An Indonesian Love Story By An American Man
Sinopsis: Sebuah kisah cinta dan roman antara wanita-wanita Indonesia dan seorang Amerika. Seorang pria barat yang tak disebutkan namanya datang ke Indonesia mencari seks yang mudah didapat dengan banyak wanita cantik. Sebaliknya, ia menemukan dirinya putus asa dalam cinta, hatinya terbelah antara tiga wanita muda, dengan dia mencintai seorang wanita lebih dari yang lain dan tak mampu memilih di antara mereka: Grace - gadis pemalu yang sangat religius yang tak pernah berharap sesuatu akan terjadi ketika ia bertemu dengan orang asing yang bertubuh tinggi. Honey - Orang tua tunggal dengan rahasia gelap di masa lalunya yang harus menghadapi cinta baru dan penyakit yang dapat membunuhnya. Maria - wanita seksi bergairah yang harus menghadapi godaan dengan cinta barunya. Dia bertekad untuk tetap perawan dalam menghadapi cinta yang dalam dan ketertarikan pada pria baru dalam hidupnya dan hasrat kuat yang mereka berdua rasakan satu sama lain. Copyright© 2012 by An American Man
Bab 1 Dimulai dari Akhir Lima jam sebelum dia berlutut, memohon untuk melakukannya lagi. Empat jam sebelum tangannya terikat. Dia tak berdaya, dan menyukainya. Tiga jam sebelum pantatnya naik di udara, dan aku di dalam dirinya. Dua jam sebelum aku telah menarik kemejanya lepas, mempertontonkan payudaranya di depan umum. Satu jam sebelum ia akan memberikan apapun untuk berada disampingku. Sekarang dia menangis ... Dia menangis ... Emosinya mengalir keluar dari dirinya, meledak, mengalir, meluap, tertumpah keluar tanpa kekangan. Aku pikir dia tak akan bisa berhenti menangis, bicara, atau mencurahkan emosinya bahkan jika dia mau. Dia menangis seperti seorang anak yang baru kehilangan orang tuanya. Dia menangis seperti seorang ibu muda yang baru kehilangan anaknya. Dia tidak menangis seperti seorang wanita tua yang kehilangan suaminya. Kehilangannya bukan salah satu yang dia diharapkan, dan dia tak memiliki harapan hidup bersama. Kehilangannya adalah kehilangan kesempatan untuk hidup bersama selamanya. Dia menangis seperti seorang wanita yang baru saja kehilangan cinta dalam hidupnya. Aku adalah orangnya, dan aku tak layak menerimanya.
Aku belum pernah dalam hidupku menjadi sasaran dan penerima yang beruntung dari cinta tanpa batas, tanpa malu, tanpa sadar diri. Bukan dari wanita lain, bukan dari pacar. Tidak dari orang tuaku, bukan dari saudara dan saudari maupun teman dekat. Bahkan dari mantan istri. Wanita ini telah mengenalku kurang dari satu tahun, kurang dari 1/25 dari hidupnya dan 1/40 dariku, namun dia memberiku kehidupan ini, cinta, kehidupan cinta tanpa rasa malu atau batasan, tak menahan apapun. Aktor panggung atau film terbaik yang terlatih dan paling terampil pada puncak emosi untuk menggerakkan penonton tak bisa bergerak sebanyak yang aku gerakkan sekarang, dan terus bergerak oleh pikiran itu bertahun-tahun kemudian. Dia adalah cinta dalam hidupku ... Aku miliknya ... Dan ... kita tak akan pernah bersama. ... Dan itu semua salahku. *****
Bab 2 Datang ke Indonesia Indonesia adalah negeri di mana bahkan orang barat yang sedikit tampan saja dapat dikejar-kejar banyak wanita seperti bintang rock. Aku akan belajar hal ini dengan cepat, dan menggunakannya untuk keuntunganku.
Keluar dari pesawat setelah melakukan perjalanan empat puluh jam, panas menerpamu seperti oven terbuka didepanmu. Bahkan bandara atau bank tak memiliki AC, hanya hotel. Bahasa dari negari ini segera mengelilingi dan membingungkanmu. Bahasa Indonesia terdengar mirip bahasa Spanyol. Tulisan sama dengan yang diucapkan. Lagi dan lagi aku akan terkejut saat mendengar kata-kata yang terdengar begitu dekat dengan bahasa Spanyol, tapi mengejekku ketika memudar menjadi sesuatu yang jelas berbeda. Aku cukup tahu bahasa Indonesia untuk sekedar komunikasi. Ini sangat sederhana untuk dipelajari. Dan kebanyakan orang yang berpendidikan (dan bahkan yang tidak) tahu bahasa Inggris dengan baik. Ini adalah tempat yang sempurna bagiku. Aku senang kota tempatku mengajar orang asingnya sangat sedikit. Dalam satu tahun disana, aku melihat kurang dari sepuluh orang Barat disana. Sebagian besar turis pergi ke kota itu sama seperti orang Indonesia. Tapi aku tak punya keinginan untuk bersama turis lain, dan terutama tidak dengan orang Barat lainnya. Aku tak pernah mengerti mengapa orang melakukan perjalanan, dan kemudian ingin semuanya jadi seperti apa yang baru saja mereka tinggalkan. Satu perjalanan untuk mendapat pengalaman yang berbeda. Itulah yang aku inginkan. Seorang pria barat datang ke Indonesia untuk pertama kalinya terasa seperti seorang anak dikelilingi oleh permen. Kau ingin mencicipi semuanya itu dan berharap ada cukup waktu dan perut yang cukup besar untuk memakan semuanya itu, merasakannya menutupi mulutmu. "Itu" tentu saja maksudku
wanita, hal terbaik yang Indonesia punyai. Disamping itu, Indonesia memiliki makanan menakjubkan, musik yang luar biasa, pantai yang indah dan pemandangan indah lainnya. Tapi tak ada yang sebanding dengan wanita dan gadis Indonesia dalam hal kecantikan. Mereka adalah wanita terindah di dunia, jauh lebih baik daripada wanita dari negara lain. Para wanita dari Cina tak secantik gadis Indonesia. wanita Cina terlihat seperti boneka, indah tapi berlebihan seperti sebuah benda seni. wanita Cina memang sangat cantik, tapi terlalu pucat untuk seleraku. Bukan Jepang, di mana wanita terlalu membosankan, dan budayanya kadang-kadang terlalu aneh ketika berurusan dengan percintaan. Jepang adalah negara di mana kebanyakan orang telah berhenti menikah, dan lebih banyak berhubungan dengan teknologi daripada dengan orang lain. Bukan Korea Selatan, salah satu tempat yang paling rasis di dunia, di mana orang asing diperlakukan seperti penyakit. Banyak orang Korea melihat seorang wanita dengan orang asing seperti wanita itu memiliki luka terbuka penuh dengan nanah. Ide keindahan dari orang Korea melihat orang asing yang tidak putih sebagai semacam kontaminasi. Hanya wanita Filipina yang mendekati kecantikan wanita Indonesia, dan kecintaan pada uang dari mereka menghancurkan karunia mereka, mengubah asmara, cinta, dan perkawinan ke dalam tindakan menjual dan membeli. Dan untuk jual beli cinta dan seks, apa lagi yang dapat dikatakan mengenai tempat seperti Thailand? Wanita Amerika dan Eropa? Suatu hari mereka mungkin
mencari tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan dalam hidup. Pada saat itu, kau sudah jadi tua. Sinisme mereka tentang pria, makanan yang buruk, make up terlalu banyak, alkohol, dan merokok semua membuat wanita Amerika cepat tua, terlihat lebih tua sebelum waktunya. Seorang wanita Amerika umur dua puluh lima tampak sama tuanya dengan seorang wanita Indonesia umur empat puluh. Seorang wanita Indonesia umur dua puluh lima tampak semuda seperti seorang gadis Amerika delapan belas tahun. Para wanita Indonesia adalah campuran unik dari kepolosan dan keseksian, kepolosan mereka membuat gairah bagi mereka jadi lebih kuat. Menurut pandangan orang Amerika mereka terlihat seperti campuran Asia dan Amerika Latin, mata Asia yang menggoda, tubuh ramping dengan kulit coklat bersinar seperti orang Latin dan mulut yang penuh. Banyak dari mereka akan keliru dianggap sebagai orang Meksiko atau Kolombia di Amerika. Tapi mereka memiliki kebajikan dan kesederhanaan yang wanita Latin tidak miliki. Kepolosan wanita Indonesia berasal dari budaya tempat asal mereka. Tetap perawan sebelum menikah masih sangat penting dalam masyarakat ini, dan kebanyakan wanita Indonesia seperti itu, bahkan jika mereka tak menikah sampai mereka berumur dua puluh lima atau bahkan tiga puluh. Dan menjadi perawan berarti sesuatu yang jauh berbeda di Indonesia dibanding di Amerika. Ini berarti bukan hanya tidak berhubungan seks, tapi juga tidak berciuman di bibir sebelum menikah. Kebanyakan wanita single di Indonesia memiliki pengalaman yang sangat kurang dengan laki-laki dibanding seorang gadis
remaja empat belas tahun di Amerika. Dalam penampilan dan emosi mereka, seorang wanita Indonesia seperti paling tidak 5 sampai 7 tahun lebih muda dari gadis Amerika pada usia yang sama. Untuk orang asing, ini membuat mereka sangat menarik, seorang wanita dengan emosi seorang gadis, terutama kurangnya pengalaman seorang gadis dengan pria, cinta, dan seks. Di atas segalanya, tak peduli orang Indonesia telah diberitahu oleh mode atau film, wanita Indonesia benar-benar cantik karena berkulit gelap, mata, dan rambut mereka yang indah. Yang paling menarik dari mereka karena memiliki kulit dengan warna madu, mahoni, jati, atau cokelat. Tapi mereka selalu berpandangan bahwa mereka harus berkulit putih dan pucat untuk bisa disebut cantik. Jadi mereka menghabiskan uang mereka pada krim dan perawatan kulit untuk terlihat berkulit lebih terang. Tapi itu tak berhasil. Perawatan kecantikan hanya membuat mereka terlihat sakit dan tak sehat sebagai gantinya, seperti hantu berjalan. Bahkan orang asing dapat melihat seorang wanita dengan wajah pucat tapi dengan lengan dan tubuh berwarna gelap. Kau melihat dan berpikir mungkin tubuhnya memiliki kepala orang lain di atasnya. Sebagian besar orang Indonesia masih tak memahami ini atau terkejut. Seorang pria asing masuk ke Indonesia ingin bersama seorang wanita Asia berkulit gelap, bukan yang pucat. Jika kita ingin wanita kulit putih kita akan tetap tinggal di Amerika, Eropa, atau Australia. Cara beberapa wanita Asia mencoba untuk mengubah diri menjadi imitasi dari wanita kulit putih malah tak cantik untuk pria asing. Itu aneh, dan membingungkan. Mungkin bahkan itu tanda membenci siapa
diri mereka, berharap mereka tak terlahir sebagai orang Asia. Kurangnya riasan pada sebagian besar wanita juga membuat mereka begitu indah. Makeup membuat wanita terlihat kurang manusiawi, lebih mirip manekin. Hanya wanita yang jelek yang perlu make up. Tak ada yang lebih aneh dari menonton "penari seksi" di klub malam Indonesia, dengan riasan tebal membuat mereka tampak kalah cantik dari penonton wanitanya. Yang paling parah adalah pergi ke Jakarta dan melihat begitu banyak wanita muda kaya yang menjalani operasi untuk terlihat lebih mirip orang barat. Melakukan implan hidung agar seorang wanita punya hidung barat yang lebih besar? Ini membuatnya tampak seperti pria, dan bukan hanya pria, tetapi pria yang berpakaian seperti wanita. Wanita Barat iri pada hidung kecil orang Asia. Melakukan operasi mata agar punya mata seperti orang barat? Wanita Barat iri mata Asia. Mata orang Asia menggoda setiap orang di sekitarnya bahkan ketika mereka tak berniat melakukannya. Mata Asia mengundang seorang pria ke kamar tidurnya, tak peduli betapa pemalunya dia. Mata Asia membuat wanita terlihat mengantuk di siang bolong, seperti dia letih karena baru saja berhubungan seks dengan sangat bersemangat dan melelahkan. Cara berpakaian wanita Indonesia bisa sangat seksi, meskipun ketika mereka tak bermaksud melakukannya. Penutup kepala wanita muslim, jilbab, seharusnya sederhana, untuk melindunginya dari serangan seksual. Tapi wanita Indonesia menggunakannya untuk tampil lebih feminin, sehingga lebih mirip syal. Para wanita menggunakan jilbab dengan warna
yang elegan dan sentuhan dekoratif seperti bros dan pin. Seorang wanita dengan jilbab adalah seksi sama halnya seragam sekolah Katolik. Membuatnya lebih seksi dengan mencoba untuk menyembunyikannya di bawah penutup. Jilbab mengundang orang untuk datang lebih dekat, membuat pria ingin melihat dia tanpa mengenakan itu, menarik mata seorang pria padamata wanita itu dan lekuk pipinya, bentuk bibirnya yang seolah minta dicium, hidung yang akan bernapas dengan cepat ketika dia sangat tertarik. Dan sering pakaian itu, meskipun menutupi kulit, tak menyembunyikan bentuk dan lekuknya yang indah karena sangat sangat ketat. Para wanita Indonesia yang begitu cantik dan menakjubkan hingga kau tak heran sedikit pun mengapa negara ini masih memiliki poligami. Bagaimana mungkin ada pria yang memilih hanya satu? Bukankah orang akan mau memiliki lebih dari satu istri jika dia bisa, untuk menjadi istri-istrinya seumur hidup, untuk memberinya banyak anak dan membuat dia merasa begitu diberkati? Terutama dari negara dengan begitu banyak keindahan. aku juga tak bisa hanya memilih satu, dan aku tak keberatan sedikit pun. Yang mengagumkan bagiku adalah bahwa banyak wanita yang juga tak keberatan, atau menerimanya. Banyak dari mereka menerima seorang pria dengan beberapa wanita sekaligus. Pada satu tahun aku di sana, aku selalu berhubungan dengan lebih dari satu wanita sekaligus. Bahkan sampai sebanyak delapan wanita mencoba bersamaku sekaligus. Bahkan pernah aku menemui tiga wanita pada hari yang sama, siang, sore, dan kemudian malamnya. Melelahkan memang. Aku harus menguranginya. Sejak saat
itu aku hanya menemui seorang wanita yang berbeda setiap hari, biasanya menemui mereka seminggu sekali. Yang aku paling suka aku akan menemuinya dua kali seminggu. Dalam satu tahun di Indonesia, aku hampir tak pernah menghabiskan malam tanpa seorang wanita. Pria macam apa aku yang bisa menarik perhatian seperti itu? aku tidak mengklaim aku sangat tampan, tapi wanita Indonesia berpikir aku begitu. Di Amerika aku rata-rata, dan wanita Amerika banyak, terutama yang rasis, bahkan berpikir aku tampak berbahaya. Aku secara teknis bule, tapi aku tak terlalu mirip seorang bule. Aku tak berkulit pucat, tidak berrambut pirang atau mata biru yang tampak begitu eksotis (dan kadang-kadang aneh dan jelek) untuk orang Indonesia. Aku berkulit cukup gelap hingga banyak orang Indonesia bertanya apakah salah satu orang tuaku dari Indonesia. Hanya tinggi badan dan hidung besarku yang membedakanku dari orang Indonesia. Tinggiku 190 cm, aku sekitar 15 cm lebih tinggi bahkan dari laki-laki Indonesia yang tertinggi, dan sekitar 30 cm lebih tinggi daripada wanitanya. Aku berambut gelap dan bermata gelap, rambut panjangku diikat. Kadang-kadang aku memiliki sedikit kumis dan janggut kecil di daguku. Di Amerika itu membuatku menakutkan dan beberapa orang berpikir aku adalah seorang kriminal ketika mereka pertama kali melihatku. Di Indonesia, banyak yang berpikir jenggotku membuat aku semakin tampan. Kulitku gelap menurut standar Amerika, tetapi tidak untuk orang Indonesia. Dan aku berusia pertengahan. Aku cukup tua sehingga di Amerika wanita muda baik tak akan bicara denganku, atau menganggapku
seperti paman, bukan orang yang mereka ingin bersama. Namun di Indonesia, seorang pria dua kali usianya dari seorang wanita adalah umum dan bahkan diinginkan oleh sebagian besar wanita muda. Indonesia adalah negeri di mana bahkan orang yang sedikit tampan, orang asing yang sedikit lebih tua dapat mendapatkan wanita sebanyak yang dia mau, di mana kau menemukan dirimu dengan pertanyaan khawatir tapi indah: kapan kau akan menemukan waktu untuk banyak wanita yang mengejarmu? Sekelompok wanita ingin memberikan nomor ponsel mereka. Wanita di jalan, di bus, di mall, di pasar, di pantai, dan di sekolah semua menatap padamu dengan rasa ingin tahu, kagum, dan nafsu yang hampir tak tersembunyi atau tak terkendali. Pernah ada seorang gadis di pete-pete yang terus menatapku. Dia cantik, bibir penuh, mata lebar, kulit cantik sempurna berwarna cokelat, dan mengenakan jilbab dan sweater. Jilbab dan sweater seharusnya membuatnya tampak lebih sederhana. Tapi tak bisa menyembunyikan betapa sensualnya dia. Aku menatap langsung ke arahnya. Dia tersipu dan mukanya merah padam. Dia berteriak, "Kiri, pak" dan meninggalkan pete-pete. Jadi aku meninggalkan pete-pete juga. Aku bisa melihat dia masih memerah, bahkan dengan kulitnya sangat gelap. Aku menghampiri dia dan berkata, "Andah cintah. Anda becara Bahasa Inggris"Dia Tak bisa menjawabku dan lebih tersipu lagi. Tapi dia memberiku nomor teleponnya dan dua malam kemudian memberiku seks yang menakjubkan. Di supermarket Indonesia pertama yang aku datangi, ada empat wanita yang bekerja di lorong supermarket, membantu
pelanggan menemukan apa yang mereka inginkan. Seorang karyawan laki-laki, teman gay dari pekerja wanita, sedang ngobrol dengan salah satunya. Lalu ia berjalan ke arahku, tersenyum dan bertanya apakah aku pikir wanita Indonesia itu cantik. "Ya, sangat cantik," kataku. "Muslim bukanlah masalah?" "Tidak" "Silahkan, temui temanku." Dia menunjuk dengan tangannya. Salah satu karyawan wanita berjalan cepat kearah kita, malu dan tertawa gugup. Aku mengambil nomor teleponnya, dan dia menuliskan punyaku. Tiga temannya semua tertawa pada kegugupannya. Lalu aku berkata, "Aku bisa minta semua nomor kalian?" Ketiganya menjerit dan berlari ke arahku, setiap orang mencoba untuk menulis lebih cepat dari teman-teman mereka. Aku pergi dari sana dengan empat nomor telpon. Ini hanya membutuhkan waktu lima menit. Namun, itu tak dapat dibandingkan ketika aku pergi ke candi Borobudur. Guru Indonesia di atau dekat Jogja sering mengirim siswa mereka ke Borobudur, memberitahu mereka untuk bicara dengan setiap orang asing yang mereka temui, untuk melatih bahasa Inggris mereka dengan bertanya tentang siapa kita, di mana kita berasal, pekerjaan kita, hobi, dan sebagainya. Kau menemukan dirimu dikelilingi oleh puluhan siswi cantik, semua bersemangat untuk berbicara denganmu, foto bersama denganmu, memberikan alamat email mereka dan nomor handphone. Banyak dari mereka yang terlalu muda, tentu saja. Tapi itu sangat menyenangkan untuk
bermain-main dengan mereka semua, katakan satu dari setiap kelompok empat atau lima gadis dia adalah yang tercantik dan melihat wajahnya memerah dan menjadi malu. Dan sebagian besar gadis dari umur tujuh belas atau delapan belas tahun dengan senang hati akan bertemu denganmu. Satu hari perjalananku di Borobudur memberiku semua nomor yang aku butuhkan untuk menikmati waktu yang indah bersama para wanita Jogja. Ada saat lain, ketika aku berada di sebuah restoran dengan Grace. Ada tiga wanita di meja sebelah, berpakaian sangat seksi. Grace mengatakan mereka berunding tentang siapa yang harus bicara denganku terlebih dulu. Mereka semua ingin bersamaku. Akhirnya mereka memutuskan mereka bertiga bisa menjadi pacarku pada waktu yang sama. Mereka semua sepakat tak peduli gadis mana yang aku paling sukai, dua lainnya tak akan cemburu. Mereka mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan jika aku meminta ketiganya datang ke rumahku. Grace bercanda bahwa aku harus mencoba untuk melakukan hubungan seks dengan ketiganya sekaligus. "kau akan menjadi legenda!" Ia tertawa. "Dan apa yang akan kau lakukan jika aku memintamu untuk datang ke rumahku pada saat yang sama? Jika aku mencoba untuk bersama kalian berempat? "Tanyaku. Dia tersenyum memikirkan hal itu, tapi tak mengatakan apa-apa lagi. Aku bisa melihat dia membayangkan dalam kepalanya. Pekerjaan dan sekolah membantu untuk membuat lebih banyak wanita tersedia untukmu. Sebagian besar orang Indonesia bekerja dengan jam kerja sangat panjang, enam hari seminggu, sepuluh atau dua belas jam sehari. Dia hanya
memiliki yang satu hari libur dan ingin menghabiskannya denganmu. Dia tak akan tahu apa yang kau lakukan dengan enam hari lainnya. Kadang-kadang sepertinya mereka takut untuk bertanya. Kadang-kadang seorang wanita Indonesia akan memilih untuk tidak tahu jika kau dengan orang lain, bahkan jika dia mencurigainya. Jika kau adalah seorang dosen seperti aku, para mahasiswi akan menggoda dan mengejarmu, dan tak ada yang berpikir itu salah. Dosen lain yang belum menikah (Dan kadangkadang sudah menikah) menginginkan mahasiswi mereka. Hati nuraniku, merasa terganggu. Aku mau bersama mahasiswi, tapi bukan mahasiswiku sendiri. Seringkali aku harus mengabaikan sikap main mata mahasiswi di depan seluruh kelas. Namun, itu adalah perasaan yang indah bagi egomu tahu ada lebih dari selusin siswi Asia di kelasmu yang ingin bersama denganmu. Sekelompok siswi Muslim di universitas menjadi sangat tertarik untuk mengenalku, ingin mendengar lebih banyak tentang Amerika dan orang Amerika. Mereka mengundangku ke salah satu rumah mereka, untuk berbuka puasa selama Ramadhan. Beberapa mengundangku untuk acara pernikahan keluarga. Salah satunya tertarik untuk berasama denganku, tapi aku bilang tidak karena dia adalah anak didikku sendiri. Beberapa dari mereka terus memperkenalkanku kepada teman-teman mereka. Ibu dan nenek mereka juga ingin memperkenalkanku kepada teman-teman mereka yang belum menikah, anak gadis mereka, cucu, dan keponakan. Dan bahkan banyak wanita yang lebih tua di jalan-jalan dan mal, yang aku belum pernah bertemu sebelumnya, terus
memperkenalkanku dengan anak gadis mereka, keponakan, atau teman-teman yang lebih muda yang belum menikah. Kelompok yang sama dari siswi itu memintaku untuk datang berbicara di sebuah pertemuan. Mereka adalah bagian dari sebuah kelompok menyambut mahasiswa baru. Pertemuan itu untuk mencoba dan memperkenalkan mahasiswa baru yang jauh dari rumah untuk pertama kalinya, membuat mereka merasa tidak kesepian dan terisolasi. Semua siswa adalah jurusan bahasa Inggris, sehingga disepakati mereka akan berlatih bahasa Inggris. Para pemimpin mahasiswa menginginkan topik yang semua orang tertarik, sehingga mereka memilih cinta. Siswa-siswa ini semua sangat tertarik pada bagaimana orang Amerika berpikir secara berbeda dari orang Indonesia tentang cinta, seks, dan pernikahan. "Aku kira ada beberapa perbedaan penting," kataku. "Untuk hampir semua pria Amerika, tidaklah penting untuk menikahi perawan. Hanya orang kuno dan sangat religius perduli tentang itu, dan mereka mungkin satu dari lima orang Amerika. Untuk kebanyakan orang Indonesia, mereka pertama kali berhubungan seks pada malam pernikahan. Untuk seorang Amerika, mereka berhubungan seks untuk pertama kalinya pada usia enam belas atau lebih." "Ya Tuhan ..." kata seorang gadis muda berjilbab, terkejut. "Jauh, jauh lebih baik ..." tawa seorang pemuda di sebelahnya. Beberapa teman pria tertawa dan setuju. Beberapa gadis di samping mereka tampak kesal. "Perbedaan besar lainnya adalah ciuman," kataku. "Untuk orang Indonesia, menjadi perawan berarti tak ada ciuman di bibir sebelum menikah. Itu akan sangat, sangat tak biasa bagi
orang Amerika. Kebanyakan orang Amerika melakukan ciuman pertama mereka pada umur yang sangat muda, mungkin umur dua belas atau bahkan lebih muda. Anak kecil bahkan bermain game berciuman, dan itu adalah ketika banyak orang Amerika melakukan ciuman pertama mereka. Ada permainan di pesta anak-anak yang dinamakan Memutar Botol. Semua orang duduk dalam lingkaran, duduk berselangseling anak laki-laki kemudian perempuan dan seterusnya. Setiap orang memutar botol. Menunjuk ke arah manapun, dia harus menciumnya." Beberapa gadis sangat menyukai ini dan tersenyum saat aku menjelaskannya. Tapi gadis-gadis lain kesal. "Apa kau tak bisa mengatakan tidak?" Kata salah seorang. "Tak bisakah kau memutuskan dengan siapa kau akan berciuman?" Tanya yang lain, suaranya meninggi. "Tidak, itu melanggar aturan main. Itulah yang membuatnya menyenangkan, "kataku. Aku bisa melihat beberapa pemuda yang sudah berencana untuk mencoba dan memainkan permainan itu di pesta atau pertemuan berikutnya yang mereka miliki. "Pak, Sir, apa yang dapat seorang pria lakukan untuk menjadi dekat dengan seorang wanita?" Tanya seorang pria muda. Aku merasa dia benar-benar tak tahu dan berharap untuk belajar. Hal-hal yang aku katakan padanya sepertinya kejutan baginya. "Yang paling penting untuk seorang wanita adalah untuk mendengarkan dia, cobalah untuk memahami dan mengenal dirinya. Lebih banyak mendengar daripada bicara." Mahasiswi yang sama yang tertarik padaku tersenyum ketika
aku mengatakan hal ini. Dia memeluk tubuhnya sendiri, mendorong payudaranya bersama-sama. Sepertinya dia memiliki perasaan yang sangat hangat di dalam. Selama beberapa minggu berikutnya ia menjadi semakin tertarik padaku. Aku harus mengatakan padanya tidak beberapa kali lagi. aku memberikan siswa beberapa saran lagi, beberapa begitu jelas hingga aku bertanya-tanya bagaimana mereka tak pernah mendengar itu sebelumnya. Wanita menyukai bunga. Wanita menyukai puisi dan film romantis. Wanita menyukai cokelat dan permen dan hadiah kecil lainnya. Wanita suka tertawa, dan suka pria yang mencoba membuat mereka tertawa. Wanita suka musik romantis, dan mencoba untuk menyanyikan lagu untuk mereka akan berhasil bahkan jika suaramu jelek. Wanita bisa romantis jika kau mencoba untuk menari bersama mereka. Wanita ingin, di atas semua, untuk merasa aman dan dicintai, dan akan menyerahkan diri sepenuhnya kepada seseorang yang dapat membuat mereka merasakannya. Aku bisa melihat wajah para pemuda, masing-masing berpikir untuk diri mereka sendiri bagaimana menggunakan saran ini. Aku juga bisa lihat di wajah para wanita muda mereka membayangkan bagaimana mereka akan merespon. Beberapa gadis tersenyum hangat pada setiap nasihatku. Beberapa dari mereka mencoba berbicara denganku dalam beberapa minggu mendatang, untuk mengenalku dan bersamaku. Saran terakhir yang aku katakan, menari, membuat cowok dan cewek itu sedikit gugup. Indonesia bukanlah negara di mana kebanyakan orang menari, kecuali untuk tarian
tradisional yang lebih tua. Itu mengapa film Bollywood sangat populer di sini. India di film-film ini sepertinya menari untuk alasan apapun atau tanpa alasan sama sekali, sangat berbeda dengan Indonesia yang kebanyakan terlalu malu untuk itu. Salah satu favoritku adalah untuk mencoba dan menari dengan wanita yang datang ke rumahku. Hati mereka akan mencair dengan cepat. Kebanyakan dari mereka belum pernah mencoba untuk menari bersama pria sebelumnya. Shakira juga seorang artis yang sangat populer di sini. Orang Indonesia menyukai dia karena dia begitu bebas dan percaya diri dalam keseksiannya. Aku suka memainkan musik Latin ketika mencoba menari dengan wanita di rumahku. Ini memberiku kesempatan untuk dekat dengan mereka, untuk bersenggolan dan bergesekan, menggerakkan pinggulku terhadap mereka. Aku yakin kebanyakan pria yang mereka kenal sebelum aku pernah melakukan hal seperti itu dengan mereka. Kadang-kadang itu terlalu mudah. Wanita cantik ada di sekelilingku, dan tak satupun dari mereka telah bertemu seseorang sepertiku sebelumnya. Rumahku di Indonesia adalah rumah besar, dua lantai, dengan ruang tamu besar dan kamar tidurku tidak aku perlukan. Harganya lebih murah dari apartemenku di Amerika. Ada balkon di lantai dua dengan pemandangan kota yang indah. Sebagian besar wanita yang datang ke rumahku tidak pernah berada di rumah dengan privasi semacam itu. Semuanya terbiasa dengan rumah yang lebih kecil dengan banyak orang di dalamnya, keluarga besar dan kadang-kadang pelayan, selalu sangat sibuk.
