BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengajar model pembelajaran terpadu pada mahasiswa program S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk menghasilkan sebuah model yang efektif, tentu saja banyak faktor yang harus dikaji dalam penelitian ini, termasuk mendapatkan data dan informasi mengenai profil pembelajaran terpadu yang saat ini diterapkan pada program studi S1-PGSD. Data dan informasi yang bersifat spesifik berkenaan dengan profil pembelajaran terpadu yang diperlukan melalui studi pendahuluan terutama menyangkut: tujuan mata kuliah, isi mata kuliah, proses pembelajaran, tingkat pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran
(RPP),
kemampuan
praktis
mahasiswa
(penampilan) mengajar model pembelajaran terpadu. Profil yang menjelaskan secara objektif model pembelajaran terpadu yang selama ini dilakukan, dianalisis dengan memadukan antara konsep teoretis dan pengalaman praktis. Karakteristik, kekuatan dan kelemahan yang ada kemudian dijadikan dasar untuk merancang sebuah model yang diduga akan lebih efektif dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Oleh karena itu penelitian ini dikategorikan ke dalam sebuah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Data yang diperoleh melalui instrumen angket, hasil observasi dengan menggunakan paduan observasi, maupun dari studi dokumentasi semuanya menghasilkan angka yang kemudian dianalis menggunakan kaidah statistik. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan model ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Creswell, 2008).
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan kuantitatif digunakan terutama pada saat proses implementasi model yang dikembangkan, yaitu untuk menilai data dari kemampuan membuat RPP dan kemampuan praktis penampilan mengajar. Melalui data kuantitatif yang diolah secara statistik akan diperoleh informasi yang valid, akurat dan akuntabel kemampuan riil mahasiswa program S1-PGSD dalam membuat RPP maupun penampilan mengajarnya. B. Metode Penelitian Sesuai dengan tujuan, fokus permasalahan dan karakteristik dari pendekatan yang digunakan, maka metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan (Research & Development). Dikemukakan oleh Borg dan Gall bahwa Educational research and development, is a process used to develop and validate educational product (2006). Maksudnya adalah bahwa penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam pendidikan adalah untuk menghasilkan suatu pola atau model melalui tahapan kegiatan merancang, mencobakan, reflekasi, revisi, validasi, sehingga akhirnya menghasilkan produk yang diterima sebagai suatu model atau pola yang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui penelitian dan pengembangan diharapkan menghasilkan model yang lebih efektif, lebih efisien dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Oleh karena itu, orientasi penelitian dan pengembangan dimaksudkan dapat menghasilkan suatu pembaharuan atau inovasi. Suatu produk dikategorikan hasil suatu inovasi apabila memenuhi kriteria: lebih menguntungkan dibandingkan sebelumnya (relative advantage), memiliki unsur kesesuaian (compability), lebih mudah dicobakan (triability) (Everett M. Rogers. 1983:15). Penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gal memiliki beberapa karakteristik dan sekaligus menjadi pedoman dalam mengimplemen tasikannya, yaitu:
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengumpulkan informasi baik berkenaan dengan konsep teoretis maupun data empirik yang berhubungan dengan fokus penelitian yang akan dilakukan (Research and Information Colecting) 2. Merumuskan tujuan yang berfungsi sebagai panduan, alat kontrol terhadap setiap aktivitas penelitian dan pengembangan, agar penelitian dilakukan sesuai dengan tahapan dan prosedur yang tepat, sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan(Planning) 3. Merumuskan draft awal rancangan model yang akan dikembangkan. Materi yang dibahas, instrumen, sarana dan fasilitas yang dibutuhkan yang sesuai dan menunjang terhadap model pembelajaran yang akan dikembangkan (Development of the preliminary from of product). 4. Mencobakan draft
atau rancangan awal pada skala yang terbatas,
selanjutnya dilakukan anlisis untuk mendapatkan data dan informasi kesesuaian,
kelebihan,
kekurangan
model
yang
dikembangkan
