FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA PROPINSI MALUKU (SDKI 2007)
SKRIPSI
Doni Sumitro 0606099712
Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Depok Juli 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA PROPINSI MALUKU (SDKI 2007)
SKRIPSI Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Doni Sumitro 0606099712
Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Depok Juli 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Doni Sumitro
Tempat Tanggal lahir
: Jakarta 30 Juni 1988
Alamat
: Jalan Asembaris Gang M1 No.2 RT 004/013, Kebon Baru, Tebet, Jakarta 12830
Nomor Telpon
: 021-8308205
Email
:
[email protected]
Riwayat pendidikan: 1992-1993
: TK Merpati, Kebon Baru
1993- 2000
: SD Negeri 03 Pagi, Kebon Baru, Jakarta Selatan
2000-2003
: SLTPN Negeri 115, Tebet Utara, Jakarta Selatan
2003- 2006
: SMA Negeri 68 Salemba Jakarta Pusat
2006 – sekarang
: S1 Reguler FKM UI, Depok, Jawa Barat
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan suatu anugerah bagi penulis. Setelah usaha dengan segala upaya dengan tak lupa untuk mengafirmasikan niatan-niatan positif dalam bentuk doa, Puji Syukur penulis panjatkan karena selama 6 tahun menempuh pendidikan di fakultas kesehatan masyarakat universitas Indonesia, akhirnya penulis dapat menunaikan, melaksanakan dan mentutaskan kewajiban untuk menjadi seorang sarjana kesehatan masyarakat. Skripsi ini sengaja disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Pada skripsi ini penulis memaparkan faktorfaktor yang berhubungan dengan unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007). Penulis berterimakasih terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan skipsi ini. Maka dari itu, Penulis mengucapkan terima kasih Kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa menaungi Alam semesta, yang selalu memberikan jalan kesuksesan pada penulis dengan cara-Nya. 2. Keluarga: Alm Papa (Kasdi), Mama (S ueni), Kakak Perempuan (Ratna Primasari) & Suami- nya (Yudha Oktora) serta keponakan Naufal Atha Syarki Oktora. 3.
Komunitas: Terima kasih kepada teman-teman Komunitas Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia (PSM UI Paragita), Teman teman Komunitas Bahasa Inggris (Britzone English Community), Teman-teman Lakespra Fitness center, Teman-teman Dancesport UI (dansa UI) dan juga beberapa komunitas di dunia maya yang masing- masing memberikan dukungan penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan caranya dan melepaskan penat yang ada.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
4. dr. Helda M.Kes sebagai pembimbing penulis yang sungguh sabar dan berpikiran terbuka, dan memberikan suntikan semangat penulis untuk menggarap dan menunaikan skripsi. 5. Prof. Dr.dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, Msc. sebagai penguji dari lingkup FKM UI yang memberikan masukan berharga demi etika dan kelayakan karya ilmiah penulis. 6. Ahmad Taufik, S.Kom, MA sebagai penguji dari BAPPENAS yang juga memberika masukan- masukan positif untuk lebih mengkayakan isi dari karya ilmiah penulis. 7. Kepada www.measuredhs.com yang telah memberikan izin penulis untuk mengunduh raw data SDKI 2007. 8. Kepada teman-teman penulis yang mendukung dan membantu penulis: Aisyah Putri Mayangsari, Bayu kurnia, Kartika Anggun, Nahlia Aryanti Emtiaz Rianto, Reif’at Muhammad, Herdiana Christanty Sihombing, Wita Istiandini, Lia Octavia, Al Huda Yusuf, Ahmad Ramdhanu, Rendhy Febriyanto, Johannes Nugroho Onggo Sanusi, Wanda Ediviani, Zaki Dinul, Febriana Elisabeth, Muhammad Fajri, Fajri Muslim, Visy Yulanda dan pihakpihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak. Penyususan Skrispi oleh penulis tidak lepas dari kekurangan. Semoga kekurangan maupun kelebihan yang ada dapat mejadi bahan evaluasi bagi penulis maupun pihak yang akan mempergunakan tulisan. Seoga skripsi ini bermanfaat. Jakarta, Juli 2012 Penulis
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Doni Sumitro
Program Studi
: Kesehatan Masyarakat
Judul
: Faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku (SDKI 2007)
Studi ini mengidentifikasi unmet need KB di Propinsi Maluku berdasarkan analisis Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Desain studi ini adalah potong lintang. Kritera populasi studi ini adalah wanita menikah yang berusia 15-49 tahun dalam keadaan subur atau hamil, yang menginginkan penjarangana atau pembatasan kelahiran. Tujuan studi adalah
untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang
berhubungan dengan unmet need keluarga berencana di propinsi Maluku. Faktor yang dimaksud diantaranya adalah Umur, Pendidikan responden, pendidikan suami responden, pekerjaan responden, pekerjaan suami responden, tingkat ekonomi, wilayah tempat tinggal dan jumlah anak masih hidup. Diketahui bahwa jumlah unmet need
KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) yang dianalisa oleh peneliti adalah
sebanyak 43,26%. Ditemukan Hubungan yang bermakna pada status pendidikan responden dengan OR 2,49, status pendidikan suami responden dengan OR 2,61 dan tingkat ekonomi dengan OR 2,61 dengan unmet need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku. Rendahnya pendidikan responden maupun suami responden dengan tingkat ekonomi miski dan sangat miskin dapat meningkatkan resiko unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007). Kata Kunci : Unmet Need, Keluarga Berencana, Propinsi Maluku.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
ABSTRACT
Name
:
Doni Sumitro
Study Program
:
Public Health
Title
:
The Unmet Need of Family Planning Relating Factors In Maluku Province (IDHS 2007)
This study indentifies unmet need of family planning in Maluku Province based on Indonesia Demographic Health Survey 2007. The design of the study is cross-sectional. The population’s criteria are married woman, age between 15—49, fecund or Pregnant, and have intention to spacing or limiting birth. The purpose of the study is to relate unmet need of family planning with some factors in Maluku Province. The factors are age of respondent, respondent’s education, the husband education, respondent’s occupation, the husband occupation, wealth index, The place of residence and the number of living children. The result shows about 43,26 % unmet need of family planning founded in Maluku Province (IDHS 2007). Furthermore, there are some factors significantly relating to unmet need of Family planning which are respondents education (2,49 OR), husband education (2,61 OR) and wealth index (2,61 OR). However, The lower degree of respondent and husband education and also The lower index of wealthy could raise the risk of unmet need of family planning in Maluku Province (IDHS 2007). Keyword: Unmet Need, Family Planning, Maluku Province.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………………. iii SURAT PERNYATAAN………………………………………………………….. iv PERNYATAAN PERSETUJUAN……………………………………………… .. v RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………….. vii KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………………… x ABSTRAK……………………………………………………………………… .. xi DAFTAR ISI…………………………………………………………………… … xiii DAFTAR TABEL…………………………………………………………….......xviii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………....xix BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 3 1.3 Pertanyaan Penelitian…………………………………………………... 3 1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………… 4 1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………………... 4 1.6 Ruang Lingkup………………………………………………………... 5
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………. 6 2.1 Definisi Unmet Need Keluarga Berencana……………………………. 6 2.2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Unmet Need KB………… 10 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL………………. 18 3.1 Kerangka Konsep ……………………………………………………… 18 3.2 Hipotesis ……………………………………………………………… 19 3.3 Definisi Operasional ………………………………………………….. 20 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………... 26 4.1 Desain Penelitian……………………………………………………… 26 4.2 Pengambilan Data ……………………………………………………. 26 4.3 Populasi dan Sampel …………………………………………………. 27 4..3.1 Populasi…………………………………………………….. 27 4.3.2 Besar Sampel……………………………………………….. 27 4.3.3 Sampel ……………………………………………………… 28 4.4 Manajemen Data …………………………………………………… . 31 4.5 Analisis Data …………………………………………………………. 31 BAB 5 HASIL PENELITIAN ……………………………………………………...33 5.1 Frekuensi Unmet Need Keluarga Berencana di 33 Propinsi Indonesia (SDKI 2007)…………………………………………………………… 33 5.2 Frekuensi dan Distribusi Populasi Unmet Need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku (SDKI 2007) ……………………………………. 35
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
5.3 Analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need keluarga berencana di propinsi Maluku (SDKI 2007)……………….
41
5.3.1 Hubungan Umur dengan Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007)………………………………………………. 42 5.3.2 Hubungan Status Pendidikan Responden dengan Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) ……………………….. 43 5.3.3 Hubungan Status Pendidikan Suami Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) …………………. 44 5.3.4 Hubungan Status Pekerjaan Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) …………………. 45 5.3.5 Hubungan Status Pekerjaan Suami Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007)…………… 46 5.3.6 Hubungan Tingkat Ekonomi Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007)………………….
47
5.3.7 Hubungan Wilayah Tempat Tinggal engan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007)………………………..
48
5.3.8 Hubungan Jumlah Anak Hidup dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) ……………………….. 49 BAB 6 PEMBAHASAN………………………………………………………. 52 6.1 Pembahasan Batasan Penelitian……………………………….. ………52
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
6.2 Pembahasan Populasi Penelitian………………………………………. 51 6.3 Pembahasan Gambaran Unmet Need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007)……………………………………………………………55 6.4 Pembahasan Distribusi Populasi Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007)…………………………………………………………..57 6.5 Pembahasan Hubungan Faktor-Faktor dengan Unmet Need KB di Propinsi Mauluku (SDKI 2007)………………………………………59 6.5.1
Hubungan Faktor Umur dengan unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007)……………………. 59
6.5.2
Hubungan Faktor Status Pendidikan Responden unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007)……….60
6.5.3
Hubungan Faktor Status Pendidikan Suami Responden unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………..60
6.5.4
Hubungan Faktor Status Pekerjaan Responden unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007)……….
6.5.5
61
Hubungan Faktor Status Pekerjaan Responden unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007)………..61
6.5.6
Hubungan Faktor Tingkat Ekonomi dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………..62
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
6.5.7
Hubungan Jumlah Anak masih Hidup dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………. 62
6.5.8
Hubungan Jumlah Anak masih Hidup dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………63
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………64 7.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 64 7.2 Saran………………………………………………………………….. 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penyaringan Responden…………………………………………………29 Tabel 5.1 Distribusi Populasi Penelitian Unmet Need Keluarga Berencana Di Propinsi Maluku Indonesia (SDKI 2007)…………………………………………. 36 Tabel 5.2 Analisis Bivariat Hubungan Umur dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………………………………………………………………42 Tabel 5.3 Analisis Bivariat Hubungan Status Pendidikan Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)……………………………………….43 Tabel 5.4 Analisis Bivariat Hubungan Status Pendidikan Suami Responden d engan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………………………………..44 Tabel 5.5 Analisis Bivariat Hubungan Status Pekerjaan Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)……………………………………….45 Tabel 5.6 Analisis Bivariat Hubungan Status Pekerjaan S uami Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)……………………………….46 Tabel 5.7 Analisis Bivariat Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)…………………………………………………….47 Tabel 5.8 Analisis Bivariat Hubungan Wilayah Tempat Tinggal dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)……………………………………………..48 Tabel 5.9 Analisis Bivariat Hubungan Jumlah Anak Hidup dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)………………………………………………….49 Tabel 5.10 Ringkasan Hubungan Kemaknaan Antara Variabel Sosiodemografi dengan Unmet Need KB (SDKI 2007)…………………………………………….51
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Identifikasi Unmet Need Keluarga Berencana…………………………8 Gambar 2.2 Faktor-Faktor yang berkaitan dengan pemakaian Alokon atau alat Kontrasepsi…………………………………………………………………………..12 Gambar 2.3 Faktor-Fakto Perilaku Sehat………………………………………….14 Gambar 3.1 Kerangka Konsep……………………………………………………..18 Gambar 5.1 Unmet Need Keluarga Berencana 33 Propinsi di Indonesia (SDKI 2007)…………………………………………………………………………34
Gambar 5.2 Proporsi Unmet Need KB dan Met Need KB di Wilayah Maluku (SDKI 2007)………………………………………………………………………..35
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia meningkat setiap tahun nya. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1971 berkisar sebesar 119,2 juta jiwa , pada tahun 1980 kurang lebih sebesar 147, 4 juta jiwa , pada tahun 1990 berkisar sebesar 179, 3 juta jiwa, pada tahun 2000 kurang lebih sebesar 206,2 juta jiwa dan, pada tahun 2010 berkisar sebesar 237,6 juta jiwa. (www.bps.go.id). Jumlah
penduduk
yang
tinggi
dapat
menyebabkan
permasalahan
kependudukan. Masalah kependudukan tidak hanya berkaitan dengan masalah kuantitas, melainkan juga berkaitan dengan masalah kualitas. Harus diakui bahwa kualitas penduduk Indonesia masih relatif rendah dari sisi kesehatan , pendidikan maupun ekonomi. Hal ini terindikasi dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih berada di periangkat bawah, yaitu nomor 108 dari 188 negara di dunia. (Kominfo, 2011). Keputusan penggunaan KB berpengaruh dengan Jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu yang dapat menjadi penghambat dalam pengendalian jumlah penduduk adalah unmet need pada Keluarga Berencana. Definisi Unmet Need Keluarga Berencana masih berada dalam tahap revisi dan pengembangan yang berlanjut semenjak tahun 1960-an. Pengamatan pertama kali menemukan suatu celah atau gap antara keinginan wanita bereproduksi dengan perilaku pemakaian kontrasepsi pada survey Pengetahukan, Sikap dan Perilaku Kontrasepsi. (Robey, Ross, dan Bushan 1996 dalam Bradley, Trevor N Croft, Joy D Fishel, dkk 2012) Unmeet need KB, menurut analisis lanjutan SDKI 2007,
adalah suatu
kelompok wanita usia subur yang sesungguhnya tidak ingin mempunyai anak, tidak ingin memiliki anak lagi, atau ingin menjarangkan kehamilannya sampai dengan 24 bulan, namun tidak menggunakan alat Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan nya.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Maka dari itu, resiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan pada wanita menikah yang unmet need menjadi lebih besar sehingga dapat berkaitan dengan meningkatnya pemicu terjadinya aborsi yang dapat membahayakan kesehatan maupun keselamatan Ibu. (Julian S, 2009) Penelitian di Iran menemukan bahwa sebanyak 7,6 % wanita menikah menghindari kehamilan namun tidak menggunakan hal apapun yang berhubungan dengan metode keluarga berencana. (Ahmadi dan Jalil Iranmahboob, 2005) Pada Tahun 2000 di Indonesia, Angka Unmet need tercatat 8,6 % dengan presentase yang bertujuan untuk menjarangkan kelahiran sebanyak 4,0 % dan 4,6% bertujuan untuk membatasi kelahiran. Peserta KB yang drop out setelah 5 tahun pemakaian mengemukakan alasan yang diantaranya adalah karena ingin hamil sebanyak 34 % , efek samping sebagai 14,4%, masalah kesehatan sebanyak 10,1 %, Kegagalan Sebanyak 10 % dan menginginkan cara yang lebih efektik sebesar 7.9%. Sebesar 42.4 % wanita di kalangan mereka yang tidak ber-KB, menyatakan akan tetap tidak ber –KB di waktu yang akan datang dan sebanyak 13,7% mengemukakan masih ragu-ragu
apakah akan KB atau tidak di waktu yang akan mendatang.
