MAKALAH
JEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAM BAHASA MUNA
O L E H
Dr. NURHAYATI, M. Hum. Dosen Fakuitas Sastra Unhas
Disajikan daiam Kongres Internasional Bahasa-bahasa Sulawesi Tenggara Di Bau-Bau Buton tanggal, 19 - 20 Juli 2010
Mail (psmelayuunhas)
YAHOO!,,MAIL IHDCMESIA
Cek Email
|
Tulis j I
Cari Email...
Or-
Email Masuk (1) Draft (3)
htÇ://id.mg60.mail.yahoo.corn/dc/launch?.gx=l&Tand=3vjg517hf9n26
Halo, Pusat Studi Melayu A p a yang Baru j Hapus
Balas
Cffline
Sign Out
Email Masuk 104email TerusKan
Yahoo! R e : Abstrak Makalah
j Spam
i Pindah Ke
Re: Abstrak Makalah Dari: Kantor Bahasa Sultra
©
Email Keluar
Mail di Ponsel | Cpsi
| Bantuan
j Cetak j ] Tindakan
Kam, 3 Juni, 201Q 12:13:14 Tambah ke Kontak
Kepada: Pusat Studi Mdayu Unhas
Spam (5)
Kosongkan
Sampah
Kosongkan
Hal
: Pengumuman seleksi abstrak
Yth. Dr. Hj. Nurhayati Syaintddin, MHuni. Dosen l a k . Sastra Unhas. Makassar
Dengan hormat.
Aplikasi Fotoku
Kami beritahukon kepada Saudara bahwa berdasarkan keputusan panitia seleksi abstrak pemakalah pada Kongres Internasional Rahasa-Rahasa Daerah Sulawesi Tenggara, dari seniua makalah yang masuk ke panitia, gagasan dalam abstrak makalah yang Saudara ajukan dinyatakan diterima, untuk selanjutnya makalah tersebut dapat Saudara lebih arahkan ke subtansi teoretis dan panitia berharap makalah tersebut dapat Saudara sajikan dalam kongres internasional Selanjutnya, makalah lengkap kami harap dapat Saudara kirim kepada panitia selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010. Apabila Saudara tidak dapat menghadiri pelaksanaan kongres, kami harap Saudara segera menghubungi narahubung panitia.
Hal
: Pengumuman seleksi abstrak
Yth. Dr. Hj. Nurhayati Syairuddin, M.Hum. Dosen Fak. Sastra Unhas. Makassar Dengan hormat, Kami beritahukan kepada Saudara bahwa berdasarkan keputusan panitia seleksi abstrak pemakalah pada Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara, dari semua makalah yang masuk ke panitia, gagasan dalam abstrak makalah yang Saudara ajukan dinyatakan diterima, untuk selanjutnya makalah tersebut dapat Saudara lebih arahkan ke subtansi teoretis dan panitia berharap makalah tersebut dapat Saudara sajikan dalam kongres internasional. Selanjutnya, makalah lengkap kami harap dapat Saudara kirim kepada panitia selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2010. Apabila Saudara tidak dapat menghadiri pelaksanaan kongres, kami harap Saudara segera menghubungi narahubung panitia. . a s perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. alam kami,
Panitia Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara
Catatan: Peserta/pernakalah dapat menempuh perjalanan dari tempat asal—transit Makassar— Bau-Bau mengunakan pesawat Exprès Air atau WingAir yang terbang setiap hari. Peserta/pemakalah yang dari tempat asal—Makassar—Kendari—Bau-Bau dapat menggunakan kapal cepat yang berangkat pukul 06.30—13.00 dan pukul 12.00—18.00, setiap hari.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN Jalan Perintis Kemerdekaan K M . 10 T a m a l a n r e a M a k a s s a r 90245 Lembar ke Kode Nomor Nomor
0148/SPPD/R/VII/2010
SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS Pejabat yang berwenang m e m b e r i perintah
Rektor/Kuasa P e n g g u n a Anggaran
Nama Pegawai yang diperintahkan
Dr. Nurhayati, M. H u m . ^
a. Pangkat dan Golongan ruang gaji menurut PP
a. Pen.bina U t a m a M u d a / IV/c
N o m o r 6 Tahun 1997 b. Jabatan/Instansi
b. Dosen Fak. Sastra Unhas '
c. Tingkat menurut peraturan perjalanan dinas
c.
Maksud Perjalanan Dinas
untuk membawakan makalah pada Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara pada tanggal 18 s.d. 20 Juli 2010 di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. <"
Alat angkut yang dipergunakan
Pesawat u .'ara
a. Tempat berangkat
a. Makassar '
b. Tempat tujuan
b. Bau-Bau, Sulawesi Tenggara
a. Lamanya perjalanan dinas b. Tanggal berangkat
a. 2 (Dua) hari •• b. 18 Juli 2010 -
c. Tanggal harus kembali/Tiba di tempat baru
c. 20 Juli 2 0 1 0 ^
*) Pengikut :
Nama
Keterangan
Tanggal Lahir
1. 2. 3. 4.. Pembebanan Anggaran :
10
a. Instansi
a Universitas Hasanuddin
b. Fungsi/Sub Fungsi/Program/Kegiatan/MAK
b. 10.06.01.0002.04863.524111
Keterangan lain-lain Coret yang tidak perlu _ '.
