1 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI JENIS DAN BESAR SUDUT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Lutfi Achmadsyah1), Sutijan2), Sularmi3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Jl. Selamet Riyadi No 449 Surakarta e-mail:
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to enhance the undertanding of the ability to identify the type and magnitude of angle by using the cooperative learning model type Student Teams Achievement Divisions. This research is the classroom action research. The research had been done by two cycles, each cicle consist of planning, action, observation, and reflection. Source of the data was the teachers and the students. The technique of collecting data were observation, documentation and test. Triangulation of sources technique and triangulation method were for data validation. Interactive analusis model was used for data analysis. The conclusion of this reseach is the use of cooperative learning model type Student Teams Achievement Divisions (STAD) can enhance the undersatanding of the ability to identify the type and magnitude of angle. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Penelitian ini meru pakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sumber data berasal dari guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut Kata kunci : mengidentifikasi jenis dan besar sudut, model STAD
Dalam kehidupan pendidikan memega ng peranan penting karena pendidikan meru pakan wahana untuk meningkatkan dan me ngembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan. Banyak perhatian khusus diarah kan kepada perkembangan dan kemajuan pen didikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu cara yang dila kukan untuk meningkatkan kualitas pendi dikan adalah dengan sistem pendidikan itu (Isjoni, 2009: 7) Dewey juga meyakini bahwa pendidi kan memiliki tanggung jawab untuk mening katkan minat peserta didik, memperluas dan mengembangkan horizon keilmuan mereka dan membatu mereka agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru dimasa menda tang (Huda, 2011:3). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SD Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut masih belum maksimal karena sebagian peserta di dik belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Kondisi ini disebabkan 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
oleh guru yang belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran. Pemilihan model pembelajaannya pun belum tepat sehingga pemahaman peserta didik kurang maksimal atau masih rendah. Rendahnya motifasi peser ta didik dalam pembelajaran matematika. Bah wa kemampuan peserta didik mengidentifika si jenis dan besar sudut peserta didik masihrendah itu terbukti dari hasil tes yang diberi kan peneliti prasiklus penelitian pada peserta didik yang rata-ratanya masih di bawah nilai KKM yaitu 64% dari 25 peserta didik yaitu 16 peserta didik di bawah nilai 65. Berdasarkan masalah yang ada di atas maka peneliti melaksanakan penelitian deng an pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan peserta didik mengedentifikasi jenis dan besar sudut. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran kelompok, setiap kelompok ter diri dari lima peserta didik, setiap peserta di dik melakukan diskusi kelompok. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemam puan mengidentifikasi jenis dan besar sudut dengan menggunakan model Kooperatif tipe STAD pada pserta didik kelas III di Sekolah Dasar Negeri 1 Purwodadi kecamatan Purwo dadi kabupaten Grobogan
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Purwodadi, pada peserta didik kelas III. Jumlah subjek penelitian adalah 25 peserta didik Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret - Juni 2012. Semester genap ta hun ajaran 2011/2012. Prosedur penelitian pada penelitian ini dilakukan penelitian secara bertahap. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 siklus, setiap pertemuan 2 x 35 menit. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan re fleksi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. David W. Johnson dkk. (2010:43-44) menyatakan komponen-kompo nen esensial dalam kegiatan pembelajaran Ko operatif adalah melihat secara jelas inter dependen positif; interaksi mendukung (tatap muka) yang cukup besar; melihat secara jelas tanggung jawab individual dan tanggung ja wab personal untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok; sering menggunakan skil-skil ke lompok kecil dan skil interpersonal yang relevan; pemprosesan kelompok yang cukup sering dan teratur terhadap pemungsian saat ini untuk mengembangkan keefektifan di wak tu berikutnya. Pada penelitian diawali dengan mem buat perencanaan pembelajaran yang diguna kan dalam pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran pelaksanaan pembelaja ran diawali dengan doa bersama dan absensi, melakukan apersepsi, informasi bahan yang akan dipelajari dalam proses pem belajaran. Pada kegiatan inti dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi dan kon firmasi. Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik membuat simpulan dari hasil pem belajaran yang telah dilakukan, Guru meng adakan evaluasi. Tindak lanjut. HASIL Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui adanya peningkatan hasil pem belajaran kemampuan peserta didik pada materi jenis dan besar sudut. Adapun hasil tes awal sebelum tindakan yaitu sebagai berikut yang tercatat dalam tabel yang ada di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Tes Awal No 1 2 3 4 5 6
