ISSN 1410 - 413X
Juni 2002
Volume 14 Nomor I
Identifikasi Sifat Fisik, Kimia, dan 8iologi Sumberdaya Lahan Tambak dan Lingkungannya dalam Hubungannya dengan Kesesuaian Sistem 8udidaya di Kabupaten Sidoarjo Eksplorasi Parasitoid Telur Penggerek Pucuk Tebu Tryporyza nivella intacta Sn.Di Jawa
Murachman
S. Karindah, E. Mar'ati Achadian, 0, Juliadi, BT Rahardjo, G, Mudjiono
0
TJ. Moedjiharto
17
Optimasi Penambahan Sari Kecambah Jagung Guna Meningkatkan Kualitas dan Rasa Soyghurt untuk Diet Jantung Koroner
Sukardi, M,H. Pulungan, I. Purwaningsih
26
Teknologi Silase dengan Starter Bakteri Asam Laktat untuk Pertumbuhan dan Deposisi Protein Ikan Lele Dumbo, C/arias gariepinus
A, Yuniarti, A.M. Haria!i, E, Sanoesi
42
L, Hakim
50
Peningkatan Mutu Gizi Protein Pindang Ikan Layang (Decapterus Macrosoms BLKR) , dengan Optimasi Proses Pemindangan
Pendugaan Korelasi Genetik antara Bobot Lahir, Bobot Sapih dan Bobot Badan Umur satu Tahun pada Domba Ekor Gemuk
Pengendalian Penyakit Aeromonas hydrophy/a pada Budidaya lkan Air Tawar menggunakan A. Prajitno, Marsoedi, Jamur Merang (Vo/variella vo/vaceae)dan Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Va~ B.B. Sasmita Penggunaan Fermentasi Campuran Onggok dan Kotoran Ayam pada Pakan Ternak Unggas Perbaikan Sifat Pisang Kepok melalui Mutasi Buatan Sinar Ganlma: I. Pemilihan Somaklon Cebol pada Fase Dini Introduksi Pemanfaatan Silase Ikan Rucah sebagai Bahan Pakan terhadap Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup Ikan Kerapu Macan (Ephynephe/us fuscogutfalus) Identifikasi Nutrisi Plasma Nutfah Ubi Jalar untuk Menunjang Agroindustri
Identifikasi dan Purifikasi Bioaktif Hasil Ekstrak Jaringan Tentakel Ubur-Ubur Laut sebagai Bakterisida Selektif untuk Vibrio harveyH Penyebab Penyakit Larva Udang
57
O. Sjofjan, Surisdiarto, Irfan D, Aulanni'am
66
T. Wardiyati, S, Lamadji, Mugiono, A. Sugiyanto, A. Nugroho
74
E. Sanoesi, S, Andayani, M, Fajar
84
N. Basuki, Harijono, Damanhuri, S.S. Antarlina, Y. Widodo
94
Yahya, Sukoso, Aulanni'am, 8agus S.B.U, J. 8asmal
106
--v""""'"
-
Penanggung Jawab Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno (Rektor) Wakil Prof. Dr. Ir. H. Luqman Hakim, M.S. (Ketua Lembaga Penelitian)
DEWAN REDAKSI Ketua, Prof. Dr. Ir. H. Moch. Munir, M.S. Anggota, Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S. Prof. Dr. dr. H. Djanggan Sargowo, DSPD, DSPJ Prof. Dr. Sutiman B. Sumitro, SU Dr. Ir. Rustidja, M.S. Prof. Dr. Ir. Hj. Liliek Sulistyowati
Alamat Redaksi/Penerbit: Lembaga Penelitian, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Malang 65145 Telp. (0341) 551611 psw. 301,575824. Fax. (0341) 575828 E-maillemlitub@malang,wasantara.neUd.
