DOA & PUASA RAYA 40 HARI 17 AGUSTUS 2009 – 25 SEPTEMBER 2009
“HARVEST TIME TO THE YEAR OF PROGRESS”
Successful BETHANY Families 4801 Old Norcross Rd Duluth, GA 30096 (404) 966 2180 www.bethanyatlanta.org
HARVEST TIME TO THE YEAR OF PROGRESS Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkatakata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
I KORINTUS 12:1-11 BUKU PANDUAN DOA PUASA RAYA 40 HARI GEREJA BETHANY INDONESIA 17 AGUSTUS 2009 – 25 SEPTEMBER 2009 Diterbitkan oleh: Sinode Gereja Bethany Indonesia Jln. Manyar Rejo II/ 30, Surabaya
DAFTAR ISI Pokok-pokok Doa Pesan Gembala Teladan Puasa Tuhan Yesus 12 Berkat Dari Doa Puasa Faktor Kegagalan Puasa Hari 1 Hubungan Sang Pencipta Dan Yang Diciptakan Hari 2 KehadiranNya Melenyapkan Kekuatiran Hari 3 Hendaklah Mata Kita Tertuju Pada Yesus Hari 4 Hidup Oleh Kemurahan Allah Hari 5 Responi Panggilannya Hari 6 Hubungan Penjunan Dan Tanah Liat Hari 7 Manusia Hina Menjadi Makhluk Mulia Hari 8 Nasib Manusia Dapat Diubahkan Hari 9 Hidup Yang Diubahkan Hari 10 Hidup Yang Dipulihkan Hari 11 Karakter Umat Tuhan Yang Terbentuk Hari 12 Hubungan Gembala Dan Domba-dombanya Hari 13 Percayalah, Allah Tetap Memeliharamu Hari 14 Roh, Jiwa Dan Tubuh Yang Terpelihara Hari 15 Allah Menjamin Hidupmu Hari 16 Hidup Dalam Pengawasan Allah Hari 17 Hidup Dalam Pemeliharaan Tuhan Hari 18 Hubungan Pokok Anggur Dan Carang-carangnya Hari 19 Jangan Lepas Dari Sumber Berkat Hari 20 Jangan Ada Padamu Ragi Orang Farisi Hari 21 Tetaplah Pada Jalur Berkat Tuhan Hari 22 Temukan Sumber Berkat Hari 23 Setia Dan Berbuahlah Hari 24 Hubungan Bapa Dan Anaknya Hari 25 Didikan Yang Membawa Pada Suatu Kedewasaan Hari 26 Pertahankanlah Citra Dirimu Sebagai Anak Allah Hari 27 Terus Bertumbuh Menuju Kedewasaan Hari 28 Menjadi Kristen Yang Dewasa Hari 29 Pahami Stautusmu Dihadapan Bapa Hari 30 Hubungan Tunangan Dan Kristus Hari 31 Allah Sangat Merindukan Kita Hari 32 Cemburu Ilahi Hari 33 Tetaplah Setia Hari 34 Tetap Berkomitmen Hari 35 Relevansi Kasih Dalam Kehidupan Hari 36 Hubungan Kepala Dan Tubuh Hari 37 Jalan Naik Hari 38 Hikmat Dari Allah Hari 39 Menjadi Gereja Yang Sempurna Hari 40 Jesus, My Exellent Leader
POKOK – POKOK DOA SYAFAAT 1. HAMBA-HAMBA TUHAN/ GEREJA Terjadi kesatuan dan kerjasama yang baik diantara hamba-hamba Tuhan dari berbagai denominasi, sehingga berkat Allah tercurah untuk setiap tempat dimana mereka melayani (Mazmur 133) dan kekuatan iblis dihancurkan (Lukas 11:14-23). Doakan agar gereja-gereja di seluruh Indonesia dan luar negeri saling mengasihi dan membutuhkan satu dengan yang lain sebagai tubuh Kristus. Menganggap gereja lain lebih utama (kerendahan hati) dan saling memberkati dan mendoakan. (Filipi 2:1-11)
2. GEREJA BETHANY INDONESIA Doakan agar para pengerja sinode Gereja Bethany Indonesia sehati, sepikir, dan setujuan melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Sehingga Gereja Bethany Indonesia terus berkembang dan bertumbuh dewasa. Doakan bagi pertobatan jiwa-jiwa baru di setiap wilayah dimana Gereja Bethany berdiri. Doakan supaya kehadiran gereja/ jemaat Bethany berdampak positif bagi setiap lingkungannya dan dapat menjadi saluran berkat. Doakan para pengkhotbah selalu menyediakan kirbat baru untuk menampung anggur baru yang Tuhan curahkan (pencerahan dari Roh Kudus), sehingga para pengkhotbah menyampaikan apa yang menjadi kehendak Tuhan kepada jemaat yang dilayani. 3. GEMBALA SIDANG DAN KELUARGA BESAR Doakan Bapak Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sehingga visi yang Tuhan Yesus Kristus taruh dalam hatinya (Successful BETHANY Families) oleh kuasa Roh Kudus dapat diimpartasikan kepada seluruh hamba Tuhan/ jemaat. Sehingga iman, harap, dan kasih seluruh hamba Tuhan/ jemaat terhadap Tuhan Yesus mengalami kemajuan tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Doakan di usia Bapak Pdt. Abraham Alex Tanuseputra yang ke-70 (1 Juni 2009), hamba-Nya bertambah hikmatnya dan kuat rohnya serta dianugerahkan kesehatan dan kekuatan yang baru. Doakan pelayanan beliau diurapi Roh Kudus sehingga kemana pun beliau melayani ada pertobatan jiwa-jiwa dan impartasi imannya membangun iman setiap orang yang menerima pelayanan beliau. Doakan keluarga besarnya (isteri: Yenny Oentari Tanuseputra) diberi kesehatan dan roh yang kuat selama mendampingi hambaNya; (anak perempuan: Hana Tanuseputra bersama suaminya Pdt. Yusak Hadisiswantoro dan keluarga); (anak laki-laki I: Aswin Tanuseputra bersama isterinya Monika dan keluarga); (anak laki-laki II: Andre Tanuseputra bersama isterinya Aven dan keluarga); Menjadi keturunan-keturunan yang diberkati dan menjadi saluran berkat serta setia melayani Tuhan. 4. BAGI MENARA DOA JAKARTA Tuhan Yesus menyediakan dana-dana yang dibutuhkan selama proses pembangunan sampai selesainya Menara Doa Jakarta (Filipi 4:19). Doakan agar pemerintahan periode ini turut mensupport pembangunan Menara Doa Jakarta. Doakan para donatur baik dari keluarga besar Gereja Bethany sendiri maupun donatur-donatur lainnya diberkati Tuhan sehingga taburan mereka menjadi berkat bagi proses pembangunan Menara Doa Jakarta. Doakan para kontraktor dan para pekerja dapat menyelesaikan tugas mereka secara maksimal dan berlaku jujur. 5. BAGI SITUASI BANGSA DAN PEMERINTAHAN Doakan Hasil Pemilu 2009 dan Presiden dan Wapres yang sudah terpilih diberi roh takut akan Tuhan dan hikmatNya. Doakan agar Presiden dan Wapres yang terpilih untuk lima tahun kedepan dapat memimpin bangsa dengan hikmat , bertindak bijaksana untuk setiap keputusan-keputusan yang diambil bagi bangsa Indonesia.
Doakan anggota DPR, MPR, DPRD dan DPD yang terpilih memiliki roh takut akan Tuhan serta berani menyuarakan hati rakyat dan mengambil keputusan untuk kepentingan rakyat. Doakan TNI/ POLRI agar menjalankan fungsinya yaitu memberikan rasa aman kepada masyarakat dan menjadi tulang punggung pertahanan dan keamanan bangsa. Doakan pemerintah dan lembaga peradilan dalam menangani kasus korupsi di Indonesia dan berani menegakkan keadilan dan kebenaran dalam setiap keputusan. 6. UNTUK KOTA SURABAYA DAN KOTA ANDA Doa pengucapan syukur dengan terbangunnya JEMBATAN SURAMADU (jembatan SurabayaMadura, merupakan jembatan terpanjang se-Asia Tenggara). Karena hal ini menjadi kesempatan untuk penginjilan yang lebih maju terhadap suku Madura (suku Madura merupakan kelompok suku terbesar ke tiga di Indonesia. Jumlahnya mencapai 7% dari total jumlah penduduk Indonesia. Kirakira ada 4 juta orang yang masih tinggal di pulau Madura. Sedangkan lainnya tinggal, terutama di pulau Jawa dan bagian lain Indonesia). Doakan pemerintah daerah dan masyarakat dapat bekerjasama mencari solusi dari berbagai problematika yang ada di kota Surabaya dan kota anda seperti kemiskinan, pengangguran, pelacuran, narkotika, dan lain-lain. Doakan agar pemerintah daerah dapat bertindak bijaksana untuk setiap keputusan yang diambil sehingga tidak merugikan rakyat kecil. 7. PERTOBATAN SUKU-SUKU TERASING DI INDONESIA Doakan suku-suku terasing yang biasa hidup berpindah-pindah masih banyak dijumpai jauh di dalam hutan Papua. Suku-suku yang populasinya relatif besar, antara lain, adalah suku Baudi di Kecamatan Waropen Atas serta suku Demise dan suku Wairate di Kecamatan Waropen Bawah (Papua). Doakan suku Jawa Pesisir Lor merupakan suku terasing yang ada di Jawa Timur. Suku ini bermukim di lereng-lereng pegunungan kapur Utara dari Demak sampai Tuban. Doakan suku Jawa Osing merupakan penduduk asli dari daerah paling timur di pulau Jawa, mereka berdiam di kabupaten Banyuwangi. Doakan suku Bawean tinggal di pulau Bawean. Pulau ini luasnya hanya 200 km persegi dan terletak 120 km di sebelah utara Surabaya, ditengah-tengah laut Jawa. Bawean juga disebut “Pulau Perempuan”, karena mayoritas penduduknya perempuan. Doakan suku Bali Aga, yaitu penduduk asli masyarakat Bali yang mendiami daerah pegunungan. Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam di sawah. Dan suku-suku terasing lainnya. 8. POKOK DOA SAHABAT : • •
• •
Doakan Bagi anggota keluarga kita yang belum menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Doakan anggota keluarga kita yang dalam keadaan mengalami permasalahan : pemulihan keluarga, pemulihan ekonomi, kesulitan mencari pekerjaan, kesulitan untuk melanjutkan sekolah/pendidikan, belum mendapatkan jodoh, dll Doakan Bagi saudara, teman dan sahabat kita yang mengalami kemacetan dalam usaha dan pekerjaan, keretakan rumah tangga, dll Doakan bagi kita sendiri dan anggota keluarga kita supaya semakin hari semakin teguh dalam melayani Tuhan, baik kita sebagai hamba Tuhan, fulltimer, part-timer, diaken, diakoness, usher, dll.
9. POKOK DOA LAINNYA : ………………………………………………………………………………………………………………………………
PESAN GEMBALA Pdt. DR. Abraham Alex Tanuseputra “HARVEST TIME TO THE YEAR OFF PROGRESS” Shalom. Saudara tahun yang lalu adalah tahun Harvest Time. Tahun ini juga merupakan tahun “HARVEST TIME TO THE YEAR OF PROGRESS” (TAHUN PENUAIAN MENUJU TAHUN KEMAJUAN). Saudara, tema ini biarlah menjadi berkat bagi kita semua. Kalau kita mau mengalami progress atau kemajuan, “berhasil” (SUCCESFUL) kita harus mempunyai hubungan yang indah; hubungan dengan pemimpin kita, our The Excellent Leader atau Yesus Kristus. Hubungan yang lebih erat bahkan lebih lekat/ dekat, istilah bahasa jawanya lebih manunggal dengan Dia. Saudara, makin kita erat, hubungan kita dengan Sang Pencipta, Yesus Kristus, makin maju keadaan saudara, maju secara rohani dan jasmani, semuanya maju. Jadi, tahun ini tidak ada yang merasa putus asa, tidak ada yang backslider atau undur dari Tuhan. Saya percaya semua diberkati, maju dalam Kristus. Semua maju dalam Kristus. Karena usaha saudara maju, pendidikan saudara maju, semuanya maju. Hubungan yang erat ini digambangkan dengan tujuh hal, saudara, gambaran ini bukan ilustrasi tetapi real, hubungan yang nyata: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
The Creator and Creations (sang pencipta dan ciptaannya) The Potter and Clay (penjunan dan tanah liat) The Shepherd and Sheeps (gembala dan domba-dombanya) The True Vine and Branches (pokok anggur dan carang-carangnya) Father and Son (bapa dan anak-anaknya) The Fiancee and The Fiance (tunangan perempuan dan tunangan laki-laki) The Head and Body (kepala dan tubuh)
1. Hubungan Sang Pencipta dan Ciptaannya Biasanya dianut oleh semua agama, yang percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, mereka tidak tahu namanya, tapi kita tahu nama itu adalah Yesus, Allah yang menjadi manusia. Dialah penjunan, Dialah pencipta itu. Mari kita baca Mazmur 102:19, saudara kalau saudara membaca Mazmur, itu ungkapan dari raja Daud dan pemazmur-pemazmur yang lain. Mengagumi kebesaran ciptaan Tuhan. Kalau saudara berlibur, jangan cuma berlibur, bermain, istirahat saja, nikmati keadaan semesta alam ini, pada malam hari, bulan dan bintang, digunung-gunung. Saya pernah naik kapal terbang, pergi jauh sekali selama 34 jam ke Atlanta, bagian paling timur Amerika, saudara pemandangan itu baik sekali, kita melewati laut, melewati gununggunung yang indah, itu semua ciptaan Tuhan, lalu timbul penyembahan dalam hati saya. Saudara, Tuhan itu hadir ditengah-tengah pujian hati saya. Tuhan hadir ditengah-tengah pujian Israel. Tuhan apa diam saja, Tuhan memberkati dengan damai sejahtera. Juga dengan berkat-berkat yang akan diberikan, Tuhan hadir. Mari kita baca Mazmur 102:19, “Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN,”. Saudara, kadang-kadang kita ndak sadar, kita ada disuatu tempat yang indah lalu timbul penyembahan, puji-pujian. Satu ayat lagi Kolose 1:16, “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”. Semua ini diciptakan oleh Dia, tetapi untuk siapa saudara? Untuk Dia juga, sebab itu kita patut memuji Sang Pencipta itu. Meskipun ini dianut banyak agama, tetapi khususnya saudara, ketika sudara memuji Dia, Dia hadir, Dia hadir ditengah puji-pujian saudara. Saya harap saudara lebih memuji lebih memperhatikan ciptaan Tuhan , terlebih diri saudara sendiri, manusia yang diciptakan Tuhan.
2. Hubungan Penjunan dan Tanah Liat Untuk ini saya ajak saudara membaca Yeremia 18:1-6, “Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataanKu kepadamu." Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” Amen. Saudara, kita dilahirkan oleh ibu dan bapak kita. Kita dilahirkan mempunyai bakat, bermacam-macam bakat diberikan kepada kita semua, karena manusia itu diciptakan Allah. Bahkan dalam Kejadian 1:26, dikatakan “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.", sama seperti Allah tetapi bukan Allah. Seperti Allah, menurut peta dan teladanNya, jadi image saudara itu istimewa. Waktu dilahirkan saudara diberi bakat, tambah lagi kalau saudara percaya kepada Yesus Kristus, saudara lahir baru, lahir baru!, diberi karunia-karunia Roh. Waktu saya masih kanak-kanak, masih bertumbuh, visi saya diatur orang tua, karena orang tua mempunyai apotek, saya disarankan menjadi apoteker, tidak bisa! karena saya tidak bisa menghafal. Turun, jadi asisten apoteker, tidak bisa juga karena hafalannya banyak. Kalau tidak bisa menghafalkan itu, ditusuktusuk sama gurunya dengan tongkat, malu saudara! Satu kelas 64 orang, laki-lakinya cuma 4, semua wanita, jadi saya stress disitu, cepat-cepat keluar saya. Lalu saya pergi mengembangkan bakat saya. Saya pergi sekolah STM bangunan/ sipil, dua tahun saja saya lulus, dua tahun saja! sekolah pembangunan. Kalau saya bertobat dan lahir baru, saya menjadi hamba Tuhan, bakat itu ditumpangi oleh kuasa Roh Kudus, dimuati oleh kuasa Roh Kudus, puji Tuhan Manyar bisa terbangun, setelah Manyar terbangun, Nginden bisa terbangun, setelah Nginden terbangun sebentar lagi Menara Doa itu selesai dibangun. Itu Roh Kudus yang mengurapi bakat masing-masing. Saudara ini diciptakan luar biasa, saudara diciptakan seperti Yesus! Paulus mengatakan, “hidupku bukan aku lagi tapi Kristus hidup dalam aku”. Saudara harus melihat diri saudara sendiri, hubugan penjunan dan yang dijunan, yaitu saudara sendiri. Lebih mensyukuri, lebih erat, lebih fleksibel, jagan ego saudara, jangan keras hati. Kalau Tuhan menghendaki, fleksibel, lebih menyerah, sehingga Tuhan dapat memakai saudara dengan luar biasa, saudara/i jujunan, kalau rusak, yang rusak saudara sendiri, bukan penjunan itu. Banyak hidup kita menjadi rusak karena langkah-langkah yang salah. Saudara harus dijunan, lebih fleksibel, mau, mau dijunan. Apalagi setelah lahir baru dalam Kristus, saudara mau dijunan, setelah dijunan dengan baik, bisa diisi, diisi dengan apa? diisi dengan hikmat, diisi dengan kekayaan, kuasa. Ada 7 hal berkat saudara yang bias ditampung, sudara bisa lihat diri saudara tidak minder, tidak kecil hati, tidak stress tetapi saudara menjadi orang yang kuat. Dalam Kristus tahun 2009 dan tahun–tahun berikutnya saudara berdiri tegak berjalan bersama Yesus. Sudara, kuasa itu luar biasa kalau saudara melihat diri saudara sendiri. Satu ayat lagi Roma 9:21, “Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”. Tukang periuk itu akan membentuk saudara menjadi bejana. Saudara lebih menyerah pada Tuhan, berapa yang bisa ditampung dalam bejana itu? kuasa yang dapat diberikan kepada saudara? urapan yang dapat diberikan kepada saudara? tergantung hubungan saudara dengan penjunan! Makin dekat, makin dalam hubungan saudara dengan penjunan itu, makin banyak saudara dapat diisi dengan kuasaNya. 3. Hubungan Gembala dan Domba-dombaNya (Mazmur 23:1-6) Pasal ini dapat kita nyanyikan. Kalau hubungan kita dengan Gembala itu, tak kan kekurangan kita. Ini kewajiban gembala, sangat sempurna perlindungan dan care dari pada gembala itu. Kewajiban domba supaya
tetap didalam rombongan, karena di luar rombongan, gembala itu tidak bisa memelihara domba itu, di luar rombongan domba itu sering menjadi domba yang terhilang. Sehingga gembala itu tidak bisa memelihara saudara, mensuport saudara, padahal tahun 2009 ini pasti saudara tidak akan kekurangan, pasti saudara hidup berlimpah-limpah diatas rumput hijau. Pasti saudara mendapat damai sejahtera. Kalau saudara lanjutkan membaca ayat ini, “gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku.......; pialaku penuh melimpah.”. Saudara, ada piala-piala! Kalau saya mencapai umur hampir kepala tujuh (red: 1 Juni 2009), selama 45 tahun saya digembalakan Gembala Yang Baik. Saya juga jadi gembala sidang, ada gembala wilayah, gembala sector, gembala FA; ada gembala saudara, itu berurutan saudara. Selama saya dipelihara Gembala Yang Baik itu, muncul piala-piala. Piala-piala itu seperti olahragawan. Saya kembali bersaksi kepada saudara. Piala saya di Mojokerto 14 gereja, di Nginden itu ada cabang 12, piala-piala! Sehingga dalam hidup ini, nyata sekali, nyata sekali ! Gembala Yang Baik itu. Asalkan kita tidak keluar dari rombongan itu, asalkan kita setia. Bahkan di Yohanes 10:11, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;”. Ada tubuh dan darah Kristus yang diberikan kepada saudara sekalian. Lalu kita makan tubuh dan darah Kristus secara fisik, makan minum secara fisik, sehingga Kristus sepenuhnya dalam kita. Apakah darah Kristus itu sehat?, apakah tubuh Krisus itu sehat?. Sehat atau tidak sehat? SEHAT! Jadi, kalau kita minum dan makan darah Kristus, maka kita sehat, kita semua sehat. Amen! Saudara akan merasakan kuasa kesembuhan itu. Pada waktu saya sakit, 2, 5 tahun yang lalu. Kena stroke berat, semua lumpuh, tidak bisa bergerak, mau bicara saja susah sampai sekarang masih susah (18 Januari 2009). Biasanya kalau saya berdoa untuk orang lain mereka sembuh, saya kasih mereka makan darah dan tubuh Kristus, mereka sembuh, saya tidak merasakan proses kesembuhan itu. Tetapi di Rumah Sakit saya berdoa dengan anak saya (Aswin Tanuseputra), saya mohon ampun. Saudara, tiba-tiba ada kuasa! Kuasa yang aneh, yang kembali menggerakkan, saya dapat bergerak lagi. Sampai sekarang ini saya percaya tubuh dan darah Kristus itu sehat, sempurna. Kalau kita bersekutu dengannya kita semua akan sehat, akan lebih baik dan lebih baik. PROGRESS! akan lebih baik dan lebih baik saudara! Tahun ini saya percaya kita semua sehat. Terutama, khususnya saya pribadi, saya tambah sehat! Saya percaya keadaan kita semua menjadi lebih baik karena tahun ini TAHUN PROGRESS!. Gembala itu memberikan nyawaNya kepada kita, segala-galanya kepada kita semua. 4. Hubungan Pokok Anggur dan Carang-carangnya (Yohanes 15:1-8) Hubungan itu mesti lekat, bukan hanya erat, mesti lekat saudara. Baca Yohanes 15:1-8, "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.". Saudara, tahun ini buah kita lebih banyak lagi, progress kita, buahnya lebih banyak, tetapi kita didalam Dia, dan Dia didalam kita. Tuhan berfirman “minta apa saja”, minta apa saja! karena kita lekat. Ini bukan gambaran, satu ilustrasi yang samar-samar, tetapi ini kenyataan/ real, saudara harus menjadi satu dengan Dia, karena di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa. Saudara, hubungan pokok anggur dengan carang-carangnya ini akan dijelaskan lagi oleh hambahamba Tuhan, supaya jelas, supaya kita tetap dalam pokok anggur itu. Hubungan kita dengan Tuhan seperti
pokok anggur, setia. Saya tidak mengajar saudara fanatik, fanatik selalu tidak baik. Hubungan ini diajarkan kepada kita. Di dalam agama lain tidak ada. Sembah Tuhan, Allah yang maha besar, Allah yang maha kuasa saja, hanya minta, minta saja. Tetapi disini dijelaskan, hubungan pencipta dan yang diciptalkan, dengan penjunan dan yang dijunan, antara gembala dan domba-domba, antara pokok anggur dan carang-carangnya. Hubungan ini dijelaskan oleh firman Tuhan dengan jelas. Saudara, biarah kita lekat dengan pokok anggur. 5. Hubungan Bapa dan Anak (Mazmur 103:13) Bapa itu sayang pada anak-anakNya, karena Bapa itu sumber, sumber dari segala sesuatu. Kalau ada suami istri. Bapak adalah kepala rumah tangga, kalau anak-anaknya lahir dan berbuat yang tidak baik bapak mesti bercermin, itulah cermin dari seorang bapak, perbuatan dari anak-anaknya. Kecuali kalau sudah menikah. Meninggalkan ibu bapanya, berdamping denga istrinya, lepas. Tetapi selama di dalam rumah tangga, bapak itu penting. Bapak itu sumber, sumber dari segala sesuatu. Kita itu punya Bapa, Bapa yang kekal, sumber kehidupan, sumber segala sesuatu. Kita punya Bapa yang baik. Kalau hubungan kita dengan Bapa baik, maka semuanya baik, Bapa itu akan take care. 6. Hubungan Mempelai (Tunangan) dan Kekasihnya (II Korintus 11 : 2) Saudara, hubungan ini lebih erat karena hubungan ini mempunyai muatan kasih. Kalau antara penjunan dan yang dijunan, hanya yang maha kuasa dengan kita, hubungan gembala dan domba-dombanya, pokoknya take care, hal-hal fisik hanya kejiwaan. Karena kita dilindungi, berhasil. Itu gembala dengan domba. Kalau pokok anggur itu lekat, Bapa pengusahanya, setiap apa yang kita lakukan, Tuhan berjanji berhasil, setiap usaha saudara berhasil. Itu hubungan pokok anggur dan carang-carangnya. Tetapi hubungan tunangan dengan kekasihnya, saudara mengasihi Tuhan, menyanyi dengan muatan kasih, melayani dengan muatan kasih, segala sesuatu dengan muatan kasih, sehingga saudara tidak memungkinkan meninggalkan kasih yang mula-mula. Tuhan mengasihi saya yang mula-mula itu, tahun ’65, saya ingat terus, komputer ini terus berjalan cepat, 45 tahun masih ingat, masih ingat dengan mata kepala saya sendiri. Lihat mujizat Tuhan, anak yang saya tabrak dengan mobil yang seharusnya mati, pendarahan dimana-dimana, bahkan saya disuruh lari oleh dokter, karena orang tuanya marah. Saya harus lari, tidak bisa lari kemana-mana, zaman itu zaman GESTOK (Gerakan 30 S PKI). Saya Cuma lari ke gereja, disitu saya minta ampun, saya bertemu pak Chris, saya berdoa bersama. Jam setengah enam pagi polisi datang dengan jipnya, saya dinaikkan jip. Karena saya kenal polisi itu, saya tidak mau naik jip dibelakang nanti sepertu tahanan, saya yang nyetir jip itu. Sampai di RS, luar biasa, anak itu duduk, mengisahkan bahwa dia yang salah, dia kejar layang-layang tidak lihat jalan lalu tertubruk mobil saya. Itu yang menyebabkan saya melayani Tuhan sampai saat ini. Saya masih ingat terus kasih yang mulamula itu, Jadi, hubungan-hubungan ini saudara pelajari semua. Melayani dengan muatan kasih, indah sekali. 7. Hubungan Kepala dan Tubuh (I Korintus 11:3) I Korintus 11:3, “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.” Satu ayat lagi Efesus 1:10, “sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Kepala itu sekarang dimana? Kristus itu dimana sekarang? Di surga, di surga!. Dia kirim RohNya, RohNya ada pada kita, itu mempersatukan. Pada akhir zaman, kalau Tuhan Yesus datang kembali, kepala dan tubuh itu menjadi satu kembali, tubuh itu adalah gereja, jemaat ini, menjadi satu dengan Tuhan. Maka kalau hubungan itu baik, hubungan kepala dan tubuh, saudara yakin kita mendapat hidup kekal selama-lamanya!. Kita akan masuk juga ke surga dengan kepala itu. Kepala dan tubuh itu menjadi satu, menarik kita semua ke surga. Jadi, hubungan kepala dan tubuh itu harus baik, harus sempurna dihadapan Tuhan, tidak ada yang
murtad, tidak ada yang undur diri, tidak ada yang malas untuk berbakti, semua memuji Tuhan, semua menyerah, mensyukuri pemeliharaan Tuhan, lekat, tetap dekat bahkan lekat kepada Tuhan. Yang terakhir, kepala dan tubuh itu menjadi satu. Kalau terlepas kita akan mati, jadi mesti tetap ada pada kepala itu sehingga kita yakin kita selamat, bukan ilustrasi, bukan bayangan, tetap kenyataan memang kita selamat dalam nama Yesus Kristus. Amen. “HARVEST TIME TO THE YEAR OF PROGRESS” (TAHUN PENUAIAN MENUJU TAHUN KEMAJUAN) akan terjadi dalam hidup kita. Kita harus mempunyai hubungan dengan pemimpin kita, our Excelent Leader atau Yesus Kristus. Hubungan yang lebih dalam lagi. Percaya keadaanmu maju tahun ini. Maju secara rohani dan jasmani, semuanya maju dalam Kristus. AMIN. TUHAN MEMBERKATI
PENGERTIAN PUASA DALAM ALKITAB TELADAN PUASA TUHAN YESUS Kita sedang dalam Doa Puasa Raya 40 hari dari tanggal 17 Agustus sampai 25 September 2009. Seruan berpuasa ini bukan hanya di Perjanjian Lama, bukan hanya di Perjanjian Baru tetapi sampai hari ini mujizat masih dinyatakan bagi mereka yang berdoa dan berpuasa. Kata puasa dalam teks Ibrani “to cover the mouth” (menutup mulut) atau dalam bahasa Yunani puasa berarti “to upstain” (tidak memasukkan apa-apa di mulut/ menghindari ke mulut). Jadi, puasa itu adalah merendahkan diri, mengorbankan keinginan makan. Di Kitab Hakim-hakim 20:26 disebutkan demikian, “Kemudian pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan TUHAN, berpuasa sampai senja pada hari itu dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN.” Ini puasa yang kita lakukan selama 40 hari berpuasa sampai senja. Jadi, kalau saudara berpuasa, misalnya besok pagi saudara mulai berpuasa, malam ini stop makan malam. Misalnya makan malam stop jam 9, stop! setelah jam 9 stop tidak boleh makan lagi. Lalu kemudian saudara tidur lalu sampai larut malam, tengah malam, kemudian sahur tidak usah ikut-ikutan sahur, sarapan pagi tidak usah sarapan pagi, makan siang tidak usah makan siang sampai senja pada hari itu. Ukuran senja adalah matahari mulai turun, di Israel dengan disini memang lain, minimal jam 3 mulai senjanya, saudara bukanya jam 3. Kalau saudara startnya dari jam 9 malam bukanya jam 3 sore, itu 18 jam. Kita berpuasa pada saat ini bukan karena bulan ini adalah bulan yang baik dari bulan lain, menurut firman Tuhan semua hari adalah baik. Kita berpuasa selama 40 hari saat ini karena memang kita sendiri mau merendahkan diri, berdoa mencari wajah Tuhan. Kita berada di negara ini, kebetulan mereka (umat muslim) sedang berpuasa, itu momentum yang baik. Kita bersama-sama mendoakan bangsa ini, kita juga ditugasi Tuhan untuk mendoakan kesejahteraan dimana kita ada. Alasannya itu. Dan juga kesepakatan dari pada pemimpin-pemimpin rohani di negeri ini untuk 40 hari ini mengadakan puasa raya (sejak tahun ’90-an). Percayalah, sementara berpuasa mengandalkan Tuhan, mujizat terjadi. Yesus sendiri berkata ada jenis persoalan yang tidak bisa diselesaikan kecuali dengan doa dan puasa (baca Matius 17:21). Sebab itu, ikutlah dalam doa dan puasa. Ada yang berkata “ndak dech, aku cuma andalkan otot dan otakku, itu cukup. Tidak perlu andalkan Tuhan dalam puasa.” Orang yang mengandalkan O yang pertama yakni otot dan O yang kedua yakni otak, dalam Mazmur 49 orang seperti ini sama seperti hewan yang menuju kepada kebinasan kekal. Jadi, kalau ada orang dalam kehidupannya, apalagi anak Tuhan yang hanya andalkan otot/ kekuatan dan otak sama dengan seperti hewan yang dibinasakan. Tetapi yang benar kita
andallkan O yang ketiga yaitu “omnipotent God” (Allah yang maha kuasa), omnipresent (Allah yang maha hadir), omniscience (Allah yang maha tahu). Tuhan mau kita andalkan Dia. Kita bukan andalkan otak dan otot saja tetapi andalkan omnipotent God. Allah yang maha kuasa kita, hidup kekal selama-lamanya. Amen! Kenapa Yesus berpuasa? Ada empat alasan Yesus berpuasa dan hasilnya: Pertama, dalam Lukas 4:4, 8, 12. Disebut disana manusia Yesus berpuasa membuat Dia, hikmatnya muncul luar biasa (Lukas 4:4). Kata pertama hikmat. Hikmatnya muncul setelah berpuasa. Ayat 8, 12, hikmatNya muncul. Dalam kehidupan kita diperlukan hikmat. Sebagai orang tua, orang tua yang berhikmat, sebagai pemimpin, pemimpin yang berhikmat, sebagai pedagang, pedagang yang berhimat. Sebagai student, student yang berhkimat. Siapa pun, saudara sebagai pribadi yang berhikmat. Bagaimana bisa muncul hikmat itu? Saudara, manusia Yesus saja masuk dalam puasa. Harusnya semua kita yang ingin hikmatnya muncul, seperti Daniel pasal 1 dan Daniel pasal 10. Daniel berpuasa. Setelah dia berpuasa selama 10 hari di Dainel pasal 1, ia dan tiga teman Ibraninya muncul hikmat 10 kali lebih baik dari pada anak muda sepantarannya. Kedua, manusia Yesus berpuasa ternyata bukan hanya muncul hikmat tetapi kata yang kedua adalah cakap mengatasi pencobaan. Waktu itu Dia dicobai di area tubuh, area jiwa, area roh. Dicobai di area tubuh Dia disuruh untuk mengubah batu jadi roti tetapi Dia berhasil. Kapan? setelah dia berpuasa. Dicobai di area nafsu. Sering kali anak-anak Tuhan dicobai di area nafsu, masalah tubuh, masalah perut, masalah sex. Dan pada waktu Yesus dicobai di area tubuh, dia cakap mengatasinya. Lalu Dia dicobai di area jiwa, iblis berkata, “jatuhkan diri-Mu dari sini ke bawah” (bubungan Bait Allah), ini masalah proud, kebanggan hidup. Tetapi Yesus juga cakap mengatasi pencobaan di area jiwa. Sering kali anak-anak Tuhan gagal disana, terjebak kepada arogansi hidup, nggak cukup, mesti harus begini, nggak cukup, harus mesti begini. Mesti tidak mau kalah dengan yang lainnya, dan lain sebagainya. Karena arogansi hidup. Lalu dicobai di area roh, iblis berkata, “Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Yesus cakap mengatasi pencobaan itu. Kalau iblis saja nggak sungkan nawari Yesus gemerlap dunia asal menyembah, apalagi murid-murid Yesus, pasti iblis nggak sungkan nawari saudara, untuk mendapatkan gemerlap dunia asal engkau menyembah si iblis. Tetapi, Yesus cakap mengatasinya setelah Dia berpuasa. Sebab itu, kalau sudah mulai godaan-godaan masalah nafsu, masalah godaan kesombongan hidup, masalah godaan peyembahan pada iblis karena iming-iming gemerlap dunia cepat-cepat berpuasa. Itulah yang diajarkan firman Tuhan. Ketiga, puasa membuat ucapan Yesus penuh kuasa. Lukas 4:12, “Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!". Ia mengucapkan kata-kata dengan kuasa, ayat 13, “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”, dengan ucapan itu ternyata iblis mundur. Setelah puasa ternyata bukan hanya hikmatNya Yesus muncul, bukan hanya yang kedua tadi cakapnya Yesus atasi pencobaan, yang ketiga ucapanNya itu penuh kuasa. Dia mengucapkan kalimat-kalimat, iblis mundur. Ayat 22, “Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?". Kapan saudara? Setelah dia puasa! Orang menjadi takjub mendengar kata-kata Yesus. Ayat 32, “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.”. Tuhan inginkan supaya semua saudara, anak-anakNya, murid-murid Tuhan, perkataanmu adalah perkataan yang penuh kuasa. Sebagai orang tua, punya perkataan yang ada kuasa, sebagai pengusaha, ada kuasa. Yang bergerak di bidang marketing, kalimat-kalimatnya ada kuasa. Memberi nasehat orang, ada kuasa. Saudara-saudara, kapan itu diperoleh? Setelah doa puasa. Hikmat muncul, cakap menghadapi perncobaan, kata-katanya penuh kuasa.
