BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan akhir dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan pada Bab V sebagai berikut : Kesimpulan secara umum menggambarkan bagaimana pola spasial yang terbentuk di desa Torosiaje laut dan bagaimana aspek non fisik (sosial budaya) dan aspek fisik (kondisi lingkungan) mempengaruhi pola spasial permukiman
A. Kesimpula Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Pola spasial kelompok rumah yang terbentuk di Desa Torosiaje laut adalah yaitu : ¾ Kelompok rumah-rumah membentuk open space-open space dengan komposisi rumah rapat dan tidak beraturan sehingga terbentuk ruangruang diantaranya (bangunan) yang difungsikan sebagai jembatan pembagi untuk menghubungkan ke rumah-rumah. ¾ Kelompok Rumah-rumah tumbuh berderet rapat antara bangunan yang satu dengan yang lain dengan orientasi ke jembatan utama penghubung ke rumah-rumah 2. Secara umum pola spasial Permukiman yang terbentuk di Desa Torosiaje
ini
adalah
kelompok-kelompok
rumah
mengelompok
membentuk open space rumah satu dengan rumah lainya, dimana open space antara rumah-rumah sebagai space pengikat/penghubung antar kelompok rumah. 3. Sosial budaya dan lingkungan adalah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola spasial permukiman secara umum yang terbentuk di Desa Torosiaje laut, dimana : ¾ Mata pencaharian hidup utama penduduk Desa Torosiaje laut adalah nelayan yang selalu membutuhkan ruang-ruang terbuka 101
(open space) yang cukup luas untuk menunjang aktivitas perekonomiannya,
sehingga
komposisi
rumah
menjadi
berkelompok tidak rapat dan membentuk ruang jemuran hasil tangkapan ikan dan sebagai tambatan perahunya ¾ Dalam membentuk proses ruang-ruang terbuka tersebut sering melibatkan anggota keluarga karena suku Bajo ini serumpun, dalam proses produksi hingga ruang-ruang terbuka tersebut yang terbentuk secara spontaneous sebagai akibat dari mata pencaharian hidup (nelayan), dan ruang-ruang ini difungsikan secara bersama baik sebagai akses maupun untuk fungsi yang lain seperti menjemur hasil tangkapan ikan, menjemur jaring, tempat perbaikan alat nelayan dan sebagai tempat menambat perahu.
Sedangkan untuk menjawab pertanyaan kedua, dapat disimpulkan bahwa : faktor-faktor yang mempengaruhi pola spasial permukiman suku Bajo di Desa Torosiaje laut adalah unsur-unsur sosial budaya, ekonomi, faktor fisik dan faktor alamiah dan faktor aturan pemerintah dalam permukiman, adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
a.
Sosial – Ekonomi Faktor ekonomi juga menyebabkan fungsi permukiman nelayan berubah
terhadap kawasan Desa Torosiaje laut sebagai kawasan tujuan wisata di provinsi Gorontalo. Adanya akses spasial jaringan jalan serta orientasi terhadap pusat kota membawa dampak ekonomi dalam perdagangan. Ditinjau dari aspek social, ekonomi kawasan Totosiaje laut atau di kenal dengan nama Permukiman terapung Torosiaje ini menunjukan faktor sosial ekonomi membawa dampak terhadap perkembangan serta membawa pengaruh terhadap pola spasial permukiman suku Bajo di Torosiaje
102
b.
Faktor Sosial-Budaya Permukiman suku Bajo di Desa Torosiaje laut melibatkan anggota
keluarga dan masyarakat dalam proses produksi sehingga ruang-ruang terbuka tersebut yang terbentuk secara spontaneous sebagai akibat dari mata pencaharian hidup (nelayan) difungsikan secara bersama baik sebagai akses ataupun untuk fungsi yang lain seperti menjemur jarring, menjemur hasil laut, tempat perbaikan alat nelayan dan sebagai tempat menambat perahu.
Sosial Budaya Komposisi Rumah Berderet Rapat
Mata pencaharian hidup
Bentuk Rumah Panggung (area laut)
Infra Struktur Desa (Jembatan Utama Desa) Lingkungan Gambar V.31. Pengaruh Sosial Budaya dan Lingkungan Terhadap Komposisi Rumah di Desa Torosiaje laut Sumber : Analisis, 2014
c.
Faktor Fisik dan Faktor Alamiah
Faktor Fisik salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola dalam permukiman suku Bajo di Torosiaje terlihat adanya faktor fisik berupa jembatan utama yang menghubungkan ke rumah-rumah. Adanya massa bangunan (Solid) dan ruang terbuka (void), orientasi hadap bangunan di mana bangunan menghadap ke laut. Faktor alamiah berupa wilayah geografis Kabupaten Pohuwato yakni lokasi penelitian berada di laut khusunya laut teluk tomini akan memberikan dampak pengaruh terhadap bentuk pola yang terjadi di permukiman suku Bajo di Desa Torosiaje 103
d.
Aturan dalam hal ini kebijakan pemerintah
Salah satu faktor yang mempengaruhi pola spasial adalah adanya aturan kebijakan pemerintah dalam tatanan pola berupa aturan dalam mendirikan bangunan yang memberikan dampak terhadap permukiman diantaranya perkembangan permukiman dengan pemanfaatan lahan secara maksimal serta keterbatasan lahan membawa dapat perkembangan kawasan dalam hal ini massa bangunan lebih di perindah. Hal ini akan mempengaruhi pola spasial permukiman di Torosiaje laut di mana pengaruh solid dan void dalam hal ini penggunaan ruang-ruang akan memberikan pengaruh terhadap pola spasial dalam kegiatan di sekitar area permukiman.
B. Saran Hasil Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi, untuk itu saran-saran sangat disadari bahwa yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian kualitas arsitektur tradisional suku Bajo di Torosiaje dalam hal ini pola spasial permukiman di Desa Torosiaje laut, yang dapat menjadi acuan pemerintah daerah dalam kaitanya dengan pengembangan wisata alam atau permukiman terapung suku Bajo sebagai salah satu eikon tujuan wisata alam di Provinsi Gorontalo, Adapun kepentingan terhadap pemerintah daerah lebih luasnya manfaat penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dapat mengungkapkan bagaimana Spasial Permukiman suku Bajo di Desa Torosiaje laut diterapkan dengan mempertimbangkan aspek sosial budaya, dan faktor-faktor pendukung terhadap spasial permukiam suku Bajo di Desa Torosiaje laut. 2. Lebih dilakukan penelitian yang lebih mendalam terkait dengan penelitian tentang suk Bajo yang dalam hal ini lingkungan suku Bajo yang ada di Indonesia. 3. Penelitian ini merupakan penelitian arsitektur yang dapat memperkaya wawasan tentang permukiman tepian air yang berada di permukiman suku Bajo di Torosiaje laut. Dari penelitian ini ada beberapa hasil penelitian dapat 104
dijadikan masukan secra empiris tentang permukiman suku Bajo di Torosiaje laut, adapun hasilnya sebagai berikut : a. Keterkaitan antara aspek fisik dengan lingkungan Spasial permukiman. b. Aspek-aspek fisik memiliki peluang untuk menjadi aspek mengendali permukiman 4. Upaya mengendalikan pertumbuhan permukiman di Desa Torosiaje laut melalui control dengan pendekatan fisik, sosial budaya, ekonomi dan aturan kebijakan pemerintah dalam tata letak permukiman, perlunya koordinasi yang baik antara penentu kebijakan dan control berupa aturan sempadan dan tata letak sebuah kawasan. Adapun saran penelitian ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan, penentu kebijakan permukiman terutama pada pemerintah Kabupaten dan Provinsi, serta penelitian lanjutan. 1. Perlunya dilakukan penelitian secara silang antara semua hasil penelitian tentang permukiman suku Bajo, agar di peroleh Pola penanganan pengembangan permukiman suku Bjo yang dalam hal ini spasial kawasan. Di lain pihak dapat melestarikan budaya lain untuk diketahui serta mempunyai nilai historis Arsitektur yang dapat menambah devisa serta nilai-nilai kearsitekturan di Indonesia. 2. Untuk penelitian lebih lanjut, dari hasil penelitian ditemukan pola-pola spasial yang sama, baik itu spasial ruang luar (lingkungan, permukiman), pola bentuk dan spasial ruang yang secara konsep budaya masih memegang erat. Kiranya peneliti lebih lanjut dapat meneliti pola tatanan ruang secara lebih mendalam lagi Penelitian ini banyak difokuskan pada keterkaitan aspek fisik dalam perkembangannya serta unsur geografis wilayah serta sosial budaya, ekonomi dan peraturan pemerintah dalam membentuk pola spasial.
105