Aku datang ke Indonesia berharap untuk seks dengan banyak wanita cantik. Sebaliknya aku menemukan cinta, menemukannya beberapa kali dan dengan setiap wanita mengalaminya lebih indah dan menakjubkan dari yang terakhir. Aku tidak mengharapkan hal itu. Aku tidak siap untuk mengalami sakit hati, perutku teraduk, dan pikiranku dibanjiri kekhawatiran atas apa yang aku lakukan. Kadangkadang rasa sakitnya begitu besar, aku bisa merasakan tulangtulangku sendiri nyeri dan menangis. wanita Indonesia datang padaku berharap untuk cinta dan perkawinan dengan orang asing yang berbadan tinggi. Banyak dari mereka tidak mengharapkan seks dan sering terkejut menemukan diri mereka kehilangan keperawanan mereka padaku. Tapi beberapa dari mereka juga mengira dan bahkan berharap untuk mendapat seks. Tapi tak satu pun dari kita mengharapkan semua rasa bersalah dan rasa sakit yang aku timbulkan. Tuhan itu kejam karena ia menggunakan kelemahanmu sendiri untuk mengajarkan pelajaran padamu. Tuhan memiliki rasa humor yang kejam dan selalu mengawasi. *****
Bab 3 Yulie Yulie adalah wanita Indonesia pertama yang mencintaiku tanpa syarat, tanpa hambatan, dan aku sepenuhnya tak paham
mengapa dia begitu mencintaiku. Aku bertemu dia lewat online, bahkan sebelum aku datang ke Indonesia. Kita menulis email bolak-balik selama satu bulan sebelum aku datang ke sana. Dia mengirimi aku foto yang menunjukkan mata indahnya, rambutnya di poni menyembunyikan sebagian wajahnya dan sifat pemalunya, kepala menunduk ke bawah, mulutnya tersenyum seperti sedang berusaha menyembunyikan giginya. Pada email ketiga dia sudah menawariku rumahnya dan mengatakan bahwa aku bisa tinggal di kamarnya. Satu-satunya orang lain di rumah adalah neneknya. Aku mengucapkan terima kasih tetapi menolaknya dengan halus. Aku tak ingin berada di rumah dengan seorang wanita yang aku masih belum kenal dengan baik. Jadi kita bertemu di hotel tempatku menginap sampai aku menemukan sebuah rumah, di lobi hotel tepatnya. Pikiran pertamaku adalah bahwa ia jauh lebih cantik dari fotonya. Sambil tersenyum menunjukkan mulut yang lebar, bibir penuh indah dan gigi cemerlang. Matanya seperti menerangi ruangan ketika dia tersenyum. Aku tak tahu mengapa dia terlalu malu untuk tersenyum sebelumnya. Melemparkan rambutnya ke belakang menunjukkan lekuk tubuh indahnya yang aku tak bisa lihat di foto. Kulitnya berwarna gelap coklat atau mahoni. Seperti kebanyakan wanita Indonesia aku temui, aku ingin menulis puisi untuk menyanjung bulat pinggulnya, bentuk indah payudaranya, dan kulitnya hangat dan mulus. kita melakukan makan malam yang tenang di sebuah restoran yang dia tahu, dengan seperti biasa bertanya tentang diri
masing-masing. Dia orang Toraja. Keluarganya berkecukupan, kelas menengah. Dia telah lulus dari universitas dan bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan pertambangan di Papua sebelum pulang ke keluarganya. Dia bertanya apakah aku ingin mengunjungi Toraja. Aku bilang ya. Lalu aku memintanya untuk datang kembali ke hotel. Dia berkata ya, dan dalam waktu kurang dari dua menit dia berada di kamarku, aku sudah melepas pakaiannya. Aku tak bermaksud untuk menyatakan bahwa ia adalah wanita yang gampangan. Dia tidak begitu. Pada umur dua puluh enam, ia hanya punya tiga pacar sebelum aku, seorang asli India dan dua orang pria Toraja. Dia tidak berpacaran dengan orang-orang ini lebih dari enam bulan. Dia telah kehilangan keperawanannya pada pria India itu di umur tujuh belas. Di Amerika, ada banyak suster dengan pengalaman seksual yang lebih banyak darinya. Tapi apa yang mengejutkanku segera adalah perubahan dalam dirinya setelah ia merasa aku dalam dirinya. Aku hanya sedikit lebih besar dari rata-rata, tapi itu sudah cukup untuk membuat perbedaan besar baginya. Sejak malam itu, dia selalu ingin tahu di mana aku akan pergi. Dia ingin kita untuk menghabiskan setiap menit yang aku punya bersama dengannya. Dan aku tidak bisa melakukannya. Satu pernikahan yang buruk sudahlah cukup. Aku sudah bisa melihat bahwa dia kecanduan akan diriku. Sudah ada wanita Indonesia lain mendekatiku. Bagaimana aku bisa memilih seorang wanita begitu cepat? Terutama orang yang baru aku kenal. Aku
hanya dengannya selama dua minggu pertamaku di Indonesia. Tapi kita membuat rencana untuk pergi ke Toraja. Aku mengira dia ingin aku bertemu keluarganya tapi juga aku masih ingin melihat pemandangan, kuburan, rumah tradisional, pasar, dan upacara penguburan, semua yang aku pernah mendengar. Beberapa malam aku membuat alasan untuk tidak bersamanya ketika aku bertemu wanita lain seperti Tini. Tapi dalam dua minggu kita bersama-sama mungkin dalam sepuluh malam. Dan setiap malam kita berada di tempat tidur, kadang-kadang dua kali. Dia bilang padaku bahwa dia selalu lelah, terlalu lelah untuk bergerak setelah berada di tempat tidur denganku, bahwa aku terlalu besar untuknya. Aku bertanya berulang kali jika dia kesakitan, apakah aku merobek sesuatu darinya. Dia bilang tidak, tapi merasakan diriku jauh dalam dirinya melelahkannya. Dia merasa aku dalam-dalam, masuk seluruhnya ke dalam perutnya, sesuatu yang baru baginya. Dia berkata, yang membuatku terkejut, bahwa untuk memberi cukup waktu istirahat buatnya, aku bisa bertemu wanita lain. Tentu saja aku langsung setuju, seperti pria yang mengejar wanita sebanyak yang dia bisa. Aku pikir aku punya kesempatan pertamaku di akhir dua minggu kita bersama. kita bertemu temannya, Kiki di bioskop. Dia juga Toraja, tetapi cukup putih untuk disangka Cina, atau bahkan orang kulit putih. Rambut coklat dan kulit pucat seperti orang barat. Pacarnya adalah Cina, tapi tak berama dengannya malam itu. Aku mendengar mereka berdua bicara dengan bahasa Toraja.
Mereka mulai tertawa. aku bertanya mengapa. "Oh sayang, aku bilang pada Kiki kamu menginginkan seks setiap kali kita bertemu. Dia bilang dia berharap pacarnya seperti itu." "Aku benar-benar berharap begitu!" Kata Kiki, tertawa dengan senyum lebar di wajahnya. Aku meraih pantat indah Yulie. Dia menjerit dan bilang bahwa kita di depan umum, orang lain bisa melihat. Kiki menatap kita dengan senyum lebar sebelum berpaling. Yulie kemudian memberitahuku, "Kiki malam ini sangat horny. Dia belum bertemu pacarnya seminggu penuh." "Mungkin kita bisa membiarkan dia menonton kita." "Oh ..." Wajahnya tampak seperti sedang memikirkan itu. "Oke," katanya. Setidaknya aku ingin mencoba. Kita bertiga kembali ke hotelku. Di kamarku, Kiki memintaku untuk memesan minuman. Yang paling keras di hotel ini adalah martini. Setelah aku menaruh telepon, aku merangkul Yulie dan mulai menciumnya. Aku mendorongnya ke tempat tidur. Kiki menonton kita sangat dekat dari tempat tidur lain dan aku bisa melihat senyum lebar di wajahnya. Aku membuka bra Yulie dan menaruh tanganku ke atas bajunya, mencium lehernya. Yulie terengah-engah, tapi mencoba untuk menjauh dariku. Hal ini berlangsung selama beberapa menit. Akhirnya, Yulie mengatakan kepadaku dia ingin seks. Dia bahkan menyukai temannya menonton. Tapi dia takut temannya akan bicara dan memberitahu orang lain dan
akhirnya keluarganya akan tahu. "Biarkan dia menonton. Biarkan dia bergabung dengan kita. Jadi dia tak bisa memberi tahu keluargamu, "kataku padanya. Dia tak mengatakan apa pun. Aku merasa tersinggung. Aku hampir berhubungan seks dengan dua wanita cantik, dan kemudian dia bilang tidak. Aku meminta Yulie meninggalkan hotel. "Kenapa?" Tanyanya. "Aku hanya ingin pergi tidur, sendirian." Dia terus bertanya mengapa. Aku tak ingin mengatakan sesuatu yang mengerikan dan tak berperasaan seperti, "Karena kamu tak akan memberiku kesempatan untuk berhubungan seks dengan temanmu." Aku terus bilang bahwa aku ingin istirahat. "Apakah kau marah?" Terus dia bertanya. Sekarang aku mulai marah, ditanya hal yang sama berkalikali. "Pergilah," kataku. "Pergilah sekarang." Kemudian dia mulai menangis. "Tidakkah kau mencintaiku?" "Kita hanya bertemu dua minggu lalu." "Tapi aku mencintaimu!" "Kenapa? Bagaimana? kita kenal belum lama." Dia menangis, menangis begitu keras tubuhnya gemetar. aku tak tahu apa yang harus dilakukan. Lalu terdengar ketukan di pintu. Pelayan datang dengan martini. Aku mengambilnya, membayar cepat sambil mencoba untuk bicara dengan seorang wanita yang menangis dan temannya, yang juga marah melihat tangisan Yulie. "Lebih baik jika kau pergi sekarang, Yulie. kita tak mengenal satu sama lain belum lama. Tak mungkin kau bisa
mencintaiku begitu cepat, hanya dalam waktu sesingkat itu." "Tapi aku mencintaimu! Apa kau mencintaiku?" "Tidak. aku tidak mencintaimu" tak pernah dalam hidupku mengalami situasi yang aneh dan gila seperti ini. Dia pergi, masih menangis, Kiki memeluknya saat mereka berjalan pergi. Aku mulai minum martini. Beberapa menit kemudian handphoneku berdering. "Tidakkah kau mencintaiku?" Tanya Yulie lagi. "Tidak. kau juga tak mencintaiku. Ini terlalu cepat untukmu jatuh cinta denganku. kau tak mengenalku." "Tapi kenapa?" Jeritnya keras. Aku tak punya jawaban untuknya. Aku tak bilang apapun saat dia menangis, terisak keras di telepon selama beberapa menit berikutnya. Akhirnya sambungan terputus. Aku tak tahu apa yang aku lakukan hingga layak mendapat cintanya. Aku masih tak tahu kenapa. Terlalu sederhana untuk mengatakan, "Karena aku seorang asing. Karena aku besar dan rasanya enak dalam dirinya." Setiap minggu selama satu bulan berikutnya dia mengirimku sms menanyakan apakah aku mencintainya, mengapa aku tak mencintainya, bisakah dia menemuiku. Aku selalu memberi jawaban yang sama. "Lebih baik jika kita tak saling ketemu satu sama lain." Satu bulan kemudian adalah waktu bagi kita untuk pergi ke Toraja karena dia sudah memesan sebelumnya. Dia bertanya apa aku masih ingin pergi dan meyakinkanku bahwa kita hanya akan pergi sebagai teman. Aku setuju, tapi takut hal yang buruk akan terjadi. Bagaimana kalau ia menangis di depan umum lagi? Apakah aku akan bertemu orang tuanya?
Apakah ia akan mencoba memaksaku untuk menikahinya? Di perjalanan ke Toraja dia berperilaku sangat baik. kita tersenyum, ngobrol, menceritakan lelucon dan pengalaman. Dia membawaku ke kuburan pohon anak-anak, tau taus, tumpukan tulang nenek moyang di gua-gua, pasar tradisional di mana kita melihat babi dan kerbau dikorbankan. Bahkan ada kerbau albino dituntun, bule sepertiku membiarkan seorang Indonesia menuntunnya. Malam itu kita pergi ke rumah orangtuanya. Ketika aku bertemu orang tuanya, aku mencoba untuk menunjukkan bahwa Yulie tak lebih dari seorang teman. Yulie memasak untukku, coto Makassar yang sangat enak, sup hati kerbau, sangat pedas dengan nasi dan mie dan beberapa sayuran yang aku tak tahu. Ibunya berkomentar bahwa belum pernah melihat putrinya memasak untuk seseorang. Aku tahu mereka mengerti betapa Yulie menyayangiku. Aku curiga sekali ketika aku tak ada orang tuanya akan ngobrol sangat lama dengan putrinya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan dengan orang Amerika ini?" Setelah perjalanan itu aku kembali ke rumahku, dia ke rumah neneknya. Sekitar seminggu sekali dia akan sms-ku atau meneleponku. Beberapa minggu kemudian dia datang ke rumahku, sebagai teman. kita duduk di tempat tidur menonton film. Aku menatapnya. Itu terlalu mudah untuk melakukan apa yang aku inginkan. Aku bergerak ke atas tubuhnya, meraih payudaranya. Dia menatap sebentar dengan terkejut, tapi tidak mencoba untuk menghentikanku. Aku menurunkan celanaku dan menaruh penisku di mulutnya yang terbuka lebar.
Setelah lama bersama, dia pindah posisi di atasku. Aku masih di dalam dirinya, dan dia sangat menyukainya. "Tidak, tunggu," katanya. "Hentikan, aku tak bisa. Sangat penuh. Terlalu besar. Ini terlalu besar buatku. "Jadi aku menggerakkan dia ke atas dan ke bawah di atas tubuhku, dengan hati-hati. Setelah berhubungan seks, kita berdua sepakat kita hanya berteman. Tapi teman yang bisa memberi kenikmatan satu sama lain. Terkadang dia akan pergi dengan keluarganya, atau mencari pekerjaan, atau bekerja jangka pendek hanya beberapa minggu lamanya. Tapi setiap minggu kita berada di kota yang sama, kita akan bertemu sekitar seminggu sekali. Tak sekali pun dia bicara lagi bahwa dia jatuh cinta denganku. Sekitar enam bulan kemudian dia pergi ke Amsterdam. Dia punya keluarga yang tinggal dan bekerja di sana, seorang bibi dan paman dan sepupu. Dia bilang itu kesempatan baginya untuk melihat seluruh Eropa. Dan akhirnya dia mengakui alasan sebenarnya mengapa dia pergi. "Aku perlu sesuatu untuk melupakanmu. Untuk tidak lagi jatuh cinta padamu." "Itu bagus." aku berhenti untuk waktu yang lama, lebih dari satu menit. "Itulah yang aku inginkan. Aku ingin kau melupakanku" aku berpaling. Aku tak bisa menatapnya saat aku katakan, "Kau harus menemukan pria lain, seseorang yang mencintaimu sama seperti kau mencintainya. Aku sangat jahat untukmu, sangat jahat padamu. Aku berusaha untuk tidak menyakitimu, tapi aku tetap melakukannya. Dan aku sangat menyesal." Dia bilang dia memaafkanku. Aku mencoba untuk
menceritakan berapa banyak pria Eropa akan berpikir bahwa dia sangat cantik dan seksi. Dia tak percaya dan berkata dia tak ingin kenal siapa pun, tak ingin lagi. Aku mencoba meyakinkannya, dan bahkan untuk memperingatkannya, cinta bisa mengejutkanmu. Waktuku bersama dengan dia adalah buktinya. Dia mengirimiku email dari Amsterdam setiap beberapa minggu. Dia melihat Belanda, Jerman, Perancis, Swedia, Inggris, pergi ski di Swiss, makan pizza di Italia. Dia menulis rasanya sangat berbeda dari Pizza Hut di Indonesia. Tidak ada nasi di samping, tak ada sampal pedas, dan dagingnya adalah daging babi yang tidak halal. Satu hal yang menggangguku. Dia menulis bahwa dia menolak kesempatan untuk melihat Spanyol. Dia takut pria di sana akan mengingatkannya pada diriku. Setelah dia kembali dari Amsterdam, kita tak pernah bertemu lagi. Aku kadang berpikir, aku sangat berharap, bahwa dia sudah melupakanku sepenuhnya, tak lagi jatuh cinta bahkan sedikit pun. Minggu sebelum aku pulang kembali ke Amerika aku menelponnya. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal. Dia bilang dia tidak bisa datang menemuiku. Itu jelas bagiku, dia takut untuk datang menemuiku. Dia takut kita akan berakhir di ranjang lagi, kemudian dia akan tahu bahwa dia belum melupakanku, bahwa sebagian dari dirinya masih menginginkan aku untuk mencintainya. Aku masih berpikir bahwa aku tak mencintainya hanya membuatnya mencintaiku lebih dalam lagi. Sesampainya Amerika, aku memikirkan daftar wanita-wanita
yang aku kenal dalam jangka waktu setahun di Indonesia. Beberapa yang aku temui secara online. Jadi aku pergi ke situs web di mana aku pernah menemui mereka. Profilnya masih ada disana. Fotonya juga baru, diambil di Amsterdam. Dia tampak jauh lebih bahagia di foto, tersenyum lebar. Dia makan lebih banyak, sedikit lebih berisi, tapi masih cukup ramping dan indah. Tak ada wanita Eropa yang bisa dibandingkan dengan kecantikannya. Lalu aku melihat sesuatu di profil yang tak ada di sana ketika kita bertemu. Di bawah kolom "Anak" dia menandai bahwa dia memiliki satu anak. Aku panik sesaat. Apakah dia pergi ke Amsterdam untuk menyembunyikan kehamilannya? Apakah ia menyembunyikan keadaannya, bahwa dia hamil oleh orang Amerika? Apakah orang-orang telah memperlakukannya dengan buruk, berpikir dia mengalami perlakuan yang terburuk di Indonesia? Jadi sebagai ibu tunggal ia harus pergi, seperti wanita Amerika lakukan lima puluh tahun lalu, untuk menyembunyikan aibnya. Aku menghabiskan waktu berjam-jam berpikir tentang hal ini. Aku pergi ke lemari es dan mulai minum, menjadi sangat mabuk. Aku mendapatkan seorang anak oleh seorang wanita yang sangat menakjubkan yang aku telah menolaknya. Aku menolak kehidupan yang indah yang mungkin kuperoleh dari seorang wanita yang mencintaiku, yang dengan senang hati melahirkan anakku. Aku tak tahu apakah harus memukulkan tinjuku ke dinding, atau malah kepalaku. Sebagai gantinya aku membiarkan alkohol memberiku sakit kepala padaku.