Keempat, Yesus berpuasa ternyata muncul iman yang dibutuhkan untuk melakukan kehendak BapaNya. Kalau saudara membaca didalam Matius 17:19, “Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?". Di ayat-ayat sebelumnya murid-murid berusaha mengusir setan tidak bisa. Tetapi Yesus mengusir setan bisa, di ayat 19 Yesus ditanyai, kenapa mereka tidak bisa. Yang menarik dari ayat ini, jawaban Yesus ayat 20, “Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”. Saudara, perhatikan! karena kamu kurang percaya, kamu harus punya iman, kata Yesus. Berarti murid-murid tidak bisa mengusir setan, isu utamanya adalah karena mereka kurang percaya, tidak ada iman. Padahal kalau ada iman, kalau percaya, maka tidak ada yang mustahil untuk gunung dipindahkan. Ayat 21, “(Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)". Inilah rahasianya. Kenapa mereka tidak muncul iman? karena perlu doa puasa. Yesus doa puasa, kenapa? karena Dia tahu Dia perlu iman untuk pelayanan yang lebih efektif. Point yang keempat ini alasan Yesus berpuasa ternyata membangkitkan iman, muncul pelayananNya efektif. Memang iman itu datang dari pendengaran, pendengaran akan firman Kristus. Tetapi sering kali karena kita tidak masuk didalam doa puasa, ada penghalangnya, tidak bisa keluar. Begitu orang masuk didalam doa puasa muncul iman untuk mengusir kuasa kegelapan itu. Diperlukan iman, diperlukan keyakinan. Keyakinan kita pada omnipotent god, yang maha kuasa, berbekal keyakinan itu saudara harus punya iman. Yesus memang mengalaminya, tidak andalkan otak dan otot tetapi omnipotent god. Dia punya iman kepada Bapa-Nya. Siapapun saudara yang berpuasa, empat hal yang didapatkan. Hikmatmu akan muncul, perlu kecakapan untuk mengatasi pencobaan, perlu ucapan saudara itu ada kuasa, perlu iman yang muncul, keyakinan sehingga akhirnya hal-hal besar dinyatakan dalam kehidupan saudara. Keempat hal ini didapatkan setelah doa puasa. Sebab itu Alkitab berkata jangan jadi sama dengan dunia ini yang hanya makan minum, makan minum, makan minum, bertuhankan perut. Masuklah dalam doa puasa, jangan memandang sebelah mata, jangan serupa dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Kata budi itu understanding, paradigma yaitu pikiran, pemahaman. Jika ingin ada perubahan kecil dalam hidupmu rubahlah perilakumu. Jika ingin perubahan besar, engkau harus merubah cara berpikirmu. Misalnya puasa itu tidak ada gunanya, mesti ada pergeseran paradigma, saudara harus berubah, puasa itu kuasanya besar. Ada paradigma-paradigma yang harus dirubah, setiap kita jangan sampai memahami pemahaman yang keliru diluar. Punya pemahaman yang benar. Kalau orang diluar berkata, puasa ndak ada gunanya, ngosongin perut, ngisi dengan angin, itu paradigma lama. Yang benar sekarang adalah dengan puasa persoalan-persoalan yang tidak dapat terselesaikan, diselesaikan dengan doa dan puasa. Kalau Tuhan mencurahkan berkat kata Perjanjian Lama seperti hujan, hujan berkat!. Nah, bagaimana reaksi orang untuk menerima hujan ini?. Ada yang pergi keluar rumah membawa cangkir menampung hujan, ada orang kedua keluar rumah membawa ember menampung hujan itu, tetapi ada orang ketiga yang telah menyiapkan kolam di halaman rumahnya untuk menampung air hujan yang lebat. Hujan berkat sedang dicurahkan kalau engkau masuk dalam doa dan puasa. Engkau akan terheranheran menemukan berkat Tuhan tercurah didalam kehidupan saudara. Engkau akan terheran-heran! keajaiban demi keajaiban terjadi!
Waktu Ester doa puasa orang yang mau membunuhnya malah berlutut didepannya, orang yang mau membunuhnya malah minta belas kasihan, orang yang mau membunuhnya malah dibunuh oleh raja. Ester puasa!. Waktu Yosafat diserbu oleh musuh kemudian Yosafat berpuasa, para musuh malah berkelahi sendiri. Setelah mereka berkelahi sendiri, Yosafat dan tentaranya masuk dan tinggal menjarahnya, tidak terkira hasil dari puasa. Firman ini tidak akan berarti apa-apa kalau saudara hanya mendengar dan tahu tetapi ini akan berarti besar kalau engkau masuk dan melakukannya. AMIN.
12 BERKAT DARI DOA PUASA Alkitab menyebutkan bahwa berpuasa ada 3 jenis; Yang pertama, PUASA NORMAL (orang tidak makan tetapi boleh minum), ayatnya ada di Hakimhakim 20:26 berkata demikian, “Kemudian pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan TUHAN, berpuasa sampai senja pada hari itu dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN.”. Alkitab lebih duluan mengajarkannya. Puasa normal misalnya makan malam stop jam 9 malam, tidak usah ikut sahur, tidak ikut sarapan, tidak makan siang sampai senja. Senja kita dengan Israel beda. Israel ada 4 musim. Jadi patokannya, waktu matahari sudah mulai turun bukan matahari masih diatas, minimal jam 3 sore atau jam 6 malam. Kalau saudara start jam 9 malam sampai jam 3 sore itu 18 jam. Kalau orang diluar berpuasa itu 14 jam. Jadi waktu buka srnja jam 3, hasilnya pati bagus. Minumnya Cuma air putih saja. Keuntungannya ganda, keuntungan rohani dan jasmani. Yang kedua, PUASA PARSIAL (tidak makan makanan tertentu). Daniel pernah puasa parsial di Daniel pasal 1, dia dan ketiga temannya puasa parsial. Di Daniel 10, ia pernah puasa 21 hari dan dia dapat firman dari malaikat Tuhan. Puasa ketiga, PUASA TOTAL (tidak makan tidak minum). Musa pernah puasa total, Yesus puasa 40 hari. Kalau Musa saja bisa tidak makan dan minum, Yesus berpuasa 40 hari minum? minum apa di padang gurun. Jadi, Musa Puasa total. Jangan gegabah melakukannya. Kalau tidak diperintahkan secara khusus! Dari puasa ini membawa seseorang untuk sungguh-sungguh merendahkan diri mencari Tuhan. Orang yang mengandalkan Tuhan waktu dia alami kesesakan dia masuk dalam doa puasa; normal, parsial, total. Sebab itu kalau saudara berpuasa tidak tergantung jenisnya apa tetapi tergantung niat, tekad, sikap hati untuk saudara masuk dalam doa puasa itu. Ada warning/ peringatan! Ada orang yang beranggapan salah begini, “oh, kalau aku berpuasa aku mau merubah Tuhan supaya dulu Tuhan yang tidak baik menjadi Tuhan yang baik. SALAH, saudara! Puasa bukan merubah Tuhan tetapi merubah diri sendiri. Orang yang berpuasa merendahkan diri, sadar kalau perlu Tuhan. Benar-benar mencari pertolongan Tuhan. Jangan berpuasa minta dihargai. Kalau orang mau naik tingkat/ naik kelas ada ujiannya. Kalau saudara sedang berpuasa, ada yang makan, ya puji Tuhan! Punyailah pengendalian diri. Sementara saudara berpuasa, ambil darah dan tubuh Kristus, jangan bingung dengan puasa yang diluar. Yang Tuhan mau saat kita berpuasa dalam level apapun. Mazmur 109:24, level Daud. Dengan persoalannya dia dibenci, dirancangkan kecelakaan atas dirinya, orang berbuat jahat padanya. Apa yang dia laukan, dia berpuasa hadapi persolaan. Orang yang sudah high class. Daud berpuasa! Levelnya Daud, kenapa kita tidak! Mazmur 69:1, 2, “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari Daud. Selamatkanlah aku, ya Allah, sebab air telah naik sampai ke leherku! Aku tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku.” Daud sedang puasa total. Dia alami
persoalan, dia masuk doa puasa. Waktu dia puasa tidak langsung beres masih disindir dia, masih menjadi cela bagi banyak orang, tetapi dia tetap berdoa. Levelnya Daud.
Daud artinya “be loved” (yang dicintai) tetapi persoalannya ya banyak. Orang mau membunuh Daud. Orang-orang merancangkan kecelakaan baginya. Lalu apa yang dia lakukan? Mazmur 34:13, “Tetapi aku, ketika mereka sakit, aku memakai pakaian kabung; aku menyiksa diriku dengan berpuasa, dan doaku kembali timbul dalam dadaku,”. Waktu dia alami persoalan itu, dia berpakaian kabung, berdoa, berpuasa. Kalau saudara berpuasa harus berdoa, ingat bukan mengeluh tetapi berdoa. Semua orang ada persoalannya. Kalau saudara melangkah seperti Daud, ada 12 berkat pribadi yang didapati waktu Daud berpuasa dalam Mazmur 30:1-12, ini berkatnya; 1. Ayat 2a, Tuhan mengangkat dia, memuliakannya, menarik dia ke atas. Kalau mau ditarik Tuhan ke atas, diangkat Tuhan, masuk doa puasa!. Tuhan kalau berjanji Dia pasti melakukan. Dia mengangkat engkau ke atas. 2. Ayat 2b, Tuhan membuat Daud mengalahkan musuh. Pernah dilakukan oleh Ester waktu dia mau dibunuh oleh Haman. Bukan hanya Ester saja, semua kaumnya Ester. Ester berdoa puasa akhirnya musuh malah minta belas kasihan, musuh malah bertelut, musuh malah dibunuh oleh raja. Membalik keadaan. Kalau saudara mau membalikkan keadaan saudara, biarlah saudara berdoa dan berpuasa. 3. Ayat 3, Tuhan memberi kesembuhan. Kalau saudara didorong untuk mau mendapatkan kesembuhan pertolongan Tuhan jangan beralasan, “oh aku ini, aku itu”. Tuhan mau memberikan kesembuhan atasmu. Dan banyak orang sakit, dia berdoa berpuasa malah alami mujizat, dia berdoa berpuasa malah sembuh dari penyakit a, b, c, d. 4. Ayat 4a, Tuhan meloloskan jiwamu dari neraka. Begitu saudara punya persoalan lalu saudara masuk dalam doa puasa, diluputkan dari neraka, dari kebinasaan, dari kematian. Dahsyatnya Tuhan kita. 5. Ayat 4b, ditopang. Maksudnya ada banyak orang yang rombongan yang sedang menuju kematian baik secara rumah tangga yang hancur-hancuran, perekonomian yang hancur-hancuran atau memang secara jiwa menuju kematian, tetapi melalui doa puasa ditopang sehingga walau yang lain sedang menurun, menurun. Engkau masuk dalam doa puasa, berhenti! 6. Ayat 6a, hidup dalam anugerah/ kemurahan Tuhan. Analoginya, kalau saudara punya lima karyawan. Ada salah satu yang saudara kasihi, maka orang ini akan dapatkan kemurahan saudara, setiap kali ia akan dapatkan kemurahan saudara sementara empat yang lain akan mendapatkan upah sesuai dengan pekerjaannya. Tetapi yang kelima ini, karena ia dapatkan perhatian saudara ia dapatkan kemurahan. Biarlah saudara hidup dalam kemurahan Tuhan. 7. Ayat 6b, orang yang berdoa puasa dapatkan sukacita setelah susah. 8. Ayat 7a, Tuhan memberi prosperity. Daud punya prosperity padahal dia alami gonjang ganjing hidup yang sedemikian parahnya, tetapi toh dia dapat solusi. 9. Ayat 7b, alami keamanan. 10. Ayat 8, dapatkan kekuatan Allah atas dirinya. 11. Ayat 12a, Tuhan mengubah ratap menjadi tari-tarian. 12. Ayat 12b, Tuhan sudah mengubah puasa menjadi sukacita. Masuklah dalam doa puasa! Mungkin saudara seperti pohon di jalanan, kemudian ditebang sudah tidak ada daunnya lagi, tidak ada buahnya lagi tinggal batang saja. Tetapi selama akar yang tidak kelihatan, power yang tidak kelihatan itu tetap menopang. Maka tinggal batang ini pun akan muncul cabang, daun, bunga, buah, rimbun kembali.
Mungkin saudara hai-hari kemarin kena badai, banyak yang kena persoalan, banyak hal yang tidak terprediksi. Sudah invest ini itu, beli valas ini itu, dan lain sebagainya, tiba-tiba anjlok semua!. Daun-daun yang membuat keteduhan berguguran, buah-buah keberhasilan sudah pada berjatuhan, seperti tinggal batang saja. Hari ini masuklah dalam doa puasa, andalkan Tuhan yang maha kuasa. Kuasa yang tidak kelihatan itu tetap menopangmu. Engkau akan muncul tunas kembali, cabang kembali, daun, bunga dan berbuah lebat kembali. Amin.
FAKTOR KEGAGALAN PUASA Baca Markus 9:17-29 kemudian lanjutkan di Matius 17:19. Di Markus pasal sembilan ini, ada seorang anak yang sakit, disebutkan disitu bisu tuli tetapi juga ayan, lalu didoakan oleh murid-murid, tetapi tidak bisa. Setan yang merasuk dia, membanting-banting dia, menyiksa dia, mendatangkan ketakutan. Lalu kemudian Yesus berkata, “bawa saja kemari”. Murid-murid bertanya, “kenapa tidak bisa Tuhan?”. “Karena kamu tidak percaya, jenis ini mesti didoa dan dipuasai”. Lalu kemudian disuruh datang pada Yesus, lalu anak ini sembuh, mujizat terjadi. Dari peristiwa ini ada 3 hal tentang setan, tentang murid-murid, tentang Yesus. Pertama, SETAN PUNYA PENGARUH. Ternyata setan ini pengaruhnya ditunjukkan melalui sakitpenyakit, memberi pengaruh dalam rupa sakit penyakit, bahkan disebutkan dari sejak kecil! Wah, kita harus berhati-hati mendengarkan firman ini!. Dari sejak kecil!. Berarti anak-anak kita, kalau saudara tidak proteksi dengan perlindungan Tuhan, dari sejak sejak kecil bisa diganggu. Pemazmur berkata, Mazmur 58:3-4, “Malah sesuai dengan niatmu kamu melakukan kejahatan, tanganmu, menjalankan kekerasan di bumi. Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat.” Dari sejak lahir, dari sejak kecil pengaruh setan kepada anak ternyata ada. Siapa yang mengajari anakanak ini berdusta sendiri, mencuri?. Karena memang ada pengaruh! Dari kecil anak ternyata bisa menjadi sasaran pengaruh dari iblis. Dan disebutkan dalam Markus 9:18, 22, anak itu dikuasai oleh iblis dan menyebabkan ketakutan. Kalau saudara membaca dalam Markus pasal 9 ini, ada 10 tindakan yang disesabkan oleh iblis; bisu, tuli, berbusa mulut, terbanting-banting, giginya gemertakan, sangat capek/ sangat lelah, berusaha untuk bunuh diri, berteriak, ayan dengan kelemahan-kelemahan. Dan murid-murid tidak bisa berbuat apa-apa karena ketidakpercayaan. Adakah dari antara saudara yang sekarang sedang didalam keadaan menemukan pengaruh setan atas anakmu, dirimu, kesehatanmu, keuanganmu dan keluargamu. Kebenaran pertama setan itu punya pengaruh! Kedua, MURID-MURID GAGAL. Kita semua murid Yesus. Tetapi kenyataannya murid-murid gagal. Filipi 4:13 dikatakan seperti ini, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”. Seharusnya murid-murid itu dapat menyelesaikan, mengatasi pengaruh iblis itu sebab segala perkara dapat kutanggung dalam Kristus. Contoh pada saat Petrus berjalan di depan pintu gerbang elok, pintu gerbang indah ada orang lumpuh mita-minta. Lalu Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang ada padaku kuberikan kepadamu. Demi Kristus orang Nazaret, bangkit, berjalanlah!”. Orang ini kena pengaruh iblis, ketemu dengan murid-murid model Petrus, sembuh!. Petrus bisa, seharusnya murid-murid itu bisa!. Tetapi ternyata dalam peristiwa tadi, disebutkan setan punya pengaruh begitu banyak tetapi murid-murid gagal. Gagal dalam apa? Dalam tiga hal: A. Murid-murid gagal beriman. Tidak mudah memang untuk terus beriman. Seperti waktu Bpk. Abraham Alex Tanuseputra beriman Nginden itu jadi. Itu juga tidak mudah karena makan waktu 13 tahun dan sempat tertunda-tunda. Bahkan ijin sudah keluar dicabut, lalu keluar lagi ijinnya, setelah itu bangun lagi, setelah bangun lagi dikirim berpuluh-puluh truk dari kota lain, orang demo disana. Setelah itu berhenti lagi, setelah itu jalan lagi, setelah itu uangnya tidak ada dan seterusnya sampai 13 tahun. Untuk beriman memang tidak mudah. Bahkan sempat Bpk. Abraham Alex Tanuseputra bicara kepada Bpk. Yusak Hadisiswantoro, “apa tidak dikapling aja, dijadikan perumahan”. Sempat sudah ngomong tetapi tidak dilakukan. Coba kalau dikapling jadi
perumahan, kan tidak akan jadi gereja gede seperti itu?. Tetapi karena tidak gagal beriman, akhirnya puji Tuhan, Nginden bisa berdiri. Pengaruh iblis, berusaha mengirim orang rombongan berdemo mencabut ijin, kekurangan finansial. Ini pengaruh-pengaruh!. Akhirnya murid Yesus tetap punya iman dan jadi. Apakah saudara sedang menuju orang yang gagal punya iman?. Jangan saudara!. Tetapi, asal engkau tetap percaya tidak gagal beriman, pasti ada jalan. Orang yang kurang imannya tidak akan memuliakan Tuhan. Tetapi beda dengan Abraham, ia punya iman ia memuliakan Allah. Roma 4:20, “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”. Kalau berdoa tujuh tahun belum tercapai, saudara berdoa lagi enam tahun sehingga 13 tahun, yang orang lain berkata itu angka sial tetapi tidak bagi Tuhan. Yakub berdoa 13 tahun tetapi tidak putus asa. Jangan sampai gagal beriman. Markus 11:22, “Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!”. Biarlah saudara tidak gagal percaya pada Allah yang maha kuasa. B. Murid-murid gagal berdoa. Maksudnya gagal komunikasi dengan Tuhan. Banyak anak-anak Tuhan gagal berdoa dengan Tuhan. Bahkan pada waktu ia ada di gereja, waktu dia nyanyi itupun tidak komunikasi dengan Tuhan. Waktu dia doa itu pun tidak komunikasi dengan Tuhan, karena apa?. Karena tidak tertuju. Kalau kita tidak hati-hati, sementara kita nyanyi, itu tujunya tidak kepada Tuhan. Tetapi asal nyanyi saja sehingga sepanjang kebaktian tidak konek kepada Tuhan. Karena kita asal ngomong, pikiran kita kemanamana. Nyanyi tanpa arti, itu berarti gagal doa. Kalau kita doa fokus, nyanyi fokus, menyembah fokus, itu hasilnya pasti tampak. Yang namanya komunikasi itu adalah dua arah. Sering kali kita dalam gereja tidak terarah, kita sudah ngomong tetapi kita tidak memahami apa yang Tuhan ngomong. Waktu pujian itu kita ngomong sama Tuhan dan harus fokus!. Waktu firman itu, Tuhan membantu untuk ngomong kepada kita. Tetapi ada jemaat yang sudah ok waktu pujian, fokus sama Tuhan. Tetapi waktu firman, begitu pendetanya ngomong sesuatu yang sepertinya tidak menarik bagi dia, langsung pulang!. Itu pasti kerohaniannya tidak baik. Setinggi apa pun status orang itu, selama apapun dia sudah jadi orang Kristen, tetapi kalau modelnya seperti orang itu, dia sedang sakit rohaninya. Sebab apa?. Tuhan bisa berbicara dengan berbagai macam cara, melalui siapa saja. Saudara tahu, spirit doa jauh lebih penting dari waktu doa. Artinya, ada orang yang terpaku pada legalizm. Jadi, punya waktu doa, contoh: “wah ini jam doaku.” Lalu berdoa, “Bapa kami yang di surga, …..”. Tetapi nilai dari doanya itu tidak ada cuma legalizm/ liturgi. Spirit doa itu lebih penting, sehingga tidak sedang berdoa pun saudara punya spirit doa, spirit untuk komunikasi dengan Tuhan. Spirit komunikasi itu penting. Spirit doa itu jangan sampai gagal. C. Murid-murid gagal berpuasa. Yesus berkata waktu ditanya, “Kenapa kami tidak bisa?. “Karena kamu kurang percaya. Jenis ini harus dengan doa dan harus dengan puasa.” Jadi, tiga; “Karena kamu tidak ada iman; jenis ini harus dengan doa; jenis ini harus dengan puasa.”. Jadi, jangan gagal puasa!. Harusnya kita jangan gagal untuk puasa. Orang yang gagal puasa, bukan tidak puasa, puasa tetapi gagal. Memang ada 2 jenis orang gagal puasa maksudnya memang tidak puasa, itu gagal, tetapi ada yang puasa tetapi juga gagal. Mari lihat dalam Yesaya 58; Pertama, mereka ini berpuasa, mencari Tuhan setiap hari tetapi mereka ini mencari Tuhan luarnya aja (ayat 2). Untuk menarik perhatian orang lain kepada dirinya dan ini dilakukan orang Farisi, orang munafik. Mencari Tuhan, dia beragama, tiap hari tetapi cuma menunjukkan diri kepada orang lain. Itu gagal puasa. Kedua, berusaha mencari jalan-jalan Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan (ayat 2). Mereka berpura-pura mencari jalan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Puasa tetapi untuk dilihat Tuhan, puasa tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Puasa tetapi tidur terus. Ketiga, mereka seolah-olah bertindak seperti orang benar padahal tidak (ayat 2).
Keempat, puasa tetapi isinya komplain terus, ngeluh terus (ayat 3). Ini orang gagal puasa. Puasa isinya komplain terus. Kalau suka mengeluh ingatlah cicak. Cicak kalau kompalin pasti dia paling keras komplainnya, dia bisa berkata begini kalau dia bisa komplain, “Tuhan siapapun engkau namamu. Aku komplain, nggak fair, makananku bisa terbang, sementara aku tidak punya sayap. Aku harus makan nyamuk, mangsaku bisa terbang. Aku tidak dikasih sayap untuk terbang, bagaimana aku bisa hidup?.”. Tetapi ternyata tidak, dia jalani apa adanya. Toh tetap bisa makan nyamuk!. Kalau Tuhan saja plihara cicak, burung di udara, masakan Tuhan tidak pelihara saudara yang puasa!. Tuhan itu akan mendatangkan kebaikan untuk kita semua. Kelima, puasa tetapi berkelahi terus (ayat 4). Keenam, mereka puasa tetapi menunjukkan kepura-puraan (ayat 5). Sengaja ditunjukkan, periode waktu puasanya itu, dia posisinya sedang dalam menunjukkan aku kena aniaya, wajahnya, jalannya. Ini gagal puasa. Sebab Yesus berkata kalau puasa minyakilah rambutmu cucilah wajahmu biar Bapamu saja yang tahu. Ketiga, KEMENANGAN YESUS. Yesus berkata bawalah kemari, ini adalah undangan (Matius 11:28). Dan pada waktu datang kepada Yesus, Yesus mengucapkan ucapan yang penuh kuasa. Diundang, datang, disampaikan firman. Kalau saudara ibadah jangan fokus pada pemimpin pujian, bukan kepada pembawa firman. Kalau didoakan jangan lihat siapa yang mendoakan. Kalau fokusnya kesana tidak ada apa-apanya. Tetapi kalau saudara meresponi panggilan Yesus, maka ini yang terjadi, Markus 9:27, “Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.” Ini dahsyat!. Datangnya, fokusnya kepada Yesus, dan Yesus memegang tangan itu, dibangunkan. Tuhan ingin membangunkan kesehatanmu, Tuhan ingin membangunkan perekonomianmu, Tuhan ingin membangkitkan usahamu dan biarlah itu terjadi saat ini. Sebab itu, tiga hal penting ini mari kita mau pahami. “Oh Tuhan aku tidak mau lengah karena pengaruh iblis; aku tidak mau gagal sebagai muridMu, gagal iman, gagal doa, gagal puasa. Dan aku mau fokus, lari, datang kepada Yesus bukan kepada yang lain. Dan seperti anak ini disembuhkan, dibangkitkan, diangkat.”. Dan biarlah saudara disembuhkan, dibangkitkan, dan diangkat. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-1
Senin, 17 Agustus 2009 HUBUNGAN YANG ERAT !
“Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN,” (Mazmur 102:19) Kalau kita mau mengalami progress atau kemajuan, l kita harus mempunyai hubungan yang sangat erat/intim dengan pemimpin kita, our Excelent Leader atau Yesus Kristus. Tanpa menjalin hubungan yang erat ini pasti kita akan alami kegagalan. Hubungan yang lebih erat bahkan lebih lekat/ dekat, istilah bahasa jawanya lebih manunggal dengan Dia. Saudara, makin kita erat, hubungan kita dengan sang pencipta Yesus Kristus, makin maju keadaan saudara. Maju secara rohani dan jasmani, semuanya maju. Jadi, tahun ini tidak ada yang merasa putus asa, tidak ada yang backslider atau undur dari Tuhan. Saya percaya semua diberkati, maju dalam Kristus. Semua maju dalam Kristus. Karena usaha saudara maju, pendidikan saudara maju, semuanya maju. Hubungan pencipta dan yang diciptakan, biasanya dianut oleh semua agama, yang percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, mereka tidak tahu namaya, tapi kita tahu nama itu adalah Yesus, Allah yang menjadi manusia. Dialah penjunan, Dialah pencipta itu. Mari kita baca Mazmur 102:19, saudara kalau saudara membaca Mazmur, itu ungkapan dari raja Daud dan pemazmur-pemazmur yang lain. Mengagumi kebesaran ciptaan Tuhan. Kalau saudara berlibur, jangan cuma berlibur, bermain, istirahat saja, nikmati keadaan semesta alam ini, pada malam hari, bulan dan bintang, digunung-gunung. Saya pernah naik kapal terbang, pergi jauh sekali selama 34 jam ke Atlanta, bagian paling timur Amerika, saudara pemandangan itu baik sekali, kita melewati laut, melewati gunung-gunung yang indah, itu semua ciptaan Tuhan, lalu timbul penyembahan dalam hati saya. Saudara, Tuhan itu hadir ditengah-tengah pujian hati saya. Tuhan hadir ditengah-tengah pujian Israel. Tuhan apa diam saja, Tuhan memberkati dengan damai sejahtera. Juga dengan berkat-berkat yang akan diberikan, Tuhan hadir. Mari kita baca Mazmur 102:19, “Biarah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN,”. Saudara ini ditulis, kadang-kadang kita ndak sadar, kita ada disuatu tempat yang indah lalu timbul penyembahan, puji-pujian. Satu ayat lagi Kolose 1:16, “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”. Semua ini diciptakan oleh Dia, tetapi untuk siapa saudara? Untuk Dia juga, sebab itu kita patut memuji sang pencipta itu. Meskipun ini dianut banyak agama, tetapi khususnya saudara, ketika sudara memuji Dia, Dia hadir, Dia hadir ditengah puji-pujian saudara. Saya harap saudara lebih memuji lebih memperhatikan ciptaan Tuhan , terlebih diri saudara sendiri, manusia ini yang diciptakan Tuhan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-2
Selasa, 18 Agustus 2009 KEHADIRANNYA MELENYAPKAN KEKUATIRAN
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?.........” (Matius 6:25-34) Judul perikop dari bacaan di atas mengenai hal kekuatiran. Dan di dalam bacaan tersebut menasehatkan supaya kita tidak kuatir atas kehidupan kita, karena kuatir akan merugikan diri sendiri. Ketika seseorang mulai kuatir maka secara tidak sadar orang tersebut menghambat dirinya untuk mengalami peningkatan atau kemajuan, bahkan keadaannya semakin buruk. Selama saya (Pdt. Abraham Alex T) melayani Tuhan, saya percaya bahwa kerajaan surga bisa turun ke bumi dan pemeliharaannya sunguh nyata dalam kehidupan saya. Seperti halnya Musa ketika memimpin bani Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, mereka harus melintasi padang gurun. Seperti yang kita ketahui bahwa padang gurun tidak ada air, tumbuhtumbuhan ataupun hujan. Tetapi selam 40 tahun di padang gurun mereka tetap dipelihara Tuhan. Makanan disediakan Tuhan berupa manna, dan apabila mereka butuh daging, Tuhan sediakan berupa burung puyuh, demikian pula air juga disediakan Tuhan. Walaupun demikian tidak pernah mengucap syukur kepada Tuhan, justru mereka selalu bersungut-sungut dan kuatir atas hidupnya. Mereka merasa lebih nyaman tinggal di Mesir, padahal di Mesir mereka menjadi budak yang kehilangan berkat dan martabatnya sebagai umat pilihan Tuhan. Ketika mereka berada di padang gurun, kekuatiran dan ketakutan membelenggu hidupnya, meskipun Allah sudah menyatakan mujizatNya sepanjang perjalanan mereka. Saudara, mungkin kita pernah atau sedang mengalami seperti yang dialami oleh bangsa Israel yaitu berada “di padang gurun”. Ingatlah bahwa Tuhan tetap beserta dengan kita, dan janganlah kita kuatir atas kehidupan kita, sebab firman Tuhan menasehatkan kita: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33). Kalau kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya dengan kata lain kita mencari Tuhan atau berdoa maka disituah kita sedang mengundang sorga untuk turun ke bumi, seperti yang tertulis dalam Matius 6:10. Setiap orang percaya kepadaYesus Kristus, dibaptiskan pasti selamat, sebab dibawah kolong langit tidak ada nama yang memberikan keselamatan kecuali nama Yesus. Sejak kita percaya kepada Yesus Kristus kita boleh mengalami/menikmati kerajaan sorga. Apabila kita taat kepada Tuhan maka Tuhan memelihara kta, oleh sebab itu janganlah kita kuatir. Apabila Tuhan menunjuk suatu tempat baik di sorga maupun di bumi sebagai tempat kediamanNya maka disitulah ada urapan Allah dan tempat tersebut menjadi makmur, sebab dimana Tuhan hadir maka disitu ada kesejahteraan. Lalu, “dimana Tuhan hadir?” di padang gurun, di Israel, di Yerusalem. Saat Daud mempunyai cita-cita membangun bait Allah tetapi dia tidak sampai menyelesaikannya, sehingga yang menyelesaikan adalah Salomo. Dengan demikian Salomo diberkati secara luar biasa, sampai tidak ada raja yang megah dan mulia seperti Salomo. Untuk itu perlu kita mengerti bahwa ketika Tuhan berkenan ditempat dimana Tuhan tinggal, maka tempat itu menjadi makmur. Dan saat ini Allah di tengahtengah kita sebab kita adalah bait Allah (I Korintus 6:19). Kerajaan Allah seperti seorang perempuan mengambil tepung yang diberi ragi. Walaupun ragi itu sedikit tetapi dsanggu mengkamirkan seluruh adaonan. Demikianlah satu orang dipenuhi Roh Kudus maka semua orang dipenuhi roh Kudus. Satu orang diselamtkan maka seisi rumah diselamtkan. Begitu pula dengan
rumah tangga kita. Apabila kita seisi rumah membuka mezbah bagi Tuhan maka disanalah tuhan hadir hal itu kita kerjakan di bumi tetapi keadaannya sama sepert di sora. Apabila kiya melibatka Tuhan dan mengandalkan kekuatan Roh Kudus dalam kehiduan kita maka kita akan melakukan perkara yang besar. Dan apa yang menjadi doa Paulus seperti yang tertulis dalam Efesus 3:14-21 akan menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Saudara, dari sinilah kita akan belajar bagaimana dampak kehadiran Tuahn dalam kehidupan kita. Seperti halnya pada waktu bumi dalam keadaan campur baur dan Tuhan hadir maka segalanya menjadi sempurna, demikianlah dalam kehidupan kita apabila Dia hadir dalam kehidupan maka kehidupan kita akan menjadi sempurna. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-3
Rabu, 19 Agustus 2009 HENDAKLAH MATA KITA TERTUJU PADA YESUS
“Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” (I Korintus 10:1-4) Pada ayat bacaan di atas sangat berkaitan dengan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan (Mesir) untuk menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Sepanjang perjalanan Allah telah menyatakan perlindunganNya atas mereka, sehingga bangsa Israel dengan mata kepala mereka sendiri telah melihat bahwa Allah sangat memperhatikan mereka. Dan bukti penyertaan Allah diwarnai tanda khusus yang berupa tiang awan pada siang hari, supaya mereka tidak mengalami panas terik yang begitu menyengat, dan tiang api pada malam hari yang memberi kehangatan (Keluaran 13:20-22). Dahulu mereka telah diperbudak yaitu dibawah kekuasaan Firaun, tetapi setelah dibebaskan maka mereka dipimpin oleh Allah sendiri. Walaupun dalam berbagai sisi mereka diperhadapkan dengan kondisi yang tidak menguntungkan yaitu baik dikejar-kejar oleh tantara Mesir dan dihadapan mereka terhalang oleh laut Kolsom, tetapi Allah menyatakan kuasaNya sehingga mereka dapat keluar dari kematian dengan melintasi laut Kolsom yang terbelah menjadi dataran yang kering, sedangkan pasukan Mesir yang mengejar bangsa Israel harus mengalami kematian karena ditelan oleh laut Kolsom. Dan sejak saat itulah orang Israel disebut sebagai anak-anak Allah. Meskipun mereka harus masuk daerah padang pasir, tetapi mereka tetap digembalakan oleh Allah melalui perantaraan Musa. Dan suatu saat Musa diperintahkan untuk membuat bait Allah (Tabernakel), sebab Allah ingin bergaul lebih dekat lagi dengan umatNya (Keluaran 40:34-38). Saudara, dalam kisah perjalanan bangsa Israel, Allah senantiasa menyatakan mujizat dan penyertaanNya sebagai bukti kasihNya terhadap bangsa Israel, selain Allah rindu supaya mata bangsa Israel hanya tertuju kepada Dia. Namun kenyataannya, dalam perjalanan hidup dan ibadah bangsa Israel pada waktu itu telah megalami perubahan. Mereka tidak mencari Allah setiap hari, tetapi pandangan mereka cuma terfokus pada berkat-berkatNya saja (hal-hal jasmani). Misalnya apabila mereka tidak ada makanan maka mereka bersungut-sungut. Bahkan mereka sampai membuat patung lembu emas untuk disembah. Mereka tidak menyembah Allah secara langsung, sehingga ditengah perjalanan mereka banyak yang mati. Mengapa mereka semua megalami hal yang mengerikan? Karena mata mereka tidak tertuju pada Allah maupun mengasihi Allah dengan sunguh-sungguh, melainkan mereka hanya mencari berkatNya saja (I Korintus 10:35). Ternyata keadaan seperti ini tidak hanya terjadi pada zaman Musa saja, hal ini juga terjadi pada zaman sekarang, dimana banyak orang Kristen pergi gereja bukan untuk mencari Tuhan, tetapi yang mereka cari adalah berkat-berkatNya saja. Bukankah firman Tuhan mengatakan: “tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi, hal utama yang perlu kita cari adalah si pemberi berkat, dan bukan berkatNya saja. Dan apabila hal ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita, maka "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (I Korintus 2:9). Saudara, gambaran dan nasehat diatas bertujuan supaya pandangan kita hanya tertuju pada Yesus, walupun secara kasat mata kita tidak melihat tiang awan maupun tiang api, tetapi dengan iman kita telah memandang Allah dan perlindunganNya setiap hari. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita hanya kepada Yesus. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-4
Kamis, 20 Agustus 2009 HIDUP OLEH KEMURAHAN ALLAH
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:8-10) Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah serta terpisah dengan Allah. Untuk mengembalikan pada kondisi semula, maka manusia berinisiatif melakukan apa saja untuk dapat menjangkau Allah; diantaranya berbuat baik, berbuat amal, termasuk membangun suatu agama. Tetapi yang dilakukan oleh manusia itu adalah sia-sia. Sebab, untuk mengembalikan hubungan manusia dengan Allah seperti semula harus ada korban yang harus dipersembahkan tidak boleh bercacat dan bercela (suci), sedangkan manusia telah jatuh dalam dosa. Maka oleh kemurahan Allah, manusia dapat diselamatkan. Dimana Allah telah memberikan PutraNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tumbal dosa manusia. Dan melalui percaya pada Yesuslah manusia dapat diselamatkan. Ada dua ayat yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya tidak, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:44 “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Dan saat ini kita akan belajar dari kisah seorang buta yang telah bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat (Yohanes 9:1-41). Orang buta ini berada dalam posisi yang sangat jelek dimana ia buta sejak lahir, dan posisi ini merupakan posisi yang tdak berpengharapan. Dan perlu kita ketahui pula bahwa orang yang belum bertemu dan mengenal Yesus, maka hidupnya tergantung pada nasibnya masing-masing. Tetapi bagi orang yang sudah bertemu dan mengenal Yesus, maka orang tersebut tidak akan menemui nasib yang buruk. Dan apabila kita sudah mengenal Yesus tetapi belum mengalami perubahan, maka kita perlu belajar dari orang buta ini, supaya iman kita mengalami peningkatan. Sebab, apabila iman kita tidak mengalmai perubahan maka posisi kita akan tetap susah dan tidak mengalami perubahan dalam hidup. Sedangkan Tuhan ingin supaya pengenalan kita terhadap Kristus semakin meningkat sebab kristus adalah sang pencipta (creator). Kita tahu bahwa orang buta ini mendapatkan kemurahan dari Allah, dimana ia telah bertemu dengan Yesus, karena tidak seorangpun dapat bertemu dengan Yesus kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah. Sebelum Yesus melakukan mujizat, maka murid-muridNya bertanya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa? Orang ini atau orang tuanya?, tetapi Tuhan menjawab: “bukan orang ini maupun orang tuanya; tetapi karena pekerjaanpekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam dia.” Oleh karena itu kita harus mengerti, bahwa apabila saat ini kita berada pada posisi yang tidak enak, maka percayalah bahwa Allah sedang menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita. Bukti peningkatan iman daripada orang buta itu setelah bertemu dengan Yesus adalah ia menjadi berkat serta saksi bagi banyak orang, dan tahap peningkatan iman serta pengenalannya terhadap Yesus tampak dari pengakuannya: Pertama, tatkala orang buta itu baru bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat, ia hanya mengenal bahwa Yesus adalah sebatas manusia saja (Yohanes 9:11), tetapi yang berikutnya setelah ia mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanan hidupnya, dimana ia diinterogasi oleh orang Farisi, maka pengenalannya semakin mendalam. Orang buta mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi (penyambung lidah Allah), seperti pengakuannya pada Yohanes 9:17 “…jawabnya: Ia adalah seorang nabi.” Selanjutnya orang buta ini mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang saleh, walaupun pengakuannya itu tidak disampaikan secara eksplisit tetapi dalam pengakuannya terkandung pengertian bahwa Yesus adalah orang yang saleh (Yohaens 9:31).
Dan pengenalannya tidak sampai disitu tetapi semakin meningkat lagi, dimana ia mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang datangnya dari Allah (utusan Allah). Hal ini dapat kita ketahui dari pernyataannya yang terdapat dalam Yohaens 9:33: “Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Melalui pengakuannya ini menunjukkan bahwa pengenalannya kepada Yesus semakin dalam, hingga pada akhirnya ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yaitu sang pencipta (creator), seperti yang tertulis dalam Yohanes 9:38: “aku percaya, Tuhan!. Dari sinilah kita dapat mengambil suatu pelajaran yang indah, bahwa orang yang tetap konsisten dengan apa yang diyakininya yaitu pada Yesus, maka orang tersebut akan mengalami perubahan yang luar biasa walaupun secara manusia kita sudah tidak masuk hitungan, seperti yang dialami oleh orang buta tersebut, dimana ia didakwa oleh orang-orang Farisi dengan dikata-katai: “engkau ini lahir sama sekali dalam dosa…” (Yohanes 9:34), namun ditangan Allah tidak ada sesuatu yang mustahil asalkan kita tetap menyadari dan mensyukuri bahwa kita hidup ini oleh karena kemurahan Allah. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-5
Jumat, 21 Agustus 2009 RESPONI PANGGILANNYA
“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.”(II Petrus 1-10) Pada ayat bacaan di atas terdapat kata-kata “berusahalah sunguh-sunguh”, seolah-olah dengan kekuatan manusia, kita melakukan apa yang telah difirmankanNya. Padahal dalam bahasa aslinya kata berusaha ini mengandung pengertian, adanya suatu respon/menanggapi terhadap panggilan dan pilihan Tuhan. Sebagai contoh adalah Yohanes pembaptis. Apabila kita melihat sejarah mengenai Yohanes pembaptis maka kita akan tahu bahwa sejak dalam rahim ibunya yaitu Elisabet, ia telah meresponi akan panggilan Tuhan. Hal ini terbukti ketika Elisabet mendengar salam dari Maria (ibu Yesus), dan spontanitas bayi (Yohanes) dalam rahim Elisabet itu melonjak, karena ia tahu bahwa yang bertandang ke rumahnya adalah raja di atas segala raja yaitu Yesus Kristus (Lukas 1:39-45). Adanya bagian daripada Roh Allah pada manusia juga diungkapkan dalam surat Paulus kepada Jemaat di Galatia, yaitu Galatia 1:15-16, “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;”. Inilah pernyatan daripada Paulus, bahwa sejak berada dalam kandungan ibunya, ia telah mengenal sang pencipta karena sebagian Roh Allah berada dalam hidupnya. Namun dalam pertumbuhan daripada Saulus, baik secara fisik maupun secara mental telah dipengarui oleh budaya masyarakat Israel, yang mana pada saat itu tidak beribadah kepada Tuhan, disamping bangsa Israel sedang dijajah oleh bangsa Romawi. Seharusnya batin Saulus berpaut kepada sang pencipta, tetapi saat dia dewasa justru memusuhi Kristus, dengan cara menganiaya para pengikut Tuhan, salah satunya adalah Stefanus yang telah mati karena dirajam batu. Saulus telah menghalalkan segala cara untuk dapat menumpas umat Tuhan. Saulus adalah seorang intelektual (berpendidikan), tetapi sayangnya dia tidak mengenal Kristus. Akhirnya suatu saat saulus “disapa” oleh Tuhan ketika melakukan perjalanan ke Damsyik, katanya: “saulus, saulus mengapa engkau menganiaya aku?” dan saat itu juga saulus jatuh dan tidak dapat melihat. Lalu ia dituntun Ananias, kemudiaan dibaptiskan. Dan saat itu Saulus mengalami kelahiran baru, sehingga namanya diganti menjadi Paulus. Dan sekarang Paulus kembali menjadi anak secara roh, dan kini ia mulai peka terhadap Tuhan. Dan sejak peristiwa yang dialami oelh Paulus, maka ia tinggal di Damsyik selama 2-3 tahun, dan disana kerohaniannya dibentuk sampai mengalami pertumbuhan, dan akhirnya ia baru sadar bahwa sang pencipta telah “menyapanya”. Pengalaman hidup daripada Paulus telah membuat dia bahagia, karena ia tahu bahwa anugerah Allah telah dilimpahkan kepadanya melalui panggilannya. Dan kini ia mula megerti akan artinya hidup. Dari sekian banyak manusia yang lahir di dunia ini tidak mengenal sang pencipta. Tetapi setelah “disapa” oleh Injil baru percaya akan Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita mengenal sang pencipta kta, sebab apabila kita mengenal sang pencipta maka kita tidak akan dibiarkan sendiri, tetapi kita akan diangkat. Demikianlah yang dialami oleh Paulus, setelah dia dipanggil Tuhan maka hidupnya mengalami perubahan secara luar biasa, walaupun dalam pertubuhannya dia mengalami banyak ujian, tetapi dia berhasil dan menjadi kuat, sehingga pada akhirnya ia berani tampil di tengah-tengah bangsa Israel untuk memberitakan Injil keselamatan. Saudara, saat ini kita beribadah bukan sekedar memenuhi aturan agama, tetapi mensyukuri dan merseponi akan panggilan Tuhan. Untuk itu jangan sampai ada yang undur diantara kta, sebab orang yang
undur tidak akan berkenan kepada Allah, sepertti yang tertulis dalam Ibrani 10:38-39, “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” Berapa banyak orang yang sudah bertobat dan mengenal sang pencipta, kadang-kadang menjadi suam, dan mulai tidak beribadah atau melayani Tuhan lagi. Memang, menghadapi dunia ini tidak mudah, karena baik pencobaan, fitnahan, tindisan, kemiskinan dan sakit penyakit telah datang tanpa diundang. Teapi apabila kita meresponi panggilan Tuhan dengan sunguh-sungguh, maka kita tidak akan pernah undur dari Tuhan, seperti yang dialami oleh Paulus. Untuk itu, mau tidak mau roh kia harus semakin hari semakin kuat, karena kita sudah ditetapkan menjadi anak-anak Allah seperti firmanNya yang tertulis dalam Petrus 2:9-10. Amin
Doa Puasa Raya Hari Ke-6
Sabtu, 22 Agustus 2009 PENJUNAN DAN TANAH LIAT
“apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.(Mazmur 8:5-6) Dalam ayat bacaan di atas terdapat sebuah kalimat yang berkata: “Engkau telah membuat sama seperti Allah.” Hal inni menunjukkan bahwa manusia diciptakan begitu sempurna. Namun oleh pelanggaran manusia, sehhingga image/ citra diri manusia yang sesungguhnya menjadi rusak dan roh mereka manunggal dengan roh Lucifer yang terkutuk, sehigga kita terkutuk juga. Walaupun demikian ada kabar baik bagi mereka yang percaya kepada Yesus, karena Allah mempunyai inisiatif untukmengembalikan citra diri kita serupa dan segambar citra diri Alah, yaitu dengan cara memberikan putraNya yang tunggal untuk disalibkan, mati pada hari yangketiga dibangkitkan. Untuk itu berbahagialah setiapkita yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Raja, karena kita dilahirkan kembali guna mendapatkan mahkota, kemuliaan dan hormat. Saudara, biarlah kita sadar akan image/citra diri kita, bahwa pada mulanya manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Alllah seperti yang tertulis dalam Kejadian 11:26-27, tetapi sayangnya bayak orang oleh karena masalah menjadi rendah diri. Memang manusia penuh kelemahan, karena kalau kita melihat proses manusia maka kita tahu bahwa manusia hanya terbuat dari debu dan tanah seperti yang tertulis dalam Kejadian 2:7. Setiap manusia yang terlahir di bumi ini diberikan bakat oleh Allah, apapun latar belakang hidup mereka, sebab Allah itu baik. Dan oleh karena dosa maka bakat itu digunakan untuk hal-hal negatif. Tetapi mereka yang percaya kepada Yesus maka kehidupannya diperbaharui, seperti yang tertulis dalam II Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Saya (Pdt. Abraham Alex T) mempunyai bakat mengenai hal teknik, tetapi oleh karena orang tua saya punya apotek maka saya dianjurkan untuk melanjutkan apotek, sehingga saya disekolahkan di SMA, tetapi ditengah perjalanan studi, saya telah gagal, lalu selanjutnya saya masuk di AA (Asisten Apoteker), itupun hanya 3 bulan saja, karena saya tidak kuat. Dan akhirnya saya masuk STM, dalam jangka 2 tahun saya lulus. Dan dari bakat itu Roh Kudus memimpin saya sehingga dapat membangun Gereja Bethany Manyar, Gereja Bethany Nginden, bahkan Menara Doa Jakarta akan dapat terselesaikan oleh Kuasa Roh kudus. Jadi, setiap kita mempunyai bakat, sebab Tuhan adalah penjunan dan kita adalah Tanah Liat. Apabila kita sebagai bejana yangs sedang dibentuk mejadi rusak maka sang penjunan akan membentuk kita kembali sesuai rencanaNya. Kalau kita dibangun menurut kehendak Tuhan maka itu indah sekali. Oleh karena itu jangan membuang-buang waktu, tetapi bertindaklah sesuai dengan kehendak Tuhan. Manusia apabila dipenuhi Roh Kudus maka bakatnya ada kuasa atau kharisma itu muncul, bahkan kekayaan akan dinyatakan atas kita. Kalau kita baca Roma 9:20-21 maka kita akan mengerti sebagai orang-orang yang biasa, tetapi dengan tujuan yang mulia kita dibentuk. Ada tiga contoh beberapa orang dalam mempergunakan bakat selama hidupnya, yaitu Saul (I Samuel 16:14); Yefta (Hakim-hakim 11:1-3); Daniel (Daniel 6:4). Sebagai bejana kita diisi dengan kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemulian dan puji-pujian. Hal ini dapat kita baca dalam I Petrus 2:9, yang menyatakan bahwa kita adalah imamat yang rajani (imam dan raja). Seorang imam itu memiliki karakter yang mulia, sedangkan raja memiliki kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian.
Namun apabila kita berulangkali gagal untuk menjadi sebuah bejana maka kita akan menjadi manusia biasa. Dan gambaran orang yang berulangkali gagal, misalnya orang tersebut diisi dengan kekayaan kemudian bocor, diisi dengan hikmat juga bocor, maka kita akan dibentuk terus untuk menjadi bejana indah dipemandanganNya. Memang kesukaran itu ada pada kita, pada waktu kita dibentuk itu sakit, tetapi Tuhan inginkan kita semua menjadi anak-anak raja. Oleh karena itu marilah kita kerjakan bakat-bakat kita dengan baik, sebab oleh karena kuasa Roh Kudus maka kita akan mejadi berkat bagi banyak orang. Berbahagialah bagi kita yang tetap hidup didalam Tuhan sebab Dia akan mengangkat kita. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-7
Minggu, 23 Agustus 2009 MANUSIA HINA MENJADI MAKHLUK MULIA
“apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Mazmur 8:5-6) Pada waktu Daud membawa Tabut Perjanjian dari rumah Obed Edom, Daud begitu menghormati Tabut Perjanjian tersebut karena Tabut Perjanjian merupakan hadirat Tuhan. Sepanjang perjalanan, Daud mempersembahkan korban bagi Tuhan setelah berjalan beberapa langkah sebagai tanda ucapan syukurnya atas penyertaan Tuhan. Dan setelah Tabut Perjanjian itu berada di kota Daud, maka Daud termasuk seluruh negeri yang ia pimpin diberkati Tuhan secara luar biasa (II Samuel 6:11-14). Demikian halnya dengan kita sebagai umat Tuhan yang sudah lahir baru, dimana saat ini kita sedang memikul Tabut Perjanjian (Roh Kudus yang ada dalam diri kita) pasti akan mengalami pemulihan yang luar biasa pula, meskipun kita berasal dari manusia hina, yaitu oleh karena dosa Adam dan Hawa yang telah megakibatkan kita menjadi manusia yang mempunyai nilai yang rendah. Dan pada akhirnya kita memahami apa yang telah tertulis dalam Kitab Mazmur 8:1-10. Saudara, dalam Mazmur 8:2 telah dikatakan: “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.” Kata-kata ini telah diungkapkan oleh Daud sebagai bukti pengagungannya terhadap Allah. Sebab Dia adalah Allah yang mulia dan segala perbuatannya tidak pernah gagal, selain itu Dia tidak pernah putus asa untuk memulihkan manusia menjadi sempurna. Dan kemuliaan Allah telah dirasakan oleh Daud, tatkala Daud membawa Tabut Perjanjian itu. Daud merasakan hidupnya menjadi baru dimana setelah Tabut itu kembali kepadanya, karena sekian lama Tabut itu berada di tangan musuh. Saat Tabut perjanjian berada di tangan musuh, maka bangsa Israel senantiasa mengalami kekalahan saat berada dimedan pertempuran. Tetapi setelah Tabut Perjanjian itu kembali berada di tangan orang Israel, maka terjadi suatu pembaharuan yang luar biasa. Oleh sebab itu Daud menari-nari dengan sekuat tenaga dan sangat bersukacita karena Tabut Perjanjian kembali ditangan orang Israel. Dan mulai saat itulah langkah-langkah daripada Daud disertai oleh Tuhan. Dalam Mazmur 8:3, dikatakan: “Dari mulut-mulut bayi dan anak-anak yang meusu telah kau letakkan dasar kekuatan karena lawanMu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.” Ayat ini merupakan gambaran daripada orang yang telah mengalami kelahiran baru. Yaitu, bahwa sejak lahir baru, maka saat itu pula Tuhan melengkapi kita dengan kuasa untuk mengalahkan kekuatan musuh. Karena firman Tuhan berkata “tandatanda (kuasa dan mujizat) akan menyertai orang percaya”. Oleh sebab itu, apabila saat ini kita sedang memikul Roh Kudus, maka kita harus senantiasa memuji dan menari bagi Tuhan karena kekuatan Allah tinggal dalam kehidupan kita, seperti yang dilakukan oleh Daud sebagai tanda syukur atas kasih Allah yang luar biasa. Mazmur 8:4, “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:”. Ayat ini menyatakan tentang kebaikan Tuhan terhadap umat manusia. Walaupun manusia telah menjadi makhluk yang hina, namun selalu diingat dan diindahkan oleh Tuhan. Seperti yang tersurat dalam Yohanes 3:16, yaitu karena demikian Allah mengasihi isi dunia, bukan berarti makhluk lain tetapi manusia yang diciptakan menurut peta dan teladanNya akan disempurnakan lagi, supaya manusia kembali pada citranya. Tetapi sayang berapa banyak orang menolak akan Injil (kabar baik), walaupun mereka diingat dan diperhatikan oleh Tuhan. Namun berbahagialah orang yang saat ini telah meresponi akan panggilan Tuhan. Sebab mereka akan dipercayakan untuk melakukan perkara yang besar, walaupun saat ini sedang mengalami pergumulan yang berat, namun apabila mereka tetap teguh pada imannya, maka mujizat yang besarpun akan terjadi dalam hidupnya.
