator 1 sampai 6 sesuai yang direncanakan peneliti, dan (5) mendampingi dan memotivasi anak apabila ada yang mengalami kesulitan
86
sehingga guru dapat membantunya serta tidak memaksa anak untuk harus menjawab atau melakukan dengan benar. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.
Bagi Guru Dalam pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar ini, guru
harus lebih mampu menguasai materi yang akan diajarkan dan mampu menggunakan dengan baik media yang digunakan. Dalam pembelajaran, guru harus mampu menciptakan suasana yang riang dan nyaman bagi anak serta selalu memberikan perhatian dan motivasi baik itu verbal, fisik, ataupun dengan hadiah/ reward. Guru juga bisa lebih memodifikasi kegiatan dengan kartu kata bergambar sehingga anak lebih aktif, antusias, dan cepat menangkap apa yang diajarkan. 2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya harus lebih mampu untuk mengkreasikan media ini
sehingga anak lebih tertarik. Pelaksanaan lebih dibuat bervariasi lagi melalui kartu kata bergambar ini sehingga anak menjadi aktif dan merasa mereka tidak seperti sedang belajar.
87
DAFTAR PUSTAKA Acep Yoni. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Amir Hamzah Sulaiman. (1985). Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia. Anggani Sudono. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan (untuk Pendidikan Anak Usia Dini). Jakarta: PT Grasindo. Arif Sadiman. (1986). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Jakarta. Aulia. (2011). Mengajarkan Balita Anda Membaca. Yogyakarta: Intan Media. Cucu Eliyati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk AUD. Jakarta: Depdiknas. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. (1996). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. _________. (2009). Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Dyah Ayu Setianingrum. (2005). Pengembangan Alat Permainan Kartu Kosa Kata untuk Menumbuhkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Al Fatah Sedan Sariharjo Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Farida Rahim. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Harun Rasyid. (2009). Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo.
88
Masri Sareb Putra. (2008). Minat Membaca Sejak Dini. Jakarta: PT Indeks. Milman Yusdi. (2011). Pengertian Kemampuan. Diakses dari http://milmanyusdi.blogspot.com/ pada tanggal 23 Desember 2013, jam 13.45 WIB. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip & Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurbiana Dhieni. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Ratna Arini Dewi. 2012). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Media Kartu Bergambar pada Anak Kelompok A di TK Masyitoh Kedungsari Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Depdiknas. Sarwiji Suwandi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Presindo. Seefeld, Carol & Wasik, Barbara. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Alih Bahasa: Pius Nasar). Jakarta: PT INDEKS. Sofia Hartati. (2005). Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Stephanie Muller. (2006). Panduan Belajar Membaca dengan Benda-Benda di Sekitar untuk Usia 3-8 Tahun. (Alih Bahasa: Teuku Kemal Husein). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
89
Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. ________________. (2010). Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media. _______________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Tadkiroatun Musfiroh. (2005). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas. __________________. (2009). Menumbuh Kembangkan Baca Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indones. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yuliani Nurani Sujiono. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
90
LAMPIRAN
92
LAMPIRAN 1 Rubrik Penilaian
93
RUBRIK PENILAIAN 1. Mengucapkan Bunyi Huruf Tabel 6. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Mengucapkan Bunyi Huruf No 1
2
3
4
Kriteria Kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf berkembang sangat baik (BSB) Kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf berkembang sesuai harapan (BSH) Kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf mulai berkembang (MB) Kemampuan anak dalam mengucapkan bunyi huruf belum berkembang (BB)
Deskripsi Anak dapat menyebutkan semua bunyi huruf yang tertera pada gambar dengan tepat dan cepat. Anak dapat menyebutkan setengah atau sebagian besar huruf yang tertera pada gambar dengan tepat.
Skor 4
Anak dapat menyebutkan 25% atau sebagian kecil huruf yang tertera pada gambar dengan tepat. Anak dapat menyebutkan/ mengenali huruf kurang dari 25% pada huruf yang tertera pada gambar.
2
3
1
2. Membedakan Huruf Tabel 7. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Membedakan Huruf No 1
Kriteria Kemampuan anak dalam membedakan huruf berkembang sangat baik (BSB)
2
Kemampuan anak dalam membedakan huruf berkembang sesuai harapan (BSH)
3
Kemampuan anak dalam membedakan huruf mulai berkembang (MB)
4
Kemampuan anak dalam membedakan huruf belum berkembang (BB)
Deskripsi Anak dapat membedakan semua huruf yang ada dalam kartu dengan sangat baik ketika guru bertanya tentang beberapa huruf secara acak. Anak dapat membedakan sebagian besar huruf yang ada dalam kartu kata ketika guru bertanya secara acak tentang huruf yang ada pada kartu kata. Anak dapat membedakan beberapa huruf sekitar 25% ketika guru bertanya tentang huruf secara acak yang ada pada kartu kata. Anak dapat menjawab dengan benar kurang dari 25%. Anak masih kesulitan dalam membedakan beberapa huruf.
