BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perencanaan dalam sebuah produksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam dunia usaha. Secara tidak langsung perencanaan produksi akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam dunia usaha, persaingan akan selalu dihadapi oleh pengusaha satu dengan pengusaha lainnya. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan maka pengusaha perlu merancang dan membuat perencanaan yang matang dalam proses produksi maupun dalam proses pemasaran produk. Menurut Brantas (2009), perencanaan adalah memilih, menghubungkan fakta, membuat, dan menggunakan asumsiasumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan serta merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Usaha besar maupun usaha kecil diharapkan memiliki suatu perencanaan produksi dan pemasaran demi kelangsungan usaha tersebut. Suatu usaha yang tidak merencanakan produksinya tidak akan mengetahui seberapa besar jumlah produk yang harus diproduksi setiap bulannya, sehingga biaya produksi yang semestinya dapat diminimalkan terbuang untuk biaya produksi yang berlebihan. Demikian pula, jika suatu usaha tidak membuat perencanaan dalam proses pemasaran produknya maka usaha tersebut tidak akan mengetahui besar kecilnya jumlah permintaan produk dari konsumen sehingga keuntungan optimal yang diharapkan tidak akan tercapai. 1
2
Salah satu contoh kasus usaha yang belum merencanakan produksinya adalah usaha dagang yang bergerak dalam bidang produksi dodol di daerah Tejakula, Singaraja. Usaha ini memproduksi empat jenis varian dodol. Keempat jenis varian dodol tersebut adalah dodol merah, dodol kayu sugih, dodol ketan hitam, dan dodol kacang. Keempat varian dodol tersebut mempunyai tingkat peminat yang berbeda-beda, dengan adanya tingkat permintaan yang berbeda-beda ditambah dengan meningkatnya jumlah permintaan pada hari-hari tertentu maka perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian yang akan dilakukan adalah menentukan prediksi jumlah produksi dodol yang harus diproduksi dalam setiap bulannya sesuai dengan tingkat permintaan sehingga keuntungan dapat dioptimalkan dengan meminimumkan biaya produksi, serta menentukan tercapai atau tidak tercapainya prioritas yang telah ditetapkan oleh usaha dagang sebagai fungsi tujuan. Untuk mengestimasi prediksi jumlah produksi dodol yang harus diproduksi setiap bulannya digunakan metode peramalan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA), sedangkan solusi dalam menentukan penyelesaian optimal digunakan preemptive goal programming. Preemptive goal programming adalah bagian dari goal programming. Goal programming merupakan perluasan dari linear programming, sehingga preemptive goal programming adalah salah satu metode penyelesaian suatu permasalahan yang mempunyai lebih dari satu tujuan dengan adanya urutan kepentingan tingkat prioritas dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai (Lasmanah, 2003).
3
Beberapa penelitian tentang optimalisasi menggunakan metode goal programming yang telah dilakukan antara lain adalah Apriyanti (2010) melakukan penelitian tentang optimalisasi produksi lulur Bali Tangi menggunakan metode peramalan exponential smoothing dan metode goal programming, sedangkan Damanik (2013) melakukan penelitian tentang optimalisasi produksi teh menggunakan metode peramalan pemulusan eksponensial musiman dan metode goal programming. Penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti di atas, mempunyai kelemahan bahwa dalam penelitian tersebut tidak terdapatnya urutan kepentingan tingkat prioritas yang ingin dicapai oleh pihak pembuat keputusan (pengusaha), atau dengan kata lain kedua penelitian di atas tingkat prioritas yang ingin dicapai oleh pihak pembuat keputusan (pengusaha) adalah sama pentingnya. Berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan pada usaha UD. Dodol Made Merta. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode peramalan ARIMA dan metode preemptive goal programming. Kelebihan metode peramalan ARIMA adalah data dan hasil peramalan tidak dipengaruhi oleh adanya musiman, sedangkan kelebihan untuk metode preemptive goal programming adalah adanya pengurutan prioritas yang ingin dicapai oleh pihak pembuat keputusan (pengusaha) untuk mencapai pemenuhan pada prioritas pertama sampai prioritas berikutnya yang diinginkan oleh pihak pembuat keputusan (pengusaha), yang dalam penilitian ini ditetapkan tiga prioritas.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah model dan hasil prediksi jumlah permintaan keempat varian dodol yang harus diproduksi dalam bulan April dan Mei 2014 menggunakan metode ARIMA?
2.
Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan pada ketiga prioritas dapat tercapai dengan menggunakan preemptive goal programming?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui model dan hasil prediksi jumlah permintaan keempat varian dodol yang harus diproduksi dalam bulan April dan Mei 2014 menggunakan metode ARIMA.
2.
Mengetahui tujuan-tujuan yang ditetapkan pada ketiga prioritas dapat tercapai dengan menggunakan preemptive goal programming.
1.4 Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada UD. Dodol Made Merta yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini, adalah: 1.
Terdapat dua kendala yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu kendala bahan baku, dan kendala upah tenaga kerja.
5
2.
Terdapat tiga prioritas dalam penelitian ini yaitu terpenuhinya target jumlah permintaan dodol yang akan diproduksi, terpenuhinya target memaksimalkan profit usaha dagang, dan terpenuhinya target meminimalkan biaya produksi.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang akan dirasakan langsung oleh pihak UD. Dodol Made Merta dalam hal mengetahui seberapa besar jumlah dodol yang harus diproduksi setiap bulannya sehingga dapat menekan biaya produksi yang berlebihan dengan memperoleh profit yang optimal. Manfaat bagi penulis adalah sebagai sarana pembelajaran dalam peramalan dan masalah optimasi yang sering dihadapi dalam kondisi nyata di lapangan. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya.