59
INSTRUMEN PENELITIAN DAN URGENSINYA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF Oleh : Hamni Fadlilah Nasution, M.Pd Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan Email :
[email protected] atau
[email protected] Abstract Allah gave every people the ability to think. The ability to think used to be able to find the best for as the solution of the problems of life is experienced, the solution is often called the study results. From use the provision of procedures carried out in accordance with the steps of scientific thinking. Data are urgent matters in the research. Data is the lifeblood of research. One way to obtain research data is to provide instruments that correspond to the variables to be studied. Instrument can be given a test and non test. Instruments in the study must meet the criteria of reliability. The goal for the instrument given to the respondents is the right instrument to measure the variables of research based on the indicators of the instrument.
PENDAHULUAN Manusia dianugerahi Allah dengan Akal. Kemampuan manusia untuk mendayagunakan akal dalam memahami masalah yang dihadapi merupakan fondasi yang memberikan peluang bagi manusia untuk berpikir. Kemampuan berpikir manusia akan memberikan perubahan kepada pribadinya sebagai efek dari aktivitas berpikir. Itulah sebabnya berpikir merupakan kunci dasar yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Berpikir memberi manusia peluang untuk memperoleh pengetahuan. Saat Nabi Adam (manusia pertama) diajarkan nama-nama menunjukkan manusia adalah makhluk yang bisa menggunakan pikirnya dalam menjalani kehidupan di muka bumi. Perlu kita ingat bahwa Ayat pertama yang turun dari Al-Quran.
60
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,” (QS Al-A’laq 1) Membaca dalam hal ini bukan diartikan sebagai kegiatan hanya melafadzkan huruf atau kata demi kata. Arti membaca adalah bagaimana kita sebagai hamba Allah memahami kandungan-kandunga yang tertulis dalam Al-quran baik yang tersurat maupun yang tersirat. Apa-apa yang tertulis di dalam Al Qur’an tak semuanya digambarkan secara jelas. Banyak yang hanya digambarkan secara garis besar di permukaan saja. Allah menciptakan manusia beserta akal pikirannya tidak untuk disia-siakan, namun semua itu ada fungsinya. Suatu karunia yang membuat manusia lebih sempurna dan tinggi derajatnya dibandingkan makhluk-makhluk lain. Sangatlah tidak bermanfaat ketika semua hal itu tak disyukuri. Surah pertama yang terima nabi Muhammad SAW diawali juga dengan kata iqra (bacalah). Hal ini menunjukkan dorong Allah kepada umat mnusia untuk memiliki pengetahuan atau berilmu. Dengan kata lain dari hal yang tidak tahu menjadi tahu tentang apa yang harus diperbuatnya. Berpikir dengan menggunakan kemampuan akal adalah kekuatan alami yang dimiliki setiap manusia. Agar manusia berpikir memegang kedudukan yang tinggi., karena Allah menyeru hambanya agar mau berpikir. Berikut ini ayat Al-qur’an yang menyerukan berfikir dan penggunaan akal sebagai kekuatan alami yang dimiliki manusia.
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintangbintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahaminya(menggunakan akal)." (QS.An-Nahl:12) Berdasarkan ciri proses berpikir pengetahuan dibedakan menjadi tiga yaitu : 1), Berfikir biasa dan sederhana menghasilkan pengetahuan biasa (pengetahuan eksistensial), 2) pengetahuan ilmiah sering disebut ilmu merupakanb berfikir sistematis
61
faktual tentang objek tertentu dan 3) berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan filosofis (filsafat) 1 Pengetahuan yang dimiliki manusia semakin berkembang pesat. Tanpa kita sadari kemajuan kehidupan yang kita alami sekarang ini merupakan buah penelitian yang telah dilakukan orang-orang terdahulu. Penelitian berperan penting demi semakin baiknya kehidupan manusia.