(BKKBN & UNFPA, 2005) Pada tahun 2007, SDKI menunjukkan bahwa 61,4% dari wanita kawin menggunakan kontrasepsi dan sebanyak 9,1% dari mereka adalah dikategorikan unmet need. (Julian S, 2009) Unmet need juga memiliki kaitan yang erat dengan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga dapat memicu terjadinya aborsi yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu, (Fajarningtyas, Leli Asih dan Sukarno 2009) Pada penelitian yang menganalisis data SDKI 2007, ditemukan bahwa faktorfaktor sosiodemografi seperti umur, status pendidikan responden dan suami, pekerjaan responden dan suami, tingkat ekonomi, wilayah tempat tinggal dan jumlah
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
anak masih hidup memiliki makna yang berhubungan dengan unmet need KB (Tiara, 2011). Diketahui bahwa angka unmet need tertinggi berada di propinsi Maluku (22,4%) bila dibandingkan dengan rata-rata nasional (9,1%) maupun propinsipropinsi lainnya menurut analisis lanjutan SDKI 2007 (Julian S, 2009). Diharapkan bahwa dengan penemuan angka unmet need keluarga berencana sehingga dapat mengetahui proporsi kelompok jumlah sasaran potensial yang masih perlu diajak berKB, terutama di wilayah Propinsi Maluku.
1.2 Rumusan masalah Dalam rangka untuk mengetahui suatu hubungan kemaknaan antara faktorfakor yang diduga terkait dengan unmet need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku,
maka perlu diadakannya penelitian
mengenai faktor- faktor
yang
berhubungan dengan Unmet Need Keluarga Berencana di propinsi Maluku yang didasarkan oleh hasil Survey Demografi kesehatan Indonesia 2007.
1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need
keluarga
berencana propinsi Maluku (SDKI 2007)? 2. Bagaimana gambaran keluarga berencana di propinsi Maluku (SDKI 2007)? 3. Bagaimana gambaran distribusi umur, status pendidikan responden, status pendidikan suami responden, status pekerjaan responden, status pekerjaan suami responden,, tingkat ekonomi, wilayah tempat tinggal dan jumlah anak hidup (sosiodemografi) dengan unmet need keluarga berencana propinsi Maluku (SDKI 2007)? 4. Bagaimana Hubungan Kemaknaan antara faktor sosiodemografi dengan unmet need keluarga berencana di propinsi Maluku (SDKI 2007)?
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
1.4 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need keluarga berencana di propinsi Maluku (SDKI 2007)
2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran unmet need keluarga berencana di Propinsi Maluku (SDKI 2007) 2. Mengetahui gambaran distribusi umur, status pendidikan responden, status pendidikan suami responden, status pekerjaan responden, status pekerjaan suami responden,, tingkat ekonomi, wilayah tempat tinggal dan jumlah anak hidup (Sosiodemografi) dengan unmet need keluarga berencana propinsi Maluku (SDKI 2007). 3. Mengetahui Hubungan Kemaknaan antara faktor sosiodemografi dengan unmet need keluarga berencana di propinsi Maluku (SDKI 2007)
1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peneliti Selain
sebagai syarat
untuk
memperoleh
gelar
Sarjana Kesehatan
Masryarakat, Penelitian ini memberikan suatu kesempatan bagi peneliti untuk mengaplikasi ilmu kesehatan masyarakat dalam bentuk penelitian yang menggunakan data sekunder.
2. Manfaat Aplikatif Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran kepada pemerintah dan institusi lainnya yang terkait dengan kesehatan reproduksi dalam pembuatan kebijakan mengenai hal yang berkaitan dengan unmet need Keluarga Berencana di Indonesia.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
3. Manfaat Teoritis dan Metodogis Penelitian mengenai gambaran Unmet Need KB di Indonesia ini diharapkan dapat memperkaya wawasan keilmuan dan informasi yang bermanfaat serta dapat
dijadikan
alat
banding
bagi peneliti
Unmet
Need
lainnya.
1.6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah sampel responden data sekunder SDKI 2007 yang dimana responden adalah wanita menikah yang berumur 15-49 tahun yang tersebar di propinsi Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran maupun hubungan
unmet need keluarga berencana dengan faktor
sosiodemografi seperti Umur, Pekerjaan dan Pendidikan responden, pekerjaan dan pendidikan suami responden, pendapat keluarga, serta jumlah anak.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Unmet Need Keluarga Berencana Definisi Unmet Need Keluarga Berencana masih berada dalam tahap revisi dan pengembangan yang berkelanjutan semenjak tahun 1960-an. Pengamatan pertama kali menemukan suatu celah atau gap antara keinginan wanita bereproduksi dengan perilaku pemakaian kontrasepsi pada survey Pengetahukan, Sikap dan Perilaku Kontrasepsi. (Robey, Ross, dan Bushan 1996 dalam Bradley, Trevor N Croft, Joy D Fishel, dkk 2012) Celah atau gap ini yang kemudian dikenal sebagai Unmet Need Keluarga Berencana. Konsep unmet need for family planning (Unmet Need KB) untuk pertama kali diperkenalkan oleh Westoff dan Pebley (1981) ketika menganalisa data survey Fertilitas Dunia (World Fertility Survey) pada tahun 1976. Konsep ini masih relatif baru untuk dikenali karena adanya upaya untuk mengevaluasi program KB. (BKKBN dan UNFPA, 2005) Berdasarkan hasil dari penelitian perbandingan studi mengenai fertilitas antara beberapa negara di dunia, diketahui bahwa proporsi unmet need KB di beberapa Negara berkembang termasuk Indonesia cukup menonjol. Hasil penelitian tersebut menjadi penting dalam upaya untuk mendapatkan gambaran pencapaian program KB dan mengetahui keadaan sasaran yang belum terjangkau.
Dengan mengetahui
proporsi kelompok unmet need, maka akan diketahui jumlah sasaran potensial yang masih perlu diajak ber-KB (Westoff 1988 dalam Julian S, 2009) Westof dan Pebley (1981) menggunakan data World Fertilty Survey, menemukan bahwa rata-rata 40 % wanita kawin usia subur yang tidak menginginkan anak lagi ternyata tidak memakai kontrasepsi. Studi ini membandingkan 18 ne gara di
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
benua asia, afrika, dan amerika latin dengan angka terendah berada di Kenya sebesar 24 % dan yang tertinggi di Peru sebesar 58%. (Julian S, 2009) Di beberapa Negara lain sepeti Nepal (Regmi, 1982 dalam Julian S, 2009) jugad itemukan sebanyak 35,7% adanya kelompok wanita unmet need yang ingin membatasi kelahiran maupun yang inigin melakukan penjarangan kelaghiran namun tidak menggunakan metoda atau alat kontrasepsi. Sementara di Thailand angka unmet need mencapai 44,3% (Chaumpluk, 1982 \dalam Julian S 2009). Penelitian di Iran menemukan bahwa sebanyak 7,6 % wanita menikah menghindari kehamilan namun tidak menggunakan hal apapun yang berhubungan dengan metode keluarga berencana. (Ahmadi dan Jalil Irmanmahboob , 2005) Westoff dalam Tiara (2011), mengindentifikasikan terjadinya unmet Need pada Perempuan Usia Subur (PUS) 1. PUS yang dipilih adalah PUS yang berstatus menikah. 2. PUS menikah dibagi menjadi PUS yang memakai alat kontrasepsi dan PUS yang tidak memakai alat kontrasepsi 3. PUS yang tidak memakai alat kontrasepsi dibagi menjadi PUS hamil atau amenore dan PUS tidak hamil atau tidak amenore 4. PUS hamil atau amenore dikategorikan menjadi hamil yang diinginkan (intended), kehamilan yang diinginkan kemudian (misstimed), dan kehamiilan yang tidak diinginkan (Unwanted Pregnancy). PUS yang tidak hamil lalu dikategorikan menjadi subur dan tidak subur. 5. PUS yang subur dikategorikan menjadi: Ingin anak segera, ingin anak kemudian dan tidak ingin anak lagi. 6. PUS yang subur (fecund) yang kehamilannya diinginkan kemudian (Misstimed) merupakan termasuk unmet need Keluarga Berencana untuk tujuan penjarangan kelahiran. Sedangkan PUS hamil yang mengalami kehamilan tidak dinginkan (Unwanted Pregnancy) maupun PUS subur yang
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
tidak menginginkan anak lagi adalah unmet need keluarga berencana untuk tujuan pembatasan kelahiran. 7. Unmet Need KB untuk tujuan penjarangan kehamilan dan Unmet need KB untuk tujuan pembatasan kelahiran merupakan total dari Unmet Need KB. Gambar 2.1 Identifikasi Unmet Need Keluarga Berencana PASANGAN UMUR SUBUR (PUS)
PUS MENIKAH
PUS PAKAI ALOKON
PUS TIDAK PAKAI ALOKON
HAMIL/AMENORE
UNWANTED (TIDAK INGIN HAMIL)
INTENDED (INGIN HAMIL)
TIDAK HAMIL/TIDAK AMENORE MISSTIMED (INGIN HAMIL TAPI NANTI)
INFECUND
FECUND
(TIDAK SUBUR)
(SUBUR)
INGIN ANAK SEGERA UNMET NEED KB UNTUK PENJARANGAN KELAHIRAN TOTAL UNMET NEED KB UNMET NEED KB UNTUK PEMBATASAN KELAHIRAN
(Westoff dalam Tiara 2011)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
INGIN ANAK KEMUDIAN TIDAK INGIN ANAK LAGI
Skema tersebut menjelaskan bagaimana cara unuk mengindentifikasi Unmet need
keluarga berencana. Diawali dengan pemilihan pasangan Usia Subur yang
menikah yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kemudian PUS dibagi kedalam kedua kategori yaitu PUS yang hamil atau amenore dengan PUS yang tidak hamil atau tidak amenore. Pada PUS yang hamil dibagi menjadi tiga kategori: Hamil yang dinginkan (Intended), kehamilan yang dinginkan kemudian (misstimed), dan kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy). Sedangkan PUS yang tidak hamil dibagi kembali menjadi 2 kategori : Subur (fecund) dan Tidak Subur (fecund). Pada PUS yang tidak hamil namun subur dibagi menjadi 3 kategori: Ingin anak segera, Ingin anak kemudian dan tidak ingin anak lagi. Identifikasi diatas dimaksudkan adalah untuk menemukan PUS yang berstatus unmet need KB. Dari Identifikasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Unmet need KB dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu Unmet need KB dengan tujuan penjarangan kelahiran dan Unmet Need KB dengan tujuan pembatasan kelahiran. Berikut adalah identifikasi masing- masing kategori unmet need KB: 1. Unmet need KB yang memiliki tujuan untuk penjarangan kelahiran memiliki identifikasi : PUS menikah tidak pakai alokon yang mengalami kehamilan yang dinginkan kemudian (misstimed) dan PUS menikah yang tidak pakai alokon berstatus subur yang ingin anak kemudian. 2. Unmet need KB yang memiliki tujuan pembatasan kelahiran memilikii identifikasi : PUS menikah yang tidak pakai alokon mengalami kehamilan namun kehamilannya tidak dinginkan (unwanted pregnancy)dan PUS menikah yang tidak pakai alokon yang berstatus subur namun tidak ingin punya anak.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
2.2 Faktor-Faktor Unmet Need Keluarga Berencana Mahmod (1991) menemukan bahwa penyebab adanya kelompok wanita unmet need antara lain berkaitan dengan masalah keuangan, aspek kejiawaan, medis, waktu dan biaya peyanan resiko kesehatanserta hambatan sosial (Julian, S 2009). Sementara penyebab yang paling menonjol terhadap unmet need di Pakistan adalah hambatan agama (Shah dan Palmore, 1984; GOP, 1986 dalam Julian S, 2009) Sedangkan Sadik (1990) menyimpulkan bahwa faktor utama penyebab terjadinya unmet need adalah karena kesenjangan terhadap akses pelayanan dan bila ditinjau lebih jauh, kesenjangan tersebut dapat berupa hambatan pada faktor geografi, keuangan, cultural, komunikasi dan ketersediaan nya kontrasepsi.( Julian S, 2009) Hamid (2002) dalam analisis nya terhadap data SDKI 1997 menemukan dari 17410 responden yang diteliti sebanyak 14, 9% dikategorikan unmet need KB. Pada penelitian ini juga dilakukan pendisitribusian terhadap faktor- faktor sosiodemografi seperti pendapatan keluarga, Jumlah Anak, Pekerjaan, Pendidkan, Pengetahuan, da Juga Wilayah tempat tinggal. Tiara (2011) dalam analisis nya terhadap data SDKI 2007 mendistribusikan Unmet need KB dengan faktor-faktor demografi (umur, tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, tingkat pendidikan suami, pekerjaan suami, jumlah anak, tingkat ekonomi dan tempat tinggal) , faktor- faktor sosiopsikologis (persetujuan suami tentang KB, diskusi dengan suami tentang KB, pengetahuan tentang metode kontrasepsi) dan faktor pelayanan (informasi KB dari fasilitas kesehatan dan sumber informasi KB). Dalam analisis ini juga dilakukan analisis bivariat yang dimana haslinya adalah Unmet need KB cenderung meningkat pada umur dewasa tua, pendidikan lebih rendah, punya anak lebih dari dua, tingkat ekonomi rendah, tinggal di pedesaan, suami tidak setuju dengan KB, tidak diskusi dengan suami, tidak mendapat informasi dari fasilitas kesehatan dan tidak mendapat informasi dari sumber manapun.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Jane T. Betrand (1980) dalam bukunya Audience research for improving planning communication programs, memaparkan bahwa determinan pemakaian alat kontrasepsi oleh PUS dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, Faktor sosiopsikologis, dan Faktor Terkait Pelayanan. Faktor Sosiodemografi meliputi status pendidikan, Status pekerjaan, Pendapatan keluarga, Jenis perumahan, Status Gizi (Bagi Negara berkembang) suku,, agama, dan lain- lain.
