BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik tugas akhir, seperti teori mengenai perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi. 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut Oetomo (2006, p7), perencanaan adalah proses di mana manager memikirkan dan menetapkan sasaran sebagai tindakan berdasarkan beberapa metode yang diperlukan untuk mencapainya. Proses tersebut merupakan suatu cara sistematik yang diterapkan untuk melakukan kegiatan. Menurut Rangkuti (2006, p6), perencanaan adalah proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi–strategi. Menurut Ebert (2006, p166), perencanaan adalah proses manajemen yang menetapkan apa yang harus dilakukan organisasi dan bagaimana sebaiknya melakukannya. Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah proses yang harus dilakukan oleh manager dalam menganalisis, memikirkan, menetapkan sasaran, dan mengembangkan sebuah rencana kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2.1.2 Pengertian Strategi Menurut David (2006, p16), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi juga mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka 7
8
panjang. Strategi memilih konsekuensi yang multi fungsi dan multi dimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. Menurut Rangkuti (2006, p183) strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Ebert (2006, p157) strategi adalah perangkat luas rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi. Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu tindakan yang dijalankan perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dan kekuatan perusahaan dengan keunggulan kompetitif untuk jangka panjang. 2.1.3 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi, yaitu: 1. Input (masukan), meliputi menangkap, dan mengumpulkan elemen yang memasuki sistem untuk dapat diproses. 2. Processing (proses), meliputi proses perubahan yang mengubah input menjadi output. 3. Output (keluaran atau hasil), meliputi perpindahan elemen yang telah dihasilkan oleh proses perubahan ke dalam tujuan akhirnya. Menurut Satzinger (2005, p6), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terkait yang berfungsi sama untuk mencapai hasil tertentu.
9
Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan atau sekelompok komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. 2.1.4 Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2005, p38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Menurut Turban (2006, p52), informasi adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya. Menurut McLeod (2004, p10), informasi adalah hasil pengolahan data menjadi bentuk yang mempunyai manfaat bagi pihak yang membutuhkan dalam mengambil keputusan yang tepat. Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah mengalami proses hingga menjadi berguna bagi pihak yang membutuhkan. 2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah rangkaian orang, prosedur, dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Satzinger (2005, p7), sistem informasi adalah sebuah kumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis. Menurut Turban (2006, p49), sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
10
Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem yang digunakan untuk menerima data sebagai input kemudian proses dan menjadi output atau informasi yang berguna bagi pengguna. 2.1.6 Pengertian Strategi Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p17), strategi sistem informasi adalah sistem informasi yang menyediakan perusahaan dengan produk yang kompetitif dan layanan yang memberikan suatu keuntungan strategis dari para pesaingnya di pasar. Juga, sistem informasi yang mempromosikan inovasi bisnis, meningkatkan proses bisnis dan membangun sumber informasi strategi bagi perusahaan. Jadi berdasarkan pengertian di atas strategi sistem informasi adalah sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur untuk mencapai tujuan perusahaan. 2.1.7 Pengertian Teknologi Informasi Menurut O’Brien (2005, p9), teknologi informasi adalah konsep-konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yang meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data dan teknologi berbasis internet. Menurut Turban (2006, p49), teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya
informasi
perusahaan,
para
penggunannya
serta
manjemen
yang
menjalankan. 2.1.8 Pengertian Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Menurut Martin et al (2005, p74), perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi adalah proses kesuaian yang cocok antara sarana-sarana organisasi dan sumber-sumber dayanya dan perubahan pasarnya dan peluang-peluang dan pemanfaatan teknologi. Perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi merupakan suatu bentuk analisis terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan serta membuat perencanaan
11
strategi yang ampuh untuk memberikan nilai tambah kepada perusahaan secara keseluruhan dan mampu bersaing. 2.1.9 Pengertian Customer Relationship Management Menurut Kotler, et al (2007:189) Customer Relationship Management (CRM) atau manajemen relasi pelanggan merupakan suatu proses mengelola informasi rinci tentang masing – masing pelanggan secara cermat mengelola semua “titik sentuhan” pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan.
