ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN PELUMAS & BAHAN KIMIA UNTUK MENUNJANG PRODUKSI PADA PT.MERATUS JAYA IRON & STEEL DI BATULICIN Apriya Rahmawan PT. Meratus Jaya Iron & Steel Jln. Kodeco Km. 10.5, Ds. Sarigadung, Kec. Simpang Empat, Kab. Tanah Bumbu e-mail :
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to determine whether the material inventory control lubricants and chemicals applied by PT. Meratus Jaya Iron & Steel were optimal in reducing production costs, and to determine the number of bookings are economical to lubricants and chemicals and determine the total cost of inventory is minimal. The method used is the method of EOQ (Economic Order Quantity). The study was conducted by taking a sample for lubricants and chemicals, and was conducted for 2 weeks. The results of this study indicate that the inventory model applied by PT. Meratus Jaya Iron & Steel in material inventory control lubricants and chemicals is not optimal. This is evidenced by the total inventory cost savings generated by using the EOQ method for grease berulub Meissel compound and hydrochloric acid in the year 6195 led to savings of Rp.10.732.274, -. Keywords: economic order quantity (EOQ), safety stock, a point reordering, total cost of inventory, inventory. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengendalian persediaan bahan pelumas dan kimia yang diterapkan oleh PT. Meratus Jaya Iron & Steel sudah optimal dalam menekan biaya produksi, dan untuk menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis terhadap bahan pelumas dan kimia serta menentukan biaya total persediaan yang minimal. Metode yang digunakan adalah metode EOQ (Economic Order Quantity. Penelitian dilakukan dengan mengambil satu sample untuk bahan pelumas & bahan kimia, dan dilakukan selama 2 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model persediaan yang diterapkan oleh PT. Meratus Jaya Iron & Steel dalam pengendalian persediaan bahan pelumas & bahan kimia belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan penghematan total biaya persediaan yang dihasilkan dengan menggunakan metode EOQ untuk grease berulub meissel compound & hydrochloric acid 6195 dalam setahun menyebabkan penghematan sebesar Rp.10.732.274,-. Kata kunci: kuantitas pesanan ekonomis (EOQ), persediaan pengaman, titik pemesanan kembali,dan total biaya persediaan, persediaan.
Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur pasti mempunyai tujuan yaitu memperoleh keuntungan atau laba tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu mengenai masalah proses produksi. Apabila proses
produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan akan tercapai. Akan tetapi untuk mencapai target produksi maka perlu melakukan pengendalian persediaan bahan pendukung berupa bahan kimia & pelumas agar tidak terjadi zero stock yang dapat menghentikan proses produksi pabrik. Kekurangan persediaan bahan pelumas &
143
144 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 143 - 150
bahan kimia dapat berakibat terhentinya proses produksi karena bahan tersebut merupakan kebutuhan penunjang produktifitas guna menjalankan mesin & menentukan parameter hasil analisa dari produktivitas proses operasional pabrik. Akan tetapi terlalu besarnya persediaan bahan pelumas & bahan kimia dapat berakibat terlalu tingginya biaya pemeliharaan bahan tersebut selama penyimpanan di gudang. Keadaan terlalu banyaknya persediaan (over stock) ini, ditinjau dari segi finansial atau pembelanjaan merupakan hal yang tidak efektif, disebabkan karena terlalu banyaknya stok yang menganggur atau tidak terpakai yang bisa mengakibatkan bahan tersebut menjadi kadaluarsa (expaired) dan berakhir dengan tidak dapat digunakan. Ditinjau dari segi kelancaran proses produksi, keadaan over stock bisa saja berpengaruh positif. Tetapi ditinjau dari segi lain terutama dari segi biaya dapat berpengaruh negatif dalam arti tingginya ongkos yang harus ditanggung perusahaan dalam perawatan persediaan. PT Meratus Jaya Iron & Steel adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Proyek