Faktor sosiopsikologis adalah faktor
persepsi keyakinan dan sikap tyang dapat mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi, seperti; Sikap terhadap KB, Pentingnya Nilai Anak Laki- laki, Persepsi Kehamilan dan Kematian anak, Komunikasi antara suami istri, ukuran keluarga Ideal dan sebagainya. Faktor Terkait Pelayanan KB meliputi Jenis pelayanan KB, Kegiatan Informasi, Edukasi dan Komunikasi yang berhubungan dengan KB, Paparan media massa dan lainnya. Berikut dibawah ini adalah Skema Fakor-Faktor pemakaian alat kontrasepsi.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Gambar 2.2 Faktor-Faktor yang berkaitan dengan pemakaian Alokon atau Alat Kontrasepsi
Faktor Sosiodemografi Pendidikan Tempat Tinggal Status Pekerjaan Status Gizi Suku Faktor Sosiopsikologis Ukuran keluarga ideal Pentingnya nilai anak laki-laki
Pemakaian Alokon
Sikap terhadap KB Komunikasi Suami Istri Persepsi terhadap Kematian Faktor Terkait Pelayanan KB Anak Kegiatan yang berhubungan dengan KB Paparan media massa Jenis Pelayanan KB
(Betrand, 1980)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Pada gambar 2.3, Green (1980) dalam Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (Notoadmojo, 2003) menyatakan bahwa kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku. Faktor perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: a. Faktor
Pemudah/Predisposisi
Pengetahuan dan Sikap
(predisposing
factor),
yang
mencakup
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal- hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, dan sosiodemografi (pendidikan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, Jumlah Anak). b. Faktor Pendukung/Pemungkin (enabling factor), yang mencakup ketersediaan nya sarana dan prasarana, seperti tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dengan akses dan biaya yang terjangkau, ketersediaan kontrasepsi, tersedianya dokter dan lain- lain. c. Faktor Penguat (reinforcing factor), yang mencakup faktor sikap dan perilaku dari tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), petugas kesehatan, keluarga, maupun undang- undang dan peraturan/daerah yang mendukung terjadinya perilaku sehat.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Gambar 2.3 Faktor-Fakto Perilaku Sehat Faktor Predisposisi: Pengetahuan dan Sikap Nilai-Nilai Demografi yang mencakup (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah anak)
Faktor Enabling: Ketersediaan fasilitas kesehatan Akses dan Biaya yang terangkau Ketersediaan Obat Keterseddiaan tenaga kesehatan
Faktor Reinforcing: Dukungan Tokoh Masyarakat Dukungan Tokoh Agama Undang-Undang
(Green 1980 dalam Notoadmojo 2003)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Perilaku Sehat
2.3 Unmet Need Keluarga Berencana di Indonesia Unmeet Need menurutAnalisis SDKI 2007 oleh, merupakan kelompok wanita yang sudah tidak ingin mempunyai anak lagi atau menjarangkan kehamilannya sampai dengan 24 bulan namun tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan nya. Konsep tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan wanita yang sebenenarnya
memerlukan
alat
kontrasespsi
dengan
alasan
karena
tidak
menginginkan anak lagi maupun ingin menunda kehamilannya, namun wanita tersebut tidak menggunakan alat kontrasepsi. Maka dapat dikatakan bahwa Unmet need adaah jika tidak ingin anak lagi atau ingin menunda atau mempunyai anak lagi. (Julian S, Flourisa 2009). Sedangkan menurut Riskesdas 2010 mengkategorikan Unmet need KB sebagai suatu kelompok perempuan usia 10-49 tahun yang menjawab tidak pernah sama sekali menggunakan KB atau Menjawab pernah tapi tidak menggunakan lagi dengan alasan dilarang Pasangan, dilarang agama, mahal, sulit diperoleh, takut efek samping dan tidak menginginkan. (Balitbangkes, 2010) Menurut
Julian S Flourisa (2009)
pada analisis lanjutan SDKI 2007
ditemukan bahwa 9,1 % wanita kawin adalah Unmet need KB dan diketahui bahwa yang terjadi dalam 5 tahun survey, 2 dari setiap 10 kelahiran merupakan kelahiran yang tidak direncanakan. Diketahui pula bahwa penurunan Presentase unmet need akan memberikan hasil yang signifikan terhadap angka prevalensi kontrasepsi. Suatu sudi menyebutkan bahwa dengan memberikan pelayanan terhadap kelompok unmet need dapat membantu pasangan
untuk
mengatur kehamilan dan
meningkatkan sosial
ekonominya. Studi lain menyatakan bahwa dengan menurunkan unmet need dapat mengurangi kematian ibu da anak. Beberapa peneliti telah melakukan identifikasi terhadap faktor- faktor yang dihubungkan dengan unmetneed dan juga kepada wanita yang tidak menggunakan
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
alat kontrasepsi. Hasil identifikasi berupa temuan bahwa Wanita yang memiliki pendidikan
tingggi
ternyata
memeliki kecenderungan
untuk
menggunakan
kontrasepsi yang tinggi, menginginkan jumlah anak yang lebih sedikit, dan presentase unmet need nya rendah. Studi lain menunjukkan bahwa unmet need KB meurun dengan meningkatnya pendidikan wanita dan pada status wanita yang bekerja di luar rumah. Penelitian-penelitian lain menunjukkan bahwa presentase unmet need tinggi terdapat pada kelompok wanita dengan usia muda dan juga pada kelompok usia tua, mereka yang tidak mempunyai anak dan yang mempunyai anak satu, serta wanita yang memiliki jumlah anak hidup lebih dari lima anak. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal yang perlu diperhatikan bahwa tingkat unmet need yang tinggi untuk penjarangan kelahiran terdapat di kalangan wanita usia muda yang masih menginginkan tambahan anak lagi dan tingkat unmet need yang tinggi kepada kelompok wanita usia tua dan juga pada yang memiliki jumlah anak seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa alasan mengapa wanita yang sebenarnya tidak ingin hamil lagi tidak mau menggunakan kontrasepsi, diantaranya seperti alasan kesehatan, efek samping, larangan penggunaan (baik dari suami, keluarga dan masyarakat), tidak adanya akses pelayanan dan kurangnya informasi. Secara Nasional (Berdasarkan hasil SDKI2007), alasan mereka tidak mau menggunakan alat kontrasepsi yang terbanyak adalah karena alasan menopause/histerektomi (15,1%) dan alasan tidak subur (13,9%) sedangkan jika dilihat menurut alat/cara KB maka alasan yang terbanyak adalah takut efek samping (12,3%) dan masalah kesehatan (10,1%). Studi lain menemukan bahwa komunikasi antara suami istri mengenai KB berhubungan dengan keinginan menggunakan alat kontrasepsi di masa yang akan datang. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh De Rose et.al pada tahun 2004 menunjukkan bahwa diskusi antara suami isteri tidak selalu ada hubungannya dengan perilaku yang baik dari pasangan tentang penggunaan kontrasepsi yang menunjukan bahwa diskusi antara suami isteri tidak selalu berhubungan langsung dengan penurunan unmetneed.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Bila diperhatikan dalam program KB di Indonesia terdapa t peningkatan unmetneed dari 8,6% pada tahun 2002/2003 menjadi 9,1% pada tahun 2007 ( SDKI), padahal terdapat prevalensi pemakaian kontrasepsi mengala mi peningkatan dari 60,3% pada tahun 2002/2003 menjadi 61,4% pada tahun 2007. Sedangkan bila dilihat mengenai rata-rata jumlah anak ideal mengalami penurunan dari 2,9 anak pada tahun 2002/2003 menjadi anak 2,8 anak pada tahun 2009. Pada studi unmet need analisis lanjut SDKI 2007 memiliki tujuan untuk mengukur tingkat dan tren unmet need dan kebutuhan pelayanan KB diantara wanita Indonesia berdasarkan beberapa indikator. Wanita yang dijadikan penilitan berusia 10-49 tahun dan analis yang dilakukan menurut provinsi dan tempat tinggal. Studi ini juga ditujukan untuk mengungkap faktor- faktor terjadinya unmet need.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3. 1 Kerangka Konsep Dari kerangka teori yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka , maka Kerangka Konsep penelitian mengenai faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku Berdasarkan SDKI 2007 adalah sebagai berikut:
Faktor Sosiodemografi: Umur Status Pendidikan Responden Status Pendidikan Suami Responden Status Pekerjaan Responden Status Pekerjaan Suami Responden
Unmet Need Keluarga Berencana
Tingkat Ekonomi Tempat Tinggal Jumlah Anak
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
3. 2 Hipotesis 1. Faktor umur berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) 2. Faktor status pendidikan responden berhubungan dengan status unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) 3. Faktor pendidikan suami berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) 4. Faktor pekerjaan responden berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) 5. Faktor pekerjaan suami responden berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) 6.
Faktor tingkat ekonomi berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)
7.
Faktor wilayah tempat tinggal berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)
8.