(Preliminary field testing) 5. Melakukan kegiatan evaluasi terhadap draft model yang diujikan pada skala terbatas, dianalisis kesesuaian, kelebihan maupun kekurangan untuk dilakukan revisi dan penyempurnaan (Main product revision) 6. Draft model hasil revisi kemudian dicobakan pada skala yang lebih luas, dengan tujuan untuk memperoleh data empirik kelayakan, efisiensi dan efektivitas model yang dikembangkan, apakah telah memenuhi yang harapankan (Main field testing) 7. Melakukan kegiatan revisi dan validasi tehadap model yang dicobakan pada skala uji luas (Operational product revision) 8. Model hasil validasi dicobakan lagi untuk memperoleh data dan informasi empirik mengenai keajegan model. Apakah model benar-benar telah menunjukkan konsistensi sehingga dapat menyimpulkan apakah hasil pengembangan dikatakan layak sebagai suatu model (Operational field testing) Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Revisi akhir terhadap hasil beberapa kali uji coba dan validasi, dan menyimpulkan bahwa model yang dikembangkan bisa digunakan (Final product revision) 10. Terakhir adalah melakukan kegiatan sosialisasi, edukasi menyebarkan model hasil pengembangan untuk digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (Dissemination and impmentation). Dari kesepuluh tahapan kegiatan penelitian dan pengembangan yang dikemukakan Borg & Gal di atas, peneliti melakukan adaptasi melalui lima tahap
kegiatan
yaitu:
1)
Studi
pendahuluan,
2)
Perencanaan,
3)
Pengembangan melalui uji coba terbatas, 4) Validasi model hasil pengembangan (uji coba luas), 5) melakukan analisis peningkatan kemampuan mengimplementasikan model temuan. C. Langkah-langkah Penelitin Mengacu pada karakteristik dan langkah-langkah prosedural pendekatan penelitian dan pengembangan yang dikemukakan Borg & Gall di atas, kemudian peneliti mengadaptasinya menjadi pedoman penelitian. Dengan memperhatikan
substansi
setiap
langkah
penelitian,
dan
kemudian
disesuaikan dengan fokus, tujuan, cakupan permasalahan, karakteristik model, dan karakteristik subjek penelitian, maka dari kesepuluh langkah tersebut disederhanakan kedalam empat langkah kegiatan utama yaitu: pendahuluan, perencanaan, pengembangan model melalui uji coba, validasi model. 1. Pendahuluan; fokus studi pendahuluan ini adalah mengkaji konsep teoretis hakikat pembelajaran, khususnya model pembelajaran terpadu dan variabel-variabel lain yang mendukung terhadap keterlaksanaan suatu model pembelajaran. Kemudian pada bulan Maret 2014 dilanjutkan dengan melakukan observasi, studi dokumentasi, wawancara, sebagai bagian dari survei lapangan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran terpadu pada prodi S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi. Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif, komprehensif dari kegiatan survei awal ini digunakan instrumen angket untuk mahasiswa dan dosen untuk mengetahui profil awal pembelajaran terpadu meliputi, urgensi,
silabus,
substansi
materi,
proses
pemahaman dan kemampuan mahasiswa,
pembelajaran,
tingkat
faktor pendukung dan
penghambat pembelajaran. Data dan informasi yang diperoleh melalui studi pendahuluan ini sangat penting untuk dijadikan dasar dalam merencanakan progoram penelitian dan pengembangan pada tahap berikutnya. 2. Perencanaan; yaitu menindaklanjuti hasil studi pendahuluan dengan membuat rencana yang lebih matang, operasional antara lain dengan melakukan: a. Konsultasi dengan pembimbing untuk mematangkan rencana penelitian, menajamkan fokus, cakupan permasalahan, melengkapi berbagai dokumen yang berisfat akademik maupun administratif yang diperlukan untuk menunjang kelancaran penelitian b. Mengajukan surat permohonan izin penelitian ke program Pasca Sarjana UPI, kemudian menyerahkannya ke ketua prodi S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi dan kampus Cibiru, sekaligus melakukan koordinasi untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan c. Menyusun rancangan model yang akan dikembangkan, termasuk membuat instrumen observasi, dan format penilaian untuk menilai keefektipan, kelebihan dan kekurangan model yang akan digunakan pada saat kegiatan pengembangan. d. Dari sekian jenis model-model pembelajaran, setelah dianalisis dari segi konsep meliputi pengertian, karakteristik, prinsip, proses dan prosedur, sera tujuan yang ingin dihasilkan dari suatu model, maka diputuskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa mengajar model