ò Dikeluarkan di . P a d a tanggal
Makassar 16 Juli 2010
Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran ^ejäfcat Pembuat K o m i t m e n ,
m_l Drs. M u k m m, i M.Si., Ak. NIP. 19591231 198003 1 026
Berangkat dari (tempat kedudukan) Pada tanggal Ke \
: Makassar : 18 Juli 2010 : Bau-Bau, Sulawe Tenggara
Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran, 'ejabab\P4rnbuat Komitmen
Drs, Mukmi \ M.Si., Ak. NIP.19591: 1 198003 1 026 Tiba di Tenggara Pada Tanggal Kepala
Bau-Bau, Sulawesi Juli 2010
Berangkat dari (tempat kedudukan) ke /j^rrprj^v, Pada tanggal
/l
y'
Tiba di Pada Tanggal Kepala
Berangkat dari (tempat kedudukan) ke Pada tanggal
Tiba di Pada Tanggal Kepala
Berangkatdari (tempat kedudukan) ke Pada tanggal
Tiba kembali di : Makassar (tempat kedudukan) Pejabat yang memberi perintah
Rektor,
sa Pengguna Anggaran, juat Komitmen
.Si., Ak. 98003 1 026 Catatan Lain-lain
Bau-Bau, Sulawesi Tengga : Makassar 20 Juli 2010
'
Telah diperiksa, dengan keterangan bahwa perjalanan tersebut j benar dilakukan atas perintahnya dan semata- mata untuk ke jabatan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. J!ejjabat yang memberi perintah Rektor/Kuasa Pengguna Anggaran, it Pembuat Komitmen
Drs. Mukm M.Si., Ak. NIP:Ì95912 31 198003 1 026
v
VI. Perhatian : >• Pejabat yang berwenang 'menerbitkan SPPD. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas, pada pejah mengesahkan tanggal berangkat/tiba serta bendaharawan bertanggungjawab berdasarkan peraturan-peraturan ke negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian dan kealpaan, (angka 8 lampiran Surat Kenansan tanggal 30 April 1974 No. B.296'MK/I/4/1974).
Jadwal Pemateri, Pemandu, dan Pencatat Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2010 Bau-Bau, 1 8 - 2 0 Juli 2010 Lanjutan Sidang Pleno WAKTU
NO.
MATERI
PEMATERI Bupati Buton
"Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Pemertahanan dan Pelestarian Bahasa-Bahasa Daerah di Daerah Pluralis di Buton"
Drs. Sutiman, M. Hum.
"Pelestarian dan Pemberdayaan Sastra Daerah"
3
Drs. H. Hasidin Sadik, M. Sc.
"Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Wolio"
4
Prof. Dr. Ho Young Lee
"Pengaksaraan Bahasa Cia-Cia"
5
Prof. Dr. Hamzah Machmoed
"Qua Vadis Bahasa Minoritas"
6
Barbara Friberg, M. S.iM. A.
"Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah dalam Era Globalisasi"
T. David Anderson
"Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Moronene"
1 2
07.30 - 09.00
7
09.00 - 11.00
Selasa, 20 Juli 2010
1
Prof. Dr. Mahsun
"Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Daerah"
Drs. Zalili Sailan, M. Pd.
"Perilaku Sintaksis Adjektiva Bahasa Muna Dialek Gu Mawasangka"
9
Dr. Hirobumi Sato
"Analisis Akustik Konsonan /h/ dalam Kata Terbitan Berimbuhan {-an} /-an/"
10
Dr. Inyo Yos Fernandez
"Relasi Kekerabatan Antarbahasa dalam Subkelompok Muna-ButonWakatobi, di Kepulauan Lepas Pantai Provinsi Sulawesi Tenggara: Kajian Linguistik Diakronis"
8
11.00- 12.30 11
Masao Yamaguchi
"Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Dalam Kaitannya dengan Genealogi"
12
Dr. Farid Thalib
"Penerapan kaidah Alogaritma Genetik dalam Pemulihan Bahasa Daerah dari Degradasi"
12.30 - 13.00
7/20/2010
Ishoma
PEMANDU
PENCATAT
Dr. Muh. Rasman Manaf, S. P., M. Si.
firman, A.D., S. S., M. Si.
Prof. Dr. Lukman, M.S.
Moh. Abduh, STP, M. Si.
Drs. L. M. Budi Wahidin UniawatJ, S. Pd., M. Hum. M., M. Pd.