Faktor jumlah anak masih hidup berhubungan dengan status unmet need KB di propinsi Mauluku (SDKI 2007)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
3.3 Definisi Operasional
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah potong lintang (Cross-sectional). Penganaliasaan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Survey Kesehatan Dasar Indonesia (SDKI) 2007. Adapun variable yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel sosisodemografi yang meliputi, Umur, Pekerjaaan Responden, Pekerjaan Suami responden, Pendidikan Suami Responden, Pendapatan Keluarga dan Jumlah Anak. 4.2 Pengambilan Data Penelitian ini menggunakan data mentah ( raw data) SDKI 2007 yang dapat diunduh di situs www.measuredhs.com setelah melalui proses registrasi dan confirmasi perizinan untuk mengunduh dan menggunakan data tersebut. Data yang diperoleh ini telah dipublikasikan oleh BPS dan MEASURE DHS Marco international Inc. tahun 2008. Alat pengumpulan data pada SDKI 2007 adalah berupa kuesioner. Terdapat sejulah empat jenis kuesioner yang disebarkan saat penelitian SDKI berlansung. Kuesioner tersebut diantaranya kuesioner rumah tangga, kuesioner untuk wanita, kuesioner untuk pria dan kuesioner untuk dewasa muda. Pada masing- masing kuesioner memiliki pertanyaan-pertanyaan yang merupakan variabel- variabel yang ingin ditemukan. Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need keluarga berencana di propinsi Maluku (SDKI 2007), peneliti mengambil data mentah yang berasal dari kuesioner rumah tangga dan terutama data mentah yang berasal dari kuesioner untuk wanita. Pada data mentah SDKI 2007 terdapat beberapa variabel-
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
variabel yang peneliti inginkan sesuai pertanyaan penelitian. Selain itu pada data mentah tersebut terdapat variabel- variabel yang telah diringkas sedemikian rupa sehingga mempermudah peneliti dalam manajemen maupun analisis data.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Pada penelitian ini, Populasi yang digunakan adalah seluruh sample responden wanita usia subur yang berumur 15 hingga 49 tahun, yang berstatus menikah, yang sedang hamil maupun dalam masa subur, yang menginginkan penjarangan kelahiran atau pembatasan kelahiran. Populasi ini yang kemudian akan dikategorikan untuk yang menggunakan kontrasepsi (met need KB) maupun yang tidak menggunakan kontrasepsi (Unmet need KB) yang berada diwiliayah propinsi Maluku sesuai data SDKI 2007. 4.3.2 Besar Sampel Dengan rumus :
Z2 1-α/2 *p * q n = -----------------d2 n = Jumlah sampel
Z= nilai baku distribui normal
p = proporsi
q = 1-p
d = derajat akurasi
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Maka besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian gambaran karakteristik responden unmet need berdasarkan SDKI 2007, adalah sebagai berikut: Diketahui bahwa proporsi untuk mencari besaran sampel yang digunakan adalah proporsi unmet need keluarga berencana pada penelitian sebelumnya di Propinsi Maluku sesuai analis SDKI 1997, dengan Proporsi unmet need sebesar 15,3%. Derajat Kepercayaan yang digunakan 95% dengan α sebesar 5% dan presisi yang digunakan adalah 10%. Maka Besaran sampel minimal yang dibutuhkan adalah 49,7 sampel (dibulatkan menjadi 50 sampel) Z1-α/2 = 1,96
p = 0,153
q = 1- 0,153 = 0,847
d = 0,1
(1,96)2(0,153)(0,847) n = ----------------------- = 49,7 (0,1)2 Besaran sampel minimal yang diharapkan dapat mewakili dalam pe nelitian ini adalah sebanyak 50 responden. Namun sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa sampel jenuh yaitu seluruh populasi yang memenuhi kriteriadi Propinsi Maluku sesuai data SDKI 2007. Pengambilan sampel saecara keseluruhan ini dengan pertimbangan bahwa semakin banyak sampel yang digunakan maka diharapkan dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya di Masyarakat. 4.3.3 Sampel Sampel yang dipilih berdasarkan definisi operasional unmet need keluarga berencana menurut Westoff (1981). Kriteria sampel yang dinginkan adalah Kelompok perempuan usia 15-49 yang berstatus menikah, sedang hamil atau dalam
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
masa subur, yang menginginkan penjarangan kelahiran maupun pembatasan kelahiran, baik yang menggunakan kontrasepsi (met need KB) maupun yang tidak menggunakan kontrasepsi (unmetneed KB) yang bertempat tinggal di wilayah propinsi Maluku sesuai data SDKI 2007. Berikut Penyortiran Populasi dan Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Unmet need KB di Propinsi Maluku 2012 (Analisis Data SDKI 2007) Tabel 4.1 Penyaringan Responden Krite ria Inklusi Wanita Usia Subur 15 -49 Tahun
Krite ria Ekslusi
Responden
-----------------------------------32895
Menikah
Janda (991)
(V501, raw data)
Cerai (1035)
Unmet Need & Met need
Spacing failure (38),
(V626, raw data)
Limiting failure (17), Desire birth<2 yrs old (4444), Infecund/menopause (5188)
30869
21166
Never Had sex (0) Missing (16) Cleaning:
Ammenorrheic (1953)
Fecund & Pregnant
Infecund/Menopouse* (3343)
(V625, raw data) *Ditemukan pada Variable met need pada penyaringan kedua.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
15870
Regional (V024, raw data)
Semua Propinisi di Ekslusikan Selain Maluku (15551)
Jumlah Unmet Need Dan Met Need Di Propinsi Maluku Sesuai data SDKI 2007
319
319
Tabel 4.1 diatas menjelaskan perhitungan untuk memperoleh populasi yang dibutuhkan pada penelitian ini. Sample Responden SDKI 2007 yang merupakan wanita usia Subur berusia 15-49 tahun berjumlah 32895 Responden. Kemudian selanjutnya dilakukan penyaringan berdasarkan Kriteria Menikah berjumlah 30869 Responden, dan menyaring Kriterial Janda dan Cerai sebanyak 2026 Responden. Selanjutnya dilakukan seleksi kembali untuk mendapatkan kriteria Unmet need for Spacing, Unmet need for Limiting, Using for Spacing (Met need for Spacing), dan Using for limiting (Met need For Limiting) yang kesemuanya memiliki jumlah 15870 Responden sedangkan Kriteria Spacing failure, limiting failure, Desire birth < 2yrs Old and Never Had sex termasuk kasus yang missing yang memiliki jumlah 5296 dikeluarkan dari perhitungan. Selanjutnya pada Proses Cleaning terhadap populasi ditemukan kejanggalan ketika melakukan analisis frekuensi terhadap variabel Exposure (Fecund, Pregnant, Ammenorrheic, Infecund/Menopuse). Jumlah Kriteria
Infecund/Menopuse.yang
seharusnya telah hilang, kembali muncul dalam variable exposure sebanyak 3343 responden. Selain itu terdapat pula kriteria ammenorheic sejumlah 1953 yang juga akan dikeluarkan dari perhitungan. Maka Kriteria yang termasuk inklusi dalam variabel Exposure hanya kriteria Subur dan Hamil Sejumlah 15870 Responden.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Total Responden yang dikategorikan Unmet Need dan Met Need di Indonesia sesuai Data SDKI 2007 yang telah melalui bebeberapa tahap penyaringan adalah sebesar 15870. Kemudian selanjutnya sebanyak 15551 Responden dikeluarkan dari perhitungan untuk mendapat populasi yang diinginkan. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 319 responden yang merupakan Jumlah Responden Unmet Need Dan Met Need di Propinsi Maluku sesuai Data SDKI 2007. 4.4 Manaje men Data Data mentah SDKI 2007 diolah dengan menggunakan perangkat lunak (software) yang memiliki fungsi untuk menganalisa secara statistik. Data mentah yang ada kemudian dilakukan pengeditan data (editing) dan juga proses pembersihan data (Cleaning) dalam upaya untuk melihat ketersediaan data beserta kelengkapan nya, kejelasan data yang ada, serta konsistensi data pada variabel yang diteliti. Setelah proses pengeditan data mentah dan pembersihan data dilakukan, kemudian dilakukan transformasi data. Transformasi data dilakukan bertujuan untuk mengkode ulang variabel-variabel tertentu menjadi kode-kode yang dinginkan peneliti dalam analisis data selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam tahap analisa. 4.5 Analisis Data Analasis data dalam penelitian Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Unmet Need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku 2012 (Analisis SDKI 2007) adalah berupa analasis univariat dan bivariat. Analisi univariat dilakukan pada tahap pertama untuk mendapatkan responden serta faktor sosiodemografi yang sesuai dengan kriteria penelitian. Pada analisis ini dilakukan pencarian variabel dependen responden unmet need KB sesuai dengan Teori Westoff (dalam tiara 2011), Wanita usia subur yang menikah, yang sedang hamil maupun dalam masa subur, yang berkeinginan untuk menjarangkan kehamilan maupun membatasi kehamilan, yang tidak menggunakan kontrasepsi. Sementara
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
variabel independen berupa Sosiodemografi
berdasarkan Bertrand (1980) yang
diantaranya adalah Umur, tingkat pendidikan responden, tingkat pendidikan suami responden, status pekerjaan responden, status pekerjaan suami responden, status ekonomi, wilayah tempat tinggal dan jumlah anak.
Selanjutnya pada analisis
univariat ini dilakukan distribusi Unmet need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku menurut faktor sosisodemorafi (SDKI 2007) Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Unmet Need KB di Propinsi Maluku pada responden yang diteliti dengan faktor sosiodemografi sesuai variabel diatas. Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis uji beda dua proporsi (Chi Square) untuk variabel yang memiliki skala ukur nominal atau ordinal (kategori). Pada tahap ini nilai yang diperhitungkan adalah Odds Ratio (OR), 95% CI, dan nilai p. Hubungan statisik akan dikatakan bermakna atau signifikan jika nilai p kurang dari 0,05 atau ditunjukan dengan nilai OR yang dimana interval antara batas bawah dengan batas atas tidak melewati angka satu. Uji Bivariat ini juga akan melihat hubungan antar variabel dengan melihat nilai OR. Jika didapatkan hasil OR > 2,00 maka dapat dikatakan sebagai resiko dan apabila OR < 1 dikatatakan sebagai protektif.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Populasi yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah wanita menikah yang berusia 15 hingga 49 tahun, yang sedang hamil atau dalam masa subur, yang memiliki keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau membatasi kelahiran, baik yang menggunakan kontrasepsi (met need KB) atau yang tidak menggunakan kontrasepsi (unmet need KB). Populasi yang diteliti bertempat tinggal di wilayah Maluku sesuai dengan data SDKI 2007.
Jumlah sampel responden SDKI 2007
adalah sebesar 32895 responden dan setelah dilakukan penyeleksian Untuk mendapatkan populasi yang dinginkan, maka populasi yang sudah diseleksi menurut kriteria deinisi populasi diatas adalah sebanyak 15870. Kemudian Jumlah populasi yang dibutuhkan di penelitian ini adalah populasi di daerah regional Maluku sebesar 319 responden. Besar sampel minimal adalah sebanyak 50 namun dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel keseluruhan populasi (sampel jenuh). Hasil penelitian ini menyajikan persentase unmet need KB berdasarkan 33 Propinsi di Indonesia, kemudian di fokuskan terhadap unmet need KB di Propinsi Maluku. Hasil penelitian ini juga menyajikan karakteristik responden unmet need yang didistribusikan berdasarkan variabel SosioDemografi (Umur, Status pendidikan responden, Status Pendidikan Suami Responden, Status pekerjaan Responden, Status Pekerjaan Suami Responden, Status Ekonomi, Tempat tinggal, dan Jumlah Anak. Selain itu, pada penilitan ini dilakukan uji bivariat untuk menentukan kemaknaan hubungan antara Unmet need KB dengan variabel sosiodemografi.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
5.1 Frekuensi Unmet Need Keluarga Berencana di 33 Propinsi Indonesia (SDKI 2007) Papua
39.47%
Papua Barat
34.29%
Maluku Utara
31.54%
Maluku
43.26%
Sulawesi Barat
28.96%
Gorontalo
11.50%
Sulawesi Tenggara
24.31%
Sulawesi Selatan
24.22%
Sulawesi Tengah
14.73%
Sulawesi Utara
11.36%
Kalimantan Timur
14.09%
Kalimantan …
Kalimantan …
10.83% 9.18%
Kalimantan Barat
15.80%
Nusa Tenggara …
34.64%
Nusa Tenggara …
24.57%
Bali
9.77%
Banten
17.54%
Jawa Timur
15.02%
DI Yogyakarta
10.15%
Jawa tengah
15.01%
Jawa Barat
16.51%
DKI Jakarta
11.80%
Kep Bangka … Bangka Belitung
Lampung Bengkulu Sumatera selatan Jambi Riau
21.77% 5.16%
9.11% 9.76% 15.09% 13.01% 16.78%
Sumatra Barat
21.21%
Sumatra utara
21.29%
DI Aceh
25.68%
Gambar 5.1 Unmet Need Keluarga Berencana 33 Propinsi di Indonesia (SDKI 2007)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Unmet need Keluarga Berencana Indonesia adalah sebesar 17,5% atau sebanyak 2777 dari 15870 Responden SDKI 2007. Sementara
Propinsi
yang
memiliki presentase unmet need KB diatas presentase Unmet Need KB se-Indonesia , diantaranya adalah Papua, Papua Barat , Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara timur Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra barat, Sumatra Utara dan Aceh. Propinsi Banten memiliki presentase yang hampir mendekati presentase Unmet Need KB di Indonesia. Sedangkan Propinsi yang memiliki presentase unmet need KB dibawah presentase Unmet need KB se-Indonesia adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimanta Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Propinis dengan kejadian Unmeet need KB di Indonesia yang tertinggi adalah Unmet Need KB di Propinsi Maluku Sedangkan yang terendah berada di Bangka Belitung.
