No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015
Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah. Pada tahun 2015, IPM Jawa Tengah telah mencapai 69,49, angka ini meningkat sebesar 0,71 poin dibandingkan dengan IPM Jawa Tengah pada tahun 2014 yang sebesar 68,78.
Pada tahun 2015, pembangunan manusia di Jawa Tengah masih berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2014. IPM Jawa Tengah pada tahun 2015 tumbuh sebesar 1,04 persen dibandingkan tahun 2014.
Selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 73,96 tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,38 tahun, meningkat 0,21 tahun dibandingkan pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,03 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 9,93 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 290 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan IPM Jawa Tengah Tahun 2010-2015
1.
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. 1
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Jawa Tengah terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM Jawa Tengah meningkat dari 66,08 pada tahun 2010 menjadi 69,49 pada tahun 2015. Selama periode tersebut, IPM Jawa Tengah rata-rata tumbuh sebesar 1,03 persen per tahun. Pada periode 2014-2015, IPM Jawa Tengah meningkat 0,71 poin. Peningkatan pada periode tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode 2013-2014, yang naik sebesar 0,76 poin. Meskipun selama periode 2010 hingga 2015 IPM Jawa Tengah menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Jawa Tengah masih stagnan. Hingga saat ini, pembangunan manusia Jawa Tengah masih berstatus “sedang”, dan masih sama sejak tahun 2010. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, 2010-2015
0.69 0.69 0.68 0.67 0.67 0.66
2010
2.
2011
2012
2013
2014
2015
Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah Menurut Komponen, 2010-2015 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH)
Tahun
72,73
72,91
73,09
73,28
73,88
73,96
Harapan lama sekolah (HLS)
Tahun
11,09
11,18
11,39
11,89
12,17
12,38
Rata-rata lama sekolah (RLS)
Tahun
6,71
6,74
6,77
6,80
6,93
7,03
Pengeluaran per kapita disesuaikan
Rp 000
8.992
9.296
9.497
9.618
9.640
9.930
66,08
66,64
67,21
68,02
68,78
69,49
0,84
0,86
1,21
1,12
1,04
IPM Pertumbuhan IPM
%
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Jawa Tengah telah berhasil meningkatkan 2
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016
Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,23 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,34 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Jawa Tengah hanya sebesar 72,73 tahun, dan pada tahun 2015 telah mencapai 73,96 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Jawa Tengah (tahun), 2010-2015
0.73
0.73
0.73
0.73
0.74
0.74
2010
2011
2012
2013
2014
2015
B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Ratarata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah di Jawa Tengah telah meningkat sebesar 1,29 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,32 tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 2,32 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2015, Harapan Lama Sekolah di Jawa Tengah telah mencapai 12,38 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Tengah tumbuh 0,95 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2015. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia di Jawa Tengah yang lebih baik. Hingga tahun 2015, secara rata-rata penduduk Jawa Tengah usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (SMP kelas II). Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Tengah (tahun), 2010-2015
0.11
0.11
0.12
0.12
0.12
0.11
0.07
0.07
0.07
0.07
0.07
0.07
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Harapan Lama Sekolah (HLS)
3
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016
C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2015, pengeluaran per kapita masyarakat di Jawa Tengah mencapai Rp 9,93 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar Rp. 937,75 ribu. Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Jawa Tengah (Rp 000), 2010-2015
8991,959
2010
3.
9296,375
2011
9497,147
9617,918
9639,738
2012
2013
2014
9929,708
2015
Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota
Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 63,18 (Kabupaten Brebes) hingga 80,96 (Kota Salatiga). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 68,20 tahun (Kabupaten Brebes) hingga 77,46 tahun (Kabupaten Sukoharjo). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,09 tahun (Kabupaten Batang) hingga 14,97 tahun (Kota Salatiga), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 5,88 tahun (Kabupaten Brebes) hingga 10,36 tahun (Kota Surakarta). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 7,18 juta rupiah per tahun (Kabupaten Pemalang) hingga 14,6 juta rupiah per tahun (Kota Salatiga). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2015 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten yang berstatus “sedang” berkurang dari 21 kabupaten/kota pada tahun 2014 menjadi 20 kabupaten pada tahun 2015. Satu kabupaten yang berstatus “sedang” pada tahun 2014 berubah status menjadi “tinggi” pada tahun 2015 adalah Kabupaten Jepara. Tiga Kota yang berstatus “tinggi” pada tahun 2014 berubah menjadi “ sangat tinggi”, yaitu Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Salatiga.
4
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016
Gambar 5 IPM Jawa Tengah Menurut Kabupaten Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2015
Sangat Tinggi >80
Tinggi 70 - 80
Sedang 60 - 70
Rendah <60
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2014 hingga 2015, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat empat kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Banjarnegara (2,50%), Kabupaten Pati (2,28%) dan Kabupaten Batang (2,17%). Kemajuan pembangunan manusia di 3 daerah tersebut terutama didorong oleh dimensi pendidikan. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Semarang (0,32%), Kabupaten Purworejo (0,35%), dan Kabupaten Grobogan (0,41%) tercatat paling lambat di Jawa Tengah selama tahun 2014-2015.
5
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2014-2015 Provinsi/Kabupaten /Kota
AHH
HLS
RLS
Pengeluaran
(Tahun)
(Tahun)
(Tahun)
(Rp. 000)
IPM Capaian
Pertumbuhan
2014 (2)
2015 (3)
2014 (4)
2015 (5)
2014 (6)
2015 (7)
2014 (8)
2015 (9)
2014 (10)
2015 (11)
2014-2015 (12)
JAWA TENGAH
73.88
73.96
12.17
12.38
6.93
7.03
9,640
9,930
68.78
69.49
1.04
Cilacap
72.80
73.00
12.27
12.28
6.48
6.58
9,091
9,351
67.25
67.77
0.78
Banyumas
72.92
73.12
12.56
12.57
7.31
7.31
9,580
10,104
69.25
69.89
0.93
Purbalingga
72.80
72.81
11.51
11.78
6.84
6.85
8,539
8,938
66.23
67.03
1.21
Banjarnegara
73.39
73.59
10.70
11.39
5.90
6.17
7,684
7,930
63.15
64.73
2.50
Kebumen
72.67
72.77
12.07
12.49
6.75
7.04
7,755
8,008
65.67
66.87
1.84
Purworejo
73.83
74.03
13.03
13.04
7.63
7.65
9,189
9,305
70.12
70.37
0.35
Wonosobo
70.82
71.02
11.34
11.43
6.07
6.11
9,491
9,736
65.20
65.70
0.76
Magelang
73.25
73.27
12.00
12.14
7.02
7.19
7,877
8,182
66.35
67.13
1.18
Boyolali
75.61
75.63
11.65
12.13
6.69
7.10
11,504
11,806
70.34
71.74
1.98
Klaten
76.54
76.55
12.74
12.84
7.92
8.16
10,965
11,178
73.19
73.81
0.84
Sukoharjo
77.45
77.46
12.96
13.42
8.41
8.50
10,264
10,416
73.76
74.53
1.04
Wonogiri
75.84
75.86
11.94
12.42
6.23
6.39
8,249
8,417
66.77
67.76
1.49
Karanganyar
76.71
77.11
13.26
13.27
8.47
8.48
10,313
10,486
73.89
74.26
0.50
Sragen
75.31
75.41
12.19
12.21
6.85
6.86
10,876
11,434
70.52
71.10
0.82
Grobogan
74.07
74.27
12.24
12.25
6.32
6.33
9,303
9,457
67.77
68.05
0.41
Blora
73.84
73.85
11.75
11.91
6.02
6.04
8,568
8,699
65.84
66.22
0.57
Rembang
74.19
74.22
11.46
12.02
6.90
6.92
9,013
9,122
67.40
68.18
1.16
Pati
75.43
75.63
11.24
11.79
6.35
6.71
9,106
9,380
66.99
68.51
2.28
Kudus
76.40
76.41
12.58
13.14
7.83
7.84
10,102
10,203
72.00
72.72
1.00
Jepara
75.64
75.65
12.25
12.27
7.29
7.31
9,195
9,504
69.61
70.02
0.58
Demak
75.18
75.21
11.84
12.43
7.44
7.45
9,003
9,118
68.95
69.75
1.15
Semarang
75.50
75.52
12.81
12.82
7.31
7.33
10,586
10,778
71.65
71.89
0.32
Temanggung
75.34
75.35
11.69
11.89
6.18
6.52
8,062
8,369
65.97
67.07
1.66
Kendal
74.14
74.15
11.83
12.41
6.53
6.64
10,126
10,419
68.46
69.57
1.62
Batang
74.40
74.42
10.65
11.09
6.00
6.41
8,012
8,244
64.07
65.46
2.17
Pekalongan
73.33
73.35
11.93
12.00
6.53
6.55
8,938
9,208
66.98
67.40
0.63
Pemalang
72.64
72.77
11.26
11.86
5.87
6.04
6,911
7,177
62.35
63.70
2.17
Tegal
70.80
70.90
11.99
12.00
5.93
6.30
8,050
8,367
64.10
65.04
1.47
Brebes
67.90
68.20
11.03
11.34
5.86
5.88
8,784
8,898
62.55
63.18
1.02
Kota Magelang
76.57
76.58
12.98
13.10
10.27
10.28
10,344
10,793
75.79
76.39
0.79
Kota Surakarta
76.99
77.00
13.92
14.14
10.33
10.36
12,907
13,604
79.34
80.14
1.01
Kota Salatiga
76.53
76.83
14.95
14.97
9.37
9.81
14,205
14,600
79.98
80.96
1.22
Kota Semarang
77.18
77.20
13.97
14.33
10.19
10.20
12,802
13,589
79.24
80.23
1.26
Kota Pekalongan
74.09
74.11
11.93
12.59
8.12
8.28
11,006
11,253
71.53
72.69
1.62
Kota Tegal 74.10 74.12 11.96 Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah
12.46
8.26
8.27
11,519
11,748
72.20
72.96
1.06
(1)
6
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016
CATATAN TEKNIS I.
Sumber Data o o
Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS-2015). Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS)
II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:
Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan
Indeks Pengeluaran
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen
Satuan
Min
Max
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0)
Tahun
20
85
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Tahun
0
18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
0
15
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Rupiah
1.007.43 6
26.572.352
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:
III. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.
7
1. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok
sangat tinggi : IPM 0 tinggi : 0 IPM < 0 sedang : 0 IPM < 0 rendah : IPM < 0
Berita Resmi Statistik No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016