2.1.10 Pengertian IT Balanced Scorecard
Menurut Keyes (2005, p94), pada tahun 1997 Martinsons, David, dan Tse mengadaptasi konsep Balanced Scorecard tradisional dan menggunakannya pada departemen teknologi informasi suatu perusahaan, dari situ maka muncul IT Balanced Scorecard yang merupakan modifikasi dari Balanced Scorecard tradisional. Alasan mereka melakukan perubahan tersebut adalah karena unit IT dalam suatu perusahaan biasanya melayani kebutuhan internal perusahaan dan proyek yang dilaksanankan biasanya dikerjakan untuk kepentingan unit perusahaan secara keseluruhan.
Dari empat persektif balanced scorecard yaitu keuangan, proses bisnis internal, pelanggan dan pertumbuhan dan pembelajaran kemudian dimodifikasi menjadi kontribusi perusahaan, kesempurnaan operasional, orientasi pengguna dan orientasi masa depan. 2.2 Teori Khusus Pada sub bab ini berisi tentang teori-teori khusus yang berhubungan dengan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi. 2.2.1 Pengertian Enterprise Architecture
12
Menurut Bernard (2005, p33), enterprise architecture adalah bagaimana cara membuat penglihatan abstrak sebuah organisasi (perusahaan) yang membantu orang di dalam perusahaan tersebut untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Enterprise architecture memperluas rencana teknologi dengan cara menambah rencana strategis sebagai kunci utama pada perusahaan dan rencana bisnis sebagai sumber dari sebagian besar program dan kebutuhan sumber daya. Dalam prakteknya, enterprise architecture dianggap sebagai program manajemen dan metode dokumentasi yang memperlihatkan pandangan yang terkoordinasi dari arah strategis dari perusahaan, layanan bisnis, alur informasi dan utilisasi sumber daya. 2.2.1.1 Enterprise Architecture Sebagai Metode Dokumentasi Menurut Bernard (2005, p33), dokumentasi dari enterprise architecture akan terwujud jika melalui 6 elemen dasar, yaitu : 1. Framework Framework dari dokumentasi EA mengidentifikasikan ruang lingkup dari arsitektur untuk didokumentasikan dan membuat hubungan antara area- area arsitektur.
13
Gambar 2.1 EA’s Cube Documentation Framework (Bernard, 2005, p38) 2. Component Enterprise architecture adalah tujuan, proses, standart, dan sumber daya yang dapat diubah yang memperluas enterprise-wide atau terlibat antara garis spesifik dari bisnis.
Gambar 2.2 EA Components (Bernard, 2005, p40)
14
3. Current Architecture Current Architecture mengandung komponen – komponen enterprise architecture yang telah ada pada enterprise pada setiap tingkatan dari framework yang ada. Perbedaan current dengan pandangan AS-IS adalah pandangan AS-IS hanya melihat dari aspek bisnis dan teknologi saja sedangkan pada current view ditambahkan dengan strategi yang mendukung pengembangan bisnis dan teknologi yang ada. 4. Future Architecture Future architecture adalah dokumen yang berisi tentang komponen enterprise architecture yang dibutuhkan oleh enterprise untuk mendukung strategi inisiatif baru, kebutuhan operasional atau solusi teknologi. Future architecture harus menjalankan rencana perubahan dari komponen enterprise architecture dalam jangka waktu pendek (1-3 tahun ke depan), sama baiknya dengan perubahan dari enterprise architecture yang merupakan hasil dari implementasi dari scenario jangka panjang yang direncanakan dalam jangka waktu 4-10 tahun ke depan.
