III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan menerangkan dan mengumpulkan fakta-fakta yang diteliti mengenai pengaruh profesionalitas dan budaya kerja, terhadap kualitas pelayanan pada Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Pringsewu, sehingga penelitian dapat menjelaskan pengaruh antar variabel yang diteliti. 3.2 Data dan Variabel 3.2.1
Data Penelitian yang dilakukan menggunakan data primer yang berasal dari instansi
objek penelitian yaitu Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Pringsewu, dan data sekunder yang dipergunakan berasal dari berbagai sumber yang memiliki kompetensi dengan kajian permasalahan yang diteliti. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data yang memberikan data secara langsung (responden) kepada peneliti melalui penyebaran daftar pertanyaan (kuesioner) berdasarkan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber data yang tidak secara langsung
memberikan data kepada peneliti, melalui berbagai sumber referensi, literatur, opini media massa, jurnal, hasil penelitian dan sumber lainnya yang telah atau belum terpublikasikan, yang bersinggungan dengan objek dan permasalahan penelitian. 3.2.2
Variabel Varibel penelitian ini terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu variabel bebas
(independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
Variabel bebas
dalam hal ini adalah variabel yang menjadi penyebab terjadinya atau memberi pengaruh terhadap variabel terikat, sedangkan variabel terikat dalam hal ini adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam
pelaksanaan
penelitian
ini,
definisi
operasional
variabel
berdasarkan hal sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi varibel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah profesionalitas (X1) dan budaya kerja (X2). 2. Variabel Terikat (Y) Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah varibel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini varibel terikat adalah kualitas pelayanan (Y) pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu. Selanjutnya sebagai indikator variabel bebas dan variabel terikat tersebut, diuraikan menjadi beberapa indikator sebagai berikut :
44
3.2.2.1 Profesionalitas Fokus penelitian ini diarahkan pada profesionalitas pegawai sebagai refleksi dari : pertama tingkat kreativitas; kedua tingkat inovasi; dan ketiga tingkat responsifitas. Gambaran variabel dan indikator profesionalitas disajikan pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Indikator Pengukuran Variabel Profesionalitas No.
Dimensi
1.
Kreatifitas
2.
Inovasi
3.
Responsifitas
Indikator 1. Kemampuan pegawai mengemukanan gagasan dan ide yang berasal dari pemikiran sendiri 2. Kemampuan pegawai menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat 3. Kemampuan pegawai untuk berusaha lebih keras dari orang lain untuk memahami tugas 4. Kemampuan pegawai menggunakan intuisi saat menghadapi masalah 5. Kemampuan pegawai mencoba hal/terobosan baru dalam menyelesaikan pekerjaan 6. Kemampuan pegawai melakukan hal baru yang lebih ekspresif 7. Kemampuan pegawai bertindak cepat dan efektif disemua situasi. 8. Kesediaan pegawai untuk menerima, dan mengadaptasi ideide baru 9. Kemampuan pegawai membuka diri dalam menanggapi keluhan pegawai 10. Kemampuan pegawai memberikan pelayanan saya selalu cepat dan tanggap 11. Kemampuan pegawai menjelaskan secara jelas dan rinci tentang prosedur pelayanan kepada pegawai 12. Kemampuan pegawai memberikan pelayanan saya selalu mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan
Ukuran Ordinal
Ordinal
Ordinal
3.2.2.2 Budaya Kerja Budaya kerja adalah seperangkat nilai yang dimiliki oleh pegawai yang mendasarinya dalam melaksanakan tugas. Dengan mengacu kepada pendapat
45
Froggatt dalam Rudolf Hutauruk (2008 : 12), maka gambaran variabel dan indikator budaya kerja dilihat dalam Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Indikator Pengukuran Variabel Budaya Kerja No. 1.
Dimensi Inisiatif
Indikator 1. 2. 3.
2.
Kepercayaan
4. 5. 6.
3.
Kesenangan
7. 8. 9.
4.
Individualitas
10. 11.
5.
Kesetaraan
12. 13. 14. 15.
6.
Dialog
16. 17. 18.
7.
Hubungan Kerja
19. 20.
21.
Pegawai diberikan kesempatan mengambil inisiatif dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Inisiatif yang dikemukanan selalu diakomodir dan diberi kesempatan untuk kemudian dikembangkan Pegawai diberikan dukungan untuk berani mengambil resiko dalam pelaksanaan tugas. Diberikannya kesempatan untuk mengambil inisiatif dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Pegawai mampu bekerja tanpa diawasi oleh pihak lain Pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai Pegawai menikmati pekerjaannya sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi masing-masing Pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak merasa terbebani Kemauan untuk berusaha tepat waktu dalam menyelesaikan setiap tugas Pegawai diberikan kebebasan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan gayanya sendiri Pegawai diberikan kebebasan untuk berkreativitas dalam melaksanakan pekerjaan Timbulnya kompetisi untuk keberhasilan tugas Pegawai memiliki kemampuan berkomunikasi baik antara sesama pegawai maupun dengan atasan Pegawai dapat mengemukakan pendapat atau ide-idenya kepada atasan . \ Pegawai memiliki kesempatan memberikan masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan Pegawai mampu bekerja sama dengan pihak lain dalam melaksanakan pekerjaan Pegawai mampu berdiskusi dan saling bertukar pikiran Pertemuan rutin untuk mendiskusikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan sehingga komunikasi yang ada antara pegawai selalu tetap terjaga Hubungan kerja antar sesama pegawai terjalin secara harmonis baik secara formal maupun informal Pegawai mampu menggunakan teknologi yang ada untuk menjalin komunikasi dengan pihak lain dalam menyelesaikan pekerjaan Pegawai memiliki kebersamaan dalam pelaksanaan tugastugas
Ukuran Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
46
8.
Pilihan Tempat Kerja
Ordinal
22. Pegawai merasa nyaman dengan kondisi lingkungan kerja yang ada. 23. Pegawai memiliki ide atau kreativitas untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman 24. Pegawai merasa aman dengan kondisi lingkungan kerja yang ada.
3.2.2.3 Kualitas Pelayanan Mengacu
kepada
Parasuraman
dalam
Tjiptono
(1996:70)
yang
mengemukakan ada lima dimensi pokok yang menentukan kualitas pelayanan, maka gambaran variabel dan indikator kualitas pelayanan terlihat pada Tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Indikator Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan No.
Dimensi
Indikator
1.
2.
Bukti Langsung/ Sarana dan Prasarana Kehandalan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
3.
Daya tanggap
7. 8.
9. 4.
Jaminan
10. 11. 12.
5.
Kepedulian
13. 14. 15.
Sarana dan prasarana yang dimiliki kantor. Kenyamanan serta kebersihan ruangan kantor. Keberadaan pegawai pada saat jam pelayanan Memenuhi pelayanan yang telah dijanjikan. Pelayanan yang cepat dan mudah. Prosedur pelayanan administrasi yang jelas dan mudah dipahami Sikap tanggap pegawai. Kemampuan pegawai dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti kepada penerima layanan Kemampuan pegawai meberitahukan persyaratan administrasi sesuai dengan jenis pelayanan Sikap ramah dan sopan pegawai. Kemampuan pegawai dalam melakukan komunikasi yang efektif Kemampuan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan Perhatian yang diberikan oleh pegawai Mendengarkan dengan seksama keluhan penerima layanan. Kepedulian menindaklanjuti keluhan yang sampaikan pegawai yang melakukan pengurusan administrasi kepegawaian
Ukuran Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
47
3.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik yang dominan dalam mengumpulkan data pada Penelitian ini adalah: a. Kuesioner (angket) Kuisioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab dalam bentuk tertutup. Pilihan penggunaan teknik ini didasarkan atas pertimbangan efesiensi. Pengukuran terhadap variabel terikat dan variabel bebas dilakukan berdasarkan skala Likert yang dimodifikasi dalam bentuk interval, sehingga pengukuran terhadap pernyataan atau sikap seseorang dapat dikuantifikasi secara matematis. Responden diminta untuk mengisi pertanyaan dalam skala interval berbentuk skor berdasarkan 5 (lima) kategori berikut ini : o Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 o Jawaban Setuju (S) diberi skor 4 o Jawaban Cukup Setuju (CS) diberi skor 3 o Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 2 o Jawaban Tidak setuju (TS) diberi skor 1 Dalam menjawab kuesioner, responden di minta untuk memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.