•
----------------------
Eksplorasi Parositoid Tefur Penggerek Pucuk Tebu di Jawa
EKSPLORASI PARASITOID TELUR PENGGEREK PUCUK TEBU Tryporyza nivella intacta Sn. di JAW A S. Karlndalr", E. Mar'ati Achadian'", D. Juliadi7). B. T. Rahardjc'" dan G. Mudjiono1) :
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya PPPGI Pasuruan 2) • •
1)
ABSTRAK Ekplorasi parasitoid telur penggerek pucuk tebu Tryporyza niveila intacta Sn. telah dilakukan di tujuh daerah pertanaman tebu, yaitu ill Subang dan Jatitujuh (Jawa Barat), Trangkil Pati (Jawa Tengah), Madukismo (D.I. Yogyakarta), Rejoagung Madiun, Pasuruan dan Jatiroto (Jawa Timur). Eksplorasi dilakukan dengan metode survei dengan dua 'kali pengambilan sampel kelompok telur penggerek pucuk tebu secara sengaja (purposive sampling) dan dilakukan dengan selang waktu lebih 'kurang sebu1an pada tanaman tebu berumur 1,5 - 4 bu1an.Parasitoid yang terkumpul diidentifikasi di Laboratorium Entomologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Hasil pene1tian memmjukkan babwa jenis-jenis parasitoid yang ada d:i tujuh daerah survei adalah tiga species dan famili Scelionidae, yaitu Telenomus dignus, T. dignoides dan T. rowani, dan famili Enlophidae adalah Tetrastichus sp., satu species dari familiPterornalidae, serta Trichogramma japonicum dan T. chilonts dari famili Trichogrammatidae. Parasitoid telur yang dominan adalah Telenomus spp. Persentase kelompok telur yang terparasit oleh Telenomus spp. pada pengambilan sampel pertama dari Subang, Jatitujuh, Madukismo, Trangkil, Rejoagung, Pasuruan dan Jatiroto masing-masing adalah 97.22 %, 100%, 100'%, 76.32%, 100%, 92.68% dan 93.3%. Sedangkan dari pengambilan sampel kedua diketahui persen kelompok telur yang terparasit oleh Telenomus spp. dari daerah survei tersebut masing-rnasing adalah 86.66 %, 100%, 100%, 75%, 95.35%,98.49% dan 96.88%. Kata kunci : Penggerek pucuk tebu, parasitoid telur.
THE EXPLORATION of EGG PARASITOID of SUGARCANE TOPBORER Tryporyza nivella intacta Sn. in JAVA ABSTRACT The explorations of sugarcane topborer's egg parasitoid have been done in seven sugarcane plantation, i.e. Subang and Jatitujuh in West Java, Trangkil (Pati) in Centre of Java, Madukismo in Yogyakarta, Rejoagnng (Madiun), Pasuruan and Jatiroto in East Java. Purposive sampling has been done to collect the egg cluster from 1,5 - 4 months plantation. TIle sampling were taken two times with one month interval of sampling time. The eggs dusters found during the sampling were brought to the laboratory of Entomology Agriculture Faculty Brawijaya University for identification the parasitoid species. The result showed that four Family of Hymenoptera, i.e. Scelionidae, Eulophidae, Pteromalidae and Trichogramrnatidae found in all of the survey areas. The Scelionid were Telenomus dignoides, T. dignus and T. rowani. One species belong to the famili Eulophidae was Tetrastichus
11
JURNAL
ILMU-ILMJ
HAYATI (Life Sciences)
_ V0L.14
- NO.1 _
JLNt 2002 ------------------
•
sp., and two species of Trichogrammatidae were Trichogramma japonicum and T. chilonis. Most ~f the pllIasi~d eggs w,ere dominat~d by. T. dignus. Percent parasitism of Telenomus spp. in Subang, Jatt~yuh, 1v~~dukis~o,T~n~kll, Re~oagun~,Pasuruan and Jatiroto from the first sampling were 97. 22 '~: 100 :.~, 100 /