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran terpadu adalah dengan menggunakan pendekatan Brainstorming. 3. Pengembangan Model; yaitu kegiatan meguji cobakan model hasil rancangan yang telah dibuat pada kegiatan perencanaan. Pada kegiatan ini penyempurnaan terhadap hasil rancangan awal sangat memungkinkan tergantung pada hasil uji coba. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap kegiatan pengembangan ini yaitu: a. Melakukan uji coba terbatas, yaitu mencobakan model pembelajaran terpadu dengan strategi Brainstorming yang dilakukan di dua kelas yaitu kelas bahasa dan IPS prodi S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi. b. Uji coba model pada kelas terbatas ini meliputi dua bentuk kegiatan, yaitu membuat RPP sesuai dengan karakteristik model yang dikembangkan, dan simulasi kegiatan praktik mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya c. Uji coba terbatas masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali putaran, dan setiap putaran dilakuan diskusi reflektif untuk memperoleh masukan guna perbaikan pada kegiatan berikutnya 4. Validasi Model; yaitu kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan pengembangan, menindaklanjuti hasil mencobakan pada uji terbatas yang telah dilakukan beberapa penyempurnaan. Kegiatan pada uji validasi ini antara lain: a. Mencobakan model hasil revisi pada uji terbatas pada uji coba skala luas, untuk melihat konsistensi kemampuan mahasiswa dalam menggunakan model pembelajaran terpadu berbasis Brainstorming b. Uji coba luas dilakukan sebanyak tiga kali putaran, pada tiga kelas yang berbeda dengan uji coba terbatas. Kelas yang digunakan uji coba luas yaitu kelas Matematika, kelas Bahasa kampus Bumi Siliwangi, dan satu kelas Bahasa kampus Cibiru dan kelas IPA.
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Melalui uji coba validitas ini diketahui tingkat kemampuan akhir, konsistensi
penggunaan
model,
karakteristik,
keunggulan
dan
kelemahan model hasil pengembangan. d. Disimpulkan model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengajar model pembelajaran terpadu pada mahasiswa program S1PGSD Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun rangkaian tahap demi tahap kegiatan penelitian dan pengembangan model pembelajaran tersebut, secara garis besar dipetakan pada sebuah bagan berikut ini:
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
STUDI PENDAHULUAN
PERENCANAAN Menyusun Draft model awal Menyusun Instrumen Melengkapi adminsitrasi
Telaah teori/konsep Survei awal Diskusi kolaboratif
Hipotetik Model Pembelajaran
VALIDASI Uji coba Luas Diskusi Reflektif Revisi Model
PENGEMBANGAN Uji Coba Terbatas Diskusi Reflektif Revisi Model
MODEL AKHIR
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada program S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi dan kampus daerah Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan demikian lokasi penelitiannya adalah kampus Bumi Siliwangi dan kampus Cibiru. Subjeknya mahasiswa, dosen, lingkungan yang terkait dengan aktivitas penyelenggaraan pembelajaran di kedua kampus tersebut. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2012:119). Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa, dosen, kurikulum, lingkungan dan seluruh elemen yang melekat pada aktivitas penyelenggaraan program studi S1-PGSD di kampus Bumi Siliwangi dan Cibiru. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono.2012:120). Prinsip utama yang dimiliki dalam aktivitas pembelajaran di perguruan tinggi adalah mahasiswa, dosen, kurikulum, lingkungan dan sumber belajar. Oleh karena itu setiap unsur tersebut ditetapkan menjadi pertimbangan dalam teknik pengambilan sampel penelitian. Dijelaskan oleh Sugiyono bahwa teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (2012:121). Adapun penetapan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Artinya sampel penelitian tidak semata didasarkan pada jumlah, akan tetapi disesuaikan dengan tujuan, karakteristik populasi, instrumrn, biaya, waktu, dan tenaga. Purposive Sampling merupakan teknik penyampelan yang tidak memberikan peluang yang sama (nonprobability sampling) kepada setiap anggota populasi untuk ditetapkan sebagai sampel. Didasarkan pada rujukan teknik penetapan sampel di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran terpadu dan mata kuliah pembelajaran mikro tahun ajaran 2013/2014 di kampus Bumi Siliwangi sebanyak empat kelas (kelas Matematika, IPA, Bahasa, dan IPS) satu kelas Bahasa kampus Cibiru, dosen mata kuliah pembelajaran terpadu di kampus Bumi Siliwangi dan di kampus Cibiru. Selengkapnya sampel penelitian dan pengembangan yang dijadikan uji terbatas dan uji coba luas pengembangan model untuk meningkatkan kemampuan mengajar model pembelajaran terpadu pada mahasiswa program S1-PGSD adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Sampel Penelitian No 1