Keesokan paginya aku bangun, rasa nyeri masih di kepalaku, perut juga mual. Setidaknya itu menjauhkan pikiranku dari rasa sakitku yang lain, rasa sakit yang lebih buruk. Pada tengah hari aku merasa lebih baik, mabukku berkurang. Aku kembali ke situs web itu, untuk menatap profilnya lagi, mencoba memikirkan apa yang harus aku katakan saat menghubunginya. "Bagaimana kabar anak kita? Mengapa kau tak cerita padaku? "Mungkin aku bahkan akan berkata padanya," Menikahlah denganku." Profilnya sepertinya masih menatapku, menuduhanku. Dan di sana aku melihat apa yang tak aku perhatikan sebelumnya. Di samping "Anak" itu juga mengatakan "Umur." Disana dia menandai "Tiga." Jadi anak itu bukan anakku. Anak itu Sudah berumur dua tahun ketika aku bertemu dengannya, namun dia tak pernah menyebutkannya. Tuhan punya rasa humor yang kejam dan selalu melihat. Dia lebih waspada daripada siapapun juga. Tapi begitu banyak pertanyaan tetap menggangguku. Mengapa ia menyembunyikan anaknya dariku? Apakah dia takut aku tak akan mau dengan ibu tunggal? Bahwa aku akan berpikir jelek tentangnya? Bahwa aku akan berpikir dia hanya ingin seorang ayah bagi putranya, seseorang yang menafkahi mereka berdua? Dan bagaimana dengan pacar lamanya, terutama ayah dari anaknya, yang dia telah lakukan padanya hingga membuat dia begitu rapuh, begitu putus asa untuk dicintai hingga ia jatuh cinta padaku dalam waktu kurang dari dua minggu? Itulah hal yang aku benar-benar ingin tahu. Jadi aku menulis email padanya, menanyakan semua
pertanyaan ini. Aku tak pernah mendapatkan jawaban ... ... Dan aku masih merasa tak enak mengingat bagaimana aku memperlakukan dia, bahkan bertahun-tahun kemudian. *****
Bab 4 Tini Kedengarannya seperti lelucon. Gadis terkecil yang aku kenal di Indonesia bernama Tini (bahasa inggris tiny = kecil mungil). Dia sangat sangat kecil, mungkin empat kaki tingginya. Bagian atas kepalanya hanya setinggi tengah dadaku. Memelukku berdiri, ia bisa mendengar detak jantungku dan juga suara perutku jika aku lapar. Satu kali dia mengenakan salah satu kemejaku, sebagai gaun. Sangat panjang pada dirinya sehingga menggantung sampai ke lututnya. Aku bertemu dengannya selama dua minggu pertama di Indonesia, di malam saat aku katakan pada Yulie bahwa aku tak akan menemuinya. Dia setuju untuk bertemu denganku di rumahku. Sepanjang waktuku di Indonesia aku kagum dan geli bahwa banyak wanita setuju untuk bertemu denganku sendirian di rumahku saat pertama kalinya kami bertemu. Dia sangat cantik, seorang wanita kecil dengan dada yang indah dan besar dan pantat yang melengkung indah. Wajahnya babyface, dengan pipi yang agak montok. Ketika ia tersenyum, kawat giginya keihatan. Dia berumur dua puluh
dua, tetapi di Amerika semua orang pasti akan berpikir ia berusia lima belas atau enam belas tahun paling banyak. Dan dia sedikit menjengkelkan. Bahasa Inggris-nya tidak bagus. Sulit bagi kita untuk berkomunikasi. Dia hampir selalu lupa untuk menggunakan kata kerja. Jadi untuk menyembunyikan rasa malunya pada bahasa Inggrisnya yang buruk, dia akan tersenyum dan tidak banyak bicara. Karena ia juga tak mengerti hampir semua kata-kataku, dia segera berhenti mendengarkanku dan akan menatap dinding atau langit-langit, tampak bosan. Ini berarti bahwa sebagian besar waktu kami ngobrol, aku orang yang bicara dan ia mengabaikanku. Setelah setengah jam ini membuatku sangat terganggu. Akhirnya satu-satunya pilihanku yang tersisa adalah untuk melihat apakah ada kemungkinan untuk seks. Jadi aku duduk di sebelahnya dan mulai menciumnya. Dia menyukai itu. Dia tersenyum, kawat giginya berkilau terkena cahaya lampu. Tapi dia tak ingin aku menyentuh payudaranya. Tidak pada awalnya. Aku terus meraih payudaranya dan ia tak menghentikanku, tapi wajahnya menunjukkan bahwa dia memprotes. Sekarang kekurangan bahasa Inggris-nya membantuku. Dia berusaha sangat keras untuk mengingat bagaimana mengatakan kata stop, tapi tak bisa berkonsentrasi dengan tanganku di payudaranya. Jadi aku membuka kancing bra bawah bajunya. Lalu tanganku masuk ke bawah bajunya. Aku mendorongnya ke bawah di sofa. Dia menggeliat, mencoba melepaskan diri. Jadi aku membawanya ke tempat tidur. Ingat kan, dia adalah
seorang wanita bertubuh kecil. aku menjatuhkan da di tempat tidur. Lalu aku membuka kancing celananya dan mengangkat kakinya. Aku menarik celana ke bawah kakinya dan melepaskannya, melemparkan celana itu di lantai. Dia masih tak mengatakan apa-apa. Aku yakin dia berharap pada saat itu bahasa Inggris-nya lebih baik. Aku membungkuk di antara kedua kakinya dan mulai menciumnya disana. Aku mendongak dan bisa melihat sikap protes di wajahnya sudah menghilang. Sebagai gantinya adalah kenikmatan. Ini adalah pertama kalinya seseorang melakukan ini padanya, dan dia senang menerima itu, dan sangat lantang dalam menunjukkan kebahagiaannya. Aku lepas celana dalamnya. Kemudian aku ada dalam dirinya. Sikap protes yang sama muncul kembali, tapi hanya sebentar. Segera berganti dengan ekspresi kenikmatan. Setelah dia orgasme beberapa kali dia memohon untuk berhenti, itu menyakitkan. Aku menarik keluar, dan menempatkan penisku pada mulutnya. Aku mencapai klimaks dengan cepat, di seluruh wajahnya. Senyum lebar di wajahnya bukanlah sesuatu yang akan aku lupakan. Menggunakan mulutnya padaku menjadi salah satu hal favoritnya. Dia tak berbohong atau melebih-lebihkan tentang rasa sakit yang ia rasakan diantara kakinya. Dia memang tidak perawan. Dia bilang dia punya pacar sebelumnya. Tapi di antara kakinya aku bisa melihat robekan yang cukup panjang. Aku terlalu besar untuknya. Mungkin kedengaran
berlebihan, seorang wanita muda yang cantik dan sangat ketat. Tapi sebenarnya, aku harus sangat hati-hati. Dia bisa robek dengan sangat mudah, dari hubungan seks yang normal sekalipun dan sama sekali bukan hubungan seks yang kasar. Dan kami tak punya kesamaan selain seks. Setiap malam ketika bersamanya dia selalu mengabaikanku karena dia tak paham bahasa Inggris, menjadikanku frustrasi dan akhirnya mulai seks, dan kita berhenti berhubungan seks karena terlalu menyakitkan baginya, akan mulai robek lagi. Dia memilih lebih banyak seks oral sebagai gantinya. Tapi aku tak bisa menikmatinya. Dia memiliki kawat gigi, dan dia tak bisa memahamiku ketika aku memberitahunya saat aku katakan padanya untuk berhenti atau berhati-hati. Keyakinannya yang sangat religius menambah kondisi aneh ini. Seringkali ia harus berhenti untuk berdoa sebelum kami melakukan hal lain. Dia akan mengenakan gaun panjang dan jilbab putih untuk berdoa, berdiri di tempat tidur. Aku menunggu di luar kamar tidurku, keras dan tak sabar. Saat kita pergi ke mal, dia memakai jilbab, banyak orang menatap orang asing sangat tinggi dengan celana pendek dan t-shirt dengan wanita Muslim yang sangat kecil dengan rambut tertutup. Dia tersenyum padaku, senang memiliki semua orang menatap kami. Dia suka jadi pusat perhatian. Dia juga menginginkanku untuk pindah keyakinan, menjadi seorang Muslim. Dengan bahasa Inggris yang buruk, dia menjelaskan bahwa karena sudah pernah berhubungan seks dengan pacar pertamanya, dia tahu itu akan sulit untuk menikah. Kebanyakan pria Indonesia tak menginginkan dia. "Mengapa kau tak jadi Muslim?" Dia terus bertanya. Setiap
kali aku mencoba menjelaskan dia tak pernah paham. Aku bisa melihat bahwa dia menekanku untuk menikahinya hanya akan jadi bertambah buruk. Setelah dua minggu dengan dia, aku mengirim sms pesan. "Aku tak ingin bertemu lagi. Selamat tinggal" Bagaimana aku bisa menjelaskannya.? Dia tak akan mengerti. Lebih baik baginya untuk melihat tulisan daripada terjebak di dalam kamar, dengan pertanyaan, "Mengapa kau tak jadi Muslim?" Lagi dan lagi. Dia tak membalas sms, atau menelponku lagi. Empat bulan kemudian, aku melihatnya lagi. Saat itu aku berada di air terjun dengan Grace. Kami berjalan menyusuri sungai menuju ke air terjun, berdekatan. aku melihat Tini mungkin dua puluh meter dari kami. Dia melihat aku juga. Dia berbalik, dan tak mau melihat kami berdua saat kami berjalan melintas. Kadang-kadang aku bertanya-tanya, apakah dia hanya menginginkan aku karena aku adalah harapan terbaiknya untuk menikah? Karena, sebagai orang asing, aku tak akan peduli apakah dia perawan atau tidak? Namun pernikahan adalah sesuatu yang tak mungkin. Aku tak cocok baginya dalam segala hal, terlalu besar, bahasa yang tak nyambung, agama yang berbeda, dan tak satupun dari kita ingin berubah. Aku tak mencintainya, dan aku juga tak melihat tanda bahwa dia mencintaiku. Dia hanya berharap bahwa aku adalah kesempatan baginya untuk menikah. Bagaimana mungkin pernikahan bisa bertahan lama? Tidak seperti kebanyakan wanita Indonesia lain, aku tidak merasa tak enak bagaimana kita berakhir dan bagaimana aku memperlakukan dia. Aku pikir aku bahkan bisa jadi sedikit
marah tentang bagaimana dia mendorongku untuk menikahinya segera. *****
Bab 5 Setiap orang harus membenciku untuk hal ini. Aku juga benci diriku sendiri. Bagaimana aku bisa tetap memperlakukan wanita dengan buruk, termasuk satu yang bisa saja meninggal karena kanker? Aku kenal Tina lewat online. Dia terus mengirimkan aku foto dirinya mengenakan celana pendek, dengan kaos ketat. Dia memiliki tubuh atletis yang indah. Dia tampak lebih mirip orang Korea dari pada Indonesia, dengan wajah bulat dan tidak terlalu gelap. Kami bertemu di sebuah restoran kecil. Setelah makan, aku memintanya untuk mampir ke rumahku. Kami pergi dengan sepeda motornya, melalui lalu lintas berbahaya yang membuatku sangat gugup. Tapi itu memberiku kesempatan untuk meraih pinggangnya dan membuatnya membiasakan diri dengan tanganku menyentuh tubuhnya. Di rumahku, aku memutar musik Latin dan mengajaknya berdansa. Dia malu untuk berdansa, seperti banyak orang Indonesia lainnya. Tapi pelukanku yang ketat, menggerakkan pinggulnya kepinggulku sementara musik Latin dimainkan, membawa keluar hasrat kita berdua. Aku mencium lehernya, lalu pipinya, lalu bibirnya. Setelah beberapa menit berciuman, aku mencium di antara
payudaranya. Aku kemudian memeluk pantatnya dan mengangkatnya. Aku membawanya ke tempat tidur. Kami melakukan hubungan seks yang menakjubkan dan sangat antusias. Berbaring di tempat tidurku, dia meminta maaf atas payudaranya. Melihat lebih dekat dalam cahaya yang lebih terang, aku bisa melihat bekas luka kecil, dua garis tipis sekitar 15 cm membuat garis lurus ke atas dan ke bawah bagian atas setiap payudara. Dia percaya bekas luka membuatnya sangat jelek. Aku meyakinkan dia itu tidak buatku, itu hampir tidak terlihat. Dia benar-benar indah dan cukup seksi, tapi tak ada kata yang aku ucapkan bisa membuat dia memandangnya berbeda. Para dokter mengatakan bahwa ia menderita kanker payudara. Dia telah melalui operasi dan kemoterapi dan dia telah sakit untuk waktu yang lama. Tapi sekarang dia lebih baik, sekarang dia sudah sembuh dan tidak menderita kanker lagi, dia meyakinkanku. Kedua kali kami bertemu, kami makan malam lagi. Berjalan untuk mencari taksi, dia bertanya apakah aku ingin menikah. Itu saat dini karena aku baru pertama kali bertemu dengannya, jadi tentu saja aku bilang tidak. Aku pikir dia salah paham pada ucapanku, bahwa dia pikir aku tak pernah ingin menikah. Dia ingin pulang saat itu juga. Terlambat, aku mencoba untuk menjelaskan kebenaran. Aku mencoba menelepon atau mengirim pesan sms padanya beberapa kali, tapi dia tak mau menjawab panggilan dan dalam smsnya dia bilang tak ingin melihatku lagi. Ketiga kalinya aku mengirim sms padanya, balasan yang dia
dikirim kembali cukup mengejutkan. Dia dirawat lagi untuk kanker yang dideritanya. Aku mengirim kembali pesan yang mengatakan aku berharap dia akan menjadi lebih baik. Sebagian diriku juga bertanya-tanya apakah dia berbohong hanya karena dia tak mau bicara padaku. Apakah aku melukai peluangnya untuk hidup? Apakah wanita yang melawan kanker ini percaya bahwa aku hanya memanfaatkan dia hanya untuk seks? Apakah dia berpikir seperti itu padaku? Dia pasti membenciku. Apakah itu cara dia akan mengingatku? "Orang yang begitu rendah hingga ia akan berbohong pada seorang gadis pengidap kanker hanya untuk mendapatkan seks." Jika itu yang aku lakukan, bahkan tak sengaja, aku membuat hidup lebih sulit bagi korban kanker. Aku merasa sangat bersalah, bahwa Akulah orang yang paling buruk yang dia kenal. Mungkin aku pantas menerima kemarahan atau kebencian dia padaku. Bulan kemudian, lama setelah aku berada di Amerika, aku mendapat permintaan teman di Facebook. Aku bahkan tak ingat nama itu pada awalnya. Ia ada dalam halaman Facebook-nya, terlihat cukup cantik. "Gadis kanker!" Aku meneriakkan kata itu dengan keras. Lalu aku merasa lebih malu karena memberikan sebutan itu pada dirinya. Tak sampai Beberapa menit kemudian aku baru ingat namanya. Dia bagiku sekarang adalah memori tentang hari dengan seks yang indah dan berminggu-minggu perasaan bersalah, bertanya-tanya apakah aku menyakiti Tina dalam perjuangannya melawan kanker. Dan Tuhan memiliki rasa humor yang kejam dan selalu
mengawasi. Dia sekarang tinggal di Amerika! Dia mendapat beasiswa dari universitas di New York. Aku bertanya-tanya apakah aku harus menulis sesuatu padanya. Mengirimiku permintaan teman bisa berarti dia tak membenciku untuk apa yang telah aku lakukan, aku harap begitu. Aku mengirimnya pesan singkat, ucapan selamat padanya karena menerima beasiswa di Amerika dan pada perjuangannya mengalahkan kanker payudara. Tapi dia tak pernah membalas. Mungkin dia membenciku lagi. Mungkin permintaan pertemanan darinya adalah sebuah kesalahan. Mungkin, yang terbaik, ia melupakan tentang diriku. Itulah harapanku yang terdalam. Tapi tak ada yang bisa aku lakukan padanya, atau tentang Tuhan dan leluconnya. *****
Bab 6 Ana yang Gila Kurang dari dua puluh menit setelah bertemu dengan Ana, kami berhubungan seks. Ana yang gila adalah wanita Indonesia satu-satunya yang aku temui yang tak peduli sama sekali tentang cinta dan tak pernah bertanya tentang pernikahan. Yang diinginkannya dariku adalah seks, seperti dari semua pacar-pacarnya sebelum aku. Ana sebenarnya bukan wanita paling gila yang pernah aku temui, tapi dia adalah wanita paling haus seks dari semua wanita yang aku tahu, yang mana itu cukup banyak. Dia mengambil semua
kesempatan untuk cintanya pada seks. Aku menyebutnya gila karena ia tampak benar-benar sembrono terhadap semua konsekuensi dari apa yang dilakukannya. Ketika aku pertama kali menghubunginya, dia mengatakan padaku sebenarnya dia malu untuk bertemu denganku karena aku adalah seorang pengajar, jauh lebih penting dan dihormati daripada dirinya. Tapi dia sama sekali tak malu setelah kita bertemu secara pribadi. Kami bertemu di sebuah restoran. Dia memakai lensa kontak hijau dan kemeja berpotongan rendah. Dia membungkuk ke depan, menunjukkan padaku sebagian besar payudaranya, tersenyum dan tertawa. Itu sangat jelas apa yang diinginkannya. Bahkan pelayan bisa tahu maksud dia kemari untuk apa. Jadi kami tak memesan apapun. Aku meraih tangannya dan berkata, "Mari kita pulang ke rumahku." Taksi membawa kami ke rumahku dengan cepat. Begitu masuk pintu, aku menciumnya. Dia mengulurkan tangan dan meraihku. Itu adalah pertama kali kami bercinta. Kami berhubungan seks di pantai. Kami berhubungan seks di setiap ruangan di rumahku. Kami berhubungan seks di bioskop, dengan aku menarik roknya dan memasukkan kemaluanku ke dalam dirinya. Aku mencoba untuk memikirkan setiap cara yang berbeda untuk berhubungan seks sehingga aku bisa mencobanya dengan dia. Tapi aku menemukan dia sudah sangat berpengalaman dan telah melakukan sebagian besar hal yang kita coba. Bahwa bioskop bukanlah pertama kalinya seorang pria telah memasukkan kemaluannya ke dalam dirinya. Dia telah bersama dengan banyak orang sebelum aku, dan ia baru
berusia sembilan belas tahun. Dia adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas Islam. Universitasnya mewajibkan semua wanita untuk memakai jilbab dan menutupi dari kepala hingga ujung kaki. Di tempat kerjannya ia juga harus memakai jilbab, dan tak hanya akan berpakaian lengkap, tapi juga memakai jas. Dia tak menyukai hal itu. Dia benci kulitnya tertutup dalam cuaca panas. Jadi, ia selalu berpakaian sangat seksi jika ia tak di tempat kerja atau kuliah dan suka mengejar banyak pria. Dia menyukai seks oral, anal seks, diikat, dan mengambil foto dan video selama berhubungan seks. Dia bilang dia selalu basah, dan jadi basah hanya karena melihatku atau pria lain yang ia berpikir tampan. Namun kecemburuan dan kebutuhan dirinya yang kuat untuk banyak berhubungan seks yang menyebabkan kita putus. Dia mengirimi aku pesan mengatakan dia perlu bertemu denganku. Hanya mengatakan, "Aku horny. Mari kita bertemu sekarang." Tapi aku tak bisa menemuinya. Dia menduga bahwa aku bersama wanita lain dan mengirim pesan marah bahwa dia tak pernah ingin bertemu denganku lagi. Untuk seorang wanita yang cantik dan bersedia melakukan banyak hubungan seks, ku pikir pasti mudah baginya untuk menemukan pria yang dia inginkan. Aku mengirim sms balasan tentang foto dan video kita dan apa yang dia ingin aku lakukan dengan rekaman itu. Tapi dia tak malu begitu banyak berhubungan seks. Dia tak peduli jika orang melihat foto bugilnya, atau bahkan jika dia ada di video seks online. Tentu saja aku tak akan pernah menempatkan foto dan video dirinya di internet. Aku tahu dia bisa terjerat hukum, bahkan bisa dimasukkan ke penjara jika pihak berwenang
menemukan siapa dia. Aku menyimpan foto dan videonya untuk koleksi sendiri, untuk menjadi memori tentang keindahan dan kenikmatan. Seseorang tak dapat mempermalukan seorang wanita yang tak punya malu. Aku ingin tahu berapa banyak wanita Indonesia lainnya seperti dia, gila akan seks tapi berpura-pura alim dan religius. Tuhan memiliki rasa humor yang lebih besar dari segala hal. *****
Bab 7 Grace Grace wanita paling menakjubkan yang pernah aku kenal dalam hidupku, sama cantik antara hati dan jiwanya juga tubuhnya. Itu adalah kehormatan besar untuk menjadi yang pertama baginya, untuk menjadi orang yang mengambil keperawanannya. Ketika aku bertemu dengannya aku benar-benar kagum pada kecantikannya, dan masih sampai hari ini. Aku juga tak bisa percaya bagaimana dia berpikir bahwa dia kelihatan jelek. Grace hanya sedikit lebih gelap dari aku, tapi dia yakin dia terlalu gelap. Matanya tampak selalu tersenyum, tapi masih menunjukkan sifat pemalunya. Dia biasanya tampak berusaha menggigit bibirnya sendiri. Tapi ketika dia tersenyum, seluruh wajahnya menyala. Itu adalah senyum dari wajah secara keseluruhan, dari matanya ke mulutnya kemudian ke pipinya sampai ke sudut-sudut wajahnya. Jadi aku mencoba untuk
membuat dia tersenyum setiap saat ia bersama denganku. Tubuhnya mungil, mungkin 160 cm, dan beratnya kurang dari 45 kilo, tapi percaya bahwa ia gemuk. Aku mencintai kecantikannya sehingga aku ingin menulis puisi tentang semuanya, dari matanya tersenyum, untuk pipinya yang kau ingin mencubit, saat memiringkan kepalanya, ke lehernya yang elegan, pada lekukan punggungnya, untuk perut lembut yang mengundang, untuk kaki kecil dan pantat yang manis, dan terutama ke payudara yang luar biasa. Kadang-kadang aku berharap jadi pelukis terhebat di dunia, untuk membuat kenangan terhadap payudaranya yang menakjubkan menjadi lukisan abadi agar semua dunia dapat melihat. Atau bahwa aku adalah seorang pematung besar, merasakan bentuk dari tanah liat di tanganku saat meremas tanah liat membentuk yang sama seperti payudaranya. Payudaranya persis seukuran dengan tangan terbukaku. Dia adalah seorang wanita kecil, jadi miliknya tampak lebih besar. Dan berbaring, payudaranya akan meratakan pada dada atasnya dan terlihat lebih besar, hampir seukuran kepalanya. Bagian yang paling spesial dari payudaranya adalah putingnya. Ujungnya menjadi keras oleh sedikit sentuhan, dan sedikit lebih keras pada tepinya. Namun dalam kondisi biasa payudaranya begitu lembut, dan seseorang bisa menjentik dan memindahkan ujungnya dari sisi ke sisi, membuatnya sangat terangsang sampai ia mencapai klimaks. Dan seindah payudara luar biasanya adalah keindahan pada organ di antara kakinya. Itu kecil dan ketat, sebuah lembah terbentuk indah. Di bagian atas adalah sedikit rambut. Bibir bawah melengkung, berbentuk sempurna seperti garis buah
pir, tetapi jauh lebih kecil. Seperti bibir wajahnya, bibir ini selalu mengundang kau untuk menciumnya. Di bagian dalamnya dangkal, jadi dia bisa merasakan seluruhnya saat aku menarik keluar. Ketika aku masuk jauh ke dalam, dia bisa merasakan aku sampai dalam perutnya. Gadis cantik berusia dua puluh lima tahun bersifat tenang, pemalu, seorang gadis Kristen yang sangat religius yang pergi ke gereja setiap hari Minggu di mana pun dia berada. Dia juga seorang perawan yang selalu mengatakan kepada temantemannya untuk tetap murni, tetap tak tersentuh sampai pernikahan, untuk tidak pernah melakukan yang apapun selain berpegangan tangan dengan pacarnya. Dia hanya punya dua pacar sebelum aku. Yang pertama adalah ketika dia berumur dua puluh dua dan tidak memegang tangannya sampai setelah empat bulan pacaran. Yang kedua harus menunggu enam bulan untuk berpegangan tangan, dan satu tahun untuk mencium selamat malam di pipinya. Cowoknya ingin melakukan lebih dari mencium pipinya, hingga akhirnya mereka putus. Namun denganku ia memilih melepaskan keperawanannya pada pertemuan kedua kami bersama-sama. Kami bertemu pertama kalinya di sebuah restoran. Kami makan dan ngobrol sangat sedikit. Aku memintanya untuk mampir ke rumahku. Aku membawanya ke balkon untuk melihat pemandangan malam. Saat aku bergeser mendekatinya dengannya dia bilang: "Aku tak tahu apa yang kau harapkan dariku." Dia menjelaskan tentang berapa lama pacar-pacarnya menunggu. "aku tak mengharapkan apapun darimu. Aku hanya ingin
mengenalmu karena kau adalah orang yang sangat manis," kataku. Dan dia kembali ke rumah. Tapi hanya beberapa malam kemudian dia menelepon dan meminta untuk bertemu denganku lagi. Kali ini restoran di mal. Ada banyak orang berjalan lewat yang bisa melihat kita. "Aku ingin sesuatu yang berbeda," katanya. "Sepanjang hidupku aku selalu menjadi gadis yang baik. Tapi denganmu, aku ingin sesuatu yang berbeda, untuk mengubah hidupku selamanya." Dan dengan kata-kata itu, ia membungkuk dan menciumku dengan sangat cepat di bibir. Kemudian dia melihat sekeliling untuk melihat siapa yang mengawasi kami. Beberapa orang melihat, tetapi tak ada yang mengatakan apa-apa. Jadi gadis Kristen yang tenang ini melakukan ciuman pertamanya di bibir, di tempat umum, saat belum menikah, dan dengan orang asing berbadan tinggi. Selanjutnya, dia menjelaskan padaku bahwa dia ingin kehilangan keperawanannya denganku. Karena orang asing, aku tak tahu siapa saja yang bisa memberitahu keluarga atau temannya. Denganku rahasianya aman dari semua orang kecuali orang-orang asing yang kita lihat di jalan. Dan untuk mereka itu sudah jelas. Semua orang tahu orang asing tak akan bersama seorang wanita Indonesia jika mereka tak berhubungan seks. Ide itu membuatku bergairah. Grace kemudian bercerita kisahnya ketika dia baru berumur dua belas tahun dan hampir kehilangan keperawanannya. ***** Aku memiliki payudara besar pada usia yang sangat muda.
Tapi semua anak-anak menertawakanku, menertawakan aku karena aku gemuk, jadi sangat gemuk. (Dia mengembungkan pipinya dan mengangkat tangannya untuk menunjukkan betapa gemuknya dia dulu.) Tapi ada seorang guru di sekolahku. Dia sekitar tiga puluh lima tahun dan menikah. Dia memiliki jenggot hitam, tinggi namun tidak setinggi kamu. Cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia, sekitar 175 cm. Dia selalu sangat baik padaku, menyukaiku lebih dari siswa lainnya. Aku selalu menjadi murid yang baik, tapi sangat pemalu. Suatu hari di akhir pelajaran, saat siswa lain sudah pergi, dia memanggilku untuk tetap tinggal. "Datanglah ke rumahku setelah sekolah," katanya. "Kenapa, Pak?" "Datang saja ke rumahku." Dia tersenyum. Dia berjalan dari belakang meja dan melingkarkan tangannya di bahuku. Aku sangat terkejut. Aku ingat napasku menjadi begitu cepat, dan aku tak bisa bicara. Dia meraih payudaraku. Lalu ia membuka kancing atas kemejaku dan meletakkan tangannya kedalam. Aku tak bisa pergi karena lengannya melingkari tubuhku. Dia meraih putingku. Aku merasa sangat terangsang, tapi juga takut. Tapi tiba waktunya untuk mata pelajaran lain, jadi dia berhenti. Aku berpikir tentang pergi ke rumahnya. Aku tahu bahwa jika aku pergi, aku tak akan perawan sekarang. Mungkin aku akan jadi perek, tidur dengan banyak pria. Dan kemudian aku akan hamil pada umur yang sangat muda dan keluargaku akan sangat malu. Hingga aku harus meninggalkan kotaku.
Ada bar tak begitu jauh dari rumahku. Di kotaku ada sebuah perusahaan pertambangan. Ada orang asing yang bekerja di sana. Bar adalah di mana mereka tuju setelah bekerja. Para wanita yang pergi ke sana, beberapa adalah pelacur. Beberapa wanita lain pergi ke sana untuk bertemu dengan pria asing. Mereka berharap salah seorang pria itu akan menikahkan mereka. Tapi sebagian besar mereka hamil dan orang asing itu pergi meninggalkan mereka jadi seorang ibu tunggal. Aku pikir jika aku pergi ke rumah guruku malam itu aku akan hamil. Dan ia sudah memiliki seorang istri. Dia Kristen, bukan Muslim, jadi dia tak dapat memiliki istri kedua. Jadi aku harus meninggalkan sekolah. Mungkin, setelah bayiku lahir, aku akan pergi ke bar untuk mencoba dan menemukan seorang pria asing, seorang pria barat. Tapi dia mungkin akan membuatku hamil lagi dan aku akan memiliki dua anak dan tak ada ayah untuk mereka, tanpa suami, tak ada orang yang ingin menikah denganku, tidak orang asing, juga orang Indonesia. Maka aku mungkin akan menjadi pelacur. Tak ada masa depan, tak ada kehidupan bagiku. Hanya begitu banyak kesedihan dan kehidupan yang buruk bagi anak-anakku. ***** Ketika dia mengatakan hal ini padaku, aku tak bisa menahan untuk berpikir tentang satu hal. Dan aku berkata padanya: "Jadi sekarang kau ingin kehilangan keperawananmu padaku, pada orang asing? Pada orang asing yang juga seorang pengajar. Ini seperti kau ingin menghidupkan kembali malam itu, untuk pergi ke rumah seorang guru, tapi dengan kondisi lebih baik. kau diserang oleh gurumu. Jika kau pergi ke rumahnya, dia akan memperkosamu. Dan banyak orang akan
menyalahkanmu, mereka akan berpikir kau seorang pelacur karena pergi ke rumahnya. Kau juga khawatir aku akan menjadi seperti orang asing di bar itu." Aku merasa sedih atas apa yang ia telah alami, dengan seorang guru yang ingin memperkosanya dan orang yang akan memanggil pelacur. Aku berpaling pada awalnya. Lalu aku menatap matanya dan berkata, "Aku tak akan memperkosamu. Aku tak akan pernah melakukan sesuatu yang begitu mengerikan untuk seorang wanita. Pemerkosa adalah seorang penakut. Mereka bukan pria sejati. Mereka lemah. Seorang pria yang meninggalkan wanita sendirian membesarkan anaknya sendirian, ia juga bukan pria sejati. Ia lemah dan pengecut." Wajah kita sangat dekat saat aku berjanji padanya, "Kita tak akan melakukan apapun yang engkau tak ingin lakukan. Aku akan sangat berhati-hati untuk tidak menyakitimu. Jika sakit, kita berhenti, dan kemudian mencoba lagi ketika kau merasa lebih baik, bila kau ingin dan siap. Dan kau tak akan hamil, aku bersumpah. Aku akan selalu sangat berhati-hati." Ia tersenyum gugup dan setuju. Aku adalah jenis pria yang diinginkannya. Dia masih ingin kehilangan keperawanannya padaku. Malam itu aku sangat lembut dengannya. Aku sangat pelan dan hati-hati, dan ketika mulai menyakitinya aku berhenti sejenak. Tapi dia begitu terangsang hingga dia memohon aku untuk melakukannya lagi. Kehilangan keperawanannya sebenarnya membutuhkan waktu dua malam. Malam kedua kita bersama, seks tak menyakitinya. Dia mencapai klimaks berkali-kali, tapi masih pemalu hingga ia berusaha sangat keras untuk tak
mengeluarkan suara. Sebaliknya ada banyak jeritan kecil dan engahan nafas darinya. Kadang-kadang ia meletakkan wajahnya di bantal atau tempat tidur untuk mencegah aku mendengar suara klimaksnya. Aku menikmati suara dan terus mengangkat kepalanya untuk mendengar rintihan kecilnya. Saat malam ketiga kita bersama aku mulai mengikat kedua tangannya. Dia menemukan betapa dia menyukai aku untuk memerintahkan apa yang harus dia lakukan, dan merasa begitu tak berdaya dan tak bisa mengatakan tidak atau menghentikanku. Waktu dulu dengan guru itu, ketika ia meraih dan Grace merasa tak berdaya dan ketakutan, tapi juga terangsang, telah mengubah dirinya selamanya. Dia adalah orang yang mengatakan cara-cara baru bagiku untuk mengikatnya. Dia memintaku mengikatnya ke tempat tidurku, dengan tangan dan kakinya terikat ke setiap sudut. Dia memintaku mengikatnya ke pegangan tangga, mengikatnya ke kursi, mengikat dia ke atas meja, dan mengikatnya ke atas sofa. Kadang-kadang hanya tangannya yang diikat, kadang tangan dan kaki, kadang-kadang seluruh tubuhnya akan terikat sangat erat, dengan tali membungkus di sekitar tubuhnya, di atas dan di bawah payudaranya, di perutnya, di lutut, dan akhirnya mengikat kakinya bersama-sama. Aku sering membungkukannya di atas sofa. Aku juga akan menekuk tubuhnya di lantai atas balkon, tangan dan lengan terikat dan tak mampu atau bisa menghentikanku. Dengan tubuhnya membungkuk di balkon, jika seseorang mendongak, mereka akan melihat wajahnya saat ia mencapai klimaks, dan tubuhnya didorong maju dan mundur.