Penelitian merupakan kegiatan yang memiliki tujuan
untuk memberikan informasi atau data yang diberikan. Dengan penelitian akan ditemukan inovasi yang bersifat ilmiah dengan kebenaran yang dapat diuji. Menurut Dewey proses berpikir manusia mempunyai urutan sebagai berikut. 1. Adanya rasa sulit. 2. Rasa sulit itu didefenisikan dalam bentuk permalasahan. 3. Timbul kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, atau jawaban sementara. 4. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data). 5. Menguatkan pembuktian dan menyimpulkannya melalui keteranganketerangan ataupun percobaan-percobaan.2 Berawal dari kondisi yang dihadapi oleh seseorang yang akan menimbulkan rasa sulit yang dihadapi didefenisikan sebagai masalah. Masalah yang timbul harus ditemukan solusi yang tepat. Ide-ide yang muncul sebagai solusi. Namun ide-ide tersebut harus rasional dengan memberikan bukti-bukti yang nyata. Untuk memberikan keterangan-keterangan yang menguatkan solusi yang diberikan dilakukan dengan menarik kesimpulan dari bukti-bukti yang dikemukakan. Kemampuan berpikir yang dimiliki mewujudkan keingintahuan yang tinggi tentang hal yang belum diketahui sehingga perlu melakukan penelitian. Rasa ingin tahu merupakan salah satu alasan perlu melakukan penelitian. Penelitian menjadi wahana pencarian suatu kebanaran tentang hal yang ingin diketahui. Melalui sebuah penelitian, kita dapat menemukan solusi bagi masalah yang dihadapi. Kegiatan penelitian juga akan meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Suatu organisasi dapat merencanakan rencana apa yang harus dilakukan dalam mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melalui penelitian dan penyelidikan mengenai berbagai macam kegiatan dalam organisasi. Bagaimana kondisi organisasi dibandingkan dengan organisasi lain dengan analisis segi
62
kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman-ancaman yang dihadapi. Sesuai dengan SWOT (Strengths, Weaknes, Opportunities, Threats) yang melihat dari segi kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang, serta ancaman-ancaman yang ada. Sedangkan untuk insan akademisi, penelitai merupakan satu dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Setiap dosen dibebankan tugas untuk mengembangkan kemampuan meneliti dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang baik. Seorang dosen harus memenuhi syarat kemampuan pedagogic, profesional, kepribadian dan sosial3. Dengan memenuhi syarat tersebut seorang dosen ada upaya untuk meningkatkan penelitian melalui berbagai kegiatan seperti workshop dan training. Membuat penelitian yang hasila akhirnya adalah sebuah skripsi merupakan tugas akhir mahasiswa Strata Satu (S-1). Berbagai penelitian dilakukan untuk melengkapi kajian dalam skripsinya. Hasil-hasil penelitian akan lebih akurat dengan membubuhi beragam landasan teori yang digali dari kajian pustaka yang beraneka ragam dan dari berbagai aspek sudut pandang. Namun kemampuan menulis berperan penting bagi mahasiswa. Semua data yang berhasil diperoleh tidak akan berkualitas tinggi tanpa struktur penulisan yang baik dan benar. Untuk menganalisis bukti-bukti yang ada dilakukan penelitian. Penelitian tidak akan bisa dilaksanakan tanpa adanya bukti-bukti yang mendukung. Bukti-bukti ini selanjutnya disebut dengan data. Data merupakan urat nadi dari sebuah penelitian.
PEMBAHASAN A. Pengertian Data Penelitian Data memegang peran yang urgen dalam sebuah penelitian. Sebelum melakukan penelitian, penelitian harus mempertimbangkan jenis data yang digunakan. Data dapat berupa angka atau fakta yang ditemukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi yang menyatakan “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”.4 Data yang ditemukan akan menggambarkan keadaan dari objek penelitian yang kita teliti. Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.5 Data juga merupakan bahan mentah yang masih perlu diolah untuk menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.6 Sehingga jika data yang dibutuhkan tidak lengkap maka penelitian
63
tidak dapat dilaksanakan. Sebagai komponen utama dalam sebuah penelitian data yang dipakai harus merupakan data yang benar. Data yang salah tentu akan menghasilkan informasi yang salah. Untuk menghasilkan data yang benar ada lima syarat yang baik yaitu Objektif, Representatif, Sampling error yang kecil, tepat waktu dan relevan. 7 Data yang objektif adalah data memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaannya. Data tidak dimanipulasi oleh pihak lain maupun pihak peneliti. Dalam meneliti tidak semua data yang ada diambil sebagai data penelitian, namun hanya beberapa data yang diambil tergantung keinginan peneliti. Tapi perlu diingat data yang diambil harus tetap mewakili keadaan data secara keseluruhan dan memiliki tingkat kesalahan yang kecil. Jika data yang diambil digunakan untuk pengendalian atau memforcasting suatu keadaan maka data yang digunakan harus tepat waktu (sesuai dengan waktu yang ditentukan). Data dikumpulkan harus sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Data menurut cara memperolehnya dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.8 Data yang diperoleh langsung dari objeknya yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti disebut data primer. Dalam data primer ada hak sepenuh peneliti untuk menentukan data yang diinginkan sesuai dengan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian denga tidak bertentangan dengan teori yang telah ada. Dalam kaitannya dalam pengumpulan data, seorang peneliti haruslah membuat dan atau memiliki instrumen penelitian yang berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data. Tanpa instrumen penelitian, peneliti dianggap gagal dalam penelitian ilmiah.
B. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian dan Langkah Penyusunannya Instrumen tidak selalu harus ada dalam semua penelitian. Namun satu hal yang harus diketahui bahwa instrumen adalah urat nadi dari sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa “Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang terpenting dan strategis kedudukannya di dalam keseluruhan kegiatan penelitian. Instrumen penelitian tergantung jenis data yang diperlukan dan sesuai dengan masalah penelitian. Keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
64
Insturmen hanya merupakan alat yang akan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang akurat. Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di permudah olehnya.9 Sejalan dengan Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut
psikologis.10 Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya
digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. 11 Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Jadi instrumen menjadi alat bantu yang disusun untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dengan menggabungkan aspek kognitif dengan item butir pertanyaan sebagai perangsang. Selain itu instrumen merupakan alat ukur. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.12 Instrumen sebagai alat ukur harus tetap memberikan data yang baik sehingga harus mengukur variabel secara objektif. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian berperan penting dalam memperoleh data. Sehingga instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dan mengukur informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. Sebagai alat bantu dalam pengumpulan data penelitian, mutu instrumen sangat menentukan mutu data yang dikumpulkan. Dalam menyusun instrumen penelitian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain masalah dan variabel yang diteliti, sumber data, keterangan dalam instrumen,
65
jenis data, mudah dan praktis. Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk menghasilkan data yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian yaitu 1) masalah penelitian harus jelas dan spesifik, 2) sumber data atau informasi harus diketahui dengan jelas, 3) instrumen harus memiliki tingkat objektifitas dan kesahihan yang baik, 4) jenis data harus jelas dan instrumen harus mudah digunakan. 1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik, sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrumen yang diperlukan. Dari indikator variabel penelitian, peneliti membuat butir pertanyaan. Melalui respon yang diberikan responden terhadap butir pertanyaan, peneliti dapat mendeskripsikan argumen-argumen pendukung terhadap solusi yang akan diberikan. 2. Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan sistematika item dalam instrumen penelitian. Instrumen penelitian akan diberikan kepada respon. Kondisi, keadaaan dan jumlah responden yang menjadi sumber data harus diketahui dengan jelas. Tujuannya untuk memperoleh respon yang akurat. 3. Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajekan, kesahihan, maupun objektivitasnya. Untuk itu sebelum instrumen diberikan kepada responden, tingkat kesahihah dan kevalidan instrumen harus ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan tingkat kevalidan dan kesahihan terlebih dahulu instrumen disebarkan kepada anggota populasi yang bukan sampel penelitian. 4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah penelitian. Jenis data menentukan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh. 5. Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan. Untuk memperoleh instrumen yang tepat maka peneliti harus menyusun instrumen dengan baik. Peneliti harus mengikuti langkah-langkah menyusun instrumen penelitian. ada enam langkah-langkah untuk menyusun instrumen penelitian, yaitu : 1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi 3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
66
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen 5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen 6. Petunjuk pengisian instrumen.13 Peneliti Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti. Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel. Sub variabel disebut juga dengan aspek dimensi. Kemudian mengembangkan dimensi menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal sebelum instrumen itu dikembangkan. Indikator-indikator tersebut menjadi dasar peneliti untuk menentukan jenis instrumen. Dalam menetapkan jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau mungkin memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Kisi-kisi instrumen atau layout instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator dari setiap variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi kerja atau kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya. Langkah selanjutnya berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan digunakan. Instrumen harus dilengkapi dengan petunjuk soal yang jelas, sehingga tidak membingungkan responden dalam memberi respon. Instrumen yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh validator terlebih dahulu sebelum di ujicoba kepada populasi lain yang bukan sampel penelitian. validasi oleh validator bertujuan agar instrumen yang diberikan sesuai dengan indikator variabel secara konten. Kemudian uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah mendapat masukkan dari subjek uji coba. berikut ini akan dibahas tentang instrumen penelitian untuk penelitian kuantitatif
