BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Berikut ini adalah beberapa definisi dari komunikasi massa: Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat,
2003:188),
yakni:
komunikasi
massa
adalah
pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).5 Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly
shared continuous flow of messages in industrial societies”.
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003:188). Menurut Meletzke definisi komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyiaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat, 2003:188).
5
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007, hlm 3
8
9
Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi kominikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian komunikasi massa tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni: “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986:26).6 2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).7
6
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007, hlm 6 7 Ibid, hlm 14
10
1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: a). Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan): terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. b). Instrumental surveillance (pengawasan instrumental): penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidipan sehari-hari. 2.Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. 3. Linkage ( Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga
membentuk
linkage
(pertalian)
berdasarkan
kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini juga disebut sosialitazion (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
11
5. Entertainment (Hiburan) Hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan.8 Sementara itu, Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah: 1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca pendenganr atau pemirsa. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. 3. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.9 Dihubungkan dengan penelitian penulis, maka fungsi komunikasi massa yang terkait dengan penelitian ini adalah fungsi fungsi Entertainment (Hiburan) dan fungsi Memengaruhi. Karena grup Mahadewi menyampaikan pesannya melalui alunan lagu yang merupakan media hiburan bagi khalayak.
8
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007, hlm 14 9 Ibid, hlm 19
12
Selain untuk menghibur lagu yang dibawakan oleh Mahadewi, juga dapat memengaruhi masyakarakat dengan berupa sebuah lagu. 2.2
Musik dan Karakteristik Komunikasi Massa Selain sebagai isi media, musik juga dipandang institusional. Industry
rekaman, dalam hal ini, dapat juga dianggap sebagai institusi komunikasi massa yang memiliki karakteristik dan fungsi yang sama dengan intitusi komunikasi massa lainnya. Beberapa karakteristik media massa (McQuail, 1991:40), antara lain, adalah bahwa komunikasi massa memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut, merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu. Komunikasi massa juga menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dan orang lain: dari pengirim dan penerima, dari anggota khalayak ke anggota khalayak lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat yang terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tata cara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya. Demikian pula dengan lirik lagu, dalam hal ini dimaknai sebagai hasil produksi institusi media rekaman, karenanya juga akan dimaknai sebagai produk komunikasi massa, karena ia memiliki karakter yang sama dengan produk-produk komunikasi massa lainnya, yaitu umum (menyangkut semua aspek kehidupan),
13
disebarkan pada khalayak yang luas dan anonym, dan dibuat oleh para komunikator professional.10 2.2.1 Musik Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memiliki lirik, melodi, ritme, harmoni, dan lain-lain. Beberapa definisi tentang musik : ”Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang”.11 Jamalus berpendapat bahwa musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.12 Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia musik adalah ”bunyi-bunyian (terutama bunyibunyian barat)”.13 Maka peneliti menyimpulkan bahwa musik merupakan gabungan dari berbagai bunyi dari instrumen alat musik dan suara manusia. Hal ini berhubungan dengan kasus yang peneliti teliti, mengenai lagu ”Lakukan Dengan Cinta” yang dinyayikan oleh Mahadewi. Di dalam lagu tersebut, bukan saja gabungan dari
10
Alex Sobur, Drs, M.Si, Mediator Jurnal Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, Bandung, 2003, hlm 288 11 http://id.wikipedia.org/wiki/musik 12 Drs. Moh. Mottaqin, M.Hum, Dan Kustap, S.Sn., M.Sn, Seni Musik Klasik, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008, hlm 15-16 13 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, hlm 664
14
berbagai bunyi dan instrumen alat musik, tetapi di dalam lagu ”Lakukan dengan cinta” terdapat juga pengungkapan pikiran dan perasaan penciptanya. Sehingga lagu
tersebut
dapat
diekspresikan
sebagai
satu kesatuan
yang
saling
berkesinambungan, karena itu setiap alunan musik harus saling terkait antara pikiran, perasaan, dan juga instrumen alat musik. Sehingga pada akhirnya musik tersebut dapat dimengerti oleh masyarakat pada umumnya. 2.2.2 Fungsi Musik Musik selain sebagai hiburan, dapat juga memiliki manfaat yang lain. Seperti kemampuan untuk mendamaikan hati yang sedang gundah-gulana, sehingga orang yang mendengarkan musik bisa menjadi lebih rilek akal dan pikirannya. Selain itu musik memiliki efek terapi pada otak sehingga dapat mempengaruhi kecerdasan otak seseorang. Salah satu istilah untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik Mozart.14 Menurut pandangan Alan P. Merriam, fungsi musik dalam sebuah masyarakat berkenaan dengan berbagai kebutuhan, diantaranya, sebagai wahana ekspresi emosional, sebagai kenikmatan estetik, sebagai hiburan pada berbagi tingkat sosietas, sebagai fungsi komunikasi, sebagai representasi
simbolis,
sebagai alat respons fisikal, sebagai penganut konformitas norma sosial, sebagi kontribusi untuk kontinuitas dan stabilitas kultural, dan sebagai penopang integrasi sosial.15
14
Drs. Moh. Mottaqin, M.Hum, Dan Kustap, S.Sn., M.Sn, Op. cit, hlm 20 Ben M. Pasaribu, Musikalitas + Etnisitas = Pluralitas dalam Jurnal Berjudul Pluralitas Musik Etnik, Pusat Dokumentasi Dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen, Medan, 2004, hlm 1 15
15
Bila dikaitkan dengan permasalahan yang penulis teliti, maka lagu ”Lakukan Dengan Cinta” yang dialunkan oleh grup Mahadewi memiliki fungsi komunikasi. Karena Mahadewi menyampaikan pesan kepada khalayak dengan menggunakan
perantara
musik.