Siapa pun bisa menebak dia sedang berhubungan seks. Membayangkan orang melihat ke atas dan melihat dia membuatnya sangat bergairah. Takut kepergok membuatnya klimaks. Saat itu pada malam keempat ia menemukan betapa terangsangnya dia saat aku untuk menyentuh putingnya. Dia memiliki puting paling sensitif dari wanita manapun yang pernah aku tahu. Dia bisa klimaks lagi dan lagi hanya dengan aku bermain dengan putingnya, menggoda dan menariknya. Aku akan bermain dengan putingnya di bioskop, sementara film diputar. Aku akan menyentuh buah dadanya ketika kami di taksi, di becak, dan bahkan pete-Pete. Aku jauh lebih besar daripada dia, jadi aku bisa menggunakan tubuhku untuk menghalangi pandangan pengemudi dan penumpang lain. Seringkali mereka tak bisa melihat tubuhnya, tetapi bisa melihat wajahnya. Para sopir taksi sering tahu bahwa ia terangsang, atau bahkan klimaks, di taksi mereka. Dalam waktu singkat, dia mengatakan padaku bahwa sering dalam perjalanan pulang, sopir taksi dan tukang becak akan mengatakan mereka tahu siapa dia. Reputasinya, wanita yang suka klimaks dalam taksi dan becak, menyebar! Seringkali mereka akan berusaha membujuknya untuk berhubungan seks. Dia selalu mengatakan tidak. Tapi dia menyukai perhatian. Putingnya bahkan lebih sensitif lagi ketika ia sedang datang bulan. Dia bisa klimaks hanya dalam satu atau dua menit. Ada saat kami pergi ke air terjun. Untuk sampai di sana kami harus ganti pete-Pete tiga kali, tapi hanya ada sedikit orang. Sepanjang waktu, kami hanya berdua. Aku mulai menghitung
berapa kali aku bisa membuatnya klimaks dengan bermain dengan putingnya. Sungguh menakjubkan, dan indah untuk melihat dan melakukannya, mengetahui bahwa kau membuat klimaks wanita cantik ini berkali-kali. Berapa banyak? Lima puluh empat kali dalam dua jam. Kita ingin pergi lagi dalam perjalanan yang lebih lama, dan mencoba untuk membuatnya klimaks lebih dari 100 kali. Sayang sekali kita tak pernah memiliki kesempatan untuk mencobanya. Aku berharap kami berada di Amerika dalam perjalanan bis yang berlangsung sepanjang hari, sepuluh atau dua belas jam untuk mencoba membuatnya klimaks 200 atau bahkan 300 kali dalam sehari. Saat itu pada malam kelima bersama bahwa ia menemukan betapa sukanya dia menggunakan mulutnya padaku. Dia suka merasakan milikku berada sangat jauh di dalam tenggorokannya. Dia tampak sangat terkejut melihat penis untuk pertama kalinya, kecuali beberapa foto dan film dewasa yang diam-diam dia lihat sekali dengan seorang teman. Tapi dia cepat menjadi seperti pecandu, perlu untuk melakukannya lebih dan lebih. Dia akan klimaks berkali-kali hanya dengan menggunakan mulutnya padaku. Mulutnya akan naik dan turun, dan memasukkan semuanya, sampai bibirnya menyentuh rambut bagian bawahku. Dia bilang dia merasakan ujung penisku menyentuh bagian dalam tenggorokannya. Dia mulai suka merasakan turun lebih dalam dan lebih dalam lagi di dalam tenggorokannya, dan aku menjadi lebih kasar dan kasar dengannya. Aku akan ambil rambut di bagian belakang kepalanya dan mendorong keras, ke atas dan ke bawah. Itu sangat kasar hingga matanya akan mulai air, air
matanya mengalir. Mulutnya yang basah akan menutupi penisku dan sebagian ludahnya jatuh menetes dari bibirnya ke lantai. Tenggorokannya akan sangat sakit setelah itu, tapi dia masih ingin melakukannya lagi. Bahkan lebih baik lagi ketika aku akan mengikat tangannya dan melakukannya selama aku mau, dan dia tak bisa menghentikanku. Dia sangat suka merasa tak berdaya dan di bawah kendaliku, dan aku sangat senang untuk melakukan itu padanya, lagi dan lagi. Saat malam keenam kita bersama ia menyadari bahwa dia suka aku mengambil gambar dan video telanjang dan selama berhubungan seks. Dia keluar dari kamar mandi dan aku mengambil beberapa foto. Dia tak berusaha menyembunyikan atau menutupi tubuhnya, hanya tersenyum menunjukkan senyum manisnya. Karena dia gemuk begitu lama, dia selalu sangat malu pada tubuhnya dan percaya hampir semua orang mengira dia jelek. Baginya seorang pria yang ingin foto telanjang dan video dari dirinya sangat menarik baginya. Jadi aku mengambil banyak foto bugilnya, payudaranya, pantatnya, semua lekuk cantiknya, dan bahkan dengan kaki mengangkang. Aku mengambil foto saat ia menggunakan mulutnya padaku. Aku mengambil foto ketika dia diikat, ketika dia tak bisa menghentikanku. Sungguh, dia tak pernah mencoba menghentikanku. Ini menggairahkan dirinya. Dalam beberapa bulan aku memiliki ratusan foto darinya. Aku juga mengambil video-nya, dengan menggunakan mulutnya, diikat, kadang-kadang dengan spermaku ada di seluruh payudara dan wajahnya. Dia tersipu ketika aku menunjukkan padanya video pertamanya. Tapi dia tak pernah mengatakan padaku untuk berhenti. Dia suka dikontrol dan
merasa begitu tak berdaya. Saat itu pada malam ketujuh bahwa seorang gadis yang pernah sangat pemalu, seorang Kristen yang religius dan tenang yang perawan sampai dia berumur dua puluh lima tahun, menemukan ia suka melakukan hubungan seks di tempat umum. Dia suka orang lain mengawasinya saat berhubungan seks, terutama ketika dia menggunakan mulutnya. Pertama kali di tempat umum adalah di kursi belakang taksi, di malam hari. Dia membungkuk dan menggunakan mulutnya padaku. Setelah itu, ia mengangkat kepalanya dan sopir itu menatapnya di cermin. Dengan cepat, dia menggunakan tangannya untuk membersihkan mulutnya. Lalu ia memakai bra dan kemeja kembali, tetapi melakukannya dengan perlahan sehingga si sopir bisa melihat sebagian besar tubuhnya. Dia tersenyum sambil menatapnya, telanjang. Aku terkejut sopir tak mengalami kecelakaan. Kedua kalinya di tempat umum adalah di hutan dekat air terjun. Ada orang tua yang menyewakan handuk untuk pasangan muda, yang akan memperingatkan kita kalau ada orang yang datang. Tapi aku pikir Grace benar-benar suka mengetahui bahwa ada orang lain dekat dengan kita yang tahu bahwa kita berhubungan seks, atau bahwa orang lain bisa berjalan ke atas dan melihat kita. Ketiga kalinya di tempat umum adalah di pantai. Kita pergi ke bagian pantai dengan pengunjung yang sangat sedikit. Aku menarik bagian bawah bikininya ke bawah dan ia turun berposisi merangkak. Ada dua orang di sisi lain dari pantai, tetapi kami tak berhenti. Kami hanya berhenti ketika pasir
mulai menyakiti lutut kita. Beberapa jam kemudian, dua pria yang sama memberi kami tumpangan ke rumahku. Kami tersenyum dan berbisik di dalam mobil dalam bahasa Inggris, bertanya-tanya berapa banyak yang mereka lihat. Keempat kalinya adalah di sebuah taman. Kami berada di sisi bukit di hutan ketika dia ingin turun dan menggunakan mulutnya lagi. Ketika dia melakukan ini, aku bisa melihat sekelompok pemuda mungkin hanya empat puluh meter, melihat dan menunjuk ke arah kita. Aku bilang ini padanya dan dia berhenti, mengkeluarkan dari mulutnya, memandang mereka dan tersenyum, dan kemudian memasukkan kembali ke dalam mulutnya. Jadi aku mengulurkan tangan dan melepas kemeja dan branya, menunjukkan payudaranya kepada mereka. Dia telanjang dari pinggang ke atas, melakukan oral seks, dengan empat orang yang menontonnya, dan sangat senang berpikir bahwa mereka memandangnya, Kemudian dia mengatakan padaku dia menghabiskan malamnya dengan menyentuh dirinya sendiri, memikirkan bagaimana mereka juga akan menyentuh diri mereka sendiri memikirkan dirinya. Kami hanya berhenti karena aku melihat salah satu orang meraih HPnya untuk mengambil gambar atau video kita. Jika HP dengan kamera belum ditemukan, kita mungkin akan berhubungan seks di tempat umum jika tak ada polisi. Aku bercanda dengan dia bahwa dia harus pergi ke Amerika atau Jepang untuk menjadi penari striptease, atau menjadi aktris porno. Dia menjawab bahwa ia tak pernah mau lakukan film porno. Dia suka melakukan banyak hubungan seks denganku, tetapi
tak ingin bersama banyak pria. Dia mempercayaiku, dan tahu aku akan memperlakukannya dengan baik. Dia tak kenal atau percaya hampir semua pria dan tahu banyak dari mereka tak akan memperlakukannya dengan baik, akan memanfaatkannya dan berpikir dia adalah pelacur. Keluarganya juga pasti akan tahu. Otoritas keagamaan di Indonesia hampir pasti menghukumnya juga, seperti yang mereka lakukan pada siapa saja yang melanggar hukum moral. Tapi dia menyukai ide menjadi penari striptease, banyak lakilaki menatapnya dan menjadi terangsang, menjadir keras berpikir dia seksi, dan menyentuh sendiri kemudian saat memikirkannya. Aku yakin jika dia tinggal di negara barat dia akan mengenakan pakaian yang sangat sedikit, mungkin mengenakan bikini dan celana pendek sebagai pakaian seharihari, atau tak pernah memakai bra atau celana dalam. Jadi pada saat kami bertemu lagi, dia menari bagiku berpurapura dia penari telanjang. Dia memakai lagu-lagu Shakira dan menari seperti dia. Dia mengenakan kaos ketat tanpa bra, rok pendek, dan celana dalam thong. Satu per satu, ia melepas pakaiannya. Aku tak mengenakan pakaian apapun saat dia menari. Dia ingin melihatku menjadi keras, melihat tariannya. Dan itulah apa yang dilihatnya, penis kerasku. Dan berakhir dengan kita berhubungan seks diiringi alunan musik. Kelima kalinya di tempat umum berada di pesawat menuju ke Bali. Kami sedang duduk bersama-sama dengan selimut yang menutupi kami berdua. Aku bermain dengan buah dadanya sampai dia mencapai klimaks. Dia terus membekap mulutnya untuk menyembunyikan suaranya, dan kami berhenti
beberapa kali ketika orang berjalan melewati kami. Kemudian kami berdua pergi ke kamar mandi pesawat di mana dia menggunakan mulutnya padaku. Akhirnya aku duduk di kloset sementara dia berada di atasku dan dia menunggangiku sampai dia mencapai klimaks lagi. Ketika kami meninggalkan kamar mandi, beberapa orang menatap kami dengan terkejut, tapi tak ada yang mengatakan apapun. Kembali di tempat duduk kami aku bermain dengan putingnya lagi sampai tiba saatnya pesawat mendarat. Grace kemudian belajar istilah bahasa Inggris baru dariku, A Mile High Club, mereka yang berhubungan seks di pesawat. Dia sekarang menjadi anggota klub ... Semua pembicaraan tentang seks begitu banyak mungkin membuat kau berpikir kami hanya gila seks. Dan memang. Tapi Grace juga orang yang paling menakjubkan yang pernah aku kenal, jiwa yang indah, hati, pikiran, dan jiwa serta tubuh yang indah yang mengagumkan dan kecintaan yang besar pada seks. Seks hanyalah salah satu dari banyak cara yang kami menjadi dekat secara emosional. Jika kami tak menjadi dekat, seks akan menjadi sangat membosankan dengan sangat cepat. Seks tanpa emosi dengan seseorang kurang menarik dan mirip menyentuh diri sendiri, dan dengan banyak mengeluarkan tenaga. Kami berbicara sebanyak kita berhubungan seks, tentang apa saja dan segalanya. Kami berbicara tentang hidup kita, masa kecil kita, setiap tempat yang pernah kami kunjungi. Aku bercerita tentang banyak negara di Amerika Latin dan Eropa, dan dia berkata tentang Kalimantan, Ambon, dan Malaysia. Kami berbicara tentang film dan TV. Kami berbicara banyak
tentang musik. Dia tahu grup band metal dan punk Amerika dan menyukai Foo Fighters, Evanescence, Green Day, dan lainnya. Aku mengajarinya tentang Motown, Latin, blues, dan musik country, dan aku belajar tentang dangdut dan rock Indonesia. Kami pergi ke setiap konser musik yang datang ke kota kita. Kami melihat Superman Is Dead, Netral, Drive, J-Rocks, Kotak, kelompok-kelompok lokal, dan bahkan pergi ke beberapa klub karaoke, di mana dia menjelaskan padaku tentang lagu-lagu lama Bahasa Indonesia yang banyak orang suka nyanyikan. Bagiku karaoke mereka terdengar seperti big band dan lagu pertunjukan Las Vegas tapi dalam bahasa lain, tapi aku suka belajar tentang musik darinya. Grace juga perawat pribadiku saat aku mengalami penyakit satu-satunya di Indonesia. Hal yang menakjubkan adalah bahwa kami tak lagi bersama. Kami sudah putus. Dia memiliki hati yang begtu baik hingga aku ingin memeluknya setiap menit sepanjang hari. Grace suatu hari bertanya padaku, tanpa mengatakan apa-apa lagi, "Apakah kau dengan wanita lain?" aku mengiyakan, dan kemudian aku diam. aku bertanya apakah dia ingin berhenti menemuiku. "Ya, aku harus. Oh Tuhan!" Dia mencoba menyembunyikan air matanya, berjalan keluar dan memanggil taksi. Aku tak tahu harus berkata apa padanya. Aku merasa kosong. Banyak pria akan berbohong padanya. Tapi ia begitu menakjubkan untukku. Aku tak bisa berbohong, bahkan jika aku harus kehilangan dia. Beberapa minggu kemudian dia mengirimi aku sms bertanya
bagaimana kabarku. Aku sakit karena makanan yang buruk, aku mengatakan kepadanya. Grace datang ke rumahku, membawaku ke dokter, mendapat resep obatku, dan tinggal denganku, membuatkan aku sup dan memastikan demamku berhenti. Benar-benar hati yang baik. Aku mengucapkan terima kasih. Dia tersenyum dan berjalan keluar lagi. Beberapa minggu setelah itu dia mengirim sms lagi mengatakan dia selalu memikirkan aku dan merindukanku. Kami bertemu dan kembali seperti sebelumnya. Dia tahu aku bersama wanita lain, tapi sangat ingin bersamaku hingga tak masalah dengan situsi kita. Aku berusaha untuk tak pernah menyebutkan wanita lain, berusaha untuk tak menyakitinya lagi. Seorang wanita sering akan memaafkanmu karena engkau dengan wanita lain, tetapi ia masih mencoba untuk tidak memikirkannya. Sebaliknya aku ingin dia menjadi bahagia denganku, selalu. Aku mencoba memikirkan berbagai macam cara untuk membuatnya bahagia. aku menemukan betapa dia suka digelitik. Aku bisa menggelitiknya berjam-jam. Aku akan mulai menggigit lehernya, menggelitik bawah lengannya, perutnya, kakinya. Aku akan menggigit setiap bagian dari dirinya, punggungnya, pantatnya, bagian belakang lutut, paha dalam, atas dan bawah lengannya. Dia akan tertawa dan menjerit dan akhirnya menangis setelah berjam-jam melakukan ini. Aku juga menemukan dia mencintai film horor. Gadis pemalu ini benar-benar suka menonton film tentang vampir, zombie, dan terutama kanibal. Ketika aku berpura-pura menjadi vampir atau zombie, yang akan membuatnya tertawa dan menjerit
dan bahkan lebih geli lagi. Ketika aku berpura-pura menjadi kanibal dan memberikan gigitan kecil, itu sebenarnya yang membuat dia klimaks. Pada perjalanan ke air terjun, kita juga melihat gua-gua di dekatnya. Pemandu wisata mengatakan kepada kami kisah tentang gua-gua ini, bahwa orang-orang setempat percaya jika kau masuk ke dalam sana kau akan segera menikah. Pemandu wisata mengatakan dia berharap itu tak benar. Ia sudah punya tiga istri dan tak mampu membiayai lainnya. Grace masuk ke dalam gua. Aku tinggal di luar. Dia tak mengatakan apa pun tentang hal ini, tapi dari raut wajahnya, aku bisa melihat dia sedang berpikir dalam-dalam, bertanya-tanya jika kita memiliki masa depan bersama atau ini hanya untuk bersenang-senang. Beberapa minggu setelah itu, dia mengundangku pada acara pernikahan di Bali. Sepupunya menikah. Beberapa hari kemudian dia mengatakan dia ingin pergi ke Bali denganku, tapi bukan ke acara pernikahan. Keluarganya akan tahu dia sudah tidak perawan jika mereka melihat kami bersama-sama. Dia mengatakan padaku begitu banyak tentang keluarganya. Ada dua saudara perempuan lainnya. Salah satunya lebih tua dan belum menikah, seorang pengusaha sukses. Setiap orang mengatakan adiknya sangat cantik. Dia tinggi untuk seorang wanita Indonesia, dan berkulit terang. Setiap orang dalam keluarganya selalu membandingkan dia dengan Grace dan membuat lelucon tentang bagaimana Grace itu tidak cantik, bahwa dia itu pendek, gelap,"begitu hitam, berkulit hitam." Mereka selalu mengingatkannya bagaimana dia dulu gemuk saat masih remaja dan membuat hinaan dan lelucon.
Jadi Grace sangat rendah diri sepanjang hidupnya, dan karena itu dia membuat kesalahan. Dia masuk ke universitas, lulus, dan kemudian mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Ibunya mengejek dirinya, yang menyebutnya malas dan bodoh. Aku tak pernah bertemu ibunya dan saudara perempuannya, dan aku tak pernah mau. Aku tak ingin berdebat dengan keluarganya atas perlakuan buruk mereka dan perlakuan buruk pada dirinya. Bagiku, keburukan keluarganya hanya membuatnya lebih cantik bagiku. Ini menunjukkan hatinya dan sifat menakjubkannya lebih besar daripada yang aku pikir sebelumnya. Tapi perjalanan itu juga membuatku khawatir. Aku tak ingin melihat dia disakiti. Dia telah berpikir bahwa aku adalah pacarnya untuk dibawa ke pernikahan keluarganya. Sebuah pernikahan juga bisa membuat seorang wanita mengajukan pertanyaan tentang siapa yang dia inginkan untuk dijadikan suami. Dia tidak bertanya tentang perkawinan, tidak seperti wanita Indonesia yang aku pernah bersama. Tapi kami merasa lebih dekat dan lebih dekat sepanjang waktu, dengan setiap hari atau malam yang kami habiskan di tempat tidur dan setiap pembicaraan panjang yang kami lakukan. Jika ada seorang wanita yang membuatku ingin menikah lagi, itulah Grace. Aku bisa membayangkan hidup sisa hidupku bersama Grace, dengan anak dan cucu, masih meraih putingnya ketika aku sudah tua, dan masih takjub melihat betapa ia memiliki hati yang baik dan aku ini seorang pria tua yang beruntung bersamanya. Perjalanan kami ke Bali hanya membuat kita lebih dekat. Kami menginap di sebuah hotel di Denpasar hanya dua blok
dari pantai. Kami melihat pura, pasar, seni, dan banyak pemandangan indah lainnya. Tapi tak ada yang secantik dia. Di pantai atau berjalan-jalan ke pantai dia mengenakan bikini terkecil yang ia bisa temukan, berwarna putih yang tembus pandang ketika basah, menunjukkan pada semua orang putingnya dan vaginanya. Berjalan sekitar Denpasar ia mengenakan bikini dengan celana pendek yang sangat kecil. Dia tertawa melihat betapa aku selalu berusaha untuk membasahi bagian atas bikininya. Kami juga menertawakan para koboi Bali, pelacur cowok dengan celana dalam, topi koboi dan sepatu bot koboi, mengejar wanita bule tengah baya maupun laki-laki gay. Ada koboi di dekat hotel yang akan berkata kepada setiap wanita bule yang lewat, "What can I do for you? What can you do for me?" Sebagian besar perempuan lebih tinggi dari dia, dan juga gemuk. Melihat dia berdiri di samping bule gemuk adalah seperti melihat angka satu berdiri di samping sebuah nol besar dan gemuk. Di Amerika atau Eropa, para perempuan ini tidak akan disebut cantik. Tapi para wanita rambut pirang ini membutakan beberapa pemikiran pria Indonesia bahwa mereka cantik. Atau mungkin mereka hanya ingin uang mereka, atau seks cepat dan mudah. Bali adalah satu-satunya tempat di Indonesia dimana para wanita tidak mengejarku. Mereka sangat terbiasa dengan orang asing. Di Denpasar kami bertemu dengan teman lama Grace. Mereka ingin makan di McDonald tapi aku bersikeras kami pergi ke kafe makanan laut Thailand. Teman Grace tampak sedikit mirip gadis asing. Dia bahkan lebih pendek dari Grace, sangat ramping, dengan kulit pucat dan rambut
cokelat. Aku tak akan pernah menduga mereka berusia sama karena temannya tampak berumur sekitar lima belas tahun. Setelah itu, Grace mengatakan padaku orang selalu membandingkan mereka berdua sebagai hal yang berlawanan, gadis ramping berkulit putih dengan gadis gemuk berkulit gelap. Itu pertama kalinya aku pernah menyumpahi dia. Setelah sedikit kata-kata buruk keluar, aku menjelaskan mengapa aku marah. "Mengapa orang-orang menghinamu? Jangan pernah berpikir kau jelek. Jika aku bertemu kalian berdua bersama-sama, aku akan tetap ingin bersama kamu. kau jauh lebih cantik. Dia cukup cantik seperti seorang anak kecil. kau berpikir, bagaimana lucunya, tetapi kau tak ingin membawanya ke tempat tidur. Dia tak memiliki lekuk tubuhmu. Dengan lekuk tubuhmu kadang-kadang aku harus menahan diri untuk merabamu di tempat umum. Dan kadang-kadang ... aku tak bisa berhenti!" Dia tertawa dan tersenyum, memberikan kilatan gigi dan matanya. Dia tak pernah menyebut dirinya gemuk atau jelek lagi. Beberapa hari setelah pulang dari Bali, Grace membuka usaha sendiri, internet kafe. Dia menjadi lebih percaya diri saat ia tahu betapa cantiknya dia menurutku, dan betapa aku suka bersama dengannya. Beberapa minggu kemudian aku bertemu beberapa temannya yang lain untuk pertama kalinya. Ada empat gadis, masingmasing dari mereka tak secantik Grace, tapi mereka berpikir begitu karena mereka memiliki kulit yang lebih putih. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tak mengungkapkan
kemarahan kepada mereka. Aku tak perlu khawatir. Melihat Grace dengan seorang asing tinggi langsung menutup mulut mereka. Mereka tak pernah menghinanya lagi, melihat dia bisa mendapatkan orang yang mereka pikir lebih tampan daripada pacar mereka sendiri atau suami mereka. Grace tak bisa berhenti tersenyum setelah teman-temannya pergi. Seminggu setelah itu, Grace bilang dia baru saja bertemu dengan orang Australia ketika kita terpisah. Setelah dia tahu aku telah bersama wanita lain, dia pergi online mencari orang asing lain. Banyak yang menulis email padanya, tetapi hanya beberapa dari mereka tertarik padanya. Beberapa sangat kasar dan menyumpah. Beberapa kali chatting mereka hanya ingin seks. Seseorang bahkan mengirim foto penisnya. Dia tertawa karena penisnya jauh lebih kecil dariku, tapi orang itu mengklaim (atau ingin dianggap) dia sangat besar. Banyak pria Indonesia yang menulis email padanya juga, tapi sebagian besar menyatakan mereka ingin menikahi seorang perawan. Orang-orang yang tak menyebutkan ingin perawan hanya ingin chatting seks. Dia menunjukkan kepadaku chat yang dia simpan karena ia menganggap itu lucu. Sebagian besar pria ini terdengar seperti cowok yang sangat muda yang belum pernah berhubungan seks. Tapi satu orang yang tampak sangat baik padanya, seorang pria Australia berambut cokelat setinggi aku. Setelah beberapa minggu pria itu mengambil perjalanan pesawat untuk menemuinya. Keduanya bertemu di sebuah restoran. Dia juga baik secara pribadi, ramah dan lucu. Tapi pada akhirnya dia tak bisa bersamanya karena dia jauh lebih menyukaiku. Setelah begitu banyak waktu bersama-sama,
begitu banyak seks selama berbulan-bulan, bicara, tertawa, dan ya, cinta, ia tak bisa membayangkan dirinya dengan pria lain. Malam lain dia juga bercerita tentang saat dia mencoba untuk menyentuh dirinya sendiri, untuk klimaks dengan bermain dengan payudaranya sendiri. Tapi dia tidak bisa. Hanya tanganku di payudaranya yang membuatnya klimaks. Dia juga mencoba menggunakan jari-jarinya dalam dirinya sendiri, tapi sekarang hanya penis atau lidahku yang bisa membuatnya klimaks. Waktu kita bersama-sama itu akan segera berakhir. Aku akan segera meninggalkan Indonesia. Bagaimana kita bisa memiliki masa depan bersama? aku merasa lebih dekat dengannya setiap hari, tapi juga lebih putus asa saat waktunya makin mendekat. Aku merasakan hal yang sama juga terjadi padanya. Aku, sudah punya pengalaman dengan patah hati. Grace belum pernah, dan ini bisa menyakitinya jauh lebih buruk dari pada aku. Bagaimana aku bisa melakukannya? Bagaimana aku bisa meninggalkannya? Selera humor Tuhan yang kuat dan kejam, dan semua yang kita lakukan hanya membuatnya tertawa. Dia kejam karena menggunakan kebutuhan seorang wanita muda yang manis akan cinta untuk mengajari aku pelajaran dan menunjukkan betapa bodohnya aku. *****