industri besi dan baja, Kalimantan Ironmaking Project, dibangun di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Pabrik yang dibangun dalam proyek ini adalah merupakan pabrik besi baja yang pertama kali menggunakan bijih besi jenis laterit dan primer yang banyak dijumpai di Kalimantan. Pabrik dibangun di KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) di atas lahan seluas lebih kurang 117 Ha yang awalnya merupakan aset Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kemudian dijadikan modal penyertaan ke dalam ekuitas perseroan PT Meratus Jaya Iron & Steel. Studi Literatur Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus
dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakukan dengan disertai pelusuran (tindakan korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan dilapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali. Setiap perusahaan baik perusahaan perdagangan atau pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan, karena persediaan sangat penting, tanpa adanya persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahan-perusahan tersebut akan dihadapkan pada resiko-resiko yang dihadapi. Mempunyai persediaan yang tinggi, misalnya untuk barang jadi, akan meminumkan kemungkinan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan para langganan. Tetapi disamping itu akan menyebabkan investasi yang terlalu besar pada persediaan, dan juga kemungkinan adanya bahan yang rusak menjadi semakin besar, karena itulah perlunya menyeimbangkan antara kerugian karena memiliki persediaan dan manfaat yang akan diperolehnya. Persediaan merupakan hal penting bagi suatu perusahaan manufaktur,dalam menjaga keberlangsungan proses produksi. Persediaan memiliki persentase terbesar dari modal kerja.Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor dan menentukan tingkat persediaan, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Istilah persediaan (inventory) adalah istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya dalam pemenuhan permintaan (Handoko, 2012). Perencanaan dan pengendaliaan merupakan bagian dari manajemen persediaan. Pengendaliaan adalah suatu tindakan agar aktifitas dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencanan yang telah ditetapkan. Pengendalian tanpa perancanaan adalah sia-sia dan perencanaan
Rahmawan, Analisis Persediaan Bahan Pelumas …. 145
tanpa pengendalian merupakan tindakan yang tidak efektif. Berikut ini adalah definisi pengendalian persediaan menurut para ahli sebagai berikut: 1. Menurut Assauri (2009:176) pengendalian persediaan merupakan salah satu kagiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang berurutan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang direncanakan lebih dahulu baik waktu,jumlah, kuantitas, maupun biayanya. 2. Menurut Rangkuti (2009:25) pengawasan persediaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dapat dipecahkan dengan menerapkan metode kuantitatif. 3. Menurut Handoko (2011) pengendalian adalah fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan aktiva lancar. Berdasarkan pada pengertianpengertian tersebut, perusahaan harus mengadakan suatu tingkat persediaan yang tepat karena bila persediaan terlalu berlebihan berarti lebih banyak uang atau modal yang tertanam dan biaya-biaya yang ditimbulkan. Dari persediaan tersebut besar jumlah dan bila persediaan terlalu kecil akan mengganggu kelancaran dari kegiatan produksi perusahaan. Dalam suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu, pengendalian persediaan yang dijalankan untuk memelihara terdapatnya keseimbangan antara kerugian-kerugian serta penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaan tertentu. Dan basarnya biaya dan modal yang dibutuhkan untuk mengadakan persediaan tersebut. Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada mesin, yaitu suatu rangkaian alat-alat mulai dari tempat penyimpanan minyak pelumas, pompa oli (oil pump), pipa-pipa saluran minyak, dan pengaturan tekanan minyak pelumas agar sampai kepada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.