Mazmur 8:6, “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” Saudara, Allah memulihkan manusia tidak sekedar dari hidup yang lama menjadi baru, tetapi Allah membuat manusia hampir sama seperti Allah dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Hal ini terjadi karena kita telah lahir baru di dalam Kristus dan meyakini bahwa Yesus adalah Mesias. Mesias artinya Allah menjelma sebagai manusia dalam wujud Yesus. Dengan menjelma sebagai manusia maka manusia yang hina ini dapat melihat Allah melalui wujud daripada Yesus. Oleh karena itu biarlah kita menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah yang mana diatas kepala kita ada mahkota kemuliaanNya. Kepala kita terdiri dari otak kiri menampung segala pengetahuan. Walaupun otak kiri telah mencapai pendidikan yang tinggi, baik itu S1, S2 ataupun S3, tetapi apabila tidak ada cita-cita maka semuanya adalah sia-sia. Dan orang yang bangga atas dirinya karena memiliki pengetahuan yang tinggi, maka orang ini akan menjadi orang yang terkutuk seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5. Tetapi bagi orang yang sudah lahir baru dan otak kanannya diisi oleh Tuhan dengan wahyu atau visi yang juga disertai dengan pengetahuan maka akan muncul hikmat, dan orang yang memiliki hikmat akan mendapat keuntungan yang melebihi perak dan hasil yang melebihi emas, sebab tidak ada sesuatupun dapat menyamainya, bahkan umur panjang ada di tangan kanannya dan kekayaan kehormatan ada di tangan kirinya (Amsal 3:13-16). Mazmur 8:7-10, “Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:”. Melalui hati yang telah diubahkan, maka Allah membuat manusia memiliki kuasa terhadap apa yang menjadi buatan tangan Tuhan dan meletakkan segala-galanya dibawah kaki manusia, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26. Segala sesuatu yang sudah diberikan kepada manusia, semuanya itu sematamata oleh karena pengorbanan daripada Tuhan Yesus. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-8
Senin, 24 Agustus 2009 NASIB MANUSIA DAPAT DIUBAHKAN
“Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.” (Pengkhotbah 3:14) Saudara, melalui ayat bacaan di atas kita akan mendpatkan nilai kebenaran yaitu bahwa segala sesuatu yang dilakuka Allah akan tetap ada untuk selamanya bahkan tidak dapat ditambah maupun dikurangi. Dan hal ini pada umumnya disebut takdir atau nasib. Takdir/nasib tidak bisa diubah, karena dengan demikian manusia diharapkan untuk memiliki rasa takut akan Tuhan. Akan tetapi kenyataannya manusia tidak pernah takut kepada Tuhan, kecuali orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Segala sesuatu yang ditetapkan Tuhan tidak dapat ditambah maupun dikurangi berlaku bagi orang yang belum lahir baru atau percaya kepada Kristus. Dan hal ini kita akan melihat kehidupan seseorang yang menjadi contoh bagi kehidupan setiap orang yang percya, karena orang ini adalah orang yang percaya. Kita akan membaca dalam Yesaya 38:1-7. Seperti yang telah kita baca dalam pengkhotbah, bahwa takdir atau nasib itu pasti, dan takdir itu juga dialami Hizkia, dimana ia telah ditentukan untuk mati dalam usia tertentu oleh karena penyakitnya. Saat itu Hizkia tidak putus asa dalam menghadapi persoalan, walaupun persoalani ini sangat serius yaitu menyangkut hidup Hizkia. Hizkia benar-benar memegang janji Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 7:7-11. Akirnya Hizkia bedoa “ya Tuhan Engkau telah melihat kesetiaanku dalam beribadah kepadaMu”, maka menangislah ia dengan sangat. Dan dalam waktu yang singkat Tuhan menjawab doa Hizkia, sehingga Tuhan menambahkan umur Hizkia lima belas tahun lagi. Hizkia memerintah pada tahun 716-687 SM. Melalui kisah ini kita diingatkan tentang firman Tuhan yang berkata: “Doa orang yang benar , bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16b). Jadi, disini kita temukan ada suatu perbedaan antara anak Tuhan dengan orang dunia. Kalau anak Tuhan nasib/takdir itu bisa berubah, sedangkan orang dunia tidak bisa berubah. Kisah daripada Hizkia ini ditulis oleh nabi Yesaya maupun oleh riwayat raja-raja atau para sejarahwan, karena peristiwa ini sangat penting, dimana kisah hidup daripada Hizkia telah menjadi contoh bagi oranglain, termasuk orang yang belum mengenal Tuhan. Selanjutnya dalam kisah ini kita akan temukan sesuatu yang bertolak belakang dari sebelumnya, dimana pada saat Hizkia mengetahi bahwa penyakit yang dialaminya akan membawa pada kematian, maka ia mulai sungguh-sungguh melekatkan dirinya pada Tuhan, namun setelah ia mendapatkan jawaban doa dan mulai diberkati Than maka dia mulai angkuh. Ia tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang ia dapat berasal dari Tuhan, sehingga sebagai akibatnya Yerusalem dan Yehuda ditimpa murka. Kita semua mengetahui bahwa keangkuhan adalah awal daripada kehancuran. Seperti halnya Lucifer, oleh karena keangkuhannya dan ingin menyamai Tuhan maka segala sesuatu yang ia miliki menjadi hancur. Saudara, dari sekian rentetan kisah yang telah kita pelajari akan terjadi pula dalam kehidupan saat ini, misalnya: apabila seorang peimpin daripada sesuatu bangsa tidak benar dihadapan Tuhan, maka rakyatnya akan menderita. Demikian pula dalam keluarga, apabila seorang ayah memiliki sifat yang angkuh maka anggota keluarganya akan menderita. Tetapi bagaimanapun juga Allah tetapi mengasihi umatNya yang kembali kepadaNya untuk bertobat, yaitu tatkala Hizkia menyadari akan kesalahannya maka Tuhan memulihkan keadaan Hizkia (II Tawarikh 32:26-30). Ternyata apa yang dialami oleh Hizkia telah membawa dampak yang luar biasa, dimana dari Negara luar pun ingin tahu apa yang membuat Hizkia sampai mengalami hal yang demikian (Yesaya 39:1). Namun kenyataannya Hizkia tidak bersaksi atas kuasa Tuhan yang dia alami, justru dia hanya “memamerkan” atau menunjukkan segala harta kekayaannya dengan sikap angkuh, maka terjadilah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan, dimana firman Tuhan menegurnya (Yesaya 39:6-7).
Saudara, melalui uraian diatas biarlah boleh menjadi suatu pelajaran atau pemahaman dalam kehidupan kita. Bahwa segala sesuatu dapat berubah, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil. Selama kita mencari Tuhan maka kasih setia Tuhan akan menyertai kita. Walaupun kita tidak thau maksud Allah (Pengkhtbah 3:9-10), tetapi Ia berjanji bahwa apabila kita hidup dalam kebenaran maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti akan berhasil karena. Dan segala sesuatu indah pada waktunya (waktu Tuhan), dan didalamnya terkandung kekekalan. Dan sebagai peringatan, janganlah kita menunggu persoalan datang baru kita mulai bertobat, tetapi selama ada kesempatan biarlah kita gunakan semaksimal mungkin untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-9
Selasa, 25 Agustus 2009 HIDUP YANG DIUBAHKAN
“Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.” (Ibrani 11:32-38) Yefta adalah saksi iman yang memiliki level iman yang dipersamakan dengan Gideon, Barak, Simson, Daud, Samuel dan para nabi lainnya. Dalam hal ini, tentunya ada sesuatu dalam diri Yefta, sehingga imanya dipersamakan dengan para nabi yang telah disebutkan di atas. Sebelum kita meneliti lebih jauh iman daripada Yefta, terlebih dahulu kita akan melihat bagaimana latar belakang daripada Yefta. Sebab latar belakang Yefta benar-benar tidak mendukung dia untuk menyandang predikat sebagai saksi iman yang sejajar dengan para nabi. Oleh sebab itu, untuk dapat mengetahui lebih jauh lagi, kita akan membaca Hakim-hakim 11:1-3 yang berkata: “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anakanak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. Berdasarkan ayat-ayat yang telah kita baca diatas, maka kita mulai mengetahui bahwa ternyata Yefta memiliki latar belakang yang buruk. Ia adalah keturunan dari seorang wanita sundal yang tidak jelas asalusulnya, sedangkan ayah Yefta adalah Gilead yang juga termasuk keturunan dari suku yang terendah moralnya. Gilead sebenarnya mempunyai isteri yang sah, tetapi ia masih selingkuh dengan seorang perempuan sundal sehingga lahirlah Yefta. Memang, kalau ditinjau secara garis keturunan bahwa Gilead adalah keturunan daripada Yakub yang lahir dari suku Manasye, tetapi karena suku Manasye kawin dengan suku-suku di luar Israel maka keturunannya menjadi jelek yaitu suku Gilead. Ketika anak-anak gilead masih kecil, baik itu anak dari isterinya yang sah maupun anak dari wanita sundal yaitu Yefta, mereka telah hidup bersama-sama. Namun setelah mereka dewasa, maka diusirlah Yefta dari tengah-tengah mereka karena Yefta lahir dar perempuan lain. Dan akhirnya Yefta lari ke tanah Tob yaitu tempat dunia hitam. Atas dasar latar belakang yang telah tertera di atas, maka akan timbul petanyan: Mengapa Yefta disejajarkan dengan para nabi-nabi?, bukankah dia lahir dari latar belakang yang buruk?. Saudara, perlu kita ketahui bahwa Allah memiliki kedaulatan yang tinggi untuk menentukan kehidupan manusia. Dan apabila Tuhan memilih seseorang, maka Tuhan tidak memandang latar belakangnya, termasuk Yefta yang mendapat kemurahan dari Allah secara luar biasa. Hal ini tercantum dalam Hakim-hakim 11:29 yang berbunyi: “Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta;”. Demikianlah halnya dengan kehidupan kita, yang juga mendapat kemurahan yang luar biasa melalui percaya kepada Kristus. Sebab barangsiapa percaya kepada Kristus maka Roh Allah akan tinggal dalam kehidupan kita yang dulunya memiliki latar belakang yang buruk. Banyak agama yang ingin menunggal dengan Roh Allah, dan bahkan ada suatu kepercayaan yang didasari dengan budi pekerti yang baik dan hukum-hukum yang menuntun untuk berbuat baik, tetapi setelah mereka berbuat baik mereka tetap tidak mendapatkan Roh Allah.
Marilah kita meresponi akan pekerjaan Roh Kudus yang saat ini sedang berlangsung di dalam kehidupan kita. Dan janganlah kita membatasi kuasa dan karyaNya hanya karena memandang latar belakang kita, tetapi bersyukurlah senantiasa atas anugerahNya yang diberikan kepada kita menjelang kedatanganNya yang kedua kali. Terlebih itu janganlah hendaknya kerajinan kita kendor, biarlah roh kita menyala-nyala dalam melayani Tuhan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-10
Rabu, 26 Agustus 2009
HIDUP YANG DIPULIHKAN Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan…... Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. (Markus 10:46-52) Saudara, apabila kita menyimak ayat bacaan di atas maka kita akan menemukan suatu kisah yang di dalamnya dapat kita ambil nilai kebenarannya. Dimana, ketika Yesus hendak menuju ke Yerusalem, Ia telah melintasi kota Yerikho, namun Ia tidak singgah di kota tersebut, karena Ia lebih senang tingal di Betania. Alasan mengapa Yesus tidak singgah di kota Yerikho, sebab kota itu meruakan tanah terkutuk. Hal ini dapat kita ketahui melalui sejarah daripada bangsa Israel. Dan terkutuknya tanah tersebut bermula ketika bangsa Israel melakukan perjalanan menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan yang dipimpin oleh Musa. Saat itu bangsa Israel mengalami banyak rintangan khususnya kota Yerikho yang dikelilingi oleh tembok raksasa, di dalamnya banyak tentara yang postur tubuhnya gagah perkasa, sehingga kota ini sukar untuk dikalahkan. Namun Yosua tidak gentar sama sekali, karena Tuhan telah berfirman kepada Yosua, bunyinya: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.” (Yosua 6:2). Dan untuk bisa merobohkan tembok Yerikho, maka Tuhan perintahkan agar kota tersebut dikelilingi. Setelah kota itu dikelilingi sebanyak tujuh kali dengan memuji Tuhan, maka robohlah tembok Yerikho. Setelah tembok tersebut roboh, maka Yosua bersumpah, katanya: "Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!" (Yosua 6:26). Lalu, apakah relevansi tentang tembok Yerikho dengan kehidupan kerohanian anak-anak Tuhan?. Ketika kita dibawa keluar dari perbudakaan dosa dan dituntun menuju kehiduan seperti yang Tuhan kehendaki, banyak rintangan atau penghalang yang menghadang kita. Dan sebagai penghalang yang menghadang kita. Dan sebagai penghalang umat Tuhan saat ini adalah hidup dalam kedagingan, seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21. Setelah kita mempelajari mengenai sejarah daripada kota Yerikho, maka kita akan kembali pada kisah Bartimeus yang buta. Yang mana Bartimeus telah tinggal di tanah terkutuk itu. Tetapi oleh kasih karunia Tuhan, ia telah mendapat lawatan dari Allah. Adapun sikap Bartimeus terhadap lawatan Allah tersebut, ia sangat meresponinya, karena ia ingin keluar dari tanah terkutuk itu. Bertahun-tahun ia telah menderita oleh karena kedua matanya buta, dan hal itu menjadi belenggu dalam hidupnya. Ia sangat menantikan suatu kesempatan untuk terlepas dari belenggu tersebut, tetapi tidak satupun sanggup meolongnya. Dengan datangnya lawatan Allah, maka tidak sedetikpun ia lewatkan. Oleh sebab itu marilah kita interopeksi kehidupan kita, apakah kita sudah keluar dari tempat terkutuk yaitu kehidupan menurut kedagingan atau apakah kita masih tinggal pada tempat terkutuk itu. Apabila kita masih berada pada tempat atau posisi yang terkutuk maka kita harus segera bangkit dan meninggakan tempat itu (dalam arti kata, kita harus segera bertobat). Karena langkah (lawatan) daripada Allah akan menimbulkan pengharapan dan perubahan bagi mereka yang mau bertobat, tetapi langkah (lawatan) Tuhan akan menjadi sesuatu yang mengerikan bagi orang yang menolak akan Dia atau mereka yang masih ingin tetap hidup dalam kedagingan.
Seperti halnya Bartimeus yang begitu serius untuk mengalami perubahan. Bahkan ia sampai berteriak katanya: “Yesus anak Daud kasihilah aku.” Bartimeus tidak memusingkan apa yang akan menjadi pandangan orang lain terhadapnya. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berlalu begitu saja, tetapi ia mempergunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya. Sehingga tindakan Bartimeus ini sempat membuat Yesus terhenti dalam perjalanannya, disamping itu ketika Bartimeus mendatangi Yesus, ia telah menanggalkan jubahnya. Menanggalkan baju ini memberi pengertian bahwa kita sebagai orang Kristen yang menerima lawatan Allah harus mau menanggalkan kehidupan yang penuh kedagingan. Saudara, apabila Yosua dalam doanya sanggup memberhentikan matahari dalam satu hari saat meneruskan peperangannya melawan bangsa Amori, maka Bartimeus dengan keseriusannya untuk mau berubah, ia telah sanggup memberhentikan yang menciptakan matahari (sang pencipta) yaitu Tuhan Yesus, ketika sedang melewati kota Yerikho. Dan setelah Bartimeus disembuhkan (dipulihkan), maka Bartimeus meninggalkan kota terkutuk itu dan mengiring Tuhan seumur hidupnya. Bagi kita yang saat ini sudah mengiring Tuhan dengan segenap hati, maka kita harus tetap setia dan jangan sampai kita undur dari hadapanNya dan kembali ke “tanah terkutuk”, karena orang yang undur dari Tuhan tidak akan berkenan dihadapan Tuhan (Ibrani 10:38). Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-11
Kamis, 27 Agustus 2009 KARAKTER UMAT TUHAN YANG TERBENTUK
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2) Abraham dipanggil dari sanak keluarganya yang adalah penyembah berhala. Sebelum dipanggil, gaya hidup keluarga Abraham waktu itu adalah bercampur baur, yaitu ada yang menyembah berhala. Tetapi mungkin ada diantara keluarganya yang mengenal Tuhan yang benar oleh karena keturunan mereka berasal dari Henokh. Setidaknya mereka memiliki hati nurani untuk mengenal Tuhan yang benar. Tetapi gaya hidupnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk itu Abraham dipanggil Tuhan (baca Kejadian 12). Ini dilakukan Tuhan agar Abraham bisa berjalan dengan Tuhan dan Tuhan bisa membentuk hidup Abraham. Dari Abraham kita dapat belajar tentang imannya. Iman merupakan pemberian Tuhan. Setiap dia berhenti di suatu tempat, Abraham membuat mezbah bagi Tuhan dan mengorbankan korban bakaran. Ada darah yang tercurah dan ada pengampunan dosa. Abraham mulai mengerti bahwa korban itu mengampuni dosanya. Demikian juga kita yang hidup di Perjanjian Baru diselamatkan oleh darah Yesus. Abraham juga dalam hidupnya pernah tersandung kepada dosa dan ia meminta pengampunan. Abraham memiliki usaha untuk hidup dalam kehendak Tuhan. Dari Abraham muncul Ishak. Ishak menabur dan menuai dan ia sangat diberkati sambil menjaga budi pekertinya dengan baik. Dari Ishak muncul Yakub. Waktu Yakub keluar dari rumahnya dengan membawa tongkat saja. Yakub kembali ke rumahnya dengan dua pasukan. Waktu itu Yakub memiliki 12 anak yang akhirnya menjadi 12 suku Israel. Lalu muncul Yusuf yang juga akhirnya sukses di tanah Mesir. Waktu itu juga, oleh karena bencana kelaparan, bangsa Israel pergi ke Mesir dan diam di tanah Gosen. Di Gosen, bangsa Israel ditekan oleh bangsa Mesir. Muncul Musa yang datang untuk membebaskan mereka. Di Gosen, mau tidak mau mereka bercampur dengan kebudayaan setempat. Kalau kita simpulkan peristiwa di atas, maka kita dapatkan bahwa kisah Abraham berbicara tentang “iman”, Ishak berbicara tentang pengharapan, dan Yakub berbicara tentang kasih. Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Di tengah perjalanan turun 10 hukum Allah. Sepuluh hukum Allah ini berbicara lebih jelas lagi. Mereka yang melanggar hukum Allah akan dihukum mati, sedangkan yang taat menjadi sangat diberkati. Jadi, karakter dari orang Israel dibentuk oleh Hukum Taurat. Ini dilakukan karena Allah ingin memiliki umat yang punya karakter khusus yang tidak melanggar 10 hukum Allah. Saat ini, biarlah 10 hukum Allah muncul dalam hidup kita, yang hidup dalam Perjanjian Baru ini, oleh karena kuasa Roh Kudus. Bangsa Israel dapat memiliki Kanaan kalau mereka memiliki karakter sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan berjanji kepada Abraham dengan sumpah bahwa keturunannya akan diberkati asalkan mereka taat kepada kehendak Tuhan (Ulangan 28:1-14). Saat ini Tuhan memberikan pengertian bahwa jika seseorang hanya diperlengkapi dengan iman, pengharapan dan kasih saja belumlah cukup. Memang mereka memiliki hidup dan kerohanian yang bertambah baik, tetapi terkadang kita lupa tentang karakter. Karakter yang buruk dapat menghalangi berkat Tuhan yang akan diberikan kepada kita tanpa batas. Memang sampai hari ini bangsa Israel tetap memegang Hukum Taurat, padahal tidak ada seorangpun yang bisa melakukannyaa. Untuk itu Tuhan datang untuk menyucikan dengan darahNya melalui Yesus Kristus. Sekarang oleh anugerah Allah dosa kita disucikan oleh darah Yesus.
Amsal 8:19-21, “Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka.” Orang yang memiliki karakter seperti mutiara dan emas pasti akan diberkati Tuhan. Karakter yang baik akan berbuah baik juga. Berkat itu akan sampai kepada keturunan kita. Dengan karakter ini juga, kita dapat menjadi garam dan terang dunia ini. Percaya bahwa Roh Kudus akan menolong kita. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-12
Jumat, 28 Agustus 2009
HUBUNGAN GEMBALA DAN DOMBA-DOMBAANYA (Mazmur 23) Tahun ini adalah tahun menuju kemajuan. Ketika kita meresponi pesan Tuhan ini, apapun situasi yang kita hadapi tahun ini jaga takut! Tetap percayai bahwa kita mempunyai Gembala Agung namanya Yesus Kristus. Mari kita lihat apa saja yang dilakukan seorang gembala: 1. Dia harus mencari rumput dan air di daerah yan kering dan berbatu-batu (Mazmur 23:2). 2. Harus melindungi kawanan domba gembalaannya terhadap cuaca buruk dan binatang buas (Amos 3:12). 3. Harus mencari dan membawa kembali setiap domba yang sesat (Yehezkiel. 34:8; Matius 18:12). Gembala yang ideal haruslah kuat, rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri. Perjanjian Lama berulang-ulang melukiskan Allah sebagai Gembala Israel (Kejadian 49:24; Mazmur 23:1; 80:2). Lemah lembut dalam penggembalaanNya (Yesaya 40:11), tetapi kadang-kadang membina kawanan dombaNya dengan kemarahanNya, lalu dengan pengampunan mengumpulkan kembali (Yeremia 31:10) Dalam Perjanjian Baru tugas Mesias adalah menjadi Gembala bahkan Gembala Agung (Ibrani 13:20; I Petrus 5:4; I Petrus 2:25). Juga diuraikan secara rinci dalam Yohanes 10 yang sepadan dengan Yehezkiel 34. Kalau hubungan kita dengan Gembala itu, tak kan kekurangan kita. Ini kewajiban gembala, sangat sempurna perlindungan dan care dari pada gembala itu. Kewajiban domba supaya tetap didalam rombongan, karena di luar rombongan, gembala itu tidak bisa memelihara domba itu, di luar rombongnan domba sering domba itu menjadi domba yang terhilang sehingga gembala itu tidak bisa memelihara saudara, mensuport saudara, padahal tahun 2009 ini pasti saudara tidak akan kekurangan, pasti saudara hidup berlimpah-limpah diatas rumput hijau. Pasti saudara mendapat damai sejahtera. Kalau kita bersekutu dengannya kita semua akan sehat, akan lebih baik dan lebih baik. Progress akan lebih baik dan lebih baik saudara. Tahun ini percaya kita semua mengalami progress. Keadaan kita semua menjadi lebih baik karena tahun ini tahun progress. Gembala itu memberikan nyawaNya kepada kita, segalagalanya kepada kita semua. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-13
Sabtu, 29 Agustus 200 PERCAYALAH, ALLAH TETAP MEMELIHARAMU
“.......Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” (Mazmur 13:1-6) Setiap kita tentunya mendengar dari berbagai media masa yaitu adanya krisis global yang melanda semua negara termasuk negara-negara maju, dimana perekonomian dunia telah mengalami kondisi yang tidak menentu. Dan krisis ini juga berdampak terhadap seluruh golongan masyarakat. Harga-harga barang melonjak tinggi sehingga membuat daya beli masyarkat semakin melemah. Pengeluaran lebih besar dibanding pemasukan, sedangkan waktu terus berjalan untuk kita lalui. Keadaan manusia mulai tertekan/terjepit. Lalu bagaimanakah tindakan atau sikap kita sebagai anak-anak Allah menghadapi keadaan seperti ini?. Tidak boleh kuatir, sebab Allah tetap memelihara kita. Untuk itu marilah kita belajar dari kehidupan Daud seperti yang tertulis dalam ayat bacaan di atas meskipun dalam kasus yang berbeda, namun di dalamnya ada nilai-nilai kebenaran yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita ketika berada dalam keadaan yang menindih/menekan. Dalam pasal ini telah mengungkapkan tentang isi hati Daud saat mengalami pergumulan yang sangat berat. Dimana Daud telah dikejar-kejar oleh Saul dan hendak dibunuh, oleh karena Saul iri hati terhadap Daud. Disamping Daud dikejar-kejar oleh Saul, dia juga berhadapan dengan bani Amalek yang merupakan musuh daripada bangsa Israel, sehingga posisi Daud benar-benar terjepit. Dan akhirnya kehidupan Daud menjadi terombang-ambing tidak menentu, disertai suasana hati yang penuh dengan kesakitan. Daud tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menyampaikan keluhannya kepada Tuhan, katanya: “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?. Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?”. Saudara, perlu kita ketahui bahwa tidak sedikit anak Tuhan yang mengalami seperti yang dialami oleh Daud. Tetapi yang menjadi pertanyaannya, apakah anak-anak Tuhan juga bertindak seperti yang dilakukan oleh Daud yaitu mengingat segala perbuatan yang telah Allah kerjakan dalam kehidupannya?. Dan apakah anak-anak Tuhan tetap melekat pada Tuhan yang sumber dari segalanya?. Jawabanya ada pada diri kita masing-masing. Walaupun Daud sempat mengeluh kepada Tuhan atas segala sesuatu yang sedang terjadi pada dirinya, tetapi Daud masih tetap meyakini bahwa Allah sanggup melepasakan dari segala pergumulannya, terbukti pada pernyataan yang tertuang dalam Mazmur 13:6, “Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” Segala keluhan daripada Daud telah diakhiri dengan tindakan iman. Daud sungguh percaya akan kasih setia Tuhan, dimana dia tiba-tiba ingat akan pertolongan Tuhan ketika ia sedang menghadapi srigala, singa maupun beruang yang mau menerkam domba-domba yang digembalakannya, dan dia ingat akan kemenangan yang dia raih saat berhadapan dengan Goliat. Dari semua yang telah dialami oleh Daud memang sangat mustahil apabila dipandang secara manusiawi. Tetapi oleh karena turut campur tangan Tuhan maka tidak ada sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu apabila kita mengalami seperti Daud, biarlah kita mengingat mujizat Tuhan yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Saudara, selain sikap percaya kepada Tuhan, ada beberapa sikap yang dilakukan oleh Daud ketika mengalami berbagai macam pergumulan, diantaranya; Daud senantisaa menanti-nantikan Tuhan (Mazmur 40:2-4). Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, karena manusia mempunyai kecendrungan untuk mendapatkan sesuatu dengan instant tanpa ada perjuangan yang disertai dengan kesabaran. Saudara, apabila kita mengalami seperti Daud alami, maka kita perlu mengambil sikap seperti Daud yaitu percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan tetap menanti-nantikan Tuhan, sebab Tuhan tidak akan
menunda-nunda untuk memberikan pertolongan, seperti firman Tuhan yang tertulis dalam Mazmur 37:5-6. Dan orang yang menanti-nantikan Tuhan itu sama dengan membangun suatu hubungan yang akrab dengan Tuhan. Inilah yang dirindukan oleh Tuhan atas kehidupan anak-anakNya. Selain itu ada suatu rahasia bagi orang yag menanti-nantikan Tuhan, sepeti yang tertulis dalam Yesaya 40:31, “tetapi orang-orang yang menantinantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Oleh sebab itu, ketika kita mengalami pergumulan yang kelihatannya tidak kunjung padam, biarlah kita tetap bersuka cita. Maka percayalah bahwa kita masih mempunyai harapan di dalam Tuhan, dan jangan sekali-kali menyalahkan keadaan ataupun orang lain. Yesus ingin meunjukkan kasihNya kepada orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-14
Minggu, 30 Agustus 2009 ROH, JIWA DAN TUBUH YANG TERPELIHARA