Interval 20 – 28 29 – 37 38 – 46 47 – 55 56 – 64 65 – 73 Jumlah
Frekuensi 5 3 7 2 0 8 25
Persentase ( % ) 20% 12% 28% 8% 0% 32% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 25 peserta didik yang mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65 hanya ada 8 peserta didik atau 32%. Maka dilakukan tindakan penelitian dengan menggunakan model Kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan peserta didik tentang jenis dan besar sudut. Tabel 2. Hasil Tes awal Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai Peserta didik yang tuntas
Ujian awal 20 70 43,8 32%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 25 siswa yang mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65 hanya ada 8 siswa atau 32%. Maka dilakukan tindakan pene litian dengan menggunakan model Kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan peserta didik tentang jenis dan besar sudut. Tabel 3. Data Aktivitas Siklus I No
Keterangan
1 2 3 4
Keantusiasan Keaktivan Kerjasama Ketepatan Jumlah Rata-rata siklus I
Rata-rata aktivitas peserta didik 2,93 3,03 3,09 2,76 11,81 2,95
. Dari tabel di atas dapat diketahui aktifitas peserta didik pada siklus I selama proses pem belajaran dengan menggunakan model pembe lajaran STAD yaitu dengan rata - rata 2,95 ter masuk dalam kriteria cukup baik. Dalam si klus I ini masih banyak mengalami kendalakendala dalam pembelajaran dengan menggu nakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Kendala-kendala yang dialami yaitu Peserta didik belum terlalu paham dan terbiasa dengan proses pembelajaran dengan me-
nggunakan model pembelajaran Kooperatif mencapai indikator keberhasilan yang ditenSTAD yang digunakan peneliti karena model tukan dan masih ada kendala-kendala yang pembelajaran ini baru pertama kali digunakan harus diperbaiki oleh peneliti maka penelitian dalam proses pembelajaran. Masih ada bebe- dilanjutkan pada siklus II. rapa peserta didik yang kurang aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Tabel 6. Data Aktivitas Peserta didik Pada Siklus II Adapun solusi yang digunakan oleh pe Rata-rata aktivitas neliti dalam memperbaiki kelemahan yang No Keterangan peserta didik ada pada pembelajaran Kooperatif tipe STAD Keantusiasan 3,49 1 yaitu guru memberikan penjelasan lagi ten Keaktifan 3,43 tang jalannya proses pembelajaran dengan 2 model Kooperatif tipe STAD. Guru memberi Kerjasama 3,42 3 kan pengertian pada peserta didik tanggung Ketepatan 3,42 jawab semua anggota kelompok sehingga 4 pembelajaran dapat berjalan secara baik. Jumlah 13,76 Tabel 4. Data Hasil Belajar Peserta didik Tentang jenis dan besar sudut Pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6
Interval 45-51 52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 Jumlah Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata Peserta didik yang tuntas
Frekuensi 7 1 4 5 4 4 25 45 85 65,08 64%
Persentase 28% 4% 16% 20% 16% 16% 100%
Tabel 5.Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Rata-rata dan Pesertadidik Yang Tuntas Sebelum dan Setelah Siklus I Keterangan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata Peserta didik yang tuntas
Kondisi Awal 20 70 43,8 32%
Siklus I 45 85 65,08 64%
Berdasarkan tabel yang ada maka dapat diketahui bahwa pada siklus I terdapat peningkatan hasil belajar namun belum dapat memenuhi indikator ketuntasan yang telah di buat peneliti sebelumnya yaitu 80% peser ta didik dapat mencapai atau melebihi KKM yang ditentukan. Pada siklus I peserta didik yang mencapai atau melebihi nila KKM seba nyak 64%. Dikarenakan pada siklus I belum dapat
Rata-rata siklus II
3,44
Tabel 7. Perbandingan Aktivitas Peserta di dik Siklus I dan Siklus II Rata-rata aktivitas peserta didik Siklus I Siklus II 2,93 3,49
No
Keterangan
1
Keantusiasan
2 3
Keaktifan Kerjasama
3,03 3,09
3,43 3,42
4
Ketepatan
2,76
3,42
Jumlah
11,81
13,76
Rata-rata persiklus
2,95
3,44
Berdasarkan tabel aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat diketahui adanya peningkatan siswa yaitu pada siklus I ratarata aktivitas siswa 2,95 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,44 baik. Ada beberapa hal yang dapat peneliti peroleh dalam siklus II yaitu peserta didik cenderung antusias dan aktif dengan proses pembelajaran yang variatif, peserta didik lebih fokus pada proses pembelajaran dan dapat bekerja secara kelompok dengan efektif ketika peserta didik memahami materi jenis dan besar sudut dengan lebih baik, setelah peserta didik memahami model pembelajaran STAD yang digunakan dalam prose pembelajaran peserta didik dapat menggunakan waktu secara efektif.
