BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1.1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahauan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputasan dari masalah semi terstruktur yang spesifik Konsep sistem pendukung keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal
tahun
1970-an
oleh
Michael
S.Scott
Morton
dengan
istilah
ManagementDecisionSystem (Sprague, 1982). Konsep pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah – masalah yang tidak terstruktu. (Hilyah magdalena; 2012). Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada suatu masalah, pengambilan fakta dan informasi, penentuan yang baik untuk alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut analisis untuk kepentingan itu, sebagaian besar pembuat keputusan dengan mempertimbangkan rasio mamfaat/biaya, diharapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan
13
14
sistem yang mampu memecahkan masalah secara efektif, yang kemudian disebut dengan sistem pendukung keputusan(SPK). II.1.2 Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). (kusrini ,2007:11). II.1.3. Keputusan Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu stategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi aksi yang diyakini akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Keputusan merupakan suatu kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan (analisa), yang terjadi setelah suatu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. II.I.4 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Menurut jurnal (Sri Winiart;2013) sistem pendukung keputusan menurut Gorry Dan Scout marton adalah sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstuktur. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa keberadaan SPK bukan untuk menggantikan tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang bagi mereka. SPK merupakan implementasi teori- teori pengambilan keputusan yang
15
telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual. Dalam kedua bidang ilmu diatas, dikenal istilah decision modeling , decision theory,decision analysis yang pada hakikatnya adalah merepresentasikan permasalahan manajemen yand dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantiatif. II.2.1 Database Database adalah kumpulan data yang saling terkait yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah organisasi serta bisa digunakan lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Ada tiga sumber data dalam sistem pendukung keputusan (SPK) yaitu : 1. Data internal Data internal yang dimaksud adalah data yang sudah ada dalam suatu organisasi. Data tersebut dapat dikendalikan oleh organisasi tersebut. Data internal dapat merupakan data mengenai orang, produk, layanan, dan prosesproses. 2. Data Internal Data internal adalah data yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi. Data tersebut berasal dari luar sistem.
16
3. Data Privat/Personal Data privat/personal adalah data mengenai kepakaran/naluri dari user terhadap masalah yang akan diselesaikan. Dengan kata lain, data privat merupakan pendapat dari user mengenai variabel yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah atau nilai dari suatu variabel. Data tersebut bersifat subjektif. II.3.1 Bahasa Pemograman Dalam skripsi ini bahasa pemograman yang digunakan adalah SQL Server dan Analytical Hierarkhi Process (AHP). II.3.2 SQLServer SQLServer adalah sebuah RDBMS (Relation Database Management System). Sistem RDBMS saat ini paling pupoler digunkan sebagai basis penyimpanan data. Dengan SQLServer perancangan aplikasi database dapat dilakukan dengan arsitektur client/server, dimana database terdapat pada komputer pusat yang disebut server , dan informasi digunakan bersama – sama oleh beberapa useryang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut client. Arsitektur semacam ini memberikan integritas data yang tinggi, karena semua user berkerja dengan informasi yang sama.
17
II.3.3 Desain Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standart untuk mendokomentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. II.3.4 Analytical Hierarkhi Process (AHP) Analytical Hierarkhi Process merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saati. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang akan kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak terstruktur dan sistematis (Hilyah Magdalena;2010:193). AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah disbanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut: a.
Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
b.
Memperhitungka validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambilan keputusan.
18
c.
Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. AHP dikembangkan pada tahun 1970an oleh DrThomasL, Satty untuk
menyediakan
pendekataan
sistematis
untuk
menentukan
prioritas
dan
pengambilan keputusan dalam suatu kompleks lingkungan. AHP dirancang untuk mencerminkan cara berpikir orang sebenarnya. Metode ini memungkinkan aspek kuantitaf dan kualitatif keputusan yang akan dipertimbangkan. AHP mengurangi keputusan yang saling kompleks menjadi sebuah rangkaian satu-satu pada perbandingan yang kemudian memberikan hasi yang akurat. AHP juga menggunakan skala
rasio untuk bobot kriteria dan scoring alternatif yang
menambahkan untuk pengukuran presisi. Karena sulitnya menentukan bobotbobot
ataupun
perbandingan
prioritas-prioritas berpasangan
yang
yang
sering
menggunakan
berubah-ubah, data,
digunakan
pengetahuan,
dan
pengalaman untuk memproleh prioritas. Berikut gambar Fase Proses pengmbilan keputusan struktur Analytica lhierarchy process (AHP) : Goal
Component cluster criteria
Elemen
subcriteria Alternatives
The
loop
indicates
that
each
alternative depends only on it self Gambar II.I Fase Proses Pengambilan keputusan Struktur AHP ( Sumber : Jurnal Hilyah Maghdalena ; 2012 )
19
II.3.5 Landasan Aksiomatik AnalycticalHierarckyProcess (AHP) Analyctical Hierarcky Process (AHP)
Mempunyai landasan aksiomatik
yang terdiri dari : 1.