dan PO. Jatiroto, tingkat parasitasi Telenomus sp. dapat mencapai 39.37 1% clan 54,27 %. Narnun dernikian persentase telur penggerek pucuk yang rnenetas masih cukup tinggi, sehingga masih dapat rnenimbulkan kerusakan yang cukup besar. Permasalahan yang seringkali terjadi bahwa terdapat kesenjangan waktu antara tersedianya parasitoid di alam dengan keberadaan kelompok telur penggerek pucuk tebu. Hal ini dapat disebabkan karena siklus hidup parasitoid telur yang lebih pendek, yaitu antara 7 sampai 10 hari, sedangkan siklus hidup penggerek pucuk adalah 50 sampai 65 hari. Populasi telur penggerek pucuk menjadi tidak tersedia bagi beberapa generasi parasitoid telur, dan keadaan ini dapat menurunkanpopulasi parasitoid telur dengan cepat. Pada saat populasi telur penggerek pucuk tebu meningkat !agi nampaknya peran parasitoid teiur belum dapat diharapkan, karena popuiasinya yang masih rendah. Pada keadaan inilah sebenarnya augmentasi parasitoid telur akan dapat segera menaikkan populasinya di lapangan. Augmentasi beberapa species parasitoid diketahui lebih baik hasilnya daripada dengan hanya menggunakan satu species saja. Sebagai contoh di Pakistan, pelepasan T. chilonis dan Telenomus sp. dapat mengendalikan S. nivella Iebih baik daripada pelepasan hanya T. chilonis atau Telenomus S1'. saja (Hamid et al, 1993). Oleh karenanya kinerja peIepasan Trichogramma japonicum yang telah ada akan rnenjadi lebih baik apabila diiringi dengan pelepasan jenis parasitoid telur lain dari penggerek pucuk tebu. Pemilihan lebih dari satu species parasitoid te1ur penggerek
PENDAHULUAN Seperti diketahui bahwa dari data biologi penggerek pucuk tebu 85 persen dari lama hidupnya berada di dalam tanaman tebu, sehingga serangga ini sulit untuk dijangkau oleh predator dan parasitoid ataupun residu insektisida kontak. Hanya stadium telur yang terletak di permukaan bawah daun yang berpeluang untuk terserang parasitoid telur (Samoedi dan Wirioatmodjo, 1986). Keadaan ini memberikan peluang bagi pemberdayaan parasitoid telur untuk pengendalian hayati penggerek pucuk tebu. Pengendalian hayati penggerek pucuk tebu dengan memanfaatkan parasitoid telur Trichogramma spp. telah dilakukan di beberapa sentra perkeb~an tebu. Namun tingkat keberhasilannya masih rendah, sehingga populasi maupun tingkat serangan penggerek pucuk masih tetap tinggi. Untuk itu pencarian dan pemilihan agens hayati, serta mengembangkannya secara masal diperlukan untuk memulai upaya pengendalian hayati harna penggerek pucuk di lapang yang lebih baik. Dalam pengendalian hayati harna, pernanfaatan parasitoid telur merupakan tindakan pengendahan yang paling awal untuk menurunkan natalitas populasi. Di Indonesia selain Trichogramma spp., juga diketahui parasitoid telur lain seperti Telenomus dignoides dan Tetrastichus schoenobei. Menurut Kalshoven (1981) di Jawa parasitoid telur Telenomus sp. dapat memarasit 35%·60% kelompok telur penggerek pucuk clan dari basil pengamatan Pramono (1996) di PG. Rejoagung
12
•
------------------------
EksplOl'Mi Parasitoid Telur Penggerek Pucuk Tebu di
pucuk tebu diperlukan untuk diketahui potensi clan peluangnya sebagai agens hayati pengendali penggerek pucuk tebu yang efektif dan efisien, Sejak era Kalshoven hingga saat ini belum banyak penelitian maupun eksplorasi yang dilaporkan tentang parasitoid telur yang lain dari penggerek pucuk tebu di Indonesia, maka pada penelitian ini telah dilakukan pencarian populasi atau jenis-jenis parasitoid telur penggerek pucuk tebu yang lain di beberapa daerah di Jaws, yaitu daerah PG Subang dan Jatitujuh di Jawa Barat, Madukismo di D.I. Yogyakarta, Trangkil Pati di Jawa Tengah, Rejoagung, Pasuruan dan daerah Jatiroto di Jawa Timur.