Bab 8 Honey Honey memiliki kulit indah. Dia sedikit lebih gelap dari madu, lebih seperti warna susu coklat wanita kulit Hitam yang cantik. Kalau bukan karena mata Asia dan rambut lurusnya, orang akan berpikir dia adalah seorang wanita Amerika kulit hitam bertubuh kecil. Dia tampak seperti Lacey Duvalle, bintang film porno. Honey, Honey, Honey. Namanya adalah keindahan dan puisi, dan aku senang mengatakannya. Apakah ada yang namanya hubungan, cinta, sebagian besar didasarkan pada rasa kasihan, pada keinginan untuk merawat orang yang begitu tak berdaya dalam segala hal, begitu naif, begitu percaya dan begitu bersedia untuk percaya apa yang orang lain katakan padanya, sehingga ketidaktahuan dia bisa membuat Seluruh hidupnya yang panjang disiksa oleh satu orang ke orang lain jika kau tak berhenti untuk menyelamatkannya. Yang aku lakukan adalah mencoba untuk menyelamatkannya, lagi dan lagi. Yang dia lakukan hanya membuatnya lebih mudah untuk menyakitinya, lagi dan lagi. Kami bertemu di universitas. Dia berjalan ke arahku, sangat pemalu dan mata terbelalak, meminta untuk bertemu denganku untuk membantu masalah bahasa Inggris-nya. Dia bertanya apakah dia bisa menemui aku di kantorku atau rumahku. aku tahu, jelas, dia ingin bersamaku. Tentu saja aku katakan untuk bertemu di rumahku. Dia membawa seorang teman dengan dia yang bergigi besar dan selalu mengerutkan kening. Mereka hampir dua jam terlambat. Aku marah. Aku bilang padanya aku marah. Dia
hampir mulai menangis saat itu. Aku berkata kita harus bertemu lagi lain waktu. Dia harus datang tanpa temannya. Kemudian mereka pulang dan aku pergi untuk makan, sendirian. Lain waktu kami bertemu di kantorku. Dia hampir setengah jam terlambat. Aku marah lagi. Aku mengatakan kepadanya kita harus bertemu lagi, tapi tidak hari ini, dan bertanya apakah dia benar-benar ingin bersamaku. Dia menjawab ya. Jadi ia tak harus membuang waktuku dan membuat aku marah lagi, kataku. Dia hampir menangis lagi. Sehari sebelum kami akan bertemu di rumahku lagi dia meneleponku. Dia begitu khawatir aku akan marah, akan berpikir dia orang yang bersifat buruk dan tak ingin melihatnya lagi. Dia bilang dia punya rahasia. Dia adalah seorang ibu tunggal dengan seorang putri. Dia sembilan belas tahun. Pada usia tujuh belas dia berhubungan seks dengan anak sebayanya. Dia menjadi hamil. Mereka harus menikah untuk menghindari rasa malu. Tapi dia tak mencintainya atau bahkan benar-benar menyukainya. Bahkan saat dia hamil dia sering dengan gadis lain. Terkadang ia memukulnya. Sebelum putri kecil mereka lahir si cowok sudah meninggalkannya. Dia bercerai pada usia delapan belas, dan mulai masuk universitas sementara orangtuanya membesarkan putrinya di kota kecilnya. Dari semua ini, ia khawatir, akan berarti aku tak menginginkan dia. Untuk sebagian besar pria Indonesia, mereka ingin seorang perawan yang belum pernah dicium. Itu tak masalah bagiku hingga aku menjadi pahlawannya, penyelamat dirinya, malaikatnya, pria impiannya. Tapi juga
membuatnya terkejut karena aku tak memperlakukan dia dengan buruk dan berlaku kasar seperti mantan suaminya. Pertama kali kami bercinta, aku harus menyembunyikan keterkejutanku bagaimana kehamilan telah mengubah bentuk tubuhnya, memutar tubuh mudanya. Pada sembilan belas tahun, dia diberkati dengan wajah yang cantik, berbentuk almond, hidung dan dagu imut kecil, mata indah besar, tulang pipi tinggi. Dengan berpakaian, orang akan berpikir dia memiliki tubuh seorang model terbaik. Aku berpikir, sebelum hamil, dia seperti itu. Tapi ketika melepas pakaiannya, kau bisa melihat payudaranya kendur, menggantung rendah. Setelah pernah penuh susu, sekarang tampak seperti kantong kosong. Pinggang tampak seperti keju cottage tetapi cokelat tua, dengan bentuk kental di dalamnya. Apa yang hampir mengejutkan adalah bagaimana vaginanya tampak membentang terbuka lebar. Aku bisa menempatkan seluruh tanganku di dalamnya. Hampir tiga jari bisa masuk di dalamnya tanpa menyentuh sisinya. Ketika aku memasukkan penisku di dalam dirinya, aku harus mendorong kakinya tertutup untuk merasa sedikit rasa ketat. Honey juga tidak memiliki klitoris. Dia telah disunat saat masih gadis kecil, hampir semua klitorisnya dihilangkan. Untuk kebanyakan orang Barat, praktik ini adalah mutilasi kejam pada anak-anak. Bagi banyak orang di negeri ini, mereka pikir ini akan mengubah wanita, membuatnya lebih berbudi luhur dan tidak mempunyai hasrat seks lagi. Itu jelas tidak tepat untuk Honey! Aku takut ia akan terluka jika kita berhubungan seks, tapi dia bilang itu tidak pernah jadi
masalah. Pantat dan kakinya adalah satu bagian darinya tidak rusak oleh kehamilan. Pantatnya luar biasa, besar, dan indah. Ketika aku taruh di pantatnya dia menyukainya. Aku pikir dia sudah terbiasa dari mantan suaminya. Dia tampak terkejut aku tidak berlaku kasar, tidak memukulnya saat berhubungan seks. Dia melewatkannya. Aku tampar pantatnya setiap kali kita melakukan setelah itu, dan itu saja bisa membuatnya klimaks. Dia selalu bilang aku malaikat padanya karena begitu lembut, dan ketika aku mencambuk pantatnya dengan ikat pinggang aku tahu dia cinta padaku seumur hidup. Dia selalu mengirim Aku sms mengatakan, "vaginaku jadi basah, sangat basah. Tolong bantu, "sebelum kami bertemu. Dia paling hebat menggunakan mulutnya dari setiap wanita yang aku tahu, kecuali Grace. Dia menjilat ke atas dan ke bawah seperti es krim dan kemudian mengambil semuanya di mulutnya. Dia suka dua hal dalam dirinya pada saat yang sama, baik penisku atau jari-jariku di vaginanya dan pantatnya. Kadang-kadang aku bertanya-tanya apakah dia pernah melacur dan aku bukanlah pria pertama yang memasukkannya ke dalam pantatnya. Seks biasa tampak membosankan baginya. Dia mengatakan padaku beberapa kali pria kadang-kadang berpikir dia adalah seorang pelacur dan akan berjalan dan menawarkan uang untuk seks. Bahkan seorang gurupun pernah mencoba menawarinya. Itu setelah sekitar dua bulan dia tahu aku menemui wanita lain. Seperti Grace, ia hanya bertanya. Aku mengatakan padanya. Aku tak ingin berbohong. "Oh!" jeritnya. Dia
langsung menangis. Dia memelukku untuk waktu yang lama. Kemudian dia pergi, tak mengatakan apapun. Kurang dari dua bulan kemudian dia meneleponku, mengatakan, "Aku merindukanmu." "Aku harus jujur," kataku. "Aku tidak jatuh cinta denganmu. aku tak pernah ingin berbohong padamu." "Oh, OK. Aku masih mencintaimu. Mungkin, suatu saat, kau juga akan menyukaiku." Itu karena aku takut menyakitinya lagi jadi aku kembali padanya. Aku tak ingin menyakiti siapa pun lagi, seperti aku menyakiti Yulie. Beberapa minggu setelah itu, ia takut mati. Usus buntunya hampir pecah. Dokter mengatakan dia perlu dioperasi. Dia tak punya uang. Keluarganya nyaris tak mampu untuk mengirimi uang untuk biaya kuliahnya. Aku menawarkan untuk membayar operasinya. Itu kurang dari 400 dolar, sangat murah untuk seorang Amerika, upah satu bulan untuk seorang profesor di Indonesia, dua bulan gaji ayahnya, dan enam bulan upah ke buruh Indonesia atau tukang becak. Bagiku, itu adalah gajiku setengah minggu. Aku hanya berharap itu selalu mudah untuk membantu seseorang yang membutuhkan. Dolar Amerika melakukan lima kali lebih banyak di sini daripada di Amerika. Operasi dan pemulihan berarti tak ada seks selama dua bulan. Kami bertemu sekitar sekali seminggu, terutama untuk makan, berjalan di pantai, dan toko untuk membeli film bajakan dan musik. Dia membeli segala hal yang berkaitan dengan boneka Barbie. Itu nama putrinya, Barbie. Aku akhirnya bertemu putri kecil cantiknya satu bulan sebelum
aku kembali ke Amerika. Dia berumur dua tahun, sudah berrambut panjang, mata besar yang indah, dan senyum yang menggemaskan. Aku berikan es krim putri dan kami berdua mengambil foto dirinya. Barbie sangat suka melihat foto dirinya. Sangat manis dan sangat lucu. Honey begitu bersinar dengan kebanggaan menjadi seorang ibu. Bagaimana bisa ada yang bilang dia memiliki anak cantik ini adalah salah? Seringkali Honey bertanya langsung apakah aku akan menikahinya. Dia berharap aku akan jadi "Pacarnya." Kemudian "Suaminya." "Menikah dengannya suatu hari nanti." "Semoga kau mencintaiku, kekasihku," ia selalu mengatakan dengan cara nada bernyanyi. Dia bertanya setiap minggu, tetapi tak pernah memaksa, selalu lembut, ramah, tersenyum lembut. Aku selalu bilang tidak, terlalu cepat. Dia selalu mengatakan ia berharap bahwa, dengan berjalannya waktu, itu adalah mimpinya untuk membuatku jatuh cinta dan menikahinya. Aku adalah malaikat yang menyelamatkan hidupnya. Dia akan mati tanpaku. "Jadi aku akan selalu mencintaimu, SAMPAI AKU MATI!" Dia bersumpah. Aku tak pantas menerima cintanya. Dengan Honey aku kehilangan kesempatan untuk memulai hidup dengan seorang wanita luar biasa yang aku sudah tahu adalah seorang ibu yang penuh kasih dan setia memiliki seorang putri cantik manis, keluarga siap pakai. Apa yang aku lakukan hingga layak menerimanya, di luar menjadi orang asing tinggi yang tidak berpikir buruk tentangnya karena menjadi ibu tunggal, yang mencambuk pantatnya karena ia menyukainya, dan kemudian menyelamatkan hidupnya dengan membayar biaya dokternya?
Mengapa aku mengatakan tidak pada kehidupan bahagia itu? Apa yang salah denganku? Lelucon kejam Tuhan lebih kuat dari sebelumnya. Tapi kenapa dia juga begitu kejam pada wanita manis tak berdosa ini? *****
Bab 9 Maria, cinta dalam hidupku yang menyusahkan Maria memiliki semua warna terindah favoritku, banyak nuansa cokelat tua. Mata cokelat tua pada kulit cokelat tua dengan rambut cokelat tua kehitaman. Dia adalah perawan terseksi dan paling horny yang pernah aku temui, dan menjadi lebih horny lagi semakin lama dia bersamaku dan semakin lama ia menjaga keperawanannya. Dia satu-satunya pacarku untuk waktu yang lama yang tetap perawan denganku, dan cinta kita satu sama lain begitu dalam sehingga itu tak jadi masalah. Kecuali Grace, aku menghabiskan lebih banyak waktu dengan dia daripada dengan wanita lain. Kita pertama kali bertemu di mal. Temannya telah menempatkan profilnya di internet, yang aku tahu kemudian. Ketika kita bertemu dia sangat malu dia menjabat tanganku, dengan lengan terentang sejauh mungkin. Kita makan dan kemudian pergi ke rumahku. Kita mulai ngobrol. Dia selalu mulai dengan sangat lambat dengan pacar-pacarnya. Setelah tiga bulan mereka akan berpegangan tangan. Pada enam bulan ciuman cepat di pipi,
tak pernah lebih dari itu. Dia bisa melihat aku frustrasi karena memikirkan seks. "Mungkin kita harus jadi teman saja." Katanya sambil tersenyum. Aku duduk mendekati dia. Aku mulai menyentuh telinganya, menggosok dan meremas di antara jari-jariku. "Apa yang kau lakukan?" Katanya dengan senyum yang sama. Dia memiliki telinga yang paling sensitif dari wanita manapun yang pernah aku temui. Hanya dengan menyentuhnya ia menjadi sangat terangsang. Dia terengahengah. Matanya bergulir hingga terbalik. Ekspresi kenikmatan murni itu ada di wajahnya. Ketika aku mulai mencium, menggigit dan menjilatinya, ia jadi terangsang luar biasa. Dia mulai mengerang. Dalam lima menit dia mencapai klimaks. Lalu aku mulai mencium, menggigit, dan menjilati lehernya. ia jadi terangsang luar biasa lagi. Sekali lagi ia mulai mengerang. Lagi-lagi ia mencapai klimaks dalam waktu lima menit. Kita menatap satu sama lain. "Apa yang kau lakukan padaku?" Tanyanya. "Aku hanya mengeluarkan apa yang ada dalam dirimu. Kau belum pernah mencapai klimaks sebelumnya, belum pernah merasakan orgasme, ya kan?" "Tidak. Jadi itu adalah orgasme?" "Ya. Apakah kau ingin lebih?" "Tidak! Ya ... aku tak tahu." "Tenang. kita tak melakukan apapun yang tak kau inginkan. Itu selalu benar. Tapi ku rasa kau menginginkan ini. Tubuhmu
jelas menginginkan ini, atau kau tak akan klimaks dengan mudah. Apakah kau tahu bagaimana beruntungnya kau? Ada banyak wanita yang sangat kesulitan untuk mengalami klimaks. Ada beberapa wanita menikah yang menunggu bertahun-tahun untuk mengalami klimaks." "Benarkah? Tapi aku wanita baik-baik. Aku bukan perek. Aku selalu sopan. Dan aku ingin tetap perawan sampai menikah. Ini sangat penting bagiku." "OK. Jadi kita tak melakukan apapun yang tidak kau inginkan. Tapi kau menginginkan ini. Jauh di lubukmu tahu bahwa kau menginginkan ini. Percaya saja dan biarkan aku mencoba. Jika kau tak menyukainya ... setelah satu jam, kita akan berhenti ... " Dia tertawa mendengarnya, kemudian berteriak, "Tidak! aku harus tetap perawan." "OK." Kemudian aku mulai mencium leher dan telinganya lagi. Setelah beberapa menit aku mulai menyentuh payudaranya. Dia bahkan jadi lebih terangsang. Dalam beberapa menit kemudian aku sudah melepas kemeja dan branya. Dia menunduk dan terkejut dan malu setengah telanjang di depanku. Dia belum pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya. Dia menutupi payudaranya dengan tangannya. Aku berkata, "Ku pikir itu terlalu terlambat untuk menutupinya. Aku sudah melihat payudaramu dan menyentuhnya." "Tidak! tolong ... berpalinglah. Tolong tutup matamu. Jangan melihat." Aku meletakkan satu tangan di atas mataku, kemudian
membuka jari-jariku. "Jangan! Tolong ... jangan mengintip." Aku memeluk dan mencoba mencium bibirnya. "Tidak! Tolong ... aku tak boleh mencium sampai aku menikah. Ini sangat penting. Suamiku harus menjadi orang yang memberiku ciuman pertamaku di hari pernikahan kita." "OK. Tapi kau biarkan aku mencium leher dan telingamu. Dan kau begitu menyukainya. Begitu suka hingga kau mencapai klimaks." Dia meletakkan satu tangan di telinga dan lehernya, sedangkan tangan yang lain berusaha untuk menutupi payudaranya. Aku bisa melihat payudaranya yang indah, berdiri berbentuk seperti piramida bulat. "Telinga dan leherku yang sakit," katanya. "Itu dari gigitan. Tapi kau menyukainya." "Memang, sangat suka. Tapi terasa begitu sensitif sekarang." "Jadi jika kau ingin melakukan lebih, kau harus membiarkanku menyentuh payudaramu. OK, jika kau tak menyukainya ... setelah satu jam aku akan berhenti." Dia tertawa lagi. Aku memegang tangannya. Dia membiarkan tangannya jatuh, menunjukkan padaku semua payudara cantiknya. Aku memeluk pinggang dan punggungnya dan menariknya ke arahku. Aku mulai mencium dadanya. Dia mulai bernapas keras. Ekspresi ketakpastian dan keraguan diganti oleh suara erangan rendah klimaksnya lagi. Selama beberapa minggu ia hanya mengijinkanku mencium leher, telinga, dan payudaranya. Dia menolak untuk melepas celananya, dan menjadi sangat takut dan panik jika tanganku
mencoba membuka ritsletingnya. Tapi ia menikmati permainku pada putingnya. Bermain mungkin bukan kata yang tepat. Semakin aku menyentuh, semakin dia meminta aku untuk bermain dengan payudaranya lebih keras. "Lebih keras!" Dia akan berteriak. Dia ingin aku mengawali dengan menyentuh kemudian kemudian mulai memutar dan menariknya. Itu menyakitinya, tapi rasa sakit dibuat klimaksnya sangat kuat. Pertama kali dia tak bisa berangkat bekerja keesokan harinya. Payudaranya begitu sakit hingga dia tak bisa memakai kemeja atau bra. Dan sementara dia merasakan sakit di dadanya, pinggulnya yang menyodok di udara, menirukan adegan seks. Seringkali ia akan tertidur dalam pelukanku, di tempat tidur atau sofa. Dia sangat hangat. Aku biasanya tertidur juga. Minggu keempat bersama, dia sedang berbaring tidur. Aku tak bisa menahan diri. Aku meletakkan bibirku pada bibirnya dan menciumnya. Dia terbangun. "Tidak! Mengapa kau melakukan itu? Suamiku harus menjadi yang pertama untuk menciumku" Dia mulai menangis pelan. "Maafkan aku. Kau begitu cantik hingga aku tak bisa menahan diri." Malam berikutnya bersama-sama, kita berdua tertidur. Ketika aku bangun, dia menciumku. Bukan hanya sekali tetapi berulang kali. Dia dengan cepat mulai menyukai berciuman lebih dari apapun. Terkadang kita berciuman selama berjamjam. Kadang-kadang aku harus memintanya untuk berhenti, karena mulutku begitu sakit hingga bibirku terasa lecet. Maria sering mengatakan padaku betapa penting
keperawanannya untuk dia, bahkan ketika ia sangat menginginkan seks. Tapi langkah demi langkah dia ingin melakukan lebih dan lebih. Beberapa minggu setelah itu, celana terlepas. Beberapa minggu kemudian, celana dalamnya. Beberapa minggu kemudian, oral seks, pertama aku melakukan pada dirinya, kemudian dia padaku. Dia rasanya lezat. Aku suka merasakannya, dan dia sangat sensitif hingga dia akan klimaks lima atau enam kali berturut-turut. Keperawanannya begitu penting baginya hingga ia akan mengerang dan berteriak, "Aku sangat menginginkannya! Tapi aku tak bisa!" Itulah sebabnya kita memutuskan anal seks sebagai gantinya. Aku mengatakan padanya tak mungkin untuk hamil dari seks anal. Jadi dia ingin mencobanya. (Dan pantatnya begitu berlekuk, selalu tampak ingin keluar dari celananya.) Pertama aku harus membuatnya klimaks berkali-kali dengan oral seks, untuk membuat pantatnya cukup rileks. Kemudian aku bermain dengan payudaranya, menariknya keras. Dia mencapai klimaks lagi, bercampur antara kenikmatan dan rasa sakit. Lalu aku masuki dengan perlahan. Perpaduan kenikmatan dan rasa sakit membuatnya menggila. Dia pingsan karena klimaks yang sangat kuat, satu demi satu. Aku tetap keras dalam dirinya, tak bergerak, menunggu sampai dia terbangun. Kemudian aku melakukan itu padanya lagi. Sekali lagi, dia pingsan. Gelombang kenikmatan yang diperolehnya dari rasa sakit di payudara dan pantat datang dengan beberapa perbedaan ironis yang aneh. Jadi sekarang dia tetap perawan, tetapi hanya pada
vaginanya dan tak ada lagi yang lain. Dia sudah tak perawan dengan cara lain, dan telah mencoba banyak hal yang bahkan beberapa wanita yang sudah menikah sekalipun belum pernah melakukan. Dia juga tak ingin meninggalkan rumahku hampir sepanjang waktu. Dia tak ingin ada orang tahu apa yang dilakukannya. Dia tahu bahwa orang-orang yang melihatnya dengan seorang asing akan tahu ia berhubungan seks dengan pria itu. Ketika kita pergi makan, dia berhati-hati untuk tak saling menyentuh tangan, dan tak berjalan terlalu dekat, berharap bahwa orang lain akan berpikir kita hanya berteman. Dia selalu berpakaian sangat sopan. Biasanya dia mengenakan setelan bisnis yang sama dari tempat kerjanya. Tapi lekuk tubuhnya begitu seksi. Celananya selalu cukup ketat di pantatnya. Ketika aku membelikan dia bra berenda dan celana dalam thong dia terlalu malu untuk memakainya selama dua minggu. Ketika ia akhirnya melakukannya, ia tersipu merah terang ketika aku melepas baju dan celananya. Itu terjadi setelah sebulan bersama-sama, setelah berhubungan seks, dia menangis dan mengatakan yang sebenarnya. "Aku hanya memanfaatkanmu untuk melupakan pacar lamaku," katanya, terisak dengan berat di antara setiap katakatanya. Dia bilang pacar terakhirnya juga tunangannya. Mereka bersama hampir satu tahun dan berencana untuk menikah. Kemudian mereka mengetahui bahwa dia menderita kanker payudara. Penderita kanker yang lan. Aku bertekad untuk tak
menyakitinya seperti aku menyakiti Tina. Mungkin aku bisa menebus rasa bersalahku sendiri, lebih baik diriku di mata Tuhan dan diriku sendiri. Mungkin aku dapat memperlakukannya dengan baik hingga tak membenci diriku sendiri, atau dia yang membenciku. Tunangannya telah membatalkan pertunangan mereka saat dia mengetahui dia menderita kanker payudara. Ia takut mengurusi istri yang sakit. Dia juga takut dia tak bisa memiliki anak. tak ada tanda-tanda tentang itu. Para dokter menyembuhkannya, menghilangkan benjolan di payudaranya. Mereka melakukan pekerjaan yang baik hingga aku tak bisa melihat bekas lukanya sama sekali, tidak seperti Tina. Dan operasi pada payudaranya jadi menyakitkan selama masa pemulihan. Mungkin itu sebabnya ia begitu menikmati rasa sakit, mencapai klimaks dengan kenikmatan yang lebih ketika payudaranya disakiti. Hanya beberapa minggu setelah tunangannya mengetahui tentang kankernya, dia bersama wanita lain. Yang juga teman dekat Maria juga. Tapi dia tak langsung tahu. Pria itu menemui mereka berdua selama lebih dari sebulan. Kemudian Maria tahu dan si cowok meninggalkannya. Tapi ia masih akan mencoba dan berbicara dengannya, "sebagai teman." Beberapa bulan kemudian, cowok itu sudah tunangan lagi. Kurang dari setahun kemudian, pacar lamanya dan temannya menikah. Pria itu bahkan menelponnya saat ia sedang bulan madu. Dia merasa ia berusaha membujuknya untuk berselingkuh ... bahkan saat bulan madunya! Dia begitu sedih yang akhirnya salah satu temannya memposting profilnya online, berharap dia akan bertemu
seseorang dan merasa lebih baik. "Jadi apakah itu berhasil?" Tanyaku. "Ya!" Serunya dan mulai tertawa. Lalu air matanya kembali. Aku memeluknya. "Jadi, mengapa kau menunggu begitu lama untuk memberitahuku?" Tanyaku. "kita bicara tentang apapun dan segala hal, kan? Bukankah kita sangat dekat?" "Ya. Aku merasa begitu dekat denganmu, lebih dekat setiap hari. Dan bukan hanya karena apa yang telah kita lakukan ... meskipun aku sangat ... sangat menyukainya!" Dia tertawa lagi. Aku mengatakan kepadanya cerita singkat tentangku setelah perceraian. Aku telah pergi ke Amerika Latin. Aku bertemu dengan seorang wanita kulit hitam cantik di sana. Aku merasa jauh lebih baik setelah aku bersamanya. Aku tahu bahwa wanita lain masih mau bersamaku, dan hidupku bisa terus berlanjut. Cerita ini tampaknya membantunya merasa lebih baik juga. Kemudian dia mengatakan mengapa dia mengatakan padaku sekarang tentang hal ini. "Aku bicara dengannya hari ini. Dia bertanya apakah aku bersama seseorang. Aku katakan padanya, ya. Dia seorang Amerika, seorang dosen. Dia tampak sangat marah, sangat tersinggung!" Dia nyengir dan tertawa lagi. "Itu karena ia tahu aku banyak mendapatkan seks! Dan aku tak pernah berhubungan seks dengan dia! bahkan tak ada ciuman di bibir! Dia tak pernah melihat payudaraku atau melihat aku telanjang seperti kau. Aku hampir bercerita tentang berapa banyak klimaks yang kau selalu beri padaku!"
Dia tertawa lagi, panjang dan keras. Dia tak bisa berhenti tertawa selama beberapa menit. Itu adalah jenis tawa terbaik, tawa penyembuhan. Dia akan baik-baik saja. Lebih baik dari itu malah. Dia telah sembuh. Sungguh memalukan aku akan menyakitinya bahkan lebih daripada bekas pacarnya. Waktu kita bersama-sama tidaklah sempurna. kita bertengkar sebanyak kita berbaikan. Biasanya kita berpendapat karena Maria tahu aku menemui wanita lain. Dia menduga dengan segera, kedua kalinya saat kita bertemu. Bahkan pernah dia melihatku di mal dengan Honey. Di lain waktu seorang teman mengatakan bahwa ia melihatku bersama Grace. Tahu bahwa ini menyakitinya, tapi dia terus menemuiku. kita putus setidaknya lima kali dan kembali bersama kurang dari seminggu kemudian setiap kali terjadi. Dia lebih bermasalah daripada wanita yang pernah kukenal, kecuali ia lebih gila seperti Ami. Tapi dia sangat layak untuk dijadikan pacar. Dia adalah cinta dalam hidupku yang bermasalah, dan masalah yang paling sulit yang pernah aku miliki dari seorang perawan yang tak akan membiarkanku melakukan hubungan seks dengannya. Lagi dan lagi, Maria memintaku untuk berhenti menemui wanita lain. Setiap argumen terjadi dengan cara yang sama. "Tolong, tak bisakah kau berhenti menemui wanita lain? aku tak menemui pria lain," ia akan memohon. "Aku tak pernah meminta kau untuk tak menemui pria lain. Jika aku putus dengan wanita-wanita lain aku akan menyakiti mereka. Aku tak ingin menyakiti siapa pun." "Tapi kau menyakitiku ketika kau menemui mereka."