Kemudian
pesan
dalam
lagu
tersebut
dikomunikasikan melalui media massa seperti televisi, radio, video clip maupun melalui jaringan internet. 2.2.3 Genre Musik Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lainnya. Musik juga dapat dikelompokkan sesuai dengan kriteria lain, misalnya geografi. Sebuah genre dapat didefinisikan oleh teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik. Sembunyi pengelompokan secara aliran atau gaya. Secara umum, musik dikelompokan menurut kegunaannya, yang dapat dikelompokkan dalam tiga ranah besar, yaitu musik seni, musik populer, dan musik tradisional. 1. Musik seni (Art Musik). Musik seni atau sering disebut juga musik serius dan musik - musik sejenis (musik avent garde, kontenporer) adalah sebuah istilah pengelompokan jenis musik yang mengacu pada teori bentuk musik klasik eropa atau jenis-jenis musik lainnya yang diserap atau diambil sebagai dasar atau komposisinya. Berbeda dengan musik populer atau musik masa. Musik jenis ini biasanya tidak lekang dimana waktu, sehingga bertahan berabad-abad lamanya. Tokoh-tokoh komponis Indonesia yang menciptakan jenis musik ini antara lain Rahayu Supanggah, Amir Pasaribu, Tri Suci Kamal, Slamat Abdul
16
Syukur, Otto Sidharta, Tony Prabowo, Michael Asmara, I Wayan Sadre, Iwan Gunawan, Dody Satya E.Gustdiman 2. Musik klasik. Musik klasik biasanya merujuk pada musik klasik eropa, tapi kadang juga pada musik klasik Persia, india, dan lain-lainnya. Musik klasik eropa sendiri terdiri dari beberapa periode, misalnya barok, klasik, dan romantic. Musik klasik merupakan salah satu dalam istilah luas, biasanya mengacu pada musik yang berakar dari tradisi kesenian barat, musik kristiani, dan musik orchestra, mencakup periode dari sekitar abad ke 9 hingga abad ke 21. Musik klasik eropa dibedakan berdasarkan dari bentuk musiknya, non eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak abad 16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberikan petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme, individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi dari libitum yang sering didengar pada musik non eropa (bandingkan dengan musik klasik india dan musik tradisional jepang)maupun musik populer. Dahulu musik klasik dieropa terutama digunakan untuk keperluan lagu gereja ataupun lagu untuk pengiringan raja. Sejalan dengan perkembangan. Mulai juga bermunculan musik klasik yang digunakan untuk keperluan lainnya, seperti misalnya musik klasik yang menggambarkan visual secara audio, contohnya lagu cat and mouse yang menggambarkan kuncing mengejar tikus.
17
3. Music Populer. Musik populer merupakan jenis-jenis musik yang saat ini digemari oleh masyarakat awam. Musik jenis ini merupakan musik yang sesuia dengan keadaan zaman saat ini. Beberapa genre musik yang termasuk music populer adalah pop, funk, jazz, blues, rock, gospel, underground, dan lain-lainnya. Genre musik ini dapat ditemui hamper seluruh belahan dunia oleh karena sifat musiknya yang hampir bisa diterima oleh semua orang. 1. Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik eropa Terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan cafjazz. 2. Gospel Adalah adalah genre yang didominasi oleh vocal dan biasanya memiliki tema Kristen. Beberapa subgenre adalah contemporer dan urban contemporer gospel. Sebenanya lagu jeniss gospel ini memiliki kemiripan dengan rock n roll (olehb karena rock n roll sendiri sebenarnya mupakan fusion atau gabungan dari rock, jazz, daan gospel). Dahulu awalnya diperkenalkan oelh orang-orang Kristen kulit hitam di amerika. Beberapa contoh yang masih benar-benar menggunakan aliran musik gospel adalah Israel Houghton. Namun saat ini pengertian musik gospel telah meluas menjadi genre musik rohani secara keseluruhan. Di Indonesia, music gospel beraliran pop dan rock banyak dipopulerkan oleh musisi seperti Frangky Sihombing, Giving My Best, rock n roll, country, dan musik pop.
