JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)
F-163
Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury Erwin Kurniawan dan Prasetyo Wahyudie Jurusan Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak—Seiring berubahnya gaya hidup masyarakat kota Surabaya, para pelaku bisnis dan masyarakat menjadikan restoran sebagai tempat untuk sarana bersosialisasi, dan berkumpul dengan teman, keluarga maupun relasi bisnis sambil menikmati makanan dan minuman. Suasana dan konsep yang dimiliki suatu restoran sangat berpengaruh pada pengunjung untuk datang, baik dari desain interior maupun atmosfir yang disuguhkan restoran yang mampu membuat pengunjung merasa nyaman dan terpuaskan akan kebutuhan suasana restoran yang mampu membuat suasana hati pengunjung menjadi kondusif untuk menunjang aktivitas yang dilakukan di dalam restoran. Perancangan ini menggunakan objek Restoran 1914 Surabaya yang bergerak di bidang kuliner.Tujuan mendesain untuk menjadikan Restoran 1914 Surabaya sebagai salah satu tempat favorit untuk masyarakat Surabaya dalam bersosialisasi, refreshing dan kuliner dengan mengutamakan konsep dan optimalisasi fungsi fasilitasnya sehingga menambah daya tarik pelanggan Restoran 1914 Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang meliputi identifikasi masalah, pengumpulan data,analisa data, konsep dan gagasan desain serta pengembangan desain yang menghasilkan desain akhir yang menyelesaikan permasalahan. Desain akhir berupa desain Restoran 1914 Surabaya dengan Konsep Kolonial Luxury. Kesan colonial ditampilkan melalui aspek material, warna, dan bentuk. Sedangkan pada luxury ditampilkan melalui warna, dan pencahayaan.
kerabat masing-masing. Oleh sebab itu, dibutuhkan restoran dengan konsep suasana yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna. A. Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari desain interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury antara lain : 1. Desain interior Restoran 1914 Surabaya diharapkan mampu menciptakan sirkulasi yang baik dan tidak mengganggu aktivitas pengguna restoran 2. Mewujudkan desain interior Restoran 1914 Surabaya yang mampu menciptakan suasana hati yang baik bagi pengguna dengan sistem pencahayaan. 3. Mewujudkan desain interior Restoran 1914 Surabaya yang mampu memberi daya tarik dan ciri khas dari menu yang ditawarkan. 4. Usulan desain interior Restoran 1914 Surabaya ini diharapkan dapat memberi manfaat yang luas, antara lain: 5. Menciptakan interior Restoran 1914 Surabaya berdasarkan kebutuhan pengguna 6. Menciptakan desain interior yang unik dan berbeda sehingga konsumen akan datang mengunjungi Restoran 1914 Surabaya kembali
Kata Kunci— Restoran 1914 Surabaya, kolonial, luxury.
II. METODE PENELITIAN I. PENDAHULUAN
R
ESTORAN merupakan salah satu bidang usaha yang terus menerus berkembang. Pada dasarnya restoran merupakan usaha dibidang pangan dimana pangan merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh manusia. Hingga saat inipun di Indonesia sendiri bisnis restoran juga terus berkembang. Restoran berasal dari bahasa Perancis yaitu restorative, yang memiliki arti “obat yang menyembuhkan”. Sebutan tersebut pertama kali digunakan oleh seorang koki yang berasal dari Perancis sebagai nama masakan soup miliknya. Restoran sendiri memiliki berbagai macam jenis. Ada restoran sunda, restoran seafood, restoran fastfood dan lain-lainnya. Para pengusaha kuliner tentu tidak hanya menjual menu makanan khas saja tetapi juga ingin menjual tempat dengan memberikan tingkat kenyamanan yang baik bagi para konsumennya agar mereka dapat merasakan kenyamanan disaat mereka berkunjung dengan keluarga, teman dan juga
Metodologi desain adalah cara–cara yang digunakan dalam menguraikan hasil akhir desain, sehingga cenderung bersifat umum bagi suatu desain yang sejenis. Metode penelitian mencakup keseluruhan aktivitas mendesain mulai awal sampai akhir. A. Tahap Identifikasi Objek Tahap ini adalah tahap untuk menentukan latar belakang, judul, dan definisi judul. Pada tahap ini akan diuraikan dasardasar pemikiran dan landasan yang menjadi alasan untuk melakukan tugas akhir tentang desain interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury. B. Tahap Identifikasi Masalah Tahapan ini dilakukan untuk menemukan permasalahan agar dapat mencapai tujuan guna mendapatkan manfaat dari
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)
Gambar. 1. Denah eksisting
Gambar. 6. Denah Ruang VIP
Gambar. 2. Konsep Bentuk
Gambar. 7. Hasil desain Ruang VIP (view 1)
Gambar. 3. Denah Consulat
Gambar. 8. Hasil desain Ruang VIP (view 2) Gambar. 4. Hasil desain Ruang Consulat (view 1)
Gambar. 5. Hasil desain Ruang Consulat (view 2)
Gambar. 9. Hasil Desain Ruang Hemingway’s (View 1)
F-164
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)
F-165
konsep yang sesuai dengan tujuan rancangan. 3) Studi Literatur Studi literatur merupakan data sekunder yang didapatkan dari pihak yang tidak berkaitan langsung dengan objek. Dilakukan dengan menghimpun data yang masih relevan dengan kebutuhan data yang dapat menunjang penelitian. Pencarian dapat dilakukan dari jurnal, laporan penelitian, internet, Koran, majalah, tv. Penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan data mengenai pengaruh interior terhadap kenyamanan pada pengguna restoran.
