Desain dalam Teknik Presentasi Bidang Busana
A. Teknik Presentasi Desain Suatu kegiatan yang berkaitan dengan rancangan desain khususnya yang dilakukan oleh para ahli desain produk industri, dan tidak dapat dipisahkan dari wawasan yang akan selalu melekat pada disiplin ilmu ini adalah
teknik presentasi.
Teknik presentasi adalah suatu alat bantu bagi para ahli desain produk industri untuk menjelaskan kepada pengguna (user) atau langsung kepada konsumen tentang dasar pemikiran dan sasaran desain yang ingin dicapai pada produk yang akan diperkenalkan dan sekaligus dipasarkan. Pasar dan presentasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan seperti halnya perusahaan
dan
presentasi.
Pasar atau
konsumen
sangat besar
pengaruhnya dalam menentukan berhasil tidaknya suatu produk baru. Oleh sebab itu penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan pemaparan presentasi harus dilakukan agar meyakinkan bahwa produk baru tersebut memang dirancang untuk memenuhi permintaan pasar. Pemaparan ini harus didukung dengan data-data pengalaman yang ada, konsep desain yang baik dan benar, serta teknik presentasi yang dapat mempengaruhi ke arah sasaran yang ingin dicapai. Keberhasilan pengetahuan
dan
teknik
presentasi
kemampuan
sangat
presentator
tergantung
dalam
pada
melakukan
keahlian, presentasi.
Pelaksanaan atau teknik presentasi pada umumnya akan memberikan banyak keuntungan,
diantaranya
kebebasan
presentator
dalam
berekspresi
dan
menyampaikan ide-ide inovatif, serta tantangan yang dihadapi pada saat menghadapi konsumen (audience) untuk dijadikan bahan dalam pengembangan presentasi ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya terdapat 2 jenis teknik presentasi yang dapat ditempuh oleh desainer, yaitu : 1. Presentasi kepada yang memberi tugas (user) Kegaiatan presentasi disampaikan untuk mensosialisasikan rancangan desain mulai dari inovasi dan ide-ide desain, konsep desain, alternatif desain dan pilihan akhir desain kepada perusahaan (dalam hal ini pimpinan perusahaan/ kepala divisi yang memberikan tugas), dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa
77
rancangan desain tersebut sudah memenuhi kriteria (design requirement) yang dihasilkan, serta dari dari studi pasar dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan. 2. Presentasi kepada konsumen Presentasi ini dilakukan untuk menyampaikan hasil desain kepada pasar, tentang keunggulan ataupun kelebihan produk tersebut terhadap produk sejenis lainnya yang telah eksis di pasaran, dengan memberikan contoh-contoh keuntungan dan kerugian khususnya untuk peningkatan pemasaran dan menaikkan omset penjualan. Di samping tugasnya sebagai pembuat desain, para desainer memiliki tugas ganda sebagai “sales promotion”, maka dalam melakukan presentasi paparan yang disampaikan harus merupakan gabungan antara pengetahuan teknik yang meliputi sistematika desain, berbagai perhitungan dan analisis berkaitan dengan struktur, material, harga serta elemen estetika dengan teknik pemaparan dalam bentuk visualisasi gambar desain. Berkaitan dengan hal tersebut, maka para desainer melakukan presentasi desain melalui gambar presentasi (presentation drawing) dari busana yang akan ditawarkan.
B. Desain Presentasi / presentation Drawing Bidang Busana Presentation Drawing adalah desain model busana yang digambar selengkap dan sesempurna mungkin dengan mencantumkan berbagai aspek yang dapat mendukung performance desain secara keseluruhan. Penyajian desain presentasi perlu dilengkapi dengan keterangan/ analisis model, berupa uraian tentang detail model, penggunaan bahan dasar dan bahan pelengkap, jenis busana dan informasi lain yang mendukung. Pada umumnya gambar Presentation Drawing digunakan pada saat desainer
mempresentasikan
desainnya
pada
pimpinan
perusahaan
atau
dipergunakan sebagai master atau contoh penawaran yang diajukan pada proses negosiasi antara calon konsumen (buyer) dengan fihak perusahaan (desainer atau pimpinan perusahaan).