Tabel 9. Data Hasil Belajar Peserta didik Tentang megidentifikasi jenis dan besar sudut Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Interval 55-62 63-70 71-78 79-86 87-94 95-102 Jumlah Nilai terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Peserta didik yang Tuntas
Frekuensi 3 3 4 5 7 3 25
Persentase (%) 12% 12% 16% 20% 28% 12% 100% 55 100 80,64 88%
Tabel 10. Perbandingan Hasil Belajar Peserta didik Tentang megidentifikasi jenis dan besar sudut Sebelum dan Sesudan Siklus I dan Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Interval 20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100
Kondisi Awal Fi % 5 20 3 12 7 28 2 8 0 0 8 32 0 0 0 0 0 0
Siklus I
Siklus II
fi 0 0 4 4 1 8 5 3 0
fi 0 0 0 1 2 4 4 9 5
% 0 0 16 16 4 32 20 12 0
% 0 0 0 4 12 16 16 36 20
Berdasarkan tabel di atas dapat di ke tahui bahwa pada siklus II siswa yang men capai atau melebihi nilai KKM mengalami peningkatan yaitu mencapai 88% yang berarti indi- kator keberhasilan telah tercapai oleh karena itu penelitian dihentikan pada siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh maka pe nelitian ini dapat dianggap berhasil karena dapat mencapai indikator penelitian yaitu 80%. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan meng gunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan dua kali pertemuan sedangkan siklus ke dua satu pertemuan. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 25 peserta didik. Student Teams-
Achievement Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang menge lompokkan berbagai tingkat kemampuan yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung ja wab kelompok untuk pembelajaran individual (Harta dan Djumbadi, 2009: 51). Dalam pelaksanaan penelitian ini pene liti mengalami kendala-kendala dalam awal pembelajaran. Dengan adanya kendala-ken dala yang dialami pada awal pembelajaran maka penelitipun mencari solusi untuk mem perbaiki sehingga pemahaman peserta didik se cara klasikal dapat mencapai indikator ke berhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian ini mengalami peningkatan tiap tahap penelitian namun masih ada tiga peserta didik yang belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan oleh karena itu guru harus memberikan pembelajaran secara individu atau lebih intensif supaya dapat mencapai nilai yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pembelajaran yang a da maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan peserta didik kelas tiga tentang jenis dan besar sudut. Da lam menggunakan model pembelajaran dalam penelitian pasti ada kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Adapun ken dala- kendala yang dihadapi yaitu peserta didik belum terlalu memahami dan terbiasa dengan proses pembelajaran dengan meng gunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang digunakan peneliti dalam proses pembelajaran sehingga masih banyak kegaduhan dalam kelas, waktu yang digunakan dalam pembelajaran juga cenderung lebih lama, peserta didik belum bisa melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan pende katan pembelajaran STAD, pengelolaan kelas cenderung lebih sulit, dan masih ada beberapa peserta didik yang kurang aktif. Dengan adanya kendala-kendala pada awal penelitian maka peneliti mencari solusi untuk memper baiki kendala-kendala yang ada pada perte muan selanjutnya. Adapun solusi yang diguna kan oleh peneliti dalam memperbaiki kendala yang ada pada pembelajaran Kooperatif tipe STAD yaitu memberikan penjelasan lagi ten tang jalannya proses pembela jaran dengan model Kooperatif tipe STAD, memberikan pengertian pada peserta didik tanggung jawab
