KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT M. QURAISY SHIHAB
Skripsi
Diajukan oleh Fatimah
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cotkala Langsa Program strata satu (S-1) Jurusan / prodi : Tarbiyah / PAI Nim : 119901158
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) ZAWIYAH COTKALA LANGSA 2015 M / 1436 H
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Sebagai Salah Satu Bidang Study Program Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah PAI Oleh :
FATIMAH Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Prodi : (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI NIM : 119901158
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing Kedua
Dra. Hj Purnamawati, M.Pd.
Mahyiddin, MA
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan keempatan dan kesehatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesalikan karya ilmiah ini. Selawat beriring salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang benar dari dunia sampai ke akhirat. Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat dalam mencapai gelar sarjana dalam ilmu Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa maka penulis menulis sebuah skipsi yang berjudul “KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT M. QURAISY SHIHAB”. Dalam proses penyelesaian penulisan banyak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data penelitian di lapangan. Namun semua itu dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku Dosen Pembimbing I Ibu Dra. Hj. Purnamawati, M.Pd dan selaku Dosen Pembimbing II Bapak Mahyiddin, MA yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Selanjutnya ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Ketua, Para Dosen, dan seluruh Civitas Akademika Jurusan Tarbiyah serta kepada perpustakaan STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, yang telah banya membantu penulis sejak dari
vi
perkuliahan pertama hingga penyusunan tugas akhir ini. Ucapan hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ibunda dan Ayahanda, yang telah bersusah payah mendidik dan membesarkan penulis dari sejak kecil hingga terwujudnya tugas akhir ini, disamping itu ucapan terima kasih juga kepada kakak saya dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Namun demikian penulis mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Demikian skripsi ini disusun, mudah-mudahan berguna bagi kita semua. Amin.
Langsa, 20 Mei 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................ i Pernyataan Keaslian ............................................................................................... ii Persetujuan Tim Penguji ....................................................................................... iii Nota Dinas Penguji ............................................................................................... iv Abstrak ....................................................................................................................v Kata Pengantar ....................................................................................................... vi Daftar Isi................................................................................................................ vii Bab I: Pendahuluan .................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................................6 C. Defenisi Operasional .............................................................................6 D. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ...........................................................9 E. Tinjauan Pustaka .................................................................................10 F. Kerangka Teori ....................................................................................13 G. Metodelogi Penelitian .........................................................................15 H. Sistematika Pembahasan .....................................................................17 Bab II: Landasan Teori Konsep Pendidikan Islam Menurut Quraisy Shihab ........18 A. Biografi Quraisy Shihab ............................................................................20 B. Karya-Karya Quraisy Shihab ....................................................................23 C. Pola Dasar Pendidikan Agama Islam Menurut Quraisy Shihab ................24 D. Pola Pendidikan Berdasarkan Metode Pendidikan Islam ..........................25 E. Pola Pendidikan Berdasarkan Ciri Berdasarkan Islam ..............................41 viii