"Aku tak pernah berjanji padamu hanya akan menemuimu. Tak bisakah kau mengerti? Aku hanya di Indonesia selama setahun. Ini tak sama dengan seorang pria Indonesia yang tinggal di sini sepanjang hidupnya. Waktu kita bersama-sama akan menjadi singkat." Dan itu biasanya ketika dia akan terdiam. Dia hanya pergi setelah itu. Beberapa hari kemudian ia akan sms aku. Setelah serangkaian sms yang panjang, mengatakan hal yang sama kita katakan secara pribadi atau di telepon, dia akan memintaku untuk kembali. Ketiga kalinya dia kembali, Maria mengatakan padaku ia mencoba membuat dirinya klimaks tetapi tak bisa. Dia mencoba untuk menempatkan tangannya sendiri pada payudaranya dan sentuhan dalam vaginanya, bermain dengan klitorisnya. Tapi tak berhasil. "Cobalah untuk melakukannya sekarang," kataku. "Aku ingin melihat kau melakukan itu." Dia malu melakukannya. Butuh waktu beberapa menit untuk meyakinkan dia. Dia mencoba, tapi tak bisa klimaks. Jadi aku memintanya untuk memilih suatu fantasi. "Pikirkan seseorang yang terkenal, seseorang yang menurut kau sangat seksi dan tampan." "OK. Gerard Butler." "Sekarang bayangkan kau bertemu di sebuah pesta. Ia membawa kau kembali ke rumahnya. Dia melepas pakaianmu, mulai menciummu ke seluruh ..." Dia mencoba selama beberapa menit, tapi tak bisa merasa terangsang. Dia malah memintaku membayangkan bagaimana
aku akan mengambil keperawanannya. "Aku menciummu seluruh telinga dan lehermu, memberikan beberapa klimaks dengan cara seperti itu ... Aku bermain dengan payudaramu seperti yang kau suka, menekan dan memutarnya dengan keras ... Lalu aku mencium di antaranya, turun ke bawah hingga sampai di antara kakimu ... Aku memberikan beberapa klimaks lagi dengan lidahku dan bibir pada vaginamu ... Kemudian, dan kemudian, aku perlahan-lahan memasukkan dirimu, dengan sangat lembut, hanya bergerak di dalam dirimu sedikit demi sedikit, mendapatkan lebih dalam dan lebih dalam sampai semua mlikku ada di dalam dirimu. Lalu ... aku akan menunggangimu sepanjang malam." Dia berhenti mencoba untuk menyentuh dirinya sendiri. Dia menatapku dan bernafas sangat keras. Putingnya begitu keras. Aku meraih ke bawah antara kedua kakinya. Dia sangat basah yang pernah ia alami. "Apakah kau mau?" Tanyaku. "aku ingin, begitu ingin ... tapi aku tak bisa," bisiknya. Aku mendekatinya dan menggesekkan penisku di antara kedua kakinya, tetapi tak memasukkan milikku. Dia mencapai klimaks, sangat keras. Kemudian aku mengangkat kakinya dan memasuki pantatnya. Dia mencapai klimaks berkali-kali, satu demi satu, dan pingsan setelahnya. Aku membalikkan tubuhnya, menunggu dia bangun, dan memberinya klimaks lagi dan lagi, sampai dia pingsan lagi. Setelah keempat kalinya kita putus, dia kembali lagi padaku.
kita berbicara di tempat tidur, kita berdua telanjang, dan aku sedang bermain dengan putingnya. Aku bertanya apakah dia pernah berpikir untuk menindik putingnya. "Tidak! aku berbagi kamar dengan adikku. Dia akan melihat, dan memberitahu orang tuaku. Tapi ... ide itu benar-benar merangsangku ... " Aku punya beberapa peniti. Sejak saat itu, hanya menggodanya dengan ujung runcing tajam dari peniti itu membuatnya klimaks dengan hebat. Dan mengikat tubuhnya sehingga dia merasa tak berdaya sementara aku menggoda putingnya benar-benar membuat basah dan klimaks dengan mudah. "kau mengikatku terlalu erat!" Dia akan berteriak. "Kau benar-benar akan menembus putingku, kan?" Dia akan berteriak. Tapi kita berdua tahu aku tak akan pernah melakukannya, kecuali dia benar-benar menginginkannya. Sama seperti kita berdua tahu bahwa aku tak akan mengambil keperawanannya kecuali dia benar-benar menginginkannya. Seringkali Maria akan memasak untukku, atau membawa kita bungkus makanan. Pada Thanksgiving, Maria ingin membuatkanku makan malam. tak ada kalkun di Indonesia. Dia bertanya, apa yang aku ingin dia masakkan untukku. Satu-satunya yang bisa kupikirkan hal yang sama di Indonesia maupun Amerika adalah spaghetti. Dia membuat spaghetti di dapurku. Aku membeli anggur, dan itu pertama kalinya dia mencoba alkohol. Aku membuat kesalahan besar dengan berpikir dia akan minum terlalu banyak dan kemudian berkeinginan untuk menyerahkan
keperawanannya. Itu adalah kesalahan besar. Dia menduga apa yang aku inginkan dan pergi, marah. Kali ini akulah yang memintanya untuk kembali. Aku beruntung dia tak meninggalkan aku dan tak pernah melihatku lagi, selamanya. Itu adalah kesalahan bodoh bagi kita berdua. Itu adalah kesalahanku untuk mencoba dan membuatnya mabuk. Ini adalah kesalahan dia untuk kembali padaku. Pada ulang tahun Maria ke dua puluh empat. Aku ingin menjadi hari khusus untuknya. Tapi teman-teman di tempat kerja dan keluarganya masing-masing merayakan dengan dia. Jadi sehari setelah ulang tahunnya kita merayakan bersamasama. Dengan laut ada sebuah restoran yang bagus. Itu dibuat agar terlihat seperti sebuah kapal tua yang telah ditarik ke darat dan diubah menjadi sebuah restoran makanan laut. Kita makan dengan udara laut yang bertiup melalui rambut kita, dia tersenyum senyum bahagia. Restoran itu di samping sebuah hotel bagus, hotel yang sama tempat kita akan menghabiskan hari terakhir kita bersama. Hotel ini memiliki kolam renang, dan kita pergi berenang. Atau yang benar, aku pergi berenang. Maria tak bisa berenang. Aku mencoba untuk mengajarinya. Aku menunjukkan caranya untuk berenang, memeluknya bawah punggungnya sementara dia berlatih, memastikan dia tak jatuh dan tak pernah masuk di air yang dalam. Ada banyak keluarga di kolam renang. Ini adalah pertama kalinya dia tak keberatan banyak orang melihat kita bersama. Dia begitu bahagia.
Ini adalah sebuah kesalahan. Untuk membuatnya sangat bahagia sekarang akan membuatnya sangat sedih di kemudian hari, ketika aku meninggalkannya. Maria menyukai komedi romantis, kisah cinta, dan film sedih dari semua jenis. kita menonton film seperti Buku 'Bridget Jones' Diary (keempat-empatnya) ditambah beberapa film Indonesia yang mana dia akan menjelaskan kepadaku. Dia menyukai apa pun film sedih dan sentimentil. Kita menonton Denias dan Love is Cinta. Tapi mungkin tak ada film yang membuatnya menangis lebih dari Laskar Pelangi. Maria tak tahu banyak tentang film romantis Amerika kecuali yang terbaru. Di sebuah kios di mal aku menemukan koleksi DVD bajakan "Classic American Romance." Ada sepuluh film Amerika dengan harga delapan ribu rupiah, sekitar delapan puluh sen. Sebagian besar film-film modern yang jelek, Pretty Woman dan beberapa komedi romantis terburuk, Drew Barrymore masih berusaha untuk menarik orang yang sama yang berpikir dia imut seperti di ET. Tapi juga mendapatkan dua temuan yang menakjubkan, film klasik kuno dari Humphrey Bogart. Ada film bagus berjudul Casablanca dan sebuah film kurang dikenal tapi masih bagus In a Lonely Place. Kita menonton Casablanca bersama. Film ini bercerita tentang seorang pemilik bar Amerika yang bertemu kekasih lamanya yang sudah bersama orang lain. Mereka mencoba untuk bersama lagi, tetapi mereka akan gagal. Pada akhir film itu mereka harus meninggalkan satu sama lain lagi, dan tak ada yang dapat mereka lakukan. Aku mencoba untuk menggunakan film itu untuk memberitahu Maria suatu hari
nanti kita akan segera berpisah, dan tak ada yang bisa kita lakukan. Tapi dia tak pernah mengatakan apa pun padaku kecuali betapa indah dan sedih film itu. Kita menonton In a Lonely Place waktu berikutnya. Ada beberapa kata indah dalam film yang Humphrey Bogart katakan untuk cintanya: "Aku lahir saat dia pertama kali menciumku. aku mati ketika dia meninggalkanku. Aku hidup beberapa minggu saat dia mencintaiku." Pada akhirnya ia harus meninggalkan cintanya, dan tak ada yang mereka bisa lakukan. Aku tahu bahwa Maria dan aku akan memiliki akhir seperti itu segera. Hanya beberapa minggu sebelum aku meninggalkan Indonesia kita pergi ke Manado bersama. kita pergi scuba diving, melihat terumbu karang. Kita berjalan di pantai dengan matahari terbenam. Kita berbagi ranjang yang sama selama empat malam. Kita melihat patung raksasa Kristus. Kita pergi ke mata air belerang, dengan patung-patung dari orang Minahasa. Itu adalah waktu yang indah. Kita bersama siang dan malam selama hampir seminggu. Kita seperti pasangan yang baru saja menikah. Itu adalah kesalahan besar. Waktu kita bersama hanya membuatnya melihat masa depan bagi kita bersama, tepat sebelum waktunya bagiku untuk pergi. Tuhan punya rasa humor yang kejam dan mengawasiku lebih dekat dari sebelumnya. *****
Bab 10 Wanita yang Tak Bisa Kudapatkan: Tiwi, Ami, Yani, Abel dan Lainnya Aku tak ingin siapapun berpikir bahwa aku bisa mendapatkan setiap wanita yang kutemui. Paling banyak aku bersama sekitar setengah wanita yang berusaha aku ajak berhubungan seks. Gadis yang paling membuatku frustasi yang kutemui tak tahu apa yang ia inginkan, atau ingin memainkan permainan. Aku bertemu Tiwi di mall. Dia dan saudara perempuannya bekerja di stan yang menjual DVD bajakan. Kami setuju untuk bertemu setelah dia selesai dengan pekerjaannya. Jadi pada jam 22:00 aku muncul. Dia berjalan pergi dan meraih tangan orang yang ada di stan sebelahnya. "Ini adalah pacarku," katanya. Si cowok tampak malu untuk digunakan seperti itu, dan berjalan pergi dengan kepalanya tertunduk ke bawah. Jadi aku telah digunakan untuk membuat pacarnya cemburu. Aku merasa iba pada cowoknya. Tapi aku di mal yang sangat sering, makan, belanja, dan dengan banyak wanita. Apakah itu hal yang sadar bahwa aku kembali ke sana sehingga Tiwi bisa melihatku dengan wanita-wanita lain? Setiap kali ia melihatku dengan yang satu dia tak bisa berhenti menatapku. Aku pura-pura tak memperhatikannya. Kadang-kadang aku bahkan pergi ke stan untuk membeli DVD, dengan salah satu pacarku bersamaku. Dia selalu bertanya apakah ini adalah pacar baruku. Aku selalu pura-pura tak mengerti pertanyaan
itu, dan tak ingat pernah kenal Tiwi. Dia tak suka kalau aku mengajak adiknya keluar. Mereka berdua mulai bicara dan berdebat. Aku tahu dia tak akan membiarkan adiknya pergi keluar denganku, dan tak berharap atau ingin melihat adiknya pula. Aku melangkah pergi sambil tersenyum. Aku masih terus membawa wanita ke mal untuk makan di restoran. Dan kita sering mampir ke stan DVD. Adiknya selalu menatapku, dan kadang-kadang mencoba untuk ngobrol denganku. Tapi Tiwi selalu memastikan aku tak bisa ngobrol dengan adiknya sendirian. Aku merasa sedikit bersalah berpura-pura menyukai adiknya, hanya untuk membuat Tiwi marah. Ami adalah wanita yang sangat gila yang terobsesi padaku. Aku bertemu dia kerja di luar mall, menjual paket liburan. Dia cukup cantik, senyum lebar dengan rambut panjang ke bawah ke pinggang, payudara penuh ditutupi oleh kemeja ketat. Aku minta nomor teleponnya. Dia bilang dia akan memberikan padaku, dan kemudian ia memperkenalkan teman pemalunya. Aku memberikan nomorku kepada temannya juga, tapi tak pernah menghubunginya karena dia tak menarik bagiku. Daripada aku menulis nomor teleponnya, Ami ingin memasukkan nomor di HPku. Saat ia menekan tombol di HPku, aku melihatnya tampak terkejut. Dia menekan tombol untuk waktu yang sangat lama, dan akhirnya menyerahkan kembali HPku. Beberapa hari kemudian aku pergi nonton konser dengan Grace. Malam itu Grace bilang dia dapat sms dan panggilan
telepon dari seorang wanita yang dia tak kenal. Pesannya dipenuhi dengan banyak umpatan dan ancaman untuk memukulinya, memintanya untuk meninggalkanku sendiri, karena aku adalah pacarnya. Aku mengamati nomor tersebut. Itu punya Ami. Dia telah memakai HPku untuk mengetahui nomor Grace dan mengganggunya. Aku bertemu Ami keesokan harinya pada pekerjaannya. Dia mengaku itu adalah temannya yang melakukannya, bahwa temannya telah meminjam HPnya. Tapi temannya ada di sana dan bahkan tak terlihat tertarik padaku. Temannya tak terobsesi denganku, tapi Ami. Aku bilang pada Ami untuk tak pernah menghubungi Grace lagi atau aku akan lapor ke polisi. Dia hampir menangis. Dia mengatakan maaf, mungkin aku senang bersama dengannya. Kita pergi ke bioskop setelah dia pulang kerjaa. Aku menggelitik dia di teater. Ini memberiku kesempatan untuk memegang payudaranya, yang mana dia menyukainya. Setelah itu, dia mengirimi aku sms. "Senyummu menempatkan kegembiraan dalam hatiku. Kau akan jadi kekasihku, bagian dari hidupku, selalu dan selamanya, sampai akhir zaman." Keesokan harinya Grace mendapat sms lain dengan umpatan dan ancaman. Aku menelepon Ami mengatakan bahwa aku tak akan pernah melihatnya lagi. Setiap hari selama dua minggu aku mendapat telepon dari dia yang tak pernah aku jawab. Dia mengirimkan sms memohonku untuk bersamanya, untuk menemuinya di tempat kerja, di bioskop atau restoran. Aku tak pernah menjawabnya. Kemudian dia meneleponku dari HP temannya. Aku
menjawab dan mendengar suaranya. "Tolong, kita berdua ingin bertemu denganmu di rumahmu." Lalu aku mendengar dia dan temannya tertawa seperti orang gila. Ini semua lelucon bagi mereka. "Selamat tinggal. Aku menghubungi polisi," kataku. "Jangan! Kumohon ... biarkan aku datang ke rumahmu. Aku akan melakukan apa pun yang kau mau." Aku bertemu dengannya, tapi bukan di rumahku. Aku tak ingin wanita gila semacam ini tahu di mana aku tinggal. Aku menyewa sebuah kamar di sebuah hotel. Dia datang di sana, berpakaian sangat seksi, baju ketat dan celana pendek, senyum lebar gila di wajahnya. "Kumohon terimaku kembali. Jadilah pacarku," katanya. "Mari kita masuk ke kamar," kataku. Begitu masuk, aku mendorongnya ke tempat tidur. Aku meraih payudaranya, lalu dengan cepat melepas baju, celana pendek, bra dan celana dalamnya. Napasnya sangat keras. "Ya, menjadi pacarku," katanya lagi. "Diamlah," kataku. Aku masuk dalam dirinya. Setiap kali ia akan klimaks, aku berhenti. Dia menjadi begitu sangat terangsang, tapi terlihat semakin lama semakin frustrasi. Setelah keempat kalinya, aku mencabut penisku keluar dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Aku mencapai klimaks di tenggorokannya dan kemudian pada payudaranya. "Sekarang pergi," kataku. "Aku tak pernah ingin melihatmu lagi." "Kumohon ..." katanya dengan lemah. Lalu dia tak bisa mengatakan apa pun lagi. Aku harus memasang pakaiannya kembali dan membawanya keluar pintu.
Dia tak pernah meneleponku lagi, atau Grace. Aku tak melihatnya bekerja di mal lagi. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Aku masih tak tahu mengapa ia begitu gila, dan begitu gila padaku. Apakah dia benar-benar berpikir bahwa mengumpat gadis lain akan membuatku mencintainya? Bahwa pesan sms gila dan banyak panggilan akan membuat seorang pria mencintainya? Aku berpikir apakah dia seperti ini dengan laki-laki sebelumku. Aku tahu dia tak perawan. Hal ini menakutkan untuk memikirkan tentang kehidupan yang akan dia hadapi jika dia menemukan seorang pria untuk dinikahi. Bayangkan anak-anaknya, harus tumbuh dengan seorang ibu seperti dia. Apa yang telah Tuhan pikirkan hingga menciptakan seorang wanita seperti dia? Yani adalah wanita yang berwajah paling muda yang ku temui di Indonesia. Di Amerika, aku punya teman yang adiknya terlihat sangat mirip dengannya. Keduanya pendek, mungkin 160 cm. Keduanya sangat, sangat kurus. Aku pikir keduanya memiliki berat lebih dari dari 40 kilo. Kaki mereka lebih kecil daripada lenganku, dan mereka berdua itu berdada rata, hampir tak ada payudara. Tapi tubuh mirip anak-anak mereka sangat berbeda dari wajah mereka yang cantik dan sangat dewasa. Keduanya memiliki mata yang sangat lebar, mulut lebar indah dengan bibir penuh berwarna merah alami cerah, dengan hidung kecil di tengahnya. Tubuh mereka tampak seperti anak perempuan umur dua belas tahun. Wajah mereka tampak seperti wanita yang sangat cantik berumur dua puluhan.
Aku bertemu adik temanku ketika dia baru berumur dua belas tahun, terlalu muda untuk berkencan. Ketika aku pindah dari kotanya umurnya tak lebih dari empat belas tahun, masih terlalu muda. Aku ingat pernah berpikir aku berharap bisa berkencan dengannya ketika dia sudah cukup umur, tapi aku ingin menunggu dan melihat betapa cantiknya dia suatu hari kelak. Tapi ketika aku kembali, usianya tujuh belas tahun dan berpacaran dengan cowok sebayanya. Cowok itu menghamilinya, meninggalkannya dengan seorang anak, dan tak akan menikahinya atau membantu membiayai anaknya. Dia jadi sangat pahit terhadap semua pria dan hanya ingin sendirian. Aku merindukan kesempatanku untuk menemaninya. Dengan Yani, aku kebanyakan ingin tahu bagaimana rasanya memiliki dia, pura-pura dia adalah adik temanku. Aku telah melakukan ini sebelumnya. Di Amerika Latin ada seorang wanita yang aku kenal sangat mirip Alicia Keys, dan ada juga yang sangat mirip Beyonce. Kedua wanita itu adalah kesempatanku untuk mewujudkan fantasiku. Aku pertama kali melihat Yani bekerja di mal di sebuah toko roti Belanda. Kedua kalinya aku kembali aku menyerahkan tulisan dengan uang untuk tips. "Andah cintah. Sayah ..." ditambah nomor HPku. Dia membaca surat itu dan tersenyum. Aku memberi kode mengangkat tangan ke telingaku, menyatakan telepon aku. Dia tersenyum lagi. Teman-temannya di tempat kerja berkumpul di sekitarnya, ingin membaca tulisan tersebut, tersenyum saat aku melangkah pergi. Yani tak pernah memberitahu padaku usianya. Dia tak pernah
bilang padaku apapun. Dia hampir tak tahu bahasa Inggris sama sekali. Aku bicara lebih banyak dalam bahasa Indonesia padanya dari dia bicara dalam bahasa Inggris padaku. Sebagian besar, aku bertanya padanya tentang kemana kita harus pergi. Aku belum mampu bicara bahasa Indonesia untuk percakapan. Kami pergi makan atau berjalan di sekitar mal. Sebagian besar temannya di tempat kerja menerjemahkan pesan teks kita. Dia mengatur di mana dan kapan kita bisa bertemu. Tapi ketika Yani dan aku tak mengerti satu sama lain, yang mana hampir sepanjang waktu, kita berdua akan marah dan frustrasi. Dia sangat sensitif. Temannya menjelaskan padaku kehidupan keluarganya tidak baik. Orangtuanya selalu bertengkar dan mungkin akan segera bercerai. Tapi apa yang bisa aku lakukan? aku tak bisa menawarkan saran atau kenyamanan. Sebaliknya aku berada dalam situasi yang menyedihkan hanya berharap untuk mendapatkan seks atau mempersiapkan diri untuk meninggalkannya jika dia bilang tidak. Aku membayari Yani biaya tindik lidahnya. Aku melakukannya berharap agar temannya menanyakan apakah dia ingin tindikan di putingnya juga. Dia tersenyum, tetapi mengatakan tidak. Jadi ideku berpikir tentang putingnya tak membuatnya marah. Aku hanya menunggu sekarang untuk merasakan tindikan lidahnya. Dia akhirnya setuju untuk datang ke rumahku, tetapi harus dengan temannya. Hal itu tak menghentikanku untuk mencoba menciumnya. Ketika dia tak mau dicium, aku mencoba untuk menggelitiknya. Dia ternyata tak geli. Dia benci disentuh. Aku merasa tubuhnya menjadi kaku dan
menjadi dingin ketika aku meletakkan tanganku di kakinya. Akhirnya, dia berbicara bahasa Inggris untuk kali pertamanya dan terakhir. "Don’t touch me." Dan itu adalah bagaimana kita berakhir, dan bagaimana fantasiku tak pernah menjadi kenyataan. Dia masih bekerja di toko roti yang sangat enak, dan aku sering mampir kesana. Tapi aku selalu berusaha untuk ada bersama orang lain saat di kasir. Dia hanya akan berpaling ketika aku ada di sana. Teman-temannya di tempat kerja masih tersenyum padaku. Aku tak berpikir dia pernah mengatakan kepada mereka kami tak berpacaran lagi. Aku bertemu Abel di mal yang sama. Dia makan dengan temannya. Dosen lain di kampusku ada di mal juga, dan kami ngobrol. Kedua gadis itu memandang pada kita, atau lebih tepatnya, aku. Aku mengucapkan selamat tinggal kepada dosen itu. Dia tersenyum, tahu apa yang akan terjadi. Aku bicara dengan kedua gadis itu, tapi Abel yang lebih sering bicara padaku. Keduanya cukup cantik. Aku ingin bersama dengan salah satunya, atau lebih baik lagi, keduanya. Tapi karena Abel tidak terlalu pemalu berarti ia adalah gadis yang aku ajak kencan. Aku pergi menemui keluarganya di rumah mereka. Mereka sangat miskin, yang termiskin dari setiap orang yang aku temui di Indonesia kecuali tukang becak dan anak-anak pengemis. Rumahnya kecil, penuh sesak, dengan lantai tanah, dan sangat panas, rumah itu hanya sebuah gubuk di gang sempit. Tampaknya dibangun oleh ayahnya. Abel adalah satusatunya yang bisa bicara sedikit bahasa Inggris. Para adikadiknya sangat penasaran ingin bertemu dengan seorang
Amerika. Begitu juga banyak dari para tetangganya. Setiap beberapa menit, seseorang yang baru datang untuk berkata, "Hello Mister!" Keluarganya sangat ketat. Aku tak pernah bertemu dengannya tanpa ibunya di sana. Ketiga kalinya dia akhirnya datang ke rumahku, dan ya, ibunya ada di sana sepanjang waktu. Bahkan ketika Abel berjanji akan datang tanpa ibunya waktu berikutnya, ibunya selalu datang. Setelah kelima kalinya, aku tahu ini tak akan berubah dan mengucapkan selamat tinggal padanya. Dia tampak sedikit terkejut, tapi memberiku senyum penuh harapan saat dia pergi. Aku tak menyalahkan dia sedikitpun, juga ibunya. Keluarganya tahu bahwa putri cantik mereka jika menikah akan jadi salah satu peluang mereka keluar dari kemiskinan. Aku berharap mereka mendapatkannya. Tuhan sedang mencoba untuk mengajariku, dan aku tak mendengarkan. Ada banyak wanita lain yang aku coba dekati dan aku tak beruntung. Alasan yang paling umum adalah mereka menggunakan standar waktu Indonesia, dan aku menggunakan standar Waktu Amerika. Seorang wanita akan mengatakan untuk bertemu aku jam 19:00, dan kemudian heran jika aku marah karena mereka sampai di sana pada pukul 8:30 pagi. Beberapa wanita akan bertanya apakah teman-teman mereka bisa datang, dan membawa empat atau lima teman-temannya. Aku merasa sepertinya mereka semua ingin makan gratis. Yang paling buruk dari semua adalah ketika wanita berjanji untuk datang, tapi tak datang, dan kemudian akan terkejut karena aku marah.
Ada juga beberapa wanita etnis Cina yang aku email berkalikali. Yang pertama terus mengatakan dia akan bertemu denganku dan kemudian berubah pikiran. Setelah ketiga kalinya aku mengucapkan selamat tinggal. Dia mengejutkanku sebulan kemudian dengan mengirim email padaku lagi, katanya sekarang dia sudah siap. Sekali lagi, aku mengucapkan selamat tinggal, bahwa aku tak tertarik membuang waktu lagi dengannya. Ada dua lainnya wanita etnis Cina yang melakukan hal yang sama. Pada awalnya aku beranggapan mereka manja, atau tak yakin apa yang mereka inginkan. Tapi berpikir tentang betapa orang Cina telah diperlakukan di Indonesia, aku tak heran mereka sangat hati-hati. Bahkan ada mahasiswaku mengatakan secara terbuka di kelas ia membenci orang Cina. Berapa banyak kebencian yang harus dihadapi gadis-gadis ini dalam kehidupan mereka sehari-hari? Aku mencoba bersama dengan gadis-gadis ini karena aku belum pernah bersama dengan gadis Cina dan penasaran. Aku masih berpikir bahwa mereka tak secantik gadis Indonesia lainnya. Ini menghiburku untuk melihat mereka di antara beberapa gadis yang mengenakan celana pendek. Semua yang mereka lakukan adalah menunjukkan kaki pucat mereka yang membutuhkan lebih banyak sinar matahari. *****
Bab 11 Putus
Ini adalah akhir pekan terakhirku di Indonesia. Itu tak akan mudah. Aku begitu khawatir. Grace akan bersamaku pada hari Jumat. Maria akan bersamaku di hari Sabtu. kita bermalam di sebuah hotel ditepi pantai. Pada Minggu malam aku akan menemui Honey. Senin pagi tiba waktunya untuk pergi. Penerbanganku pada jam dua dan aku harus berada di bkaura pada siang hari. Tiga setengah hari untuk mengucapkan selamat tinggal pada tiga wanita yang paling menakjubkan yang pernah kukenal, dan mencoba untuk meninggalkan mereka tanpa menyakitinya, atau menyakiti mereka sekecil mungkin. Itu tak akan mudah. ***** Pada sore hari Jumat pagi, Grace datang ke rumahku. kita memutuskan untuk pergi ke pantai. Grace mengenakan bikini yang sama ketika di Bali. Dia suka diperhatikan oleh banyak pria. kita pergi ke sudut pantai, berpikir jika tak ada begitu banyak orang kita bisa berhubungan seks di dalam air. Grace mencoba menggunakan mulutnya padaku saat di bawah air, tetapi ia malah banyak minum air laut. Sebaliknya, kita duduk di dalam air, hanya ngobrol. Kebanyakan dia duduk diam sementara aku bicara tentang masa depan. "Semakin tua usiaku, semakin aku harus belajar bagaimana menerima apa yang aku tak bisa ubah. Dan itulah rasanya menjadi tua yang sebenarnya. Semakin kau mencoba untuk melawan itu, kau akan menjadi lebih sedih dan lebih pahit." Dia tak mengatakan apapun setelah itu. kita pergi untuk pergi
makan, dan kemudian kembali ke rumahku. kita berjalan ke setiap ruangan di rumahku, mengingat bagaimana kita pernah berhubungan seks di sana. kita mencoba untuk melakukannya lagi, hanya satu menit, di masing-masing ruangan. Satu jam yang sangat lama kemudian, kita berada di kamar tidurku. aku mengatakan padanya, "Aku merasa sedih untuk pergi. Aku akan sangat merindukanmu." Dia mulai menangis. Grace menangis. Lima jam sebelum dia berlutut, memohon untuk melakukannya lagi. Empat jam sebelum tangannya terikat. Dia tak berdaya, dan menyukainya. Tiga jam sebelum pantatnya naik di udara, dan aku di dalam dirinya. Dua jam sebelum aku telah menarik kemejanya lepas, mempertontonkan payudaranya di tempat umum. Satu jam sebelum ia akan memberikan apapun untuk berada disampingku. Sekarang dia menangis ... Dia menangis ... Emosinya mengalir keluar dari dirinya, meledak, mengalir, meluap, tertumpah keluar tanpa kekangan. Aku pikir dia tak akan bisa berhenti menangis, bicara, atau mencurahkan emosinya bahkan jika dia mau. Dia menangis seperti seorang anak yang baru kehilangan orang tuanya. Dia menangis seperti seorang ibu muda yang baru kehilangan anaknya.
