APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT SERTA CARA PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KAKAO BERBASIS ANDROID
(Skripsi)
Oleh: RIZKI APTRIANI
JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
ABSTRACT
APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT SERTA CARA PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KAKAO BERBASIS ANDROID By RIZKI APTRIANI Cocoa (Theobroma cacao L) is one of the plantation commodities that get serious attention because its role is quite high in the national economy. Lampung Province is one of the central cocoa plantations in Indonesia. Cacao cultivation is widely inseparable from a variety of obstacles such as pests and plant diseases. Identification of pests and diseases with various symptoms found in cocoa plants and knowing how to control it is difficult for us, especially farmers in the areas to solve the problem quickly and accurately. Limitations of an expert make handling of pests and diseases of cocoa plants to be difficult, therefore required an expert system that is able to identify pests and diseases in cocoa plants and how to control it based on the knowledge provided by an expert who is able to identify pests and diseases of cocoa and how to control it . This research applied the calculation method of Theorem bayes to calculate the percentage of value. The calculation result is a percentage value and the user can directly see the way pest and disease control are identified. Testing of this research using method Black Box Equivalence Partitioning (EP). Testing questionnaires are divided into 2 variables: user friendly variable and interactive variable. Tests of user friendly variables obtained an average rating of 87.6% and interactive test variables obtained an average rating of 87.52%. With the test results the system shows this app is feasible to use.
Keywords: Pest and disease control of cocoa plants, expert systems, cocoa, Theorema bayes.
ABSTRAK
APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT SERTA CARA PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KAKAO BERBASIS ANDROID Oleh RIZKI APTRIANI Kakao (Theoobroma cacao L) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mendapatkan perhatian serius karena perannya cukup tinggi dalam perekonomian nasional. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra perkebunan kakao rakyat di Indonesia. Budidaya kakao secara luas tidak terlepas dari berbagai hambatan antara lain kendala serangan hama dan penyakit tanaman. Identifikasi hama dan penyakit dengan bermacam-macam gejala yang terdapat pada tanaman kakao dan mengetahui cara pengendaliannya tentunya sulit bagi kita terutama petani di daerah-daerah untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara cepat dan tepat. Keterbatasan seorang pakar membuat penanganan serangan hama dan penyakit tanaman kakao menjadi sulit dilakukan, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pakar yang mampu mengidentifikasi hama dan penyakit pada tanaman kakao serta cara pengendaliannya berdasarkan pengetahuan yang diberikan seorang pakar yang mampu mengidentifikasi hama dan penyakit kakao serta cara pengendaliannya. Penelitian ini menerapkan metode perhitungan Theorema bayes untuk menghitung presentase nilai. Hasil perhitungan yaitu berupa nilai persentase dan pengguna dapat langsung melihat cara pengendalian hama dan penyakit yang teridentifikasi. Pengujian dari penelitian ini menggunakan metode Black Box Equivalence Partitioning (EP). Pengujian kuesioner dibedakan menjadi 2 variabel yaitu variabel user friendly dan variabel interaktif. Pengujian variabel user friendly memperoleh nilai rata-rata 87,6% dan pengujian variabel interaktif memperoleh nilai rata-rata 87,52%. Dengan hasil uji coba sistem menunjukkan aplikasi ini layak untuk digunakan.
Kata Kunci bayes.
: pengendalian hama tanaman kakao, sistem pakar, tanaman kakao, Theorema
APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT SERTA CARA PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KAKAO BERBASIS ANDROID Oleh: RIZKI APTRIANI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KOMPUTER
Pada
Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulisan dilahirkan pada 03 April 1995 di lampung, sebagai anak ke empat dari dari empat bersaudara dengan ayah bernama Hasan Satimin dan Ibu bernama Hadijah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar(SD) di SD Negeri 2 Waylayap kec. Gedong Tatatan pesawaran tahun 2006, menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP negerri Satu Atap Waylayap
tahun 2009,
kemudian melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Gedong Tataan di tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Selama kuliah penulis termasuk mashasiswa yang cukup aktif, penulis mengikuti beberapa organisasi yaitu sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMAKOM), anggota Pers Mahasiswa di Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Natural, dan Anggota Hubungan Masyarakat pada Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Lampung. Selama menjadi anggota paduan suara penulis mengikuti beberapa kompetisis baik kompetisi nasional maupun internasional. Selama menjadi mahasiswa adapun prestasi yang diraih oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Penulis meraih 1 medali emas dan 1 medali perak pada Bali International Choir Festival (BICF) di Bali pada tahun 2016 2. Penulis meraih 2 medali emas pada Pesta Paduan Suara Mahasiswa (PESPARAMA) di Medan pada tahun 2016 Selama menjadi mahasiswa beberapa kegiatan lain dilakukan oleh penulis antara lain: 1. Pada bulan Januari 2013 penulis melaksanakan Karya Wisata Ilmiah (KWI) di Desa Sukoharjo IV Kabupaten Pringsewu. 2. Pada bulan Januari 2015 penulis melaksanakan kegiatan Kerja Praktik (KP) di Pengadilan Tinggi Tanjung Karang pada bulan Januari sampai Februari 2015. 3. Pada bulan Juli 2015 penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tunas Asri kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
MOTTO
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (Q.S. An-Najm: 39-41) “Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba hal baru” (Albert Einstein) Lakukan dengan sebaik-baiknya, jadikan solat dan doa sebagai penolong, bersabarlah, serta terima dengan keikhlasan. (Rizki Aptriani) “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Rizki Aptriani)
PERSEMBAHAN Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas
segala berkah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya ini kepada : Bapak dan Emak yang telah membesarkan, mendidik,
memberikan doa, dukungan dan semangat untuk kesuksesan anak-anaknya. Terimakasih atas semua perjuangan,
pengorbanan, kesabaran dan kasih sayang telah kalian berikan untukku.
Kakak-kakaku yang sangat aku sayangi Yuli Hidayana, Nurul Hidayat dan Agus Ismail serta keluarga besar tercinta.
Keluarga Besar Ilmu Komputer 2012 Keluarga besar PSM UNILA yang telah
mengajarkan saya pelajaran hidup yang sangat berharga terimakasih atas pengalamanya.
Serta Almamater Tercinta,Universitas Lampung
SANWACANA
Assalamualaikum wr. wb. Alhamdulillah, segala pujibagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Hama dan Penyakit serta cara Pengendalian pada Tanaman Kakao Berbasis Android” dengan baik. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan berpean dalam penyusunan skripsi ini, seperti antara lain: 1. Kedua orang tua tercinta, Emak dan Bapak, beserta keluarga besar yang selalu memberi do’a, motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga. 2. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T sebagai pembimbing utama serta sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Komputer, yang telah membimbing, memotivasi serta memberikan ide, kritik, dan saran selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi sehingga penulis bisa sampai di tahap ini. 3. Ibu Ir.Lestari Wibowo, M.P sebagai Pembimbing kedua yang telah membimbing dan memberikan bantuan, ide, kritik serta saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Eng Admi Syarif sebagai pembahas, yang telah memberikan komentar dan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Warsito,S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan FMIPA Universitas Lampung 6. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung serta sebagai Dosen Pembimbing Akademik Penulis. 7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan ilmu dan pengalaman hidup selama penulis menjadi mahasiswa. 8. Ibu Norra dan Pak Irsan yang telah membantu segala urusan administrasi penulis di Jurusan Ilmu Komputer. 9. Sahabat seperjuangan Haryati, Beta yolanda, Rani cahyani, Afriska amidya, Iluh astika, Cindy sovia, Deby ariyandi, Muhaqiqin, Ridwan, Riska, Abet, Nafi, Nurul, Maya, Anita, Adit, Yuda, Uchi, Ichan, Bintang, Rio, serta seluruh keluarga besar Ilmu Komputer 2012. 10. Kelompok KKN Desa Tunas Asri Arum, Meli, Luna, Netti, Ivan, Chalid. 11. Keluarga besar PSM UNILA yang telah memberikan berbagai pelajaran dan kenangan berharga selama proses berorganisasi. 12. Almamater Tercinta, Universitas Lampung yangtelah memberikan penulis kesempatan untuk menempuh pendidikan perkuliahan S1 dengan baik. Penulis
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI........................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................... xv I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 5 1.4 Tujuan......................................................................................................... 5 1.5 Manfaat....................................................................................................... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kakao.......................................................................................... 6 2.2 Hama dan Penyakit tanaman kakao............................................................ 7 2.3 Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao............................ 10 2.4 Artificial Intellegence (AI) ....................................................................... 15 2.4.1 Pengertian AI......................................................................................... 15 2.4.2 Aplikasi-aplikasi AI.......................................................................... 15 2.5 Sistem Pakar ............................................................................................. 16 2.5.1 Definisi Sistem Pakar ....................................................................... 16 2.5.2 Tahapan Pembuatan Sistem Pakar............................................. 17
ix
2.5.2.1 Identifikasi Masalah dan Kebutuhan ...................................... 17 2.5.2.2 Menentukan kesesuaian masalah............................................ 18 2.5.2.3 Mempertimbangkan alternatif ................................................ 18 2.5.2.4 Menghitung pengembalian investasi ...................................... 18 2.5.2.5 Menyeleksi alat pembuatan .................................................... 19 2.5.2.6 Melaksanakan rekayasa pengetahuan ..................................... 19 2.5.2.7 Merancang sistem ................................................................... 20 2.5.3 Perbandingan Pakar dan Sistem Pakar ...................................... 20 2.5.4 Manfaat Sistem Pakar ....................................................................... 21 2.5.5 Struktur Sistem Pakar ....................................................................... 22 2.5.5.1 Antarmuka Pengguna (User Interface)................................... 24 2.5.5.2 Basis Pengetahuan .................................................................. 24 2.5.5.3 Mesin Inferensi ....................................................................... 25 2.5.5.4 Akuisisi Pengetahuan ............................................................. 25 2.5.5.5 Fasilitas Penjelasan Sistem .................................................... 25 2.5.5.6 Perbaikan Pengetahuan........................................................... 26 2.6 Sistem Operasi Android ........................................................................... 26 2.6.1 Pengertian Android........................................................................... 26 2.6.2 Perkembangan Android .................................................................... 26 2.6.3 Tools Aplikasi Android..................................................................... 31 2.6.3.1 Android Software Development Kit (SDK) ............................ 31 2.6.3.2 Android Development Tools (ADT) ...................................... 32 2.7 Theorema Bayes ....................................................................................... 33 2.8 UML (Unified Modeling Language) ........................................................ 37
x
2.8.1 Use Case Diagram ............................................................................ 37 2.8.2 Activity Diagram ............................................................................... 38 2.8.3 Class Diagram .................................................................................. 38 2.8.4 Sequence Diagram ............................................................................ 39 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 40 3.2 Tahapan Penelitian ................................................................................... 40 3.2.1 Study Literatur .................................................................................. 41 3.2.2 Pengumpulan Data............................................................................ 42 3.2.3 Perancangan Sistem .......................................................................... 42 3.2.3.1 Use Case Diagram .................................................................. 42 3.2.3.2 Activity Diagram ..................................................................... 43 3.2.3.3Sequence Diagram ................................................................... 48 3.2.4 Perancangan Antarmuka................................................................... 53 3.2.5 Pengujian Sistem .............................................................................. 63 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan .............................................................................................. 74 4.2 Implementasi Sistem ................................................................................ 74 4.3Hasil….......................................................................................................75 4.3.1 Tampilan Halaman Splash Screen .................................................... 75 4.3.2 Tampilan Menu Utama ..................................................................... 76 4.3.3 Menu Data Kakao ............................................................................. 77 4.3.4 Tampilan Menu Data Hama dan Penyakit Kakao ............................ 77 4.3.5 Tampilan Deskripsi Hama dan Penyakit Kakao............................... 78