Bab III : Konsep Pendidikan Dalam Islam ............................................................43 A. Tujuan Pendidikan Islam Sebagai Landasan Konsep Pendidikan Islam ...43 a. Menjadi Hamba Allah Yang Bertaqwa ...............................................44 b. Mengantar Anak Didik Menjadi Khalifah ..........................................45 c. Memperoleh Kebahagiaan Dunia Akhirat ..........................................46 B. Hubungan Tujuan Pendidikan dan Objek Pendidikan ..............................55 C. Proses Pendidikan Berdasarkan Ciri Pendidikan Islam ............................56 Bab IV: Penutup ....................................................................................................59 A. Kesimpulan ...............................................................................................59 B. Saran ..........................................................................................................60
viii
Abstrak
Skripsi ini membahas mengenai pemikiran Quraish Shihab dalam bidang pendidikan yang tampak sangat dipengaruhi keahliannya dalam bidang tafsir AlQuran yang dipadukan dalam penguasaannya yang mendalam terhadap berbagai ilmu lainnya, baik ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu pengetahuan umum dalam konteks masyarakat Indonesia dimana kaitan pendidikan Islam dengan Al-Quran sangat erat dimana Al-Quran merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Dalam penulisan ini pembahasan yang ingin diketahui adalah: Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Quraisy Shihab? Dan Tujuan apa yang ingin dicapai dari konsep pendidikan Islam tersebut?. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodelogi penelitian analisis deskriptif, dengan cara menganalisa masalah yang akan dibahas dengan mengumpulkan data-data kepustakaan berupa pendapat-pendapat Prof. Quraisy Shihab terhadap pendidikan berdasarkan tafsiran ayat-ayat Al Qur’an. Sebagai langkah untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut. Dan teknik penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian library Research dengan mengambil sumber-sumber data dari tahapan-tahapan yang sesuai dengan masalah-masalah dan pembahasan baik secara teoritis maupun empiris. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya konsep adalah ide pendidikan Islam pendidikan yang mengajarkan manusia seutuhnya, baik akal dan hati nurani, akhlak dan keterampilannya. Dan hal tersebut didapatkan melalui proses dan metode yang diajarkan bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits. mampu menghadapi kehidupannya dan masayarakat dengan segala kebaikan dan kejahatan. Rahmatan lil Alamin yaitu untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah, atau dengan kata lain lebih singkat dan sering digunakan oleh al-Qur’an untuk bertaqwa kepada-Nya
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Skripsi ini membahas mengenai Konsep pendidikan Islam Menurut Quraisy Shihab. Bahasan mengenai konsep pendidikan Islam menurut Quraish Shihab berarti menelaah konsep pendidikan Islam berdasarkan tafsir Al-Quran alKarim,mengingat Prof. Quraisy Syihab adalah salah seorang tokoh muslim dengan spesialisasi tafsir Al-Quran. Dan Pendidikan Islam yang ditelaah dalam pembahasan ini tentunya adalah pendidikan dalam perencanaan menuju proses, metode, dan ciri yang digunakan oleh Islam sehingga melahirkan aplikasi rahamatan lil alamin. Sebagai fokus utama dalam pembahasan ini sehingga ia layak dan menarik untuk dikaji adalah disebabkan oleh pemikiran Quraish Shihab dalam bidang pendidikan yang tampak sangat dipengaruhi keahliannya dalam bidang tafsir Al-Quran yang dipadukan dalam penguasaannya yang mendalam terhadap berbagai ilmu lainnya, baik ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu pengetahuan umum dalam konteks masyarakat Indonesia. Kaitan pendidikan Islam dengan AlQuran sangat erat dimana Al-Quran merupakan sumber segala ilmu, sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Ibrahim Muhanna dalam pembahasannya terhadap berbagai aspek kehidupan manusia dan pendidikan. Setiap ayatnya merupakan bahan baku bangunan pendidikan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Hal itu tidaklah aneh mengingat Al-Quran adalah Kitab Hidayah (baca: petunjuk) dan
1