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (I Tesalonika 5:23) Salam daripada rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Tesalonika ini, di dalamnya terkandung suatu muatan iman, harap dan kasih. Yang mana semuanya itu berorientasi terhadap terpeliharanya roh, jiwa, dan tubuh daripada jemaat di Tesalonika. Walaupu diawal kalimat terdapat kata semoga, tetapi itu bukan berarti “mudah-mudahan”, sebab dalam terjemahan lain dikatakan “dan Allah sendiri yang memberikan damai sejahtera.” Saudara, kita semua tahu bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Dan penulisan mengenai urutan bagian manusia ini memang sengaja diawali dari roh, kemudian jiwa, lau tubuh. Karena yang akan mengalami kelahiran baru adalah roh kita yaitu ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Hal ini dapat dikatakan sebagai mujizat yang terbesar dalam kehidupan manusia. Ada beberapa hal yang perlu kita pahami supaya roh, jiwa dan tubuh kita tetap terpelihara dengan sempurna dan tak bercacat sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya: 1. Roh Roh kita ini sifatnya seperti air, karena dikatakan bahwa orang percaya kepada Kristus, dalam hidupnya akan keluar sumber air yang hidup (Yohanes 7:38). Oleh karena itu air dapat dipengaruhi dengan sesuatu yang dicampur pada air tersebut. Sebagai contoh: apabila air putih diberi teh, maka air putih tersebut akan menjadi air teh; sedangkan kalau diberi jeruk, maka akan menjadi jeruk. Demikianlah dengan roh kita, seandainya roh kita percaya terhadap Kwan Im maka Kwan Im akan masuk dalam roh kita, sedangkan kalau roh kita percaya dengan dunia kegelapan maka roh yang jahat itu akan merusak seluruh kehidipan kita. Kesaksian: suatu saat saya (Pdt. Abraham Alex) bertemu dengan seorang yang tidak bisa tidur/susah tidur karena mengalami kekuatiran dan resah yang sangat dalam, sehingga badan orang tersebut sangat kurus. Dan ketika saya masuk kedalam rumahnya saya meraskan ada suatu roh yang bertentangan dengan roh saya. Lalu saya katakan kepada orang itu: “dirumah ini banyak jimat, berhala, dan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan” lalu orang itu menjawab, katanya “saya hanya koleksi barang antik”. Kemudian Roh Kudus mengarahkan saya kepada sebuah kamar dan dalam sebuah lemari terdapat keris sebanyak 100 buah. Lalu saya katakana kepadanya: “ini hobi yang berbahaya”, tetapi orang itu menjawab “saya tidak menyembahnya, ini hanya koleksi”. Saudara, walaupun orang itu tidak menyembahnnya, tetapi orang itu bergaul dengan jimat-jimat yang dia miliki yaitu dengan cara memberikan tempat dalam rumahnya, maka hal inilah yang membuat dia senantiasa resah. Selain daripada itu, ada sesuatu yang sangat disayangkan karena orang ini tidak punya keputusan untuk melepaskan barang-barang koleksinya. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa orang tersebut membiarkan rohnya tidak terpelihara/terancam. 2. Jiwa Jiwa itu berbeda sifatnya dengan roh, sebab jiwa kita ini sifatnya merekam. Contohnya: apabila kita belajar bahasa Indonesia, maka tidak mungkin keluarnya nanti bahasa Inggris. Jadi apa yang kita terima itulah yang akan kita keluarkan. Saudara, dunia ini penuh dengan polusi (hal-hal yang buruk), sedangkan jiwa itu merekam segala sesuatu termasuk geseran-geseran yang terjadi. Contoh lain, misalnya seorang suami pernah menghianati isterinya (selingkuh), maka isteri akan merasa disakiti dan tidak bisa mengampuni suaminya, walaupun suaminya sudah bertobat. Hal seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan setiap orang, termasuk orang Kristen. Lalu, mengapa perbuaan daripada suaminya tidak dapat diampuni? Karena sesuatu yang
terekam dalam otak manusia itu sifatnya bolak-balik (dalam arti rekaman itu senantiasa memberi ingatan kepada kita yang mengalaminya). Jiwa harus ditandingkan dengan firman Tuhan. Firman Tuhan mengingatkan supaya kita mengampuni, seperti yang tertulis dalam Matius 18:22. 3. Tubuh Setiap orang wajib memelihara tubuhnya termasuk orang-orang percaya, tetapi bukan berarti Tuhan tidak sanggup memelihara kita. Memelihara tubuh itu sangat penting karena tubuh kita adalah bait Allah (I Korintus 3:16-17), dan itu merupakan tanggungjawab kita masing-masing. Namun dalam kenyataannya, berapa banyak anak Tuhan mengalami sakit penyakit karena tidak dapat mengendalikan dirinya. Misalnya: Suka makan, khususnya makanan yang berlemak, atau yang lainnya tanpa membatasi diri, karena makanan itu merupakan kesukaannya. Akhirnya orang tersebut mengalami kelebihan lemak (kolestrol). Lalu beranggapan bahwa Tuhan sedang menghukumnya. Padahal sebenarnya dialah yangs sedang menghukum dirinya sendiri. Dan apabila kita sudah mendapat nasehat dari firman Tuhan tetapi kita tidak mau mengendalikan diri kita, maka hal itu sama dengan mencobai. Oleh sebab itu, biarlah melalui beberapa penjelasan diatas dapat menjadi perenungan dalam kehidupan kita supaya apa yang tertulis dalam ayat bacaan diatas menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-15
Senin, 31 Agustus 2009 ALLAH MENJAMIN HIDUPMU
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” (Mazmur 37:22-26) Dunia saat ini mengalami persaingan yang ketat, sejalan dengan perubahan zaman yang begitu cepat dan tidak menentu arah tujuannya. Dan didalam persaingan tersebut, tentunya ada ketegangan-ketegangan yang mengakibatkan manusia kehilangan jati dirinya sebagai ciptaan yang mulia. Bahkan tidak sedikit anakanak Tuhan yang hanya dengan keadaan yang sedang terjadi, mereka beranggapan bahwa apabila tidak mengikuti lajunya arus yang sedang mengalir, maka tidak akan berhasil. Lalu bagaimana tindakan anak-anak Tuhan selanjutnya dalam menyikapi keadaan seperti ini. Dalam menyikapi situasi sepertii ini anak Tuhan seharusnya bertindak sebagai “generasi yang berani melawan arus” dunia, yang mana aplikasinya kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Memang berat untuk melakukannya karena harus melawan kedagingan kita sendiri. Jadi apabila Allah sudah memberikan jaminan atas hidup kita, maka tidak ada alasan bagi kita untuk kuatir atau takut dalam menjalani kehidupan ini. Adapun jaminan yang diberikan oleh Tuhan berdasarkan ayat diatas yaitu diantaranya: 1. Jaminan akan Masa Depan Dalam Mazmur 37:22 dikatakan bahwa orang yang diberkatiNya akan mewarisi negeri. Lalu siapakah orang-orang yang diberkati Tuhan? Firman Tuhan berkata: “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7). Dengan demikian orang yang mengandalkan Tuhan akan dijamin masa depannya. Sedangkan orang yang mewarisi negeri adalah orang berstatus sebagai anak Allah yang sudah dewasa. Sebab firman Tuhan berkata: “selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya” (Galatia 4:1-2). Oleh sebab itu, mulai saat ini janganlah takut dan gelisah hatimu, sebab yang pasti masa depan kita sebagai anak-anak Allah adalah indah, seperti yang tertulis dalam Amsal 23:18, “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” 2. Jamainan Penyertaan dan perlindungan Tuhan Mazmur 37:23-24 berkata bahwa Tuhan menetapkan bagi orang yang berkenan kepadaNya, meskipun jatuh tetapi tidak sampai tergeletak sebab Tuhan menopang dengan tanganNya. Wujud daripada penyertaan Tuhan tidak hanya berupa pertolongan pada waktu kita menghadapi persoalan, tetapi penyertaan Tuhan juga berupa pimpinan atau tuntunan sepanjang perjalanan hidup kita supaya tetap dijalanNya. Bahkan dia menghindarkan kita dari malapetaka yang akan menimpa kita, seperti yang terulis dalam Mazmur 91:3-4. Walaupun demikian masih banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa dengan kekayaan mereka menjadi bahagia, atau dengan pengawalan yang ketat mereka akan menjadi aman. Namau perlu kita ingat bahwa kehidupan dalam dunia ini penuh dengan onak dan duri. Dan sepanjang hari manusia diliputi oleh lembah air mata bahkan bayang-bayang maut siap menjemput manusia. Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan dan pertolongan dari Tuhan (Yesaya 40:31). 3. Jaminan berkat terhadap keturunan kita Berapa banyak orang memprediksikan masa depannya berdasarkan keadaan yang sedang mereka alami saat ini. Mislanya: seseorang memprediksikan bahwa masa depan anak-anaknya penuh dengan kebahagiaan, karena saat ini orang tersebut memiliki harta benda yang sangat banyak. Bahkan ia membekali anak-anaknya
dengan modal yang cukup, dengan maksud supaya anak-anaknya tidak mengalami kemiskinan atau jangan sampai anak-anaknya menjadi orang yang minta-minta. Memang memberikan modal kepada anak-anak merupakan salah satu langkah yang benar, tetapi jangan semata-mata bergatung atau mengandalkan kepada apa yang kita miliki saat ini, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari (Yeremia 17:5). Oleh karena itu perlu kita yakini bahwa orang yang senantiasa bersandar dan bergantung pada Tuhan akan melihat anak-anakNya hidup dalam kebahagiaan dan kelimpahan (Mzmur 37:25-26). Sedangkan orang yang bergantung pada kekayaannya maka orang tersebut tidak akan mendapat jaminan yang kuat atas kehidupannya, karena harta di dunia ini sifatnya sementara dan kekayaan dapat lenyap dalam sekejap. Jangan kuatir! sebab kekuatiran tidak akan membuat kita bisa maju selangkah namun keyakinan kitalah yang akan membawa kita hidup dalam keberhasilan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-16
Selasa, 1 September 2009 HIDUP DALAM PENGAWASAN ALLAH
“Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.” (Pengkhotbah 9:12) Saudara, dalam ayat bacaan diatas menyatakan mengenai ketidakmampuan manusia untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi di waktu mendatang. Sebab sejak manusia jatuh dalam dosa, maka Roh Allah meninggalkan manusia. Akibat Roh Allah meninggalkan manusia, maka yang ada dalam diri manusia hanya roh manusia itu sendiri, dan manusia tidak tahu apa-apa (mengenai hari esok), meskipun manusia diciptakan menurut peta dan gambar Allah. Manusia hanya mengetahui hal-hal yang tampak oleh mata saja, sedangkan hal-hal yang akan terjadi di hari mendatang manusia tidak dapat mengetahuinya. Contohnya, kejadian-kejadian yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir ini. Banyak kerusuhan dimana-mana, pembunuhan, selain itu banyaknya terjadi bencana alam menyebabkan ratusan ribu manusia meninggal dunia. Bahkan daerah yang dianggap aman ternyata mengalami musibah juga. Dari semua kejadian yang telah disebutkan mengajak kita untuk menyadari bahwa hal tersebut tidak pernah diduga sebelumnya, tetapi kenyataanlah yang membukikan pada umat manusia bahwa manusia tidak tahu apa-apa mengenai hari esok. Lalu, bagaimana sikap kita sebagi umat pilihan Allah? Apakah kita juga takut atau kuatir terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba?. Saudara, perlu kita ketahui bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang mengetahui, menyelidiki dan memaklumi keadaan kita atas hal-hal yang akan terjadi dimasa mendatang (Mazmur 139:1-6). Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang tersembunyi, sebab ia mengetahui sampai dasar hati kita. Selain Dia mengetahui, menyelidiki dan memaklumi keadaan kita Tuhan juga berjanji akan memberikan seorang penolong dan penghibur yaitu Roh Kudus (Yohanes 14:15-17, 26-27) agar kita tetap bertahan dan berkemenangan dalam menjalani hidup di dunia ini. Karena segala rancangan Tuhan atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11). Selain itu, Tuhan telah membawa kita dalam posisi yang baik, seperti yang tertulis dalam Mazmur 23, bahwa Allah adalah gembala yang baik dan kita adalah domba-dombanya. Sebagai gembala pasti tahu apabila dombanya membutuhkan makanan dan minuman. Demikian halnya Tuhan kita, dimana Dia tidak pernah membiarkan kita hidup dalam kekurangan tetapi Dia membuat hidup kita dalam kecukupan, bahkan kelimpahan. Kasih setaiaNya melindungi dan menghibur kita senantiasa, sebab ia tidak pernah terlelap walaupun sedetik. MataNya senatiasa memperhatikan kita, supaya tak ada satu kuasa lain yang boleh menyentuh kita. Dan istilah gembala disini tidak ada pada orang-orang yang belum mengenal Tuhan, sebab istilah ini hanya ada pada orang-orang yang percaya pada Yesus. Kalau kita memiliki gembala yang baik, maka hidup kita tetap terjamin. Sebab dalam dunia ini saja, tidak ada seorang gembala yang akan membawa dombadombanya kepada suatu kecelakaan atau malapetaka, apalagi gembala kita yang disebut sebagai Gembala Yang Agung (Yesus Kristus). Untuk itu, melalui contoh diatas biarlah menjadi pelajaran dalam kehidupan kita yaitu supaya kita tetap hidup dalam rencana atau rancangan Allah. Dan untuk tetap bertahan dalam rancangan Allah maka kita harus benar-benar menghormati Roh Kudus sebagai penolong kita, karena Roh Kuduslah yang memeriksa dan memaklumi kita. Dan juga, apabila RohNya yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, maka RohNya pulalah yang akan menghidupkan tubuh kita yang fana (Roma 8:11). Jadi cengkraman roh ini tidak lepas dalam kehidupan kita asalkan kita tetap menghormatiNya.
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa mengucap syukur, karena Tuhan itu memperhatikan sejak dari rahim ibu kita dan penyertaanNya terhadap kita tetap berlangsung sampai saat ini. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-17
Rabu, 2 September 2009 HIDUP DALAM PEMELIHARAAN TUHAN
Keadaan dunia tidak semakin baik, berbagai macam gejolak dan krisis melanda banyak Negara termasuk Negara kita, dan dibarengi bencana alam diberbagai tempat. Walaupun demikian, Allah tidak akan sekali-kali meninggalkan anak-anakNya yang senantiasa bergaul dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika seseorang bergaul karib dengan Tuhan, maka orang tersebut sedang membangun suatu hubungan yang didalamnya terkandung usur iman, harap, kasih (I Korintus 13:13). Agar kita benar-benar melihat dan merasakan atau mengalami pemeliharaan Tuhan, maka kita harus memahami ketiga unsur yang terdapat dalam hubungan kita dengan Tuhan, yaitu: Pertama, Iman. Ada alasan yang mendasar, mengapaa harus dengan iman saat kita bergaul dengan Allah? Sebab dalam Ibrani 11:6 telah dikatakan, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Jadi, orang yang hendak bergaul dengan Allah harus dengan iman, sebab jika tidak dengan iman, maka orang tersebut tidak akan berkenan kepada Allah. Perlu kita ketahui bahwa ada berbagai macam cara yang dilakukan orang untuk dapat bergaul dengan Allah, tetapi apakah caracara yang digunakan dapat menjangkau Allah? Yang menentukan kita dapat bergaul dengan Allah bukanlah cara atau sikap lahiriah kita, tetapi sikap hati kitalah yang menentukan kita dapat bergaul dengan Allah yaitu iman kita. Salah satu contoh orang yang datang kepada Tuhan dengan iman dan imannya sanggup memulihkan kehidupannya adalah seorang wanita yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan. Usaha atau tindakan yang dilakukan oleh wanita ini adalah didasari oleh kekuatan imannya (Markus 5:28). Kedua, Pengharapan. Yeremia 17:5-7, “Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” Setelah kita baca ayat diatas, maka kita akan menemukan pernyataan yang kontradiksi. Karena pada ayat lima dikatakan “terkutuklah orang…”, sedangkan ayat ketujuh dikatakan “diberkatilah orang…”. Jadi, “terkutuk” atau “diberkati” itu tergantung kita dalam menaruh pengharapan. Apabila kita mengandalkan atau menaruh harapan pada kekuatan kita termasuk kekayaan, kedudukan ataupun jabatan, maka kita termasuk orang yang terkutuk, tetapi apabila kita menaruh harapan kita pada Tuhan, maka kita termasuk orang yang diberkati Tuhan. Dan orang yang berharap pada Tuhan, hidupnya sangat berharga dihadapanNya. Oleh sebab itu letakkanlah pengharapan kita kepada Tuhan, karena pengharapan itu merupakan sauh yang kuat seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:19-20. Karena dengan demikian maka apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, kita sanggup menyelesaikannya dan senantiasa memperoleh kemenangan. Ketiga, Kasih. Walalupun kondisi tubuh kita semkain merosot, tetapi apabila kita melekat pada Tuhan maka pengharapan kita akan melangkah lebih lanjut yaitu melangkah dalam kasih (I Korintus 13:13). Sebab kekuatan kasih mengalahkan segalanya termasuk maut, seperti yang tertulis dalm Kidung Agung 8:6-7, “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.”
Dan kita akan melihat dampak daripada kasih yang ada dalam kehidupan kita saat bergaul dengan Allah yaitu keselamatan jiwa kita, seperti yang tertulis I Petrus 1:8-9. Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan tidak akan menjauh dari kehidupan kita, apabila kita hidup dalam iman, harap dan kasih. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-18
Kamis, 3 September 2009
HUBUNGAN POKOK ANGGUR DAN CARANG-CARANGNYA “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5) Dalam ayat ini Yesus memberi perumpamaan atau kiasan. Yesus menggambarkan diriNya sebagai “pokok anggur yang benar” dan murid-muridNya sebagai “ranting-ranting”. Yesus menghendaki agar kita tetap tinggal didalamNya. Dia yang menjadi sumber segalanya, sumber kehidupan, sumber kesehatanmu, sumber berkatmu, sumber pertolonganmu. Dialah sumber segalanya. Dengan tetap tinggal didalamNya, maka kita dapat menghasilkan buah. Dalam hal ini Allah dilukiskan sebagai tukang kebun yang memelihara ranting-ranting itu supaya tetap berbuah (ayat 2, 8). Untuk itu Allah mengharapkan agar kita semua berbuahbuah sepanjang tahun ini, asalkan saudara tetap tinggal didalamNya. Pada pasal ini Yesus berbicara tentang dua macam ranting: ranting yang berbuah dan yang tidak berbuah. Pertama, ranting yang berbuah adalah orang-orang yang memiliki hidup hanya karena iman dan kasih kepada Yesus Kristus. Bapa yang menjadi pemilik pokok anggur tersebut senantiasa memebrsihkan “ranting-ranting” ini supaya menjadi makin lebat buahnya. Bapa menyingkirkan segala sesuatu dari kehidupan mereka yang dapat mempersulit untuk mengalirnya hidup yang sesungguhnya dari Kristus. Segala sesuatu yang tidak Bapa kehendaki akan disingkirkan, mungkin kebencia, amarah, iri hati, kesombongan. Semuanya akan disingkirkan dari kehidupan kita. Jika, air kehidupan itu sudah mengalir, maka kehidupan kita akan menghasilkan buah. Buah adalah kualitas karakter Kristen yang memuliakan Allah melalui hidup dan kesaksian. (Matius 3:8; 7:20; Roma 6:22; Galatia 5:22-23; Efesus 5:9; Filipi 1:11). Setelah seorang percaya kepada Yesus dan menerima pengampunan dosa, dia menerima hidup kekal dan kuasa untuk tetap tinggal di dalam Kristus. Setelah kuasa itu diberikan, orang percaya harus menerima tanggungjawab supaya tetap selamat dan tinggal di dalam Kristus. Sebagaimana ranting hanya dapat hidup selama ranting itu menyatu dengan pokok anggur tersebut. Demikian pula orang percaya hanya mempunyai hidup Kristus selama hidup Kristus mengalir kedalamnya dengan tetap tinggal didalam Dia. Agar kita tetap tinggal didalam Dia, peliharalah firman Allah senantiasa dalam hati dan pikiran serta menjadikannya penuntun tindakan kita. Miliki kebiasaan persekutuan yang intim dan tetap dengan Krisus supaya serta taati perinah-perintahnya. Tinggallah dalam kasihNya dan saling mengasihi. Tolak segala dosa yang menghampirimu dan tunduklah kepada pimpinan Roh Kudus. Percayalah, maka hidupmu akan berhasil dan terus menghasilkan buah pada musimnya. Kedua, ranting yang tidak berbuah adalah orang-orang yang tidak lagi memiliki hidup yang mengandalkan iman dan kasih yang mulai pudar kepada Yesus Kristus. “Ranting-ranting” ini dipotong oleh Bapa. Bila mereka tidak lagi tinggal dalam Kristus, maka Allah akan menghakimi dan menolak mereka. Perumpamaan ini mengajarkan kita suatu tanggungjawab untuk tetap tinggal di dalam Kristus. Inilah tanggapan kita terhadap kasih karunia yang sudah kita terima dari Yesus Kristus. Dengan tinggal di dalam Kristus maka kita akan melihat hidup kita akan berbuah banyak, berhasil dalam hidup dan sukacita kita menjadi penuh. Dan dampak dari kegagalan untuk tetap inggal di dalam Kristus adalah ketidakmampuan untuk berbuah, dibuang dan kebinasaan. Saudara, tetaplah tinggal pada pokok anggur itu. Jangan lepas dari sumber berkatmu, yaitu Yesus Kristus. Maka sepanjang tahun ini engkau akan alami kemajuan sebagaimana yang engkau harapkan terjadi dalam kehidupanmu dan keluargamu. Amin.
Doa Puasa Hari Ke-19
Jumat, 4 September 2009 JANGAN LEPAS DARI SUMBER BERKAT
“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” (Galatia 3:26-29) Kali ini kita akan melihat janji-janji Allah yang diberikan kepada Abraham dan keturunannya termasuk kita. Lalu janji apakah yang sudah diberikan oleh Tuhan terhadap Abraham, dan bagaimana Abraham meresponi janji-janji Allah itu? Dan bagaimana janji Allah itu sampai turun pada keturunan Abraham?. Untuk dapat megerti beberapa pertanyaan tersebut maka kita terlebih dahulu membaca dalam Kejadian 12:1-2, karena dalam ayat tersebut diceritakan bagaimana Abraham dipanggil dengan satu visi, yaitu menjadi bangsa yang besar, hidup dalam kelimpahan serta namanya termasyur dan terlebih itu, Abraham akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Memang, hal ini belum dialami oleh Abraham, tetapi Abraham meyakini bahwa segala apa telah dijanjikan oleh Tuhan pasti digenapi. Untuk dapat meyakini hal ini sungguh tidak mudah, tetapi Abraham menerima semua apa yang dijanjikan oleh Tuhan hanya dengan iman. Lalu, apakah hal ini (janji Allah) juga berlaku dalam kehidupan kita? jawabannya adalah “Ya”. Karena firman Tuhan mengatakan, “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” (Galatia 3:29). Untuk itu kita harus menerima segala janji Tuhan dengan iman dan tetap lekat kepada sumber berkat itu yaitu Tuhan Yesus, sehingga Ia berani berkata bahwa Dia berasal dari keturunan Abraham, bukan secara jasmani saja melainkan secara rohani juga. Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa berkat-berkat yang diberikan Allah kepada Abraham juga diberikan kepada kita (Kejadian 12:2-3). Namun acapkali timbul suatu pertanyaan dalam hati kita, “mengapa berkat itu tidak dapat kita capai, padahal kita adalah keturunan Abraham (secara rohani)?”, dalam kondisi yang demikian kita mulai meragukan jaji-janji Allah. Saudara, apabila kita belum menerima janji-janji Allah, hal itu bukan berarti Allah lalai akan janji-Nya, sekali-kali Tuhan tidak pernah lalai akan janjiNya walaupun manusia menganggap itu suatu kelalaian (II Petrus 3:9). Tetapi ada hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam hidup kita yaitu; “apakah kita sudah melakukan kehendak Allah seperti yang Abraham lakukan?”. Apabila belum, maka kita harus mulai belajar hidup sesuai dengan kehendak Allah dan meyakini bahwa Allah tidak pernah ingkar terhadap apa yang sudah difirmankanNya. Dan jkalau kita tetap tidak meyakini hal ini, maka hal itu sama dengan mengutuk diri sendiri. Abraham adalah orang yang diberkati baik pada hari ini maupun pada masa yang kekal. Dan hal ini akan berlangsung dalam kehidupan orang-orang percaya. Dan saat ini kita akan melihat bukti, bahwa orang yang masuk dalam garis keturunan Abraham itu diberkati, diantaranya Ishak. Berkat yang Ishak terima bukanlah merupakan warisan turun-temurun, sebab dalam Kejadian 26:12-13 dijelaskan bagaimana berkat itu turun atas Ishak. Dan bukti ini tidak berhenti sampai pada Ishak, tetapi turun sampai pada Yakub yaitu anak Ishak (Kejadian 32:9-10). Selanjutnya, berkat Tuhan ini turun pada anak Yakub yang lain. Dan rahasia yang perlu kita ketahui yaitu mengapa keturunan dari Abraham diberkati, karena mereka sangat menghormati Allah dan meyakini bahwa Allah adalah sumber dari segala berkat. Kita juga akan melihat contoh yang lain peristiwa Lot. Karena harta mereka semakin banyak, maka terjadilah perkelahian anatara gembala Abraham maupun gembala Lot, sehingga mereka tidak dapat hidup bersama. Dan sebagai jalan keluarnya adalah: mereka berpisah agar tidak timbul perkelahian antar saudara.
Dan sayangnya, ketika Lot berpisah dengan Abraham, Lot hidup tidak seperti Abraham lagi, yaitu membuat mezbah bagi Tuhan. Lot mulai lupa akan sumber berkat itu. Lot telah memasuki zona nyaman, yaitu hanya menikmati jasmani tanpa memperhatikan hal-hal yang kekal. Sampai akhirnya Lot mengalami peristiwa pemusnahan Sodom dan Gomora. Dari kisah ini kita akan megambil hikmahnya, bahwa jangan sekali-kali kita lepas dari sumber berkat itu. Tetapi biarlah kita tetap melekat pada sumber berkat itu. Yaitu Tuhan Yesus Kristus, dengan membangun mezbah Tuhan dan tidak sekedar ikut-ikutan, maka segala apa yang sudah dijanjikan dan diterima oleh Abraham akan kita terima termasuk pada keturunan kita. Sekali lagi jangan lepas dari sumber berkat karena saat ini kita siap untuk mengalami kemajuan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-20
Sabtu, 5 September 2009 JANGAN ADA PADAMU RAGI ORANG FARISI
“Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." (Markus 8:11-15) Sebelum kita belajar tentang ragi orang Farisi, maka kita harus mengerti terlebih dahulu mengenai fungsi dan pengaruh daripada ragi yang sering digunakan untuk membuat adonan roti. Saudara, ragi ini gunanya untuk mengkhamirkan atau mempengaruhi seluruh tepung/ adonan. Jadi, istilah ragi ini bisa mengandung arti positif atau bisa juga negatif. Sebab, Yesus sendiri memberikan suatu perumpamaan; “bahwa kerajan sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” Dari perumpamaan mengenai ragi ini, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah sesuatu yang mempunyai fungsi atau pengaruh. Dan apabila kita berbicara mengenai ragi kerajaan sorga, maka kita tahu bahwa ragi kerajaan sorga ini dapat mempengaruhi sekelompok manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dan sebagai akibatnya, manusia tersebut akan senantiasa mengalami berkat dan mujizat dari Allah selama di bumi ini, selain akan memperoleh hidup yang kekal. Dalam pembahasan kali ini kita akan melihat bedanya antara orang Farisi dan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Bapak Peter Wagner pernah berkata bahwa ada roh agamawi (spirit of religion). Kalau roh agamawi (spirit of religion) itu mengekang hubungan kita dengan Tuhan, maka hal itu merupakan suatu ragi yang membuat orang Kristen tidak pernah menikmati berkat ataupun mujizat Tuhan. Oleh sebab itu, kita sebagai orang Kristen jangan sampai kita dicengkram oleh roh agamawi. Karena roh inilah yang membuat kita tidak mengalami kuasa dan mujizat Tuhan. Walaupun kita sudah minta tanda ajaib dari surga, tetapi apabila kita berada dalam cengkraman roh agamawi, maka kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita rindukan, seperti halnya yang dialami oleh orang-orang Farisi ketika meminta tanda ajaib kepada Tuhan. Untuk itu jangan sampai kita yang sudah menjadi orang Kristen, baik itu sudah lima tahun atau lebih mulai dicengkram oleh roh agamawi, maka kita tidak akan menglami pertumbuhan rohani (stagnasi). Ada beberapa ciri yang terdapat pada orang-orang Farisi, diantaranya: mereka suka membaca Alkitab, berdiskusi dan juga meneliti hukum-hukum Tuhan, termasuk sepuluh perintah Allah. Dan setiap hari mereka senantiasa membicarakann tentang hal kebenaran. Sehingga hal ini tampak indah dipemandangan Allah, sebab mereka tidak hidup dalam kebenaran seperti yang mereka bicarakan setiap hari. Oleh karena iu mereka tidak pernah mengalami berkat dan mujizat Allah. Dan perlu kita ketahui bahwa orang yang hidup dalam kebenaran itu, tidak hanya memiliki perkataan iman saja, tetapi harus disertai dengan perbuatan yang sesuai dengan firman Allah. Pada masa-masa sekarang ini kita akan melihat suatu fenomena (gejala), dimana banyak orang mencari gereja yang dianggapnya baik. Padahal gereja dimana-mana itu semuanya sama. Dan orang seperti inilah yang tergolong sebagai orang Farisi?. Sebab apabila seseorang menjadi jemaat yang baik, maka dengan sendirinya gereja itu akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila jemaat itu tidak baik maka gereja itu juga dapat dikatakan tidak baik. Jadi, baik atau tidaknya gereja tergantung kehidupan kita; apakah kehidupan kita membawa ragi sorgawi atau ragi orang Farisi. Apabila kita membawa ragi orang Farisi, maka gereja yang baik pun dapat menjadi rusak.