xi
4.3.6 Tampilan Menu Identifikasi ............................................................. 79 4.3.7 Tampilan Hasil Identifikasi .............................................................. 80 4.3.8 Tampilan Pengendalian .................................................................... 81 4.3.9 Tampilan Deskripsi Pengendalian .................................................... 82 4.3.10 Tampilan Menu Tentang ................................................................ 83 4.3.11 Tampilan Menu bantuan ................................................................. 84 4.3.12 Tampilan Menu Bantuan Penggunaan Menu Hama dan Penyakit . 85 4.3.13 Tampilan Menu Bantuan Penggunaan Menu Identifikasi .............. 86 4.4 Hasil Pengujian......................................................................................... 87 4.4.1 Pengujian Fungsional........................................................................ 88 4.4.2 Pengujian Versi Android .................................................................. 88 4.4.3 Pengujian Resolusi Layar dan Densitas Layar ................................. 89 4.4.4 Pengujian User Interface................................................................... 90 4.4.5 Pengujian Fungsi dari Menu Aplikasi .............................................. 91 4.4.6 Pengujian Identifikasi ....................................................................... 93 4.4.7 Pengujian Non Fungsional................................................................ 97 4.5 Ulasan Pengguna .................................................................................... 102 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan............................................................................................. 104 5.2 Saran ...................................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar........................................................................ .....23 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. ........41 Gambar 3.2 Use Case Diagram.......................................................................... ........43 Gambar 3.3 Activity Diagram data tanaman kakao.. ........... ......................................45 Gambar 3.3 Activity Diagram jenis hama dan penyakit .. ... ......................................45 Gambar 3.5 Activity Diagram Identifikasi........................... ......................................46 Gambar 3.6 Activity diagram Tentang ....................................................................... 47 Gambar 3.7 Activity diagram Bantuan ....................................................................... 48 Gambar 3.8 Sequence diagram data kakao ................................................................ 48 Gambar 3.9 Sequence diagram jenis hama dan penyakit kakao ................................ 49 Gambar 3.10 Sequence diagram identifikasi.............................................................. 51 Gambar 3.11 Sequence diagram tentang.................................................................... 52 Gambar 3.12 Sequence diagram bantuan ................................................................... 53 Gambar 3.13 Layout Splash Screen ........................................................................... 54 Gambar 3.14 Layout menu awal ................................................................................ 55 Gambar 3.15 Layout tanaman kakao.......................................................................... 56 Gambar 3.16 Layout menu jenis hama dan penyakit kakao....................................... 57 Gambar 3.17 Layout deskripsi hama dan penyakit kakao.......................................... 58 Gambar 3.18 Layout menu identifikasi...................................................................... 59
xiii
Gambar 3.19 Layout hasil identifikasi ....................................................................... 60 Gambar 3.20 Layout menu pengendalian................................................................... 61 Gambar 3.21 Layout menu tentang ............................................................................ 62 Gambar 3.22 Layout menu bantuan ........................................................................... 63 Gambar 4.1 Tampilan Splash Screen ......................................................................... 75 Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama........................................................................... 76 Gambar 4.3 Tampilan Menu Kakao........................................................................... 77 Gambar 4.4 Tampilan Menu jenis hama dan penyakit .............................................. 78 Gambar 4.5 Tampilan deskripsi hama dan penyakit ................................................. 79 Gambar 4.6 Tampilan Menu identifikasi ................................................................... 80 Gambar 4.7 Tampilan hasil identifikasi ..................................................................... 81 Gambar 4.8 Tampilan pengendalian .......................................................................... 82 Gambar 4.9 Tampilan deskripsi pengendalian........................................................... 83 Gambar 4.10 Tampilan Menu tentang ....................................................................... 84 Gambar 4.11 Tampilan Menu bantuan....................................................................... 85 Gambar 4.12 Tampilan Menu bantuan hama dan penyakit ....................................... 86 Gambar 4.13 Tampilan Menu bantuan identifikasi.................................................... 87 Gambar 4.14 Grafik penilaian responden terhadap variabel user friendly .............. 100 Gambar 4.15 Grafik penilaian responden terhadap variabel user friendly .............. 101 Gambar 4.16 Aplikasi Pakar Kakao pada Play store............................................... 102 Gambar 4.17 Komentar Aplikasi Pakar Kakao pada Play Store ............................. 103
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao .................................................. 7 Tabel 2.2 Pengendalian hama dan penyakit kakao .................................................... 11 Tabel 2.3 Perbandingan Pakar dan Sistem Pakar....................................................... 20 Tabel 2.4 Perkembangan Android dari Versi awal sampai saat ini ........................... 27 Tabel 3.1 Daftar Pengujian ........................................................................................ 64 Tabel 3.2 Pengujian Data ........................................................................................... 66 Tabel 3.3 Daftar Gejala Tanaman Kakao................................................................... 67 Tabel 4.1 Pengujian Versi Android............................................................................ 89 Tabel 4.2 Pengujian Resolusi Layar dan Densitas Layar........................................... 90 Tabel 4.3 Pengujian User Interface ........................................................................... 91 Tabel 4.4 Pengujian Fungsi dari Menu Aplikasi........................................................ 92 Tabel 4.5 Pengujian Perhitungan Identiikasi Hama Tanaman Kakao........................ 93 Tabel 4.6 Penilaian Responden terhadap Variabel User Friendly............................. 99 Tabel 4.7 Penilaian Responden terhadap Variabel Interaktif................................... 100
xv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mendapatkan perhatian serius karena perannya cukup tinggi dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari luas area tanaman kakao yang cukup tinggi di Indonesia yaitu 1.704.982 hektar, dengan total produksi 701.229 ton pada 2015. Luas lahan kakao tersebut 87,4% dikelola oleh rakyat, selebihnya dikelola perkebunan besar negara (6,0%) dan perkebunan besar swasta (6,7%) (Direktorat Jendral Perkebunan, 2014). Peranan penting komoditas ini adalah sebagai sumber pendapatan, meningkatkan devisa melalui ekspor, dan mendorong perkembangan ekonomi daerah terutama daerahdaerah pedesaan (Riyadi & Nuraeni, 2005). Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra perkebunan kakao rakyat di Indonesia. Di Lampung, kakao ditanam antara lain di Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Barat, Pringsewu, dan Waykanan (Bappebti, 2016). Luas areal tanaman kakao Lampung pada 2015 mencapai 63.317 hektar dengan produksi sebanyak 25.507 ton biji kakao kering (Direktorat Jendral Perkebunan, 2014).
Budidaya kakao secara luas tidak terlepas dari berbagai hambatan antara lain kendala serangan hama dan penyakit tanaman. Petani kakao di daerah-daerah kurang memiliki pengetahuan tentang pengendalian hama dan penyakit kakao secara pasti, padahal serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan penurunan hasil dan kegagalan panen. Pengetahuan tentang identifikasi hama dan penyakit serta pengendaliannya sangat penting untuk diketahui oleh petani kakao agar masyarakat petani kakao dapat melakukan pengendalian kakao dengan baik. Sistem pakar (expert system) merupakan salah satu bagian dari ilmu kecerdasan buatan (artificial intelegent) yang cukup berkembang akhir-akhir ini. Berkat kemajuan teknologi yang terus mengalami kepesatan, sistem pakar sudah beralih menjadi suatu kebutuhan disaat mengalami kesulitan untuk menemui para pakar secara langsung. Aplikasi sistem pakar dapat mewakili seorang pakar yang ahli dibidangnya untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Dengan aplikasi tersebut, pengetahuan pakar dapat disimpan tanpa batas waktu. Selain itu, sistem pakar dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan masalah. Implementasi sistem pakar dapat dibangun dalam berbagai bentuk, seperti berbasis web ataupun mobile. Teknologi informasi berkembang dengan pesat pada saat ini. Perkembangan teknologi semakin terasa manfaatnya tidak hanya dalam komunikasi saja, dalam hal informasi juga berpengaruh. Teknologi yang sedang banyak digunakan adalah smartphone yang kini hadir dengan berbagai merek dan spesifikasi serta harga yang semakin ramah bagi kantong masyarakat Indonesia yang kebanyakan memiliki 2
perekonomian menengah ke bawah, sehingga kebutuhan dan pemanfaatan smartphone semakin tinggi. Penelitian tentang sistem pakar sudah banyak dilakukan serta pembangunan aplikasi, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh (Wahyudi & Fadlil, 2013) yaitu sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit udang galah. Penelitian yang telah dilakukan berhasil dibangun sebuah aplikasi perangkat lunak baru tentang sistem pakar berbasis desktop untuk mendiagnosa penyakit udang galah. Perangkat lunak yang dihasilkan mampu mengidentifikasi penyakit udang galah berdasarkan gejala yang dimasukkan serta memberikan solusi seperti layaknya seorang pakar. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alternatif pakar dalam berkonsultasi tentang penyakit udang galah yang meliputi nama penyakit, definisi, gejala, penyebab, solusi dan probabilitas. Penelitian selanjutnya yang dilakukan (Wahyuni & Darma, 2015) yaitu penentuan varietas tanaman kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Penelitian ini telah berhasil dibangun aplikasi yang mampu mendiagnosa varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah yang mencapai tingkat keakuratan 84,333% dengan 10 kali pengujian yang telah dilakukan. Aplikasi yang telah dibangun dapat membantu dalam menentukan varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah serta penyajian informasi dalam aplikasi mudah dipahami.
3
Penelitian lainnya yaitu (Wijayanti & Winiarti, 2013), dilakukan pembangunan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit buah-buahan pasca panen. Penelitian yang telah dilakukan berhasil dibangun sebuah perangkat lunak baru. Diagnosa penyakit kulit berbasis multimedia sebanyak 17 jenis penyakit, jumlah gejala sebanyak 78 gejala, jumlah penyebab sebanyak 17 jenis penyebab, dan jumlah solusi sebanyak 23 pengendalian. aplikasi yang dibangun mampu mengidentifikasi penyakit buah-buahan pascapanen berdasarkan gejala yang dimasukkan serta memberikan solusi seperti layaknya seorang pakar. Aplikasi pada diagnosa penyakit buah pascapanen menggunakan dua jenis pengujian yaitu pengujian dengan menggunakan Black box test dengan kesimpulan bahwa data dan informasi sudah sesuai 100% dengan sumber dan pengujian Alpha test terhadap sistem diperoleh presentase nilai 100%. Latar belakang masalah dan penelitian sebelumnya mendasari penelitian dan perancangan aplikasi dengan judul “Aplikasi SistemPakar Identifikasi Hama dan Penyakit serta Cara Pengendalian pada Tanaman kakao Berbasis Android”. Aplikasi sistem pakar ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hama dan penyakit yang menyerang kakao dan cara pengendaliannya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun aplikasi sistem pakar identifikasi hama dan penyakit serta cara pengendalian pada tanaman kakao berbasis Android”.