TEMF
Aula Pala
I.idw.il l'cm.iti'll, I 'i M 1 1 , n K 111. d,m
l'i'iK .M.il
Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2010 Bau-Bau, 18 - 20 Juli 2010 Sidang Komisi 1 WAKTU
NO.
MATERI
PEMATERI
PEMANDU
13
Dr. Lalu Abdul Khalik, M.Hum.
14
Dr. M. Ikhwan Nur Said, M. "Upaya Pelestarian Bahasa Daerah di Sultra Melalui Pelestarian Kajian Asrif, S. Pd. M. Hum. Hum. Kekerabatan Antara Bangsa-Bangsa Buton, Muna, dan Tolaki"
15
Dr. Nurhayati, M. Hum.
"Jejak Melayu (Indonesia) dalam Bahasa Muna"
16
Cho Tae Yung
"Perbedaan Sistem Ejaan Latin antara Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia dalam Pengaruh Tulisan Jawi"
18
Dr. Rifai Nur, M. Hum.
"Nilai-Nilai Demokrasi dalam Sastra Wolio"
19
Siti Fatinah, S. Pd.
"Pemertahanan Bahasa Muna di Daerah Rantau Sulawesi Tengah"
20
Rosida Tiurma Manurung, M. "Peranan Sastra dalam Pemertahanan Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Hum. Pemerkukuh Identitas dan Ketahanan bangsa"
21
Selasa, 20 Juli 2009
RUANG A
Muh. Yunus
Mulawab, S. Pd.
RUANG B
Drs. Ali Arham M, M.P.
Syaifuddin, S. Pd.
RUANG C
Moh. Abduh, STP., M. Si.
Neil Amstrong, S.S., M. Hum.
RUANG D
Firman AD., S.S., M. Si.
RUANG E
"Bahasa Cia-Cia dalam Era Globalisasi"
Drs. Sahlan, M. Pd.
"Pemertahanan Bahasa Daerah dan Menggali Kearifan Lokal Melalui Pemberdayaan Bahasa dan sastra Daerah"
23
Anton Ferdinan, S. Pd.
"Pelestarian Bahasa Moronene Sebagai Kekayaan Budaya Sulawesi Tenggara"
24
Ramlah Mappau, S. S., M. Hum. "Modalitas dalam Ungkapan Tradisonal Muna: Analisis Wacana Kritis"
25
Dr. Mantasiah Rifai
"Sintaksis bahasa Kodeoha"
26
Drs. B. Trisman, M.Hum.
"Kehadiran Cerita Bergambar Bersumber dari Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara: Sebuah Harapan"
27
Uniawati, S. Pd. M. Hum.
"Larangan Inses dalam Mitos 'Koloimba': Menengok Jendela Budaya Drs. Muh. Djusni Masyarakat Tolaki"
28
Syaifuddin, S.Pd.
"Buton, Feminisme, dan Wa Ode Wulan Ratna"
22
Dr- L* Kl^pppz.
7/20/2010
TE
Rahmawaü, S.S.
La Ode Alirman, S.H.
13.00 -14.30
PENCATAT
"Melindungi Bahasa dan Identitas Lokal"
JEJAK B A H A S A M E L A Y U (INDONESIA) D A L A M BAHASA M UN A Oleh: Dr. Nurhayati, M.Hum. Dosen F a k Sastra Unhas e-mail : n u r h a y a t i s y a i r @yahoo.com
I. P E N G A N T A R Menurut John Crawfurd dalam bukunya berjudul "On The Malayan and Polinesia Languages and Races" bahwa bahasa-bahasa yang ada di Nusantara ini menunjukkan adanya keserumpunan bahasa. Kemudian istilah tersebut menjadi populer untuk menyebut keserumpunan bahasa-bahasa dari semenanjung Melayu sampai Polinesia.
Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dikatakan bahasa Muna (salah satu bahasa daerah yang ada di Sulawesi
Tenggara)
masuk
dalam
rumpun
bahasa
Austronesia
tepatnya
rumpun
Austronesia Barat Daya.
Untuk mengetahui apakah dua bahasa itu serumpun atau tidak maka dapat kita gunakan teori
linguistik
dilengkapi oleh Verner.
historis komparatif yang dikemukakan oleh Grimm
yang
Metode linguistik historis komparatif sebenarnya sudah lama
diterapkan dalam telaah kekerabatan antara bahasa-bahasa IndoEropa. Di Jerman pada abad ke-19 merupakan abad Linguistik Historis Komparatif karena didorong oleh beberapa kenyataan bahwa adanya persamaan-persamaan bahasa yang dapat dilihat dalam perbandingan bunyi dan makna. Pada abad itu pula ditemukan adanya persamaan antara bahasa Sangskrit dengan bahasa di Eropa (bahasa Yunani dan Latin).
