MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI 35 PADANG SARAI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH: ANDRIA NOVITA NPM. 1110013411600
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI 35 PADANG SARAI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Abstrak Andria Novita1, M. Nursi1, Yulfia Nora1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] It is based on research by low learning outcomes students on the subjects of social class. The purpose of this research is to describe the increase in learning outcomes. This research is research the act of class. The subject of study grade 5 a total of 24 students .Research instruments sheets observation is the activity of teachers, students, and tests learning outcomes. The analysis of data, known that the implementation of model learning menggunaan picture and picture reached good qualities ( the 70 ). Besides the researchers found that : 1) knowledge of students who achieve ketuntasan i as many as 15 people in the cycle of 24 students with students from 62 percent to 21 percentage of students with the percentage of 88 percent in the cycle of II. 2) the students who achieve ketuntasan i as many as 11 people in the cycle with the percentage of 46 percent to 17 students with the percentage of 70 percent in the cycle of II. 3) of the analysis of students who achieve ketuntasan i as many as 13 people in the cycle with the percentage 54 percent to 18 students with the percentage of 75 percent in the cycle of II. 4 ) caring attitude of students reaching ketuntasan i as many as 11 people in the cycle with the percentage of 46 percent to 20 students with the percentage of 83 percent in the cycle of ii. Based on the results of research, the researchers concluded that students with learning the result can be improved picture and picture menggunaan model .From this conclusion, was recommended to teachers to use the model picture and picture to improve student learning at learning the result of social class. Keyword : Learning outcomes, kind of classroom picture and pictures, and learning social class. pendidikan dasar memfokuskan kajiannya A. PENDAHULUAN
kepada hubungan antarmanusia dan proses
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai ke
perguruan
tinggi.
IPS
mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu
sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat
materi
Geografi, Sejarah,
Sosiologi dan Ekonomi. IPS pada jenjang
membantu
pengembangan
kemampuan
dalam hubungan tersebut. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikembangkan melalui
kajian
ini
ditunjukan
untuk
mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat. Pembelajaran IPS akan
menjadi
suatu
pengetahuan,
keterampilan, serta pemahaman sikap dan
nilai
bagi
siswa,
menentukan
jika
cara
guru
mampu
pembelajaran
dalam
menggunakan
terbaik
media
guru
secara
maksimal
ataupun
mata pelajaran IPS tersebut. Salah satu
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
upaya yang dapat dilakukan guru adalah
guru kurang memahami penggunaan model
dengan menggunakan model pembelajaran
dalam pembelajaran di kelas, sehingga
yang
proses
mengatakan, pembelajaran
Mulyasa
(2008:107)
“Penggunaan tepat
di
kelas
materi
menjadi
membosankan bagi siswa. Selanjutnya hasil belajar siswa masih
efesiensi
rendah, hal itu terlihat dari hasil ujian mid
pembelajaran”. Penggunaan model yang
semester II tahuan ajaran 2013/2014 siswa
bervariasi akan sangat membantu siswa
kelas IV, dijumpai hasil belajar IPS siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
rendah. Di sekolah ini siswa kelas IV
efektivitas
Mengingat
akan
pembelajaran
dengan
turut
menentukan
yang
model
cocok
belum
menyampiakan materi yang terdapat dalam
bervariasi.
yang
berlangsung,
dan
pentingnya
model
berjumlah
24
orang
siswa.
Kriteria
pembelajaran seorang guru dituntut memilih
Ketuntasan Minimal (KKM) bagi peserta
dan menggunakan model pembelajaran yang
didik, khususnya untuk mata pelajaran IPS
baik.
dapat
adalah 70. Dalam hal ini terdapat 13 orang
meningkatkan pemahaman siswa dan hasil
siswa atau 54% yang nilainya di bawah
belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS
KKM, sementara yang nilainya yang berada
SD.
peneliti
di atas KKM adalah 11 orang siswa atau
selama mengajar lebih kurang 7 tahun di
46%. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
kelas IV SD Negeri 35 Padang Sarai,
IPS siswa kelas IV SDN 35 Padang Sarai
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang,
yang akan naik ke kelas V tahun ajaran
pembelajaran IPS di SD masih bersifat
2014/2015.
Hal
ini
Berdasarkan
berguna
untuk
pengamatan
kontekstual atau cenderung hapalan, selain
Dari analisis ujian mid semester II
itu kegiatan pembelajaran sering berpusat
tahun ajaran 2013/2014 di atas, dilihat
pada guru, karena peneliti sebagai guru lebih
bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN
dominan menggunakan metode ceramah
35 Padang Sarai masih jauh dari KKM yang
dalam pembelajaran. Hal ini tentu saja dapat
diharapkan yaitu sebesar 70. Untuk itu,
menyebabkan suasana kelas menjadi tegang
seorang guru harus mampu menggunakan
karena siswa harus berkosentrasi penuh
model pembelajaran yang tepat, sehingga
untuk
guru.
permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
Akibatnya siswa merasa bosan dan jenuh
baik. Salah satu caranya adalah dengan
mendengarkan
penjelasan
saat belajar IPS. Selain itu, di dalam proses
menggunakan model pembelajaran Picture
seseorang sudah dikatakan berhasil dalam
and Picture.