Sistem pelumasan ini memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain: 1. Mengurangi gesekan serta mencegah keausan dan panas, dengan cara yaitu oli membentuk suatu lapisan tipis (oil film) untuk mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam. 2. Sebagai media pendingin, yaitu dengan menyerap panas dari bagian-bagian yang mendapat pelumasan dan kemudian membawa serta memindahkannya pada sistem pendingin. 3. Sebagai bahan pembersih, yaitu dengan mengeluarkan kotoran pada bagian-bagian mesin. 4. Mencegah karat pada bagian-bagian mesin. 5. Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran. 6. Sebagai perantara oksidasi. Bahan Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Berdasarkan wujudnya, minyak pelumas dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu cair (liquid) atau biasa disebut oli, dan setengah padat (semi solid) atau biasa disebut gemuk. Bahan Kimia dapat didefinisikan sebagai Zat atau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan manusia (produksi) yang komponen penyusunannya dapat berupa zat atau senyawa. Bahan kimia apabila ditinjau dari asalnya dapat digolongkan menjadi : 1. Bahan kimia alami tidak berbahaya bagi mahkluk hidup, khususnya manusia. Contoh bahan kimia alami : garam,gula,jahe,kunyit,air dll. 2. Bahan kimia sintetis sangat berbahaya bagi mahkluk hidup, khusus manusia dikarenakan sifat yang ditimbulkannya seperti beracun,korosif,atau mudah terbakar,menimbulkan polusi dan sukar terurai oleh mikroorganisme. Bahan kimia yang digunakan oleh PT.Meratus Jaya Iron & Steel merupakan bahan kimia sintetis yang digunakan sebagai bahan pembantu untuk menentukan hasil
146 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 143 - 150
analisa laboratorium produk sponge iron/biji besi, selain untuk menentukan analisa produk sponge iron bahan kimia yang digunakan di PT. Meratus Jaya Iron & Steel juga mempunyai fungsi untuk menentukan parameter analisa air, yang dimana air tersebut untuk diolah kembali menjadi uap panas pada boiler yang nantinya sebagai penggerak turbin dan diproses menghasilkan listrik yang akan di jual kepada PLN Batulicin. Teknik EOQ merupakan teknik persediaan yang tertua dan paling umum dikenal. Model ini mengidentifikasi kuantitas pemesanan atau pembelian optimal dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Tujuan dari sebagian model persediaan adalah meminimalkan biaya total. Dengan asumsi-asumsi yang diberikan, biaya-biaya yang signifikan adalah biaya pemesanan (set up cost) dan biaya penyimpanan (holding cost/carrying cost). Biaya-biaya lain seperti biaya satuan ini sendiri adalah konstan. Sehingga dengan meminimalkan jumlah pemesanan dan penyimpanan dapat berarti meminimalkan biaya total. Dalam kondisi aktual, perusahaan sering dihadapkan dengan fluktuasi permintaan. Persediaan penyangga merupakan tindakan penanggulangan yang logis dalam mengatasi permintaan yang fluktuatif. Ada beberapa pendekatan dalam menentukan persediaan pengaman: 1. Pendekatan kemungkinan kehabisan bahan pelumas & kimia. Asumsi yang digunakan adalah waktu tunggu yang terjadi konstan, dan seluruh barang yang dipesan diserahkan kepada pemasok pada waktu yang sama. 2. Pendekatan tingkat pelayanan. Hal ini ditentukan dan diukur dengan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh adanya persediaan pengaman. Persediaan pengaman merupakan persediaan minimum yaitu batas jumlah persediaan yang paling rendah yang harus ada untuk suatu jenis bahan baku. Persediaan minimum ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan kekurangan bahan