18
3. Blues. Blues berasal dari masyarakat Aflo-Amerika yang berkembang dari musik afika barat. Jenis ini kemudian memengaruhi banyak banyak genre musik pop saat ini, termasuk ragtime, jazz, big band, rhythm and blues, rock n roll, country dan music pop. 4. Rhythm and blues. Rhythm and blues adalah nama musik tradisional masyarakat Aflo-Amerika, yaitu musik pop kulit hitam dari tahun 1940an sampai 1960an yang bukan jazz atau blues. 5. Funk. Funk juga dipelopori oleh musisi-musisi Aflo-Amerika, misalnya James Brown, Parliament-Funkadelic, dan Sly and the family stone. Musik jenis funk ini biasanya memiliki nada beat grov, suatu rhythm yang membuat pendengarnya berdesak mengikuti irama. Oleh karena itu, dalam banyak hal, funk sering disamakan dengan grovy. 6. Electronic.Electronic dimulai lama sebelum ditemukannya synthesizer, dengan tipe loops dan alat musik electronic analog ditahun 1950an dan 1960an. Para pelopornya adalah John Cage, Pierre Schaeffer, dan Karlheinz Stockhausen. 7. Ska, reggae, dub. Dari perpaduan musik R&B dan music tradisional mento dari Jamaica muncul Ska dan kemudian berkembang menjadi reggae dan dub. 8. Latin. Genre musik traditional latin ini biasanya merujuk pada musik latin termasuk musik dari meksiko, amerika tengah, amerika selatan, dan karabia. Musik latin ini memiliki subgenre samba.
19
9. Country.
Musik traditioanal country dipengaruhi oleh
blues,
berkembang dari budaya barat amerika kulit putih, terutama dikota Nashville. Beberapa artis country awalnya merle Harggard dan buck owens. 10. Pop. Musik Pop adalah genre penting namun batas-batasnya sering kabur, karena banyak musisi pop dimasukkan juga kekatagori rock, hip hop, country. 11. Rock. Rock, dalam pengertian yang luas, meliputi hamper semua musik pop sejak awal 1950an. Bentuk yang paling awal, rock and roll, adalah perpaduan dari berbagai genre diakhir 1940an, dengan musisimusisi chuck berry, bill halet, buddy holly, dan elvis Presley. Hal ini kemudian didengar oleh orang diseluruh dunia, dan pada pertengahan 1960an beberapa grup music inggris, misalnya the beatles, mulai meniru dan menjadi populer. Musik rock kemudian berkembang psychedelic rock, kemudian menjadi progressive rock. Beberapa band inggris seperti Yardbirds dan the who kemudian berkembang menjadi hard rock, dan kemudian menjadi heavy metal. Akhirnya 1970an music the clast, the ramones, dan sex pistols. Pada tahun 1980an, rock berkembang terus, terutama metal berkembang menjadi hardcore, thrash metal, death metal, black metal, dan grindcore. Ada pula britishrock serta underground. 12. Metal, Hardcore. Metal merupakan aliran musik yang lebih keras dibandingkan dengan rock walau terdapat juga band metal memiliki
20
lagu nyanyian yang terkesan slow. Genre metal yang dikategorikan keras dimana lagunya memiliki vocal ini lebih banyak digunakan dialiran hardcore, post hardcore, scream, metalcore, deathcore, death metal, black metal, electronic hardcore, dan lainnya. Di Indonesia sendiri aliran band ala vocal sceram ini telah banayak dikenal ayau ditemukan tetapi masih belum bisa diterima secara terbuka oleh masyarakat umum. Contoh band : Indonesia yaitu Asking Alexandria, miss may I, the crismson armada, Chelsea grin, we butter the bread with butter, dan linnya. 13. Hip hop / Rap / Rapcore. Musik hip hop dapat dianggap sebagai subgenre R&B. dimulai diawal 1970an dan 1980an. Musik ini mulanya berkembang dipantai timur AS, disebut East Coast hip hop. Pada sekitar tahun 1992, musik hip hop dari pantai barat juga mulai terkenal dengan nama West Coast hip hop. Jenis musik ini juga dicampur dengan heavy metal menghasilkan rapcore.16 Peneliti menyimpulkan genre musik yang dipakai dalam lagu Mahadewi ini terdapat dalam musik populer yaitu musik pop. Hal ini di lihat dengan kasus yang peneliti teliti, mengenai lagu ”Lakukan Dengan Cinta” yang dinyayikan oleh Mahadewi. 2.3
Lagu Lagu dan
musik adalah
unsur yang memiliki keterkaitan satu sama
lainnya. Secara mendasar musik dapat dikatakan suatu kelompok bunyi-bunyian
16
http//id.wikipedia.org/wiki/Genre_musik
21
