18
BAB III DASAR TEORI
3.1
Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi
pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi yang saling terhubung. Sistem yang terintegrasi ini dikenal dengan sistem interkoneksi. Keuntungan adanya interkoneksi adalah diperolehnya produksi yang ekonomis,karena pusat pembangkit listrik yang berkapasitas besar dan beroperasi pada sistem yang terinterkoneksi dapat mensuplai daerah lainnya yang membutuhkan tenaga listrik yang besar,tetapi hanya mempunyai pembangkit listrik yang berkapasitas kecil. Semakin banyaknya pusat pembangkit tenaga listrik yang dioperasikan, maka diperlukan pengaturan beban sistem tenaga listrik. Dalam pengaturan sistem tenaga listrik ini terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan, yaitu : a.
Kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi yang diperlukan
b.
Cara-cara penyajian data dan informasi bagi pengatur sistem
c.
Keandalan media data, karena terganggunya media data akan berakibat terganggunya operasi pengaturan sistem
d.
Kualitas data yang ditampilkan harus selalu yang terbaru
19
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka fasilitas pendukung untuk keperluan pengaturan sistem tenaga listrik adalah : a.
Sistem telekomunikasi
b.
Alat-alat pengolah data untuk mengambil, menyimpan dan mengolah data sistem tenaga listrik
c.
Perangkat lunak untuk mengolah data, agar data dapat ditampilkan dalam pengaturan sistem tenaga listrik
1. Pengertian Umum Sistem SCADATEL Pengaturan
tenaga
listrik
pada
sistem
yang
terinterkoneksi
dilaksanakan oleh pusat pengatur sistem tenaga listrik. Kecepatan dan keakuratan data informasi sangatlah dibutuhan pada pengaturan sistem tenaga listrik, sehingga pusat pengatur tenaga listrik dalam melaksanakan tugas pengaturan didukung oleh peralatan yang berbasis komputer untuk membantu operator (dispatcher) dalam melaksanakan tugasnya. Sistem pengaturan yang berbasis komputer disebut Supervisory Control And Data Acquisition (SCADATEL). SCADATEL terdiri dari perlengkapan hardware dan software. SCADATEL berfungsi mulai pengambilan data pada peralatan pembangkit atau gardu induk, pengolahan informasi yang diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi. Secara umum fungsi dari SCADATEL adalah: Penyampaian data Proses kegiatan dan monitoring Fungsi kontrol
20
Tujuan dari sistem SCADATEL : Mempercepat proses pemulihan supply tenaga listrik bagi konsumen yang tidak mengalami gangguan Memperkecil kWh yang padam akibat gangguan atau pemadaman Memantau
performa
jaringan
untuk
menyusun
perbaikan
atau
pengembangan sistem jaringan 20 kV Mengusahakan optimasi pembebanan jaringan 20 kV Fungsi dari Sistem SCADATEL : Telecontrol Telecontrol berfungsi melakukan perintah Remote Control (Open / Close) terhadap peralatan yang berada dilapangan. Telesignaling Telesignaling berfungsi mengumpulkan data status dan alarm (Open, Close, power Supply fault, indikasi relay atau parameter lainnya) yang dianggap Perlu yang dapat dimembantu dispatcher dalam memonitor peralatan yang berada dilapangan. Telemetering Telemetering berfungsi mengukur beban yang terpasang pada alat ukur tenaga listrik (Arus, Tegangan, Daya Aktif, Frekuensi dll) dan semua peralatan yang berada dilapangan. Dengan
adanya
peralatan
SCADATEL
penyampaian
dan
pemprosesan data dari sistem tenaga listrik akan lebih cepat diketahui oleh dispatcher (pusat kontrol).
21
Gambar
3.1
merupakan
gambar
dari
konfigurasi
sistem
SCADATEL di PT.PLN (Persero) APD Bandung dengan wilayah yang telah ditentukan.
SD
SD
SD
Gambar 3.1 Konfigurasi Sistem SCADATEL di PLN APD Bandung
3.2
Elemen – Elemen Dalam Sistem SCADATEL di PT. PLN APD Bandung Elemen penting pada sistem SCADATEL di PT. PLN APD Bandung ini
terdiri dari 3 bagian utama yaitu : master station, Remote Terminal Unit (RTU), dan peralatan yang dikontrol, dalam hal ini yaitu cell 20 kV. Berikut merupakan konfigurasi 3 elemen penting dalam sistem SCADATEL. Gambar
3.2
merupakan
konfigurasi
elemen-elemen
dalam
sistem
SCADATEL yang merupakan bagian terpenting yang diantaranya master station, RTU (Remote Terminal Unit), Cell 20 kV.
22
Gambar 3.2 Konfigurasi 3 Elemen Penting dalam Sistem SCADATEL
1.
Master Station Sebagai pusat pengatur sistem 20 kV yaitu sistem jaringan distribusi listrik,
berada di kantor PT. PLN APD Bandung. Master Station terdiri atas :
Human Machine Interface Human machine interface berfungsi sebagai perantara antara operator (dispatcher) dengan sistem komputer. Human machine interface memudahkan operator dalam memonitor sistem tenaga listrik yang ada. Peralatan human machine interface diantaranya adalah: keyboard, VDU, recorder, printer, logger.
Server Server berfungsi
mengolah data yang diterima dari RTU yang
dimonitor oleh dispatcher di Control Center melalui Human Machine
23
Interface, SCADATEL Energi Management System, Dispatcher Training Simulation.
Front End Setelah data dikirim ke Control Centre melalui Media komunikasi, data ini diterima dengan melalui Front End komputer dan selanjutnya didistribusikan ke fungsi pengolahan data dan ditampilkan ke Mimic Board yang ada diruang kendali operasi.
Gambar 3.3 Konfigurasi Master Station di PLN APD Bandung
2.
Remote Terminal Unit Remote Terminal Unit(RTU) berfungsi untuk mengumpulkan data dan
kontrol dari peralatan tenaga listrik. Fungsi RTU dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
24
Telesignal berfungsi untuk mengetahui status indikasi dari peralatan tenaga listrik. Telemetering berfungsi untuk mengetahui besaran-besaran listrik pada peralatan tenaga listrik, seperti besaran tegangan, daya aktif, daya reaktif, arus dan frekuensi. Telecontrolling berfungsi untuk meneruskan perintah dari pusat pengatur ke peralatan tenaga listrik. Perintah tersebut dapat berupa perubahan status indikasi peralatan atau pengaturan naik dan turunnya daya pembangkit. Gambar 3.4.a. merupakan Telemetering untuk mengetahui besaran listrik yang dinamakan Rak BD20 Gambar 3.4.b. merupakan Telecontrolling sebagai terminal pembagi telecontrol untuk meneruskan sambungan terminasi kabel ke peralatan yang diperlukan ( modem, diffuser ) yang dinamakan Blok MDF, yang berfungsi sebagai terminal untuk pembagi arah kabel.
Gambar 3.4.a Rak BD 20
Gambar 3.4.b Blok MDF
25
Cell 20 kV Gambar 3.5 Merupakan peralatan yang dikontrol oleh sistem SCADATEL yang disebut sistem 20 kV. Terdiri dari sistem mekanik motoris yang terpasang di dalam cubicle-cubicle 20 kV.
Gambar 3.5 Perangkat Mekanik Motoris dan Cubicle
Sistem SCADATEL di PLN APD Bandung dalam pelaksanaaannya terbagi menjadi 4 sub bagian antara lain: 1.
TI (Teknik Informatika) Bertanggung jawab atas master station di kantor APD Bandung.
2.
RTU (Remote Terminal Unit) Bertanggung jawab atas gangguan-gangguan kontrol yang terjadi pada RTU.
3.
Peripheral Bertanggung jawab atas pemeliharaan hardware (peralatan keras) baik di APD maupun di lapangan. Beberapa peralatan yang ditangani oleh
26
peripheral diantaranya : mekanik motoris (penggerak kontak LBS), beberapa macam power supply, dan Homopolar Detector Fault (HDF). 4.
Telekomunikasi Bertanggung jawab atas komunikasi data dan voice yang menggunakan gelombang radio (wireless), mengatur frekuensi yang dibutuhkan untuk proses pengiriman data, bertanggung jawab atas gangguan yang terjadi pada repeater (radio link).