baku. Sedangkan persediaan maksimum dimaksudkan untuk menghindari kerugian, karena kelebihan bahan baku yang akan menimbulkan pemborosan biaya.\ Titik pemesanan kembali merupakan suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pesanan harus diadakan kembali. Titik ini menunjukkan kepada bagian pembelian untuk mengadakan pesanan kembali bahanbahan pesanan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Dalam penentuan titik ini harus diperhatikan besarnya penggunaan bahan baku selama bahan-bahan yang dipesan belum datang dan persediaan minimum. Besarnya penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum diterima, ditentukan oleh dua faktor yaitu lead time dan tingkat penggunaan ratarata. Jadi besarnya penggunaan bahan baku selama bahan baku dipesan belum diterima adalah hasil perkalian antara waktu yang dibutuhkan untuk memesan (lead time) dan jumlah penggunaan rata-rata bahan tersebut (Assauri,2010). Metode Penelitian Jenis bahan pelumas yang digunakan di PT. Meratus Jaya Iron & Steel ada 46 item, dalam penelitian ini mengambil sampel untuk bahan pelumas yaitu Grease Berulub Meissel Compound, sedangkan bahan kimia yang digunakan di PT. Meratus Jaya Iron & Steel ada 72 item, dalam penelitian ini mengambil sampel untuk bahan kimia yaitu : Hydrochloric Acid Nalco 6195. Sample tersebut merupakan kebutuhan cepat habis (fast moving) sehingga konsumsi penggunaan relatif banyak. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan itu sendiri. Beberapa sumber sekunder antara lain informasi yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan dari dalam atau luar perusahaan, data yang tersedia dari penelitian terdahulu, data online dan situs web. Metode EOQ (Economic Order Quantity) merupakan metode dimana perusahaan memesan bahan pelumas & kimia dengan kuantitas barang yang diperoleh dengan biaya minimal, atau sering disebut sebagai jumlah pembelian yang optimal. Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau
Rahmawan, Analisis Persediaan Bahan Pelumas …. 147
pembelian yang optimal tiap kali pemesanan, perlu ada perhitungan kuantitas pembelian optimal yang ekonomis atau EOQ. Adapun langkah-langkah dalam mendapatkan EOQ Heizer dan Render (2005) adalah sebagai berikut:
5. Selain
1. Membuat sebuah persamaan untuk biaya setup atau biaya pemesanan. 2. Membuat sebuah persamaan untuk biaya penyimpanan. 3. Menentukan biaya setup yang sama dengan biaya penyimpanan. 4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan yang optimum
6. Analisis frekuensi pembelian digunakan
Dengan menggunakan variabel berikut, biaya setup dan biaya penyimpanan dapat ditentukan dan Q* dapat ditemukan. Dimana variabel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Q (quantity) = Jumlah barang pada setiap pesanan Q* = Jumlah barang optimum pada setiap pesanan (EOQ) D (demand) = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S (setup) = Biaya setup / biaya pemesanan untuk setiap pesanan H (holding) = Biaya penyimpanan / penggudangan per unit per tahun Dengan mengetahui semua nilai dari variabel tersebut maka kita sudah bisa mencari persediaan yang efektif untuk bahan pelumas & kimia dengan menggunakan rumus: 1. Biaya setup tahunan = (Jumlah frekuensi pesanan yang di tempatkan per tahun) x (Biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan). 2. Biaya penyimpanan tahunan = (Rata-rata tingkat persediaan) x (Biaya penyimpanan unit per tahun). 3. Kuantitas pesanan optimal didapatkan ketika biaya setup tahunan sama dengan biaya penyimpanan tahunan. 4. Untuk memecahkan Q*, dengan mudah variabel pembagi pada masing-masing sisi ditukar kesisi lainnya dan sendirikan Q pada sisi kiri tanda sama dengan (=). H = =
√
itu jumlah pesanan yang diperkirakan sepanjang tahun (N) ditentukan sebagai berikut:
untuk menghitung berapa kali pemesanan yang dilakukan tiap tahunnya. Rumus di bawah ini digunakan untuk menghitung berapa jumlah frekuensi pemesanan yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan acuan dari hasil perhitungan dari metode EOQ.
Ket: I = Frekuensi Pembelian D = Jumlah Permintaan EOQ = Jumlah Pembelian Optimal Yang Ekonomis 7. Biaya total (Total cost) adalah biaya yang
dihasilkan dari penjumlahan dari biaya setup dan biaya penyimpanan. 8. Reorder point dapat diketahui dengan menetapkan penggunaan selama ada lead time dan ditambahkan dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock ROP dengan tingkat pemakaian bahan pelumas dan kimia tetap dalam model ini, besarnya pemakaian tetap sehingga tidak ada penambahan persediaan. Rumusnya adalah: Keterangan: ROP = Reorder point (unit) d = Pemakaian bahan pelumas & kimia per hari (unit/hari) L = Lead time untuk pemesanan baru (hari) ROP dengan tingkat pemakaian bahan pelumas & bahan kimia tidak tetap dalam model ini, besarnya pemakaian tidak tetap. Besarnya ROP pada model ini merupakan penjumlahan antara besarnya permintaan yang diharapkan selama masa tenggang dan persediaan tambahan atau disebut dengan safety stock. Maka rumusnya menjadi : Keterangan : ROP = Reorder point (unit)