C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif
67
Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri sedangkan untuk penelitian kuantitatif instrumen dibuat peneliti dan menjadi perangkat bebas yang dapat dibuat oleh peneliti dengan hak sepenuhnya. Berikut ini adalah tabel keterkaiatan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data No
Jenis Metode
1
Angket (questionnaire)
Jenis Instrumen a. Angket (questionnaire) b. Daftar cocok (cheklist) c. Skala (scala) d. Inventori (inventory)
2
Wawancara (interview)
a. Pedoman wawancara (interview guide) b. Daftar cocok (cheklist)
3
Pengamatan/observasi
a. Lembar pengamatan
(observation)
b. Panduan pengamatan c. Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule) d. Daftar cocok (cheklist)
4
Ujian atau tes (test)
a. Soal ujian (soal tes atau tes ) b. Inventori (inventory)
5
Dokumentasi
a. Daftar cocok (cheklist) b. Tabel
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. 1. Instrumen Tes Beberapa penelitian menggunakan instrument tes untuk memperoleh data. Tes merupakan sekumpulan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.14 Ada bermacam-macam instrument tes yang dapat digunakan oleh penelitian diantara tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes minat dan tes prestasi.
68
Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus,dll. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat bakat seseorang. Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. Sering disebut dengan istilah tes IQ. Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Misalnya pencapaian karyawan terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. 2. Instrumen Nontest Yang termasuk instrument nontes adalah sebagai berikut : a. Angket atau kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipandang dari bentuknya maka ada 4: a) Kuesioner pilihan ganda b) Kuesioner isian c) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check(√) d) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat setuju. Kuesioner mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Adapun keuntungan penggunaan kuesioner dalam penelitian adalah sebagai berikut : a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. Pemberian instrument dapat diwakilkan kepada orang lain untuk menemui responden. b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. Pelaksanaan perolehan data dapat dilakukan secara bersama-sama. c) Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden. Karena responden cukup memberikan ceklist pada tempat yang disediakan. Disamping keuntungan, kuesioner juga mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan dari instrument yang berbentuk kuesioner adalah:
69
a) Seringkali sukar dicari validitasnya. Padahal instrument yang diberikan harus memenuhi syarat validitas. b) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. c) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.[3]
b. Interview Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioer lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Peneliti sebagai pewawancara, sedangkan narasumber selaku responden menjadi terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas : a) Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Pewawancara harus benar-benar menguasai situasi untuk dapat memperoleh informasi yang diinginkan. Peneliti sebagai pewawancara harus benar-benar paham dan pandai membawa diri agar suasana wawancara terasa nyaman. b) Interview terpimpin di mana pewawancara deng membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Jika peneliti bukan pewawancara yang hebat. Jangan menggunakan cara ini. Karena akan terkesan monoton dan kaku. Sehingga responden tidak merasa nyaman. c) Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin. Teknik interview memiliki kelebihan sebagai bentuk instrument penelitian. Adapaun keunggulan teknik interview adalah: a) Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon atau jawaban yang relatif tinggi dari responden b) Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan
70
c) Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview d) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun observasi.
c. Observasi Observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara. Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu: a) Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tiak menggunakan instrumen pengamatan. b) Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman ebagai instrumen pengamatan. Sedangkan observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu: a) Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel. Misalnya peneliti ingin meneliti tentang efektivitas kegiatan apel pagi karyawan. Peneliti melakukan pengamatan setiapa dilaksanakannya apel. Peneliti mencatat kejadian yang muncul dalam kegiatan apel. Bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Kegiatan yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran. b) Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktivan atau partisipasi murid dalam proes belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-kejadian yang masuk ke dalam kategori keaktifan atau partisipasi murid misalnya : karyawan berbicara dengan rekan saat melakukan apel berlangsung, karyawan terlambat mengikuti apel, karyawan tidak memenuhi kelengkapan apel, dan sebagainya.