terdiri dari beberapa alat yang mengeluarkan suara dengan irama yang dirangkai dengan tujuan menimbulkan suatu bunyi berirama yang harmonis dan dapat dinikmati oleh pendengarnya. Sedangkan pengertian lagu adalah : ”ragam suara yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan sebagainya)”.17 Dalam lagu Lakukan Dengan Cinta peneliti menyimpulkan bahwa dalam lagu ini Mahadewi menggunakan nada-nada yang berirama untuk menyampaikan pesan didalam lagu Lakukan Dengan Cinta melalui bernyanyi, sehingga penyampaian pesan bisa mempengaruhi isi hati dan pikiran seseorang yang mendengarnya. Dari pengertian diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa karakteristik yang membedakan antara lagu dengan musik adalah terdapat pada ada tidaknya suatu teks didalam susunan nada tersebut. Jadi pengertian lagu adalah nada-nada tertentu yang dibentuk oleh melodi dan dinotasikan dengan sadar ataupun sengaja ditujukan pada suatu teks yang telah dibuat. 2.4
Lirik Sebuah lagu tanpa lirik, pastilah terasa kurang. Karena nyawa sebuah lagu
adalah lirik yang dibuat oleh pencipta lagu. Biasanya isi lirik dalam sebuah lagu bertemakan himbauan, percintaan, religi, dan lain-lain tergantung dari inspirasi pencipta lagu dalam menciptakan lirik lagu tersebut. Adapun pengertian lirik adalah sebuah teks yang dibuat sebagai tema dan alur cerita dalam sebuah lagu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
17
Anton M. Moelibo (Penyunting Penyelia), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta, 1988, hlm 486
22
Indonesia lirik adalah ”karya sastra (puisi) yang berisikan curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyayian”.18 Dalam menentukan tempo atau ritme lagu harus sesuai dengan tema dan lirik lagu yang dibuat. misalnya, tema lirik sedih dikemas dengan nada yang minor, begitu juga dengan tema lirik gembira dikemas dengan nada yang major. Pengertian tempo adalah ”ketentuan tingkat kecepatan atau cepatlambatnya suatu lagu harus dibawakan”.19 Sedangkan pengertian ritme adalah ”pengaturan panjang pendeknya dan bertekanan atau tidaknya nada-nada, menurut pola yang berulangulang. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa ritme ialah melodi dari sebuah nada tunggal (monotone)”.20 Dalam membuat lirik lagu terkait dengan bahasa, dan bahasa terkait dengan sastra. Karena kata-kata (lirik lagu) yang dibuat oleh pencipta lagu tidak semua dapat dimengerti oleh khalayak, karena itulah memerlukan suatu penelitian tentang isi lirik lagu tersebut. Pengertian dari sastra ialah ”struktur tanda-tanda yang bermakna, tanpa memperhatikan sistem tanda-tanda, dan maknanya, serta konvensi tanda, struktur karya sastra (atau karya sastra) tidak dapat dimengerti secara optimal”.21 Penentuan bahasa yang digunakan juga tergantung pada individual yang menciptakan lirik lagu, karena belum ada ketentuan bahasa dalam membuat sebuah lirik lagu tetapi lirik yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan isinya. Sedangkan tiap lirik yang dibuat oleh pencipta lagu pasti memiliki makna
18
Anton M. Moelibo (Penyunting Penyelia), Ibid , hlm 528 Drs. Moh. Mottaqin, M.Hum, Dan Kustap, S.Sn., M.Sn, Op. cit, hlm 31 20 Drs. Moh. Mottaqin, M.Hum, Dan Kustap, S.Sn., M.Sn, Ibid, hlm 32 21 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm 143 19
23
tersendiri yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Hal ini terkait dengan kasus yang peneliti teliti, dimana dalam setiap lirik lagu yang terdapat dalam video clip Mahadewi ”Lakukan Dengan Cinta” memiliki pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya. Sehingga para khalayak dapat menafsirkan lirik lagu tersebut, walaupun penafsiran setiap individu berbeda-beda. Dengan lirik lagu tersebut, tujuan dari seorang pencipta lagu dapat disampaikan kepada para khalayaknya. 2.5
Seksualitas Seksualitas berasal dari kata sixis berarti jenis kelamin, kata sexus sendiri
berasal dari kata kerja “secore” yang berarti memotong, membagi atau memisahkan dengan demikian menurut pengertianya kata seks berarti hal-hal yang membagi makhluk hidup kedalam dua jenis, jenis yang satu pria dan yang kedu perempuan.22 Seks istilah laki-laki dan perempuan menunjukan jenis seks berdasarkan alat kelamin dan menunjukan jenis seks berdasarkan aspek-aspek biologis. Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universaldan menarik perhatian khalayak, maka media massa sering sekali menonjolkan kedua unsur ini. Sejak dulu seks adalah tema-tema kehidupan yang tak pernah habis dibicarakan dan menarik semua orang. Hal ini disebabkan karena seks selain
22
Anton Konseng, Menyingkap Seksulitas, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1995, hlm 1