Setiap kelompok telur penggerek pucuk masingmasing dipelihara pada satu wadah, yaitu tabung pemeliharaan dari kaca. Kelompok telur penggerek pucuk yang telah ditinggalkan larva penggerek dan atau imago parasitoid selanjutnya dibedah untuk melihat parasitoid yang tidak muncul. Pengamatan terhadap jumlah kelompok telur terparasit dilakukan dengan melihat dan menghitung kelompok telur yang rnuncul parasitoidnya clan rnelakukan pembedahan kelompok telur tersebut. Pembedahan ini dilakukan untuk rnengamati adanya telur terparasit tetapi parasitoid tidak berhasil muncul atau adanya telur yang rusak karena sudah tertusuk oleh ovipositor parasitoid. Parasitoid yang muncul diidentifikasi dengan mengacu pada pustaka, Alba (1989) dan Barrion & Litsinger (1997). Hasil identifikasi terhadap parasitoid yang rnuncul dikonsultasikan ke Parasitoid Working Group Pusat Kajian PHT IPB Bogor.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian
metode
JOWQ
yang digunakan
adalah ekplorasi dan inventarisasi parasitoid te1ur penggerek pucuk tebu yang dapat dipilih di antaranya untuk menjsdi agens hayati potensial penggerek pucuk tebu. Kegiatan eksplorasi dan inventarisasi dilakuksn di ernpat propinsi di Jawa dengan metode survei. Pads setiap propinsi dipilih 1 sampai 3 daersh pertanarnan tebu sebagai lokasi penelitian, yaitu Jawa Barat di Subang dan Jatitujuh, Jawa Tengah di Pati (Trangkil), DJ, Yogyakarta (Madukismo), Jawa Timur di Madiun (Rejoagung), Pasuruan dan Jatiroto. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan kondisi topografi masing-masing daerah, Survei parasitoid telur dilakukan pada tanaman tebu herumur J ,5 - 4 bulan, yaitu dimulai pada rninggu akhir bulan Agustus sampai minggu akhir bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN Indikssi telur penggerek pucuk yang terparasit warnanya menjadi coklat sedangkan telur yang tidak terparasit warna kulit telur tetap putih, Dari beberapa sampel kelompok telur penggerek pucuk yang terkurnpul dan dipelihara di laboratorium untuk beberapa waktu ternyata tidak menghasilkan parasitoid maupun larva penggerek
pucuk. Keadaan ini diperkirakan karena pemindahan telur dari lapangan ke laboratorium yang
memerlukan perjalanan cukup jauh menyebabkan terganggunya perkembangan parasitoid maupun
Oktober 2000. Dilakukan dua kali pengambilan sampel dengan selang waktu lebih kurang
embrio larva penggerek. Dari hasil eksplorasi
diketahui bahwa kelompok telur penggerek pucuk yang paling banyak terparasit adalah kelompok telur penggerek pucuk. asal Jatiroto dan yang sedikit adalah kelornpok telur asal Subang diikuti Jatitujuh dan Madukisrno (Tabe1 1). Keadaan ini rnungkin disebabkan oleh keadaan musim di masing-masing daerah pertanaman tebu tersebut. Daerah Jatiroto rnempunyai musirn kemarau yang kering (Boedijono clan Samoedi, 1976) clan claerah Jatitujuh dan
sebulan Sampel kelompok telur penggerek pucuk: tebu diambil secara sengaja (purposive sampling) dari setiap lokasi penelitian. Selanjutnya sampel kelornpok telur elibawa ke Laboratorium untuk dipelihara sampai telur menetas menjadi larva penggerek dan atau menjadi parasitoid, sehingga dapat ditentukan berapa jumlah kelompok telur yang terparasit. Larva penggerek pucuk maupun parasitoid yang muncul dihitung pula jumlahnya.
13
JURNAL ILMU-iUJl.l HAYATI tLife Sciences) _ V0l.14 - NO.1 _ JUNI2002 ----.-------------.
Barrion clan Litsinger (1997) diketahui bahwa T. dignus adalah musuh alami penggerek batang padi Tryporyza incertulas, T. innotata, Chilo suppressalis, C. polychrysus dan C. auricilius. Sedangkan menurut Kalshoven (1981) diketahui bahwa T. dignoides adalah musuh alami utama penggerek batang padi Tryporyza incertulas clan T. innotata di daerah padi di Jawa dan di luar Jawa. Oleh karena itu keberadaan T. dignus dan T. dignoides pada telur penggerek pucuk tebu masih perlu dipantau mengingat pertanaman tebu seringkali berdekatan dengan pertanaman padi.