71
Selain itu, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung. b) Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan. c) Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat melakukan pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden.15
d. Dokumentasi Peneliti selaku individu yang memperhatikan objek yang akan diteliti dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan : a) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. b) Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.16
D. Prosedur Pengadaan Instrumen Penelitian Jika instrument yang sesuai dengan variable yang akan diukur telah tersedia instrument yang terstandar. Peneliti diperkenankan untuk menggunakannya dalam pengumpulan data penelitian. Beberapa instrumen yang sudah distandardisasikan antara
72
lain : tes intelegensi, tes minat, tes kemampuan dasar, tes kepribadian, dan beberapa tes prestasi belajar. Untuk memperoleh instrument yang baik, harus mengikuti prosedur pengadaan instrument. Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah: 1. Perencanaan meliputi peneliti merumuskan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel menjadi dimensi atau indicator variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi. Tabel spesifikasi biasanya dibuat di Bab III dari penelitian. 2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara. Peneliti menuliskan butir soal yang sesuai dengan indicator-indikator butir soal yang telah ditetapkan. 3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan kelengkapan lain untuk kesempurnaan instumen yang akan dipakai 4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar. Uji coba dilakukan berada pada ranah populasi penelitian tetapi bukan anggota sampel penelitian. 5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan sarasaran. 6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba. Sehingga diperoleh instrument yang valid dan reliable. Instrumen yang valid dan reliable tersebut yang akan disebarkan kepada responden. Uji coba untuk tujuan manajerial dan substansial yaitu uji coba untuk mengetahui bagaimana mengatur atau mempersiapkan hal-hal yang mempermudah instumen menjadi efektif dan praktis. Selain itu agar content dari instrument dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Uji coba untuk tujuan pertama ini lebih menitikberatkan pada segi teknis. Peneliti menyebutkan tujuan uji coba adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti. 2. Untuk mengetahui teknik paling efektif 3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket. Sehingga responden tidak merasa terlalu lama atau terlalu cepat.
73
4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan agar responden tidak bingung ketika memberikan respon terhadap istrumen yang disebarkan. 5. Uji coba untuk tujuan keandalan instrumen. Uji coba di lapangan akan menghasilkan instrument yang valid dan reliable. Sehingga ketika berada di lapangan ketika penelitian berlangsung adalah instrument yang telah memenuhi syarat keandalan instrument.
SIMPULAN Data merupakan urat nadi sebuah penelitian. Salah satu cara untuk memperoleh data adalah melalui instrument yang diberikan kepada responden. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrument yang baik. Salah tunya adalah Enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, berikut : 1) Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2) Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi, 3) Mencari indikator dari setiap dimensi, 4) Mendeskripsikan kisi-kisi instrument, 5) Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrument, 6) Petunjuk pengisian instrumen. Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu. Untuk memperoleh instrument yang valid dan reliable adalah dengan melakukan ujicoba di lapangan sebelum menyebarkan instrument kepada responden. Endnotes:
1
https://uharsputra.wordpress.com Manusia, Berpikir, dan Pengetahuan 09 maret
2015 pukul 23.25 2
Nazir. Metode Penelitian. 2005 Ghalia Indoensia: Jakarta hlm. 10.
74
3
http://www.stiki.ac.id. STIKI (sekolah Tinggi Ilmu indopermasi dan Komputer
Indonesia. Pentingnya penelitian bagi Dosen dan Mahasiswa 4
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Rineka
cipta Jakarta 2006 hlm 118 5
J.Supranto.Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1.2008. Erlangga. Jakarta hlm 2
6
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, 2010, hlm
7
Ibid. Hlm 8
8
Ibid hlm11
9
Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
5.
10
Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo
Persada 11 12
Ibid., Ibnu
Hadjar.Dasar-dasar
Metodologi
Penelitian
Kwantitatif
dalam
Pendidikan. 1996Jakarta: RajaGrafindo Persada 13
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Hlm 79 14
Suharsimi arikunto.2002. Prosedur Penelitian,Jakarta : PT Rineka Cipta.hlm
15
Ibid., hlm 101.
16
Ibid., hlm 136.
129.
DAFTAR PUSTAKA J.Supranto. .2008. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1 Jakarta : Erlangga. Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. M. Burhan Bungin. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, ekonomi, dan kebij akan p ublik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media. Nazir. Metode Penelitian. 2005. Jakarta:Ghalia Indoensia Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Jakarta :Alfabeta
75
Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik rineka cipta Jakarta Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. https://uharsputra.wordpress.com Manusia, Berpikir, dan Pengetahuan 09 maret 2015 pukul 23.25 http://www.stiki.ac.id. STIKI (sekolah Tinggi Ilmu indopermasi dan Komputer Indonesia. Pentingnya penelitian bagi Dosen dan Mahasiswa