94
Skor 4
3
2
1
3. Menyebutkan Benda Mempunyai Suara Huruf Awal yang Sama Tabel 8. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Menyebutkan Benda yang Mempunyai Suara Huruf Awal yang Sama No 1
2
3
4
Kriteria Kemampuan anak dalam menyebutkan nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama berkembang sangat baik (BSB) Kemampuan anak dalam menyebutkan nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama berkembang sesuai harapan (BSH) Kemampuan anak dalam menyebutkan nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama mulai berkembang (MB) Kemampuan anak dalam menyebutkan nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama belum berkembang (BB)
Deskripsi Skor Anak dapat menyebutkan lebih dari 3 4 benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama dengan tepat (misal: anak mendapatkan kartu “su-rat” dan menyebutkan “su-su, su-lak, su-mur”). Anak dapat menyebutkan 3 benda 3 yang mempunyai suara huruf awal yang sama dengan tepat.
Anak dapat menyebutkan 2 benda yang mempunyai suku kata awal yang sama dengan tepat.
2
Anak hanya menyebutkan 1 atau belum mampu menyebutkan yang mempunyai suara huruf awal yang sama.
1
4. Memahami Hubungan Bunyi dan Huruf (Menghubungkan Tulisan dengan Simbol yang Sesuai) Tabel 9. Rubrik Penilaian tentang Memahami Hubungan Bunyi dan Huruf (Menghubungkan Tulisan dengan Simbol yang Sesuai) No 1
Kriteria Kemampuan anak dalam
memahami hubungan bunyi dan huruf berkembang sangat baik (BSB)
Deskripsi Anak dapat dengan sangat baik memahami hubungan bunyi dan huruf sehingga mampu menghubungkan tulisan sesuai simbol. Anak mampu mengerjakan semua dengan tepat di lembar yang sudah disediakan guru.
95
Skor 4
2
Kemampuan anak dalam
memahami hubungan bunyi dan huruf 3
berkembang sesuai harapan (BSH) Kemampuan anak dalam
memahami hubungan bunyi dan huruf 4
mulai berkembang (MB) Kemampuan anak dalam
memahami hubungan bunyi dan huruf belum berkembang (BB)
Anak dapat memahami hubungan bunyi dan huruf namun masih ada sedikit kesalahan.
3
Anak mulai memahami hubungan bunyi dan huruf sehinga anak mampu mengerjakan sekitar 50 %.
2
Anak mengerjakan dengan tepat kurang dari atau 25% dan anak masih kesulitan mengenali bentuk dan bunyi huruf sehingga masih bingung dalam menghubungkan.
1
5. Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal Sama Tabel 10. Rubrik Penilaian tentang Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal Sama No 1
Kriteria Kemampuan anak
dalam
menyebutkan kata yang mempunyai huruf Awal yang sama berkembang sangat baik 2
(BSB) Kemampuan
anak
dalam
menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama berkembang sesuai 3
4
Deskripsi Skor Anak dapat menyebutkan lebih dari 3 4 kata yang mempunyai huruf awal yang sama dengan tepat. Misal: anak memperoleh kartu “ko-rek“, sehingga menyebutkan kata yang berawalan “k”. Anak dapat menyebutkan 3 benda yang 3 mempunyai huruf awal yang sama dengan tepat.
harapan (BSH) Kemampuan anak
dalam Anak dapat menyebutkan 2 macam menyebutkan kata yang benda yang mempunyai huruf awal yang mempunyai huruf awal yang sama dengam tepat. sama mulai berkembang (MB) Kemampuan anak dalam Anak dapat menyebutkan 1 benda/ menyebutkan kata yang belum mampu menyebutkan benda/ kata mempunyai huruf awal yang yang mempunyai huruf awal yang sama sama belum berkembang (BB) atau anak hanya diam tidak menjawab.