belajar, hal ini sebagaimana yang telah
Rendahnya hasil belajar siswa dan
dikemukakan Hamalik (2008:2) bahwa,
pengetahuan siswa dalam pembelajaran tidak
“Hasil belajar adalah tingkah laku yang
dapat dibiarkan begitu saja, karena itu
timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi
diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan
tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan
hasil belajar siswa. Guru memegang peran
dalam
penting untuk melakukan perubahan. Di sini,
kesanggupan
peneliti
sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan
memberikan
rendahnya
hasil
solusi
belajar
terhadap
siswa
pada
tahap
kebiasaan
keterampilan,
menghargai,
perkembangan
jasmani.”
pembelajaran IPS dengan menerapkan model
Hasil belajar siswa juga dapat dilihat
pembelajaran picture and picture. Karena
dari
model pembelajaran picture and picture
pelajaran yang telah disampaikan selama
merupakan suatu model pembelajaran yang
pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut
dapat membantu siswa untuk lebih teliti, dan
bisa
memberikan gambaran yang nyata tentang
memecahkan masalah yang timbul sesuai
materi yang dipelajari, sehingga dapat
dengan apa yang telah dipelajarinya. Hal ini
meningkatkan hasil belajar siswa.
sesuai dengan pendapat Sudjana (2009:3),
Berdasarkan uraian di atas maka
kemampuannya
dalam
menerapkannya
mengingat
dan
mampu
bahwa “Hasil belajar siswa pada hakikatnya
peneliti berminat melaksanakan Penelitian
adalah
Tindakan
mencakup bidang kognitif, afektif, dan
Kelas
(PTK)
dengan
judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
perubahan
tingkah
laku
yang
psikomotoris”.
melalui Model Pembelajaran Picture and
Pembelajaran
pada
hakikatnya
Picture dalam Pembelajaran IPS di SD
adalah suatu proses interaksi antar anak
Negeri 35 Padang Sarai Kecamatan Koto
dengan anak, anak dengan sumber belajar
Tangah Kota Padang”.
dan
anak
dengan
pendidik.
Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna B. KERANGKA TEORITIS
bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan
1. Tinjauan tentang Hasil Belajar
yang nyaman dan memberikan rasa aman
Hasil belajar merupakan tolak ukur
bagi anak. Proses belajar bersifat individual
yang digunakan untuk menentukan tingkat
dan kontekstual, artinya proses belajar
keberhasilan siswa dalam memahami konsep
terjadi dalam diri individu sesuai dengan
dalam
perkembangan lingkungannya.
belajar.
Apabila
sudah
terjadi
perubahan tingkah laku seseorang, maka
2. Tinjauan tentang Pembelajaran Ilmu
budaya”. IPS dirumuskan atas dasar realitas
Pengetahuan Sosial (IPS) Pembelajaran
Hamalik
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
(2007:57) adalah, “Pembelajaran adalah
pendekatan interdisipliner dari aspek dan
suatu kombinasi yang tersusun meliputi
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
perlengkapan, dan prosedur yang saling
dan budaya). IPS itu merupakan bagian dari
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajar
kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
an”.
materi cabang-cabang ilmu-ilmu Pembelajaran
menurut
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
pada
hakikatnya
sosiologi,
sejarah,
geografi,
sosial:
ekonomi,
adalah suatu proses interaksi antar anak
politik, antropologi, filsafat, dan psikologi
dengan anak, anak dengan sumber belajar
sosial.
dan
anak
dengan
pendidik.
Kegiatan
Sedangkan
menurut
Mortorella
pembelajaran ini akan menjadi bermakna
(dalam Sholihatin 2007:145) mengatakan
bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan
bahwa “pembelajaran pendidikan IPS lebih
yang nyaman dan memberikan rasa aman
menekankan pada aspek pendidikan dari
bagi anak. Proses belajar bersifat individual
pada
dan kontekstual, artinya proses belajar
pembelajaran IPS peserta didik diharapakan
terjadi dalam diri individu sesuai dengan
memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
perkembangan lingkungannya.
konsep dan mengembangkan serta melatih
Pembelajaran
pada
hakikatnya
adalah suatu proses interaksi antar anak
transper
konsep,
karena
dalam
sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang dimilikinya”.
dengan anak, anak dengan sumber belajar dan
anak
dengan
pendidik.
Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan
3. Tinjauan tentang Model Pembelajar an Picture and Picture Pengertain
model
pembelajaran
yang nyaman dan memberikan rasa aman
menurut Abdul (2007:83) adalah: “sebagai
bagi anak. Proses belajar bersifat individual
proses atau prosedur yang hasilnya adalah
dan kontekstual, artinya proses belajar
belajar atau dapat pula merupakan alat
terjadi dalam diri individu sesuai dengan
melalui makna belajar menjadi aktif”. Model
perkembangan lingkungannya.
menurut Sagala (2008:1) adalah “cara yang
Admin (2008:1) menjelaskan “IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah,
digunakan
oleh
guru/siswa
dalam
mengelolah informasi yang berupa fakta,
data, dan konsep pada proses pembelajaran
6.
yang mungkin terjadi pada suatu strategi”. Sudjana
(2004:76)
pemikiran atas pengelompokan yang
mengatakan
bahwa “dalam proses pembelajaran yang
Guru menanyakan alasan atau dasar
dilakukan siswa 7.
Dari
alasan
atau
urutan
gambar
baik, hendaknya mempergunakan berbagai
tersebut, guru menanamkan konsep atau
model
materi sesuai dengan kompetensi yang
mengajar secara bergantian atau
saling bahu membahu satu sama lain tugas
ingin dicapai.
guru adalah memilih berbagai model yang
8.
tepat untuk menciptakan proses pembelajar
C. METODOLOGI PENELITIAN
an
yang
menyenangkan”.