5.2 Frekuensi dan Distribusi Populasi Unmet Need Keluarga Berencana di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Jumlah Responden dengan kriteria wanita usia subur yang sedang hamil maupun yang sedang dalam masa subur yang menginginkan penjarangan kelahiran atau pembatasan kelahiran, namun tidak menggunakan kontrasepsi (Unmet Need KB) di wilayah Maluku adalah 138 Orang dari 319 responden atau sebesar 43,26%. Sementara responden dengan kriteria wanita usia subur yang sedang hamil maupun dalam masa subur yang menginginkan penjarangan kehamilan atau pembatasan kehamilan dan menggunakan kontrasepsi (Met need KB) di wilayah Maluku adalah sebesar 181 orang dari 319 responden atau sebesar 56,74%.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Gambar 5.2 Proporsi Unmet Need KB dan Met Need KB di Wilayah Maluku (SDKI 2007
Unmet need KB, 43.26% Met need KB, 56.74%
Tabel 5.1 Distribusi Populasi Penelitian Unmet Need Keluarga Berencana Di Propinsi Maluku Indonesia (SDKI 2007) Variabel Sosio Demografi Kategori Umur
n
%
15-19
2
0.6%
20-24
44
13.8%
25-29
71
22.3%
30-34
67
21.0%
35-39
55
17.2%
40-44
52
16.3%
45-49
28
8.8%
319
100.0%
Tidak Sekolah
8
2.5%
Tingkat Dasar
115
36.1%
Total
Status Pendidikan Responden
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Tingkat Menengah
165
51.7%
31
9.7%
319
100.0%
Tidak Sekolah
5
1.6%
Tingkat Dasar
94
29.5%
Tingkat Menengah
183
57.4%
36
11.3%
1
0.3%
319
100.0%
Tidak Bekerja
168
52.7%
Bekerja
151
47.3%
319
100.0%
Tidak Bekerja
13
4.1%
Bekerja
305
95.6%
1
0.3%
319
100.0%
Sangat Miskin
109
34.2%
Miskin
69
21.6%
Menengah
44
13.8%
Kaya
58
18.2%
Sangat Kaya
39
12.2%
Tingkat Atas/Tinggi
Total
Status Pendidikan Suami Responden
Tingkat Atas/Tinggi Missing Total
Status Pekerjaan Responden
Total
Status Pekerjaan Suami Responden
Missing Total
Tingkat Ekonomi
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Total
Wilayah Tempat Tinggal
319
100.0%
Pedesaan
210
65.8%
Perkotaan
109
34.2%
319
100.0%
4
1.3%
1-2 Anak
129
40.4%
≥3 anak
186
58.3%
319
100.0%
Total
Jumlah Anak Hidup
Tidak Punya Anak
Total
Tabel 5.1 menjelaskan distribusi populasi penelitian Unmet need KB di propinsi Maluku sesuai dengan data SDKI 2007. Faktor-Faktor yang diuraikan adalah faktor kategori umur, status pendidikan responden, Status pendidikan Suami responden, Status pekerjaan responden, Status pekerjaan suami responden, Tingkat ekonomi, Wilayah tempat tinggal, dan serta Jumlah anak yang masih hidup. Distribusi disajikan dalam bentuk frekuensi (n) dan persentase (%) dari total responden sebanyak 319 responden, kecuali pada variabel Status pendidikan suami Responden dan Status pekerjaan Suami Responden yang memiliki tota l 318 dikarenakan 1 kasus yang hilang (missing). PadaVariabe Umur pada distribusi populasi penelitian unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) dikategorikan menjadi 5 kategori interval umur dimulai dari 15 -- 19 tahun hingga 45—49 tahun. Jumlah responden terbesar berada pada umur 25-29 tahun sebanyak 71 responden (22,3%). Sedangkan jumlah responden terkecil berada pada umur 15-19 tahun sebanyak 2 responden (0.6%) Mean umur responden adalah 33 tahun.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Selanjutnya, Untuk variabel Tingkat pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori yang diantaranya adalah Tidak sekolah, Tingkat dasar, Tingkat Menengah, dan Tingkat Atas/Tinggi. Pendidikan tingkat dasar ( primary) diasumsikan sebagai pendidikan wajib belajar 9 tahun (Tamat SD dan atau SMP), Untuk Pendidikan Tingkat Menengah diasumsikan Responden yang Tamat SMA, sedangkan untuk Tingkat Atas/Tinggi untuk responden yang mencapai jenjang perguruan tinggi. Pada distribusi populasi penelitian Unmet Need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) ditemukan bahwa jumlah responden responden terbanyak adalah responden dengan tingkat pendidikan menengah (SMA) sebanyak 165 responden atau sebesar 51.7%. Sedangkan jumlah yang terkecil adalah jumlah responden yang tidak sekolah sebanyak 8 responden atau sebesar 2,5%. Pada variabel status pendidikan suami responden, kategori hasil ukur yang digunakan sama dengan kategori hasil ukur pada status pend idikan responden. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pada status pendidikan suami responden terdapat 1 kasus yang hilang (missing) sehingga jumlah total responden sebesar 318.
Pada
distribusi populasi penelitian unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007), ditemukan bahwa jumlah responden dengan suami berpendidikan terbanyak adalah responden yang memiliki suami dengan tingkat pendidikan menengah (SMA) sebanyak 183 responden atau sebesar 57,4%. Sedangkan jumlah responden degan status pendidikan suami terkecil adalah responden yang memiliki suami tidak sekolah sebanyak 5 responden atau 1.6%. Pada variabel status pekerjaan responden maupun status pekerjaan suami responden, keduanya dibagi menjadi kategori yang tidak bekerja dan yang bekerja. Pada distrbusi populasi penelitian unmet needk KB propinsi Maluku (SDKI 2007) menurut faktor pekerjaan, ditemukan bahwa lebih dari setengah responden memiliki status “tidak bekerja” sebanyak 168 responden atau sebesar 52,7%. Sedangkan hampir keseluruhan suami responden adalah pekerja dengan jumlah 305 suami atau sebesar 95.6% .
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Variabel tingkat ekonomi pada responden dikategorikan berdasarkan perhitungan Indeks Kekayaan. Indeks ini didasarkan atas data karakteristik perumahan dan kepemilikan barang, jenis sumber air minum, fasilitas toilet dan karateristik lain terkait dengan status sosial-ekonomi rumah tangga. Untuk menyusun indeks, setiap barang atau fasilitas diberi penimbangan berdasarkan prinsip komponen analisis, dan jumlah skor atas aset atau fasilitas rumah tangga tersebut ditandarisasi agar mengiktui distribusi normal dengan rata-rata adalah nol dan standar deviasi sama dengan satu (Gwatkin dkk dalam SDKI 2007) Setiap aset atau fasilitas rumah tangga kemudia ditetapkan skor nya, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan untuk setiap rumah tangga. Setiap individu diurutkan sesuai dengan skor total dari suatu rumah tangga dimana mereka bertempat tinggal. Rumah tangga sampel kemudian dibagi ke dalam kuantil mulai dari satu (paling rendah) sampai denga n lima paling tinggi. Pada SDKI 2007, Indeks Kekayaan atau tingkat ekonomi telah disajikan dalam bentuk kuintil yang terdiri dari 5 kategori, Sehingga memudahkan peneliti. 5 Kategori tersebut diantaranya adalah Sangat miskin, miskin, Menengah, kaya, dan sangat kaya. Pada distribusi populasi penelitian unmet need KB propinsi Maluku (SDKI 2007) ditemukan bahwa jumlah responden terbanyak adalah responden yang memiliki tingkat ekonomi sangat miskin sebanyakr 109 responden atau sebesar 34,2%. Sedangkan jumlah responden terkecil adalah responden dengan tingkat ekonomi sangat kaya sebanyak 39 responden atau sebesar 12.2%. Untuk variabel wilayah tempat tinggal, populasi penelitian dikategorikan berdasarkan wilayah tempat tinggal, yaitu pedesaan atau perkotaan. Pada distribusi populasi penelitian unmet need KB propinsi Maluku (SDKI 2007) ditemukan lebih banyak responden yang tinggal di pedesaan sejumlah 210 responden (65,8%) dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan yang berjumlah 109 responden (34,2%). Variabel jumlah anak hidup pada populasi penelitian dikategorikan menjadi 3 kategori, diantarnya adalah tidak punya anak, sudah memiliki 1 hingga 2 anak (sesuai dengan program KB) atau telah memilih lebih dari sama dengan 3 anak. Pada
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
distribusi populasi penelitan unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007), ditemukan bahwa jumlah responden terbanyak adalah responden yang memiliki lebih dari sama dengan 3 anak dengan jumlah 186 responden atau sebesar 58.3% Sedangkan julmah responden terkecil adalh responden yang belum memliki anak dengan jumlah 4 responden atau sebesar 1,3%.
5.3 Analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need keluarga be rencana di propinsi Maluku (SDKI 2007) Hasil penelitian ini juga menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermakna atau signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis yang digunakan menggunakan analisis uji beda dua proporsi (Chi square) yang dimana variabel- variabel yang saling dihubungkanberupa variabel kategorik (Nominal atau Ordinal). Hasil yang aka disajikan pada analisis bivariat ini daiantara adalah nilai Odd Ratio (OR) , 95% CI OR, dan p- value. Kemaknaan pada analisis bivariat ditandai jika p- value yang ditemukan < 0,05 atau OR tidak melewati angka 1.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
5.3.1 Hubungan Umur dengan Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.2 Analisis Bivariat Hubungan Umur dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Umur
Unmet Need n
< 33 Tahun (Dewasa Muda) ≥ 33 Tahun (Dewasa Tua)
72
%
45.6%
TOTAL
Met Need n
86
%
n
%
54.4%
158
100%
OR
1.205 66
41%
95
138
43.3%
181
59% 161 56.7%
TOTAL
319
95% CI OR Lower
Upper
0.773
1.878
100%
100 %
Diketahui bahwa 158 responden berumur dibawah 33 tahun dan sebanyak 45.6% diantaranya adalah Unmet need KB. Sedangkan 161 responden yang berusia 33 tahun atau lebih, sebanyak 41% adalah unmet Need KB. Maka dapat dilihat bahwa persentase responden dengan umur
umur dibawah 33 tahun lebih besar
daripada presentase responden umur 33 tahun keatas pada unmet need Kb di Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor umur dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,205 dengan 95% CI OR 0,773-1,878 dan p-value 0,41. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel umur dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
pvalue
0.41
5.3.2 Hubungan Status Pendidikan Responden dengan Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.3 Analisis Bivariat Hubungan Status Pendidikan Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Pendidikan Responden
TOTAL Unmet Need
Met Need
n
n
OR
%
n
%
53
43%
123
100%
34.7%
128
65.3%
196
100%
43.26%
181
56.74%
319
100%
%
Dibawah Tingkat menengah
70
57%
Setara atau lebih dari tingkat menengah
68
138 TOTAL
2.49
95% CI OR Lower
Upper
1.566
3.948
Diketahui bahwa 123 Responden memiliki status pendidikan dibawah tingkat menengah (Tidak Sekolah, SD dan SMP) dan sebanyak 57% diantaranya adalah unmet need KB. Sedangkan 196 Responden yang memiliki tingkat pendidikan setara atau lebih dari tingkat menengah (SMA atau Perguruan tinggi), sebanyak 34.7% diantaranya adalah Unmet Need KB. Maka dapat dilihat presentase responden yang memiliki tingkat pendidikan dibawah tingkat menengah (tidak sekolah, SD dan SMP) lebih besar daripada persentase responden dengan tingkat pendidikan setara maupun lebih dari tingkat menengah (SMA atau Perguruan Tinggi) terhadap Unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor status pendidikan responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 2,49 dengan 95% CI OR 1,566-3,948 dan p-value 0,00. Nilai p kurang dari 0,05 dan OR tidak melewati angka 1, maka H0
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
pvalue
0.000
ditolak. Hubungan antara variabel status pendidikan responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) bermakna atau signifikan. Maka dapat dikatakan status pendidikan responden dibawah tingkat menengah (Tingkat dasar dan Tidak Sekolah) lebih beresiko 2,49 kali Unmet Need KB.
5.3.3 Hubungan Status Pendidikan Suami Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.4 Analisis Bivariat Hubungan Status Pendidikan Suami Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Pendidikan Suami Responden Dibawah Tingkat menengah Setara atau lebih dari tingkat menengah TOTAL
TOTAL Unmet Need
Met Need
n
n
%
OR
%
n
%
59
60%
40
40%
99
100%
79
36%
140
64%
219
100%
138
43.40%
180
56.60%
318
100%
2.61
95% CI OR Lower
Upper
1.606
4.254
Diketahui bahwa 99 responden memiliki suami dengan tingkat pendidikan dibawah tingkat menengah (Tidak Sekolah, SD dan SMP) dan sebanyak 60% diantaranya adalah unme need KB. Sedangkan 219 orang responden memiliki suami dengan tingkat pendidikan setara atau lebih dari tingkat menengah (SMA atau perguruan tinggi) dan sebanyak 36% diantaranya adalah Unmet Need KB. Maka dapat dilihat bahwa persentase responden yang memiliki suami dengan tingkat
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
pvalue
0.000
pendidikan dibawa tingkat menengah (tidak sekolah, SD, dan SMP) lebih besar daripada persentase responden yang memiliki suami dengan tingkat pendidikan setara atau lebih dari tingkat menengah (SMA atau perguruan tinggi) terhadap Unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor status pendidikan suami responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 2,61 dengan 95% CI OR 1,6064,254 dan p-value 0,00. Nilai p kurang dari 0,05 dan OR tidak melewati angka 1, maka H0 ditolak. Hubungan antara variabel status pendidikan suami responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) bermakna atau signifikan. Maka dapat dikatakan status pendidikan suami responden dibawah tingkat menengah (Tingkat dasar dan Tidak Sekolah) lebih beresiko 2,61 kali Unmet Need KB.
5.3.4 Hubungan Status Pekerjaan Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.5 Analisis Bivariat Hubungan Status Pekerjaan Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Pekerjaan Responden Tidak bekerja
TOTAL Unmet Need
Met Need
n
N
%
%
n
%
76
45.2%
92 54.8%
168
100%
62
41 %
89
59%
151
100%
181
56.7%
319
100%
Bekerja 138 TOTAL
OR
43.3%
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
1.186
95% CI OR Lower
Upper
0.760
1.849
pvalue
0.452
Diketahui bahwa 168 responden yang tidak bekerjadan sebanyak 45.2% diantaranya adalah Unmet Need KB. Sementara sebanyak 151 orang responden yang bekerja sebanyak 41 % adalah Unmet need KB. Maka dapat dilihat bahwa persentase responden yang tidak memiliki pekerjaan lebih besar daripada persentase responden yang memiliki perkerjaan pada Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor status pekerjaan responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1.186 dengan 95% CI OR 0.760-1,849 dan pvalue 0,452. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel status pekerjaan responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan.
5.3.5 Hubungan Status Pekerjaan Suami Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.6 Analisis Bivariat Hubungan Status Pekerjaan Suami Responden dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Pekerjaan Suami Responden
TOTAL Unmet Need
n Tidak bekerja
%
7 53.8%
Met Need
n
%
n
%
6
46.2%
13
100%
57.4%
305
100%
318
100%
130
42.6%
175
137
43.1%
181
Bekerja TOTAL
OR
56.9%
1.571
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
95% CI OR
Lower
Upper
0.516
4.784
pvalue
0.427
Diketahui bahwa 13 responden memiliki suami yang tidak bekerja dan sebanyak 53.8% diantaranya adalah Unmet need KB. Sementara sebanyak 305 responden memiliki suami yang bekerja dan sebanyak 42.6% diantaranya adalah Unmet need KB. Maka dapat dilihat bahwa persentase responden yang memiliki suami tidak bekerja lebih besar daripada persentase responden yang memiliki suami bekerja pada Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor status pekerjaan suami responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,571 dengan 95% CI OR 0,516-4,784 dan p-value 0,427. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel status pekerjaan suami responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan.