4
1.3 Batasan Masalah
Aplikasi identifikasi hama dan penyakit serta cara pengendalian pada tanaman kakao berbasis Android ini memiliki batasan masalah sebagai berikut. 1. Aplikasi hanya mengidentifikasi hama dan penyakit serta cara pengendaliannya pada tanaman kakao. 2. Aplikasi hanya memberikan cara pengendalian hama teridentifikasi pada kakao. 3. Aplikasi menggunakan metode Theorema Bayes. 4. Aplikasi menggunakan platform Android, sehingga hanya dapat dijalankan pada perangkat (handphone) yangberbasis Android. 5. Aplikasi bersifat offline.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah membangun aplikasi sistem pakar untuk memberikan informasi tentang identifikasi hama dan penyakit serta cara pengendaliannya pada tanaman kakao berbasis Android.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memudahkan masyarakat terutama petani kakao dalam mencari informasi tentang hama dan penyakit yang sering dijumpai pada tanaman kakao serta cara pengendaliannya dengan cepat dan tepat.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kakao Klasifikasi tanaman kakao dapat diuraikan sebagai berikut. Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Sub Kelas
: Dialypetalae
Famili
: Sterculiaceae
Ordo
: Malvales
Genus
: Theobroma
Spesies
: Theobroma cacao L.
Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat cocok ditanam di daerah tropis, seperti wilayah Indonesia. Berdasarkan produktivitas dan kebutuhan masyarakat akan kakao, tanaman kakao merupakan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi. Biji-biji kakao yang telah mengalami pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam makanan. Selain biji, limbahnya sangat bermanfaat, baik kulit buah maupun plasentanya. Kulit buah kakao dapat digunakan untuk campuran bahan makanan ternak dan sumber gas bio (Pujianto, 2008).
2.2 Hama dan Penyakit Tanaman Kakao
Hama adalah hewan perusak tanaman yang dibudidayakan dan menyebabkan kerugian secara ekonomi. Sedangkan penyakit adalah gangguan fisiologis tanaman yang disebabkan oleh patogen penyakit (misalnya bakteri, cendawan, virus), atau disebabkan oleh faktor abiotik seperti kekurangan unsur hara dan akibat faktor iklim. Sementara itu, tindakan yang dilakukan agar tanaman terlindung dari serangan hama dan penyakit disebut proteksi tanaman (Pracaya, 2009).
Tabel 2.1 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao No Nama hama dan Serangan Gejala penyakit 1 Kepik Penghisap 1. Serangan terjadi 1. Buah muda yang pada buah muda terserang Buah Filum : Arthropoda 2. Pada buah tua tidak mengering dan Kelas : Insecta terlalu merugikan rontok Ordo : Hemiptera (Dwipayana, O., 2. Jika tumbuh, Famili : Miridae Purnomo., Wibowo, permukaan kulit Genus : Helopeltis L., Indriyati., 2013). buah akan retak Spesies: Helopeltis sp 3. Buah nampak (Kalshoven, 1981). bercak-bercak coklat kehitaman 2 Penggerek Buah 1. Menyerang buah 1. Buah akan lebih muda dengan awal berwarna Kakao Filum : Arthropoda diameter 3 cm kuning Kelas : Insecta sampai dengan 8 2. Jika digoyangkan Ordo : Lepidoptera cm. tidak berbunyi Famili : Gracillariidae 2. Ulatnya merusak 3. Buah lebih berat Genus : Conopomorpha dengan menggerek 4. Biji-biji saling Spesies : 3. Ulatnya memakan melekat Conopomorpha kulit, daging buah cramerella dan saluran ke biji (Kalshoven, 1981). (Pracaya, 2009).
7
Tabel 2.1 Hama dan Penyakit Tanaman Kakao (Lanjutan) No Nama hama dan Serangan Gejala penyakit 3 Ulat Api 1. Menyerang daun 1. DaunberbintikFilum : Arthropoda kakao dengan bintik transparan Kelas : Insecta memakan daging 2. Daun menguning Ordo : Hemiptera daun. 3. Daun mengering Famili : Limacodidae 2. Setelah ulat besar, 4. Daun berlubang Genus : Darna akan memakan Spesies : Darna Trina seluruh jaringan daun (Kalshoven, 1981). (Rukmana & Yudirachman, 2016). 4 Ulat Kilan 1. Ulat kilan 1. Daun berlubang Filum : Arthropoda menyerang daun, 2. Pucuk Tanaman Kelas : Insecta bunga, dan pentil gundul sehingga Ordo : Lepidoptera kakao (Rukmana & tinggal tulang dan Famili : Geometridae Yudirachman, daun saja. Genus : Hyposidra 2016). Spesies: Hyposidra talaca (Kalshoven, 1981). 5 Penggerek Batang 1. Merusak bagian 1. Batang menjadi Filum : Arthropoda batang atau cabang layu Kelas : Insecta 2. Menggerek menuju 2. Batang menjadi Ordo : Lepidoptera empelur (Xilem) kering Famili : Cossidae batang/ cabang 3. Batang menjadi Genus : Zeuzera 3. Gerekan membelok mati Spesies: Zeuzera keatas dan coffeae menyerang tanaman (Kalshoven, 1981). muda (Pracaya, 2009). 6 Kumbang Apoginia sp 1. Menyerang daun 1. Daun berlubang Filum : Arthropoda muda pada malam 2. Kerusakan yang Kelas : Insecta hari terjadi pada bagian Ordo : Coleoptera 2. Memakan daun pinggir daun Famili : Scrabaeidae mulai dari pinggir Genus : Apogonia 3. Tingkat serangan Spesies : Apogonia sp berhubungan (Kalshoven, 1981). dengan kerapatan pohon pelindungnya (Pracaya, 2009).
8
Tabel 2.1 Hama dan Penyakit Tanaman Kakao (Lanjutan) No Nama hama dan Serangan penyakit
Kendala
Tikus Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Genus : Rattus Spesies:Rattus argentiventer (Kalshoven, 1981). Vascular Streak Dieback (VSD) Kelas : Basidiomycetes Ordo : Uredinales Famili : Pythiaceae Genus : Oncobasidium Spesies : Oncobasidium theobromae (Semangun H. , 2004).
1. Serangan tikus yaitu memakan buah kakao 2. Buah yang dimakan akan berlubang dan kemasukan air sehingga terserang bakteri dan jamur (Pracaya, 2009). 1. Menyerang dipembibitan sampai tanaman dewasa 2. Menyerang daun, ranting, dan jaringan pembuluh kayu (Direktorat Jendral Perkebunan, 2002).
1. Buah menjadi berlubang 2. Buah menjadi busuk 3. Kerusakan sering terjadi pada buah yang sudah matang 4. Kerusakan terjadi pada buah yang sudah matang 1. Daun menguning 2. Ranting terlihat tanpa daun (ompong) 3. Permukaan kulit ranting menjadi kasar dan belang
9
Busuk Buah Ordo : Pythiales Famili : Pythiaceae Genus : Phytophthora Spesies : Phytophthora palmivora (Semangun H. , 2004).
1. Buah nampak bercak-bercak coklat kehitaman 2. Buah menjadi busuk 3. Buah kakao terasa lembek dan basah jika tersentuh jari
10
Antraknose
1. Menyerang buah muda sampai buah masak. 2. Penyebaran penyakit dibantu oleh keadaan lingkungan yang lembab (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2002). 1. Menyerang pucuk buah/ daun muda 2. Penyakit antraknose tersebar melalui spora yang terbawa angin ataupun percikan air hujan (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2002).
7
8
Filum : Colletrotrichum gloesporioides Ordo : Melanconiales Famili: Melanconiacea Genus :Colletotrichum Spesies :Colletotrichum gloeosporioides
(Semangun H. , 2004).
4. Jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis-garis kecil (streak) berwarna kecoklatan
1. Daun mongering 2. Buah nampak bercakbercak coklat kehitaman 3. Buah menjadi busuk 4. Terdapat bintik-bintik coklat tidak beraturan pada daun 5. Buah muda menjadi layu, kering, dan
mengeriput
9
Tabel 2.1 Hama dan Penyakit Tanaman Kakao (Lanjutan) No Nama hama dan Serangan Gejala penyakit 11 Jamur Upas 1. Menyerang sisi 1. Adanya benangFilum : Corticium bagian bawah benang jamur tipis salmonicolor cabang atau ranting seperti sutera pada Ordo : Stereales 2. Jamur upas ranting Famili : Corticiaceae menyebar melalui 2. Terdapat seperti Genus : Corticium tiupan angin atau sarang laba-laba Spesies:Corticium percikan air 3. Daun banyak yang salmonicolor (Direktorat tetap melekat pada (Semangun H. , 2004). Perlindungan ranting meskipun Perkebunan, 2002). sudah kering 4. Tanaman mati 12 Jamur Akar 1. Penyakit akar 1. Daun mongering 1. Penyakit jamur terjadi pada 2. Tanaman mati akar merah pertanaman baru 3. Daun kakao (Ganoderma bekas hutan menjadi layu philippii), 2. Pembukaan lahan 2. Penyakit jamur yang tidak akar coklat ( Fomes sempurna karena lamaoensis), banyak tunggul dan 3. Penyakit jamur sisa-sisa akar sakit akar putih dari tanaman (Rigidoporus sebelumnya lignosus/Fomes (Direktorat lignosus). Perlindungan (Semangun H. , 2004). Perkebunan, 2002).
2.3 Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao
Pengendalian hama dan penyakit kakao bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan pengendalian secara hayati , mekanis, sanitasi, hingga menggunakan insektisida. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao dapat dilihat pada tabel 2.2 (Sembel, 2010).
10
Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao No Nama Hama Pengendalian dan Penyakit Hayati dan Sanitasi Mekanis dan Kimiawi 1 Kepik Penghisap a. Hayati, dengan a. Mekanis, dengan sarungisasi Buah pemanfaatan (pembungkusan buah). agensia hayati, Kantong pembungkus seperti Beauveria tersebut harus dilubangi di bassiana, semut bagian bawah supaya air hitam, laba-laba, dapat keluar. Jika tidak belalang sembah, dilubangi, mungkin buah dan capung. kakao akan membusuk Penyemprotan b. Mekanis, pemangkasan suspensi jamur mengurangi atau membuang Beauveria cabang, ranting, dan daun bassiana dapat yang tidak berguna sehingga dilakukan sebulan penggunaan zat makanan sekali pada sore lebih efisien. Selain itu, hari (Erdiyanto, pemangkasan akan E., Purnomo., memberikan banyak Wibowo, L., penetrasi sinar matahari, Yasin, N., 2013) serta gerakan angin yang bebas sehingga akan mengurangi serangan Helopeltis, karena itu lakukanlah pemangkasan yang tepat, waktu dan cara yang benar baik dalam pemangkasan bentuk, maupun pemangkasan produk. Drainase kebun perlu diperhatikan agar tidak ada air yang menggenang dikebun (Saputra, J., Purnomo., Yasin, n., Wibowo, L., 2013)
11
Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao (Lanjutan) No Nama Hama Pengendalian dan Penyakit Hayati dan Sanitasi Mekanis dan Kimiawi 2 Penggerek a. Sanitasi, dengan a. Mekanis, dengan Buah Kakao membelah kulit buah sarungisasi yang terserang setelah (pembungkusan buah). panen, seluruhnya Kantong pembungkus dikubur. tersebut harus dilubangi di bagian bawah supaya air dapat keluar. Jika tidak dilubangi, mungkin buah kakao akan membusuk. b. Mekanis, dengan pemangkasan yaitu mengurangi atau membuang cabang, ranting, dan daun yang tidak berguna. c. Memanen sering yaitu satu minggu sekali.
3
4
Ulat Api
Ulat Kilan
a. Hayati, memanfaatkan a. Mekanis, dengan musuh alami seperti pemangkasan rantingsemut hitam dan laba-laba ranting pada pohon yang terdapat di alam. pelindung pada saat ulat Dengan teknik konservasi. masih kecil kemudian
a. Hayati, menggunakan musuh alami yang terdapat dialam. Penggunaan lamtoro sebagai tanaman pelindung
5
Penggerek Batang
a. Hayati, dengan memanfaatkan agensia hayati, seperti Beauveria bassiana dan berbagai serangga predator yang ada di alam seperti semut hitam, laba-laba,belalang sembah, dan capung. Penyemprotan suspensi jamur Beauveriabassiana dapat dilakukan sebulan sekali pada sore hari.
dimusnahkan. a. Mekanis, dengan pemangkasan rantingranting pada pohon pelindung pada saat ulat masih kecil kemudian dimusnahkan. a. Mekanis, dengan memotong batang terserang 10 cm dibawah lubang gerekan ke arah batang, kemudian ulat dibakar atau dimusnahkan.
12
Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao(Lanjutan) No Nama Hama dan Pengendalian Penyakit Hayati dan Sanitasi Mekanis dan Kimiawi 6 Kumbang a. Hayati, dengan a. Kimiawi, dengan Apogonia sp melestarikan musuh penyemprotan larutan alami yang ada insektisida dialam. Penggunaan •Thiodan 35 EC (bahan lamtoro sebagai aktif endosulfan) tanaman pelindung. konsentrasi 0,2 %. •Sevidan 70 WP (bahan aktif endosulfan) konsentrasi 0,2 %. •Penyemprotan larutan insektisida dilakukan pada sore hari sampai pukul 21.00 wib dengan 1-2 kali seminggu. (jika serangan meluas). 7
Tikus
a. Hayati, dengan menggunakan predator yaitu burung hantu Tyto alba, 1 pasang untuk 25 Ha.
8
Vascular Streak Dieback (VSD)
a. Sanitasi, dengan parit drainase yang dibuat agar tidak ada genangan air dalam kebun pada musim hujan.
a. Kimiawi, dengan menggunakan racun tikus. Umpan dibuat dengan menggunakan bahan racun racumin/ rodentisida lain yang dicampur dengan menggunakan jagung giling, ikan asin, minyak sawit dan lilin kemudian dicetak menjadi persegi 2,5 x 2,5 cm, berat per umpan 13-15 gram. Diletakkan pada pangkal batang 1 buah perpohon biarkan selama sehari. a. Mekanis, dengan memotong ranting/ cabang terserang sampai 30 cm pada bagian yang masih sehat kemudian dipupuk NPK 1,5 kali dosis anjuran.
13
Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao (Lanjutan) No Nama Hama Pengendalian dan Penyakit Hayati dan Sanitasi Mekanis dan Kimiawi a. Kimiawi, yaitu menggunakan 9 Busuk buah a. Sanitasi kebun, fungisida. Fungisida yang dengan digunakan umumnya pemangkasanbuah berbahan aktif tembaga terserang. Buah nordox, kocide77, cupravit, busuk tersebut dan lainnya. dipendam dalam b. Kultur Tenis, yaitu dengan tanah dengan meodifikasi lingkungan kedalaman 30 cm. bertujuan untuk mencegah
10
Antraknose
11
Jamur Upas
12
Jamur Akar
Pengendalian secara sanitasi sebaiknya sering dilakukan terutama pada saat memasuki musim hujan a. Sanitasi, dengan pengaturan naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung.
a. Kultur teknis, dengan pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi kelembapan kebun sehingga sinar matahari dapat masuk areal pertanaman kakao. a. Sanitasi, dengan membongkar semua tunggul pada saat persiapan lahan terutama yang terinfeksi jamur akar. b. Lubang bekas bongkaran dibiarkan terkena sinar matahari selama satu tahun.
tumbuh dan berkembangnya penyakit seperti pengaturan dan pemangkasan pohon pelindung. a. Mekanis, dengan memangkas cabang dan ranting yang terinfeksi, mengambil buah yang terserang, dikumpulkan, dan ditanam atau dibakar. b. Perbaikan drainase tanah untuk menghindari genangan air dalam kebun. a. Mekanis, yaitu memotong cabang/ ranting sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat, membersihkan/ mengeruk benang-benang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida. a. Kimiawi, dengan memberikan belerang 150 gr minimal 6 bulan pada lubang bekas bongkaran. b. Minimal 4 pohon sekitarnya diberi Trichoderma sp. 200gr/pohon pada awal musim hujan dan diulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di areal pertanaman kakao tersebut.
14
2.4 Artifial Intellegence (AI) 2.4.1 Pengertian AI
Artificial intelegence atau kecerdasan buatan merupakan proses dimana peralatan mekanik dapat melaksanakan kejadian-kejadian dengan menggunakan pemikiran atau kecerdasan seperti manusia. Lingkup utama dalam kecerdasan buatan adalah sebagai berikut 1. Sistem pakar, termasuk dalam kecerdasan buatan dengan menggunakan komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar. Sistem pakar dapat digunakan untuk meniru para pakar dengan menyerap ilmu yang dimasukkan ke dalam sistem pakar. 2. Pengolahan bahasa alami, dengan pengolahan bahasa alami ini pengguna dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan bahasa sehari-hari. 3. Computer vision, yaitu mencoba untuk dapat menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer (Kusuma, 2003).
2.4.2
Aplikasi-aplikasi AI
Kecerdasan tiruan (AI) telah dipelajari kira-kira 45 tahun. Hingga saat ini telah dihasilkan beberapa produk AI secara komersil. Produk-produk tersebut umumnya dapat dijalankan pada perangkat keras komputer mulai dari komputer pribadi (PC) sampai dengan komputer besar (mainframe). Aplikasi-aplikasi AI antara seperti game playing, sistem bahasa alami, sistem perancangan dan pembuatan CAD/RAM,
15
sistem pakar, sistem otomatisasi kantor, kendali robot, manajemen kendali senjata, dan lainnya (Siswanto, 2010). Kecerdasan buatan adalah sub bagian dari ilmu komputer yang merupakan suatu teknik perangkat lunak yang pemrogramannya dengan cara menyatakan data, pemrosesan data dan penyelesaian masalah secara simbolik, daripada numerik. Kecerdasan buatan adalah ilmu yang berdasarkan proses manusia berpikir, maka bagaimana proses manusia berpikir adalah hal yang pokok. Semua proses berpikir menolong manusia untuk menyelesaikan suatu masalah. Kecerdasan manusia dapat dipecah-pecah menjadi kumpulan fakta-fakta ini yang digunakan untuk mencapai tujuan.
2.5 Sistem Pakar 2.5.1 Definisi Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelegent (AI) yang dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar berasal dari istilah knowledge-based expert system, yaitu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia dimana pengetahuan tesebut dimasukkan ke dalam komputer dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia (Kusuma, 2003). Sistem pakar sebagai kecerdasan buatan, menggabungkan pengetahuan dan faktafakta serta teknik penelusuran untuk memecahkan permasalahan yang secara normal
16
memerlukan keahlian dari seorang pakar. Sistem pakar akan menjadi layaknya seorang pakar di dalam bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan manusia. Penalaran sistem pakar merupakan teknik umum dalam menyelesaikan masalah, digunakan bila suatu algoritma tidak cukup atau hanya penalaran yang memungkinkan untuk solusi tersebut. Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan
informasi
yang
memadai
untuk
membuat
suatu
keputusan.
Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk.
2.5.2 Tahapan Pembuatan Sistem Pakar 2.5.2.1 Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
Sistem pakar menjadi suatu solusi yang menjawab suatu masalah. Agar pembuatan sistem pakar dapat dibenarkan, maka harus ada satu masalah yang harus dipecahkan atau harus dicocokan. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengkaji situasi dan memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi dan apakah dengan sistem pakar bisa lebih membantu atau tidak. Misalnya terdapat permasalahan dalam mendiagnosa suatu penyakit pada hewan atau tanaman, sulitnya untuk menemukan seorang pakar atau sumber memiliki suatu permasalahan tersendiri, maka dari itu dibangunlah sebuah sistem pakar untuk mengatasi permasalahan tersebut.
17
2.5.2.2 Menentukan kesesuaian masalah
Identifikasi dan mengetahui permasalah dengan jelas, kemudian dilakukan pengkajian lebih mendalam untuk mengetahui apakah tepat menggunakan sistem pakar atau tidak. Terdapat beberapa permasalahan yang dapat diselesaikan dengan baik menggunakan sistem pakar seperti diagnosis kerusakan TV, diagnosis penyakit batuk, diagnosis penyakit mata dan lain-lain.
2.5.2.3 Mempertimbangkan alternatif
Masalah yang dianggap cocok untuk diterapkan dalam sistem pakar, perlu adanya pengkajian terlebih dahulu tentang alternatif-alternatif lain yang lebih mudah, cepat dan sesuai dengan masalah yang ingin diselesaikan.
2.5.2.4 Menghitung pengembalian investasi
Penentuan apakah sistem pakar lebih menguntungkan atau tidak. Perhitungan kembali tidaknya investasi dengan menganalisis biaya dan kemungkinan keuntungan. Hal ini akan membantu dalam investasi pembuatan sistem pakar dan menentukan apakah biaya yang dikeluarkan itu akan sesuai dengan hasil yang dicapai.
18
2.5.2.5 Menyeleksi alat pembuatan
Alat pengembangan sistem pakar adalah paket software dan hardware yang memungkinkan dan cocok ke dalam komputer, yakni melalui suatu proses analisis dan desain yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan suatu prototipe.
2.5.2.6 Melaksanakan rekayasa pengetahuan
Pengembangan sistem pakar dimulai dengan merekayasa pengetahuan, yaitu bagaimana caranya memperoleh pengetahuan. Seperti kita ketahui, pengetahuan dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu melalui buku-buku, artikel ilmiah, atau acuan lainnya yang bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. Pengetahuan aktual dapat diperoleh dari individu atau seseorang yang memang ahli di bidangnya. Walaupun bisa memperoleh pengetahuan dari buku-buku, tetapi masih tetap membutuhkan satu atau dua orang ahli yang ahli yang khusus menekuni pekerjaan tersebut. Cara atau teknik-teknik untuk memperoleh pengetahuan dari pakar misalnya observasi, diskusi masalah, diskripsi masalah, analisis masalah dan tata cara perbaikan. Format atau bentuk pengetahuan akan menuntun dan mengarahkan dalam memilih skema penampilan pengetahuan yang diperlukan.