24
menjadi kebutuhan semua orang, seks dan objeknya cenderung tertutup oleh bingkai-bingkai agama, tradisidan moral masyarakat itu sendiri.23 Seks gender dan seksualitas adalah istilah yang dalam penggunaannya sering mengalami tumpang tindih dan bahkan tidak tepat, ketiganya memang membicarakan tentang jenis kelamin, laki-laki dan perempuan namun dalam hal penggunaannya ada beberapa penekanannya yang berbeda antara kata satu dengan kata lainnya. Seks lebih ditekankan pada keadaan anatomi manusia yang memberikan identitas kepada seseorang. Seseorang memiliki anatomi penis disebut laki-laki sedangkan orang yang memiliki anatomi vagina disebut perempuan, jadi seks adalah berhubungan dengan reproduksi, perbedaan anatomi dan reaksi fisik namun sekaligus lebih dari itu semua. Sementara itu, pengertian menurut
BKKBN24: seks adalah jenis
kelamin. Berbicara tentang seks tidak lain berbicara tentang: 1. Sistem atau proses kejadian manusia secara biologis, misalnya terjadinya kehamilan. 2. Dapat juga menyangkut aktifitas seksualitas hingga memungkinkan terjadinya kehamilan. 3. Karakteristik dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
23
M. Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks Di Media Massa, Kencana, Jakarta, 2005, hlm 149 24 Kamanto Soenarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2004
25
Sementara Moore dan Sinclair mengungkapkan bahwa seks mengacu kepada perbedaan secara biologis antara laki-laki dengan perempuan hasil dari perbedaan antara kromoson yang dimiliki oleh embrio berkaitan dengan sifat alamiah seks (Sumardjo Jurnal Perempuan). Berpendapat bahwa seks terdapat pada
tumbuhan,
binatang,
dan
manusia,
menghasilkan
keturunan,
pengembangbiakan hidup. Sementara itu fungsi seks adalah melanjutkan keturunan, seperti dikatakan diatas sedangkan kesenangan atau kenikmatan atasnya adalah akibat atau hasil dari fungsi pokoknya. Seksualitas memiliki makna yang lebiih luas lagi mencakup tidak hanya seks, tapi gender perbedaan antara seksualitas dengan teks terletak pada orientasinya jika seks berorientasi sosial, maka seksulitas dapat mencakup orientasi fisik, emosi, sikap bahkan moral, dan norma-norma sosial. Menurut definisi seksualitas adalah pandangan atau citra terhadap kejantanan dan kewanitaan seseorang berkaitan dengan perasaan, sikap dan tingkah laku dan ciri-ciri fisiknya yang berlaku seharusnya dimiliki oleh jenis kelamin (seks) tertentu. Seksualitas adalah mengenai perilaku seksualitas, perilaku feminism dan maskulin peran gender dan interaksi gender. Wagner megungkapkan bahwa makna seksualitas adalah bagaimana suatu masyarakat memberikan arti atau makna terhadap hal-hal seksualitas yang secara nyata ada dimasyarakat. Misalnya dengan siapa orang boleh berhubunga seks, kapan harus seks, apa harus dilakukan seksualitas, mengapa orang harus melakukan hal-hal seksualitas, apa yang harus
26
dilakukan secara seksualitas, apa yang pantas dan tak pantas dibicarakan dan dengan siapa pembicara tentang seksualitas bukan sekedar mengenai masalah pribadi dan hanya bersifat individual semata lebih lanjut lagi. Menurut Sadi, seksualitas juga berkaitan dengan konstruksi sosial suatu masyarakat dari persfektif psikologi seksualitas adalah interaksi kompleks antara faktor biologis internalisasi nilai dan perubahan, serta kebebasan memilih seksualitas hendaknya tidak dipahami sebagai aktifitas fisik saja berkualitas merupakan sebuah konstruksi sosial megingat seksualitas adalah konsep tentang nilai orientasi dan prilaku yang berkaitan dengan seks, sehingga bila dalam sebuah masyarakat perempuan di konstruksikan secara sosial sebagai pihak yang pasif dalam hal seksualitas. Maka bila ada seseorang yang berprilaku agresif telah dianggap telah melakukan perilaku pertimpangan. Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa didalam lirik lagu Lakukan Dengan Cinta grup Mahadewi jelas membicarakan tentang seksualitas ke dalam lirik lagu yang mereka nyanyikan sehingga masyarakat dapat mendegarkan lagu tersebut dengan makna yang jelas, sudah terlihat bahwa seksualitas memang seharusnya tidak pantas untuk dibicarakan secara umum. Dalam bahasa kamera televisi, seluruh perangkat tayangan bertahan dengan
dasar
perempuanitu
dimodifikasi,
disusun,
dikonstruksikan
disistematiskan secara utuh agar mampu mengikat pemirsa atau masyarakat.