Ada beberapa nasehat yang harus kita patuhi supaya generasi mendatang membawa ragi kerajaan sorga. Sehingga gereja tidak stagnasi tetapi bertumbuh secara rohani dan kehendak Allah boleh dinyatakan di atas muka bumi ini, yaitu: Janganlah padamkan Roh Kudus (I Tesalonika 5:19); Janganlah mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30); Janganlah mendustai Roh Kudus (Kisah Rasul 5:3, kisah tentang Ananias dan Safira); Janganlah menentang Roh Kudus (Kisah Rasul 7:51); Janganlah menghujat Roh Kudus (Matius 12:31-32) sebab pengampunan tidak akan ada dalam kehidupan kita. Biarlah kita tetap hidup dalam kekuatan Roh Kudus dan senantiasa membawa ragi kerajaan sorga dan bukan ragi orang Farisi. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-21
Minggu, 6 September 2009 TETAPLAH PADA JALUR BERKAT TUHAN
“Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan.” (Kejadian 32:9-10) Ayat bacaan di atas merupakan ungkapan hati daripada Yakub yang disampaikan kepada Tuhan, dimana ia merasa tidak layak karena menerima berkat Tuhan yang luar biasa. Hal ini dapat kita lihat pada ayat 10 yang mengatakan, “aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyebrangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang menjadi dua pasukan.” Yakub menyadari bahwa ketika ia keluar dari rumah orang tuanya ia tidak membawa apa-apa, baik itu warisan maupun bekal dari orang tuanya. Namun sebelum keluar dari rumahnya, ia mendapat berkat dari ayahnya (Ishak) dan kakeknya Abraham. Yakub tahu alur berkat nenek moyangnya. Apabila kita tarik mundur mengenai kisah daripada Yakub, maka kita akan menemukan sumber berkat Tuhan, seperti yang ditulis dalam Kejadian 27:27-29, “Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia." Suatu berkat yang diucapkan Ishak kepada anaknya merupakan hal yang luar biasa, karena Ishak hidup dalam berkat Tuhan, seperti yang tertulis dalam Kejadian 26:12. Dari rentetan kisah di atas yang menjadi sumber pokoknya dapat kita ketahui di dalam Kejadian 12:13. Berkat Tuhan turun kepada Abraham, kemudian disalurkan ke Ishak, Ishak yang diberkati sedemikian rupa lalu menyelurkannya kepada Yakub. Kemudian kepada Yusuf, hingga muncul Daud, Salomo dan seterusnya. Ini adalah estafet berkat dari Tuhan yang turun temurun. Walaupun berkat Tuhan berlaku secara estafet namun ada dari antara mereka yang keluar dari jalur ini, seperti Esau. Roma 9:6-7 berkata, “Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Ini menggambarkan keturunan Abraham ada yang keluar dari estafet berkat Tuhan. Yang paling tragis adalah waktu penyaliban Tuhan Yesus di kayu salib. Orang Yahudi mengatakan salibkan Yesus, orang Israel menolak Kristus. Digambarkan bahwa orang Israel seperti pohon dan carang yag penuh getah. Tatkala orang Israel menolak Kristus yang terjadi adalah “dipatahkan”. Roma 11:17-18 berkata, “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.” Dan Galatia 3:26 menunujukkan saat kita dicangkokkan kepada pokok, yaitu saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Bobot kekayaan Abraham, Ishak dan Yakub itu sebenarnya sudah kita terima, tetapi kadang-kadang kita ragu-ragu oleh karena iman kita tidak bertumbuh dan tidak berakar. Lalu Roma 11:19-22 merupakan peringatan bagi orang percaya yang sudah mendapat kemurahan Tuhan agar tidak keluar dari jalur berkat Tuhan. Memang kadang-kadang manusia tidak sabar dalam menjalani kehidupan kekristenanya. Ingat jangan sampai kita keluar dari berkat yang sudah dijanjikan Tuhan. Lalu ayat 23-24 juga menjadi peringatan bagi orang yang diluar Israel, karena banyak orang yang diluar Israel yang sudah dicangkokkan melecehkan dan menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Ingat kemurahan Tuhan ada batasnya (Roma 11:25). Kalau sudah penuh atau cukup, maka Tuhan mengampuni
orang Israel (ayat 26-28). Ketegaran orang Israel menyebabkan ia menjadi carang yang dipatahkan, lalu kita dicangkokkan pada pokok yang penuh getah. Tetapi sayang banyak diantara orang percaya yang menyianyiakan sehingga Israel yang dicangkokkan kembali. Wahyu 14:14-16 merupakan tuaian bagi orang-orang yang diselamatkan tetapi bersamaan dengan itu, ayat 17-20 merupakan tuaian orang yang keluar dari jalur dari Tuhan. Ingat! masuklah dalam jalur yang dilindungi dan diberkati Tuhan. Ingat! peringatan bagi kita dalam Yesaya 5:1-2 yang mengacu kepada orang percaya yang beribadah kepada Tuhan, tetapi buahnya justru buah masam. Mari tetaplah pada jalur berkat Tuhan! Kalau kita tetap pada jalur Tuhan maka kita akan semakin diberkati Tuhan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-22
Senin, 7 September 2009 TEMUKAN SUMBER BERKAT
“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah”. (Galatia 3:26-29) Setelah dihapusnya manusia di muka bumi ini pada zaman Nuh, maka yang tertinggal hidup adalah keluarga Nuh. Dengan 3 anak dan 3 menantunya. Saat itu dimulai suatu zaman yang baru dimana Allah ingin memberkati Nuh dan keluarganya. Pada waktu itu Nuh menanam pohon anggur dan mengeluarkan buahnya, pada waktu dia panen, dia meminum anggur terlalu banyak dan akhirnya ia mabuk dan telanjang. Setelah itu Ham menertawakan Nuh ayahnya, tetapi Sem dan Yafet menutup ketelanjangan Nuh. Ham tidak menghormati orang tuanya sehingga ia dikutuk tetapi Sem dan Yafet diberkati (Kejadian 9:25-27). Sama seperti bangsa Israel yang menyalibkan Tuhan Yesus sehingga ia tercerai berai dan pada tahu 1948 baru bisa kembali ke tanah asalmya. Israel telah mengutuki dirinya sendiri. Kalau kita lihat, ada suatu akar kutuk yang diucapkan Nuh, yang sebenarnya Nuh adalah orang yang diberkati Tuhan. Mulut orang tua yang diberkati Tuhan sangat berkuasa, untuk itu berhat-hatilah dengan orang tua kita. Perkataan Nuh terjadi di dunia ini. Kita melihat jual beli budak belian yang berlangsung berabad-abda yang berasal dari keturunan Ham. Puji Tuhan, setelah Tuhan Yesus mati dan bangkit, kutuk itu terlepas, yaitu bagi orang yang percaya kepadaNya. Yafet meluaskan kemah-kemahnya, yaitu dia menjajah beberapa wilayah dan hampir semua negeri di bumi ini pernah dijajah oleh kaum ini. Dari Sem, keluar nabinabi Allah dan nama Tuhan dipermuliakan. Dari kisah Sem muncul kisah Abraham yang memiliki darah keturunan campuran. Dari sini kita tahu dari mana sumber berkat itu. Abraham adalah sosok manusia yang diberkati walaupun dari keturunan yang campur baur. Pada waktu itu Abraham diberkati oleh Tuhan, Abraham menyambutnya dengan iman, sehingga namanya bukan Abram melainkan Abraham. Kejadian 17:1-7 menjelaskan bahwa Abraham dipanggil dengan satu visi. Bukannya dia harus membenci bapak, ibu atau saudaranya. Biasanya orang dunia berjalan tanpa visi dan tidak tahu dirinya berasal dari mana. Untuk itu kita harus lekat kepada sumber berkat ini dan jangan sampai kita lepas dari Tuhan. Sama seperti Paulus yang tahu dari mana ia berasal sehingga ia berkata bahwa dia berasal dari keturunann Abraham, bukan karena secara jasmani saja tetapi juga secara rohani. Sama seperti kita yang telah dicangkokkkan pada pokok anggur. Visi yang Tuhan berikan kepada Abraham adalah visi jangka panjang. Orang yang tidak punya visi maka hidupnya tidak akan mengalami perubahan, dimana yang jahat menjadi semakin jahat, yang cemar semkin cemar. Tetapi orang benar semakin meguduskan dirinya dan semakin dierkati Tuhan. Setelah Allah memberkati Abraham, berkat itu tetap berkesinambungan sampai pada keturunan Abraham. Hal ini dapat kita ketahui dimana Tuhan memberkati Ishak. Ini merupakan garis keturunan yang diberkati Tuhan. Yang perlu kita ketahui, mengenai dari mana asal sumber berkat tersebut. Berkat yang mereka terima bukanlah warisan turun temurun, tetapi berkat Tuhan yang sedang berlansung. Kejadian 26:1213 menceritaakan bagaiaman berkat itu turun atas Ishak. Setelah Ishak kemudian berlanjut kepada Yakub. Kejaian 32:9-10 menceritakan bagaimana Tuhan memberkati Yakub dengan bermodal tongkat saja, tetapi Tuhan memberkati secara luar biasa sehingga dari Yakub terbentuk suatu bangsa yang besar. Selanjutnya dari Yakub, berkat Tuhan turun atas Yusuf bukan kepada anak-anaknya yang lain. Rahasianya adalah Yusuf sangat hormat kepada Allah dan ia mengetahui asal usal sumber berkat itu. Saat ini kita harus mengehormati orang tua yang hidup benar di mata Tuhan. Demikian juga kita harus belajar
melalui hamba-hamaba Tuhan yang diberkati. Jangan mengutuki diri sendiri. Katakan bahwa Tuhan itu mampu melakukan segala perkara. Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub adalah Allah kita juga. Halleuyah!!! Satu hal harus kita perhatikan adalah peristiwa Lot yang menjadi peringatan bagi kita untuk jangan menjadi seperti Lot. Lot sebenarnya bisa diberkati Tuhan karena berkat Abraham juga diberi kepada Lot, walaupun Lot hanya ikut-ikutan. Kejadian 12:4 menyatakan bahwa Lot mengikuti iman Abraham. Kejadian 13:1-18 menceritakan karena kebanyakan harta dan dari antara mereka bertengkar, maka mereka berpisah. Sayang, Lot berpisah dengan Abraham. Hidup Lot tidak sama dengan Abraham, yaitu ia tidak pernah mendirikan mezbah bagi Tuhan. Kejadian 14:12-16 menceritakan Lot kehilangan hartanya karena dirampok dan Abraham menolong Lot. Hingga pada suatu hari Sodon Gomora akan dimusnahkan, Abraham masih berdoa buat Lot. Kejadian 19:29 mencatat bahwa Allah masih memeperhatikan Lot. Kejadian 19:30-38 menggambarkan bahwa Lot kembali melarat dan ia dengan kedua anaknya melakukan hal yang menjijkkan di mata Tuhan, sehingga kelaur bangsa Moab dan Amon. Ingat, jangan lepas dari pokok anggur. Bangunlah mezbah bukan hanya ikut-ikutan saja. Temuilah sumber berkat itu, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-23
Selasa, 8 September 2009 SETIA DAN BERBUAHLAH Lukas 16:10-13; Markus 11:12-14, 20-21
Salom. Saudara, kita sudah memasuki bulan kesembilan dalam tahun ini. Ingat! Tahun ini adalah tahun kemajuan, progress dan progress. Segala sesuatu akan maju dalam hidupmu asalkan engkau setia dan berbuah. 1. SETIA (Lukas 16:10-13) Janji ini bukan sekedar untuk menghibur kita, tetapi janji ini merupakan hal yang perlu kita buktikan dalam kehiduan kita. Memang untuk mencapai perkara besar tidak smudah membalik telapak tangan, tetapi perlu perjuangan. Karena disinilah akan terlihat apakah kita setia atau tidak, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang sulit untuk memberkati kita, tetapi Tuhan ingin melihat sejauh mana kesetiaan kita kepada Dia. Kata setia tidak lepas dari unsur-unsur yang terkandung didalamnya, yaitu: ketekunan, kesabaran, dan dedikasi. Sifat setia memiliki nilai yang tingg, bahkan melebihi kekayaan (Amsal 19:22). Kesetiaan kita harus memiliki muatan iman, harap, dan kasih. Tuhan menghendaki agar kita tetap setia. Berdoalah agar kita tetap setia. Kalau kita setia kepada Tuhan, maka kita mulai dipercaya oleh Tuhan walaupun didahului dengan perkara kecil. Dan apabila kita tetap setia, mak perkara yang lebih besar lagi akan dibrikan Tuhan. Tuhan juga menghendaki agar kita tetap setia kepada Dia untuk jangka pendek, jangka panjang, dan jangka kekal selama-laanya. Tuhan ingin di dunia ini kita menjadi milikNya demikian juga di sorga untuk selama-lamanya. 2. BERBUAHLAH (Markus 11:12-14, 20-21) Ketika Yesus keluar dari Betania, Ia merasa lapar, dan saat itu Ia mendapatkan sebatang pohon ara. Pohon ara itu daunnya cukup lebat, dan Yesus mencoba untuk mendapatkan buah pohon ara tersebut, tetapi Ia tidak menemukannya, karena memang bukan musimnya. Lalu apa yang dilakukan Yesus ketika tidak mendapatkan buah ara itu? Yesus mengutuk pohon itu. Tampaknya Yesus marah kepada pohon itu, sesungguhnya Yesus sedang memberi pelajaran kepada murid-muridNya, bahwa Tuhan tidak suka terhadap orang yang beribadah secara musiman seperti pohon ara yang berbuah sesuai dengan musimnya. Padahal Tuhan memberkati kita setiap hard an setiap saat. Dan perlu diketahui, bahwa keadaan kita seumpama pohon yang ditanam ditepi alairan air, yang tidak pernah layu daunnya dan senantiasa menghasilkan buah (Yehezkiel 47:12). Keadaan ini mengajari kita agar kita tidak menjadi Kristen yang musiman. Sejak Roh Kudus ada pada kehidupan kita, maka semuanya akan menjadi baik (subur) dan menghasilkan buah yang lebat. Tuhan tidak pernah mengairi kehidupan kita. Jika kita beribadah dan meresponi kehadiran Roh Kudus secara musiman, maka kita akan mengalami kesuaman. Dan sebagai akibatnya, kita akan dimuntahkan oleh Tuhan seperti jemaat Laodikia yang juga mengalami kesuaman. Untuk itu tetaplah setia dan berbuahlah. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-24
Rabu, 9 September 2009 HUBUNGAN BAPA DAN ANAKNYA
“Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,” Kalau kita memperhatikan sikap seorang anak, maka kita tidak hanya menemukan sikap yang polos atau sederhana saja, tetapi mereka juga mau untuk diajar. Dan apabila kita lihat dalam kenyataannya, seberapa banyak diantara kita yang percaya kepada Yesus mau membuka hati untuk menerima pengajaran dari Tuhan melalui penyampaian Firman Tuhan maupun membaca firma Tuhan sendiri. Oleh karena itu, milikilah roh yang mudah untuk diajar agar kita bias menikmati Kerajaan Allah di muka bumi ini. Kalau kita membuka pendengaran kita untuk Firman Tuhan, maka Tuahan sendiri akan memberikan rhema kepada kita. Sebab dalam firman Tuhan juga dikatakan “jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Selanjutnya, Amsal 3:5-7 berkata, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Jnaganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.” Kata percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dapat digambarkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu hubungan anatara anak dan bapak. Dimana anak keil memiliki kelebihan, yaitu kepercayaan yang penuh kepada ayahnya. Demikian juga, kita seharusnya percaya kepada Tuhan Yesus dengan sepenuh hati tanpa ada alas analasan yang justru menghlangi kuasa Tuhan untuk bekerja dalam kehidupan kita. Kita emmiliki Bapa yang sangat kaya, sehingga kalau kita pecaya, maka kita tida akan dipermalukan. Dan orang yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus akan mengalami Kerajaan Allah di bumi ini, sehingga hidupnya di bumi ini tidak menjadi sia-sia, tetapi menjadi berkat bagi orang lain. Matius 6:12 berkata, “ dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Seorang anak kecil akan mudah untuk mengampuni. Misalnya, setelah mereka habis berkelahi, maka tidak lama kemudian mereka kan “baikan” kembali dan melupakan kejadian yang baru saja mereka lakukan. Terlebih itu, di hati mereka tidak ada perasaan dendam seperti halnya yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Dan perlu kita ingat, bahwa pada ayat berikutnya yaitu ayat 15 menegaskan, “jikalau kita tidak mengampuni orang, maka bapa kita di sorga tidak akan mengampuni kesalahan kita”. Saudara, jikalau seseorang tidak mendapat pengampunan dari Tuhan maka orang tersebut tidak layak masuk dalam kerajaan sorga. Sedangkan orang yang emmiliki kasih khususnya mudah mengampuni akan mengalami Kerajaan allah. Dan jikalau kita menyimpan dendam/ kebencian, mak justru hal itu akan menyengsarakan diri kita sendiri. Orang yang menaruh kebencian adah orang yang belum pindah dari maut. Yudas Iskariot mengalmai kebinasaan karena tidak memilikimkasih (I Yoh. 3:14). Untuk itu, kta harus memiliki kasih. Lau, bagaiman kita tahu, apakah kita memiliki kasih atau tidak? Yaitu melalui sikap, perkataan dan perbuatan. Saat ini kita dipanggil bukan untuk menjadi petarung satu dengan yang lainnya, tetapi menjadi pegasih untuk sat dengan yang lainnya. Memang, untuk mengaplikasikan kasih seperti yang difirmankan Tuhahn itu tidak mudah, tetapi apabila kita sanggup menyatakan kasih dalam kehidupan seharihari. Sebab pada dasarnya kekristenan itu identik denga apa yang disebut dengan “kasih”. Yohanes 14:15 berkata, “Jikalaukamu mengasihi Aku, kamu akan menurut segala perintah-Ku.” Seorang anak kecil pasti sangat responsive dala pengertian bahwa mereka sangat tanggap terhadap apa yang diajarkan, karena semua itu didasari oleh kepolosan atau kesederhanaannya. Sedangkan apabila kita melihat contoh seseorang yang tidak responsive adalah isteri Lot. Diman saat mereka diperingatkan ia tidak
meresponi akan peringatan tersebut sehingga pada akhirnya ia menjadi tiang garam. Oleh karena itu, biarlah kta memilki sikap yang responsive terhadapa apa yang dikatakan Bapa kita yaitu Yesus Kristus, dan jangan sampai kerohanian kita jauh tertinggal dari orang-orang percaya lainnya, supaya keadaan seperti yang tertulis dalam Matius 19:30 tidak terjadi dalam kehidupan kita. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-25
Kamis, 10 September 2009
DIDIKAN YANG MEMBAWA PADA SUATU KEDEWASAAN “Dan
sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (Ibrani 12:5-8) Jika kita membaca sepintas ayat ini, maka akan muncul pengertian bahwa sebagai anak Tuhan harus mendapat hajaran dari Tuhan, selain dicintai. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa kata “hajaran” disini bukanlah suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah/benci, namun mengandung arti, yaitu suatu tindakan disiplin yang akan membawa seseorang kepada kedewasaan/kesempurnaan. Saudara, mari kita lihat salah satu contoh bagaimana Yesus mengajar Petrus yang penuh ambisi, arogan, dan memiiliki target untuk mencapai target untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi, maka saat itu pula Tuhan mengajar Petrus menjadi manusia roh, supaya ia membangun gereja dengan kodrat ilahi yang Tuhan berikan. Pertama, baca Matius 16:21-23. Tuhan Yesus mengajar suatu hukum rohani. Hukum rohani ini sangat bertentangan dengan hukum dunia/ kedagingan kita. Karena hukum ini berorientasi pada kehendak Bapa dan bukan kehendak manusia. Dan Tuhan menghendaki agar target keberhasilan kita bukan semata-mata oleh karena kekuatan dan kepandaian kita, melainkan oleh karena kita mati bersama Kristus. Dan perlu kita ketahui pula bahwa ketika kita melakukan hukum rohani ini, maka kodrat ilahi itu akan berfungsi, yang selanjutnya akan berdampak pada keberhasilan secara terus menerus. Kedua, baca Matius 14:22. Pada waktu itu Tuhan Yesus meminta murid-murid-Nya berjalan sendiri, dalam artian bahwa Tuhan mengajar murid-murid-Nya supaya mereka memiliki hubungan denganNya secara roh, dan bukan hanya hubungan secara lahiriah saja. Memang, saat itu mereka dapat melihat dan bersama-sama Yesus secara fisik, tetapi Tuhan Yesus ingin mendidik/mendewasakan mereka. Sebab apabila Ia sudah kembali ke surga, murd-muridNya tetap memiliki hubungan dengan Yesus, yaitu secara roh. Demikianlah keinginan Tuhan terhadap kita, supaya kita membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Ketiga, baca Matius 14:28-33. Tuhan Yesus mengajar agar kodrat ilahi itu berfungsi. Diantara muridmurid Yesus, Petruslah yang paling menonjol , bahkan sempat ia berjalan di atas air. Hal ini memang luar biasa, karena iman dan pandangannya yang tertuju hanya pada Yesus, maka dia dapat berjalan di atas air. Tetapi waktu dia mulai merasakan tiupan angina semilir sekitarnya dan mulai timbul rasa takut, maka tenggelamlah dia. Tetap saat dia tenggelam, tangan Tuhan mengangkat Petrus. Ini pelajaran bagi kita bahwa orang yang berjalan dalam roh adalah orang yang berjalan di atas air. Yang mustahil bagi manusia, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan mau meningkatkan iman kita, Tuhan mengajar agar kodrat ilahi itu berfungsi. Keempat, Matius 18:21-22. Yesus mengajar tentang pengampunan. Bahwa pengampunan itu senantiasa kita lakukan, karena Tuhan senantiasa mengampuni kita apabila kita melakukan kesalahan. Tuhan ingin di dalam diri kita penuh dengan pengampunan, supaya dunia melihat bahwa kita adalah anakanak Allah dan mereka mempermuliakan Bapa kita yang di surga. Kelima, Lukas 22:31-32. Yesus mengajar tentang penampian. Walapun kita tidak bisa dijamah iblis, tetapi bisa ditampi atas seijin Tuhan, seperti Ayub. Tetapi ingat, Tuhan berdoa untuk kita supaya iman kita
jangan gugur. Tampian ini diberikan agar Petrus tidak arogan dan mengandalkan kekuatannya sendiri (Lukas 22:33-34). Lalu, bagaimana mengatasi tampian iblis ini ? Tuhan menghendaki agar kita berjaga-jaga dan berdoa, seperti yang tertulis dalam Matius 26:40-43. Baca juga Matius 25:1-13. Keenam, Yohanes 18:10-11. Yesus mengajar Petrus untuk tidak arogan. Pada waktu itu Petrus dengan marah dan memotong telinga salah seorang prajurit, tetapi Yesus menyuruh Petrus untuk menyarungkan kembali pedangnya. Untuk menjadi manusia Roh memang tidakkah mudah. Ketujuh, Markus 16:6-7. Yesus mengajarkan untuk percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Saat itu Petrus benar-benar menjadi manusia roh dan satu kali Petrus berkhotbah (Kisah Para Rasul 3) 3000 orang bertobat. Petrus dipkai secara luar biasa. Bahkan dia rela mati dengan kepala di bawah. Kita percaya bahwa Petrus mendapat bagian yang besar di dalam kerajaan Sorga. Amin. Dari ketujuh hal tersebut diatas, biarlah boleh menjadi pelajaran dalam kehidupan kita. Bahwa apabila kita mau bertumbuh, maka kita harus mau dididik oleh Tuhan. Karena semua itu akan membawa kita pada kedewasaan/kesempurnaan, dan itulah merupakan kehendak Tuhan. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-26
Jumat, 11 September 2009
PERTAHANKANLAH CITRA DIRIMU SEBAGAI ANAK ALLAH “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudarasaudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. (I Yohanes 3:1-2) Kalau kita memperhatikan ayat yang telah kita baca diatas, disitu dijelaskan bahwa oleh kasih karuniaNya yang besar maka kita layak disebut sebagai Anak Allah. Dan apabila kita sudah menjadi anakanak Allah, maka di dalam diri kita harus ada perbedaan terhadap orang-orang yang belum mengenal Allah. Sebab saat kita pecaya pada Tuhan Yesus, maka kita telah dilahirkan kembali dan citra Allah ada pada kita (Yohanes 3:5). Dan sebagai tanggungjawa kita adalah benar-benar anak Allah. Ketika Tuhan Yesus berpuasa selama 40 hari, Dia telah dicobai oleh iblis. Tetapi Dia telah menang atas pencobaan ynag dilancarkan oleh iblis. Mengapa dia bisa menang atas pencobaan?. Dia menang karena Dia telah mematikan kedaginganNya ketika dalam wujud seorang manusia. Bukti bahwa Dia telah mematikan kedaginganNya yaitu saat Dia dicobai untuk merubah batu menjadi roti. Tuhan Yesus melawannya dengan firman. Dia lebih taat terhadap apa yang menjadi kehendak Bapa disorga. Dia tahu bahwa manusia hidup bukan oleh roti saja atau sesuatu jasmani, tetapi oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah, dalam artian bahwa kita dapat hidup oleh perkara-perkara rohani. Dari kisah dia atas menyatakan bahwa Tuhan Yesus ingin menunjukkan bagaimana kita menjadi anak-anak Allah. Oleh sebab itu kita harus mampu menunjukkan citra diri kita sebagai anak-anak Allah, seperti yang diteladankan oleh Tuhna Yesus. Dan janganlah kita kecil hati dan merasa tidak mampu melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Tetapi percayalah bahwa kita mampu melakukan kehendak Tuhan karena Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita memiliki kemampuan yang luar biasa. Kita lihat Adam dan Hawa, ketika mereka mendapat hembusan nafas Allah maka mereka memiliki kuasa dan urapan, sehingga kemuliaan Allah memenuhi Adam dan Hawa. Demikian dalam kehidupan kita, apabila sudah ada kuasa Allah melalui karya Roh Kudus maka kita harus menjaganya supaya citra diri sebagai anak Allah tidak jatuh. Sebab apabila citra diri anak Allah jatuh maka citra diri kita menjadi rendah seperti binatang, contohnya orang yang memprcayai tentang horoskop atau sio. Mereka menyamakan dirinya dengan binatang sesuai lambang-lambang horoskop atau sio tersebut. Orang yang mempercayai horoskop atau sio pasti memliki kecendrungan untuk tidak bergantung kepada Tuhan tetapi begantung kepada nasib sesuai degan horoskop atau sio mereka. Tetapi kita sebagai anak Allah yang kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus mempunyai rancangan yang indah dan sanggup memenuhi segala kebutuhan kita. Dalam Injil Matius berkata: “karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, ….” (Matius 6:25-26). Hal inilah yang membuat kita tidak punya alasan untuk kuatir akan hidup ini. Kita lihat contoh yan lain yaitu kisah perjalanan bangsa Israel yang telah melakukan perjalanan selama 40 tahun menuju tanah perjanjian, mereka tidak pernah mengalami kelaparan walaupun perjalanan mereka melintasi daerah yang kering yaitu padang gurun, tetapi buktinya mereka diperlihara Tuhan walaupun mereka dalam jumlah yang sangat besar. Dengan demikia, bahwa keuatiran akan membawa keadaan kita semakin terpuruk dan tidak menujukkan citra diri kita sebagai anak Allah. Oleh sebab itu, janganlah kita membatasi diri dengan melihat keadaan atau latar belakang kita, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil. Memang meyakini hal ini tidak semudah kita membalikkan telapak tangan kita, karena seringkali pikiran kitalah yang berbicara,
bahwa kita tidak mungkin dapat meraih apa yang sudah dijanjikanNya. Oleh karena itu firman Tuhan menasehatkan kita, seperti yang tertulis dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi, yang berbunyi: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran da perasan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,….” (Filipi 2:5-11). Jadi, supaya kta tidak dibatasi oleh pikiran kita sendiri, maka kita harus menggunakan pikiran Kristus Yesus, karena dengan menggunakan pikiran Kristuslah, kita akan mendapatkan janji-janji Tuhan dan predikat sebagai imamat yang rajani benar-benar nyata dalam kehiduan kita. Dan apabila saat ini kita sedang mengalami masalah janganlah kita mengeluh, karena Than akan menunjukkan kuasaNya. Sebab tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengarkan doa kita. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-27
Sabtu, 12 September 2009 TERUS BERTUMBUH MENUJU KEDEWASAAN
“Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya. (Galatia 4:1-2) Setiap mahluk hidup yang ada dalam bumi ini pasti mengalami apa yang disebut dengan pertumbuhan. Dan masing-masing pertumbuhan tidak selalu sama walaupun jenis mahluk tersebut sama. Ada yang mengalami pertumbuhan secara cepat dan ada pula yang bertumbuh secara lambat. Pertumbuhan diawali dari kelahiran. Tanpa ada kelahiran maka selamanya tidak ada yang disebut dengan pertumbuhan baik secara jasmani maupun rohani, apalagi mencapai kedewasaan. Hal ini benar-benar tidak mungkin. Lalu bagaiman dengan kita, apakah diantara kita ada yang tidak mengalami pertumbuhan, walaupun sudah meyandang peredikat sebagai orang Kristen selama puluhan tahun? Atau jangan-jangan kita belum lahir baru? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini marilah kita koreksi diri kita masing-masing, selagi Tuhan memberi kesempatan untuk berbenah diri (baca Galatia 4:1-2). Pada ayat bacaan di atas, terdapat kata “akil balig/” (artinya: dewasa). Seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Tetapi setelah akil balig, hak ahli waris dapat diterimanya. Mengapa hal kedewasan ini menjadi target utama dalam kekristenan kita?. Karena dengan kedewasaan seseorang layak untuk menjadi seorang mempelai. Selain itu, orang yang sudah dewasa memiliki cara pandang atau pola pikir yang lebih luas dan sanggup mengerjakan pekerjaan yang besar. Untuk itu, mari kita lihat beberapa contoh pribadi yang memiliki pertumbuhan yang baik sampai mencapai kedewasaan, yatiu kehidupan Tuhan Yesus dan Yohanes pembaptis. Dalam Injil Lukas 1:80 dikatakan, “Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.” Sedangkan tentang Yesus Kristus, dalam Injil Lukas 2:52 dikatakan, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihii oleh Allah dan manusia.” Yesus dan Yohanes pembaptis sama-sama dewasa dalam jasmani, tetapi mereka juga dewasa dalam rohani. Memang kedewasaan jasmani tidak ada hubungannya dengan kedewasaan rohani. Tubuh mereka makin kuat, tetapi juga diimbangi dengan kekuatan rohani. Perlu kita sadari bahwa kita hidup dalam 2 dimensi, yaitu dimensi roh dan jasmani. Yohanes Pembaptis tinggal di padang gurun yang tidak ada apaapanya. Demikian juga dengan Yesus yang masuk ke padang gurun dan dicobai oleh iblis. Kita teringat juga dengan peristiwa bangsa Israel yang dipimpin Tuhan keluar dari tanah Mesir dan masuk ke padang gurun. Gunanya adalah agar bangsa Israel tidak hanya dewasa secara jasmani saja, tetapi juga dalam rohani. Kalau sudah dewasa rohani, maka di padang gurun sekalipun, Tuhan sanggup memberkati. Pada umumnya seseorang yang bertambah dewasa jasmani dan dibekali dengan pendidikan yang tinggi, biasanya memiliki kecendrungan pertumbuhan jasmaninya yang lebih dominan dibanding dengan pertumbuhan rohaninya. Dan apabila kita membaca dalam Roma 8:5-8, maka kita akan temukan nilai kebenaran. Dimana seseorang yang rohnya tidak mengalami akil balig, maka sudah menjadi ketentuan bahwa hidupnya bertentangan dengan keinginan Roh. Roma 8:9-10 berkata, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.”
Orang yang mengalami kedewasaan rohani akan mengalami mujizat dalam dirinya. Untuk itu tinggalkan segala perbuatan duniawi. Yakub gambaran manusia rohani dan Esau gambaran manusia jasmani. Esau dibenci Tuhan karena menganggap ringan tentang hak kesulungan. Orang yang dewasa rohani pasti semakin dicintai Tuhan. Baca Roma 9:13-14. Orang yang sudah mengalami akil balig, maka dia akan semakin dipercaya Tuhan. Oleh sebab itu tebuslah waktu yang telah kita buang dengan sia-sia dan gunakan kesempatan yang Tuhan berikan dalam mencapai kedewaaan penuh. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-28
Minggu, 13 September 2009 MENJADI KRISTEN YANG DEWASA
“Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.” (I Korintus 3:1) Dari hari ke hari kekerisenan kita harus semakin dewasa dan bukan lagi kekristenan yang kanakkanak. Seorang anak kecil tidak bisa dijadikan sebagai seorang mempelai. Yesus datang kembali untuk yang kedua kalinya bukan sebagi gembala lagi, tetapi Dia datang sebagai mempelai laki-laki. Selanjutnya akan diadakan perjamuan kawin Anak Domba. Dia akan menjemput gerejaNya yang dewasa. Untuk itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan mempelai pria yaitu Yesus Kristus, dengan meninggalkan kekristenan yang kanakkanak untuk menuju pada kekristenan yang dewasa. Waktunya sudah tidak lama lagi, untuk itu bergegaslah untuk beranjak dari hidup yang lama dan segeralah raih hal-hal yang membawa kita pada kehidupan yang kekal. Marilah kita lihat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kedewasaan seseorang belum mecapai tahap kedewasaan: Pertama, kurangnya konsentrasi terhadap kekristenan. Dengan adanya berbagai persoalan atau tuntutan hidup sehingga membuat seseorang mulai kurang konsentrasi terhadap kekristenan dan menganggap bahwa kekristenan hal yang biasa dan tidak mempunyai dampak apa-apa. Tetapi firman Tuhan menasehatkan, “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” (Ibrani 2:1). Persoalan atau pergumulan boleh ada namun jangan sekali-kali kita tidak respect lagi terhadap kekristenan, karena kita telah diangkat dari kegelapan dan dibawa menuju terangNya yang ajaib untuk melakukan perkara yang besar dan dipermuliakan bersama Dia yang telah memanggil kita (Ibrani 3:1). Apabila kita memperhatikan anak-anak, maka kita akan mendapatkan bahwa mereka gampang terombang-ambingkan atau mudah terpengaruh dengan berbagai macam hal. Dan apabila mereka memandang pada satu fokus maka perhatiannya bisa berubah ke lainnya. Mereka tidak konsentrasi pada satu fokus. Demikian juga dengan orang Kristen kanak-akanak pasti tidak konsentrasi dalam kekristenannya. Sedangkan apabila seseorang bertambah dewasa, maka ia akan semakin bisa berkonsentrasi pada satu aktifitas, demikianlah dengan hal kekristenan. Orang Kristen kanak-kanak, tidak akan konsentrasi dengan kekristenannya, ia akan mencari beberapa hal lain di luar kekristenan, seperti adat istiadat atau kebiasaan pada umumnya. Tuhan mau kita terfokus pada satu saja, yaitu Yesus. Yesus sudah sangat cukup untuk menjawab persoalan hidup ini. Kedua, suka makanan yang lunak. Berapa banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena mereka hanya mau makanan yang lunak. Mereka hanya ingin mendengarkan firman Tuhan yang menyenangkan telinga mereka. Padahal firman Tuhan berkata, “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.” (Ibrani 5:12-13). Jikalau seseorang belum bisa mengkonsumsi makanan keras maka kemungkinan dia seorang anak kecil, sakit atau seorang yag mau mati. Kalau kita tidak suka dengan firman Tuhan yang keras, maka kita pun masih anak-anak. Seorang anak-anak belum dapat menerima makanan keras karena pancainderanya belum terlatih. Apabila pancaindera rohani kita mau terlatih maka kita perlu makanan yang keras.