2
Kampus Bumi Siliwangi
Cibiru Jumlah
Kelas
Dosen
Mhs
Matematika
2
30
Uji Luas V
IPA
1
27
V
Bahasa
2
30
V
IPS
1
46
V
Bahasa 5 Kls
2
25
8
158
Uji Terbatas
V 2
3
Lokasi penelitian dan pengembangan model dilalukan di kampus Bumi Siliwangi dan Kampus Cibiru, dengan pertimbangan bawah kampus Bumi Siliwangi memudahkan peneliti berkolaborasi dengan mahasiswa dan dosen pada saat mengembangkan model. Demikian juga kampus Cibiru tidak terlalu jauh dari kampus Bumi Siliwangi. Sebelum kampus daerah berintegrasi ke kampus UPI, penyelenggaraan program studi S1-PGSD pertama kali dilakukan di kampus Bumi Siliwangi. Walaupun program S1-PGSD Bumi Siliwangi tidak diposisikan sebagai terbaik di antara kampus-kampus daerah, hanya mengingat Prodi S1-PGSD Bumi Siliwangi berlokasi di kampus pusat (utama), biasanya informasi bersifat kebijakan atau pembaharuan datangnya dari pusat, maka peneliti berketetapan penelitian akan lebih efektif dilakukan
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di kampus Bumi Silwangi dan kampus terdekat dari Bumi Siliwangi yaitu kampus Cibiru. Secara teknis penelitian dan pengembangan model ini dilakukan melalui kaji tindak (action research) pada lima kelas (Matematika, IPA, Bahasa, IPS) dan satu kelas Bahasa kampus Cibiru. Masing-masing kelas melakukan uji coba sebanyak tiga kali putaran. Tiga kali putaran pelaksanaan uji coba di kelas terbatas sebanyak dua kelas (kelas Bahasa & IPS kampus Bumi Siliwangi), dan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian uji coba luas sebanyak tiga kali putaran di tiga kelas, yaitu kelas Matematika dan IPA Prodi S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi dan satu kelas Bahasa Prodi S1PGSD kampus Cibiru. E. Pengembangan Instrumen Penelitian Untuk
mendapatkan
data
dan
informasi
terkait
dengan
fokus,
permasalahan dan tujuan penelitian digunakan beberapa alat pengumpul data (instrumen) penelitian, yaitu: 1. Studi Dokumentasi; yaitu kegiatan mempelajari, menganalisis terhadap dokumen kurikulum program S1-PGSD, dari mulai visi, misi, tujuan, dan posisi mata kuliah pembelajaran terpadu pada kurikulum program S1PGSD struktur kurikulum. 2. Wawancara; yaitu untuk mendapatkan data dan informasi tambahan sekaligus melakukan beberapa klarifikasi dengan ketua prodi, dosen pembelajaran terpadu, perwakilan mahasiswa, staf program S1-PGSD. Kegiatan wawancara dilakukan tidak secara terstruktur tergantung dengan situasi, kondisi dan kebutuhan. 3. Kuesioner; yaitu angket yang diberikan kepada mahasiswa dan dosen untuk memperoleh data dan informasi profil mata kuliah pembelajaran terpadu pada program S1-PGSD. Fokus data yang ingin diungkap melalui angket ini terutama: Urgensi mata kuliah pembelajaran terpadu, silabus, substansi
materi,
proses
pembelajaran,
tingkat
pemahaman
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan
kemampuan mahasiswa, faktor pendukung maupun penghambat dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Semua data tersebut didasarkan atas pengalaman dan persepsimahasiswa dan dosen selama melaksanakan pembelajaran terpadu. 4. Format penilaian dokumen; yaitu instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh mahasiswa. Format penilaian ini dikembangkan mengadaptasi dari format penilaian Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG), yang dimodifikasi untuk disesuaikan dengan karakteristik model pembelajaran yang dikembangkan. 5. Format penilaian observasi; yaitu instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan mehasiswa (penampilan) mengajar model pembelajaran yang dikembangkan. Format penilaian ini dikembangkan mengadaptasi dari format penilaian Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG),
dimodifikasi
disesuaikan
dengan
karakteristik
model
pembelajaran yang dikembangkan. Format inipun sekaligus digunakan peneliti pada saat kegiatan observasi (studi pendahuluan) mengamati kegiatan simulasi mahasiswa, ketika praktek mengajar pada mata kuliah pembelajaran terpadu pada mahasiswa program S1-PGSD.
