BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang banyak mendapatkan perhatian. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa (peserta didik) untuk memperoleh kedewasaaan jasmani, rohani maupun sosial (Samino, 2010:37). Inti dari pendidikan adalah proses pembelajaran. Pembelajaran sendiri berarti interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung dalam lingkungan khusus. Menurut Nuraini
dalam
Ruminiati(2007:14),
pembelajaran
merupakan
sistem
lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar mengajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik dengan didukung seperangkat kelengkapan sehingga terjadi pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat digaris bawahi beberapa poin penting. Yang pertama adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan bagian dari pembelajaran yang dikelola secara sengaja untuk menciptakan suatu proses pembelajaran. Yang kedua adalah peserta didik dan pendidik. Peserta didik dan pendidik merupakan unsur utama dalam suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Yang ketiga adalah seperangkat kelengkapan pembelajaran. Kelengkapan tersebut perlu dipersiapkan oleh pendidik untuk kelancaran
1
2
proses pembelajaran. Kelengkapan tersebut meliputi kelengkapan sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran komponen tersebut harus saling bersinergi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang bermakna akan mengantarkan peserta didik pada suatu pemahaman utuh mengenai suatu pengetahuan. Pembelajaran yang dialami peserta didik haruslah berkesan dan memberikan pengalaman yang akan melekat lama. Proses pembelajaran menjadi bermakna ketika siswa memperoleh pengalaman langsung dan menjadi pusat pembelajaran. Siswa yang mengalami sendiri proses penemuan pengetahuan, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang menyiapkan pembelajaran. Guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman, kondusif dengan membuat
dan
mengadakan
seperangkat
kelengkapan
pembelajaran.
Keterampilan dan kemampuan inovasi guru sangat dituntut dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu untuk menyiapkan pembelajaran mulai dari perencanaan, pembelajaran dan evaluasi Banyak faktor
yang mempengaruhi siswa dalam suatu proses
pembelajaran. Faktor yang paling menentukan adalah faktor intern atau faktor yang berasal dari diri siswa. Tidak dapat dipungkiri, salah satu faktor yang berpengaruh adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu (belajar) tanpa suatu paksaan. Motivasi dalam hal ini yaitu: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut dipelajari (Samino dan Saring, 2012:57).
3
Motivasi belajar siswa yang tinggi akan memperlancar suatu proses pembelajaran. Motivasi tersebut dapat ditumbuhkan dengan menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Sifat anak usia Sekolah Dasar yang ceria dan semangat dapat membantu mewujudkan motivasi belajar yang positif. Dalam hal ini peran guru sebagai fasilitator yang mendesain suatu pembelajaran sangatlah penting. Guru harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa termotivasi untuk mengetahui dan memahami ilmu yang akan dipelajari dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran bukanlah hal yang mudah. Pembelajaran yang kurang menyenangkan merupakan salah satu hambatan untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Guru sebagai pendesain pembelajaran bertanggung jawab atas hal tersebut. Guru harus mampu menciptakan suatu pembelajaran
yang
bermakna
dengan
suasana
yang
nyaman
dan
menyenangkan untuk menjawab hambatan tersebut. Tetapi terkadang guru belum mampu menciptakan pembelajaran tersebut. Guru belum maksimal dalam memanfaatkan segala kelengkapan pembelajaran. Pembelajaran yang ada harus lebih dikembangkan dengan penerapan metode yang lebih aplikatif dan menyenangkan. Pelajaran Pkn merupakan salah satu pelajaran yang membutuhkan banyak inovasi dalam penyampaiannya. Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan bermasyarakat dan
4
cenderung pada pendidikan afektif. Pelajaran ini sarat akan materi yang harus dikuasai siswa secara kognitif sebagai tuntutan untuk evaluasi tetapi siswa juga harus lebih banyak menerapkan apa yang dipelajari dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kemampuan yang harus lebih banyak dikembangkan adalah kemampuan afektif siswa. Menjadi tantangan khusus ketika guru harus dituntut untuk menyampaikan semua materi yang cukup banyak tetapi harus dihadapkan pada tanggung jawab untuk membentuk sikap siswa sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Berdasarkan pengamatan awal, dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangasem II dalam mengikuti pemebelajran Pkn masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan dan sikap siswa yang masih belum terkondisi dengan baik ketika di dalam kelas maupun diluar kelas. Melihat hal tersebut, menuntut peneliti untuk
menumbuhkan
motivasi
belajar
siswa
dengan
menerapkan
pembelajaran menyenangkan dengan strategi pembelajaran Lightening The Learning Climate. Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate merupakan strategi pembelajaran yang dapat membuat suasana belajar rileks, informal dan tidak menakutkan. Strategi ini informal, akan tetapi pada waktu yang sama
dapat mengajak peserta didik untuk berpikir. Strategi
pembelajaran ini cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Pkn yang lebih menekankan ranah afektif siswa tanpa melupakan ranah kognitifnya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih judul yaitu “Penerapan Strategi Pembelajaran Lightening The
5
Learning Climate untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangasem II Tahun 2012/2013”
B. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah, efektif dan efisien maka dibutuhkan pembatasan masalah. Dalam hal ini permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Maka pada penelitian ini ruang lingkup masalah penelitian dibatasi pada penerapan
strategi pembelajaran lightening the learning climate untuk
meningkatkan motivasi belajar PKn siswa.
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan adalah apakah dengan penerapan strategi pembelajaran lightening the learning climate dapat meningkatkan motivasi belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem II ?
D. Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar Pkn siswa melalui penerapan metode lightening the learning climate.
6
E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teori dalam pembelajaran Pkn dan dapat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam sebuah pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan
kualitas
pembelajaran
sehingga
nantinya
akan
meningkatkan kualitas sekolah. b. Bagi Guru Sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dan memberikan masukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa selama pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan. c. Bagi siswa Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran PKn