Gambar. 9. Denah Ruang Hemingway’s
B. Tahap Analisa Data Pada tahap analisa data dibagi menjadi dua. Pertama yaitu analisa data teknis yang meliputi: Site dan Eksisting, Kebutuhan ruang dan sirkulasi, pembentuk interior, elemen estetis, material, lighting dan warna. dan analisa data non teknis. Kedua yaitu analisa data non teknis yang meliputi: Data tentang Restoran 1914 Surabaya dan data tentang Kolonial Luxury. III. KONSEP DESAIN
Gambar 10. Hasil Desain Ruang Hemingway’s (View 2)
desain interior Restoran 1914 Surabaya. A. Pengumpulan Data Setelah melakukan tahapan identifikasi objek dan identifikasi masalah, dapat diketahui rumusan masalah yang ada sehingga diketahui pula data-data yang diperlukan pada perancangan Restoran 1914 Surabaya. Pada tahap pengumpulan data, data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua jenis berupa data primer yang mencakup observasi lapangan ,dan survey dan wawancara, serta data sekunder yang meliputi studi literatur, yaitu : 1) Observasi Lapangan Observasi dilakukan agar dapat mengetahui kondisi langsung dan persoalan apa saja yang terjadi seperti aktivitas pengguna baik dari konsumen, karyawan dan juga pemilik, studi kebutuhan ruang dan beberapa fasilitas yang digunakan dan dibutuhkan serta sirkulasi ruang yang berhubungan dengan denah eksisting dari Restoran 1914 Surabaya. 2) Survey dan Wawancara Survey dilakukan secara langsung pada pihak yang berhubungan dengan obyek penelitian. Pihak-pihak pengguna obyek. Survey dan wawancara tersebut berupa opini pribadi melalui kuesioner yang ditujukan kepada penggunjung Restoran 1914 Surabaya agar didapatkan data mengenai
Objek desain interior merupakan sebuah restoran yang terletak di Jl. Darmokali no.10, Surabaya. Tema pada desain ini adalah Kolonial Luxury. Konsep kolonial diterapkan pada penggunaan material, bentuk, warna, sedangkan karakter luxury diterapkan pada finishing material, warna, pencahayaan. Secara keseluruhan konsep yang diterapkan pada desain interior Restoran 1914 Surabaya bertujuan untuk membentuk suasana hati yang rileks bagi pengguna. Aplikasi Konsep Desain 1. Konsep Ruangan menggunakan gaya tatanan ruang bergaya kolonial yang dipadukan dengan luxury. Beberapa fasilitas yang berada di Restoran 1914 Surabaya diantaranya ruang pameran, ruang vip dan live music. 2. Konsep Bentuk pada bangunan adalah kolonial, yaitu bentuk geometris dengan plafon tinggi. Bentuk ruangan didapatkan melalui studi kebutuhan dan aktifitas pengguna obyek. Pada bentukan furniture, yaitu diambil dari bentukan sulur tanaman, pengulangan. 3. Konsep Material menggunakan bahan-bahan alam seperti kayu, batu marmer, besi tempa dan lain sebagainya untuk memperkuat nuansa kolonial. Kesan luxury didapatkan melalui finishing seperti kulit hewan, wallpaper. 4. Konsep Warna yang digunakan pada obyek adalah warnawarna alami seperti coklat tua, cream. Warna tersebut dapat membentuk nuansa kolonial. Dan menggunakan warna hitam dan emas untuk membentuk nuansa kolonial. 5. Konsep Pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan yang digunakan adalah down light, spot light. IV. HASIL DESAIN A. Ruang Consulat Ruang consulat (lounge) terletak di bagian depan denah
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) terpilih. Ruang consulat memiliki kapasitas empat meja dengan setiap meja memiliki 4 kursi dan meja bar. Memasuki ruang consulat sirkulasi pengunjung yang semula dua jalur menjadi 1 jalur dengan memberi partisi pada bagian depan. Area bar yang berada di tengah ruang dan juga bersebelahan dengan jalur sirkulasi pegawai akan memberikan pelayanan maksimal kepada pengunjung yang berada di ruang consulat. Layout dari meja di ruang consulat disusun sesuai dengan ergonomi, hal tersebut ditujukan agar kenyamanan lebih didapatkan oleh pengunjung yang berada di ruang consulat. Area stage yang berada di tengah ruangan akan sangat menunjang kebutuhan pengunjung yang ingin merasakan kenyamanan dan menghilangkan penat setelah melakukan rutinitas. Pada ruang ini memiliki desain dengan warna interior hangat dan menggunakan pencahayaaan buatan melalui pendant lamp dengan warna cahaya hangat. Desain Interior yang bertemakan Kolonial Luxury ini memberi panel pada dinding kayu yang merupakan ciri dari langgam Kolonial, selain merupakan sebuah ciri dari langgam Kolonial. Material yang digunakan mayoritas adalah kayu dan warna-warna yang hangat seperti krem dan coklat