F. Analisis Data Metode Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini dimaksudkan
menghasilkan
suatu
model
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa Prodi S1-PGSD mengajar Model Pembelajaran Terpadu. Pengembangan model ini dilakukan pada mata kuliah pembelajaran terpadu dan mata kuliah pembelajaran mikro pada semester VI. Apakah melalui penelitian dan pengembangan ini terjadi peningkatan kemampuan mahasiswa melaksanakan pembelajaran model terpadu ?, tentu Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saja harus dibuktikan oleh data baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Adapun data yang dikumpulkan melalui instrumen sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian dan pengembangan model ini adalah data kuantitatif. Data pertama diperoleh dari hasil prasurvei, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai profil pembelajaran terpadu pada mahasiswa Prodi S1-PGSD kampus Bumi Siliwangi. Instrumen yang digunakan berupa angket untuk mengetahui pengalaman mahasiswa dan dosen terhadap pelaksanaan pembelajaran terpadu yang telah diikutinya. Data dari prasurvei diolah menggunakan teknik statistik sederhana yaitu persentase (%). Hasil pengolahan diketahui mengenai profil pembelajaran terpadu pada Prodi S1-PGSD. Data hasil prasurvei kemudian dijadikan masukan untuk merancang model pembelajaran terpadu yang akan dikembangkan. Tahap berikutnya pengembangan model, yaitu menyusun draft model yang akan diuji cobakan. Model yang dikembangkan meliputi dua aspek kemampuan, yaitu membuat RPP model pembelajaran terpadu, dan kemampuan praktis mengajar model pembelajaran terpadu. Validasi model dilakukan pada kelas terbatas dan kelas luas melalui eksperimen (quasi experiment). Eksperimen pada uji coba terbatas sebanyak dua kelas, masingmasing tiga kali putaran. Hasil setiap uji coba dibandingkan apakah terjadi peningkatan dari putaran pertama, kedua dan ketiga. Demikian pula pada uji coba luas, sejauhmana peningkatan kemampuan mahasiswa baik dalam membuat RPP maupun kemampuan praktik (penampilan) mengajar model pembelajaran terpadu. Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan pada tahapan eksperieman sebagai uji-revisi model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut: a. Analisis hasil ujicoba terbatas dengan 3 kali putaran dan menghasilkan 3 kelompok rata-rata, dengan demikian statistik uji yang digunakan yaitu analisis perbedaan lebih dari 2 rata-rata yaitu menggunakan uji ANOVA. Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis anova dilakukan dengan sejumlah analisis uji persyaratan anova, yang mencakup: 1) Analisis deskriptif terhadap sebaran 3 rata-rata yang diperoleh untuk melihat rata-rata, simpangan baku, nilai minimum dan maksimum, 2) Analisis Test of Homogenity varians, untuk melihat variasi tingkat kesamaan tiap putaran. 3) Melakukan analisis Anova dengan konsentrasi pada capaian koefisien F-hitung pada probabilitas alpha 0,05, dalam rangka melihat capaian peningkatan perbedaan rata-rata tiap putaran. 4) Menganalisis rata-rata pada putaran mana saja yang memiliki perbedaan signifikan,maka analisisnya dilakukan dengan menggunakan Analisis Bonferroni dan Tukey dalam Post hoc Test. 5) Menganalisis setiap perbedaan hasil rata-rata yang dicapai pada setiap putaran
yang tidak signifikan, analisisnya dilakukan dengan
menggunakan analisis Homogeneous Subsets. 6) Melukiskan grafik peningkatan ratar-rata pada setiap putaran untuk tujuan pembuktian adanya peningkatan perbedaan yang signifikan. b. Analisis hasil ujicoba lebih luas dengan 3 kali putaran dan menghasilkan 3 kelompok rata-rata, dengan demikian statistik uji yang digunakan yaitu analisis perbedaan lebih dari 2 rata-rata yaitu menggunakan uji ANOVA. Tahapan pengujian, dilakukan seperti yang dilakukan pada
tahapan
ujicoba terbatas, maka dalam tahapan uji coba lebih luas ini tahapan analisis Anova yang dilakukan menempuh beberapa uji persyaratan, mencakup: 1) Analisis deskriptif terhadap sebaran 3 rata-rata yang diperoleh untuk melihat rata-rata, simpangan baku, nilai minimum dan maksimum, 2) Analisis Test of Homogenity varians, untuk melihat variasi tingkat kesamaan tiap putaran.