19
2.5.2.7 Merancang sistem
Penggunaan pengetahuan yang sudah didapatkan beserta alatnya yaitu software dan hardware, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah melakukan tahap merancang sistem pakar (Listiyono, 2008).
2.5.3
Perbandingan Pakar dan Sistem Pakar
Perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sistem pakar disajikan pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Perbandingan Pakar dan Sistem Pakar No Pakar Manusia Sistem Pakar 1 Memiliki waktu yang terbatas Waktu tidak terbatas karena dapat karena manusia membutuhkan digunakan kapanpun waktu istirahat 2 Tempat akses bersifat lokal pada Dapat digunakan di berbagai tempat suatu tempat saja dimana pakar berada 3 Pengetahuan bersifat variabel dan Pengetahuan bersifat konsisten dapat berubah tergantung situasi 4 Kecepatan untuk menemukan Kecepatan untuk memberikan solusi solusi bervariasi bersifat konsisten 5 Biaya yang diperlukan untuk Biaya yang diperlukan untuk konsultasi sangat mahal konsultasi lebih murah. Perbandingan sistem pakar yang tertera pada tabel menunjukkan bahwa sistem pakar memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pakar manusia. Sistem pakar memiliki waktu yang tidak terbatas karena sudah tersimpan pada aplikasi sistem pakar yang telah dibuat, sehingga bisa dilihat kembali kapanpun dan dimanapun pengguna berada. Pengetahuannya bersifat konsisten dan tidak berubah-ubah, yang dimaksud konsisten disini yaitu sistem pakar memberikan solusi atau memberikan informasi berdasarkan apa yang di inputkan oleh admin pertama kali dan tidak akan berubah
20
terkecuali terdapat update data pada sistem. Biaya yang dikeluarkan untuk mengakses sistem pakar lebih murah dibandingkan menemui pakarnya secara langsung. Sistem pakar yang dibangun tidak terlepas juga dari pakar atau ahli itu sendiri, perlunya mencari ahli yang benar-benar mengerti dan khusus pada bidangnya serta pengetahuan yang cukup agar sistem pakar bisa dimanfaatkan dengan baik dan dapat diimplementasikan oleh pengguna. 2.5.4
Manfaat Sistem Pakar
Sistem pakar menjadi populer karena banyak kemampuan dan manfaat yang diberikan, diantaranya. 1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat daripada manusia. Sistem pakar memiliki kemampuan lebih cepat dari pada ahlinya karena pengetahuan dari seorang ahli telah diimplementasikan pada sistem pakar dan tidak akan berubah-ubah. 2. Meningkatkan kualitas dengan memberi nasihat yang konsisten dan mengurangi kesalahan. Nasihat atau solusi pada sistem pakar selalu konsisten karena pengetahuan yang diinputkan pada sistem pakar dari seorang ahli tidak akan berubah-ubah pada sistem pakar yang telah dibangun sehingga dapat memberikan solusi yang tepat. 3. Menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang. Pengetahuan dari seorang pakar atau ahli bisa diimplementasikan pada sistem pakar sehingga pengetahuan sistem pakar sama seperti pengetahuan seorang ahli tersebut.
21
4. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya. Yang dimaksud dapat beroperasi di lingkungan berbahaya yaitu sistem pakar dapat dioperasikan dimana saja tanpa harus adanya seorang ahli itu sendiri. 5. Memudahkan
akses
pengetahuan
seorang
pakar.
Seorang
pakar
dapat
mengimplementasikan pengetahuannya pada sistem pakar sehingga dapat diaplikasikan pada pengguna dan lebih mengefisien waktu. 6. Handal, sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit. Berbeda dari manusia atau seorang ahli, sistem pakar tidak akan pernah bosan, lelah, atau pun sakit sehingga dalam keadaan apapun pengguna dapat mengakses atau menggunakan sistem pakar tersebut. 7. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi. 8. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena adanya fasilitas penjelas yang berfungsi sebagai guru. 9. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar (Siswanto, 2010).
2.5.5
Struktur Sistem pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu bagian lingkungan pengembangan (develovment environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembang digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk
22
membangun komponen-komponennya dan mempekenalkan pengetahuan kedalam knowledge base(basis pngetahuan). Sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan nasihat dari sistem pakar layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar.
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar (Kusuma, 2003).
23
Hasil pemrosesan yang dilakukan oleh mesin inferensi dari sudut pandang pengguna bukan pakar berupa aksi yang direkomendasikan oleh sistem pakar disertai dengan fasilitas-fasilitas penjelasan yang dibutuhkan pengguna. Komponen yang terdapat dalam sistem pakar yaitu design interface, basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, fasilitas penjelasan, dan perbaikan pengaturan. Komponenkomponen yang terdapat dalam sistem pakar antara lain. 2.5.5.1 Antarmuka Pengguna (User Interface)
Antarmuka pengguna merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi daripemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem.Pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.
2.5.5.2 Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.
24
2.5.5.3 Mesin Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.
2.5.5.4 Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian pemecahan masalah dari pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi ke program komputer, untuk membangun atau memperluas basis pengetahuan. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian, dan pengalaman pemakai.
2.5.5.5 Fasilitas Penjelasan Sistem
Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari sistem pakar yang memberikan penjelasan tentang bagaimana program dijalankan, apa yang harus dijelaskan kepada pemakai tentang suatu masalah, memberikan rekomendasi kepada pemakai, mengakomodasi kesalahan pemakai dan menjelaskan bagaimana suatu masalah terjadi.
25
2.5.5.6 Perbaikan Pengetahuan
Pakar manusia memiliki sistem perbaikan pengetahuan, yakni mereka dapat menganalisis pengetahuannya sendiri dan kegunaannya, belajar darinya, dan meningkatkannya untuk konsultasi mendatang (Kusuma, 2003).
2.6 Sistem Operasi Android 2.6.1 Pengertian Android
Android merupakan sistem operasi untuk perangkat telepon seluler yang dikembangkan oleh Google. Android juga menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam piranti bergerak. Android menjadi sistem operasi yang banyak digunakan pada saat ini. Kemajuan teknologi saat ini membuat android berkembang dengan pesat dengan merilis beberapa versi.
2.6.2
Perkembangan Android
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan kepada publik. Kode sumber ini akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus. Ada binary tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi. Logo Android yang berwarna hijau dirancang oleh desainer grafis Irina Blok. Perkembangan Android memiliki
26
kemajuan yang sangat pesat. Berikut perkembangan Android dari versi awal sampai dengan sekarang (Safaat, 2015). Tabel 2.4 Perkembangan Android dari versi awal sampai saat ini. Versi Keterangan Dirilis Pada 9 Maret 2009, Android versi ini dilengkapi Android versi 1.1
dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail dan pemberitahuan email. Dirilis Pada pertengahan Mei 2009, Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yaitu kemampuan merekam dan
Android versi 1.5 (Cupcake)
menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon,
dukungan
Bluetooth
A2DP,
kemampuan
terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.
27
Tabel 2.4 Perkembangan Android dari versi awal sampai saat ini (Lanjutan) Versi Keterangan Dirilis
pada
September 2009 dengan
menampilkan
proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur Android versi 1.6 (Donut)
lainnya
adalah
galeri
yang
memungkinkan
pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan, CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures dan Text-tospeech engine, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel), pengadaan resolusi WVGA.
Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Dirilis 3 Desember 2009, perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3, 2 MP, digital Zoom dan Bluetooth 2.1. Dirilis Mei 2010,Fitur yang tersedia di Android versi ini sudah kompleks diantaranya adalah: a. Kerangka aplikasi memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia. b. Dalvik Virtual Machine dioptimalkan untuk perangkat mobile. c. Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan libraries OpenGL. d. SQLite: untuk penyimpanan data e. Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, ACC, AMR, JPG, PNG, GIF) f. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (Hardware independent) g. Kamera, Global Positioning System (GPS), Kompas, dan Accelerometer
28
Tabel 2.4 Perkembangan Android dari versi awal sampai saat ini (Lanjutan) Versi Keterangan Dirilis desember 2010, hal-hal yang direvisi dari versi sebelumnya adalah kemampuan seperti berikut: a. SIP-base VoIP Android versi 2.3 (Gingerbread)
b. Near Field Communications (NFC) c. Gyroscope dan sensor d. Multiple Cameras support e. Mixable audio effects f. Download manager Dirilis Februari 2011, Android Honeycomb dirancang khusus untuk PC Tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada
Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)
Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah Motorola Xoom. Dirilis 19 Oktober 2011, membawa fitur Honeycomb untuk smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk
Android versi 4.0 (ICS :Ice Cream Sandwich).
membuka kunci dengan pengenalan wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol, terpadu kontak jaringan sosial, perangkat tambahan fotografi, mencari email secara offline dan berbagi informasi dengan menggunakan NFC.
29
Tabel 2.4 Perkembangan Android dari Versi awal sampai saat ini (Lanjutan) Versi Keterangan Dirilis Oktober 2012, Versi ini adalah yang tercepat dan terhalus dari semua versi Android. Fitur baru yang terapat di versi ini adalah meningkatkan kemudahan dan keindahan tampilan dari Ice Cream Sandwich dan Android versi 4.1 - 4.3 (Jelly Bean)
memperkenalkan pengalaman pencarian Google yang baru di Android. Android 4.2 Jelly Bean juga menawarkan peningkatkan kecepatan dan kemudahan Android 4.1 serta mencakup semua fitur baru seperti Photo Sphere dan desain baru aplikasi kamera, keyboard Gesture Typing, Google Now dan lainnya. Dirilis oktober 2013, Android versi ini memiliki banyak
Android versi 4.4 (KitKat)
fitur & semakin memanjakan para pengguna android. Diantaranya : Immersive mode, Akses kontak langsung dari aplikasi telepon, google now launcher dan pastinya memiliki interface UI yang baru.
Android versi 5.0 (Lollipop)
Android 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak perubahan yang disertakan Google di dalamnya.
Android Versi 6.0 (Marshmallow)
Dirilisoktober
2015,
pengembangan
dari
Marshmallow android
Lollipop,
merupakan salah
satu
kelebihannya yaitu mampu menjaga konsumsi baterai yang lebih hemat.
30
2.6.3
Tools Aplikasi Android
Pembuatan aplikasi Android tidak sesulit dengan ketika Android masih pada tahap awal. Tools Android kini hadir untuk memudahkan dalam pembuatan aplikasi Android. Adapun Tools yang biasa digunakan dalam mengembangkan aplikasi Android adalah sebagai berikut.
2.6.3.1 Android Software Development Kit (SDK)
Android SDK adalah Tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk memulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang release oleh Google. Saat ini disediakan Android SDK (Software Development Kit) sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Sebagai platform aplikasi-netral, Android memberikan kesempatan untuk membuat aplikasi yang kita butuhkan yang bukan merupakan aplikasi bawaan Handphone/Smartphone. Beberapa fitur-fitur Android yang paling penting adalah. 1. Framework Aplikasi yang mendukung penggantian komponen dan reusable 2. Mesin Virtual Dalvik dioptimalkan untuk perangkat mobile 3. Integrated browser berdasarkan engine open sourceWebkit 4. Grafis yang dioptimalkan dan didukung oleh libraries Grafis 2D, grafis 3D berdasarkan spesifikasi opengl ES 1,0 (Opsional akselerasi hardware) 31
5. SQLite untuk penyimpanan data 6. Media Support yang mendukung audio, video dan gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF), GSM Telephon (tergantung hardware) 7. Bluetooth, EDGE, 3G, danWiFi (tergantung hardware) 8. Kamera, GPS, kompas, dan accelorometer (tergantung hardware) 9. Lingkungan Development yang lengkap termasuk perangkat emulator, tools untuk debugging, profil dan kinerja memory, dan plugin untuk IDE Eclipse (Safaat, 2015).