5.3.6 Hubungan Tingkat Ekonomi Responden dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.7 Analisis Bivariat Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Tingkat Ekonomi
TOTAL Unmet Need n
%
Met Need n
OR
%
n
%
Miskin
95
53.4%
83
46.6%
178
100%
Menengah Keatas
43 30.5%
98
69.5%
141
100%
319
100%
138 TOTAL
43.3%
181
56.7%
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
2.61
95% CI OR Lower
Upper
1.640
4.149
pvalue
0.000
Diketahui bahwa sebanyak 178 responden memiliki tingkat ekonomi miskin (Sangat miskin dan miskin) dan sebanyak 53.4% diantaranya adalah unmet need KB. Sementara sebanyak 141 responden memiliki tingkat ekonomi menengah keatas (menengah, kaya dan sangat kaya) dan sebanyak 30,5 % diantaranya adalah unmet need KB. Maka dapat dilihat, bahwa persentase responden yang memiliki tingkat ekonomi miskin (Sangat miskin dan miiskin) lebih besar daripada responden yang memiliki tingkat ekonomi menengah keatas pada Unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor tingkat ekonomi dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 2,61 dengan 95% CI OR 1,640-4,149 dan p- value 0,00. Nilai p kurang dari 0,05 dan OR tidak melewati angka 1, maka H0 ditolak. Hubungan antara variabel tingkat ekonomi dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) bermakna atau signifikan. Maka dapat dikatakan tingkat ekomomi yang miskin lebih beresiko 2,61 kali Unmet Need KB. 5.3.7 Hubungan Wilayah Te mpat Tinggal dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.8 Analisis Bivariat Hubungan Wilayah Tempat Tinggal dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Wilayah Tempat Tinggal
Pedesaan
TOTAL Unmet Need
Met Need
n
%
n
%
n
%
101
48%
109
52%
210
100%
37
34%
72
66%
109
100%
138
43.3%
181
56.7%
319
100%
Perkotaan TOTAL
OR
1.083
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
95% CI OR Lower
Upper
1.116
2.914
pvalue
0.016
Diketahui bahwa sebanyak 210 responden bertempat tinggal di wilayah pedesaan dan sebanyak 48% diantaranya adalah Unmet need KB. Sementara sebanyak 109 responden bertempat tinggal di wilayah perkotaan dan sebanyak 34% diantaranya adalah unmet need KB. Maka dapat dilihat, persentase responden yang bertempat tinggal di wilayah pedesaan lebih besar daripada responden yang bertempat tinggal di perkotaan pada Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor wilayah tempat tinggal responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,083 dengan 95% CI OR 1,116-2,914 dan p-value 0,16. Nilai p lebih dari 0,05 namun OR tidak melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel wilayah tempat tinggal dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) kurang bermakna atau kurang signifikan.
5.3.8 Hubungan Jumlah Anak Hidup dengan Unmet need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tabel 5.9 Analisis Bivariat Hubungan Jumlah Anak Hidup dengan Unmet Need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Variabel Jumlah anak masih hidup
TOTAL Unmet Need n
≤2 anak
%
Met Need n
%
n
%
133
100%
58
43.6%
75
56.4%
80
43%
106
57%
186
100%
138
43.3%
181
56.7%
319
100%
>2 anak TOTAL
OR
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
1.025
95% CI OR Lower
Upper
0.654
1.606
pvalue
0.915
Diketahui bahwa sebanyak 133 responden memiliki status kepemilikan anak dari tidak punya anak hingga 2 anak dan sebanyak 43.6% diantaranya adalah unmet need KB. Sementara sebanyak 186 responden memiliki status kepemilikan anak lebih dari 3 dan sebanyak 43% diantaranya adalah Unmet Need KB. Maka dapat dilihat bahwa persentase responden dengan status kepemilkan anak dari tidak punya hingga 2 anak lebih besar daripada persentase responden dengan status kepemilikan anak lebih dari 3 pad Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007). Hasil analisis bivariat antara faktor jumlah anak masih hidup responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,025 dengan 95% CI OR 0,6541,606 dan p-value 0,915. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel jumlah anak masih hidup dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Tabel 5.10 Ringkasan Hubungan Kemaknaan Antara Variabel Sosiodemografi dengan Unmet Need KB (SDKI 2007) Variabel SosioDemografi
Umur Status Pendidikan Responden Status Pendidikan Suami Responden
95% CI OR OR
p-value Lower
Upper
1.205
0.773
1.878
0.41
2.49
1.566
3.948
0.000
2.61
1.606
4.254
0.000
1.186
0.760
1.849
0.452
Hubungan Dengan Unmet Need KB Propinsi Maluku (SDKI 2007) Tidak Bermakna Bermakna
Bermakna
Status Pekerjaan Responden Status Pekerjaan Suami Responden
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna
Tingkat Ekonomi Wilayah Tempat Tinggal Jumlah Anak Hidup
1.571
0.516
4.784
0.427
2.61
1.640
4.149
0.000
1.083
1.116
2.914
0.016
1.025
0.654
1.606
0.915
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Bermakna
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Batasan Penelitian Penelitian ini merupakan hasil dari analisis yang dilakukan peneliti terhadap data mentah (raw data) SDKI 2007. Pada data tersebut tersedia data maupun variabel- variabel yang peneliti inginkan namun tidak semuanya masuk kedalam penelitian. Data dan variabel yang peneliti ambil, kemudian dilakukan analisis sehingga tujuan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) dapat disajikan untuk pembahasan. Pada penelitian mengenai unmet need KB di propinsi Maluku serta faktorfaktor yang berkaitan menurut SDKI 2007 terdapat beberapa perbedaan maupun batasan dengan penelitian lain yang berhubungan dengan unmet need KB SDKI 2007 sebelumnya. Hal tersebut diantaranya: 1. Jumlah Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 319 responden dari 15870 responden se- indonesia yang memenuhi kriteria yang diinginkan peneliti. Sedangkan populasi yang diinginkan pada analisis SDKI 2007 sesuai dengan BKKBN (Juliaan S, 2009) sebanyak 30.931 Se-Indonesia dari 32895
Responden.
Kemudian pada
Tesis Faktor-Faktor
yang
berhubungan dengan unmet need KB (Analisis SDKI 2007) menggunakan populasi responden sebanyak 21127 se-Indonesia (Tiara, 2011).
2. Krite ria Populasi Pe nelitian Kriteria populasi pada penelitian ini adalah wanita usia subur yang berumur 15-49 tahun yang sedang hamil atau dalam masa subur, yang menginginkan penjarangan kehamilan maupun pembatasan kehamilan dan bertempat tinggal
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
di propinsi Maluku (SDKI 2007). Pada Penelitian yang terhadap data yang sama menurut BKKBN, populasi penelitian adalah wanita usia subur yang berumur 15-49 tahun yang menikah (Julian S, 2009). Sedangkan pada penelitian sama lainnya, kriteria populasi yang digunakan adalah wanita usia subur berumur 15-49 tahun yang menikah lalu langsung dipilih berdasarkan unmet need KB dan Met need KB dengan membuang beberapa variabel tertentu (Tiara,2011) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Unmet need KB berdasarkan teori westoff (dalam tiara 2011). Selain itu pada penelitian ini juga terdapat variabel independen yang terdiri dari tiga buah variabel yang menetukan perilaku seseorang menggunakan alat kontrasepsi yaitu, Sosiodemografi, SosioPsikologi dan Faktor yang terkait pelayanan KB (Bertrand, 1980). Penelitian ini hanya mengambil variabel Sosiodemografi saja yang berupa umur, status pendidikan responden, status pendidikan suami responden, status pekerjaan responden, status pekerjaan suami responden, tingkat ekonomi,wilayah tempat tinggal dan jumlah anak. Batasan lain pada penelitian ini adalah tidak menggambarkan kategori unmet need KB untuk penjarangan maupun unmet need KB untuk pembatasan. Hal ini dilakukan peneliti dengan alasan agar tidak menggangu fokus penelitian yang diinginkan. Penelitian ini juga tidak membandingkan tinggi rendah distribusi sosiodemografi unmet need KB propinsi maluku dengan distribusi sosiodemografi unmet need KB Indonesia (SDKI 2007).
Selain itu penelitian ini juga lebih
difokuskan pada analisis univariat dan juga analisis bivariat.
6.2 Pembahasan Populasi Penelitian Populasi penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang peneliti inginkan. Kriteria Populasi yang peneliti inginkan adalah wanita usia subur yang
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
menikah yang sedang hamil maupun dalam keadaan subur, yang menginginkan penjarangan kehamilan maupun pembatasan kehamilan, baik yang menggunakan kontrasepsi maupun yang tidak menggunakan kontraspesi. Selanjutnya yang tidak menggunakan kontrasepsi disebut unmet need KB sedangkan yang menggunakan kontrasepsi disebut met need KB. Pada analisis data mentah SDKI 2007, Peneliti menemukan variabel “unmet need definition 2” yang didalamnya terdapat beberapa kategori diantaranya: never had sex, unmet need for spacing, unmet need for limiting, met need for spacing, met need for limiting, spacing failure, limiting failure, desire birth < 2 years old, Infecun/menopause. Kemudian peneliti hanya mengambil populasi berdasarkan yang peneliti inginkan yaitu unmet need for spacing, unmet need for limiting, met need for spacing dan met need for limiting. Sedangkan populasi lainnya dikeluarkan dalam penelitian. Maka didapatkanlah sebanyak 2116 populasi dari 30896 wanita usia subur yang saat diwawancara masih memiliki suami. Selanjutnya peneliti melakukan kembali klasifikasi untuk mendapatkan populasi wanita usia subur yang sedang hamil atau dalam masa subur. Dalam klasifikiasi
ini peneliti pun menemukan kejanggalan pada populasi yang telah
didapatkan sebelumnya. Pada variabel “Exposure 2” (data mentah SDKI 2007) terdapat kategori fecund, pregnant, ammenohreic dan infecund/Menopouse. Ketika Peneliti menghubungkannya populasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya dengan variabel “Exposure 2”, angka Infecund/Menopouse yang seharusnya nol karena sudah dikeluarkan dari variabel “Unmet need definition 2”, muncul kembali.
Angka
infecund/menopause kembali muncul pada kelompok Met need KB. Agar tidak menganggu definisi yang dinginkan kategori infecund/menopause sebanyak 3343 responden dikeluarkan dari perhitungan. Pada analisis variabel “Exposure 2” juga muncul angka pada kategori Ammenohreic yang merupakan wanita dalam usia subur yang terjadi absensi pada status kesuburan nya (belum pernah menstruasi atau sedang menyusui). Selanjutnya
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
sebanyak 1953 responden dengan kategori Ammenorheic juga dikeluarkan dalam perhitungan populasi karena tidak sesuai dengan kriteria yang peneliti inginkan. Maka pada variabel “Exposure 2” peneliti hanya mengambil kategori wanita yang sedang hamil (pregnant) dan wanita yang berada dalam masa subur (fecund) sebagai populasi penelitian.
Maka Total Populasi yang dinginkan se-Indonesia adalah
sebesar 15870 yang kemudian dipilih berdasarkan propinsi Maluku yaitu sebesar 319 responden. Jumlah populasi dan kriteria penelitian menjadi hal penting di dalam penelitian. Jumlah populasi di dalam penelitian ini juga merupakan sampel (jenuh) yang digunakan dalam penelitian dan menjadi denumerator dalam perhitungan untuk melihat proporsi suatu kejadian didalam suatu populasi. Dalam penelitian ini, denumator yang ada adalah sampel jenuh (keseluruhan populasi) yang sesuai dengan kriteria penelitian yang kemudian di kelompokan menurut kategori Unmet Need KB dan Met need KB. Kriteria pada populasi penelitian menjadi penting yang bertujuan untuk memfokuskan objek penelitian. Selain itu Kejelasan mengenai jumlah populasi maupun kriteria populasi penelitian bertujuan untuk membuat validitas penelitian semakin mendekati kesesuaian. Populasi penelitian yang sudah diklasifikasikan sesuai dengan definisi yang peneliti inginkan kemudian dikelompokan berdasarkan kategori unmet need KB dan met need KB yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menghubungkan variabel dependen (unmet need KB) dengan variabel dependen (Sosiodemografi) pada analisis bivariat.
