Kota Madinah; MASJID NABAWI
dan
MASJID QUBA’
Publication: 1435 H_2014 M
Kota Madinah; Masjid Nabawi Dan Masjid Quba’ Sumber Majalah as-Sunnah Ed.05, Th.XVIII_1435H/2014M
Download ± 780 eBook Islam di www.ibnumajjah.com
ada kota Madinah terdapat dua masjid yang agung
P
yaitu Masjid Nabawi dan Masjid Kuba'. Kedua masjid tidak akan terpisahkan dari pembicaraan
seputar kota Madinah, karena keduanya memiliki kedudukan tinggi. Berikut penjelasan singkat terkait kedua masjid tersebut.
MASJID NABAWI
Masjid Nabawi yang terletak di kota Madinah memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam banyak hadits. Di antaranya adalah sabda Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص:
ِ ل اثَََلثَِاة امس ِ َال اتُ َشدا ا ا َوَم ْس ِج ِاديا،اْلََرِاام ال اإَِال اإِ َا الر َح ُا ْ االْ َم ْس ِج ِاد ا:اج َاد ّ ََ ِِ صى َ ْا َوَم ْسج ادا ْاْلَق،َى َذا Tidak boleh melakukan safar (menuju tempat yang dianggap berkah) kecuali safar menuju tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjidil Aqsha. (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim) Di kota Madinah-lah terdapat salah satu dari tiga masjid yang dibangun oleh para Nabi Alaihimussalam.
Ada juga hadits yang menunjukkan keutamaan shalat di Masjid Nabawi. Shalat di Masjid Nabawi akan lebih baik dari seribu shalat, Nabi ملسو هيلع هللا ىلصbersabda:
ِ ٍ فا ِ ِ َ ْف امس ِج ِدي ا َى َذا اأَف ِ َ يما ا ِس َو ااهُاإَِال االْ َم ْس ِج َادا َ ض ُال ام ْان اأَلْ ا َ ص ََلاة اف ْ َ ص ََلاةٌا ا ِ اْلر ااماوص ََلاةٌاِ ا ِ ِ ِ ْكاأَف فا َى َذا ص ََلاةٍاِ ا َ فاذَل َا َ ض ُالام ْانامائَاةا َ َ َ ََْ Satu shalat masjidku ini lebih baik dari seribu shalat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan satu shalat di masjid itu (Masjidil Haram) lebih baik dari seratus shalat di masjid ini (Masjid Nabawi). (HR. al-Bukhari dan Muslim) Ini merupakan keutamaan yang sangat agung dan momen
di
antara
momen
akhirat,
keuntungan
pahala
padanya berlipatganda, bukan hanya puluhan kali, bukan pula ratusan, akan tetapi lebih dari ribuan kali. Sudah diketahui bersama, bahwa para pebisnis apabila meyakini atau mengetahui barang dagangan mereka laris atau laku di suatu tempat pada suatu waktu, maka mereka akan mempersiapkan diri mereka untuk menyambut momen tersebut, walaupun keuntungan yang akan didapatkan hanya setengah atau satu kali lipat. Ini perdagangan duniawi, lalu bagaimana dengan keuntungan akhirat yang didapatkan di Masjid Nabawi, yang bukan hanya sepuluh kali lipat, atau
seratus kali lipat, tidak pula lima ratus atau enam ratus, akan tetapi lebih dari seribu??! Janji Allah وجل عز ّا ّ lewat lisan Rasul-Nya ini tentu akan semakin
memompa
semangat
kaum
Muslimin
untuk
memperbanyak beribadah di Masjid Nabawi. Namun terkait ini ada beberapa perkara yang perlu diperhatikan berkenaan dengan masjid yang penuh berkah ini: Pertama; Pelipatgandaan pahala shalat di Masjid Nabawi sampai lebih dari seribu tidak dikhususkan untuk shalat fardhu saja. Akan tetapi, mencakup shalat fardhu dan sunnah. Karena, Nabi ملسو هيلع هللا ىلصmenyebutkan kata shalat secara mutlak. Jadi shalat fardhu setara dengan seribu shalat fardhu, dan shalat sunnah setara dengan seribu shalat sunnah. Kedua; pelipatgandaan pahala yang terdapat dalam hadits tidak dikhususkan untuk area Masjid yang ada pada zaman Beliau ملسو هيلع هللا ىلصsaja, akan tetapi mencakup semua area yang ditambahkan saat perluasan masjid. Terbukti Khalifah 'Umar dan Utsman رضي اهللا اعنهماmemperluas masjid dari arah depan, dan kita ketahui bersama bahwa tempat imam dan shaf setelahnya termasuk dari area perluasan, di luar areal masjid pada zaman Nabi ملسو هيلع هللا ىلص. Seandainya area perluasan tidak memiliki hukum yang sama dengan area sebelum perluasan, niscaya
dua
khalifah
besar
itu
tidak
akan
melakukan
perluasan dari sisi depan masjid, kemudian juga jumlah para Sahabat pada masa dua khalifah tersebut masih sangat banyak dan tidak ada seorang pun yang menyangkal atau menolak perluasan masjid. Ini merupakan bukti yang sangat kuat bahwa pelipatgandaan pahala tidak terbatas pada areal masjid di zaman Nabi ملسو هيلع هللا ىلصsaja. Ketiga; Di dalam area Masjid Nabawi terdapat tempat yang disebut oleh Nabi ملسو هيلع هللا ىلص, sebagai salah satu taman dari taman surga. Nabi ملسو هيلع هللا ىلصbersabda:
ِ ي اب ي ِ ا اْلَن ِاَة ا ض اةٌا ِم ْانا ِرََي ِا ْ ضا َ تا َومْن ََِبيا َرْو َْ َماابَ ْ َا Area diantara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Pengkhususan tempat ini sebagai salah satu taman surga tanpa penyebutan tempat-tempat lain dari Masjid Nabawi menunjukkan keutamaan dan keistimewaan tempat tersebut. Keutamaan akan bisa diraih dengan melakukan shalat sunnah di sana atau berzikir dan membaca al-Qur'an, dengan tanpa menyakiti atau mengganggu orang lain yang sudah berada di dalamnya atau ketika mencapai tempat tersebut. Adapun shalat fardhu, maka lebih utama dilakukan pada shaf-shaf awal, karena Nabi ملسو هيلع هللا ىلصpernah bersabda:
ِ ِ او َشرىاا،الاأََوالُها ِ ِ وفا آخُرَىا ا َ َ َ الر َج ا ُ َخْي ُارا ّ ص ُف ا
Sebaik-baiknya shaf kaum laki-laki adalah shaf yang paling depan, dan seburuk buruk shaf mereka adalah shaf yang paling belakang. (HR. Muslim) Beliau ملسو هيلع هللا ىلصjuga bersabda:
ف ا ْاْلََوِال ا ُاثَاالَ ْام ا ََِي ُدوا اإَِال اأَ ْان ايَ ْستَ ِه ُمواا ص ِّا َاس ا َما اِ ا لَ ْاو ايَ ْعلَ ُام االن ُا َ ف االنِّ َد ِااء ا َوال َعلَْي ِاواَل ْستَ َه ُمواا َعلَْيِاو ا Seandainya manusia mengetahui ganjaran yang terdapat pada panggilan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan cara undian
niscaya
mereka
akan
berundi
untuk
mendapatkannya (HR. al-Bukhari dan Muslim). Keempat; Apabila Masjid Nabawi sudah penuh dengan orang yang sedang menunaikan shalat berjamaah, maka orang yang datang terlambat bisa melakukan shalat di jalanjalan yang ada pada tiga sisi masjid selain jalan yang ada pada sisi depan. Dengan itu, dia sudah mendapatkan pahala shalat berjamaah, namun tidak mendapatkan keutamaan shalat di Masjid Nabawi. Karena pahala yang lebih dari seribu kali itu dikhususkan untuk orang yang shalat di dalam Masjid Nabawi saja, berdasarkan sabda Nabi ملسو هيلع هللا ىلص:
ِ ٍ فا ِ ِ َ ْف امس ِج ِدي ا َى َذا اأَف ِ َ يما ا ِس َو ااهُاإَِال االْ َم ْس ِج َادا َ ض ُال ام ْان اأَلْ ا َ ص ََلاة اف ْ َ ص ََلاةٌا ا ا ْْلََر َاما Satu shalat di masjidku ini lebih baik dari seribu shalat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. (HR. al-Bukhari dan Muslim) Dan orang yang shalat di jalan-jalan tidak dianggap shalat di dalam Masjid Nabawi, maka dia tidak mendapatkan pahala yang berlipat-lipat. Kelima; Telah tersebar di tengah masyarakat kaum Muslimin, bahwa barangsiapa datang ke kota Madinah maka dia harus menunaikan shalat empat puluh kali shalat di Masjid Nabawi, berdasar hadits dalam Musnad Imam Ahmad dari Sahabat Anas هنع هللا يضر, dari Nabi ملسو هيلع هللا ىلصbersabda:
ت الَاوُ ابََراءَاةٌا ا ُكتِبَ ْا،ٌص ََلاة ف ا َم ْس ِج ِدي اأ َْربَعِ َا صلَى اِ ا َ ص ََلًاة اَال اتَا ُفوتُاوُ ا َ يا َ َم ْان ا ِ ئا ِم اناالنَِّف اقا ا َوََنَااةٌا ِم ْاناالْ َع َذ ِا،ِم ْاناالنَا ِار ْ ابا َوبَِر َا Barangsiapa shalat di masjidku ini empat puluh shalat tidak terlewatkan satu shalat pun, maka akan dituliskan baginya kebebasan dari api neraka, selamat dari adzab, dan terlepas dari sifat munafik.
