43
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pariwisata adalah suatu kegiatan yang langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak yang ditimbulkan berupa dampak terhadap sosial-ekonomi, dampak terhadap sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan. Dampak pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan kedalam delapan kelompok, yaitu dampak terhadap penerimaan devisa, dampak terhadap pendapatan masyarakat, dampak terhadap kesempatan kerja, dampak terhadap harga-harga, dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan, dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dan dampak terhadap pendapatan pemerintah. Dampak yang ditimbulkan sebagian besar adalah dampak positif, seperti peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerimaan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak, dan lain sebagainya (Pitana, 2005). Kawasan wis ata Kota Sabang dengan objek wisata alamnya telah dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara dan telah menjadi daerah tujuan wisata utama di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini karena alam wilayah Kota Sabang yang indah dan menarik mulai dari daratan sampai dengan perairan laut. Seluruh wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh laut dengan gugusan pulaupulau kecil didalamnya.
Terdapat lima buah pulau yang termasuk dalam wilayah
administrasi pemerintahan Kota Sabang, yaitu Pulau Klah, Rondo, Seulako, Rubiah, dan Pulau Weh yang merupakan pulau terbesar. Pengembangan Kota Sabang ke depan harus dibangun berdasarkan pilar-pilar ekonomi yang menjadi andalan daerah.
44
Pemerintah
Kota
Sabang
telah
menetapkan
empat
sektor
ekonomi
dalam
pengembangan ekonomi ke depan salah satunya adalah sektor pariwisata. Sebagai salah satu objek wisata yang paling diminati, Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh paling ramai dikunjungi karena memiliki keindahan alam bawah laut dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat sekitar kawasan dapat memperoleh dampak positif dengan memanfaatkan potensi obyek wisata dengan cara menjual souvenir, makanan, menyewakan perahu, penyewaan penginapan, dan lain sebagainya. Melalui pemanfaatan potensi obyek wisata yang ada, akan berpengaruh pada masyarakat setempat. Pengaruh dari kegiatan pemanfaatan potensi tersebut dapat dilihat dari rumah tangga baik yang aktif pada kegiatan pariwisata dan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pengidentifikasian keadaan rumahtangga tersebut dilakukan dengan melihat faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran/konsumsi rumah tangga, jarak dari kawasan wisata, curahan waktu kerja, dan aktif tidaknya responden dalam kegiatan pariwisata. Faktor-faktor tersebut merupakan variabel yang akan diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap pendapatan rumahtangga masyarakat yang berdomisili di sekitar kawasan wisata.
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar digunakan analisis regresi. Analisis ini dipilih
karena
sesuai
dengan
kegunaannya
adalah
untuk
meramalkan
atau
memprediksikan variabet terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Alat analisis ini merupakan peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidak hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan TWAL Pulau Weh, berdasarkan indikator kesejahteraan yang mengacu pada indikator kesejahteraan
SUSENAS
(BPS),
yakni
tingkat
pendapatan,
tingkat
45
pengeluaran/konsumsi, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan. Untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok masyarakat digunakan analisis chi-kuadrat (?2). Alat analisis ini mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil abservasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel untuk melihat hubungan atau perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok masyarakat. Secara skematis kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :
46
Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh
Masyarakat Sekitar
Sumber Daya Pesisir (Sektor Pariwisata)
Usaha Pemanfaatan Sumber Daya yang Ada
Rumah Tangga yang Memanfaatkan Potensi Pariwisata
Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan Potensi Pariwisat a
P E N D A P A T A N
-
-
Umur Tingkat pendidikan Jumlah AK Pengeluaran/konsumsi Jarak dari kawasan Curahan waktu kerja Keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata
KESEJAHTERAAN Tingkat pendapatan per kpt/bln Tingkat pengeluaran/konsumsi Tingkat pendidikan Tingkat kesehatan Kondisi perumahan Fasilitas perumahan
Gambar 2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran
47
3.2. Lokasi, Waktu dan Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh Kota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan April dan berakhir pada bulan Juni 2006.