ReciprocalComparison, yang mengandung arti si pengambil keputusan harus bisa membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya itu sendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari B dengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan skala .
2.
Homogenity, yang mengandung arti preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dapat dipenuhi maka elemen – elemennya yang dibandingkan tersebut tidak homogenous dan harus dibentuk suatu “cluster” (kelompok elemen-elemen) yang baru.
3.
Independence, yang berarti preferensi dinyatakan dengan mengamsumsikan bahwa kreteria tidak dipengaruhi oleh arternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif
secara
keseluruhan,
ini
menunjukkan
bahwa
pola
ketergantungan atau pengaruh dalam metode AHP adalah searah keatas, Artinya perbandingan antara elemen – elemendala satu level dipengaruhi atau tergantung oleh elemen – elemen dalam level diatasnya. 4.
Expectations, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka si pengambil keputusan tidak memakai seluruh kreteria dan atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehinnga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap(Hilyah Magdalena;2012).
20
II.3.6 Tahapan – Tahapan Proses Metode AnalyticHierarckyProcess (AHP) Menurut buku (kusrini;2012:135-136 ) Menjelaskan bahwa secara umum, tahapan – tahapan
proses yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk
memecahkan suatu masalah adalah sebagai berikut : 1.
Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
2.
Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan
pasangan,
yaitu
membandingkan
elemen
secara
berpasangan sesuai kreteria yang diberikan. b. Maktris perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3.
Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disentesis
untuk memproleh keseluruhan prioritas. Hal – hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total bersangkutan untuk memproleh normalisasi matriks
kolom yang
21
c. Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata – rata . 4. Mengukur konsentrasi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsentrasi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsentrasi yang rendah. Hal – hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut ^ maks 5. Hitungan ConsistencyIndex (CI) dengan rumus: CI (maks n) / n
Di mana n = banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi/ConsistencyRatio (CR) dengan rumus : CR = CI/RC Di mana
CR = ConsistencyRatio CI = ConsistencyIndex IR = IndeksRandomConsistency
22
7. Memeriksa konsentrasi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilain data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1. Maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. ContohKasus Pemilihan Siswa atau siswi terbaik di sma masehi 1 PSAK Semarang dengan metode analitycalhierarchyprocess (AHP) Pemberian bobot alternatif dilakukan dengan cara menyusun matriks berpasangan untuk alternatif – alternatif bagi setiap kriteria 1.
Pembobotan alternatif untuk kriteria nilai siswa
Nilai siswa
Kelas IPA
Kelas IPS 1
Kelas IPS 2
Kelas bahasa
Kelas IPA
1
2
4
6
Kelas IPS 1
1 / 2 0,50
1
2
4
Kelas IPS 2
¼ = 0,25
½ = 0,50
1
2
Kelas
1/6 = 0,17
¼ = 0,25
½ = 0,50
1
1,92
3,75
7,5
13
Bahasa Jumlah
23
2.Pembobotan alternatif untuk kriteria sikap siswa Nilai siswa
Kelas IPA
Kelas IPS 1
Kelas IPS 2
Kelas bahasa
Kelas IPA
1
2
2
5
Kelas IPS 1
1 / 2 0,50
1
2
2
Kelas IPS 2
1/2= 0,50
1/2 = 0,50
1
2
Kelas
1/5 = 0,20
1/2= 0,50
1/2 = 0,50
1
2,2
4
5,5
10
Kelas IPS 1
Kelas IPS 2
Kelas bahasa
Bahasa Jumlah
3.Pembobotan alternatif untuk kriteria keaktifan siswa Nilai siswa
Kelas IPA
Kelas IPA
1
2
2
6
Kelas IPS 1
1 / 2 0,50
1
2
2
Kelas IPS 2
1/2 = 0,50
1/2= 0,50
1
2
Kelas
1/6 = 0,17
1/2 = 0,25
1/2= 0,50
1
2,17
4
5,5
11
Bahasa Jumlah
24
4. Total AHP Siswa Alternatif
Nilai siswa
Sikap Siswa
Keaktifan Siswa
1,01
0,25
0,10
Kelas IPA
0,51
0,46
0,47
Kelas IPS 1
0,27
0,26
0,25
Kelas IPS 2
0,14
0,18
0,18
Kelas Bahasa
0,07
0,10
0,10
5.Hasil Prioritas Global Siswa
Prioritas (dalam persen )
Kelas IPA
67,7 %
Kelas IPS 1
36,2 %
Kelas IPS 2
20,4 %
Kelas Bahasa
10,6 %
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tergolong siswa terbaik berasal dari kelas IPA. (Dyah Ayu, Marti,S.kom;2004).