Kesimpulan atau rangkuman.
Dalam
Jenis penelitian yang akan peneliti
pembelajaran IPS hendaknya guru pandai
lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
menggunakan atau memilih model
yang
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
tepat dan sesuai dengan materi dan kondisi
adalah “sebuah penelitian yang dilakukan
kelas.
oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan Dalam mengajarkan model picture
merancang, melaksanakan, dan merefleksi
and picture guru harus mengikuti langkah-
kan
langkah pembelajaran dengan model picture
partisipatif
dengan
and picture dengan sistematis. Adapun
memperbaiki
kinerjanya
langkah-langkah tersebut di jelaskan sebagai
sehingga
berikut:
meningkat”. Sedangkan Rustam menjelaskan
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang
bahwa
ingin dicapai.
penelitian yang dilakukan oleh guru di
2.
3.
4.
Guru
menyajikan
materi
sebagai
secara
hasil PTK
belajar
(2008:2)
kolaboratif tujuan
dan untuk
sebagai
guru
siswa
dapat
adalah
“sebuah
kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
pengantar.
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
Guru menunjukan atau memperlihatkan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan
gambar-gambar yang berkaitan dengan
tujuan
materi.
sebagai guru sehingga hasil belajar siswa
Guru melakukan tanya jawab mengenai
dapat meningkat”.
gambar yang ada 5.
tindakan
Guru
meminta
mengelompokkan perintah guru
untuk
memperbaiki
kinerjanya
Sejalan dengan pendapat ahli di atas, siswa
untuk
Wardani, dkk. (2006:1.4), mengemukakan
gambar
sesuai
bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk
memperbaiki
kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta
lapangan.
didik menjadi meningkat”.
perkembangan kinerja guru dan aktivitas
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Data
penelitian
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
35 Padang Sarai. SDN 35 Padang Sarai
IPS
merupakan
pembelajaran picture and picture.
sekolah
yang
terletak
di
berupa
dengan
menggunakan
model
Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto
Data yang diperoleh dalam penelitian
Tangah Kota Padang, dengan arah mata
kemudian dianalisis dengan menggunakan
angin dari pusat kota sebelah barat, dengan
model
jarak ±20 Km. Nama kepala sekolah SDN 35
ditawarkan oleh Wardani (2003:135), yakni
Padang Sarai adalah Ibu Wismar dan
analisis data yang dimulai dengan menelaah
wakilnya
adalah
Ibu
Bainar.
Peneliti
data sejak pengumpulan data sampai seluruh
memilih
sekolah
ini
sebagai
tempat
data terkumpul. Data tersebut dianalisis
penelitian ini karena letaknya yang jauh dari
berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti
pusat kota, dimana sekolah ini terletak tidak
penyajian data, dan terakhir penyimpulan
jauh dari rumah peneliti yang mana jarak
dan verifikasi.
analisis
data
kualitatif
yang
antara sekolah dengan rumah peneliti ±2 Km.
D. HASIL PENELITIAN DAN Subjek pada penelitian ini adalah
PEMBAHASAN
siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015 di SD
Penelitian ini dilakukan di SDN 35
Negeri 35 Padang Sarai yang terdaftar pada
Padang Sarai. SDN 35 Padang Sarai
semester II tahun ajaran 2013/2014. Jumlah
merupakan
siswa di kelas V adalah 24 orang siswa, yang
Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto
terdiri dari 14 siswa perempuan
Tangah Kota Padang. Objek penelitian
(58%)
dan10 siswa laki-laki (42%). Penelitian mengacu
pada
ini
yang
terletak
di
adalah siswa kelas V yang berjumlah 24
dilakukan
disain
sekolah
PTK
dengan yang
orang, yang terdiri dari 14 siswa perempuan (58%)
dan10
siswa data
laki-laki
penelitian
(42%).
dikemukakan oleh Arikunto, dkk (2010:16),
Pengumpulan
dilakukan
yaitu ada empat tahap yang perlu dilakukan
dengan melaksanakan pembelajaran IPS
yaitu: “perencanaan, pelaksanaan tindakan,
dengan menggunakan model picture and
pengamatan atau observasi, dan refleksi”.
picture. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak
Instrumen yang digunakan dalam
dua siklus. Siklus I dilaksanakan 2 kali
penelitian ini berupa lembaran observasi
pertemuan yaitu pada tanggal 12 Agustus
aktivitas guru dan lembaran observasi
2014 dan 19 Agustus 2014.
aktivitas siswa, tes hasil belajar dan catatan
Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2014 dan tanggal 2 September 2014.
Proses Pembelajaran Guru pada Siklus I
Hasil data yang diperoleh pada penelitian
ini
observasi
bersumber
Tabel 1. Hasil Observasi Pelaksanaan
dari
aktivitas
Pertemuan Jumlah Persentase Kriteria
lembar
pelaksanaan
Skor I
35
58,33%
pembelajaran oleh guru , lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk melihat
Baik II
41
68,33%
implementasi dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti
sesuai
dengan
langkah-
Cukup Baik
Rata-rata
38
63,33%
proses pembelajaran apakah siswa mengikuti pembelajaran
Cukup
Cukup Baik
Persentase Kegiatan Peneliti Siklus I
langkah pembelajaran dengan menggunakan
Tabel 1 tentang hasil pengamatan
model picture and picture, dan ulangan tes
terhadap aktivitas guru dalam pelaksanaan
hasil belajar siswa yang dilaksanakan di
pembelajaran pada siklus I dapat dijelaskan
setiap akhir siklus pembelajaran. Penelitian
bahwa pada pertemuan pertama persentase
untuk siklus I dilaksanakan pada pokok
pelaksanaan pembelajaran guru memperoleh
bahasan “Mengenal makna peninggalan-
skor 58,33% , sedangkan pada pertemuan
peninggalan sejarah yang berskala nasional
kedua meningkat menjadi 68,33%, dan rata-
dari masa Hindu-Budha dan Islam di
rata persentase pelaksanaan pembelajaran
Indonesia”.
observasi,
aspek guru pada siklus I adalah 63,33%%.
peneliti yang bertindak sebagai guru dibantu
Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran
oleh 2 (dua) orang observer.
aspek guru pada siklus I belum dapat
Untuk
kegiatan
dikatakan baik karena belum mencapai A. Hasil Penelitian 1) Data
Hasil
Pengamatan
persentase
keberhasilan
mengelola
Aktivitas
pembelajaran yaitu dengan kriteria baik
Guru dalam Pelaksanaan Pembelajar
dengan rentang skor 76 − 100%. (Analisis
an
lembar observasi guru pertemuan 1 Siklus I Hasil observasi kegiatan guru dalam
dapat dilihat pada lampiran aktivitas guru
mengelola pembelajaran pada siklus dapat
halaman halaman 113)
dilihat pada Tabel 1.
2) Penilaian Proses Pembelajaran Siswa dalam
Megikuti
Model
Pembelajaran
Picture
Langkah-langkah Picture
and
Penilaian bertujuan
proses
untuk
pembelajaran
aktif dalam menjawab pertanyaan yang
mengukur
tingkat
diajukan oleh guru maupun teman, dan 3)
selama
proses
Siswa aktif dalam memberikan penjelasan
pembelajaran. Alat ukur yang digunakan
atas pengelompokan gambar yang dilakukan
berupa lembar pengamatan mencakup 3
dalam pelaksanaan model picture and
(tiga) aspek aktivitas yang mencakup: 1)
picture. Hasil analisis peneliti terhadap
Siswa aktif dalam mengelompokkan gambar
aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat
sesuai
dilihat pada Tabel 2.
keikutsertaan
siswa
dengan
perintah
guru
dalam
pelaksanaan picture and picture., 2) Siswa Tabel 2. Tabel Penilaian Proses Pembelajaran Siswa Kelas V SD Negeri 35 Padang Pasai dalam Mengikuti Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Siklus I Jumlah Siswa Aspek yang Diamati
1. Keaktifan siswa dalam mengelompokkan gambar
Rata-Rata
Pertemuan
Pertemuan
1
2
14 orang
16 orang
15
(58,33%)
(66,67%)
(54, 17%)
12
14
13
(50,00%)
(58,33%)
(58,33%)
9
13
11
(37,50%)
(58,33%)
(45,83%)
Predikat Penilaian Cukup Baik
sesuai perintah 2. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 3. Keaktifan siswa dalam memberi penjelasan atas
Cukup Baik
Kurang Baik
dasar pengelompokkan yang dilakukan Dari
tabel
2
di
atas,
dapat
Sehingga diperoleh rata-rata persentase
digambarkan bahwa:
54,17% dengan predikat penilaian cukup
1. Siswa yang mampu atau aktif dalam
baik.
mengelompokkan gambar sesuai dengan
2. Keaktifan
siswa
dalam
menjawab
perintah pada siklus I ada 14 orang
pertanyaan pada pertemuan 1 siklus I
dengan persentase 58,33% sedangkan
berjumlah 12 orang dengan persentase
pada pertemuan kedua siklus I keaktifan
50,00%, sedangkan pada pertemuan 2
siswa dalam mengelompokkan gambar
siklus I menjadi 14 orang dengan
ada 16 orang dengan persentase 66,67%.
persentase 658,33%. Sehingga diperoleh
rata-rata
dengan
persentase
58,33%
dengan predikat penilaian cukup baik. 3. Keaktifan
siswa
dalam
bahkan ada yang memperoleh predikat kurang baik dan belum mencapai target yang
memberi
peneliti harapkan yaitu dengan predikat baik
penjelasan atas dasar pengelompokkan
dengan rentang skor 76 – 100 dengan
yang dilakukan pada pertemuan 1 siklus
predikat baik.
I berjumlah 9 orang dengan persentase
3) Data hasil belajar siswa
37,50%, pada pertemuan 2 siklus I siswa
Pada penelitian ini, hasil belajar
yang aktif dalam member penjelasan ada
dibatasi 2 (dua) ranah, yaitu pada ranah
13 orang dengan persentase 48,83%.
kognitif dan afektif.
Sehingga diperoleh rata-rata dengan
a) Data Hasil Hasil Belajar Penilaian
persentase
45,83%
dengan
predikat
pada Ranah Kognitif
penilaian kurang baik.
Data hasil observasi ini didapatkan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
secara
keseluruhan
melalui lembar observasi hasil belajar siswa,
rata-rata
dan digunakan untuk dan perkembangan
persentase keikutsertaan siswa selama proses
hasil belajar siswa pada saat tes akhir pada
pembelajaran
setiap siklus. Data hasil analisa hasil belajar
dalam
pelaksanaan
pembelajaran model Picture and Picture
siswa dapat dilihat pada tabel 3.
masih berada pada predikat cukup baik, Tabel 3. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I
Penilaian Ranah
Tuntas
(%)
Tidak
Kognitif
(%)
Tuntas
Pengetahuan
15
62
9
38
Pemahaman
11
46
13
54
Analisis
13
54
11
46
Rata-rata
13
54
11
46
Dari data di atas berarti ketercapaian
mencapai target ketuntasan belajar secara
ketuntasan belajar pada siklus I ini belum
klasikal.
mencapai target. Ketuntasan belajar yang
b) Data Hasil Hasil Belajar Penilaian
ingin dicapai yaitu 75% dari jumlah siswa. Oleh
karena
itu,
peneliti
pada Ranah Afektif
ingin
Penilaian terhadap siswa pada ranah
meningkatkannya pada siklus II untuk
afektif dilakukan sejalan dengan pelaksanaan tes akhir siklus. Jenis penilaian yang peneliti
pergunakan untuk menilai hasil belajar siswa
belajar pada ranah afektif dapat dilihat pada
pada ranah afektif adalah berupa tes, jenis
tabel 4.
soal yang digunakan adalah pernyataan
Tabel 4. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan
setuju atau tidak setuju, sebanyak 5 buah
Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I
pernyataan. Adapun hasil dari tes hasil Jumlah Siswa
Nilai Rata-rata
KKM
24
69,17
70
Jumlah Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
11 Orang
13 Orang
(45,83%)
(64,17%)
siswa belum mencapai target penelitian, Dari data tentang hasil belajar siswa pada
yaitu 70% dari jumlah siswa.
ranah
2. Deskripsi
afektif siswa
tergambar
bahwa
siwa pada siklus
siswa
yang
mampu
mencapai nilai 70 ada 11 orang siswa dengan
persentase
45,83
dan
yang
Kegiatan
Pembelajaran
Siklus II 1) Data
Hasil
Guru
Pengamatan dalam
memperoleh nilai kurang dari 70 juga 13
Pembelajaran
orang siswa dengan persentase 64,17%.
Berdasarkan
Pelaksanaan
lembar
kegiatan
tidak tuntas sama, dan rata-rata nilai kelas
pembelajaran pada siklus II, hasil observasi
70. Dengan nilai rata-rata kelas 69,17 belum
kegiatan
mencapai
pembelajaran pada siklus II dapat dilihat
ketuntasan
belajar
guru
dalam
observasi
Berarti jumlah siswa yang tuntas dan yang
persentase
guru
Aktivitas
dalam
mengelola
mengelola
pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS melalui model pembelajaran picture and picture Siklus II Pertemuan
Jumlah Skor Pelaksanaan
Persentase (%)
Kriteria Penilaian
I
49
81,67%
Baik
II
53
88,33%
Baik
Rata-rata
51
85,00%
Baik
oleh guru pada siklus II dapat dijelaskan Tabel 5 tentang hasil pengamatan
bahwa pada pertemuan pertama persentase
terhadap aktivitas pelaksanaan pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran guru 81,67%,
sedangkan pada pertemuan kedua meningkat
keikutsertaan
menjadi 88,33%. Rata-rata persentase pada
pembelajaran. Alat ukur yang digunakan
siklus II yaitu 85,00%. Dengan demikian,
berupa lembar pengamatan mencakup 3
aktivitas
pelaksanaan
(tiga) aspek aktivitas yang mencakup: 1)
pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan
Siswa aktif dalam mengelompokkan gambar
baik, karena persentase keberhasilan guru
sesuai
dalam mengelola pembelajaran melebihi
pelaksanaan picture and picture., 2) Siswa
persentase 75%. (Analisis data aktivitas guru
aktif dalam menjawab pertanyaan yang
pada pertemuan 1 siklus II dapat dilihat pada
diajukan oleh guru maupun teman, dan 3)
lampiran halaman 135).
Siswa aktif dalam memberikan penjelasan
2) Penilaian Proses Pembelajaran Siswa
atas pengelompokan gambar yang dilakukan
guru
dalam
dalam
Megikuti
Langkah-langkah
Model
Pembelajaran
Picture
and
dengan
selama
perintah
guru
proses
dalam
dalam pelaksanaan model picture and picture. Hasil analisis peneliti terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat
Picture Penilaian bertujuan
siswa
untuk
proses
pembelajaran
mengukur
dilihat pada Tabel 6.
tingkat
Tabel 6. Tabel Penilaian Proses Pembelajaran Siswa Kelas V SD Negeri 35 Padang Pasai dalam Mengikuti Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Siklus II Jumlah Siswa Aspek yang Diamati
Rata-Rata
Pertemuan
Pertemuan
1
2
20 orang
22 orang
21
(83,33%)
(91,67%)
(87,50%)
18 orang
19 orang
18
menjawab pertanyaan
(75,00%)
(86,36%)
(75,00%)
3. Keaktifan siswa dalam
17 orang
18 orang
18
(70,83%)
(75,00%)
(75,00%)
1. Keaktifan siswa dalam mengelompokkan gambar
Predikat Penilaian Baik
sesuai perintah 2. Keaktifan siswa dalam
memberi penjelasan atas
Cukup Baik
Cukup Baik
dasar pengelompokkan yang dilakukan Dari
tabel
digambarkan bahwa:
6
di
atas,
dapat
1. Siswa yang mampu atau aktif dalam mengelompokkan gambar sesuai dengan
perintah pada siklus I ada 20 orang
persentase keikutsertaan siswa selama proses
dengan persentase 83,33% sedangkan
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajar
pada pertemuan kedua siklus I keaktifan
an model picture and picture
siswa dalam mengelompokkan gambar
target yang peneliti harapkan yaitu dengan
ada 22 orang dengan persentase 91,67%.
predikat baik dengan rentang skor 75 – 100
Sehingga diperoleh rata-rata persentase
dengan predikat sangat baik atau dengan
85,50% dengan predikat penilaian baik.
skor 51 – 75 dengan predikat cukup baik.