48
b. Wawancara (interview) Teknik ini dipergunakan dalam rangka studi pendahuluan pada beberapa pihak yang berkompeten terhadap fokus permasalahan, seperti Pegawai di Pemerintah Kabupaten Pringsewu, unsur pimpinan dan pegawai pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu untuk melengkapi data-data yang diperoleh melalui kuesioner serta penajaman terhadap penggalian masalah. c. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan dalam rangka memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, melalui dokumen-dokumen keputusan/peraturan perundangan yang berkaitan, pemberitaan atau opini media massa, literatur, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan lainnya. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu 1). Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu sebagai unsur pelaksana kegiatan administrasi kepegawaian, dan 2) Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Sekretariat daerah Kabupaten Pringsewu sebagai penerima layanan. Jumlah populasi I pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu s.d 31 Mei 2013 adalah sebanyak 40 orang dengan rincian sebagai berikut :
49
Tabel 3.4. Populasi Pegawai BKD Kabupaten Pringsewu No 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian
Jumlah Pegawai Golongan IV 3 orang Golongan III 30 orang Golongan II 7 orang Golongan I - orang PHL - orang Jumlah 40 orang Sumber : BKD Kabupaten Pringsewu, data s.d 31 Mei 2013.
Populasi II merupakan pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang menerima layanan dari Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu, periode Januari 2012 sampai dengan Mei 2013 terbagi menjadi 3 kelompok besar yaitu : Pegawai yang menerima layanan izin belajar, pegawai yang menerima layanan alih tugas, dan pegawai yang menerima layanan kenaikan pangkat. Secara lebih rinci jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang terkelompok dalam tiga dimensi penerima layanan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5. Populasi Penerima Layanan Administrasi Kepegawaian pada BKD Kabupaten Pringsewu Kenaikan Periode Golongan Izin Belajar Alih Tugas Pangkat Januari 2012 I 0 0 17 – II 63 78 217 Mei 2013 III 35 115 353 IV 0 47 198 Jumlah 98 240 785 Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu (2013)
Jumlah 17 358 503 245 1123
50
3.4.2 Sampel Menurut Arikunto (2006:78) “Penentuan pengambilan sample sebagai berikut : Apabila responden penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu penentuan besaran sampel menggunakan teknis sensus dengan menggunakan seluruh populasi pegawai sub populasi I sebagai responden dalam penelitian ini. Jumlah sampel
dalam
penelitian ini adalah 40 orang sesuai dengan jumlah populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel pada sub populasi II dilakukan dengan menggunakan teknik non probabilty sampling dengan cara purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan pertimbangan : (1) sebaran sampel tidak merata pada seluruh satuan unit kerja di lingkungan Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Pringsewu, (2) hasil perhitungan jumlah sampel pada sub populasi I, serta didasari atas (3) pertimbangan kondisi pegawai yang menerima layanan bersifat hetrogen dan terdiri dari beberapa strata tertentu, maka besaran sampel untuk masing-masing bidang yang diteliti yaitu pelayanan izin belajar, pelayanan alih tugas, dan pelayanan kenaikan pangkat disesuaikan dengan jumlah sampel pada sub populasi I sebanyak 40 orang sampel. Secara keseluruhan jumlah pegawai yang dijadikan sampel adalah sejumlah 80 sampel, yang terdiri dari 40 sampel sebagai pemberi pelayanan pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu, dan 40 sampel penerima layanan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pringsewu.