Gambar 2.3 EA Drivers of Change (Bernard, 2005, p41) EA tidak bisa merefleksikan perubahan diatas pada arsitektur masa depan kecuali:
15
1. Tim kepemimpinan perusahaan menyediakan perubahan pada strategic direction and goal. 2. Line of business of manager dan program manager menyediakan perubahan pada bisnis proses dan prioritas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang baru. 3. Support staff mengidentifikasi teknologi yang berjalan dan solusi untuk kebutuhan bisnis baru. 5. EA Management Plans EA management plans mengartikulasi program enterprise architecture dan pendekatan dokumentasi. EA management plan juga menampilkan deskripsi dari pandangan current dan future dari suatu arsitektur, dan mengurutkan rencana untuk mengatur transisi kearah bisnis atau teknologi masa depan. 6. Planning Threads Dokumentasi enterprise architecture termasuk threads dari aktifitas yang bersangkutan yang ada pada semua tingkatan dari framework. Threads ini termasuk 3 hal, yaitu: a. IT Security Program IT security yang komperehensif mempunyai beberapa area utama, seperti : informasi, personil, operasi, dan fasilitas. b. IT Standards IT standards merupakan salah satu hal yang paling penting dalam fungsi enterprise architecture yang menampilkan standards dari teknologi pada semua level dari enterprise architecture framework. c. IT Workforce
16
Penting untuk meyakinkan bahwa proses staffing, training karyawan IT sangat penting untuk menyesuaikan skill dengan LOB dan aktifitas – aktifitas dari enterprise architecture framework.
2.2.2 Pengertian Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2006, p18-19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini dilakukan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yaitu : a.
S : Strength : merupakan kekuatan dari organisasi.
b.
W : Weakness : merupakan kelemahan dari organisasi.
c.
O : Opportunity : merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan
peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang. d.
T : Threat : merupakan ancaman dari luarbagi organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi dimasa mendatang. 2.2.3 Pengertian Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2006, p31), Alat yang dipakai untuk menyusuk faktorfaktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikannya dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi. Cara membuat matriks SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor strategis eksternal maupun internal, yaitu dengan mentransfer peluang dan
17
ancaman serta mentransfer kekuatan dan kelemahan dari kedalam sel yang sesuai dalam matriks SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut selalu diberikan empat kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2006, p31-32). a. Strategis SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategis ST : strategi dalam menggunakankekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategis WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategis WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tabel 2.1 Matriks SWOT (Rangkuti, 2006, p31) IFAS Strength (S)
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor-faktor Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
EFAS
kelemahan internal
18
Oppurtunity (O) Tentukan faktor
Strategi SO
5-10 Ciptakan
Strategi WO strategi
yang Ciptakan
strategi
peluang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan
yang
kelemahan
eksternal
memanfaatkan peluang.
untuk memanfaatkan peluang.
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan faktor
5-10 Ciptakan
strategi
yang Ciptakan
strategi
yang
ancaman menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
eksternal
mengatasi ancaman
menghindari ancaman.
2.2.4 PEST Analysis PEST adalah kajian mengenai Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi umum dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar dan organisasi didunia. Menurut Ward dan Peppard (2002, p.70-72), mengemukakan bahwa PEST adalah analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Berikut adalah penjelasan faktor- faktor yang terdapat dalam PEST: 1. Politik Faktor politik meliputi berbagai tindakan dan kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan, masalah mengenai hukum serta mencakup aturan – aturan formal dan informal dari lingkungan tempat perusahaan melakukan kegiatan proses bisnis. Misalnyam kebijakan pajak peraturan daerah.
19
2. Ekonomi Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi daya beli dari pelanggan dan mempengaruhi tingkat daya perusahaan. Misalnya kebutuhan ekonomi, standar nilai tukar dan tingkat inflasi. 3. Sosial Faktor sosial meliputi semua faktor yang mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukutan dari besarnya pangsa pasar yang ada. Misalnya, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial masyarakat, dan kesejahteraan lingkungan. 4. Teknologi Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisien proses bisnis.
2.2.5 Lima (5) faktor Persaingan menurut Porter Lima Faktor Persaingan menurut Porter adalah kerangka untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School pada 1979. Porter menggunakan konsep-konsep pengembangan industri untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif pasar (Ward & Peppard, 2002: 95).