1
Salah satu tokoh linguistik historis komparatif adalah Rasmus Rask berasal dari Denmark telah menulis bahasa-bahasa Old Norse dan Old EngUsh dalam bahasa Denmark tahun 1818. Tokoh lain
adalah Jacob Grimm yang terkenal dengan Hukum Grimm.
Hukum Grimm menyatakan bahwa dalam bahasa Latin dan Yunani terdapat kata-kata yang berbunyi p, t, k maka dalam bahasa-bahasa Germania akan berbunyi f, th, h misalnya dalam bahasa Latin kata paier (bapak) berkorespondensi dengan bahasa Jerman vater, Latin frater (saudara laki-laki) menjadi brother dalam bahasa Inggris Selanjutnya, Dalam bahasa Latin genu (lutut) menjadi knee dalam bahasa Inggris dan knie dalam bahasa Jerman. Teori Grimm ini dilengkapi oleh Kari Verner tahun 1877, misalnya dalam bahasa Indo-Eropa perubahan bunyi [s] ke [r] seperti was menjadi war dan were disebut oerubahan rotasi. Berdasarkan teori perbandingan bahasa dalam bahasa Indo-Eropa tersebut di atas dapat digunakan pula pada bahasa-bahasa Austronesia. Dalam hubungan tersebut tulisan ini akan memaparkan jejak bahasa Melayu (Indonesia) dengan bahasa Muna. Seperti kita ketahui bahwa bahasa Melayu dan bahasa Muna berasal dari rumpun Austronesia khususnya Austronesia Barat Daya (Parera, 199 L 116-121). Dalam beberapa kata dalam bahasa Melayu (Indonesia) juga terdapat dalam bahasa Muna. Misalnya kata mati (Melayu) menjadi mate (dalam bahasa Muna), kata lima (Melayu) menjadi dima (Muna), kata lidah (Melayu) menjadi lila (Muna). Kata-kata sekerabat tersebut sebagai pertanda adanya kekrabatan antara bahasa Melayu dengan bahasa Muna. Berdasarkan teori perbandingan bahasa tersebut, seberapa banyakkah jejak bahasa Melayu dalam bahasa M u n a melalui perbandingan bunyi dan makna kata dengan
2
menggunakan daftar 200 kata oleh Morris Swadess. Untuk menetukan apakah kata-kata kedua bahasa mi sekerabat, untuk membuktikannya dilakukan pengecekan pada kata-kata dalam bahasa lain yang serumpun. Setelah diketahui bahwa bahasa Melayu dan bahasa Muna serumpun, maka perlu diketahui pula kapan kedua bahasa tersebut terpisahkan dari bahasa induknya. Untuk mengetahui ini digunakan metode leksikostatistik. Jadi, yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini adalah: 1. Seberapa jauh jejak bahasa Melayu dalam bahasa Mima. 2. Kapan bahasa Melayu dan bahasa M u n a terpisah dari bahasa Induknya.
II. JEJAK B A H A S A M E L A Y U D A L A M B A H A S A M U N A 2.1 Metode Historis Komparatif Telaah kekerabatan antara bahasa dengan menggunakan metode komparatif telah banyak
dilakukan
komparatif adalah
dalam Ludwig
bahasa-bahasa Karl
Grimrn
Indo-Eropa. dalam
Salah
bukunya
seorang pakar Deushe
historis
Clrammatik
telah
membandingkan bahasa-bahasa Germania yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa IndoGermania diturunkan dari bahasa Sanskrit. Beliau mencontohkan bahwa kata vahati (bahasa Sanskrit) menjadi vehit dalam bahasa Latin. Berdasarkan telaahnya ini maka lahirlah hukum Grimm. Karakteristik bunyi setiap bahasa tentu berbeda. Meskipun
hukum Grimm ini
tidak diterapkan pada semua bahasa, akan tetapi Grimm telah meletakkan dasar untuk menganalisis kekerabatan bahasa-bahasa. Teori Grimm ini dilengkapi Kari Verner dengan
3
sistem rotasi. Misalnya, untuk bahasa Indo-Eropa perubahan bunyi [s] ke [r] dalam kata was menjadi war dan were. 2.1.1 Sistematika dan Penerapan Metode Komparatif Metode komparatif bertumpu pada korespondensi bunyi dan makna. Oleh karena itu, maka perhatian utama adalah melakukan satu sistem bandingan bunyi. Perbandingan bunyi konsonan dimulai dari bunyi yang homorgan. Palmer telah membandingkan induk bahasa Indo-Eropa memiliki seri konsonan hambatan tak bersuara /p, t, k, q/ dan w
beraspirasi /ph, th, kh, qh/ serta konsonan hambat bersura / b, d, g, g / dan beraspirasi /bh, w
dh, gh, g h/. Dalam menentukan kata sekerabat dalam bahasa-bahasa serumpun bukanlah pekerjaan ringan, sebab ada kata yang berkorespondensi tapi belum tentu diturunkan dari satu induk yang sama. Misalnya kata dua (bahasa Indonesia), kata ini mirip dengan kata duo dalam bahasa Latin, two bahasa Inggris, dva dalam bahasa Sansekerta. Tetapi setelah dikaji ternyata kata bukan dari Indo-Erapa tetapi dari kata Austronesia karena kata ini ditemukan dalam kata rua (Sikka), rwa (Kawi), rua (Makassar), da 'dua (Mandar), dua (Bugis)
dalwa (Tagalog), dan duha (Bisaya). Untuk pengecekan kata sekerabat adalah:
(1) kesesuaian dalam kaidah-kaidah sintaksis, morfologi, dan bunyi; (2) kesesuaian dalam kosakata deskriptif dan
anomatopea;
(3) kesesuaian
dalam
kosakata yang
mudah
dipinjam; (4) kesesuaian yang sering dan banyak/besar dalam format (prefiks, sufiks, kata bantu, dan korespondensi bunyi; (5) banyak kesesuaian dalam kosakata dasar dan korespondensi bunyi (Raimo dalam Parera, 1991: 99).