R ub iah Isl and
S ab an g
Ib oi h Aneu k L aot L ake r
M ang rove G apan g
N W
E S
R o ad V illa ge R i ve r El eva tion (m ) 0 - 100 1 00 - 225 2 25 - 325 3 25 - 425 4 25 - 600 1
0
1
2
Balo han
3 K i lo met ers
Gambar 3. Peta Kota Sabang dan Kaw asan TWAL Pulau Weh Penelitian dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan metode survei, yaitu untuk menggali suatu fenomena yang ada atau untuk menggambarkan kondisi yang ada pada waktu penelitian dilakukan. Unit survei meliputi rumahtangga yang memanfaatkan potensi obyek wisata dan rumahtangga yang tidak memanfaatkan potensi obyek wisata di kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh. Substansi survei dibatasi pada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pendapatan
dan
indikator-indikator
kesejahteraan masyarakat. 3.3. Penentuan Sampel/Responden Guna mencapai tujuan survei maka ditentukan penentuan sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan terhadap masyarakat lokal/masyarakat setempat yang
48
menetap di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh, baik yang memanfaatkan potensi wisata (aktif dalam kegiatan pariwisata) maupun yang tidak memanfaatkan potensi wisata (tidak aktif dalam kegiatan pariwisata). Sampelnya terdiri dari kepala keluarga beserta keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling yang merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Teknik ini termasuk dalam probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Riduwan, 2004). Sampel/responden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok,
yaitu
rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Jumlah sampel/responden yang diambil adalah 30 rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan 30 rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Menurut Umar (2004), umumnya ukuran minimum sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian didasarkan pada desain penelitian yang digunakan. Untuk metode penelitian deskriptif-kolerasional jumlah minimum sampel 30 subjek (orang) sudah mewakili populasi.
3.4. Jenis dan Cara Pe ngumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi: umur responden, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran rumahtangga, pendapatan rumahtangga, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu, dan keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung yang berpedoman pada daftar
49
pertanyaan, sedangkan data sekunder didapat dari sumber bahan dokumentasi, hasil penelitian dan sebagainya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel dari sekelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya (Singarimbun, 1995). Sedangkan data sekunder diperoleh dikumpulkan dari pihak-pihak seperti Badan Pasat Statistik, Dinas Pariwisata, dan pihak terkait lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum daerah penelitian, dan data kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Kota Sabang, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang ada.
3.5. Metode Analisis 3.5.1. Analisa Deskriptif Analisis ini untuk mengetahui kondisi gambaran umum lokasi penelitian, data kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal/masyarakat setempat berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya wilayah, dilakukan terhadap data primer (pengamatan lapangan dan wawancara) maupun data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Untuk kondisi dan potensi sumber daya yang ada dilakukan dengan analisis deskriptif dari hasil pengamatan lapangan dan data hasil penelitian sebelumnya yang masih relevan.
3.5.2. Analisis Uji beda Pendapatan Analisis terhadap perbedaan pendapatan masyarakat pariwisata dan non pariwisata dilakukan analisis uji beda rata-rata. Analisis ini dimaksud untuk mengetahui
50
apakah ada perbedaan pendapatan secara signifikan antara rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pengujian hipotesis : H0 : Y1 = Y 2 , rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata sama dengan tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. H1 : Y1 > Y 2 ,
rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata lebih besar dari pada tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata.