78
Contoh Format Presentation Drawing :
Keterangan : Jenis Busana : Busana kerja wanita dewasa (Busana seragam pramugari)
Model Busana : Blus pendek lengan panjang, Rok Knee model A - Line dgn variasi lipit samping, pelengkap busana scarf batik tulis sutra motif purbayasa
Detail
:
1. Blus : - Tekstil Polycotton 35 : 65, merk dagang “Silvera” - Kerah model setengah tegak - Lengan licin panjang - Jahit tindis menggunakan benang nylon no. 5 - Kancing logam warna emas - Teknik Jahit semi butik 2. Rok : - Tekstil Polycotton 35 : 65, merk dagang “Silvera” - Model : A-Line variasi lipit samping - Tutup tarik : Zipper Jepang merk YKK - Teknik Jahit semi butik 3. Pelengkap Busana : - Tekstil Sutra Cina - Teknik hias kain : Batik tulis
Ketika seorang desainer akan membuat desain presentasi, maka terdapat beberapa
input
dan
informasi
yang
harus
dihimpun
untuk
kepentingan
pembuatannya. Aspek-aspek tersebut adalah : a. Untuk kesempatan apa busana tersebut dibuat : - Kerja
: indoor, outdoor, jenis pekerjaan, jabatan, deskripsi pekerjaan, lingkungan kerja dan sebagainya
- Pesta
: Siang, malam, resmi, tidak resmi
- Rekreasi
: pantai, gunung, pusat perbelanjaan dsb
- Santai
: indoor atau outdoor
79
b. Untuk siapa busana tersebut dibuat : - Jenis kelamin
: laki-laki, perempuan
- Golongan usia
: anak, remaja, dewasa, manula
- Kondisi tubuh
: postur tubuh, warna kulit
- Status sosial Serta data lainnya yang mungkin akan berpengaruh terhadap pembuatan busana dan kondisi calon konsumen secara spesifik. Data-data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya diolah dalam bentuk desain dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan teknik pembuatan dan elemen / material yang diperlukan dalam pembuatan busana tersebut agar didapat produk busana yang representatif dan dapat memenuhi tujuan pembuatannya. Aspek-aspek tersebut meliputi : a. Pembuatan detail model b. Penggunaan elemen tekstil c. Penerapan warna d. Penggunaan elemen pelengkap (garniture / trimming) e. Teknik jahit
80
Contoh Kasus :
Pembuatan Desain Presentasi Busana Kerja Penunjang Efektivitas Kerja, Pelayanan Prima dan Citra Perusahaan (studi kasus pada busana kerja/pakaian dinas Pramugara dan Pramugari Kereta Api)
1. Proses Pendesainan Desain busana adalah kumpulan informasi visual tentang suatu busana yang akan dibuat, berkaitan dengan kesempatan penggunaan, siapa penggunanya, berbagai elemen penyusun yang dibutuhkan, teknik pembuatan, hingga pada persoalan pembiayaan dan penjualan, bahkan pada jenis busana tertentu seperti pada busana kerja, aspek psikologis dan filosofis dari busana yang akan dibuatpun akan menjadi perhatian. Setiap busana yang akan dibuat sangat memerlukan penjabaran
informasi
yang
akurat,
terutama
pada
busana
kerja/pakaian
dinas, karena pada jenis busana tersebut eksistensi, kredibilitas dan citra perusahaan turut ditentukan, sebagaimana pada busana kerja/pakaian dinas Pramugara dan Pramugari kereta api. Proses perancangan Busana kerja/pakaian dinas Pramugara dan Pramugari kereta api (pada PT. Kereta Api Indonesia) merupakan satu kegiatan yang harus dijalani seorang desainer secara komprehensif, yang dimulai dengan menghimpun informasi erkaitan dengan visi dan misi perusahaan, corporate image, job description pramugara dan pramugari serta siklus aktivitasnya, untuk kemudian input-input tersebut dijabarkan dalam bentuk desain yang representatif dalam menunjang aktivitas kerja pramugara / pramugari serta citra perusahaan.
2. Fenomena Perkereta Apian di Indonesia Kereta api sebagai salah satu jenis alat transportasi andalan di Jawa dan Sumatera khususnya pada rute-rute tertentu dan kelas eksekutif saat ini
mengalami
peningkatan kapasitas/volume penumpang sebagai akibat terjadinya perpindahan moda angkutan (Diverted Traffic), dari penumpang pesawat terbang. Kondisi tersebut banyak disebabkan melonjaknya tarif angkutan pesawat terbang sebagai akibat dari masalah perekonomian bangsa yang berkepanjangan. Adanya Diverted
81
Traffic pada jasa angkutan kereta api ini, meninmbulkan perubahan komposisi penumpang
kereta
api
berubah
dan
tingkat
pelayanan
yang
dibutuhkan
meningkat tajam. Tingkat pertumbuhan yang disertai dengan perubahan dalam komposisi penumpang yang mengarah kepada kelas eksekutif tersebut, menimbulkan berbagai konsekuensi yang harus diantisipasi oleh PT. Kereta Api Indonesia terutama berkaitan dengan penyusunan program yang dikaitkan dengan irama kebutuhan pelanggan. Pola pengembangan program sebagai antisipasi terhadap irama kebutuhan pelanggan yang menjadi prioritas perusahaan, harus dilakukan dengan senantiasa meninjau kemampuan perusahaan dalam produksi dan efisiensi, serta kebijakan Public Service (layanan prima) yang optimal. Berdasarkan survey yang telah dilakukan dapat diketahui bahawa sebagai salah satu bagian integral dari sistem mekanisme perusahaan, eksisitensi pramugara dan prmaugari dalam pola layanan transportasi kereta api memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam menunjang pola pengembangan program layanan prima, yaitu dengan menghadirkan citra yang baik pada jasa transportasi kereta api. Salah satu aspek yang dapat mendukung keberhasilan dalam pola layanan prima (public service) di dalam kereta api adalah penggunaan seragam/pakaian dinas bagi pramugara dan pramugari yang tepat, sehingga dari penggunaan pakaian dinas tersebut efektivitas fungsi pelayanan dan citra perusahaan dapat terefleksikan.
B. Analisis Peran dan Fungsi Pramugara dan Pramugari Kereta Api dalam Memberikan Layanan Prima dan Mengangkat Citra Perusahaan 1. Pengertian Pramugari/Pramugara Pramugara/Pramugari (Stewardess/Flight Attendance) menurut Webster’s Third New Dictionary adalah : Men and women who perform the duties of steward ; Especially ones who attend to needs of passengers (as on air plane, ship for train). Berdasarkan keputusan Direksi Perusahaan Umum Kereta Api Nomor Kep. U/KP.003/V/3/KA-96 tanggal 31 Mei 1996 tentang Peraturan Pekerja Perusahaan untuk pekerjaan tertentu pada PERUM Kereta Api, dijelaskan bahwa : “Pramugara dan Pramugari Kereta Api adalah petugas pelayanan makan dan minum kepada penumpang kereta api”.
82
2. Tugas dan Fungsi Pramugara/Pramugari Kereta Api a. Melaksanakan persiapan, pembagian dan penarikan kembali pelayanan tuslah all in dan atau free sale. b. Melaksanakan
penagihan
bon
kepada
penumpang
atas
pelayanan
free sale. c. Melaksanakan tugas announcer saat kereta api baru berangkat, menjelang sampai di stasiun antara tertentu dan atau di stasiun tujuan akhir. d. Boarding position pemberangkatan, stasiun antara dan stasiun tujuan akhir.
3. Etika Pelayanan Saat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan, seorang pramugari harus menaati etika pelayanan yang telah digariskan oleh PT. Kereta Api Indonesia, yaitu : a. Bersikap sopan dan murah senyum b. Cepat dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas pelayanan c. Terampil dalam bidang tugasnya d. Tanggap terhadap keluhan pelanggan dan sesama rekan kerja e. Senantiasa mengucapkan “salam” kepada penumpang maupun rekan sekerja f.
Dalam melayani penumpang tidak boleh menyajikan makanan dan minuman tanpa menggunakan baki.
4. Langkah Kegiatan Pramugara/Pramugari Pra Perjalanan Kereta Api
83
5. Langkah Kegiatan Pramugara/Pramugari Dalam Perjalanan Kereta Api
6. Langkah Kegiatan Pramugara/Pramugari Purna Perjalanan Kereta Api
C. Busana Kerja Pramugara dan Pramugari Kereta Api sebagai Penunjang Efektivitas Layanan Prima dan Citra Perusahaan Busana kerja berbeda dengan pakaian sehari-hari yang dapat menerapkan berbagai macam model dan elemen sesuai selera dan keinginan penggunanya, karena
84
pakaian dinas lebih dekat hubungannya dengan fungsi dan tujuan penggunaan dari busana tersebut dalam kaitannya dengan system yang berlaku pada suatu instansi/lembaga/perusahaan. Berdasarkan studi mengenai pakaian yang menunjukkan jenis pekerjaan, didapat satu kesimpulan bahwa tanda utama untuk mengenal seseorang dalam pekerjaan tertentu adalah simbol atau ciri busananya. Encyclopedia of World Art memberikan satu definisi tentang busana kerja/pakaian dinas sebagai berikut : “The division of labour characteristic of our own civilization and our own concern for function and suitable dress for special costumes. Some are styled with particular elegance in order to impress the public, as in case of door man of great store.” Umumnya pakaian dinas dibuat dalam bentuk pakaian seragam yang dipakai oleh sekelompok orang dalam profesi yang sama dan berasal dari organisasi atau peerusahaan yang sama. Webster’s Third New International Dictionary (1969), mengartikan pakaian dinas/seragam sebagai : -
-
Showing a single form, degree or character in all occurrence or manifestation. Marked by complete comformity to a rule or pattern or by similarity in salient detail or practice. Marked by unvaried and changeless appearance (as of survace, colour or pattern) Consistent in conduct, character or effect. To bring into uniformity To clothe with a uniform Dress of distinctive design of fashion adopted by or prescribed for members of a particular group (as an armed service, an order, or a social of work group) and serving as a men’s of identification. A garment or outfit of a widely copied style or prescribed design.
Berdasarkan paparan di muka, secara garis besar dapat dijelaskan bahwa busana kerja/pakaian dinas mempunyai fungsi sebagai berikut : -
Untuk mencapai suatu kesamaan dan untuk mengidentifikasi suatu golongan atau kelompok tertentu.
-
Memberikan suatu pandangan/identitas tertentu pada masyarakat tentang eksisitensi dari suatu perusahaan.
-
Dapat menghadirkan stabilitas dan efisiensi.
-
Menghilangkan persaingan dalam cara berbusana antar sesama pegawai.
-
Mencegah cara berbusana yang berlebih-lebihan yang dapat menimbulkan suatu pengaruh yang tidak baik terhadap profesi dan citra perusahaan.
85
Busana kerja pramugara dan pramugari sebagai salah satu model pakaian dinas, secara fungsional harus memiliki kaitan yang erat dengan tugas-tugas yang diemban, dimana tugas-tugas yang dilakukannya berkaitan dengan aspek mobilitas yang tinggi, serta harus merefleksikan citra perusahaan yang memiliki motto “Railway Spirit for Strategic Change” Dalam kaitannya dengan fungsi busana sebagai alat untuk menyampaikan diri atau pengungkapan diri seseorang, maka pada seragam pramugara dan pramugari, selain harus terlihat indah secara visual, juga harus dapat membantu dalam memberikan kesan yang baik terhadap pemakainya, terutama berkaitan dengan layanan prima yang diberikan. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pramugara atau pramugari akan mudah dikenali melalui seragam/pakaian dinas yang dikenakannya. Hal ini sangat penting untuk dilakukan dalam upaya untuk memudahkan penumpang memperoleh pelayanan. Busana kerja/pakaian dinas secara psikologis pada umumnya dapat pula menimbulkan perasaan tanggung jawab pada pemakainya dalam perannya sebagai pegawai, yang pada akhirnya dapat menciptakan etos kerja yang baik. Kondisi lain dari penggunaan busana kerja/pakaian dinas adalah sebagai salah satu identitas perusahaan, yang diharapkan dapat memberikan kesan tertentu sesuai dengan visi dan missi perusahaan. Kesan yang ingin ditampilkan dari pramugara
dan
pramugari
perusahaan
jasa
angkutan
kereta
api
adalah
mencerminkan kesan bersahabat, akrab, profesional dan dapat memberikan layanan prima pada para pelanggannya. Dalam merancang seragam/pakaian dinas pramugara dan pramugari Kereta Api, banyak hal yang harus menjadi pertimbangan, dimana busana yang diciptakan harus dapat menjabarkan visi dan missi perusahaan, berkaitan dengan :
1. Pembuatan Sketsa Desain Model Busana Kerja Pramugara dan Pramugari Kereta Api. Berdasarkan ketentuan yang merujuk pada Standar Operasional Pelayanan / TOP 21 dalam hal pembuatan desain model busana kerja pramugara dan pramugari kereta api, serta dengan memperhatikan : -
Ketetapan Etika Penampilan dan Etika Pelayanan Awak Kereta Api danAwak Restoran Kereta Api,
-
Langkah-langkah kegiatan pramugara dan pramugari (pra perjalanan, dalam perjalanan dan purna perjalanan), serta
-
Siklus pelayanan penumpang di atas kereta api,
86
maka desain model busana kerja pramugara dan pramugari harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menunjang pelaksanaan mekanisme kerja, sehingga mobilitas kerjanya dapat berjalan dengan baik. Hal lain yang harus diperhitungkan adalah detail model yang dibuat harus harus dapat merefleksikan makna dan citra yang diharapkan dari penyelenggaraan jasa angkutan kereta api. Melalui pengamatan, studi literatur dan eksperimen yang dilakukan berkaitan dengan pembuatan desain model busana kerja pramugara dan pramugari kereta api yang telah dilakukan, serta dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah diungkapkan di muka, maka berbagai alternatif desain busana kerja pramugara dan pramugari kereta api dapat ditentukan/dibuat. Proses selanjutnya dari rangkaian kegiatan pembuatan desain busana kerja pramugara dan pramugari Kereta Api adalah pembuatan Desain Presentasi (Presentation Drawing), dimana desainer sebagai perencana pertama dan utama, menyampaikan gagasannya kepada pihak yang berke-pentingan dalam menentukan suatu desain akan diproduksi atau tidak, seperti pimpinan perusahaan yang langsung membawahi bagian desain (Direktur Utama/General Manajer/Manajer Produksi/Manajer R & D), atau pada calon konsumen. Gambar jenis ini pada dasarnya dipergunakan sebagai langkah awal dari kegiatan produksi,dimana pada saat presentasi tersebut gambar yang diajukan sangat mungkin untuk mengalami perubahan sesuai dengan tujuan perusahaan/ konsumen. Kegiatan mempresentasikan desain harus merupakan gabungan antara pengetahuan teknik yang meliputi sistematika desain, berbagai perhitungan dan analisis berkaitan dengan struktur, material, harga serta elemen estetika dengan teknik pemaparan dalam bentuk visualisasi gambar desain, yaitu desain presentasi (presentation drawing). Presentation Drawing adalah desain model busana yang digambar selengkap dan sesempurna mungkin dengan mencantumkan berbagai aspek yang dapat mendukung performance desain secara keseluruhan. Penyajian desain presentasi perlu dilengkapi dengan keterangan/analisis model, berupa uraian tentang detail model, penggunaan bahan dasar dan bahan pelengkap, jenis busana dan informasi lain yang mendukung. Langkah awal pembuatan desain presentasi busana kerja pramugara dan pramugari kereta api dimulai dengan menghimpun berbagai informasi berkaitan dengan penggunaan elemen tekstil dan elemen penunjang lainnya yang dapat mendukung tujuan pembuatan busana kerja pramugara dan
87
pramugari kereta api sebagaimana telah dirumuskan terdahulu. Tahap selanjutnya adalah menghimpun informasi dari berbagai referensi berkaitan dengan penerapan warna yang dapat mendukung penampilan fisik dan psikologis busana kerja/pakaian dinas pramugara dan pramugari kereta api secara keseluruhan.