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Melakukan analisis Anova dengan konsentrasi pada capaian koefisien F-hitung pada probabilitas alpha 0,05, dalam rangka melihat capaian peningkatan perbedaan rata-rata tiap putaran. 4) Menganalisis rata-rata pada putaran mana saja yang memiliki perbedaan signifikan, maka analisisnya dilakukan dengan menggunakan Analisis Bonferroni dan Tukey dalam Post hoc Test. 5) Menganalisis setiap perbedaan hasil rata-rata yang dicapai pada setiap putaran
yang tidak signifikan, analisisnya dilakukan dengan
menggunakan analisis Homogeneous Subsets. 6) Melukiskan grafik peningkatan ratar-rata pada setiap putaran untuk tujuan pembuktian adanya peningkatan perbedaan yang signifikan. Analisis data untuk memenuhi proses pembuktian adanya peningkatan kemampuan terhadap model yang dikembangkan dalam penelitian ini digunakan dengan menggunakan Analisis Regresi Multiple. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Pengujian untuk melihat peningkatan kemampuan merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model Pembelajran Terpadu Berbasis Brainstorming pada tahap ujicoba lebih luas oleh kelompok mahasiswa kelas Bahasa, IPA dan Matematika. Adapun rumus persamaan Regresi Multiple yang digunakan yaitu: ̂ 2. Uji Signifikansi dan Kelinieran Garis Persamaan Regesi yang terbentuk dengan menggunakan uji- F dengan Probabilitas Alpha 0,05. Dimana proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 19. 3. Melukiskan garis persamaan regresi multiple dengan memperhatikan titik potong skor rata-rata yang diperoleh berdasarkan tiap putaran yang dilakukan, pada kelompok Bahasa, IPA dan Matematika. G. Hipotesis Penelitian dan Pengujiannya Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumusan Hipotesis dalam penelitian ini terdapat 3 kelompok hipotesis, yaitu sesuai dengan tiap tahapan uji coba dan uji peningkatan kemampuan
dalam
merencanakan
atau
menyusun
RPP
dan
mengimplementasikan model temuan oleh mahasiswa kelas Bahasa dan IPA. Adapun rumusan hipotesisnya yaitu: 1. Hi
Terdapat perbedaan variasi peningkatan rata-rata kemampuan
:
membuat RPP model pembelajaran terpadu antara putaran ke-1, ke2 dan ke 3 selama tahap ujicoba terbatas dan uji coba luas pada mahasiswa program S1-PGSD UPI; Ho : Tidak terdapat perbedaan variasi peningkatan rata-rata kemampuan membuat RPP model pembelajaran terpadu antara putaran ke-1, ke2 dan ke 3 selama tahap uji coba terbatas dan uji coba luas pada mahasiswa program PGSD S1-UPI; 2. Hi
Terdapat perbedaan variasi peningkatan rata-rata kemampuan
:
mengajar model pembelajaran terpadu antara putaran ke-1, ke2 dan ke 3 selama tahap uji coba lebih luas pada mahasiswa program S1-PGSD UPI; Ho
:
Tidak terdapat perbedaan variasi peningkatan rata-rata
kemampuan mengajar model pembelajaran terpadu antara putaran ke1, ke2 dan ke 3 selama tahap uji coba lebih luas pada mahasiswa program S1-PGSD UPI; 3. Hi
Terdapat peningkatan kemampuan mengimplementasikan model
:
pembelajaran terpadu berbasis Brainstorming antara putaran ke-1,ke 2 dan ke 3 pada mahasiswa program S1- PGSD UPI. Ho
:
Tidak terdapat peningkatan kemampuan mengimplementasikan
model pembelajaran terpadu berbasis Brainstorming antara putaran ke1, ke-2 dan ke-3 pada mahasiswa program S1-PGSD UPI. Proses pengujian hipotesia ke 1 dan ke 2 dilakukan dengan mengikuti uji hipotesis dengan menggunakan ANOVA, dimana prosesnya dilakukan Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik pada tahap ujicoba terbatas maupun saat uji coba lebih luas. Sedangkan proses pengujian hipotesis ke-3 dilakukan dengan menggunakan analisis uji Regresi Multiple sebagaimana dilakukan saat menganalisis peningkatan kemampuan mengimplementasikan model temuan dari penelitian ini.
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dadang Sukirman, 2015 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu