1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci yang berisi tuntunan dan hidayah yang memberikan petunjuk bagi manusia dalam mencapai keberuntungan hidup.1 Sebagai kitab yang berisi petunjuk hidup, bimbingan yang disyariatkan hanya akan diraih oleh orang-orang yang mampu mendalami ajaran yang terdapat di dalamnya dan menerapkannya di dalam praktik kehidupan. Upaya
mendalami isi kandungan
Alquran ini tentunya hanya akan tercapai apabila sesorang dapat membacanya sesuai ketentuan tata cara membaca yang baik dan benar. Kemampuan membaca Alquran sangat penting dimiliki oleh setiap muslim. Kemampuan ini berkaitan erat dengan upaya memahami isi kandungan yang terdapat di dalamnya. Penegasan tentang hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah/2 ayat 121.
ِذ ِذ ا َنَت ْلَت ُه وَن ُه َن َّل آِذ َن َن آِذِذ ُه ْل اَنَتـِذ َن َتُه ْل ِذ ُه َنو ِذ ِذ َن ي َن ْل ُه ْل ِذ ِذ َنُه ْل اَنَتـِذ َن ُها ُه اْل َن ِذا ُه َنو اَّل َني آَنَت ْلَتَن ُها ُه اْل َن َن Ketepatan dalam membaca akan menjadi modal dasar bagi seseorang dalam menelaah, memahami dan memperoleh petunjuk yang disampaikan dalam ayat-ayat Alquran. Sebaliknya, kekeliruan di dalam membaca huruf-huruf Alquran akan berdampak terhadap kekeliruan makna maupun kesalahan dalam memahami pengajaran yang dituntunkan di dalam Alquran.
1
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1962),
h. 19.
2
Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Alquran, sebagai bagian integral dari Pendidikan Agama Islam, merupakan proses pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan murid untuk membaca dengan baik. Melalui kemampuan ini anak diharapkan suka membaca ayat-ayat Alquran, mengerti arti dan pokok kandungannya sehingga mendapatkan pengetahuan, iman dan takwa, serta menjadi pedoman akhlak dan ibadah murid sehari-hari, terinternalisasi dalam jiwanya yang diamalkannya dalam segenap aspek kehidupan.”2 Kemampuan membaca Alquran merujuk kepada kesanggupannya dalam memahami proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding
process).3
Sebuah
aspek
pembacaan
sandi
(decoding)
adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word), dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) melalui bentuk bunyi yang bermakna. Kemampuan pembacaan sandi di atas di dalam membaca Alquran dengan sendirinya bermakna sebagai kesanggupan membaca sandi-sandi dalam bahasa Arab dan melafalkannya secara lisan dengan makhraj yang tepat. Kemampuan ini memerlukan latihan, pembiasaan dan petunjuk secara langsung. Sebagai sebuah proses, anak perlu dikenalkan dengan baik bentuk-bentuk huruf hijaiyah, perbedaan cara melafalkan sesuai jenis huruf dan sekaligus membiasakan anak memahami ketentuan-ketentuan dalam membaca kalimat-kalimat Al-Quran. Kegiatan praktik langsung akan berfungsi sebagai bimbingan agar siswa dapat membaca rangkaian huruf hijaiyah dalam ayat-ayat Alquran secara tepat dan lancar.
2
Udin Syarifuddin Winataputra dan Rustina Ardiwinata, Buku Perencanaan Pokok Pengajaran Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998), Cet. ke-6, h. 153. 3 Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Aksara, 1979), h. 7.
3
Pencapaian tingkat kemampuan siswa dalam membaca Alquran, sebagai hasil belajarnya, seringkali mengalami berbagai kendala. Sebagian siswa belum mampu membaca rangkaian huruf sesuai makhraj (keluarnya bunyi) dengan tepat dan lancar. Di samping kesulitan dalam melafalkan beragam bentuk perubahan bacaan ketika huruf hijaiyah memiliki harakat yang berbeda, siswa juga mengalami kesulitan melafalkan huruf hijaiyah yang memiliki kesamaan sifat, misalnya: ح – ه- ع – ء-
ش – س, ز- ذdan seterusnya. Realitas rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Alquran ditemui dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2010/2011. Pada pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan membaca surah-surah pendek, sebagian siswa belum dapat membaca ayat-ayat Alquran yang tersusun dalam bentuk rangkaian secara tepat dan lancar. Hal ini tergambar dari tes kemampuan membaca yang ditunjukkan siswa sebagaimana tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Observasi Awal Kemampuan Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 dalam Membaca Surah-Surah Pendek
No . 1 2
Ayat yang dibaca
Bacaan yang benar
Anak membaca
Fashalli lirabbika wanhar
Pasalli lirabbika wanhar
Idzaa jaa anashrullahi walfathu
Ijaa jaa anasrullahi walfathu
4
3
Innal insaana lafi khusrin Innal insyana lapi husrin Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca ayat-ayat Alquran sesuai
makhraj, menunjukkan bahwa siswa belum mengenal dengan baik bentuk-bentuk huruf hijaiyah dan perbedaan cara melafalkannya. Kondisi ini memerlukan tindakan reflektif dan metode pembelajaran yang tepat. Siswa memerlukan kegiatan belajar yang menuntun praktik langsung tentang bagaimana membaca secara tepat sesuai makhraj dan panjang pendeknya bacaan sesuai mad (tanda panjang). Kegiatan belajar mengajar yang memberikan pengalaman langsung cara membaca yang benar merupakan cara membelajarkan siswa yang tepat dalam melafalkan huruf hijaiyah dengan benar. Melalui praktik siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan uraian guru namun juga mengamati dan mempraktikkannya.4 Melalui metode demonstrasi siswa dibimbing melafalkan secara tepat dan sekaligus menjaganya dari kesalahan. Siswa dituntut mempraktikkan bacaan yang sama sesuai bahan pelajaran yang sudah diberikan.5 Guna melihat tingkat efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca Alquran, penulis berupaya melakukan kajian secara mendalam dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surah-Surah Pendek Melalui Metode 4
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995), h. 115. 5 Zuharini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.106.
5
Demonstrasi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 Kecamatan Simpang Kabupaten Banjar”. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan latar belakang masalah di atas, ada beberapa persoalan mendasar yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, sebagaui berikut: 1. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Alquran. Ketika siswa diminta untuk membaca salah satu ayat, terdapat banyak kesalahan terutama dari aspek makharj huruf dan panjang pendeknya bacaan. 2. Pembelajaran yang selama ini berlangsung melalui metode ceramah, belum menekankan kepada praktik siswa dalam membaca ayat-ayat Alquran secara langsung. Hal ini menyebabkan siswa belum terbiasa melafalkan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat dalam ayat Alquran tersebut secara tepat dan lancar.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca surahsurah pendek pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar? 2. Apakah metode demonstrasil dapat meningkatkan kemampuan membaca surahsurah pendek bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2010/2011?
6
D. Rencana Pemecahan Masalah Permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam membaca surah-surah pendek perlu segera ditanggulangi. Upaya peningkatannya memerlukan penelitian tindakan kelas. Penulis merencanakan tindakan dimaksud dalam dua siklus dengan masing-masing dua kali pertemuan. Tindakan ini bersifat kolaboratif antarsiswa dalam bentuk kelompok belajar dalam membaca huruf hijaiyah secara tepat yang dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru memberikan penjelasan awal tentang materi pembelajaran Alquran b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. c. Guru mempraktikkan cara membaca ayat-ayat Alquran pada surah-surah pendek yang dikembangkan secara tepat dan lancar d. Siswa mempraktikkan kemampuan membaca yang benar secara kelompok. e. Siswa mempraktikkan kemampuan membaca yang benar secara individual. f. Guru memberikan kritik, masukan dan perbaikan atas kemampuan membaca ayat-ayat Alquran yang dilakukan oleh siswa g. Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan atas materi yang mereka pelajari dan demonstrasikan tersebut. Selama proses pembelajaran dilaksanakan, pengamatan dilakukan melalui teman sejawat baik terhadap aktivitas guru, keaktivan dan kemampuan siswa dalam membaca Alquran pada surah-surah pendek; QS. Al-Kautsar, QS. An-Nashr dan QS.
7
Al-‘Ashr. Pada akhir kegiatan dilakukan tes secara tertulis untuk melihat tingkat kemampuan siswa memahami materi pembelajaran. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Proses penerapan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca surah-surah pendek pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. 2. Sejauhmana metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca surah-surah pendek pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Batu Balian 3 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2010/2011.
F. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan sebagai berikut: 1. Secara teoretis Penelitian ini bertujuan memperluas cakrawala pengetahuan pengelolaan proses pembelajaran membaca Alquran pada surah-surah pendek secara tepat dan lancar. 2. Secara praktis a. Bagi siswa. Latihan secara berulang-ulang dalam membaca huruf hijaiyah akan dapat meningkatkan ketepatan bacaan sesuai makhraj huruf yang benar. b. Bagi guru. Kemampuan membaca surah-surah pendek memerlukan praktik secara langsung bagaimana melafalkan ayat-ayat Alquran dengan benar. Melalui metode demonstrasi, guru dapat membimbing siswa mempraktikkan
8
ketepatan makhraj huruf dan panjang pendeknya bacaan. Melalui praktik akan diketahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca Alquran. G. Hipotesis Tindakan Penerapan metode demonstrasi dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa membaca surah-surah pendek didasarkan kepada hepotesis, yakni: 1. Dengan metode demonstrasi, kemampuan siswa dalam membaca surah-surah pendek meningkat. Melalui kegiatan belajar secara praktik, siswa dapat memperbaiki kekeliruan yang dilakukannya dalam membaca surah-surah pendek. 2. Dengan penggunaan metode demonstrasi yang mengajak siswa mengalami sendiri proses pembelajaran akan dapat meningkatkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui praktik membaca secara langsung, siswa dapat membiasakan diri untuk mampu melafalkan kalimat-kalimat dalam surah-surah pendek sesuai harakat dan makhraj huruf secara tepat dan lancar.