2. Penggunaan Elemen Tekstil Pamela Lee dan Rozanne Hawsklay dalam buku Desain Pakaian (Pattern Designing And Adaptation For Beginners) (2000 : 13) mengungkapkan bahwa kain dan gaya merupakan dua hal yang saling bergantung (interdependent) dan harus dipertimbangkan secara bersamaan. Berkenaan dengan hal tersebut maka karakteristik dan kapabilitas kain harus difahami secara mendalam terlebih dahulu apabila akan mendesain suatu busana. Demikian halnya dengan penggunaan elemen tekstil yang tepat pada busana kerja pramugara dan pramugari kereta api harus menjadi pertimbangan, karena dengan menerapkan elemen tekstil yang tepat, selain dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas kerja, juga dapat memberikan citra yang baik pada penggunanya. Berdasarkan hasil studi yang mengacu pada berbagai sumber yang berkaitan dengan teori-teori pertekstilan, maka karakteristik serat tekstil yang dapat mendukung aktivitas kerja dan citra pramugara dan pramugari dapat ditentukan, yaitu sebagai berikut : a. Penggunaan Elemen Tekstil pada Busana Inti Untuk mewujudkan pakaian dinas pramugara dan pramugari kereta api yang representatif, penerapan elemen tekstil yang tepat akan memberikan kontribusi yang sangat besar. Jenis elemen tekstil yang memiliki karakteristik yang dapat menunjang efektivitas kerja dan citra pramugara dan pramugari adalah bahan tekstil Katun Polyester (Polycotton) dan bahan Katun Viscosa. Bahan tekstil Polycotton adalah kain yang terbuat dari campuran serat kapas (katun) dengan serat polyester dalam berbagai variasi prosentase komposisi. Proses pencampuran kedua serat ini pada akhirnya akan menghasilkan karakteristik serat baru yang memiliki keunggulan dari masing-masing serat pembentuknya, karena karakter positif pada
88
masing–masing seratlah yang akan muncul. Elemen tekstil ini diterapkan pada busana luar seperti jas, blazer, vest/rompi, rok maupun celana panjang. Pertimbangan pemilihan bahan dasar tekstil polycotton pada busana kerja pramugara dan pramugari kereta api ini adalah : - Memiliki tampilan visual yang cukup baik - Memliki tingkat kenyamanan yang lebih baik dibandingkan serat buatan lainnya - Mudah dalam pemeliharaan - Kondisi fisik serat tekstil yang dapat mendukung pekerjaan seorang pramugara dan pramugari. Bahan Katun Viscose adalah kain yang terbuat dari campuran serat kapas (katun) dengan serat rayon viscosa dalam prosentase komposisi yang beragam sesuai dengan karakteristik yang dikehendaki. Elemen tekstil jenis ini pada umumnya memiliki dimensi bahan yang tipis dan sedikit lunak, sehingga sangat baik diterapkan pada busana bagian dalam seperti kemeja untuk laki-laki dan blus untuk wanita. Keunggulan dari bahan tekstil ini diantaranya : - Higroskopis, licin dan memiliki sedikit kilauan - Terasa dingin bila dipakai - Terasa nyaman apabila dikenakan
b. Penggunaan Elemen Tekstil pada Pelengkap Busana (milineris) Pelengkap busana (Milineris) yang pada umumnya diterapkan pada pakaian seragam pramugara adalah dasi, dan pramugari adalah scarf dan kerudung. Pemilihan elemen tekstil untuk pelengkap busanapun perlu mendapat perhatian, karena walaupun diterapkan dalam komposisi yang minim dari keseluruhan busana yang dikenakan, namun keberadaan pelengkap busana ini cukup menentukan keseluruhan penampilan pakaian dinas pramugara dan pramugari. Jenis tekstil yang sangat mendukung dalam pencapaian tujuan penggunaan milineris ini adalah bahan polyester untuk dasi pramugara, dan untuk scarf yang dikenakan oleh pramugari diterapkan elemen tekstil sutera China (Chinesse Silk). Pemilihan bahan sutera Cina pada scarf dan kerudung memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan penggunaan bahan
89
tekstil lainnya seperti
katun, polyester, rayon dan serat sintetis lainnya,
karena bahan tekstil ini memiliki sifat-sifat yang sangat baik, seperti kekuatan yang tinggi, daya serap terhadap air yang cukup baik, ringan, pegangan yang lembut, tahan kusut dan kenampakan yang mewah.
