BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pendidikan nasional memiliki mutu yang baik apabila para guru telah mendapatkan sertifikasi,
dilakukannya
akreditasi
dari
evaluasi,
pemerintah.
dan
Dalam
adanya
sertifikasi,
berdasarkan data dari Kemendikbud, pada 2013 pemerintah telah memberikan sekitar 350.000 kuota sertifikasi kepada guru. Salah satu kegiatan evaluasi diadakan melalui Ujian Nasional. Untuk akreditasi, pemerintah
memberikan
panduan
dasar
pelaksanaan akreditasi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terkait dengan mutu pendidikan, di mana salah satunya sekolah
didasarkan –
sekolah
pada di
akreditasi,
Salatiga
yang
terdapat ditengarai
memiliki mutu bagus karena mendapatkan nilai akreditasi cukup memuaskan dari pemerintah. Di antara sekolah – sekolah yang memiliki mutu pendidikan baik tersebut, terdapat SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga dan SD Negeri 01 Salatiga.
1
SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman 111b, memiliki nilai akreditasi A. Beberapa prestasi sekolah dengan jumlah murid 317 ini, yaitu juara umum lomba – lomba
dalam
Salatiga Cup,
juara
satu
lomba
mendongeng guru pada HUT Salatiga, dan juara dua lomba resensi buku tentang kota Salatiga pada 2012. Pada 2013, juga SD ini meraih juara satu siswa berprestasi pada tingkat SD se-kota Salatiga, memiliki perpustakaan terbaik, dan masih banyak lagi. SD berikutnya yang mendapatkan akreditasi dengan nilai baik yaitu SD Negeri 01 Salatiga. SD dengan akreditasi B ini memiliki jumlah murid 287. SD yang terletak di Jl. Diponegoro 13 Salatiga ini memiliki
prestasi
yang
tidak
kalah
banyaknya
dengan SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. SD ini pernah menjadi juara tingkat kecamatan dalam lomba cerdas cermat, pengetahuan agama Islam, LCC, OSN, siswa berprestasi, FLSN (pidato dan cipta puisi), dan dokter kecil. Selain itu, SD ini menjadi juara III dalam lomba tingkat internasional dalam Taijiquan Jambore dan Turnamen Internasional Indonesia terbuka. Wawancara
dilakukan
terhadap
sekolah
–
sekolah tersebut untuk melihat secara garis besar usaha dalam meningkatkan mutu. Berikut adalah pernyataan dari salah satu kepala sekolah, yaitu kepala SD Negeri Salatiga 01, pada tanggal 11 Februari 2013: 2
“Cara sekolah kami meningkatkan mutu sekolah, di samping dengan akreditasi dan evaluasi terus – menerus, yaitu melakukan proses pembimbingan murid dari awal para murid tersebut belajar di sekolah ini, meningkatkan kualitas guru, juga memenuhi sarana dan prasarana.”
Nampak dari hasil wawancara, kepala SD tersebut tidak hanya berusaha melaksanakan standar yang telah
ditetapkan
melakukan
pemerintah,
upaya
lain
yang
namun
juga
mengarah
pada
peningkatan mutu. Berkenaan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, Arcaro (2005) mengusulkan pendekatan sekolah bermutu terpadu. Adapun karakteristik sekolah
yang
mengedepankan
mutu
terpadu
menekankan
fokus
pada
pelanggan
sekolah,
keterlibatan
total
para
anggota
sekolah,
pengukuran,
komitmen,
berkelanjutan.
Oleh
karena
dan itu,
perbaikan penelitian
ini
kemudian akan menganalisis lebih jauh tentang upaya kedua Sekolah Dasar di Salatiga yang telah diuraikan
pada
meningkatkan
bagian
sebelumnya,
karakteristik
sekolah
dalam bermutu
terpadu. Penelitian
yang
membahas
karakteristik
sekolah mutu terpadu dapat dikatakan masih relatif sedikit. Salah satu penelitian tentang mutu pernah dilakukan
oleh
Manoe
(2009).
Hasil
dengan
pendekatan fish-bone ini, menemukan bahwa mutu pendidikan dapat meningkat jika pemimpin memiliki komitmen,
konsistensi,
dan
inovasi. Selain
itu
terdapat pula penelitian Nuraniyah (2012) melalui 3
pendekatan strategi peningkatan mutu sekolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mutu dapat ditingkatkan jika terdapat program berkelanjutan, pengefektifan
waktu
pembelajaran,
adanya
pembelajaran PAIKEM dan evaluasi, peningkatan profesionalisme guru dan karyawan, pemberian ekstrakulikuler untuk pengembangan diri siswa, dan adanya kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa
atau
terkait
masyarakat.
dengan
Penelitian
rencana
selanjutnya
strategis
untuk
meningkatkan mutu sekolah ditulis oleh De Rozari (2012), melalui pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat). Hasil penelitian menunjukkan strategi untuk meningkatkan mutu adalah dengan memberdayakan para guru dan melakukan evaluasi. Dari ketiga penelitian yang ada, penelitian ini akan berusaha menemukan langkah – langkah sekolah untuk meningkatkan karakteristik sekolah bermutu terpadu.
1.2. Rumusan Masalah Tidak terlepas dari usaha kedua sekolah untuk meningkatkan mutu, maka penelitian ini kemudian akan
menggali
dilakukan
oleh
meningkatkan
lebih kedua
dalam
upaya
sekolah
karakteristik
yang
tersebut
sekolah
telah dalam
bermutu
terpadu. Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
Bagaimana upaya SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga dan SD Negeri 01 Salatiga meningkatkan karakteristik sekolah bermutu terpadu?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis upaya sekolah dalam meningkatkan karakteristik sekolah bermutu terpadu.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, dari segi teoritis memberikan pengetahuan lebih dalam hal sekolah mutu terpadu. Sementara itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya. Untuk manfaat dari segi praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi umpan balik bagi kebijakan Sekolah Dasar yang bersangkutan. Selain itu, sekolah - sekolah lain dapat menerapkan upaya yang telah dilakukan oleh sekolah – sekolah yang menjadi subyek penelitian ini, sehingga
diharapkan
dapat
menjadikan
sumber
informasi dalam rangka meningkatkan mutu sekolah yang bersangkutan.
5