Dia tak menangis seperti seorang wanita tua yang kehilangan suaminya. Kehilangannya bukan salah satu yang dia diharapkan, dan dia tak memiliki harapan hidup bersama. Kehilangannya adalah kehilangan kesempatan untuk hidup bersama selamanya. Dia menangis seperti seorang wanita yang baru saja kehilangan cinta dalam hidupnya. Aku adalah orangnya, dan aku tak layak menerimanya. Setengah jam kemudian, dia cukup tenang untuk mulai berpakaian lagi. Grace paling baik menyembunyikan rasa sakit yang dia rasakan dari tiga wanita yang mencintaiku. Kita mengucapkan salam perpisahan, dan dia berjalan keluar dari hidupku, dan aku meninggalkannya. Grace terlahir kembali ketika aku pertama kali menciumnya. Sebagian dari dirinya mati ketika aku meninggalkannya. Dia hidup seperti ia belum pernah hidup ketika aku mencintainya. Dan aku merasakan hal yang sama tentang dirinya. ***** Sabtu pagi Maria datang ke rumahku. kita segera naik taksi ke hotel. kita check in di siang hari dan akan memakai kamar itu sampai siang hari berikutnya. Setelah di kamar dia melepas pakaiannya dengan segera. Dia bilang dia ingin telanjang setiap menit di kamar hotel denganku. Dia tak melihat pekerja hotel yang tepat di luar jendela. Untungnya, dia tak melihatnya. Dia bersembunyi di belakangku. Lima menit kemudian, tirai tertutup, dia di tempat tidur
berlutut, pantatnya di udara, tangannya terikat, wajahnya di atas bantal, aku di dalam dirinya, erangan dan klimaks lagi dan lagi. Dia memintaku untuk mengambil keperawanannya. Dia memintaku tiga kali. Setiap kali ia memintanya aku taruh di pantatnya dan melakukannya dengan keras, membuatnya pingsan. Setiap kali ia bangun ia lebih bersemangat memintaku mengambil keperawanannya. Ketiga kalinya dia pingsan, aku berhenti. Aku membuka ikatan dan memeluknya, menunggunya untuk bangun. Ketika dia bangun, aku berkata, "Aku tak pernah mau mengambilnya darimu. Kau akan sangat menyesal karena tidak perawan di malam pernikahanmu." Dia mengakuinya, dan memelukku. Dia mulai menangis. Lalu ia memintaku untuk menindik putingnya. Ini akan menjadi cara dirinya untuk mengingatku, dan dia akan memberitahu saudara perempuannya tentang aku tapi dia berjanji untuk tak mengatakan apapun pada orang tuanya atau orang lain. Aku mengikatnya ke kursi. Tangannya terikat erat, dan juga tubuhnya. Dia tak bisa bergerak. Aku mengambil antinganting stainless steel yang aku telah simpan sejak pertama kali aku menggodanya dengan peniti. Penindikan puting pertama membuatnya menangis dan klimaks lagi. Yang kedua juga begitu. Dia memohon untuk menggunakan mulutnya padaku saat ia masih diikat. Aku menggunakan mulutnya, sama seperti ketika aku menggunakan pantatnya, dan aku mencapai klimaks di dalam tenggorokannya.
kita makan di restoran yang sama dekat dengan hotel. kita berjalan di malam hari, dengan udara dingin di sekitar kita. kita mendengarkan live musik, kembali ke hotel, dan tertidur dalam pelukan masing-masing, terlalu sedih untuk seks lagi. Keesokan paginya kita sarapan, pergi berenang, meninggalkan hotel dan kembali ke rumahku. Dia bertanya apakah ada cara kita bisa bersama. Aku mulai bicara tentang film yang telah kita lihat, dan pesan yang ada di dalamnya. Aku bercerita tentang ketakutanku dari perkawinan yang buruk, dan bahwa hal itu sangat berbeda di Amerika. Dia mulai menangis. Maria menangis. Lima jam sebelum dia berlutut, memohon untuk melakukannya lagi. Empat jam sebelum tangannya terikat. Dia tak berdaya, dan menyukainya. Tiga jam sebelum pantatnya naik di udara, dan aku di dalam dirinya. Dua jam sebelum aku telah menarik kemejanya lepas, mempertontonkan payudaranya di tempat umum. Satu jam sebelum ia akan memberikan apapun untuk berada disampingku. Sekarang dia menangis ... Dia menangis ... Emosinya mengalir keluar dari dirinya, meledak, mengalir, meluap, tertumpah keluar tanpa kekangan. Aku pikir dia tak akan bisa berhenti menangis, bicara, atau mencurahkan emosinya bahkan jika dia mau.
Dia menangis seperti seorang anak yang baru kehilangan orang tuanya. Dia menangis seperti seorang ibu muda yang baru kehilangan anaknya. Dia tak menangis seperti seorang wanita tua yang kehilangan suaminya. Kehilangannya bukan salah satu yang dia diharapkan, dan dia tak memiliki harapan hidup bersama. Kehilangannya adalah kehilangan kesempatan untuk hidup bersama selamanya. Dia menangis seperti seorang wanita yang baru saja kehilangan cinta dalam hidupnya. Aku adalah orangnya, dan aku tak layak menerimanya. Hari sudah sore dan ia masih menangis. Dia menangis dalam pelukanku, di tempat tidur, kemudian jatuh tertidur dalam waktu singkat. Ketika dia terbangun, dia menatap kearah wajahku dan menangis lagi. Selama hampir empat jam dia menangis, tertidur, terbangun, kemudian menangis lagi. Itu sudah jam 05:00 sore. Aku menyadari Honey akan segera datang. Aku mengatakan kepada Maria, "Semakin lama kau melihatku, rasa sakit akan semakin kau rasakan. Lebih baik pulanglah sekarang. Rasa sakit akan menghilang bersama waktu." Dia dengan lemah berjalan ke pintu. Maria dilahirkan kembali ketika aku pertama kali menciumnya. Sebagian dari dirinya mati ketika aku meninggalkannya. Dia hidup seperti ia belum pernah hidup ketika aku
mencintainya. Dan aku merasakan hal yang sama tentang dirinya. ***** Honey akan berada di sini kapanpun, pikirku. Jika Maria menangis lebih lama lagi mereka akan bertemu, dan Maria akan tersakiti bahkan lebih buruk lagi. Aku tak ingin menghabiskan hari terakhirku dengan pertengkaran lagi. Namun pada 06:00 sore, Honey meneleponku mengatakan Barbie putrinya sakit. tak mungkin ia bisa berada di sini malam ini. Besok ibunya akan berkunjung, dan mengurus Barbie. Bisakah dia menemuiku besok? Aku bilang ya. Jadi aku menghabiskan malam terakhirku di Indonesia sendirian, minum alkohol terakhir yang ada di dalam rumah, mencoba memikirkan apakah ada cara yang lebih baik untuk mengucapkan selamat tinggal dengan Grace dan Maria, ingin memukul diri sendiri karena bagaimana aku menyakiti mereka dan bagaimana, sangat segera, aku akan menyakiti Honey juga. Aku meneriakkan setiap kata umpatan yang ku tahu. Aku meneriakkan umpatan itu pada diriku sendiri. Aku kesulitan tidur. Keesokan paginya jam 10:00 pagi Honey datang naik taksi. Ketika pintu taksi terbuka, dia sudah mulai menangis. Aku memeluknya dan berjalan bersamanya ke pintu depanku. kita duduk di sofa, kepalanya di dadaku, bajuku basah dengan air matanya. Aku mengingatkannya bahwa dia akan segera lulus, dan akan memiliki kehidupan yang lebih baik untuknya, orang tuanya, dan putrinya yang manis. Dia bilang dia akan merindukanku dan mulai menangis lagi.
Honey menangis. Setiap kali sebelum dia telah berlutut, memohon untuk melakukannya lagi. Setiap kali sebelum dia terikat, tak berdaya, dan menyukainya. Setiap kali sebelum dia akan memberikan apapun untuk bisa bersama denganku. Sekarang dia menangis ... Honey menangis ... Emosinya mengalir keluar dari dirinya, meledak, mengalir, meluap, tertumpah keluar tanpa kekangan. Aku pikir dia tak akan bisa berhenti menangis, bicara, atau mencurahkan emosinya bahkan jika dia mau. Dia menangis seperti seorang anak yang baru kehilangan orang tuanya. Dia menangis seperti seorang ibu muda yang baru kehilangan anaknya. Dia tak menangis seperti seorang wanita tua yang kehilangan suaminya. Kehilangannya bukan salah satu yang dia diharapkan, dan dia tak memiliki harapan hidup bersama. Kehilangannya adalah kehilangan kesempatan untuk hidup bersama selamanya. Dia menangis seperti seorang wanita yang baru saja kehilangan cinta dalam hidupnya. Aku adalah orangnya, dan aku tak layak menerimanya. Hampir satu jam kemudian, ketika Honey tak lagi menangis, kita memanggil taksi untuknya, dan taksi lain untuk membawaku ke bandara. Dia meninggalkan hidupku, dan aku meninggalkan hidupnya. Honey terlahir kembali ketika aku pertama kali menciumnya.
Sebagian dari dirinya mati ketika aku meninggalkannya. Dia hidup seperti ia belum pernah hidup ketika aku mencintainya. Dan aku merasakan hal yang sama tentang dirinya. Tuhan memiliki rasa humor yang kejam dan selalu mengawasi. Kadang-kadang aku menjerit, ingin menyerang membabi buta pada ketidakadilan dari jalannya. Aku pantas menerima semua rasa sakit yang kurasakan mengingat betapa aku memperlakukan mereka, dan banyak lagi. Tapi tak satu pun dari para wanita luar biasa ini pantas menanggung rasa sakit seperti ini. *****
Bab 12 Masa Lalu Tak Pernah Berlalu Kembali ke Amerika adalah sedih dan menyakitkan. Aku tak ingin kembali. Sama seperti seorang pria dari sebuah kota kecil yang tak pernah bisa kembali ke rumah, seorang Amerika yang tinggal di negeri asing tak pernah bisa benarbenar pulang. Pikiranmu selalu melayang, selalu mengembara, selalu ingin kembali dan membayangkan "kalau saja" dan "bagaimana jika" lagi dan lagi. Seberapa sering aku memikirkan ketiga wanita yang menakjubkan ini. Seberapa sering hatiku terasa sakit. Butuh bertahun-tahun agar rasa sakit ini pergi.
Bagi kita semua. Maria adalah orang pertama yang menulis untukku, diikuti oleh Grace. Rasa kehilangan dan hasrat yang kita rasakan di surat-surat ini sama kuatnya seperti saat kita bersama. Aku menulis kepada Honey seminggu setelah Maria dan Grace. Email dengannya berakhir paling cepat, hanya beberapa kali, dan tak ada lagi setelah bulan pertama. "Kau menghancurkan hatiku. Aku akan selalu mencintaimu SAMPAI AKU MATI, "tulisnya. Hanya itu yang ditulis olehnya, tak satu kata lainnya. Aku menulis tiga kali setelah itu, berharap dia kabarnya, bahwa ia telah lulus, memiliki pekerjaan yang baik dan kehidupan yang lebih baik baginya dan putri manisnya. Dia tak pernah menjawab lagi. Aku tak tahu apa yang terjadi pada Honey. Dia tak mau menjawab, tidak lewat email, telepon atau surat. Hanya yang terbaik dalam hidupnya sekarang, aku berharap. Seorang pria yang akan memperlakukannya dengan baik, dan kehidupan yang baik untuk mereka semua. ***** Grace menulis sebuah email sederhana beberapa hari setelah aku pulang, mengatakan ia berharap penerbanganku baik-baik saja dan bahwa aku sampai di sana dengan aman. "Terima kasih untuk semuanya. aku belajar banyak saat bersamamu." Aku menulis balasan dengan pesan sederhana di baris judul: "Aku tak Akan Pernah Melupakanmu." Dalam isi email aku menulis: "Kau memberiku tahun terbaik dalam hidupku.
Jangan pernah ragu bahwa kau orang yang menakjubkan dan cantik. Hati-hati, selalu. Aku mencintaimu." Dia menulis balasan keesokan harinya. Di baris judul emailnya berkata ia, "Jadi sedih." Isi email-nya merobekku terlebih lagi: Saudaraku mendengarkan musik sedih di radio dan itu membuatnya lebih sedih. Kadang-kadang aku berpikir sendiri, OK Grace bersedihlah hanya satu hari lagi atau satu jam lagi kemudian tak ada lagi. Tapi ini hanya terasa sedih dan sedih. Aku mendapat sakit kepala pagi ini ... aku rasa aku banyak menangis tadi malam ... Ketika aku sampai di rumah tadi malam aku menangis lagi ... Pagi ini ketika aku membaca suratmu, aku menangis lagi dan tak bisa berhenti ... aku masih menangis ... Terima kasih untuk semuanya ... kau telah menunjukan banyak hal ... Aku tak akan pernah melupakanmu. Berhati-hatilah ... aku menulis balasan keesokan harinya. "Apakah kau baikbaik saja?" Berada di baris judul. Aku mengatakan padanya betapa menyesalnya aku karena melukai dia: Tolong, jangan merasa sedih. Akan ada orang lain yang akan melihat betapa hebatnya kau. aku harap kau tak lagi terluka. Aku benci berpikir bahwa aku menyebabkan kau terluka dan berharap ada cara bagi kita bisa bersama. Aku ingin tahu bagaimana kabarmu dan berharap bahwa dengan menulis sebagai teman yang sangat baik, rasa sakitmu kau akan berkurang. Atau jika kau lebih suka tak memikirkan aku, jika itu membantumu merasa lebih baik, aku akan memahaminya. Dia menulis balasan keesokan harinya. Di baris judul aku
melihat sesuatu yang membuatku dingin sampai ke dalam jiwaku: "aku ingin bunuh diri ini sangat menyakitkan." Tanganku begitu gemetar. Butuh beberapa saat bagiku untuk menjadi tenang. Dengan beberapa ketakutan terbesar yang pernah aku miliki dalam hidupku, aku dengan takut-takut membuka email-nya: Hanya bercanda. Aku sangat sedih pada awalnya, tetapi aku lebih baik sekarang. Aku sangat serng memikirkanmu dan aku masih merindukanmu. Aku selalu tahu suatu hari nanti kau akan kembali. aku tak tahu mengapa aku membodohi diriku sendiri dan berpikir kau akan selalu berada di sini. Aku membiarkan diriku jatuh cinta denganmu. Ini salahku juga. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Ku pikir aku cukup dewasa untuk mendramatisir perasaan dan kesedihanku. Ya, aku merindukanmu, ingin bertemu dan ngobrol denganmu. Tapi tak ada yang bisa aku lakuka jadi emm, aku akan membiasakannya. Bulan depan aku akan pergi ke Kalimantan tapi aku masih tak bisa memutuskan apakah aku akan menerima pekerjaan yang ditawarkan padaku. Sebenarnya itu hanya alasan untuk jauh dari rumah sementara, dari ibu dan saudariku, hehehe. Dan apa kabarmu? Bagaimana kabarnya di sana? Jika dia berada di depanku secara pribadi aku mungkin akan berteriak karena marah atas sesuatu yang mengerikan yang ia sebut "lelucon.", Tuhan memiliki selera humor yang kejam, dan ia memberikannya kepada Grace kali ini saja, hanya untuk mengatakan bahwa aku adalah seorang tolol. aku membalas:
kau hampir memberiku serangan jantung! Tapi senang tahu kau akan baik-baik saja, hanya perlu waktu. Aku baik-baik saja. Merindukanmu. Hati-hati, selalu. Seminggu kemudian dia menulis dengan berita baik: Hi. Apa kabar??? 3 hari sebelum keberangkatanku ke Kalimantan. Aku memutuskan untuk bekerja di sana. Masih gugup tentang penerbangannya. Setidaknya aku masih memiliki 3 hari untuk mempersiapkan diri sebelum penerbangan. Kemarin aku bertemu orang asing dan tiba-tiba aku ingat kamu dan semua kenangan kembali begitu saja. Aku merindukanmu, sangat merindukanmu .... kita menulis email setiap beberapa minggu sekali hanya untuk saling menyapa. Aku bahkan menulis sebuah email yang memberitahukan padanya tentang bagaimana keluargaku merayakan Natal. Sekitar tiga bulan kemudian, dia mengirimi aku pesan yang mana dia sangat gembira: Hiiiiiiiii ... Membaca suratmu membuatku sangat rindu keluargaku. Pada malam Natal aku sendirian tanpa keluargaku bahkan pada Hari Natal aku masih bekerja. Perusahaan ini memberi kita libur tapi aku lebih suka bekerja daripada hanya tinggal di kamarku yang membuatku lebih merindukan mereka. Sekarang hubunganku dengan keluargaku jauh lebih baik, terutama dengan ibuku, kita bicara banyak meskipun hanya melalui telepon. Coba tebak? aku sangat gembira dan senang bahwa dalam beberapa bulan aku dan 2 teman lainnya akan pergi ke Amerika. Perusahaan ini telah memberi kita beasiswa. kita akan ada di sana selama 3 bulan, dan mungkin jika kau tak sibuk kau akan menunjukkan semuanya. Mungkin kau bisa menunjukkan
padaku bagaimana keluargamu merayakan Natal secara pribadi. Aku sangat bersemangat untuk pergi. Apa yang bisa aku lakukan? Melihat dia lagi hanya akan menyakiti hatinya lagi, membuat lebih sulit baginya untuk melanjutkan hidupnya. aku menulis balasan: Aku harap aku bisa melihatmu. Aku merindukanmu dan berpikir tentangmu kadang-kadang. Tapi aku juga tahu kau mungkin memiliki pria yang ingin mengenalmu, mungkin sudah jadi pacar. Dan ketika kau datang ke Amerika, begitu banyak pria yang akan mau bersamamu. Mungkin kau akan melupakan semua tentangku. Pria Amerika tergila-gila wanita Asia, berpikir bahwa kau begitu seksi dan cantik dan eksotis. Jika kau dibesarkan di Amerika, aku tak akan pernah bersamamu karena kau sudah memiliki banyak pria di sekitarmu. Aku ingin kau bahagia bahkan jika itu bukan bersamaku. Kau wanita yang hebat dan pantas bersama seseorang yang sama baiknya denganmu. Jika kita dapat melihat satu sama lain, mungkin kita hanya akan melihat satu sama lain sebagai teman saja. Aku tak ingin berpura-pura atau berbohong atau menjanjikan apa-apa ketika kau akan berada di sini hanya dalam waktu singkat. Aku tak pernah ingin melihat kau terluka bahkan secara tak sengaja. Aku merasa sangat tak enak ketika kau sedih saat aku pergi. Kau membuatku begitu bahagia selama satu tahun dan aku menyakitimu. Hanya harap berhati-hati ketika kau datang ke sini. Banyak pria Amerika, terutama pada usia universitas, hanya ingin mendapatkan seks dan akan berbohong untuk mendapatkannya, bahkan berpura-pura jatuh cinta dan
kemudian meninggalkanmu setelah pertama kali berhubungan seks. Aku tak ingin melihatmu terluka oleh siapa pun. Jaga diri. Dia tak menulis balasan selama hampir tiga bulan. Kemudian gempa bumi melanda Indonesia. Aku menulis, menanyakan apakah semuanya OK. Dia menulis: Terima kasih lagi. Aku di Australia dan aku punya banyak teman Australia sekarang. Aku bekerja di perusahaan Australia tapi tetap aku tak peduli. Aku tak mencari hubungan romantis dengan pria Australia atau dengan orang asing manapun. Sebut aku terlalu sentimental tetapi ketika kau pergi, itu sangat menyakitiku. Sampai sekarang aku masih menyembuhkannya. Sekarang aku hanya fokus pada karirku. Akhir-akhir ini aku cukup dekat dengan seseorang (orang Indonesia) tapi masih belum yakin tentang dia. Jadi perusahaan mengirim dia ke Australia sebagai gantinya. Aku yakin dia meminta untuk itu, dan aku tak menyalahkannya. Apa yang salah denganku bahwa aku menolak kesempatan lain untuk berada bersama wanita yang hebat dan luar biasa? Aku menulis: Aku sangat menyesal aku menyakitimu. Aku tak pernah ingin melihatmu terluka. Kau telah begitu luar biasa bagiku. Aku berharap sesuatu yang berbeda dan kita bisa bersama. Aku mencintaimu, dan aku selalu. Berada bersamamu adalah tahun terbaik dalam hidupku. Jadi jangan terluka oleh kenangan kita berdua bersama-sama. Cari seseorang yang spesial untuk masuk dalam hidupmu.
Apakah itu seorang Australia yang kau temui, atau teman baikmu sekarang. aku lebih tua darimu dan satu hal aku sangat mengerti adalah bahwa aku menyesal pada waktuku yang kubuang, waktuku bisa bersama seseorang. Jangan menunggu untuk melihat apakah dia lebih dari seorang sahabat. Cari tahu sekarang. Bisa jadi kebahagiaan adalah tepat di depanmu, menunggumu. Dia menulis balasan: Hi. Sejak awal aku tahu bahwa suatu hari nanti kau akan pergi. kau akan kembali ke kehidupanmu di Amerika. Waktu itu aku pikir aku akan baik-bak saja ketika kau pergi. Tapi 10 bulan denganmu ada begitu banyak, hal-hal yang telah kau tunjukkan padaku, begitu banyak. Hal-hal yang aku telah berbagi, aku selalu mengeluh tentang banyak hal. Aku bingung dengan perasaanku sendiri waktu itu. Satu hal yang aku tahu aku selalu ingin bersamamu dan itu bukan hanya karena seks. Aku suka ketika kita berbicara atau menonton film, berjalan-jalan dll. Aku tahu hubungan kita bukan untuk selamanya. Aku tak boleh membiarkan perasaanku menguasaiku. Tapi itulah yang terjadi. Tapi sekarang aku baik-baik saja, aku sehat, aku OK, aku senang dengan keluargaku, pekerjaan, teman-teman. Tapi untuk kehidupan pribadiku, aku tak ingin membuat keputusan terburu-buru, aku memiliki fokus lain, yaitu karirku, aku akan bertemu dengan seseorang suatu hari nanti pada saat yang tepat, dan aku menunggu hari itu. Aku minta maaf karena membuatmu merasa bersalah atau sedih mungkin karena aku. Tolong jangan, Aku baik-baik saja. Maaf jika email terakhirku terdengar seperti menyalahkanmu. Ini hanya tentang aku,
diriku, dan aku tak ada hubungannya dengan orang lain termasuk kamu. aku menulis balasan: Hai lagi, aku benar-benar menikmati berbicara denganmu begitu banyak belakangan ini. Itu salah satu hal yang aku rindukan tentangmu. Sama seperti yang kau katakan, aku sangat menikmati kebersamaan denganmu, berbicara, berjalan, memegang tangan, akan makan atau menonton film bersama atau konser. Dan seks ... seks begitu banyak. Kau memiliki sebuah hati yang begitu baik. Cinta mengejutkan kita berdua. Aku mencoba untuk tak jatuh cinta denganmu, tapi aku mencintaimu. Kau adalah seorang wanita yang spesial, dan aku ingin kau bahagia. Aku masih berpikir kau harus bicara dengan temanmu, melihat apakah ia ingin bersamamu. Tapi tentu saja itu pilihanmu. Dia menulis balasan untuk terakhir kalinya: Yup aku yakin menikmati seks denganmu. Begitu banyak seks ... Aku rindu penismu dalam diriku. Aku suka menggunakan mulutku pada penis besarmu dan aku menyukainya ketika kau begitu kasar. Aku punya banyak waktu akhir-akhir ini karena aku cuti, aku sekarang dan akan kembali bekerja segera. Kembali ke masalah yang nyata. Tapi aku cinta pekerjaanku. Jangan khawatir aku selalu bahagia. Kau mengatakan padaku banyak hal, untuk tak takut menjadi diri sendiri, itu memberiku keberanian dan kepercayaan diri. Itu yang aku sangat rindukan tentangmu ... Kecuali satu email terakhirnya, itu adalah yang terakhir aku dengar kabar darinya.