96
2
1
6. Melafalkan Kata dengan Jelas Tabel 11. Rubrik Penilaian tentang Kemampuan Melafalkan Kata dengan Jelas No 1
Kriteria Kemampuan anak dalam melafalkan kata dengan jelas berkembang sangat baik(BSB)
2
Kemampuan anak dalam melafalkan kata dengan jelas berkembang sesuai harapan (BSH)
3
Kemampuan anak dalam melafalkan kata dengan jelas mulai berkembang (MB)
4
Kemampuan anak dalam melafalkan kata dengan jelas belum berkembang (BB)
Deskripsi Anak dapat melafalkan kata dengan sangat jelas dan tepat sehingga sangat mudah dipahami pendengar. Anak tanpa berfikir panjang dengan mantap melafalkan kata dengan keras dan jelas. Anak dapat melafalkan kata dengan jelas dan tepat namun masih ada yang kurang jelas dalam pengucapan huruf yang ada pada kata tersebut dan sudah dapat dipahami pendengar. Dalam melafalkan kata anak masih malu-malu dan ragu sehingga kurang jelas namun masih bisa dipahami pendengar. Anak malu-malu dan tidak jelas dalam melafalkan kata sehingga sulit dipahami pendengar. Anak mampu melafalkan kata tersebut setelah guru melafalkan kata tersebut.
97
Skor 4
3
2
1
LAMPIRAN 2 Rencana Kegiatan Harian
98
RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Tema / Subtema : Alat Komunikasi/ Alat-alat Komunikasi (Macam-macam Alat Komunikasi) Semester/ Minggu : II/ X Hari / Tanggal : Senin, 24 Maret 2014 TPP
Indikator
Menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan (F 1)
Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (F6)
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal (B.C1)
Mengucapkan bunyi huruf dengan menyebutkan simbol huruf vokal dan konsonan (B25), Membedakan huruf
Kegiatan Pembelajaran
*Kegiatan Awal (30 menit) -Upacara bendera -Masuk ke kelas dengan berlari sambil melompati tali. -Berdoa sebelum belajar -Salam -Presensi, periksa kebersihan -Apersepsi tentang api mengenai sumber, kegunaan, dan bahaya api serta menjelaskan kegiatan ang dilakukan hari ini. *Kegiatan Inti (60 menit) - Mengucapkan bunyi huruf yang ada pada kartu kata bergambar. . guru menjelaskan cara bermain. .Satu per satu anak maju memilih kartu dengan membalik dari papan flanel.
Media Dan Sumber Belajar
Penilaian Alat 1
Tiang bendera Tali karet Unjuk Kerja Diri anak
Kartu kata bergambar
98
Observasi
Tindak Lanjut Skor
2
3
4
Perbaikan
pengayaan
. Anak mengucapkan satu per satu huruf kartu yang dipilihnya dan membacanya. -Membedakan huruf yang ada pada kartu kata bergambar tersebut. Misal : “diantara hurufhuruf ini mana huruf yang berbunyi “be”. (30menit) . Anak menyebutkan bunyi huruf yang ditunjuk guru atau anak menunjuk huruf yang dikatakan guru. Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan (K.C2)
Menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda sampai 20 (K38)
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail (F12)
Melukis dengan berbagai media (kuas, bulu ayam, daundaunan, pelepah pisang ( F54)
-Menghubungkan jumlah gambar yang ada dengan lambang bilangan yang sesuai. (15 menit) . Anak yang sudah maju, mengerjakan ini dengan menghubungkan. -Melukis gambar televisi menggunakan cotton bud dan pewarna makanan berwarna biru, merah, dan kuning. (15 menit)
*Istirahat (30 menit) -Cuci tangan -Makan bersama -Bermain bersama
Kartu kata bergambar
Observasi
Lembar kerja dengan gambar alat komunikasi, pensil
Penugasan
Hasil karya guru, kertas HVS, pensil, cotton bud, pewarna makanan, tempat pewarna.
Hasil karya
Air, sabun, lap Makanan ringan Permainan
99
RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Tema / Subtema : Alat Komunikasi/ Alat-alat Komunikasi (Macam-macam Alat Komunikasi) Semester/ Minggu : II/ XI Hari / Tanggal : Rabu/ 26 Maret 2014 TPP
Melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan, kepala dalam melakukan tarian/ senam (F2)
Indikator
Mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan/ kaki sesuai dengan irama music/ ritmik dengan lentur (F10)
Kegiatan Pembelajaran
*Kegiatan Awal (30 menit) -Baris-berbaris sambil melakukan gerakan sambil bernyanyi “ Ayo Konco”
Media Dan Sumber Belajar
Syair : Ayo konco podo ndaplang, tangan mengarep trus menduwur, sikil jinjit tangan nekuk, yen wes biso njur mbegagah.