20
1. Ancaman Pendatang Baru, dipengaruhi besar kecilnya hambatan untuk masuk ke dalam dunia industri, seperti : besarnya biaya investasi, perijinan, akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi. Semakin tinggi hambatan, semakin rendah ancaman dari pendatang baru. 2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok, semakin sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk, semakin kuat posisi tawarnya. 3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli, semakin besar kuantitas pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. 4. Ancaman Produk Pengganti, jumlah produk substitusi yang beredar di pasar. Produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan pelaku industri dalam menentukan harga jual. 5. Persaingan di dalam industri, faktor yang menjadi fokus para pemasar adalah masalah intensitas rivalitas antar pemain dalam industri. Biasanya intensitas persaingan itu dipengaruhi banyak faktor, misalnya struktur biaya produk.
21
Gambar 2.4 Lima (5) Faktor Persaingan menurut Porter Sumber : (Ward & Peppard, 2002: 95)
2.2.6 Value Chain
22
Gambar 2.5 Value Chain Sumber : (Kridanto Surendro, 2007, p.7)
Menurut Cheryl (2005, p.38-39) value chain adalah suatu set bisnis proses yang mengalir berdasarkan sumber daya – sumber daya, dengan asumsi bahwa suatu nilai dapat ditambah ke dalam setiap proses – proses bisnis yang ada. Ada dua tipe aktivitas dari value chain ini, Primary value activities dan support value activities. Primary value activities mengandung kumpulan – kumpulan kejadian yang menciptakan nilai pelanggan dan menyediakan keunggulan perusahaan di pasar. Sedangkan support value activities adalah alat untuk memfasisiltasi aktivitas bisnis di primary activities. Aktivitas yang termasuk pada primary value activities meliputi: 1. Inbound adalah aktifitas yang berhubungan dengan menerima menyimpan memisahkan input. 2. Operation adalah aktifitas berhubungan dengan merubah input ke produk akhir. 3. Outbound adalah aktifitas mengumpulkan menyimpan distribusi produk atau jasa. 4. Marketing sales adalah aktifitas yg berhubungan dengan menyediakan layanan kepada customer agar mereka dapat melakukan transaksi pembelian barang atau jasa perusahaan.
23
5. Service adalah aktifitas berhubungan dengan menyediakan layanan untuk memperkuat dan menjaga hubungan dengan para pelanggan / customer. Aktivitas yang termasuk pada support value activities meliputi: 1. Procurement adalah proses membeli input untuk dimasukan ke value chain perusahaan. 2. Technology development adalah teknologi masa kini yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menciptakan barang dengan efektif dan efisien. 3. Human resource management adalah rekrut, menyewa, training, pengembangan, compensating seluruh pegawai. 4. Firm Infrastructure adalah aktifitas mensupport seluruh kegiatan value chain (seperti : general management, planning, planning, finance,
accounting,
legal,
government
affairs,
and
quality
management ).
2.2.7 Pengertian Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Menurut Rangkuti (2006, p24), sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors Anallysis summary).
24
Tabel 2.2 EFAS (Rangkuti, 2006, p24) FAKTOR
BOBOT RATING BOBOT X RATING
STRATEGI EKSTERNAL PELUANG Total Peluang ANCAMAN Total Ancaman TOTAL EFAS Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) 1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman) 2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat tertutup). Faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategi. 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil dalam rating +1) pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya jika ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. 2.2.8 Pengertian Faktor Strategi Internal (IFAS) Menurut Rangkuti (2006, p25), setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Interval Strategic Factors Analysis
25
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tabel 2.3 IFAS (Rangkuti, 2006, p25) FAKTOR
BOBOT RATING BOBOT X RATING
STRATEGI INTERNAL KEKUATAN Total Kekuatan Kelemahan Total Kelemahan TOTAL IFAS
Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi internal (IFAS) 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1.0 (paling penting) sampai 0.0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap proses strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.0). 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata nilai industri atau pesaing utama. Sedangkan, variabel yang
26
bersifat negatif kebalikannya contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri nilainya adalah 1 sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri nilainya adalah 4. 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor) 5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktorfaktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembuatannya dihitung. 6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dengan kelompok industri yang sama. 2.2.9 Pengertian CONOPS Scenario Menurut Bernard (2005, p294), CONOPS Scenario atau Konsep Skenario adalah dokumentasi naratif yang mendeskripsikan bagaimana perusahaan beroperasi pada saat ini atau untuk beberapa tahun yang akan datang dengan mengindifikasikan kondisi faktor internal dan eksternal dalam analisis SWOT.
