BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No.09/05/53/Th. XVIII, 4 Mei 2015
PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I 2015 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) triwulan I tahun 2015 di NTT mengalami penurunan sebesar -1,60 persen, sedangkan pertumbuhan (y-on-y) triwulan I tahun 2015 terhadap triwulan yang sama tahun 2014 naik sebesar 10,19 persen. 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) triwulan I tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,63 persen, sedangkan pertumbuhan (y-on-y) triwulan I tahun 2015 terhadap triwulan yang sama tahun 2014 NTT mengalami kenaikan sebesar 3,99 persen. Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang NTT triwulan I tahun 2015 (q-to-q) turun sebesar -1,60 persen, sedangkan pertumbuhan (y-on-y) naik sebesar 10,19 persen. Pola pertumbuhan yang sama ditunjukkan oleh produksi industri manufaktur besar sedang secara nasional, dimana pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang Indonesia triwulan I tahun 2015 (q-to-q) mengalami penurunan sebesar -0,71 persen, dan pertumbuhan produksi (y-on-y) triwulan I tahun 2015 terhadap triwulan yang sama pada tahun 2014, mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen. Grafik 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan I Tahun 2015 NTT & Nasional (q to q) dan (y on y)
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 09/05/53 Th. XVIII , 4 Mei 2015
1
Turunnya pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang triwulan I (q-toq) NTT sebesar -1,60 persen dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Makanan sebesar -1,70 persen dan Industri Manufaktur Minuman sebesar -1,16 persen. Hal ini kontradiktif dengan pertumbuhan Industri Manufaktur Furnitur, yang memberikan kontribusi positif sebesar 1,31 persen. Berbeda dengan pertumbuhan (q-to-q), secara (y-on-y) semua jenis industri memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan sebesar 10,19 persen. Industri Manufaktur Furnitur memberikan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 12,93 persen, sedangkan Industri Manufaktur Makanan dan Minuman memberikan kontribusi masing-masing sebesar 11,12 persen dan 6,61 persen. Apabila dilihat dari tabel 1.1, pada triwulan I tahun 2015, perusahaan Industri Minuman menyerap tenaga kerja lebih tinggi dibanding Industri Makanan serta Furnitur. Sejalan dengan penyerapan tenaga kerja, kontribusi nilai produksi Industri Minuman juga merupakan penyumbang tertinggi terhadap nilai produksi IBS di NTT selama triwulan I tahun 2015. Perusahaan Industri Minuman, mampu menyerap tenaga kerja sekitar 39,03 persen dan menghasilkan nilai produksi (output) sekitar 40,55 persen. Industri Furnitur, dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 31,49 persen menghasilkan nilai produksi sekitar 38,63 persen terhadap total nilai produksi. Sementara industri makanan dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 29,48 persen hanya menghasilkan nilai produksi sebesar 20,82 persen dari total nilai produksi industri manufaktur besar sedang yang ada di NTT atau yang terendah dibandingkan kelompok industri manufaktur lainnya pada triwulan I tahun 2015. Tabel 1.1 Persentase Penyerapan Tenaga Kerja, Kontribusi Nilai Produksi Terhadap Total Nilai Produksi, dan Produktivitas Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar Sedang Pada Trw IV Tahun 2014 dan I Tahun 2015
No
(1)
Jenis Industri (2)
Produktivitas (Rp.Juta)
Penyerapan Tenaga Kerja (%)
Kontribusi Nilai Produksi (%)
(3)
(4)
(5)
(6)
Trw IV 2014 Trw I 2015
1
Industri Makanan
29,48
20,82
14,90
5,72
2
Industri Minuman
39,03
40,55
9,78
8,41
3
Industri Furnitur
31,49
38,63
9,46
9,93
100,00
100,00
10,87
8,10
Jumlah
Sumber : Hasil Olahan Survei IBS Bulanan 2015 Pada triwulan I tahun 2015 produktivitas tenaga kerja sektor industri manufaktur besar dan sedang di NTT mengalami penurunan sebesar 25,48 persen dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 10,87 juta rupiah selama triwulan IV tahun 2014 menjadi 8,10 juta rupiah per tenaga kerja selama triwulan I tahun 2015. Jika dilihat menurut jenis industri manufaktur, maka produktivitas tenaga kerja tertinggi dalam kurun waktu triwulan I tahun 2015 adalah sektor Industri Furnitur yaitu sebesar Rp.9,93 juta per tenaga kerja, selanjutnya Industri Minuman sebesar Rp.8,41 juta per tenaga kerja, dan Industri Makanan dengan produktivitas terendah yaitu hanya sebesar Rp. 5,72 juta per tenaga kerja. Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 09/05/53 Th. XVIII , 4 Mei 2015
2
A. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL
Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) triwulan I (q-to-q) NTT pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 4,63 persen. Kontribusi pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I (q-to-q) berasal dari kenaikan pertumbuhan sebagian besar jenis industri mikro dan kecil yang ada di NTT, seperti : Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (13,41%), Industri Furnitur (7,40%), Industri Makanan (6,54%), dan Industri Minuman (5,78%), Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman (3,59%), Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia (1,00%). Sementara pertumbuhan IMK Triwulan I (q-to-q) yang mengalami penurunan antara lain: Industri Kertas dan Barang dari Kertas (-14,37%), Industri Pengolahan Lainnya (-7,62%), Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (-6,53%), Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional (-5,67%), Industri Pakaian Jadi (-5,48%), Industri Tekstil (-4,11%), Industri Barang Galian Bukan Logam (-1,77%), Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik (-1,29%), Industri Barang Logam, dan Industri Bukan Mesin dan Peralatannya (-1,14%) Grafik 1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I - IV Tahun 2014 dan Triwulan I 2015 (q-to-q) NTT dan Nasional
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 09/05/53 Th. XVIII , 4 Mei 2015
3
Tabel 1.3
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulan I Tahun 2015
No
Kode KBLI
Jenis Industri
(1)
(2)
(3)
1
10
2
Pertumbuhan Triw I (persen)
q-to-q
c-to-c
y-on-y
(4)
(5)
(6)
Industri Makanan
6.54
6.22
6.22
11
Industri Minuman
5.78
18.49
18.49
3
13
Industri Tekstil
-4.11
-5.17
-5.17
4
14
Industri Pakaian Jadi
-5.48
-3.46
-3.46
5
15
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
-6.53
-6.53
-6.53
6
16
Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
13.41
15.69
15.69
7
17
Industri Kertas dan Barang dari Kertas
-14.37
6.18
6.18
8
18
Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
3.59
-17.38
-17.38
9
20
Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia
1.00
1.00
1.00
10
21
Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal
-5.67
-5.67
-5.67
11
22
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
-1.29
-0.65
-0.65
12
23
Industri Barang Galian Bukan Logam
-1.77
-9.94
-9.94
13
25
Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
-1.14
-19.77
-19.77
14
31
Industri Furnitur
7.40
12.91
12.91
15
32
Industri Pengolahan Lainnya
-7.62
0.75
0.75
4.63
3.99
3.99
IMK (Industri Mikro dan Kecil)
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 09/05/53 Th. XVIII , 4 Mei 2015
4
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Ir. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur
Telp/Fax. (0380) 8554535 Email :
[email protected] ;
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 09/05/53 Th. XVIII , 4 Mei 2015
5