4
Penerapan metode komparatif untuk menentukan keserumpunan bahasa-bahasa Indo-Eropa lahirlah Hukum Grimm dan Hukum Verner. Atas dasar hukum tersebut juga diterapkan dalam menentukan keserumpunan bahasa di Asia, Samudra India dan Pasifik, Tiongkok
dan
Jepang.
Untuk
bahasa-bahasa
di
Nusantara
beberapa
pakar
telah
menggunakan metode komparatif ini dalam penelitiannya. Di antara para pakar tersebut adalah
Prof.
Comparative
J.
Gonda
Methode
op
dalam de
bukunya
Indonesche
"Opmirkingen
Talen,
Over
Voornamelijk
in
de
Toepassing
Verband Met
der Hun
,
Woordstrncluur \ Dalam bukunya Gonda memberikan catatan tentang penerapan metode komparatif dalam bahasa-bahasa nusantara. Salah seorang pelopor telaah bandingan historis bahasa-bahasa Austronesia adalah Herman Neobronner van der Tuuk (19821894). Beliau benar-benar tokoh linguistik komparatif dalam bahasa-bahasa Austronesia dengan menekuni bahasa Batak. Beberapa karya beliau adalah K a m u s Tata Bahasa BatakToba, Batak Dairi, Batak Angkola Mandailing. Karya terakhirnya adalah Kamus KawiBali-Jerman. Untuk metode historis komparatif, beliau dikenal dengan Hukum van der Tuuk I RGH, Hukum van der Tuuk II R L D diperluas, R D G H dan R D G L . Tokoh lam adalah Prof. Dr. H. Kera (1833-1917) dengan bukunya berjudul "Taalkundige Intinya
buku
Gegevens ini
ler
melihat
Bepahng
van
Stamland der Maleisch-Polynesische
Volken".
negeri
asal
bahasa-bahasa
dengan
Melayu-Polinesia
menggunakan 30 daftar kosakata Kern. Dr. Renward Brandstetter (1860-1942) menulis buku "Wurzel und Word ini den indonesischen Sprachen". Tujuan utama buku ini ditulis untuk mengungkap akar kata dan kata dalam bahasa-bahasa Indonesia. Dalam penelitiannya ia menemukan akar kata "lif
5
untuk kata belit, sulit, kulit, lilit dan akar kata "'suk untuk kata tusuk, masuk, rasuk, pasok, dan susuk. Beliau menyimpulkan bahwa struktur akar kata bahasa Indonesia bersuku satu dengan pola KV dan KVK.
2.3 Jejak Bahasa Melayu dalam Bahasa Muna 2.3.1
Perubahan Bunyi
2.3.1.1 Perubahan Bunyi Vokal B. Melayu
B. Muna
baru
[a]
buou
M
basah
[a]
bekhe
[e]
gali
[a]
seli
[e]
ular
[a]
ule
[e]
takut
[a]
tei
[e]
benar
[e]
banakha
[a]
besar
[e]
bala
[a]
benih
W
wine
[e]
hati
K
ate
[e]
lidah
[']
Jela
[e]
air
[i]
oe
[e]
mati
[']
m ate
[e]
pikir
[i]
fekikhi
[e]
pohon
[0]
puu
M
6
Dari data di atas terlihat bahwa bunyi [a] berrubah menjadi bunyi [ o ] , [u], dan [ej baru menjadi buou, basah menjadi hekhe, gali menjadi seti, ular menjadi ule, takut menjadi takut menjadi tei. Bunyi [e] menjadi [a] pada kata benar menjadi banakha, kata besar menajadi bala, kata pikir menjadi jikikhe. Bunyi [i] menjadi [e] pada kata benih menjadi wine, kata nati menajadi ate, kata lidah menjadi lela, kata air menjadi oe, dan kata mati menjadi mate, bunyi [o] menjadi [u] pada kata pohon menjadi puu. Untuk perubahan bunyi vokal dari bahasa Melayu dengan bahasa Muna tersebut apakah benar-benar kata yang sekerabat. Untuk pembuktian ini akan dibandingkan dengan kata bahasa daerah lainnya yang masuk dalam rumpun Austronesia Barat Daya. Misalnya kata baru (Melayu), buou (Muna), beru (Makassar), baru (Mandar, Bugis). Kata basah (Melayu), bekhe (Muna), base (Mandar), basa (Makassar). Kata ular (Melayu), ule (Muna), vla (Bugis), ulara (Makassar), ulo (Mandar). Kata benih (Melayu), bine (Bugis, Makassar), banne (Mandar), kata hati (Melayu), ate (Muna), ati (Bugis), ate (Mandar). Kata air (Melayu), oe (Muna), we (Bugis), wai (mandar).Kata mate (Melayu), mate (Muna), mate (Bugis, Makassar, Mandar). Kata pikir (Melayu), fekikhi (Muna), pikkir (Mandar), pikkin (Bugis, Makassar), dan kata pohon (Melayu), puu (Muna), ponna (Mandar), pong (Bugis). Dari hasil perbandingan perubahan bunyi vokal pada kata Melayu dan M u n a di atas
menunjukkan bahwa kata-kata
dengan perubahan vokal tersebut adalah
kata
sekerabat.
7
2.3.1.2 Perubahan Konsonan Bhs. M e l a y u
Bhs. M u n a
buah
[b]
vvuah
[w]
buluh
[b]
wulu
[w]
debu
[b]
ngawu
[w]
lebar
[b]
ewa
[w]
kabut
[b]
pakakhawu
[w]
balik
[b]
doli
[d]
belah
[b]
kela
M
busuk
[s]
bukhu
[kh]
besar
[s]
bala
[1]
api
[p]
lfi
M
tipis
[Pl
nifis
[f)
dimana
[d]
namai
[n]
di situ
[d]
naicu
[n]
di sini
[d]
naini
M
dorong
[d]
sokho
[s] [kh]
M kering
H
kele
[1]
dua
[d]
khuwa
[kh]
lidah
[d]
lelah
[1]
langit
tol
lani
M
lima
[1]
dima
[dj
tua
[t]
cua
[c]
gali
[g]
seli
[s]
Data di atas ditunjukkan bahwa bunyi [b] berubah menjadi t .. Pada kata buah dalam bahasa Melayu menjadi wuah dalam bahasa M..: wuluh, debu menjadi ngawu, lebar menjadi ewa, kabut pakakhawu. Bun pada kata apimenjadi ifi, tipis menjadi nifts. Bunyi [d]
menjadi
[n].
[<"
u
JB
pada kata di situ menjadi naicu, di sini menjadi naini dan kata sorong m e a a c dua menjadi khuwa, lidah menjadi lelah. Bunyi [n] menjadi [n] kata bunyi [1] menjadi [d] kata lima menjadi dima, bunyi [t] menjadi [c] kata
-reaMfc
bunyi [g] menjadi [s]. Seperti halnya perubahan bunyi vokal di atas, perubahan koni atas apa juga merupakan kata kerabat. Untuk pembuktiannya akan duiii Bugis, Makassar, dan Mandar. Kata buah (Melayu), wuah (Munai.
^aa»
Mandar). Kata buluh (Melayu), bulu (Mandar, Bugis, dan Makassar). ka:_ ngawu (Muna), dabbu (Mandar), awu (Bugis), kata lebar (Melayu), e-wa (Bugis), luara (Makassar), kata kabut (Melayu), pakakhawu (Muna). Kata belah (Melayu), kela (Muna), halia (Mandar), kata busuk (Mela> u i. fm^^H Ao««o(Makassar), kebbong (Bugis), bosi (Mandar), kata tipis (Melayu >. (Bugis), nipis (Mandar), tipisi (Makassar), kata di mana (Melayu), nam (mandar), kata dorong (Melayu), sorong (Mima),
sorong (Bugis, Marcar .
(Makssar). Kata dua (Melayu), khuwa (Muna), dua (Bugis, Makassar, Mandar), kata langit (Melayu), iani (Muna), langi' (Mandar, Bugis, Makssar), kata lima (Melayu), dima (Muna), kata tua (Melayu), cua (Muna), toa (Bugis dan Makassar), kata gali (Melayu), sel i (Muna), kali (Mandar), kae (Bugis). Perubahan konsonan
kata Melayu dan Muna kemudian dibandingkan tiga bahasa
senunpun, dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu dan Muna sekerabat.