Kriteria pengujian : Jika thitung = ttabel pada taraf kepercayaan 95 % (a = 0,05) maka terima H0 dan tolak H1. sedangkan jika thitung > ttabel maka terima H1 dan tolak H0. Secara matematis dapat dirumuskan :
Y 1 −Y 2
t hitung =
S 2 (1/ n1 + 1/ n 2
S ( n − 1) + S 2 (n2 − 1) S = 2 1 n1 + n2 − 2 2
2
2
KV =
S X 100% (Y )
Dimana:
Y1
= nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata
= nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata S1 = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata Sp2 = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yan g tidak aktif dalam kegiatan pariwisata KV = Koefisien variasi a = 0,05
Y2
51
3.5.3. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Masyarakat Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokal/masyarakat setempat digunakan pendekatan bentuk fungsi regresi. Menurut Sumodiningrat (1994), fungsi regresi terdiri dari regresi linier berganda, regresi log-Linier (double-log), dan regresi semilog. dari ketiga bentuk fungsi regresi tersebut akan dipilih fungsi yang cocok yang sesuai dengan beberapa kriteria yang ada dalam teori ekonomi, seperti goodness of fit dan kesederhanaan. Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan bahwa suatu bentuk fungsi adalah yang paling cocok pada masalah tertentu. Namun harus memperhatikan beberapa kriteria umum, yakni: 1. Kriteria pertama dan terpenting adalah dalam memilih bentuk fungsi harus memakai basis teori ekonomi. Pada hakekatnya, tujuan ekonometri adalah memberi isi empiris teori ekonomi. Kalau pemilihan bentuk fungsi hanya berdasarkan pada “keindahan” bentuknya saja, tanpa pembenaran secara teoritis maka yang diperoleh hanya sekedar
“suatu
pengukuran
tanpa
teori”.
Pendekatan
semacam
ini
akan
menghasilkan model yang tidak ada artinya (absurd) bukan analisis ekonometri. 2. Bila terdapat dua bentuk fungsional yang cocok dan bisa menjelaska suatu masalah dengan sama baiknya, maka lebih baik memilih bentuk yang paling sederhana. Walaupun tidak selalu bisa ditentukan bentuk mana yang paling sederhana, namun masuk akal untuk mengatakan bahwa semakin sedikit jumlah parameternya maka berarti semakin sederhana bentuk suatu fungsi. 3. Bentuk fungsi harus mencakup (fit) data dengan sebaik-baiknya, model akan dihasilkan akan memiliki kekuatan prediksi yang baik. Kriteria ketiga ini disebut kriteria goodness of fit yang didasarkan pada nilai R2. semakin besar R2, maka semakin banyak proporsi variasi variabel terikat (dependent variable) yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebas (independent variable). Jika bentuk fungsi “log-log” yang dipilih, R2 mengukur proporsi dari variasi logaritma Y tidak sama
52
dengan proporsi dari variasi Y, maka harus dihitung antilog dari nilai log Y kemudian baru dicari koefisien determinasi (R2). Koefisien inilah yang menjadi perbandingan dengan R2 dari bentuk fungsi Y tanpa logaritma. Ø Model regresi linier berganda rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + ε Pada pendugaan model regresi dengan OLS tersebut, maka asumsi-asumsi yang dipakai sebagai berikut: 1. peubah X bersifat tetap (fixed), maka E (Xe) = 0 2. tidak ada hubungan linier antara dua atau lebih peubah-peubah bebas (noncollinearity) 3. rataan galat (error) saling menghapuskan, E (e) = 0 4. bagian galat (error) bersifat tersebar bebas (tidak berkorelasi) dan ragam (variance) yang konstan (homokedastis) : E (ee’) = s 2 Ø Model semilog terdiri dari dua bentuk model, yaitu: 1. LnY = α + α1 X 1 + α 2 X 2 + α 3 X 3 + α 4 X 4 + α 5 X 5 + α 6 X 6 + α 7 X 7 + ε 2. Y = β 0 + β1 LnX 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 + β 5 LnX 5 + β 6 LnX 6 + β 7 LnX 7 + ε Pada model pertama terlihat bahwa slope (a 1) mengukur perubahan proporsional Y sebagai akibat perubahan absolut X, artinya bahwa perubahan jumlah X secara absolut mengakibatkan Y berubah secara proporsional atau secara persentase yang konstan, model ini desebut juga model pertumbuhan konstan (constant growth model). Pada model kedua, koefisien ß1 mengukur perubahan absolut nilai rerata Y sebagai perubahan X dengan proporsi tertentu. Model ini sesuai untuk menganalisis perubahan Y secara absolut.