seorang manusia memperoleh hidayah tidak lain karena pendidikan yang benar serta ketaatannya 1. Pendidikan Al-Quran pada intinya adalah pendidikan (penyucian) dan pengajaran yang memberikan masukan kepada anak didik berupa ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam fisika dan metafisika. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Al-Quran (Islam) adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah yang sekaligus sebagai khalifah-Nya dimuka bumi. Sebagai hamba, manusia bertugas mengelola seluruh potensi yang ada dialam ini, agar tercipta kedamaian abadi dan terhindar dari (hanya) membuat kerusakan yang pada akhirnya hanya akan mencelakakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu dalam pendidikan Al-Quran, anak didik sebagai fokus pendidikan dibina unsur materialnya (jasmani) untuk menjadi manusia yang memiliki skill ketrampilan dan unsur imaterialnya (akal dan jiwa) dengan ilmu pengetahuan, kesucian jiwa dan etika (akhlaq). Keseimbangan (equaliberium) dalam pendidikan Al-Quran ini pada gilirannya akan menciptakan (melahirkan) manusia berkualitas yang memiliki perpaduan antara ketrampilan, ilmu pengetahuan dan akhlaq. Para ahli pendidikan muslim umumnya sependapat bahwa teori dan praktek kependidikan Islam harus didasarkan pada konsep dasar tentang manusia. Pembicaraan diseputar persoalan ini adalah merupakan suatu yang sangat vital dalam pendidikan. Tanpa kejelasan tentang konsep ini pendidikan akan meraba-
1
Ahmad Ibrahim Muhanna, Al-Tarbiyah fi Al-Islam, (Cairo: Dar Al-Sya’bi, 1982), hlm. 13, dikutip oleh Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 38
2
raba. Bahkan menurut Ali Ashraf, pendidikan Islam tidak akan difahami secara jelas tanpa terlebih dahulu memahami penafsiran Islam tentang pengembangan individu seutuhnya 2. Sehingga paling tidak ada 2 (dua) implikasi terpenting dalam hubungan manusia dengan pendidikan Islam, yaitu:
3
1. Karena manusia adalah makhluk yang merupakan paduan dari dua komponen (materi dan immateri), maka konsepsi itu menghendaki proses pembinaan yang mengacu kearah realisasi dan pengembangan komponenkomponen tersebut. Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan Islam harus dibangun
di
atas
konsep
kesatuan
pendidikan Qalbiyah dan ‘Aqliyah sehingga manusia
muslim
yang
pintar
(integrasi)
mampu secara
antara
menghasilkan
intelektual
dan
terpuji secara moral. Jika kedua komponen itu terpisah atau dipisahkan dalam proses kependidikan Islam, maka manusia akan kehilangan keseimbangan dan tidak akan pernah menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (al-insan al-kamil ). 2. Al-Quran menjelaskan bahwa fungsi penciptaan manusia di alam ini adalah sebagai khalifah dan ‘abd. Untuk melaksanakan fungsi ini Allah SWT membekali manusia dengan seperangkat potensi. Dalam konteks ini, maka pendidikan Islam harus merupakan upaya yang ditujukan kearah pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit, dalam arti berkemampuan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, masyarakat dan 2
Ali Ashraf, Horson Baru Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Progresif, 1989), hlm. 1.
3
Lihat: http://rumahbuku.weebly.com/3/post/2012/12/manusia-menurut-al-quran.html,
3
lingkungannya sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya, baik sebagai khalifah maupun ‘abd. Kedua hal di atas harus menjadi acuan dasar dalam menciptakan dan mengembangkan sistem pendidikan Islam masa kini dan masa depan. Fungsionalisasi pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya sangat bergantung pada sejauh mana kemampuan umat Islam menterjemahkan dan merealisasikan konsep filsafat penciptaan manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta ini. Untuk menjawab hal itu, maka pendidikan Islam dijadikan sebagai sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Dalam konteks ini dipahami bahwa posisi manusia sebagai khalifah dan ‘abd menghendaki program pendidikan yang menawarkan sepenuhnya penguasaan ilmu pengetahuan secara totalitas, agar manusia tegar sebagai khalifah dan taqwa sebagai subtansi dan aspek ‘abd. Sementara itu, keberadaan manusia sebagai resultan dari dua komponen (materi dan immateri) menghendaki pula program pendidikan yang sepenuhnya mengacu pada konsep equilibrium, yaitu integrasi yang utuh antara pendidikan aqliyah dan qalbiyah. Dan dalam membangun proses pembentukannya, maka dibutuhkan dasar bangunan atau konsep bangunan. Dan dasar bangunan pendidikan Islam adalah
ﻻاﻟﮫ اﻻاﷲ.