2.2.10 Pengertian CONOPS Diagram Menurut Bernard (2005, p294), CONOPS diagram adalah penggambaran secara grafis pada high-level tentang bagaimana fungsi dari enterprise, baik secara keseluruhan atau dalam beberapa area khusus.
27
Gambar 2.6 CONOPS Diagram (Bernard, 2005, p295) 2.2.11 Pengertian Swim Lane Process Diagram Menurut Bernard (2005, p299), diagram dari aktifitas stakeholder menunjukkan mana stakeholder yang terlibat dalam alur bisnis. Diagram menggunakan format dari ‘swim lanes’ untuk mengatur stakeholder pada baris dan timeframe pada kolom, lalu menghubungkan aktifitas – aktifitas dengan symbol dari flowchart.
Gambar 2.7 Swim Lane Diagram (Bernard, 2005, p299)
28
2.2.12 Pengertian Use Case Narrative & Diagram Menurut Bernard (2005, p302), Usecase narrative mengikuti format UML untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder dan aturan bisnis untuk interaksinya dengan sistem, layanan dan aplikasi yang teridentifikasi sebagai solusi teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan.
Gambar 2.8 Use Case Narrative & Diagram (Bernard, 2005, p302)
29
2.2.13 Pengertian Logical Data Model Menurut Bernard (2005, p308), semantic data model dapat dikembangkan menggunakan metode struktur tradisional dan symbol (Entity Relationship Diagram), atau dapat menggunakan metode object-oriented dan UML yang menghasilkan class diagram dan object diagram.
Gambar 2.9 Logical Data Method (Bernard, 2005, p308)
30
2.2.14 Pengertian Object State Transition Diagram Menurut Bernard (2005,
p306), state transistion diagram menggunakan
notasi dari UML untuk menampilkan bagaimana daur hidup dari objek data yang spesifik. Diagram ini menunjukan perubahan pada atribut – atribut, links, dan perilaku pada objek ”on-line order”yang merupakan hasil dari sistem internal atau eksternal dimana trigger berubah pada state.
Gambar 2.10 Object State Transition Diagram (Bernard, 2005, p306)
31
2.2.15 Pengertian System Data Flow Diagram Menurut Bernard (2005, p315), system data flow diagram lebih diketahui sebagai Data Flow Diagram dan diharapkan untuk menampilkan proses- proses antara sistem yang bertukar data dan bagaimana pertukaran itu berjalan. Tujuan dari Data Flow Diagram : 1. Mengembangkan deskripsi yang jelas mengenai aliran data sistem yang diperlukan yang berupa input (digunakan) dan output (yang dihasilkan) oleh setiap sistem. 2. Memastikan konektivitas fungsional selesai. 3. Mendukung tingkat fungsional yang benar dari dekomposisi untuk detail tambahan.
32
Gambar 2.11 System Data Flow Diagram (Bernard 2005, p315)
2.2.16 Pengertian Network Connectivity Diagram Menurut Bernard (2005, p321), konektivitas jaringan diagram menunjukkan hubungan fisik antara suara perusahaan, data, dan jaringan video termasuk
33
eksternal Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) juga disebut “extranet”dan “intranet”.
Gambar 2.12 Network Connectivity Diagram (Bernard 2005, p321)
2.2.17 Pengertian Security Menurut Bernard (2005, p328), perencanaan keamanan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam enterprise. Hal ini mencakup secara fisik, data, personel, dan elemen – elemen dan prosedur keamanan operasional.
34 2.2.18 Pengertian Workforce
Menurut Bernard (2005, p335), perencanaan angkatan kerja menyediakan deskripsi tingkat tinggi mengenai bagaimana modal manusia diatur dalam enterprise. perencanaan tenaga kerja mencakup strategi untuk mempekerjakan, mempertahankan, dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staff dari enterprise.