Hadits ini adalah hadits yang dhaif (lemah) yang tidak bisa dijadikan hujjah (dalil). Juga masalah ini adalah masalah yang fleksibel. Jadi, siapa pun yang datang ke kota Madinah tidak diharuskan untuk melakukan shalat-shalat tertentu di Masjid Nabawi, akan tetapi setiap shalat yang dilakukan di Masjid Nabawi berpahala lebih dari seribu kali shalat di tempat lain selain Masjidil Haram, tanpa ada batasan atau pengkhususan shalat-shalat tertentu. Keenam; Banyak kalangan kaum Muslimin di berbagai belahan dunia yang membangun masjid di atas kubur, atau memakamkan mayat di dalam masjid. Untuk membenarkan perbuatan ini, mereka terkadang berdalih dengan kuburan Nabi ملسو هيلع هللا ىلصyang berada di dalam Masjid Nabawi. Syubhat ini bisa dibantah dengan mengatakan bahwa Nabi ملسو هيلع هللا ىلصsendiri yang membangun Masjid Nabawi saat pertama kali tiba di kota Madinah, kemudian Beliau membangun rumah-rumah Beliau yang ditempati oleh para istri Beliau ملسو هيلع هللا ىلصtepat di samping Masjid Nabawi. Di antara rumah itu ada rumah untuk Aisyah اهنع هللا يضرyang pada akhirnya nanti menjadi tempat Beliau ملسو هيلع هللا ىلص dikuburkan. Rumah-rumah ini tetap berada di luar area Masjid Nabawi pada zaman Khulafa' ar-Rasyidin, zaman Mu'awiyah dan zaman beberapa khalifah setelahnya. Di pertengahan khilafah Umawiyyah, Masjid Nabawi diperluas
dan
rumah Aisyah اهنع هللا يضرyang berisi kubur Nabi ملسو هيلع هللا ىلصmasuk
menjadi area Masjid Nabawi. Selain itu, banyak hadits Nabi ملسو هيلع هللا ىلصyang tidak mungkin dinaskh (dihapus hukumnya) yang menunjukkan haramnya menjadikan kuburan sebagai masjid. Di antaranya hadits Jundub
bin
Abdillah
al-Bajali,
beliau
ملسو هيلع هللا ىلص
mendengarnya
langsung dari Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلصlima hari sebelum Beliau ملسو هيلع هللا ىلصwafat. Jundub هنع هللا يضرberkata, "Saya mendengar Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلصbersabda lima hari sebelum Beliau ملسو هيلع هللا ىلصmeninggal:
نا ال اقَ ْاد ا َاَّتَ َذِ ا اّللَ اتَ َع َا يل افَإِ َان ا َا ل ا ِمْن ُك ْام ا َاخلِ ٌا اّللِ اأَ ْان ايَ ُكو َان اِ ا ل ا َا ن اأَبْ َراأُ اإِ َا إِِّا ِ ت امت يَلا ت ا َخلِ ًا َخ ًذا ا ِم ْان اأَُم ِ ا يم ا َخلِ ًا يَل ا َك َما ا َاَّتَ َاذ اإِبْ َر ِاى َا َخلِ ًا ُ يَل ا َولَْاو ا ُكْن ُا ِ َل اوإِ َان ام ان ا َكا َان اقَب لَ ُك ام ا َكانُوا اي ت ورا َخ ُذو َان اقُبُ َا َب ابَ ْك ٍار ا َخلِ ًا ت اأ َا َل ََّتَ ْذ ُا َ ْ َ َ يَل اأَا ْ ْ ِ ور امس ِ أَنْبِيائِ ِه ام اوصاْلِِي ِه ام امس ِ َل اتَت ن اأَنْ َها ُك ْاما اج َاد اإِِّا ا ب ق ل ا ا ا و ذ َخ ا ف ا ا َل أ ا ا د اج ْ ُ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ ََ ْ ََ ْ َ ِ كا َ َع ْانا َذل Saya berlepas diri kepada Allah dari menjadikan salah seorang diantara kalian sebagai kekasih, sesungguhnya Allah menjadikanku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Allah وجلا ّ telah mengambil Nabi Ibrahim sebagai kekasihّ عز
Nya. Seandainya saya diperkenankan mengambil salah seorang di antara umatku sebagai kekasih, niscaya saya telah
menjadikan
Abu
Bakar
sebagai
kekasihku.
Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shaleh mereka
sebagai
masjid,
maka
janganlah
kalian
menjadikan kubur sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan tersebut. (HR. Muslim dalam Shahih-nya). Bahkan ketika ajal akan menjemput, Nabi ملسو هيلع هللا ىلصmasih sempat memperingatkan ummatnya dari perbuatan yang menjadikan
kuburan
sebagai
masjid,
sebagaimana
termaktub dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Aisyah اهنع هللا يضرdan Ibnu Abbas رضي اهللا اعنهما, Mereka berdua berkata, "Ketika
ajal
akan
menjemput
Rasulullah
ملسو هيلع هللا ىلص,
Beliau
ملسو هيلع هللا ىلص
meletakkan sehelai kain hitam di wajah Beliu kemudian tatkala Beliau ملسو هيلع هللا ىلصsusah bernafas, Beliau melepaskannya, lantas Beliau ملسو هيلع هللا ىلصbersabda:
ِ وراأَنْبِيائِ ِه امامس َ اج َاد ا اّللِا َعلَىاالْيَ ُه ِا لَ ْعنَاةُا َا َ ودا َوالن َ َ ْ َ َص َارىااَّتَ ُذوااقُبُ َا Semoga Allah melaknat kaum Yahudi dan Nashra, mereka menjadikan kubur para Nabi mereka sebagai masjid.
Beliau mewanti-wanti umatnya ملسو هيلع هللا ىلصagar tidak melakukan apa yang telah dilakukan kaum Yahudi dan Nashara. Hadits-hadits yang diriwayatkan dari Aisyah اهنع هللا يضر, Ibnu Abbas رضي اهللا اعنهماdan Jundub هنع هللا يضرadalah hadits muhkam yang tidak bisa dinasakh (dihapus) hukumnya bagaimanapun keadaannya. Karena hadits Jundub هنع هللا يضرterjadi pada hari-hari akhir Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص. Adapun hadits Aisyah اهنع هللا يضرdan Ibnu Abbas رضياهللااعنهماterjadi di saat-saat akhir Beliau ملسو هيلع هللا ىلص. Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi kaum Muslimin secara individu dan maupun berkelompok untuk meninggalkan isi hadits-hadits ini, dan menjadikan apa yang dilakukan pada Bani Umawiyah berupa perluasan masjid yang mengakibatkan masuknya kubur Nabi ملسو هيلع هللا ىلصke dalam Masjid Nabawi sebagai hujjah untuk membolehkan pembangunan masjid di atas kubur, atau memakamkan mayat di dalam masjid.
MASJID QUBA'
Masjid Quba' adalah masjid kedua dari dua masjid yang memiliki keutamaan dan kedudukan penting di kota Madinah. Kedua masjid itu didirikan atas dasar ketakwaan sejak hari pertama. Khusus tentang Masjid Quba', ada beberapa dalil yang menunjukkan keutamaan shalat di masjid itu. Dalil-dalil
itu berasal dari perkataan maupun perbuatan Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص. Dalil yang berasal dari perbuatan Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلصadalah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin 'Umar رضي اهللا اعنهما. Beliau berkata:
ِ ِ اءا ُك َالاسب ٍا صلِّيافِْي ِوا تا َم ْس ِج َاداقُبَ ٍا َباملسو هيلع هللا ىلصا ََيِْ ا َكا َاناالنِ ا َْ َ ُافَي،ا َماشيًاا َوَراكبًا،ت يا َرْك َعتَ ْ ِا Dahulu Nabi ملسو هيلع هللا ىلصmendatangi Masjid Quba setiap pekan dengan berjalan kaki atau berkendaraan kemudian Beliau ملسو هيلع هللا ىلصshalat dua rakaat. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Sedangkan dalil yang berasal dari perkataan Beliau ملسو هيلع هللا ىلص adalah hadits yang diriwayatkan dari Sahl bin Hunaif هنع هللا يضر berkata, "Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلصbersabda:
ِِ َج ِارا ف ابَْيتِِاو ا ُاثَاأَتَى ا َم ْس ِج َاد اقُبَ ٍا َم ْان اتَطَ َهَار اِ ا ْ ص ََلةًا ا َكا َان الَاوُا َكأ َ َاء اف َ صلَى اف ايو ا عُ ْمَراةٍ ا
Barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian datang ke Masjid Quba', kemudian dia mendirikan shalat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah (HR. Ibnu Majah dan lainnya).
Sabda Beliau ملسو هيلع هللا ىلصdalam hadits di atas :
ِِ ص ََلاةً ا َ َف َ صلَىاف ايوا Kemudian dia mendirikan shalat. Kata shalat di sini mencakup semua shalat fardhu dan sunnah. Itulah keutamaan Masjid Nabawi dan Masjid Quba' yang dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص. Selain kedua masjid di kota Madinah di atas, tidak ada keterangan dalam hadits yang menunjukkan keutamaan tertentu dari masjidmasjid lain yang ada di kota Madinah. Semoga bermanfaat.[]