51
3.5 Metode Analisis Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Untuk menganalisa data digunakan analisa kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif mengunakan metode deskripsi yang berkaitan dengan gambaran umum kondisi pegawai BKD Kabupaten Pringsewu dikaitkan dengan kondisi profesionalitas, budaya kerja dan kualitas pelayanan. Sedangkan analisa kuantitatif dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mencari hubungan antar variabel. 3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Pentingnya pengujian validitas dan reliabilitas ini, berkaitan dengan proses pengukuran yang cenderung kepada keliru. Uji validitas dan reliabilitas diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan keliru dapat diminimalkan. 3.5.1.1 Uji Validitas Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dengan objek Pegawai BKD Kabupaten Pringsewu selaku pelaksana pelayanan dengan jumlah sampel uji coba sebanyak 15 sampel.
Analisis faktor adalah salah satu metode
statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubahpeubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis
52
faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah. Analisis faktor mengekstraksi sejumlah faktor bersama (common faktors) dari gugusan variabel asal X1, X2, …, Xp, sehingga : a. Banyaknya faktor lebih sedikit dari variabel asal X. b. Sebagian besar informasi variabel X, tersimpan dalam faktor Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan untuk setiap variabel independen X1, yaitu: m
Xi =
A ij F j + B iU i j −1
i = 1, 2, 3, 4, ......p Keterangan : Xi
= variabel independent ke-i
Fj
= faktor kesamaan ke-j
Ui
= faktor unik ke-i
Aij
= koefisien faktor kesamaan
Bi
= koefisien faktor unik
Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common faktor. Common faktor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang terlihat / terobservasi (the
observed variables) hasil penelitian lapangan. Fi = WiX1 + Wi2 X2 + Wi3X3 + … + WikXk
53
Keterangan : Fi = Estimasi faktor ke i Wi = Bobot atau koefisien nilai faktor k
= jumlah variabel
Analisis faktor ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu (Supranto, 2004:116): a. Merumuskan masalah b. Membuat matrik korelasi c. Penentuan jumlah faktor d. Rotasi faktor e. Intrepretasi faktor f. Ketepatan model (Model fit) Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Tingkat harga KMO adalah sebagai berikut: - Harga KMO sebesar 0.9 adalah sangat memuaskan - Harga KMO sebesar 0.8 adalah memuaskan - Harga KMO sebesar 0.7 adalah harga menengah - Harga KMO sebesar 0.6 adalah cukup 54
- Harga KMO sebesar 0.5 adalah kurang memuaskan - Harga KMO sebesar < 0.5 adalah tidak dapat diterima Nilai korelasi faktor menunjukkan kedekatan hubungan antara variabel dengan faktornya. Faktor dengan nilai faktor tinggi untuk suatu variabel menunjukkan tingginya hubungan faktor itu dengan variabelnya. Nilai faktor ≥ 0.3 dianggap signifikan, nilai faktor ≥ 0.4 dianggap lebih penting dan apabila nilai faktor ≥ 0.5 dianggap sangat signifikan (Wibisono, 2000:279). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0 seperti yang tercantum pada Lampiran 2, hasil model analisis faktor 1, yaitu profesionalitas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Daftar Pertanyaan Faktor I Faktor 1 Kreatifitas
Inovasi
Responsifitas
Item Pertanyaan 2 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12
Nilai Korelasi Faktor Komponen Matriks Rotasi 3 0,867 0,608 0,891 0,830 0,873 0,800 0,777 0,697 0,877 0,825 0,799 0,739
Nilai KMO – MSA 4
Kriteria Uji
Kesimpulan
5
6
0,745
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,678
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,685
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
Sumber : Hasil Perhitungan (data diolah 2013) Tabel 3.6 memperlihatkan seluruh item pertanyaan memiliki angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin,) – MSA (Measure of Sampling Adequacy) lebih besar dari 0,6,
55
yang berarti model analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai korelasi faktor komponen matriks rotasi lebih besar dari 0,5, menunjukkan setiap pertanyaan pada faktor 1 valid dan dapat digunakan lebih lanjut sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas faktor 2 yaitu budaya kerja pegawai pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Daftar Pertanyaan Faktor 2 Faktor 1 Inisiatif
Kepercayaan
Kesenangan
Individualitas
Kesetaraan
Dialog
Hubungan Kerja
Pilihan Tempat Kerja
Item Pertanyaan 2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24