Subang muslin kernaraunya tidak terlalu kering, dan keadaan ini dapat mempengaruhi aktivitas parasitoid. Dari pengamatan terhadap .. jenis-jenis parasitoid yang ada di tujuh daerah survei clan setelah dilakukan identifikasi yang mengacu pada Alba (J989) clan Barrion Litsinger (1997) dijumpai tujuh jenis parasitoid iclUf penggerek pucuk dari empat famili Hymenoptera, yaitu Telenomus dignoides, T. dignus, T. rowani dari famili Scelionidae, Tetrastichus sp. dari famili Eulophidae, satu species dati famili Pteromalidae, serta Trichogramma japonicum dan T. chilonis dari famili Trichogrammatidae. Seperti terlihat pada Tabel 2 parasitoid Telenomus spp. dapat dijumpai pada semua daerah survei dan memarasit pada satu kelompok telur atau memarasit satu kelompok telur bersama-sama dengan jenis parasitoid yang lain, yaitu dapat dijumpai bersama T etrastichus, Pteromalidae atau bersama dengan Trichogramma. Bi atau tri-partit parasitisme dapat terjadi di daerah survei tersebut, kecuali di Jatitujuh dan Madukismo. Peristiwa yang serupa dapat dijumpai pada telur pengerek batang padi yang terparasit oleh Telenomus, Trichogramma dan Tetrastichus (Nurariarty-Agus, 1997). Dari pengamatan yang clilakukan terhadap telur penggerek pucuk dengan eara membedahnya diketahui pula bahwa species-species parasitoid yang ada melakukan preferensi inang secara hatihati untuk meletakkan telurnya, sehingga tidak terjadi multiparasitisme. Pada satu telur inang dapat diletakkan lebih dati satu telur parasitoid untuk species yang sama, tetapi hanya dua individu parasitoid saja yang dapat berkembang sampai menjadi dewasa normal. Dalam satu kelompok telur penggerek pu.cuk tebu diketahui dapat diparasit oleh lebih dari satu species parasitoid, tetapi parasitoid yang lebih banyak muncul adalah Telenomus dignus bersama dengan species lain Telenomus (Tabel2). Di alam bagaimana dominansi antara ketiga species Telenomus tersebut di masing-masing daerah survei belum diketahui secara tepat. Tetapi dari hasil eksplorasi temyata T. dignus merupakan parasitoid yang lebih banyak muncul. Menurut
KES~PULA~DANSARAN Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : • Telah diternukan beberapa species parasitoid telur penggerek pucuk tebu, yaitu tiga species Scelionidae masing-masing adalah Telenomus dignus. T. dignoides, T. rowani, satu species dari famili Pteromalidae, Tetrastichus sp. dari famili Eulophidae, Trichogramma japonicum dan Tichilonis dari famili Trichogrammatidae. • Species parasitoid telur yang dominan adalah Telenomus spp. Saran
Berdasarkan basil penelitian bahwa telah diketahui beberapa jenis parasiotid telur penggerek pucuk tebu, sehingga hasil temuan tersebut dapat dipakai sebagai sarana agens hayati dalam pengelolaan hama penggerek pucuk tebu di masa mendatang. Perlu kajian lebih mendalam tentang perneliharaan dan pembiakan Telenomus spp. ueAP AN TERIMA KAsrn
Tim Peneliti mengucapkan terirna kasih kepada Proyek Pernbinaan Kelembagaan Penelitian clan Pengembangan Pertanian ARMP-II yang telah membiayai penelitian ini, Di sarnping itu ucapan terima kasih clitujukan pada Santi P.A., SP yang telah membantu mengumpulkan data. 14
.-----------------------------------
Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. Revised by P.A. Van der Laan. PT. Iehtiar barn. Van Hoeve, Jakarta. 701 halo .
DAFTARPUSIAKA Alba, Melanie C. 1989. Egg ParasltoJd.~ of I,epJdop-
terous Pests of Economic Important in The PhlUpplnes. Biotrop Spec. Publ. 36: 123 - 139. Barrion, A.T. clan J.A Litsinger. 1997. Taxonomy of Rice Insect Pests and Their Arthropod Parasites and Predators. International Rice Research Institute. Hal. 236 - 239. Boedijono,W.A clan Djoenadi
Sarnoedi.