2.3.1.4 Perubahan Konsonan ke Vokal baru
[r]
buou
[o]
berat
[r]
bie
[e]
Perubahan konsonan [r] ke vokal [o] pada kata baru dan buou dan perubahan konsonan [r] ke vokal [e] pada kata berat dan bie. Kata baru (Melayu), buou (Muna), haru (Bugis dan Mandar), beru (Makassar), kata berat (Melayu), bie (Muna), bekkel (Mandar). Untuk pembahan konsonan ke vokal seperti dua contoh di atas, maka dapat dikatakan bahasa Melayu dan Muna sekerabat.
2.3.2 Penambahan Bunyi/Suku Kata 2.3.2.1 Penambahan Bunyi/Suku Kata di Awal Kata Bahasa Melayu
Bahasa Muna
abu
ngawu
[n.]
akar
pakhaha
/pa/
kabut
pakhakhawu
/pakha/
10
kuning
kangkhuni
/kang/
putih
kapute
/ka/
isap
soso
[s]
telur
unteli
/un<'
3
Penambahan bunyi [g], [s] dan penambahan suku kata /pa/, /pakha/, /kang/, /ka/, un/ pada kata-kata yang dicontohkan di atas sekerabat dengan membandingkan dengan kata serumpun lainnya. Kata abu (Melayu), ngawu (Muna), abu (Mandar, Makasar), awai (Bugis), kata akar (Melayu), wake (Mandar), akara (Makassar), kiming (Melayu), kangkhuni (Muna), unyi' (Bugis), kums (Mandar), kunyi (Makassar), kata putih (Melayu), kapute (Muna), pute (Bugis, Mandar), kata isap (Melayu), soso (Muna), sussur (Mandar), kata telur (Melayu), unteli (Muna), tello (Bugis), tallo (Mandar).
2.3.2.2 Penambahan Bunyi Konsonan di Tengah Kata Bahasa Melayu
Bahasa Muna
kuku
konisi
Ioni
Untuk penambahan bunyi/suku kata di tengah hanya di temukan satu kata yaitu pada kata kuku (Melayu), konisi (Muna), kanuku (Bugis, Makassar, Mandar). Dengan demikian kata ini dinyatakan sekerabat.
2.3.2.3 Penambahan Bunyi Konsonan/Suku Kata di Akhir Kata Bahasa Melayu
Bahasa Muna
benar
banakha
/kha/
11
pikir
fekikhi
/khi/
Hanya ada dua kata yang ditemukan untuk penambahan bunyi/suku kata di tengah yaitu kata benar (Melayu), banakha (Muna), kata pikir (Melayu), fikikhi (Muna), pikkir (Mandar, Bugis), pikkiri (Makassar). Dengan demikian dua kata ini sekerabat.
2.4.1
Penghilangan Bunyi
2.4.1.1 Konsonan di Awal Kata hati
ate
[h]
kutu
ucu
[k]
lebar
ewa
[1]
sempit
impi
[s]
hijau
idho
[h]
^
Penghilangan bunyi di awal kata pada contoh di atas dapat disimpulkan bahwa kedua bahasa tersebut sekerabat. Untuk kata hati (Melayu), ate (Muna), ate (Mandar), ati (Makassar dan Bugis). Kata kutu (Melayu), ucu (Muna), utu (Bugis), kutu (Mandar dan Makassar), kata sempit (Melayu), impi (Muna), nipi (Bugis), nipis (Mandar), tipisi (Makassar), kata hijau (Malayu), idho (Muna),
2.4.1.2 Penghilangan Bunyi di Tengah Kata di situ
naicu
[s]
di sini
naini
[s]
Pohon
puu
[h]
12
Tiga
contoh
kata
di
atas
terdapat
penghilangan
bunyi
di
tengah
kata
memperlihatkan kekerabatan dua bahasa yakni bahasa Melayu dan Muna. Kata di situ (Melayu), naicu (Muna), kutu (Bugis), dittu (Mandar), kata di sini (Melayu), naini (Muna), dinne (Mandar), okkohe (Bugis), kata pohon (Melayu), pun (Muna), ponna (Mandar).
2.4.1.3 PenghUangan Bunyi di Akhir Kata balik
doli
M
busuk
bukhu
M
benih
weni
H
buah
wua
buluh
wulu
M
lidah
lila
M
putih
kapute
N
dorong
sokho
M
gunung
gunu
tol
kuning
kangkuni
toJ
potong
dodo
tahun
tau
[n]
kulit
kuli
W
sempit
impi
W
berat
bie
M
13
Ada
telur
unteli
ular
ula
lebar
ewa
isap
soso
19 kata bahasa Melayu,
dalam
fr]
[p]
bahasa M u ñ a hilang di
akhir kata.
Penghilangan konsonan [k] dalam kata balik (Melayu) menjadi dolí (Muna), bale' (Bugis, Makassar,
Mandar),
kata
busuk
(Melayu),
bukhu
(Muna),
bosi
(Mandar),
botto
(Makassar). Penghilangan bunyi [h] pada kata benih (Melayu), weni (Muna), bine (Bugis), banni (Mandar), kata buah (Melayu), wua (Muna), bua (Mandar dan Bugis), kata putih (Melayu), pule (Makassar, Bugis, Mandar). Penghilangan bunyi [n] pada kata sorong (Melayu), sokho (Muna), sorong (Makassar, Bugis, Mandar), kata gunung (Melayu), gunu (Muna), bulu (Bugis), kata potong (Melayu), dodo (Muna), polong (Makassar, Bugis, Mandar).
Penghilangan bunyi [n] pada kata tahun (Melayu ), tau (Muna), taung
(Makassar, Bugis, mandar). Pengilangan bunyi {t} pada kata kulit
(Melayu), kulu
(Muna), uli' (Bugis). Penghilngan bunyi ¡r] pada kata berat (Melayu), bie (Muna), bea (Mandar), batíala' (Makassar), kata telur (Melayu) unteli (Muna), tallo (Mandar), tello (Bugis), kata ular (Melayu), ula (Muna), ulara (Makassar), ula (Bugis), ulo (Mandar), kata lebar (Melayu), ewa (Muna), lebba (Bugis), bang (Mandar). Penghilangan bunyi [p] pada kata isap (Melayu) menjadi soso (Mima). Adanya penghilangan konsonan di akhir kata dalam bahasa Muna dengan pengecekan beberapa kata serumpun maka dapat disimpulkan kata-kata kedua bahasa itu serumpun.
14
2.5
Tahun Pisah Bahasa Melayu (Indonesia) dan Bahasa Muna dari Bahasa Induk Dari 200 kosakata bahasa Melayu (Indonesia) dibandingkan dengan 200 kosakata
bahasa Muna ditemukan 52 kata kerabat. Dengan demikian persentase kekerabatan kedua bahasa tersebut adalah 26 %. Berdasarkan persentasi tersebut dapat dihitung tahun pisah antara bahasa Melayu (Indonesia) dengan bahasa Muna dari bahasa induknya adalah: log 2 6 % t
= 2 (log 81%) - 0,585
-0,183 = Tahun pisah adalah:
3,197
2010 - 3197 = - 1187 M atau 1187 SM
Jadi bahasa Muna terpisah dengan bahasa Melayu (Indonesia) diperkirakan berpisah dengan induknya pada tahun 1187 SM
111. KESIMPULAN Adanya korespondensi bunyi yang terlihat dalam perubahan bunyi, penambahan bunyi, dan penghilangan bunyi dengan makna yang sama terdapat 52 kata yang sekerabat. Setelah melaui pengecekan pada bahasa Makassar, Bugis, dan Mandar dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu dan bahasa Muna sekerabat dengan persentase kekerabatan 26%. Berdasarkan rumus leksikostatistik diperoleh tahun pisah bahasa Melayu dan bahasa Muna dari bahasa induknya adalah 1187 SM.
15
DAFTAR PUSTAKA
Collins, James. 1981. Pertumbuhan Linguistik di Indonesia Timur: Bahasa Melayu dan Bahasa Asilulu di Pulau Ambon. Kuala Lumpur: D e w a n Bahasa.
Collins, James. 2008. "Sejarah, Diversitas, dan Kompleksitas bahasa Melayu di Indonesia Timur, Pusat Studi Melayu Unhas.
Keraf, Gorys.
1990. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta, Gramedia.
Muthalib, Abdul. 1986. Sistem Perulangan Bahasa Mandar. Makassar. Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, Sulawesi Selatan. Nurhayati, 1985. "Sistem Perulangan dalam Bahasa Mandar". Skripsi Fakultas Sastra Unhas
Parera, Jos
Daniel.
1991.
Kajian Lingusitik Umum Historis Struktural. Jakarta, Erlangga.
Komparatif dan
Tipologi
16
LAMPIRAN D A F T A R 200 KATA M O R R I S S W A D E S I ! Bahasa Melayu
Bahasa
(Indonesia)
Muna
Kekerabatan
1.
abu
Ngawu
+
2.
air
Oe
+
3.
akar
Pakhakha
+
4.
aku
Indi
5.
alir
6.
anak
Ana
+
7.
anjing
Dau
-
8.
angin
Kawea
-
9.
apa
Aeno
-
10.
api
Ifi
+
11.
apung
lanto
12.
asap
Ngawu
13.
awan
Olu
-
14.
bagaimana
Nengkeae
-
15.
baik
Netea
_
16.
balik
Doli
+
17.
banyak
Noanda
-
18.
bapak
Wa umu
19.
baring
Ndok
-
20.
baru
Buou
+
21.
basah
Bekhe
+
22.
batu
Koncu
23.
beberapa
Seae
-
24.
belah
Kela
+
25.
benar
Banakha
+
26.
benih
Wine
+
27.
bengkak
Weo
28.
berenang
Leni
29.
berjalan
Kala
30.
berat
Bie
+
31.
beri
Waane
+
32.
besar
Bala
+
+