2.6.3.2 Android Development Tools (ADT)
Android Development Tools (ADT) adalah plugin yang didesain untuk IDE Eclipse yang memberikan kemudahan dalam mengembangkan aplikasi android dengan menggunakan IDE Eclipse. Dengan menggunakan ADT untuk Eclipse akan memudahkan kita dalam membuat aplikasi project android, membuat GUI aplikasi, dan menambahkan komponen-komponen yang lainnya, dan dapat melakukan running aplikasi menggunakan Android SDK melalui eclipse. ADT juga dapat melakukan pembuatan package Android (apk) yang digunakan untuk distribusi aplikasi Android yang kita rancang (Safaat, 2015).
32
2.7
Theorema Bayes
Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, salah satu diantaranya
adalah
Probabilitas
Bayes
(Bayesian
Probalility).
Probabilitas
menunjukkan kemungkinan sesuatu akan terjadi atau tidak. Dimana :
( (
| )= |E)
P(E|
)
∑
( |
) ( ) … … … … … … (1) ( | ) ( )
= Probabilitas hipotesa
jika diberikan evidence E.
= Probabilitas munculnya evidence E jika diketahui hipotesa
benar. P(
)
= Probabilitas hipotesa
tanpa memandang evidence apapun.
n
= Jumlah Hipotesis yang mungkin
k
= 1..............k
Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan adanya ketidakkonsistenan, dengan ciri ciri sebagai berikut. a. Adanya ketidakpastian b. Adanya perubahan pada pengetahuan Untuk mengatasi masalah ketidakpastian maka dapat digunakan penalaran statistik. Theorema Bayes digunakan sebagai alat pengambil keputusan untuk memperbaharui tingkat kepercayaan diri dari suatu informasi. Metode ini banyak diterapkan pada hal-hal yang berkenaan dengan diagnosa secara statistik yang berhubungan dengan
33
probabilistik serta kemungkinan dari penyakit dan gejala-gejala yang berkaitan (Anggara, Pramayu, & Wicaksana, 2016). Teori probabilitas digunakan bukan hanya untuk hal-hal yang teoritis ketika modelmodel matematis tidak dapat disusun lagi secara komperhensif untuk memecahkan suatu masalah. Apalagi dunia pendidikan yang pada umumnya memerlukan pertimbangan yang lebih singkat mengandalkan konsep-konsep di dalam di dalam teori probabilitas. Probabilitas banyak digunakan untuk menaksir derajat ketidakpastian dan mengurangi resiko. Probabilitas digunakan untuk mengukur tingkat terjadi suatu kejadian yang acak (Otaya L. G., 2016). Probabilitas sering disebut peluang dan kemungkinan. Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu terjadi. Teori probabailitas berkembang dari permainan gamblang, dimana setiap tebakan mengandung unsur kemungkinan keluar persoalannya terletak pada pilihan itu mengandung kemungkinan keluar lebih besar daripada kemungkinan keluar atau tidak (Otaya L. G., 2016). Teori bayes dikemukakan oleh seorang pendeta Inggris pada tahun 1763 yang bernama Thomas Bayes. Teori bayes ini kemudian disempurnakan oleh Laplace. Teori Bayes digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi. Teori bayes merupakan kaidah yang memperbaiki atau merevisi suatu probabilitas dengan cara memanfaatkan informasi tambahan. Maksudnya, dari probabilitas awal yang belum
34
diperbaiki yang dirumuskan berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, kemudian dibentuk probabilitas berikutnya (Otaya L. G., 2016). Theorema Bayes sudah banyak digunakan pada penelitian-penelitian dalam pembuatan sistem untuk mencari ketidakpastian ataupun mencari kesimpulan dan solusi dari permasalahan yang ada. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Wahyudi & Fadlil, 2013), menggunakan metode bayes menjelaskan metode Theorema Bayes mengandung ketidakpastian pada proses pelacakan dapat terjadi karena adanya perubahan pengetahuan-pengetahuan yang ada di dalam sistem. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk perhitungan ketidakpastian yaitu Theorema Bayes. Metode ini digunakan untuk mencari nilai kepastian dari inputan yang berupa gejala dan presentase kemungkinan jenis penyakit yang diderita oleh hewan. Metode Theorema Bayes telah berhasil diimplementasikan pada penelitian identifikasi udang galah dengan output berupa hasil presentase dari nilai penyakit pada udang galah tersebut. Penelitian lainnya oleh (Wijayanti & Winiarti, 2013) dilakukan pembangunan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit buah-buahan pasca panen. Penelitian yang dilakukan wijayanti dan winiarti menggunakan metode penelusuran forward chaining yang didukung dengan kepastian Theorema bayes. Perhitungan ketidakpastian yang digunakan untuk mencari nilai kepastian dari inputan berupa gejala dan presentase kemungkinan jenis penyakit yang ada pada buah-buahan
35
Penelitian selanjutnya yaitu implementasi Theorema bayes dalam menentukan varietas tanaman kelapa sawit. Penelitian yang telah dilakukan, penulis menggunakan Theorema Bayes sebagai solusi alternatif untuk menentukan varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Theorema Bayes diimplementasikan pada sistem yang telah dibuat dengan menghitung nilai-nilai yang dimasukkan kedalam sistem sehingga dapat sesuai dengan perhitungan manual. Sistem dapat memproses nilai probabilitas sampai didapati hasil yang sesuai dengan rumus yang telah digunakan (Wahyuni & Darma, 2015). Metode Theorema Bayes juga digunakan dalam penelitian diagnosa penyakit paruparu. Penelitian ini penulis menggunakan perhitungan Theorema Bayes dengan menghitung nilai probabilitas Tuberkolosis dengan mengetahui gejala-gejala yang diderita oleh pasien. Perhitungan nilai probabilitas dengan menggabungkan ruled basis yang telah dibuat dengan Theorema Bayes dapat mengatasi ketidakpastian dalam mendiagnosa penyakit paru-paru dengan keberhasilan dengan tingkat akurasi yang baik (Anggara, Pramayu, & Wicaksana, 2016). Metode Theorema Bayes banyak digunakan untuk membuat sistem pakar. Penelitianpenelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem pakar menggunakan metode Theorema Bayes mempunyai tingkat akurasi keberhasilan yang cukup baik.
36
2.8 UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu alat bantu yang cukup handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain.
UML merupakan suatu rancangan dari keseluruhan sistem yang akan kita buat, dimulai dari langkah awal kita sampai dengan langkah akhir dalam pembuatan suatu sistem. UML digunakan agar susunan langkah kerja yang akan kita jalani sesuai dan lebih mudah dengan rancangan UML. UML dideskripsikan oleh beberapa diagram, yaitu.
2.8.1
Use Case Diagram
Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan Use Case diagram lebih dititik beratkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan kejadian. Sebuah Use Case diagram merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem yang akan dikembangkan.
37
2.8.2
Activity Diagram
Gambaran dari rangkaian aliran aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat digunakan untuk aktifitas lainnya. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena memodelkan workflow dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari aktivitas ke status. Pembuatan Activity diagram pada awal pemodelan proses dapat membantu memahami keseluruhan proses. Activity diagram juga digunakan untuk menggambarkan interaksi antara beberapa Use Case.
2.8.3
Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi Class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti pewarisan, asosiasi, dan lain-lain (Fowler, 2004). Class memiliki tiga area pokok: 1. Nama (class name) 2. Atribut 3. Metode (operations) Class digambarkan dengan segi empat yang dibagi beberapa bagian. Bagian atas merupakan nama dari Class. Bagian yang tengah merupakan struktur dari Class 38
(atribut) dan bagian bawah merupakan sifat dari Class (metode/operasi). Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut. 1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar Class yang bersangkutan. 2.
Protected, hanya dapat dipanggil oleh Class yang bersangkutan dan Class lain yang mewarisinya.
3.
Public, dapat dipanggil oleh Class lain(Yasin, 2012).
2.8.4
Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam urutan waktu. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi antar objek yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem (Yasin, 2012).
39
III.
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
: Penelitian dilakukan pada semester ganjil
Tempat Penelitian
: Jurusan Ilmu Komputer dan Jurusan Agroteknologi Universitas Lampung
3.2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang akan dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian sistem pakar hama dan penyakit kakao dengan metode Theorema Bayes dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2.1
Studi Literatur
Studi literatur dengan cara mempelajari aspek-aspek yang berkaitan langsung dengan penelitian ini, diantaranya adalah mencari jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman kakao, cara pengendaliannya, dan mempelajari metode Theorema Bayes. Data-data yang digunakan didapat dengan cara penelusuran internet, jurnal dan buku yang berkaitan dengan topik.
41
3.2.2
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berasal dari hasil konsultasi dengan pakar hama dan penyakit tanaman kakao yang merupakan Dosen pertanian Universitas Lampung yaitu literatur-literatur tentang hama dan penyakit pada kakao. Data-data yang dikumpulkan disusun menjadi basis aturan yang akan digunakan dalam sistem pakar.
3.2.3
Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.Perancangan sistem disini berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harusnya diselesaikan. Tahap ini termasuk mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah dilakukan instalasi akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir analisis sistem.
3.2.3.1 Use Case Diagram
Use Case diagram ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang dibuat dari sudut pandang sistemnya. Use Case diagram ini user dapat melakukan interaksi yaitu sistem dapat menampilkan halaman fungsi data kakao, menampilkan jenis hama dan penyakit pada tanaman kakao, menampilkan identifikasi, menampilkan tentang, dan menampilkan bantuan.
42
Gambar 3.2 Use Case Diagram
3.2.3.2 Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam satu operasi sehingga dapat juga untuk aktivitas lainnya. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena memodelkan workflow dari atu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari aktivitas ke status.
43
Activity diagram data kakao Activity diagram data kakao dimulai dengan pengguna memilih menu “data kakao”, kemudian sistem akan menampilkan tentang deskripsi tanaman kakao. pengguna juga dapat menampilkan jenis-jenis tanaman kakao. Activity diagram data kakao dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Activity diagram data tanaman kakao
Activity diagram data hama dan penyakit Activity diagram data hama dan penyakit dimulai dengan pengguna memilih menu data hama dan penyakit. Kemudian pilih menu hama dan penyakit, sistem akan menampilkan data hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman kakao. Activity diagram data hama dan penyakit disajikan pada Gambar 3.4.
44
Gambar 3.4 Activity diagram jenis hama dan penyakit kakao
Activity diagram identifikasi Activity diagram identifikasi dimulai dengan memilih menu “identifikasi”, kemudian sistem akan menampilkan gejala-gejala hama dan penyakit pada kakao kemudian pengguna bisa memilih dengan cara menandai gejala hama dan penyakit berdasarkan hama atau penyakit yang diderita serta menampilkan cara pengendalian hama dan penyakit tersebut. Activity diagram identifikasi disajikan pada Gambar 3.5.
45
Gambar 3.5 Activity diagram identifikasi
Activity diagram tentang Activity diagram tentang aplikasi dimulai dengan pengguna memilih menu “tentang”, kemudian sistem menampilkan informasi pengembang sistem pakar identifikasi hama dan penyakit serta cara pengendalian pada tanaman kakao. Activity diagram tentang dapat dilihat pada Gambar 3.6
46
Gambar 3.6 Activity diagram tentang
Activity diagram Bantuan Activity diagram Bantuan yaitu menampilkan cara mengaplikasikan sistem dimulai dengan cara menggunakan fungsi menu tanaman kakao, fungsi menu jenis hama, sampai fungsi identifikasi yang ada pada sistem.
47
Gambar 3.7 Actvity diagram bantuan
3.2.3.3 Sequence Diagram
Menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam urutan waktu. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi antar objek yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Aplikasi sistem pakar identifikasi hama dan penyakit pada tanaman kakao terdapat 4 (empat) Sequence diagram sebagai berikut.
48
Sequence Data Kakao
Menu “Data Kakao” dapat dakses dengan cara pengguna harus memilih menu data kakao pada aplikasi sistem pakar identifikasi hama dan penyakit, kemudian otomatis akan menuju pada deskripsi tentang kakao, untuk lebih jelasnya Sequence diagram data kakao dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Sequence diagram data kakao
Sequence Diagram Pemilihan menu data jenis hama dan penyakit pada tanaman kakao pengguna harus memilih menu “data jenis hama dan penyakit” pada menu awal aplikasi identifikasi hama dan penyakit dan pengendalian pada tanaman kakao, setelah memilih menu tersebut sistem akan menampilkan data berupa jenis-jenis hama dan penyakit
49
tanaman kakao serta deskripsinya. Untuk lebih jelasnya Sequence diagram data jenis hama dan penyakit kakao dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Sequence diagram jenis hama dan penyakit kakao
Sequence Diagram Identifikasi
Identifikasi hama dan penyakit tanaman kakao, pertama pengguna dapat memilih menu identifikasi pada tampilan awal aplikasi. Setelah memilih menu “Identifikasi”, pengguna akan memilih beberapa ciri-ciri serangan dengan menandai beberapa ciri yang telah terdapat di dalam sistem, dengan memberi beberapa tanda, pengguna harus memilih button “lihat hasil”. Sistem akan menampilkan hasil identifikasi berdasarkan cirri-ciri yang telah dipilih oleh pengguna. Untuk lebih jelas, Sequence diagram identifikasi dapat dilihat pada Gambar 3.10. 50
Gambar 3.10 Sequence diagram identifikasi
Sequence diagram Tentang Tentangpengembang pengguna dapat memilih menu “tentang” yang terdapat pada tampilan menu uama aplikasi. Setelah memilih menu tentang maka sistem akan menampilkan tentang pengembang. Untuk lebih jelas, Sequence diagram tentang dapat dilihat pad Gambar 3.11.
51
Gambar 3.11 Sequence diagram tentang
Sequence Diagram Bantuan Sequence diagram untuk melihat tentang bantuan untuk menggunakan menu-menu yang terdapat pada sistem, pengguna dapat memilih menu “Bantuan” yang terdapat pada tampilan utama pada aplikasi. Setelah memilih menu bantuan, maka sistem akan menampilkan tentang menu bantuan yang berisi petunjuk-penggunaan sistem. Untuk lebih jelas, Sequence diagram bantuan dapat dilihat pada Gambar 3.12.
52
Gambar 3.12 Sequence diagram bantuan
3.2.4
Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka merupakan proses penggambaran bagaimana sebuah tampilan (interface) sistem dibentuk. Aplikasi sistem pakar identifikasi hama dan penyakit serta cara pengendalian pada tanaman kakao dirancang dengan tampilan user friendly, sehingga diharapkan dapat mempermudah pengguna dalam menggunakan aplikasi ini. Aplikasi ini terdapat beberapa layout atau form antara lain.
53
Layout Splash screen Splash Screen adalah form yang ditampilkan diawal ketika aplikasi/program dijalankan. Aplikasi sistem pakar Identifikasi Hama dan Penyakit serta cara pengendalian pada tanaman kakao menggunakan splash screen yang muncul sepersekian detik pada saat pertama membuka aplikasi. Splash screen di sini dimaksudkan sebagai estetika untuk menunjukan identitas aplikasi saja, tanpa fungsi lainnya. Perancangan Layout Splash screen aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Layout Splash Screen
Layout Menu Utama Menu utama berisikan menu-menu pilihan yang dapat digunakan oleh pengguna. Menu yang terdapat pada menu utama antara lain menu data kakao, data jenis hama dan penyakit, identifikasi, tentang, dan bantuan. Perancangan Layout menu utama aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.14
54
Gambar 3.14 Layout menu awal
Layout Menu Data Kakao
Perancangan layout menu data kakao dapat dilihat ketika pengguna memilih menu ini, pengguna dapat langsung melihat deskripsi tentang tanaman kakao, Layout menu data kakao dapat dilihat pada Gambar 3.15.
55
Gambar 3.15 Layout tanaman kakao
Layout menu data jenis hama dan penyakit Perancangan Layout menu data jenis hama dan penyakit pada tanaman kakao dapat dilihat dengan memilih menu data jenis hama dan penyakit kakao,dengan memilih menu tersebut maka pengguna dapat melihat deskripsi tentang jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman kakao dengan memilih jenis-jenis hama yang akan dilihat. Layout menu data hama dan penyakit pada tanaman kakao dapat dilihat pada Gambar 3.16
56
Gambar 3.16 Layout menu jenis hama dan penyakit kakao
Layout deskripsi hama dan penyakit kakao Layout deskripsi hama dan penyakit akan menampilkan deskripsi hama dan penyakit pada tanaman kakao dan berisi tentang klasifikasi, serangan, dan gejala pada hama dan penyakit tanaman kakao. Layout menu deskripsi hama dan penyakit kakao dapat dilihat pada Gambar 3.17.
57
Gambar 3.17 Layout deskripsi hama dan penyakit kakao
Layout Menu Identifikasi Menu identifikasi terdapat beberapa button pilihan untuk mengidentifikasi hama dan penyakit pada tanaman kakao dengan menandai beberapa ciri maka pengguna dapat menekan tombol lihat hasil pada Gambar 3.18
58
Gambar 3.18 Layout menu identifikasi
Layout menu hasil identifikasi Tampilan berikutnya yaitu menampilkan hasil dari identifikasi. Tampilan yang dihasilkan yaitu persentase hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao. Tampilan ini juga terdapat button pengendalian untuk melihat pengendalian dari hama dan penyakit yang menyerang. Layout terdapat pada Gambar 3.19.
59
Gambar 3.19 Layout hasil identifikasi
Layout menu pengendalian Menu pengendalian akan menampilkan pengendalian dari hama dan penyakit yang terserang dari hasil pilihan pengguna. Deskripsi dari menu pengendalian yaitu deskripsi yang berisi tentang hama dan penyakit terserang. Layout menu identifikasi dapat dilihat pada gambar 3.20
60
Gambar 3.20 Layout menu pengendalian
Layout menu tentang Pada menu tentang berisikan tentang pengembang saja, pengguna dapat melihat asalusul pengembang dengan memilih menu tentang. Layout menu tentang dapat dilihat pada Gambar 3.21.
61
Gambar 3.21 Layout menu tentang
Layout Menu Bantuan Menu bantuan berisi petunjuk-petunjuk penggunaan menu pada sistem. Menu bantuan user dapat mengetahui cara penggunaan sistem sehingga dapat diaplikasikan dengan benar. Layout tampilan bantuan dapat dilihat pada Gambar 3.22.
62
Gambar 3.22 Layout bantuan
3.3
Pengujian Sistem
Tahapan ini adalah proses pengujian sistem terhadap aplikasi. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian dengan metode Black Box yang memfokuskan pada keperluan fungsional dari software. Uji coba sistem adalah proses terhadap program atau aplikasi untuk menentukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi aplikasi yang telah ditentukan. Apabila dalam tahap uji coba ditemukan kesalahan maka akan diperbaiki dan dilakukan uji coba ulang.
63
Tabel 3.1 Daftar Pengujian No. Kelas Uji Daftar Pengujian
1
Versi Android
Skenario Uji
Pengujian pada Android versi 4.0 (ice cream sandwich) Pengujian pada Android versi 4.1Pengujian kompatibilitas 4.3 (Jelly bean) versi operatif Pengujian pada systemAndoid Android versi 4.4 (kit kat) Pengujian pada Android versi 5.0 (Lollipop) Pengujian pada Android resolusi 4 inch
2.
Resolusi dan Intensitas Layar
Pengujian Resolusi dan Intensitas layar pada Android
Pengujian pada Android resolusi 4.5 inch Pengujian pada Android resolusi 4.7 inch Pengujian pada Android resolusi 5 inch Klik tombol “Tanaman kakao”
3.
User Interface
Pengujian pada menu utama
Klik tombol “Jenis Hama” Klik tombol “Identifikasi Hama” Klik tombol “Tentang”
Hasil yang diharapkan Kompatibel dengan Android versi 4.0 (ice cream sandwich) Kompatibel dengan Android versi 4.1-4.3 (Jelly bean) Kompatibel dengan Android versi 4.4 (kit kat) Kompatibel dengan Android versi 5.0 (Lollipop) Tampilan terlihat baik pada Android dengan resolusi 4 inch Tampilan terlihat baik pada Android dengan resolusi 4.5 inch Tampilan terlihat baik pada Android dengan resolusi 4.7 inch Tampilan terlihat baik pada Android dengan resolusi 5 inch Menampilkan halaman “Deskripsi Tanaman Kakao” Menampilkan halaman “Jenis Hama” Menampilkan halaman “Identifikasi Hama Tanaman Kakao” Menampilkan halaman “Tentang”
64
Tabel 3.1 Tabel Daftar Pengujian (Lanjutan) 4. Fungsi Pengujian Klik tombol Layout layout “Tanaman kakao” Tanaman Tanaman Kakao kakao 5. Fungsi Pengujian Klik tombol “Jenis Layout pada Layout Hama” Jenis Hama jenis hama 6. Fungsi Pengujian Klik tombol Layout pada Layout “Identifikasi Hama” Identifikasi Identifikasi Hama hama
7.