Pramono, D. 1996. Pemanfaatan
Trichogramma spp. dan Permasalahannya Pada PerkebunanTebu di Indonesia. P3GI, Pasuruan : 3 - 6
Samoedi,
D. clan Boedijono
Wirioatmodjo.
1986.
Population Dynamics of The Sugarcane Top Borer Trypoyza nivella and Its Parasltoid in Central Java Indonesia. In Proc. ISSCT. Congres XIX. Jakarta (I) : 596 - 603. Nurariaty-Agus. 1997. Komposisi Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Punh, Scirpophaga innotata Walker (Lepidoptera:PyraUdae) Di Sulawesi Selatan. Prosiding Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia V dan Simposium
1976. Pe-
nyebaran Dan Intensitas Serangan Beberapa Hama Penting Pada Tanaman Tebu di Jawa. Majalah Perusahaan Gula.Tahun XU No. 2:61--<>5 Hamid A., A.I.Mohyuddin
IPM of Sugarcane Pests in Pakistan. International Institute of Biological Control. International. Annual Report. Hal. 53.
Eksploro.si Parasitoid T ~Iur P~nggerek Pucuk Tebu di J OWd
CAB
Entomologi.
Hal. 76.
'label 1. Persentase Kelompok Telur PenggerekPucuk Terparasit dan Tldak Terparasit Yang Dikumpulkan Darl Tujuh Daerah Pertanaman Tebu dl Jawa Lokasi
I I Subang
-_._-
Jatitujuh
Jumlah Sampel Kelompok Telur
I !
Madukismo Tfimgki2, Pati I
I
I
25
lOD
!
103
23
1
15
I
-4
10.0
Rejoagung, Madiun Pasuruan Jatiroto Keterangan .
~ \
I
I
I
I erparasit (%) I
II
!
100
.1
I
I i
! 60.00 I
70.63
33.65
-41.18
66.35
39.13
73.3~
60.87
100.00
25.00
53.75
30.67
46.25
! I
I
I
40.00 58.82
26.67
I
1)
80
!
69.33
123
109
I
66.67
60.65
33.33
39.45
101
42
89.11
76.19
10.89
23.81
1: waktu sampling Akhir Agustus- Pertengahan September Il: waktu sampling Oktober
15
I
I
II
I
29.37
75.00
-
II
Tidak Terparasit (%)
I
I
JURNAL
ILMU-IU/U
Tabel
HAYATI (Life Sciences)
2. Persentase Parasitoid
_ V0L.14
- NO.1 _ JLWI 2002 -----------...,------
Kelompok Telur Penggerek Pucuk Yang Terparasit Yang Dikumpulkan Darl Tujub Daerah Pertanaman Kelompok
dan Jenis-jenis Tebu di Jawa
T elur T erparasit
(%)
i
I
I
i Lokasl
Telenomus spp. I 97.22
Subang I
Jatitujuh
Madukismo ----Trangkil, Pa1i i Rejoagung, Madiun
Pasuruan
I Jatiroto
!
I
II 86.66
I
Tetrastichus sp,
!
0
176.32
I 100 !I
0
' 751
6.58
95.35
I0
92.68
98.49
I 3.66
93.34
I 96.88
Keterangan : I: waktu sampling awal Agustus-pertengahan II: waktu sampling Oktober
I°
I
I
\
15
I
0
September
16
0
0
0
0
0
i
0
10
2.63
0
!
°
0
°1.51
0 0
i 6.66 !o
.
0
0
1°
i'
0
10
1° \
I
13.33
0
4 65 1 .
II
Telenomus & Trtchegrammatidae II I 1.39
a
13.66
'0
I \0
114.47 I I
1
II 0
10
0
I
I
io
0 0
I~oo__
sp.
II
I 1.39
Pteromali dae
I !
! roo ! 100 !o 100
\ Telenomus & Tetrastichus
iO
°
10
0
1° io 1°
3.12
I
!
! ! I