53
Ø Model Double-Log atau Log Linier secara matematis dapat dilulis sebagai berikut: LnY = Lnα 0 + β 1 LnX 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 + β 5 LnX 5 + β 6 LnX 6 + β 7 LnX 7 + ε
Model log linier memiliki dua sifat khusus, yaitu: 1. Model ini mengasumsikan bahwa koefisien elasisitas antara Y dan X (yaitu ß) adalah konstan. Model ini disebut “model elastisitas konstan” (constant elasticity model), 2. Walaupun α dan β merupakan penaksiran-penaksiran yang tidak bias terhadap a dan ß, namun “antilog” nya (yaitu α 0 ) merupakan penaksiran yang bias (biased estimator). Meskipun demikian, α 0 merupakan penaksiran yang konsisten bagi a0. biasanya analisis ekonomi difokuskan pada slope, yakni ß1 sehingga tidak perlu dirisaukan meskipun a0 merupakan penaksiran yang bias. Fungsi regresi tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini akan diuji pada kelompok rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan kelompok rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pada analisis ke dua kelompok responden ini nilai pendapatan (Y) dipandang sebagai peubah tak bebas (dependent variable), sedangkan umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran/konsumsi, jarak dari lokasi usaha, dan curahan waktu kerja sebagai peubah bebas (independent variable). Untuk mengetahui pengaruh dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat sekitar TWAL Pulau Weh juga dilakukan analisis serupa, pada analisis ini kedua kelompok responden digabung. Variabel-variabel yang diuji meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran/konsumsi, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu kerja , dan keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi obyek wisata (variabel dummy).
54
Dimana : Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 D
= pendapatan rumah tangga (Rp/kapita/bulan) = umur kepala keluarga (tahun) = tingkat pendidikan kepala keluarga (tahun) = jumlah anggota keluarga (orang) = tingkat pengeluaran/konsumsi rumahtangga (Rp/ kapita/bulan) = jarak dari lokasi TWAL Pulau Weh (km) = curahan waktu kerja kepala keluarga (jam/bulan) = dummy keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata =1, jika aktif dalam kegiatan pariwisata = 0, jika tidak aktif dalam kegiatan pariwisata a = konstanta ß1- ß7 = koefisien regresi e = error term
Untuk tingkat kepercayaan (level of significant) a, maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika F
hitung
=F
tabel
pada level a= 0.05 maka kegiatan
pariwisata di TWAL Pulau Weh berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan. Jika F
hitung
tabel
pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL
Pulau Weh tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan.
3.5.4. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Tingkat kesejahteraan pada penelitian ini dibedakan atas 3 (tiga) kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Indikator ini diadopsi dari indikator kesejahteraan BPS yang diacu dalam Agusniatih (2002). Tingkat kesejahteraan masyarakat lokal/masyarakat setempat yang aktif dan tidak aktif pada kegiatan pariwisata dilihat berdasarkan indikator-indikator
kesejahteraan, yang meliputi: tingkat pendapatan/penghasilan
keluarga, tingkat konsumsi/pengeluaran keluarga, pendidikan keluarga, pendidikan keluarga, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan. Indikator-indikator tersebut dianalisis secara deskriptif dengan sistem skor yang kemudian di kelompokkan berdasarkan kategori-kategori tertentu. Indikator kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
55
Tabel 2. Indikator Tingkat Kesejahteraan No 1
2
3
4
5
Indikator Kesejahteraan Tingkat pendapatan/penghasilan keluarga: Diukur dari besarnya pendapatan RT per kapita dalam sebulan dibagi kedalam tiga kategori interval yang sama dalam satuan rupiah. - > Rp.433.333 - Rp.216.666 - Rp.433.333 - < Rp.216.666 Tingkat konsumsi/pengeluaran keluarga: Diukur dari besarnya pengeluaran RT per kapita dalam sebulan berpedoman pada skoring metode Maret 1994 yang digunakan BPS dalam penentuan desa tertinggal di Indonesia. - > Rp.140.000 - Rp.93.333-Rp.140.000 - < Rp.93.333