Penilaian Alat 1
Observasi
-Masuk kelas
Mengklarifikasikan benda berdasar fungsi (K1)
Mengenal suara huruf awal dari nama-nama benda
Menyebutkan dan menceritakan perbedaan 2 buah benda (K3)
Menyebutkan namanama benda yang suara huruf awal sama (B27)
-Berdoa sebelum belajar -Salam -Presensi -Apersepsi dengan tanya jawab tentang macammacam alat komunikasi dan menyebutkan perbedaan antara radio dengan televisi.
Gambar macam-macam alat komunikasi
*Kegiatan Inti (60 menit) -Menyebutkan namanama benda yang suara
Kartu kata bergambar
101
Percakapan
Unjuk kerja
Tindak Lanjut Skor
2
3
4
perbaikan
pengayaan
yang ada di sekitarnya (B.C2)
Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf (B.C4)
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail (F12)
huruf awalnya sama sesuai dengan gambar yang dipilih. (25 menit) . Anak maju dan memilih/ membalik satu kartu dan mencoba menyebutkan benda yang suara awalnya sama. Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya (B23)
Melukis dengan jari (finger painting) (F53)
-Menghubungkan tulisan/ kata sesuai dengan gambarnya. Misal: kata yang bertuliskan r-a-d-i-o dihubungkan dengan gambar radio.(15 menit) . Anak yang sudah maju mengerjakan tugas ini. Anak berusaha membaca dan menghubungkannya.
Kartu kata bergambar, lembar kerja, pensil
-Melukis bebas gambar alat telekomunikasi dengan teknik finger painting. (20 menit)
Hasil karya guru, kertas HVS, lem kayu, pewarna makanan berbagai warna
*Istirahat (30 menit) -Cuci tangan -Makan bersama -Bermain bersama
Air, sabun, lap Makanan ringan Permainan
*Kegiatan Akhir (30 menit) -Tepuk “Alat-alat Komunikasi”
Tepuk alat komunikasi (prok prok prok)…
102
Penugasan
Hasil karya
RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Tema / Subtema : Alat Komunikasi/ Alat-alat Komunikasi (Macam-macam Alat Komunikasi) Semester/ Minggu : II/ XI Hari / Tanggal : Selasa, 1 April 2014 TPP
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
*Kegiatan Awal (30 menit) -Baris-berbaris sambil melakukan gerakan sambil bernyanyi “Di mana-mana Senang” -Masuk kelas -Berdoa sebelum belajar -Salam -Presensi -Apersepsi dengan tanya jawab tentang alat komunikasi serta membedakan perilaku yang baik dan buruk saat menghidupkan radio atau televisi.
Membedakan perilaku baik dan buruk (NAM 4)
- Menyebutkan perbuatan yang baik dan buruk (NAM 24)
Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-simbol untuk persiapan membaca (B.B3)
-Menyanyi lebih dari 20 lagu anak-anak (B15)
-Menyanyikan lagu “ Jangan Menonton TV saat Magrib” .
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi
-Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama, misalnya bola,
*Kegiatan Inti (60 menit) -Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal
Media Dan Sumber Belajar
Penilaian Alat 1
Diri anak
Diri anak Buku presensi Gambar alat komunikasi, diri anak
Percakapan
Buku lagu “Jangan Menonton TV saat Magrib”
Observasi
Kartu kata bergambar
Unjuk kerja
104
Tindak Lanjut Skor
2
3
4
perbaikan
pengayaan
/ huruf awal yang sama (B.C3)
buku, baju, dll (B28)
- dan melafalkan kata tersebut dengan jelas.
Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari (K.A6)
Menempel gambar dengan tepat (F11)
-Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk (lebih dari 8 kepingan) (K13)
-Membuat gambar dengan tekhnik kolase dengan memakai berbagai media (kertas, ampas kelapa, biji-bijian, kain perca, batu-batuan, dll) (F48)
yang sama dari kartu yang dipilih. . Anak maju memilih kartu dan menyebutkan huruf awalnya lalu menyebutkan kata lain yang berawalan huruf sama. - Melafalkan kata yang diucap dengan jelas. (30 menit). . Anak melafalkan katakata yang disebut saat menyebut kata yang berawalan huruf sama dengan jelas. -Menyusun kepingan puzzle bergambar keluarga menonton televisi. (15 menit) . Anak menyusun puzzle 9 keping.