6.3 Pembahasan Gambaran Unmet Need KB Indonesia dan Propinsi Maluku (SDKI 2007) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka unmet keluarga berencana di Indonesia adalah sebesar 17,5% atau sebanyak 2777 dari 15870 responden. Pada perhitungan SDKI 2007 dengan denumerator sebesar 30931 ditemukan bahwa responden unmet need KB sebesar 9,1 % (Julian S, 2009). Perbedaan persentase
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
kedua penelitian tidak menyebabkan pergeseran kedudukan (chart) yang berarti pada perbandingan antara Unmet Need KB propinsi dengan rata-rata unmet need KB ratarata nasional. Unmet need KB tertinggi tetap diduduki oleh Propinsi Maluku dan Unmet Need KB terendah diduduki oleh propinsi Bangka Belitung. Kategori tinggi maupun rendah Unmet Need KB Propinsi berdasarkan perbandingan antara Unmet Need KB Propinsi dengan Unmet need KB rata-rata nasional (Indonesia). Hasil penelitian ini juga menggambarkan bahwa dari 319 (Populasi seIndonesia 15870) responden wanita usia subur berumur 15-49 tahun yang menikah, yang sedang hamil atau dalam masa subur yang menginginkan penjarangan maupun pembatasan kehamilan di propinsi Maluku sesuai data SDKI 2007 ditemukan sebanyak 43, 26% responden adalah Unmet Need KB. Jika dibandingkan dengan analisis SDKI 2007 menurut BKKBN persentase unmet need KB Propinsi Maluku adalah sebanyak 22,4% pada distribusi menurut regional dari populasi se- indonesia (30931) dengan kriteria wanita usia subur berumur 15-49 tahun (Juliaan S, 2009). Sedangkan pada penelitian Analisis SDKI 2007 lainnya mengenai unmet need KB, ditemukan distribusi unmet need KB menurut propinsi Maluku dengan populasi penelitian se- indonesia (30869 responden) sebanyak 22,6% unmet need KB dengan kriteria populasi adalah wanita usia subur yang saat ini berstatus menikah (Tiara, 2011). Perbedaan proporsi penelitian-penelitian diatas dikarenakan kriteria populasi yang digunakan oleh masing- masing peneliti memiliki definisi cara pengambilan yang
berbeda
sehingga denominator populasinya pun pada masing- masing
penelitian berbeda-beda. Penyebab perbedaan proporsi penelitan ini dengan penelitian sama lainnya adalah pada penyaringan responden. Pada penelitian ini ditemukan sejumlah kriteria responden yang tidak sesuai dengan definisi yang peneliti inginkan yang bisa menyebabkan
kerancuan dalam perhitungan sehingga
peneliti
mengeluarkan responden tersebut dengan tujuan untuk mendekati ketepatan perhitungan. Pada penelitian ini, populasi penelitian difokuskan agar hasil dari total
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
proporsi dari 2 kategori, baik yang dikategorikan Unmet need KB dengan yang dikategorikan Met Need KB adalah 100%.
6.4 Pembahasan Distribusi Populasi Penelitian Unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Hasil distribusi pada penelitian ini merupakan distribusi populasi unmet need KB menurut kategori umur, status pendidikan responden, status pendidikan suami responden, status pekerjaan responden, status pekerjaan suami responden, tingkat ekonomi, wilayah tempat tinggal dan jumlah anak masih hidup yang dimiliki responden sesuai data SDKI 2007 di propinsi Maluku. PadaVariabe Umur pada distribusi populasi penelitian dikategorikan menjadi 5 kategori interval umur dimulai dari 15 -- 19 tahun hingga 45—49 tahun. Tiap kategori umur memiliki interval 5 tahun. Kemudian variabel umur dijadikan 2 kategori dengan mean dari umur adalah 33 tahun. Kategori 15—19 tahun diasumsikan sebagai remaja, 20 hingga 32 tahun disebut sebagai dewasa muda dan lebih dari sama dengan 33 tahun disebut dewasa tua. Distribusi populasi penelitian Unmet Need KB menurut status pendidikan responden maupun suami responden dikategorikan menjadi
4 kategori yang
diantaranya adalah Tidak Sekolah, Tingkat Dasar, Tingkat Menengah dan Tingkat Atas/Tinggi. Kategori Tingkat dasar diasumsikan sebagai pendidikan tamatan SD dan SMP. Sedangkan tingkat menengah adalah tamatan SMA dan Tingkat Atas/tinggi merupakan tamatan institusi atau perguruan tinggi. Pada analisis bivariat status pendidikan Responden diubah menjadi 2 kategori yaitu dibawah tingkat menengah (Tidak sekolah dan tingkat dasar) dan Setara maupun lebih dari tingkat menengah (Tingkat menengah atau tingkat atas/tinggi). Pembagian 2 kategori ini berdasarkan batasan wajib belajar 9 sehingga bisa dikatakan bahwa distribusi menurut pendidikan
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Tidak sekolah, Tamat SD dan Tamat SMP dengan Kelompok Tamat SMA dan Perguruan Tinggi. Distribusi status pekerjaan responden maupun suami responden dibagi menjadi yang bekerja dan tidak bekerja. Pada distribusi ini peneliti tidak menyajikan jenis pekerjaan/profesi responden maupun suami responden. Peneliti hanya membandingkan antara proporsi yang bekerja dengan proporsi yang tidak bekerja. Distribusi tingkat ekonomi dibagi menjadi 5 kategori, yaitu sangat miskin, miskin, menengah, kaya dan sangat kaya. Pembagian kategori ini berdasarkan perhitungan kuintil yang telah dihitung dan ditetapkan pada SDKI 2007. Pada analisis bivariat peneliti kemudian mengkategorikan kembali tingkat ekonomi menjadi 2 kategori, yaitu Miskin (sangat miskin dan miskin) dan menengah keatas (kaya dan sangat kaya). Pembagian 2 kategori dimaksudkan untuk mempermudah analisis bivariat untuk membandingkan antara yang kurang berkecukupan dengan yang berkecukupan maupun lebih secara tingkat ekonomi. Distribusi wilayah tempat tinggal, sesuai dengan SDKI 2007 dibagi kedalam dua kategori, yaitu yang tinggal di daerah pedesaan dan yang tinggal di daerah perkotaan. Pembagian ini diasumsikan penliti sebagai gambaran perbandingan antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan. Distribusi Jumlah anak yang masih hidup dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tidak punya anak, memiliki 1 atau 2 anak, dan memiliki lebih dari atau sama dengan 3 anak. Kemudian pada analisis bivariat, Distribusi Jumlah anak masih hidup dikategorikan kembali menjadi 2 kelompok, yaitu Kurang dari sama dengan 2 anak (belum punya anak dan memiliki 1 atau 2 anak) dan lebih dari 2 (Anak lebih dari sama dengan 3). Pembagian kategori ini berdasarkan program KB yang manargetkan bahwa 2 anak cukup.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Gambaran distribusi diatas akan dapat diketahui bermakna atau tidak jika dianalisis dengan uji beda 2 proporsi (Chi Square). Dengan uji ini maka hubungan antara variabel diatas dapat ditentukan secara statistik. 6.5 Pembahasan Hubungan Faktor-Faktor Sosiode mografi dengan Unmet Need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Hasil analisis bivariat pada uji beda 2 proporsi ini diantaranya adalah nilai p, Odd ratio (OR)¸ serta 95% CI dari OR. Kemaknaan diuji dari nilai p dan 95% CI OR. Jika nilai p < 0,005 dan interval antara batas bawah dengan batas atas 95%CI OR tidak melewati angka 1, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel yang dihubungkan (H0 ditolak). Sedangkan Jika nilai p > dari 0,005 dan interval batas bawah dengan batas atas CI OR melewati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang dihubungkan (H0 gagal ditolak).
Nilai OR akan berlaku
jika hubungan antar
variabel bermakna. OR > 2.00 dimaknai sebagai resiko dan OR < 1,00 dimaknai sebagai protektif. Hasil penelitian menujukkan dari delapan variabel yang di analisis secara bivariat, hanya terdapat tiga variabel yang signifikan terhadap unmet need KB, yang diantaranya variabel status pendidikan responden, status pekerjaan responden dan tingkat ekonomi. Sedangkan variabel umur responden, status pekerjaan responden, status pekerjaan suami responden, wilayah tempat tinggal, dan jumlah anak masih hidup tidak memiliki hubungan yang bermakna. 6.5.1 Hubungan Faktor Umur dengan unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor umur dengan unmet need KB ditemukan bahwa besar OR = 1,205 dengan 95% CI OR 0,773-1,878 dan p-value 0,41. Nilai p > 0,05 dan pada interval 95% CI OR interval batas bawah dengan batas atas ternyata melewati angka 1. Maka Hipotesis 0 (H0) gagal ditolak. Hubungan
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
antara variabel umur dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel umur dengan unmet need KB. Pada penelitian unmet need KB di wilayah Sumatra Barat, hubungan umur dengan unmet need KB juga bermakna (Oktamianiza, 2004). 6.5.2 Hubungan Faktor Status Pendidikan Responden unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor status pendidikan responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 2,49 dengan 95% CI OR 1,566-3,948 dan p-value 0,00. Nilai p < 0,05 dan OR tidak melewati angka 1, maka H0 ditolak. Hubungan antara variabel status pendidikan responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) bermakna atau signifikan. Maka dapat dikatakan status pendidikan responden dibawah tingkat menengah (Tingkat dasar dan Tidak Sekolah) lebih beresiko 2,49 kali Unmet Need KB. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel status pendidikan dengan unmet need KB. Pada penelitian unmet need KB pada SDKI 1997 juga ditemukan hubungan yang bermakna antara status pendidikan dengan unmet need K B (Hamid, 2002).
6.5.3 Hubungan Faktor Status Pendidikan Suami Responden unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor status pendidikan suami responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 2,61 dengan 95% CI OR 1,606-
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
4,254 dan p-value 0,00. Nilai p kurang dari 0,05 dan OR tidak melewati angka 1, maka H0 ditolak. Hubungan antara variabel status pendidikan responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) bermakna atau signifikan. Maka dapat dikatakan status pendidikan suami responden dibawah tingkat menengah (Tingkat dasar dan Tidak Sekolah) lebih beresiko 2,61 kali Unmet Need KB. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel status pendidikan suami dengan unmet need KB.
6.5.4 Hubungan Faktor Status Pekerjaan Responden unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor status pekerjaan responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1.186 dengan 95% CI OR 0.760-1,849 dan p-value 0,452. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel status pekerjaan responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel status pekerjaan dengan unmet need KB. Pada penelitian unmet need KB pada SDKI 1997 juga ditemukan hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan unmet need KB (Hamid, 2002)
Namun
pada penelitian wilayah Sumatra Barat, hubungan status pekerjaan dengan unmet need KB tidak bermakna (Oktamianiza, 2004).
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
6.5.5 Hubungan Faktor Status Pekerjaan Suami Responden unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor status pekerjaan suami responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,571 dengan 95% CI OR 0,5164,784 dan p-value 0,427. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel status pekerjaan suami responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel status pekerjaan suami responden dengan unmet need KB. Namun pada penelitian wilayah Sumatra Barat, hubungan status pekerjaan suami dengan unmet need KB tidak bermakna (Oktamianiza, 2004).
6.5.6 Hubungan Faktor Tingkat Ekonomi dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor tingkat ekonomi dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 2,61 dengan 95% CI OR 1,640-4,149 dan p-value 0,00. Nilai p kurang dari 0,05 dan OR tidak melewati angka 1, maka H0 ditolak. Hubungan antara variabel status pendidikan responden dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) bermakna atau signifikan. Maka dapat dikatakan tingkat ekomomi yang miskin lebih beresiko 2,61 kali Unmet Need KB. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel tingkat ekonomi dengan unmet need KB. Pada penelitian unmet need KB pada SDKI 1997 juga ditemukan hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan unmet need KB (Hamid, 2002).
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
6.5.7 Hubungan Faktor Wilayah Te mpat Tinggal dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Pada Hasil analisis bivariat antara faktor wilayah tempat tinggal responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,083 dengan 95% CI OR 1,1162,914 dan p-value 0,16. Nilai p lebih dari 0,05 namun OR tidak melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak.
Hubungan antara variabel status pendidikan responden
dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) kurang bermakna atau kurang signifikan. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel wilayah tempat tinggal dengan unmet need KB. Pada penelitian unmet need KB pada SDKI 1997 juga ditemukan hubungan yang bermakna antara wilayah tempat tinggal dengan unmet need KB (Hamid, 2002). 6.4.8 Hubungan Jumlah Anak masih Hidup dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) Hasil analisis bivariat antara faktor jumlah anak masih hidup responden dengan unmet need KB menghasilkan OR sebesar 1,025 dengan 95% CI OR 0,6541,606 dan p-value 0,915. Nilai p lebih dari 0,05 dan OR melewati angka 1, maka H0 gagal ditolak. Hubungan antara variabel jumlah anak masih hidup dengan unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007) tidak bermakna atau tidak signifikan. Pada penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan unmet need KB Analisis SDKI 2007 (Tiara, 2011) dalam lingkup nya se-Indonesia ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel jummlah anak dengan unmet need KB. Pada penelitian unmet need KB pada SDKI 1997 juga ditemukan hubungan yang bermakna antara jumlah anak dengan unmet need KB (Ha mid, 2002).
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Maluku memiliki tingkat Unmet Need KB paling tinggi dibandingkan wilayah Indonesia lainya, yaitu sebesar 43,26%. Pada Distribusi, Unmet need KB banyak diteukan pada Usia Dewasa Muda (< 33 Tahun) sebanyak 22,6%, pendidikan tingkat dasar sebanyak 20.7%, pendidikan suami tingkat menengah sebanyak 22,3%, tidak bekerja sebanyak 23,8%, suami tidak bekerja sebanyak 40,9%, tingkat ekonomi Sangat miskin sebanyak 18,2%, bertempat tinggal di wilayah pedesaan 31,7% dan memiliki 3 anak atau lebih sebanyak 25,1%. Hubungan yang signifikan atau bermakna diantaranya pada variabel status pendidikan, status pendidikan suami responden, dan tingkat ekonomi. Responden yang memiliki status pendidikan tingkat dasar hingga tidak sekolah memiliki resiko sebesar 2,49 kali untuk menjadi Unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007). Responden dengan suami yang memiliki status pendidikan tingkat dasar hingga tidak sekolah memiliki resiko 2,61 kali untuk menjadi Unmet need KB di Propinsi Maluku (SDKI 2007) Responden yang tingkat ekonominya miskin hingga sangat miskin memeliki resiko 2,61 kali untuk menjadi Unmet need KB di propinsi Maluku (SDKI 2007)
7.2 Saran 1. Bagi Instansi a. Bermaknanya hubungan unmet need KB dengan status pendidikan responden maupun suami responden membuat perlunya peninjauan terhadap ketersediaan dan keterjangkauan Komunikasi, Informasi
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
dan Edukasi mengenai Keluarga berencana pada responden Unmet need KB di Propinsi Maluku. b. Peningkatan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi Keluarga
berencana diharapkan dapat menurunkan angka Unmet need KB di propinsi Maluku. c. Selain itu, bermaknanya hubungan unmet need KB dengan tingkat ekonomi membuat perlunya Akses Pelayanan kesehatan terutama pelayanan KB yang terjangkau yang diharapkan dapat me nurunkan angka Unmet Need KB di propinsi Maluku. 2. Bagi Peneliti Lain Bermaknanya hubungan unmet need dengan status pendidikan membuat perlunya analisis mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku, dan menggali lebih dalam asalan-alasan responden mengenai keluarga berencana pada responden unmet need KB di Propinsi Maluku. 3.
