1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Bangsa yang cerdas dilahirkan dari generasi yang cerdas, generasi yang cerdas tidak terlahir begitu saja, perlu ada upaya dalam mewujudkannya. Salah satu upayanya adalah melalui segi pendidikan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sarana mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan apa yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah melalui sekolah. Sekolah merupakan tempat mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar. Sekarang ini, kegiatan belajar mengajar bukanlah satu-satunya jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan juga dapat diperoleh di tempat lain, salah satunya dapat diperoleh melalui perpustakaan sekolah.
2
Andy Prastowo (2012: 45) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk menunjang pendidikan yang di dalamnya terdapat bahan pustaka baik buku maupun bukan buku. Bahan pustaka yang ada kemudian diorganisasi secara sistematis dalam sebuah ruangan yang bisa membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Suherman (2009: 2) menjelaskan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah untuk melayani peserta didik dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Hari Santoso (2007: 1) menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah sangat berguna untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan yang diperlukan oleh penggunanya. Perpustakaan
sekolah
merupakan
sebuah
ruangan
dalam
lingkungan sekolah yang di dalamnya terdapat berbagai bahan pustaka yang, baik bahan pustaka cetak maupun non cetak yang disusun menurut aturan tertentu dan mengandung berbagai informasi, yang mana informasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan dalam proses kegiatan belajarmengajar anatara pendidik dan peserta didik. Berbagai definisi perpustakaan sekolah di atas dalam faktanya masih
belum
sesuai
dengan kondisi
perpustakaan di
lapangan.
Perpustakaan sekolah masih mendapat kritik karena berbagai kelemahan yang dimiliki. Seperti apa yang telah disampaikan Sulistyo-Basuki (1991) dalam Hari Santoso (2007: 2) kritik terhadap perpustakaan sekolah berkaitan dengan dengan peran perpustakaan sekolah yang belum mampu mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik. Kesan yang kemudian
3
muncul adalah perpustakaan sekolah hanya dianggap sebagai gedung untuk pelengkap akreditasi. Hal ini menguatkan pendapat tentang kurangnya peran perpustakaan sekolah sebagai tempat penunjang kegiatan belajar mengajar dan tempat mentransfer ilmu pengetahuan. Beberapa alasan belum maksimalnya perpustakaan sekolah sebagai tempat penunjang kegiatan belajar mengajar dan tempat mentransfer ilmu pengetahuan antara lain: (1) kurangnya pemahaman pemustaka tentang fungsi dan manfaat perpustakaan sekolah sebagai wadah penyedia ilmu pengetahuan dan infomasi sepanjang hayat (2) belum optimalnya perpustakaan sekolah dalam memberikan informasi tentang produk dan layanan jasa yang mengakibatkan pemustaka enggan untuk datang (3) kurangnya pengetahuan pustakawan tentang strategi memasarkan produk dan layanan jasa perpustakaan. Melihat alasan-alasan belum maksimalnya perpustakaan sekolah tersebut, maka diperlukanlah sebuah kegiatan promosi sebagai upaya memasarkan produk dan layanan jasa yang dimiliki perpustakaan sekolah, sehingga optimalisasi peran perpustakaan dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Brian Matthews (2009: 99) yang mengatakan bahwa “We need to be especially creative and tactical with our promotional efforts because the concept of the library is already presents in students mind.” Pustakawan membutuhkan usaha kreatif dan taktis dalam promosi perpustakaan karena gambaran perpustakaan pada umumnya (kurang menarik) sudah melekat pada pemikiran siswa. Oleh karena itu, promosi
4
perpustakaan sekolah yang kreatif menjadi penting dalam rangka memaksimalkan penggunaan perpustakaan sekolah. Dalam
rangka
melakukan
pengamatan
terkait
promosi
perpustakaan sekolah, penulis memutuskan untuk melakukan pengamatan di perpustakaan SMA N 1 Surakarta. Sebagai SMA favorit di Surakarta, SMA N 1 Surakarta tentu memiliki siswa yang lebih unggul dari sekolah lain dan memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap. Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap mendukung perkembangan inteligensi siswa termasuk minat baca siswa. Penggunaan perpustakaan oleh siswa tidak hanya sebatas meminjam buku atau mengembalikan buku saja, perpustakaan sekolah juga digunakan sebagai tempat diskusi dan kegiatan belajar mengajar siswa. Meski memiliki sarana dan prasarana yang memadai, namun penggunaan perpustakaan sekolah oleh warga sekolah masih cenderung minim karena beberapa alasan yang telah disampaikan. Tersebab hal tersebut, dipilihlah SMA N 1 Surakarta sebagai tempat penulis melakukan observasi yang difokuskan pada perpustakaan sekolah. Bentuk promosi di perpustakaan SMA N 1 Surakarta antara lain melalui: (1) Brosur perpustakaan (2) X-banner perpustakaan. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat dimunculkan dalam karya tulis ini adalah “Bagaimana kegiatan promosi perpustakaan di SMA N 1 Surakarta?”
5
C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ini yaitu mendeskripsikan kegiatan promosi di perpustakaan SMA N 1 Surakarta. D. Pelaksanaan 1.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Perpustakaan (KKP) dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir mahasiswa DIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2016. Kegiatan Kuliah Kerja Perpustakaan (KKP) ini dilaksanakan satu setengah bulan pada tangal 01 Maret – 15 April 2016. Kegiatan Kuliah Kerja Perpustakaan (KKP) dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari kecuali hari Minggu.
2.
Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Perpustakaan (KKP) dilaksanakan di Perpustakaan SMA N 1 Surakarta, yang berada di: Alamat
: Jl. Monginsidi Nomor 40, Banjarsari, Surakarta.
Telepon
: (0271) 652975
Faximile
: (0271) 635227
Email
:
[email protected]
Website
: http://sman1-slo.sch.id
6
E. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, beberapa teknik yang penulis gunakan, yakni: 1.
Teknik Pengamatan Poerwandari
dalam
Imam
Gunawan
(2015:
143)
menyatakan bahwa pengamatan merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Cartwright & Cartwright dalam Haris Herdiansyah (2010: 131) mendefinisikan pengamatan sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Haris Herdiansyah (2010: 131) mengemukakan bahwa “pengamatan ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.” Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mengamati dan melihat bagaimana keberjalanan perpustakaan SMA N 1 Surakarta sehari-harinya. Baik keberjalanan di layanan sirkulasi, referensi maupun informasi pada perpustakaan. 2.
Teknik Studi Pustaka Fuad dan Nugroho (2014: 61) berpendapat bahwa “Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari karya ilmiah, media massa, teks book, dan masih banyak lagi untuk menambah atau mendukung sumber informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian ini untuk memperkuat aspek validitas data yang dihasilkan.”
7
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan buku-buku dan karya ilmiah dari perpustakaan sebagai rujukan. Buku-buku dan karya ilmiah tersebut dijadikan referensi oleh penulis untuk mendapatkan data serta teori tentang promosi perpustakaan. 3.
Teknik Studi Dokumentasi Imam
Gunawan
(2015:
175)
menjelaskan
bahwa
dokumentasi berasal dari kata dokumen. Dokumen berasal dari bahasa latin yaitu decore yang artinya mengajar. Bungin dalam Imam Gunawan (2015: 177) menyatakan bahwa,
studi
dokumentasi
merupakan
salah
satu
metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam berbagai penelitian sosial untuk menelusuri data-data historis. Terdapat beberapa dokumen yang penulis gunakan untuk penulisan karya tulis ini, diantaranya:
(1) data sarana dan
prasarana perpustakaan SMA N 1 Surakarta (2) daftar koleksi bahan pustaka perpustakaan SMA N 1 Surakarta (3) gambar struktur organisasi perpustakaan SMA N 1 Surakarta (4) data pegawai perpustakaan SMA N 1 Surakarta.