- Membuat kolase gambar kentongan (15 menit) . Anak mengambil bahan dan alat yang diperlukan lalu menyusun padi di kentongan secara penuh. *Istirahat (30 menit) -Cuci tangan -Makan bersama -Bermain bersama
Kartu kata bergambar, diri anak
Kepingan puzzle bergambar keluarga menonton televisi dari kertas, contoh puzzle yang disusun/ gambar utuh, kertas HVS, lem kertas Hasil karya guru, gambar kentongan, biji padi dengan warna merah, hijau, coklat, lem kayu Air, sabun, lap Makanan
105
Unjuk kerja
Penugasan
Hasil karya
RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Tema / Subtema : Alat Komunikasi/ Alat-alat Komunikasi (Macam-macam Alat Komunikasi) Semester/ Minggu : II/ XI Hari / Tanggal : Jumat, 04 April 2014 TPP
Indikator
Menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan (F1)
Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (F1)
Membiasakan diri beribadah (NAM2)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan sesuai keyakinan (NAM8)
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal (B.C1)
Mengucapkan bunyi huruf dengan menyebutkan simbol huruf vokal dan konsonan (B25), Membedakan huruf
Kegiatan Pembelajaran
*Kegiatan Awal (30 menit) -Baris berbaris sambil bergerak dan bernyanyi. -Masuk ke kelas sambil berjalan dengan berjinjit.
-Berdoa sebelum belajar -Salam -Presensi -Apersepsi tentang alat komunikasi *Kegiatan Inti (60 menit) - Mengucapkan bunyi huruf yang ada pada kartu kata bergambar yang dipilih guru. . Anak mengambil kartu dan guru menutupi gambar dan anak mengucapkan satu per
Media Dan Sumber Belajar
Penilaian Alat 1
Diri anak Unjuk kerja
Diri anak
Observasi
Kartu kata bergambar
Observasi
107
Tindak Lanjut Skor
2
3
4
Perbaikan
pengayaan
satu hurufnya lalu dibaca. -Membedakan huruf yang ada pada kartu kata bergambar tersebut (30 menit). . Anak menyebutkan bunyi huruf yang ditunjuk guru atau anak menunjuk huruf yang dikatakan guru (guru masih menutup gambar). Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan (F8)
Menciptakan bentuk dari kepingan geometri (F36)
Menyebutkan lambang bilangan 110 (K.C1)
Meniru lambang bilangan 1-10 (K37)
Mengulang kalimat yang lebih kompleks (B.A2)
Mengulang kalimat yang telah didengarnya (B4)
-Membuat HP dari kepingan geometri.(15 menit) . Anak menempelkan kepingan geometri sesuai contoh di kubus yang terbuat dari bungkus sabun mandi. . Anak memberi nomer 1 sampai 9 dan 0 di segiempat yang diibaratkan sebaga tombol HP. *Istirahat (30 menit) -Cuci tangan -Makan bersama -Bermain bersama *Kegiatan Akhir (30 menit) -Bermain „Ular Berbisik” atau kalimat berantai, “ Ayah sedang mendengarkan radio”
Observasi
Bentuk balok dari kardus sabun mandi, kepingan geometri berbentuk lingkaran, segitiga, dan segiempat, lem. Hasil dari tugas sebelumnya, pensil. Air, sabun, lap Snack dan minuman. Permainan outdoor dan indoor.
Diri anak
108
Hasil karya
Penugasan
RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Tema / Subtema : Alat Komunikasi/ Alat-alat Komunikasi (Fungsi Alat Komunikasi) Semester/ Minggu : II/ XII Hari / Tanggal : Senin, 7 April 2014 TPP
Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri (F4) Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dsb) (SE3)
Mengenal suara huruf awal dari nama-nama benda yang ada di sekitarnya (B.C2)
Indikator
Memantulkan bola besar, sedang, dan kecil (diam di tempat) (F17) Sabar menunggu giliran (SE7)
Menyebutkan namanama benda yang suara huruf awal sama (B27)
Kegiatan Pembelajaran
*Kegiatan Awal (30 menit) -Baris-berbaris sambil melakukan gerak dan lagu - Memantulkan bola sedang (bola kasti) dan menangkapnya lalu masuk kelas. -Sabar menunggu giliran untuk memantulkan bola dan mau antri. -Berdoa sebelum belajar -Salam -Presensi -Apersepsi dengan tanya jawab fungsi alat komunikasi dan pembelajaran yang akan dilakukan hari ini. *Kegiatan Inti (60 menit) -Menyebutkan namanama benda yang suara huruf awalnya sama sesuai dengan kartu kata yang dipilih.
Media Dan Sumber Belajar
Penilaian Alat 1
Observasi Bola kasti
Observasi Diri anak
Kartu kata bergambar
110
Unjuk kerja
Tindak Lanjut Skor
2
3
4
perbaikan
pengayaan
(25 menit). . Anak maju dan memilih/ membalik satu kartu dan mencoba menyebutkan benda yang suara awalnya sama. Guru menutup gambar yang ada pada kartu. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf (B.C4)
Menunjukan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti ayo kita bermain pura-pura seperti burung) (K.A5)
Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya (B23)
Bermain peran (K9)
-Menghubungkan tulisan/ kata sesuai dengan gambarnya. Missal: kata yang bertuliskan “surat” dihubungkan dengan gambar surat. (15 menit) . Anak menempelkan terlebih dahulu gambar secara bebas dan disebelahnya di tempelkan dengan kata yang sesuai gambar lalu dihubungkan secara sejajar. -Bermain peran menelfon nenek atau sesama teman untuk berencana main ke tempatnya. (20 menit) . Anak bermain di halaman. Anak bermain secara berpasangpasangan. *Istirahat (30 menit) -Cuci tangan -Makan bersama
Kartu kata bergambar, kertas, potongan gambar dan kata yang sesuai nama gambar, lem kertas, pensil
Telefon mainan dari botol air mineral dan tali
Air, sabun, lap Makanan ringan
111
Unjuk kerja
Observasi
RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Tema / Subtema : Alat Komunikasi/ Alat-alat Komunikasi (Fungsi Alat Komunikasi) Semester/ Minggu : II/ XII Hari / Tanggal : Selasa, 8 April 2014 TPP
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
*Kegiatan Awal (30 menit) -Baris-berbaris sambil melakukan gerakan sambil bernyanyi “Di mana-mana Senang” -Masuk kelas -Berdoa sebelum belajar -Salam -Presensi
Mengenal agama yang dianut (NAM1)
Menyebutkan macammacam agama yang ada di Indonesia (NAM 1)
- Menyebutkan macammacam agama dengan tanya jawab dan “Tepuk Mcam-macam Agama”
-Apersepsi dengan tanya jawab tentang fungsi alat komunikasi.
Media Dan Sumber Belajar
Penilaian Alat 1
Diri anak
Buku presensi Diri anak Tepuk macammacam agama (prok prok prok)… 1. Islam, 2. Katolik, 3. Kristen, 4. Hindu, 5. Budha, 6. Konghuchu Gambar alatalat komunikasi
113
Percakapan
Tindak Lanjut Skor
2
3
4
perbaikan
pengayaan
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi / huruf awal yang sama (B.C3)
Menggambar sesuai gagasannya (F6)
Melakukan kebersihan diri (F5)
-Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama, misalnya bola, buku, baju, dll (B28) - dan melafalkan kata tersebut dengan jelas.
*Kegiatan Inti (60 menit) -Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama sesuai dengan kartu yang dipilih. .Anak maju memilih kartu dan menyebutkan huruf awalnya lalu menyebutkan kata lain yang berawalan huruf sama. - Melafalkan kata yang diucap dengan jelas (40 menit). . Anak melafalkan katakata yang disebut saat menyebut kata yang berawalan huruf sama dengan jelas.
Mencetak dengan berbagai media (jari, kuas, pelepah pisang, daun, bulu ayam) dengan lebih rapi.
Mencetak gambar bedug dengan pelepah pisang. (20 menit) . Anak mencetak dengan pelepah pisang dengan warna sesuka hati anak/ bebas.
Membuang sampah pada tempatnya ( F23)
*Istirahat (30 menit) -Cuci tangan -Makan bersama .Berdoa sebelum makan, makan bersama, membuang sampah di tempat sampah, berdoa setelah makan.
Kartu kata bergambar
Observasi
Kartu kata bergambar
Observasi
Gambar bedug, hasil karya guru, pelepah pisang, pewarna makanan warna merah, kuning, hijau)
Air, sabun, lap Makanan ringan, tempat sampah
114
Hasil karya
Observasi
LAMPIRAN 3 Lembar Observasi Hasil Penilaian
116
LEMBAR OBSERVASI CHECKLIST Tabel 12. Observasi Checklist “Pra Tindakan” No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Yus Rai And Mil Dit Iyo Sha Yog Azi Mut Pan Ame Zah
Mengucapkan bunyi huruf 1
2
3
4 √
Membedakan huruf
Menyebutkan nama-nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama
Memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai
Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama
Melafalkan dengan jelas
1
1
1
1
1
√ √
2
3
4 √
2
3
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√
√
4 √
√ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√
3 √
√ √ √
√ √ √
2
√
√
√ √
√ √ √ √
4 √
√ √
√ √
√ √ √
3 √ √
√ √
√
2
√
√
√ √
4
√
√
√ √ √
√
3
√
√ √
√ √
2
√
√
√
4
kata
√ √ √
Tabel 13. Observasi Checklist “Siklus I” No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Yus Rai And Mil Dit Iyo Sha Yog Azi Mut Pan Ame Zah
Mengucapkan bunyi huruf
Membedakan huruf
Menyebutkan nama-nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama
Memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai
Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama
Melafalkan kata dengan jelas
1
1
1
1
1
1
2
3
4 √ √ √
√ √
2
3
4 √ √ √
3
√ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √
117
4 √
√ √ √ √
√ √ √ √
3
√ √ √
√ √ √
√
2
√ √
√ √
√
√
4 √ √
√ √
√
√
3
√
√ √
√ √
2
√
√
√ √
4 √
√
√
3
√
√ √
√
2
√ √ √
√ √
4 √ √
√
√
√ √
2
√ √ √ √
Tabel 14. Observasi Checklist “Siklus II” No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Yus Rai And Mil Dit Iyo Sha Yog Azi Mut Pan Ame Zah
Mengucapkan bunyi huruf
Membedakan huruf
Menyebutkan nama-nama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama
Memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai
Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama
Melafalkan dengan jelas
kata
1
1
1
1
1
1
4 √ √ √ √ √ √ √ √
2
3
4 √ √ √ √ √ √ √ √
√
2
3
4 √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
2
3
4 √ √ √ √ √ √ √ √
√
3
4 √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
118
2
3
4
3
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
2
√ √ √
√ √
√ √ √ √
2
√ √ √
√ √
√ √ √ √
LEMBAR PENILAIAN Tabel 15. Instrumen Pengumpulan Data pada Saat “Pra Tindakan” No
Nama
Mengucapk an bunyi huruf
1. Yus 4 2. Rai 3 3. And 3 4. Mil 2 5. Dit 3 6. Iyo 3 7. Sha 1 8. Yog 2 9. Azi 1 10. Mut 3 11. Pan 2 12. Ame 2 13. Zah 2 Pencapaian Total Skor : 0% - 25 % : 1 anak ( 7,69 %) 26% - 50% : 7 anak ( 53,85 %) 51% - 75% : 4 anak ( 30,77 %) 76% - 100% : 1 anak (7,69 %)
Keterangan :
Membedak an huruf
Menyebutkan namanama benda yang mempunyai suara huruf awal yang sama
4 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1
4 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1
Memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai 4 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1
kriteria BB kriteria BSH kriteria MB kriteria BB
BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang BSH : Berkembang Sesuai Harapan BSB : Berkembang Sangat Baik
119
Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama
Melafalkan kata dengan jelas
4 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1
4 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 1
Total Skor
Persentase
24 15 15 9 11 14 9 10 6 13 10 12 7
100 % 62,5 % 62,5 % 37,5 % 45,83 % 58,33 % 37,5 % 41,67 % 25 % 54,17 % 41,67 % 50 % 29,17 %
Jumlah
155
Rata-rata
49,68 % (MB)
Tabel 16. Instrumen Pengumpulan Data pada Saat “Siklus I” No
Nama
Mengucapk an bunyi huruf
1. Yus 4 2. Rai 4 3. And 4 4. Mil 3 5. Dit 3 6. Iyo 4 7. Sha 2 8. Yog 3 9. Azi 2 10. Mut 3 11. Pan 4 12. Ame 3 13. Zah 3 Pencapaian Total Skor : 0% - 25% : 0 anak ( 0 %) 26% - 50% : 3 anak ( 23,08 %) 51% - 75% : 5 anak ( 38,46 %) 76% - 100% : 5 anak (38,46 %)
Keterangan :
Membedak an huruf
Menyebutkan nama benda mempunyai huruf awal sama
4 4 4 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2
4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2
namayang suara yang
Memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai 4 3 4 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2
kriteria BB kriteria BB kriteria MB kriteria MB
BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang BSH : Berkembang Sesuai Harapan BSB : Berkembang Sangat Baik
120
Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama
Melafalkan kata dengan jelas
4 4 3 2 2 4 2 2 1 3 3 3 1
4 3 3 2 2 3 2 4 1 3 2 3 1
Total Skor
Persentase
24 22 21 16 15 22 12 17 9 18 21 17 11
100 % 91,67 % 87,5 % 66,67 % 62,5 % 91,67 % 50 % 70,83 % 37,5 % 75 % 87,5 % 70,83 % 45,83 %
Jumlah
225
Rata-rata
72,11 % (BSH)
Tabel 17. Instrumen Pengumpulan Data pada Saat “Siklus II” No
Nama
Mengucapk an bunyi huruf
1. Yus 4 2. Rai 4 3. And 4 4. Mil 4 5. Dit 4 6. Iyo 4 7. Sha 4 8. Yog 4 9. Azi 3 10. Mut 4 11. Pan 4 12. Ame 4 13. Zah 4 Total Skor : 0% - 25% : 0 anak ( 0 %) 26% - 50% : 0 anak ( 0 %) 51% - 75% : 1 anak ( 7, 69 %) 76% - 100%: 12 anak (92,31 %) Keterangan :
Membeda kan huruf
Menyebutkan nama benda mempunyai huruf awal sama
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3
namayang suara yang
Memahami hubungan bunyi dan huruf dengan menghubungkan tulisan dengan simbol yang sesuai 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
kriteria BB kriteria BB kriteria BB kriteria BSH
BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang BSH : Berkembang Sesuai Harapan BSB : Berkembang Sangat Baik
121
Menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama
Melafalkan kata dengan jelas
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
Total Skor
Persentase (%)
24 24 24 23 24 23 23 24 17 24 24 23 20
100 % 100 % 100 % 95,83 % 100 % 100 % 95,83 % 100 % 70,83 % 100 % 100 % 95,83 % 80,33 %
Jumlah
304
Rata-rata
97,43% (BSB)
PERHITUNGAN
Tabel 18. Perhitungan Pengolahan Data Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Yus
= 100 %
Yus
= 100 %
Yus
= 100 %
Rai
= 62,5 %
Rai
= 91,67 %
Rai
= 100 %
And
= 87,5 %
And
= 100 %
And
= 62,5 %
Mil
= 37,5 %
Mil
= 66,67 %
Mil
= 95,83 %
Dit
= 45,83 %
Dit
= 62,5 %
Dit
= 100 %
Iyo
= 58,33 %
Iyo
= 91,67 %
Iyo
= 100 %
Sha
= 37,5 %
Sha
= 50 %
Sha
= 95,83 %
Yog
= 41,67 %
Yog
= 70,83 %
Yog
= 100 %
Azi
= 25 %
Azi
= 37,5 %
Azi
= 70,83 %
Mut
= 54,17 %
Mut
= 75 %
Mut
= 100 %
Pan
= 41,67 %
Pan
= 87,5 %
Pan
= 100 %
122
Ame
= 50 %
Ame
= 70,83 %
Ame
= 95,83 %
Zah
= 29,17 %
Zah
= 45,83 %
Zah
= 80,33 %
Persentase masing-masing kriteria :
Persentase masing-masing kriteria :
Persentase masing-masing kriteria :
BB : 1 anak
BB : 0 anak
BB : 0 anak
MB : 7 anak
MB : 3 anak
MB : 0 anak
BSH : 4 anak
BSH : 5 anak
BSH : 1 anak
BSB : 1 anak
BSB : 5 anak
BSB : 12 anak
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
Skor total seluruh anak = 155
Skor total seluruh anak = 225
Skor total seluruh anak = 304
= 49,68 %
= 72,11 %
123
= 97,43 %
LAMPIRAN 4 Foto Kegiatan Anak
124
FOTO KEGIATAN ANAK
Gambar 6. Kartu Kata Bergambar
Gambar 7. Anak Mengucapkan Bunyi Huruf Pada Kartu yang Anak Pilih
125
Gambar 8. Anak Membedakan Huruf dengan Menyebutkan Huruf yang Ditunjuk Guru Secara Acak
Gambar 9. Anak Menyebutkan Nama-nama Benda yang Mempunyai Suara Huruf Awal yang Sama
126
Gambar 10. Anak Menempelkan dan Menghubungkan Tulisan Sesuai Gambar/ Simbolnya untuk Belajar Memahami Hubungan Bunyi dan Huruf
Gambar 11. Anak Menyebutkan Kata yang Mempunyai Huruf Awal yang Sama dan Melafalkannya dengan Jelas
127
Gambar 12. Guru menutup Gambar yang Ada di Kartu Kata Pada Pelaksanaan Siklus II
128
LAMPIRAN 5 Surat Ijin Penelitian
129