dan
27
2.6
Semiotika Menurut Eco, dikutip dari buku Alex Sobur, secara terminologis, semiotik
dapat didefinisikan sebagai ”ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Tanda disini didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain”.25 Sedangkan definisi semiotika menurut Van Zoest : ”Ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan kata
lain,
pengirimannya,
dan
penerimaannya
oleh
mereka
yang
mempergunakan”.26 Semiotika dalam situs ensiklopedia bebas “wikipedia” diartikan sebagai berikut : “Semiotics, semiotic studies, or semiology is the study of sign processes (semiosis), or signification and communication, sign and symbols, both individually and grouped into sign sysems. It includes the study of how meaning is constructed and understood”.27 Semiotika, studi semiotika, atau semiologi adalah studi tentang proses tanda (semiosis), atau signifikasi dan komunikasi, tanda-tanda dan simbol-simbol, baik secara individu maupun kelompok menjadi suatu sistem tanda. Termasuk studi tentang bagaimana arti dibangun dan dimengerti. Sedangkan menurut Rachmat Kriyanto Semiotika adalah :
25
Alex Sobur, Analisis Teks Media, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm 95 Alex Sobur, Ibid, hlm 95-96 27 http://en.wikipedia.org/wiki/semiotic 26
28
Ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segalanya yang berhubungaan dengannya,
cara
berfungsinya,
hubungannya
dengan
tanda-tanda
lain,
pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.28 Menurut Alex Sobur dalam bukunya yang berjudul Analisis Teks Media, secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani ”semeion” yang berarti ”tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap memiliki sesuatu yang lain.29 Semiologi menurut Sausure seperti dikutip Hidayat, di dasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada di belakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Dimana ada tanda disana ada sistem.30 Sedangkan
Pierce
menyebut
ilmu
yang
dibangunnya
semiotika
(semiotics). Bagi Pierce yang ahli filsafat dan logika penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat
28
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007 hlm. 261 29 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hlm 95 30 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Jakarta, 2008, hlm 12
29
tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda.31 Dengan menggunakan teori semiotika, kita dapat memakani suatu kejadian atau peristiwa melalui tanda –tanda yang ada seperti simbol atau bahasa. Karena tanda dan bahasa mampu menjelaskan suatu peristiwa yang terjadi. Seperti diketahui dalam berkomunikasi, kita sering menggunakan tanda (sign) untuk memperkuat pesan komunikasi kita. Oleh karena itu semiotika digunakan untuk menganalisis isi media. Karena pesan dalam media mengandung berbagai tanda yang memiliki makna atau pesan tertentu yang perlu dimakani guna mengetahui maksud dari isi pesan tersebut. Dari pengertian-pengertian di atas, penulis mengartikan semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda yang berisi informasi dan bersifat komunikatif, baik tanda secara individu, maupun kelompok, yakni sebagai suatu sistem tanda untuk merujuk kepada sesuatu hal. Dalam penelitian yang menggunakan analisis semiotika, terdapat tiga model analisis semiotika yang populer yang dapat diterapkan. Model-model tersebut diantaranya : Pragmatisme Charles Sander Peirce, Teori Tanda ferdinand Saussure, dan Semiologi dan Mitologi Roland Barthes. Namun dalam melakukan penelitian ini, penulis hanya menggunakan pemikiran Charles Sander Peirce saja. Karena disini penulis ingin menjelaskan seksualitas yang ada di dalam lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta”, sehingga nantinya penulis dapat menemukan makna sebenarnya yang terdapat pada lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta” tersebut.
31
Sumbo Tinarbuko, Ibid, hlm 16
30
2.6.1 Konsep Makna Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.
Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.
Makna adalah hakekat komunikasi. Bagamana tidak, seseorang terlibat dalam kondisi percakapan, ia dan
lawan
bicaraanya akan terus menerus
memberikan makna pada berbagai pesan atau informasi yang mereka sampaikan maupun yang diterima. Pemaknaan yang dilakukan oleh para pihak yang terlibat dalam komunikasi, berada dalam koridor mencari kebenaran, melalui langkahlangkah kreatif dalam memberi makna.
Dalam konteks komunikasi makna dan pemaknaan akan selalu muncul dalam setiap episode pembuatan pesan, penerimaan pesan dan proses yang berlangsung didalamnya. Pembuatan dan penerimaan pesan dapat dimaknai oleh berbagai perspektif termasuk individualis, sosial interprentif dan kritik. Pembuatan pesan berurusan dengan bagaimana pesan-pesan dihasilkan yang bermuara pada produk pesan. Sementara itu penerima pesan, berdiri diseputar bagaimana manusia memahami, mengorganisasikan dan menggunakan informasi yang terkandung dalam pesan. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi
31
merupakan proses yang fokus pada pesan yang dibangun oleh berbagai informasi.32
Dilihat dari kasus yang penulis teliti, maka grup Mahadewi dalam menyampaikan pesannya berupa makna dalam lirik lagunya benar-benar nyata sampai kepada khalayak. Karena grup Mahadewi menggunakan makna berupa pesan atau informasi sebagai alat perantara dalam menyampaikan pesannya, sehingga pesan atau informasi dalam lirik lagu yang disampaikan oleh Mahadewi dapat diterima dengan baik oleh khalayak. 2.6.2 Jenis-Jenis Makna Menurut Chaer, makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya. 1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk 32
http://www.wikepedia.org/wiki/makna
32
bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu, dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 1994). Umpamanya kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini tampak jelas dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing, atau Panen kali ini gagal akibat serangan hama tikus. Makna
leksikal
biasanya
dipertentangkan
dengan
makna
gramatikal. Kalau makna leksikal berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. Proses afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik, melahirkan makna ’dapat’, dan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal ’tidak sengaja’. 2. Makna Referensial dan Nonreferensial Perbedaan
makna
referensial
dan
makna
non
referensial
berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu
33
mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ’meja’. Sebaliknya kata karena tidak mempunyai referen, jadi kata karena termasuk kata yang bermakna nonreferensial. 3. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna denotasi sering disebut sebagai ’makna sebenarnya”. Umpama kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif. 4. Makna Kata dan Makna Istilah
34
Setiap kata atau leksem memiliki makna, namun dalam penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Berbeda dengan kata, istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh berikut: (1) Tangannya luka kena pecahan kaca. (2) Lengannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lengan adalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu. 5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Leech membagi makna menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial. Makna
35
asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian. 6. Makna Idiomatikal dan Peribahasa Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Contoh dari idiom adalah bentuk membanting tulang dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan makna ’pengadilan’. Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi, tidak pernah damai. 7. Makna Kias Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut
36
mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’. 33 Dihubungkan dengan penelitian penulis, maka jenis-jenis makna yang terkait dengan penelitian ini adalah Makna Leskial, Makna denotatif, dan Makna Kiasan. Karena grup Mahadewi menyampaikan pesannya melalui alunan lagu dalam lirik lagunya yang merupakan media komunikasi bagi khalayak. Selain untuk menghibur lagu yang dibawakan oleh Mahadewi, juga mengandung nilainilai seksualitas. Disini Mahadewi menjelaskan bahwa hubungan seksualitas bisa dilakukan kapan saja dan sudah lumrah dikalangan masyarakat. 2.6.3 Semiotika Charles Sander Pierce Charles Sander Pierce adalah seorang fisuf dan ahli logika berkebangsaan Amerika. Pierce sangat terkenal dengan teori tandanya, dan sering dipandang sebagai pendiri semiotika Amerika.34 Pierce mengusulkan kata semiotika sebagai sinonim kata logika. Menurut Pierce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Pierce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda.35 ”Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, brhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda; di antaranya tanda-tanda linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya kategori”.36
33
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Liza Dwi Ratna Dewi M.Si, Teori Komunikasi pembahasan dan Penerapan, Renata Pratama Media, Tangerang, 2008, hlm 114 35 Alex Sobur, Op. cit, hlm 110 36 Alex Sobur, Ibid, hlm 110-111 34
37
Rachmat Kriyanto dalam bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi, mengutip Charles Sanders Pierce yang mengatakan semiotika berangkat dari tiga elemen utama yang disebut teori segitiga makna atau triangle meaning. Elemen ini terbagi atas: -
Tanda Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek.
-
Acuan Tanda (Objek) Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
-
Pengguna Tanda (Interpretant) Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.37
-
SIGN
OBJECT
INTERPRETAN T Gambar 2.1
Model Semiotika Makna Charles Sander Peirce (Triangle Of Meaning)38 Apabila dikaitkan dengan penelitian penulis, maka segitiga makna yang didapat sebagai berikut : 37 38
Rachmat Kriyanto, Op. cit, hlm 263 Rachmat Kriyanto, Op. cit, hlm 263
38
SIGN Lirik Lagu Mahadewi berjudul “Lakukan Dengan Cinta”
INTERPRETANT Pola pemikiran Mahadewi sebagai pencipta lagu
OBJECT Seksualitas
Gambar 2.2 Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant Dalam lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta”(Triangle Of Meaning) Menurut Peirce dalam buku Analisis Teks Media, ”Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut”.39 Jadi teori segitiga makna (Triangle Of Meaning) adalah, sebuah teori yang mengupas tentang bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda tersebut digunakan untuk berkomunikasi. Segitiga makna merupakan hubungan triadik, seperti apa yang dikutip dari buku Alex Sobur Semiotika Komunikasi : Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity”. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau
39
Alex Sobur, Op. cit, hlm 115
39
representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant.40 Peirce juga membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). penjelasan lebih rinci mengenai ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol), yang dikutip Rachmat Kriyantono dalam buku yang sama adalah sebagai berikut: 1. Lambang: suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan acuannya merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional. Lambang ini adalah tanda yang dibentuk karena adanya consensus dari para pengguna tanda. Warna merah bagi masyarakat Indonesia adalah lambang berani, mungkin di Amerika bukan. 2. Ikon: suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya berupa hubungan berupa kemiripan. Jadi, ikon adalah bentuk tanda yang dalam berbagai bentuk menyerupai objek dari tanda tersebut. Patung kuda adalah ikon dari seekor kuda. 3. Indeks: suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya timbul karena ada kedekatan eksistensi. Jadi indeks adalah suatu tanda yang mempunyai hubungan langsung (kausalitas) dengan objeknya. Asap merupakan indeks dari adanya api.41 Peirce pun kemudian membagi tanda menjadi sepuluh jenis : 1. Qualisign Yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. 40 41
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Op. cit, hlm 41 Rachmat Kriyanto, Op. cit, hlm 262
40
2. Iconic Sinsign Yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. 3. Rhematic Indexical Sinsign Yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. 4. Dicent Sinsign Yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. 5. Iconic Legisign Yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. 6. Rhematic Indexical Legisign Yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu. 7. Dicent Indexical Legisign Yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. 8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme Yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. 9. Dicent Symbol atau proposition (proposisi) Adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. 10. Argument Yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu.42
42
Alex Sobur, Op. cit, hlm 42
41
Pada penelitian ini penulis menggunakan model analisis semiotika Charles Sanders Pierce yaitu teori semiotika segitiga makna. Dengan tujuan menjelaskan kembali lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta” yang dinyanyikan oleh grup Mahadewi berdasarkan simbol-simbol yang tersembunyi dalam lirik lagu tersebut. Melalui tanda (sign) yang muncul dalam lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta”, kemudian tanda tersebut akan dikaji kembali dengan cara mempelajari dan mengaitkan tanda tersebut dengan objek (object) yang berhubungan dengan tanda dan masalah yang ada dalam penelitian ini. Sehingga nanti akan didapatkan hasil analisis berupa makna sebenarnya yang diinterpretasikan dalam tanda tersebut (interpretant). 2.7
Kerangka Pemikiran Beragam media komunikasi massa, musik merupakan bagian dari salah
satu media yang dapat digunakan dalam proses komunikasi massa. Dalam melakukan komunikasi dengan menggunakan musik, seorang musisi dapat menyampaikan pesanya dalam bentuk ungkapan perasaan, pendapat, bahkan kritikan. Karena dalam setiap lagu terdapat makna yang ingin disampaikan kepada khalayak. Musik bukan hanya sekedar nyanyian yang menghibur saja, tetapi dengan musik seorang musisi dapat berkomunikasi dengan para pendengarnya. Berdasarkan permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini, mengenai lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta”, maka peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
42
Video Clip “Lakukan Dengan Cinta” Lirik lagu “Lakukan Dengan Cinta” Teori Segitiga Makna Charles Sanders Peirce OBJECT SIGN
INTERPRETANT
Makna seskualitas dalam lirik lagu ”Lakukan Dengan Cinta” (Mahadewi)
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran