BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di PT. Jaya Sakti Tekstil dan melakukan pembahasan atas hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Jaya Sakti Tekstil telah menelompokkan biaya produksi dalam proses produksinya menjadi tiga kelompok yang terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dari pengelompokkan biaya ini masih terdapat pengelompokkan biaya yang kurang tepat yang dilakukan oleh perusahaan. Misalnya biaya bahan bakar yang dimasukkan menjadi biaya produksi tidak langsung, padahal biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan pemasaran, oleh karena itu tidak boleh diperlakukan sebagai biaya produksi tidak langsung. Dalam penyusunan anggaran biaya produksi, PT. Jaya Sakti Tekstil memasukkan biaya non-produksi seperti gaji staf administrasi, staf keuangan, biaya listrik kantor ke dalam biaya produksi. Hal ini tidak tepat karena biaya-biaya yang boleh dibebankan ke produk hanya biaya yang berhubungan dengan proses produksi saja.
86
Bab V Kesimpulan dan Saran
87
2. PT. Jaya Sakti Tekstil telah menerapkan metode job order costing dalam perhitungan harga pokok. PT. Jaya Sakti melakukan perhitungan harga pokok produknya dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung untuk masingmasing pesanan tesebut. 3. PT. Jaya Sakti telah melakukan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode job order costing. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dicatat berdasarkan standar atau pengalaman yang telah lalu. Sedangkan biaya produksi tidak langsung dihitung dengan menggunakan anggaran yang kemudian dialokasikan kepada setiap pesanan dengan menggunakan satu cost pool saja dan memakai dasar alokasi total unit produksi yang dihasilkan. Dengan hanya menggunakan satu cost pool saja maka akan terdapat pesanan yang harga pokok produksinya yang undercosted atau overcosted. 4
Perusahaan memakai cost based picing dalam menentukan harga jual produknya, dimana harga pokok produk merupakan dasar utama perusahaan untuk menentukan harga jualnya. Harga jual ditentukan dengan menambah besarnya mark-up dari total biaya yang dikeluarkan. Besarnya mark up ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun sebelumnya. Karena harga pokok yang dihitung perusahaan kurang akurat, maka berdampak pula pada harga jual produknya.
Bab V Kesimpulan dan Saran
5
88
Pada PT. Jaya Sakti sebenarnya metode perhitungan job order costing telah berperan dalam menetapkan harga pokokp produknya, harga pokok produk merupakan dasar untuk menetapkan harga jual. Hal ini dapat dilihat dari : •
Pengelompokkan biaya yang terjadi di perusahaan sudah cukup baik yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung.
•
Biaya bahan langsung dan tenaga kerja dibebankan langsung kepada produk karena kedua dapat ditelusuri secara langsung kepada produknya.
•
Biaya produksi tidak langsung dialokasikan ke produk dengan menggunakan satu cost pool, dengan dasar alokasinya jumlah unit produksi.
Perhitungan harga pokok sebagai dasar penetapan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang dilakukan oleh penulis terdapat perbedaan, karena perhitungan yang dilakukan oleh penulis lebih tepat karena biaya tenaga kerja dibebankan ke produk berdasarkan jam tenaga kerja dan biaya produksi tidak langsung dikelompokkan menjadi beberapa cost pool, dan dialokasiakan dengan menggunakan dasar alokasi yang mempunyai hubungan cause and effect. Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan penulis, metode perhitungan biaya job order costing dapat diterapkan pada PT. Jaya Sakti karena setiap pesanan berbeda-beda dari jumlah bahan baku yang digunakan,
Bab V Kesimpulan dan Saran
89
tingkat kesulitan pembuatan, lama waktu pengerjaan, dan sebagainya. Degan metode job order costing, perusahaan dapat menghitung harga pokok produknya setiap pesanan dengan lebih akurat antara lain karena biaya tenaga kerja dihitung menggunakan jam tenaga kerja sehingga untuk produk yang pengerjaannya lebih lama akan dibebankan biaya lebih besar dan biaya produksi tidak langsung akan dialokasikan ke masing-masing pesanan dengan lebih dari satu cost pool, dan menggunakan cost driver yang mempunyai hubungan yang erat terhadap kelompok-kelompok biaya tersebut.
5.2 Saran Setelah membuat kesimpulan-kesimpulan di atas, pada sub bab ini penulis akan menguraikan beberapa sarannya dalam penelitian yang sudah dilakukan : 1. Perusahaan sebaiknya menganalisis kembali pengelompokkan biaya produksi yang selama ini sudah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang lebih akurat dan dapat digunakan dalam menetapkan harga jual yang akurat. 2. perusahaan sebaiknya berhati-hati dalam menyusun anggaran biaya produksi dimana biaya non-produksi seperti gaji staff bagian keuangan, staff administrasi, biaya listrik untuk kantor dan lain-lain yang tidak memiliki hubungan dengan proses produksi sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi.
Bab V Kesimpulan dan Saran
90
3. Biaya produksi tidak langsung sebaiknya dialokasikan kepada produk dengan menggunakan lebih dari satu cost pool karena tidak semua biaya produksi tidak langsung memiliki cost driver yang sama. Dengan menggunakan cost pool yang sesuai dengan cost driver nya maka perhitungan biaya produksi tidak langsung akan menjadi lebih akurat. 4. Perusahaan perlu berhati-hati dalam menetapkan harga jual, agar harga jual yang ditawarkan dapat bersaing di pasaran sebab harga yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggan dan harga yang terlalu rendah dari harga produksinya akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.