Saudara, janganlah kita tunda untuk mengisi diri kita dengan firman Tuhan karena itulah yang akan membawa kita pada pertumbuhan rohani. Firman Tuhan dalam II Korintus 4:7 berkata, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-29
Senin, 14 September 2009 PAHAMI STATUSMU DIHADAPAN BAPA
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.(Mazmur 103:13) Bapa itu sayang pada anak-anakNya, karena Bapa itu sumber, sumber dari segala sesuatu. Kalau ada suami istri. Bapak adalah kepala rumah tangga, kalau anak-anaknya lahir dan berbuat yang tidak baik bapak mesti bercermin, itulah cermin dari seorang bapak, perbuatan dari anak-anaknya. Kecuali kalau sudah menikah. Meninggalkan ibu bapanya, berdamping denga istrinya, lepas, tetapi selama di dalam rumah tangga, bapak itu penting. Bapak itu sumber, sumber dari segala sesuatu. Kita itu punya Bapa, Bapa yang kekal, sumber kehidupan, sumber segala sesuatu. Kita punya Bapa yang baik. Kalau hubungan kita dengan Bapa baik, maka semuanya, Bapa itu akan take care. Kalau kita memahami hubungan Bapa dan anak dengan baik maka kita akan memiliki iman yang lebih besar lagi untuk menghadapi setiap situasi yang ada di depan kita bahkan kita dapat mempercayai Yesus sanggup memberikan yang terbaik untuk kehidupanmu dan keluargamu, untuk itu pahami siapa dirimu dihadapan Allah Bapa, engkau adalah anak-anak Allah! Kita akan melihat keistimewaan dari hubungan ini. Sebagai seorang anak Allah, kita memiliki hak yakni sebagai pewaris janji dan mendapat perlindungan dan pelayanan malaikat (Rom. 8:17; I Yoh. 5:18; Mzm. 91:11). Keistimewaan apa saja yang menarik untuk dilihat dari seorang anak menurut janji Firman-Nya, mari kita pelajari; Menjadi ahli waris kerajaan sorga (Yoh. 1:12-13). Meminta dan menerima janji-janji Allah (Gal. 3:26-29; Mat. 7:7-11). Menerima janji-Nya hanya dengan percaya saja (Mrk. 11:24). Apapun juga yang kita perkatakan Dia akan melakukannya (sesuai dengan firman, baca Yakobus 4:2-3). Keluaran 33:17, 13, 12 b, apakah janji ini hanya berlaku untuk Musa? TIDAK. Kita pun juga merupakan pribadi yang telah menerima kasih karunia itu dan Yesus pun mengenal nama kita secara tepat. Sebab itu, apapun juga yang kita perkatakan Dia akan melakukannya. Amin! Melalui kebenaran ini kita akan berdoa dengan iman yang penuh keberanian dan pengertian yang benar sehingga kita tidak takut ketika akan memohonkan sesuatu pada Bapa kita, apakah itu berdoa untuk kuasa kegelapan yang sedang mencengkram keluarga, kota, gereja, dan bangsa kita. Sebab kita sudah mengetahui posisi kita dihadapan Tuhan yaitu sebagai anak Allah. Setelah pondasi diletakkan dalam iman kita (hati, pikiran, dan tindakan), mulailah MEMBANGUN ROH. Setiap orang dalam kehidupannya pasti memiliki kerinduan membangun dirinya, apakah itu membangun karakter, pendidikan, karier, rumah tangga, kapasitas pelayanan semakin diperluas, gereja yang mengalami pertumbuhan, maupun bangsa yang diberkati. Untuk itu kita harus terlebih dahulu merancangkan bangunan tersebut dengan Tuhan maka Tuhan akan memberikan blue printnya (Yak.4:13-17). Apa itu Membangun Roh? Kita lihat dalam I Kor. 3:10-11 “…..belajar dari ahli bangunan”. Dasar/pondasi menentukan tingginya bangunan (tiang pancang menopang struktur yang diatas), baca Mat. 7:24-27. Membangun Roh berarti membangun kemampuan rohani kita. Ef. 2:19-22, kita merupakan bangunan tempat kediaman Allah, dimana pikiran, perasaan, dan kehendak Allah tinggal didalamnya. Bagaimana kita dapat memahami pikiran, perasaan, dan kehendak Allah? BERDOALAH DIDALAM ROH (Ef. 6:18), merupakan suatu perintah yang harus dilakukan oleh semua orang percaya. Berdoa dalam roh merupakan salah satu perlengkapan senjata Allah saat kita mengadakan peperangan rohani dan merupakan dasar latihan peperangan rohani (SANGAT BERKUASA) Rom. 8:26-27.
Waktu Roh Kudus berbicara (blue print tercetak), maka ijin untuk merancang dan membangun pun dimulai. Jika tidak demikian, maka apa pun yang kita kerjakan hanya berasal dari pikiran kita semata/ pertanda yang salah atau rancangan kita pasti mengalami kegagalan. Blue print yang tersedia (rhema yang muncul dari setiap perkataan-Nya) mulai kerjakan. Artinya, mulailah menggambar, merancangkan satu pola dalam pikiranmu. Tahap pembangunan ini pernah dilakukan oleh Bezaleel dan Aholiab, ketika akan membangun Kemah Musa dan peralatan didalamnya, baca Kel. 31:3-4; Kel. 36:31-34, Bezaleel dan Aholiab, “merancang dan mengajar”. Dengan demikian, bangunan keluarga, karier, gereja, kota, bangsa kita menjadi bangunan-bangunan yang sesuai dengan hati Allah. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-30
Selasa, 15 September 2009 HUBUNGAN TUNANGAN DAN KRISTUS
“Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (II Korintus 11:2). Bila anda bertunangan dengan kekasih anda, maka cincin yang anda pakai saat bertunangan tidak lagi bernilai harta tetapi bernilai kasih. Ada ikatan resmi dalam suatu hubungan yang sudah masuk status bertunangan. Seorang tunangan mempunyai posisi yang mulai aman daripada sebagi seorang teman kencan saja. Pada status ini sumber berkat anda adalah dari kekasih. Satu kali waktu saya masih berpacaran, saya mempunyai keiginan yang kuat sekali untuk memberi sebuah baju bawahan pada kekasih saya. Tetapi saya tidak punya uang. Saya pikir bila minta uang pada ibu malu, karena mau memberi hadiah untuk kekasih. Akhirnya saya punya akal. Saya kumpulkan buku-buku sekolah waktu SMP yang tidak terpakai lagi dan saya jual di pasar Keputran Surabaya. Dengan uang yang ada saya dapat membeli kain yang bagus untuk saya berikan pada kekasih saya. Saya ingin mejelaskan pada anda, bahwa bukan hadiah berupa kain yang bagus yang memuaskan saya saat itu. Tetapi tercapainya keinginan hati saya untuk memberi hadiah yang bagus pada kekasih saya. Hal itulah yang memuaskan saya. Kerinduan saya untuk memberi sebagi orang yang mencintai. Begitulah Tuhan terhadap kita, Dia yang telah terlebih dahulu mengasihi dan mencintai kita. Dia banyak memberi hadiah yang mengejutkan pada kita, sesuatu yang kita tidak pernah bayangkan. Bila posisi anda dalam kehidupan rohani sudah ada pada status tunangan, andapun akan mendapat hadiah yang mengejutkan dari Kekasih hati anda yaitu Yesus Kristus. Keadaan anda tidak bertambah jelek tetapi akan bertambah baik. Tunangan itu saling mengasihi. Seorang yang mengasihi pasti ingin memberi yang terbaik dari yang dipunyainya. Saya ingin anda memberikan respon terbaik terhadap kasih Allah yang sudah diberikan buat anda, lewat segala sesuatu yang anda lakukan. Saya mempunyai istilah “Serius menanggapi kasih Allah”. Saya tidak pernah melayani Tuhan degan sembarangan dalam ibadah, saya selalu serius. Sering saya mengatakan “Tempatkan orang-orang yang benar” jangan pelayan Tuhan yang suka bermain-main sendiri, bicara sendiri. Saya tidak mau sembarangan dalam menanggapi kasih Allah. Kalau dulu sebelum bertobat memag saya tidak dapat menjadi contoh dalam pelayanan. Biarpun sudah melayani musik tetapi tidak serius dengan kasih Allah. Setiap selesai pujian lalu masuk pemberitaan firman Tuhan dan bila saya tidak menyukai pembicaranya maka yang saya lakukan adalah saya ajak isteri saya keluar gereja dan makan soto. Lain lagi dengan hal umum di gereja yaitu soal persembahan. Memang bukan jumlah uangnya tetapi cara memberikanya. Di ruang bendahara saya khusus menyiapkan setrika untuk nyetrika uang jemaat. Sebab kalau setiap Senin bendahara gereja menghitung uang persembahan, dan pasti menemui uang yang dibentuk menjadi kapal-kapalan. Ada juga yag dilumat seperti kertas yang mau dibuang ke sampah, dilinting-linting seperti rokok sehingga perlu untuk disetrika. Tetapi banyak juga yang ditata bagus dan dimasukkan dalam amplop, suatu persembahan yang bagus. Tuhan ingin anda memberikan respon yaitu sikap hati yang terbaik atas kasihNya. Ada penyertaan yang indah, penghargaan yang mengangkat tinggi dan memberkati tunangan Kristus. Sehingga membuat tunangan Kristus diperhatikan, dihargai, dihormati oleh orang lain, bahkan oleh orang yang belum mengenal kasih Kristus. Anda harus menopang status tunangan Kristus ini dengan kesucian yaitu bertumbuh dalam pengenalan Kristus dan menjadi serupa dengan Kristus, agar ikatan pertunangan itu tidak putus sampai memasuki pesta perjamuan kawin Anak Domba dan menjadi mempelaiNya. Amin
Doa Puasa Raya Hari Ke-31
Rabu, 16 September 2009 ALLAH SANGAT MERINDUKAN KITA
“Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.” (Mazmur 63:1-5) Inilah ungkapan raja Daud saat berada di padang gurun. Ungkapan ini bukan sekedar diucapkan di mulut saja, tetapi ungkapan ini benar-benar keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam. Lalu, mengapa ia harus pergi ke padang gurun kalau hanya sekedar mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan, apa tidak ada pekerjaan sehinga ia harus meninggalkan tahtanya untuk pergi ke padang gurun?. Saudara, hal ini merupakan ekspresi daripada kehidupan raja Daud yang sungguh-sungguh merindukan Tuhan. Ia pergi ke padang gurun untuk mengingat bagaimana Allah telah memberkati nenek moyangnya saat perjalanan menuju tanah perjanjian. Daud belajar untuk menjadi orang yang tidak sombong walaupun ia memiliki kedudukan yang tertingi di Israel yaitu sebagai raja. Selain itu juga, ia tahu bahwa kesombongan merupakan awal dari kehancuran. Oleh sebab itu ia senantiasa merendahkan diri dihadapan Tuhan, karena ia juga menyadari bahwa pada mulanya ia hanyalah seorang “kacung”. Tetapi oleh karena ia senantiasa merindukan dan mengingat kebaikan Tuhan, maka ia diangkat oleh Tuhan sampai menjadi raja. Demikian pula dengan kita, apabila kita senantisa merindukan dan mengingat kebaikan Tuhan, maka Tuhan akan mengangkat kita. Dan apabila Tuhan mengangkat maka tak seorangpun dapat menurunkannya, begitu sebaliknya apabila Tuhan sudah menurunkannya maka tak seorangpun sanggup untuk meninggikannya. Jadi kekuasaan itu mutlak ada di tangan Tuhan. Kerindan Daud terhadap Tuhan tidak hanya digambarkan seperti tanah yang tandus dan kering, tetapi digambarkan pula seperti rusa yang merindukan sungai. Seekor rusa tidak dapat menahan dirinya apabila ia sudah haus akan air/ merindukan sungai. Seekor rusa tidak akan memperdulikan bahaya apa yang akan menyerangnya apabila ia sudah ingin menikmati kesejukan air sungai. Begitu pula kerinduan hati Daud terhadap Tuhan, tidak ada satupun yang dapat menghalangi dia untuk bertemu dengan Tuhan, bukan karena ia seorang raja yang memiliki kuasa, tetapi kekuatan hatinya yang sedang merindukan Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita memiliki hati yang haus dan lapar atau rindu kepada Tuhan. Firman Tuhan juga berkata: “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (Yesaya 55:6). Dan perlu kita tahu juga bahwa sebelum Daud rindu untuk mencari Tuhan, terlebih dahulu Tuhanlah yang merindukan Daud. Demikian pula dengan kita saat ini, sebelum kita merindukan Tuhan, terlebih dahulu Tuhanlah yang merindukan kita. Kita lihat contoh kisah daripada Adam dan Hawa berbuat dosa, maka Allah yang terlebih dahulu mencari Adam dan Hawa sebagai bukti bahwa Allah sangat rindu untuk bertemu dengan manusia senantiasa. Oleh sebab itu, apabila kita rindu untuk betemu dengan Tuhan, maka tubuh kita harus benar-benar rindu akan Tuhan, karena tubuh kita adalah Rumah Allah. Dan apabila saat ini kita menjadi “domba yang hilang”, maka gembala yang baik itu akan mencari kita. Kalau domba itu sudah ditemukan maka Ia akan bersukacita, dan jikalau kita adalah “dirham”, maka Tuhan akan mencari kita, atau “anak yang hilang” maka Tuhan akan menunggu kita. Kalau kita menjadi “tunangan” yang kehilangan kasih maka Tuhan akan mengetuk hati kita untuk kembali kepada-Nya. Ini artinya, bahwa kalau kita mencari Tuhan dan Tuhan mencari kita, maka pasti ada titik temunya. Tetapi, yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah: apakah saat ini kita rindu kepada Tuhan atau tidak? jawaban ada pada diri kita masing-masing. Dari sinilah kita akan belajar dari kehidupan Daud, dimana Daud merupakan sosok hamba Tuhan yang senantiasa rindu untuk bertemu denga Tuhan, sehingga ia dapat
menuliskan mazmur-mazmurnya. Di dalam Yohanes 2:17 dikatakan, “Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Dalam ayat ini diceritakan bagaimana Rumah Allah dijadikan tempat jual beli oleh orang-orang Israel. Saat itu juga Tuhan membersihkan Rumah Allah dengan jalan mengusir orang-orang yang sedang berjual beli atau berdagang di Rumah Tuhan. Tindakan Tuhan Yesus ini merupakan gambaran kehidupan kita yang dibersihkan dengan darah-Nya karena tubuh kita dalah bait Roh Kudus. Dan hal ini dilakukan oleh Tuhan Yesus karena Dia memiliki kerinduan akan rumah-Nya.” Sekali lagi perlu kita ingat bahwa Dia yang terlebih dahulu memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan kita. Dan ketika kita juga memiliki kerinduan untuk bertemu denga Tuhan, maka yang terjadi adalah suatu pertemuan yang indah. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-32
Kamis, 17 September 2009 CEMBURU ILAHI
“Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (II Korintus 11:1-2) Kalau kita mendengar kata cemburu, maka kita akan menilainya sebagai sesuatu yang negatif, karena konotasi cemburu adalah iri hati. Tetapi disini dikatakan yaitu cemburu ilahi. Seandainya seorang suami tahu bahwa isterinya tertarik kepada orang lain, dan suaminya cemburu, apakah berdosa? Atau sebaliknya. Firman Tuhan berkata bahwa hal itu tidak berdosa karena Allah cemburu apabila milikNya diambil orang. Jadi cemburu disini bukan berarti iri hati, karena cemburu yang memiliki arti iri hati biasanya yaitu adanya suatu tindakan mengambil milik orang lain karena orang tersebut tidak punya. Dalam Yakobus 4:5 dijelaskan bahwa Roh Allah yang ditempatkan dalam hati kita memiliki sifat cemburu. Ia tidak mau milikNya sekali-kali dimiliki yang lain. Kalau Tuhan kita cemburuan maka kita harus jaga diri kita betul-betul. Untuk itu dalam ayat sebelumnya yaitu Yakobus 4:1-4 menegaskan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Untuk itu jangan sampai Roh yang ada dalam diri kita cemburu oleh karena kita bersahabat dengan dunia. Dan jikalau kita membuat Dia cemburu maka apa yang kita minta kepada Tuhan tidak akan dikabulkan. Marilah kita turuti Roh Kudus yang mempunyai sifat cemburu itu. Kalau kita berbuat hal-hal yang membuat kita bersahabat dengan dunia, maka Ia tidak menginginkan kita menjadi terhilang, oleh karena itu mari kita mempertahankan dengan berbagai cara agar kita tetap menjadi milikNya. Allah tidak menginginkan kita mendua hati yang akan membangkitkan kecemburuan daripada Tuhan. Dan hal itu dilakukan semata-mata oleh Tuhan karena Ia sangat mengasihi kita, selain itu tidak ada kasih yang melebihi kasih Tuhan. Sebagai umat yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan mengingatkan supaya kita tidak mendukakan Roh Kudus dengan membangkitkan kecemburuan Tuhan, seperti yang tertulis dalam I Korintus 10:22, “Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia. Berapa banyak orang merasa kaya, kuat, atau pandai dan mulai tidak menganggap Tuhan, padahal semuanya itu dari Tuhan. Tatkala kita menjadi sukses yang luar biasa tiba-tiba turun atau mengalami banyak musibah. Kalau kita ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh maka posisinya tidak tambah menurun tetapi semakin lama semakin naik dan keturunan kita keadaanya serba baik. Kalau Allah cemburu pada seseorang karena perbuatannya, maka Allah akan membalasnya. Misalnya kesalahan bapaknya dibalaskan kepada keturunannya, yaitu anak-anaknya, cucu-cucunya bahkan sampai keturunan keempat (Keluaran 20:4-5). Begitu sebaliknya, apabila pada mulanya seseorang hidupnya tidak karuan/jahat dan setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat maka hidupnya dipulihkan bahkan keturunannya semakin lama semakin naik, sampai pada cucu-cucunya. Kalau kita sudah menjadi orang yang percaya kepada Yesus dan Roh Allah yang ada pada kita itu mempunyai sifat cemburu, maka hidup kita hendaknya berpadanan dengan firmanNya. Karena orang yang membuat Allah cemburu bahkan sampai akhirnya menghujat maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai penyembah berhala. Dan orang yang menyembah berhala merupakan kekejian bagi Tuhan dan hidupnya akan habis. Sebagai contoh keluarga dari pihak ayah saya (Pdt. Abraham Alex T) yang menyembah berhala. Suatu ketika saya, kakak dan ibu saya diajak pergi ke kuburan oleh keluarga ayah untuk sembahyang sesuai adat istiadat. Pada mulanya ibu saya tidak mau tetapi sebagai seorang isteri tentunya tunduk pada suami, dan selain itu ibu saya dipaksa untuk ikut. Setelah pulang dari kuburan satu keluarga hampir musnah karena ketika naik andong (kereta kuda), dimana kudanya lari begitu kencang seolah-olah tanpa kendali sehingga terjadi kecelakan. Tetapi saya dan kakak saya tertolong karena didekap ibu saya. Hal itu merupakan peringatan karena ibu saya mendukakan Roh. Dan saat ini semua keluarga itu sudah tidak ada lagi, tetapi puji syukur keluarga dari ibu saya masih
tetap ada sampai sekarang dan hidup diberkati. Sebab kalau saya perhatikan keluarga dari pihak keluarga ibu saya telah membangun gereja mulai dari kakek, ibu, kemudian saya. Oleh karena itu sebagai keluarga Allah biarlah kita saling mendoakan supaya diantara kita masingmasing tidak ada yang jatuh. Dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang dapat memberikan keselamatan. Kita ini sudah dibeli untuk diselamatkan oleh darah Kristus, untuk itu kasih Yesus harus berakar tetapi kalau tidak berakar maka akan hilang. Kasih itu bertumbuh bahkan berbuah-buah. Tuhan itu mengasihi kita mulai dari level domba, seperti perumpamaan tentang seratus domba yang hilang satu, maka yang satu itu dicari sampai ketemu. Allah akan mengasihi domba yang telah ditemukan itu, tetapi kasih Allah hanya “1 persen”, selanjutnya sepuluh dirham yang hilang dan ditemukan maka kasih Allah hanya “10 persen”, dan meningkat lagi mengenai anak yang terhilang. Anak sulung sebenarnya tidak bertobat tetapi tetapi anak bungsu itu bertobat, sehingga dapat dikatakan kasih Allah hanya “50 persen”, lalu meningkat pada tunangan, kasih Allah kurang lebih “80 persen”, tetapi Tuhan menghendaki kasih yang sepenuhnya yaitu menjadi mempelai Kristus yaitu “100 persen”. Seperti sebagai seorang suami harus mengasihi isterinya 100 persen. Demikian Tuhan mengasihi kita sepenuhnya, oleh karena itu jangan membuat Dia cemburu terhadap apa yang telah kita lakukan. Kecemburuan Allah itu begitu kuat, karena dengan demikian kita dapat memahami bahwa Allah itu sangat mengasihi kita (Efesus 3:18-19). Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-33
Jumat, 18 September 2009 TETAPLAH SETIA
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Lukas 16:10-13) Berbicara mengenai kesetiaan maka kita tidak lepas dari unsur-unsur yang terkandung di dalam kesetiaan itu sendiri, yaitu: ketekunan, kesabaran dan dedikasi. Sifat setia itu memiliki nilai yang tinggi, bahkan melebihi kekayaan (Amsal 19:22) Dalam Lukas 16:10 firman Tuhan jelas menegaskan bahwa: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” Memang untuk mencapai perkara yang besar tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, tetapi perlu perjuangan. Karena disinilah akan terlihat apakah kita setia atau tidak, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang sulit untuk memberkati kita, tetapi Tuhan ingin melihat sejauh mana kesetiaan kita kepada dia. “Successful Bethany Families” merupakan pengalaman yang Tuhan berikan kepada kita dalam pelayanan sebelumnya. Kita percaya, bahwa Tuhan tetap memberikan keberhasilan sampai hari ini. Tetapi ingat, janganlah kita langsung berdoa untuk sukses, tetapi berdoalah untuk “faithfulness”/setia. Sukses adalah akibat dari kesetiaan. Kita harus setia kepada Allah kita, Tuhan Yesus Kristus. Kita semua ingin pelayanan kita berhasil. Kalau kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan memberikan kita perkara yang besar. Kalau kita tidak benar dalam perkara yang kecil, maka kita juga tidak benar dalam perkara yang besar. Pada tahun 2000, saya (Pdt. Abraham Alex T) menerima faximile dari Yerusalem, yang berkata, bahwa “kalau engkau setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan perkara yang lebih besar. Bahkan engkau akan menerima yang terbesar.” Waktu itu saya berpikir bahwa cukup hanya dengan membangun Graha Bethany Nginden saja. Tetapi Tuhan ingin menunjukkan sesuatu yang tidak pernah timbul dalam hati saya maupun saya bayangkan. Tuhan mau supaya saya melakukan perkara yang jauh lebih besar lagi. Puji Tuhan, kalau Tuhan menuntun untuk membangun Graha Bethany Nginden, maka untuk Menara Doa Jakarta, Tuhan pasti membuka jalan. Amin. Lalu, bagaiman jikalau kita jauh dari kesetiaan? Firman Tuhan mengingatkan: “jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal mammon yang tidak jujur, sipakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” (Lukas 16:11). Mammon adalah gambaran sesuatu yang kecil, sesuatu yang dapat lenyap (tidak kekal). Bahkan sifat mammon itu tidak jujur karena dia dapat beubah-ubah, dan pengaruhya sangat buruk. Karena mamonlah seseorang dapat menjadi sombong (musuh Allah), arogan dan lain sebagainya. Dan sebagai contoh yang perlu kita ingat adalah kisah daripada Lucifer, dimana Allah sebenarnya ingin menjadikan Lucifer menjadi tangan kananNya untuk proyek Kerajaan Allah. Tetapi sayang, Lucifer tidak setia sehingga dia harus mengalami kegagalan. Akhirnya Tuhan memperbaiki lagi alam semesta ini dengan menciptakan langit, bumi, terang dan lain sebagainya. Lalu Allah menciptakan Adam dan Hawa. Allah berharap mereka beranak cucu dan memenuhi bumi. Allah berjanji memberkati mereka. Karena pengalamanNya dengan Lucifer, Allah menguji Adam dan Hawa. Merekapun gagal dalam kesetiaan dan diusir dari Taman Eden. Dan pada waktu zaman Nuh, Allah kesal dan membinasakan manusia, kecuali Nuh dan keluarganya. Allah telah mengingat Nuh karena Nuh adalah orang yang setia dalam kesalehannya. Sehingga pada akhirnya anak cucu Nuh menjadi semakin
banyak, namun sayang, dalam generasi berikutnya mereka mendirikan babel. Dan pada akhirnya babel dihancurkan oleh Tuhan, karena mereka tidak setia lagi kepada Tuhan. Mereka mencoba melawan Allah dengan kesatuan mereka. Dan pada generasi berikutnya Allah mencari orang yang tetap setia kepadaNya dan dapat dipercaya, maka Salomo dipercaya dengan hikmat dan kekayaan yang luar biasa, tettapi ia sendiri tidak bisa dipercaya. Mammon yang ada pada Salomo tidak disertai dengan kejujuran terhadap Allah dan terhadap dirinya sendiri, sehingga Salomo mengobral mammon dengan isteri dan gundik yang banyak. Sudara, dari sekian banyak pengalaman-pengalaman telah tampak adanya suatu kegagalan dalam hal kesetiaan, tetapi ada satu pribadi yang tidak pernah gagal yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sampai di atas kayu salib, Dia tetap setia. Dia tidak pernah berubah dulu sekarang dan selamnya. Dia bukan mammon yang tidak jujur, Dia yang jujur dan berhasil dan tidak pernah gagal. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-34
Sabtu, 19 September 2009 TETAP BERKOMITMEN
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (I Korintus 15:58) Kata teguh dalam bahasa aslinya berarti setia. Isi daripada setia yaitu adanya komitmen yang tinggi. Sedangkan dalam kata komitmen itu sendiri mengandung suatu visi. Saat Yesus diutus ke dalam dunia ini penuh dengan komitmen dan Dia tidak sekedar menjalankan perintah Bapa, tetapi atas dasar visi yang telah Dia terima. Visi yang Dia kerjakan tidak pernah tergoyahkan meskipun harus menghadapi resiko yang besar. Walaupun muridNya rela mati untuk menggantikan kematianNya di atas kayu salib namun Yesus tetap berkomitmen dengan visi yang Dia terima. Setiap orang yang percaya kepada Yesus akan lahir baru sebagai imamat yang rajani. Untuk itu janganlah kita goyah saat mengahdapi berbagai pencoban karena kita sebagai imamat yang rajani. Saat ini kita bukanlah manusia yang terpuruk tetapi umat yang diberkati dan dipulihkan. Memang ditengah perjalanan hidup tentunya ada tantangan, sebab Tuhan tidak pernah berjanji bahwa peeerjalanan hidup kita mulus terus, tetapi yang Dia janjikan adalah memberikan kekuatan sehingga kita dapat menangungnya, seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Filipi: “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan keadaku.” (Filipi 4:13). Selama Yesus hidup dalam dunia ini, Dia senantiasa fokus terhadap komitmenNya. Dan untuk dapat tetap fokus terhadap apa yang menjadi komitmenNya, maka Dia mendisiplinkan diriNya sendiri dalam mengambil suatu keputusan, tentunya semuanya sesuai dengan kehendak Bapa. Lalu, bagaimana dengan kita sebagai anak-anak Tuhan, apakah kita juga punya sikap disiplin dalam mejalankan komitmen kita?. Apabila kita berani mengambil keputusan untuk mendisiplinkan diri kita, maka kemenangan demi kemenangan akan kita terima. Jangan sekali-kali kita mencoba mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, sebab kita akan mengalami kegagalan. Saudara, ketika kita melangkah penuh dengan kedisiplinan maka dalam jangka panjang kita akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Mungkin kita pernah mengalami kegagalan akibat tidak disiplin dalam menjalankan visi, tetapi biarlah kita kembali pada keputusan untuk kembali melakukan sesuatu sesuai dengan firman Allah. Apabila saat ini kita mengalami keadaan yang terpuruk, maka hal yang pertama kita lakukan adalah interopeksi diri. Apakah kita sudah keluar dari visi atau sudah menyeleweng dari kehendak Allah. Sebagai indikator daripada goyah atau tidaknya dalam menjalankan visi yang kita terima itu, apakah kita lihat dari kemerosotan dalam hidup ini atau sedang diberkati baik dalam hal pekerjaan, keluarga maupun usaha yang semakin berkembang. Langkah demi langkah Allah membuktikan kuasaNya. Apabila saat ini kita meneliti diri sendiri mengalami banyak tantangan biarlah kita sadari bahwa kita akan mendapatkan mujizat dari Allah yang luar biasa, asalkan tidak goyah. Semakin besar cobaan yang kita alami maka semkain besar pula mujizat yang akan kita terima (Yakobus 1:2-6). Saat kita mengalami cobaan janganlah cepat mengambil keputusan untuk mengandalkan kekuatan kita sendiri. Orang yang mengandalkan diri sendiri akan terkutuk, seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5. Segala sesuatu pasti ada waktunya, termasuk jawaban segala permohonan kita kepada Tuahn, karena Thuan merindukan kita memiliki iman yang matang. Dalam melayani Tuhan kita harus tetap menyala-nyala, seperti nasehat rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Roma: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11), karena hal ini akan membuat kita tetap teguh dalam mengiring Dia. Dan perlu kita ketahui bahwa setiap orang yang memiliki Roh Kristus maka Dia akan tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan seperti Tuhan Yesus saat berada di dalam dunia untuk mengemban tuugasNya (I Yohanes 5:4). Di dalam diri Yesus ada Roh Kudus yang membuat dia menyala-
nyala dalam melayani pekerjaan BapaNya, bahkan sampai di atas kayu salibpun Dia tetap mau mengampuni orang yang menganiayaNya. Kita sangat percaya bahwa Roh Allah ada dalam diri kita, tentunya kita tetap teguh dalam menjalankan visi yang telah diberikan Tuhan kepada kita, karena semuanya itu akan membuat kita dipercaya oleh Tuhan untuk melakukan perkara-perkara yang besar, walaupun terlebih dahulu kita mengawalinya dari perkara-perkara yang kecil (Lukas 16:10) dan sepanjang perjalanan hidup kita untuk mencapai pada perkaraperkara yang besar tidak lepas dari berbagai macam pergumulan. Tetapi jangan putus asa sebab segala jerih payah yang kita lakukan tidak sia-sia. Melalui beberapa penjelasan diatas, biarlah kita tetap memilki komitmen dalam melakukan kehendak Tuhan dan lebih sunguh-sungguh lagi dalam melakukan pekerjaanNya di atas muka bumi ini. Karena Tuhan rindu setiap kita sebagai umat pilihanNya didapati sedang bekerja (melakukan kehendakNya) saat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan memberikan upah kepada kita (Matius 24:46). Amin
Doa Puasa Raya Hari Ke-35
Minggu, 20 September 2009 RELEVANSI KASIH DALAM KEHIDUPAN
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” (I Yohanes 4:7-11) Dunia telah mnegalami kekeringan akan kasih, sehingga pada waktu dimunculkan hari Valentine, maka ditangkaplah “kasih” itu. Walaupun demikian Iblis menungganginya lagi dengan berbagi cara, sehingga “kasih” yang sebenarnya merupakan kebutuhan bagi dunia ini menjadi salah. Sebetulnya arti atribut-atribut “valentine” sendiri, seperti cupid, merupakan lambang-lambang dari dewa, yaitu penyembahan berhala. Oleh sebab itu, kita sebagai anak-anak Allah biarlah kita menyatakan “kasih yang murni” yaitu kasih yang dari Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa kita mengasihi karena Allah terlebh dahulu mengasihi kita. Bagaimana kita dapat mengasihi Allah, jikalau mengasihi sesama manusia saja kita tidak bisa. Ada seorang filosofi dunia yang berkata bahwa “seseorang tidak dapat mengasihi saudaranya dikarenakan mereka tidak dapat mengasihi diri sendiri.” Ini merupakan pendapat yang tidak tepat, karena orang yang sangat mengasihi dirinya sendiri, tentunya dia akan membenci orang lain. Jadi yang benar adalah “Orang tidak bisa mengasihi saudara atau sesamanya, karena mereka tidak mengasihi Allah.” Dan perlu ketahui bahwa kasih Allah memotivasi seseorang untuk dapat mengasihi orang lain. Ada beberapa hal penting mengenai kasih yang harus kita pahami, tentunya ditinjau dari sisi iman Kristen: 1. Kasih itu adalah perintah yang harus ditaati Dalam Lukas 10:27 terdapat kata “kasihilah”, yang intinya menunjuk pada suatu perintah. Dan perintah ini tidak dapat dilanggar, maka sama dengan ketika kita berbuat dosa. Namun dalam kenyataannya kita sering melakukan tindakan kasih yang disertai dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, kita mengasihi seseorang apabila orang tersebut juga mengasihi kita atau memberi keuntungan kepada kita. Tetapi sebaliknya bagi orang yang tidak mengasihi atau memberi keuntungan kita dianggap sebagai lawan atau kompetiter. 2. Kasih adalah pilihan yang harus kita ambil. Wahyu 2:4 berkata, “namun demikian aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Bukan kasih yang meninggalkan mereka, tetapi merekalah yang meninggalkan kasih itu. Kasih itu tidak akan pernah hilang, dan jikalau kasih itu tidak ada dalam kehidupan kita, itu berarti kita telah meninggalkan kasih itu. Bukti dari pernyataan kasih dalam kehidupa kita adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Sebagai gambaran yang sederhana yaitu bahwa kereta tidak dapat ditaruh di depan kuda, karena pasti sulit untuk berjalan. Jadi, kasih kepada Allah dahulu kemudian kita akan dapat menagsihi orang lain dengan mudah. Bagian yang sukar tentang kasih adalah kasih kepada Allah. Kalu kita berkata bisa mengasihi Allah, tetapi bukti mengasihi saudara tidak ada, sebetulnya kita belum sampai kepada “kasih kepada Allah.” Sebab aplikasi dari mengasihi Allah adalah jika kita mengasihi sesama kita. Sebetulnya lebih mudah untuk mengasihi Tuhan dengan kasih yang luar biasa, karena kesempatan untuk mengasihi Allah lebih besar karena sewaktu-waktu kita bisa bertemu dengan Tuhan. Kita memiliki banyak “cara” untuk mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan secara khusus. Untuk itu jadilah orang yang mengasihi Tuhan secara “khusus” bukan seperti “pada umumnya.” Orang-orang khusus adalah orang-orang yang sangat mencintai Tuhan. Kalau Dia sewaktu-waktu bisa ditemui, maka dengan berbagai “cara” kita dapat menyatakan kasih kita kepada Tuhan.