muda. Dinding pada ruang consulat menggunakan wallpaper motif dan memberi panel untuk mencegah bagian dinding bawah kotor dan mudah dibersihkan. Pada partisi ruang consulat menggunakan material kayu dengan ukiran sulur dengan proses CNC, pemberian partisi bertujuan membuat satu jalur pada pengunjung yang baru datang dan juga sebagai elemen estetis pada ruangan. B. Ruang VIP Pada ruang VIP terdapat fasilitas tambahan yaitu sofa dan coffee table yang menunjang kebutuhan pengujung yang menggunakan ruang VIP, karena pada ruang VIP selain melakukan aktivitas makan, pengunjung juga dapat bersantai pada sofa tersebut.. Bentukan lantai pada ruang VIP disusun dengan diagonal dan diberi border pada bagian tepi dengan material marmer dengan warna krem dan marmer warna hitam pada bagian border, hal tersebut dimaksudkan agar kesan pada lantai tidak terlihat kaku dan bentukan lantai diagonal dengan border merupakan bagian dari jenis langgam kolonial. Pada VIP room yang bertemakan Kolonial Luxury ini menggunakan lampu gantung (Pendant Lamp) yang merupakan ciri dari kolonial. Material yang diguanakan pada meja dan kursi pada VIP room terbuat dari kayu dengan finishing dari fabric dan kulit suede dengan kualitas yang baik, penggunaan kulit suede pada furniture karena pada tekstur kulit suede yang sangat lembut yang akan membuat pengguna merasa lebih nyaman. Pada bagian dinding diberi panel dengan material kayu jati setinggi 107 cm dimaksudkan agar dinding tidak mudah kotor dan mudah dibersihkan juga pada saat proses membersihkan lantai air yang digunakan tidak langsung menyentuh bagian dinding yang dapat menyebabkan jamur dan keropos.
F-166
C. Ruang Hemingway’s Ruang Hemingway’s ini merupakan ruang yang terletak di belakang bangunan yang berdekatan dengan garden piazza. Area ini memiliki zoning yang bagus dan juga dengan fasilitas music live dengan memiliki area bar, area santai, dan area semi private membuat pengunjung yang berada pada interior Hemingway’s dapat memilih area tersebut sesuai kebutuhan. Terdapat pintu khusus pada belakang stage yang bertujukan agar pengisi acara pada ruang Hemingway’s sebelum tampil dapat mempersiapkan diri pada ruang yang berada di belakang stage. Pada interior Hemingway’s terdapat elemen estetis berupa ukiran. Elemen estetis tersebut dipasang pada dinding bagian belakang stage. Pada bentukan furniture ini juga didesain agar memberi kesan kolonial dipadukan dengan kosep luxury dikarenakan material yang digunakan adalah kayu dan juga kulit pull-up. Menggunakan plafon ekspos dan lampu gantung (Pendant Lamp) yang menunjang konsep kolonial dengan finishing cat warna gold untuk memberi kesan luxury dan juga memunculkan kesan dari corporate id. Pada bagian bar menggunakan material kayu jadi dengan finshing kulit pull-up dan diberi besi pembatas pada bagian depan, hal tersebut dimaksudkan agar bagian dari meja bar tidak cepat rusak akibat dari gesekan dari kaki pengunjung. V. KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: 1. Mendesain interior Restoran 1914 Surabaya sesuai dengan keinginan dan harapan pengguna dan pengunjung restoran diperlukan observasi dan kajian-kajian yang harus dilakukan sebelum menentukan konsep desain. 2. Konsep desain yang dipilih diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada pada eksisting Restoran 1914 Surabaya. 3. Kesan kolonial dapat ditampilkan melalui pemilihan material, bentuk dan warna. 4. Sentuhan luxury dapat ditampilkan melalui pencahayaan dan warna. 5. Dalam mendesain interior, diperlukan tahapan-tahapan desain yang berurutan dengan hasil berupa desain akhir. 6. Desain akhir diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada pada eksisting Restoran 1914 Surabaya. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5]
Handinoto. 1996. Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Surabaya (1870-1940) buku ke I. Yogyakarta: Andi Offset. Handinoto. 1996. Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Surabaya (1870-1940) buku ke II. Yogyakarta: Andi Offset. Imansyah S. 1982. Perkembangan bangunan di Surabaya abad 19-20 pada masa penjajahan Belanda. Surabaya. Pile, John F. (1988). Interior design. New Jersey: Prentice Hall Inc Panero ,Julius.2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior .Jakarta :Erlangga.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) [6]
Ching, Francis D.K . 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga.
F-167