Nilai Korelasi Faktor Komponen Matriks Rotasi 3 0,985 0,944 0,944 0,851 0,854 0,786 0,929 0,760 0,912 0,750 0,750 0,825 0,893 0,707 0,881 0,968 0,925 0,863 0,851 0,854 0,786 0,750 0,750 0,825
Nilai KMO – MSA 4
Kriteria Uji
Kesimpulan
5
6
0,654
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,687
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,645
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,642
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,632
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,638
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,687
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,642
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
Sumber : Hasil Perhitungan (data diolah 2013) Tabel 3.7 memperlihatkan seluruh item pertanyaan memiliki angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin,) – MSA (Measure of Sampling Adequacy) lebih besar dari 0,6,
56
yang berarti bahwa model analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai korelasi faktor komponen matriks rotasi lebih besar dari 0,5, menunjukkan setiap pertanyaan pada faktor 2 valid dan dapat digunakan lebih lanjut sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas faktor 3 yaitu kualitas pelayanan, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Daftar Pertanyaan Faktor 3 Faktor 1 Bukti Langsung
Kehandalan
Daya Tanggap
Jaminan
Kepedulian
Item Pertanyaan 2 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15
Nilai Korelasi Faktor Komponen Matriks Rotasi 3 0,886 0,830 0,847 0,822 0,741 0,902 0,843 0,735 0,843 0,875 0,708 0,851 0,810 0,798 0,644
Nilai KMO – MSA
Kriteria Uji
Kesimpulan
4
5
6
0,702
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,610
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,658
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,635
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
0,609
C.3 > 0,5 C.4 0,6
Valid
Sumber : Hasil Perhitungan (data diolah 2013) Tabel 3.8 memperlihatkan seluruh item pertanyaan memiliki angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin,) – MSA (Measure of Sampling Adequacy) lebih besar dari 0,6, yang berarti bahwa model analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai korelasi faktor komponen matriks rotasi lebih besar dari 0,5, menunjukkan setiap pertanyaan pada faktor 3 valid dan dapat digunakan lebih lanjut sebagai instrumen penelitian.
57
3.5.1.2 Uji Reliabilitas Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (á) dari Cronbach (1951), yaitu Suharsimi Arikunto, 2006:236 dalam Muhidin dan Abdurahman (2007:37) :
Σ
k r11 =
1
2
1k-1
1
2
Dimana : Rumus Varians =
2
Σ X2 - Σ X2 =
N N
r11
: Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k
: Banyaknya bulir soal
Σ 1
N
1 2
2
: Jumlah varians bulir : Jumlah varians bulir : Jumlah responden
Selanjutnya membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan reliabel, atau apabila pengujian reliabilitas instrumennya dengan menggunakan program SPSS maka kriterianya adalah jika nilai
58
alpha lebih besar (>) dari nilai tabel r maka angket dinyatakan reliabel, sedangkan tabel r dapat dilihat pada derajat bebas (db) = n - 2 dan
= 5%
Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 2 diperoleh nilai alpha
chonbach sebagai berikut : Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Profesionalitas Faktor 1 Kreatifitas
Inovasi
Responsifitas
Item Pertanyaan 2 X1.1
Nilai
Nilai
butir
total
3 0,732
X1.2
0,858
X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7
0,709 0,760 0,597 0,714 0,721
X1.8
0,763
X1.9 X1.10 X1.11 X1.12
0,718 0,764 0,791 0,808
Keterangan
Kesimpulan
butir
5 <
total
butir
>
total
6 Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
4
0,821
< butir < butir < butir < butir < butir
0,757
butir
0,818
>
< < butir < butir <
total total total total total total
butir
total
butir
total total total
Sumber : Hasil Perhitungan (data diolah 2013) Tabel 3.9 memperlihatkan terdapat dua butir pertanyaan yang memiliki nilai butir
lebih besar dari
total
sehingga dinyatakan tidak reliabel yaitu pertanyaan 2 dan
pertanyaan 8, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya. Sedangkan 10 pertanyaan lainnya dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagain instrumen penelitian selanjutnya. Tabel 3.10 memperlihatkan terdapat tiga butir pertanyaan yang memiliki nilai butir
lebih besar dari
total
sehingga dinyatakan tidak reliabel yaitu pertanyaan 8,
pertanyaan 14 dan pertanyaan 18, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai
59
instrumen penelitian selanjunya.