yang merupakan ekspresi keimanan orang mukmin yang
digambarkan Allah sebagai dasar dalam melahirkan cabang-cabang keimanan berupa amal shaleh. 4 3F
4
Drs. Hery Noor Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 29. Lihat juga dalam http://rumahbuku.weebly.com/3/post/2012/12/manusia-menurut-al-quran.html
4
Sejalan dengan uraian di atas sebagai unsur penting dalam kehidupan manusia dan penentu maju mundurnya suatu peradaban, yang tentunya mengalami proses dan perubahan seiring tahapan-tahapan perubahan yang dialami oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya. Manusia seringkali mengalami penyimpangan yang tidak sejalan dengan fitrah kejadiannya yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur tanah dan unsur ketuhanan, karenanya manusia membutuhkan pembinaan yang seimbang antara keduanya, agar tercipta makhluk dwi dimensi dalam satu keseimbangan dunia dan akhirat, ilmu dan iman, atau meminjam istilah Zakiah Daradjat, yaitu terciptanya kepribadian manusia secara utuh rohani dan jasmani dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT yang lebih dikenal dengan istilah “insan kamil” dengan pola taqwa kepada-Nya. 5 Sehingga dalam rangka mencapai konsep ini (insan kamil), manusia haruslah berkualitas, dan kualisasi hidup manusia ini hanya akan diperoleh melalui proses pendidikan dan pengajaran yang Islami, atau menurut Quraisy Shihab, pendidikan Al-Quran. 6 Selanjutnya pemilihan pendidikan Islam dalam spesifikasi Al-Quran adalah menimbang Al-Quran sumber segala aspek pendidikan sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Ibrahim Muhanna membahas berbagai aspek kehidupan manusia dan pendidikan merupakan tema terpenting yang dibahasnya. Setiap ayatnya merupakan bahan baku bangunan pendidikan yang dibutuhkan oleh setiap
5
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 29
6
Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 172
5
manusia 7. Hal itu menjadi singkron mengingat Al-Quran adalah Kitab Hidayah dan seseorang memperoleh hidayah tidak lain karena pendidikan yang benar serta pengajarannya. Dan demi mencapai tujuan itu maka pendidikan dengan konsep pendidikan islam menjadi krusial untuk dibahas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masaah di atas maka yang menjadi pertanyaan dari permasalahan penulis adalah: 1. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Quraisy Shihab? 2. Tujuan apa yang ingin dicapai dari konsep pendidikan Islam tersebut?
C. Definisi Operasional 1. Konsep pendidikan adalah: Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti rancangan, ide dasar, rancang bangun. Sementara pendidikan berasal dari kata didik yang diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran 8. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep pendidikan merupakan rancang bangun peri kehidupan manusia, dari ia lahir sampai meninggal dunia. Sederhananya daat dikatakan sebagai
7
Ahmad Ibrahim Muhanna, Al-Tarbiyah fi Al-Islam, (Cairo: Dar Al-Sya’bi, 1982), hlm. 13, dikutip oleh Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 38 8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (ed.III, cet. ke-3; Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 263.
6
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan 9Sedangkan menurut John Dewey sebagaimana dikutip dalam Jalaluddin, bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.10 Berbeda dengan Al-Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian
dari
kehidupan
mayarakat
dan
kehidupan
alam
sekitarnya. 11Selanjutnya Poerwakawatja menguraikan bahwa pendidikan dalam arti yang luas adalah semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan
pengetahuan,
pengalaman,
kecakapan,
dan
keterampilannya kepada generasi muda agar dapat memahami fungsi hidupnya, baik jasmani maupun rohani 12.Dalam bahasa yang berbeda Muhibbin Syah mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran 13 Dalam perspektif ini, maka pendidikan tidak dapat dilepaskan dari belajar. Tentunya yang dimaksud adalah belajar dalam
9
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1-2.
10
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 65.
11
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, (ed.1, cet. ke-2; Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 8. 12
Ibid
13
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (ed. Revisi, cet.4; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 1.
7
makna yang umum, bukan hanya dalam makna yang keliru sebagimana anggapan “Sekolah adalah satu-satunya tempat belajar dan riwayat pendidikan diartikan sebagai riwayat bersekolah” 14. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat urgen, terdapat suatu proses 15 proses dimana transformasi pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan keterampilan oleh pendidik
kepada
peserta
didik
sehingga
terjadi
perubahan
dan
perkembangan peserta didik ke arah positif, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.Secara umum, upaya pendidikan ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kedewasaannya dan kemampuan anak untuk dapat memikul tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. 16 Sehingga tujuan pendidikan nasional sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 17 dapat dicapai dengan baik. Mendasari dari pendapat di atas maka Pendidikan Islam memiliki pengertian dimana proses transformasi 14
Lihat. Daniel Mohammad Rosyid, “Ekses terlalu banyak bersekolah,” Suara Muhammadiyah, No.20/TH.ke-97, 16-31 Oktober 2012, hlm. 50-51. 15
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan..., hlm. 8
16
Ibid
17
Republik Indonesia, “Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” Bab II, Pasal 3.
8
pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan keterampilan berlangsung yang dilakukan oleh pendidik secara sadar dengan tujuan untuk mengarahkan, membimbing dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak didik berdasarkan konsep Islam (Al-Quran dan Al-Hadist). 2. Pendidikan berdasarkan Al-Quran dan Hadits ( D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan 1. Untuk
memperoleh
pengetahuan
tentang
pendidikan
menurut
pandangan prof. Quraidy Shihab. 2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh Prof. Quraisy Shihab dari proses pendidikan tersebut? b. Kegunaan 1. Riset ini dilakukan dengan tujuan dan harapan akan berguna bagi masyarakat secara umum dan para peneliti khususnya. Dalam tulisanini penulis mencoba mencari paradigma konseptual tentang format pendidikan yang sesuai dengan konsep Al-Quran, konteks pendidikan Islam (sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni), karena penulis yakin, hanya dengan pendidikan Islam kita akan mampu menetralisir dampak buruk dari perubahan yang serba cepat ini untuk membangun kembali moralitas sebagai dasar mental dan karakteristik bangsa yang (katanya) mulai bangkit ini. 2. Manusia sebagai pelaku sejarah, dalam perkembangannya mengalami proses dan perubahan sesuai dengan fitrahnya sebagai makhluk sosial
9
yang berbudaya. Dalam tahapan-tahapan perubahan yang dijalani terkadang manusia mengalami penyimpangan yang tidak sejalan dengan fitrahnya dan membuatnya semakin jauh dari Sang Penciptanya. Karenanya melalui tulisan ini penulis mencoba memadukan antara teori konvergensi dalam psikologi dengan konsep fitrah dalam Islam, yang selanjutnya akan dicari persamaan dan perbedaannya, kelemahan dan kelebihannya guna membangun paradigma baru konsep pendidikan Islam dalam rangka membentuk insan kamil selaras dengan tujuan penciptaannya.
E. Kajian Pustaka Tulisan pertama yang penulis temukan adalah karya dari Muhammad Asykar dengan judul konsep pendidikan anak menurut M. Quraisy Shihab dan Su’dan dalam perspektif pendidikan Islam 18. Skripsi ini membahas mengenai pendidikan anak menurut M. Quraisy Shihab dan Su’dan salah satu problema yang dihadapi bangsa Indonesia pada zaman kemajuan ini, terutama di kota-kota besar ialah gejala-gejala yang menunjukkan hubungan yang agak terlepas antara ibu-bapak dengan anak-anaknya. Seorang ahli sosiologi menamakannya krisis kewibawaan orang tua. Banyak orang tua yang tidak dapat mengendalikan putraputrinya, kalau tidak boleh dikatakan sudah seperti hujan berbalik ke langit, yaitu putra putri itulah dalam prakteknya yang mengendalikan orang tua mereka. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan bagaimana persamaan dan 18
Muhammad Asykar dengan judul konsep pendidikan anak menurut M. Quraisy Shihab dan Su’dan dalam perspektif pendidikan Islam, tesis, (IAIN Walisongo 2012).
10
perbedaan konsep M. Quraish Shihab dan Su’dan tentang pendidikan anak? Bagaimana sumbangan pemikiran M. Quraish Shihab dan Su’dan tentang cara mendidik anak dalam pendidikan Islam? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Dalam membahas dan menelaah data, penulis menggunakan metode deskriptif Analisis. Kajian ini menunjukkan bahwa (1) Persamaan konsep M. Quraish Shihab dan Su’dan sebagai berikut: dalam proses pendidikan anak. Menurut Shihab dan Su’dan bahwa pendidikan itu bersifat seumur hidup dengan menyesuaikan perkembangan anak. Dalam bidang pendidikan agama. Menurut Shihab dan Su’dan bahwa untuk membentuk perilaku anak yang baik, perlu ditanamkan pendidikan agama. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama. Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. (2) Perbedaan konsep M. Quraish Shihab dan Su’dan yaitu dari sudut pendekatan, Shihab lebih banyak pendekatannya bersandar pada Al-Quran. Su’dan lebih banyak merujuk pada disiplin psikologi. Dari sudut esensi atau substansi, Shihab lebih mengedepankan pendidikan agama berupa esensinya atau substansinya dengan mengetengahkan hikmah dibalik ajaran agama itu. Su’dan tidak mempermasalahkan ajaran yang menyangkut ritual atau agama, tetapi yang penting bahwa pendidikan agama harus mencakup tiga dimensi yaitu akidah, syari'ah dan akhlak. Sebagai saran: meskipun konsep M Quraish Shihab dan Su’dan kurang memuaskan atau mungkin masih dianggap kurang memadai dalam mendidik anak, namun 11
setidaknya dapat dijadikan masukan bagi masyarakat terutama orang tua dan para pendidik. Konsep kedua tokoh ini dapat dijadikan studi banding oleh peneliti lainnya dalam mewujudkan anak yang cerdas, iman dan taqwa. Tulisan kedua adalah dengan judul Metode Pendidikan Islam menurut M. Quraish Shihab, karya Elly Asnifah 19. Skripsi ini membahas mengenai metode pendidikan Islam menurut M. Quraisy Shihab. Didalamnya dijelaskan bahwasanya M. Quraish Shihab tidak memberikan suatu defenisi yang jelas berkaitan dengan metode pendidikan Islam serta tidak pula memberikan uraian secara rinci mengenai fungsi metode pendidikan. Namun secara tersirat beliau ungkapkan bahwa fungsi metode penyampaian materi oleh Alquran itu adalah untuk menunjang tercapainya target yang diinginkan dalam penyajian materimateri dalam Aquran. Materi yang disajikan Alquran berkisar pada tiga masalah pokok: akidah, akhlak dan hukum. Metode ini juga berfungsi untuk membuktikan kebenaran materi yang disajikan Alquran melalui metode pendekatan yang menyentuh jiwa dan akal manusia. Serta berfungsi dalam rangka memantapkan pelaksanaan materi-materi ajaran Al-Quran melalui bentuk metode pembiasaan. Ada beberapa metode pendidikan menurut M. Quraish Shihab yang kesemuanya bersumber dari Alquran: metode cerita, metode nasehat yang menyentuh perasaan, metode pembiasaan, metode keteladanan, metode dialog, metode sanksi dan ganjaran. Semua bentuk metode ini umumnya sama dengan yang diungkapkan oleh beberapa pemikir pendidikan Islam. Perbedaannya hanya pada sumber, dimana M. Quraish Shihab semata-mata hanya dari Alquran. Jenis penelitian ini 19
Metode Pendidikan Islam menurut M. Quraish Shihab, karya Elly Asnifah, skripsi, IAIN Palangka Raya. Tahun 2003
12
adalah penelitian kepustakaan (library research) dimana data-data yang dikumpulkan berasal dari tulisan-tulisan M. Quraish Shihab sebagai data utama (primer) dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan pembahasan sebagai data sekunder, baik itu berupa buku, majalah, artikel, makalah, hasil-hasil penelitian ataupun buletin yang ada kaitannya dengan penelitian skripsi ini. Hanya data yang betul-betul terkait dengan topik penelitian yang penulis cantumkan dalam skripsi ini. Jadi, tidak ada hasil wawancara dengan pakar yang bersangkutan. Data kemudian dianalisis dalam bentuk content analysis didukung dengan metode induktif, deduktif serta komparatif. F. Kerangka Teori Konsep pendidikan dalam islam adalah dimana pendidikan merupakan pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru), seluruh aspek mencakup jasmani, akal, dan hati. Pendidikan Agama Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta. Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat dalam bathin manusia, yakni akal, qalbu, nafsu, ruh. Islam sebagai ajaran yang mengandung sistem nilai dimana proses pendidikan Agama Islam berlangsung dan dikembangkan secara
13
konsisten untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan pilosofis dari pemikir-pemikir pedagosis muslim, maka sistem nilai itu kemudian dijadikan dasar pembangunan (struktur) Pendidikan Agama Islam yang memiliki daya fleksibilitas normatif menurut kebutuhan dan kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu. Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhannya dan perkembangannya. Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak, (moralitas) dan pegalamannya. Dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional Pendidikan Agama Islam. Pendidikan sendiri menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1 disebutkan bahwasanya, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (disebutkan dalam UU Sisdiknas no. 20 th. 2003) Dalam strategi Pendidikan Agama Islam keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan yaitu manusia dewasa yang mukmin atau muslim, muhsin dan mukhlisin muttaqin. Sebahagian ulama ada yang merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam yang didasarkan atas cita-cita
14
hidup umat Islam yang menginginkan kehidupan duniawi dan ukhrawi yang bahagia secara harmonis. Pada akhirnya dalam pendidikan Islam dipahami bahwa sejalan dengan konsep pendidikan menurut Al-Quran terangkum dalam tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan pendidikan melalui utusanNya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul menyampaikan kepada para ulama, kemudian para ulama menyampaikan kepada manusia. Sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim merupakan proses tranfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan intelektualitas peserta didik. Kemudian ta’dib merupakan proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta didik. 20
G. Metodologi Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dengan cara menganalisa masalah yang akan dibahas dengan mengumpulkan data-data kepustakaan berupa pendapat-pendapat Prof. Quraisy Shihab terhadap pendidikan berdasarkan tafsiran ayat-ayat Al-Quran. Sebagai langkah untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut. Dan teknik penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian library Research dengan mengambil sumber-sumber data dari tahapan-tahapan yang sesuai dengan masalah-masalah dan pembahasan baik secara teoritis maupun empiris, tahapan tersebut berasal dari antara lain: 20
Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001, hlm. 76
15
1.
Sumber Primer Sebagai sumber primer dalam penulisan ini penulis menggunakan buku-
buku mengenai pemikiran pendidikan islam quraish syihab baik yang ditulis beliau sendiri maupun berasal dari kutipan-kutipan pemikiran yang tertuang dalam wacana-wacana yang disampaikan baik dalam forum ilmiah maupun dalam acara live dan di media masa yang kemudian dijadikan saduran oleh beberapa penulis lainnya. 2.
Sumber skunder Setelah data terkumpul selanjutnya penulis mengadakan penyusunan data
serta analisa data yang ada sehingga menjadi suatu tulisan yang dapat dikemukakan berdasarkan penyimpulan data, terakhir adalah analisa data. Hal ini dilakukan dengan cara : 1. Metode Deduktif, yaitu dengan mengemukakan permasalahan yang umum dan merincinya sehingga menjadi bagian yang bersifat khusus. Argumen yang valid secara deduktif adalah merupakan kebenaran yang bertahan dengan sendirnya. Dalam arti jika premisnya benar, maka kesimpulanya pasti benar 2. Metode Induktif, yaitu dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat khusus, kemudian membahas dan menguraikannya sehingga dapat ditarik menjadi permasalahan yang bersifat umum. Atau diawali dengan pengamatan yang spesifik dan membangun ke arah suatu pola umum. Sebagai langkah awal penulisan terlebih dahulu mencari sumber materi sebagaimana pandangan sutrisno hadi dalam buku metodologi research diuraikan bahwa : "sumber materi adalah persoalan dimana sumber materi bisa di peroleh
16
H. Sistematika pembahasan Dalam penulisan skripsi ini penulis meguraikan secara sistematis untuk memudahkan pemahaman bagi para pembaca, dan penguraian secara sistematis sebagai berikut : Bab I : Merupakan Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan. Bab II : Sekilas Tentang Quraish Shihab dan Pendidikan Agama Islam, Biografi Quraish Shihab, Karya-Karya Quraish Shihab, Pendidikan Agama Islam Menurut Quraish Shihab, dan Pola Dasar Pendidikan Agama Islam. Bab III : Konsep pendidikan Islam berdasarkan Implikasi pendidikan dalam AlQuran, Tujuan Pendidikan Agama Islam Menurut Quraish Shihab, Proses Pendidikan Agama Islam, Bab IV : Penutup berupa Kesimpulan dan Saran
17