semua anggota kelompok sehingga pembela jaran dapat berjalan secara efektif, dan memberi motivasi lebih baik lagi sehingga peserta didik dapat percaya diri dan aktif terlibat dalam pembelajaran tidak hanya me lihat dan ikut ikutan tanpa memberikan pen dapat. Penelitian ini ada beberapa hal dapat peneliti peroleh yaitu peserta didik cenderung antusias dan aktif dengan proses pembelajaran yang variatif, peserta didik lebih fokus pada proses pembelajaran dan dapat bekerja secara kelompok dengan efektif ketika peserta didik memahami materi jenis dan besar sudut dengan lebih baik, dan setelah peserta didik memahami model pembelajaran STAD yang di gunakan dalam prose pembelajaran peserta didik dapat menggunakan waktu secara efektif. Temuan dalam penelitian itu dika renakan selama ini peserta didik melakukan proses pembelajaran kurang variatif sehingga ketika guru membuat variasi model pem belajaran dalam proses pembelajaran peserta didik cenderung ingin mengetahui bagaimana proses pembelajaran itu. Secara langsung peserta didik antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan meng gunakan model pembelajaran STAD meski pun pada awalnya gaduh. peserta didik dapat lebih fokus karena peserta didik dapat me mahami dan menemukan sendiri maksud dari materi yang di pelajarinya meskipun pada a walnya peserta didik mendapat kesulitan da lam mengemukakan pendapatnya secara benar namun peserta didik dapat memahami apa yang dipelajarinya.
proses pembelajaran dengan model pembela jaran Kooperatif tipe STAD dengan baik pe serta didik dapat dapat menggunakan waktu dengan efektif karena peserta didik sudah tidak lagi bertanya-tanya apa yang selanjutnya akan dilakukannya dalam proses pembelaja ran dan semua peserta didik merasa me miliki tanggung jawab yang sama sehingga dapat mengguna kan waktu secara efektif. Dari beberapa temuan yang ada dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan kelebihan-kelebihan Kooperatif yang dikemukakan oleh Sugiyanto (2008) yang menya takan bahwa beberapa kelebihan Kooperatif yaitu meningkatkan kepekaan dan kesetian sosial, memungkinkan para peserta didik sa ling belajar, memudahkan peserta didik da lam penyesuaian sosial, menghilangkan sifat e gois, meningkatkan kemampuan dalam memandang masalah, kesediaan menggunakan ide orang lain dan meningkatkan kegemaran dalam berteman tanpa memandang perbedaan SIMPULAN Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan meng identifikasi jenis dan besar sudut. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan hasil belajar da- ri kondisi awal, siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada kondisi awal peserta didik yang mencapai atau me lebihi nilai KKM yaitu 65 ada 8 siswa atau 32%. Pada siklus I siswa yang mencapai ni lai KKM mencapai 64% dan pada siklus II mencapai 88%. 88%.
DAFTAR PUSTAKA Harta, Idris dan Djumbadi. 2009. Pendalaman Materi Metode Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 41. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Huda M. (2011). Cooperative Learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Isjoni. (2009). Pembelajaran kooperatif: Pekanbaru:Pustaka Pelajar Johnson, D.W., Johnson R.T. & Holobec E.J. (2010). Colaborative Learning. Bandung; Nusa Media Slavin, S.E. (1995). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media Sugiyanto. (2008). Model-Model PembelajarInovatif.Surakarta: Panitia setifikasi guru (PLPG) Rayon 13 Setelah memahami secara baik kegiatan