Sedangkan 21 pertanyaan lainnya dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan sebagain instrumen penelitian selanjutnya. Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budaya Kerja Item Pertanyaan 2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7
3 0,887 0,954 0,954 0,660 0,659 0,757 0,611
Kesenangan
X2.8
0,912
Individualitas
X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13
0,634 0,611 0,611 0,483 0,577
0,669
Kesetaraan
X2.14
0,811
0,724
Dialog
X2.15 X2.16 X2.17
0,550 0,718 0,822
X2.18
0,945
X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24
0,660 0,659 0,757 0,611 0,611 0,483
Faktor 1 Inisiatif
Kepercayaan
Hubungan Kerja Pilihan Tempat Kerja
Nilai
Nilai
butir
total
4 0,955
0,774
0,829
Keterangan 5 butir < butir < butir < butir < butir < butir < butir < butir
>
< butir < butir < butir < butir < butir
0,894
butir
< < butir <
0,669
total total total total total total total total total total total total total
butir
total
butir
total
butir
0,774
>
total
>
< < butir < butir < butir < butir <
total total
butir
total
butir
total total total total total
Kesimpulan 6 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Hasil Perhitungan (data diolah 2013) Tabel 3.11 memperlihatkan terdapat empat butir pertanyaan yang memiliki nilai
butir
lebih besar dari
total
sehingga dinyatakan tidak reliabel yaitu pertanyaan 5,
pertanyaan 8, pertanyaan 11 dan pertanyaan 15, sehingga tidak dapat dipergunakan
60
sebagai instrumen penelitian selanjunya.
Sedangkan 11 pertanyaan lainnya
dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagain instrumen penelitian selanjutnya. Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan Faktor 1 Bukti Langsung
Kehandalan
Daya Tanggap
Jaminan
Kepedulian
Item Pertanyaan 2 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4
Nilai
Nilai
butir
total
3 0,690 0,769 0,750 0,680
0,806
Y.5
0,784
0,743
Y.6 Y.7
0,519 0,590
Y.8
0,746
Y.9 Y.10
0,590 0,548
Y.11
0,784
Y.12 Y.13 Y.14
0,602 0,421 0,450
Y.15
0,621
Keterangan
4
5 butir < butir < butir < butir < butir
>
< butir < butir
0,733
butir
>
< butir < butir
0,742
butir
>
< butir < butir < butir
0,603
butir
>
total total total total total total total total total total total total total total total
Kesimpulan 6 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel
Sumber : Hasil Perhitungan (data diolah 2013) 3.5.2
Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan tabulasi sederhana yang
bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data yang diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase menggunakan rumus sebagai berikut:
Ρ =
fi × 100 Σ fi
0
0
61
Keterangan : P
= persentase responden yang memilih kategori tertentu.
Fi
= jumlah responden yang memilih kategori tertentu.
fi
= banyaknya jumlah responden.
Tujuan dari tabulasi sederhana ini adalah memberi gambaran mengenai datadata yang didapat dari kuesioner yang bersifat menggambarkan karakteristik tertentu dari responden. Selanjutnya mendeskripsikan capaian nilai rata-rata jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kedalam 4 (empat) tingkatan interval dengan ketentuan sebagai berikut: Interval = Nilai tertinggi – Nilai Terendah 4 Interval = 5 – 1 = 1 4 Berdasarkan hasil nilai interval tersebut, maka pembagian bobot penilaian adalah sebagai berikut : 1.
Skor rata-rata 1 sampai dengan 2 diberi bobot kurang baik.
2.
Skor rata-rata 2,01 sampai dengan 3 diberi bobot cukup baik.
3.
Skor rata-rata 3,01 sampai dengan 4 diberi bobot baik.
4.
Skor rata-rata 4,01 sampai dengan 5 diberi bobot sangat baik
62
3.5.3 Analisis Kuantitatif 3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam menentukan persamaan regresi linier berganda metode yang digunakan adalah metode persamaan kuadrat minimum (least square method). Metode ini menggunakan persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1 x1 + b2 x2 + et Keterangan : Y
= Kualitas Pelayanan (Y)
b1, b2
= Koefisien regresi
X1
= Profesionalitas (X1)
X2
= Budaya Kerja (X2)
et
=
error term
3.5.3.2 Pengujian Hipotesis Dalam menguji hipotesis apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara bersama-sama maupun secara parsial, digunakan statistik parametrik analisis regresi linear berganda dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Uji Anova/Uji F statistik Uji Anova atau F statistik dengan
= 0.05 ( tingkat kepercayaan 95% )
digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari variabel bebas profesionalitas
63
(X1) dan budaya kerja (X2) secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan (Y) pada Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pringsewu. Rumus F hitung adalah : F hitung =
R2/k
.
(1-R2) / (n-k-1) Keterangan : R2 = Koefisien determinasi ganda n
= Jumlah data yang diteliti
k = Banyaknya variabel bebas Uji anova atau uji F dengan degree of fredom pembilang = k dan degree of
fredom penyebut = (n-k). Bentuk dasar dari uji hipotesis bagi lebih dari satu koefisien yaitu : Ho : b1 = b2 = ……… bn = 0 Ha : Tidak semua bi ( i = i, 2,……..n) adalah 0. ( bin
0)
Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis apakah Ho diterima atau ditolak, maka perlu membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan begitu juga sebaliknya. b. Uji t- statistik Untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian keberartian masingmasing koefisien regresi dengan menggunakan uji t-statistik.
64
Uji t-statistik dapat dinotasikan sebagai berikut : ti = koefisien regresi Standard deviasi Uji t-statistik dengan menggunakan degree of fredom df = (n - k) dengan
=
0.05 ( tingkat kepercayaan 95% ) . Dengan rumusan hipotesis : Ho
: b1,2,...n = 0
Ha
: b1,2,....n
0
Untuk mengetahui hasil sebuah uji hipotesis apakah Ho diterima atau ditolak, maka perlu dibandingkan antara t hitung dengan t tabel. Apabila hasil perhitungan dari t hitung melebihi t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, demikian pula sebaliknya, bila t hitung lebih kecil dari t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. c. Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi ( ) menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu hubungan tertentu antara beberapa variabel diperoleh secara kebetulan, tetapi sesungguhnya hubungan semacam itu tidak ada. Ini biasanya diterapkan pada koefisien atas variabel yang dapat menjelaskan dan besar kecilnya risiko pada waktu membuat kekeliruan dalam menerima hipotesis. Tingkat signifikansi ( ) yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubunganhubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
65
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) adalah sebagai berikut: 1.
2.
Secara bersama-sama : Ho diterima jika F hitung F
(Vi ,V2)
Ho Ditolak jika F Hitung > F
(Vi ,V2)
Secara parsial : Ho diterima jika –t1/2
t hitung
t1/2
Ho ditolak jika t hitung > t1/2 atau t hitung < - t1/2
66