3. Penerapan Warna Warna merupakan unsur desain yang paling pertama menarik perhatian seseorang terhadap busana, dalam kondisi apapun. Secara mendasar setiap warna dapat memberikan efek psikologis tertentu bagi manusia secara mental maupun emosional. Demikian pula halnya dengan penerapan warna pada busana, pada umumnya akan memberikan efek teretntu pada pemunculan suatu karakter, seperti warna-warna gelap yang memberikan kesan maskulin, tua canggih, keras, pribadi yang kuat dan menandakan suasana yang resmi, sehingga warna-warna berat seperti hijau tua, biru tua dan coklat tua sering dipergunakan sebagai seragam militer untuk memberikan kesan kuat, perkasa dan resmi. Berlainan dengan karakter warna-warna gelap, warna-warna yang dominan ke arah merah dalam spektrum, ditambah dengan intensitas yang tinggi akan mengesankan keceriaan, merangsang sirkulasi darah dan keaktifan, sehingga cocok diterapkan pada busana yang dikenakan pada kegiatan yang penuh dengan dinamika. Warna sebagai salah satu unsur yang penting dalam pembuatan desain busana, secara filosofis juga dapat memberikan makna dan karakter tertentu pada busana yang diciptakannya. Dalam kaitannya dengan seragam pramugara dan pramugari yang menuntut munculnya kesan dinamis, aktif, hangat, bersahabat dan dinamis, maka alternative warna yang dipilih adalah warnawarna dalam gradasi antara Kuning Hijau sampai Merah. Hal ini selaras dengan teori warna yang diungkapkan oleh Sulasmi Darmaprawira (2002 : 37) dan Wasia Roesbani (1985 : 76), yang intinya mengungkapkan bahwa warnawarna yang memiliki karakteristik sebagaimana diungkapkan di muka, adalah warna merah, merah jingga, jingga, kuning jingga, kuning dan kuning hijau.
90
Desain Presentasi Pakaian Dinas Pramugara Model 1 :
Keterangan : Jenis Busana : Pakaian Dinas Pramugara PT. Kereta Api Indonesia
Model Busana : Kemeja lengan panjang, pantalon pipa lurus, vest/rompi pendek variasi garis princess dan saku pase-voile, pelengkap busana (milineris) dasi panjang motif trumtum.
Detail : Kemeja - Bahan tekstil Katun Viscosa, warna putih siklam - Model kerah : kerah kemeja lebar - Kancing kemeja acrylic - Lengan panjang dengan manset
Pantalon - Bahan tekstil Polycotton 60 : 40 - Model : pipa lurus - Tutup tarik : Merk YKK
Vest / Rompi - Bahan tekstil Polycotton 60 : 40 - Model : rompi pendek dengan variasi garis Princess dan saku Pase-Voile. - Kancing logam warna emas berlogo PT. KAI - Logo PT. KAI dibordir - Bagian dalam dilapisi (furing) dengan satin
Pelengkap Busana - Bahan tekstil Polyester - Model : Dasi panjang dengan modifikasi motif Trumtum
91
Desain Presentasi Pakaian Dinas Pramugari Model 1 :
Keterangan : Jenis Busana : Pakaian Dinas Pramugari PT. Kereta Api Indonesia
Model Busana : Blus lengan panjang, rok knee model A-Line, vest/rompi pendek variasi garis princess dan saku pase-voile, pelengkap busana (milineris) scarf motif trumtum.
Detail : Blus -
Bahan tekstil Katun Viscosa, warna putih siklam Model kerah : kerah setengah tegak Kancing kemeja acrylic Lengan panjang dengan manset
Rok - Bahan tekstil Polycotton 60 : 40 warna hitam - Model : Rok Knee model A-Line - Tutup tarik : Jepang Merk YKK
Vest / Rompi - Bahan tekstil Polycotton 60 : 40 warna prime red - Model : rompi pendek dengan variasi garis Princess dan saku Pase-Voile. - Kancing logam warna emas berlogo PT. KAI - Logo PT. K.A.I dibordir - Bagian dalam dilapisi (furing) dengan satin
Pelengkap Busana - Bahan tekstil Chinesse Silk - Model : Scarf bujur sangkar dengan modifikasi motif Trumtum
92
Analisis Desain Busana Model 1 : 1. Busana Bagian Atas : -
Alternatif model yang dipilih untuk busana bagian atas pada pakaian dinas Pramugari adalah blus dengan kerah setengah tegak dan lengan panjang bermanset. Selain itu pada bagian luar diterapkan vest/rompi dengan variasi garis Princess dan saku pase–voile. Model ini dipilih karena memiliki nilai kepraktisan yang dapat mendukung mobilitas kerja pramugari tanpa meninggalkan kesan formal serta aspek estetika yang ditampilkannya.
-
Model yang dipilih untuk busana bagian atas pada pakaian dinas Pramugara adalah kemeja formal lengan panjang, dan pada bagian luar diterapkan vest/rompi dengan variasi garis Princess dan saku pase – voile. Model ini dipilih karena memiliki nilai kepraktisan yang dapat mendukung mobilitas kerja pramugari tanpa meninggalkan kesan formal serta aspek estetika yang ditampilkannya.
-
Pemilihan elemen tekstil Katun Viscosa pada blus memberikan tingkat kenyamanan yang cukup tinggi dan evek visual yang baik. Bahan Polycotton yang diterapkan pada vest/rompi dalam komposisi 60 : 40 sangat mendukung penggunaannya, karena bahan tekstil ini memiliki karakter visual yang baik serta efek kenyamanan dalam pemakaian yang cukup baik.
-
Warna merah primer (Primary Red) pada vest, selain dapat menghadirkan citra kecepetan dan persahabatan dalam pelayanan, juga dapat memberikan efek semangat dan etos kerja pramugara dan pramugari, sedangkan warna putih siklam yang diterapkan pada kemeja dan blus memberikan efek ketenangan.
-
Scarf sebagai pelengkap busana pramugari dan dasi pada pramugara dibuat dengan teknik batik dan menerapkan motif tradisional “Trumtum” dalam komposisi warna analog terhadap busananya. Motif klasik ini selain dapat memberikan citra tradisional Indonesia yang ingin dimunculkan dari seragam tersebut, juga mempunyai nilai professional terhadap pekerjaan, karena makna dari motif Trumtum = mengumpulkan harta
-
Bahan Sutra Cina dipilih sebagai bahan scarf karena memiliki tekstur dan tampilan yang baik, nyaman dikenakan, serta dapat memberikan pencitraan yang postif terhadap seragam pramugari, dan Polyester dipilih untuk
93
diterapkan pada dasi karena serat Polyester memiliki karakteristik yang sangat mendukung untuk bahan pembuat dasi, baik dalam tekstur maupun visualisasi yang ditampilkannya. 2. Busana Bagian Bawah : -
Rok knee model A-Line dipilh untuk busana bagian bawah pramugari dan pantaloon
pipa
lurus
pada
busana
pramugara
dapat
memberikan
keleluasaan dalam bergerak, berkesan praktis, dinamis dan minimalis. -
Penggunnaan bahan Polycotton 60 : 40 sangat menunjang dalam kenyaman dan keleluasaan bergerak, karena selain memiliki dimensi kain yang cukup baik, nyaman dipakai serta “cukup” tahan kusut.
-
Untuk mengimbangi penerapan model yang sederhana, maka penggunaan warna yang memiliki intensitas yang sangat berbeda dengan busana bagian atas, dapat memberikan suatu nilai estetis yang baik. Pemilihan warna hitam pada rok dan pantalon akan memberikan kesan klasik, berwibawa dan formal.
94
Desain Presentasi Pakaian Dinas Pramugara Model 2 :
Keterangan : Jenis Busana : Pakaian Dinas Pramugara PT. Kereta Api Indonesia
Model Busana : Baju koko model jas lengan panjang berlogo bordir PT. K.A.I , pantalon pipa lurus, pelengkap busana (milineris) penutup kepala model peci.
Detail : Baju Koko - Bahan tekstil Polycotton 45 : 55 warna hijau kuning tua sedang - Model kerah : kerah Chiang – Ie - Logo PT. K.A.I dibordir - Kancing logam warna emas dengn logo PT. K.A.I. - Lengan jas panjang dengan variasi listband warna emas - Saku pase-voile model klep dengan variasi listband warna emas - Bagian dalam dilapisi (furing) dengan satin
Pantalon - Bahan tekstil Polycotton 60 : 40 warna broken white - Model : pipa lurus - Tutup tarik : Merk YKK
Pelengkap Busana - Bahan tekstil Satin tebal - Model : Peci - Bagian dalam dilapisi (furing) dengan satin yang lebih halus
95
Desain Presentasi Pakaian Dinas Pramugari Model 2 :
Keterangan : Jenis Busana : Pakaian Dinas Pramugari PT. Kereta Api Indonesia
Model Busana : Blazer/jas wanita lengan panjang berlogo bordir PT. K.A.I, blus tanpa lengan, pantalon pipa lurus, pelengkap busana (milineris) penutup kepala (kerudungh)
Detail : Blazer / Jas Wanita - Bahan tekstil Polycotton 45 : 55 warna hijau kuning tua sedang - Model kerah : kerah jas - Logo PT. K.A.I dibordir - Kancing logam warna emas dengn logo PT. K.A.I. - Lengan jas panjang dengan variasi listband warna emas - Saku pase-voile model klep dengan variasi listband warna emas - Bagian dalam dilapisi (furing) dengan satin
Blus - Bahan tekstil Katun Viskosa halus - Model : Blus tanpa lengan dengan motif purbayasa
Slack - Bahan tekstil Polycotton 60 : 40 warna broken white - Model : pipa lurus - Tutup tarik : Jepang Merk YKK
Pelengkap Busana - Bahan tekstil Chinesse Silk warna hijau kuning muda sedang - Model : Kerudung bujur sangkar
96
Analisis Desain Busana Model 2 : 1. Busana Bagian Atas : - Alternatif model yang dipilih untuk busana bagian atas pada pakaian dinas Pramugari bertema Muslimah ini adalah blazer/jas wanita menggunakan Saku Pase-Voile model klep dengan variasi listband warna emas. Bagian dalam busana diterapkan blus tanpa lengan dengan menerapkan motif Purbayasa. Pemilihan model memberikan nilai tersendiri, karena selain baik dari segi visual, juga praktis, simpel dan formal. -
Model yang dipilih untuk busana bagian atas pada pakaian dinas Pramugara adalah Baju Koko model jas, kerah Chiang–Ie, Lengan jas panjang dengan variasi listband warna emas, serta menerapkan Saku Pase-Voile model klep dengan variasi listband warna emas.
-
Pemilihan elemen tekstil Katun Viscosa pada blus memberikan tingkat kenyamanan yang cukup tinggi dan evek visual yang baik. Bahan Polycotton yang diterapkan pada blazer/jas wanita serta pada Baju Koko dalam komposisi 45 : 55 sangat mendukung penggunaannya, karena bahan tekstil ini memiliki karakter visual yang baik, serta memiliki efek kenyamanan yang lebih tinggi.
-
Warna Hiaju Kuning dengan intensitas yang cukup tinggi dapat menghadirkan citra kecepatan, persahabatan dan kasih sayang dalam pelayanan.
-
Scarf sebagai pelengkap busana pramugari dan dasi pada pramugara dibuat dengan teknik batik dan menerapkan motif tradisional “Purbayasa” dalam komposisi warna analog terhadap busananya. Penerapan motif ini memberikan citra tradisional Indonesia yang penuh persahabatan.
-
Bahan Sutra Cina dipilih sebagai bahan scarf karena memiliki tekstur dan tampilan yang baik, nyaman dikenakan, serta dapat memberikan pencitraan yang postif terhadap seragam pramugari, sedangkan Polyester dipilih untuk diterapkan pada dasi karena serat Polyester memiliki karakteristik yang sangat mendukung untuk bahan pembuat dasi, baik dalam tekstur maupun visualisasi yang ditampilkannya.
97
2. Busana Bagian Bawah : -
Pantalon/Slack dipilh untuk busana bagian bawah pramugara dan pramugari dapat memberikan keleluasaan dalam bergerak, berkesan praktis dan dinamis.
-
Penggunaan bahan Polycotton 60 : 40 sangat menunjang dalam kenyaman dan keleluasaan bergerak, karena selain memiliki dimensi kain yang cukup baik, nyaman dipakai serta “cukup” tahan kusut.
-
Pemilihan warna Broken White pada slack/pantalon akan memberikan kesan segar dan ceria tanpa mengurangi kesan formal dan berwibawa.
Tugas Mahasiswa : Setelah mahasiswa mempelajari materi “Desain dan Teknik Presentasi Bidang Busana”, maka mahasiswa diwajibkan untuk membuat tugas pembuatan Desain Presentasi Busana Kerja Instansi/Perusahaan yang dapat menunjang efektivitas kerja, pelayanan prima dan citra perusahaan, dengan memperhatikan berbagai aspek yang telah diungkapkan di muka. Sistematika kerja yang perlu ditempuh mahasiswa dalam mengerjakan tugas ini adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. Tentukan instansi/perusahaan yang akan dijadikan sampel. b. Pelajari dan buat konsep busana kerja/pakaian dinas dengan terlebih dahulu menghimpun berbagai informasi berkaitan dengan tempat kerja (corporate image), jenis pekerjaan dan system pelaksanaan pekerjaan, serta pengetahuan tentang unsur desain, prinsip desain dan karakteristik busana kerja. c. Tuangkan konsep busana kerja wanita dewasa tersebut dengan membuat gambar desain presentasi (Presentation Drawing) dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan teknik pembuatan Desain Presentasi yang benar pada kertas gambar yang tersedia dengan menggunakan pensil bernomor HB atau 2B.
98
d. Sempurnakan gambar sketsa desain dengan menerapkan motif atau warna dengan menggunakan cat air. e. Lengkapi tampilan desain dengan keterangan-keterangan berkaitan dengan detail model dan berbagai aspek lainnya yang dapat mendukung kegiatan presentasi terhadap gambar desain tersebut. Selain dari itu gambar dilengkapi dengan mencantumkan elemen-elemen yang diperlukan pada pembuatan busananya, seperti bahan dasar, bahan pelengkap dan aksesoris yang dipergunakan. f.
Buat laporan dalam bentuk kertas kerja berupa uraian tentang kondisi objektif dari tempat kerja dan busana kerja yang akan dibuat dan dilengkapi dengan gambar desain presentasi yang dibuat secara lengkap.
g. Presentasikan laporan / kertas kerja pembuatan desain busana kerja instansi / perusahaan yang telah dibuat dengan menggunakan multi media presentasi (power point).
Sistematika Laporan / Kertas Kerja : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I.
Peranan Busana Kerja dalam Menunjang Efektivitas Kerja dan Citra Perusahaan A. Pendahuluan B. Identifikasi Masalah C. Batasan Masalah D. Tujuan
II. Analisis Busana Kerja dan Peranannya dalam Menunjang Efektivitas Kerja dan Citra Perusahaan A. Penjelasan Jenis Profesi yang Diteliti B. Tugas dan Fungsi Profesi C. Penjelasan tentang Corporate Image
99
D. Siklus Kerja E. Ketetapan Etika Penampilan dalam Perusahaan F. Analisis Busana Kerja 1. Pendesainan Model 2. Penggunaan Elemen Tekstil 3. Penerapan Warna KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
100