BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan
dan
kehidupan.
Lingkungan
kehidupan
pendidikan
dapat
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap peserta didik supaya mampu mempersiapkan diri dalam
masyarakat.
Pengalaman-pengalaman
belajar
terprogram
dapat
dioptimalisasi dengan pertimbangan kemampuan-kemampuan siswa. Siswa dapat memperoleh dalam lingkungan sekolah dengan menerima ilmu pengetahuan. Salah satu ilmu pengetahuan yang ada di sekolah adalah ilmu matematika. Matematika merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan yang lain, matematika dapat diterapkan di mata pelajaran yang lain yang ada di SD seperti IPA dan IPS. Materi pembelajaran matematika diberikan dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sampai dengan perguruan tinggi sehingga diperlukan ketuntasan materi pada setiap jenjang. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Matematika merupakan ideide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu (Santoso, 2013:183). Pada usia siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun), menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar pada umumnya 1
2
mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang bersifat abstrak. Karena keabstrakanya matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Santoso, 2013:184). Sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran matematika di SD, maka siswa diharapkan mampu menguasai matematika pada setiap pokok bahasan materi bilangan, geometri, pengukuran serta pengolahan data. Setiap materi pelajaran matematika akan berkesinambungan dengan bab berikutnya. Dalam kurikulum 2006, pelajaran matematika di Sekolah Dasar mengkaji materi tentang bilangan, pengukuran dan geometri serta pengolahan data. Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh beberapa siswa. Dianggap sulit dengan pelajaran matematika karena mereka bingung dengan pemahaman materi yang sudah diajarkan. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sekolah dasar berdasarkan hasil pengamatan awal dan wawancara secara informal ke guru kelas 5 pada akhir bulan november, menyatakan bahwa terdapat beberapa siswa yang masih belum mampu dalam mengerjakan soal matematika. Hal ini disebabkan karena siswa yang merasa belum paham dengan materi yang diajarkan. Karena pada setiap kali pengulangan pembelajaran siswa masih merasa bingung dan sulit. Siswa merasa bingung dan sulit terlihat dari hasil ulangan harian siswa yang masih belum memenuhi standar ketuntasan nilai. Padahal pada kenyataannya suatu pembelajaran dikatakan tuntas jika 75% dari julah siswa mendapat nilai di atas standar ketuntasan. Namun berdasarkan observasi terhadap siswa kelas 5 di SDN Ardirejo 1 Kepanjen diperoleh data bahwa masih 40% siswa yang mendapatkan nilai standar ketuntasan.
3
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa terjadi masalah terhadap nilai mata pelajaran matematika siswa, terutama dalam mengerjakan soal. Siswa merasa kesulitan dan bingung dalam mengerjakan soal matematika. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran matemlatika. Padahal pelajaran matematika pada saat mengerjakan soal matematika akan membantu siswa melatih siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan melatih siswa berfikir krisis dan analitis dengan menggunakan materi pelajaran matematika yang telah diperolehnya. Atas dasar ini penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kesulitan dan penyebab kesulitan dalam mengerjakan soal matematika kelas 5 dengan memilih judul “Identifikasi Kesulitan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Matematika Kelas 5 SDN Ardirejo 1 Kepanjen”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apa sajakah jenis kesulitan yang dialami siswa kelas 5 dalam mengerjakan soal matematika di SDN Ardirejo 1 Kepanjen?
2.
Apa penyebab kesulitan siswa kelas 5 dalam mengerjakan soal matematika di SDN Ardirejo 1 Kepanjen?
3.
Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk membantu siswa kelas 5 menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal matematika di SDN Ardirejo 1 Kepanjen?
4
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Untuk mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa kelas 5 dalam mengerjakan soal matematika di SDN Ardirejo 1 Kepanjen
2.
Untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa kelas 5 dalam mengerjakan soal matematika di SDN Ardirejo 1 Kepanjen
3.
Untuk
mengetahui upaya yang dilakukan guru untuk membantu siswa
menyelesaikan
kesulitan-kesulitan
mereka
dalam
mengerjakan
soal
matematika di SDN Ardirejo 1 Kepanjen D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian : Memberikan informasi tentang identifikasi kesulitan siswa dalam mengerjakan soal dan faktor-faktor penyebab kesulitan dalam mengerjakan soal serta upaya guru dalam membantu mengerjakan soal matematika yang dialami siswa kelas 5 SDN 1 Ardirejo Kepanjen
2.
Manfaat secara praktis a. Bagi Guru Dapat menjadi masukan bagi guru matematika di Sekolah Dasar yang
nantinya dapat dipergunakan sebagai acuan dalam memberikan pembelajaran matematika. b. Bagi Peneliti
5
Sebagai wawasan bagi peneliti dan para calon guru bahwasannya dalam pembelajaran itu sangat diperlukan identifikasi kesulitan dalam mengerjakan soal matematika yang nantinya dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran matematika khususnya di Sekolah Dasar. E. Batasan Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman dan tidak menyimpang dari judul yang telah ditentukan, maka penelitian ini hanya dibatasi pada kesulitan siswa dalam mengerjakan soal matematika materi tengah semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan indikator kesulitan mengerjakan soal matematika meliputi: 1) indikator jenis kesulitan siswa (pemahaman tentang simbol, pemahaman tentang nilai tempat, ketelitian perhitungan, penggunaan proses yang keliru, tulisan yang tidak terbaca); 2) faktor penyebab kesulitan mengerjakan soal matematika (kesulitan menggunakan konsep, kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip, kesulitan memecahkan soal berbentuk verbal).