2. Keaktifan
siswa
dalam
mencapai
menjawab
Dengan demikian, terlihat bahwa siswa
pertanyaan pada pertemuan 1 siklus I
mampu mengikuti langkah-langkah dari
berjumlah 18 orang dengan persentase
penerapan model picture and picture dengan
75,00%, sedangkan pada pertemuan 2
baik.
siklus I menjadi 19 orang dengan
3) Data Hasil Belajar Siswa
persentase 86,36%. Sehingga diperoleh rata-rata
dengan
persentase
58,33%
dengan predikat penilaian cukup baik. 4. Keaktifan
siswa
dalam
Pada penelitian ini, hasil belajar dibatasi 2 (dua) ranah, yaitu pada ranah kognitif dan afektif.
memberi
penjelasan atas dasar pengelompokkan
a) Data Hasil Belajar Penilaian pada
yang dilakukan pada pertemuan 1 siklus
Ranah Kognitif
I berjumlah 17 orang dengan persentase
Data hasil observasi ini didapatkan
70,83%, pada pertemuan 2 siklus I siswa
melalui lembar observasi hasil belajar siswa,
yang aktif dalam member penjelasan ada
dan digunakan untuk melihat proses dan
18 orang dengan persentase 75,00%.
perkembangan hasil belajar siswa pada saat
Sehingga diperoleh rata-rata dengan
tes akhir pada setiap siklus. Data hasil
persentase
analisa hasil belajar siswa dapat dilihat pada
75,00%
dengan
predikat
penilaian cukup baik.
tabel 7.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
secara
keseluruhan
rata-rata
Tabel 7. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II Penilaian Ranah
Tuntas
(%)
Kognitif
Tidak
(%)
Tuntas
Pengetahuan
21
88 %
3
12 %
Pemahaman
17
70 %
7
30 %
Analisis
18
75 %
6
25 %
Rata-rata
19
78 %
5
22 %
Penilaian terhadap siswa pada ranah Dengan demikian hasil belajar siswa
afektif dilakukan sejalan dengan pelaksanaan
pada siklus II sudah mencapai persentase
tes akhir siklus. Jenis penilaian yang peneliti
ketuntasan
berdasarkan
pergunakan untuk menilai hasil belajar siswa
ketuntasan belajar secara klasikal yang telah
pada ranah afektif adalah berupa tes, jenis
peneliti tetapkan sebelumnya yaitu dengan
soal yang digunakan adalah pernyataan
persentase besar atau sama 70% dari jumlah
setuju atau tidak setuju, sebanyak 5 buah
siswa.
pernyataan. Adapun hasil dari tes hasil
b) Data Hasil Belajar Penilaian pada
belajar pada ranah afektif dapat dilihat pada
secara
klasikal
Tabel 8.
Ranah Afektif
Tabel 8. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus II Jumlah Siswa
Nilai Rata-rata
KKM
24
78,18
70
Jumlah Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
20 Orang
4 Orang
(83,33%)
(16,67%)
B. Pembahasan Penelitian Dari data tentang hasil belajar siswa pada ranah
afektif siswa
tergambar
bahwa
siwa pada siklus
siswa
yang
1. Aktivitas Guru
dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
mampu
Persentase rata-rata aktivitas guru
mencapai nilai 70 ada 20 orang siswa
dalam
dengan
yang
melalui model pembelajarn picture and
memperoleh nilai kurang dari 70 juga 4
picture terjadi peningkatan, dapat dilihat
orang siswa dengan persentase 16,67%.
pada Tabel 9.
Dengan demikian berarti jumlah siswa yang
Tabel 9. Persentase Aktivitas Guru dalam
mampu memperoleh nilai di atas KKM
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II
persentase
83,33%
dan
pelaksanaan
pembelajaran
PKn
sudah mencapai target penelitian, yaitu 75% dari jumlah siswa.
Siklus
Rata-
Persentase
Kriteria
63,33 %
Cukup
rata Skor I
38
Baik
II
51
85,00 %
Baik
menjadi
Rata-
45
75,00 %
Baik
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru
rata Persentase Kegiatan Peneliti Siklus I dan
Tabel
digambarkan
telah
dengan
mampu
kriteria
baik.
melaksanakan
pembelajaran IPS dengan menggunakan model picture and picture dengan baik.
II Dari
85,00%
9
di
bahwa
atas,
dapat
2. Penilaian Proses Pembelajaran Siswa dalam
pelaksanaan
Megikuti
pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran
picture and picture
Picture
pada siklus I dapat
dilihat dari rata-rata persentase
Langkah-langkah
Model
Picture
and
Persentase rata-rata aktivitas siswa
63,33%
berada pada kriteria keberhasilan cukup
dalam
mengikuti
langkah-langkah
baik. Hal ini disebabkan karena guru belum
pembelajaran dengan model picture and
terbiasa menggunakan model picture and
picture dari siklus I ke siklus II umumnya
picture dalam proses pembelajaran selama
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
ini. Pada siklus II, rata-rata persentasenya
pada Tabel 10.
Tabel 10. Tabel Penilaian Proses Pembelajaran Siswa Kelas V SD Negeri 35 Padang Pasai dalam Mengikuti Proses Pembelajaran dengan Model Picture and Picture Siklus I dan II
Rata-rata Persentase No.
1.
2.
3.
Indikator
Keterangan
Keaktifan siswa dalam mengelompokkan gambar sesuai perintah Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan Keaktifan siswa dalam memberi penjelasan atas dasar pengelompokkan yang dilakukan
Siklus I
Siklus II
54,17%
87,50%
58,33%
75,00%
45,83%
75,00%
Meningkat 33,33% Meningkat 26,33% Meningkat 29,17%
Hasil analisis Tabel 10 di atas, dapat
siswa sudah mampu mengikuti atau terlibat
ditunjukkan bahwa aktivitas siswa pada
aktif dalam melakukan atau mengikuti
setiap aspek atau indikator yang diamati dari
langkah-langkah
siklus I mengalami peningkatan pada siklus
model picture and picture berjalan dengan
II. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
baik.
pembelajaran
dengan
3. Data Hasil Belajar Siswa
melalui tes hasil belajar dengan menggunkan
a) Penilaian Hasil Belajar Pengetahuan
alat ukur berupa soal pilihan ganda atau objektif. Adapun hasil belajar siswa pada
Dari data hasil belajar siswa pada ranah kognitif (pengetahuan) yang diperoleh
ranah kognitif (pengetahuan) terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif (Pengetahuan) Siklus I dan II Jumlah Siklus
Siswa
Ketuntasan KKM
(orang) I
24
70
Tuntas
Tidak Tuntas
15 Orang
9 Orang
(62%)
(38%)
21 Orang II
24
70
3 Orang
(88%)
Berdasarkan Tabel 11 tentang hasil
(12%)
model
picture
and
picture
dapat
belajar siswa pada 2 siklus terlihat bahwa
meningkatkan hasil belajar ranah kognitif
pada siklus I siswa yang tuntas belajar ada
siswa pada pembelajaran IPS di SD Negeri
15 orang (62%) sedangkan pada siklus II
35 Padang Sarai, Padang.
siswa yang tuntas belajar ada 21 orang
b) Penilaian Hasil Belajar Pemahaman
(88%). Dengan demikian dapat diartikan
Dari data hasil belajar siswa pada
bahwa persentase ketuntasan belajar siswa
ranah kognitif (pemahaman) yang diperoleh
pada ranah kognitif dari siklus I ke siklus II
melalui tes hasil belajar dengan menggunkan
mengalami peningkatan sebesar 26%, dan
alat ukur berupa soal isian siangkat yang
mencapai indikator keberhasilan yang telah
terdiri dari lima butir soal. Adapun hasil
ditetapkan sebelumnya melebihi 75% dari
belajar
jumlah siswa. Dengan demikian, dapat
(pemahman) terlihat pada Tabel 12.
siswa
pada
ranah
kognitif
digambarkan bahwa dengan menggunakan Tabel 12. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif (Pemahaman) Siklus I dan II Siklus I
Jumlah Siswa (orang) 24
KKM 70
Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
11 Orang
13 Orang
(46%)
(54%)
17 Orang II
24
70
Berdasarkan Tabel 12 tentang hasil
7 Orang
(70%)
(30%)
dapat meningkatkan hasil belajar ranah
belajar pemahaman siswa pada 2 siklus
kognitif
terlihat bahwa pada siklus I siswa yang
pembelajaran IPS di SD Negeri 35 Padang
tuntas belajar ada 11 orang (46%) sedangkan
Pasai, Padang.
pada siklus II siswa yang tuntas belajar ada
c) Penilaian Hasil Belajar Pengetahuan
17 orang (70%). Dengan demikian dapat diartikan
bahwa
persentase
(pemahman)
siswa
pada
(Analisis)
ketuntasan
Dari data hasil belajar siswa pada
belajar siswa pada ranah kognitif dari siklus
ranah kognitif (analisis) yang diperoleh
I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar
melalui tes hasil belajar dengan menggunkan
24%, dan mencapai indikator keberhasilan
alat ukur berupa soal pilihan uraian yang
yang telah ditetapkan sebelumnya melebihi
terdiri dari lima butir soal. Adapun hasil
75% dari jumlah siswa. Dengan demikian,
belajar siswa pada ranah kognitif (analisis)
dapat
terlihat pada Tabel 13.
digambarkan
bahwa
dengan
menggunakan model picture and picture Tabel 13. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif (Analisis) Siklus I dan II Jumlah Siklus
Siswa
Ketuntasan KKM
(orang) I
24
70
Tuntas
Tidak Tuntas
13 Orang
11 Orang
(54%)
(46%)
18 Orang II
24
70
Berdasarkan Tabel 13 tentang hasil
6 Orang
(75%)
orang
(25%) (75%).
Dengan
bahwa
demikian
persentase
dapat
belajar analisis siswa pada 2 siklus terlihat
diartikan
ketuntasan
bahwa pada siklus I siswa yang tuntas
belajar siswa pada ranah kognitif dari siklus
belajar ada 13 orang (54%) sedangkan pada
I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar
siklus II siswa yang tuntas belajar ada 18
21%, dan mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan sebelumnya melebihi
ranah
75% dari jumlah siswa. Dengan demikian,
adalah jenis soal yang digunakan. Penilaian
dapat
dengan
pada ranah afektif menggunakan soal berupa
menggunakan model picture and picture
pilihan ganda/objektif, isian singkat, dan
dapat meningkatkan hasil belajar ranah
uraian. Sedangkan pada ranah afektif jenis
kognitif (analisis) siswa pada pembelajaran
soal yang digunakan adalah soal penilaian
IPS di SD Negeri 35 Padang Pasai, Padang.
sikap berupa pernyataan (benar atau salah)
d) Penilain Hasil Belajar Ranah Afektif
dan pernyataan (setuju atau tidak setuju).
digambarkan
bahwa
Penilaian hasil belajar pada ranah afektif dilakukan sejalan dengan tes rapa
kognitif.