*****
Bab 13 Hanya Maria yang bisa terus menulis padaku, dan terus menulis, berdebat, dan berdebat, dan cintaku padanya begitu kuat, aku terus menulis bahkan ketika dia marah denganku dalam surat-suratnya, bahkan lebih marah daripada ketika kita bersama-sama. Surat pertamanya padaku dipenuhi kerinduan, dan datang setiap minggu: Halo, Sekali lagi hanya kau dan Tuhan yang tahu kebenarannya. Terima kasih jika kau tak pernah melupakanku dan akan terus menulis padaku. Sekali lagi terima kasih. Aku tak bisa membencimu karena aku mencintaimu. Aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu karena aku percaya kau jujur, sabar, penuh kasih dan orang yang setia. Aku punya keyakinan pada hal itu. Aku senang mengetahui kau OK. kau pasti gembira karena kau bisa bertemu keluarga dan temanteman lamamu dan akan mengajarkan lagi. Di sini aku masih berusaha untuk bertahan hidup. Aku tak ingin pergi kemanapun pada awalnya. Tadi malam temanku membawaku ke pesta berharap aku akan merasa santai. Ada sedikit orang asing di sana, hanya mengingatkanku padamu. Itu sebabnya aku tak ingin pergi ke tempat-tempat yang dapat mengingatkanku padamu. Bukan salahmu, hanya saja bagiku kita memiliki kenangan
indah begitu banyak di sana dan itu menyedihkan karena sekarang aku tahu itu hanya kenangan. Maaf, aku benar-benar membutuhkan waktu untuk menerima ini dan itu tak mudah bagiku ... benar-benar tak mudah. Aku belum memikirkan tentang pergi ke sekolah atau tempat kerja lain atau bahkan bepergian untuk saat ini. Aku berfokus membuat diriku bisa menerima bahwa kita tak bersama lagi. Dia menulis minggu depannya: Hari ini aku berbicara dengan temanku. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku memiliki kenangan begitu banyak kenangan indah denganmu. Kau membawa banyak hal positif dalam hidupku. Kau memberiku ulang tahun yang tak terlupakan, kau membuatku nyaman dengan pelukan hangatmu, bagaimana kau melindungiku ketika kita pergi berenang, bagaimana sabarnya engkau dengan emosiku, kau selalu mencoba untuk memberikan begitu banyak klimaks, bagaimana kau mendorongku untuk melanjutkan sekolah, memberikan aku pengetahuan tentang musik, film, dan budaya negara lain. Yang terakhir yang benar-benar menyentuhku adalah bagaimana kau bersikeras mengajarku berenang dan kau melakukannya. Aku tak akan pernah melupakan itu. Ini sangat berarti bagiku. Kau menyentuh dan mempengaruhi kehidupanku dengan cara berpikirmu. Minggu depan datang email lainnya: Kemarin aku menikmati hari libur. Temanku membawaku ke sebuah danau tempat kita pergi sebelumnya, berharap tak akan mengingatkan aku padamu. Dibutuhkan 2 jam perjalanan. Ketika aku sampai di sana mengingatkan aku padamu. Dari sana kita makan siang di sebuah bendungan
yang terlihat seperti danau dan lagi-lagi mengingatkan aku ketika kita berada di danau. Ohhhhh aku hanya tersenyum ketika aku berpikir tentang hal itu. Aku mengatakan kepada temanku bahwa aku harus menerima bahwa kau menghantuiku kemanapun aku pergi. Hari ini aku tak menangis tapi tubuhku sangat merindukanmu terutama payudaraku. Hanya berpikir tentang apa yang kita lakukan membuat puting keras dengan sendirinya. Tadi malam aku tak bisa menahannya lagi sehingga aku mencoba bermain dengan diriku sendiri dan berpikir tentang apa yang kita lakukan di depan hotel dan pagi itu. Dan coba tebak, aku klimaks. Kemudian aku menggunakan jari-jariku di pantatku dan mendapatkannya lagi berpikir tentangmu di dalam sana. Kadang-kadang aku menggunakan pisang di sana dan mencoba untuk berpura-pura itu adalah kau. Besok temanku pergi untuk mengunjungi pacarnya selama 10 hari. Jadi aku harus sendiri lagi. Dia akan sering mengirimi aku email sejenis ini. Aku mencoba menjawab pada hari berikutnya. Kadang-kadang emailnya pendek seperti ini: Apa kabar? Sudah mengajar lagi? Bertemu cewek baru? Kadang-kadang lebih panjang, penuh kerinduan: Barusan pergi ke pernikahan temanku, memikirkan kau sepanjang hari. Ohhhh ampun aku sangat merindukanmu, merindukan untuk memberikan seribu ciuman, merasakan hangatnya pelukanmu, menyentuh tanganmu, wajahmu, hidung, dagu, penismu dalam mulutku dan pantat ... rindu duduk di pangkuanmu, rindu kau mengikatku lagi. Ohhhh apa yang bisa kulakukan??? Merasa begitu hampa
sekarang karena aku tahu aku tak bisa merasakan lagi. Kadang-kadang ia mengirim email marah untukku: Jangan salahkan takdir. Jika seorang pria benar-benar mencintaimu terutama orang asing ia akan membawamu bersamanya. Tetapi jika ia tidak maka ia tak mencintaimu, hanya perlu kedekatan denganmu sejak ia ada di sini. Jika ia mencintaimu dan ingin tetap berhubungan itu karena dia ingin terlihat baik di matamu. Hampir di setiap email, kau mengatakan tak ada yang bisa kita lakukan. Sekarang aku mengerti apa maksudmu dan apa yang benar-benar kau rasakan tentangku. Kau bilang kau akan menulis padaku selama aku membutuhkan. Ini berarti kau menulis padaku hanya karena kau tak ingin menyakitiku lebih banyak lagi, bukan karena kau benar-benar ingin tetap berhubungan denganku. Aku hanya ingin tahu yang sebenarnya. Aku lebih suka mendengar kau mengatakan bahwa kau tak mencintaiku karena kau benar-benar tak mencintaiku. Bahkan jika itu sangat menyakitiku, tapi setidaknya itulah yang sebenarnya. Aku sudah tertipu berkali-kali dalam hidupku dan aku sangat lelah menghadapinya. Email berikutnya dia memohon padaku: Tolong, KAU INGIN MENIKAHIKU ATAU TIDAK? kita saling mencintai satu sama lain. Aku tahu itu bisa berhasil. Kita dapat menemukan cara untuk membuatnya berhasil entah bagaimana caranya. Aku hanya perlu tahu kau mencintaiku dan akan menikahiku. Kita dapat memiliki hidup yang luar biasa bersama-sama, kau dan aku dan seorang anak laki-laki dan perempuan. Aku mengenalmu selama berbulan-
bulan dan aku bisa merasakan chemistry antara kita. I Love You dan tak ingin pria lain. Aku ingin menghabiskan hidupku denganmu. APAKAH kAU INGIN MENIKAHKU??? kita punya waktu untuk mencari tahu bagaimana membuatnya berhasil. Aku akan melakukan apapun untukmu dan kau dapat melakukan apapun untukku. Aku menangis saat aku menulis balasan padanya: Maafkan aku. Aku mencintaimu tapi aku tak bisa bersamamu. Aku mencintaimu, tapi aku tak bisa menikahimu. Aku memiliki begitu banyak ketakutan untuk menikah lagi karena semua rasa sakit atas perceraianku. Aku juga sangat takut kau akan berubah dan tak lagi mencintaiku jika kita tinggal di AS, seperti apa yang terjadi dengan mantan istriku. Itulah mengapa hal itu hanya mungkin bagi kita untuk bersamasama jika kita berada di Asia. Wanita Asia berubah setelah mereka datang ke Amerika. Mantan istriku adalah orang Asia, aku tahu itu. Email balasannya sedih, tapi menerima: Yah, aku mengira kau akan berpikir aku sekarang ini sebagai gadis yang hanya ingin memaksamu untuk menikahinya. Aku harap kau akan bahagia, memiliki anak-anak kecil bahkan jika itu tidak denganku. Semuanya begitu sulit bagiku. Aku mencoba selama berbulan-bulan untuk menerima itu dan aku lakukannya. Tapi tetap aku tak bisa menahan diri, pikiran dan tubuhku merindukanmu. Aku tak bisa. Tubuhku sangat merindukanmu. Terima kasih telah mencintaiku tapi tak percaya dan menilaiku, bahwa aku akan seperti mantan istrimu. Itu menjelaskan semuanya. Tapi ok, aku bisa menerima itu. kau
tak perlu khawatir tentangku. Aku menulis balasan: Kau dapat marah denganku seperti yang kau mau. Kau dapat merasa kasihan padaku atau mengatakan hal-hal buruk lainnya. Aku menerima bahwa, jika hal ini membantumu untuk mengurangi rasa sakitmu dan memahami mengapa kita tak bisa bersama-sama. Aku tahu dari pengalaman apa yang bisa terjadi dan aku memiliki ketakutan mengerikan apa yang akan terjadi lagi, dan bahwa aku akan melalui rasa sakit lagi. Aku katakan tentang ketakutanku tentang menikah lagi bulan yang lalu. Aku selalu berhati-hati untuk mengatakan apa yang kita miliki hanya akan berlangsung selamaku di Indonesia. Aku ingin kau menerima itu. Itu juga tak mudah bagiku. Aku masih memikirkanmu setiap hari. Sebagian besar waktuku berpikir bagaimana aku menyakitimu, bahkan ketika aku melakukan yang terbaik untuk menghindarinya. Untuk itu aku minta maaf. Email-nya menjadi lebih menerima dari waktu ke waktu: Ya, aku masih berpikir tentangmu. Benar-benar begitu merindukanmu. Minta maaf karena aku tak bisa melupakanmu dan mencoba untuk memiliki hubungan baru. Apa yang kita miliki begitu indah bagiku, sehingga tak mudah kulupakan. Tolong beri aku waktu. Dengan siapa kau membicarakan tentangku? Berharap kau mengatakan hal-hal yang baik, bukan seperti, "Ada seorang gadis yang sangat mencintaiku dan memaksaku untuk menikahinya." Hari-hari ini aku cukup sibuk dengan pekerjaan karena aku
punya acara Ramadhan. Dia bahkan mengirim email bagus ini: Aku menyanyikan: Selamat ulang tahun untukmu 2x Selamat ulang tahun, sayang, Selamat ulang tahun untukmu. Aku berharap aku bisa menyanyi ini di depanmu. Berharap kau mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup terutama kebahagiaan. Semoga kau berumur panjang, sehat, sukses dalam karir, dan memiliki keluarga yang diberkati. Aku ingin kau memiliki keluarga, memiliki anak bahkan jika itu tidak denganku karena aku tahu kau menyukai anak-anak dan kau akan menjadi ayah yang hebat. Terima kasih untuk pengertian dan kesabaran dalam menghadapi cintaku. Maaf sudah mengganggumu dengan email-ku. Terima kasih untuk saran dan dukunganmu. Aku masih belajar untuk menyembuhkan hatiku dari kehilanganmu, tapi aku berjanji aku tak akan mengecewakanmu. Aku akan melanjutkan hidupku. Sekali lagi, selamat ulang tahun. Emai-nya menjadi penuh dengan sukacita hingga dia harus berbagi denganku: Hari ini aku bangun dan sangat menyukai cuaca hari ini. Itu membuatku bahagia. Menyadari Hal-hal kecil saja yang kita tak pernah beri perhatian dapat membawa kebahagiaan yang begitu besar di semua kehidupan kita. Ohhh, itu hari yang baik di mana orang berkumpul dan bersyukur untuk hidup mereka dalam setahun. Aku senang bisa merayakan bersamamu tahun lalu. PS: Izinkan aku untuk memberikan ciuman! Izinkan aku untuk berpura-pura mengisap penis besarmu dan kau mengikatku dan mentarik putingku sampai aku klimaks!
Kadang-kadang aku bisa merasakan kesepian bercampur dengan sukacita: Merasa sangat lelah mempersiapkan semua hal. Tapi aku menyukainya karena itu membuatku tetap sibuk. Hari ini adalah Hari Valentine. Selamat Valentine. Semoga hari kau penuh dengan cinta dan kau dapat menghabiskannya dengan orang yang kau cintai. Aku menghabiskan Valentineku dengan berenang, mengapung sebenarnya, pada sore hari di hotel kita sebelumnya. Setelah itu aku pergi ke mal, membeli gaun untuk diriku sendiri, makan malam, lalu pulang. Sekali lagi, Happy Valentine. Love You. Lalu ia mengirim aku dua email berisi dengan kekhawatiran dan selamat tinggal: Hai, ku harap semuanya baik-baik saja di sana. Tadi malam aku bermimpi tentangmu lagi. Kau berada di rapat di mana orang-orang menyalahkanmu untuk sesuatu hal. Setelah rapat kita bertemu satu sama lain dan aku bertanya apa yang terjadi. Kau hanya memelukku dan menangis, mengatakan aku minta maaf. Aku memelukmu dan berkata tak apa-apa. Setelah itu kita akan pergi ke suatu tempat kemudian tiba-tiba kau lenyap begitu saja. Aku harap semuanya berjalan dengan baik di sana. Yang berikutnya: Aku minta maaf karena membuatmu khawatir, itu tak adil untukmu. Aku tahu kau telah melanjutkan hidupmu dan kau tak ingin hidup di masa lalu lagi. Tapi aku selalu membawamu kembali ke masa lalu. Memang benar aku masih merindukanmu dan mencintaimu. Tapi sekarang aku menyadari itu masalahku bukan masalahmu hingga tidak
benar jika aku terus mengingatkanmu tentang hal itu dan membuat kau khawatir. Aku akan baik-baik saja, aku bisa bertahan selama bulan-bulan terakhir ini, jadi aku juga akan bertahan untuk bulan-bulan berikutnya. Aku perlu waktu untuk menyembuhkannya karena jujur saja aku takut dan lelah untuk memulai hubungan baru, jatuh cinta tapi pada akhirnya selalu menjadi orang yang ditinggalkan. Mungkin cinta bukanlah segalanya dalam hidup. Aku pikir sekarang saatnya aku untuk mengucapkan selamat tinggal padamu. Membebaskanmu dari beban pikiran dan khawatir tentangku. Untuk terakhir kalinya aku menyesal, sangat menyesal untuk mengikatmu dengan masalahku. Jangan khawatir aku akan baik-baik saja. Sungguh, aku akan baik-baik saja. Terima kasih untuk semuanya. Tolong berhenti khawatir, Ok, aku ingin kau untuk memiliki kehidupan yang bahagia, Itulah bagaimana kita berakhir. Atau itu yang ku pikir. Dua bulan kemudian Maria mengirimiku email terpanjang: Aku pergi ke Lombok untuk liburan. Hampir semuanya orang asing, kecuali pemadu yang mengelola feri ke pulau itu. Aku tinggal di hotel, di mana ada sebuah klub dan musik. Dua orang asing menatapku begitu kuat. Mereka berdua memintaku untuk menari. Mereka memelukku begitu dekat. Aku tahu mereka ingin melakukan sesuatu padaku. Tapi pemandu itu, ia juga berada sangat dekat denganku. Lalu aku menyadari bahwa ia juga ingin bersamaku. Aku mengucapkan selamat malam untuk semua orang dan pergi ke kamarku sendiri. Malam itu aku bermimpi di mana kedua pria itu tak hanya menari denganku tetapi mencium leherku dan telinga seperti
dulu. Aku begitu senang setelah menari dengan mereka. Mereka memintaku untuk pergi ke kamar mereka dan aku sangat terangsang hingga aku setuju untuk pergi. Di dalam kamar mereka mereka berdua membuatku sangat horny dengan ciuman dan menyentuh payudaraku dan mulai melepas pakaianku. Kemudian pemandu ini datang ke dalam kamar, ingin melindungiku. Tapi dia begitu terangsang dengan tubuh telanjangku hingga ia malah bergabung. Aku mengambil ketiga pria di mulutku satu per satu dan mereka semua menggunakan mulut dan pantatku seperti kau dulu. Pemandu itu mengambil fotoku dan memberitahuku pagi harinya aku harus berhubungan seks dengan dia dan dengan wisatawan itu atau ia akan menaruh foto itu di internet di mana setiap orang dapat melihatnya. Aku setuju, dan menjadi pelacur, berhubungan seks dengan beberapa pria setiap hari. aku bangun sangat basah dan merasa sangat malu. Seminggu kemudian aku kembali bekerja. Ingat bagaimana aku pernah bilang ada orang di tempat kerja yang pernah bercanda bahwa ia ingin memiliki affair denganku. Kadang-kadang aku memakai celana dalam yang kau berikan padaku untuk mengingatkanku padamu. Itu sangat ketat dan menggesekku dengan cara yang sangat seksi. Mengenakannya dengan celana ketat benar-benar menonjolkan pantatku. Kadang-kadang celana dalam itu membuatku begitu terangsang dan begitu basah hingga aku tak tahan. Hari itu aku memakainya dan orang di tempat kerjaku bilang dia ingin menaikiku. Aku hanya mengatakan padanya dengan tenang bahwa apa yang dia katakan itu tak sopan.
Tapi malam itu aku bermimpi lagi, di mana dia menyerangku di tempat kerja, menarik ke bawah celana panjang dan celana dalamku dan dia benar-benar menaikiku, di atas mejaku. Kemudian dua orang lain di tempat kerja masuk dan melihat kita, dan agar mereka tidak bilang apapun, aku membiarkan mereka menaikiku juga. Kemudian mereka bilang aku harus selalu melakukan apa yang mereka inginkan, selalu memberi mereka seks atau semua orang di kantor akan tahu aku adalah perek. Jadi mereka bertiga selalu menaikiku setiap akhir pekan di hotel. Kadang-kadang ketiga orang menaikiku di tempat kerja juga. Kadang-kadang mereka menaikku satu demi satu. Kadang-kadang ketiganya bersama-sama, satu di vaginaku, satu di pantatku dan yang lainnya di mulutku. Seringkali mereka mengikatku sangat erat seperti yang kau lakukan. Mereka mengijinkan pemilik hotel menaikiku juga. Kadangkadang mereka membawa teman-teman mereka dan tiga lubangku begitu sakit. Aku bangun sangat basah dan malu juga pada malam itu. Tolong, kau mengenalku dengan baik. Aku tak seperti ini. Aku bukan perek yang menunjukkan dari bagian tubuh pribadinya pada semua orang. Mengapa ini terjadi padaku? Aku menulis balasan: Tak ada dalam dirimu, selama kita bersama-sama, pernah menunjukkan kau akan menjadi seorang wanita yang hanya ingin atau berpikir tentang seks. Ingat, kau masih memiliki keperawananmu. Dan kita pernah bersama beberapa bulan. Tentu saja kita melakukan banyak hal, dan kau jelas mendapatkan banyak klimaks.
Aku berpikir kau bersikap tak menginginkan seks. Tapi mungkin kau tampaknya merindukan klimaks. Dan mungkin orang-orang bisa melihat itu. Tapi aku rasa kau melakukan apa yang benar untukmu. kau tak siap untuk seks ketika kita bersama selama berbulanbulan, jadi satu malam dengan orang asing atau steman kerja akan salah untukmu. kau harus menunggu seorang pria yang kau rasa mencintaimu, yang ingin bersamamu seumur hidup, dan kemudian berhubungan seks ketika kau siap. Tapi bepikirlah seperti ini. Sekarang kau tahu banyak pria berpikir kau seksi. Jadi mungkin kau harus pergi dimana kau bertemu denganku, mencari pria secara online, dan pastikan untuk mengatakan kau ingin bertemu seorang pria yang sedang mencari cinta, bukan hanya seks. Tentang bule, ya kita selalu berpikir tentang seks. Sebenarnya kita mencari cinta juga, tapi yang lebih muda hanya seks saja. Seorang bule yang bisa berhubungan seks segera denganmu pasti tidak mencari cinta, hanya seks. Dan liburan adalah waktu di mana mereka hanya mencari seks cepat. Jika kau bertemu bule lain, tanyakan berapa lama mereka akan berada di sini. Mungkin kau akan lebih beruntung dengan ekspatriat sepertiku, dan bukan hanya turis yang ada di sana selama beberapa hari. Dan kau mungkin harus mencari orang-orang tua lainnya sepertiku, yang akan sangat senang dengan gadis seksi muda. Jaga dirimu. Dia menulis balasan, kekhawatirannya jauh berkurang dan jauh lebih bahagia. Aku senang bahwa: Ohhh, kau begitu nakal padaku. Aku rindu begitu, kau
mengikatku dan tanganmu pada payudaraku dan penismu dalam mulut aku dan pantatku. kau benar, aku merindukan klimaks. Ohhh, tahun lalu aku klimaks sepanjang waktu dan sekarang aku tak mendapatkannya sama sekali. Terima kasih banyak untuk dukunganmu, dan aku akan ingat itu. Tapi aku akan mencari seorang pria dewasa karena entah kenapa aku menikmati menghabiskan waktu bersama orangorang sepertimu. aku pikir orang dewasa akan suka sentuhanku. Aku pikir dia akan suka jika aku memintanya untuk mengikatku seperti kau dulu dan aku menginginkan penisnya seperti yang aku lakukan denganmu. Aku akan mencoba saranmu yang lain, pencarian online. Aku baru saja menemukan sebuah website online dating dan sudah mendaftar. Doakan aku semoga beruntung. Ngomong-ngomong aku punya kabar baik. Aku telah dicium minggu lalu! bukan oleh manusia tetapi oleh lumba-lumba. Ada pertunjukan lumba-lumba. Ini mimpi masa kecilku untuk bertemu dan mencium lumba-lumba. Aku orang tertua yang menunggu di baris untuk dicium lumba-lumba. Jadi sangat senang. Jaga diri. Begitulah Maria dan aku berakhir, dia lebih bahagia dan berharap untuk mendapatkan pria lain. Dengan Grace, ia seakan tak ingin orang lain sampai jangka waktu lama, tapi sangat bahagia dalam pekerjaannya dan lebih percaya diri. Aku pikir itu hampir menjadi akhir yang bahagia. Ternyata aku salah. *****
14 Tamat Akhir Selamat Tinggal Beberapa bulan kemudian aku menulis untuk Grace dan Maria: Aku mengetahui minggu ini dari dokter sesuatu yang sangat serius. Ini adalah alasanku menulis padamu, karena aku ingin bicara kepada semua orang yang penting bagiku, termasuk kamu. Aku telah bicara dengan semua keluargaku, temanteman lamaku. Aku juga ingin menulis padamu karena kau begitu spesial. Aku menderita kanker, di ginjalku. Ini sangat serius. Aku pikir peluangku sangat bagus dan aku akan hidup panjang umur. Para dokter di sini sangat baik. Aku kuat, dan lebih muda dari kebanyakan orang yang memiliki sejenis kanker ini. Tapi dengan kanker selalu ada kesempatan sesuatu bisa menjadi sangat buruk. Memiliki kanker membuatku berpikir tentang apa yang penting dalam hidupku. Itulah mengapa penting bagiku untuk bicara dengan semua orang yang penting bagiku. Kau sangat spesial dan hebat. Sebelum aku meninggalkan Indonesia aku berpikir dengan sangat lama tentang apakah bisa bersama denganmu. Aku berpikir tentang menikah denganmu, dan aku tahu kau ingin menikahiku. Aku tahu bahwa kau sekarang lebih baik, bahagia, dan tak lagi terluka karenaku. Aku ingin kau memiliki hidup yang panjang dan bahagia dengan seseorang yang kau cintai. Tak peduli apa yang terjadi, aku peduli padamu. Aku ingin
melihat kau bahagia. Aku akan bertahan melawan kanker. Aku yakin aku akan hidup lama, dan suatu hari kelak aku ingin berbicara denganmu tentang seseorang yang istimewa dalam hidupmu, pacarmu, kemudian suami dan anak-anakmu. Tak peduli apa yang terjadi, aku peduli padamu. Aku ingin melihat kau bahagia. Hati-hati, selalu. Ingat, hidup ini berharga dan indah dan cantik, secantik dirimu. Grace menulis balasan padaku: Aku sangat sedih mendengar bahwa sekarang kau mengidap kanker, aku ingin kau untuk fokus pada perawatanmu. Aku tahu dan aku yakin kau akan bertahan hidup. Kau harus bertahan hidup karena aku masih ingin berbagi banyak hal denganmu. Aku akan selalu berdoa untukmu dan memberikanmu dukungan dari sini dan aku akan selalu berada di sini bila kau membutuhkan seseorang untuk berbagi. Jaga dirimu. Aku akan berdoa operasi akan berjalan dengan baik dan kau akan segera sehat kembali .... aku menulis balasan: Terima kasih untuk doa-doamu. Aku akan baik-baik saja. Aku akan menjalani operasi minggu ini, dan menjadi lebih baik segera dan berumur panjang. Hati-hati, harapanku selalu yang terbaik untukmu. Aku tak tahu mengapa Maria tak menulis balasan. Seminggu kemudian aku harus operasi. Kankerku telah diangkat. Aku mengalahkan kankernya. Aku akan hidup panjang umur. Aku bertanya-tanya apakah Tuhan memberiku kanker untuk
menghukumku karena dosa-dosaku, untuk kebanggaan dan arogansiku, atau hanya untuk membuatku menghargai karunia dan keajaiban hidup. Bayangkan jika pekerjaanku di Indonesia lebih lama. Kanker mungkin tak pernah diketahui sampai akhirnya sudah terlambat. Aku akan bersama dengan tiga wanita yang luar biasa, dan mungkin meninggal karena kanker dan mereka bertiga akan lebih sedih dan terluka. Lebih sedih lagi adalah jika aku memiliki anak dari salah satu wanita itu atau bahkan ketiga dari mereka dan anak-anak dibesarkan tanpa keberadaanku sebagai ayah bagi mereka. Tuhan itu kejam tapi juga bijaksana dan penyayang. Aku pernah memanggil Tina dengan panggilan Cancer Girl, tanpa berpikir. Sekarang aku Cancer Man. Bukan, aku korban yang selamat dari kanker. Sesungguhnya, Tuhan Maha Pemaaf dan jauh lebih bijaksana dari siapa pun. Tentu jauh lebih bijaksana dariku dalam semua kebodohanku. Beberapa bulan kemudian Grace dan Maria mengirimiku permintaan teman di Facebook. Maria tak pernah mengatakan sepatah kata pun tentang perlawanan kankerku. Homepage Grace menunjukkan kerjanya di Kalimantan. Dia lepas tangan pada bisnisnya, membiarkan partnernya mengambil alih pekerjaannya. Dia ingin pergi jauh, melupakanku. Jadi dia bahagia dalam pekerjaannya di perusahaan pertambangan. Dia tahu lebih baik, daripada pergi ke bar ke tempat orang-orang asing bekerja sebaliknya ia bekerja keras dan sering lembur, untuk mendapatkan banyak uang, dan lupa kesedihannya. Halaman Facebooknya menunjukkan dia tersenyum, dengan semua teman-teman
barunya di kantor. Halaman Maria menunjukkan perjalanannya, di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dia mengatakan pada halaman-nya tentang keinginan untuk melihat Meksiko dan Kuba karena apa yang aku katakan, bahwa keduanya adalah tempat yang indah. Dan bahwa para pra akan mengejarnya ... Namun setelah hanya dua bulan, keduanya tak lagi menginginkanku sebagai teman di Facebook. Aku tak tahu apa yang terjadi karena mereka tak mau menjawab emailku. Tapi aku bisa menebak. Hal ini tak sulit untuk dipahami. Mereka masing-masing melihat wanita Indonesia lainnya juga terdaftar sebagai temanku, dan menjadi marah. Akhirnya mereka melihat secara online karena mereka belum pernah bertemu secara langsung, wanita-wanita lain dariku. Seorang wanita akan sering mengampuni seorang pria untuk bertemu wanita lain, tapi dia tak ingin memikirkan atau diingatkan tentang hal itu. Sesekali aku melihat untuk mengetahui apa yang mereka lakukan, apa yang mereka telah posting di internet. Aku masih sering memikirkan mereka dan akan selalu mencintai mereka. Aku berharap mereka tak lagi mencintaiku dan akan melupakanku. Tuhan selalu melihat. Dia selalu memperhatikan. Dia selalu tahu aku akan membuat kesalahan. Dia tahu bahwa aku hanya mengejar seks dan bukannya jatuh cinta. Dan tak ada yang bisa aku lakukan tentang semua itu. Bukan rasa bersalahku, bukan ketidakbahagiaan yang aku miliki, aku berharap ada wanita cantik dalam hidupku yang tak aku
punyai. Aku mencintai Indonesia, dan aku rindu orang-orangnya. Terutama ketiga wanita itu.
TAMAT *****