148 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 143 - 150
d = Pemakaian bahan pelumas & kimia per hari (unit/hari) L = Lead time untuk pemesanan baru (hari) SS = Safety stock atau persediaan pengaman (unit) Dari hasil analisis biaya persediaan bahan pelumas & kimia dengan model yang digunakan, besarnya pesanan, banyaknya pesanan, dan biaya persediaan yang timbul. Maka dilakukan perbandingan sistem pengendalian persediaan yang selama ini dilakukan perusahaan, kemudian dilakukan perhitungan penghematan biaya bahan pelumas & kimia dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Dari hasil analisis perbandingan dan perhitungan penghematan tersebut dapat dilakukan alternatif sistem pengendalian yang tepat bagi perusahaan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Jumlah Pembelian Bahan Pelumas & Bahan Kimia Optimal yang dilakukan oleh PT. Meratus Jaya Iron & Steel Batulicin untuk Menunjang Produksi seharusnya menggunakan metode EOQ untuk menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis. Perhitungan EOQ untuk masing-
masing bahan pelumas dan bahan ditunjukkan pada Tabel 1. Perhitungan kuantitas optimal pelumas & bahan kimia tahun menggunakan metode EOQ secara yaitu :
kimia bahan 2014 terinci
Penentuan kuantitas pemesanan optimal untuk Grease Berulub Meissel Compound : EOQ(Q*) =√ =
√
=√ = 8,6 drum dibulatkan menjadi 9 drum Penentuan kuantitas pemesanan optimal untuk Hydrochloric Acid Nalco 6195 : EOQ(Q*) = √ =
√
=√ = pail
dibulatkan menjadi 6
Tabel 1. Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan Pelumas & Bahan Kimia Tahun 2014. Bahan Pelumas & Bahan Kimia Grease Berulub Meissel Compound Hydrochloric Acid Nalco 6195
Permintaan (D) 19
Biaya Pemesanan (S) 3.504.060
Biaya Penyimpanan (H) 1.800.000
EOQ (Q*) 9
139
90.094
600.000
6
Tabel 2. Total Biaya Persediaan Bahan Pelumas & Kimia Berdasarkan Metode EOQ Tahun 2014. Bahan Pelumas & Kimia
Grease Berulub Meissel Compound Hydrochloric Acid Nalco 6195 Bahan Pelumas & Kimia Grease Berulub Meissel Compound Hydrochloric Acid Nalco 6195
Frekuensi pemesanan (kali) a 2
Kuantitas/ pesanan (Q) b 9
Biaya Pemesanan/pesan (Rp) (S) c 3.504.060
Biaya Penyimpanan/thn (Rp) (H) D 1.800.000
23
6
90.094
600.000
Biaya Pemesanan/tahun (Rp) e=axc 7.008.120
Biaya Penyimpanan/tahun (Rp) f = b/2 x d 8.100.000
Total biaya Persediaan (Rp) e+f 15.108.120
2.072.162
1.800.000
3.872.162
Rahmawan, Analisis Persediaan Bahan Pelumas …. 149
Tabel 3. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Pelumas & Bahan Kimia Antara Kondisi Yang Digunakan Perusahaan dengan Metode EOQ Uraian
Grease Berulub Meissel Compound (Rp/Tahun)
Hydrochloric Acid Nalco 6195
10.512.180 6.660.000 17.172.180
360.376 12.180.000 12.540.376
7.008.120 8.100.000 15.108.120
2.072.162 1.800.000 3.872.162
3.504.060 -1.440.000 2.064.060
-1.711.786 10.380.000 8.668.214 10.732.274
I. Aktual Perusahaan 1. Biaya Pemesanan 2. Biaya Penyimpanan Total Biaya Persediaan II. Metode EOQ 3. Biaya Pemesanan 4. Biaya Penyimpanan Total Biaya Persediaan III. Penghematan 5. Biaya Pemesanan (1-3) 6. Biaya Penyimpanan (2-4) 7. Jumlah Penghematan Total Pengematan
(Rp/Tahun)
Tabel 4. Perhitungan titik pemesanan kembali (ROP) berdasarkan EOQ. Bahan Pelumas & Bahan Kimia Waktu tunggu Rata-rata Titik (bulan) pemakaian/bulan pemesanan kembali Grease Berulub Meissel 1 2 2 Compound (drum) Hydrochloric Acid (pail) 1/2 12 6
Perhitungan frekuensi pemesanan optimal bahan pelumas & bahan kimia tahun 2014 secara terinci yaitu: Penentuan frekuensi pemesanan optimal bahan pelumas Grease Berulub Meissel Compound : F = D/(Q*) F = 19/9 = 2.1 dibulatkan menjadi 2 kali Penentuan frekuensi pemesanan optimal bahan kimia Hydrochloric Acid Nalco 6195 : F = D/(Q*) F = 139/6 = 23.1 dibulatkan menjadi 23 kali Tabel 2 menunjukkan total biaya persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan jika menggunakan metode EOQ. Selengkapnya mengenai perbandingan yang menunjukkan penghematan yang didapat perusahaan dengan menggunakan metode EOQ ditunjukkan pada Tabel 3. Pada tabel 3 diperlihatkan bahwa perusahaan dapat menghemat biaya sebesar
Rp 10.732.274 per tahun secara keseluruhan, yang dimana lebih rendah dari biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan jika perusahaan menggunakan metode EOQ. Untuk Grease Berulub Meissel Compound, pemesanan kembali dilakukan 2 kali dalam setahun dengan titik pemesanan ulang (reorder point) sebanyak 2 drum dan untuk bahan kimia Hydrochloric Acid Nalco 6195 sebanyak 23 kali dalam satu tahun dengan titik pemesanan ulang (reorder point) sebanyak 6 pail (perhitunggannya ditunjukkan pada Tabel 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian persediaan bahan pelumas & bahan kimia pada PT.Meratus Jaya Iron & Steel, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: 1. Jumlah quantity pemesanan bahan pelumas & bahan kimia yang optimal pada PT. Meratus Jaya Iron & Steel Batulicin pada tahun 2014 menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar 9 drum untuk bahan pelumas
150 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 143 - 150
Grease Berulub Meissel Compound dan sebesar 6 pail untuk bahan kimia Hydrochloric Acid Nalco 6195. 2. Frekuensi pembelian bahan pelumas & kimia yang optimal pada PT. Meratus Jaya Iron & Steel Batulicin pada tahun 2014 menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebanyak 2 kali dalam satu tahun untuk bahan pelumas Grease Berulub Meissel Compound dengan titik pemesanan ulang (reorder point) sebanyak 2 drum dan sebanyak 23 kali dalam satu tahun untuk bahan kimia Hydrochloric Acid Nalco 6195 dengan titik pemesanan ulang (reorder point) sebanyak 6 pail. Sistem pengendalian bahan pelumas & kimia yang diterapkan oleh PT. Meratus Jaya Iron & Steel Batulicin belum sepenuhnya efisien jika dibandingkan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Biaya total persediaan bahan Grease Berulub Meissel Compound & Hydrochloric Acid Nalco 6195 menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) sebesar Rp 18.980.282,menyebabkan penghematan sebesar Rp 10.732.274,-. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen Produksi dan Operasi. FEUI: Jakarta. _______.2010. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Buffa, E. S dan Sarin, R. K. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Moderen. Jilid 1. Bina Rupa aksara. Jakarta. Fitriani, 2013. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. Eastern Pearl Flour Mills di Makasar. Skripsi Program S-1. Universitas Hasanudin, Makasar. Tidak dipublikasikan.
Handoko, T. H. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi ke-1. BPFE. Yogyakarta. Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi. Selemba Empat: Jakarta. _______. 2010. Operations Management Buku 1 edisi ke sembilan.Salemba Empat.Jakarta. _______.2011. Operations Management Buku 2 edisi ke tujuh.Salemba Empat.Jakarta. Hengki, 2015. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Terhadap Hasil Produksi Bijih Besi pada PT.Meratus Jaya Iron & Steel. STIE Pancasetia Banjarmasin. Tidak dipublikasikan. Indriyati, Rike. 2007. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ pada PT.Tipota Furnishings Jepara. Skripsi Program S-1. Universitas Negeri Semarang. Tidak dipublikasikan. Rangkuti, F. 2009. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. PT. Raja Grafindo persada. Jakarta. _______. 2010. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. PT. Raja Grafindo persada. Jakarta. Sandi, Dede. 2013. Pengendalian. (Online) http://dedesandi69.blogspot.com. (diakses pada tanggal 12 September 2014). Yurini, Rini. 2012. Peranan Anggaran Pendapatan sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Pendapatan (studi kasus PT. Jasa Marga (Persero) Cab. Padaleunyi Bandung). Skripsi Program S-1. Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan. Zonakoe, 2011. Fungsi Pengendalian. http://sinikesini.blogspot.com. (diakses pada tanggal 15 September 2014).