Skor
- Tinggi - Sedang - Rendah
3 2 1
- Tinggi - Sedang - Rendah
3 2 1
Pendidikan keluarga: - >60% jumlah anggota keluarga tamat SD - 30%-60% jumlah anggota keluarga tamat SD - <30% jumlah anggota keluarga tamat SD
- Tinggi - Sedang - Rendah
Kesehatan keluarga: - <25% jumlah anggota keluarga sering sakit - 25%-50% jumlah anggota keluarga sering sakit - >50% jumlah anggota keluarga serimg sakit
- Baik - Sedang - Buruk
3 2 1
- Permanen (skor 15-21) - Semi permanen (skor 10-14) - Tidak permanen (skor 5-9)
3 2 1
- Lengkap (skor 21-27) - Semi lengkap (skor 14-20) - Tidak lengkap (skor 7-13)
3 2 1
Kondisi perumahan: - Atap: daun (1)/sirep (2)/seng (3)/asbes (4)/genteng (5) - Bilik: bambu (1)/bambu kayu (2)/kayu (3)/setengah tembok (4)/tembok (5) - Status: numpang (1)/sewa (2)/milik sendiri (3) - Lantai:tanah (1)/papan (2)/plester(3)/ubin (4)/porselin(5) - Luas perumahan: sempit (50m 2) (1)/sedang (50-100m 2) 2 (2)/luas (>100m ) (3)
Fasilitas perumahan: 2 2 - Perkarangan: luas (<50m ) (1)/sedang (50-100m ) 2 (2)/sempit (100m )(3) - Hiburan: radio (1)/tape recorder(2)/TV(3)video(4) - Pendingin: alam(1)/kipas angin(2)/lemari es(3)/AC(4) - Sumber penerangan: lampu tempel (1)/petromak (2)/ listrik (3) - Bahan bakar: kayu (1)/minyak tanah(2)/ gas(3) - Sumber air: sungai(1)/air hujan(2)/mata air(3)/sumur gali(4)/PAM(5) - MCK: kebun(1)/sungai/laut(2)/kamar mandi umum(3)/ kamar mandi sendiri (4) Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
3 2 1
6
Untuk mengetahui masyarakat yang aktif dan tidak aktif pada kegiatan pariwisata termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah adalah dengan menjumlahkan skor penilaian dari setiap kriteria atau ukuran tersebut dalam Tabel 3 yang kemudian dibandingkan dengan klasifikasi berikut:
56
1. Tingkat kesejahteraan tinggi jika skor 14 -18 2. Tingkat kesejahteraan sedang jika skor 10 -13 3. Tingkat kesejahteraan rendah jika skor 6 – 9 Penentuan ketiga klasifikasi tingkat kesejahteraan tersebut adalah dengan melihat jumlah skor tertinggi dikurangi skor terendah yang kemudian dibagi menjadi tiga kategori dengan interval yang sama secara statistik.
3.5.5. Uji Beda Nyata Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara tingkat kesejahteraan responden, yaitu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata yang mengacu pada indikator-indikator kesejahteraan
dilakukan
pengujian
chi-kuadrat
(?2).
Model
chi-kuadrat
(?2)
menggunakan data nominal (diskrit), data tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai chi-kuadrat (?2) bukan merupakan ukuran derajat perbedaan. Cara menguji chi-kuadrat (?2) harus dibuat hipotesis berbentuk kalimat dan harus ditetapkan tingkat signifikansi, kemudian harus dibuat kaidah keputusan. Rumus yang digunakan untuk menghitung chi-kuadrat (?2) yaitu (Riduwan, 2004) :
( fo − fe) 2 χ =∑ fe 2
fe =
( ∑ fk.∑ fb)
∑T
Dimana: ?2 fo fe ?fk ?fb ?T
= Nilai chi-kuadrat = Frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) = jumlah frekuensi pada kolom = jumlah frekuensi pada baris = Jumlah keseluruhan baris atau kolom
57
3.6. Definisi Operasional Beberapa
definisi
operasional
yang
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
kesejahteraan masyarakat lokal/masyarakat setempat, baik yang aktif dalam kegiatan kepariwisataan maupun yang tidak adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat lokal/masyarakat setempat adalah masyarakat yang menetap di sekitar kawasan TWAL Pulau Weh baik yang memanfaatkan potensi pariwisata maupun yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata. 2. Masyarakat yang memanfaatkan potensi pariwisata atau yang aktif pada kegiatan pariwisata adalah kelompok rumah tangga yang keluarganya aktif dalam kegiatan pariwisata atau ikut terlibat langsung. Sedangkan masyarakat yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata adalah masyarakat yang berada pada kawasan TWAL Pulau Weh yang keluarganya terlibat dalam kegiatan pariwisata. 3. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan bersama dari satu dapur atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluannya sendiri. 4. Pendapatan rumahtangga adalah semua pendapatan yang diperoleh/ diterima dari seluruh anggota keluarga yang bekerja dari berbagai sumber baik dari mata pencaharian utama/pokok maupun luar mata pencaharian utama/pokok yang dinyatakan dalam rupiah/kapita dalam sebulan. 5. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak dia lahir sampai saat penelitian dilakukan, dan dinyatakan dalam tahun dimana pembulatan ke atas dilakukan apabila umur responden melebihi 6 bulan ke atas serta sebaliknya pembulatan ke bawah apabila kurang dari 6 bulan. 6. Pendidikan formal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan resmi yang pernah diikuti responden sampai saat penelitian dilakukan. Jenjang
58
pendidikan resmi meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTP), Akademik dan Perguruan Tinggi (PT). 7. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga yang meliputi bapak, ibu, dan anak termasuk orang lain yang menjadi anggota keluarga yang dinyatakan dalam orang/jiwa. 8. Konsumsi/pengeluaran rumah tangga adalah konsumsi/pengeluaran rumahtangga baik berupa makanan/pangan maupun bukan makanan/pangan yang diukur dengan rupiah/kapita dalam sebulan. 9. Jarak dari lokasi usaha yang dimaksud adalah jarak tempat tinggal masyarakat setempat (responden) dengan kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh, yang diukur dengan meter. 10. Curahan waktu kerja adalah lamanya responden bekerja yang diukur dengan jam/bulan 11. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pariwisata merupakan variabel dummy, yaitu nilai 1 apabila
responden aktif dalam kegiatan pariwisata seperti penyewaan
penginapan, penyewaan perahu, berdagang di kawasan wisata, dan lain-lain. Nilai 0 untuk masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. 12. Tingkat kesejahteraan adalah kemampuan sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan non ekonomi. Tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator BPS, meliputi: tingkat pendapatan, tingkat konsumsi/pengeluaran rumah tangga, pendidikan, kesehatan, kondisi perumahan, dan fasilitas rumah. 13. Kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi anggota keluarga dalam 1 (satu) bulan berkenaan dengan kesehatannya didasari pada sering tidaknya sakit yang diobati di balai pengobatan atau ke dokter/perawat.
59
14. Kondisi perumahan adalah kondisi atau keadaan tertentu dari perumahan tersebut, seperti kondisi bangunan yang bersifat permanen dengan skor 15-21, semi permanen dengan skor 10-14, dan tidak permanen dengan skor 5-9. skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kondisi perumahan tersebut, seperti
Atap:
daun (1)/sirep (2)/seng (3)/asbes (4)/genteng (5); Bilik: bambu (1)/bambu kayu (2)/kayu (3)/setengah tembok (4)/tembok (5); Status: numpang (1)/sewa (2)/milik sendiri (3); Lantai:tanah (1)/papan (2)/plester (3)/ubin (4)/porselin(5); Luas perumahan: sempit (50m2) (1)/sedang (50-100m2) (2)/luas (>100m 2) (3) (BPS). 15. Fasilitas perumahan keluarga adalah sarana yang tersedia lengkap dengan skor 2127, semi lengkap dengan skor 14-20, dan tidak lengkap dengan skor 7-13. skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari fasilitas yang tersedia dalam perumahan tersebut seperti: Luas perkarangan: luas (<50m 2) (1)/sedang (50-100m 2) (2)/sempit (100m 2)(3); Hiburan: radio (1)/tape recorder (2)/TV (3)video (4); Pendingin: alam (1)/kipas angin (2)/lemari es (3)/AC (4); Sumber penerangan: lampu tempel (1)/petromak (2)/ listrik (3); Bahan bakar: kayu (1)/minyak tanah (2)/ gas (3); Sumber air: sungai (1)/air
hujan (2)/mata
air (3)/sumur
gali (4)/PAM (5); MCK:
kebun(1)/sungai/laut(2)/kamar mandi umum(3)/ kamar mandi sendiri (4) (BPS).