Bagi Masyarakat a. Perlunya perilaku masyarakat yang aktif untuk mendapat informasi dan edukasi mengenai Keluarga Berencana. b. Perlunya menambah wawasan mengenai keluarga berencana beserta manfaat-manfaat secara langsung (kesehatan) maupun tidak langsung (Kesejahteraan).
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Aliyar dan Jalil Iranmahboob. 2005. Unmet need For Family Planning in Iran. Poster presented XXV IUSSP International Population Conference Tours, France Balitbangkes. 2010. Profil Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan RI. Betrand, Jane T, 1980 Audience Research for improving Family Planning Communication Program. The community & family study centre, Chicago. BKKBN & UNFPA. 2005. Buku Sumber Advokasi Keluarga berencana, Kesehatan Reproduksi. Gender dan pembanguna Kependudukan. BKKBN : Jakarta. BPS dan Marco International. 2007.Indonesia Demographic Health Survey 2007. Claverton, Maryland. USA: BPS and Marco International. Bradley, Sarah E.K, Trevor N. Croft, Joy D. Fishel, dkk. 2012. DHS Analytical Studies NO.25 : Revising Unmet Need for Family Planning. ICF International, Calverton, Maryland, USA. Casterline, John B & Steven W. Sinding. 2000. Unmet Need for FamilyPlanning in Developing Countries and Implications for Population Policy. Population and Developent Review. 26(4):691–723
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Elfrindi, Rizanda Machmud, Evi hasnita, dkk. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. BADUOSE MEDIA: Jakarta. Fajarningtyas, Desy Nuri, Leli Asih dan Sukarno. 2009. Strategi Menurunkan angka Unmet need KB di Kabupaten dan Kota. BKKBN: Jakarta. Hamid, Sirodjudin, 2002. Faktor-Faktor yan berhubungan dengan unmet need Keluarga Bererncana (analisis Data SDKI tahun 1997). Tesis. FKM UI Julian S., Flourisa. 2009. Unmet Need dan Kebutuhan Pelayanan KB di Indonesia: Analisis SDKI 2007. BKKBN : Jakarta. Kominfo.2011.KKB: Penghuni dunia 7 Milyar. Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi. Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Oktamianiza. 2004. Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Tidak Terpenuhinya Kebutuhan KB (Unmet Need) Di Sumatera Barat (Analisis Data Sekunder SDKI 2002-2003). Skripsi. FKM UI Riwidikdo, Handoko. 2008. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press : Yogyakarta Tiara, Anantha D. 2011. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Unmet Need KB : Analisis SDKI 2007. Tesis. FKM UI www.bps.go.id www.measuredhs.com
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
LAMPIRAN 1: PERHITUNGAN POPULASI PENELITIAN Statistics Current marital status N Valid 32895 Missing 0 Current marital status
Valid
Married
Frequency 30869
Percent 93.8
Valid Percent 93.8
Cumulative Percent 93.8
991 1035
3.0 3.1
3.0 3.1
96.9 100.0
32895
100.0
100.0
Widowed Divorced Total
Current marital status
Valid
Married
Frequency 30869
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Unmet Need and Met Need Total
Valid
Missing Total
Frequency 3001
Percent 9.7
Valid Percent 14.2
Met Need Total Total
18165 21166
58.8 68.6
85.8 100.0
System
9703 30869
31.4 100.0
Unmet Need Total
Cumulative Percent 14.2 100.0
Unmet Need and Met Need Total
Frequency Valid
Unmet Need Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3001
14.2
14.2
14.2
Met Need Total
18165
85.8
85.8
100.0
Total
21166
100.0
100.0
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Exposure (definition 2)
Valid
Fecund Pregnant Amenorrheic Infecund, menopausal Total
Frequency 15469
Percent 73.1
Valid Percent 73.1
Cumulative Percent 73.1
401 1953
1.9 9.2
1.9 9.2
75.0 84.2
3343 21166
15.8 100.0
15.8 100.0
100.0
Statistics Unmet Need and Met Need Total
Exposure (definition 2) N
Valid
15870 0
Missing
15870 0
Exposure (definition 2)
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Fecund Pregnant
15469 401
97.5 2.5
97.5 2.5
Total
15870
100.0
100.0
97.5 100.0
Statistics Contraceptive use and intention N Valid 15870 Missing
0 Contraceptive use and intention
Valid
Using modern method Using traditional method Non-user intend to Does not intend to Total
Frequency 11888
Percent 74.9
Valid Percent 74.9
Cumulative Percent 74.9
1205 1402
7.6 8.8
7.6 8.8
82.5 91.3
1375
8.7
8.7
100.0
15870
100.0
100.0
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Region
Valid
Frequency 370
Percent 2.3
Valid Percent 2.3
Cumulative Percent 2.3
North Sumatra West Sumatra
573 448
3.6 2.8
3.6 2.8
5.9 8.8
Riau Jambi
453
2.9
2.9
11.6
415 477
2.6 3.0
2.6 3.0
14.2 17.2
379 461
2.4 2.9
2.4 2.9
19.6 22.5
DI Aceh
South Sumatra Bengkulu Lampung Bangka Belitung
407
2.6
2.6
25.1
Kep Bangka Belitung
395
2.5
2.5
27.6
DKI Jakarta West Java
856 878
5.4 5.5
5.4 5.5
33.0 38.5
Central Java DI Yog yakarta
653 611
4.1 3.9
4.1 3.9
42.6 46.5
East Java Banten
739 627
4.7 4.0
4.7 4.0
51.1 55.1
Bali West Nusa Tenggara
747 407
4.7 2.6
4.7 2.6
59.8 62.4
East Nusa Tenggara West Kalimantan
332
2.1
2.1
64.4
443
2.8
2.8
67.2
Central Kalimantan South Kalimantan
425 508
2.7 3.2
2.7 3.2
69.9 73.1
East Kalimantan North Sulawesi
447 484
2.8 3.0
2.8 3.0
75.9 79.0
Cenrtal Sulawesi South Sulawesi
421 574
2.7 3.6
2.7 3.6
81.6 85.3
Southeast Sulawesi Gorontalo
362 452
2.3 2.8
2.3 2.8
87.5 90.4
Sulawesi Barat Maluku
366
2.3
2.3
92.7
319
2.0
2.0
94.7
Maluku Utara Papua Barat
260 315
1.6 2.0
1.6 2.0
96.3 98.3
266 15870
1.7 100.0
1.7 100.0
100.0
Papua Total
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Unmet Need and Met Need Total (INDONESIA)
Valid
Unmet Need Total
Frequency 2777
Percent 17.5
Valid Percent 17.5
13093 15870
82.5 100.0
82.5 100.0
Met Need Total Total
Cumulative Percent 17.5 100.0
Statistics (REGION MALUKU) Unmet Need and Met Need Total N Valid 319 Missing
0
Unmet Need and Met Need Total (Region MALUKU)
Valid
Unmet Need Total
Frequency 138
Percent 43.3
Valid Percent 43.3
181 319
56.7 100.0
56.7 100.0
Met Need Total Total
Cumulative Percent 43.3 100.0
LAMPIRAN 2 : HUBUNGAN ANTAR VARIABEL UMUR
Unmet Need and Met Need Total
Unmet Need Total
Umur Responden 2 Kategori Lebih dari sama dengan < 33 tahun 33 Tahun 72 66
Met Need Total
86 158
Total
Total 138
95 161
181 319
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig. (2-sided) .410
.507
1
.477
.680
1
.409
Value .680(b)
df
Exact Sig. (2-sided)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Exact Sig. (1-sided)
Fisher's Exact Test
.430
Linear-by-Linear Association
.678
N of Valid Cases
319
1
.238
.410
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 68.35. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate
1.205 .187
ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
.226 .410 Common Odds Ratio
Lower Bound Upper Bound
1.878
ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound Upper Bound
-.257 .630
.773
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate. Pendidikan Responden Count
Unmet Need and Met Need Total
Unmet Need Total
Pendidikan Responden Setara atau lebih tinggi Dibawah SMA dari SMA 70 68
Met Need Total
53 123
Total
Total 138
128 196
181 319
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
14.305
1
.000
15.209
1
.000
Value 15.197(b)
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000 15.149
1
.000
.000
319
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 53.21. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate
2.486
ln(Estimate)
.911
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Std. Error of ln(Estimate)
.236 .000
Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
Common Odds Ratio
Lower Bound Upper Bound
1.566 3.948
ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound Upper Bound
1.373
.448
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate. Pendidikan Suami Responden Count Pendidikan Suami Seteara atau Lebih Dibawah SMA Dari SMA Unmet Need and Met Need Total
Unmet Need Total Met Need Total
Total
Total
59 40
79 140
138 180
99
219
318
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
14.415
1
.000
15.323
1
.000
Value 15.358(b)
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Exact Sig. (2-sided)
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (1-sided)
.000
Linear-by-Linear Association
15.310
N of Valid Cases
318
1
.000
.000
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 42.96. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate
2.614
ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
.961 .248 .000 Common Odds Ratio ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound
1.606
Upper Bound Lower Bound
4.254 .474
Upper Bound
1.448
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Pekerjaan Responden
Status pekerjaan responden Unmet Need and Met Need Total
Unmet Need Total
Tidak bekerja 76
Bekerja 62
Total 138
92 168
89 151
181 319
Met Need Total
Total
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig. (2-sided) .452
.408
1
.523
.566
1
.452
Value .566(b)
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Exact Sig. (2-sided)
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (1-sided)
.498
Linear-by-Linear Association
.564
1
.262
.453
N of Valid Cases
319 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 65.32. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate
1.186
ln(Estimate)
.170 .227
Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
Common Odds Ratio ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound
.452 .760 1.849 -.274
.615 The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Pekerjaan Suami Responden Status Kerja Suami Responden Unmet Need and Met Need Total
Unmet Need Total
Tidak Bekerja 7
Bekerja 130
Total 137
6 13
175 305
181 318
Met Need Total
Total
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig. (2-sided) .424
.265
1
.607
.633
1
.426
Value .640(b)
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.569
Linear-by-Linear Association
.638
N of Valid Cases
318
1
.301
.424
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.60. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate
1.571
ln(Estimate) Std. Error of ln(Estimate)
.451 .568
Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
Common Odds Ratio ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound
.427 .516
Upper Bound Lower Bound
4.784 -.662
Upper Bound
1.565 The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Tingkat ekonomi
Unmet Need and Met Need Total
Tingkat ekonomi
Miskin
Unmet Need Total 95
Met Need Total 83
Total 178
43 138
98 181
141 319
Menengah keatas Total
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
15.852
1
.000
17.030
1
.000
Value 16.771(b)
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000 16.719
N of Valid Cases
1
.000
.000
319
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 61.00. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate)
2.609 .959
Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
.237 Common Odds Ratio
Lower Bound Upper Bound
ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound Upper Bound
.000 1.640 4.149 .495
1.423 The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Wilayah Tempat Tinggal Unmet Need and Met Need Total
Wilayahtempattinggal
Pedesaan
Unmet Need Total 101
Met Need Total 109
Total 210
37 138
72 181
109 319
Perkotaan Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
Asymp. Sig. (2-sided)
df
5.853(b)
1
.016
5.291
1
.021
5.931
1
.015
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.017
Linear-by-Linear Association
5.835
N of Valid Cases
319
1
.010
.016
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47.15. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate)
1.803 .590
Std. Error of ln(Estimate) Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
.245 Common Odds Ratio
Lower Bound Upper Bound
ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound Upper Bound
.016 1.116 2.914 .109
1.070 The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
Jumlah Anak Masih Hidup Unmet Need and Met Need Total
JumlahAnakHidup
Kurang dari = 2 anak
Unmet Need Total 58
Met Need Total 75
Total 133
80 138
106 181
186 319
>2 Total
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-sided)
df
.011(b)
1
.915
.000
1
1.000
.011
1
.915
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.011
N of Valid Cases
319
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000 1
.503
.915
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 57.54. Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate Estimate ln(Estimate)
1.025 .024
Std. Error of ln(Estimate)
.229 .915
Asymp. Sig. (2-sided) Asymp. 95% Confidence Interval
Common Odds Ratio
Lower Bound Upper Bound
.654 1.606
ln(Common Odds Ratio)
Lower Bound Upper Bound
-.425 .473
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012
LAMPIRAN 3 :
KUESIONER SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR PERTANYAAN WANITA
(Pada Hard Cover)
Faktor-faktor..., Doni Sumitro, FKM UI, 2012