Yang
membedakannya
Adapun hasil belajar siswa pada ranah afektif terlihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Nilai Rata-rata Tes dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Ranah Afektif Siklus I dan II Jumlah Siklus
Siswa (orang)
I
II
24
24
Nilai Rata-rata
69,17
78,33
Ketuntasan KKM
70
70
Berdasarkan Tabel 14 di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
Tuntas
11 Orang (45,83%)
Tidak Tuntas
Indikator Keberhasilan
13 Orang (64,17%) 75%
20 Orang
4 Orang
(83,33%)
(16,67%)
ranah afektif siswa pada pembelajaran IPS di SD Negeri 35 Padang Pasai, Kota Padang.
siswa dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian dapat diartikan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa pada ranah afektif
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
dari siklus I ke siklus II mengalami
Berdasarkan hasil analisis data dan
peningkatan sebesar 37,50%, dan mencapai
pembahasan penelitian, dapat disimpulkan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
bahwa kinerja guru dalam melaksanakan
sebelumnya melebihi 75% dari jumlah
proses pembelajaran dengan menggunakan
siswa. Dengan demikian, dapat digambarkan
model pembelajaran Picture and Picture
bahwa dengan menggunakan model picture
mencapai kualitas penilaian “baik” dengan
and picture dapat meningkatkan hasil belajar
skor besar atau sama 75. Keberhasilan tersebut berdampak pada:
1. Pengetahuan menerima
siswa
kelas
V
penjelasan
dalam
3. Analisis siswa kelas V dalam menerima
materi
penjelasan materi pembelajaran untuk
pembelajaran cara masuknya ajaran yang
mengidentifikasi
bercorak Hindu-Budha dan Islam di
sejarah yang bercorak Hindu-Budha dan
Indonesia pada pembelajaran IPS melalui
Islam di Indonesia pada pembelajaran
model pembelajaran Picture and Picture
IPS melalui model pembelajaran Picture
di SD Negeri 35 Padang Sarai cenderung
and Picture di SD Negeri 35 Padang
dapat
Sarai cenderung dapat ditingkatkan.
ditingkatkan.
Kesimpulan
ini
daftar
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
Kesimpulan
siswa yang mencapai nilai di atas KKM.
meningkatnya
Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I
mencapai nilai di atas KKM. Jumlah
sebanyak 15 orang dengan persentase
siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak
62% menjadi 21 orang siswa dengan
13
persentase 88% pada siklus II, mencapai
menjadi
ketuntasan belajar
≥75% dari jumlah
siswa.
orang
ini
peninggalan
jumlah
dengan 18
menerima
siswa
kelas
V
penjelasan
dalam
siswa
persentase
orang
siswa
dengan yang
54% dengan
persentase 75% pada siklus II, mencapai ketuntasan belajar
2. Pemahaman
dibuktikan
≥75% dari jumlah
siswa.
materi
4. Sikap kepedulian siswa kelas V dalam
pembelajaran tentang mengenal bentuk-
melestarikan peninggalan sejarah yang
bentuk
yang
bercorak Hindu-Budha dan Islam di
bercorak Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia pada pembelajaran IPS melalui
Indonesia pada pembelajaran IPS melalui
model pembelajaran Picture and Picture
model pembelajaran Picture and Picture
di SD Negeri 35 Padang Sarai cenderung
di SD Negeri 35 Padang Sarai cenderung
dapat ditingkatkan. Kesimpulan ini dapat
dapat
ini
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
siswa yang mencapai nilai di atas KKM
siswa yang mencapai nilai di atas KKM.
yaitu 70 dengan kriteria penilaian berada
Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I
pada kategori baik. Jumlah siswa yang
sebanyak 11 orang dengan persentase
mampu mencapai nilai KKM pada siklus
46% menjadi 17 orang siswa dengan
I sebanyak 11 orang dengan persentase
persentase 70% pada siklus II, mencapai
45,83
peninggalan
ditingkatkan.
ketuntasan belajar siswa.
sejarah
Kesimpulan
≥75% dari jumlah
meningkat menjadi 20 orang
dengan persentase 83,33 pada siklus II.
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN
Dari kesimpulan di peneliti
menyarankan
atas, maka
pada
peneliti
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia
selanjutnya beberapa hal atau pertimbangan
Hamalik.
2006.
uraian di bawah ini:
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk
melihat
tingkat
keberhasilan
belajar siswa, tes untuk mengukur kemampuan siswa pada ranah afektif dilaksanakan sebelum proses pembelajar
Sudjana, Nana. 2002. Belajar
IndonesiaOemar Proses
Belajar
Penilaian Hasil
Mengajar.
Bandung:
Remaja Rosda Karya. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
an dimulai (pre tes) dan pada setiap (post
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian
test) akhir proses pembelajaran selesai
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
dilaksanakan.
Aksara.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk mengelompokkan tes hasil belajar siswa pada ranah kognitif secara detail dan terpisah dengan soal tes hasil belajar untuk ranah afektif. 3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk memasukkan ranah psikomotor pada penelitian selanjutnya.
Wardani, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.