Fungsi Layout Tentang
Pengujian Klik tombol layout tentang “Tentang”
Akan menampilkan Deskripsi dari Tanaman kakao Akan Menampilkan submenu jenis hama tanaman kakao Akan menampilkan submenu gejala yang akan meminta inputan checklist untuk mengetahui hasil identifikasinya Akan menampilkan tentang pengembang sistem pakar identifikasi hama tanaman kakao
65
3.4
Pengujian Data
Nilai-nilai yang terdapat pada hama, penyakit, serta gejala didapat dari literatur – literatur tentang hama dan penyakit pada tanaman kakao yang kemudian didapat nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai yang tercamtum berdasarkan gejala dari
tingkat
kerusakan yang terjadi pada hama dan tanaman kakao. Tingkat kerusakan yang terjadi pada tanaman kakao dari yang ringan sampai mematikan dengan kisaran nilai 0,1-0,9. Literatur yang dijadikan sumber diantaranya (Kalshoven,1981), (Semangun, H. 2004), (Direktorat Jendral Perkebunan, 2014). Tabel 3.2 Pengujian data hama dan penyakit Nilai Gejala No Hama/Penyakit Nilai Hama G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24G25 G26G27 G28G29 G30G31 0,1 0,2 0,3 0,3 0,3 0,1 0,2 0,2 0,4 0,5 0,5 0,3 0,3 0,4 0,5 0,2 0,3 0,3 0,4 0,4 0,5 0,7 0,4 0,5 0,6 0,6 0,2 0,6 0,2 0,3 0,6 H01 Ulat Api 0,3 H02 Ulat Kilan 0,3 H03 Kumbang Apoginia 0,3 H04 Kepik Penghisap 0,6 H05 Tikus 0,5 H06 Penggerek Buah 0,5 H07 Penggerek Batang 0,7 H08 VSD 0,6 H09 Busuk Buah 0,6 H10 Antraknose 0,6 H11 Jamur Upas 0,9 H12 Jamur Akar 0,9
66
Tabel 3.3 Daftar Gejala Tanaman Kakao No Simbol
Keterangan Gejala
Gejala 1
G1
Daun berbintik-bintik transparan
2
G2
Daun menguning
3
G3
Daun mongering
4
G4
Daun berlubang
5
G5
Pucuk tanaman gundul sehingga tinggal tulang dan daun saja
6
G6
Kerusakan yang terjadi pada bagian pinggir daun
7
G7
Buah muda yang terserang mengering dan rontok
8
G8
Jika tumbuh, permukaan kulit buah akan retak
9
G9
Buah nampak bercak-bercak coklat kehitaman
10
G10
Buah berlubang
11
G11
Buah menjadi busuk
12
G12
Kerusakan sering terjadi pada buah yang sudah matang
13
G13
Kerusakan terjadi pada biji dan daging kakao
14
G14
Buah akan lebih awal berwarna kuning
15
G15
Jika digoyangkan tidak berbunyi
16
G16
Buah lebih berat
17
G17
Biji-biji saling melekat
18
G18
Batang menjadi layu
19
G19
Batang menjadi kering
20
G20
Batang menjadi mati
21
G21
Ranting terlihat tanpa daun (ompong)
22
G22
Permukaan kulit ranting menjadi kasar dan belang
23
G23
Jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis-garis kecil kecoklatan
67
Tabel 3.3 Tabel Daftar Gejala Kakao (Lanjutan) No Simbol Keterangan gejala Gejala 24
G24
Buah kakao terasa lembek dan basah jika disentuh jari
25
G25
Terdapat bintik-bintik coklat tidak beraturan pada daun
26
G26
Buah muda menjadi layu, kering, dan mengeriput
27
G27
Adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera pada ranting
28
G28
Terdapat seperti sarang laba-laba pada ranting
29
G29
Daun banyak yang tetap melekat pada ranting meskipun sudah kering
30
G30
Tanaman mati
31
G31
Daun kakao menjadi layu
Pada sebuah kasus user memilih beberapa dari gejala yaitu G3, G14, G28, G30 Yang dimana
: G3 dimiliki ulat api, antraknose, dan jamur akar G14 dimiliki penggerek G28 dimiliki jamur upas G30 dimiliki jamur upas dan jamur akar
1. Ulat api Jika probabilitas gejala hama ulat api (H01) adalah 0,3 Perhitungan nilai bayes
( (
|
)
=
|
)
=[
[ (
|
, × ,
)× (
[ , × , ] , × ,
[ (
) [ (
|
|
)× (
)× (
)]
) [ (
|
)× (
)
, × , ]
68
(
) =
|
,
,
Total bayes 1 = 0,16
2. Antraknose
( ( (
|
=
| |
)
)
=
[ (
=
Total bayes 2 = 0,3
|
[ (
)× (
[ , × , ,
) [ (
[ , × , ] , ×
|
|
)× (
)]
)× (
)]
)× (
) [ (
|
)× (
)
|
)× (
)
, × , ]
,
3. Hama jamur akar
( (
|
)
=
|
)
=
|
)
|
)
= =
( (
(
|
)
(
|
)
( (
|
)
|
)
[ (
|
)× (
[ , × , ,
[ , × , ]
) [ (
, × ,
|
|
)× (
) [ (
, × , ]
,
= 0,5 [ (
=
=
[ (
|
[ (
)× (
|
)× (
) [ (
|
)]
)× (
)]
[ , × , ]
[ , × , ,
, × , ]
,
= 0,5
69
Total bayes 3 = 0,5 + 0,5 = 1
4. Penggerek batang atau cabang
( ( (
|
)
=
|
)
=
|
)
[ (
|
[ (
=
)× (
|
[ , × , ]
)]
)× (
)]
[ , × , ] , ,
Total bayes 4 = 1
5. Jamur upas
(
| |
( (
(
(
=
[ (
)]
)× (
)]
,
=
|
)
=
,
= 1
) )
|
)× (
[ , × , ]
)
)
|
[ , × , ]
|
| |
)
[ (
)
|
(
=
=
|
(
(
)
[ (
=
|
[ (
)× (
[ , × , ]
[ , × , ,
|
)× (
) [ (
|
)]
)× (
)]
, × , ]
,
= 0,5
Total bayes 5 = 1 + 0,5 = 1,5 70
Hasil = Total bayes 1 + Total bayes 2 + total bayes 3 + Total bayes 4 + Total bayes 5
Hasil = 0,16 + 0,3 + 1 + 1 + 1,5 Hasil = 3,96
Maka perhitungan probabilitas hama dan penyakit adalah : 1. Ulat api
=
× 100 %
,
=
,
=4%
× 100 %
2. Antraknose
=
=
,
× 100 %
,
× 100 %
= 7,57 %
3. Jamur akar
= =
,
,
× 100 %
× 100 %
= 12,62 %
71
Jamur akar
= =
,
,
× 100 %
× 100 %
= 12,62 %
4. Penggerek batang atau cabang
= =
× 100 %
,
× 100 %
= 25,25 % 5. Jamur upas
=
=
× 100 %
,
× 100 %
= 25,25 %
Jamur upas
=
=
,
,
× 100 %
= 12,62 %
× 100 %
72
Jadi Total Probabilitas Hama Ulat api
=4%
Antraknose
= 7,57 %
Jamur akar
= 25,24 %
Penggerek
= 25, 25 %
Jamur upas
= 37,87 %
73
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Aplikasi sistem pakar identifikasi hama dan penyakit serta cara pengendalian pada tanaman kakao berbasis Android telah berhasil dibangun untuk memberikan informasi kepada para petani dalam mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman kakao.
5.2
Saran
Saran yang akan diberikan setelah dilakukan penelitian ini untuk pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut. 1. Penambahan data-data jeniskakao, hama, dan penyakit pada tanaman kakao. 2. Aplikasi nantinya dapat dikembangkan pada platform selain Android, seperti ios dan windows Phone.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, G., Pramayu, G., & Wicaksana, A. (2016, Maret 23). Membangun Sistem Pakar Menggunakan Theorema Bayes untuk Mendiagnosa Penyakit Paru-paru. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, Selasa 23 Maret. Jakarta.79-84. Bappebti. (2016, September 20). Basis data statistik pertanian. Bappebti: http://aplikasi.deptan.go.id Direktorat Jendral Perkebunan. (2014). Kakao. Statistik Perkebunan Indonesia, Departemen Pertanian. Jakarta 1-64. Direktorat Perlindungan Perkebunan.( 2002). Musuh Alami, Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan,: 163. Dwipayana, O., Purnomo., Wibowo, L., Indriyati. (2013, September). Pengaruh Aplikasi Beberapa Konsentrasi Formulasi Kering Jamur Beauveria bassiana (Bals) Vuill. Isolat Tegineneng terhadap Mortalitas Hama Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp) di Laboratorium. (N. A. Tri Maryono, Ed.) Jurnal Agrotek Tropika, Vol. 1, No. 3, 304-308. Erdiyanto, E., Purnomo., Wibowo, L., Yasin, N. (2013, September). Pengaruh Aplikasi Beberapa Taraf Konsentrasi Formulasi Kering Metarhizium anisopliae (Metchnikoff) Sorokin Isolat Yogyakarta terhadap Kepik Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp) di Laboratorium. (N. A. Trimaryono, Ed.) Jurnal Agrotek Tropika, Vol. 1, No. 3 , 298-303. Fowler, M. (2004). UML distilled Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Objek Standar Edisi 3. Andi Offset: Yogjakarta. 135 Hal. Kalshoven, L. (1981). The Pests of Crops in Indonesia. Revised by Van Der Laan. PT Ichtiar Baru: Jakarta. Kusuma, D. (2003). Artificial Intellegence. Graha Ilmu: Yogjakarta. Listiyono, H. (2008). Merancang dan Membuat Sistem Pakar. Jurnal Teknologi Informasi, XIII. Volume 3, Nomor 2, 115-124.
Otaya, L. G. (2016, Februari). Probabilitas Bersyarat, Independensi dan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 1, 69-78. Pracaya. (2009). Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta. 154 Hal Pujianto. (2008). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Andi Offset :Yogjakarta. 156 Hal Riyadi, T., & Nuraeni, L. (2005). Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya: Jakarta. 120 Hal Rukmana, R., & Yudirachman, H. (2016). Untung Selangit dari Agribisnis Kakao. Andi Offset: Yogjakarta. 98 Hal Safaat, N. (2015). Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis android Edisi revisi kedua. Informatika Bandung: Bandung. 167 Hal Saputra, J., Purnomo., Yasin, N., Wibowo, L. (2013, September). Pengaruh Aplikasi Beberapa Konsentrasi Formulasi Kering Metarhizium anisopliae (Metsch) Sorokin Isolat Tegineneng terhadap Mortalitas Hama Penghisap Buah Kaako (Helopeltis spp). (N. A. Tri Maryono, Ed.) Junal Agrotek Tropika, Vol. 1, No. 3, 309-314. Semangun, H. (2004). Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah mada University Press: Yogjakarta. 105 Hal Sembel, T. (2010). Pengendalian Hayati Hama-hama Serangga Tropis dan Gulma. Andi Offset: Yogjakarta.97 Hal Siswanto. (2010). Kecerdasan Tiruan Edisi Kedua. Graha Ilmu: Yogjakarta. 98 Hal Wahyudi, M. J., & Fadlil, A. (2013, Juni 1). Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Penyakit Udang Galah dengan Metode Theorema Bayes. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Volume 1, Nomor 1, 11-20. Wahyuni, L., & Darma, S. (2015, Februari 15). Implementasi Theorema Bayes dalam Menentukan Varietas Tanaman Kelapa Sawit berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia. Jakarta. 43-48. Wijayanti, R., & Winiarti, S. (2013). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit pada Buah-buahan Pascapanen. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Volume 1, No 1, 338-346.
Yasin, V. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Pemodelan, Arsitektur dan Perancangan (Modeling, Architecture an Design). Mitra Wacana Media: Jakarta. 156 Hal.