Selanjutnya, berkat apa yang Tuhan berikan jika kita sunguh-sungguh mengasihi Tuhan? Ulangan 11:13-15 berkata, “Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.” Kalau kita mengasihi Tuhan secar khusus, maka ia memberikan huja awal dan hujan akhir secara bersam-sama. Tuhan akan memberikan kepada kita, berkat (gandum), sukacita (anggur), dan urapan (minyak) kepada kita. Kalau kita termotivasi untuk mengasihi Tuhan secara khusus, intim dengan Dia, senantiasa bercakapcakap dengan Dia, berkorban, dan hal yang khusus lainnya, maka berkat Allah tercurah secara luar biasa dalam hidup kita. Selain itu, Tuhan akan memberikan pemulihan kepada kita seperti dalam Yoel 2:25-26. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-36
Senin, 21 September 2009 HUBUNGAN KEPALA DAN TUBUH
“Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.” (I Korintus 11:3) Tahun ini merupakan tahun kemajuan, dan kita sudah diperkenalkan sebelumnya dengan kebenaran firman Tuhan, bagaimana tahun kemajuan ini akan sungguh-sungguh saudara alami dan nikmati. Saudara, engkau harus memeprhatikan hubunganmu dengan Tuhan Yesus. Hubunganmu harus lebih erat lagi/ manunggal. Ingat kembali bagaimana hubungan antara pencipta dan yang diciptakan, hubungan penjunan dan tanah liat, hubungan gembala dan domba-dombanya, hubungan Bapa dan anak, hubungan pokok anggur dan carang-carangntya, hubngan tunangan dan kekasih. Dan sekarang kita akan melihat hubungan antara kepala dan tubuh. Satu ayat lagi Efesus 1:10, “sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Kepala itu sekarang dimana? Kristus itu dimana sekarang? Di surga, di surga!. Dia kirim RohNya, RohNya ada pada kita, itu mempersatukan. Pada akhir zaman, kalau Tuhan Yesus datang kembali, kepala dan tubuh itu menjadi satu kembali, tubuh itu adalah gereja, jemaat ini, menjadi satu dengan Tuhan. Maka kalau hubungan itu baik, hubungan kepala dan tubuh, saudara yakin kita mendapat hidup kekal selama-lamanya!. Kita akan masuk juga ke surga dengan kepala itu. Kepala dan tubuh itu menjadi satu, menarik kita semua ke surga. Jadi, hubungan kepala dan tubuh itu harus baik, harus sempurna dihadapan Tuhan, tidak ada yang murtad, tidak ada yang undur diri, tidak ada yang malas untuk berbakti, semua memuji Tuhan, semua menyerah, mensyukuri pemeliharaan Tuhan, lekat, tetap dekat bahkan lekat kepada Tuhan. Yang terakhir, kepala dan tubuh itu menjadi satu. Kalau terlepas kita akan mati, jadi mesti tetap ada pada kepala itu sehingga kita yakin kita selamat, bukan ilustrasi, bukan bayangan, tetap kenyataan memang kita selamat dalam nama Yesus Kristus. Amen. “THE YEAR OF PROGRESS” (TAHUN KEMAJUAN) akan terjadi dalam hidup kita. Kita harus mempunyai hubungan dengan pemimpin kita, our exellent leader atau Yesus Kristus. Hubungan yang lebih dalam lagi. Kita memang belum sempurna, tetapi yakinlah, sampai Ia yang sempurna menyempurnakan hidup dan pelayanan kita. Percaya keadaanmu maju tahun ini. Maju secara rohani dan jasmani, semuanya maju dalam Kristus. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-37
Selasa, 22 September 2009 JALAN NAIK
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23) Setiap orang pasti ingin menglami apa yang disebut dengan peningkatan atau kemajuan. Baik itu secara rohani maupun secara jasmani. Sehingga setiap orang berusaha dengan segala kemampuannya untuk menggapai semuanya itu. Tetapi seluruh upaya manusia adalah sia-sia, sebab semua manusia telah jatuh dalam dosa. Saudara, dalam ayat bacaan diatas terdapat dua hal yang bertolak belakang, yaitu kematian yang kekal (maut) dan kehidupan yang kekal. Dan saat ini kita akan membahas kedua hal diatas secara detail. Upah dosa ialah maut Saudara, perlu kita ketahui bahwa transisi dari dosa menuju maut akan didahului oleh kemiskinan, berbagai macam cobaan, tekanan hidup, sakit penyakit, kebangkrutan, sampai mencapai titik yang terberat tanpa adanya pengharapan. Dan transisi ini dapat diibaratkan seperti orang yang sedang berjalan pada tangga yang menurun. Demikian halnya jalan hidup semua manusia pada umumnya yaitu berjalan menurun; walaupun ada orang yang tampak (secara kasat mata) jalan hidupnya naik karena dipenuhi dengan harta kekayaan secara duniawi, tetapi sebenarnya jalan hidupnya menurun yang diakhiri dengan kematian. Dan melalui pernyataan ini mungkin timbul pertanyaan: mengapa ada orang percaya (Kristen) mengalami berbagai macam pergumulan seperti yang tertera diatas? itu semua atas seijin Tuhan yang bertujuan untuk membangun iman kita dan bukan untuk mencelakakan kita. Karunia Allah ialah hidup yang kekal Suatu keadaan seperti disebutkan diatas (upah dosa adalah maut), maka Allah tidak tingggal diam, karena itu bukan recana Allah terhadap manusia. Tetapi yang Allah lakukan adalah Ia mengutus putraNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk turun kedalam dunia dan membawa manusia hidup dalam rencana Allah. Karena sejak kita merima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka langkah kita tidak berjalan pada “tangga yang menurun” tetapi berjalan pada “tangga yang naik”. Dalam proses ini terjadi pemulihan , baik dalam rumah tangga, usaha, keluarga dan lain sebagainya. Dan langkah-lagkah kita setiap hari diperbaharui sampai menuju pada kehidupan yang kekal. Memang, sementara masuk dalam proses, kehidupan kita tidak akan berjalan mulus seperti yang kita harapkan, sebab dalam firman Tuhan telah dikatakan bahwa dalam dunia ini banyak onak dan duri (pergumulan hidup), tetapi kita tidak perlu kuatir karena kita memiliki pengharapan yang tidak tergoyahkan yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sebab melalui keadaan seperti inilah Allah ingin menunjukkan kuasaNya terhadap dunia bahwa anak-anakNya sedang dituntun menuju “tangga yang naik”. Langkah yang harus kita ambil untuk tetap ada dalam kasih karuniaNya adalah langkah iman dan perbuatan. Sebab firman Tuhan berkata: “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yakobus 2:22). Langkah rohani (iman) ini merupakan hal yang utama sebelum kita melangkah secara jasmani. Keduanya sama-sama penting dan berlaku dalam kehidupan ini, sebab kita hidup dalam dua dimensi (rohani dan jasmani). Dan orang yang beriman senantiasa melangkah maj (Ibrani 10:37-39). Langkah iman (Efesus 3:15-21) Langkah ini merupakan fondasi dalam kehidupan kita yaitu: 1. Percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 15); 2. Roh Kudus, yang kaya, yang kuat itu beserta dengan kita (ayat 16); 3. berakar dan berdasar di dalam kasih, sebab Allah sangat mengasihi kita (ayat 17). Ketika kita masuk dalam ketiga fase tersebut maka kita akan dapat memahami betapa lebar, panjang serta dalamnya kasih Kristus kepada kita. Untuk itu jangan sampai kita membuat kesalahan yaitu kembali pada kehidupan yang lama (hidup dalam dosa). Sebab, kalau kita
berdosa, maka langkah kita menurun. Tetapi hidup kita harus melangkah naik sampai kita dipenuhi dengan kepenuhan Allah (ayat 18-19), karena didalam diri kita ada kuasa yang bekerja secara luar biasa (ayat 20-21) Langkah perbuatan (Yakobus 2:26) Dalam Yakobus 2:26 diatakan: “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Dari ayat ini menunjukkan bahwa iman selalu berjalan bersama-sama dengan perbuatan. Karena perbuatan itu merupakan refleksi daripada iman, seperti yang tertulis dalm Yakobus 2:18, “Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatanperbuatanku.” Jadi iman itu akan tampak apabila ada perbuatan. Oleh sebab itu, biarlah kedua langkah-langkah diatas merupakan bagian dalam kehidupan kita, supaya kita tetap berada dalam kasih karunia Allah dan dibawa menuju “jalan yang naik/kemajuan”. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-38
Rabu, 23 September 2009 HIKMAT DARI ALLAH
“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” (Amsal 9:10) Sesuai dengan ayat bacaan di atas telah dinyatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan akan mendapatkan hikmat. Namun pernyatan ini sangat kontroversial dengan pandangan banyak orang. Mereka berpendapat bahwa orang yang telah menyelesaikan studinya pada jenjang yang paling tinggi, maka orang tersebut dianggap sebagi orang berhikmat. Padahal sebenarnya, orang yang sudah lulus dalam menyelesaikan sekolahnya belum tentu mempunyai hikmat, tetapi hanya memiliki pengetahuan, dan hal ini sudah pasti. Hikmat itu sendiri dapat diperoleh apabila kita takut akan Tuhan dan melakukan segala perintahNya. Kalau diteliti, bahwa manusia mempuntai otak yang diciptakan oleh Tuhan yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri merupakan rasio, contohnya dua ditambah lima sama dengan tujuh. Sedangkan otak kanan merupakan hikmat misalnya dua ditambah lima sama dengan “lima ribu orang kenyang”. Saudara, seandainya otak kiri diisi dengan ilmu kedokteran maka orang berpendapat bahwa orang yang sudah mati empat hari tidak bisa bangkit. Pendapat tersebut dinyatakan benar karena sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka terima, tetapi otak kanan berpendapat berbeda. Orang yang sudah mati empat hari bisa bangkit, contohnya seperti Lazarus. Otak kanan berpendapat demikian atas dasar percaya atau iman kepada Tuhan Yesus. Contoh lain, yaitu orang yang buta sejak kecil apabila menurut otak kanan bisa melihat tetapi menurut otak kiri bahwa orang yang buta sejak kecil adalah takdir. Amsal 3:13-14, “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.” Yang dimaksud denga kata “hikmat” pada ayat yang telah tertera diatas adalah wahyu dari Tuhan. Orang dunia tidak pernah memikirkan tentang wahyu Tuhan, melainkan mereka hanya memikirkan tentang skill atau keahlian saja. Berbeda dengan orang yang percaya kepada Yesus, dalam hidupnya ada Roh Kudus, sehingga di dalam dirinya muncul hikmat. Akibat orang yang mendapatkan hikmat akan mengalami kesuksesan yang luar biasa. Kerapkali orang merindukan hikmat Tuhan tetapi mereka tidak mendapatkan karena mereka memadamkan Roh Kudus yang ada didalam dirinya, padahal Roh Kuduslah yang memberikan hikmat atas kita. Manusia cenderung menggunakan kepandaiannya saja daripada mengandalkan kuasa Roh Kudus. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh menggunakan akal budi kita tetapi hal yang utama adalah kita mengandalkan hikmat dari Tuhan yang didukung oleh skill atau kepandaian kita. Sebab di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Daud termasuk orang yang IQ-nya kurang sehingga ia harus dijadikan gembala domba (Mazmur 73:22). Namun kakak-kakak Daud memiliki perawakan yang tinggi besar dan IQ-nya cukup tinggi pula. Meskipun Daud IQ-nya rendah tetapi didalam diri Daud ada Roh Allah yang dahsyat sehingga menjadikan diri Daud sebagai pribadi yang luar biasa. Bukti dari kekuatan Roh Allah yang ada dalam diri Daud yaitu Daud sanggup mengalahkan singa, beruang dan binatang buas lainnya. Kita tidak bisa mengukur kemampuan seseorang hanya secara lahiriah saja karena kita akan tertipu oleh penampilan seseorang. Karena, kadang-kadang orang yang kelihatannya sederhana tetapi di daamnya ada Roh Allah, maka orang tersebut termasuk orang yang luar biasa. Kepandaian memang harus dipakai, tetapi yang terutama adalah wahyu dari Tuhan supaya setiap langkah yang kita kerjakan dalam kekuasaan Tuhan. Apabila kita hanya mengandalkan kepandaian saja, maka yang terjadi dalam diri kita adalah kegagalan bahkan kutuk akan menimpa kita, seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5. Oleh karena itu, supaya kita senantiasa mendapatkan hikmat dari Tuhan maka janganlah sekali-kali mendukakan atau memadamkan Roh Kudus, karena Roh Kuduslah yang mengerti isi hati Allah. Dan apabila Roh Kudus ada dalam diri kita maka kita tahu apa yang menjadi keinginan Allah atas hidup kita (I Korintus 2:10).
Saudara, saat kita hidup dipenuhi oleh Roh Kudus maka wahyu dari Tuhan akan turun atas kita untuk memimpin setiap langkah-langkah kita untuk melakukan pekerjaan yang luar biasa. Tetapi apabila kita sudah mendukakan atau memadamkan Roh Kudus maka langkah-langkah yang kita ambi bukan tuntunan dari Tuhan tetapi kemampuan kita sendiri yang mengakibatkan banyak kesalahan dalam mengambil keputusan. Apabila ada rasa benci, kecewa, kepahitan maka hal itu akan menghambat kita untuk mendapatkan wahyu dari Tuhan. Padahal modal manusia roh adalah wahyu Tuhan, mendapat nubuatan, dipimpin Roh Kudus, berjalan dalam iman, berdoa dalam roh. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-39
Kamis, 24 September 2009 MENJADI GEREJA YANG SEMPURNA
Apabila kita melihat rencana Tuhan itu sangat luar biasa, dimana manusia yang merupakan umatNya tealah diberi kuasa untuk menguasai bumi, tetapi kenyataannnya manusia telah banyak mengalami kegagalan. Hingga suatu saat muncul Abraham. Abraham dipilih Tuhan dan kemudian berlanjut kepada Ishak dan Yakub. Yakub memiliki pengalaman lewat mimpinya, yaitu melihat tangga antara bumi dan sorga dimana Malaikat Allah turun naik. Untuk itu kita harus meyakini bahwa bumi ini adalah milik Tuhan dan kita adalah umat Tuhan, walaupun selama ini kita masih melihat keadaan yang bercampur-baur dimana manusia dikuasai oleh dosa sehinga belum semuanya menjadi milik Tuhan. Walupun “sertifikatnya” adalah milik Tuhan, tetapi bumi ini sebgaian besar dikuasai iblis. Rencana Allah berjalan terus sampai suatu saat seperti tertulis dalam Yohanes 1:51, yang berbunyi: “Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” Yaitu Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Yesus adalah tangga dan menjadi penghubung kita dengan Allah. Hubungan antara kerajaan Alah dengan bumi ini dihubungkan oleh Yesus. Ini berarti bukan hanya sorga saja yang bersih dari iblis, tetapi suatu saat bumi ini juga akan diambl alih oleh Tuhan Yesus. Wahyu 12:7-12 menceritakan ada suatu peperangan dan dimenangkan oleh Yesus pada waktu Dia disalib, dikuburkan dan bangkit. Iblis sudah dilemparkan. Tetapi saat ini kita belum masuk Sorga, masih di bumi. Untuk itu bagaimana posisi kita saat ini, apakah hidup kita sudah berkenan di hadapan Allah?. Dan untuk menjawab pertanyaan ini maka terlebih dahulu kita akan belajar melalui gambaran dari beberapa jemaat yang tertulis dalam Wahyu pasal 1-3, dimana disitu ada suatu nesehat untuk gereja Efesus yang kehilangan kasih mulamula, gereja Smirna yang duduk di tengah-tengah takhta iblis. Pergamus yang kesusupan ajaran Bileam, Tiatira yang kemasukan pengajaran Isebel, Sardis yang kelihatannya hidup tetapi sudah mati, Philadelpia supaya semakin setia, Laodikia yang suam-suam kuku. Untuk itu kita perlu belajar agar tidak seperti gereja tersebut di atas, sebab sudah waktunya jemaat menjadi lebih dewasa. Mari kita meresponi dengan baik akan hal ini, supaya Tuhan menyempurnakan gerejannya (kita) dari segala kelemahan dan kekurangan. Saudara, dari beberapa gambaran jemaat diatas biarlah menjadi suatu peringatan atau pelajaran yang akan menjadikan kita supaya jangan sampai kita lemah seperti Efesus dan kekenam jemaat lainnya, tetapi biarlah ibadah kita diluruskan dan tetap berapi-api dalam melayani Tuhan. Lalu, apakah dampaknya apabila gereja Tuhan disempurnakan? Kalau gereja Tuhan disempurnakan maka kita kan menerima beberapa hal berikut, seperti yang tertulis dalam Wahyu 5:11-12; 1. menerima kuasa, dan 2. kekayaan, dan 3. hikmat, dan 4. kekuatan, dan 5. hormat, dan 6. kemuliaan, dan 7. puji-pujian. Untuk dapat menjadi gereja yang sempurna itu memang tidak gampang, tetapi harus ada harga yang dibayar yaitu memikul salibnya setiap hari dan menyangkal diri. Karena melalui hal inilah maka kita akan sanggup hidup seiring dengan firman Tuhan. Sebab Tuhan merindukan agar saat kedatanganNya yang kedua kali, kita didapati dalam kondisi tidak bercacat cela di hadapanNya. Oleh sebab itu marilah kita gunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada kesempatan kedua. Firman Tuhan juga menasehatkan: “…pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:16). Kata “pergunakanlah” dalam terjemahan lain berarti “tebuslah”. Jadi kita harus menebus hari-hari yang tealah kita buang sia-sia, untuk diisi dengan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan selama masih ada kesempatan. Dan janganlah bertindak seperti lima gadis yang bodoh, dimana kelima gadis ini sudah diberi pelita, tetapi mereka tidak mempersiapkan diri untuk mengisi minyak pada pelita mereka, sehingga saat kedatangan mempelai laki-laki, pelita mereka dalam posisi kehabisan minyak, dan akibatnya pelita mereka padam. Dan sesampainya mereka di tempat perjamuan kawin, pintu sudah ditutup. Lalu mereka berkata “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!” tetapi Ia menjawab: “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” (Matius 25:11-13). Untuk itu, marilah kita berjaga-jaga senantiasa untuk menjadi gereja yang sempurna. Amin.
Doa Puasa Raya Hari Ke-40
Jumat, 25 September 2009 JESUS, MY EXELLENT LEADER (Yesaya 9:1-6)
Keadaan kita dulu berjalan dalam kegelapan, tersesat bahkan sering mengalami jalan buntu (deadlock). Tetapi puji Tuhan, dimana saat ini sudah menerima Yesus sebagai pemimpin kita yang sempurna yang senantiasa memimpin kita baik di tahun mendatang maupun tahun-tahun berikutnya. Apabila Ia memimpin kita maka selayaknya kita mengalami suatu progress (kemajuan/kberhasilan). Tahun 2008 adalah tahun penuaian sedangkan tahun 2009 adalah tahun kemajuan. Jikalau kita sama-sama maju maka diantara kita tidak ada kompetisi maupun iri hati, karena seluruh jemaat sama-sama maju. I Korintus 11:1 berkata: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Hal ini dikatakan oleh rasul Paulus sebagai pengikut Kristus. Dia telah menyatakan kepada jemaat Korintus, Efesus, Filipi dan jemaat lain untuk mengikuti Paulus, seperti Paulus mengikut Kristus. Kata-kata “jadilah pengikutku seperti aku mengikut Kristus”, artinya kalau kita dipimpin oleh pemimpin yang sempurna maka kita semua akan maju dan berhasil, seperti motto gereja kita yaitu Successful Bethany Families. Kalau kita memiliki pemimpin yang sempuurna maka dalam kehidupan kita harus ada progress (kemajuan/keberhasilan) Sekarang kita mengalami krisis ekoomi, dan semuanya kelihatan lesu karena semua serba sulit. Tetapi kita tergantung kepada pemimpin yang sempurna. Walaupun dunia mengalami kegoncangan baik secara ekonomi, keamanan, dan lainnya, tetapi kita tetap berdiri teguh sebab kita berada dalam kerajaan yang tak tergoncangkan yaitu suatu kerajaan yang dipimpin oleh pemimpin yang luar biasa. Ia disebut sebgai Penasehat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal dan Raja Damai. Daud merasakan bimbingan, perlindungan, pemeliharaan maupun penyertaan Tuhan sebagai pemimpin yang luar biasa, sehingga ia mengungkapkan is hatinya dalam bentuk pujian seperti yang tertulis dalam Mazmur 133:1-3. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa urapan mulai dari atas kepala, kemudian meleleh ke janggut, sampai ke jubah Harun. Hal ini meprupakan gambaran daripada gereja Tuhan. Dimana pemimpin kita (Yesus Kristus) sangat diurapi Tuhan kemudian turun kepada ketua sinode, gembala sidang, gembala wilayah, gembala sektor, selanjutnya gembala FA dan gembala keluarga. Dan kita akan maju bersama-sama untuk diberkati bersama-sama. Sebab dalam Mazmur 133 dikatakan alangkah indahnya apabila kita hidup rukun, diam bersama-sama. Misalnya, apabila ada seorang adik diberkati, sedangkan kakaknya belum diberkati, maka janganlah ada iri hati tetapi mengucap syukurlah, sebab Allah akan memberkati kita, begitu pula sebalikya. Urapan itu datangnya dari atas, dan urapan itu sudah ada di atas kita. Oleh sebab itu janganlah kita takut terhadap kondisi yang seperti saat ini karena Allah telah mengurapi kita. Dan apabila kita lihat lebih jauh bagaiana Allah sebagai pemimpin kita memimpin hidup kita, maka kita akan bangga punya Allah seperti Dia yaitu Yesus Kristus namanya. Dalam Mazmur 23:1-6, disitu dikatakan bahwa Dia adalah gembala yang membawa kita dalam kelimpahan, selain itu Ia memimpin kita ke padang berumput hijau dan air yang tenang, maksudnya kita dipelihara senantiasa. Untuk itu pastikan bahwa pada tahun 2009, baik keluarga, usaha kita dalam keadaan tenang. Janganlah panik menghadapi keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan seperti yang kita saksikan dari berbagai macam media masa. Ayat 3 memberikan nasehat agar kita membawa nama Yesus dimanapun kita berada dan berjalan dalam kebenaran, sebab firman Tuhan berkata bahwa kebenaran itu memerdekakan kita. Sedangkan pada ayat 4 dijelasakan bahwa kita kadang-kadang masuk dalam bahaya, tetapi semua itu untuk membuktikan
bahwa kuasa Tuhan lebih dahsyat dari bahaya yang sedang kita hadapi. Sedangkan ayat 5 memberkan pengertian bahwa kita diurapi oleh Tuhan. Walaupun kadang-kadang kita menghadapi bermacam-macam musuh, tetapi Tuhan senantiasa memberikan piala kemengan kepada kita. Tuhan selalu hadir baik dalam keluarga, pelayanan maupun pekerjaan kita, sebab Dia yang memimpin kita untuk mencapai kemajuan/keberhasilan. Sekali lagi saya tegaskan, bahwa, apabila kkita dipimpin oleh pemimpin kita yang sempurna maka kita harus mengalami progress. Lalu bagaimana caranya? Mari kita baca dalam II Timotius 2:3-4, disana dikatakn bahwa kita maju seperti prajurit. Prajurit itu disilin. Pada waktu dia perang dipastikan bahwa dia harus menang supaya berkenan kepada komandannya, dan prajurit tidak mementingkan diri sendiri supaya tetap berkenan kepada komandannya, dan pasti ada klimaksnya yaitu menerima pangkat yang lebih tinggi. Oleh sebab itu sebagai jemaat Bethany janganllah kita takut sebab pemimpin kita yang sempurna membawa kita pada suatu progress (kenajuan/keberhasilan). Amin.
DAFTAR PUSTAKA Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2001. Tanuseputra, Abraham Alex, Iman yang Memindahkan Gunun, Harap yang Tak Tergocangkan, Kasih yang Sempurna, Armageddon, Jakarta Barat, 2000. Tanuseputra, Abraham Alex, My Exelent Leader, House of Blessing, Surabaya, 2007. Khotbah Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sepanjang tahun 2006-2009. Khotbah Pdt. Yusak Hadisiwantoro di Doa Puasa Raya 40 Hari 2008. Osteen, Joel, Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal (365 Renungan Harian), Indo Gracia, Jakarta, 2006 (kata-kata hikmat).